MODUL AJAR INDERAJA & SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS BEKERJA DENGAN ARC.GIS 9.2. Analisis Rawan Longsor (Landslide) Kabupaten Purworejo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL AJAR INDERAJA & SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS BEKERJA DENGAN ARC.GIS 9.2. Analisis Rawan Longsor (Landslide) Kabupaten Purworejo"

Transkripsi

1 1 MODUL AJAR INDERAJA & SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS BEKERJA DENGAN ARC.GIS 9.2 Analisis Rawan Longsor (Landslide) Kabupaten Purworejo Oleh ABDUR RAHMAN, S.Pi, M.Sc UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS PERIKANAN BANJARBARU 2011

2 2 KATA PENGANTAR Alhamdulillah Penulis panjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga laporan Praktikum ini dapat diselesaikan. Modul Ajar SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS DAN APLIKASINYA merupakan Penuntun Praktikum yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi SKS Mata Kuliah Inderaja dan Sistim Informasi Geografis Perairan. Pemahaman yang lebih mendalam terhadap prinsip-prinsip Sistim Informasi Geografis diharapkan dapat meningkatkan seiring dengan peningkatan kemampuan analisis terhadap fenomenafenomena yang bersifat kebumian. Penulis menyadari bahwa Modul ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran ke arah perbaikan sangat praktikan harapkan. Akhirnya semoga Modul Sistim Informasi Geografis dan Aplikasinya ini dapat dijadikan pelengkap referensi dan bermanfaat bagi kita semua, Amiin. Banjarbaru, Agustus 2011 Penyusun, ii

3 3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB 1. MANAJEMEN GEODATABASE... 1 BAB 2. INPUT DATA... 8 BAB 3. RULE OF POLYGON BAB 4. EDITING DATA ATTRIBUTE BAB 5. OVERLAY DAN QUERY BAB 6. LAYOUT DAN PENCETAKAN PETA BAB 7. TIP DAN TRIK DAFTAR PUSTAKA iii

4 4 MANAJEMEN GEODATABASE BAB 1 Abdur Rahman 1. Sekilas Tentang Arc.Catalog Arc.Catalog adalah salah satu program dari ArcGIS yang bisa digunakan antara lain untuk menelusuri atau mencari data (browsing), mengorganisir (organizing), mendistribusikan (distributing) dan mendokumentasikan (documenting) suatu struktur data dalam ArcGIS. ArcCatalog menyediakan beberapa fungsi antara lain untuk menampilkan (preview), membuat dokumen dan mengatur data geografis serta membuat geodatabase untuk menyimpan data spasial dan tabular. ArcCatalog merupakan sebuah fasilitas untuk mengatur data dalam jumlah besar yang disimpan tersebar dalam folder data GIS. Tampilan (views) data di dalam ArcCatalog sangat membantu Anda agar cepat mencari data yang Anda perlukan walaupun tersimpan dalam sebuah file. Untuk membangun database pada program ArcGis terdapat layer-layer seperti di gambar disamping. Pada Arc.Gis, selain membuat database terdapat hubungan lain antara lain membangun Attribut, Geometri, dan Behaviour. File Geodatabase, digunakan bila kita ingin membuat database yang berhubungan langsung dengan jaringan skala besar biasa menggunakan program Oracle, My SQL. Sedangkan Personal Geodatabase digunakan untuk membangun Database skala kecil atau diperuntukan untuk personal, dan biasanya berafiliasi dengan program MS. Acces pada Microsof Windows. Untuk membangun database skala kecil disarankan untuk menggunakan fasilitas database ini. Pada Arc.Gis 9.2, terdapat 3 layer untuk membangun database, semakin ke bawah database yang dibentuk mempunyai kecenderungan semakin lemah (tidak mempunyai behaviour).

5 5 2. Manajemen Geodatabase Arc. Catalog Geodatabase merupakan kumpulan data geografis yang digunakan dalam Arc.Gis. Geodatabase memiliki 3 tipe data set yaitu : feature classes, raster data sets, dan tables. Langkah-langkah membangun Geodatabase untuk manajemen Database Rawan Longsor Kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut : 1. Buka Arc. Catalog. 2. Buat Folder terlebih dahulu di D:\ dengan nama SIG_S2 Gambar : Memulai Arc. Catalog Untuk memulai ArcCatalog adalah sebagai berikut: 1. Klik Start > Program > ArcGIS > ArcCatalog 2. Buat Folder terlebih dahulu di D:\ dengan nama SIG_S2 3. Agar Database tetap pada folder, terlebih dahulu connect dengan menggunakan toolbar

6 6 Gambar : Koneksi ke Folder SIG_S2 4. Buat domain pada Geodatabse dengan cara buat Folder Personal Geodatabase di dalam folder yang telah dibuat dengan mengklik kanan > New > Personal Database > Beri nama Longsor_Purworejo.mdb Klik Kanan Gambar : Langkah Kerja Membuat Personal Geodatabase

7 7 5. Buat Feature Dataset di dalam Geodatabase dengan nama Peta Dasar dan Tematik Feature Kelas dengan nama Tematik dengan cara : Klik Kanan > New > Feature Dataset > Next > Projected Coordinate System > UTM > WGS 1984 > WGS 1984 UTM Zona 49S > XY Tolerance > Finish. Pada XY toleransi tertulis 0,001 meter, ini mempunyai titik akan melakukan snap pada jarak 0,1 cm Gambar : Pengaturan Sistim Proyeksi Database

8 8 6. Salah satu input data yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan import data. Cara ini dilakukan untuk data geologi, dan tataguna lahan (landuse). Cara yang dilakukana yaitu ; pada Tematik > Klik Kanan > Import > Feature Class akan muncul kotak dialog Feature Class to Feature Class Isikan data yang akan diimport menjadi Feature Class dari D:\SIG_S2\Landslide\Landuse. Pada Output diisi dengan D:\SIG_S2 \Longsor_Purworejo.mdb\tematik, OK.

9 9 7. Setalah import data selesai, lakukan pekerjaan yang sama untuk data curah hujan di dalam Feature datasets Tematik. Akan muncul kotak dialog sebagai berikut : Isikan Nama dengan Hujan, Alias bisa diabaikan pada Type of Feature pilih Polygon Features > Klik Next, maka akan muncul kotak dialog sebagai berikut :

10 10 Klik Kanan Pada Kolom Data Type Klik Kanan, Pilih Text, Klik Finish. Lakukan cara yang sama untuk data Depth Soil, Permeabilitas, dan Tekstur.

11 11 INPUT DATA BAB 2 Abdur Rahman 2.1. Bekerja Dengan Arc. Map Geoferencing Data Untuk membuka database yang telah dibangun dengan menggunakan fasilitas Arc. Catalog, dilakukan dengan menggunakan Arc.Map. sebagai berikut : Langkah-langkah kerja adalah 1. Mulai ArcMap dengan klik Start > Programs > ArcGIS > ArcMap atau dengan klik ikon ArcMap pada desktop, atau dapat dilakukan dengan mengklik ikon, 2. Pada saat ArcMap dijalankan, maka akan terlihat kotak dialog Startup yang akan memberi pilihan untuk memulai sebuah sesi pekerjaan. Kita dapat memilih antara lain: membuka Project baru (open new map), membuka format yang telah disediakan (template), atau membuka sebuah Project document yang telah ada atau Project yang telah dibuat sebelumnya. Pilih A new Empty, klik OK.

12 12 2. Drag file Hujan1 dari database Feature Class Tematik, masukkan ke dalam layer yang terdapat pada Arc.Map. Drag juga Layer rain.bmp, sebagai acuan untuk melakukan proses Geoference dan Digitasi on Screen

13 13 3. Setelah peta diaktifkan dengan cara dicentang pada box, kemudian aktifkan menu Geoference dengan cara Klik kanan pada menu Toolbar, kemudian centang Geoferencing. Menambah titik ikat (Control point) Menampilkan atribut Control Point Rotasi Nama Layer yang diregristasi 4. Untuk menentukan titik ikan (Control Point) pilih icon dimana tanda + (hijau) merupakan source (koordidnat image) dan + (merah) merupakan destination (koordinat sebenarnya). 5. Pemberian titik kontrol dilakukan minimal pada 4 (empat) titik yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan cara klik kiri icon kemudian klik kiri, maka akan keluar kotak dialog : 6. Isikan koordinat X dan Y sesuai dengan koordinat yang terdapat pada peta acuan (dalam hal ini peta rain.bmp). Dibawah ini diilustrasikan pemberian titik ikat (control point) untuk 4 (empat) titik ikan pada layer rain.bmp, yang akan dijadikan acun untuk proses digitasi on screen Hujan1.

14 Setelah melakukan penentuan empat titik kontrol pada Layer rain.bmp, jangan lupa lakukan proses Geoference Update. Klik disini untuk update Geoference

15 Digitasi Layar (On Screen Digitation) Setelah proses regristrasi peta selesai, maka Layer Hujan1 siap untuk didigitasi dengan menggunakan peta rain.bmp yang telah diberi geoference. Adapun langkah kerja adalah sebagai berikut : 1. Aktifkan layer Hujan1 dan rain.bmp dengan cara memberi centang pada kotak box di sebelah kirinya. 2. Klik kanan pada layer rain.bmp, pilih Zoom to Layer untuk menampilkan layer rain.bmp. 3. Agar layer Hujan1 sebagai target dapat digitasi, tampilkan dalam bentuk Hollow, atur menu Editor dengan menambah transparant atau menguranginya, (Pada praktikum ini digunakan tingkat transparancy 45 %). 4. Aktifkan menu Editor > pilih Start Editing. 5. Setelah melakukan digitasi bentuk poligon di dalam poligon (contoh kasus pada layer Hujan1), jangan lupa untuk mengklik pilihan Clip yang terdapat pada menu Editor. 6. Seleksi layer rain.bmp, jangan lupa layer Target pilih Hujan1. Layer Hujan1 siap didigitasi. 7. Lakukan Langkah 1 5 untuk Peta Permeabilitas 8. Langkah kerja untuk proses digitasi (langkah 1 5 ) divisualisasikan sebagai berikut : Menselect Tipe pengeditan Target layer digitasi Split Data Rotasi Menampilkan attribute data Sketch property Pilihan Menu Task : a. Reshape fature : merubah bentuk feature yang terselect b. Cut Polygon feature : Memotong suatu poligon c. Creat New Feature : Untuk membuat poligon baru d. Mirror Feature : Pencerminan feature yang terseleksi e. Extend/Trim Feature : Memperpanjang atau memotong garis yang terseleksi f. Modify Feature : Meneruskan digitasi suatu feature yang terseleksi

16 16 Gambar : Langkah Kerja Digitasi Layar (On Screen Digitation)

17 Tracing (Raster to Vector) dengan Arc.Scan Teknik Tracing dalam praktikum Landslide Kabupaten Purworejo, dilakukan pada peta Kedalaman tanah (depth soil) dan Tekstur tanah. Adapun langkah kerja adalah sebagai berikut : 1. Buat Feature Class dataset untuk dataset kedalaman tanah dan tekstur, pada New Feature Class, beri nama Kedalaman_tanah untuk Kedalaman tanah dan Tekstur untuk tekstur, pilih tipe polygon Line Features > Next > Finish. 2. Drag layer Kedalaman_tanah dan soil_depth_line.bmp ke dalam Arc.Map (lihat bekerja dengan Arc.Map). 3. Lakukan Geoference terhadap layer soil_depth_line.bmp, jangan lupa untuk update geoference setelah pekerjaan menentukan 4 (empat) titik kontrol selesai. Lihat kembali prosedur menentukan geoference. 4. Layer Target Kedalaman_tanah dan layer aktif soil_depth_line.bmp, sudah siap di Tracing dengan fasilitas Arc.Scan. 5. Jika menu Arc.Scan belum aktif, aktifkan terlebih dahulu dengan masuk ke menu Tools > Extensions > Centang Arc.Scan.

18 18 Gambar : Mengaktifkan Menu Arc.Scan melalui Tools > Extensions > Centang Arc.Scan. Gambar : Layer Kedalaman_Tanah yang sudah bergeoference

19 19 6. Aktifkan menu Edit dengan cara ; Editor > Start Edit > Pilih Kedalaman Tanah. Setelah Semua terseleksi lakukan Tracing dengan menggunakan Vectorization 1). Setelah selesai, hapus hasil tracing sampai diperoleh hasil seperti gambar di bawah. 1) Gambar : Layer Kedalaman_Tanah dalam bentuk Raster 7. Agar Layer Kedalaman_Tanah dapat diubah menjadi bentuk polygon, terlebih dahulu ubah Layer menjadi Class 2 dengan cara : klik kanan pada layer Kedalaman_Tanah > Properties > Symbology > Show > Classified > Ubah menjadi kelas 2 > OK.

20 20 8. Agar hasil polygon Kedalaman_Tanah tidak bocor atau ada garis yang tidak snap/undangled dicek dengan menggunakan fasilitas topologi. Fasilitas topologi dapat dimunculkan dengan cara : Klik Kanan pada Feature dataset Tematik > New > Topology. Klik Next. 9. Pada Enter a name for your topology ketik Tematik_Topology (tanpa spasi, diperbolehkan menggunakan underscore). Enter a cluster tolerance biarkan pada default. Klik Next.

21 Beri tanda centang pada Feature Class Kedalaman_Tanah dan Tekstur. Klik Next. 11. Tentukan number of ranks, lalu klik Next.

22 Klik Add Rule Pilih Rule Must Not Have Dangles untuk feature class Kedalaman_Tanah, Klik OK. Pada specify the rules for topology akan muncul rule yang sudah dipilih. Klik Next.

23 23

24 Program akan melakukan proses Creating new topology, dan hasil dari topology dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 14. Setelah membangun Rule Polygon, klik Editor > Stop Editing. Masuk ke Arc. Catalog, pilih menu. Menu ini digunakan untuk mengubah Feature Dataset Kedalaman_Tanah yang berbentuk Raster ke bentuk Polygon. Pada Menu Search Ketik Feature to Polygon > Double Klik Feature to Polygon. Pada Kota dialog Feature to Polygon, pada kotak input masukkan data D:\Gusdur_ArcGis\Longsor_Purworejo.mdb\Tematik\Kedalaman_Tanah (Data ini secara otomatis terinput bila kita memilih feature class Kedalaman_Tanah). 15. Pada Output Feature Class isikan D:\Gusdur_ArcGis\Longsor_Purworejo.mdb \Tematik\Kedalaman_Poly. 16. Program akan melakukan proses Eksekusi Feature ke Polygon. Tunggu sampai proses selesai. Akan diperoleh Feature Class Kedalaman_Tanah dalam bentuk Raster sudah diubah dalam bentuk Polygon dengan nama Kedalaman_Poly. Proses dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

25 25 Gambar : Feature Class Kedalaman_Tanah dalam Bentuk Raster diubah ke Feature Class dalam bentuk Polygon Kedalaman_Poly

26 26 RULE OF POLYGON BAB 3 Abdur Rahman Topology adalah suatu aturan/ketetapan/cara (rule) untuk membuat model dari dunia nyata lebih mirip dengan aslinya. Dalam pengolahan Data dengan Menggunakan Sistim Informasi Geografis seperti ArcGis selain dapat terdiri dari data Attribut juga terdapat data Geometri dan Behaviour. Behaviour dalam Arc.ViewGis ditetapkan dalam rule-rule/aturan-aturan yang menghubungkan antara dataset didalam feature datasets dari sebuah geodatabase. Rule-rule ini berlaku untuk feature class tertentu apakah berbentuk titik (point), garis (line) maupun area (polygon). Beberapa jenis rule tersebut antara lain : A. Feature Class Titik (Point) Beberapa aturan (rule) yang ditetapkan untuk feature class berbentuk titik (point) antara lain : 1. Must be Covered by Boundary of Feature titik dari sau layer harus bersinggungan dengan batas dari feature poligon lainnya. Bila feature dari layer titik berada di luar poligon, titik tersebut dianggap sebagai suatu kesalahan (error) 2. Must be Covered by Endpoint of Feature titik pada suatu layer harus berada di ujung feature garis atau layer lainnya. Bila feature titik berada di ujung/tepi feature garis, maka titik tersebut dianggap sebagai error.

27 27 3. Point Must be Covered by Line Feature titik harus tercover oleh feature garis atau feature lainnya. Titik yang tidak berada di atas feature garis dianggap sebagai error. 4. Must be Property Inside Feature titik harus benar-benar berada di dalam area poligon suatu layer. Titik yang berada di luar area/poligon dianaggap sebagai error. B. Feature Class Garis (Line) Beberapa aturan (rule) yang ditetapkan untuk feature class berbentuk garis (line) antara lain : 1. Must Not Overlap Suatu feature garis tidak boleh mengoverlap garis lain pada layer yang sama. Garis yang mengoverlap dianggap sebagai error. 2. Must Not Intersect Suatu feature garis tidak boleh mengintersect (memotong) atau mengoverlap (menumpang) garis lain pada layer yang sama. Garis yang saling menumpang (overlap) atau titik perpotongan dianggap sebagai error.

28 28 3. Must Not Covered by Feature Class of Garis dari suatu layer harus serupa dengan garis lain dari layer lainnya. Garis pada layer pertama yang tidak serupa dengan garis lain pada layer kedua dianggap sebagai error. 4. Must Not Overlp With Garis dari satu layer harus tidak overlap dengan garis layer lainnya. Garis yang merngoverlap dianggap sebagai error. 5. Must Be Covered by Boundary of Feature garis dari satu layer harus sejajar dengan tepi/batas feature area dari layer poligon yang ada. Garis yang tidak sejajar dengan batas feature poligon dianggap sebagai error. 6. Must Not Hve Dangles Garis pada suatu layer garis kedua ujungnya harus menyentuh garis pada layer yang sama. Suatu garis yang tidak menyentuh garis lainnya dianggap sebagai error.

29 29 7. Must Not Have Pseudos Ujung garis paa suatu layer harus menyentuh lebih dari satu garis dari layer yang sama. Titik ujung dimana garis menyentuh titik ujung garis lainnya dianggap sebagai error. 8. Must Not Self-Overlap Feature garis pada suatu layer tidak boleh memotong (intersect) atau menumpang (overlap) dirinya sendiri. Garis yang menumpang dirinya diaggap sebagai error 9. Must Not Self -Intersect Feature garis pada suatu layer tidak boleh memotong featur itu sendiri. Garis yang menumpang (overlap) feature itu sendiri, atau titik dimana feature itu memotong dirinya sendiri dianggap sebagai error. 10. Must Be Single Part Feature garis pada suatu layer tidak boleh terdiri lebih dari satu bagian. Feature garis yang memiliki lebih dari satu garis dianggap sebai error.

30 Must Not Intersect or Touch Interior Garis pada suatu layer harus menyentuh ujung garis dari layer yang sama. Garis yang menumpang (overlap) atau titik perpotongan dianggap sebagai error. 12. Must Not Intersect or Touch Interior Ujung suatu garis pada suatu layer harus ditutup oleh feature titik layer yang lain. Ujung garis yang tidak ditutup oleh feature titik dianggap sebagai error. C. Feature Class Area (Poligon) Beberapa aturan (rule) yang ditetapkan untuk feature class berbentuk area (polygon) antara lain : 1. Must Not Overlap Suatu poligon tidak boleh menumpang (overlap) poligon lain pada layer yang sama. Poligon yang saling menumpang (overlap) dianggap sebagai error.

31 31 2. Must Not Have Gaps Ruanng kosong tidak boleh ada diantara dua poligon pada satu layer. Batas/tepi ruang kosong yang ada dianggap sebagai error 3. Must Not Overlap With Poligon pada suatu layer tidak boleh saling menumpang (overlap) dengan poligon dari layer yang lain. Area dimana feature dari layer kedua mengoverlap feature pada layer pertama dianggap sebagai error. 4. Must Be Covered by Feature Class Of Feature/area poligon pada suatu layer harus menutupi poligon dari layer yang berbeda. Area dimana feature pada layer kedua tidak ditutupi oleh feature pada layer pertama dianggap sebagai error. 5. Must Be Cover Each Other Feature area/poligon paa satu layer dan feature area pada laer lainnya harus saling menutupi satu sama laain. Area dimana feature dari kedua layer tidak menutupi layer lainnya dianggap sebagai error.

32 32 6. Must Be Covered By Feature poligon pada suatu layer harus tercakup dalam feature dari layer yang lainnya. Area pada layer pertama yangtidak tercakup dalam feature pada layer kedua dianggap sebagai error. 7. Boundary Must Be Covered By Tepi suatu poligon dari suatu layer harus ditutupi oleh garis dari layer yang lain. Batas feaatre poligon yang tidak sejajar degan feature garis dianggap sebagai error 8. Area Boundary Must Be Covered By Boundary Batas/tepi suatu feature poligon pada suatu layer harus ditutupi oleh batas/tep dari efature poligon dari layer yang lain. Batas dari suatu feature yang tidak ditutupi oleh tepi dari poligon lainnya dianggap sebagai error. 9. Contains Points Feature area/poligon pada suatu layer harus memuat setidaknya satu feature point dari layer lainnya. Feaatre poligon yang tidak memiliki setidaknya satu feature point dianggap sebagai error

33 33 EDITING DATA ATTRIBUTES BAB 4 Abdur Rahman Editing data Attribut (input data) di dalam Arc.Gis dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu secara langsung pada data spasial yang telah ada dan dengan cara mengedit melalui Domain yang telah dibuat dalam Geodatabase. Pada Praktikum Landslide Kabupaten Purworejo dilakukan dua cara pengeditan data attribute : 1) Data Curah hujan, Permeabilitas, Kedalaman_Tanah dan Tekstur Tanah diedit langsung melalui data spasial dan 2) Data Landuse, Geology dan Slope (kemiringan Lereng) dilakukan editing data melalui Attribute Data Curah Hujan Langkah-Langkah Kerja untuk Editing data adalah sebagai berikut : 1. Tampilkan data spasial Hujan1. 2. Untuk melakukan editing pada data attribut, Klik Kanan pada layer Hujan1 > Open Attribute Table...

34 Menambah, Mengisi dan Menghapus Field Melalui Attribut 1. Tambahkan Field baru Hujan1 dan Skore_Hjn dengan cara ; Option > Add Field > Ketik Skore_Hjn > Type Text untuk Hujan1 dan Short Integer untuk Skore_Hjn > OK Catatan : Untuk menambah Field Baru, Modus Editing harus non aktif. Sedangkan untuk mengisi data/menambah data, Modus Editing harus Aktif Klik Option

35 35 Tabel 1. Nilai Skore Intensitas Curah Hujan No. Curah Hujan (mm/tahun) Skor 1. < > Mengisi Field Skore_Hjn yang telah dibuat di atas dapat dilakukan dengan cara ; Klik Option > Select by Attribute > Get Unique Value 3. Pada kotak dialog SELECT *FROM Tematik Hujan1 WHERE ; otomatis akan terketik bila kita memilih pada Get Unique Value dengan cara double klik logika [Hujan1]= >2500 > Klik Apply 4. Pada Field Skore_Hjn > Klik Kanan > Field Calculator > pada Kotak dialog Skore_Hjn= ketik angka skore misalnya 5 > OK 5. Isikan sampai semua Field Skore_Hujan sampai semua field terisi. Langkah kerja 2 5 diilustrasikan pada Gambar di bawah ini. Klik Kanan

36 36 6. Setelah pekerjaan editing dan pengisian data attribute selesai, jangan lupa modus Editing di non aktifkan dengan memilih Editor > Stop Editing. Simpan hasil editing atribut dengan klik Save Edit pada editor toolbar atau setelah Stop Editing pilih Yes 7. Lakukan langkah 1 6 untuk data Permeabilitas, Kemiringan Lereng (Slope), Geologi, Penggunaan Lahan (Landuse), Kedalaman tanah (Depth Soil), dan Tekstur, dengan berpatokan pada Tabel di bawah ini. Tabel 2. Nilai Skore Kemiringan Lereng (Slope) No. Slope Skor % % % % 4 5. > 45 % 5 Tabel 3. Nilai Skore Geologi No. Geologi Skor 1. Coastal Deposit 0 2. Alluvium 1 3. Andesit, Breccia Formation, Dacite 2 4. Colluviums, Jonggrangan Formation, Sentolo Formation 3 5. Form. Andesit Tua/Form. Bemelen, Peniron Formation 4 6. Halang Formation 5 Tabel 4. Nilai Skore Intensitas Curah Hujan No. Curah Hujan (mm/tahun) Skor 1. < >

37 37 Tabel 5. Nilai Skore Landuse No. Landuse Skor 1. Water body 0 2. Grass 1 3. Bush, Open Space 2 4. Forest, Mix Garden 3 5. Settlement, Dry Land 4 6. Paddy Field 5 Tabel 6. Nilai Skore Permeabilitas Tanah No. Permeabilitas Tanah Skor 1. Excessive 1 2. Moderate, Poor 3 3. Well 5 Tabel 8. Nilai Skore Tekstur Tanah No. Tekstur Tanah Skor 1. Sandy 1 2. Silt 3 3. Clay 5 Tabel 8. Nilai Skore Kedalaman Tanah No. Kedalaman Tanah (m) Skor 1. >

38 38 Menu Editing Data Atribut Mencari suatu data pada tabel kemudian menggantinya Menselect data berdasarkan kriteria tertentu/query Builder Menselect semua data Unselect semua data Menselect data yang tidak terselect dan Unselect data yang terselect Menambahkan kolom pada Tabel Tabel yang terhubung Membuat grafik dari data atribut yang sudah ada Menampilkan tabel pada Layout peta Mengisi kembali data yang tersembunyi Menyimpan tabel ke dalam format lain Untuk mengatur property tabel Menu pada saat Field Aktif (Klik Kanan ) Mengurutkan data dari bawah ke atas Mengurutkan data dari atas ke bawah Membuat Tabel baru dari tabel yang ada Kalkulator Perhitungan Statistik Memindah kolom yang terseleksi Menghapus kolom

39 Menambah, Mengisi Field Melalui Layer Aktif 1. Tambahkan Field baru Geologi dan Skore_Geo dengan cara ; Option > Add Field > Ketik Geologi > Type Text untuk Geologi dan Short Integer untuk Skore_Geo > OK 2. Klik Editor > Start Editing > Klik Layer. Layer yang dipilih akan terseleksi, Klik Ikon Attribut, maka akan muncul kotak dialog atribut. Editng dapat dilakukan langsung sesuai dengan data dan skore Geologi. 3. Klik diluar area untuk mengakhiri, Stop Editing > Save Edit Area Terseleksi Gambar : Editing Data Atribut Melalui Layer Aktif

40 40 OVERLAY DAN QUERY BAB 5 Abdur Rahman Feature datasets yang telah diproses melalui Teknik Digitasi On Screen ( Data Intensitas Curah Hujan), Teknik Tracing (Kedalaman Tanah dan Tekstur Tanah) dan Teknik Konversi (Data Geologi, Kemiringan Lereng, dan Landuse), akan ditumpang susun (Overlay) dengan menggunakan permodelan Aritmatik untuk mengetahui Daerah Rawan Longsor untuk Kabupaten Purworejo. Model merupakan representasi dari realita. Tujuan pembuatan model adalah untuk membantu mengerti, menggambarkan, atau memprediksi bagaimana suatu fenomena bekerja di dunia nyata (real world) melalui penyederhanaan bentuk fenomena tersebut. Permodelan spasial terdiri atas sekumpulan proses yang dilakukan pada data spasial untuk menghasilkan informasi, umumnya dalam bentuk peta. Peta tersebut dapat digunakan sebagai informasi untuk pembuatan keputusan, kajian ilmiah atau sebagai informasi umum. Gambar di bawah adalah Skema untuk menyusun model Aritmatik untuk Rawan Longsor (Landslide) Kabupaten Purworejo. Gambar : Skema Overlay Landslide Kabupaten Purworejo

41 Overlay Langkah-langkah kerja untuk melakukan Overlay adalah sebagai berikut : 1. Persiapkan layer-layer yang akan dilakukan overlay terdiri dari ; Lereng, Permeabilitas, Texture, Hujan1, Geologi, Depth_Soil dan PL (Penggunaan Lahan). 2. Agar dapat dilakukan Overlay, Hilangkan tanda centang pada box, dan pastikan tidak ada layer yang terseleksi dengan mengklik ikon.. 3. Klik Ikon pilih Intersect Layer tidak tercentang

42 42 4. Pada menu Intersect klik ikon, susun file dengan menggunakan atau, pada Input Features, sehingga tersusun urutan-urutan layer : Geologi-PL, Permeabilitas-Hujan1-Lereng-Depth_Soil-Texture. 5. Pada Output Feature Class beri nama Rawan, Klik OK. Komputer akan melkukan Eksekusi, tunggu sampai selesai. Klik Close 6. Pada Layar Layer akan terbentuk Layer Baru dengan nama Rawan, beri centang ( ) untuk melihat hasil proses. Layer siap untuk dilakukan operasi Queri seperti arahan model Aritmatik untuk Landslide Kabupaten Purworejo.

43 Query Setelah proses tumpang susun (Overlay) dengan menggunakan fasilitas Intersect selesai, maka tugas selanjutnya adalah membuat klasifikasi Landslide sesuai dengan faktor berat (Weighting Factor) dan Derajat Rawan Longsor seperti Tabel bawah ini dengan menggunakan fasilitas Query. Tabel 1. Weighting Factor Untuk Permodelan Rawan Longsor No. Variabel Weight Factor 1. Slope 3 2. Rainfall 2 3. Landuse 2 4. Geology 1 5. Depth of Soil 1 6. Soil Permeability 1 7. Soil Texture 1

44 44 Langkah-Langkah Kerja, adalah sebagai berikut : 1. Tambahkan Field baru Total ; Klik Option > Add Field > Ketik Total > Type Short Integer > OK. 2. Pada Kolom Field Total > Klik Kanan > Field Calculator 3. Pada Kolom Total=, didalam Kotak dialog Field Calculator, ketik Query dengan berpedoman pada Weighting Factors untuk Landslides sebagai berikut : (2*Skore[Hujan1])+[Skore_Teks]+[Skore_Depth]+[Skore_Perme]+ (3*[skore_slope])+[Skore_Geo]+(2*[Skore_PL]), klik OK. Klik Kanan Gambar : Hasil Proses Query pada Field Total

45 45 4. Tambahkan Field baru Rawan ; Klik Option > Add Field > Ketik Rawan > Type Text > OK. 5. Pilih Option > Select By Attributes. 6. Pada kolom kotak dialog SELECT *FROM Tematik Hujan1 WHERE ; ketik = [Total]=>11AND[Total]=<=19.8, Klik Apply 7. Pada Kolom Field Rawan, Klik Kanan > Field Calculator > pada kolom Rawan=ketik logika Sangat Rendah > OK. 8. Lakukan Prosedur 5 sampai 7, sampai semua Logika Aritmatik terinput sesuai dengan tabel Derajat kisaran Rawan Longsor. Tabel 2. Derajat Kisaran Rawan Longsor No. Rawan Longsor Skor Total 1. Sangat Rendah 11 19,8 2. Rendah 19,9 28,6 3. Sedang 28,7 37,4 4. Tinggi 37,5 46,2 5. Sangat Tinggi 46,3-55

46 46 Klik Kanan Gambar : Proses Overlay Aritmatik untuk Modeling Landslide Kab. Purworejo

47 47 Gambar : Hasil Akhir Proses Overlay Aritmatik untuk Landslide Kabupaten Purworejo 9. Untuk mempermudah pengamatan Visual, ubah warna tampilan : Tingkat kerawanan tinggi (Merah Muda), Sangat Tinggi (Merah), Sangat Rendah (Biru), Rendah (Hijau), Sedang (Kuning)

48 48 LAYOUT DAN PENCETAKAN PETA BAB 6 Abdur Rahman 6.1. Menampilkan dan Mengatur Peta 1. Tampilkan file Latih6, Rawan_Longsor 2. Klik kanan pada Rawan_Longsor > Properties > Symbology. Atau klik dua kali pada file yang dipilih. 3. Pilih Categories > Unique Values. 4. Pilih RAWAN_LONGSOR pada kolom Value Field. 5. Klik Add Values, pilih Rawan

49 49 6. Pindahkan ke Layout View. Caranya, klik View > Layout View. Atau klik ikon di bagian bawah halaman data. 7. Setelah mengganti ke Layout View, maka peta akan disajikan pada halaman layout. Halaman layout ini menyajikan satu atau lebih data frame. Data Frame Halaman Layout 8. Layout toolbar memuat tools yang dipakai untuk mengedit layout. Tools tersebut antara lain Zoom In, Zoom Out, Pan dan beberapa tools standar lain.

50 50 Keterangan : Zoom in/zoom Out : memperbesar atau memperkecil peta pada layer yang aktif di halaman layout Pan : untuk menggerakkan peta pada layer yang atif di halaman layout Fixed Zoom in/zoom Out : memperbesar atau memperkecil peta pada layer yang aktif dengan skala yang diberikan langsung oleh Arc.Map Zoom Whole Page : menampilkan seluruh halaman layout Zoom 100 % : menampilkan peta yang aktif dengan skala 1 : 1 Go to next extent/previous Extent : kembali ke tampilan peta sebelumnya atau sesudahnya. Zoom Control : untuk menampilkan peta dengan skala perbesaran yang diinginkan pengguna. Toggle Draft Mode : untuk membuat layout tanpa tampilan peta, sehingga pengguna tidak perlu menunggu gambaran pada peta pada Toggle Draft Mode, peta diwakili dengan judul layer. Focus data frame : untuk focus pada salah satu data frame Change Layout : untuk mengubah layout, Anda dapat memilih template peta yang diinginkan

51 Mengatur Sistim Proyeksi Bila data yang akan dilayout tidak diketahui sistim proyeksinya, maka terlebih dahulu harus ditentukan sistim proyeksi dengan cara : 1. Klik kanan pada layer yang aktif. Lalu klik Properties > Data Frame Properties > Coordinate System. 2. Akan muncul kotak Data Frame Properties > Coordinate System. 3. Pada kotak Select a coordinate system, pilih Predefined > Projected Coordinate System > UTM > WGS1984 UTM Zone 49S

52 Mengatur Halaman Layout 1. Untuk mengatur lebar halaman, klik kanan halaman di halaman layout. Lalu pilih Page and Print Setup. Akan muncul kotak Page and Print Setup. 2. Langkah yang lain adalah dengan meng-klik menu File > Page and Print Setup. Kemudian akan muncul kotak dialog Page and Print Setup.

53 53 3. Kotak dialog Page and Print Setup digunakan untuk mengubah orientasi cetakan, portrait menjadi landscape atau sebaliknya. Ukuran halaman dapat diubah dengan mengeditnya di kotak Properties. 4. Elemen-elemen penting lain yang wajib dicantumkan pada sebuah peta, antara lain skala, legenda, panah penunjuk arah, judul dan koordinat peta.

54 Menambah Koordinat Peta 1. Klik kanan pada data frame, pilih Properties '0"E '0"E 110 0'0"E 7 20'0"S 7 30'0"S 7 40'0"S 7 40'0"S 7 50'0"S 7 50'0"S 8 0'0"S 8 0'0"S '0"E '0"E 110 0'0"E '0"E 2. Atau ke menu View > Data Frame Properties.

55 55 3. Pada kotak dialog Data Frame Properties > Grids > New Grid. 4. Selanjutnya akan muncul kotak dialog Grids and Graticules Wizard. Kotak dialog Grid and Graticules Wizard akan membimbing Anda melewati 4 tahap untuk melengkapi peta dengan garis koordinat dan koordinatnya. Pada tahap pertama, Anda akan memilih jenis koordinat dan garis koordinat yang diinginkan. Klik Next.

56 56 5. Tahap kedua akan membimbing Anda untuk membuat garis koordinat dan menentukan interval garis koordinat pada peta. Atur interval koordinat pada 2 menit, bila Anda merasa interval terlalu rapat ubah dengan interval yang lebih besar. Lalu klik Next. 6. Tahap ketiga adalah untuk mengedit label koordinat dan garis koordinat. Atur ukuran huruf menjadi 8, dengan mengubah di kotak Text Style. Atau sesuaikan ukuran huruf sesuai yang Anda inginkan. Klik Next.

57 57 6. Tahap keempat untuk membuat batas kotak koordinat pada peta. Setelah selesai, klik Finish Menambah Skala Peta 1. Klik Insert > Scale Bar untuk menambahkan skala.

58 58 2. Kotak dialog Scale Bar Selector akan muncul. Skala dapat diedit dengan mengklik Properties. 3. Pilih bentuk skala yang diinginkan, dan klik OK. 4. Klik skala dan tarik ke halaman yang kosong pada halaman layout. 5. Pengguna juga dapat menambahkan skala teks. Klik Insert > Scale Text.

59 59 6. Lalu akan muncul kotak Scale Text Selector. 7. Teks skala dapat diubah dengan memilih Properties. Setelah Anda memilih jenis skala yang diinginkan, klik OK Menambah Orientasi Arah 1. Klik Insert > North Arrow.

60 60 2. Selanjutnya, kotak dialog North Arrow Selector akan muncul. Panah penunjuk arah dapat diedit dengan mengklik tombol Properties. 2. Selanjutnya, kotak dialog North Arrow Selector akan muncul. Panah penunjuk arah dapat diedit dengan mengklik tombol Properties. 3. Pilih panah penunjuk arah yang diinginkan, lalu klik OK. 4. Klik panah penunjuk arah, tarik ke halaman kosong di halaman layout Menambah Judul Peta 1. Klik menu Insert > Title.

61 61 2. Tulis judul yang mewakili peta pada kotak judul. Untuk mengubah bentuk dan ukuran judul sesuai kebutuhan, klik kanan pada kotak judul dan pilih Properties. Setelah itu akan muncul kotak Properties. Ketiklah judul pada kolom text yang telah disediakan Menambah Objek Pada Layout 1. Klik Insert > Object.

62 62 2. Akan muncul kotak Insert Object. Anda dapat memilih tipe objek yang akan di tampilkan pada layout. Bila objek gambar telah ada, klik Create From File, dan pilih objek yang ingin ditampilkan pada layout. 3. Letakkan objek pada halaman layout kosong Menambah Teks Pada Layout 1. Klik Insert > Text.

63 63 2. Kemudian akan muncul kotak teks pada halaman layout. Klik kanan pada kotak teks tersebut, dan pilih Properties. Akan muncul kotak dialog Properties. 3. Tulis teks untuk ditampilkan pada layout peta. Untuk mengatur jenis tulisan, klik Change Symbol. Kemudian muncul kotak dialog Symbol Selector. 4. Klik OK

64 Menambah Extent Rectangle Extent rectangle berguna apabila Anda ingin menampilkan lebih dari satu data frame, misalnya untuk insert peta. Langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Tambahkan data frame terlebih dahulu, yaitu dengan mengklik Insert > Data Frame. 2. Klik kanan pada layer peta yang lebih besar, lalu klik Properties.

65 65 3. Akan muncul kotak dialog Data Frame Properties. Klik Extent Rectangles, lalu pilih data yang akan dijadikan inset peta di kotak Other Data Frames. Klik untuk memasukkan data satu per satu atau jika seluruh data ingin dijadikan inset, klik OK. 4. Setelah itu, pada halaman layout akan tampil peta dan peta inset Menambah Legenda 1. Klik menu Insert > Legend

66 66 2. Kotak dialog Legend Wizard akan muncul. Kotak ini akan membimbing Anda melalui 5 tahap dalam membuat legenda sesuai dengan yang diinginkan. 1. Pertama akan membimbing pengguna untuk memilih data-data yang ingin ditampilkan pada kotak legenda. Pilih data yang diinginkan untuk ditampilkan di kotak legenda. Klik Next. 2. Kedua membimbing Anda untuk membuat judul legenda sesuai dengan yang diinginkan.

67 67 3. Tahap ketiga adalah untuk membuat kotak legenda sesuai yang ada diinginkan. Klik menu Drop Down Border untuk menambah bingkai kotak legenda. Pilih border garis hitam dengan ketebalan 3. Lalu klik menu Drop Down Background untuk memilik warna latar. Pilih warna latar olive. 4. Keempat untuk mengedit ukuran dan bentuk lambang yang mewakili setiap data sesuai yang Anda inginkan. Misalnya, lambang untuk data persil dapat diubah ukurannya dan bentuknya menjadi oval, lingkaran atau kotak.

68 68 5. Tahap terakhir membimbing pengguna untuk menentukan jarak antara bagianbagian yang disajikan pada legenda peta. Klik Finish setelah menyelesaikan Legend Wizard Menyimpan Peta Untuk menyimpan peta baru, klik menu File > Save As. Atau dengan meng-klik ikon. Peta dapat disimpan dalam ekstensi mxd dan mxt. Ekstensi mxd adalah untuk menyimpan peta dalam bentuk dokumen project, sedangkan ekstensi mxt untuk menyimpan peta dalam bentuk template.

69 69 Dibawah ini adalah contoh Layout yang telah selesai.

70 Ekspor Peta 1. Klik menu File > Export Map. Peta dapat diekspor ke berbagai macam format, seperti PDF, JPEG, TIFF, dan lain-lain Mencetak Peta 1. Klik File > Print Kotak Print akan muncul. Setup cetak dapat disesuaikan dengan meng-klik Setup > OK.

71 71 Maka akan tampil kotak dialog Print untuk memilih printer, ukuran kertas dan kualitas cetakan.

72 72 TIP DAN TRIK BAB 7 Abdur Rahman Pada saat Feature Datasets akan dioverlay, kadang-kadang terdapat batas administrasi terluar atau batas poligon terluar tidak sama antara yang satu dengan yang lain (Overlap). Atau untuk menghemat waktu, kita kadang-kadang ingin mempercepat proses pekerjaan seperti mendigitasi batas terluar dengan metode Digitasi On Screen. Berikut ini diberikan contoh Tip dan Trik membuat batas poligon terluar dengan cepat dan menyamakan antara poligon yang satu dengan yang lain Membuat Batas Poligon Terluar Bergeoferensi dengan Cepat Dengan Copy Paste 1. Siapkan Layer yang akan di Copy, dalam contoh memakai Hujan1 dan Permeabilitas. 2. Buat Feature Class yang baru dengan cara pada Tematik Klik Kanan > New > Feature Class > Permeabilitas > Polygon Features > Text > Finish

73 73 3. Aktifkan Modus Editor dengan Start Editing > Pilih Poligon Hujan1 4. Pada Layer Huja1 Klik Kanan > Copy (Perhatikan Layer Target harus Permeabilitas)

74 74 5. Arahkan ke Layer Permeabilitas Kemudian Klik Paste, Akan tercopy Layer Baru. Poligon Lama Poligon Baru

75 75 6. Arahkan kursor ke layer yang baru (Permeabilitas), kemudian klik Editor > Merge > Pada Kotak Dialog Merge Pilih Hujan1-1 > OK. Maka akan terbentuk Poligon terluar yang sama dengan Poligon terluar Hujan1. 7. Hapus poligon lama dengan cara memilih poligon, lalu klik Delete. 8. Stop modus Editing, simpan pekerjaan dengan Save Edit.

76 76 Poligon lama Di Delete Poligon Baru Catatan : Poligon terluar ini tidak boleh didigitasi, Poligon siap ditumpang susun dengan Permeabiliy.BMP. Lakukan Proses Digitasi On Screen

77 Membuat Batas Poligon Terluar Bergeoferensi dengan Teknik Export Data Pada Praktikum untuk menganalisis Landslide Kabupaten Purworejo, antara Feature Class Hujan, Permeabilitas, Kedalaman Tanah (Depth Soil) dan Tektur, apabila di overlay dengan Landuse, Geologi dan Kemiringan Lereng (Slope), terjadi batas Poligon yang overlapping seperti ditunjukkan pada Gambar di bawah. Untuk itu diperlukan Batas poligon yang sama untuk memudahkan analisis visual. Batas Poligon yang dijadikan acuan adalah ; Geologi, Landuse dan Kemiringan lereng (Slope). Batas Poligon yang overlapping Langkah-Langkah Kerja : 1. Siapkan Layer Slope dan Layer yang akan disamakan batas terluarnya yaitu Kedalaman Tanah (Depth Soil). 2. Klik Kanan pada Layer Slope > Data > Export Data > OK 3. Akan Muncul layer Baru dengan nama Export Output. (Cara ini digunakan untuk mengamankan data asli agar tidak berubah). 4. Hidupkan Mode Editor > Start Editing 5. Pada Layer Export Output > Klik Kanan > Copy (Pada Layer Target adalah Depth Soil) 6. Klik Pada Layer Depth_Soil > Paste > Editor > Merge 7. Maka akan terbentuk Batas Poligon baru untuk Depth Soil.

78 78 8. Untuk Mencopy Depth_Soil yang masih berbentuk Feature line, terlebih dahulu diubah featurenya menjadi poligon (Bab 2, Raster to Vector dengan Arc. Scan), agar mempunyai dimensi yang sama. 9. Stop Editing > Save Edit, untuk mengakhiri proses

79 79

80 Kelebihan dan Kekurangan Beberapa kelebihan dan kekurangan menggunakan metode-metode seperti yang telah dikemukakan di atas adalah : A. Metode Digitasi Layar (On Screen Digitation) - Kelebihan : Data lebih teliti, karena mempunyai RMS yang kecil Kemungkinan terdapat poligon, line yang Undangled/tidak snap relatif dapat dihindarkan Mudah dalam pelaksanaan karena, hanya menggunakan beberapa langkah kerja. - Kekurangan : Digitasi memerlukan perangkat yang cukup memadai, seperti ; mouse yang baik, kapasitas processor yang tinggi Digitasi memerlukan waktu yang agak lama, terutama untuk melakukan digitasi poligon-poligon yang rumit, seperti jaringan sungai, jalan, batas administrasi dan lain-lain. Poligon terluar yang relatif sama, harus didigitasi ulang, diberi titik ikat dan Geoferensi. B. Metode Tracing (Raster to Vector) dengan Arc.Scan - Kelebihan : Data lebih teliti, karena mempunyai RMS yang kecil Lebih cepat dalam menghemat waktu untuk digitasi untuk daerah-daerah yang sulit untuk didigitasi, seperti jaringan sungai, jalan batas administrasi dan sebagainya, dikarenakan proses diserahkan oleh perangkat komputer. Lebih efektif digunakan untuk menyamakan batas poligon terluar - Kekurangan : Langkah kerja terlalu rumit, karena melibatkan tools-tools, dan biasa dilakukan oleh orang-orang tertentu saja (Tingkat Advanced). Sering Terdapat feature-feature seperti poligon, line, yang tidak snap, atau Overlapping, sehingga diperlukan perlakuan Behaviour / Topology seperti Must not overlap, dan lain-lain agar feature-feature tersebut tidak bocor/nyambung. Feature harus dalam bentuk kelas 2, agar dapat dilakukan proses Vectorizing, atau proses Tracing. DAFTAR PUSTAKA

81 81 GIS Consortium Aceh-Nias Modul Pelatihan Arc.GIS Tingkat Dasar. Penerbit Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam Nias (BRR NAD-Nias). Situs: Taufiq, H.P., dan Suharyadi, Landslide Risk Spatial Modeling Using Geographical Information System. Tutorial Landslide. Laboratorium Sistim Informasi Geografis. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. 9 halaman Wibowo, S, dkk., Modul Pelatihan Sistim Informasi Geografis dengan Arc.View.GIS 9.2. Laboratorium Sistim Informasi Geografis. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. 48 halaman.

82 82

BAB IX. Ringkasan Modul:

BAB IX. Ringkasan Modul: BAB IX LAYOUT DAN PENCETAKAN PETA Ringkasan Modul: Menampilkan/Mengatur Peta Mengatur Proyeksi Mengatur Halaman Layout Langkah-langkah untuk Menambahkan Koordinat Peta Langkah-langkah untuk Menambahkan

Lebih terperinci

Siswanto, Kemal W., UPN Veteran Jawa Timur 42. Zoom Out. Zoom Control. Zoom to 100%

Siswanto, Kemal W., UPN Veteran Jawa Timur 42. Zoom Out. Zoom Control. Zoom to 100% MATERI 10. LAYOUT PETA 10.1. Tujuan Intruksional: Tujuan Instruksional Khusus pemberian materi ini adalah setelah mendapatkan materi ini, para mahasiswa diharapkan dapat : a. Memahami dan mampu membuat

Lebih terperinci

BAB 4 DIGITASI. Akan muncul jendela Create New Shapefile

BAB 4 DIGITASI. Akan muncul jendela Create New Shapefile BAB 4 DIGITASI 4.1. Membuat Data Spasial Baru Pada bagian ini, akan dipelajari bagaimana membuat data spasial baru dengan format shapefile yang merupakan format standard Arc View. Buka ArcCatalog Tentukan

Lebih terperinci

3 MEMBUAT DATA SPASIAL

3 MEMBUAT DATA SPASIAL 3 MEMBUAT DATA SPASIAL 3.1 Pengertian Digitasi Peta Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke dalam format digital. Objek-objek tertentu seperti jalan, rumah, sawah

Lebih terperinci

Latihan 2 : Displaying data

Latihan 2 : Displaying data Latihan 2 : Displaying data 2-2 Memulai aplikasi dan menambahkan (Add) layer objek line 2-3 Menambahkan layer objek polygon 2-5 Menambahkan layer objek point 2-6 Mengganti nama layer 2-7 Klasifikasi dan

Lebih terperinci

TOPOLOGY GEODATABASE 1. Menyiapkan Geodatabase A. Membuat Tema atau Feature Dataset di ArcCatalog

TOPOLOGY GEODATABASE 1. Menyiapkan Geodatabase A. Membuat Tema atau Feature Dataset di ArcCatalog TOPOLOGY GEODATABASE Geodatabase merupakan database relasional yang mencakup informasi geografis. Geodatabase memuat kelas kelas/golongan feature dan table. Kelas kelas feature dapat diorganisasikan ke

Lebih terperinci

BAB II. Ringkasan Modul:

BAB II. Ringkasan Modul: BAB II PENGENALAN ArcMAP Ringkasan Modul: Membuka Data Spasial atau Peta yang Telah Ada dengan ArcMap Melihat Data Atribut Sebuah Layer Menggunakan Map Tips Penyusunan Layer Mengaktifkan dan Menonaktifkan

Lebih terperinci

Instruksi Kerja Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan INSTRUKSI KERJA. PROGRAM ArcGIS 9.3

Instruksi Kerja Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan INSTRUKSI KERJA. PROGRAM ArcGIS 9.3 INSTRUKSI KERJA PROGRAM ArcGIS 9.3 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 i Instruksi Kerja PROGRAM ArcGIS 9.3 Laboratorium Pedologi & Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

8. LAYOUT. Fixed zoom out / in, Zoom whole pages, 100%

8. LAYOUT. Fixed zoom out / in, Zoom whole pages, 100% L a y o u t 44 8. LAYOUT Pada tahap pelaporan (reporting), hasil analisis perlu dicetak. Output yang diharapkan pengguna adalah layout peta yang menarik dan jelas, dan komunikatif/ mudah dimengerti. Tahapan

Lebih terperinci

2. GEO REFERENCING. A. Georeferencing menggunakan koordinat yang tertcantum dalam peta analog.

2. GEO REFERENCING. A. Georeferencing menggunakan koordinat yang tertcantum dalam peta analog. G e o r e f e r e n c i n g 12 2. GEO REFERENCING Georeferencing merupakan proses pemberian reference geografi dari objek berupa raster atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam sistem

Lebih terperinci

M O D U L PENYUSUNAN PETA STATUS KERUSAKAN TANAH

M O D U L PENYUSUNAN PETA STATUS KERUSAKAN TANAH M O D U L PENYUSUNAN PETA STATUS KERUSAKAN TANAH MENGGUNAKAN QUANTUM GIS 1.8.0 LISBOA 2013 PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION SULAWESI DAN MALUKU KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP 1. Membuat Folder Baru di Windows

Lebih terperinci

3. DIGITASI ON SCREEN. 1. Pastikan data raster yang akan didigitasi telah melalui proses Geo Referencing

3. DIGITASI ON SCREEN. 1. Pastikan data raster yang akan didigitasi telah melalui proses Geo Referencing D i g i t a s i o n S c r e e n 20 3. DIGITASI ON SCREEN A. Persiapan File 1. Pastikan data raster yang akan didigitasi telah melalui proses Geo Referencing 2. Sebelum malakukan digitasi pada layar ArcMap,

Lebih terperinci

PENGANTAR : KONSEP TOPOLOGY

PENGANTAR : KONSEP TOPOLOGY PENGANTAR : KONSEP TOPOLOGY Tahapan Proses Pembuatan Geodatabase Karakteristik GIS Pengertian Topology Toleransi Jarak Snaping Aturan Topology (Rule of Topology) Koreksi Topology LATIHAN : MEMBANGUN TOPOLOGY

Lebih terperinci

I. Digitasi (Digitizing) Daftar Isi. 1) Aktifkan extension JPEG (JFIF) Image Support : FILE EXTENSIONS

I. Digitasi (Digitizing) Daftar Isi. 1) Aktifkan extension JPEG (JFIF) Image Support : FILE EXTENSIONS Daftar Isi Hal I Digitasi (Digitizing) 1 II Pemberian Atribut (Attributing) 5 III Pemberian Koordinat (Coordinate Transformation) 8 IV Proyeksi Koordinat (Coordinate Projection) 15 V Design Peta (Map Layout)

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA V MEMBUAT LAYOUT PETA

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA V MEMBUAT LAYOUT PETA LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA V MEMBUAT LAYOUT PETA Disusun oleh : NAMA : NUR SIDIK NIM : 11405244001 HARI : KAMIS, 3 APRIL 2014 JAM : 07.30-10.00 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MEMBUAT PETA POTENSI LONGSOR DAN RAWAN BANJIR BANDANG MENGGUNAKAN ArcGIS 10.0

MEMBUAT PETA POTENSI LONGSOR DAN RAWAN BANJIR BANDANG MENGGUNAKAN ArcGIS 10.0 MODUL PELATIHAN MEMBUAT PETA POTENSI LONGSOR DAN RAWAN BANJIR BANDANG MENGGUNAKAN ArcGIS 10.0 Februari 2012 Versi 2.1 DAFTAR ISI I. Mempersiapkan Data... 1 I.1. Digitasi area longsor dan mikrotopografi

Lebih terperinci

Registrasi Image dengan ARC VIEW

Registrasi Image dengan ARC VIEW MODUL 5 DIGITASI dengan Arc View Registrasi Image dengan ARC VIEW Aktifkan extension image analysis, TIFF or JPEG Add Theme, pilih gambar yang mau didigitasi. Tool Align akan aktif. Pilih Tool Align Klik

Lebih terperinci

Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop

Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop Bab ini akan membahas tentang: - Pengenalan ArcGIS Desktop - Pembuatan project pada ArcMap - Penambahan layer pada ArcMap 1.1 Sekilas tentang ArcGIS Desktop ArcGIS Desktop

Lebih terperinci

BAB 3 KOREKSI KOORDINAT

BAB 3 KOREKSI KOORDINAT BAB 3 KOREKSI KOORDINAT Sebagai langkah awal dalam memproduksi data spasial dalam format digital, petapeta analog (berupa print out atau cetakan) di-scan ke dalam format yang dapat dikenali oleh ArcGIS.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI Sistem Informasi Geografis merupakan sistem berbasis computer yang didesain untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan informasi spasial (keruangan)1. Yakni

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ArcGIS 10.2 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ArcGIS 10.2 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ArcGIS 10.2 Oleh: Deni Ratnasari 3513100040 Rizky Annisa Putri 3513100041 Cristian Febrianto 3513100051 Dody Pambudhi 3513100054 Kelas : Sistem Informasi

Lebih terperinci

Bab VI Digitasi. Tujuan pembelajaran dari bab ini adalah:

Bab VI Digitasi. Tujuan pembelajaran dari bab ini adalah: Bab VI Digitasi Bab ini akan membahas berbagai cara untuk membuat dan memperbaiki data spasial. Anda akan mempelajari bagaimana cara mendigitasi fitur-fitur baru bertipe vektor dan menambahkan data atributnya

Lebih terperinci

BAB 10 LAYOUT PETA. Pada tab General, atur units map ke meter, display ke meter, klik OK. Rubahlah simbol warnanya

BAB 10 LAYOUT PETA. Pada tab General, atur units map ke meter, display ke meter, klik OK. Rubahlah simbol warnanya BAB 10 LAYOUT PETA 10.1. Pengaturan Simbol S Buka ArcMap Tampilkan data berikut dari direktori E:\Pelatihan ArcGIS\Layout 1. Jalan 2. Sungai 3. Sungai Poly 4. Samarinda 5. Kecamatan 6. Hillshade Aturlah

Lebih terperinci

Modul Pelatihan Membuat Peta Potensi Longsor dan Rawan Banjir Bandang

Modul Pelatihan Membuat Peta Potensi Longsor dan Rawan Banjir Bandang 15) Klik tombol pada toolbar Editor, dan seleksi semua objek pada layer sungai utama 01 dissolve edit yang berada di luar jangkauan antara tanda panah atas dan tanda panah bawah, seperti yang diperlihatkan

Lebih terperinci

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS Software SIG/GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Spesifikasi Hardware ArcGIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Table Of

Lebih terperinci

LATIHAN : DIJITASI PETA

LATIHAN : DIJITASI PETA LATIHAN : DIJITASI PETA 2-2 Membuat shapefile baru 2-2 Melihat struktur data pada shapefile 2-6 Add Data 2-7 Memulai Dijitasi Peta 2-7 Dijitasi Peta 2-8 Save Hasil Dijitasi 2-9 hal 2-1 LATIHAN : DIJITASI

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perbandingan Guna Lahan Eksiting Kota Palembang tahun 2004 Terhadap Rencana Guna Lahan tahun

Lampiran 1. Perbandingan Guna Lahan Eksiting Kota Palembang tahun 2004 Terhadap Rencana Guna Lahan tahun LAMPIRAN 78 79 Lampiran 1. Perbandingan Guna Lahan Eksiting Kota Palembang tahun 2004 Terhadap Rencana Guna Lahan tahun 1999-2009 Luas Penggunaan Lahan (Ha) No. Penggunaan Lahan Tahun 2004 Rencana Tahun

Lebih terperinci

BAB VII. Ringkasan Modul:

BAB VII. Ringkasan Modul: BAB VII MENAMPILKAN DATA SPASIAL Ringkasan Modul: Menampilkan Data Berdasarkan Kategori Data Attribut Menampilkan Data dalam Semua Kategori Menampilkan Data Berdasarkan Kategori yang Diinginkan Membuat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA IV DIGITASI POLYGON

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA IV DIGITASI POLYGON LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA IV DIGITASI POLYGON Disusun oleh : NAMA : NUR SIDIK NIM : 11405244001 HARI : SELASA, 1 APRIL 2014 JAM : 07.30-10.00 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB VI. Ringkasan Modul. Mengedit Data Vektor Membuat Setting Snap Menambah Feature Linier Menambahkan Feature Titik Menggunakan Koordinat Absolut

BAB VI. Ringkasan Modul. Mengedit Data Vektor Membuat Setting Snap Menambah Feature Linier Menambahkan Feature Titik Menggunakan Koordinat Absolut BAB VI MENGEDIT DATA VEKTOR Ringkasan Modul Mengedit Data Vektor Membuat Setting Snap Menambah Feature Linier Menambahkan Feature Titik Menggunakan Koordinat Absolut 6.1. Mengedit Data Vektor Langkah awal

Lebih terperinci

BAB III. Ringkasan Modul:

BAB III. Ringkasan Modul: BAB III PENGANTAR ArcCATALOG Ringkasan Modul: Sekilas Tentang ArcCatalog Browsing Data dengan ArcCatalog Menggunakan ArcCatalog Mengedit Metadata Mencari Data dengan ArcCatalog Terminologi Sistem Koordinat

Lebih terperinci

MODUL DASAR ArcGIS ver Pelatihan Software Himpunan Mahasiswa Sipil UNS

MODUL DASAR ArcGIS ver Pelatihan Software Himpunan Mahasiswa Sipil UNS MODUL DASAR ArcGIS ver 10.1 Pelatihan Software Himpunan Mahasiswa Sipil UNS 2015 Modul Dasar ArcGIS 10.1 1. Deskripsi Umum ArcGIS merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat menunjang Sistem Informasi

Lebih terperinci

Bab IV. Pengenalan ArcGIS

Bab IV. Pengenalan ArcGIS Bab IV. Pengenalan ArcGIS Kerangka Dasar ArGIS merupakan software GIS yang dikeluarkan oleh ESRI. Proses instalasi ArcGIS akan menginstall beberapa program seperti ArcMap, ArcCatalog, ArcGlobe dan ArcScene,

Lebih terperinci

PENGANTAR : GEODATABASE 2. Personal Geodatabase 3 Komponen Geodatabase 3 Feature Class 4 ShapeFile 5 Tabel 6 LATIHAN : MEMBANGUN GEODATABASE 7

PENGANTAR : GEODATABASE 2. Personal Geodatabase 3 Komponen Geodatabase 3 Feature Class 4 ShapeFile 5 Tabel 6 LATIHAN : MEMBANGUN GEODATABASE 7 PENGANTAR : GEODATABASE 2 Personal Geodatabase 3 Komponen Geodatabase 3 Feature Class 4 ShapeFile 5 Tabel 6 LATIHAN : MEMBANGUN GEODATABASE 7 Menyiapkan hasil desain Skema Database 7 Membuat Struktur Database

Lebih terperinci

Masukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe

Masukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe Epi Info Instalasi File Installer Masukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe File installer versi terbaru dapat diperoleh melalui situs

Lebih terperinci

Digitasi Peta. Practical Module Geographic Information System STMIK-STIKOM Balikpapan Firmansyah, S.Kom. Page 1

Digitasi Peta. Practical Module Geographic Information System STMIK-STIKOM Balikpapan Firmansyah, S.Kom. Page 1 Digitasi Peta Tujuan 1. Mampu membuat peta baru di Aplikasi Arcview 3.3 & mengetahui proses pen-digitasi-an 2. Memahami konsep shape file (*shp) 3. Mampu menginput data attribute ( field dan record) ke

Lebih terperinci

IX. DIGITASI ON SCREEN (Bagian I)

IX. DIGITASI ON SCREEN (Bagian I) IX. DIGITASI ON SCREEN (Bagian I) Create Data Sekarang kita akan latihan kecil untuk membuat jalan berdasarkan hasil survey. Data yang ada adalah Jalan.dbf yang terdiri dari kolom X (posisi X), Y (posisi

Lebih terperinci

Bab III Keluaran dari SIG

Bab III Keluaran dari SIG Bab III Keluaran dari SIG ArcMap dapat menghasilkan berbagai macam bentuk keluaran, termasuk didalamnya adalah dokumen peta interaktif, peta cetak, file gambar untuk presentasi maupun website, serta animasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN PROSEDUR ANALISA DENGAN ARCGIS

LAMPIRAN PROSEDUR ANALISA DENGAN ARCGIS LAMPIRAN PROSEDUR ANALISA DENGAN ARCGIS Prosedur Pengolahan Pemetaan Dengan ArcGIS Software Arcgis berperan penting dalam analisis perhitungan sedimentasi pada penelitian ini, dikarenakan data-data yang

Lebih terperinci

Bab IV File Geodatabase

Bab IV File Geodatabase Bab IV File Geodatabase Software ArcGIS dapat menggunakan atau mengimpor hampir semua format file SIG untuk ditampilkan maupun diproses. Namun, format file yang direkomendasikan untuk digunakan dalam ArcGIS

Lebih terperinci

3. Pilih A new existing map, klik ceckbox Do not show this dialog again dan akhiri dengan klik Button OK. Maka layar ArcMap akan terbuka.

3. Pilih A new existing map, klik ceckbox Do not show this dialog again dan akhiri dengan klik Button OK. Maka layar ArcMap akan terbuka. 4.1. Tujuan Intruksional: Tujuan Instruksional Khusus pemberian materi ini adalah setelah mendapatkan materi ini, para mahasiswa diharapkan dapat : a. Membuka data spasial dengan ArcMap dan mengeditnya

Lebih terperinci

Bab 13 Print Composer Map Layout dan Cetak

Bab 13 Print Composer Map Layout dan Cetak Bab 13 Print Composer Map Layout dan Cetak Pada bagian sebelumnya, anda telah mempelajari bagaimana anda dapat merancang data dan menjadikannya lebih menarik serta menyoroti hal-hal yang ingin anda tunjukan.

Lebih terperinci

LAYOUT. A. Membuat Layout dari sebuah View. B. Membuat Layout melalui Window Project

LAYOUT. A. Membuat Layout dari sebuah View. B. Membuat Layout melalui Window Project LAYOUT Layout merupakan salah satu fasilitas pada ArcView yang digunakan untuk menggabungkan semua dokumen, baik itu dokumen view, tabel ataupun chart ke dalam satu dokumen yang siap cetak (hardcopy).

Lebih terperinci

Membuat dan mengedit feature pada ArcMap secara efisien

Membuat dan mengedit feature pada ArcMap secara efisien Membuat dan mengedit feature pada ArcMap secara efisien PT Esri Indonesia Menara 165, 6th Floor Unit B, Jalan TB Simatupang Kav 1, Jakarta Selatan 12560 +62 (21) 2940 6355 connect@esriindonesia.co.id esriindonesia.co.id

Lebih terperinci

Bab IV File Geodatabase

Bab IV File Geodatabase Bab IV File Geodatabase Perangkat lunak ArcGIS dapat menggunakan atau mengimpor hampir semua format file SIG untuk ditampilkan maupun diproses. Namun, format file yang direkomendasikan untuk digunakan

Lebih terperinci

Sistem Tampilan Data

Sistem Tampilan Data PENGENALAN ARCVIEW runi_asmaranto@ub.ac.id Sistem Tampilan Data Konsep layer data dan atribut Yang dimaksud dengan konsep layer data adalah, representasi data spasial menjadi sekumpulan peta thematik yang

Lebih terperinci

XVIII. LAYOUT PETA. out, pan, fix zoom in dan out, zoom to whole page (full extent)

XVIII. LAYOUT PETA. out, pan, fix zoom in dan out, zoom to whole page (full extent) XVIII. LAYOUT PETA Output yang dikehendaki oleh sebagian besar user s adalah layout peta yang menarik dan mudah dimengerti serta mengandung presisi yang baik. Pada modul akhir ini kita akan membuat beberap

Lebih terperinci

adalah jenis-jenis tombol-tombol (buttons) yang dipakai di dalam system ini : Gambar 4.63 : Tombol ruler

adalah jenis-jenis tombol-tombol (buttons) yang dipakai di dalam system ini : Gambar 4.63 : Tombol ruler 159 Selain alat Bantu (tool) seperti yang telah disebutkan di atas, ada juga tomboltombol (buttons) yang berfungsi untuk melakukan beberapa analisis peta. Di bawah ini adalah jenis-jenis tombol-tombol

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 PEMBUATAN PETA TEMATIK QUERY DATA. Oleh: Andri Oktriansyah

PERTEMUAN 12 PEMBUATAN PETA TEMATIK QUERY DATA. Oleh: Andri Oktriansyah PERTEMUAN 12 PEMBUATAN PETA TEMATIK QUERY DATA Oleh: Andri Oktriansyah JURUSAN SURVEI DAN PEMETAAN UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG 2017 1. QUERY DATA 1.1 Bekerja dengan Data Atribut Seperti yang

Lebih terperinci

MICROSOFT POWERPOINT. Pendahuluan

MICROSOFT POWERPOINT. Pendahuluan MICROSOFT POWERPOINT Pendahuluan Microsoft Power Point adalah suatu software yang akan membantu dalam menyusun sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga mudah. Microsoft Power Point akan membantu

Lebih terperinci

16) Setelah layer contour masuk pilihan, pada kolom height_field pilih Elevation, dan pada kolom tag_field pilih <None>. Klik tombol OK.

16) Setelah layer contour masuk pilihan, pada kolom height_field pilih Elevation, dan pada kolom tag_field pilih <None>. Klik tombol OK. 16) Setelah layer contour masuk pilihan, pada kolom height_field pilih Elevation, dan pada kolom tag_field pilih . Klik tombol OK. 17) Proses pembuatan TIN memakan waktu cukup lama. Berbagai macam

Lebih terperinci

LAYOUT PETA. Subjek Matter: 4.1 Menyajikan komponen peta dalam layout 4.2 Membaca dan menggunakan peta hasil layout. Zoom to 100% untuk memperbesar

LAYOUT PETA. Subjek Matter: 4.1 Menyajikan komponen peta dalam layout 4.2 Membaca dan menggunakan peta hasil layout. Zoom to 100% untuk memperbesar TUTORIAL 6 LAYOUT PETA Subjek Matter: 4.1 Menyajikan komponen peta dalam layout 4.2 Membaca dan menggunakan peta hasil layout A. Dasar Teori Proses layout merupakan proses akhir dalam tahapan Sistem Informasi

Lebih terperinci

OpenOffice Writer Aplikasi perkantoran OpenOffice.org Writer

OpenOffice Writer Aplikasi perkantoran OpenOffice.org Writer OpenOffice Writer Writer adalah bagian dari OpenOffice.org yang digunakan sebagai aplikasi pengolah kata. Kegiatan kegiatan pengolahan kata berupa pembuatan laporan, penulisan proposal, pembuatan surat,

Lebih terperinci

5 BEKERJA DENGAN FEATURES

5 BEKERJA DENGAN FEATURES 5 BEKERJA DENGAN FEATURES 5.1 Tujuan: 1. Mahasiswa dapat mengubah data koordinat dalam bentuk tabel menjadi spasial 2. Mahasiswa mampu untuk melakukan geoprocessing 3. Mahasiswa dapat melakukan konversi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA III DIGITASI GARIS ATAU LINE

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA III DIGITASI GARIS ATAU LINE LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA III DIGITASI GARIS ATAU LINE Disusun oleh : NAMA : NUR SIDIK NIM : 11405244001 HARI : SELASA, 25 MARET 2014 JAM : 07.30-10.00 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

MAP VISION citrasatelit.wordpress.com MEI

MAP VISION citrasatelit.wordpress.com MEI MAP VISION citrasatelit.wordpress.com MEI 2015 1 [Tutorial] Reprojection di ArcGIS (ArcMap) Dalam pengerjaan pengolahan data citra satelit, terkadang ditemui kasus bahwa data citra satelit yang akan digabungkan

Lebih terperinci

No Titik JL (m) Azimuth (o) Slope(%) dst

No Titik JL (m) Azimuth (o) Slope(%) dst BAB 4 INPUT DATA 4.1. Input Data Tabular 4.1.1. Mengolah data pengukuran Data dalam bentuk digital seperti data hasil pengukuran lapang dan data dari GPS bisa dimasukkan dalam sistem SIG. Pada intinya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA II TRANSFORMASI PROYEKSI DAN DIGITASI ON SCREEN

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA II TRANSFORMASI PROYEKSI DAN DIGITASI ON SCREEN LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA II TRANSFORMASI PROYEKSI DAN DIGITASI ON SCREEN Disusun oleh : NAMA : NUR SIDIK NIM : 11405244001 HARI : Kamis, 13 MARET 2014 JAM : 08.00 10.00 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS

Lebih terperinci

Bab VIII Geoprocessing

Bab VIII Geoprocessing Bab VIII Geoprocessing Seringkali, peta yang ada memiliki cakupan yang lebih luas dari wilayah yag ingin anda pelajari. Sehingga, untuk mempercepat proses-proses pada peta termasuk visualisasi-nya, anda

Lebih terperinci

Bab 9 Membuat Data Spasial

Bab 9 Membuat Data Spasial Bab 9 Membuat Data Spasial Sebelumnya kita telah belajar bagaimana membuat peta sederhana dengan menampilkan Data Spasial yang telah disediakan. Tetapi, kita juga harus mempelajari bagaimana membuat Data

Lebih terperinci

SCREEN DIGITIZING. A. Digitasi Point (Titik)

SCREEN DIGITIZING. A. Digitasi Point (Titik) SCREEN DIGITIZING Screen digitizing merupakan proses digitasi yang dilakukan di atas layar monitor dengan bantuan mouse. Screen digitizing atau sering disebut juga dengan digitasi on screen dapat digunakan

Lebih terperinci

MICROSOFT POWERPOINT

MICROSOFT POWERPOINT MICROSOFT POWERPOINT Pendahuluan Microsoft Power Point adalah suatu software yang akan membantu dalam menyusun sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga mudah. Microsoft Power Point akan membantu

Lebih terperinci

PANDUAN CARA MENGHITUNG LUAS INDONESIA DALAM SISTEM PROYEKSI UTM MENGGUNAKAN SOFTWARE ARCGIS 9.3

PANDUAN CARA MENGHITUNG LUAS INDONESIA DALAM SISTEM PROYEKSI UTM MENGGUNAKAN SOFTWARE ARCGIS 9.3 PANDUAN CARA MENGHITUNG LUAS INDONESIA DALAM SISTEM PROYEKSI UTM MENGGUNAKAN SOFTWARE ARCGIS 9.3 Prolog Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah

Lebih terperinci

BAB IV. Ringkasan Modul:

BAB IV. Ringkasan Modul: BAB IV REKTIFIKASI Ringkasan Modul: Pengertian Rektifikasi Menampilkan Data Raster Proses Rektifikasi Menyiapkan Semua Layer Data Spasial Menyiapkan Layer Image Menambahkan Titik Kontrol Rektifikasi Menggunakan

Lebih terperinci

Penyusunan PETA RISIKO

Penyusunan PETA RISIKO Penyusunan PETA RISIKO LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM NAHDATUL ULAMA Humanitarian OpenStreetMap Team 1 PETA RISIKO adalah peta yang menunjukkan tingkat risiko suatu wilayah dan/atau

Lebih terperinci

Membuat Layer dan Digitasi Peta

Membuat Layer dan Digitasi Peta TUTORIAL 2 Membuat Layer dan Digitasi Peta Subjek Matter: 1.1 LAYER PETA 1.2 DIGITASI A. Dasar Teori Model data geografi adalah gambaran abstraksi dari dunia nyata untuk satu set data agar dapat di display,

Lebih terperinci

Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop

Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop Bab pertama ini membahas tentang beberapa fitur dasar dari aplikasi ArcGIS sekaligus menjelaskan tentang konsep dasar dari Sistem Informasi Geografis. Anda akan bekerja

Lebih terperinci

Pengantar Saat ini terdapat beberapa aplikasi pemetaan yang digunakan di dunia baik yang berbayar maupun yang sifatnya gratis. Beberapa nama besar apl

Pengantar Saat ini terdapat beberapa aplikasi pemetaan yang digunakan di dunia baik yang berbayar maupun yang sifatnya gratis. Beberapa nama besar apl PETUNJUK SINGKAT PENGGUNAAN UNTUK PEMETAAN TEMATIK http://www.labpemda.org April 2017 1 Pengantar Saat ini terdapat beberapa aplikasi pemetaan yang digunakan di dunia baik yang berbayar maupun yang sifatnya

Lebih terperinci

Modul Pelatihan Penataan Ruang Berbasis DAS (Aplikasi GIS untuk analisis DAS) Oleh Adipandang Yudono SSi, MURP Universitas Brawijaya

Modul Pelatihan Penataan Ruang Berbasis DAS (Aplikasi GIS untuk analisis DAS) Oleh Adipandang Yudono SSi, MURP Universitas Brawijaya Modul Pelatihan Penataan Ruang Berbasiss DAS (Aplikasi GIS untuk analisis DAS) Oleh Adipandang Yudono SSi, MURP Universitas Brawijaya 2009 0 MODUL 1 1 Pada tahap ini akan ditampilkan wilayah administrasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Halaman 1 Dari 19

PENDAHULUAN. Halaman 1 Dari 19 PENDAHULUAN Peranan peta untuk kepentingan pemetaan lokasi wisata sangat di perlukan untuk memberikan informasi yang tepat bagi semua pihak yang berkepentingan. Oleh sebab itu kemampuan untuk membuat peta

Lebih terperinci

ARCVIEW GIS 3.3. Gambar 1. Tampilan awal Arcview 3.3

ARCVIEW GIS 3.3. Gambar 1. Tampilan awal Arcview 3.3 ARCVIEW GIS 3.3 1. Pengantar GIS GIS (Geographic Information System) merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, proses dan output) data spasial atau data yang bereferensi

Lebih terperinci

Tutorial ArcGIS 10. BAB Digitasi On Screen

Tutorial ArcGIS 10. BAB Digitasi On Screen Tutorial ArcGIS 10 BAB Digitasi On Screen Pada Bab ini membahas mengenai Cara melakukan digitasi on screen citra atau peta raster dan pembuatan Peta penggunaan lahan ArcGIS 10 Author: Irwan, ST Kerjasama

Lebih terperinci

BAB 6 EDITING. Mengedit kesalahan dengan fasilitas Advance Editing

BAB 6 EDITING. Mengedit kesalahan dengan fasilitas Advance Editing BAB 6 EDITING 6.1 Kesalahan pada digitasi garis 1. Over Shoot Kesalahan ini terjadi apabila terdapat dua garis yang tidak terhubung tetapi saling berpotongan 2. Under Shoot Kesalahan ini terjadi apabila

Lebih terperinci

Klik menu pulldown View GeoProcessing Wizard... kemudian setelah itu akan muncul kotak dialog GeoProcessing berikut dengan fungsi-fungsinya.

Klik menu pulldown View GeoProcessing Wizard... kemudian setelah itu akan muncul kotak dialog GeoProcessing berikut dengan fungsi-fungsinya. GEOPROCESSING Geoprocessing merupakan salah satu extensions ArcView yang mempunyai beberapa fungsi dalam analisis spasial seperti : Dissolve, Merge, Clip, Union, Intersect dan Spatial Join. Pilih menu

Lebih terperinci

BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN

BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN Untuk keperluan penelitian ini, sangat penting untuk membangun basis data SIG yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan variabel yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA VIII SCORING

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA VIII SCORING LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA VIII SCORING Disusun oleh : NAMA : NUR SIDIK NIM : 11405244001 HARI : KAMIS, 6 MEI 2014 JAM : 07.30-10.00 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

Dekstop Mapping (Bagian 1)

Dekstop Mapping (Bagian 1) II. DEKSTOP MAPPING ARCGIS (Bagian I) Pada modul ini akan dijelaskan tentang jenis data dan karakteristik software ArcGis yang terdiri dari beberapa modul utama, yaitu: - ArcCatalog - ArcMap - ArcToolBox

Lebih terperinci

PEMBUATAN PETA TEMATIK LAYOUT, SISTEM KOORDINAT, DAN GRID

PEMBUATAN PETA TEMATIK LAYOUT, SISTEM KOORDINAT, DAN GRID PEMBUATAN PETA TEMATIK LAYOUT, SISTEM KOORDINAT, DAN GRID Oleh: Andri Oktriansyah JURUSAN SURVEI DAN PEMETAAN UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG 2017 Membuka Layout Berpindah antara Data View dengan

Lebih terperinci

Modul ArcCatalog. Memulai ArcCatalog dilakukan dengan mengklik All Program Klik ArcGIS ArcCatalog (tergantung pada proses instalasi dan pengaturan)

Modul ArcCatalog. Memulai ArcCatalog dilakukan dengan mengklik All Program Klik ArcGIS ArcCatalog (tergantung pada proses instalasi dan pengaturan) Modul ArcCatalog oleh: Musnanda Satar 1. Pendahuluan ArcCatalog merupakan tools dalam ArcGIS yang sangat berguna untuk membatu dan mempercepat proses pengelolaan data spatial. ArcCatalog merupakan modul

Lebih terperinci

MEMBUAT PETA KETINGGIAN WILAYAH DENGAN ARC GIS

MEMBUAT PETA KETINGGIAN WILAYAH DENGAN ARC GIS MEMBUAT PETA KETINGGIAN WILAYAH DENGAN ARC GIS Dalam tutorial ini, kita akan berlatih bagaimana cara membuat peta ketinggian dengan menggunakan softwere Arc GIS. Berhubung karena ini tugas kuliah juga,

Lebih terperinci

Menggambar dengan ArcView. Oleh : Tantri Hidayati S, M.Kom

Menggambar dengan ArcView. Oleh : Tantri Hidayati S, M.Kom Menggambar dengan ArcView Oleh : Tantri Hidayati S, M.Kom Digitasi sederhana dengan Arcview Jalankan Arcview 3.3 dan buka jendela view yang akan digunakan sebagai tempat digitasi. Tambahkan Extensions

Lebih terperinci

MATA KULIAH SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. MODUL PEMBELAJARAN ArcGIS

MATA KULIAH SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. MODUL PEMBELAJARAN ArcGIS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MODUL PEMBELAJARAN ArcGIS Tim Penyusun 2018 BAB I PENGANTAR ARCGIS ArcGIS adalah perangkat lunak yang dikeluarkan oleh Environmental Systems Research Institute (ESRI),

Lebih terperinci

BAB VIII. Ringkasan Modul:

BAB VIII. Ringkasan Modul: BAB VIII QUERY DATA Ringkasan Modul: Uraian Tentang Query Data Identifikasi Sebuah Feature Mencari Feature Tertentu Melakukan Query Secara Interaktif Melakukan Query Spasial Select By Attributes Select

Lebih terperinci

Bab II Mendesain Peta

Bab II Mendesain Peta Bab II Mendesain Peta Pada bab ini anda akan mempelajari seluruh tahapan yang dibutuhkan untuk menyusun tampilan peta yang banyak digunakan secara umum berdasarkan layerlayer peta yang tersedia. Salah

Lebih terperinci

Latihan Membuat Peta Tematik Sistem Koordinat Data Frame, TOC, Layer Pada Software Arc GIS 10.1

Latihan Membuat Peta Tematik Sistem Koordinat Data Frame, TOC, Layer Pada Software Arc GIS 10.1 Latihan Membuat Peta Tematik Sistem Koordinat Data Frame, TOC, Layer Pada Software Arc GIS 10.1 Jurusan Survei dan Pemetaan UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG Menyiapkan data latihan dan ArcMap

Lebih terperinci

C. Prosedur Pelaksanaan

C. Prosedur Pelaksanaan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan peta-peta digital beserta data tabulernya, yaitu peta administrasi, peta tanah, peta geologi, peta penggunaan Lahan (Landuse), peta lereng,

Lebih terperinci

Microsoft Power Point 2003

Microsoft Power Point 2003 Microsoft Power Point 2003 A. Mengenal Microsoft Power Point Microsoft Power Point adalah suatu software yang akan membantu dalam menyusun sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga mudah.

Lebih terperinci

1. Buka ArcCatalog dengan mengklik button pada main menu, maka akan tampil tayangan sebagai berikut:

1. Buka ArcCatalog dengan mengklik button pada main menu, maka akan tampil tayangan sebagai berikut: MATERI 7. MENYIAPKAN SHAPEFILE 7.1. Tujuan Intruksional: Tujuan Instruksional Khusus pemberian materi ini adalah setelah mendapatkan materi ini, para mahasiswa diharapkan dapat : a. Memahami pengertian

Lebih terperinci

Dekstop Mapping (Bagian 2)

Dekstop Mapping (Bagian 2) III. DEKSTOP MAPPING ARCGIS (Bagian 2) Modul ini merupakan lanjutan dari modul satu dan saling berhubungan. Sebagai lanjutan yang saling terkait, seluruh tools yang telah dipelajari akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB VII PERANGKAT LUNAK PENGOLAH TEKS

BAB VII PERANGKAT LUNAK PENGOLAH TEKS BAB VII PERANGKAT LUNAK PENGOLAH TEKS 7.1 Pendahuluan A. Deskripsi Singkat Pada bab ini akan dijelaskan tentang beberapa penerapan dari perangkat lunak pengolah teks. Di dalamnya akan diuraikan bagaimana

Lebih terperinci

Teori dan fungsi-fungsi dalam MS. Word 2010

Teori dan fungsi-fungsi dalam MS. Word 2010 Modul ke: Teori dan fungsi-fungsi dalam MS. Word 2010 Mahasiswa memahami teori serta fungsi-fungsi/short key yang ada dan mampu melakukan aktivitas menggunakan MS. Word 2010. Fakultas FT Nawindah, S.Kom,

Lebih terperinci

BAB 2 FASILITAS BANTU GAMBAR

BAB 2 FASILITAS BANTU GAMBAR BAB 2 FASILITAS BANTU GAMBAR 2.1 Quick Properties Quick Properties adalah fasilitas untuk menampilkan informasi properties yang terdapat pada tiap-tiap objek secara umum, sehingga bisa mempermudah untuk

Lebih terperinci

Membuat File Database & Tabel

Membuat File Database & Tabel Membuat File Database & Tabel Menggunakan MS.Office Access 2010 Database merupakan sekumpulan data atau informasi yang terdiri atas satu atau lebih tabel yang saling berhubungan antara satu dengan yang

Lebih terperinci

Pertemuan I Pengenalan MapInfo

Pertemuan I Pengenalan MapInfo Praktikum Sistem Informasi Geografi I-1 Pertemuan I Pengenalan MapInfo 1.1 Tujuan 1. Mahasiswa memahami pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) dan konsep dasar SIG. 2. Mahasiswa mengenal dan memahami

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Spesifikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk perancangan ArcGis 9.3. a. Processor Intel Pentium IV atau lebih tinggi

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk perancangan ArcGis 9.3. a. Processor Intel Pentium IV atau lebih tinggi BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Dukungan Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan untuk perancangan ArcGis 9.3 a. Processor Intel Pentium IV atau lebih tinggi b. Memory

Lebih terperinci

2. What s the name of picture or symbol in desktop which has fuction to open Program? a. toolbar b. icon c. shortcut d. menu

2. What s the name of picture or symbol in desktop which has fuction to open Program? a. toolbar b. icon c. shortcut d. menu 1. Look at the picture toolbar above, in microsoft word program this toolbar is called. a. drawing toolbar b. standart toolbar c. formatting toolbar d. table and borders toolbar 2. What s the name of picture

Lebih terperinci

VIEW. Menampilkan Data Spasial. - Mahasiswa dapat menampilkan data-data spasial dengan menggunakan software Arcview

VIEW. Menampilkan Data Spasial. - Mahasiswa dapat menampilkan data-data spasial dengan menggunakan software Arcview Arc View Documents VIEW Menampilkan Data Spasial Tujuan: - Mahasiswa dapat menampilkan data-data spasial dengan menggunakan software Arcview Pendahuluan Dengan menggunakan ArcView, kita dapat bekerja dengan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PROGRAM MS. OFFICE WORD 2007 DISUSUN OLEH YAYASAN KURNIA

MODUL PELATIHAN PROGRAM MS. OFFICE WORD 2007 DISUSUN OLEH YAYASAN KURNIA MODUL PELATIHAN PROGRAM MS. OFFICE WORD 2007 DISUSUN OLEH YAYASAN KURNIA A. MENYALAKAN KOMPUTER Pastikan Kabel Supply terhubung ke PLN, kemudian lakukan langkah sbb: 1. Nyalakan Stabilizer 2. Nyalakan

Lebih terperinci

P e n g e n a l a n 1 1. PENGENALAN. a. Sistem Informasi Geografi (SIG)

P e n g e n a l a n 1 1. PENGENALAN. a. Sistem Informasi Geografi (SIG) P e n g e n a l a n 1 1. PENGENALAN a. Sistem Informasi Geografi (SIG) Ada 3 pandangan mengenai definisi SIG, yaitu menurut pendekatan dengan sudut pandang kegunaan alat (tool box approach), pendekatan

Lebih terperinci