No. 8/ 31 /DPBPR Jakarta,12 Desember 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "No. 8/ 31 /DPBPR Jakarta,12 Desember 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA"

Transkripsi

1 No. 8/ 31 /DPBPR Jakarta,12 Desember 2006 S U R A T E D A R A N SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Bank Perkreditan Rakyat Dengan diterbitkannya Peraturan Nomor 8/26/PBI/2006 tanggal 8 November 2006 tentang Bank Perkreditan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4656), selanjutnya disebut PBI, perlu ditetapkan ketentuan pelaksanaan mengenai kelembagaan Bank Perkreditan Rakyat, selanjutnya disebut BPR, dalam Surat Edaran yang mencakup hal-hal sebagai berikut: I. UMUM 1. Pengajuan permohonan izin, pengajuan rencana dan/atau penyampaian laporan kepada Dewan Gubernur dan/atau sebagaimana diatur dalam PBI menggunakan lampiran yang ditetapkan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini. 2. Dalam

2 2 2. Dalam hal format permohonan izin, pengajuan rencana dan/atau penyampaian laporan tidak diatur secara khusus dalam Surat Edaran ini maka format tersebut diserahkan kepada masing-masing BPR. 3. Perhitungan hari dalam rangka pengajuan permohonan izin, pengajuan rencana dan/atau penyampaian laporan sebagaimana diatur dalam PBI didasarkan pada hari kalender. II. KEPEMILIKAN DAN PERUBAHAN MODAL 1. Tata cara dan pelaporan perubahan Anggaran Dasar BPR karena perubahan kepemilikan tunduk kepada ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Bagi BPR berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT), perubahan Anggaran Dasar wajib dinotariilkan dan dilaporkan kepada instansi yang berwenang. Bukti pelaporan perubahan tersebut berbentuk hasil cetak (print out) melalui Sistem Informasi Badan Hukum (Sisminbakum) atau tanda terima dari instansi yang berwenang. Bagi BPR berbadan hukum Perusahaan Daerah (PD) dan Koperasi, perubahan Anggaran Dasar dan pelaporannya dilakukan sesuai Peraturan Daerah atau ketentuan Perkoperasian yang berlaku. 2. BPR menyampaikan laporan perubahan kepemilikan sebagaimana dimaksud pada angka 1 kepada paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah dipenuhinya aspek ekonomis dan aspek yuridis atas perubahan kepemilikan dimaksud. Yang dimaksud dengan pemenuhan aspek ekonomis dan aspek yuridis adalah: a. aspek

3 3 a. aspek ekonomis berupa setoran modal oleh pemegang saham BPR yang telah efektif, dan b. aspek yuridis berupa pengesahan perubahan kepemilikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat Anggota dan perubahan Anggaran Dasar tersebut telah dilaporkan kepada instansi yang berwenang. III. PERSYARATAN ANGGOTA/CALON ANGGOTA DIREKSI DAN PEMENUHAN SERTIFIKASI KELULUSAN 1. Calon anggota Direksi yang belum berpengalaman di bidang operasional perbankan wajib mengikuti magang paling singkat selama 3 (tiga) bulan pada BPR di bidang pendanaan dan/atau perkreditan dan memiliki sertifikat kelulusan dari Lembaga Sertifikasi. 2. Pemenuhan persyaratan administratif berupa sertifikat kelulusan bagi calon anggota Direksi dalam rangka permohonan persetujuan prinsip pendirian BPR diatur sebagai berikut: a. paling sedikit 1 (satu) orang calon anggota Direksi wajib memiliki sertifikat kelulusan, bagi permohonan yang diajukan dalam kurun waktu 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember b. setiap calon anggota Direksi wajib memiliki sertifikat kelulusan, bagi permohonan yang diajukan sejak tanggal 1 Januari Pemenuhan persyaratan administratif berupa sertifikat kelulusan bagi calon anggota Direksi BPR di BPR yang telah melakukan kegiatan usaha diatur sebagai berikut: a. calon

4 4 a. calon anggota Direksi yang diajukan dalam kurun waktu 1 Januari 2007 sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tidak wajib memiliki sertifikat kelulusan dalam hal BPR telah memiliki paling sedikit 1 (satu) orang anggota Direksi yang bersertifikat. b. calon anggota Direksi yang diajukan sejak tanggal 1 Januari 2009 wajib memiliki sertifikat kelulusan. 4. Pemberitahuan hasil kelulusan ujian yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi berlaku sebagai bukti pemenuhan kewajiban memiliki sertifikat kelulusan. IV. PEMBUKAAN KANTOR BPR DAN KEGIATAN DI LUAR KANTOR 1. Kantor Cabang Dalam rangka pembukaan Kantor Cabang, BPR wajib memiliki teknologi informasi yang memadai. Termasuk dalam pengertian teknologi informasi yang memadai adalah BPR memiliki aplikasi dan/atau sarana yang dibutuhkan dalam pencatatan transaksi kegiatan usaha BPR dan mampu menghasilkan laporan keuangan secara gabungan pada hari yang sama. 2. Kegiatan Kas di Luar Kantor a. Kas Mobil, Kas Terapung dan Payment Point 1) Kegiatan kas di luar kantor dengan menggunakan kas mobil, kas terapung dan payment point adalah kegiatan pelayanan kas meliputi: a) menerima angsuran kredit, b). menerima

5 5 b) menerima setoran dan melayani penarikan tabungan bagi nasabah, c) menerima titipan dana dalam rangka pembukaan rekening tabungan atau deposito, d) menerima titipan dana dalam rangka pelayanan jasa pembayaran tagihan seperti pembayaran tagihan listrik, telepon, air dan lainnya, e) pencairan kredit, tidak termasuk proses persetujuan kredit. 2) Kegiatan kas di luar kantor dengan menggunakan kas mobil, kas terapung dan payment point tidak diperkenankan melakukan kegiatan pelayanan kas selain yang disebut pada angka 1. b. Anjungan Tunai Mandiri (ATM) 1) Kegiatan kas di luar kantor dengan menggunakan ATM tunduk kepada ketentuan yang mengatur mengenai penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran dengan menggunakan kartu (APMK) dan peraturan pelaksanaannya. 2) Dalam hal kegiatan kas di luar kantor dilakukan dengan menggunakan ATM yang diselenggarakan sendiri oleh BPR maka BPR hanya dapat bertindak sebagai prinsipal, penerbit dan technical acquirer (pihak yang menyediakan sarana yang diperlukan dalam pemrosesan kegiatan kas di luar kantor menggunakan ATM). 3) BPR

6 6 3) BPR yang akan bertindak sebagai penerbit kartu ATM wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia, dengan mengajukan permohonan kepada Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran (DASP) dengan tembusan kepada Direktorat Pengawasan BPR (DPBPR) atau Kantor (KBI) setempat, mengenai rencana penyelenggaraan kegiatan kas di luar kantor dengan menggunakan ATM dengan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penyelenggaraan APMK. Apabila selain bertindak sebagai penerbit kartu ATM, BPR yang bersangkutan sekaligus akan bertindak pula sebagai prinsipal dan/atau technical acquirer maka kegiatan sebagai prinsipal dan/atau technical acquirer tersebut wajib terlebih dahulu dilaporkan kepada DASP. Penyampaian permohonan persetujuan sebagai penerbit dan pelaporan sebagai prinsipal dan/atau technical acquirer dimaksud dapat dilakukan dalam satu dokumen secara bersamaan. 4) Dalam hal kegiatan kas di luar kantor dilakukan dengan menggunakan ATM yang diselenggarakan melalui kerjasama dengan bank umum maka BPR dapat bertindak sebagai penerbit kartu ATM atau bukan penerbit kartu ATM (co-branding). 5) Dalam

7 7 5) Dalam hal BPR akan bertindak sebagai penerbit kartu ATM maka BPR wajib terlebih dahulu mendapat persetujuan dengan mengajukan permohonan kepada DASP dengan tembusan kepada DPBPR atau KBI setempat, dengan ketentuan sebagai berikut: (a) Kegiatan penerbitan kartu oleh BPR tunduk kepada ketentuan mengenai APMK sebagaimana dimaksud dalam huruf b angka 1). (b) Bank umum mitra BPR bertindak sebagai technical acquirer. (c) BPR dapat bergabung dalam jaringan bersama ATM (shared ATM) melalui bank umum mitra BPR atau merupakan anggota tidak langsung shared ATM. (d) Kerjasama antara BPR dan bank umum harus dituangkan dalam perjanjian kerjasama pemanfaatan jaringan ATM bank umum oleh BPR. 6) Dalam hal BPR bertindak bukan sebagai penerbit kartu ATM (co-branding) maka BPR wajib terlebih dahulu mendapat persetujuan dengan mengajukan permohonan kepada DPBPR atau KBI setempat dengan ketentuan sebagai berikut: (a) ATM merupakan produk bank umum, sementara BPR merupakan marketing agent. (b) Hak, kewajiban dan risiko sebagai penerbit kartu melekat pada bank umum dan tidak dapat diserahkan atau dialihkan kepada BPR. (c) Penyelesaian

8 8 (c) Penyelesaian pengaduan nasabah (complaint handling) merupakan kewajiban Bank Umum penerbit kartu ATM. (d) Perjanjian antara nasabah dengan BPR tidak boleh bertentangan dengan perjanjian kerjasama BPR dengan bank umum (co-branding agreement). (e) Perjanjian co-branding paling sedikit memuat: (1) Hak dan kewajiban bank umum sebagai penerbit kartu, (2) Hak dan kewajiban BPR sebagai mitra bank umum (co-brand partner), (3) Mekanisme penyelesaian pengaduan nasabah BPR sebagai pemegang kartu ATM kepada bank umum sebagai penerbit kartu ATM baik secara langsung maupun melalui BPR, dan (4) Mekanisme penyelesaian transaksi antara bank umum dan BPR. 3. Kegiatan Promosi Dalam rangka promosi, BPR dapat menerima titipan dana untuk melayani pembukaan rekening (tidak melayani transaksi kas lainnya) sepanjang: a. terdapat mekanisme untuk meyakinkan nasabah bahwa penerima titipan adalah orang yang memiliki otorisasi, b. jumlah dana yang dititipkan relatif kecil/wajar sebagai saldo awal pembukaan rekening, c. nasabah

9 9 c. nasabah memperoleh informasi secara tertulis bahwa dana tersebut merupakan titipan yang belum merupakan setoran efektif karena penyelesaiannya dilakukan oleh kantor terdekat, dan d. kegiatan dimaksud dilaporkan kepada paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan kegiatan. V. TATA CARA PENETAPAN PENGGUNAAN IZIN USAHA DENGAN NAMA BARU 1. Permohonan penetapan penggunaan izin usaha yang dimiliki BPR dengan nama yang baru diajukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak persetujuan perubahan nama dan disertai dengan: a. alasan perubahan nama, dan b. akta perubahan anggaran dasar yang telah disetujui oleh instansi berwenang. 2. memberikan persetujuan penggunaan izin usaha dengan nama yang baru sebagaimana dimaksud pada angka 1 paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak permohonan berikut dokumen yang dipersyaratkan diterima secara lengkap. 3. BPR wajib mengumumkan pelaksanaan perubahan nama kepada masyarakat dalam surat kabar harian lokal atau pada papan pengumuman di seluruh kantor BPR yang bersangkutan paling lambat 20 (dua puluh) hari sejak tanggal persetujuan dari dan menyampaikan bukti pengumuman dimaksud paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak tanggal pengumuman. VI. PEMENUHAN

10 10 VI. PEMENUHAN MODAL DISETOR SECARA BERTAHAP 1. Sanksi berupa larangan penyediaan dana baru bagi BPR yang melanggar ketentuan pemenuhan modal disetor secara bertahap, tidak berlaku bagi pencairan atas fasilitas kredit yang telah disetujui. 2. Dalam rangka pemenuhan sanksi berupa penutupan jaringan kantor, penghentian kegiatan kas di luar kantor dan penghentian kegiatan usaha sebagai Pedagang Valuta Asing (PVA), BPR harus mencantumkan langkah-langkah pemenuhan sanksi tersebut dalam suatu rencana kegiatan tersendiri yang terpisah dari rencana kerja tahunan. 3. Semua sanksi yang telah dikenakan akibat pelanggaran ketentuan pemenuhan modal disetor secara bertahap menjadi hapus apabila BPR telah memindahkan alamat kantor ke wilayah yang sesuai dengan tahapan pemenuhan modal disetor. VII. PERIZINAN 1. Sistem dan Prosedur Kerja Dalam rangka memenuhi persyaratan izin usaha, BPR harus menyampaikan standar operasional dan prosedur kerja yang sekurangkurangnya meliputi: a. Personalia, b. Uraian tugas dan tanggung jawab pengurus dan pegawai, c. Pengawasan internal, d. Pengelolaan kas, e. Penanaman dana dan pemberian kredit, f. Penghimpunan

11 11 f. Penghimpunan dana, g. Pembukuan, dan h. Pengelolaan dan penyimpanan dokumen. 2. ANALISIS POTENSI DAN KELAYAKAN a. Analisis potensi dan kelayakan dalam rangka pendirian BPR, pembukaan Kantor Cabang BPR, dan pemindahan alamat Kantor Pusat/Kantor Cabang BPR dapat dilakukan sendiri oleh pemohon atau oleh konsultan dengan menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 40. b. Analisis atas potensi dan kelayakan sebagaimana dimaksud pada huruf a, antara lain meliputi penilaian terhadap: 1) aspek demografi dan ekonomi wilayah; 2) jumlah dan pertumbuhan lembaga perbankan, termasuk lembaga keuangan mikro; 3) rencana kegiatan usaha yang mencakup sumber dana dan penyaluran dana serta langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mewujudkan rencana dimaksud; 4) proyeksi keuangan setiap bulan untuk 3 (tiga) tahun pertama, sejak BPR melakukan kegiatan operasional; dan 5) perencanaan sumber daya manusia. c. Penilaian atas analisis studi kelayakan didasarkan pada aspek-aspek sebagai berikut: 1) Aspek Non Ekonomis, yang terdiri dari : (a) aspek umum, dan (b) aspek

12 12 (b) aspek manajemen. 2) Aspek Ekonomis, yang terdiri dari: (a) aspek pemasaran (1) competitive advantage, (2) potensi dana pihak ketiga, (3) potensi kredit UKM, (4) persaingan kredit, (5) persaingan dana pihak ketiga, dan (6) target pasar. (b) aspek keuangan (1) Profitability Index (PI) Penilaian PI bertujuan untuk menilai risiko yang dihadapi BPR dalam menjalankan usahanya. PI merupakan perbandingan antara nilai akumulasi Present Value (PV) dengan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh BPR dalam menjalankan usahanya. (2) Internal Rate of Return (IRR) Penilaian IRR bertujuan untuk mengetahui tingkat hasil pengembalian internal (tingkat keuntungan) dari BPR yang akan didirikan. IRR merupakan tingkat bunga yang menyamakan investasi awal (I) dengan nilai tunai (PV) dari arus kas masa datang. (3) Break

13 13 (3) Break Event Point (BEP) Penilaian BEP menunjukkan ukuran atau skala bisnis sehingga perusahaan mencapai titik impas. (4) Capital Adequacy Ratio (CAR) Penilaian CAR dilakukan berdasarkan jumlah modal yang dimiliki BPR yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan BPR dalam menyediakan modal minimum dalam rangka pengembangan usaha dan menanggung risiko kerugian. (5) Return on Asset (ROA) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh penghasilan terhadap operasi bisnis dan menjadi ukuran keefektifan manajemen. Dihitung berdasarkan laba sebelum pajak selama 12 bulan terakhir dibandingkan dengan rata-rata volume usaha dalam periode yang sama (6) Biaya Operasi/Pendapatan Operasi (BOPO) Penilaian BOPO bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi operasional BPR yang dihitung berdasarkan perbandingan antara Biaya Operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap Pendapatan

14 14 Pendapatan Operasional dalam periode yang sama. (7) Non Performing Loan (NPL) Penilaian NPL bertujuan untuk mengetahui jumlah nominal kredit dengan kualitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. 3. FORMAT PENGAJUAN PERMOHONAN IZIN, PENGAJUAN RENCANA DAN PENYAMPAIAN LAPORAN a. Pengajuan permohonan izin kepada Dewan Gubernur Bank Indonesia meliputi: 1) Permohonan Persetujuan Prinsip Pendirian BPR, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1; dan 2) Permohonan Izin Usaha BPR, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 2. b. Pengajuan permohonan izin kepada meliputi: 1) Permohonan Persetujuan Pencairan Deposito, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3; 2) Permohonan Persetujuan Perubahan Kepemilikan BPR, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 5; 3) Permohonan Persetujuan Calon Anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris BPR, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 9; 4) Permohonan

15 15 4) Permohonan Persetujuan Prinsip Pembukaan Kantor Cabang, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 13; 5) Permohonan Izin Operasional Kantor Cabang, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 14; 6) Permohonan Izin Penerbitan Kartu ATM, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 19; 7) Permohonan Izin Kerjasama Penyelenggaraan ATM dengan Bank Umum, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 20; 8) Permohonan Persetujuan Prinsip Pemindahan Alamat Kantor Pusat/Kantor Cabang keluar wilayah kabupaten/kota atau provinsi, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 21; 9) Permohonan Izin Efektif Pemindahan Alamat Kantor Pusat/Kantor Cabang dalam wilayah kabupaten/kota yang sama, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 22; 10) Permohonan Izin Efektif Pemindahan Alamat Kantor Pusat/Kantor Cabang, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 23; 11) Permohonan Penetapan Penggunaan Izin Usaha yang Dimiliki BPR dengan Nama yang Baru, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 28; 12) Permohonan

16 16 12) Permohonan Persetujuan Prinsip Perubahan Bentuk Badan Hukum, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 30; 13) Permohonan Pengalihan Izin Usaha BPR dari Badan Hukum Lama kepada Badan Hukum Baru, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 31; 14) Permohonan Penutupan Kantor Cabang, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 33; dan 15) Permohonan Penutupan Kantor Sementara, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 37. c. Pengajuan rencana kepada meliputi: 1) Rencana Pembukaan Kantor Kas, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 16; 2) Rencana Pemindahan Alamat Kantor Kas, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 25; dan 3) Rencana Penutupan Kantor Kas/Kegiatan Kas di Luar Kantor BPR, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 35. d. Penyampaian laporan kepada meliputi: 1) Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha BPR, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 4; 2) Laporan Perubahan Kepemilikan BPR, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 6; 3) Laporan

17 17 3) Laporan Perubahan Komposisi Kepemilikan BPR, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 7; 4) Laporan Perubahan Modal Dasar BPR, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 8; 5) Laporan Pengangkatan Anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris BPR, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 10; 6) Laporan Pengangkatan/Penggantian Pejabat Eksekutif BPR, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 11; 7) Laporan Pemberhentian Pejabat Eksekutif BPR, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 12; 8) Laporan Pelaksanaan Pembukaan Kantor Cabang, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 15; 9) Laporan Pembukaan Kantor Kas, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 17; 10) Laporan Pembukaan Kegiatan Kas di Luar Kantor, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 18; 11) Laporan Pelaksanaan Pemindahan Alamat Kantor Pusat/Kantor Cabang, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 24; 12) Laporan

18 18 12) Laporan Pemindahan Alamat Kantor Kas, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 26; 13) Laporan Pemindahan Alamat Kegiatan Kas di Luar Kantor, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 27; 14) Laporan Pengumuman Perubahan Nama BPR, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 29; 15) Laporan Pelaksanaan Pengumuman Perubahan Bentuk Badan Hukum Baru BPR, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 32; 16) Laporan Pelaksanaan Penutupan Kantor Cabang, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 34; 17) Laporan Penutupan Kantor Kas/Kegiatan Kas di Luar Kantor BPR, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 36; 18) Laporan Pengumuman Penutupan Sementara Kantor, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 38; dan 19) Laporan Pelaksanaan Penutupan dan Pembukaan Kembali Kantor, menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 39. e. Batas waktu penyampaian laporan oleh BPR dibuktikan sebagai berikut: 1) berdasarkan

19 19 1) berdasarkan stempel pos atau tanda terima jasa ekspedisi apabila laporan dikirim melalui kantor pos atau perusahaan jasa ekspedisi; dan 2) berdasarkan tanggal penerimaan laporan oleh Bank Indonesia apabila laporan disampaikan secara langsung. 4. ALAMAT PENGAJUAN PERMOHONAN IZIN, PENGAJUAN RENCANA DAN/ATAU PENYAMPAIAN LAPORAN a. Permohonan pendirian BPR ditujukan kepada: 1) Dewan Gubernur u.p. Direktorat Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat,, Jalan M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi BPR yang akan didirikan di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya, Kabupaten/Kota Bogor, Depok, Bekasi, Karawang dan Provinsi Banten. 2) Dewan Gubernur u.p. Direktorat Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat,, Jalan M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, dengan tembusan kepada Kantor setempat, bagi BPR yang akan didirikan di luar wilayah sebagaimana dimaksud dalam angka 1, dengan mengacu kepada pembagian wilayah kerja Kantor pada Lampiran 41. b. Permohonan selain untuk pendirian BPR, pengajuan rencana dan penyampaian laporan ditujukan kepada: 1) u.p. Direktorat Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat,, Jalan M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi BPR yang akan didirikan di wilayah

20 20 wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya, Kabupaten/Kota Bogor, Depok, Bekasi, Karawang dan Provinsi Banten. 2) u.p. Kantor setempat, bagi BPR yang berkantor pusat di luar wilayah sebagaimana dimaksud dalam angka 1), dengan mengacu kepada pembagian wilayah kerja Kantor pada Lampiran 41. VIII. PENUTUP Ketentuan dalam Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal 12 Desember Dengan berlakunya Surat Edaran ini maka Surat Edaran Nomor 6/33/DPBPR tanggal 13 Agustus 2004 perihal Bank Perkreditan Rakyat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat Edaran ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Demikian agar Saudara maklum. BANK INDONESIA, DPBPR SITI CH. FADJRIJAH DEPUTI GUBERNUR

21 Lampiran 1 Lamp : Dewan Gubernur Jl. M.H. Thamrin No.2 JAKARTA Up. Direktorat Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat Perihal : Permohonan Persetujuan Prinsip Pendirian BPR Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk memperoleh persetujuan prinsip pendirian Bank Perkreditan Rakyat dengan rencana nama.. yang berkedudukan di Kabupaten/Kota. Untuk melengkapi permohonan dimaksud bersama ini kami sampaikan: 1. Rancangan akta pendirian badan hukum, termasuk rancangan anggaran dasar. 2. Daftar calon pemegang saham/calon anggota *) disertai dokumen yang dipersyaratkan. 3. Daftar calon anggota Direksi dan dewan Komisaris disertai dokumen yang dipersyaratkan. 4. Rencana struktur organisasi dan jumlah personalia. 5. Analisis atas potensi dan kelayakan pendirian BPR, yang meliputi penilaian terhadap: a. aspek demografi dan ekonomi wilayah; b. jumlah dan pertumbuhan lembaga perbankan, termasuk lembaga keuangan mikro; c. rencana kegiatan usaha yang mencakup sumber dana dan penyaluran dana serta langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam mewujudkan rencana dimaksud; d. proyeksi keuangan setiap bulanan untuk 3 (tiga) tahun pertama, sejak BPR melakukan kegiatan operasional; dan e. perencanaan sumber daya manusia; 6. Rencana sistem dan prosedur kerja. 7. Fotokopi bilyet deposito sebesar Rp. (.....) atas nama Dewan Gubernur q.q... untuk pendirian BPR... yang merupakan. % (. perseratus) dari modal disetor minimum yang dipersyaratkan, yang telah berisi keterangan bahwa pencairan hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Dewan Gubernur. 8. Surat

22 Lanjutan Lampiran 1 8. Surat pernyataan dari calon pemegang saham/anggota *) bahwa setoran modal: a. tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan atau pihak lain; dan b. tidak berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang. Demikian permohonan kami. Nama dan tandatangan calon pemilik cc : Kantor setempat (bagi BPR yang didirikan di luar wilayah DKI Jaya, Kabupaten/Kota Bekasi, Bogor, Karawang, Depok dan Provinsi Banten) *) coret yang tidak perlu

23 Lampiran 2.., Lamp : Dewan Gubernur Jl. M.H. Thamrin No.2 JAKARTA Up. Direktorat Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat Perihal : Permohonan Izin Usaha BPR Menunjuk surat Nomor.. tanggal. perihal persetujuan prinsip BPR dengan ini kami: Nama BPR :. Alamat :. mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin usaha Bank Perkreditan Rakyat. Untuk melengkapi permohonan dimaksud, bersama ini kami sampaikan: 1. Akta pendirian BPR termasuk anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi berwenang. 2. Daftar pemegang saham/anggota *) disertai dokumen yang dipersyaratkan**). 3. Daftar susunan anggota Direksi dan dewan Komisaris disertai dokumen yang dipersyaratkan **). 4. Susunan organisasi serta sistem dan prosedur kerja, termasuk susunan personalia. 5. Fotokopi bilyet deposito sebesar Rp. (.....) atas nama Dewan Gubernur q.q... untuk pendirian BPR... yang merupakan. % (. perseratus) dari modal disetor minimum yang dipersyaratkan, yang telah berisi keterangan bahwa pencairan hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Dewan Gubernur. 6. Surat pernyataan dari pemegang saham/anggota *) bahwa setoran modal: a. tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan atau pihak lain; dan b. tidak berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang. 7. Bukti

24 Lanjutan Lampiran 2 7. Bukti kesiapan operasional, antara lain berupa: a. daftar aktiva tetap dan inventaris; b. bukti penguasaan gedung berupa bukti kepemilikan atau perjanjian sewa-menyewa gedung kantor yang didukung oleh bukti kepemilikan dari pihak yang menyewakan; c. foto gedung kantor dan tata letak ruangan; d. contoh formulir/ warkat yang akan digunakan untuk operasional BPR; e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); Demikian permohonan kami. cc : Kantor setempat (bagi BPR yang didirikan di luar wilayah DKI Jaya, Kabupaten/Kota Bekasi, Bogor, Karawang, Depok dan Provinsi Banten) *) coret yang tidak perlu **) apabila terdapat perubahan

25 Perihal : Permohonan Persetujuan Pencairan Deposito Lampiran 3 Berdasarkan Surat Keputusan Deputi Gubernur Nomor. tanggal perihal pemberian izin usaha BPR.., dengan ini kami mengajukan permohonan persetujuan pencairan Deposito dari modal disetor BPR. yang berada pada Bank.. dengan alamat. Rincian Deposito tersebut adalah sebagai berikut : No. Seri Deposito/No No. Rekening Atas Nama Dewan Gubernur QQ Total Nominal (Rp) Dana tersebut akan kami pergunakan untuk operasional BPR Demikian permohonan kami. Kantor setempat

26 Perihal : Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha BPR Lampiran 4 Menunjuk Surat Keputusan Deputi Gubernur Nomor.. tanggal. tentang Pemberian Izin Usaha BPR.., dengan ini dilaporkan bahwa kami telah memulai kegiatan usaha pada tanggal... Demikian agar maklum. Kantor setempat, dengan tembusan kepada DPBPR

27 Lampiran 5 Lampiran: Perihal : Permohonan Persetujuan Perubahan Kepemilikan BPR Dengan ini kami mengajukan permohonan perubahan kepemilikan BPR yang diakibatkan oleh pengalihan saham/penambahan pemegang saham baru dan/atau pengeluaran saham baru **) dengan keterangan sebagai berikut: A. Kepemilikan BPR saat ini: No. Nama Pemilik Jumlah Lembar Saham Dst Jumlah B. Rencana kepemilikan BPR yang baru: No. Nama Pemilik Jumlah Lembar Saham Dst Jumlah Nominal (dalam ribuan Rp) Jumlah Nominal (dalam ribuan Rp) Prosentase (%) Prosentase (%) Jumlah Untuk melengkapi permohonan tersebut, dengan ini kami sampaikan dokumen yang dipersyaratkan dari calon pemegang saham/calon anggota **). Demikian permohonan kami. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

28 Perihal : Laporan Perubahan Kepemilikan BPR Lampiran 6 Menunjuk surat persetujuan Nomor tanggal, dengan ini kami laporkan bahwa berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham/rapat anggota**) tanggal..., telah dilakukan perubahan kepemilikan BPR yang diakibatkan pengalihan saham/penambahan pemegang saham baru dan/atau pengeluaran saham baru**) dengan keterangan sebagai berikut: B. Komposisi kepemilikan BPR yang lama: No. Nama Pemilik Jumlah Lembar Saham Dst Jumlah C. Komposisi kepemilikan BPR yang baru: No. Nama Pemilik Jumlah Lembar Saham Dst Jumlah Jumlah Nominal (dalam ribuan Rp) Jumlah Nominal (dalam ribuan Rp) Prosentase (%) Prosentase (%) Terlampir kami sampaikan dokumen yang dipersyaratkan dalam pelaporan perubahan kepemilikan. Demikian agar maklum. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

29 Lampiran 7 Perihal : Laporan Perubahan Komposisi Kepemilikan BPR Dengan ini kami laporkan bahwa pada tanggal telah dilakukan perubahan komposisi kepemilikan BPR yang diakibatkan adanya penambahan modal disetor/tanpa penambahan modal disetor **) sebagai berikut: C. Kepemilikan BPR sebelum perubahan: No. Nama Pemilik Jumlah Lembar Saham Dst Jumlah Jumlah Nominal (dalam ribuan Rp) Prosentase (%) D. Kepemilikan BPR setelah perubahan: No. Nama Pemilik Jumlah Lembar Saham Dst Jumlah Terlampir kami sampaikan dokumen yang dipersyaratkan Jumlah Nominal (dalam ribuan Rp) Prosentase (%) Demikian agar maklum. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

30 Lampiran 8 Lamp : Perihal : Laporan Perubahan Modal Dasar BPR Sehubungan dengan perubahan modal dasar BPR, dengan ini kami sampaikan: 1. risalah rapat umum pemegang saham/ rapat anggota **) 2. perubahan anggaran dasar dari instansi berwenang yang kami terima dari Notaris pada tanggal. Demikian agar maklum. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

31 Lamp : Lampiran 9 Perihal : Permohonan Persetujuan Calon Anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris BPR **) Dengan ini kami mengajukan calon anggota Direksi dan/atau dewan Komisaris BPR**) sebagai berikut: 1. Direksi: Nama Dewan Komisaris: Nama.... Jabatan.. Jabatan... Terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan. Demikian permohonan kami. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

32 Lamp : Lampiran 10 Perihal : Laporan Pengangkatan Anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris BPR**) Dengan ini kami beritahukan bahwa berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham/rapat anggota **) pada tanggal. telah diangkat anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris **) dengan susunan sebagai berikut: Direksi Pengurus Dewan Komisaris Jabatan Nama Pengurus Lama Baru Untuk melengkapi laporan ini, terlampir kami sampaikan risalah rapat umum pemegang saham/risalah rapat anggota **), perubahan anggaran dasar yang telah dinotariilkan serta bukti pelaporan perubahan anggaran dasar kepada instansi yang berwenang. Demikian agar maklum. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

33 Lampiran 11 Perihal : Laporan Pengangkatan/Penggantian **) Pejabat Eksekutif BPR Dengan ini kami melaporkan pengangkatan/penggantian **) Pejabat Eksekutif BPR yaitu: Nama Jabatan... Terlampir kami sampaikan surat pengangkatan dan pemberian kuasa sebagai Pejabat Eksekutif (bagi Pemimpin Cabang) dari Direksi BPR, disertai dokumen yang dipersyaratkan. Demikian agar maklum. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

34 Lampiran 12 Lamp : Perihal : Laporan Pemberhentian Pejabat Eksekutif BPR Menunjuk surat No..tanggal.. tentang penolakan pengangkatan Pejabat Eksekutif, dengan ini kami laporkan pemberhentian Pejabat Eksekutif sebagai berikut: Nama Jabatan terhitung sejak Terlampir kami sampaikan fotokopi surat pemberhentian yang bersangkutan sebagai Pejabat Eksekutif BPR. Demikian agar maklum. Kantor setempat

35 Lampiran 13 Lamp : Perihal : Permohonan Persetujuan Prinsip Pembukaan Kantor Cabang Dengan ini kami mengajukan permohonan persetujuan prinsip pembukaan Kantor Cabang dengan alamat. Kabupaten/Kota..., sesuai dengan rencana kerja tahunan BPR kami. Sebagai bahan pertimbangan dengan ini kami sampaikan: 1. analisis potensi dan kelayakan pembukaan Kantor Cabang sebagai berikut: a. seluruh aspek analisis potensi/kejenuhan b. aspek penetapan lokasi, sasaran pasar yang jelas dan perencanaan SDM 2. bukti setoran modal **). Demikian permohonan kami. Kantor setempat **) apabila diperlukan.

36 Lamp : Perihal : Permohonan Izin Operasional Kantor Cabang Lampiran 14 Sehubungan dengan surat No.. tanggal perihal persetujuan prinsip pembukaan Kantor Cabang, dengan ini kami mengajukan permohonan izin operasional Kantor Cabang dengan alamat. Kabupaten/Kota.. Sebagai bahan pertimbangan dengan ini kami sampaikan rencana persiapan operasional antara lain berupa: a. daftar aktiva tetap dan inventaris; b. bukti penguasaan gedung berupa bukti kepemilikan atau perjanjian sewa gedung kantor atau nota kesepakatan penggunaan gedung kantor; c. foto gedung kantor dan tata letak ruangan. Demikian permohonan kami. Kantor setempat

37 Lamp : Perihal : Laporan Pelaksanaan Pembukaan Kantor Cabang Lampiran 15 Berdasarkan surat nomor.. tanggal..perihal izin operasional Kantor Cabang dengan ini kami laporkan bahwa Kantor Cabang kami di.. telah beroperasi sejak tanggal.. Demikian agar maklum. Kantor setempat

38 Lampiran 16 Lamp : Perihal : Rencana Pembukaan Kantor Kas Sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan, dengan ini kami mengajukan rencana pembukaan Kantor Kas di.. Kabupaten/Kota. Sebagai bahan pertimbangan, terlampir kami sampaikan bukti kesiapan Kantor Kas berupa: a. daftar aktiva tetap dan inventaris; b. bukti penguasaan gedung berupa bukti kepemilikan atau perjanjian sewa gedung kantor atau nota kesepakatan penggunaan gedung kantor; c. foto gedung kantor dan tata letak ruangan; Demikian agar maklum. Kantor setempat

39 Lampiran 17 Lamp : Perihal : Laporan Pembukaan Kantor Kas Sehubungan dengan surat No... tanggal perihal penegasan pembukaan Kantor Kas, dengan ini kami laporkan bahwa kami telah melaksanakan pembukaan Kantor Kas di. Kabupaten/Kota... sejak tanggal.. Demikian agar maklum. Kantor setempat

40 Lamp : Lampiran 18 Perihal : Laporan Pembukaan Kegiatan Kas di Luar Kantor Sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan, dengan ini kami laporkan pembukaan Kegiatan Kas di Luar Kantor sebagai berikut: No Jenis Pelayanan Kas**) Lokasi Sejak Tanggal 1 Kas mobil/kas terapung 2 Payment Point 3 Anjungan Tunai Mandiri Demikian agar maklum. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

41 Lampiran 19 Lamp : Up. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Perihal : Permohonan Izin Penerbitan Kartu ATM Dengan ini kami mengajukan permohonan izin untuk memperoleh persetujuan penerbitan Kartu ATM. Sebagai bahan pertimbangan dengan ini kami sampaikan *): 1. Rencana Kerja Tahunan. 2. Hasil analisis bisnis atas penyelenggaraan Kegiatan Kas di Luar Kantor menggunakan ATM yang akan dilakukan untuk 1 (satu) tahun kedepan. 3. Bukti kesiapan perangkat hukum. 4. Bukti kesiapan penerapan manajemen risiko. 5. Bukti kesiapan operasional. Demikian permohonan kami. cc : Direktorat Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat (DPBPR) Kantor setempat Keterangan : *) Kelengkapan persyaratan mengacu pada Surat Edaran No. 7/59/DASP tanggal 30 Desember 2005 perihal Tata Cara Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu.

42 Lampiran 20 Lamp : Perihal : Permohonan Izin Kerjasama Penyelenggaraan ATM dengan Bank Umum Dengan ini kami mengajukan permohonan izin untuk memperoleh persetujuan kerjasama penyelenggaraan Kegiatan Kas di Luar Kantor dengan menggunakan ATM yang diselenggarakan melalui kerjasama dengan Bank. Untuk melengkapi permohonan dimaksud bersama ini kami sampaikan **): 1. Rencana Kerja Tahunan. 2. Hasil analisis bisnis atas penyelenggaraan Kegiatan Kas di Luar Kantor menggunakan ATM yang akan dilakukan untuk 1 (satu) tahun kedepan. 3. Fotokopi perjanjian kerjasama penyelenggaraan ATM. 4. Bukti kesiapan penerapan manajemen risiko, sekurang-kurangnya meliputi risiko likuiditas, risiko operasional dan risiko reputasi. Demikian permohonan kami. Kantor setempat **) Kelengkapan persyaratan mengacu pada Surat Edaran No. 7/59/DASP tanggal 30 Desember 2005 perihal Tata Cara Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu.

43 Lamp : Lampiran 21 Perihal : Permohonan Persetujuan Prinsip Pemindahan Alamat Kantor Pusat/Kantor Cabang **) Dengan ini kami mengajukan permohonan persetujuan prinsip pemindahan alamat kantor pusat/kantor Cabang **) yang semula beralamat di... Kabupaten/Kota. menjadi beralamat di Kabupaten/Kota., dengan alasan Sebagai bahan pertimbangan dengan ini kami sampaikan: 1. rencana penyelesaian atau pengalihan tagihan dan kewajiban kantor pusat/kantor Cabang **) ; 2. analisis atas potensi dan kelayakan pendirian kantor pusat/kantor Cabang **) di tempat kedudukan yang baru yang mencakup: a. seluruh aspek analisis potensi/kejenuhan b. aspek penetapan lokasi, sasaran pasar yang jelas dan perencanaan SDM; 3. bukti setoran modal ***). Demikian permohonan kami. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu ***)apabila diperlukan

44 Lamp : Lampiran 22 Perihal : Permohonan Izin Efektif Pemindahan Alamat Kantor Pusat/Kantor Cabang**) Berdasarkan surat No tanggal.perihal persetujuan prinsip pemindahan alamat kantor pusat/kantor Cabang **), dengan ini kami mengajukan permohonan izin efektif pemindahan alamat kantor dimaksud. Sebagai bahan pertimbangan dengan ini kami sampaikan dokumen berupa: 1. bukti pengumuman kepada masyarakat; 2. bukti kesiapan kantor termasuk sarananya, antara lain berupa: a. daftar aktiva tetap dan inventaris; b. bukti penguasaan gedung berupa bukti kepemilikan atau perjanjian sewa-menyewa gedung kantor yang didukung oleh bukti kepemilikan dari pihak yang menyewakan; c. foto gedung kantor dan tata letak ruangan; d. contoh formulir/ warkat; e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Demikian permohonan kami. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

45 Lamp : Lampiran 23 Perihal : Permohonan Izin Efektif Pemindahan Alamat Kantor Pusat/Kantor Cabang **) Dengan ini kami mengajukan permohonan izin efektif pemindahan alamat kantor pusat/kantor Cabang **) yang semula beralamat di.... menjadi beralamat di. dengan alasan Sebagai bahan pertimbangan dengan ini kami sampaikan: 1. alasan pemindahan alamat kantor; 2. bukti pengumuman kepada masyarakat ; 3. rencana penyelesaian atau pengalihan tagihan dan kewajiban; 4. bukti kesiapan kantor termasuk sarananya, antara lain berupa: a. daftar aktiva tetap dan inventaris; b. bukti penguasaan gedung berupa bukti kepemilikan atau perjanjian sewa-menyewa gedung kantor yang didukung oleh bukti kepemilikan dari pihak yang menyewakan; c. foto gedung kantor dan tata letak ruangan; d. contoh formulir/ warkat; e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Demikian permohonan kami. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

46 Lamp : Lampiran 24 Perihal : Laporan Pelaksanaan Pemindahan Alamat Kantor Pusat/Kantor Cabang**) Berdasarkan surat Nomor..tanggal..tentang izin efektif pemindahan alamat kantor pusat/kantor Cabang **), dengan ini kami laporkan perpindahan alamat kantor pusat/kantor Cabang **) pada tanggal dengan data sebagai berikut : Alamat lama Alamat baru : Kabupaten/Kota. Telp. Telex.. Fax. : Kabupaten/Kota. Telp. Telex.. Fax. Demikian agar maklum. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

47 Lamp : Lampiran 25 Perihal : Rencana Pemindahan Alamat Kantor Kas Dengan ini kami beritahukan bahwa pada tanggal. kami akan melaksanakan pemindahan Kantor Kas dengan data sebagai berikut: Alamat lama : Kabupaten/Kota. Telp. Telex.. Fax. Alamat baru : Kabupaten/Kota. Telp. Telex.. Fax. dengan alasan. Sebagai bahan pertimbangan, terlampir kami sampaikan bukti kesiapan Kantor Kas di tempat yang baru. Demikian agar maklum. Kantor setempat

48 Lamp : Lampiran 26 Perihal : Laporan Pemindahan Alamat Kantor Kas Sehubungan dengan surat No. tanggal..perihal penegasan pemindahan alamat Kantor Kas, dengan ini kami memberitahukan bahwa pada tanggal. kami telah melaksanakan pemindahan Kantor Kas dengan data sebagai berikut : Alamat lama : Kabupaten/Kota. Telp. Telex.. Fax. Alamat baru : Kabupaten/Kota. Telp. Telex.. Fax. Demikian agar maklum. Kantor setempat

49 Lampiran 27 Perihal : Laporan Pemindahan Alamat Kegiatan Kas di Luar Kantor Dengan ini kami laporkan pemindahan alamat Kegiatan Kas di Luar Kantor sebagai berikut: No Kegiatan Kas**) Lokasi Lama Lokasi Baru Sejak Tanggal 1 Payment Point 2 Anjungan Tunai Mandiri Demikian agar maklum. Kantor setempat **) Coret yang tidak perlu

50 Lamp : Lampiran 28 Perihal : Permohonan Penetapan Penggunaan Izin Usaha yang Dimiliki BPR dengan Nama yang Baru Dengan ini kami beritahukan bahwa BPR kami telah memperoleh pengesahan perubahan nama dari instansi berwenang, dari yang semula bernama.berubah menjadi... sejak tanggal dengan alasan. Berkenaan dengan hal tersebut di atas kami mohon kepada untuk memberlakukan izin usaha PT/PD/Kop **) BPR.. (nama BPR lama) kepada PT/PD/Kop **) BPR Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini kami sampaikan akta perubahan anggaran dasar yang telah disetujui oleh instansi yang berwenang dan contoh formulir/warkat yang akan digunakan. Demikian permohonan kami. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

51 Lamp : Lampiran 29 Perihal : Laporan Pengumuman Perubahan Nama BPR Sehubungan dengan surat No tanggal.. perihal persetujuan penetapan penggunaan izin usaha BPR dengan nama baru, dari yang semula bernama PT/PD/Kop **) BPR.. menjadi PT/PD/Kop **) BPR.., dengan ini kami sampaikan bukti pengumuman perubahan nama berupa guntingan surat kabar/foto kopi pengumuman di kantor BPR. Demikian agar maklum. Kantor setempat **) Coret yang tidak perlu

52 Lamp : Lampiran 30 Perihal : Permohonan Persetujuan Prinsip Perubahan Bentuk Badan Hukum Dengan ini kami mengajukan permohonan persetujuan prinsip perubahan bentuk badan hukum BPR dari. menjadi. dengan alasan Sebagai bahan pertimbangan dengan ini kami sampaikan: 1. rancangan akta pendirian badan hukum baru termasuk anggaran dasar; 2. rencana pengalihan seluruh hak dan kewajiban dari badan hukum lama kepada badan hukum baru; 3. daftar calon anggota Direksi dan dewan Komisaris disertai dokumen yang diperlukan; 4. data kepemilikan disertai dokumen yang diperlukan. Demikian permohonan kami. Kantor setempat

53 Lamp : Lampiran 31 Perihal : Permohonan Pengalihan Izin Usaha BPR dari Badan Hukum Lama kepada Badan Hukum Baru Sehubungan dengan surat No.. tanggal.. perihal persetujuan prinsip perubahan bentuk badan hukum BPR dari PT/PD/Kop**) menjadi PT/PD/Kop**), dengan ini kami mengajukan permohonan pengalihan izin usaha dari PT/PD/Kop **) BPR.. menjadi PT/PD/Kop **) BPR. Sebagai bahan pertimbangan dengan ini kami sampaikan rencana persiapan operasional antara lain berupa: 1. akta pendirian badan hukum baru termasuk anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi berwenang; 2. daftar calon anggota Direksi dan dewan Komisaris disertai dokumen yang dipersyaratkan, dalam hal terjadi penggantian; 3. data kepemilikan disertai dokumen yang dipersyaratkan, dalam hal terjadi perubahan; 4. akta berita acara pengalihan seluruh hak dan kewajiban dari badan hukum lama kepada badan hukum baru; 5. risalah rapat umum pemegang saham atau rapat anggota badan hukum lama yang menyetujui perubahan bentuk hukum dan pembubaran badan hukum lama. Demikian permohonan kami. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

54 Lamp : Lampiran 32 Perihal : Laporan Pelaksanaan Pengumuman Perubahan Bentuk Badan Hukum Baru BPR Sehubungan dengan surat No.. tanggal perihal persetujuan perubahan bentuk badan hukum baru BPR, dengan ini kami beritahukan bahwa kami telah mengumumkan perubahan bentuk badan hukum baru BPR. Terlampir bukti pengumuman perubahan bentuk badan hukum baru BPR berupa guntingan surat kabar/pengumuman di seluruh kantor BPR. Demikian agar maklum. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

55 Lamp : Lampiran 33 Perihal : Permohonan Penutupan Kantor Cabang Dengan ini kami mengajukan permohonan penutupan Kantor Cabang yang beralamat di Kabupaten/Kota. dengan alasan Sebagai bahan pertimbangan dengan ini kami sampaikan bukti penyelesaian atau pengalihan tagihan dan kewajiban Kantor Cabang kepada nasabah serta pihak-pihak lain. Demikian permohonan kami. Kantor setempat

56 Lamp : Lampiran 34 Perihal : Laporan Pelaksanaan Penutupan Kantor Cabang Berdasarkan surat No.. tanggal perihal izin penutupan kantor cabang BPR, dengan ini kami laporkan bahwa Kantor Cabang BPR kami yang beralamat di... Kabupaten/Kota. telah kami tutup sejak tanggal.. Untuk tertibnya bersama ini kami sampaikan bukti pengumuman berupa guntingan surat kabar/foto kopi pengumuman di seluruh kantor BPR. Demikian agar maklum. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

57 Lamp : Lampiran 35 Perihal : Rencana Penutupan Kantor Kas/Kegiatan Kas di Luar Kantor BPR **) Dengan ini kami beritahukan bahwa kami akan melakukan penutupan Kantor Kas/Kegiatan Kas di Luar Kantor BPR **) yaitu: No. Jenis **) Lokasi Pada Tanggal 1 Kantor Kas 2 Kas mobil/kas terapung 3 Payment Point 4 Anjungan Tunai Mandiri dengan alasan. (sebutkan masing-masing). Demikian agar maklum. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

58 Lamp : Lampiran 36 Perihal : Laporan Penutupan Kantor Kas/Kegiatan Kas di Luar Kantor BPR **) Dengan ini kami beritahukan bahwa kami telah melakukan penutupan Kantor Kas/Kegiatan Kas di Luar Kantor BPR **) yaitu: No. Jenis **) Lokasi Pada Tanggal 1 Kantor Kas 2 Kas mobil/kas terapung 3 Payment Point 4 Anjungan Tunai Mandiri Terlampir kami sampaikan bukti pengumuman mengenai rencana penutupan Kantor Kas/Kegiatan Kas di Luar Kantor BPR**) berupa guntingan surat kabar/foto kopi pengumuman di seluruh kantor BPR sebelum pelaksanan penutupan dimaksud. Demikian agar maklum. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

59 Lamp : Lampiran 37 Perihal : Permohonan Penutupan Kantor Sementara Dengan ini kami mengajukan permohonan penutupan kantor pusat/kantor Cabang**) yang beralamat di... Kabupaten/Kota.... dengan alasan..., selama.. hari. Selanjutnya kami akan membuka kembali kantor pusat/kantor Cabang**) dimaksud pada tanggal Demikian permohonan kami. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

60 Lamp : Lampiran 38 Perihal : Laporan Pengumuman Penutupan Sementara Kantor Menunjuk surat No.. tanggal perihal persetujuan penutupan sementara kantor pusat/kantor Cabang **) dengan ini kami sampaikan bukti pengumuman penutupan sementara kantor pusat/kantor Cabang **) yang beralamat di Kabupaten/Kota.. Demikian agar maklum. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

61 Lampiran 39 Perihal : Laporan Pelaksanaan Penutupan dan Pembukaan Kembali Kantor Menunjuk surat No.. tanggal perihal persetujuan penutupan sementara kantor pusat/kantor Cabang **) dengan ini kami melaporkan pelaksanaan penutupan sementara kantor pusat/kantor Cabang **) yang beralamat di Kabupaten/Kota.. sejak tanggal sampai dengan tanggal.. dan telah dibuka kembali sejak tanggal Demikian agar maklum. Kantor setempat **) coret yang tidak perlu

62 Lampiran 40 ANALISIS POTENSI DAN KELAYAKAN A ANALISIS POTENSI 1 Demografi dalam 2 tahun terakhir (kabupaten/kota) a. Jumlah penduduk; b. Jumlah penduduk yg bekerja; c. Pertumbuhan penduduk d. tan penduduk 2 Ekonomi wilayah (kabupaten/kota) a. Perbandingan antara perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten/kota dengan perkembangan PDRB propinsi, sekurang-kurangnya selama 2 tahun terakhir; b. Pendapatan per kapita, sekurang-kurangnya selama 2 tahun terakhir; c. Sektor ekonomi potensial penyumbang PDRB; d. Jumlah dan pertumbuhan pengusaha kecil (terinci menurut sektor ekonomi) 3 Jumlah dan pertumbuhan kelembagaan, sekurang-kurangnya selama 3 tahun terakhir (Kabupaten/Kota) a. KC/KCP Bank umum, b. BPR c. BRI Unit, termasuk unit layanan mikro dan lembaga sejenis. d. KSP dan lembaga keuangan mikro lainnya, apabila ada 4 Data Perbankan, sekurang-kurangnya selama 3 tahun terakhir (Kabupaten/Kota) a. Jumlah dan pertumbuhan tabungan dan deposito bank umum b. Jumlah dan pertumbuhan tabungan dan deposito BRI Unit c. Jumlah dan pertumbuhan tabungan dan deposito BPR d. Jumlah dan pertumbuhan Kredit Usaha Kecil (KUK) Bank Umum e. Jumlah dan pertumbuhan Kredit BPR f. Jumlah dan pertumbuhan Kupedes untuk BRI Unit Desa dan kredit umum untuk BRI Unit Kota (KCP BRI) 5 Data Lembaga Keuangan Mikro (Kabupaten/Kota), sekurang-kurangnya selama 3 tahun terakhir a. Jumlah dan pertumbuhan simpanan KSP dan lembaga keuangan mikro lainnya apabila ada b. Jumlah dan pertumbuhan pinjaman KSP dan lembaga keuangan mikro lainnya apabila ada

63 B ANALISIS KELAYAKAN 1 Penetapan lokasi Lanjutan Lampiran 40 a. Status kepemilikan gedung (beli/sewa) b. Informasi lokasi strategis (kedekatan dengan pasar, sekolah, pusat industri, pasar, perumahan) dalam 2 tahun terakhir (kabupaten/kota) 2 Sasaran pasar yg jelas a. Sumber dana (fokus jumlah dan sasaran penghimpunan dana, misalnya pedagang, pelajar, pegawai) b. Penanaman dana (calon penerima dana yang potensial misalnya, kecil, pedagang, buruh, pegawai)lokasi 3 Proyeksi keuangan, selama 3 tahun secara bulanan meliputi: a. arus kas b. neraca c. laba rugi d. NPL (dalam nominal) e. BEP f. Rasio ROA g. Rasio BOPO h. Rasio CAR selama 7 tahun secara tahunan, meliputi: i. Profitability Index j. Internal Rate of Return Asumsi : pendapatan, biaya, permodalan *) 4 Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) a. Jumlah b. Kualifikasi (pendidikan, pengalaman kerja di perbankan, range gaji pengurus dan pegawai) c. Rencana pengembangan dan pelatihan 5 Persiapan sistem dan prosedur (sistem teknologi informasi, sistem akuntansi, perencanaan Standard Operating Procedure/SOP) *) termasuk informasi mengenai perkembangan rata-rata suku bunga perbankan (Bank Umum, BPR, BRI Unit Desa dan KSP dengan lembaga keuangan mikro lainnya)

64 WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR BANK INDONESIA Lampiran 41 No Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 1 Kantor Pusat Bank Indonesia Jl. MH. Thamrin No.2 Jakarta DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Bekasi, Bogor, Karawang, Depok dan Provinsi Banten, 2 KBI Ambon Jl. Raya Pattimura No.7 Ambon 3 KBI Balikpapan Jl. Jend. Sudirman No.20, Balikpapan KBI Banda Aceh Jl. Cut Meutia No.15, Banda Aceh 5 KBI Bandarlampung Jl. Hasanuddin No.38, Bandar Lampung KBI Bandung Jl. Braga No.108, Bandung KBI Banjarmasin Jl. Lambung Mangkurat No.15, Banjarmasin KBI Batam Jl. Engku Putri Batam Centre, Batam KBI Bengkulu Jl. Jend. Ahmad Yani, Bengkulu 10 KBI Cirebon Jl. Yos Sudarso No.5-7, Cirebon 11 KBI Denpasar Jl. W.R. Supratman 1, Denpasar 12 KBI Jayapura Jl. Dr. Sam Ratulangi No.9, Jayapura 13 KBI Jambi Jl. Jend, Ahmad Yani, Telanaipura 14 KBI Jember Jl. Gajah Mada No.224, Jember Kabupaten Buru, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Kota Ambon. Kabupaten Pasir, Kota Balikpapan Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Pidie, Kota Banda Aceh, Kota Sabang Provinsi Lampung Kabupaten/Kota Bandung, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten/Kota Sukabumi, Kabupaten Sumedang Provinsi Kalimantan Selatan Kabupaten Karimun, Kabupaten Kepulauan Riau Timur, Kabupaten Natuna, Kota Batam Provinsi Bengkulu Kabupaten/Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka Provinsi Bali Provinsi Irian Jaya Provinsi Jambi Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Situbondo Halaman 1 dari 3

d. proyeksi keuangan secara bulanan untuk tahun pertama dan secara tahunan untuk dua tahun berikutnya, sejak BPR melakukan kegiatan operasional; dan

d. proyeksi keuangan secara bulanan untuk tahun pertama dan secara tahunan untuk dua tahun berikutnya, sejak BPR melakukan kegiatan operasional; dan Lampiran 1 Dewan Gubernur Jl. M.H. Thamrin No.2 JAKARTA 10110 Up. Direktorat Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat Perihal : Permohonan Persetujuan Prinsip Pendirian BPR Dengan ini kami mengajukan permohonan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung perkembangan usaha

Lebih terperinci

Perihal : Permohonan Persetujuan Prinsip Pendirian BPRS

Perihal : Permohonan Persetujuan Prinsip Pendirian BPRS Lampiran 1 Surat Edaran Nomor 6 /31/DPbS tanggal 28 Juli 2004 Lampiran 1 Dewan Gubernur Up. Direktorat Perbankan Syariah Perihal : Permohonan Persetujuan Prinsip Pendirian BPRS Assalamu alaikum Wr. Wb.

Lebih terperinci

No. 12/ 33 /DKBU Jakarta, 1 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 12/ 33 /DKBU Jakarta, 1 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 12/ 33 /DKBU Jakarta, 1 Desember 2010 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/31/DPBPR Tanggal 12 Desember

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 6/33/DPBPR Jakarta, 13 Agustus 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Bank Perkreditan Rakyat Dengan telah dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor

Lebih terperinci

Perihal: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha BPR

Perihal: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha BPR - 1 - Lampiran III.1 Perihal: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha BPR Menunjuk Surat Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor.. tanggal. tentang Persetujuan Izin Usaha BPR.., dengan ini dilaporkan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA No. 11/ 34 /DPbS Jakarta, 23 Desember 2009 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA Perihal: Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Dengan telah diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, - 1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang mengalami perubahan yang cepat

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.03/2014 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.03/2014 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.03/2014 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara No.351, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Bank Perkreditan Rakyat. Modal. Kepemilikan. Pengurus. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5629) PERATURAN

Lebih terperinci

No. 11/ 25 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 11/ 25 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 11/ 25 /DPbS Jakarta, 29 September 2009 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal: Perubahan Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat Menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Lebih terperinci

2 Lingkup pengaturan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini adalah BPR yang berbadan hukum Perseroan Terbatas, Koperasi, dan Perusahaan Daerah. Sementar

2 Lingkup pengaturan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini adalah BPR yang berbadan hukum Perseroan Terbatas, Koperasi, dan Perusahaan Daerah. Sementar TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. OJK. Bank Perkreditan Rakyat. Modal. Kepemilikan. Pengurus. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 351) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

No. 4/1/DPBPR Jakarta, 24 Januari 2002 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 4/1/DPBPR Jakarta, 24 Januari 2002 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 4/1/DPBPR Jakarta, 24 Januari 2002 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Penetapan Status Bank Perkreditan Rakyat Dalam Pengawasan Khusus Dan Pembekuan Kegiatan Usaha

Lebih terperinci

Lampiran 1. No. : Lamp : Kepada Gubernur Bank Indonesia Jl. M.H. Thamrin No.2 JAKARTA Up. Direktorat Perbankan Syariah

Lampiran 1. No. : Lamp : Kepada Gubernur Bank Indonesia Jl. M.H. Thamrin No.2 JAKARTA Up. Direktorat Perbankan Syariah Lampiran 1 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/ 8 /DPbS tanggal 1 Maret 2006 Lampiran 1 Gubernur Bank Indonesia Up. Direktorat Perbankan Syariah Perihal : Permohonan Izin Perubahan Kegiatan Usaha Konvensional

Lebih terperinci

No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September 2009 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal: Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum Syariah Sehubungan dengan

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT MENTERI KEUANGAN, Menimbang: a. bahwa peningkatan akses dunia usaha pada sumber

Lebih terperinci

No. 3/16/DPBPR Jakarta, 18 Juli 2001 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 3/16/DPBPR Jakarta, 18 Juli 2001 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 3/16/DPBPR Jakarta, 18 Juli 2001 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan Jaminan Pemerintah Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT 1 of 50 8/23/2014 7:22 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT MENTERI

Lebih terperinci

No.11/ 9 /DPbS Jakarta, 7 April 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

No.11/ 9 /DPbS Jakarta, 7 April 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA No.11/ 9 /DPbS Jakarta, 7 April 2009 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Perihal: Bank Umum Syariah Dengan telah diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/3/PBI/2009 tanggal

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 7/50/DPBPR Jakarta, 1 November 2005 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Tindak Lanjut Penanganan Terhadap Bank Perkreditan Rakyat Dalam Status Pengawasan Khusus

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Lebih terperinci

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/3/PBI/2006 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM KONVENSIONAL MENJADI BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN PEMBUKAAN KANTOR

Lebih terperinci

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BAB I. KETENTUAN UMUM 1 1 Bank Perkreditan Rakyat yang selanjutnya disebut BPR adalah Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Perbankan. 2 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20172017 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan Rakyat Syariah

Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan Rakyat Syariah No.7/52/DPbS Jakarta, 22 November 2005 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan Rakyat Syariah

Lebih terperinci

ALAMAT KANTOR BANK INDONESIA

ALAMAT KANTOR BANK INDONESIA Lampiran SE No. 6/49/DPU tgl. 14 Desember 2004 -------------------------------------------------------------- Lampiran 1 ALAMAT KANTOR BANK INDONESIA No. Nama Kantor Alamat Kantor 1. KBI Ambon Jl. Raya

Lebih terperinci

- 1 - GUBERNUR BANK INDONESIA,

- 1 - GUBERNUR BANK INDONESIA, - 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/ 1/PBI/2002 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM KONVENSIONAL MENJADI BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN PEMBUKAAN KANTOR BANK BERDASARKAN PRINSIP

Lebih terperinci

Syarat Pendirian Bank dengan Besarnya Modal Dasar dan Modal Disetor

Syarat Pendirian Bank dengan Besarnya Modal Dasar dan Modal Disetor Syarat Pendirian Bank dengan Besarnya Modal Dasar dan Modal Disetor Persyaratan dan Proses pendirian Bank Umum Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Perubahan Izin Usaha Bank Umum menjadi Izin Usaha Bank Perkreditan Rakyat secara Mandatory dalam

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat No. 10/ 45 /DKBU Jakarta, 12 Desember 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat Sehubungan dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I. KETENTUAN UMUM BAB I. KETENTUAN UMUM 1 1 Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan

Lebih terperinci

Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat.

Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /SEOJK.03/2017 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENJADI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT

Lebih terperinci

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/25/PBI/2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 6/17/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N No. 7/59/DASP Jakarta, 30 Desember 2005 S U R A T E D A R A N Perihal : Tata Cara Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu -----------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/8/PBI/2002 PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/8/PBI/2002 PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/8/PBI/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK WILAYAH PABEAN REPUBLIK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 1 /PBI/2009 TENTANG BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 1 /PBI/2009 TENTANG BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 1 /PBI/2009 TENTANG BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa industri perbankan nasional yang sehat dan kuat mempunyai

Lebih terperinci

No.11/ 19 /DKBU Jakarta, 31 Juli 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No.11/ 19 /DKBU Jakarta, 31 Juli 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No.11/ 19 /DKBU Jakarta, 31 Juli 2009 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Tindak Lanjut Penanganan Terhadap Bank Perkreditan Rakyat Dalam Status Pengawasan Khusus Sehubungan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemulihan perekonomian nasional,

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA No. 9/38/DPBPR Jakarta, 28 Desember 2007 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Perizinan dan Pelaporan Bagi Bank Perkreditan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.24, 2016 KEUANGAN OJK. BPR. Badan Kredit Desa. Transformasi. Status. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5847) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

Dana pihak ke-1 dan kepemilikan saham pada bank syariah bukopin tahun 2013

Dana pihak ke-1 dan kepemilikan saham pada bank syariah bukopin tahun 2013 Nama anggota: 1. Amir burhanudin (20100730055) 2. Indah puspa kartika wijaya (20110730059) 3. Azika fiani alfu (20120730102) 4. Winda rahmawati (20120730108) 5. Sri rahayu (20120730109) Dana pihak ke-1

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Modal. BPR. Jaringan Kantor. Kegiatan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5849) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

No. 8/30/DPBPR Jakarta, 12 Desember Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 8/30/DPBPR Jakarta, 12 Desember Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 8/30/DPBPR Jakarta, 12 Desember 2006 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan Rakyat -------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 62 /POJK.03/2016 TENTANG TRANSFORMASI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO KONVENSIONAL MENJADI BANK PERKREDITAN RAKYAT

Lebih terperinci

Lampiran SE EKSTERN No.6/ 22 /DLN tgl. 10 Mei Lampiran 1

Lampiran SE EKSTERN No.6/ 22 /DLN tgl. 10 Mei Lampiran 1 Lampiran 1 Direktur Direktorat Luar Negeri Kantor Pusat Bank Indonesia Jl. M.H. Thamrin No.2 Kotak Pos 1035 J A K A R T A 10010 Jakarta, **) Pemimpin Bank Indonesia.. Jalan.***) Perihal : Permohonan Izin

Lebih terperinci

PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN -2- CONTOH FORMAT 1 PERMOHONAN IZIN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/9/PBI/2008 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/9/PBI/2008 TENTANG PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/9/PBI/2008 TENTANG PERUBAHAN IZIN USAHA BANK UMUM MENJADI IZIN USAHA BANK PERKREDITAN RAKYAT DALAM RANGKA KONSOLIDASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN, R AN SALINAN PERATURAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya UndangUndang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan perlu diatur

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA No.7/56/DPbS Jakarta, 9 Desember 2005 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Laporan Tahunan,

Lebih terperinci

- 1 - Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat.

- 1 - Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. - 1 - Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 56 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN

Lebih terperinci

No. 15/29/DKBU Jakarta, 31 Juli 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 15/29/DKBU Jakarta, 31 Juli 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 15/29/DKBU Jakarta, 31 Juli 2013 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan Rakyat. Dengan diterbitkannya

Lebih terperinci

CONTOH STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM DAN DOKUMEN PERIZINAN LPIP

CONTOH STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM DAN DOKUMEN PERIZINAN LPIP LAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 49 /DPKL TANGGAL 5 DESEMBER 2013 PERIHAL LEMBAGA PENGELOLA INFORMASI PERKREDITAN CONTOH STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM DAN DOKUMEN PERIZINAN LPIP i DAFTAR ISI

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya turut memelihara dan mendukung pencapaian

Lebih terperinci

No. 12/ 6 /DPbS Jakarta, 8 Maret Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 12/ 6 /DPbS Jakarta, 8 Maret Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA No. 12/ 6 /DPbS Jakarta, 8 Maret 2010 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah dan Unit

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA No. 6/31/DPbS Jakarta, 28 Juli 2004 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah Dengan telah

Lebih terperinci

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI

Lebih terperinci

PEMENUHAN KETENTUAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN TRANSFORMASI BADAN KREDIT DESA YANG DIBERIKAN STATUS SEBAGAI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PEMENUHAN KETENTUAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN TRANSFORMASI BADAN KREDIT DESA YANG DIBERIKAN STATUS SEBAGAI BANK PERKREDITAN RAKYAT -0- LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19 /SEOJK.03/2016 TENTANG PEMENUHAN KETENTUAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN TRANSFORMASI BADAN KREDIT DESA YANG DIBERIKAN STATUS SEBAGAI BANK PERKREDITAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/13/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/3/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/13/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/3/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/13/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/3/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N No. 7/60/DASP Jakarta, 30 Desember 2005 S U R A T E D A R A N Perihal : Prinsip Perlindungan Nasabah dan Kehati-hatian, serta Peningkatan Keamanan Dalam Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /POJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN WILAYAH JARINGAN KANTOR BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN MODAL

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 66 /POJK.03/2016 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PEMBIAYAAN RAKYAT

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH I. UMUM Dalam rangka mendukung perkembangan perekonomian nasional, maka diperlukan lembaga

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.363, 2014 OJK. Perusahaan Pembiyaan. Kelembagaan. Perizinan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5637) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN -1- FORMAT 1 PERMOHONAN PENDAFTARAN PELAKU USAHA PERGADAIAN Kepada Menunjuk

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Bank Perkreditan Rakyat

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 27 /PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/1/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 27 /PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/1/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 27 /PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/1/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PEMENUHAN KETENTUAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN TRANSFORMASI BADAN KREDIT DESA YANG DIBERIKAN STATUS SEBAGAI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PEMENUHAN KETENTUAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN TRANSFORMASI BADAN KREDIT DESA YANG DIBERIKAN STATUS SEBAGAI BANK PERKREDITAN RAKYAT LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19 /SEOJK.03/2016 TENTANG PEMENUHAN KETENTUAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN TRANSFORMASI BADAN KREDIT DESA YANG DIBERIKAN STATUS SEBAGAI BANK PERKREDITAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/7/PBI/2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/3/PBI/2006 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM KONVENSIONAL MENJADI BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG Yth. Direksi Perusahaan Pergadaian di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN PELAKU USAHA PERGADAIAN, PERIZINAN USAHA PERUSAHAAN PERGADAIAN, DAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/11/PBI/2007 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/11/PBI/2007 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/11/PBI/2007 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya turut memelihara dan mendukung pencapaian stabilisasi nilai rupiah,

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N No. 10/49/DASP Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N Perihal : Perizinan Kegiatan Usaha Pengiriman Uang bagi Perorangan dan Badan Usaha Selain Bank ---------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOM OR : 172/KM K.06/2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN

Lebih terperinci

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M No.73, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Modal Minimum. Modal Inti Minimum. Bank. Perkreditan Rakyat. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5686) PERATURAN

Lebih terperinci

- 2 - e. ketentuan mengenai pengangkatan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang harus memperoleh pers

- 2 - e. ketentuan mengenai pengangkatan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang harus memperoleh pers Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2 /SEOJK.03/2017 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM KONVENSIONAL MENJADI BANK UMUM SYARIAH Sehubungan

Lebih terperinci

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I. KETENTUAN UMUM Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Transformasi Lembaga Keuangan Mikro/Lembaga Keuangan Mikro Syariah menjadi Bank Perkreditan Rakyat/ Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Pasal Ayat

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN

Lebih terperinci

No. 5/2/DPM Jakarta, 3 Februari 2003 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA

No. 5/2/DPM Jakarta, 3 Februari 2003 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA No. 5/2/DPM Jakarta, 3 Februari 2003 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Perizinan dan Pengawasan Pedagang Valuta Asing Bukan Bank Sehubungan

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pembiayaan Syariah OTORITAS JASA KEUANGAN

Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pembiayaan Syariah OTORITAS JASA KEUANGAN iaccountax Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pembiayaan Syariah OTORITAS JASA KEUANGAN Kamis, 12 Mei 2016 AGENDA I. Pendirian Perusahaan Pembiayaan Syariah II. A. Pendirian Kelembagaan Pendirian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 99/PMK.010/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT DENGAN

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 62 /POJK.03/2016 TENTANG TRANSFORMASI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO KONVENSIONAL MENJADI BANK PERKREDITAN RAKYAT

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 5 / PBI / 2003 TENTANG PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 5 / PBI / 2003 TENTANG PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 5 / PBI / 2003 TENTANG PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pengembangan pasar uang Rupiah dan valuta

Lebih terperinci

No. 1/5/DPNP Jakarta, 10 Desember 1999 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 1/5/DPNP Jakarta, 10 Desember 1999 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 1/5/DPNP Jakarta, 10 Desember 1999 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Persyaratan dan Tatacara Pengajuan Pengagunan Obligasi Pemerintah bagi Bank Umum peserta Program

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK Copyright (C) 2000 BPHN PP 28/1999, MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK *36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

No. 1/ 4 /DASP Jakarta, 29 November 1999 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 1/ 4 /DASP Jakarta, 29 November 1999 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 1/ 4 /DASP Jakarta, 29 November 1999 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Pemberian Persetujuan Terhadap Pihak Lain Untuk Menyelenggarakan Kliring di Daerah yang Tidak Terdapat

Lebih terperinci

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA, - 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/ 12 /PBI/2001 TENTANG PERSYARATAN DAN TATACARA PELAKSANAAN JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PEMENUHAN KETENTUAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN TRANSFORMASI BADAN KREDIT DESA YANG DIBERIKAN STATUS SEBAGAI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PEMENUHAN KETENTUAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN TRANSFORMASI BADAN KREDIT DESA YANG DIBERIKAN STATUS SEBAGAI BANK PERKREDITAN RAKYAT LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19 /SEOJK.03/2016 TENTANG PEMENUHAN KETENTUAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN TRANSFORMASI BADAN KREDIT DESA YANG DIBERIKAN STATUS SEBAGAI BANK PERKREDITAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2002 NOMOR 104

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2002 NOMOR 104 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2002 NOMOR 104 DLN PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 4/8/PBI/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK WILAYAH

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /POJK.03/2016 TENTANG PEMENUHAN KETENTUAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN TRANSFORMASI BADAN KREDIT DESA YANG

Lebih terperinci

No. 8/ 28 /DPBPR Jakarta, 12 Desember 2006 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 8/ 28 /DPBPR Jakarta, 12 Desember 2006 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 8/ 28 /DPBPR Jakarta, 12 Desember 2006 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Perkreditan Rakyat ----------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

No. 2/ 7 /DASP Jakarta, 24 Februari 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Manual.

No. 2/ 7 /DASP Jakarta, 24 Februari 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Manual. No. 2/ 7 /DASP Jakarta, 24 Februari 2000 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA Perihal : Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Manual. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 1/3/PBI/1999

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 6/35/DPBPR Jakarta, 16 Agustus 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Perkreditan Rakyat.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.010/2009 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci