BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI DAN PENYEDIAAN AIR BERSIH KABUPATEN SUBANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI DAN PENYEDIAAN AIR BERSIH KABUPATEN SUBANG"

Transkripsi

1 65 BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI DAN PENYEDIAAN AIR BERSIH KABUPATEN SUBANG Menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 3 mengisyaratkan bahwa air dikuasai oleh negara untuk dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1987 tentang penyerahan sebagian urusan pemerintah di bidang pekerjaan umum kepada daerah, maka pelayanan air bersih diserahkan kepada pemerintah kota/kabupaten sebagai utusan pemerintah daerah. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah diserahkan kepada PDAM. Bab ini akan menjelaskan mengenai tinjauan terhadap gambaran umum wilayah Kabupaten Subang dan tinjauan terhadap PDAM Kabupaten Subang sebagai penyedia jasa air bersih Kabupaten Subang. Hal yang menjadi tinjauan dari PDAM Kabupaten Subang adalah siatem penyediaan air minum (SPAM), sumber air baku, fasilitas pengolahan, fasilitas transmisi dan distribusi, cakupan pelayanan dan sebaran pelanggan, kualitas pelayanan air bersih, dan tarif serta penerimaan PDAM Kabupaten Subang. 3.1 Gambaran Umum Wilayah Studi Air minum merupakan salah satu kebutuhan vital bagi penduduk untuk memenuhi hajat hidupnya. Ketersediaan air minum yang sehat bagi penduduk secara memadai akan membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Disisi lain perusahaan air minum yang semakin berkembang dan dikelola oleh Pemerintah Daerah melalui PDAM secara langsung akan semakin menambah pendapatan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Subang. Berdasarkan relief permukaan, kemiringan lereng, dan beda tinggi elevasinya, daerah Kabupaten Subang secara umum dapat dibagi menjadi empat satuan morfologis, yaitu dataran, perbukitan bergelombang landai hingga agak curam, perbukitan curam dan pegunungan. Ditinjau dari segi teknik kerekayasaan, Kabupaten Subang memiliki potensi yang sangat baik untuk berbagai jenis kegiatan budidaya. Wilayah Kabupaten Subang memiliki kemiringan yang relatif datar yakni 80,80% luas wilayahnya dengan kemiringan Beberapa daerah yang masih sering dilanda banjir dan genangan air dapat diatasi dengan percepatan aliran drainase. Sedangkan tempat-tempat yang sering mengalami kekeringan dapat diatasi dengan upaya pencarian sumber-sumber mata air 65

2 66 baru beserta jaringan distribusinya. Daerah selatan sangat potensial untuk penemuan sumber mata air baru,sedangkan wilayah utara merupakan daerah pesisir yang memiliki potensi perikanan laut yang besar. Penduduk Kabupaten Subang pada Tahun 2007 berjumlah jiwa dengan komposisi penduduk menurut jenis kelamin orang laki-laki dan orang perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.1 dibawah ini. Tabel III.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Subang Tahun 2007 No. Kecamatan Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Subang Kalijati Cijambe Cibogo Sagalaherang Jalancagak Cisalak Tanjungsiang Cipeundeuy Pabuaran Patokbeusi Purwadadi Cikaum Pagaden Cipunagara Compreng Binong Ciasem Pamanukan Pusakanagara Legonkulon Blanakan Jumlah Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang,2007 Adapun kepadatan penduduk Kabupaten Subang mencapai 7 jiwa per Ha, Kecamatan Subang merupakan daerah terpadat yaitu dengan 16 jiwa per Ha disusul Kecamatan Pagaden, Pamanukan dan Pusakanagara dengan 12 jiwa per Ha. Sedangkan untuk daerah yang paling rendah tingkat kepadatannya yaitu Kecamatan Sagalaherang dan Legonkulon dengan 4 jiwa per Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.2 berikut ini.

3 67 Tabel III.2 Kepadatan Penduduk Di Kabupaten Subang Tahun 2007 No. Kecamatan Kepadatan Penduduk (jiwa/ha) 1 Subang 16 2 Kalijati 6 3 Cijambe 5 4 Cibogo 5 5 Sagalaherang 4 6 Jalancagak 7 7 Cisalak 6 8 Tanjungsiang 5 9 Cipeundeuy 4 10 Pabuaran 7 11 Patokbeusi 9 12 Purwadadi 8 13 Cikaum 7 14 Pagaden Cipunagara 6 16 Compreng 7 17 Binong 8 18 Ciasem Pamanukan Pusakanagara Legonkulon 4 22 Blanakan 7 Kepadatan Kabupaten Subang 7 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang,2007 Salah satu indikator dalam penunjang pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum adalah adanya evaluasi terhadap Rencana Tata Ruang yang ada, maka berdasarkan hasil kajian dan telaahan terhadap produk-produk Perencanaan Tata Ruang di Kabupaten Subang (RTRW Kabupaten Subang dan RDTR Kecamatan-kecamatan), maka dapat disimpulkan hasil Evaluasi Tata Ruang di Kabupaten Subang seperti yang terurai dalam Tabel III.3 di bawah ini :

4 68 No Wilayah Pengembangan WP Bagian Utara WP Bagian Tengah WP Bagian Selatan Tabel III.3 Evaluasi Rencana Tata Ruang Kabupaten Subang Tahun 2007 Sumber: RTRW Kabupaten Subang,2007 Kecamatan 1 Kec. Pamanukan 2 Kec. Binong 3 Kec. Compreng 4 Kec. Pusakanagara 5 Kec. Legonkulon 6 Kec. Cikaum 7 Kec. Patokbeusi 8 Kec. Ciasem 9 Kec. Blanakan 1 Kec. Subang 2 Kec. Pabuaran 3 Kec. Purwadadi 4 Kec. Pagaden 5 Kec. Cipunagara 6 Kec. Cibogo 7 Kec. Kalijati 8 Kec. Cipeundeuy 1 Kec. Jalancagak 2 Kec. Sagalaherang 3 Kec. Cijambe 4 Kec. Cisalak 5 Kec. Tanjungsiang Fungsi Pengembangan Merupakan kawasan pengembangan ekonomi yang strategis dengan akses jalur PANTURA, sektor yang diunggulkan adalah Pariwisata, Produksi Pertanian dan Perikanan. Fungsi Strategisnya adalah sebagai KOTA TRANSIT di jalur Pantura. Merupakan Wilayah cepat berkembang yang dipengaruhi adanya rencana pembangunan jalan Tol ruas Cikampek-Cirebon serta rencana pengembangan zona industri seluas Ha di kawasan tersebut. Merupakan wilayah yang berfungsi sebagai kawasan Resapan Air (Catchman area) dengan sektor kegiatan utama adalah Perkebunan dan Kehutanan yang juga berfungsi sebagai kawasan lindung di Kabupaten Subang Berdasarkan uraian tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi kegiatan di Kabupaten Subang terbagi ke dalam 3 Wilayah Pengembangan yang memiliki karakteristik perkembangan wilayah yang berbeda-beda dimasa yang akan datang. Dalam pengembangan sistem penyediaan air bersih yaitu sebagai penunjang perkembangan Kabupaten Subang cukup berkaitan dengan evaluasi wilayah pengembangan dalam RTRW di Kabupaten Subang. Maka dapat disimpulkan hubungan antara hasil evaluasi Tata Ruang dengan Kebutuhan untuk pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum di Kabupaten Subang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.4.

5 69 No Tabel III.4 Hubungan antara Hasil Evaluasi Rencana Tata Ruang dengan Kebutuhan Untuk Pengembangan SPAM Kabupaten Subang Tahun 2007 Wilayah Pengembangan WP Bagian Utara WP Bagian Tengah WP Bagian Selatan Sumber: Hasil analisis,2007 Kebutuhan untuk Pengembangan SPAM Dengan melihat rencana pengembangan Tata Ruang di WP Utara, maka kecenderungan permintaan dalam memenuhi kebutuhan Air Bersih akan mengalami peningkatan. Sehingga diasumsikan bahwa kebutuhan pelayanan air minum di WP tersebut berada pada tingkat Sedang-Tinggi Dengan melihat rencana pengembangan Tata Ruang di WP Tengah, maka dengan melihat kecenderungan saat ini permintaan dalam memenuhi kebutuhan Air Bersih akan mengalami peningkatan yang cepat. Sehingga diasumsikan bahwa kebutuhan pelayanan air minum di WP tersebut berada pada tingkat kebutuhan Tinggi. Dengan melihat rencana pengembangan Tata Ruang di WP Selatan, maka kecenderungan permintaan dalam memenuhi kebutuhan Air Bersih tidak mengalami peningkatan yang berarti, bahkan cenderung WP Selatan ini merupakan kawasan yang akan menyuplai kebutuhan air untuk wilayah Kabupaten Subang, Sehingga diasumsikan bahwa kebutuhan pelayanan air minum di WP tersebut berada pada tingkat kebutuhan Rendah. 3.2 Sistem Penyediaan Air Bersih Kabupaten Subang Pembangunan SPAM di PDAM Kabupaten Subang berawal pada tahun dengan memanfaatkan sumber mata air Cileuleuy untuk pelayanan Kecamatan Subang dan Pembangaunan sumur dalam untuk pelayanan Kecamatan Pamanukan. Pada tahun mendapat bantuan dari Kerajaan Belanda melalui program IKK Dep.PU/DJCK untuk melayani wilayah Pagaden, Pusakanagara dan Purwadadi. Selanjutnya periode mendapat bantuan dari Kerajaan Denmark melalui program IKK Dep.PU/DJCK untuk melayani wilayah Binong, Cipunagara, Compreng, Jalan Cagak, Sagalaherang, Kalijati dan Cisalak. Pada tahun Dibangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) 40 lter/detik di wilayah Ciasem dan Blanakan, serta pelayanan khusus untuk industri air mineral PT. Tirta Investama. Selanjutnya periode telah dibangun bangunan penangkap air dengan sumber mata air Cibulakan dan penambahan debit untuk Kecamatan Compreng sebesar 5 liter/detik, serta pembuatan IPA 50 liter/detik di daerah Binong dengan sumber air dari Saluran Irigasi Tarum Timur.

6 70 Sampai akhir Juli Tahun 2007, total kapasitas terpasang sebesar 435 liter/detik dengan total kapasitas produksi M 3 (272 liter/detik) dan jumlah air terdistribusi sebesar M 3 (236,95 liter/detik) dengan angka kebocoran air di Instalasi Produksi sebesar 13,1 %. Air terjual pada bulan Juli 2007 sebesar M 3 (169,32 liter/detik) dengan angka kebocoran air di jaringan distribusi sebesar 28,54 %. Cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Subang sampai akhir tahun 2006, di wilayah administrasi sebesar 12,65 % sedangkan di wilayah yang telah dilayani sebesar 37,95 %, dengan jumlah sambungan pelanggan sebesar sambungan. Secara teknis Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di PDAM Subang dapat dikelompokkan dalam tiga tipe yaitu : 1. SPAM dengan Sumber Mata Air 2. SPAM dengan Sumber Air Tanah Dalam 3. SPAM dengan Sumber Air Permukaan Unsur-unsur yang akan ditinjau dalam kondisi eksisting SPAM antara lain: - Unit Sumber Air yang terdiri dari : Kontinuitas, kuantitas dan kualitas air, bangunan penanglap air, sumur dalam, intake, pompa, jaringan pipa transmisi. - Unit Produksi antara lain : Bak Chlorinasi, IPA (koagulasi-flokulasi, sedimentasi, filtrasi), reservoar, pompa distribusi, water meter dan tingkat kebocoran. - Unit Distribusi yaitu : Jaringan pipa distribusi, water meter dan tingkat kebocoran. - Unit Pelayanan yang terdiri : Cakupan pelayanan, kondisi sambungan rumah, hidran umum, hidran kebakaran, kondisi water meter dan kehilangan air Kondisi Eksisting SPAM dengan Sumber Mata Air Res SR HU Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan SPAM dengan sumber mata air terdapat di tiga lokasi yaitu : (1) Cileuleuy dan Cibulakan dengan wilayah pelayanan Kecamatan Subang dan Kecamatan Cijambe, (2)

7 71 Cipondok dengan wilayah pelayanan Kecamatan Cisalak, (3) Jalan Cagak dengan wilayah pelayanan Kecamatan Jalan Cagak. Adapun Kondisi pengolahan dengan Sumber Mata Air adalah sebagai berikut: Kondisi sumber mata air yang terdapat di Cabang Subang (Warung Loa dan Cibulakan) dan unit Cisalak (Cipondok) sampai saat ini agak terganggu kontinuitas, kuantitas dan kualitasnya. Perlu sedikit modofikasi pada aerasi untuk menurunkan Fe agar memenuhi standar air minum. Bangunan penangkap air masih berfungsi dengan baik dan Instalasi perpipaan transmisi masih memenuhi standar teknis dan berfungsi dengan baik. Yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan tercemarnya boundcaptering dari pencemaran limbah buangan domestik rumah tangga. Meter air masih berfungsi dengan baik, tetapi perlu diperhatikan pengamanan bak meter air dari sampah dan kotoran, untuk itu bak meter air harus selalu tertutup. Pembukaan bak sebaiknya pada saat ada pemeriksaan meter air saja. Beberapa valve perlu pembersihan dan perbaikan ringan agar tetesan-tetesan kebocoran kecil akan menjadi besar dan tak terkendali. Perlu diingat bahwa valve merupakan salah satu sumber kebocoran yang besar akibat pengoperasian yang kurang baik. Kondisi reservoir relatif masih layak pakai, hanya masalah pemeliharaan rutin, seperti membersihkan bagian dalam reservoir dan lingkungan luarnya dari sampah dan rumput perlu ditingkatkan. Seluruh jaringan distribusi utama (JDU) pada SPAM dengan sumber mata air masih memenuhi standar teknis operasional, tetapi perlu mendapat perhatian serius tentang kebocoran kecil pada sambungan rumah sebelum meter air. Kalau tidak cepat ditanggulangi secara integral akan berjumlah cukup signifikan Kondisi Eksisting SPAM dengan Sumber Air Tanah Dalam Res SR HU Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan

8 72 Secara garis besar kondisi sumber air kurang baik, selain akibat menurunnya debit Imbuhan air, juga kualitasnya telah teriterusi oleh air laut. Unit-unit yang dibangun oleh Cowi banyak yang telah mengalami kerusakan dan memerlukan perbaikan, terutama di bagian produksi. Kondisi JDU, water meter dan tingakat kebocoran masih dalam batas wajar. Adapun Kondisi pengolahan dengan Sumber Mata Air adalah sebagai berikut: Kondisi sumber air tanah dalam yang terdapat di Binong, Pagaden, Compreng, Pusakanegara, Kalijati, Purwadadi, Jalan Cagak, Sagalaherang relative baik, sedangkan di Pamanukan dan Cipunagara ada beberapa Deep well yang ditutup karena debit air menurun atau kualitasnya kurang memenuhi syarat sebagai air minum (payau). Situasi tersebut disebabkan oleh faktor alami, oleh sebab itu perlu dipikirkan untuk kedepannya mencari sumber air beru sebagai pengganti sumber air yang tidak memenuhi syarat tersebut. Pompa-pompa masih relatif baik, meskipun beberapa pompa perlu diganti motornya agar effisiensi pompa yang bersangkutan memenuhi standar performance pompa. Valve-valve banyak yang bocor, segera dilakukan perbaikan atau penggantian. Oleh sebab itu perlu peningkatan dalam hal pemeliharaan. Data-data pemeliharaan harus dikaji dengan seksama, agar tidak terjadi drop di tengah jalan, sehingga menimbulkan penghentian pelayanan air. Kondisi reservoir relatif layak pakai, hanya masalah pemeliharaan rutin, seperti membersihkan bagian dalam reservoir dan lingkungan luar dari sampah dan rumput perlu ditingkatkan. Kondisi perumahan operator perlu mendapatkan perhatian serius, hampir 90% keadaannya kumuh. Mengingat instalasi adalah cermin dari keseriusan pengusahaan air, maka perumahan operator jangan sampai terlihat kumuh.

9 Kondisi Eksisting SPAM dengan Sumber Air Permukaan IPA Res SR HU Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan Secara garis besar kondisi sumber air permukaan masih relatif baik, seluruh sistem pengolahan air juga masih berfungsi dan beroperasi dengan baik, demikian juga kondisi JDU, water meter dan tingkat kebocoran masih dalam batas wajar. Adapun Kondisi pengolahan dengan Sumber Mata Air adalah sebagai berikut: Kondisi umu sumber air permukaan WTP Binong, Pamanukan dan Ciasem secara kontinuitas dan kuantitas masih relatif bagus, tetapi yang perlu diantisipasi adalah perubahan kualitas air baku secara tiba-tiba. Untuk itu pengecekan kualitas air baku secara teliti, terutama pada musim penghujan perlu dilakukan secara kontinu, karena perubahan tersebut akan berdampak pada kualitas pengolahan selanjutnya. Bila terjadi pencemaran maka tidak menutup kemungkinan suatu saat (jangka panjang), Instalasi-instalasi pengolahan sksn membutuhkan pre-threatment untuk mengkondisikan kualitas air sebelum masuk sebagai air baku air minum. Kondisi Instalasi Pengolahan Air masih berkinerja baik, hanya masalah pemeliharaan rutin, seperti kebersihan grill penangkap air, plat settler pada bak sedimentasi dan dinding-dinding dalam filter perlu mendapat perhatian. Demikian juga lingkungan IPA perlu dijaga kebersihannya. Kondisi reservoir masih layak pakai, hanya masalah pemeliharaan rutin, seperti membersihkan bagian reservoir dan lingkungan luar dari sampah dan rumput perlu ditingkatkan.

10 74 No Cabang /Unit Tabel III.5 Kondisi Eksisting SPAM PDAM Kabupaten Subang Kondisi Jenis Sumber Unit Air Baku Baik Kurang Baik Unit Produksi Baik Kurang Baik Unit Distribusi Baik Kurang Baik Unit Pelayanan Baik Kurang Baik 1 Subang Mata Air 2 Pamanukan Air Tanah 3 Binong Air Permukaan 4 Pagaden Air Tanah 5 Pusakanagara Air Tanah 6 Compreng Air Tanah 7 Cipunagara Air Tanah 8 Kalijati Air Tanah 9 Purwadadi Air Tanah 10 Ciasem- Blanakan Air Permukaan 11 Jalancagak Mata Air 12 Cisalak Mata Air 13 Sagalaherang Air Tanah 14 Pabuaran- Patokbeusi Air Permukaan Sumber: PDAM Kabupaten Subang, Sumber Air Baku Secara umum, terdapat lima sumber air yang dapat dimanfaatkan bagi kebutuhan kegiatan perkotaan (Nace), yaitu: 1. Air hujan yaitu air hasil kondensasi uap air yang jatuh ke tanah 2. Air tanah yaitu air yang mengalir dari mata air, sumur artesis atau diambil melalui sumur buatan 3. Air permukaan yaitu air sungai dan danau 4. Desalinasi air laut atau air tanah payau/asin 5. Hasil pengolahan air buangan Dari kelima sumber diatas, air tanah dan air permukaan merupakan pilihan sumber air utama untuk dimanfaatkan. Hal ini disebabkan kedua jenis sumber air ini terdapat dalam kuantitas dan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya. Kabupaten Subang merupakan bagian dari daerah aliran sungai (DAS) Tarum Timur. Air Sungai Tarum Timur merupakan salah satu sumber air baku untuk

11 75 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Subang. Selain itu, sumber air baku dalam penyediaan air bersih di Kabupaten Subang termasuk beberapa mata air dalam dan sumur dalam. Keadaan muka air tanah di Kabupaten Subang sebagian telah mengalami penyusutan akibat penyedotan yang berlebihan. Sumber air lainnya yaitu Mata Air Cipondoh yang dimanfaatkan juga untuk industri air mineral PT. Tirta Investama. Adapun sumber air baku yang dimanfaatkan oleh PDAM dalam memenuhi kebutuhan air bersih penduduk Kabupaten Subang terdiri atas air tanah dan air permukaan. Air permukaan merupakan sumber air utama bagi PDAM dengan kapasitas jumlah pasokan mencapai antara l/det yang bisa diproduksi PDAM. Air tanah yang terbagi pada mata air serta air tanah yang diperoleh dari pengeboran memasok sekitar l/det dari jumlah air yang dimanfaatkan oleh PDAM Kabupaten Subang. Sumber air bersih yang digunakan PDAM Kabupaten Subang antara lain dari: 1. Tujuh buah mata air utama untuk distribusi wilayah Kabupaten Subang 2. Sepuluh buah sumur bor/air tanah produksi yang tersebar di dalam Kabupaten Subang 3. Air Sungai Cilamaya (instalasi pengolahan Cipeundeuy) 4. Air Sungai Tarum Timur (instalasi pengolahan Pabuaran-Patokbeusi) 5. Air Sungai Cijengkol (instalasi pengolahan Ciasem-Blanakan) 6. Air Sungai Tarum Timur (instalasi pengolahan Pamanukan-Binong) Debit produksi air bersih untuk masing-masing sumber air dapat dilihat pada Tabel III.6. Tabel III.6 Jumlah Debit Produksi Air No. Sumber Air Debit Produksi (l/det) 1 Mata Air Air Tanah Air Permukaan 150 Jumlah (l/det) 435 Sumber: PDAM Kabupaten Subang,2007 Sedangkan kapasitas desain dan debit sumber air dapat dilihat pada Tabel III.7 Berikut ini:

12 76 Tabel III.7 Jumlah Produksi Air Per Instalasi No. Cabang/Unit Sumber Air Kapasitas Desain (l/det) Subang Mata Air Cibulakan dan Mata Air Warung loa 2 Pamanukan Sumur Dalam / Air Tanah 40 3 Binong Saluran Irigasi Tarum Timur 50 4 Pagaden Sumur Dalam / Air Tanah 5 5 Pusakanagara Sumur Dalam / Air Tanah 5 6 Compreng Sumur Dalam / Air Tanah 15 7 Cipunagara Sumur Dalam / Air Tanah 10 8 Kalijati Sumur Dalam / Air Tanah 10 9 Purwadadi Sumur Dalam / Air Tanah Ciasem-Blanakan Sungai Cijengkol Jalancagak Mata Air Ciater Cisalak Mata Air Cipondok Sagalaherang Sumur Dalam / Air Tanah Pabuaran-Patokbeusi Saluran Irigasi Tarum Timur 50 Sumber: PDAM Kabupaten Subang,2007

13 Gambar 3.1 Peta Sumber,Sebaran air Bersih 77

14 Fasilitas Pengolahan Fasilitas Pengolahan merupakan fasilitas yang mengolah air baku menjadi air bersih yang siap didistribusikan. PDAM Kabupaten Subang memliki beberapa fasilitas pengolahan air permukaan, antara lain: 1. IPA Binong Instalasi pengolahan Binong dibangun pada tahun dan memiliki kapasitas 50 l/det dengan sumber air dari Saluran Irigasi Tarum Timur. Panjang pipa distribusi utama m. Instalasi Pengolahan Binong ini beroperasi sekitar ± 16 jam/hari. Instalasi ini mempunyai cakupan pelayanan 11,59%. 2. IPA Ciasem-Blanakan Instalasi Pengolahan Ciasem-Blanakan dibangun pada tahun dan memiliki kapasitas 40 l/det dengan sumber air dari Sungai Cijengkol. Panjang pipa secara keseluruhan m. Instalasi Pengolahan Ciasem-Blanakan ini beroperasi sekitar ± 18 jam/hari. Instalasi ini mempunyai cakupan pelayanan 26,03%. 3. IPA Pabuaran-Petokbeusi Instalasi Pengolahan Pabuaran-Petokbeusi memiliki kapasitas perencanaan 50 l/det. Sumber air pada instalasi ini berasal dari Saluran Irigasi Tarum Timur. Instalasi Pengolahan Pabuaran-Petokbeusi ini beroperasi sekitar ± 16 jam/hari. Instalasi pengolahan yang dipergunakan di PDAM Kabupaten Subang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.8.

15 79 Tabel III.8 Instalasi Pengolahan PDAM Kabupaten Subang No. Sumber Air dan Instalasi Jenis Pengolahan Air Pengolahan Konstruksi 1 Mata Air : Subang-Cijambe-Cibogo Cisalak Jalancagak 2 Air Tanah (Sumur Dalam) Pamanukan Pagaden Pusakanagara Compreng Cipunagara Kalijati Purwadadi Sagalaherang 3 Air Permukaan Binong IPA Besi Ciasem-Blanakan IPA Beton + Besi Pabuaran-Patokbeusi IPA Besi Sumber: PDAM Kabupaten Subang, Fasilitas Transmisi dan Distribusi Ada dua macam fisilitas pendistribusian yaitu Sistem perpipaan melalui pipa, contohnya pipa transmisi dan distribusi sedangkan non perpipaan tidak melalui pipa, contohnya sumur gali dll. Sistem jaringan perpipaan yang digunakan PDAM Kabupaten Subang terbagi dalam beberapa kelompok yaitu : 1. Sistem pipa transmisi, termasuk pipa air baku, dengan ukuran diameter berbedabeda dari 200 mm sampai 400 mm. Sistem pengalirannya secara gravitasi dan mengikuti kontur yang semakin menurun dari ketinggian antara 1500 m dpl menuju 0 m dpl.. 2. Sistem pipa distribusi, terdiri dari pipa-pipa berukuran 50 mm sampai 100 mm yang menghubungkan air/mengalirkan air sampai ke rumah-rumah atau hidran umum. Panjang keseluruhan dari pipa jaringan transmisi dan distribusi dapat dibedakan ukurannya berdasarkan ketinggian pada Tabel III.9.

16 80 Tabel III.9 Ukuran Panjang Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi Berdasarkan Ketinggian Jenis Pipa Total Kebutuhan Air Bersih (liter\hari) No Kecamatan Kebutuhan Pipa Pipa Ketinggian Air bersih Transmisi Distribusi (m dpl) /kecamatan Ø Ø mm (m) mm (m) 1 Subang 400 Lebih Kalijati 330 Kurang Cijambe 330 Lebih Cibogo 400 Cukup Sagalaherang Cukup Jalancagak Lebih Cisalak Lebih Tanjungsiang 467 Cukup Cipeundeuy 250 Kurang Pabuaran 200 Kurang Patokbeusi 150 Lebih Purwadadi 250 Lebih Cikaum 255 Kurang Pagaden 250 Kurang Cipunagara 255 Cukup Compreng 175 Kurang Binong Lebih Ciasem 55 Lebih Pamanukan 25 Lebih Pusakanagara Kurang Legonkulon 10 Kurang Blanakan 10 Lebih Sumber: PDAM Kabupaten Subang, Cakupan dan Kualitas Pelayanan Cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Subang sampai akhir tahun 2006, di wilayah administrasi sebesar 12,65 % sedangkan di wilayah yang telah dilayani sebesar 37,95 %, dari jumlah penduduk Kabupaten Subang dengan jumlah sambungan pelanggan sebesar sambungan. Secara kuantitas jumlah air yang diproduksi PDAM Kabupaten Subang sebesar 435 l/det dengan rincian tertera pada Tabel III.10.

17 Gambar 3.2 Jaringan air Bersih 81

18 82 Tabel III.10 Jumlah Air Diproduksi PDAM Kabupaten Subang No. Sumber Air Produksi (l/det) 1 Mata Air Air Tanah/Sumur Dalam Air Permukaan 150 Jumlah 435 Sumber: PDAM Kabupaten Subang,2007 Untuk keperluan sistem distribusi air, Kabupaten Subang dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu utara, tengah dan selatan. Lokasi reservoir dan instalasi hampir berada di tiga wilayah tersebut, namun sebagian kecil wilayah-wilayah tersebut tidak selalu mendapatkan pelayanan dan tekanan air yang kontinu. Air tidak selalu tersedia 24 jam per hari. Hampir rata-rata tiap daerah memperoleh tekanan air yang relatif baik dan menerima pelayanan air sampai dengan 16 jam per hari. Tingginya tingkat kebocoran yang dialami oleh PDAM Kabupaten Subang merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam menyebabkan rendahnya kuantitas dan periode ketersediaan air bagi masyarakat, dan relatif kecilnya tingkat pendapatan PDAM dibandingkan jumlah pendapatan yang seharusnya bisa didapatkan dengan kondisi yang lebih efisien. 3.7 Tarif dan Penerimaan PDAM Kabupaten Subang Penerimaan utama PDAM Kabupaten Subang berasal dari penjualan air bersih. Penerimaan tersebut bergantung pada besaran tarif yang berlaku. Tarif yang berlaku diklasifikasikan berdasarkan golongan pelanggan dan tingkat pemakaian air bersih. Pembagian kategori pelanggan per golongan dapat dilihat pada Tabel III.11, dan struktur tarif yang berlaku saat ini di Kabupaten Subang dapat dilihat pada Tabel III.12 dan Tabel III.13. Jumlah pelanggan Rumah Tangga di Kabupaten Subang saat ini mencapai pelanggan, yang merupakan golongan yang paling banyak penggunaannya dibandingkan dengan Pelanggan lainnya. Setiap sambungan rumah yang ada di PDAM Kabupaten Subang membayar rata-rata sebesar Rp tiap m 3.

19 83 Tabel III.11 Kategori Pelanggan Per Golongan No. Kategori Pelanggan Golongan 1 Kran Umum 1A 2 Tempat Ibadah 1B 3 Yayasan Sosial 1C 4 Rumah Tangga A 2A 5 Instansi Pemerintah 2B 6 Kedutaan/Konsulat 2C 7 Rumah Tangga B 3A 8 Niaga Kecil 3B 9 Niaga Besar 3C 10 Industri Kecil 3D 11 Industri Besar 3E 12 AMDK 4A Sumber: PDAM Kabupaten Subang,2007 Pemakaian (m 3 ) Tabel III.12 Struktur Tarif Pemakaian Air Minum PDAM Kabupaten Subang Berdasarkan Klasifikasi Pelanggan (Sumber Air Permukaan) Struktur Tarif Sosial Rumah Tangga Niaga & Industri AMDK 1A 1B 1C 2A 2B 2C 3A 3B 3C 3D 3E 4A * * * > * Sumber: PDAM Kabupaten Subang,2007 Pemakaian (m 3 ) Tabel III.13 Struktur Tarif Pemakaian Air Minum PDAM Kabupaten Subang Berdasarkan Klasifikasi Pelanggan (Sumber Mata Air dan Air Tanah) Struktur Tarif Sosial Rumah Tangga Niaga & Industri AMDK 1A 1B 1C 2A 2B 2C 3A 3B 3C 3D 3E 4A > Sumber: PDAM Kabupaten Subang,2007 Sedangkan, tarif pemasangan pelanggan rumah tangga resmi PDAM yang berlaku saat ini, yaitu sebesar Rp (PDAM Kabupaten Subang, 2009). Tarif ini kemudian diasumsikan sebagai dasar tarif pemasangan atau investasi dalam cashflow perhitungan kelayakan.

20 Gambar 3.3 Pengembangan air Bersih 84

21 Usulan Masyarakat Akan Air Bersih Untuk sebagian masyarakat di wilayah kabupaten subang, khususnya masyarakat kabupaten subang di wilayah tengah dan utara, kebutuhan akan air bersihnya sangat tinggi, karena merupakan daerah pusat kota dan daerah pantura dengan kondisi air bersih yang kurang memadai. Sedangkan di wilayah selatan kabupaten subang, kebutuhan masyarakat akan air bersih sangat rendah karena wilayah ini merupakan wilayah pegunungan dengan kualitas air yang sangat baik. Sebenarnya setiap masyarakat ingin menggunakan air bersih PDAM. Akan tetapi karena adanya keterbatasan ekonomi di sebagian masyarakat, sehingga belum mampu berlangganan Air PDAM. Oleh karena itu, kebanyakan masyarakat yang belum berlangganan, menginginkan agar biaya air bersih PDAM itu lebih terjangkau murah, baik biaya pemasangan maupun biaya perbulannya. Sebagian masyarakat yang mampu dan tidak berlangganan air bersih PDAM itu karena mereka tidak tahu akan pentingnya air bersih. Mereka menginginkan adanya sosialisasi air bersih secara terpadu agar masyarakat sadar akan pentingnya air bersih. Sehingga mereka bisa berlangganan air bersih PDAM dan berkelanjutan. Dengan demikian, usulan masyarakat yang paling dominan itu mencakup dua hal, yaitu faktor biaya pemasangan atau biaya tarif air bersih dan ketidak tahuan masyarakat akan pentingnya air bersih. Jika kedua hal itu dipenuhi maka kemungkinan besar akan bertambahnya minat masyarakat untuk berlangganan air bersih PDAM. Sehingga akan berpengaruh dari segi biaya dan pendapatan air bersih.

Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk

Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk 86 BAB IV KAJIAN PEMBIAYAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH 4.1 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Proyeksi kebutuhan air bersih pada wilayah pelayanan yang telah ditentukan didapat berdasarkan guna lahan rencana Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI CABANG DINAS DAERAH KABUPATEN SUBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI CABANG DINAS DAERAH KABUPATEN SUBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI CABANG DINAS DAERAH KABUPATEN SUBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUBANG Menimbang : a. Bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 164 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, serta memberikan beberapa rekomendasi baik rekomendasi secara

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Luas dan Potensi Wilayah Luas fungsional daerah penelitian adalah 171.240 ha, secara administratif meliputi 3 (tiga) kabupaten, yaitu Kabupaten Subang, Sumedang,

Lebih terperinci

7.1. PERDAGANGAN NASIONAL

7.1. PERDAGANGAN NASIONAL 7. PERDAGANGAN 7.1. PERDAGANGAN NASIONAL Perdagangan mempunyai peran yang cukup penting dalam mendorong perekonomian di Kabupaten Subang. Sektor unggulan kedua setelah pertanian ini dari tahun ketahun

Lebih terperinci

7. PERDAGANGAN 7.2. PRASARANA EKONOMI 7.1. PERDAGANGAN NASIONAL

7. PERDAGANGAN 7.2. PRASARANA EKONOMI 7.1. PERDAGANGAN NASIONAL 7. PERDAGANGAN 7.1. PERDAGANGAN NASIONAL Salah satu motor penggerak perekonomian di Kabupaten Subang adalah Perdagangan. Jumlah perusahaan perdagangan nasional di Kabupaten Subang pada tahun 2011 tercatat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 39 BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 4.1 KARAKTERISTIK UMUM KABUPATEN SUBANG 4.1.1 Batas Administratif Kabupaten Subang Kabupaten Subang berada dalam wilayah administratif Propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah

Lebih terperinci

Penduduk dan Tenaga Kerja Subang Dalam Angka Tahun PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Penduduk dan Tenaga Kerja Subang Dalam Angka Tahun PENDUDUK DAN TENAGA KERJA 3. PENDUDUK DAN TENAGA KERJA 3.1. PENDUDUK. Salah satu modal dasar pembangunan nasional selain sumber daya alam dan ilmu pengetahun dan teknologi (Iptek) adalah jumlah penduduk atau Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

Penduduk dan Tenaga Kerja Subang Dalam Angka Tahun PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Penduduk dan Tenaga Kerja Subang Dalam Angka Tahun PENDUDUK DAN TENAGA KERJA 3. PENDUDUK DAN TENAGA KERJA 3.1. PENDUDUK. Salah satu modal dasar pembangunan nasional selain sumber daya alam dan ilmu pengetahun dan teknologi (Iptek) adalah jumlah penduduk atau Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

Gambar 2. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Subang Tahun Figure 2. Trend Of Population Number In Subang,

Gambar 2. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Subang Tahun Figure 2. Trend Of Population Number In Subang, 3. PENDUDUK DAN TENAGA KERJA 3.1. PENDUDUK Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Dalam pembangunan, SDM yag dibutuhkan adalah yang secara kuantitas mencukupi dan secara

Lebih terperinci

INDUSTRI PENGOLAHAN DAN

INDUSTRI PENGOLAHAN DAN 6. INDUSTRI PENGOLAHAN DAN AIR MINUM 6.1. INDUSTRI PENGOLAHAN Industri pengolahan menjadi salah satu roda perekonomian yang mempunyai kemampuan cukup besar dalam menghasilkan nilai tambah barang dan menyerap

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 16 BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1.Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1. Lokasi Wilayah Kabupaten Subang secara geografis terletak pada batas koordinat 107 o 31-107 o 54 BT dan di antara 6 o

Lebih terperinci

6.2. AIR MINUM Selain industri di atas, industri penyediaan air minum merupakan salah satu industri vital bagi. Subang Dalam Angka Tahun

6.2. AIR MINUM Selain industri di atas, industri penyediaan air minum merupakan salah satu industri vital bagi. Subang Dalam Angka Tahun 6. INDUSTRI PENGOLAHAN DAN AIR MINUM 6.1. INDUSTRI PENGOLAHAN Industri pengolahan menjadi salah satu roda perekonomian yang mempunyai kemampuan cukup besar dalam menghasilkan nilai tambah barang dan menyerap

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 17 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Kabupaten Subang merupakan salah satu kabupaten di kawasan utara provinsi Jawa Barat terletak diantara 107º 31' sampai dengan 107º 54' Bujur

Lebih terperinci

Penduduk dan Tenaga Kerja

Penduduk dan Tenaga Kerja 3. PENDUDUK DAN TENAGA KERJA 3.1. PENDUDUK Kesejahteraan penduduk adalah parameter keberhasilan suatu bangsa, sehingga kesejahteraan penduduk ini selalu menjadi sasaran utama dalam proses pengelolaan negara.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Desember 2008 sampai dengan Agustus 2009 di Laboratorium Pengindraan Jauh dan Intepretasi Citra, Departemen Ilmu Tanah

Lebih terperinci

Industri Pengolahan Subang Dalam Angka Tahun 2010

Industri Pengolahan Subang Dalam Angka Tahun 2010 6. INDUSTRI PENGOLAHAN DAN AIR MINUM 6.1. INDUSTRI PENGOLAHAN Klasifikasi perusahaan industri pengolahan dibedakan atas : Industri Besar, Sedang, Kecil dan Rumahtangga. Pengklasifikasian perusahaan industri

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU BAB II II.1 Profil PDAM Tirta Darma Ayu II.1.1 Sejarah PDAM Tirta Darma Ayu Bermula pada tahun 1932 dibangunlah sebuah instalasi pengolahan air di Kabupaten Indramayu dengan kapasitas 20 liter/detik dan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PROFIL KOMODITAS TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PROFIL KOMODITAS TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG 55 BAB III GAMBARAN UMUM DAN PROFIL KOMODITAS TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG 3.1 Kebijakan Pembangunan Untuk menciptakan suatu kondisi yang menjamin terlaksananya penataan ruang dan pembangunan wilayah

Lebih terperinci

2. PEMERINTAHAN,HANSIP, PERANGKAT DESA, PERTANAHAN DAN HASIL PEMILU

2. PEMERINTAHAN,HANSIP, PERANGKAT DESA, PERTANAHAN DAN HASIL PEMILU 2. PEMERINTAHAN,HANSIP, PERANGKAT DESA, PERTANAHAN DAN HASIL PEMILU 2.1. PEMERINTAHAN Jumlah kecamatan pada tahun 2012 masih tetap sebanyak 30 kecamatan sesuai Peraturan Daerah Tingkat II (Perda) Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Inspektorat Daerah Kabupaten Subang telah dibentuk dengan

Lebih terperinci

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR Oleh: DODY KURNIAWAN L2D 001 412 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap upaya pembangunan membawa konsekuensi terhadap kualitas lingkungan. Interaksi antara pembangunan dan lingkungan merupakan kajian penting untuk mengakomodir

Lebih terperinci

Kata Kunci : Strategi, Implementasi, Wilayah Pengembangan (WP), dan Hirarki Kota

Kata Kunci : Strategi, Implementasi, Wilayah Pengembangan (WP), dan Hirarki Kota PERCEPATAN PENGEMBANGAN WILAYAH MELALUI STRATEGI IMPLEMENTASI WILAYAH PENGEMBANGAN (WP) DAN HIRARKI KOTA-KOTA (Studi Kasus : Kabupaten Subang) ASEP HARIYANTO Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Lebih terperinci

Gambaran Umum BAB I GAMBARAN UMUM

Gambaran Umum BAB I GAMBARAN UMUM BAB I GAMBARAN UMUM Pengertian pembangunan adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang terencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN) DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN) Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja, Tommy Jansen Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 160 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian sebelumnya telah dibahas berbagai temuan yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian akhir ini selanjutnya akan dibahas mengenai kesimpulan yang didapat

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SUBANG JAWA BARAT KOTA SUBANG ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Subang merupakan ibukota Kecamatan Subang yang terletak di kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN

BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN Ketika terjadi pergeseran paradigma pembangunan dari pembangunan yang berorientasi ekonomi (pertumbuhan ekonomi, kebutuhan dasar, kesejahteraan masyarakat dan pengembangan

Lebih terperinci

Pemerintahan Subang Dalam Angka Tahun PEMERINTAHAN, HANSIP, PERANGKAT DESA, PERTANAHAN DAN HASIL PEMILU

Pemerintahan Subang Dalam Angka Tahun PEMERINTAHAN, HANSIP, PERANGKAT DESA, PERTANAHAN DAN HASIL PEMILU 2. PEMERINTAHAN, HANSIP, PERANGKAT DESA, PERTANAHAN DAN HASIL PEMILU 2.1. PEMERINTAHAN DESA Komposisi Kecamatan pada tahun 2010 masih sama dengan tahun 2009 yaitu ada sebanyak 30 Kecamatan. Jumlah ini

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON Brian Victori Langi Isri R. Mangangka, Sukarno Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email:

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RI SPAM) KABUPATEN CIREBON TAHUN 2015-2030 DENGAN

Lebih terperinci

Pemerintahan Subang Dalam Angka Tahun PEMERINTAHAN, HANSIP, PERANGKAT DESA, PERTANAHAN DAN HASIL PEMILU

Pemerintahan Subang Dalam Angka Tahun PEMERINTAHAN, HANSIP, PERANGKAT DESA, PERTANAHAN DAN HASIL PEMILU 2. PEMERINTAHAN, HANSIP, PERANGKAT DESA, PERTANAHAN DAN HASIL PEMILU 2.1. PEMERINTAHAN DESA Pada tahun 2009 jumlah Kecamatan yang ada di Kabupaten Subang ada sebanyak 30 Kecamatan. Jumlah ini berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok untuk kehidupan manusia dengan segala macam kegiatannya, dipergunakan untuk keperluan rumah tangga, keperluan umum, industri, perdagangan,

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bekasi, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat yang terletak di sebelah timur Jakarta. Batas administratif Kota bekasi yaitu: sebelah barat adalah Jakarta, Kabupaten

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Subang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Subang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Subang Tahun 2013 sebanyak 158.031 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Subang Tahun 2013 sebanyak 35 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN

BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN Ketika terjadi pergeseran paradigma pembangunan dari pembangunan yang berorientasi ekonomi (pertumbuhan ekonomi, kebutuhan dasar, kesejahteraan masyarakat dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN

BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN Undang-Undang Dasar 1945, mengamanatkan kepada pemerintah untuk mewujudkan kemakmuran setiap warga negara tanpa memandang perbedaan etnis, gender, dan wilayah, untuk

Lebih terperinci

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG Kajian Alternatif Penyediaan Air Baku I Wayan Mundra Hirijanto KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG I Wayan Mundra

Lebih terperinci

4.1. PENGUMPULAN DATA

4.1. PENGUMPULAN DATA Metodologi adalah acuan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan yang perlu diambil dalam suatu analisa permasalahan. Penerapan secara sistematis perlu digunakan untuk menentukan akurat atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam pembangunan wilayah. Hampir semua negara memandang bahwa industrialisasi adalah suatu keharusan

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN KONSERVASI LAHAN UNTUK MEMPERTAHANKAN DAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERESAPAN AIR

BAB V KAJIAN KONSERVASI LAHAN UNTUK MEMPERTAHANKAN DAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERESAPAN AIR 58 BAB V KAJIAN KONSERVASI LAHAN UNTUK MEMPERTAHANKAN DAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERESAPAN AIR 5.1 FUNGSI DAN PERAN WILAYAH STUDI TERHADAP KABUPATEN SUBANG Wilayah studi memiliki 2 nilai penting bagi Kabpaten

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Ali Masduqi Penyediaan Air Minum Aspek Teknis Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan Unit Pengelolaan Aspek Keuangan Aspek Sosial Tanggap Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air, sehingga manusia tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air, sehingga manusia tidak bisa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan manusia. Hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air, sehingga manusia tidak bisa hidup tanpa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I I.1 Umum Air merupakan salah satu faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Keberadaan air di muka bumi ini sangat berlimpah, mulai dari mata air, sungai, waduk, danau, laut, hingga samudera.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN POSO KOTA SULAWESI TENGAH

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN POSO KOTA SULAWESI TENGAH PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN POSO KOTA SULAWESI TENGAH Cristiandi Richardo Mampuk Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

STANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG

STANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG STANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG LANDASAN HUKUM UndangUndang Nomor 7 Tahun 04 tentang Sumber Daya Air Peraturan Pemerintah Repbulik Indonesia Nomor : 42 Tahun

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SULAWESI UTARA KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Bitung adalah salah satu kota yang termasuk dalam wilayah propinsi Sulawesi Utara. Batas administratif adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

Tahun. 3. Hutan Lindung 6.593, ,78 KPH Purwakarta Dokumen RPKH KPH Purwakarta , ,90 KPH Bandung Utara

Tahun. 3. Hutan Lindung 6.593, ,78 KPH Purwakarta Dokumen RPKH KPH Purwakarta , ,90 KPH Bandung Utara TABEL 1 LUAS KAWASAN HUTAN MENURUT FUNGSINYA DI KABUPATEN SUBANG TAHUN 2014 DAN No. Fungsi Kawasan Hutan Tahun Wilayah Dasar 2014 2015 1. Hutan Tetap 2.985,43 2.985,43 KPH Purwakarta Dokumen RPKH KPH Purwakarta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Wilayah Penelitian Kabupaten Subang Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut, ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, karena tanpa adanya air makhluk hidup tidak akan mampu hidup, begitu halnya dengan manusia yang sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan pokok untuk semua makhluk hidup tanpa terkecuali, dengan demikian keberadaannya sangat vital dipermukaan bumi ini. Terdapat kira-kira

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah dan Perkembangan PDAM Kabupaten Sukabumi. Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sukabumi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah dan Perkembangan PDAM Kabupaten Sukabumi. Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sukabumi IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Sejarah dan Perkembangan PDAM Kabupaten Sukabumi Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sukabumi diawali dengan pembangunan sarana air bersih untuk melayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk kepentingan lainnya

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RANOLAMBOT KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RANOLAMBOT KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.6 Juni 2016 (357-366) ISSN: 2337-6732 PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RANOLAMBOT KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA Dianty Elisa Umboh Eveline M.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH

PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH Ridwan Naway F. Halim, M. I. Jasin, L. Kawet Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi email: Ridwannaway@ymail.com ABSTRAK Kawasan Perumahan

Lebih terperinci

A D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N

A D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N A D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: 16/ADD.DOK.PENGADAAN.PB-ULP/KS.01.3/2014 Tanggal: 06 Oktober 2014 untuk Pengadaan Peralatan SIMKAH KUA Kecamatan Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam yang dapat memajukan kesejahteraan umum yang. kebutuhan hidup manusia sehari hari terhadap air berbeda beda untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam yang dapat memajukan kesejahteraan umum yang. kebutuhan hidup manusia sehari hari terhadap air berbeda beda untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air bersih dan sehat merupakan kebutuhan mutlak bagi manusia. Karena tidak ada satu mahluk yang dapat hidup tanpa air. Air merupakan sumber daya alam yang dapat

Lebih terperinci

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI Fenny Nelwan E. M. Wuisan, L. Tanudjaja Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi Email: nelwanfenny@ymail.com ABSTRAK Air

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Sub DAS Ciasem Hulu pada DAS Ciasem. Secara administratif terletak di Kabupaten Subang yang meliputi 5 kecamatan yaitu Kecamatan Sagalaherang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup termasuk manusia. Keberadaan air baik kualitas maupun kuantitas akan berpengaruh pada kehidupan manusia. Sistem penyediaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA Risky Yohanes Rottie Tiny Mananoma, Hanny Tangkudung Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis kondisi eksisting dan pembahasan terhadap kondisi pelayanan air minum oleh PDAM Kecamatan Kota Sumenep, maka kesimpulan yang diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal yang wajar jika sektor air bersih mendapat prioritas dalam penanganan dan pemenuhannya. PDAM

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN GRIYA PEMULA (WELONG ABADI) KECAMATAN PALDUA MANADO

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN GRIYA PEMULA (WELONG ABADI) KECAMATAN PALDUA MANADO PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN GRIYA PEMULA (WELONG ABADI) KECAMATAN PALDUA MANADO Ismail Abdul Hamid Lingkan Kawet, Alex Binilang, M. I. Jasin Fakultas Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Bila suatu saat Waduk Jatiluhur mengalami kekeringan dan tidak lagi mampu memberikan pasokan air sebagaimana biasanya, maka dampaknya tidak saja pada wilayah pantai utara (Pantura)

Lebih terperinci

Luas Wilayah Provinsi DKI Jakarta

Luas Wilayah Provinsi DKI Jakarta Luas Wilayah Provinsi DKI Jakarta Luas Wilayah Menurut Kabupaten / Kota Provinsi DKI Jakarta Kabupaten/Kota Luas (Km2) % Kepulauan Seribu 8,70 1,31 Jakarta Selatan 141,27 21,33 Jakarta Timur 188,03 28,39

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN 62 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian awal dilakukan pada periode 10 September 2012 dengan menghimpun data PDAM Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Visi, Misi, Strategi dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Visi, Misi, Strategi dan Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung pada mulanya milik Belanda didirikan tahun 1916 dengan nama Water Leiding Bednif (Perusahaan Air). Seiring dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Fachruddin Mokoginta Fuad Halim, Lingkan Kawet, M. I. Jasin Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-25 Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung Firga Yosefa dan Hariwiko Indarjanto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber energi yang terpenting di dunia ini adalah air. Ketersediaan air yang cukup secara kuantitas, kualitas, dan kontinuitas sangat penting untuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA Priskila Perez Mosesa Liany A. Hendratta, Tiny Mananoma Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. LEIDING BEDRIJF yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. LEIDING BEDRIJF yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah singkat perusahaan Pada tahun 1926 Perusahaan air minum dikenal dengan nama WATER LEIDING BEDRIJF yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan cakupan

Lebih terperinci

PREVIEW III (AKHIR) TUGAS AKHIR-RP

PREVIEW III (AKHIR) TUGAS AKHIR-RP PREVIEW III (AKHIR) TUGAS AKHIR-RP09 1333 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA, 2013 BAB I LATAR BELAKANG Permukiman

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR PERENCANAAN TEKNIS TERINCI

-1- DOKUMEN STANDAR PERENCANAAN TEKNIS TERINCI -1- LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR PERENCANAAN TEKNIS TERINCI A. STANDAR DOKUMEN

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN 4.1 Visi dan Misi Sanitasi Kota A. Visi Visi sanitasi kota Mamuju dapat di rumuskan sebagai berikut : Mewujudkan Lingkungan yang bersih

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Tio Herdin Rismawanto Alex Binilang, Fuad Halim Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun dalam bentuk gas. Buangan cair yang berasal dari masyarakat yang di kenal sebagai air buangan atau air limbah

Lebih terperinci

DAERAH PELAYANAN SPAM I PUTU GUSTAVE SURYANTARA PARIARTHA

DAERAH PELAYANAN SPAM I PUTU GUSTAVE SURYANTARA PARIARTHA DAERAH PELAYANAN SPAM I PUTU GUSTAVE SURYANTARA PARIARTHA PENENTUAN DAERAH PELAYANAN perencanaan harus mengacu pada skenario perkembangan kota yang telah dibuat. Kepadatan penduduk, merupakan faktor penting

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA SEA KOTA MANADO

ALTERNATIF PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA SEA KOTA MANADO ALTERNATIF PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA SEA KOTA MANADO Fandy Rayyan Dasir Fuad Halim, Lingkan Kawet, M. I. Jasin Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan pada suatu daerah sering membawa dampak, baik dari nilai positif maupun nilai negatif. Semakin berkembangnya suatu daerah tersebut akan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali termasuk manusia. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan

Lebih terperinci

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA PALANGKARAYA

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA PALANGKARAYA Spectra Nomor 1 Volume VI Juli 008: 36-43 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA PALANGKARAYA Hirijanto Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Kota Palangkaraya sebagai Ibukota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan lingkungan di setiap kabupaten masih menjadi permasalahan, begitu pula di Kabupaten Subang. Permasalahan ini bisa dilihat dari indikator kondisi sanitasi

Lebih terperinci

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN Spectra Nomor 11 Volume VI Januari 008: 8-1 KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN Ibnu Hidayat P.J. Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebagian

Lebih terperinci

Air Bersih Tak Kunjung Tiba, Pelanggan Menangis, PDAM Angkat Tangan

Air Bersih Tak Kunjung Tiba, Pelanggan Menangis, PDAM Angkat Tangan OMBUDSMAN BRIEF No. 3 / Tahun 2016 Air Bersih Tak Kunjung Tiba, Pelanggan Menangis, PDAM Angkat Tangan REKOMENDASI Pemerintah Daerah harus memperhatikan kebutuhan anggaran utk PDAM dalam APBD. Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO Mohamad Oktora Yassin Lingkan Kawet, Fuad Halim, M. I. Jasin Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA STRATEGII SANIITASII KOTA PROBOLIINGGO 4.1. TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN 4.1.1. Sub Sektor Air Limbah Mewujudkan pelaksanaan pembangunan dan prasarana

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 ALOS PRISM Pemetaan baku sawah pada penelitian ini menggunakan citra ALOS PRISM dan citra radar ALOS PALSAR pada daerah kajian Kabupaten Subang bagian Barat. ALOS PRISM adalah

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Tuban merupakan ibukota Kabupaten Tuban. Apabila dilihat dari posisi Kota Tuban yang berada di jalan arteri primer yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

BAB III KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH BAB III KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH 3.1 Umum Keberadaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi dan kualitas yang memenuhi adalah prioritas utama dalam memenuhi kebutuhan suatu komunitas.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 522 TAHUN : 2001 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG IJIN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERMASALAHAN ALIRAN AIR

PERMASALAHAN ALIRAN AIR PERMASALAHAN ALIRAN AIR A. Mengapa air tidak mengalir? Penyebab air tidak mengalir pada pelanggan adalah : - Permasalahan di sistem perpipaan pelanggan. - Stopkran yang ada di pelanggan rusak (dalam posisi

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR EVALUASI

-1- DOKUMEN STANDAR EVALUASI -1- LAMPIRAN IX PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR EVALUASI A. EVALUASI TEKNIS 1. Ringkasan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan kemajuan suatu kota ditandai dengan adanya berbagai kegiatan dan aktivitas yang beragam, seperti kegiatan pembangunan sarana dan prasarana publik, ditambah

Lebih terperinci

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011) Artikel OPINI Harian Joglosemar 1 MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011) ŀ Turunnya hujan di beberapa daerah yang mengalami kekeringan hari-hari ini membuat

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sub DAS Cikapundung 4.1.1 Letak dan luas Daerah Sungai Cikapundung terletak di sebelah utara Kota Bandung Provinsi Jawa Barat, dan merupakan bagian hulu Sungai

Lebih terperinci