2010 Soal Sumatif 1 Hemato-Onko

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2010 Soal Sumatif 1 Hemato-Onko"

Transkripsi

1 2010 Soal Sumatif 1 Hemato-Onko 1 1. A 20 year ols woman, primagravida, came to the health center for antenatal care. She is in 2 months pregnancy. What is the hematopoiesis organ of her fetus? a. Liver b. Spleen c. Yolk sac d. Bone marrow e. Lymph node Berdasarkan usia, organ hematopoiesis dibagi seperti berikut: Fetus Infant 0-2 bulan (yolk sac) 2-10 bulan (hati, limpa) 3-10 bulan (bone marrow mulai aktif, taoi organ utama tetap hati) bone marrow Dewasa vertebra, tulang rusuk, sternum, sacrum, pelvis dan bagian ujung proksimal femur Berdasarkan soal, fetus tersebut berusia 2 bulan. Maka kemungkinan organ hematopoiesisnya adalah yolk sac atau hati. Namun pada beberapa literatur disebutkan bahwa fungsi yolk sac sebagai organ hematopoesis pada fetus berakhir pada minggu ke 6 dan ke 7 kehamilan. (Hoffbrand dan K.1 hematopoiesis) 2. An 18 years old man was brought to emergency unit of the hospital after an accident. He was hit by a motorcycle. On physical examination, blood pressure 100/80 mmhg, pulse rate 82x/minute, respiratory rate 18x/min, bleeding (+) on his left lower extremity. What most possible growth factor act as multipotent progenitor cell? a. TNF b. Interleukin-1 c. Flt ligand d. Thrombopoietin e. Stem cell factor Hematopoietic growth factor (HGF) merupakan suatu hormon glikoprotein yang berfungsi mengatur proliferasi dan diferensiasi dari sel-sel progenitor hematopoietik. Selain itu berfungsi juga mengatur fungsi dari sel-sel darah yang matur. Berdasarkan sel tempat ia bekerja maka growth factor ini dibagi atas: (K.1 hematopoiesis) Tempat GF bekerja Stromal cells Pluripotential stem cells Multipotential progenitor cells Jenis HGF yang bekerja IL-1, TNF Stem cell factor (SCF), Flt ligand (Flt-L) IL-3, GM-CS, IL-6, G-CSF, Thrombopoietin

2 2 Committed progenitor cells G-CSF, M-CSF, IL-5 (eosinophil-csf), Erythropoietin, Thrombopoietin A 25 years old woman was referred midwife to primary health care because of bleeding after delivered a baby 3 hours before. Laboratory result showed Hb 10 g/dl, erythrocyte count 3.7 x 10 6 /ul (N: 4-6 x 10 6 ), trombosit count 465,000 (N: 150, ,000) and reticulocyte 1.7% (N: %). 3. Morphologically, what is the type of anemia in this patient? a. Macrocytic b. Dismorphic c. Megaloblastic d. Hipochromic microcytic e. Normochromic normocytic Berdasarkan kasus di atas didapatkan penurunan kadar Hb dan jumlah eritrosit serta peningkatan retikulosit dan trombosit dengan riwayat pendarahan 3 jam setelah melahirkan. Kemungkinan anemia yang dialami oleh ibu tersebut disebabkan karena kehilangan darah akut. Pada anemia tipe ini penampakan eritrositnya normositik normokrom. (Turgeon Clinical Hematology) 4. Penyebab trombositosis pada pasien? Pada acute blood loss, perubahan hematologis paling awal adalah turunnya hitung platelet transien namun dalam 1 jam kemudian akan terjadi kompensasi oleh tubuh yang dirangsang oleh trombopoietin sehingga dapat terjadi trombositosis. (Turgeon Clinical Hematology) A 6 year old girl with his mother came to policlinic because of pale and lethargy since 1 weeks ago. Laboratory result showed Hb: 7.5 g/dl, erythrocyte count: 3x10 6 /ul, reticulocyte: 0.5%, leukocyte count: 25,000/uL, thrombocyte count 125,000/uL. 5. What is the most possible diagnosis? a. DHF b. Iron deficiency anemia c. Aplastic Anemia d. Acute leukemia e. ITP Pada hasil pemeriksaan lab kasus tersebut, diagnosis paling mungkin adalah infeksi sebab didapatkan leukositosis (Leukosit > /uL). Dapat dilihat juga terjadi trombositopenia (trombosit < /uL). Maka diagnosis paling mungkin adalah DHF atau dengue hemorrhagic fever. 6. What is the most probable cause of thrombocytopenia: a. Splenic pool sequestration b. Thrombocyte destruction mediated by antibodies

3 3 c. Growth factor deficiency d. Bone marrow aplasia e. Regulation disorder of thrombopoietic stimuli Pada DHF, terjadi trombositpoenia disebabkan oleh adanya pembersihan (removal) platelet oleh RES yang terjadi di limpa. (Internet dan K.14) 7. A 4 year old boy was brought by his mother to pediatric clinic in a hospital because of purpura on his extremities for 3 days. No histiory of trauma. He had common cold one week before. On physical examination, those are purpura on upper and low extremities. Laboratory result showed Hb 12.2 g/dl. Ht 30.8%, leucocyte count 9200/uL, thrombocyte count 18,000/uL. What is the most probable diagnosis? a. Hepatitis A b. Hepatitis B c. Thrombasthenia Glanzman d. ITP e. TTP Diagnosis paling mungkin dari kasus tersebut adalah ITP (immunologic thrombocytopenic purpura) karena pada anak tersebut didapatkan trombositopenia, purpura dan riwayat common cold (infeksi salran napas akibat virus). Pada 90% kasus ITP akut (ITP pada anak-anak) terdapat penyakit infeksi saluran napas akibat virus. (Harrison) 8. What laboratory test sgould be suggested to confirm diagnosis? a. F. VIII b. F. IX c. Anti thrombocyte antibody

4 4 d. Von Willebrand factor activity e. Thrombocyte aggregation by ristocetin Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk memastikan ITP adalah hitung platelet (trombositopenia dan platelet cenderung membesar), ELISA (mendeteksi antibodi terhadap platelet) dan flowcytometry (mendeteksi autoantibody yang dimiliki pasien dengan antibodi spesifik). (K.14 Platelet disorders) 9. A 1 year old boy came with his mother to pediatric clinic because of hematoma on his right knee. History of trauma was denied. Laboratory result showed Hb 11 g/dl, Ht 32%, leucocyte count 8900/uL, thrombocyte count 300,000/uL. Bleeding time 3 minutes, PT 12 seconds (N: 11-14), APTT 67.2 seconds (N: 27-37) TT 15.3 seconds (N: 14-27), fibrinogen 340 mg/dl (N: ). What is the most likely coagulation factor is deficient? a. HMWK b. Prekalikrein c. Fibrinogen d. F. VIII e. F. XII Dari kasus di atas dapat dilihat terjadi hematoma pada anak (laki-laki, 1 tahun) dan pemanjangan masa APTT. Kemungkinan ada gangguan pada jalur intrinsiknya. Kemungkinan diagnosisnya hemofilia (def. faktor VIII/IX). (Hoffbrand dan K.15 Hemofilia) 10. A 35 years old woman came to primary health care because of prolonged and massive menstruation. On laboratory examination: Hb 10.8 g/dl, Ht 30%, leukocyte count 12,300/uL, thrombocyte count 290,000/uL. Bleeding time 3 minutes, PT 12.8 seconds (N: 11-14) APTT 38.1 seconds (N: 27-37), TT 17.2 seconds (N: 14-27). What is the most probable cause of her bleeding? a. Thrombocyte dysfunction b. Afibrinogenemia c. F. VII deficiency d. F. XII deficiency e. Anemia Bisa dilihat terjadi pemanjangan attp, PT normal< bleeding time normal. Kalo bleeding time normal brati bukan disfungsi trombosit, kita liat apa saja yg mempengaruhi aptt

5 5 11. Pria 22 thn, diare 3hr, demam 40C, leu 28000, throm 58000, hb 11, Dx? a. Demam limfoid seharusnya leukopenia b. Leukemia akut c. d. e. Liat soal di bawah 12. laki 22thn, diare 3 hari lalu TD 80/50,nafas : 24x/menit, hb : 11, ht : 28, leukosit : 28000, trombosit : , procalcitonin : 20. Pemeriksaan apa untuk melihat komplikasi : a. d-dimer, b. masa trombin, c. masa pendarahan, d. masa koagulasi, e. agregasi trimbosit Soal diatas menunjukkan keadaan infeksi, bahkan mungkin SIRS, karena PCT dan leukosit sangat tinggi. Untuk pemeriksaan komplikasi kemungkinan yang harus diperiksa adalah massa koagulasi karena keadaan infeksi yang erat kaitannya dengan fungsi hati dan limpa (masalah sitokin-sitokin inflamasinya). Sedangkan semua faktor koagulasi kan disekresi di hari, jadi kita bisa memeriksa massa koagulasi untuk mengetahui fungsi hatinya. Sumber : AD 13. Seorang ibu membawa anaknya 2 tahun ke dokter untuk diperiksa agregasi trombosit. Dokter mendiagnosis glanzman thrombastenia. Hasil pemeriksaan adalah.. a. Agregasi trombosit dengan ADP turun

6 6 b. Ristocetin turun c. Serotonin turun d. Serotonin normal e. Ristosetin normal Glanzman trombositopenia anadalah kelainan fungsi trombosit pada kelainan kompleks glikoprotein Iib/IIIa dan Ib/IX sehingga ada kegagalan agregasi platelet. Pemeriksannya dengan ADP dan ristoserin The primary platelet aggregation response to platelet agonists such as adenosine diphosphate (ADP), epinephrine, and collagen are decreased, whereas the response to ristocetin is normal. anak lk 4 th, lemas tampak kuning, sering batuk pilek demam. Bb 12 kg. Anak pertama meninggal usia 9 bl. 14. Pem lab utk memastikan diagnosis: a. Hb, ht, leu, trombo, ht jenis, gambaran darah tepi, analisis hb. b. hb, ht, leu, trombo, led, biomolekuler c. fungsi organ hati, ginjal, gambaran drh tepi, retikulosit d. analisis hb dan biomolekuler e. ferritin serum dan analisis hb untuk mendiagnosis kita lakukan CBC, gambaran darah tepi jelas, dan analisis Hb karena curiga hemoglobinopati serta diwayat sodara meninggal menunjukan adanya kaitan genetik atau infeksi yang transmisinya vertikal. 15. Pemeriksaan yang ditemukan? a. Hb, Ht, leuko, trombosit menurun b. Eritrosit turun, retikuloit normal c. Eritrosit turun, retikulosit naik d. Hepatitis C, hipokrom, mikrositer, anisopoikilositosis, eritrosit berinti e. Hepatitis B, hipokrom, mikrositer, anisopoikilositosis, eritrosit berinti Kalau ini thalasemia temuannya Hb dan indeks eritrositnya turun disertai apusan darahnya mikrositik hipokrom, anisopoikulositosis dan eritrosit muda. Nah kenapa kita pilih hepatitis B juga? Karena salah satu komplikasi transfusi darah pada orang dengan thalassemia adalah infeksi, termasuk hepatitis. Kenapa bukan hepatitis C? karena hepatitis C jarang terjadi. Selain itu kana da riwayat kakaknya yang meninggal, kemungkinan kakaknya meninggal karena hepatitis B, nah hepatitis B itu bisa diturunkan secara vertikal, kalau hepatitis C tidak bisa. Sebagai tambahan juga, pada thalassemia, meskipun terjadi anemia, jumlah sel darah merahnya bisa normal atau malah meningkat ya..

7 7 16. Jika diagnosis adalah Thalasemia beta homozigot, maka a. Hbf 65%, hba2 6,5% b. Hbf dan hba2 Normal, Hb barts c. Hb barts, hba2 28% d. Hbf 5%, hb a 89% e. Hb a 23%, hb a2 83% Pada thalasemia beta homozigot akan terjadi kenaikan HbA2 (>3,5%) serta ditemukan peningkatan HbF 17. pemeriksaan penunjang untuk anak perempuan tsb (thalassemia mayaor + komplikasi endokrin dan gizi buruk) adalah a. Bone age, b. kadar hormon, c. lupa d. ferritin Pemeriksaan penunjangnya sebenernya kan analisis DNA namun karena untuk mengetahui komplikasi thalasemia yg berupa penumpukan besi, maka penting kita cek kadar besinya, kalo dari pilihannya ya Ferritin.

8 8 18. Anak suspek talasemia mayor, kedua adik kandung tampak sehat. Pemeriksaan untuk adik kandung... a. Ga perlu krn tampak sehat b. Periksa Hb dulu ngecek anemia apa nggak, baru abis itu analisis Hb c. Periksa Hb, Ht, leukosit, trombosit, hit.jenis (darah lengkap), dan analisis Hb d. Periksa darah lengkap, indeks eritrosit, retikulosit, analisis Hb e. Analisis Hb & retikulosit Perlu diingat bahwa thalassemia secara klinis dibagi 3,yaitu: Thalassemia mayor: Membutuhkan transfusi darah rutin Thalassemia intermedia: Gejala ringan, membutuhkan transfusi darah tetapi tidak rutin Thalassemia minor/trait/pembawa sifat: Tidak bergejala, tidak membutuhkan transfusi darah, hidup normal terlihat bahwa adik pasien tampak baik2 saja, tetapi tidak menutup kemungkinan kalau dia ngga menderita thalassemia minor. Oleh karena itu perlu dipastikan dengan cek Hb elektroforesis untuk melihat dia thalassemia atau tidak. Sumber: K-3 dan K Pada analisis Hb. HbF 45%, HbA2 38%. Diagnosis? a. Thalasemia beta homozigot HbF meningkat, HbA2 4-8% b. Thalasemia alfa c. Thalasemia alfa beta d. Thalasemia beta heterozigot e. Thalasemia beta-hbe 20. Kasus : bayi 2 tahun pucat. pemeriksaan lab: Hb : 8,6; Leukosit : ; trombosit : ; Bilirubin total : 16. Penyebab anemia tsb : a. Anemia hemolitik

9 9 b. Gangguan produksi karena supresi sumsum tulang c. Defisiensi fungsi hepar d. Defisiensi zat besi e. Gangguan pembentukan rantai globin Sebenernya bingung sama soal ini.. masak bayi 2 tahun.. Intinya pada kasus ini, Hb-nya turun, leukositnya meningkat, trombosit normal, bilirubin meningkat. Nah pada anak-anak, anemia yang dapat menyebabkan peningkatan bilirubin adalah anemia hemolitik. Kalo salmon jawabannya cenderung karena anemia hemolitik.. CMIIW 21. Kasus bayi anemia fisiologis. Tatalaksana a. Oksigen, ASI b. EPO c. Transfusi Sebenarnya ini kurang jelas soalnya.. Kalo pada bayi yang lahir cukup bulan dan terjadi anemia fisiologis, nggak perlu dikasih tata laksana. Kalo anemia fisiologisnya terjadi pada bayi yang lahir premature, bisa diberi profilaksis EPO atau kalau udah parah dilakukan transfuse. Sumber : Medscape dan slide K. Anemia Neonatus

10 Pada anemia kronik, protein serum yg turun adalah : a. Transferin b. CRP c. Fibrinogen d. IL-1 e. Sepertinya yang dimaksud pada soal ini adalah anemia karena penyakit kronik teman-teman. Kalo pada anemia karena penyakit kronik coba dilihat pada slide ini ya Sumber : K.5. Anemia Penyakit Kronik 23. Protein pengangkut besi dalam serum: a. Albumin b. Transferrin c. Ferritin d. Hemosiderin e. Hemoglobin Kalo besi diperlukan oleh tubuh dia akan dikeluarkan lewat feroportin 1. Bentuknya yang dari Fe 2+ ubah menjadi Fe 3+ oleh hephaestin. Selanjutnya Fe 3+ diangkut oleh transferrin deh.

11 Fanconi disebabkan oleh: a. radiasi ion b. zat kimiawi c. obat d. genetik e. virus Sedangkan pilihan a,b,d,e merupakan penyebab anemia aplastik sekunder. Sumber : K.8 Pansitopenia 25. Anemia defisiensi besi ditandai dengan: a. MCV tinggi b. MCV rendah c. Serum iron tinggi d. TIBC tinggi e. IBC rendah Ciri2 anemia defisiensi besi itu mikrositik (MCV rendah), hipokrom (MCH rendah), RDW meningkat, dan penurunan besi/ferritin.

12 12 Sumber: K Yang meningkatkan absorpsi besi... a. Kehamilan Faktor yang meningkatkan absorpsi besi - Iron Heme - Bentuk Fe2+ - Asam (HCl, vitamin C) - Gula, asam amino - Defisiensi besi - Eritropoiesis - Kehamilan - Hemokormatosis herediter - Peningkatan ekspresi DMT-1 dan ferroportin di sel-sel enterosit duodenal Faktor yang mengurangi absorpsi besi - Iron inorganic - Bentuk ferri (Fe3+) - Alkali (antacid, sekresi pankreas) - Agen presipitat (pyhtate, phosphate) - Jumlah besi yang eksesif - Infeksi - Teh - Ekspresi DMT-1 dan ferroportin yang di enterosit - Peningkatan hepcidin 27. Cadangan besi tubuh disimpan dalam bentuk a. Serum iron b. Feritin Besi dalam sel-sel tubuh disimpan dalam bentuk ferritin (solubel) dan hemosiderin (insolubel). Sumber : Slide kuliah Pemeriksaan penunjang berikut yang paling tepat digunakan untuk memonitor terapi anemia defisiensi besi adalah... a. Hemoglobin dan Serum besi b. Hb dan feritin c. Hb dan MCV d. Hb dan MCH e. Feritin dan saturasi transferrin

13 Setelah pemberian terapi, harus dilakukan follow up. Dilihat apakah terjadi retikulositosis, peningkatan Hb, keadaan MCV dan MCH normal, dan replacement of iron stores (dalam 6 bulan). Feritin itu cadangan yang ada di jaringan, kalau cadangan di jaringan ini turun berarti orangnya emang lagi anemia Peningkatan kadar Hb ditemukan pada keadaan: a. kelebihan besi b. dehidrasi c. infeksi d. sepsis e. inflamasi 30. Hasil pemeriksaan darah rutin berupa anisopolikilositosis ditemukan pada keadaan berikut... a. variasi ukuran eritrosit yang tinggi b. variasi ukuran leukosit yang tinggi c. variasi ukuran dan morfologi eritrosit yang tinggi d. variasi ukuran trombosit e. variasi morfologi eritrosit Keadaan anisopoikilositosis adalah keadaan di mana eritrositnya bervariasi bentuk dan ukurannya. An = tidak sama iso = ukuran Poikilo = bentuk 31. Ibu 23 tahun, hamil 4 buln, tidak anemia defisiensi B12. Defisiensi zat ini (asam folat) akan mengakibatkan apa pada bayinya

14 14 a. Spina bifida b. Gagal ginjal c. Jantung d. Netropenia selain itu bisa juga menyebabkan anemia makrositik. 32. Kelebihan besi dalam tubuh memiliki efek a. Hipertensi, perdarahan serebral b. Hipotensi c. Aritmia jantung d. Gastroenteritis akut, syok Penumpukan besi di tubuh, seperti yang terjadi pada pasien thalassemia, akan menyebabkan komplikasi seperti fibrosis hati (sirosis hati), aritmia jantung, hipogonadisme, diabetes, hipotiroidisme, hipoparatiroidisme, gagal jantung, dan kematian. Sumber : Slide thalassemia 33. Indikasi pemberian G-CSF pada pasien yg menerima kemoterapi: a. Mencegah alergi b. Mencegah perdarahan c. Mencegah hipoksia d. Meningkatkan efek terapi kemo e. Mencegah infeksi G-CSF (granulocyte colony stimulating factor) adalah salah satu obat imunostimulant. Obat ini diberikan untuk mencegah neutropenia (sel imun) pada pasien yang disebabkan oleh kemoterapi kanker. Sumber : Slide agen imunomodulator modul Infeksi Imun 34. Trombositopenia akibat kemotrapi mrpkn indikasi apa? a. G-csf, b. Epo eritropoietin, untuk eritropoiesis c. folat,

15 15 Jawaban yang lebih tepat adalah Interleukin 11. Kalo trombopoietin masih dalam investigasi. 35. Bapak A, Ibu O. Kemungkinan anak golongan darah, kecuali a. A atau O b. A dan O c. A saja d. O saja e. AB Golongan darah A berasal dari gen I A I A atau I A I 0 sedangkan golongan darah beralel I 0 I 0. Maka kemungkinan anaknya bergolongan darah A atau O. Sedangkan golongan darah AB membutuhkan gen beralel I A I B sedangkan pada kedua orang tua tidak memiliki alel I B sehingga anak tidak mungkin memiliki golongan darah AB 36. Batas aman trombosit untuk dilakukan operasi mayor menurut British Committee for Standards in Hematology adalah

16 16 a b c d e Pembahasan: jumlah trombosit masih adekuat untuk menghentikan perdarahan. Apabila kurang dari itu, tidak dilakukan operasi karena takut perdarahannya tidak berhenti. Sumber: LTM BW 37. Apa yg harus dilakukan pada saat terjadi reaksi transfusi: a. Periksa tanda vital b. Stop transfusi c. Periksa... d. Periksa tanda dic e. Periksa dieresis sumber: tentir 2009

17 Fungsi trombosit pada koagulasi a. Pembentukan sumbat trombosit Fungsi dari trombosit adalah untuk membentuk sumbat jika terjadi luka luka pada dinding pembuluh darah. Hal ini disebut platelet plug atau hemostatic plug. 39. tromboksan A2 adalah: a. metabolit prostaglandin sebagai vasodilator. b. Metabolit prostaglandin sebagai agregasi dan vasokonstriksi. Tromboksan merupakan salah satu zat yang dikeluarkan trombosit yang tidak ada di granula yang berfungsi untuk merangsang agregasi. Jika trombosit teraktivasi, fosfolipid (membran) akan melepaskan arachidonic acid oleh enzim fosfolipase. Arachdonic acid akan diubah oleh siklooksigenase. Aspirin dapat digunakan untuk menghambat siklooksigenase-1 (COX-1). Aspirin menimbulkan asetilasi sehingga COX-1 tidak bisa bekerja sehingga jalur ini berhenti dan tidak dibentuk prostaglandin sehingga akibatnya tidak terbentuk tromboksan. Padahal tromboksan adalah perangsang agregasi. Jika tromboksan tidak dibentuk, agregasi menjadi terhambat. Hal inilah yang menyebabkan orang stroke dan serangan jantung dikasih aspirin. Sementara itu, perubahan prostaglandin menjadi prostasiklin terjadi di endotel. Endotel tidak mengubah prostaglandin menjadi tromboksan, tetapi dia mengubah menjadi prostasiklin karena enzimnya beda (dia punyanya PGI2 sintetase, sementara trombosit punyanya thromboxan synthetase). Kedua zat ini (prostasiklin dan tromboksan) bertolak belakang, yang satu merangsang agregasi (tromboksan), yang satu menghambat agregasi (prostasiklin). Yang satu vasokonstriktor (tromboksan), yang satu vasodilator (prostasiklin). Jadi, harus ada keseimbangan antara tromboksan dan prostasiklin. Endotel yang masih utuh di sekitar luka masih bisa membentuk prostasiklin sehingga membatasi agregasi trombosit hanya pada daerah yang mengalami luka saja. Jika semuanya agregasi kan nanti jadi tersumbat. Jadi ada harus ada batasnya.

18 18 Sumber: Hoffbrand 40. Kofaktor faktor Xa a. Fibrinogen b. V c. IX d. XI e. XIII

19 Zat antifibrinolitik paling kuat a. Transamin b. PAI-1 salmon lebih condong ke PAI 1 karena kerjanya lebih dulu daripada alfa 2 antiplasmin. c. TAFI d. Alfa-2 mikroglobulin e. Alfa 2 antiplasmin Zat-zat yang berperan menghambat kerja plasmin Antiplasmin: α2 plasmin inhibitor, α2 makroglobulin, antitrombin, α1 antitripsin, thrombinactivated fibrinolysis inhibitor (TAFI), dan transamin. Plasminogen aktivator inhibitor (PAI) 1, 2, dan Faktor yang berperan pada fibrinolitik a. VIII b. IX c. X d. XI e. XII Aktivator akan mengubah plasminogen menjadi plasmin. Plasminogen aktivator bisa dikelompokkan beberapa macam. Ø Aktivator fisiologis: t-pa (tissue-type plasminogen activator, dilepaskan oleh endotel) dan u-pa (urokinase-type plasminogen activator ada di plasma dan jaringan) Ø Contact-phase dependent activators: XIIa, kalikrein. Aktivator jenis ini merupakan protease yang tergolong dalam kaskade koagulasi jalur intrinsik. Dalam keadaan tertentu, protease tersebut dapat mengaktifkan plasminogen secara langsung. Namun, protease tersebut secara normal hanya berperan tidak lebih dari 15% dalam mengaktifkan plasmin di plasma. Ø Eksogen: streptokinase, stafilokinase, dan aktivator plasminogen dari vampire-bat. 43. Laki2, 5 tahun, gusi berdarah sejak 6 jam. Perdarahan berhenti 2 jam lalu lanjut lagi. Tidak ada riwayat keluarga. Pemeriksaan? a. PT, APTT untuk mengecek hemostasis sekunder / proses koagulasi. b. FVIII dan FIX c. Agregasi trombosit d. BC, CT e. TT Pembahasan: Pada kasus diatas kita menduga bahwa pasien mengalami gangguan koagulasi. Karena perdarahan sempat terhenti 2 jam, kemudian perdarahan lanjut lagi. Pemeriksaan yang bisa dilakukan

20 adalah dengan memeriksa aptt dan PT karena kita mencurigai terjadinya gangguan koagulasi. Pemeriksaan aptt dan PT untuk menilai factor intrinsic dan ekstrinsik. 20 Sumber : Slide Hemostatic test Anak laki2 16 bulan, lutut bengkak sejak 3 hari. Menangis bila lutut disentuh, tidak mau berdiri dan berjalan. Trauma dan demam disangkal. Pf: rewel, tidak pucat, tidak sianosis, tanda vital normal. Lutut bengkak dibanding sekitar, hangat. 44. hasil pemeriksaan faktor pembekuan? a. F. VIII 20% b. F.IX < 1% c. F. VIII 65% d. F. IX 4-50% e. F.VIII 50% Sebenarnya soal diatas masih ada yang kurang untuk mendukung jawabannya. Kurangnya adalah dokter tidak menanyakan berapa cering terjadinya perdarahan pada lutut. Terjadinya perdarahan pada lutut itu termasuk kedalam hemofilia sedang dan berat yang membedakannya adalah frekuensi kejadiannya dan jumlah faktor koagulasi yang ada didala tubuh pasien. Tetapai apabila melihat opsi diatas yang palin tepat presentase kadar faktor koagulasinya adalah jawaban B (F.IX <1%) karena opsi lainnya rangenya tidak sesuai dengan kriteria derajat hemofilia.

21 21 Sumber: Slide Hemofilia 45. Laki2 fibrilasi atrium sjk 25 thn yg lalu dikasi tau aptt PT a. aptt memanjang dan PT mngkn krn pemberian warfarin utk fibrilasi atrium Warfarin adalah antagonis vitamin K. Faktor yang dependent terhadap citamin K adalah faktor II, VII, IX, X. Makanya faktor intrinsik dan ekstrinsik terpengaruh aptt dan PT memanjang Slide kuliah 12 tentang Hemostasis dan kuliah penyakit koagulasi didapat. 46. Kelainan koagulasi ini sering ditemukan pada sirosis hati yang disebabkan oleh a. Mengurangi sintesis semua faktor koagulasi (I-XIII) b. Gangguan sintesis trombosit dan faktor von willebrand oleh hati c. Penyerapan eritrosit di limpa d. Trombositopenia e. Mengurangi sintesis protrombin, Fviii, ix, x Hampir semua dari faktor pembekuan darah disintesis di hati. Apabila terjadi sirosis hati, dimana sel sel hati digantikan oleh jaringan ikat maka fungsi produksi hati akan menurun sehingga faktor faktor pembekuan darah berkurang juga. 47. Parameter yang menurun pada anemia hemolitik intravaskular: a. LED b. Retikulosit c. Bilirubin indirek d. Ekskresi urobilinogen dalam urin e. Kadar haptoglobin Kadar haptoglobin menurun dikarenakan haptoglobin akan mengikat Fe yang bebas hasil pemecahan sel darah merah.

22 22 Sumber : Slide Anemia Hemolitik 48. Keadaan lab yg menunjang pd hemolisis intravaskular adalah: a. Retikulositosis b. Penurunan biliribun total Peningkatan jumlah retikulosit di darah tepi menunjukkan adanya mekanisme kompensasi tubuh terhadap kehilangan darah. Sumber: Slide Anemia Hemolitik

23 Pd anemia hemolitik intravaskular, keadaan yg dpt ditemukan adalah: a. Hemosiderinuria b. Mioglobinuria c. Bilirubin direk Hemoglobin yang berlebihan ada di darah, masuk ginjal, lolos filtrasi, direabsorbsi di tubulus ginjal, Hb mengalami pemecahan jadi porfirin + globin + iron. Iron ini bersifat insolubel dan membentuk hemosiderin. Terjadilah hemosiderinuria. Hemoglobin yang tidak direabsorbsi di ginjal akan menyebabkan hemoglobinuria. Sumber : Slide Anemia Hemolitik Good Luck

BAB V HEMOSTASIS Definisi Mekanisme hemostasis Sistem koagulasi

BAB V HEMOSTASIS Definisi Mekanisme hemostasis Sistem koagulasi BAB V HEMOSTASIS Definisi Hemostasis adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan karena trauma dan mencegah perdarahan spontan. Hemostasis juga menjaga darah tetap cair. Mekanisme hemostasis Jika

Lebih terperinci

Urutan mekanisme hemostasis dan koagulasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

Urutan mekanisme hemostasis dan koagulasi dapat dijelaskan sebagai berikut: MEKANISME HEMOSTASIS Urutan mekanisme hemostasis dan koagulasi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Segera setelah pembuluh darah terpotong atau pecah, rangsangan dari pembuluh darah yang rusak itu menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia Anemia adalah penurunan jumlah normal eritrosit, konsentrasi hemoglobin, atau hematokrit. Anemia merupakan kondisi yang sangat umum dan sering merupakan komplikasi dari

Lebih terperinci

Curriculum vitae Riwayat Pendidikan: Riwayat Pekerjaan

Curriculum vitae Riwayat Pendidikan: Riwayat Pekerjaan Curriculum vitae Nama : AA G Sudewa Djelantik Tempat/tgl lahir : Karangasem/ 24 Juli 1944 Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Jln Natuna 9 Denpasar Bali Istri : Dewi Indrawati Anak : AAAyu Dewindra Djelantik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga pada bulan Desember 2012 - Februari 2013. Jumlah sampel yang diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein

BAB I PENDAHULUAN. persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hemoglobin Hemoglobin adalah pigmen yang terdapat didalam eritrosit,terdiri dari persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein yang disebut globin,dan

Lebih terperinci

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e

BAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e BAB I PENDAHULUAN Anemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Tingkat normal dari hemoglobin umumnya berbeda pada laki-laki dan wanita-wanita. Untuk laki-laki,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi dan klasifikasi Gagal Ginjal Kronik. 1. Gangguan fungsi ginjal ditandai dengan adanya penurunan laju filtrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi dan klasifikasi Gagal Ginjal Kronik. 1. Gangguan fungsi ginjal ditandai dengan adanya penurunan laju filtrasi 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia pada Gagal Ginjal Kronik 2.1.1 Definisi dan klasifikasi Gagal Ginjal Kronik Gagal ginjal kronik adalah sindoma klinik karena penurunan fungsi ginjal menetap karena

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

CLINICAL MENTORING TATALAKSANA ANEMIA DEFISIENSI BESI DALAM PRAKTEK SEHARI-HARI

CLINICAL MENTORING TATALAKSANA ANEMIA DEFISIENSI BESI DALAM PRAKTEK SEHARI-HARI CLINICAL MENTORING TATALAKSANA ANEMIA DEFISIENSI BESI DALAM PRAKTEK SEHARI-HARI Oleh : Dr.Prasetyo Widhi Buwono,SpPD-FINASIM Program Pendidikan Hematologi onkologi Medik FKUI RSCM Ketua Bidang advokasi

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 11 Waktu : 50 menit Pokok bahasan : 1. Hemostasis (Lanjutan) Subpokok bahsan : a. Evaluasi hemostasis di laboratorium. b. Interpretasi hasil

Lebih terperinci

Mekanisme Pembekuan Darah

Mekanisme Pembekuan Darah Mekanisme Pembekuan Darah Pada pembuluh darah yang rusak, kaskade koagulasi secara cepat diaktifasi untuk menghasilkan trombin dan akhirnya untuk membentuk solid fibrin dari soluble fibrinogen, memperkuat

Lebih terperinci

THALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010

THALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010 THALASEMIA A. DEFINISI Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari). Akibatnya penderita

Lebih terperinci

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC) Indek (MCV, MCH, & MCHC) Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sepsis adalah suatu kumpulan gejala inflamasi sistemik (Systemic Inflammatory

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sepsis adalah suatu kumpulan gejala inflamasi sistemik (Systemic Inflammatory BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sepsis dan Gagal Sistem Organ Multipel Sepsis adalah suatu kumpulan gejala inflamasi sistemik (Systemic Inflammatory Response Syndrome / SIRS) yang disebabkan oleh infeksi,

Lebih terperinci

Anemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya

Anemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya Anemia Megaloblastik Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya Anemia Megaloblastik Anemia megaloblastik : anemia makrositik yang ditandai peningkatan ukuran sel darah merah yang

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Eritrosit Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung badan inklusi di darah tepi menyebabkan anemia pada

BAB I PENDAHULUAN. mengandung badan inklusi di darah tepi menyebabkan anemia pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya eritropoiesis inefektif dan hemolisis eritrosit yang mengandung badan inklusi di darah tepi menyebabkan anemia pada talasemia mayor (TM), 1,2 sehingga diperlukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Latar belakang dan tujuan penelitian: Anemia defisiensi besi (ADB) sering bersamaan dengan anemia penyakit kronis (APK) dan keduanya

ABSTRAK. Latar belakang dan tujuan penelitian: Anemia defisiensi besi (ADB) sering bersamaan dengan anemia penyakit kronis (APK) dan keduanya ABSTRAK Latar belakang dan tujuan penelitian: Anemia defisiensi besi (ADB) sering bersamaan dengan anemia penyakit kronis (APK) dan keduanya memberikan gambaran penurunan besi serum. Untuk membedakan ADB

Lebih terperinci

ABSTRAK PERAN ERITROPOIETIN TERHADAP ANEMIA ( STUDI PUSTAKA)

ABSTRAK PERAN ERITROPOIETIN TERHADAP ANEMIA ( STUDI PUSTAKA) ABSTRAK PERAN ERITROPOIETIN TERHADAP ANEMIA ( STUDI PUSTAKA) Hana Setiawati Dhanisworo, 2006 Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr. Pembimbing II : Surjadi Kurniawan, dr., M. Kes Gejala anemia merupakan komplikasi

Lebih terperinci

Review Sistem Hematology

Review Sistem Hematology Nama : rp, S.Kp., MNS. NIP : 19720826 200212 1 002 Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar Mata Kuliah : Kep. Medikal Bedah Topik : Pengkajian Sistem Hematologi 1 Review Sistem Hematology Ikhsanuddin

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran darah berupa jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit sapi perah FH umur satu sampai dua belas bulan ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3 Gambaran Eritrosit

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Thalassemia adalah penyakit kelainan darah yang diturunkan secara herediter. Centre of Disease Control (CDC) melaporkan bahwa thalassemia sering dijumpai pada populasi

Lebih terperinci

ABSTRAK INSIDENSI ANEMIA IBU HAMIL DI BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI-DESEMBER 2006

ABSTRAK INSIDENSI ANEMIA IBU HAMIL DI BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI-DESEMBER 2006 ABSTRAK INSIDENSI ANEMIA IBU HAMIL DI BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI-DESEMBER 2006 Marcella Sutanto, 2007. Pembimbing utama: Lisawati Sadeli, dr Pembimbing pendamping:

Lebih terperinci

R S. D R. H I. A B D O E L M O E L O E K B A N D A R L A M P U N G

R S. D R. H I. A B D O E L M O E L O E K B A N D A R L A M P U N G STANDAR PELAYANAN MINIMAL PATOLOGI KLINIK R S. D R. H I. A B D O E L M O E L O E K B A N D A R L A M P U N G S T A N D A R P E L A Y A N A N M E D I K PATOLOGI KLINIK Latar Belakang Ruang lingkup disiplin

Lebih terperinci

GDS (datang) : 50 mg/dl. Creatinin : 7,75 mg/dl. 1. Apa diagnosis banding saudara? 2. Pemeriksaan apa yang anda usulkan? Jawab :

GDS (datang) : 50 mg/dl. Creatinin : 7,75 mg/dl. 1. Apa diagnosis banding saudara? 2. Pemeriksaan apa yang anda usulkan? Jawab : Seorang laki laki 54 tahun datang ke RS dengan keluhan kaki dan seluruh tubuh lemas. Penderita juga merasa berdebar-debar, keluar keringat dingin (+) di seluruh tubuh dan sulit diajak berkomunikasi. Sesak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan sepsis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Intensive Care Unit (ICU). Tingginya biaya perawatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan

Lebih terperinci

Ruswantriani, Pembimbing : Penny Setyawati, dr, SpPK, M. Kes

Ruswantriani, Pembimbing : Penny Setyawati, dr, SpPK, M. Kes ABSTRAK GAMBARAN LABORA TORIUM ANEMIA DEFISIENSI NUTRISI (STUDI PUST AKA) Ruswantriani, 2005. Pembimbing : Penny Setyawati, dr, SpPK, M. Kes Anemia merupakan masalah kesehatan dunia dan cenderung meningkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Anemia hemolitik autoimun atau Auto Immune Hemolytic Anemia (AIHA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Anemia hemolitik autoimun atau Auto Immune Hemolytic Anemia (AIHA) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia hemolitik autoimun atau Auto Immune Hemolytic Anemia (AIHA) merupakan salah satu penyakit di bidang hematologi yang terjadi akibat reaksi autoimun. AIHA termasuk

Lebih terperinci

DEPARTEMEN FARMAKOLOGI

DEPARTEMEN FARMAKOLOGI FARMAKOLOGI HEMOSTASIS D SAEFUL HIDAYAT DEPARTEMEN FARMAKOLOGI & TERAPEUTIKA USU HEMOSTASIS SISTEM PENGHENTIAN PERDARAHAN, TERGANGGU KEMATIAN 1. PRIMER : PENGHENTIAN PERDARAHAN 2. SEKUNDER: PEMBEKUAN DARAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen utama adalah hemoglobin A dengan struktur molekul α 2 β 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen utama adalah hemoglobin A dengan struktur molekul α 2 β 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hemoglobin Darah orang dewasa normal memiliki tiga jenis hemoglobin, dengan komponen utama adalah hemoglobin A dengan struktur molekul α 2 β 2. Hemoglobin minor yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi rantai globin mengalami perubahan kuantitatif. Hal ini dapat menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi rantai globin mengalami perubahan kuantitatif. Hal ini dapat menimbulkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Thalassemia Thalassemia merupakan kelainan genetik dimana terjadi mutasi di dalam atau di dekat gen globin yang ditandai dengan tidak ada atau berkurangnya sintesis rantai globin.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mekanisme Hemostasis Hemostasis berasal dari kata haima (darah) dan stasis (berhenti), merupakan proses yang amat kompleks, berlangsung secara terus menerus dalam mencegah

Lebih terperinci

Thalassemia. Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N

Thalassemia. Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N Thalassemia Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N Maiyanti Wahidatunisa Nur Fatkhaturrohmah Nurul Syifa Nurul Fitria Aina

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Fungsi utama eritrosit:

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang telah memenuhi jumlah minimal sampel sebanyak Derajat klinis dibagi menjadi 4 kategori.

BAB V PEMBAHASAN. yang telah memenuhi jumlah minimal sampel sebanyak Derajat klinis dibagi menjadi 4 kategori. digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian di RSUD Dr. Moewardi telah didapatkan data-data penelitian yang disajikan dalam tabel pada Bab IV. Pada penelitian ini didapatkan sampel

Lebih terperinci

SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN

SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN Fakultas : Kedokteran Program Studi : Pendidikan Dokter Blok : Hematologi Bobot : 4 SKS Semester : II Standar Kompetensi : etiologi, patogenesis dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang hingga manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hematologi Hasil pemeriksaan hematologi disajikan dalam bentuk rataan±simpangan baku (Tabel 1). Hasil pemeriksaan hematologi individual (Tabel 5) dapat dilihat pada lampiran dan dibandingkan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS ABSTRAK Renaldi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung Latar belakang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Eritrosit (Sel Darah Merah) Profil parameter eritrosit yang meliputi jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit kucing kampung (Felis domestica) ditampilkan

Lebih terperinci

PERDARAHAN DAN PEMBEKUAN DARAH (HEMOSTASIS) Era Dorihi Kale, M.Kep

PERDARAHAN DAN PEMBEKUAN DARAH (HEMOSTASIS) Era Dorihi Kale, M.Kep PERDARAHAN DAN PEMBEKUAN DARAH (HEMOSTASIS) Era Dorihi Kale, M.Kep Pengertian Hemostasis merupakan peristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah atau pencegahan kehilangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Trombosit merupakan salah satu komponen sel darah yang tidak berinti dalam jumlah normal 150-450x10 9 sel/l. Ukuran sel ini bervariasi dengan rerata diameter 8-10 fl

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi fungsinya untuk membawa O 2 dalam jumlah yang cukup ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi fungsinya untuk membawa O 2 dalam jumlah yang cukup ke BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia 2.1.1 Pengertian Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin (protein pembawa O 2 ) dari nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara maupun zat buangan yang ada di dalam tubuh. Volume darah pada manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara maupun zat buangan yang ada di dalam tubuh. Volume darah pada manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Pengertian darah Darah merupakan jaringan cair yang merupakan bagian terpenting dari sistem transportasi zat dalam tubuh. Darah berfungsi mengangkut semua nutrisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Angka kejadian penyakit talasemia di dunia berdasarkan data dari Badan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cyclophosphamide merupakan alkylating agent dari golongan nitrogen

BAB I PENDAHULUAN. Cyclophosphamide merupakan alkylating agent dari golongan nitrogen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Cyclophosphamide merupakan alkylating agent dari golongan nitrogen mustard dalam kelompok oxazophorin. Metabolit dari cyclophosphamide, phosphoramide mustard, menyebabkan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.2. Varises. Anemia. Polisitemia. Hipertensi

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.2. Varises. Anemia. Polisitemia. Hipertensi SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.2 1. Penyakit yang dapat,memicu terjadinya stroke adalah... Varises Polisitemia Hipertensi Kunci Jawaban : D Hipertensi (tekanan

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI KASUS ITP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE TAHUN

ABSTRAK PREVALENSI KASUS ITP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE TAHUN ABSTRAK PREVALENSI KASUS ITP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE TAHUN 1997-2004 Eric Widjaja, 2006. Pembimbing utama : Dani Brataatmadja, dr, Sp.PK Pembimbing pendamping : Henki Pertamana, dr, Sp.PK ITP adalah

Lebih terperinci

ABSTRAK. UJI VALIDITAS INDEKS MENTZER SEBAGAI PREDIKTOR β-thalassemia MINOR DAN ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA POPULASI ANEMIA HIPOKROM MIKROSITER

ABSTRAK. UJI VALIDITAS INDEKS MENTZER SEBAGAI PREDIKTOR β-thalassemia MINOR DAN ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA POPULASI ANEMIA HIPOKROM MIKROSITER ABSTRAK UJI VALIDITAS INDEKS MENTZER SEBAGAI PREDIKTOR β-thalassemia MINOR DAN ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA POPULASI ANEMIA HIPOKROM MIKROSITER Aisyah Mulqiah, 2016 Pembimbing I Pembimbing II : dr. Penny

Lebih terperinci

Rina Wijayanti, M. Sc., Apt. Anemia & Hematopoietic Growth Factors, Mineral & Vitamin BLOOD

Rina Wijayanti, M. Sc., Apt. Anemia & Hematopoietic Growth Factors, Mineral & Vitamin BLOOD Rina Wijayanti, M. Sc., Apt Anemia & Hematopoietic Growth Factors, Mineral & Vitamin BLOOD SASARAN BELAJAR : Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi hematopoietic growth factors Menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berbeda dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Talasemia adalah gangguan produksi hemoglobin yang diturunkan, pertama kali ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Talasemia adalah gangguan produksi hemoglobin yang diturunkan, pertama kali ditemukan BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Talasemia Talasemia adalah gangguan produksi hemoglobin yang diturunkan, pertama kali ditemukan secara bersamaan di Amerika Serikat dan Itali antara tahun 1925 sampai 1927.

Lebih terperinci

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian mengenai hubungan antara jumlah trombosit dengan kejadian pada pasien DBD (DSS) anak ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Bantul pada tanggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikrositer hipokrom adalah gambaran morfologi sel darah merah

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikrositer hipokrom adalah gambaran morfologi sel darah merah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Mikrositer hipokrom adalah gambaran morfologi sel darah merah dengan nilai MCV lebih kecil dari normal (< 80fl) dan MCH lebih kecil dari nilai normal (

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang secara umum. terjadi di seluruh dunia dan mengenai lebih kurang 25% dari seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang secara umum. terjadi di seluruh dunia dan mengenai lebih kurang 25% dari seluruh 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang secara umum terjadi di seluruh dunia dan mengenai lebih kurang 25% dari seluruh populasi. 1 Wanita hamil merupakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Eritrosit, Hemoglobin, Hematokrit dan Indeks Eritrosit Jumlah eritrosit dalam darah dipengaruhi jumlah darah pada saat fetus, perbedaan umur, perbedaan jenis kelamin, pengaruh parturisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Non Goverment Organization (NGO) Forum on Indonesian Development (INFID) menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara dengan kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, didapatkan peningkatan insiden dan prevalensi dari gagal ginjal, dengan prognosis

Lebih terperinci

Metabolisme Bilirubin di Hati 1. Pembentukan bilirubin Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan enzim heme

Metabolisme Bilirubin di Hati 1. Pembentukan bilirubin Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan enzim heme Metabolisme Bilirubin di Hati 1. Pembentukan bilirubin Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu enzim yang sebagian besar terdapat dalam

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TALASEMIA By Rahma Edy Pakaya, S.Kep., Ns

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TALASEMIA By Rahma Edy Pakaya, S.Kep., Ns ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TALASEMIA By Rahma Edy Pakaya, S.Kep., Ns I. DEFINISI Talasemia adalah penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara resesif. Ditandai oleh defisiensi produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orangtua kepada anaknya sejak masih dalam kandungan. Talasemia terjadi akibat

BAB I PENDAHULUAN. orangtua kepada anaknya sejak masih dalam kandungan. Talasemia terjadi akibat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Talasemia merupakan penyakit bawaan yang diturunkan dari salah satu orangtua kepada anaknya sejak masih dalam kandungan. Talasemia terjadi akibat perubahan atau kelainan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam

Lebih terperinci

TRANSFUSI DARAH. Maimun ZA. Laboratorium Patologi Klinik FKUB-RSSA Malang

TRANSFUSI DARAH. Maimun ZA. Laboratorium Patologi Klinik FKUB-RSSA Malang TRANSFUSI DARAH Maimun ZA Laboratorium Patologi Klinik FKUB-RSSA Malang Pendahuluan Transfusi darah adalah terapi medis yang memiliki risiko penyulit terbesar baik dalam waktu pendek (reaksi transfusi),

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. pembangunan dalam segala bidang. Pertumbuhan ekonomi yang baik,

B A B I PENDAHULUAN. pembangunan dalam segala bidang. Pertumbuhan ekonomi yang baik, B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang saat ini terus melakukan pembangunan dalam segala bidang. Pertumbuhan ekonomi yang baik, peningkatan taraf hidup setiap

Lebih terperinci

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Amaylia Oehadian Sub Bagian Hematologi Onkologi Medik Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Kelainan darah pada lupus Komponen darah Kelainan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Zat besi Besi (Fe) adalah salah satu mineral zat gizi mikro esensial dalam kehidupan manusia. Tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sepsis merupakan suatu sindrom kompleks dan multifaktorial, yang insidensi, morbiditas, dan mortalitasnya sedang meningkat di seluruh belahan dunia. 1 Sindrom klinik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. DARAH Darah adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga mensuplai jaringan tubuh dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Darah merupakan jaringan yang sangat penting bagi kehidupan, yang tersusun atas plasma darah dan sel darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit) (Silbernagl & Despopoulos,

Lebih terperinci

PREVALENSI DAN JENIS ANEMIA PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS REGULER LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PREVALENSI DAN JENIS ANEMIA PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS REGULER LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PREVALENSI DAN JENIS ANEMIA PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS REGULER (STUDI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum HIV/AIDS HIV merupakan virus yang menyebabkan infeksi HIV (AIDSinfo, 2012). HIV termasuk famili Retroviridae dan memiliki genome single stranded RNA. Sejauh ini

Lebih terperinci

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya SISTEM SIRKULASI Kompetensi Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya Suatu sistem yang memungkinkan pengangkutan berbagai bahan dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh organisme Sistem

Lebih terperinci

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S)

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S) NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S) RESPON INFLAMASI (RADANG) Radang pada umumnya dibagi menjadi 3 bagian Peradangan akut, merupakan respon awal suatu proses kerusakan jaringan. Respon imun,

Lebih terperinci

Metabolisme Besi dan Pembentukan Hemoglobin

Metabolisme Besi dan Pembentukan Hemoglobin Metabolisme Besi dan Pembentukan Hemoglobin a. Metabolisme besi Zat besi normal dikonsumsi 10-15 mg per hari. Sekitar 5-10% akan diserap dalam bentuk Fe 2+ di duodenum dan sebagian kecil di jejunum. Pada

Lebih terperinci

Dr. Indra G. Munthe, SpOG DEPARTMENT OF OBSTETRICS AND GYNECOLOGY

Dr. Indra G. Munthe, SpOG DEPARTMENT OF OBSTETRICS AND GYNECOLOGY Dr. Indra G. Munthe, SpOG DEPARTMENT OF OBSTETRICS AND GYNECOLOGY FACULTY OF MEDICINE THE UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA A. Jenis-jenis Penyakit Darah 1. Anemia Dalam Kehamilan Secara fisiologik konsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivasi koagulasi dan fibrinolitik merupakan bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Aktivasi koagulasi dan fibrinolitik merupakan bagian dari sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivasi koagulasi dan fibrinolitik merupakan bagian dari sistem hemostasis dalam upaya menjaga homeostasis tubuh terhadap terjadinya perdarahan atau trombosis. 1 Trombosis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada pasien penyakit ginjal kronik

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada pasien penyakit ginjal kronik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada pasien penyakit ginjal kronik adalah anemia (Suwitra, 2014). Anemia pada penyakit ginjal kronik dapat menimbulkan komplikasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: prevalensi, anemia, kelahiran prematur, bayi berat lahir rendah. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: prevalensi, anemia, kelahiran prematur, bayi berat lahir rendah. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PREVALENSI ANEMIA PADA WANITA HAMIL DENGAN KELAHIRAN PREMATUR DAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2011- DESEMBER 2012 Wima, 2014 Pembimbing 1: dr. Dani,

Lebih terperinci

Hasil Uji Statistik Trombosit Range dengan. Perdarahan Kulit dan Perdarahan Mukosa 64

Hasil Uji Statistik Trombosit Range dengan. Perdarahan Kulit dan Perdarahan Mukosa 64 14 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Frekuensi Karakteristik Trombosit, Perdarahan Kulit, Petechiae, Perdarahan Mukosa, Epistaxis, Perdarahan Gusi, Melena 60 Hasil Uji Statistik Trombosit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebab intrakorpuskuler (Abdoerrachman et al., 2007). dibutuhkan untuk fungsi hemoglobin yang normal. Pada Thalassemia α terjadi

BAB I PENDAHULUAN. penyebab intrakorpuskuler (Abdoerrachman et al., 2007). dibutuhkan untuk fungsi hemoglobin yang normal. Pada Thalassemia α terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Thalassemia adalah suatu penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan dari kedua orangtua kepada anak-anaknya secara resesif yang disebabkan karena kelainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah gizi yang paling tinggi kejadiannya di dunia sekitar 500 juta

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah gizi yang paling tinggi kejadiannya di dunia sekitar 500 juta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia secara klinis didefinisikan sebagai tidak cukupnya massa sel darah merah (hemoglobin) yang beredar di dalam tubuh. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah

Lebih terperinci

Kelainan darah pada lupus eritematosus sistemik

Kelainan darah pada lupus eritematosus sistemik Kelainan darah pada lupus eritematosus sistemik Amaylia Oehadian Sub Bagian Hematologi Onkologi Medik Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retensio Plasenta 1. Definisi Retensio plasenta adalah plasenta yang belum lahir 30 menit setelah bayi lahir pada manajemen aktif kala tiga. 1 2. Patologi Penyebab retensio plasenta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Perubahan Sistem Haematologi dalam Kehamilan Kehamilan adalah hal yang paling dinantikan oleh kebanyakan pasangan suami istri. Berbagai persiapan dilakukan untuk menyambut

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 1.5 Manfaat Penelitian 1. Di bidang akademik / ilmiah : meningkatkan pengetahuan dengan memberikan informasi bahwa ada hubungan antara kadar serum ferritin terhadap gangguan pertumbuhan pada talasemia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. serta diwariskan melalui cara autosomal resesif (Cappillini, 2012).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. serta diwariskan melalui cara autosomal resesif (Cappillini, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Thalassemia atau sindrom thalassemia merupakan sekelompok heterogen dari anemia hemolitik bawaan yang ditandai dengan kurang atau tidak adanya produksi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dirawat di Rumah Sakit minimal selama 1 bulan dalam setahun. Seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dirawat di Rumah Sakit minimal selama 1 bulan dalam setahun. Seseorang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kronis merupakan suatu kondisi yang menyebabkan seseorang dirawat di Rumah Sakit minimal selama 1 bulan dalam setahun. Seseorang yang menderita penyakit

Lebih terperinci

membutuhkan zat-zat gizi lebih besar jumlahnya (Tolentino & Friedman 2007). Remaja putri pada usia tahun, secara normal akan mengalami

membutuhkan zat-zat gizi lebih besar jumlahnya (Tolentino & Friedman 2007). Remaja putri pada usia tahun, secara normal akan mengalami PENDAHULUAN Latar belakang Anemia zat besi di Indonesia masih menjadi salah satu masalah gizi dan merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian. Anemia zat besi akan berpengaruh pada ketahanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah gizi yang sering terjadi di dunia dengan populasi lebih dari 30%. 1 Anemia lebih sering terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

Pola Gambaran Darah Tepi pada Penderita Leukimia di Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Pola Gambaran Darah Tepi pada Penderita Leukimia di Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Pola Gambaran Darah Tepi pada Penderita Leukimia di Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Kemas Ya kub Rahadiyanto 1, Phey Liana 1, Baity Indriani 1 1. Bagian Patologi Klinik, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya konsentrasi hemoglobin di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin. 8,9 Sedangkan literatur

Lebih terperinci

Penyakit Leukimia TUGAS 1. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah. Editor : LUPIYANAH G1C D4 ANALIS KESEHATAN

Penyakit Leukimia TUGAS 1. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah. Editor : LUPIYANAH G1C D4 ANALIS KESEHATAN Penyakit Leukimia TUGAS 1 Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah Editor : LUPIYANAH G1C015041 D4 ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

PENDEKATAN DIAGNOSIS LABORATORIUM TALASEMI

PENDEKATAN DIAGNOSIS LABORATORIUM TALASEMI PENDEKATAN DIAGNOSIS LABORATORIUM TALASEMI Franciska Rahardjo. 2006; Pembimbing I : Dani Brataatmadja, dr., Sp.PK Pembimbing II : Penny Setyawati, dr., Sp.PK, M.Kes ABSTRAK Talasemi adalah kelainan darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau kapasitas pembawa oksigen mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis yang bervariasi menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1. Perumusan masalah Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di Amerika Serikat dan bertanggung jawab terhadap 1,2% seluruh

Lebih terperinci

ABSTRAK. Dewi Tantra, 2008, Pembimbing I : Aloysius Suryawan,dr., SpOG Pembimbing II : Penny Setyawati,dr.,SpPK., M.Kes

ABSTRAK. Dewi Tantra, 2008, Pembimbing I : Aloysius Suryawan,dr., SpOG Pembimbing II : Penny Setyawati,dr.,SpPK., M.Kes ABSTRAK PREVALENSI DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SUKAWARNA KELURAHAN SUKAWARNA KECAMATAN SUKAJADI WILAYAH BOJONEGARA BANDUNG Dewi Tantra, 2008, Pembimbing I : Aloysius Suryawan,dr.,

Lebih terperinci