BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah administrasi Kota Cirebon 37,35 km2 dengan batas-batas :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah administrasi Kota Cirebon 37,35 km2 dengan batas-batas :"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Kota Cirebon Kota Cirebon terletak di pantai utara Jawa Barat bagian timur, secara geogarafis berada pada koordinat 06º42 LS dan 108º33 BT, bentang alamnya merupakan dataran pantai dengan ketinggian dari permukaan laut 0-5 meter, memanjang dari barat ke timur sepanjang 7 Km dan dari utara ke selatan sepanjang 11 Km. Luas wilayah administrasi Kota Cirebon 37,35 km2 dengan batas-batas : Sebelah Utara : Sungai Kedung Pane Sebelah Barat : Sungai Banjir Kanal (Kab. Cirebon) Sebelah Selatan : Sungai Kalijaga Sebelah Timur : Laut Jawa Kota Cirebon terbagi dalam 5 kecamatan dan 22 kelurahan dengan luas wilayah kecamatan sebagai berikut : 1. Kecamatan Kejaksan : 3,616 Km2 terbagi 4 Kelurahan 2. Kecamatan Lemakwungkuk : 6,507 Km2 terbagi 4 Kelurahan 3. Kecamatan Pekalipan : 1,561 Km2 terbagi 4 Kelurahan 4. Kecamatan Kesambi : 8,059 Km2terbagi 5 Kelurahan 5. Kecamatan Harjamukti : 17,615 Km2 terbagi 5 Kelurahan Lokasi Kota Cirebon terletak di wilayah pantai, mempunyai panjang pantai kurang lebih 7 Km. Dengan diberlakukannya otonomi daerah, dimana daerah dapat mengelola wilayah lautnya sampai 4 mil, menjadikan Kota Cirebon memiliki luas wilayah perairan laut kurang lebih 51,86 Km2 atau 58,13% dari total luas wilayah daratan dan lautan. Kecamatan yang berada di daerah pantai adalah Kecamatan Kejaksan dan Kecamatan Lemahwungkuk. Posisi Kota Cirebon terletak pada lokasi yang sangat 22

2 23 strategis dan menjadi simpul pergerakan transportasi antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kota (Metropolitan) Cirebon sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Pengembangan Wilayah Kawasan Andalan Ciayumajakuning (Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) memiliki daerah sekitar (hinterland) baik Jawa Barat bagian Timur maupun Jawa Tengah bagian Barat (Kabupaten Brebes, Tegal dan Slawi), yang berpotensi secara geografis dan topografis. Pada daerah hinterland tersebut terdapat sentra-sentra industri perikanan yang cukup dapat diandalkan dalam penyediaan bahan baku industri pengolahan dan perkembangan perdagangan dan jasa di Kota Cirebon (Bappeda Kota Cirebon, 2003). Wilayah Kota Cirebon merupakan dataran rendah dengan ciri-ciri perkotaan sebagai Kota Industri, Kota Perdagangan, Kota Budaya, dan Kota Pariwisata. Bidang Perikanan yang banyak diusahakan adalah kegiatan penangkapan ikan di laut. Kegiatan perikanan lainnya seperti budidaya ikan air payau, budidaya ikan air tawar, budidaya ikan air hias, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan (Alpuri 2011). Berdasarkan data dari Dinas Kelautan, Perikanan, Peternakan dan Pertanian Kota Cirebon tahun 2011, Kota Cirebon memiliki panjang pantai ± 7 Km, dengan batas laut kewenangan pengelolaan adalah sejauh 4 mil laut atau 58,13 % sehingga luas wilayah perairan laut Kota Cirebon adalah 51,86 Km². Sampai dengan bulan Desember 2010 tercatat jumlah nelayan orang yang terdiri dari 224 nelayan pemilik kapal dan nelayan buruh termasuk didalamnya beberapa nelayan pendatang. Adapun konsentrasi nelayan terbagi menjadi untuk kapal besar (kapal motor) berukuran > 10 GT berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan dan untuk kapal motor temple berukuran < 5 GT berpangkalan di PPI Kesenden, PPI Pesisir dan PPI Cangkol (Dinas Kelautan Perikanan Peternakan dan Pertanian dalam Alpuri 2011).

3 Kondisi Umum PPI Cangkol Kelurahan Lemahwungkuk memiliki luas wilayahnya sekitar 52 hektar, dengan jumlah penduduk total sebanyak orang yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki sebanyak orang dan perempuan orang serta jumlah kepala keluarga sebanyak KK. Wilayah Kampung Cangkol berada di Kelurahan Lemahwungkuk Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon. Kampung Cangkol disebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Panjunan, selatan dengan Kelurahan Kesepuhan, timur dengan Laut Jawa dan di sebelah barat dengan Kelurahan Pekalipan. Jarak Kampung Cangkol ke Ibu Kota Kecamatan adalah 3 km. Pendaratan Ikan (PPI) Cangkol berada pada koordinat ,8 LS ,1 BT. Fasilitas penangkapan di PPI Cangkol adalah TPI yang dibangun pada tahun 2008 dengan luas areal 912 m 2, yang diperuntukkan bagi bangunan TPI adalah 175,20 m 2. Fasilitas lainnya adalah tambat labuh kapal/perahu nelayan di dengan panjang kurang lebih 200 m. Pada lokasi PPI telah dilengkapi pula tempat perbaikan kapal. Fungsi dan kondisi PPI di Kampung Cangkol sama seperti Kampung Kesenden dan Pesisir, belum tergali secara maksimal dan masih dipengaruhi sistem ijon oleh tengkulak (Supriadi 2012). Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Cangkol adalah salah satu dari sekian banyak PPI yang ada di Kota Cirebon. PPI Cangkol memiliki 30 armada kapal yang berukuran 1 5 GT dengan jumlah ABK 1-3 orang. Jumlah nelayan di Kampung Cangkol berkisar ± 100 nelayan termasuk pemilik kapal dan rumpon, pemilik kapal dan ABK namun jumlah ini disesuaikan dengan musim, terutama untuk ABK. Anak Buah Kapal yang ada di PPI Cangkol jika memasuki musim panen/musimnya bagus bisa mencapai 100, namun hal ini berbanding terbalik ketika musim paceklik tiba. Hal ini menyebabkan kondisi kurangnya ABK di PPI Cangkol. Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Cangkol adalah pancing ulur (hand line). Pancing ulur sudah digunakan sejak dahulu oleh nelayan cangkol, selain lebih selektif yang bisa mendukung menjaga kestabilan ekosistem juga

4 25 nelayan di Cangkol menyadari kualitas yang lebih baik dan terjaga ketika mereka menangkap dengan pancing ulur dan lebih tinggi harga jualnya ketika ikan itu masih segar. Menurut penuturan salah satu anggota kelompok nelayan, Slamet Alpuri, semenjak banyak digencarkan tentang penggunaan rumpon dapat meningkatkan hasil tangkapan nelayan, maka pada tahun 2002 masyarakat nelayan PPI Cangkol ramai menggunaka rumpon yang terbuat dari berbagai macam bahan konstruksi salah satunya dengan menggunakan bahan dari bambu dan daun kelapa sebagai atraktor. 4.2 Karakteristik Responden Analisis data ini bertujuan untuk mengetahui keadaan dan latar belakang responden berdasarkan variabel yang diukur untuk perhitungan regresi. Adapun hal yang dijelaskan dalam variabel tersebut adalah usia, pendidikan, jumlah rumpon, pengalaman, ukuran kapal dan status nelayan. Data responden adalah identitas responden yang dipandang sesuai dengan masalah yang diteliti. Berikut ini adalah karakteristik responden dari hasil penelitian yang telah diolah Umur Umur merupakan salah satu variabel yang dimasukkan ke dalam perhitungan regresi. Penentuan umur sebagai salah satu variabel adalah umur di anggap penting karena bisa menentukan produktivitas seseorang. Menurut Jokopitoyo (2007) menyatakan bahwa usia tahun merupakan golongan usia produktif. Dari data kusioner menunjukkan bahwa nelayan di PPI Cangkol termasuk ke dalam usia produktif, terlihat dari sebaran umur yang didapatkan. Untuk lebih jelas tentang sebaran umur responden di PPI Cangkol dijelaskan pada diagram dibawah ini:

5 26 Diagram Sebaran Umur Responden 3% 20% 37% 40% Gambar 6. Diagram Sebaran Umur Responden Dari diagram diatas (Gambar.6) menunjukkan bahwa sebaran umur yang paling banyak adalah dari umur tahun sebesar 40% sebanyak 12 orang. Dilanjutkan dengan sebaran umur tahun terbanyak kedua sebesar 37% sebanyak 11 orang, lalu sebaran umur tahun sebanyak 6 orang dengan besarnya pesentasi 20% dan terakhir sebaran umur tahun dengan frekuensi 1 orang sebesar 3%. Menurut diagram diatas, secara keseluruhan umur responden berada dalam kategori umur produktif, karena berada pada kisaran umur tahun. Dalam jumlah responden tersebut hanya ada 1 orang responden yang umurnya lebih dari 55 tahun. Maka dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh responden berada pada usia produktif Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang. Salah satu hal terpenting dalam pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu modal dasar manusia yang harus dipenuhi untuk mencapai pembangunan

6 27 ekonomi yang berkelanjutan. Sektor pendidikan memainkan peran utama untuk membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan mengembangkan kapasitas produksi agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan (Todaro 2006). Diagram Sebaran Pendidikan Responden 7% 6% 20% 67% Tidak Sekolah SD SMP SMA Gambar 7. Diagram Sebaran Pendidikan Persentasi tingkat pendidikan responden yang digambarkan oleh diagram (Gambar 7) diatas menunjukkan bahwa sebesar 67% pendidikan terakhir responden adalah tingkat Sekolah Dasar dan ini merupakan tingkat persentasi terbesar dengan jumlah 20 orang responden. Pada unrutan kedua sebesar 20% dengan jumlah 6 orang responden menempuh tingkat pendidikan rerakhir di jenjang Sekolah Menengah Pertama. Selanjutnya, pada urutan ketiga yaitu responden sebanyak 2 orang dengan jumlah persentasi sebesar 7% yang menempuh Sekolah Menengah Atas dan yang terakhir sebanyak 6% tidak pernah mengenyam pendidikan Pengalaman Pengalaman adalah hasil persentuhan dengan panca indra manusia yang berasal dari kata peng-alam-an. Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi

7 28 tahu dan hasil tahu ini kemudian disebut pengetahuan (Dani 2008). Dari hasil penelitian lama waktu pengalaman setiap responden berbeda. Adapun persentasi pengalaman responden dapat terlihat pada diagram dibawah ini : Diagram Pengalaman 13% 17% 17% 17% <10 tahun tahun tahun tahun tahun 36% Gambar 8. Diagram Sebaran Pengalaman Persentasi tingkat pengalaman yang digambarkan oleh diagram di atas (Gambar 8) menunjukkan bahwa lama pengalaman tahun berada pada urutan pertama dengan jumlah persentase 36% dengan jumlah responden sebanyak 11 orang. Sedangkan dengan lama pengalaman <10 tahun, tahun dan tahun memiliki persentasi yang sama sebesar 7% dengan jumlah responden sebanyak 0 orang pada masing-masing sebaran tahun pengalaman. Dan jumlah persentasi terkecil ada pada lama pengalaman tahun dengan jumlah persentase sebesar 13% Jumlah Rumpon Jumlah rumpon yang dimiliki oleh setiap nelayan pemilik rumpon berbedabeda, baik dari jenis bahan dasarnya maupun jumlahnya. Jumlah terendah yang dimiliki oleh nelayan pemilik kapal yaitu 16 buah yang terbuat dari bahan bambu. Sedangkan untuk pemilik rumpon dengan jumlah tertinggi dengan jumlah 160 terdiri dari bambu dan kubus (beton).

8 Ukuran Kapal Dalam Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah menjadi Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan, disebutkan bahwa penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/ atau mengawetkannya. Sedangkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 05 tahun 2008 tentang Usaha Perikanan tangkap disebutkan bahwa alat penangkapan ikan adalah sarana dan perlengkapan atau benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan. Diagram Ukuran Kapal 30% 3 GT 5 GT 70% Gambar 9. Diagram Ukuran Kapal Pada diagram diatas (Gambar 9) menunjukkan bahwa sebesar 70% responden menggunakan kapal berukuran 3 GT dengan jumlah responden sebanyak 21 orang. Sedangkan sebesar 30% menggunakan kapal berukuran 5 GT dengan jumlah responden sebesar 9 orang. Penggunaan kapal ini tanpa membedakan status nelayan, baik pemilik kapal dan rumpon, pemilik kapal saja maupun ABK.

9 30 Hingga kini pengusaha perikanan tangkap di indonesia dikuasai oleh perikanan skala kecil. Sebanyak 94,44% usaha perikanan menggunakan perahu tanpa motor dan perahu motor tempel dan kapal dengan mesin dalam sampai 5 GT dan hanya mampu beroperasi pada perairan pantai (Supriadi 2012) Status Nelayan Dalam penelitian ini status nelayan dibedakan menjadi tiga, yaitu nelayan pemilik kapal dan rumpon, nelayan pemilik kapal dan nelayan buruh (ABK). Jumlah responden yang diambil sebanyak 30 responden dan masing-masing status diambil 10 responden. Nelayan pemilik kapal dan alat tangkapnya disebut juga nelayan juragan dan sebagian lagi sebagai nelayan pekerja atau biasa disebut pandega. Nelayan pemilik kapal sebagian ada juga yang ikut aktif menangkap ikan di laut, sebagian lagi tidak ikut. Keterlibatan mereka dalam operasi penangkapan ikan akan mempengaruhi penerimaan dari hasil penangkapan ikan. Biasanya penerimaan tiap-tiap nelayan berbeda menurut peranannya (status) yang didasarkan pada ketrampilan mereka dalam operasi penangkapan ikan dan diatur dengan sistem bagi hasil yang telah ditetapkan sebelumnya (Supriadi 2012). 4.3 Analisis Model Ekonometrika Model regresi linear telah diuji secara statistik dengan menggunakan alat uji SSPS 20 dengan tingkat kepercayaan 95%. Pengujian model statistik tersebut meliputi : uji tingkat kebaikan model (R square atau R 2 ), Uji pengaruh parameter secara serentak (uji F), uji parameter secara individu (uji T), uji asumsi normalitas, uji asumsi autokorelasi, uji asumsi multikolinearitas, dan uji asumsi heteroskedastisitas Uji Tingkat Kebaikan (R 2 ) Koefesien determinasi (R 2 ) dapat dilihat dari hasil uji regresi dari Model Summary, dimana diperoleh hasil sebesar 0,776, hal ini berarti variabel-variabel XI. X2, X3, X4, X5 dan D yang digunakan dalam model dapat menjelaskan

10 31 bahwa 77,6% dari pendapatan nelayan dapat dijelaskan dari keenam variabel yang ada pada model regresi linear berganda tersebut, sedangkan sisanya 22,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak disebutkan dalam model Uji F Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji Anova, yaitu uji untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersamasama terhadap variabel terikatnya. Uji F pada model regresi linear dapat dilihat pada tabel ANOVA a (terlampir). Dari hasil uji tersebut diperoleh nilai F ratio sebesar 13,268. Karena signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa koefesien regresi tidak sama dengan nol, atau keenam variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap produktivitas biaya (Setyorini 2009) dan Ftabel sebesar 3,81. Variabel model diatas bisa memperoleh nilai F hitung sebesar 13,268 dan F tabel sebesar 3,81 artinya bahwa F hitung lebih besar daripada F tabel maka Hi diterima. Artinya bahwa dalam model tersebut secara keseluruhan variabel baik sehingga nilai Fhitungnya bisa lebih besar dari Ftabel. Jadi keseluruhan variabel tersebut berpengaruh terhadap pendapatan nelayan Uji T Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Berikut dijelaskan pada tabel (tabel 3) dibawah ini : Tabel 3. Tabel hasil t hitung Variable t hitung t tabel X1-1,595 X2 0,791 X3 1,268 2,402 X4 5,685* X5 0,175 D 0,349

11 32 Hasil dari uji t pada regresi linear dapat dilihat pada tabel Coefficients a (lampiran 7), pada tabel tersebut menunjukan bahwa nilai t pada tiap variabel yaitu nilai t pada variabel X 1 adalah -1,595, nilai t pada variabel X 2 adalah 0,791, nilai t pada variabel X 3 adalah 1,268, nilai t pada variabel X 4 adalah 5,685, nilai t pada variabel X 5 adalah 0,175, dan nilai t pada variabel D adalah 0,349. Nilai dari tiap variabel tersebut menunjukan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap pendapatan adalah jumlah rumpon (X4) karena nilai t hitung pada variabel tersebut lebih besar dari nilai t tabel yaitu 2, Uji Asumsi Normalitas Berikut akan dijelaskan tentang Uji Asumsi Normalitas, yang akan disajikan pada gambar grafik (Gambar 10) berikut ini : Gambar 10. Grafik Normal Probability Plot

12 33 Grafik normal probability plot, terlihat bahwa nilai Y menyebar disekitas garis diagonal dan mengikuti arah garis tersebut, sehingga model regresi tersebut memenuhi standar normalitas. Janie (2012) menyatakan bahwa model regresi dikatakan memenuhi asumsi normalitas apabila data menyebar disekitar garis diagonal Uji Asumsi Autokorelasi Uji Asumsi Autokorelasi bisa dilihat dengan menggunakan uji Durbin Watson. Kaidah yang digunakan yaitu jika nilai Durbin-Watson diatara -2 sampai 2 maka tidak terjadi autokorelasi (Santoso 2001). Nilai dari Uji Durbin-Watson menunjukkan angka 1,239. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi karena nilai Durbin- Watson berada antara -2 sampai Uji Asumsi Multikoliniearitas Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inlation Factor (VIF) untuk masing-masing variabel bebas. Tabel 4. Nilai VIF Tolerance VIF X1 5,299 X X3 8,365 X4 2,156 X5 1,026 D 2,554 Dari tabel diatas (Tabel 4), nilai VIF menunjukan bahwa variabel X1, X2, X3, X4, X5, dan D lebih kecil dari 10, hal ini berarti dari keenam variabel bebas tersebut tidak terjadi multikolinearitas karena nilai dari tiap variabel tersebut

13 34 dibawah 10. Salah satu asumsi classical linear regression model (CLRM) adalah tidak ada multikolinieritas diantara variabel penjelas, X. Singkatnya multikolinieritas mengacu pada situasi dimana terdapat hubungan linier yang hampir sempurna diantara variabel X (Gujarati 2012) Uji Asumsi Heteroskedastisitas Uji Asumsi Heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik Scatterplot (Gambar 11). Titik-titik pada grafik Scatterplot tersebar secara acak dan tidak membentuk pola sistematis diantara dua variabel tersebut, menunujukkan bahwa terdapat kemungkinan tidak adanya heteroskedastisitas pada data (Gujarati dan Porter 2012). Gambar 11. Grafik Scatterplot ini (Tabel 5) : Dari hasil sekian uji model diatas dapat disimpulkan pada tabel dibawah

14 35 Tabel 5. Tabel Uji Model Uji Model Keterangan R 2 77,6% Uji F 13,268 Uji T X4 signifikan Uji Asumsi Normalitas Memenuhi asumsi Uji Heterokedastisitas Tidak ada Uji Autokorelasi Tidak ada Uji Multikolinieritas Tidak ada Uji Model ini dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut memenuhi asumsi atau tidak yang disesuaikan dengan kriteria yang ada. Jika hasil regresi telah memenuhi asumsi-asumsi regresi maka nilai estimasi yang diperoleh akan bersifat BLUE (Best, Linier, Unbiased, Estimator). Ada beberapa asumsi bahwa suatu model dikatakan BLUE, untuk mengetahui asumsi-asumsi di atas, maka estimasi regresi hendaknya dilengkapi dengan uji-uji yang diperlukan, seperti uji normalitas, autokorelasi, heteroskedastisitas ataupun multikolinieritas. Secara teoretis model OLS akan menghasilkan estimasi nilai parameter model penduga yang sahih apabila dipenuhi asumsi tidak ada autokorelasi, tidak ada multikolinieritas, dan tidak ada heterokedastisitas. (Gujarati dan Porter 2012). Maka, jika salah satu uji diantara uji baik Uji Normalitas, Uji Heterokedastisitas, Uji Autokorelasi, atau Uji Multikolinieritas ada yang tidak memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan, maka model tersebut tidak bisa dikatakan BLUE. Dari tabel diatas yang menunjukkan kesimpulan uji model, maka dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan telah memenuhi asumsi-asumsi regresi maka nilai estimasi yang diperoleh bersifat BLUE.

15 Analisis Faktor-Faktor Pendapatan Hasil uji regresi pada tabel dibawah ini, menujukan nilai a dan masingmasing variabel, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Tabel. 6 Nilai Konstanta dan Variabel Konstanta ,778 X ,893 X ,946 X ,436 X ,996 X ,675 D ,503 Y = , ,893 X ,946 X ,436 X ,996 X ,675 X ,503 D. Variabel bebas yang berpengaruh nyata adalah X2 : pendidikan (994055,946), X3 : pengalaman (141532,436 X3), X4 : jumlah rumpon (103474,996) X5 : ukuran kapal (97236,675) dan D : status nelayan (342919,503). Berdasarkan hasil dari regresi di atas menunjukkan bahwa variable pendidikan (X2) berpengaruh positif terhadap tingkat pendidikan dengan nilai ,946. Sehingga dapat diartikan bahwa ketika tingkat pendidikan seseorang bertambah satu jenjang maka akan meningkatkan tingkat pendapatannya sebesar Rp ,946,-. Pendidikan diyakini sangat berpengaruh terhadap kecakapan, tingkah laku dan sikap seseorang, dan hal ini semestinya terkait dengan tingkat pandapatan seseorang. Secara rata-rata makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin memungkinkan orang tersebut memperoleh pendapatan yang lebih tinggi (Tarigan 2006).

16 37 Berdasarkan hasil regresi di atas menunjukkan bahwa variabel pengalaman (X3) berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan nelayan, sebesar ,436. Dapat diartikan, jika nelayan bertambah pengalamannya dalam satu tahun maka akan meningkatkan pendapatan sebesar Rp ,436. Berdasarkan hasil regresi diatas bahwa variabel jumlah rumpon (X4) berpengarh positif terhadap tingkat pendapatan nelayan, hal ini ditunjukkan dengan nilai ,996. Dapat diartikan, jika jumlah rumpon nelayan ditambah maka akan menambah pendapatan nelayan tersebut sebesar Rp ,996. Rumpon adalah sejenis alat bantu penangkapan ikan yang dipasang di laut dangkal, menengah ataupun laut dalam. Pemanfaatan rumpon dasar sebagai alat bantu penangkapan ikan sudah lama dikenal oleh nelayan Indonesia. Keberhasilan rumpon dasar sebagai alat bantu penangkapan ikan tidak perlu disangsikan lagi, karena rumpon sangat efektif sebagai alat untuk mengumpulkan ikan (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2007). Hal ini sesuai dengan tujuan utama penggunaan rumpon yaitu meningkatkan laju tangkap dengan mengurangi biaya operasional kapal (meningkatkan efesiensi penangkapan), karena penangkapan ikan cukup dilakukan di lokasi rumpon yang merupakan tempat ikan-ikan berkumpul. Selain itu, penggunaan rumpon dasar yang dipadukan dengan penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan dapat meningkatkan produktifitas hasil tangkapan nelayan seperti yang telah dilaksanakan di kelompok nelayan Kampung Cangkol Kota Cirebon (Supriadi 2012). Sehingga semakin banyak hasil tangkapannya maka akan bertambah pula pendapatannya. Berdasarkan hasil regresi di atas bahwa variabel ukuran kapal (X5) berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan. Sehingga, jika ukuran kapal ditambah/semakin besar tenaganya maka akan meningkatkan pendapatan nelayan sebesar Rp ,675. Berdasarkan hasil regresi diatas bahwa variabel stastus (D) nelayan menunjukkan pengaruh yang positif terhadap tingkat pendapatan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai ,503. Dapat diartikan bahwa, jika status nelayan

17 38 berubah, maka akan bertambah pendapoatannya sebesar Rp ,503,-. Biasanya penerimaan tiap-tiap nelayan berbeda menurut peranannya (status) yang didasarkan pada ketrampilan mereka dalam operasi penangkapan ikan dan diatur dengan sistem bagi hasil yang telah ditetapkan sebelumnya (Supriadi 2012). 4.5 Analisis Pendapatan Untuk mengetahui tingkat pendapatan nelayan, berdasarkan status nelayan, jumlah rumpon dan bahan pembuat rumpon digunakan rumus π = TR-TC. Dimana Pd adalah jumlah pendapatan bersih yang nelayan terima dari hasil memancing ikan dan penyewaan kapal (bagi yang menyewakan). Sedangkan TR adalah penerimaan kotor hasil dari jumlah produksi dikalikan harga produk tersebut. Dan TC adalah pengeluaran/biaya yang harus dikeluarkan untuk melaut, termasuk biaya ABK, perbekalan dan pengeluaran untuk kapal dihitung perbulan. Dalam perhitungannya ada dua kali perhitungan menggunakan rumus Pd=TR-TC. Pertama untuk menghitung pendapatan per trip. Lalu dikalikan dengan frekuensi melaut selama satu bulan. Hasilnya lalu dikurangi lagi dengan biaya perawatan rumpon dan kapal juga biaya investasi selama satu bulan. Hal yang sama juga dilakukan untuk biaya pada penyewaan kapal. Berikut dijelaskan hasil perhitungan pendapatan yang disesuaikan menurut kriteria yang sudah disebutkan diatas ABK Pendapatan ABK tidak sama dengan pendapatan pemilik kapal dan pemilik rumpon. Pendapatan responden rata-rata perbulan sebesar Rp ,- dengan pendapatan per bulan hasil memancing adalah Rp ,- dengan frekuensi melaut 7-9 kali per bulan. Ditambah pendapatan hasil menjadi ABK dipenyewaan kapal sebesar Rp ,- per bulan dengan frekuensi 6-7 kali per bulan.

18 39 Tabel 7. Tabel Pendapatan Nelayan ABK Pendapatan mancing Pendapatan Sewa Total Pendapatan Rp ,- Rp ,- Rp Pemilik Kapal Pendapatan pemilik kapal dengan ukuran yang berbeda memberikan perbedaan. Walaupun banyak faktor yang menyebabkan berbedanya pendapatan dari pemilik kapal. Tabel. 8 Pendapatan Nelayan Pemilik Kapal Ukuran Kapal Pendapatan mancing Pendapatan Sewa Total Cost Total pendapatan 3 GT Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp ,- 5 GT Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp Pendapatan pertama adalah responden yang memiliki kapal dengan ukuran 3 GT. Pendapatan perbulan sebesar Rp ,- dengan pendapatan pertrip memancing perbulan sebesar Rp ,- dengan frekuensi melaut sebnayak 12 kali dalam satu bulan. Dan pendapatan penyewaan kapal sebanyak 6-8 kali per bulan bisa menghasilkan Rp ,-. Sedangkan untuk responden yang memiliki kapal sebesar 5 GT mendapatkan pendapatan sebesar Rp ,-. Dengan pendapatan per bulan untuk memancing Rp ,- dengan frekuensi memancing 8 kali per bulan. Dan pendapatan hasil penyewaan Rp ,- sebanyak 6-8 kali perbulan. Sehingga dari tabel diatas bisa dijelaskan bahwa semakin besar ukuran kapalnya, maka akan mempengaruhi hasil pendapatannya. Dengan ukuran kapal yang lebih besar powernya maka nelayan bisa memuat lebih banyak hasil

19 40 tangkapan dan kemampuan jangkauannya bisa lebih besar dengan armada yang juga lebih besar sehingga itu akan berpengaruh terhadap pendapatan Jumlah Rumpon Pendapatan pemilik rumpon dengan jumlah berbeda pun menghasilkan pendapatan yang berbeda. Sampel yang diambil adalah responden yang memiliki jumlah rumpon yang paling besar dan yang terkecil. Tabel 9. Tabel Pendapatan Pemilik Rumpon (Jumlah Rumpon) Jumlah Pendapatan Pendapatan Total Cost Total Rumpon mancing Sewa pendapatan 160 Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp ,- 16 Rp ,- Rp. 0,- Rp ,- Rp ,- Pendapatan dengan jumlah rumpon terbanyak mendapatkan pendapatan per bulan dari hasil memancing per bulan sebesar Rp ,- dengan frekuensi melaut sebanyak 8 kali per bulan. Sedangkan untuk dapat pendapatan dari hasil menyewakan kapal selama satu bulan dengan frekuensi 12 kali melaut mendapatkan hasil Rp ,-. Sedangkan untuk pendapatan responden dengan jumlah rumpon yang terkecil, dalam satu bulan dengan frekuensi melaut sebanyak 8 kali dalam sebulan mendapatkan Rp ,-. Sedangkan responden ini tidak menyewakan kapalnya. Sehingga pendapatan responden tersebut terbilang kecil. Dari hasil tabel diatas dan perhitungan t hitung terlihat bahwa variabel jumlah rumpon sangat berpengaruh terhadap pendapatan. Dari tabel diatas terlihat semakin besar jumlah rumpon yang dimiiki atau digunakan oleh nelayan maka akan semakin tinggi tingkat pendapatan nelayan tersebut. Dari pernyataanpernyataan sebelumnya bahwa rumpon adalah alat bantu penangkapan ikan dengan cara mengumpulkan ikan di suatu tempat tertentu sehingga ketika ikan

20 41 sedang berkumpul nelayan bisa memancing di sekitar daerah rumpon yang saat itu menjadi fishing ground ikan-ikan Bahan Rumpon Untuk analisis pendapatan dengan bahan pembuat rumpon dibagi menjadi tiga, yaitu responden yang memiliki rumpon yang terbuat dari bambu, ban dan beton. Responden kedua memiliki rumpon yang terbuat dari bambu dan beton. Dan responden yang terakhir adalah yang hanya memiliki rumpon bambu saja. Tabel 10. Pendapatan Pemilik Rumpon (Bahan Pembuat Rumpon) Bahan Pendapatan Pendapatan Total Cost Total Pembuat Mancing Sewa Pendapatan Ban, Bambu, Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp ,- Beton Bambu, Beton Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp ,- Bambu Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp ,- Responden pertama yang memiliki bahan rumpon ban, bambu dan beton memiliki pendapatan hasil dari pemancingan dengan frekuensi melaut 8 kali selama satu bulan yaitu Rp ,-. Sedangkan untuk pendapatan hasil sewa pancing dengan frekuensi 8 kali menyewakan dalam satu bulan mendapatkan pendapatan sebesar Rp ,-. Untuk responden kedua dengan bahan rumpon yang terbuat dari bambu dan beton memiliki pendapatan dari hasil memancing sebesar Rp ,- dengan frekuensi melaut dalam satu bulan sebanyak 4 kali. sedangkan untuk pendapatan per bulan dengan hasil menyewakan kapal sebesar Rp ,- dengan frekuensi menyewakan dalam satu bulan adalah 12 kali. Untuk responden yang terakhir dengan menggunakan bahan bambu. Dengan frekuensi memancing sebanyak 8 kali memancing dalam satu bulan

21 42 sebesar Rp ,-. Sedangkan untuk pendapatan hasil sewa kapal selama satu bulan kali dalam satu bulan sebesar Rp ,-. Berdasarkan tabel di atas (tabel 10), semakin variatif bahan pembuat rumpon maka akan semakin tinggi tingkat pendapatannya dibandingkan dengan yang hanya menggunakan satu pembuat bahan rumpon saja (rumpon bambu). Penggunaan rumpon yang bervariasi (kombinasi bambu-beton atau ban, bambu, beton) cenderung mengkonsentrasikan ikan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan rumpon yang menggunakan bambu saja karena daya tahan bambu yang tidak lama. Variasi rumpon ban, bambu, beton menyebabkan ikan lebih lama tinggal dan aman terlindungi dari serangan predator, sehingga ikan lebih lama tinggal di rumpon kombinasi tersebut. Sehingga pada akhirnya memudahkan penangkapan ikan secara besar. Jumlah jenis bahan yang digunakan dalam penggunaan rumpon berpengaruh terhadap tingkat pendapatan nelayan. Walaupun dalam beberapa kasus jumlah rumpon lah yang sangat berpengaruh namun keanekargaman jenis bahan rumpon juga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan. Biaya yang dikeluarkan oleh nelayan dalam perawatan rumpon yang sifatnya permanen akan lebih sedikit biaya pengeluarannya dibandingkan dengan rumpon yang sering mendapatkan perawatan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cangkol Kota Cirebon Pantai Utara Jawa Barat. 3.1.2

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN aa 16 a aa a 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107 52' 108 36' BT dan 6 15' 6 40' LS. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Perikanan Tangkap 4.1.1 Armada Kapal Perikanan Kapal penangkapan ikan merupakan salah satu faktor pendukung utama dalam melakukan kegiatan penangkapan

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Lampung, Disperindag Provinsi Lampung, jurnal-jurnal ekonomi serta dari

III. METODELOGI PENELITIAN. Lampung, Disperindag Provinsi Lampung, jurnal-jurnal ekonomi serta dari 42 III. METODELOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantatif. Adapun yang menjadi data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari BPS Provinsi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan waktu penelitian Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di Jalan Pembangunan Gg. Samoa No. 12 Rumbai - Pekanbaru. Penelitian ini di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Usaha Penangkapan Ikan Dalam buku Statistik Perikanan Tangkap yang dikeluarkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan 125 responden untuk menjelaskan pengaruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan 125 responden untuk menjelaskan pengaruh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden Penelitian ini menggunakan 125 responden untuk menjelaskan pengaruh kualitas website terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baik di dunia maupun di Indonesia, perikanan tangkap mendominasi hasil produksi perikanan walaupun telah terjadi over fishing diberbagai tempat. Kegiatan penangkapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur Karakteristik pembudidaya ikan KJA di Jatiluhur dilihat dari umur, pengalaman dan pendidikan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai dengan Juni 2013 di Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu (Lampiran 1), Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pendidikan responden dan berdasarkan jenis kelamin responden. Untuk lebih

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pendidikan responden dan berdasarkan jenis kelamin responden. Untuk lebih BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Identitas Responden Analisis identitas responden dalam penelitian ini dilihat dari beberapa sisi, diantaranya adalah berdasarkan tingkat usia responden, tingkat

Lebih terperinci

VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEKTOR AGRIBISNIS

VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEKTOR AGRIBISNIS VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEKTOR AGRIBISNIS 7.1. Karakteristik Responden Responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 38 responden yang menjadi mitra

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 85 nasabah, yang akan disajikan gambaran karakteristik dari nasabah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Letak Geografis Kota Palembang terletak pada posisi antara 2 52 sampai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Letak Geografis Kota Palembang terletak pada posisi antara 2 52 sampai BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Palembang Letak Geografis Kota Palembang terletak pada posisi antara 2 52 sampai 3 5 Lintang Selatan dan 104 52 Bujur Timur dengan ketinggian

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian peranan apartemen ikan pada penangkapan ikan dengan pancing ulur ini dilakukan di perairan Kota Cirebon dengan berpusat di Pangkalan Pendaratan

Lebih terperinci

BAB IV PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 01 PEMALANG

BAB IV PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 01 PEMALANG BAB IV PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 01 PEMALANG Pada bab keempat yang diberi judul pengaruh perhatian orang tua dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh produk, persepsi harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji d Besto. Objek

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 21 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu terletak di Kecamatan Palabuhanratu yang

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT. GOLD COIN INDONESIA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT. GOLD COIN INDONESIA PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT. GOLD COIN INDONESIA Nama : Yogha Argha Permana NPM : 18211395 Fakultas/ Jenjang : Ekonomi/ S1 Dosen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Keadaan Wilayah Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang berada di Pulau Jawa dan merupakan provinsi paling timur di Pulau Jawa. Letaknya pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI DATA Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu variabel gaya belajar siswa (X1) dan variabel minat belajar siswa (X2) serta satu variabel terikat

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kota Serang 4.1.1 Letak geografis Kota Serang berada di wilayah Provinsi Banten yang secara geografis terletak antara 5º99-6º22 LS dan 106º07-106º25

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Perikanan Tangkap di Cirebon Armada penangkapan ikan di kota Cirebon terdiri dari motor tempel dan kapal motor. Jumlah armada penangkapan ikan dikota Cirebon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. terdiri dari sawi, kol, wortel, kentang, dan tomat.

III. METODE PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. terdiri dari sawi, kol, wortel, kentang, dan tomat. 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional 1. Konsep Dasar Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perdagangan, Jasa Dan Investasi Di Daftar Efek Syariah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR 32 III. METODE PENELITIAN A. Profil Lokasi Penelitian Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 29 Oktober 2008, sebagai pemekaran dari Kabupaten Tanggamus. Kabupaten ini

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Daerah Penelitian 5.1.1. Letak Geografis Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah perikanan potensial di perairan selatan Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah, 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan BUMD Dan Pendapatan Lain Daerah Terhadap Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan lengkap mengenai perusahaan yang sudah go public. Selain itu penelitian ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan lengkap mengenai perusahaan yang sudah go public. Selain itu penelitian ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI dipilih sebagai tempat penelitian karena BEI merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan tangkap memiliki peran penting dalam penyediaan pangan, kesempatan kerja, perdagangan dan kesejahteraan serta rekreasi bagi sebagian penduduk Indonesia (Noviyanti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Brondong dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong di Jalan Raya Brondong

BAB III METODE PENELITIAN. Brondong dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong di Jalan Raya Brondong BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan adalah di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong di Jalan Raya Brondong No. 17

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Produksi Menurut Rahardja (2006) dalam aktivitas produksinya, produsen mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 15 3 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pada penelitian ini, lokasi yang menjadi objek penelitian adalah wilayah PPN Brondong, Kabupaten Lamongan propinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini didasari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Karakteristik Responden Analisis karakteristik dalam penelitian ini digunakan untuk melihat gambaran secara umum karakteristik data responden yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Karakteristik Nelayan Tangkap Kelurahan Untung Jawa. Pulau Untung Jawa yang berbasis sumberdaya perikanan menyebabkan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Karakteristik Nelayan Tangkap Kelurahan Untung Jawa. Pulau Untung Jawa yang berbasis sumberdaya perikanan menyebabkan VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Nelayan Tangkap Kelurahan Untung Jawa Pulau Untung Jawa yang berbasis sumberdaya perikanan menyebabkan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Sekitar

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA 6.1. Analisis Fungsi Produksi Model fungsi produksi yang digunakan adalah model fungsi Cobb- Douglas. Faktor-faktor produksi yang diduga

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHANSAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHANSAN BAB V HASIL DAN PEMBAHANSAN A. Hasil Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode OLS atau uji analsis regresi berganda, pada pengujian ini digunakan dua pengujian yaitu uji asumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah sebuah negara maritim, karena memiliki lautan lebih luas dari daratannya, sehingga biasa juga disebut dengan Benua Maritim

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di lakukan dikantor Dinas Pendapatan Pengelolaan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di lakukan dikantor Dinas Pendapatan Pengelolaan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini di lakukan dikantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Gorontalo. Penelitian ini dimulai dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian. Data demografi tersebut antara lain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 sampai dengan 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 sampai dengan 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Dan Data Penelitian Pengambilan data dilakukan di Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan melalui internet. Data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian lapang dilakukan pada bulan Mei 2009. Penelitian bertempat di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Propinsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai data-data responden yang digunakan sebagai sampel yang diambil

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga 53 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga Analisis ini dilakukan dengan memasukkan variabel-variabel independen yang diduga memengaruhi variabel dependen (tabungan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA Rosalina Berliani, Dyah Mardiningsih, Siwi Gayatri Program Studi

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Letak Geografis Kabupaten Sukabumi yang beribukota Palabuhanratu termasuk kedalam wilayah administrasi propinsi Jawa Barat. Wilayah yang seluas 4.128 Km 2, berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT.Asuransi Staco Mandiri adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang asuransi kerugian didukung dengan permodalan yang jumlahnya meningkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Jenis data yang dipakai adalah data sekunder, berupa data-data laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pulau Pasaran terletak di kota Bandar Lampung berada pada RT 09 dan RT 10

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pulau Pasaran terletak di kota Bandar Lampung berada pada RT 09 dan RT 10 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian Pulau Pasaran terletak di kota Bandar Lampung berada pada RT 09 dan RT 10 kelurahan Kota Karang dan Kecamatan Teluk Betung Timur. Pada Tahun

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

BAB V PEMBAHASAN. variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka 108 BAB V PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Non-Multikolonieritas Tujuan dari Uji non-multikolonieritas adalah untuk menguji apakah pada model regresi terdapat adanya hubungan atau korelasi antar

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Jumlah responden yang diambil sebagai sampel penelitian adalah sebanyak 98 responden. Penelitian dilakukan pada pelanggan PT. Optima

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum, 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, maka pada Tabel 4.1 berikut ini akan ditampilkan karakteristik sample yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan data yang telah disebar kepada pelanggan Alfamart dengan total 100 kuesioner yang diberikan langsung kepada para pelanggan Alfamart.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Cirebon berada pada posisi ' BT dan 6 4' LS, dari Barat ke Timur 8

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Cirebon berada pada posisi ' BT dan 6 4' LS, dari Barat ke Timur 8 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1 Deskripsi Wilayah Kota Cirebon 1. Geografi Kota Cirebon merupakan salah satu Kota bersejarah yang memiliki keunikan yang khas. Kota Cirebon adalah bekas ibu Kota kerajaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Unit Analisis Data 1. Data Hasil Penelitian Pada bagian ini akan dibahas mengenai proses pengolahan data untuk menguji hipotesis yang telah dibuat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data Hasil Penelitian Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan dari penelitian mengenai pengaruh komunikasi organisasi terhadap prestasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah terletak di antara B.T B.T dan 6 30 L.S --

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah terletak di antara B.T B.T dan 6 30 L.S -- BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Letak dan Luas Wilayah Jawa Tengah terletak di antara 108 30 B.T -- 111 30 B.T dan 6 30 L.S -- 8 30 L.S. Propinsi ini terletak di

Lebih terperinci

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH Oleh : Ida Mulyani Indonesia memiliki sumberdaya alam yang sangat beraneka ragam dan jumlahnya sangat melimpah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kerja sama usaha ternak ayam broiler

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kerja sama usaha ternak ayam broiler 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kerja sama usaha ternak ayam broiler Perternak sebagai plasma Perusahaan sebagai inti Kecamatan Gunung Pati Menyediakan: Lahan, kandang, tenaga kerja,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Cabang Majapahit Semarang)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Cabang Majapahit Semarang) BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Penyajian Data 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (Pegadaian Syari ah Cabang Majapahit Semarang) Pegadaian syari ah cabang majapahit semarang adalah suatu badan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Ada Swalayan Kudus Ada Swalayan merupakan pasar supermarket modern berasal dari Semarang yang menyediakan berbagai macam kebutuhan rumah tangga dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses untuk mengoptimalkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses untuk mengoptimalkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses untuk mengoptimalkan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Pembangunan berkaitan dengan aspek fisik seperti sarana dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah 35 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Sampel dalam penelitian adalah industri Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 2013 yang sudah

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka penyusunan laporan dari suatu penelitian.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Menurut sumber data atau informasi yang diperoleh dalam kegiatan penelitian, maka jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian lapangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi a. Letak Geografis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo merupakan ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis mempunyai luas 79,03 km 2 atau 0,65 persen dari luas Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Responden dari penelitian ini adalah seluruh pengusaha konveksi di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Responden dari penelitian ini adalah seluruh pengusaha konveksi di BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS DATA 1. Deskripsi Responden Penelitian Responden dari penelitian ini adalah seluruh pengusaha konveksi di Desa Tangkil Kulon Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan.

Lebih terperinci

Gambar 2. Konstruksi pancing ulur Sumber : Modul Penangkapan Ikan dengan Pancing Ulur

Gambar 2. Konstruksi pancing ulur Sumber : Modul Penangkapan Ikan dengan Pancing Ulur BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pancing Ulur Pancing Ulur (Gambar 2) merupakan salah satu jenis alat penangkap ikan yang sering digunakan oleh nelayan tradisional untuk menangkap ikan di laut. Pancing Ulur termasuk

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Jumlah karyawan operasional Angkasa Pura II Bandara Soekarno Hatta adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas pemadam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 60 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Untuk menguji validitas dan realiabilitas instrumen, penulis menggunakan analisis dengan SPSS. Berikut hasil pengujian validitas.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan mulai Bulan Desember 2013 Februari 2014. Lokasi yang dilakukan untuk penelitian ini adalah di Kabupaten Tangerang,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN

BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN 2.1 Profil Daerah Penelitian Sub bab ini akan membahas beberapa subjek yang berkaitan dengan karakteristik

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian. Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang. Kuesioner dibagikan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian. Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang. Kuesioner dibagikan BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian Penelitian ini menggunakan data hasil penyebaran koesioner kepada 100 orang responden calon konsumen

Lebih terperinci

Diana Nainggolan

Diana Nainggolan ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK, HARGA, KUALITAS PRODUK, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH DALAM KEMASAN SIAP MINUM MEREK TEH BOTOL SOSRO. (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Dana Pihak Ketiga Bank BCA Syariah Dana Pihak Ketiga adalah komponen dana yang paling penting, besarnya keuntungan (profit) yang akan dihasilkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa responden yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pada Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel-variabel yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan 37 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan Semadam dan Kecamatan Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara Propinsi Aceh Dimana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2000-2011. Data sekunder tersebut bersumber dari Lampung dalam Angka (BPS), Badan Penanaman Modal Daerah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah semua klasifikasi dan mempublikasikan Laporan Keuangan bulanan di Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah

Lebih terperinci

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas 26 4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi 4.1.1 Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas Menurut DKP Kabupaten Banyuwangi (2010) luas wilayah Kabupaten Banyuwangi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan laut di Kabupaten Malang Jawa

I. PENDAHULUAN. dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan laut di Kabupaten Malang Jawa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sendang Biru merupakan salah satu kawasan pesisir yang menjadi prioritas dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan laut di Kabupaten Malang Jawa Tmur. Pengembangan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun III. METODELOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun 2000-2013 yang terdiri dari satu variabel terikat yaitu Konsentrasi

Lebih terperinci

dipenuhi asumsi klasik. Asumsi yang lain yang harus dipenuhi adalah mengenai

dipenuhi asumsi klasik. Asumsi yang lain yang harus dipenuhi adalah mengenai BAB IV ANALISIS DATA Analisis statistik dilakukan dengan regresi linier berganda. Untuk itu perlu dipenuhi asumsi klasik. Asumsi yang lain yang harus dipenuhi adalah mengenai normalitas data. Berikut ini

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2012 SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Syarat Syarat

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Data a. Profil Lembaga Keuangan Syariah ASRI Tulungagung Lembaga Keuangan Syariah Amanah Syariah Islam merupakan lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data Tingkat Bagi Hasil

Lebih terperinci