SKEMATA STRUKTUR BAHASA INDONESIA TERHADAP KECAMPINGAN KALIMAT BAHASA INGGRIS PADA MAHASISWA AKADEMI PARIWISATA MEDAN : KAJIAN MORFOSINTAKSIS TESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKEMATA STRUKTUR BAHASA INDONESIA TERHADAP KECAMPINGAN KALIMAT BAHASA INGGRIS PADA MAHASISWA AKADEMI PARIWISATA MEDAN : KAJIAN MORFOSINTAKSIS TESIS"

Transkripsi

1 SKEMATA STRUKTUR BAHASA INDONESIA TERHADAP KECAMPINGAN KALIMAT BAHASA INGGRIS PADA MAHASISWA AKADEMI PARIWISATA MEDAN : KAJIAN MORFOSINTAKSIS TESIS Oleh ABDUL KADIR RITONGA /LNG SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Abdul Kadir Ritonga : Skemata Struktur Bahasa Indonesia Terhadap Kecampingan Kalimat Bahasa Inggris Pada Mahasiswa Akademi Pariwisata Medan : Kajian Morfosintaksis, 2009 USU Repository 2008

2 SKEMATA STRUKTUR BAHASA INDONESIA TERHADAP KECAMPINGAN KALIMAT BAHASA INGGRIS PADA MAHASISWA AKADEMI PARIWISATA MEDAN : KAJIAN MORFOSINTAKSIS TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora dalam Program Studi Linguistik pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Oleh ABDUL KADIR RITONGA /LNG SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Abdul Kadir Ritonga : Skemata Struktur Bahasa Indonesia Terhadap Kecampingan Kalimat Bahasa Inggris Pada Mahasiswa Akademi Pariwisata Medan : Kajian Morfosintaksis, 2009 USU Repository 2008

3 Judul Tesis : SKEMATA STRUKTUR BAHASA INDONESIA TERHADAP KECAMPINGAN KALIMAT BAHASA INGGRIS PADA MAHASISWA AKADEMI PARIWISATA MEDAN : KAJIAN MORFOSINTAKSIS Nama Mahasiswa : Abdul Kadir Ritonga Nomor Pokok : Program Studi : Linguistik Menyetujui Komisi Pembimbing, (Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D.) Ketua (Dr. Eddy Setia, M.Ed. TESP) Anggota Ketua Program Studi, Direktur, (Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D.) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc) Tanggal lulus : 28 Maret 2009 Abdul Kadir Ritonga : Skemata Struktur Bahasa Indonesia Terhadap Kecampingan Kalimat Bahasa Inggris Pada Mahasiswa Akademi Pariwisata Medan : Kajian Morfosintaksis, 2009 USU Repository 2008

4 Telah diuji pada Tanggal 28 Maret 2009 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua Anggota : Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D : 1. Dr. Eddy Setia, M.Ed. TESP. 2. Drs. Aminullah, M.A., Ph.D. 3. Dra. Pujiati, M.Sos. Sc., Ph.D.

5 ABSTRAK Penelitian ini mengkaji Skemata Struktur Bahasa Indonesia Terhadap Kecampingan Kalimat Bahasa Inggris Pada Mahasiswa Akademi Pariwisata Medan dalam suatu kajian Morfosintaksis. Kajian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari mahasiswa Akademi Pariwisata Medan dengan menggunakan hasil uji tulisan. Hasil penelitian menemukan 89 ( delapan puluh sembilan ) kalimat camping dalam bahasa Inggris. Dan hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa skemata struktur bahasa Indonesia di kalangan mahasiswa Akademi Pariwisata Medan sering sekali dilakukan dalam melakukan penulisan dalam bahasa Inggris sehingga menimbulkan kecampingan kalimat. Kata kunci: Skemata, Kalimat Camping

6 ABSTRACT This research investigates The Schemata of Indonesian Structure on Illformedness English Sentence of Students of Akademi Pariwisata Medan : Morphosyntax Study. This research collects data from students of Akademi Pariwisata Medan by using the result of writing test. This research finds 89 ill-formedness sentences in English. The result of this research shows that schemata of Indonesian structure are often done amongst student of Akademi Pariwisata Medan in writing in English that can make ill-formedness sentence. Key word: Schemata, Ill-formedness, writing test.

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan Tesis ini. Adapun Tesis ini berjudul : Skemata Struktur Bahasa Indonesia Terhadap Kecampingan Kalimat Bahasa Inggris Pada Mahasiswa Akademi Pariwisata Medanb : Kajian Morfosintasksis Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi didri penulis, Institusi Akademi Pariwisata Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis, serta menjadi masukan bagi perkembangan kebahasaan khususnya penulisan bahasa Inggris dikalangan mahasiswa di Indonesia. Pada akhirinya penulis menyadari bahwa Tesis ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan masukan yang konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan tulisan ini. Akhirnya penulis berharap agar tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca. Medan, Maret 2009 Penulis ABDUL KADIR RITONGA

8 UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis ucapkan kepada Allh SWT Yang Maha Pengasih karena berkat rahmat-nya tesis ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat meraih gelar Magister Humaniora pada Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Disadari bahwa penulis masih memiliki keterbatasan kemampuan dan pengalaman sehingga menemukan kendala dalam menyelesaikan tesis ini, namun hal itu dapat teratasi dikarenakan bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, sudah sepantasnyalah disampaikan ucapan terimakasih yang stulus-tulusnya dan rasa hormat kepada: Para Pembimbing, Bapak Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D. dan Bapak Dr. Drs. Eddy Setia, M.Ed.,TESP., yang telah banyak meluangkan waktu di sela-sela kesibukan tugas sehari-hari dengan memberikan pemikiran yang sangat berguna dan penuh dengan kesabaran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & Sp.A(K),: Direktur Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc. ; Ketua Program Studi Linguistik SPs USU Ibu Prof. T.Silvana Sinar,M.A., Ph.D ; Sekretaris Program Studi Linguistik SPs USU Bapak Drs. Umar Mono, M.Hum; Direktur Akademi Pariwisata Medan Drs. Renalmon Hutahaean, MM atas

9 kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk mengikuti studi Program Magister (S2) di Universitas Sumatera Utara. Istri tercinta Irma Marliani Harahap,Am.Keb dan anak-anak tercinta Ezra Reynara Raditya Ritonga dan Nasywa Aisyah Ritonga yang senantiasa memberikan semangat, mengiringi langkah penulis dengan do a restu, serta cinta kasih yang tiada batas sehingga penulis dapat mengakhiri perkuliahan di Sekolah Pascarsarjana Universitas Sumatera Utara. Dukungan moral dan materil yang ternilai khususnya kepada abangnda Erwin Parlindungan, Edi Suheri Ritonga dan Pamanda Nizar yang telah mendorong semangat penulis tanpa kenal lelah. Para Dosen Sekolah Pascasarjana Program Studi linguistik USU yang telah mendedikasikan ilmu serta wawasan pengetahuan yang penulis dapatkan selama perkuliahan. Bapak Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S dan Ibu Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D. sebagai penguji sidang meja hijau. Para staf Administrasi Program Studi Linguistik SPs USU Bapak Rabullah, SH., Mbak Putri, Mbak Nila, dan Kak Kar. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan pada Program Studi Linguistik USU yang sama-sama saling mendengar keluh kesah, berbagi suka dan duka, canda serta pengalaman di saat-saat kuliah. Para kolega di Bagian Administrasi Kemahasiswaan Akademi Pariwisata Medan, Rahmat Darmawan, Femmy Indriani Dalimunthe, Farida Yusfianti, Handoko dan Booni Tauhid

10 Rekan-rekan dosen, khususnya Mr. Drs. BN Tondang, SH.,M.AP, Andora Jusuf Achmad, S.Sos, Tina Taviani dan staf di Akademi Pariwisata Medan dan seluruh rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa tidak akan pernah dapat membalas semua kebaikan yang telah penulis dapatkan, mudah-mudahan segala bantuan, perhatian dan dorongan tersebut mendapat balasan dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Terimakasih. Medan, Maret 2009 Penulis, ABDUL KADIR RITONGA

11 RIWAYAT HIDUP NAMA : ABDUL KADIR RITONGA NIM : ALAMAT : JALAN SUDIRMAN NO.TELP / HANDPHONE : DESA CINTA RAKYAT PERCUT PROGRAM STUDI TEMPAT/ TGL. LAHIR JENIS KELAMIN PENDIDIKAN NAMA ISTRI NAMA ANAK : LINGUISTIK : PERDAGANGAN, SIMALUNGUN 26 OKTOBER 1968 : LAKI-LAKI : SARJANA BAHASA & SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS PADJAJARAN BANDUNG : IRMA MARLIANI HARAHAP, AM.KEB : 1. EZRA REYNARA RADITYA RITONGA 2. NASYWA AISYAH RITONGA ritonga07abk@yahoo.co.uk

12 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv RIWAYAT HIDUP..... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR LAMPIRAN.... xi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Manfaat Praktis BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Struktur Sintaksis Kata sebagai satuan Sintaksis Frase Pengertian Frase Jenis Frase Frase Eksosentris Frase Endosentris (Modifikatif) Morfologi... 20

13 2.5.1 Morfem Klasifikasi Kata Bentuk-Bentuk Kata Bentuk Nomina Pilihan Kata Kongruensi Gerundium ( Gerund ) Artikula Ejaan Kalimat Tanpa Verba Kelas Kata Preposisi Kala Bentuk Pasif Konjungtor Perbandingan Aspek Klausa Pengandaian Pertanyaan Melekat Rujuk Silang Skemata BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Data dan Sumber Data Situasi Sosial Tempat Pelaku Aktivitas... 45

14 3.4 Teknik Pengumpulan Data Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Konjungtor Perbandingan Aspek Klausa Pengandaian Pertanyaan Melekat Rujuk Silang Nomina Kongruensi Gerundium (Gerund) Artikula Kalimat Tanpa Verba Kelas Kata Preposisi Kala Bentuk Pasif BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA 74

15 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman 1. Kalimat Camping Dalam Bahasa Inggris... 76

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tatanan kehidupan baru, globalisasi dan reformasi telah membawa berbagai perubahan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kondisi ini memungkinkan bahasa asing terutama bahasa Inggris, memasuki berbagai sendi kehidupan bangsa dan mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan informasi dari satu pihak kepada pihak lain, dari seseorang kepada lawan bicaranya. Tanpa bahasa, tidak mungkin orang dapat mengadakan hubungan satu dengan lainnya. Namun demikian komunikatifnya suatu bahasa, maka yang dipergunakan haruslah bahasa yang dapat dimengerti dan dikuasai. Menulis adalah suatu kegiatan yang paling tidak alami bagi manusia. Nunan (1989:36) mengutip pendapat White (1981:2) untuk memperkuat argumen ini. Dalam kata-kata White dikatakan bahwa writing is not a natural activity; all phsycally and mentally normal people learn to speak a language; yet all people have to be taught how to write; this is a crucial difference between the spoken and written forms of languange. Tetapi suatu tulisan yang enak dibaca, ekspresif dan bermanfaat adalh seperti apa yang dikatakan oleh Nunan (1989:35) bahwa to write fluently and expressively is

17 the most difficult of the macroskills for all language users regardless of whether the language in question is a first, second or foreign language. Dari pernyataan ini jelas bahwa menulis adalah bukan suatu pekerjaan yang mudah. Dalam era globalisasi ini, tuntutan akan pengetahuan bahasa Inggris bagi seluruh lapisan masyarakat adalah sangat penting, terutama kalangan mahasiswa di Indonesia. Kebanyakan mahasiswa Indonesia masih menggunakan kerangka berfikir struktur bahasa Indonesia ketika berbicara atau menulis dalam bahasa Inggris sehingga hal ini akan menimbulkan kecampingan (ill-formed ) yang pada akhirnya akan dapat membedakan makna sebenarnya. Kecenderungan kecampingan kalimat bahasa Inggris pada umumnya dipengaruhi oleh kerangka berfikir skemata struktur bahasa Indonesia itu sendiri.van Dijk mengemukakan bahwa skemata dikatakan sebagai struktur-struktur pengetahuan tingkat tinggi yang kompleks dan bahkan konvensional dan tetap ( dalam Brown dan Yule,1985:246 ) yang berfungsi sebagai perancah ideasi (ideasional scaffolding) dalam menyusun dan menafsirkan pengalaman. Dalam pandangan yang tajam, skemata dianggap sebagai deterministis menjadikan orang yang mengalami cenderung untuk menafsirkan pengalamannya dengan cara tetap. Mengarang dalam bahasa Inggris sulit karena tata bahasanya rumit. Kalimat tersebut sering diucapkan oleh pelajar atau mahasiswa Indonesia yang belajar bahasa Inggris. Kesulitan yang dialami mereka dapat bersumber dari perbedaan morfosintaksis bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Contohnya mengenai kala dan aspek. Bahasa Inggris adalah bahasa yang berkala dan beraspek (Comrie,

18 1985/1993:9), sedangkan bahasa Indonesia tidak. Perbedaan ini membuat sebagian besar pelajar atau mahasisa Indonesia kesulitan menentukan kala atau aspek yang tepat serta bentuk verba dalam kalimat yang mereka tulis. Hal inilah yang menyebabkan penulis merasa tertarik unuk membuat suatu penelitian tentang pengaruh skemata struktur bahasa Indonesia terhadap kecampingan kalimat bahasa Inggris bagi mahasiswa Akademi Pariwisata Medan. Di dalam era globalisasi ini, bahasa Inggris menjadi kebutuhan utama dari setiap orang. Sebagaimana kita ketahui, dalam melakukan komunikasi dengan orang dari negara lain, baik dalam konteks bisnis, maupun dalam konteks sosialisasi, bahasa Inggris sering digunakan sebagai bahasa pengantar utama. Demikian pula untuk melanjutkan pendidikan ke negara lain, kemampuan berbahasa Inggris menjadi syarat utama. Mengetahui atau memahami bahasa berarti mampu berbicara dan mengutarakan pendapat, mampu menulis, dapat dimengertinya isyarat-isyarat yang dikirimkan dalam bentuk bunyi atau sekumpulan bunyi suara atau dalam bentuk isyarat tulis atau sekumpulan isyarat tulis dalam bahasa tetentu. Ridwan (2003:3) mengemukakan bahwa pada dasarnya terdapat tiga jenis bahasa yaitu: 1. Bahasa lisan atau ujaran ( spoken language ), dimana yang diutarakan atau diucapkan melalui rongga mulut atau saluran nasal dan kemudian masuk melalui telinga adalah bunyi suara atau sekumpulan bunyi suara yang mengandung makna. Yang berperan untuk jenis bahasa ini adalah alat bicara atau alat ujar (speech organs ) dan alat dengar.

19 2. Bahasa tulisan ( written language ), dimana isyarat-isyarat yang dikirimkan dan diterima adalah bentuk atau sekumpulan bentuk tulis yang mengandung makna. Disini berperan huruf atau sekumpulan huruf, tangan (jari) dan mata. 3. Bahasa isyarat/gerak (silent language, gestures ). Dalam jenis ini bahasa serupa tidak diujarkan atau terdengar bunyi suara, tidak dituliskan atau terlihat (terbaca) huruf atau sekumpulan huruf yang mengandung makna. Isyarat-isyarat (codes) yang dikirimkan (encoded) dan diterima atau dipahami (decoded) adalah melalui gerak tubuh atau bagian tubuh yang mempunyai makna tertentu. Disini berperan tubuh atau bagian tubuh dan mata. Di dalam kamus Webster s New Collegiate (1981: 641) di dalam Ridwan (2003:2) menyebutkan bahwa bahasa adalah alat yang sistematik yang mengkomunikasikan ide atau rasa melalui seperangkat tanda, bunyi, gerak atau isyarat yang konvensional dan mengandung makna. Dari pengalaman peneliti sebagai pengajar/dosen, peneliti sering menemukan struktur kalimat bahasa Indonesia dalam karangan bahasa Inggris para mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa skemata para mahasiswa, yaitu struktur bahasa Indonesia, mempengaruhi kerangka berpikir mereka dalam menyusun kalimat bahasa Inggris. Istilah skemata pertama kali diperkenalkan oleh Barlett pada tahun 1932, Barlett menjelaskan bahwa skemata mengacu pada organisasi aktif dari reaksi masa lalu atau pengalamn masa lalu (Barlett dalam Carell, 1988:39). Barlett juga menjelaskan bahwa informais yang diperoleh dari berbagai cerita diatur ulang dalam

20 memori pembaca atau pendengar untuk disesuaikan dengan harapan mereka (Swales, 1990:83). Dalam hal ini, para mahasiswa menyusun kalimat bahasa Inggris berdasarkan pengetahuan atau pengalaman masa lalu mereka dalam menyusun kalimat bahasa Indonesia. Kerangka berpikir mereka masih dalam lingkup morfosintaksis bahasa Indonesia sehingga kalimat bahasa Inggris yang mereka susun menjadi camping (ill-formed). Kalimat camping (ill-formed) adalah kalimat yang tidak sesuai dengan sistem tata bahasa (Mattews 1997). Kalimat yang camping tidak hanya menyebabkan kesalahan tata bahasa, namun juga dapat menyebabkan kesalahpahaman. Contohnya dalam kalimat berikut ini (1) The postman has been sent some mail for three years. Kesalahan pada kalimat (1), tidak hanya pada penggunaan kata been yang tidak diperlukan, tetapi juga pada maknanya. Dalam present perfect tense, pola verba untuk kalimat aktif adalah have/has + V3, tidak perlu disisipi kata been karena akan mengubah maknanya menjadi pasif. Kesalahan ini menjadi fatal karena menghasilkan makna yang berlawanan dengan apa yang dimaksudkan oleh penulisnya. Penulis tersebut tentunya bermaksud mengatakan : Tukang pos itu telah mengirim surat selama tiga tahun. Akan tetapi, karena kecampingan kalimat bahasa Inggrisnya, maka artinya menjadi : * Tukang pos itu telah dikirim beberapa surat selama tiga tahun. Mengarang dalam bahasa Inggris seharusnya lebih mudah daripada berbicara dalam bahasa Inggris, karena dalam mengarang, kita dapat melihat lagi struktur kalimat yang ditulis sehingga masih memungkinkan dilakukan revisi. Dalam

21 melakukan revisi, penulis tentunya perlu memiliki pengetahuan yang cukup dari hasil pembelajaran menulis yang didapatnya. Bahasa Inggris di Akademi Pariwisata Negeri Medan merupakan salah satu bahasa asing yang wajib dipelajari dan dikuasai disamping bahasa-bahasa asing lainnya seperti bahasa Mandarin, bahasa Perancis dan bahasa Jepang untuk dua jurusan yakni jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata, dimana dari dua jurusan tersebut terdapat lima program studi yaitu: Program studi Manajemen Divisi Kamar (MDK), Manajemen Tata Hidangan (MTH); Mnajemen Tata Boga (MTB) ; Manajemen Usaha Perjalanan (MUP) dan Manajemen Perencanaan Pariwisata (MPP).Sebagai Lembaga Pendidikan yang menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata dan Perhotelan maka dituntut mahasiswanya wajib berbahasa Inggris, meskipun bagi kebanyakan masih menggunakan skemata struktur bahasa Indonesia dalam berbahasa Inggris khususnya dalam komunikasi bahasa tulisan. 1.2 Batasan Masalah Dalam melakukan penelitiannya, Peneliti membatasi pokok permasalahan yang akan dibahas untuk menghindari kerancuan dan kesalahpahaman agar pembahasan tidak melebar. Hal ini sangat penting agar peneliti dapat lebih terkonsentrasi dan terfokus pada titik permasalahan yang akan diteliti. Adapun batasan masalahnya adalah pengaruh skemata struktur bahasa Indonesia terhadap

22 kecampingan kalimat bahasa Inggris bagi Mahasiswa di Akademi Pariwisata Negeri Medan. 1.3 Rumusan Masalah Para mahasiswa dengan tingkat kemampuan bahasa Inggris yang sama diberikan writing test dengan supervisi yang ketat sehingga data yang didapat benarbenar menunjukkan kemampuan para mahasiswa. Topik karangan diambil dan ditentukan oleh peneliti mengacu kepada kurikulum Akademi Pariwisata Medan. Kajian rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Jenis kecampingan yang dominan muncul pada mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Jurusan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata Medan? 2. Bagaimanakah pemakaian skemata struktur yang baik dan benar pada mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Jurusan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata Medan? 3. Pengaruh apakah yang menyebabkan kecampingan tersebut pada mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Jurusan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata Medan? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan : 1. untuk mengetahui jenis kesalahan yang sering dilakukan pada mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata Medan.

23 2. bagaimana pemakaian skemata struktur pada mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Jurusan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata Medan. 3. bagaimana pengaruh yang menyebabkan munculnya kecampingan tersebut pada mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Jurusan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata Medan. 1.5 Manfaat Penelitian secara praktis. Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat baik secara teoretis maupun Manfaat Teoritis 1. Hasil kajian ini dapat dijadikan salah satu model kajian morfosintaksis 2. Hasil kajian ini dapat memperkaya kajian morfosintaksis 3. Hasil kajian ini dapat memperkaya kajian lingusitik yang berlandaskan pada kajian morfosintaksis Manfaat Praktis 1. Sebagai input bagi pembaca atau peneliti lainnya, 2. Sebagai referensi pada ilmu morfosintaksis 3. Sebagai dasar untuk penulisan bagi penelitian selanjutnya 4. Menjadi sumbangsih yang memadai bagi Pustaka dan Litbang Akademi Pariwisata Medan

24 5. Bagi Akademi Pariwisata Medan, kajian morfosintaksis ini dapat menjadi bahan perbandingan untuk pengajaran bahasa Indonesia dan bahasa Asing lainnya terutama bahasa Inggris di bidang Pariwisata dan Perhotelan.

25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan sintaksis adalah bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut tata bahasa dan gramatikal. Karena perbedaan keduanya tidak terlihat jelas maka muncul morfosintaksis. Morfosintaksis adalah gabungan dari morfologi dan sintaksis, untuk menyebut keduanya sebagai bidang satu pembahasan. Morfologi membicarakan struktur internal kata, sedangkan sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain sebagai suatu satuan ujaran. 2.1 Landasan Teori Dalam penelitian ini dibutuhkan teori-teori yang dapat dijadikan acuan atau pedoman untuk mendukung penelitian pengaruh skemata struktur bahasa Indonesia terhadap kecampingan kalimat bahasa Inggris pada mahasiswa Akademi Pariwisata Negeri Medan. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas bahwa tujuan penelitian ialah untuk mendeskripsikan pengaruh skemata struktur Bahasa Indonesia terhadap kecampingan kalimat Bahasa Inggris bagi mahasiswa Akademi Pariswisata Medan dari sudut kajian morfosintaksis. Landasan teori yang relevan dengan pokok masalah ini skemata struktur kalimat Bahasa Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa landasan teori tentang skemata struktur kalimat bahasa Indonesia itu berbeda-

26 beda, misalnya landasan teori tradisional, struktural, transformasi dan landasan teori lainnya. Sehubungan dengan itu, landasan teori yang diterapkan dalam penelitian ini ialah landasan atau pendekatan struktural. Tokoh struktural yang tidak asing lagi di Indonesia ialah Ramlan dengan karya tulisnya Sintaksis Bahasa Indonesia, Gorys Keraff dengan Tata Bahasa Indonesianya, juga para ahli bahasa yang menyusun Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia lebih cenderung mengarah kepada paham struktural. Dari berbagai pandangan para ahli ini kemudian disarikan intinya yang kemudian dijadikan ramuan teori untuk untuk memcahkan masalah pengaruh skemata struktur kalimat bahasa Indonesia terhadap kecampingan kalimat bahasa Inggris. Tolak ukur untuk menentukan skemata struktur kalimat Bahasa Indonesia itu didasarkan atas analisis unsur-unsur bawahannya sebagai unsur pembentuknya. Unsur bawahan kalimat adalah klausa. Klausa dapat digolongkan berdasarkan tiga dasar, yaitu berdasarkan (1) Struktur Internal, (2) ada atau tidaknya kata negatif yang sacara gramatik menegatifkan Predikat dan (3) kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi Predikat. Analisis klausa berdasarkan struktural internal difokuskan pada tiga tataran, yaitu:1) fungsi, 2) kategori, 3) makna atau peran. Analisis fungsigsional klausa didasarkan atas fungsi S (Subjek), P (Predikat), O (Objek), Pel. (Pelengkap) dan Ket. (Keterangan ). Analisis kategori didasarkan atas penentuan jenis kata yang mengisi unsure-unsur fungsi tersebut, misalnya kategori V (Verba), N (Nomina), A (adjektiva). Di bidang makna, S (Subjek), dapat bermakna Pel. (Pelaku), Predikat bermakna Tin. (Tindakan), Objek bermakna Pen. (Penderita) dan Keterangan dapat bermakna Tem. (Tempat) atau W. (Waktu).

27 Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam skemata struktur kalimat bahasa Indonesia adalah keefektifannya sebab suatu struktur kalimat tidak hanya ditinjau dari segi bentuk dan prosesnya semata-mata melainkan harus pula diperhatikan fungsi praktisnya kalimat adalah sebagai alat komunikasi. Sebuah kalimat dapat dikatakan efektif apabila kalimat tersebut dapat dijadikan alat penyampai ide, gagasan atau pesan pembicara atau penulis kepada penyimak atau pembaca sehingga si penyimak atau pembaca itu dapat memahami kandungan maksud yang disampaikan si pembicara atau si penulis. Oleh karena itu, keefektifan suatu kalimat sangat perlu diperhatikan. Untuk itu, suatu kalimat dapat dikatakan efektif apabila memiliki: 1) kesatuan gagasan, 2) koherensi yang kompak, 3) diksi yang cocok, 4) ragam atau variasi, 5) paralelisme, 6) kelogisan yang runtut dan runtun, 7) penekanan, dan 8) kehematan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan informasi dari satu pihak kepada pihak lain, dari seseorang kepada lawan bicaranya. Tanpa bahasa, tidak mungkin orang dapat mengadakan hubungan satu dengan lainnya. Namun demikian komunikatifnya suatu bahasa, maka yang dipergunakan haruslah bahasa yang dapat dimengerti dan dikuasai oleh ke duabelah pihak. Pandangan tentang fungsi bahasa ada bermacam-macam. Sudaryanto (1990 ) di dalam Markhamah (2000:41) mengatakan bahwa fungsi bahasa ada yang bersifat triadic. Artinya, bahasa memiliki tiga macam fungsi yaitu indikatif, imperative, dan interogatif yang masing-masing berarti menyatakan, menyuruh dan menanyakan.

28 Menurut Halliday (1985) di dalam Markhamah ( ) fungsi bahasa berbeda atas fungsi ideasional, interpersonal, dan tekstual. Fungsi ideasional merupakan fungsi bahasa untuk mengungkapkan isi dan pengalaman si penutur tentang dunia nyata. Fungsi interpersonal merupakan fungsi bahasa untuk membangun dan memelihara hubungan sosial. Fungsi tekstual adalah fungsi bahasa untuk membentuk hubungan antara bahasa dengan unsur situasi. Dalam sejarah linguistik ada suatu hipotesis yang sangat terkenal mengenai hubungan bahasa dan kebudayaan ini, yaitu Hipotesis Sapir dan Whorf yang menyatakan bahwa bahasa mempengaruhi kebudayaan. Atau dengan lebih jelas, bahasa itu mempengaruhi cara berfikir dan bertindak anggota masyarakat penuturnya. Misalnya, dalam bahasa-bahasa yang mempunyai kategori kala atau waktu, masyarakat penuturnya sangat menghargai dan sangat terikat oleh waktu. Demikian juga dikalangan pelajar atau mahasiswa di Indonesia pada umumnya mereka menggunakan kerangka berpikir skemata struktur bahasa Indonesia dalam menulis sehingga menimbulkan kecampingan kalimat bahasa Inggris. Pembahasan dalam sintaksis : 1) Struktur sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, dan pesan sintaksis serta alat-alat yang digunakan dalam membangun struktur itu. 2) Satuan-satuan sintaksis yang berupa kata, frase, klausa, kalimat dan wacana. 3) Hal-hal yang berkenaan dengan sintaksis, seperti masalah modus, aspek, dan sebagainya.

29 2.2 Struktur Sintaksis Penguasaan suatu bahasa mencakup kemampuan untuk membangun frase atau kalimat yang berasal dari kata. Sintaksis merupakan bagian dari subsistem tata bahasa atau gramatika dan menelaah struktur satuan bahasa yang lebih besar dari kata, mulai frase hingga kalimat. Dengan kata lain, sintaksis merupakan studi gramatikal struktur antarkata, struktur yang dimaksud ialah urutan kata. Dalam bahasa Indonesia, sebagian besar makna suatu frase, misalnya, bergantung pada pembentuknya.pada contoh berikut ini terlihat jelas bahwa makna frase (1) tidak sama dengan makna frase (2) Contoh: 1) adik guru 2) guru adik Tata bahasa atau gramatika setiap bahasa mencakup kaedah-kaedah sintaksis yang mencerminkan pengetahuan penutur bahasa atas fakta-fakta tersebut. Misalnya setiap kalimat merupakan rangaian kata, tetapi tidak semua rangkaian kata adalah kalimat. Penutur bahasa Indonesia, misalnya, akan mengetahui bahwa kalimat berikut, yang terdiri atas kata-kata yang memiliki makna, ternyata tidak bermakna. Contoh: 1) Kami kue besok membeli Penilaian atas kegramatikalan kalimat tidak bergantung pada apakah kalimat itu bermakna atau tidak. Seperti contoh berikut, kita dapat menangkap keanehankeanehan dalam kalimat ini. Akan tetapi, keanehannya itu bukan pada soal kegramatikalannya melainkan karena kalimat-kalimat tersebut memang mematuhi kaedah sintaksis bahasa masing-masing.

30 Contoh: 1) Colorless green ideas sleep furiously 2) Baju barunya itu sudah kumal sejak dimuliakannya besok. Berbeda halnya dengan keanehan rangkaian kata berikut: Contoh: 1) Furiously sleep ideas green colorless. 2) Besok dimuliakannya sejak kumal sudah itu barunya baju. Rangkaian kata yang mematuhi kaidah sintaksis disebut tidak camping (wellformed) atau gramatikal. Sebaliknya, yang tidak mematuhi kaedah sintaksis disebut tidak apik (ill-formed) atau tidak gramatikal. Sintaksis dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok sebagai berikut. a. Kelompok pertama yaitu subyek, predikat, obyek dan keterangan adalah kelompok fungsi sintaksis. b. Kelompok kedua yaitu nomina, verba, ajektiva dan numeralia adalah peristilahan dengan kategori sintaksis. c. Kelompok ketiga yaitu pelaku, penderita dan penerima adalah peristilahan yang berkenaan dengan peran sintaksis. Menurut Verhaar (2001) fungsi sintaksis terdiri dari S, P, O, K merupakan kotak-kotak kosong atau tempat kosong yang tidak mempunyai arti apa-apa karena kekosongannya. Contoh: Nenek melirik kakek tadi pagi S P O K Nomina verba nomina nomina

31 Kata nenek memiliki peran pelaku atau agentif, melirik mempunyai peran aktif, kakek memiliki peran sasaran, tadi pagi memiliki peran waktu.fungsi sintaksis tidak harus selalu berurutan S, P, O, dan K. Urutannya harus selalu tidak adalah fungsi P dan O. Keempat fungsi itu tidak harus selalu ada pada setiap fungsi sintaksis. Fungsi-fungsi mana yang bisa tidak muncul dan fungsi-fungsi mana yang harus selalu muncul, sehingga konstruksi tersebut bisa disebut sebagai sebuah struktur sintaksis. a. Chafe (1970) menyatakan bahwa yang paling penting dalam struktur sintaksis adalah fungsi predikat. Bagi Chafe predikat harus berupa verba, atau kategori lain yang diverbakan. Verba yang transitif memunculkan fungsi obyek dan verba yang menyatakan lokasi dan akan pula memunculkan fungsi keterangan yang berperan lokatif. b. Akibat dari pandangan ini, kalimat tanpa predikat adalah salah. Kata adalah merupakan verba kopula yang sepadan dengan to be dalam bahasa Inggris. Secara deskriptif dalam bahasa Inggris kata kerja to be memang harus selalu digunakan tetapi dalam bahasa Indonesia kata adalah bisa dilepaskan dalam konstruksi kalimat. c. Akibat lain dari konsep bahwa subyek harus selalu diisi oleh nomina maka kata berenang pada kalimat adik berenang, dianggap sebagai kategori nomina atau verba yang berfungsi sebagai nomina.

32 Dalam bahasa Indonesia urutan kata sangat penting tapi dalam bahasa Latin urutan kata tidak diperlukan karena yang memegang peranan penting dalam sintaksis bukan urutan tapi bentuk katanya. Kesalahanpahaman terhadap suatu konstruksi sebagai akibat dari kesalahan dalam pemberian tekanan. Konstruksi ambigu/ganda adalah konstruksi yang bisa bermakna ganda sebagai akibat dari tafsiran gramatikal yang berbeda. Morfem atau gabungan morfem yang secara kuantitas merupakan kelas yang tertutup.menurut sifat hubungannya morfem dibedakan menjadi dua : konektor koordinatif dan konektor subkoordinatif. Konektor koordinatif yaitu konektor yang menghubungkan dua klausa yang sederajat. Konjungsi yang dipakai : dan, atau, tetapi. Konektor subkoordinatif yaitu konektor yang menggabungkan dua klausa yang tidak sederajat. Konjungsi yang dipakai: meskipun, karena, kalau. 2.3 Kata sebagai satuan Sintaksis Dalam tataran sintaksis kata merupakan satuan terkecil yang menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar yaitu frase. Ada 2 macam kata : kata penuh (full word) dan kata tugas (function word). Kata penuh adalah kata yang secara leksikal memiliki makna, mempunyai kemungkinan untuk mengalami proses morfologi, merupakan kelas tertutup dan tidak dapat bersendiri sebagai sebuah satuan tuturan.kata tugas adalah kata yang secara leksikal tidak mempunyai makna, tidak mengalami proses morfologi, merupakan kelas tertutup dan tidak dapat bersendiri.

33 Kata penuh : nomina, verba, adverbia, dan numeralia, ajektifa. Kata tugas : kata-kata yang berkategori preposisi dan konjungsi Kata tugas selalu terikat kata yang ada di belakangnya. Kata-kata yang termasuk kata penuh dapat mengisi salah satu fungsi sintaksis dapat pula berdiri sendiri sebagai jawaban, atau kalimat perintah atau kalimat minor lainnya. 2.4 Frase Pengertian Frase Frase adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif atau lazim disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. karena frasa adalah satuan gramatikal bebas terkecil, maka frase berupa morfem bebas, bukan morfem terikat. Frase tidak terdiri dari subyek predikat atau predikat objek. Karena frase merupakan salah satu fungsi sintaksis maka frase tidak dapat dipindah sendirian harus digunakan secara keseluruhan. Contoh: kamar mandi, tidak boleh dipisah kamar dan mandi. Perbedaan frase dan kata majemuk yaitu : a. Kata majemuk: komposisi yang memiliki makna baru atau memiliki satu makna, merupakan morfem terikat. b. Frase : tidak memiliki makna baru melainkan merupakan fungsi sintaksis dan makna gramatikal, merupakan morfem bebas yang benar-benar berstatus kata. Contoh : - Meja hijau : pengadilan (kata majemuk) - Meja saya : meja saya punya (frase)

34 Jenis Frase Frase Eksosentris Adalah frase yang komponen-komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Frase ini dapat mengisi fungsi keterangan. Contoh: Ayah berdagang di pasar Komponen di- maupun komponen pasar tidak dapat berdiri sendiri mengisi kata keterangan. Frase Eksosentrik dibedakan menjadi 2: 1. Frase eksosentrik yang direktif komponen pertamanya berupa preposisi seperti di, ke, dan dari, komponen keduanya berupa kata atau kelompok kata yang berkategori nomina. Karena komponen pertama berupa preposisi maka disebut juga frase preposisional. Contoh: di pasar, dari kertas 2. Frase eksosentrik nondirektif: komponen pertamanya artikulus (sebutan) komponen ke 2 berupa kata/kelompok kata kategori nomina, ajektifa, atau verba. Misal: si miskin, sang mertua Frase Endosentris (Modifikatif) Frase Endosentris (Modikatif) adalah frase yang salah satu unsurnya atau komponennya memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya (satu komponen dapat menggantikan keseluruhannya) Contoh : Harga buku itu murah sekali

35 Harga buku itu murah Frase modifikatif karena komponen keduanya yaitu bukan komponen yang bukan inti atau hulu.kata lain dari frase endosentrik (modifikatif) yaitu frase subordinatif karena salah satu komponennya yaitu yang merupakan inti frase berlaku sebagai komponen atasan, komponen lainnya : komponen yang membatasi (komponen bawahan) Di samping frase endosentis berinduk tunggal, frase endosentris juga dapat berwujud frase endosentris berinduk ganda, yaitu frase yang terdiri dari gabungan kata yang ( kadang-kadang ) disatukan oleh penghubung. Frase yang demikian disebut pula frase koordinatif seperti contoh berikut: Contoh: 1) ayah (dan) ibu 2) tua (dan) muda 2.5 Morfologi Morfologi, bersama-sama dengan sintaksis, merupakan tataran ilmu bahasa yang disebut tata bahasa atau gramatika. Morfologi merupakan studi gramatikal struktur intrn kata, sedangkan sintaksis merupakan studi gramatikial mengenai kalimat. Karena itu morfologi sering disebut pula tata kata atau tata bentuk, sedangkan sintaksis disebut tata kalimat Batasan tersebut digunakan hanya sebagai pegangan dasar saja, sebab sebenarnya batas antara kedua wilayah studi tidaklah selalu mudah diterapkan.

36 2.5.1 Morfem Tata bahasa tradisional tidak mengenal konsep maupun istilah morfem, sebab morfem bukan merupakan satuan dalam sintaksis, dan tidak semua morfem mempunyai makna secara filosofis. Konsep morfem baru diperkenalkan oleh strukturalis pada awal abad kedua puluh ini. Menurut Katamba (1993:24) The morpheme is the smallest difference in the shape of a word that correlates with the smallest difference in word or sentence meaning or in grammatical structure. Dalam studi morfologi suatu satuan bentuk yang berstatus sebagai morfem biasanya dilambangkan dengan mengapitnya diantara kurung kurawal. Dalam Abdul Chaer (1994:149) telah memberikan contoh seperti kata Indonesia mesjid dilambangkan sebagai {mesjid}; kata kedua dilambangkan menjadi {ke} + {dua} atau bisa juga ({ke}+{dua}). Selama morfem itu berupa morfem segmental hal itu mudah untuk dilakukan. Bentuk jamak dalam bahasa Inggris books bisa dilambangkan {book}+ {s}. Tetapi bagaimana untuk bentuk jamak feet (tunggalnya foot) dan sheep (tunggalnya sheep?), maka dapat dipastikan bahwa bentuk jamak dari sheep adalah sama dengan bentuk tunggalnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa {0 } atau zero merupakan salah satu alomorf dari morfem penanda jamak dalam bahasa Inggris Klasifikasi Kata Dalam bahasa Inggris istilah klasifikasi kata atau penjenisan kata adalah part of speech. Klasifikasi kata ini dalam sejarah linguistik selalu menjadi salah satu topik

37 yang tidak pernah terlewatkan, termasuk juga dalam kajian linguistik Indonesia, persoalannya tidak bisa tertuntaskan. Hal ini terjadi, karena, pertama setiap bahasa mempunyai cirinya masing-masing; dan kedua, karena kriteria yang digunakan untuk membuat klasifikasi kata itu bisa bermacam-macam. Para tata bahasawan strukturalis membuat klasifikasi kata berdasarkan distribusi kata itu dalam suatu struktur atau konstruksi. Misalnya, yang disebut nomina adalah kata yang dapat berdistribusi di belakang kata bukan ; atau dapat mengisi konstruksi bukan. Jadi, kata-kata seperti buku, pinsil dan nenek adalah termasuk nomina, sebab dapat berdistribusi di belakang kata bukan itu. Yang termasuk verba adalah kata yang dapat berdistribusi di belakang kata tidak. Jadi, katakata seperti makan, minum, dan lari adalah termasuk kelas verba, karena dapat berdistribusi di belakang kata tidak itu. 2.6 Bentuk-Bentuk Kata Bentuk Nomina Skemata Struktur Bahasa Indonesia Terhadap Kecampingan Kalimat Bahasa Inggris pada mahasiswa Akademi Pariwisata Medan. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu : perbedaan proses pembentukan nomina jamak dan perlakuan untuk nomina dibentuk dengan proses reduplikasi, bukan afiks (Kridalaksana dkk.1985). Bentuk jamak tidak direduplikasi jika sudah ada pemarkahnya, misalnya jika didahului kata banyak. Pada lain pihak, dalam bahasa Inggris, bentuk jamak dari nomina dibentuk dengan infleksi afiks, yaitu dengan menggunakan sufiks s atau -es

38 dan nomina harus dalam bentuk jamak (berinfleksi) jika didahului oleh pewatas seperti many atau a lot of. Perbedaan ini menyebabkan kesalahan sebagai berikut : 1) We have many type of book. 2) The supplier supplies a lot of tomato. 3) The cook has many way how to practice it. 4) There are a lot of market and mall. 5) There are a lof of student. 6) There are a lot of ticket that we sell. Semua nomina di atas seharusnya ditulis dalam bentuk jamak (Semua nomina di atas seharusnya ditulis dalam bentuk jamak (types, books, tomatoes, markets, malls, student dan tickets.) karena didahului oleh pewatas many atau a lot of. Selain kata many dan a lot of, pewatas yang menyatakan bahwa sesuatu lebih dari satu, misalnya kata three dan different, juga perlu diikuti oleh nomina dalam bentuk jamak. Dengan demikian, bentuk nomina dalam kalimat berikut seharusnya adalah types, chairs, places dan things. 7) The class has three type of chair. 8) Every weekend we can go to different place and find different thing. 9) There are two different kind of places. Dalam bahasa Inggris, frasa one of harus diikuti oleh nomina jamak, sehingga betuk nomina yang tepat adalah reasons dan examples. 10) One of the ticket is that they have to buy. 11) One of the book is for you.

39 Kata cook dan housekeeper dalam kalimat berikut ini seharusnya dalam bentuk jamak (cooks dan housekepers) karena merujuk pada subjek yang jamak (some of them). 12) Some of them can be a cook and others can be a housekeeper.. Secara nalar, kata day dalam kalimat berikut juga seharusnya dalam bentuk jamak (days) karena berarti hari-hari yang akan dilalui, bukan satu hari tertentu. 13) I have to spend my day. Jika dalam kalimat-kalimat di atas, para responden tidak menggunakan infleksi jamak dalam bentuk nomia yang ditulisnya, maka dalam kalimat berikut ini justru sebaliknya. Para responden yang menulis kalimat berikut ini menggunakan infleksi jamak ke nomina yang tak terbilang. Beberapa nomina yang termasuk nomina tak terbilang dalam bahasa Inggris dapat termasuk nomina terbilang dalam bahasa lain, contohnya nomina furniture dan mail (Murphy 1985 : 138). Perbedaan tersebut menyebabkan kecampingan kalimat berikut : 14) We bought some furnitures. 15) I got some mails yesterday Pilihan Kata Salah satu aspek penguasaan bahasa adalah penguasaan secara aktif sejumlah besar pembendaharaan kata (kosa kata) bahasa tersebut (Keraf 1971 : 35). Dengan memiliki pembendaharaan kata yang mencukupi, pilihan kata dalam mengarang pun akan lebih tepat dan variatif. Kesalahan pilihan kata khususnya berupa kesalahan

40 pemahaman akan makna kata tersebut atau kesalahan penerjemahan. Satu kata bahasa Indonesia mungkin saja memiliki beberapa terjemahan dalam bahasa Inggris dan berbeda medan makna dan penggunaanya, misalnya kata appetite dalam bahasa Indonesia dengan hal diterjemahkan appetite atau appetizer dalam bahasa Inggris. Jika berhubungan dengan hal jenis, maka appetizer lebih tepat, namun jika berhubungan dengan selera makan, maka appetizer lebih tepat, contoh : 16) There are so many appetite we offer. Kata beside hanya mengacu pada posisi untuk makna di samping. Kata yang tepat adalah besides yang bermakna selain itu. 17) Beside the menu, they also give other offers.. Kesalahan penerjemahan kata tuntutan, menyebabkan kecampingan kalimat Pickles make good appetises. Appetite adalah nafsu makan / selera. Kata yang lebih tepat adalah appetizer. Ungkapan sheet of balance di kalimat pada kalimat di bawah ini yang dimaksudkan berarti keseimbangan neraca keuangan, kurang idiomatis. Ungkapan yang lebih idiomatis adalah balancing sheet.. Contoh : 18) The sheet of balance in the country is very good. Kata prefer memang sering digunakan untuk menyatakan pilihan, tetapi artinya adalah lebih suka, bukan memilih. Kalimat berikut memerlukan kata choose memilih, bukan prefer. Contoh : 19) We can also prefer the schools

41 Dalam beberapa buku bahasa Inggris, diberikan penjelasan megenai kata-kata yang ejaannya hampir sama, namun artinya berbeda. Misalnya kata quiet tenang, quit berhenti, dan quite cukup. Demikian pula dengan kata change perubahan dan chance kesempatan. Contoh : 20) Everyone wants to get a quite life. 21) There is a better change to find a job Kata yang lain memiliki beberapa bentuk dalam bahasa Inggris, yaitu another, the other, others, the others, dan other. Sufiks s tidak perlu digunakan jika other diikuti oleh nomina jamak (other people). Kata the other lebih tepat digunakan untuk menyatakan satu yang terakhir seperti pada kalimat 22) The others colors are white and blue. Kalimat 23) If he is still hungry after that he can eat one mango, tentu setelah makan satu buah mangga maka dia akan memakan mangga yang satu lagi, sehingga lebih tepat menggunakan kata another. Kata injure adalah merupakan bentuk kata kerja yang artinya melukai atau mendapat luka. Kata yang lebih tepat untuk menyatakan luka-luka adalah injury. 24) He sustained injure of the face. Kata selera tidak tepat jika diterjemahkan appetites dalam klimat It depends on theirs appetites karena appeties mengacu pada selera makan atau keinginan yang kuat akan sesuatu.

42 Kata going old tidak idiomatik dalam kalimat berikut 25) When I am going old, I wil give you a present. Lebih tepat menggunakan kata getting old atau langsung kata old. Kata relation dan relativity dalam dua kalimat berikut lebih tepat diganti dengan kata relationship hubungan. Contoh kalimat seperti berikut : 26) You must have a good relation in this life. 27) I have a good relativity to them. Kata relevan dalam bahasa Indonesia tidak dapat diterjemahkan menjadi relevance dalam bahasa Inggris, karena bentuk sifatnya adalah relevant. Kesalahan tersebut menyebabkan kecampingan kalimat berikut : 28) It is not relevant to the subject. Kata sedikit dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan a little atau a few yang penggunaannya berbeda. A little untuk nomina tak terbilang, sedangkan a few untuk nomina terbilang (Murphy, 1985 : 172). Kata books adalah nomina terbilang sehingga seharusnya menggunakan pewatas a few, bukan a little. Contoh kalimat seperti berikut ini : 29) We need a little books to read Kongruensi Istilah kongruensi adalah terjemahan dari istilah concord dan agreement. Kedua istilah ini memiliki lema tersendiri dalam Kamus Linguistik (Kridalaksana 2001 : 160,116). Akan tetapi, keduanya memiliki terjemahan yang sama, yaitu

43 kongruensi. Kedua istilah ini dinyatakan sama dalam The Concise Oxford Dictionary of Linguistics (Matthews 1997 : 12). Dalam bahasa Indonesia, bentuk verba tidak terpengaruh oleh bentuk subjek, sedangkan dalam bahasa Inggris, bentuk verba bergantung pada subjeknya. Jika subjeknya adalah pronomina ketiga tunggal, verbanya harus ditambah -s/es atau menggunakan is/was/has. Pada kalimat-kalimat berikut ini, dapat kita lihat bahwa kesalahan kongruensi terjadi khususnya jika ada adverbia antara subjek dan verba, sehingga para responden sering terkecoh dalam menulis bentuk verbanya. Subjek jamak memerlukan verba bantu are, bukan is. 30) The books which is over there is blue. 31) The men who is buying some books is my family. 32) Tomorrow morning we will visit his families who is living in Siantar. 33) The students who is in my class come from may countries.. 34) The tickets which is bought by him is very expensive. Subjek tunggal memerlukan verba bantu is atau verba yang menggunakan infleksi s. 35) He spend much money. 36) Furniture are very unique. 37) Fruit have more vitamins. 38) We don t know the price of fruit are. Kata there is dan there are bergantung pada nomina yang ada setelahnya. Jika nomina setelahnya dalam bentuk jamak, maka digunakan kata there are. Sebaliknya,

44 jika nomina setelahnya dalam bentuk tunggal atau nomina tak terbilang, digunakan kata there is. 39) There is many books sold. 40) There is just a few cars. 41) There is a hotel, shopping mall, etc. 42) There are no fruit in kitchen Gerundium (Gerund) Gerundium adalah bentuk ing dari verba yang digunakan sebagai nomina (Azar, 1989:150). Peneliti meneliti beberapa kesalahan dalam jenis ini. Kesalahan ini dapat dibagi dalam dua kelompok, bentuk verba serta preposisi dan bentuk verba pada posisi subjek. Setelah preposisi, verba harus berbentuk gerundium. 43) I enjoy go to the beach. 44) He finishes study at midnight. 45) I m considering go to Medan. Pada posisi subjek, verba juga harus berbentuk gerundium (living) 46) Play football is my hobby. 47) Swim in the river is very nice. 48) Ride a horse is very fun. 49) Come to class on time is important. 50) Have a cold is not a fun.

45 51) Cook a soft-boiled egg takes three minutes Artikula Penggunaan artikula dalam bahasa Inggris tidak sama dengan penggunaannya dalam bahasa Indonesia. Hal ini menyebabkan kesalahan pada beberapa kalimat berikut. Dalam bahasa Inggris, nomina terbilang memerlukan pewatas, biasanya artikula, di depannya jika digunakan dalam bentuk tunggal (Sinclair 1990:6), sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak perlu. Perbedaan ini sering membuat lupa untuk menambahkan artikula pada nomina terbilang dalam bentuk tunggal kalaupun ingat menggunakan artikula, masalah selanjutnya adalah pilihan antara artikula a/an atau the. Secara umum, artikula the tidak mengacu pada sesuatu yang generik, sehingga kalimat-kalimat berikut lebih tepat menggunakan artikula a/an dari pada the. 52) Do you have the car? 53) Yesterday I saw the dog and the cat. 54) I had the soup and the sandwich for lunch. 55) The banana is yellow. 56) The dog makes a good pet. Artikula a/an hanya dapat digunakan sebagai pewatas nomina tunggal, sedangkan untuk nomina jamak, pewatas a/an tidak perlu digunakan. 57) They can be a good students. 58) We have to be a professional teachers.

46 59) We could be a managers Ejaan Cook (2001:76) menyebutkan bahwa masalah utama pada bahasa Inggris adalah ketentuan yang kompleks mengenai cara huruf-huruf disusun dalam kata-kata. Bahasa Inggris tidak memiliki sistem yang langsung di mana satu huruf mewakili satu bunyi. Hal ini menyulitkan banyak mahasiswa karena pemahaman kata-kata bahasa Inggris harus mencakup ucapan dan tulisannya. Kesalahan ejaan adalam penulisan suatu kata dapat dilihat pada kalimat berikut ini. Kesalahan pertama adalah penulisan konsonan yang seharusnya tunggal, namun ditulis ganda, atau sebaliknya. Ejaan yang benar adalah dinner, apartment, occurred birthday, dan holiday. 60) Let s have a diner. 61) All students hired an apartemen. 62) An accident occurred. 63) All of us will celebrate their birdays. 64) We spend our holliday. Kesalahan kedua adalah penulisan kata yang agak panjang. Ejaan yang benar adalah bedroom dan anthropologist. 65) You have to clean the badroom.. 66) Today antropologis is needed to develop the culture. 67) Everyone could be an antropologis.

47 2.6.7 Kalimat Tanpa Verba Pola kalimat dasar bahasa Inggris dan bahasa Indonesia adalah sama, yaitu Subjek dan Predikat, namun berbeda dalam kelas kata yang dapat mengisi fungsi tersebut. Dalam bahasa Indonesia, predikat dapat berupa frasa nominal, frasa numeral, atau frasa perposisional, di samping frasa verbal dan frasa adjektival (Alwi dkk 1998:326). Ketentuan ini tentunya berbeda dengan bahasa Inggris karena predikatya hanya berupa frasa verbal (Quirk dkk 1985 : 53). Perbedaan ini membuat pelajar sering tidak menuliskan verba jika kalimatnya sudah memiliki frasa lainnya, contohnya pada kalimat berikut ini. Kalimat tersebut perlu ditambahkan verba bantu (is atau are) untuk menghasilkan bentuk kalimat yang tidak camping (well-formed). 68) The students of the university_ very familiar. 69) You will_glad if you get a good grade. 70) The student who_ sitting there_ very tall. 71) Those_very good. 72) He will _ coming to meet us. 73) I think you _ not crazy boy. 74) I don t know how muc_. 75) They_ coming to visit us Kelas Kata Bentuk nomina, adjektiva, dan adverbia dalam bahasa Inggris juga menimbulkan masalah dalam penulisan. Perubahan kelas kata dalam bahasa Inggris

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Nama : Khoirudin A. Fauzi NIM : 1402408313 BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Pada bab terdahulu disebutkan bahwa morfologi dan sintaksis adalah bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut

Lebih terperinci

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS SINTAKSIS Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. A. STRUKTUR SINTAKSIS Untuk memahami struktur sintaksis, terlebih dahulu kita harus Mengetahui fungsi,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A)

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A) APPENDICES Appendix A Data 1 (Student A) 48 No Sentence 1. *There so many place they can visiting. *There so many place they can visiting. Tidak mengerti struktur yang sebenarnya, mengira bahwa are atau

Lebih terperinci

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Struktur adalah perangkat unsur yang di antaranya ada hubungan yang bersifat ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas

Lebih terperinci

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS Sintaksis adalah bidang tataran linguistic yang secara tradisional disebut tata bahasa atau gramatika. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti

Lebih terperinci

WIKIPEDIA DAN INFORMASI: ANALISIS EKUIVALENSI TERJEMAHAN

WIKIPEDIA DAN INFORMASI: ANALISIS EKUIVALENSI TERJEMAHAN WIKIPEDIA DAN INFORMASI: ANALISIS EKUIVALENSI TERJEMAHAN TESIS Oleh: LINA RUSLI 097009017/LNG SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 WIKIPEDIA DAN INFORMASI: ANALISIS EKUIVALENSI TERJEMAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Wayan Yuni Antari 1*, Made Sri Satyawati 2, I Wayan Teguh 3 [123] Program Studi Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal

Lebih terperinci

TATARAN LINGUISTIK (3):

TATARAN LINGUISTIK (3): TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS 6(0) Sebelumnya kita membahas istilah morfosintaksis. morfosintaksis adalah gabungan kata dari morfologi dan sintaksis. morfologi pengertiannya membicarakan sruktur internal

Lebih terperinci

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI 1. Pendahuluan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran yang sangat penting, mengingat bahwa setiap orang menggunakan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH SKEMATA STRUKTUR BAHASA INDONESIA TERHADAP KECAMPINGAN KALIMAT BAHASA INGGRIS PADA TWE PESERTA KURSUS TOEFL DI SURABAYA:

PENGARUH SKEMATA STRUKTUR BAHASA INDONESIA TERHADAP KECAMPINGAN KALIMAT BAHASA INGGRIS PADA TWE PESERTA KURSUS TOEFL DI SURABAYA: Pengaruh Skemata Struktur Bahasa Indonesia Terhadap Kecampingan Kalimat Bahasa Inggris pada Twe Peserta Kursus Toefl di Surabaya (Deny Arnos Kwary, Eddy Sugiri) PENGARUH SKEMATA STRUKTUR BAHASA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM :

BAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM : Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM : 1402408239 BAB 6 SINTAKSIS Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti dengan dan kata tattein yang berarti menempatkan. Secara etimologi sintaksis berarti

Lebih terperinci

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu.

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. Misal: Verb 1 (infinitive), Verb 2, dan Verb 3. Contoh penggunaan tenses : 1. Saya belajar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti mengatur bersama-sama (Verhaar dalam Markhamah, 2009: 5). Chaer (2009: 3) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI

FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D Sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari proses pembentukan kalimat, atau yang menganalisis kalimat atas bagian-bagiannya. Kalimat ialah kesatuan bahasa atau ujaran yang berupa kata atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

Lesson 42: have to, don t have to. Pelajaran 42: harus, tidak perlu

Lesson 42: have to, don t have to. Pelajaran 42: harus, tidak perlu Lesson 42: have to, don t have to Pelajaran 42: harus, tidak perlu Reading (Membaca) We have to go to school tomorrow. ( Kita harus pergi ke sekolah besok ) I have to get up at 5 am tomorrow. ( Aku harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis.

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. Menulis esai dalam bahasa Inggris membutuhkan kemampuan dalam memilih kata dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peran yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS

PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS Latifah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung Latifahtif357@gmail.com Abstrak Sintaksis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resti Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resti Handayani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama sekolah. Kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan halhal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati Abstrak. Penelitian ini menggambarkan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia terutama dalam segi struktur kalimat dan imbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai sarana interaksi

Lebih terperinci

TATARAN LINGUISTIK (3):

TATARAN LINGUISTIK (3): Nama : Hengki Firmansyah Nim : 1402408324 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS 6(0) Sebelumnya kita membahas istilah morfosintaksis. morfosintaksis adalah gabungan kata dari morfologi dan sintaksis. morfologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa menurut Halliday (1978:21) adalah fungsi imaginative, yaitu bahasa digunakan untuk melahirkan karya sastra yang berbasis pada kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sepanjang hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi tersebut, manusia memerlukan sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi kepada orang lain. Kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa bisa berlangsung secara efektif

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kerangka Teoretis Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat yang memberikan penjelasan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Analisis kalimat dapat dilakukan pada tiga tataran fungsi, yaitu fungsi sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan gramatikal antara

Lebih terperinci

TAG QUESTION. Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan.

TAG QUESTION. Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan. TAG QUESTION Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan. Syarat utama dalam membuat question tag adalah: Apabila kalimat utamanya / pernyataannya

Lebih terperinci

Lesson 33: Interrogative forms of be going to, be + verb~ing for expressing near future

Lesson 33: Interrogative forms of be going to, be + verb~ing for expressing near future Lesson 33: Interrogative forms of be going to, be + verb~ing for expressing near future Pelajaran 33: Bentuk Kata Tanya "be going to, be verb ~ ing" untuk Mengekspresikan Waktu yang Akan Segera Datang

Lebih terperinci

Bayu Ardianto LPMP Sulawesi Barat ABSTRAK

Bayu Ardianto LPMP Sulawesi Barat   ABSTRAK Naskah diterbitkan: 30 Juni 2017 DOI: doi.org/10.21009/aksis.010102 PENGGUNAAN STRUKTUR FRASE EKSOSENTRIS DIREKTIF DAN FUNGSINYA DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA (A. FUADI) DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE 4.1 Pengantar Bagian ini akan membicarakan analisis unsur-unsur bahasa Inggris yang masuk ke dalam campur kode dan membahas hasilnya. Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak lepas dengan berkomunikasi untuk bersosialisasi antar orang. Biasanya seseorang berkomunikasi bertujuan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS Compiled by: Theresia Riya Vernalita H., S.Pd. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memberi saran

Lebih terperinci

Lesson 36: Infinitive 1. Lesson 36: Kata Kerja Infinitif 1

Lesson 36: Infinitive 1. Lesson 36: Kata Kerja Infinitif 1 Lesson 36: Infinitive 1 Lesson 36: Kata Kerja Infinitif 1 Reading (Membaca) My dream is to live in New York. (Impianku adalah tinggal di New York.) I would like to learn more about your country! (Saya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada umumnya frasa merupakan kelompok kata atau gabungan dua kata atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar Book: an ESL/ EFL- Teacher

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa Indonesia sebagai identitas kebangsaannya. Bahasa Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa Indonesia sebagai identitas kebangsaannya. Bahasa Indonesia tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap bangsa tentunya memiliki bahasa sebagai identitas, seperti Indonesia memiliki bahasa Indonesia sebagai identitas kebangsaannya. Bahasa Indonesia tidak hanya

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAHASA INDONESIA BAB VI

RANGKUMAN BAHASA INDONESIA BAB VI Nama : Meka Sudesti NIM :1402408315 Kelas : 1F RANGKUMAN BAHASA INDONESIA BAB VI Dalam pembahasan sintaksis yang biasa dibicarakan adalah (1) struktur sintaksis ; (2) satuan-satuan sintaksis dan (3) hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah pengalihan makna dari bahasa sumber (BS) ke bahasa target (BT) dan makna BS harus dapat dipertahankan sehingga tidak terjadi pergeseran makna pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan, buku-buku yang digunakan dalam pengkajian ini adalah buku-buku tentang sosiolinguistik.

Lebih terperinci

Lesson 58 : everything, anything. each, every. Pelajaran 58 : semuanya, apapun. Masing-masing/sesuatu, setiap

Lesson 58 : everything, anything. each, every. Pelajaran 58 : semuanya, apapun. Masing-masing/sesuatu, setiap Lesson 58 : everything, anything each, every Pelajaran 58 : semuanya, apapun Masing-masing/sesuatu, setiap Reading (Membaca) Is everything okay? (Apakah semuanya baikbaik?) Don t worry, everything will

Lebih terperinci

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI Nama : Irine Linawati NIM : 1402408306 BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI Fonem adalah satuan bunyi terkecil dari arus ujaran. Satuanfonem yang fungsional itu ada satuan yang lebih tinggi yang disebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak 9 BAB II KAJIAN TEORI Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak bahasa. Chaer (2003: 65) menyatakan bahwa akibat dari kontak bahasa dapat tampak dalam kasus seperti interferensi,

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Perlinda Br Bangun (perlinda.bangun94@gmail.com) Dr. Malan Lubis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. Selain nomina, ajektiva, pronomina, verba, preposisi, konjungsi, dan interjeksi, adverbia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya maupun dengan penciptanya. Saat berkomunikasi

Lebih terperinci

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND

Lebih terperinci

Who are talking in the dialog? Bruce. Erick. Ericks sister. Bruce and Erick. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks :

Who are talking in the dialog? Bruce. Erick. Ericks sister. Bruce and Erick. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks : 1. SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 8LATIHAN SOAL CHAPTER 8 By the way, you are still going to look around, arent you? Who are talking in the dialog? Bruce Erick Ericks sister Bruce and Erick Kunci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan hubungan komunikasi dan melakukan kerja sama. Dalam kehidupan masyarakat, bahasa menjadi kebutuhan pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk dapat berinteraksi dengan manusia lainnya, di samping itu bahasa dapat menjadi identitas bagi penuturnya.

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur bahasa terdiri atas beberapa tingkatan yaitu kata, frasa, klausa dan kalimat. Frasa merupakan satuan sintaksis yang satu tingkat berada di bawah satuan klausa,

Lebih terperinci

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Wisuda Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh NURMA

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9 SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9 1. Text for questions 1 and 2 To : Fahmi (The chair student of 8 B) 06/01/2017 Please forward to your classmates. During the long holiday, all

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan makna gramatikal. Untuk menjelaskan konsep afiksasi dan makna, penulis memilih pendapat dari Kridalaksana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa merupakan alat komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN TATA BAHASA INGGRIS (ENGLISH GRAMMAR) BERBASIS WEB SKRIPSI WINDA HAFILIA

PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN TATA BAHASA INGGRIS (ENGLISH GRAMMAR) BERBASIS WEB SKRIPSI WINDA HAFILIA PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN TATA BAHASA INGGRIS (ENGLISH GRAMMAR) BERBASIS WEB SKRIPSI WINDA HAFILIA 061401019 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM PEMERINTAH HAJI ADAM MALIK MEDAN TESIS. Oleh ANDY SIREGAR /SP

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM PEMERINTAH HAJI ADAM MALIK MEDAN TESIS. Oleh ANDY SIREGAR /SP STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM PEMERINTAH HAJI ADAM MALIK MEDAN TESIS Oleh ANDY SIREGAR 067024004/SP S E K O L A H PA S C A S A R JA N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang didiami oleh berbagai suku bangsa. Setiap suku bangsa mempunyai ciri khas tersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

NILAI BUSHIDO DAN PENYIMPANGANNYA DALAM DWILOGI NOVEL SAMURAI KARYA TAKASHI MATSUOKA TESIS NELVITA /LNG

NILAI BUSHIDO DAN PENYIMPANGANNYA DALAM DWILOGI NOVEL SAMURAI KARYA TAKASHI MATSUOKA TESIS NELVITA /LNG NILAI BUSHIDO DAN PENYIMPANGANNYA DALAM DWILOGI NOVEL SAMURAI KARYA TAKASHI MATSUOKA TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora dalam Program Studi Linguistik pada

Lebih terperinci

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK Nama : Wara Rahma Puri NIM : 1402408195 BAB 5 TATARAN LINGUISTIK 5. TATARAN LINGUISTIK (2): MORFOLOGI Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. 5.1 MORFEM Tata bahasa tradisional tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, karena dalam menjalani kehidupan sosial manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, karena dalam menjalani kehidupan sosial manusia selalu membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Interaksi dan segala

Lebih terperinci

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA DEBAT KONTROVERSI SURAT KEPUTUSAN BERSAMA AHMADIYAH DI TV ONE ELVITA YENNI

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA DEBAT KONTROVERSI SURAT KEPUTUSAN BERSAMA AHMADIYAH DI TV ONE ELVITA YENNI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA DEBAT KONTROVERSI SURAT KEPUTUSAN BERSAMA AHMADIYAH DI TV ONE TESIS Oleh: ELVITA YENNI 077009006 SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI LINGUISTIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN (INDONESIAN EDITION) BY HERY HERY

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN (INDONESIAN EDITION) BY HERY HERY ANALISIS KINERJA MANAJEMEN (INDONESIAN EDITION) BY HERY HERY READ ONLINE AND DOWNLOAD EBOOK : ANALISIS KINERJA MANAJEMEN (INDONESIAN EDITION) Click button to download this ebook READ ONLINE AND DOWNLOAD

Lebih terperinci

TERJEMAHAN FRASA PREPOSISI PADA NOVEL PRIDE AND PREJUDICE DALAM BAHASA INDONESIA TESIS. Oleh NUR KHANIFAH RIZKY LUBIS /LNG

TERJEMAHAN FRASA PREPOSISI PADA NOVEL PRIDE AND PREJUDICE DALAM BAHASA INDONESIA TESIS. Oleh NUR KHANIFAH RIZKY LUBIS /LNG TERJEMAHAN FRASA PREPOSISI PADA NOVEL PRIDE AND PREJUDICE DALAM BAHASA INDONESIA TESIS Oleh NUR KHANIFAH RIZKY LUBIS 137009015/LNG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 TERJEMAHAN

Lebih terperinci

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ulasan Film/Drama Teks ulasan yaitu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU Makalah Bahasa Indonesia KATA PENGANTAR Syukur alhamdulilah kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang telah di limpahkannya. Sehingga penyusunan

Lebih terperinci

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI Nama : TITIS AIZAH NIM : 1402408143 LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI I. MORFEM Morfem adalah bentuk terkecil berulang dan mempunyai makna yang sama. Bahasawan tradisional tidak mengenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, manusia menggunakan bahasa baik bahasa lisan

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VIII

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VIII SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VIII KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016 A. KELAS VIII Alokasi Waktu:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

Lesson 21: Who. Pelajaran 21: Siapa

Lesson 21: Who. Pelajaran 21: Siapa Lesson 21: Who Pelajaran 21: Siapa Reading (Membaca) Who are your friends? (Siapa temanmu?) Who is your new boss? (Siapa bos barumu?) Who is your English teacher? (Siapa guru Bahasa Inggrismu?) Who was

Lebih terperinci

KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA)

KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) Read Online and Download Ebook KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) DOWNLOAD EBOOK : KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN Click link

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

POLA KALIMAT PADA KUMPULAN DONGENG GADIS KOREK API KARYA H.C. ANDERSEN (SUATU KAJIAN SINTAKSIS)

POLA KALIMAT PADA KUMPULAN DONGENG GADIS KOREK API KARYA H.C. ANDERSEN (SUATU KAJIAN SINTAKSIS) POLA KALIMAT PADA KUMPULAN DONGENG GADIS KOREK API KARYA H.C. ANDERSEN (SUATU KAJIAN SINTAKSIS) Veria Septianingtias Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email: verianingtias@gmail.com

Lebih terperinci