ANALISIS TINDAK TUTUR PADA FILM GARUDA DI DADAKU KARYA IFA IFANSYAH. Ekky Cintyaresi Sendilatta SMA Tarakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS TINDAK TUTUR PADA FILM GARUDA DI DADAKU KARYA IFA IFANSYAH. Ekky Cintyaresi Sendilatta SMA Tarakan"

Transkripsi

1 ANALISIS TINDAK TUTUR PADA FILM GARUDA DI DADAKU KARYA IFA IFANSYAH Ekky Cintyaresi Sendilatta SMA Tarakan Abstrak Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini (1) Bagaimanakah wujud lokusi dialog film Garuda di Dadaku karya Ifa Isfansyah? (2) Bagaimanakah wujud ilokusi dialog film Garuda di Dadaku karya Ifa Isfansyah? (3) Bagaimanakah wujud perlokusi yang muncul dalam dialog film Garuda di Dadaku karya Ifa Ifansyah? Hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut. Pertama, wujud lokusi yang terdapat dalam film Garuda di Dadaku yaitu (1) wujud lokusi yang berupa kalimat deklaratif (kalimat berita) (2) wujud lokusi yang berupa kalimat interogatif (kalimat tanya), (3) wujud lokusi yang berupa kalimat imperatif (kalimat perintah) dan (4) wujud lokusi yang berupa kalimat seru (ekslamatif ). Kedua, wujud ilokusi yang terdapat film Garuda di Dadaku yaitu (1) tindak konstantif meliputi mengutarakan, menunjukkan, memprediksikan, menginformasikan, mengumumkan, melaporkan, menilai, membuktikan, mengevaluasi, membantah, menyepakati, mempertanyakan, memprotes, menolak, merespon, menebak; (2) tindak direktif meliputi mengajak, meminta, memohon, bertanya, memerintah, melarang, membatasi, mengizinkan, menyetujui, memperingatkan, menyarankan; (3) tindak komisif berjanji, menawarkan, dan (4)tindak ekpresif yaitu meminta maaf, mengucapkan selamat, mengucapkan terima kasih, mengucapkan harapan, dan marah. Ketiga,wujud perlokusi yang terdapat film Garuda di Dadaku yaitu (1) upaya meyakinkan mitratutur tentang sesuatu, (2) upaya membohongi mitratutur tentang sesuatu, (3) upaya mencamkan mitratutur tentang sesuatu, (4) upaya menyenangkan mitratutur,(5) upaya membesarkan hati mitratutur, (6) upaya membuat malu mitratutur, (7) upaya membuat jengkel mitratutur, (8) upaya mempengaruhi mitratutur melakukan sesuatu. Kata Kunci: Tindak Tutur, Tindak Lokusi, Tindak Ilokusi, Tindak Perlokusi PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia harus berinteraksi dengan orang lain agar dapat bertahan hidup. Dalam interaksi dengan yang lain, manusia memerlukan suatu alat yaitu bahasa yang digunakan untuk menjalin komunikasi dengan baik dan benar. Bahasa merupakan alat komunikasi untuk Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari 381

2 menyampaikan pesan atau informasi. Aslinda dan Syafyahya (2007:34) menyatakan apabila seseorang ingin mengemukakan sesuatu kepada orang lain, maka apa yang ingin dikemukakannya itu adalah makna atau maksud kalimat. Namun untuk menyampaikan makna atau maksudnya itu orang tersebut harus menuangkannya dalam wujud tindak tutur. Tarigan (1986:33) mengungkapkan bahwa telaah mengenai bagaimana cara kita melakukan sesuatu dengan memanfaatkan kalimat-kalimat adalah telaah mengenai tindak ujar atau tindak tutur (speech act) yang meliputi yaitu : (1) tindak lokusi (melakukan tindakan untuk menyatakan sesuatu), (2) tindak ilokusi (melakukan suatu tindakan dalam menyatakan sesuatu), (3) tindak perlokusi (melakukan sesuatu tindakan dengan mengatakan sesuatu). Komunikasi yang wajar yaitu seorang penutur mengkomunikasikan sesuatu kepada mitra tuturnya dengan maksud agar mitra tutur tersebut dapat memahami apa yang disampaikan. Untuk itu penutur hendaknya selalu berusaha agar tuturannya selalu relevan dengan konteks yang jelas dan dapat dipahami. Peristiwa tutur dapat dilihat dalam fenomena aktual seperti yang terjadi dalam kehidupan anak-anak sehari-sehari dalam film Garuda di dadaku karya Ifa Ifansyah. Dalam film ini terdapat juga latar waktu, tempat, dan situasi. Film ini dapat menimbulkan peristiwa tutur dan tindak tuturnya yang seakan-akan nyata dari berbagai tindakan melalui dialog (proses komunikasinya). Hal ini menunjukkan adanya wujud konkret suatu peristiwa tutur yang didalamnya terdapat suatu pesan yang ingin disampaikan. Oleh karena itu tindak tutur pada film terdapat hubungan antara tindak tutur dan peristiwa tutur dalam lingkup imajinasi film. Film Garuda di Dadaku karya Ifa Ifansyah di dalamnya terdapat tindak tutur anak-anak yang khas seperti kepolosan dalam bertutur dan kejujurannya dalam mengungkapkan perasaan. Dalam film ini menggunakan bahasa percakapan sehari-hari yang mudah dimengerti oleh penonton. Jangkauan Masalah Jangkauan masalah dalam penelitian ini berfokus pada masalah tindak tutur pada dialog film Garuda di Dadaku karya Ifa Isfansyah. Oleh karena itu, konteks percakapan sehari-hari dan berbagai macam aktivitas yang terdapat di dalam film ini dianggap penting dalam penelitian ini. Ruang lingkup penelitian ini diarahkan pada pemakaian tindak tutur yang digunakan setiap tokoh ketika berkomunikasi dengan tokoh lainnya pada film Garuda di dadaku karya Ifa Ifansyah. Aspek yang diteliti secara pragmatis di dalam penelitian ini ada beberapa hal yaitu mendeskripsikan wujud tindak lokusi dialog film Garuda di Dadaku karya Ifa Ifansyah, wujud tindak ilokusi dialog film Garuda di Dadaku karya Ifa Ifansyah, efek perlokusi yang muncul dalam dialog film Garuda di Dadaku karya Ifa Ifansyah dan keterkaitan antara tindak lokusi, tindak ilokusi dan tindak perlokusi pada film Garuda di Dadaku karya Ifa Ifansyah. Tindak tutur merupakan perfomansi verbal yang dituturkan antar tokoh yang terdapat pada film Garuda di Dadaku karya Ifa Ifansyah. Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari 382

3 Perfomansi verbal ini dibatasi pada aktivitas tokoh pada film Garuda di dadaku saja. C. Pembatasan Masalah Dari jangkauan tersebut, permasalahan penelitian dibatasi pada: 1. Wujud lokusi pada film Garuda di Dadaku karya Ifa Isfansyah 2. Wujud ilokusi pada film Garuda di Dadaku karya Ifa Isfansyah 3. Wujud perlokusi yang muncul pada film Garuda di Dadaku karya Ifa Isfansyah 4. Keterkaitan antara tindak lokusi, tindak ilokusi dan tindak perlokusi pada film Garuda di Dadaku karya Ifa Ifansyah. D. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah wujud lokusi pada film Garuda di Dadaku karya Ifa Isfansyah? 2. Bagaimanakah wujud ilokusi pada film Garuda di Dadaku karya Ifa Isfansyah? 3. Bagaimanakah wujud perlokusi yang muncul pada film Garuda di Dadaku karya Ifa Ifansyah? 4. Bagaimanakah keterkaitan antara tindak lokusi, tindak ilokusi dan tindak perlokusi yang muncul pada film Garuda di Dadaku karya Ifa Ifansyah? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan : 1. Mendeskripsikan wujud lokusi pada film Garuda di Dadaku karya Ifa Isfansyah 2. Mendeskripsikan wujud ilokusi pada film Garuda di Dadaku karya Ifa Isfansyah. 3. Mendeskripsikan wujud perlokusi yang muncul pada film Garuda di Dadaku karya Ifa Isfansyah. 4. Mendeskripsikan keterkaitan antara tindak lokusi, tindak ilokusi dan tindak perlokusi pada film Garuda di Dadaku karya Ifa Isfansyah. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Bahasa Bahasa merupakan sistem lambang berupa bunyi yang bersifat sewenangwenang (arbiter) yang dipakai oleh anggotaanggota masyarakat untuk saling berhubungan dan berinteraksi Bloomfield (dalam Sumarsono, 2002:18). Bahasa mencakup dua bidang yaitu yaitu bunyi vokal dan arti atau makna. Bahasa sebagai bunyi vokal berarti sesuatu yang dihasilkan oleh alat ucap manusia berupa bunyi yang merupakan getaran yang merangsang alat pendengar. Sedangkan bahasa sebagai arti atau makna berarti isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan orang lain. B. Fungsi Bahasa Menurut Haliday (dalam Tarigan, 1986:5) ada tujuh fungsi bahasa yaitu: 1. Fungsi instrumental. Fungsi instrumental bertujuan untuk memanipulasi lingkungan penghasil kondisi tertentu sehingga menyebabkan suatu peristiwa terjadi. 2. Fungsi regulasi. Fungsi ini bertindak untuk mengawasi serta mengendalikan peristiwa-peristiwa. Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari 383

4 3. Fungsi representasional adalah penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan atau menyampaikan faktafakta. 4. Fungsi interaksional bertugas untuk menjamin serta memantapkan ketahanan dan kelangsungan komunikasi sosial. 5. Fungsi personal memberi kesempatan kepada seorang pembicara untuk mengekspresikan perasaannya, emosi, pribadi, serta reaksi-reaksinya yang mendalam. 6. Fungsi heuristik melibatkan penggunaan bahasa untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mempelajari seluk-beluk lingkungan. 7. Fungsi imajinatif sebagai sistem, gagasan, atau kisah imajinatif. Mengisahkan cerita-cerita dongeng, membaca lelucon, atau menulis novel merupakan praktek penggunaan fungsi imajinatif bahasa. C. Hakikat Tindak Tutur Menurut Wijana (1996:46) tindak tutur merupakan unsur pembentuk aktivitas berbahasa. Sedangkan Ibrahim (1993:294) menjelaskan bahwa tindak tutur adalah ujaran-ujaran yang merupakan tindakan (action). Tarigan (1986:33) mengungkapkan bahwa telaah mengenai bagaimana cara kita melakukan sesuatu adalah telaah mengenai tindak ujar arau tindak tutur (speech act). Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa tindak tutur adalah tindak verbal yang digunakan untuk menyatakan sesuatu sekaligus melakukan sesuatu. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa tindak tutur adalah sebuah proses aktivitas berbahasa yang berupa kalimat dalam bentuk ujaran (percakapan) antara penutur dan mitratutur untuk menghasilkan suatu tindakan. D. Klasifikasi Tindak Tutur Teori tindak tutur lebih dijabarkan oleh para lingusitik diantaranya J.L Austin (dalam Tarigan, 1986 : 37) dalam bukunya yang berjudul How to do things with words telah membedakan tiga jenis tindak tutur, yaitu : (1) tindak lokusi (melakukan tindakan untuk menyatakan sesuatu), (2) tindak ilokusi (melakukan suatu tindakan dalam menyatakan sesuatu), (3) tindak perlokusi (melakukan sesuatu tindakan dengan mengatakan sesuatu). E. Tindak Lokusi Tindak lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu (Wijana, 1996:17). Tindak lokusi dalam hal ini dikaitkan secara langsung oleh penutur dengan bentuk ujaran secara fasih atau tepat. Dengan demikian, yang menjadi fokus dalam tindak lokusi ini adalah isi dari ujaran yang disampaikan oleh penutur. Tindak lokusi pada dasarnya merupakan tindak tutur berisikan suatu pernyataan atau ungkapan saja. Oleh karena itu, tindak lokusi biasa disebut sebagai an act of saying something (Wijana, 1996:1). Tindak tutur lokusi ini hanya membuat mitra tuturnya tahu apa yang dinyatakan itu tanpa tanpa disertai unsur nilai dan efek terhadap mitratuturnya. Alwi (2003: 353) mengemukakan bahwa kalimat dalam bentuk sintaksisnya dibagi atas (1) kalimat deklaratif, (2) kalimat interogatif, (3) kalimat imperatif, dan (4) kalimat ekslamatif. Kalimat deklaratif Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari 384

5 digunakan pembicara atau penulis untuk membuat pernyataan sehingga isinya merupakan berita bagi pendengar atau pembacanya. Kalimat imperatif atau yang biasa disebut kalimat perintah dan dapat disebut sebagai kalimat suruhan Alwi (2003: 353). Kalimat imperatif memiliki ciri formal intonasi yang ditandai nada rendah di akhir tuturan, pemakaian partikel penegas, penghalus, dan kata tugas ajakan, harapan, permohonan dan larangan. Susunan inverse sehingga urutannya menjadi tidak selalu terungkap predikat subyek jika diperlukan dan pelaku tindakan tidak selalu terungkap. Kalimat interogatif biasa disebut dengan kalimat tanya. Menurut Alwi (2003:357) kalimat interogatif secara formal ditandai oleh kehadiran kata tanya seperti apa, siapa, berapa, kapan dan bagaimana dengan atau tanpa partikel kah sebagai penegas. Kalimat ekslamatif juga dikenal sebagai kalimat seru, secara formal ditandai oleh kata alangkah, betapa, atau bukan main pada kalimat berpredikat adjectival. Kalimat ekslamatif ini yang juga dinamakan kalimat interjeksi biasa digunakan untuk menyatakan perasaan kagum atau heran. F. Tindak Ilokusi Tindak ilokusi adalah tindak ujar yang bertujuan untuk melakukan suatu tindakan dalam mengatakan sesuatu Austin (dalam Tarigan 1986:37). Wijana (1996: 18) mengemukakan bahwa tindak ilokusi adalah sebuah tuturan yang berfungsi mengatakan sesuatu dan dapat juga dipergunakan ntuk melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi tertentu. Dari pengertian ini, tindak tutur ilokusi dilakukan penutur dengan mengatakan sesuatu dengan maksud tertentu. Dalam hal ini, penutur bukan hanya mengatakan sesuatu saja tetapi juga dipengaruhi oleh tindakan pendengar untuk melakukan sesuatu. Nadar (2009:14) menyatakan bahwa tindak ilokusi adalah apa yang ingin dicapai oleh penuturnya pada waktu menuturkan sesuatu dan dapat merupakan tindakan menyatakan, berjanji, minta maaf, mengancam, meramalkan, memerintah, meminta dan sebagainya. Saya tidak dapat datang G. Klasifikasi Tindak Ilokusi Ibrahim (1993:14) membagi tindak tutur ilokusi ke dalam enam kategori. Dua di antara keenam kategori itu adalah efektif dan verdiktif yang bersifat konvensional bukan komunikatif. Keempat jenis tindak tutur ilokusi yang lain adalah konstantif (constantives), direktif (directives), komisif (commissive), dan ekspresif (acknowledgments). Keempat tindak ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Austin yaitu ekspositif, eksersitif, komisif, dan behabitif dan juga berhubungan erat dengan tindak yang dikemukakan Searle. Searle membaginya menjadi empat yaitu representative, direktif, komisif, dan ekspresif. Adapun penjelasan tentang macam tindak ilokusi berdasarkan Ibrahim (1993:16-44) adalah sebagai berikut: 1. Konstantif Secara umum, konstantif merupakan ekspresi kepercayaan yang dibarengi dengan ekspresi maksud sehingga mitratutur membentuk kepercayaan yang serupa. Analisis tentang berbagai macam konstantif adalah sebagai berikut: Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari 385

6 a. Asertif (sederhana): mengemukakan, menyatakan, mengutarakan, menyampaikan, mengklaim, menyatakan tidak, menunjukkan, mempertahankan, dan mengatakan. b. Prediktif (memprediksikan) : meramalkan dan memprediksi. c. Retrodiktif (meramalkan): meramalkan dan melaporkan d. Deskriptif (mendeskripsikan): menilai, menghargai, mengkategorikan, mengkarakterisasi, mengklarifikasi, mendeskripsikan, mendiagnosa, mengevaluasi, mengidentifikasi, memotret, dan meranking. e. Askriptif (mengacukan): mengacu, mengatribusikan, dan memprdiksi. f. Informatif (menginformasikan) : menasehati, mengumumkan, menginformasikan, menekankan, melaporkan, menunjukkan, menceritakan, dan mentestify. g. Konfirmatif (mengkonfirmasi) : menilai, mengevaluasi, mnyimpulkan, mengkonfirmasi, mendiagnosa, menemukan, memutuskan, memvalidasi, dan membuktikan. h. Konsesif (mengizinkan): mengakui, menyetujui, membolehkan, mengijinkan, menganugrahkan, dan memiliki. i. Retraktif (menarik kembali): membenarkan, menolak, mnyangkal, membantah, menyanggah, dan menarik kembali. j. Asentif (kesepakatan): menerima, menyepakati, dan menyetujui. k. Dissentif (ketidak sepakatan) : membedakan, menindaksepakati, menindak setujui, dan menolak. l. Disputatif (menolak): menolak, berkebaratan, memprotes, dan memprtanyakan. m. Respon (merespon): menjawab, membahas, dan merespon. n. Sugestif (menebak): menerka, menebak, berhipotesis, berspekulasi, dan menyarankan. 2. Direktif Direktif mengekspresikan sikap penutur terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh mitratutur. Direktif juga bisa mengekspresikan maksud penutur sehingga ujaran atau sikap yang diekspresikan dijadikan sebagai alasanuntuk bertindak oleh mitratutur. a. Permintaan: meminta, mengemis, memohon, menekan, mengundang, mendoa, mengajak, dan mendorong. b. Bertanya : bertanya, berinkuiri dan menginterogasi. c. perintah : memerintah, menghendaki, mengkomando, menuntut, mendikte, mengarahkan, menginstruksikan mengatur dan mensyaratkan. d. Larangan : melarang dan membatasi e. Pemberian izin : menyetujui, membolehkan, memberi wewenang, menganugrahi, mengabulkan, membiarkan, mengijinkan, melepaskan, memaafkan, dan memperkenankan. f. Nasehat : menasehatkan, memperingatkan, mengkonseling, mengusulkan, menyarankan, mendorong). 3. Komisif Komisif merupakan satu kategori tindak ilokusi yang pelabelannya secara orisinal diambilkan dari label Austin yang kemudian dipertahankan secara universal. Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari 386

7 Komisif merupakan tindak mewajibkan seseorang atau menolak untuk mewajibkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang dispesifikasi dalam isi proposisinya, yang bisa juga menspesifikasi kondisi-kondisi tempat isi itu dilakukan atau tidak harus dilakukan. Tipe komisif dibagi menjadi dua tipe yaitu menjanjikan yang merupakan tindak mewajibkan seseorang sendiri dan menawarkan merupakan usulan untuk mewajibkan seseorang. a. Berjanji : menjanjikan, mengutuk, dan bersumpah. b. Tawaran : menawarkan dan mengusulkan. 4. Ekspresif Mengekspresikan perasaan tertentu kepada mitratutur baik yang berupa rutinitas ataupun yang murni. Perasaan dan pengekspresiannya cocok untuk jenis situasi tertentu. a. Permintaan maaf : dalam mengucapkan sesuatu, penutur meminta maaf kepada mitratutur karena sesuatu. b. Mengucapkan bela sungkawa : dalam mengucapkan sesuatu, penutur mengucapkan belasungkawa kepada mitratutur karena musibah. c. Ucapan selamat: mengucapkan selamat. d. Ucapan salam : dalam mengucapkan sesuatu x, penutur mengucapkan salam kepada mitartutur apabila penutur mengekspresikan senang karena bertemu. Dapat juga mengucapkan selamat pagi atau yang lainnya. e. Ucapan terima kasih: dalam mengucapkan sesuatu, penutur mengucapkan terima kasih kepada mitratutur karena sesuatu apabila penutur mengekspresikan rasa terima kasih. f. Harapan : dalam mengungkapkan, penutur mengharapkan kepada mitratutur kebahagiaan apabila penutur mengekspresikan pengharapan. g. Penerimaan : dalam mengucapkan sesuatu Pt mengekspresikan sesuatu sehingga Mt tutur percaya bahwa Pt menghargai ekspresi Mt. h. Marah : menolak suatu keadaan. H. Tindak Perlokusi Wijana (1996:19) berpendapat bahwa tindak perlokusi adalah sebuah kalimat atau tuturan yang mempunyai daya pengaruh (perlocutionary force) atau efek bagi lawan tutur atau pendengar. Efek atau daya pengaruh tutur itu dapat secara sengaja atau tidak disampaikan oleh penutur untuk mempengaruhi lawan tutur. Mitratutur yang terpengaruh oleh tuturan yang dikatakan penutur akan melakukan refleks atas tindakan tersebut. Lebih lanjut Suyono (1990:8) mengungkapkan bahwa tindak perlokusi lebih menekankan hasil dalam suatu tuturan. Menurut Chaer (2004:53) tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku nonlinguistik dari orang lain. Misalnya karena ucapan dokter (kepada pasiennya) mungkin ibu menderita penyakit jantung koroner, maka si pasien akan panik atau sedih. Ucapan si dokter tersebut adalah tindak tutur perlokusi. I. Situasi Tutur Menurut Hymes (dalam Aslinda dan Leni Syafyahya, 2007:35), situasi tutur Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari 387

8 adalah situasi ketika tuturan dapat dilakukan dan dapat pula tidak dilakukan, situasi tidak murni komunikatif dan tidak mengatur adanya aturan berbicara. Sebuah peristiwa tutur terjadi dalam satu situasi tutur dan peristiwa itu mengandung satu atau lebih tindak tutur. Leech (dalam Wijana, 1996:10) mengemukakan sejumlah aspek atau kriteria untuk mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi tutur yaitu: Penutur dan lawan tutur, Konteks tuturan,tujuan tuturan,tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas, dan Tuturan sebagai produk tindakan verbal. Sedangkan Hymes (dalam Chaer dan Agustina, 2004:48-49) mengemukakan untuk menentukan konteks ada delapan komponen, yang bila huruf-huruf pertamanya dirangkaikan menjadi akronim SPEAKING. Kedelapan komponen tersebut yaitu: (1) Setting and scene; (2) Participants; (3) Ends; (4) Act sequence; (5) Key; (6) Instrumentalities; (7) Norm of Interaction and Interpretation; (8) Genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti narasi, puisi, pepatah, doa dan sebagainya. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Wujud lokusi dalam dialog film Garuda di Dadaku karya Ifa Isfansyah. Tindak lokusi adalah tindak bertutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai dengan makna yang dikandung oleh kata, frasa dan kalimat tersebut. Wujud Lokusi Dalam Dialog Film Garuda Di Dadaku Karya Ifa Isfansyah Yang Berupa Kalimat Deklaratif. Tindak lokusi dalam kalimat deklaratif biasanya sebagai informasi bagi pembacanya atau pendengarnya. Sesuatu yang diberitakan Pt (Penutur) kepada Mt (Mitra tutur) itu lazimnya merupakan pengungkapan suatu peristiwa atau kejadian. Jika dilihat dari bentuk tulisnya, kalimat berita diakhiri dengan tanda titik. Sedangkan dalam bentuk lisan, suara berakhir dengan nada turun. Adapun contoh data yang diperoleh dalam tuturan sebagai berikut: (1) Bayu : Hmm gini, gue mau numpang latihan bola disini. Zahra : Latihan bola?. (Pt:43, no:2/ggd/2009) Konteks: Bayu mengutarakan maksud kedatangannya di area pemakaman Zahra mengizinkan mereka memakai lahan kuburan tersebut untuk berlatih bermain bola. Tuturan pada contoh (1) diatas Hmm gini, gue mau numpang latihan bola disini. terjadi ketika Pt (Bayu) menanyakan kepada Mt (BZahra) tentang apa yang sedang dilakukan Pt di dalam kamar. Pt memberitahu Mt bahwa Pt hendak menumpang bermain bola di lahan pemakaman. Wujud Lokusi Dalam Dialog Film Garuda Di Dadaku Karya Ifa Isfansyah Yang Berupa Kalimat Interogatif (Kalimat Tanya). Tindak tutur lokusi dalam kalimat tanya sering disebut juga kalimat interogatif. Tindak tutur lokusi yang berupa kalimat Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari 388

9 tanya adalah kalimat untuk menanyakan sesuatu kepada si mitra tutur. (9) Heri : Bagus banget Bay!. Bayu: (melihat ke arah bola dan tersenyum) Beni : Kenapa? Jarang ngeliat bola mahal?. (Pt:26, no:3/ggd/2009) Konteks:Ketika Bayu dan Heri masuk ke dalam lapangan untuk mencari Pak Johan. Bayu dan Heri terpukau melihat bola yang secara tidak sengaja mengarah ke mereka.tiba-tiba ada anak SSB Arsenal yang mengambil bola tersebut dan mengolok mereka. Tuturan pada contoh (9) di atas Kenapa? Jarang ngeliat bola mahal?. terjadi ketika Pt (Beny) menanyakan Mt (Bayu dan Heri) tentang hal yang sedang dilihat oleh Mt. Dilihat dari segi isi tuturan, tuturan tersebut berisi bahwa seseorang menanyakan apakah Mt jarang melihat bola sebagus yang ada dihadapannya Wujud Lokusi Dalam Dialog Film Garuda Di Dadaku Karya Ifa Isfansyah Yang Berupa Kalimat Imperatif (Kalimat Perintah). Tindak tutur lokusi yang menggunakan kalimat perintah adalah rangkaian kalimat yang diujarkan penutur (Pt) untuk menyuruh mitra tutur (Mt) melakukan sesuatu. Kalimat imperatif memiliki ciri formal yaitu intonasi yang ditandai dengan nada turun, pemakaian partikel penegas, penghalus, dan kata tugas ajakan, harapan,permohonan dan larangan, dan pelaku tindakan tidak selalu terungkap. Adapun contoh data yang diperoleh tuturan dalam menggunakan kalimat adalah sebagai berikut: (14) Kakek : Ayo berangkat ke sanggar!. Bayu : (langsung mengikuti langkah Kakeknya) (Pt:5, no:2/ggd/2009) Konteks : Ketika Bayu sedang melihat foto Ayahnya di atas rak, kemudian Kakek langsung mengajak Bayu untuk berangkat ke sanggar lukis bersamasama. Tuturan pada contoh (14) di atas : Ayo berangkat ke sanggar!. terjadi ketika Pt (Kakek) mengajak Mt (Bayu) untuk berangkat ke sanggar. Jika dilihat dari segi isi, tuturan ini berisi bahwa seseorang (Kakek) memerintah untuk melakukan sesuatu (berangkat ke sanggar). Wujud Lokusi Dalam Dialog Film Garuda Di Dadaku Karya Ifa Isfansyah Dengan Menggunakan Kalimat Ekslamatif. Tindak tutur lokusi yang berupa kalimat ekslamatif adalah rangkaian kalimat yang diujarkan penutur (Pt) untuk menyatakan rasa kagum. Adapun contoh data yang diperoleh tuturan dalam menggunakan kalimat adalah sebagai berikut: (18) Bayu: Weiss.. final liga remaja se-indonesia! gue kirain lo lupa. Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari 389

10 Heri : Enggak dong Bay, ada yang lain Bay (Peristiwa tutur:9, no: 2) Konteks : Bayu mendapatkan tiket menonton liga remaja se-indonesia. Bayu merasa tidak percaya karena mendapatkan hadiah tiket tersebut dari Heri. Tuturan pada contoh (18) di atas Weiss.. final liga remaja se-indonesia! gue kirain lo lupa terjadi ketika Pt menyerukan kekaguman atas kado sebuah tiket menonton pertandingan liga remaja Indonesia yang diberikan Mt untuk Pt. Jika dilihat dari segi isi, tuturan ini berisi bahwa seseorang (Bayu) meyerukan tentang sesuatu (tiket yang diberikan sebagai kado ulang tahun untuknya). Pt sangat menyukai bermain bola sehingga ketika Pt mendapatkan tiket menonton pertandingan tersebut, Pt sangat senang karena Pt tidak percaya Mt akan mengingatnya dan memberikan tiket tersebut untuknya. Setelah mendengar ucapan dari Pt, Mt tersenyum dan memberi kejutan yang lain lagi sehingga membuat Pt sangat senang. B. Wujud Ilokusi Dalam Dialog Film Garuda Di Dadaku Karya Ifa Isfansyah a. Konstantif Asertif Tindak ilokusi asertif yaitu bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang diungkapkan misalnya yaitu mengemukakan, menyatakan, mengutarakan, menyampaikan, mengklaim, menyatakan tidak, menunjukkan, mempertahankan, dan mengatakan. Tindak ilokusi asertif hanya menjelaskan sesuatu yang diungkapkan itu apa adanya. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan contoh data tuturan tindak ilokusi asertif sebagai berikut: (1) Bayu : Hmm gini, gue mau numpang latihan bola disini. Zahra : Latihan bola?. (Pt:43, no:2/ggd/2009) Konteks :Bayu mengutarakan maksud kedatangannya di area pemakaman Zahra mengizinkan mereka memakai lahan kuburan tersebut untuk berlatih bermain bola. Tindak asertif pada contoh (1) di atas merupakan tindak asertif, mengutarakan. Ketika Pt mengutarakan maksud kedatangannya untuk menumpang latihan bola di area pemakaman di dekat tempat tinggal Mt. Pt yang bernama Bayu saat mengungkapkan tuturan tersebut tampak sedikit gugup karena takut tidak diizinkan oleh Mt yang bernama Zahra. Pada dasarnya tuturan ini disampaikan Pt dengan rasa penuh harap karena tanah kuburan yang ada di dekat rumah Mt dinilai sangat cocok sebagai tempat berlatih bermain bola. b. Direktif, Permintaan: meminta, mengemis, memohon, menekan, mengundang, mendoa, mengajak, dan mendorong. Direktif mengekspresikan sikap penutur terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh mitratutur. Direktif juga bisa mengekspresikan maksud penutur sehingga ujaran atau sikap yang diekspresikan dijadikan sebagai alasan untuk bertindak oleh mitratutur. Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari 390

11 (14) Kakek : Ayo berangkat ke sanggar!. Bayu : (langsung mengikuti langkah Kakeknya (Pt:5, no:2/ggd/2009) Konteks : Ketika Bayu sedang melihat foto Ayahnya di atas rak, kemudian Kakek langsung mengajak Bayu untuk berangkat ke sanggar lukis bersamasama. Tindak direktif permintaan pada contoh (14) di atas merupakan tindak mengajak Mt untuk bergegas berangkat ke sanggar lukis. Tuturan ini disampaikan Pt (Kakek) ketika melihat Mt (Bayu) sedang berdiri memandang foto di atas rak, kemudian Pt mengajak Mt untuk berangkat ke sanggar lukis bersama-sama. Ketika menuturkan tuturan ini Pt sedang bersiap keluar rumah sedangkan Mt sedang memandang foto yang ada di atas rak. c. Komisif Komisif merupakan tindak mewajibkan seseorang atau menolak untuk mewajibkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang dispesifikasi dalam isi proposisinya, yang bisa juga menspesifikasi kondisi-kondisi tempat isi itu dilakukan atau tidak harus dilakukan. 1. Berjanji : menjanjikan, mengutuk, dan bersumpah. (21) Ibu : Kalau kado dari Ibu nanti nyusul ya Bay Bayu : Nggak papa Bu, nanti aku doain Ibu cepat dapat kerja lagi (Pt:3, no:5/ggd/2009) Konteks : Bayu, Kakek, dan Ibu Bayu baru saja merayakan hari jadi Bayu. Kakek memberi kado sebuah jas untuk Bayu. Saat itu Ibu tidak memberikan kado apa-apa. Ibu Bayu mendekati Bayu dan membetulkan jas yang baru saja dipakai Bayu. Ibu Bayu berjanji akan memberikan kado untuk Bayu nanti. Tindak komisif berjanji pada contoh (21) diatas merupakan tindak perjanjian kontrak. Ketika Pt (Ibu Bayu) berjanji akan memberikan kado ulang tahun untuk Mt (Bayu). Tuturan ini disampaikan seusai Pt mengucapkan selamat ulang tahun kepada Mt. Pt belum bisa memberikan kado karena Pt belum mempunyai uang yang cukup untuk membelikan Mt kado. 2 Tawaran : menawarkan dan mengusulkan. (22) Pak Johan : Saya suka dengan kau punya bakat, kalau tertarik pindah, ini kartu nama saya. Heri : Makasih Pak. (Pt:15 no:18/ggd/2009) Konteks : Pak Johan mengatakan bahwa Pak johan menyukai bakat Bayu Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari 391

12 seraya memberikan kartu namanya kepada Bayu. Saat itu Pak Johan baru saja melihat kemampuan Bayu menendang bola hingga bisa memasukkan bola ke dalam jendela bis. Tindak komisif menawarkan pada contoh (22) diatas merupakan tindak menawarkan. Ketika Pt mengatakan kepada Mt bahwa ia menyukai bakat Mt, dan Pt bermaksud menawarkan untuk masuk ke SSI Arsenal. Tuturan ini disampaikan Pt seusai melihat Mt menendang bola hingga terlempar jauh masuk ke dalam jendela sebuah bis. Ketika itu Pt dan Mt berada di luar stadion senayan. Pt dan Mt baru saja menonton pertandingan liga remaja se- Indonesia di stadion senayan. d. Ekspresif 1. Meminta maaf: dalam mengucapkan sesuatu, penutur meminta maaf kepada mitratutur karena sesuatu. (23) Heri : Sorry ya, gue telat nih!. Teman 1 : Santai aja bos, santai santai aja bos. (Pt:43, no:11/ggd/2008) Konteks : Heri terlambat datang ke lapangan bola bersama temannya. Heri meminta maaf atas keterlambatannya. Tindak ekpresif meminta maaf pada contoh (24) diatas merupakan tindak meminta maaf Ketika Pt meminta maaf kepada Mt atas keterlambatannya datang di lapangan sepak bola. Tuturan ini disampaikan Pt seusai Pt digendong dan duduk di atas kursi roda. 2. Wujud Perlokusi Yang Muncul Dalam Dialog Film Garuda di Dadaku Karya Ifa Isfansyah. Wujud perlokusi adalah hasil atau efek ujaran terhadap pendengarnya, baik yang nyata maupun yang diharapkan. Sebuah tuturan yang disampaikan penutur pada dasarnya sering menimbulkan pengaruh pada pendengarnya dalam hal ini mitratutur. Adapun contoh data yang diperoleh dalam tuturan sebagai berikut: 3. Meyakinkan Mt (1) Bayu : Hmm gini, gue mau numpang latihan bola disini. Zahra : latihan bola?. (Pt:43, no:2/ggd/2008) Konteks :Bayu mengutarakan maksud kedatangannya di area pemakaman Zahra mengizinkan mereka memakai lahan kuburan tersebut untuk berlatih bermain bola. Tuturan pada contoh (1) diatas merupakan upaya Pt meyakinkan Mt tentang sesuatu yaitu menjelaskan apa yang sedang terjadi dan efek perlokusi yang muncul Mt menanyakan kembali maksud Pt datang ke areal pemakaman. Ketika itu Mt merasa tidak nyaman atas kedatangan Pt, sehingga Pt berusaha menjelaskan dan meyakinkan Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari 392

13 maksud kedatangan Pt di areal pemakaman tersebut. D. Keterkaitan Antara Tindak Lokusi, Tindak Ilokusi dan Tindak Perlokusi Yang Muncul Pada Film Garuda di Dadaku karya Ifa Ifansyah (1) Bayu : Hmm gini, gue mau numpang latihan bola disini. Zahra : Latihan bola?. (Pt:43, no:2/ggd/2008) Konteks :Bayu mengutarakan maksud kedatangannya di area pemakaman Zahra mengizinkan mereka memakai lahan kuburan tersebut untuk berlatih bermain bola. Jika dilihat dari segi lokusinya, kalimat di atas hmm gini, gue mau numpang latihan bola disini merupakan kalimat deklaratif yaitu menginformasikan kepada Mt (Zahra) bahwa Pt (Bayu) ingin menumpang latihan bola di pemakaman. Jika dilihat dari segi ilokusinya kalimat tersebut termasuk sebuah tindakan konstantif (asertif, mengutarakan), ketika Pt mengutarakan maksud kedatangannya untuk menumpang latihan bola di area pemakaman di dekat tempat tinggal Mt. Sedangkan jika dilihat dari segi perlokusinya tuturan tersebut meyakinkan Mt tentang sesuatu yaitu menjelaskan apa yang sedang terjadi dan efek perlokusi yang muncul Mt menanyakan kembali maksud Pt datang ke areal pemakaman. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat dipaparkan dalam bab ini sebagai berikut: 1. Wujud lokusi dalam dialog film Garuda di Dadaku karya Ifa Ifansyah merupakan makna dasar yang diacu oleh ujaran tersebut yaitu pertama wujud lokusi yang berupa kalimat deklaratif (kalimat berita) kedua wujud lokusi yang berupa kalimat interogatif (kalimat tanya), ketiga wujud lokusi yang berupa kalimat imperatif (kalimat perintah) dan keempat wujud lokusi yang berupa kalimat seru (ekslamatif ). Tuturan tersebut dituturkan oleh seseorang (Kakek, Bayu, Ibu, Pak Johan, Heri, Bang Duloh, Beny, Teman 1, Teman 2, Mba Inah, Ayah Heri, Ayah Zahra, Zahra, Guru les Matematika, Tim PSSI, karyawan SSI Arsenal, Pegawai Bank, Guru lukis dan Arthur) yang membicarakan tentang sesuatu (ativitas bermain bola, kenginan menjadi pemain bola, kewajiban belajar dan mengkuti les, pengambilan uang di Bank, ucapan selamat ulang tahun,dan persaingan dalam bermain bola) 2. Wujud ilokusi dalam dialog film Garuda di Dadaku karya ifa Ifansyah adalah tuturan yang mengandung maksud tertentu untuk mitratuturnya.wujud ilokusi yang ditemukan yaitu pertama tindak konstantif meliputi mengutarakan, menunjukkan, memprediksikan, menginformasikan, mengumumkan, melaporkan, menilai, membuktikan, mengevaluasi, membantah, Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari 393

14 menyepakati, mempertanyakan, memprotes, menolak, merespon, menebak; kedua, tindak direktif meliputi mengajak, meminta, memohon, bertanya, memerintah, melarang, membatasi, mengizinkan, menyetujui, memperingatkan, menyarankan; ketiga tindak komisif berjanji, menawarkan, dan keempat tindak ekpresif yaitu meminta maaf, mengucapkan selamat, mengucapkan terima kasih, mengucapkan harapan, penerimaan ekspresi dan marah. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa satu tuturan tidak selalu hanya mengandung satu tindak ilokusi saja namun dapat juga memiliki dua tindak ilokusi. Selain itu tidak semua tindak ilokusi mengalami keberhasilan, adapula tindak ilokusi yang mengalami tidak keberhasilan pada mitratuturnya. 3. Wujud perlokusi dalam dialog film Garuda di Dadaku karya Ifa Ifansyah merupakan sebuah tindakan untuk mempengaruhi mitra tutur. Wujud perlokusi ini dapat berupa hasil yang nyata setelah ujaran tersebut dituturkan ataupun hasil yang diharapkan oleh penutur. Wujud perlokusi yang ditemukan yaitu pertama upaya meyakinkan mitratutur tentang sesuatu, kedua upaya membohongi mitratutur tentang sesuatu, ketiga upaya mencamkan mitratutur tentang sesuatu, keempat upaya menyenangkan mitratutur, kelima upaya membesarkan hati mitratutur, keenam upaya membuat malu mitratutur, ketujuh upaya membuat jengkel mitratutur, ksedelapan upaya mempengaruhi mitratutur melakukan sesuatu. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa tidak semua daya perlokusi menghasilkan efek seperti yang diharapkan oleh penutur. Ada kalanya ucapan seseorang tidak memiliki daya pengaruh kepada mitra tuturnya. Selain itu ditemukan pula bahwa efek perlokusi tidak hanya tuturan bentuk verbal, melainkan efek perlokusi dapat berupa isyarat seperti diam dan mengangguk. 4. Setiap tuturan mempunyai keterkaitan antara tindak lokusi, tindak ilokusi dan tindak perlokusi. Sehingga setiap kalimat memiliki kemungkinan menjadi sebuah tindak lokusi, ilokusi maupun tindak perlokusi. Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari 394

15 DAFTAR PUSTAKA Alwi,Hasan,dkk Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto,Suharsimi Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta. Aslinda dan Leni Syafyahya Pengantar Sosiolinguistik. Bandung:PT. Refika Aditama. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta : PT Rineka Cipta. Ibrahim, Syukur Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional Kusumawati, Nike Tindak Tutur Guru dalam interaksi Kelas Bahasa Indonesia di SMA Tamansiswa Malang. Skripsi. Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FS Universitas Negeri Malang. Leech, Geoffrey Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta. UI Press Lubis, Hamid Hasan Analisis Wacana Pragmatik. Bandung:Angkasa Moleong, L. J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nababan, P.W.J Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta: Depdikbud Nadar, F.X Pragmatik & Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Suyono Pragmatik, Dasar-dasar dan Pengajarannya. Malang:YA3 Salami, Mariati Karakteristik Tindak Tutur Ilokusi Dialog Film Ada apa Dengan Cinta? Karya Jujur Prananto. Skripsi, Jurusan Sastra Indonesia FS Universitas Negeri Malang Sumarsono, dan Paina Panana Sosiolinguistik. Yogyakarta:Sabda Tarigan, Henry Guntur Pengajaran Pragmatik. Bandung : Angkasa. Wijana, I Dewa Putu Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset Yule, George Pragmatik. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Zivana, Mahardika Tindak Tutur & Pragmatik Berbahasa (online) (diakses 14 Februari 2008) Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1 Februari 395

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tindak Tutur. Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan pembicara, pendengar atau penulis pembaca serta yang dibicarakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi atau interaksi sosial. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Tindak Tutur Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang melakukan beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Pragmatik Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama Charles Morris. Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi BAB II KAJIAN TEORI Untuk mendukung penelitian ini, digunakan beberapa teori yang dianggap relevan dan dapat mendukung penemuan data agar memperkuat teori dan keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Komunikasi dapat dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana terpenting dalam segala jenis komunikasi yang terjadi di dalam kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). 2.1.1 Tindak Tutur Istilah dan teori tentang

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA SUTRADARA HERWIN NOVIANTO, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Sri Utami Fatimah Program

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS DI METRO TV (KAJIAN PRAGMATIK) Oleh : NOVALINA SIAGIAN NIM ABSTRAK

ANALISIS TINDAK TUTUR MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS DI METRO TV (KAJIAN PRAGMATIK) Oleh : NOVALINA SIAGIAN NIM ABSTRAK 0 ANALISIS TINDAK TUTUR MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS DI METRO TV (KAJIAN PRAGMATIK) Oleh : NOVALINA SIAGIAN NIM 209210020 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengdeskripsikan tindak tutur lokusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur (istilah Kridalaksana pertuturan speech act, speech event) adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA. Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA. Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada Abstrak Guru sebagai insan akademik memiliki peranan untuk menyampaikan materi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Sofa,S.IP(2008) yang menulis tentang, Penggunaan Pendekatan Pragmatik dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara bagi Siswa SMPN 3 Tarakan Kalimantan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari interaksi yang menggunakan sebuah media berupa bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi yang digunakan pada setiap ranah profesi.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur komisif bahasa Jawa dalam

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal

Lebih terperinci

UNGKAPAN PENERIMAAN DAN PENOLAKAN DALAM BAHASA INDONESIA. Nur Anisa Ikawati Universitas Negeri Malang

UNGKAPAN PENERIMAAN DAN PENOLAKAN DALAM BAHASA INDONESIA. Nur Anisa Ikawati Universitas Negeri Malang UNGKAPAN PENERIMAAN DAN PENOLAKAN DALAM BAHASA INDONESIA Nur Anisa Ikawati Universitas Negeri Malang Abstrak: Ungkapan penerimaan dan penolakan merupakan bagian dari ungkapan persembahan dalam suatu tindak

Lebih terperinci

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto, Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia... 9 Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto Bahasa Indonesia-Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) sucimuliana41@yahoo.com Abstrak Penelitian yang berjudul tindak tutur ekspresif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, Definisi Operasional 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial selalu

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017 ABSTRAK TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017 Kamaruddin, Aripudin, dan Teja Pratama* FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari pengaruh manusia lain. Di dalam dirinya terdapat dorongan untuk berinteraksi satu sama lain. Mereka membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran, hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media masa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupannya. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia saling berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN 2.1. Pengertian Tindak Tutur Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan pengaruh yang besar di bidang filsafat dan lingustik. Gagasannya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia harus berinteraksi dengan orang lain agar dapat bertahan hidup. Dalam interaksi denga yang lain,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia kreatif menciptakan media baru sebagai sarana untuk mempermudah proses berkomunikasi. Media yang tercipta misalnya bentuk media cetak dan elektronik. Dua media

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR PUJIAN DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI PKBM AL-ISLAMIYAH DESA AWAR-AWAR KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI

TINDAK TUTUR PUJIAN DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI PKBM AL-ISLAMIYAH DESA AWAR-AWAR KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI TINDAK TUTUR PUJIAN DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI PKBM AL-ISLAMIYAH DESA AWAR-AWAR KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI OLEH MARITA AWWALIYAH MAGHFIRAH NIM 09340035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi (Wijana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tanpa bahasa, manusia tidak akan saling terhubung. Berkomunikasi pada umumnya melibatkan dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, melainkan juga memberikan sarana kepada pembaca untuk menyampaikan gagasan, baik pada redaksi maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang. Pendefinisian kalimat, baik segi struktur, fungsi, maupun maknanya banyak ditemukan dalam buku-buku tata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan wujud yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. Setiap komunikasi dengan melakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi antarmanusia. Manusia berbahasa setiap hari untuk berkomunikasi. Berbahasa adalah suatu kebutuhan, artinya berbahasa merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari penelitian lapangan, baik dari buku-buku maupun skripsi yang sudah ada. Hal

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah 0 TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kota Melbourne bertujuan untuk menelaah jenis, bentuk, fungsi,dan faktor-faktor

BAB V PENUTUP. kota Melbourne bertujuan untuk menelaah jenis, bentuk, fungsi,dan faktor-faktor BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian tindak tutur ilokusi dalam papan peringatan pada sarana publik di kota Melbourne bertujuan untuk menelaah jenis, bentuk, fungsi,dan faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU

TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU Siska Indri Febriana * Imam Suyitno Widodo Hs. E-mail: fchizka@gmail.com Universitas Negeri Malang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI Oleh: Latifah Dwi Wahyuni Program Pascasarjana Linguistik Deskriptif UNS Surakarta Abstrak Komunikasi dapat

Lebih terperinci

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) TINDAK TUTUR ASERTIF PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TEMPEL RAJABASA DAN IMPLIKASINYA.

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) TINDAK TUTUR ASERTIF PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TEMPEL RAJABASA DAN IMPLIKASINYA. TINDAK TUTUR ASERTIF PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TEMPEL RAJABASA DAN IMPLIKASINYA Oleh Linda Apriyanti Nurlaksana Eko Rusminto Sumarti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : lindaapriyanti1251@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa tutur terjadinya atau berlangsung pada interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur;

Lebih terperinci

ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM TAYANGAN INDONESIA LAWAK KLUB

ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM TAYANGAN INDONESIA LAWAK KLUB ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM TAYANGAN INDONESIA LAWAK KLUB Putri Suristyaning Pratiwi Fathiaty Murtadho Sam Mukhtar Chan 110 Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan perwujudan ilokusi dan

Lebih terperinci

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik)

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik) Linguista, Vol.1, No.1, Juni 2017, hal 6-11 ISSN (print): 2579-8944; ISSN (online): 2579-9037 Avaliable online at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/linguista 6 Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis penelitian, data dan sumber data, pengembangan instrumen, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur. Dalam bertindak tutur manusia

Lebih terperinci

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH UTAMA DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG SUTRADARA TYA SUBIYAKTO DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN BERBICARA DI KELAS X SMA Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mengalami perubahan signifikan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian yang Relevan Sebelumnya Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo. Dari sekian banyak mahasiswa yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. serta berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, tuturan ekspresif dalam

BAB V PENUTUP. serta berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, tuturan ekspresif dalam BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dideskripsikan, serta berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, tuturan ekspresif dalam novel Dom Sumurup Ing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kesopanan Berbahasa Kesopanan berbahasa sangat diperlukan bagi penutur dan petutur. Menurut Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property associated with

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang bahasa khususnya tindak tutur direktif (kajian pragmatik) sebelumnya pernah dilakukan oleh Yuda Eka Setyaningsih (2004) dengan judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Dalam berkomunikasi, manusia saling menyampaikan informasi berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan,

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Jurnal Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa adalah aktivitas sosial. Bahasa itu terdiri atas dua bagian yaitu lisan, seperti percakapan, pembacaan berita, berpidato,kegiatan diskusi/seminar,

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA Oleh Septia Uswatun Hasanah Mulyanto Widodo Email: septiauswatunhasanah@gmail.com Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah media komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam berhubungan dengan dunia di luar dirinya. Hal itu berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah

Lebih terperinci

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah HERU SUTRISNO

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI,2007:588).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI,2007:588). BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik manusia. Bahasa merupakan salah satu ciri pembeda utama umat manusia dengan makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan pembicara, pendengar atau penulis pembaca serta yang dibicarakan. Dalam penerapannya, tindak

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Lili Hasmi Dosen STKIP Abdi Pendidukan Payakumbuh

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Lili Hasmi Dosen STKIP Abdi Pendidukan Payakumbuh TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Lili Hasmi Dosen STKIP Abdi Pendidukan Payakumbuh ABSTRAK Peristiwa tutur merupakan interaksi linguistik dalam satu bentuk ungkapan atau lebih yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks, karenaujarantersebutmengandung pemikiran-pemikiran

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KOMISIF DALAM DIALOG FILM PUNK IN LOVE KARYA ODY C HARAHAP NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KOMISIF DALAM DIALOG FILM PUNK IN LOVE KARYA ODY C HARAHAP NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KOMISIF DALAM DIALOG FILM PUNK IN LOVE KARYA ODY C HARAHAP NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah: 1) rancangan atau buram surat, dsb; 2) ide atau pengertian

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah: 1) rancangan atau buram surat, dsb; 2) ide atau pengertian BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah: 1) rancangan atau buram surat, dsb; 2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret: satu istilah dapat mengandung

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR INDUK MODERN PUSPA AGRO SIDOARJO SKRIPSI

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR INDUK MODERN PUSPA AGRO SIDOARJO SKRIPSI ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR INDUK MODERN PUSPA AGRO SIDOARJO SKRIPSI Oleh SULIKAH TRI HANDAYANI NIM 09340130 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS

Lebih terperinci

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS Ahmad Fadilahtur Rahman Guru Bahasa Indonesia SMPN 4 Situbondo Email: fadilahtur_rahman@yahoo.com Abstract: This study aimed to describe the form

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai dua peran dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, yaitu sebagai pemberi informasi dan sebagai penerima informasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan 1 BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Bahasa merupakan produk budaya yang paling dinamis dalam pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan pemikiran, permintaan, dan perasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya senantiasa melakukan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting karena dengan bahasa orang dapat menerima

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, perkawinan, tindak tutur, dan konteks situasi. Keempat konsep ini perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan interaksi dengan sesamanya. Interaksi yang terjadi dapat dilaksanakan dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DAN GAYA BAHASA PADA DIALOG-DIALOG NASKAH DRAMA REPUBLIK BAGONG KARYA N. RINATIARNO

ANALISIS TINDAK TUTUR DAN GAYA BAHASA PADA DIALOG-DIALOG NASKAH DRAMA REPUBLIK BAGONG KARYA N. RINATIARNO ANALISIS TINDAK TUTUR DAN GAYA BAHASA PADA DIALOG-DIALOG NASKAH DRAMA REPUBLIK BAGONG KARYA N. RINATIARNO Ida Hamidah dan Yusuf Maulana Akbar Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. Keingintahuan tersebut menyebabkan perlunya berkomunikasi

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN

TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Studi deskriptif dilihat dari lokusi, ilokusi, dan perlokusi) Ida Hamidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak bisa dipisahkan dari manusia karena bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak bisa dipisahkan dari manusia karena bahasa merupakan alat BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bahasa tidak bisa dipisahkan dari manusia karena bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan berintekrasi. Kridalaksana (2008:24) menjelaskan bahwa bahasa adalah sistem

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG Oleh Atik Kartika Nurlaksana Eko Rusminto Mulyanto Widodo Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berwujud bahasa. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. berwujud bahasa. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Setiap orang dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL HATI SINDEN

ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL HATI SINDEN ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL HATI SINDEN KARYA DWI RAHAYUNINGSIH KAJIAN PRAGMATIK DAN RELEVANSINYA TERHADAP BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA MATERI DRAMA DI SMA Yenita Niken Larasati Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, hampir semua kegiatan manusia bergantung pada dan bertaut dengan bahasa. Tanpa adanya bahasa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM 120388201079 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu tuturan pasti mempunyai maksud serta faktor yang melatarbelakangi penutur dalam menyampaikan tuturannya kepada mitra tutur. Yule (2006: 82-83) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap

Lebih terperinci