Dialog Dengan Narasumber
|
|
- Vera Salim
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODUL 4 Dialog Dengan Narasumber TUJUAN Memahami isu secara lebih mendalam dengan berdialog bersama pakar. Mendapatkan data-data akademis yang dibutuhkan untuk proses advokasi dengan cara menggalinya dari pakar. Mengajak peserta mendiskusikan data lapangan dengan meminta pendapat pakar. Mampu memanfaatkan data sebagai bahan advokasi. PERKIRAAN WAKTU 90 menit PERLENGKAPAN Dokumen dan data-data akademis yang dibawa Narasumber. Pastikan sudah koordinasi dengan narasumber mengenai jenis data dan metode dialog. Data-data lapangan yang dimiliki peserta.
2 BACAAN PENGANTAR UNTUK FASILITATOR Tiada Rotan Akarpun Jadi (Peribahasa Indonesia terkenal) Mengacu dari Bagan Arus Advokasi Terpadu, dalam sebuah advokasi kita perlu melengkapi diri dengan data-data akurat yang berasal dari lapangan. Data ini akan menunjukkan kondisi aktual di suatu daerah dan kenapa diperlukan suatu perubahan kebijakan untuk mengantisipasinya. Bisa dipahami di dalam pelatihan yang hanya lima hari ini tidak tersedia cukup waktu untuk melakukan riset advokasi, sehingga aktivitas riset diwakili kehadirannya dengan laporan jadi, dengan cara berdiskusi dengan narasumber/pakar. Kita memerlukan data-data dan pengetahuan untuk dibawa saat melakukan hearing dengan DPRD dan walikota/bupati. Dalam hal ini fasilitator/panitia harus sudah berkoordinasi sebelumnya dengan narasumber. Narasumber terbaik adalah jika ia berasal dari daerah itu sendiri, jumlahnya bisa lebih dari satu orang, terutama apabila kehadirannya dapat saling meperlengkapi. Riset Advokasi Dan Riset Akademis Keduanya riset dan sekaligus mengumpulkan data. Riset advokasi bertujuan membuktikan bahwa suatu kasus mema ng terjadi, sedangkan riset akademis menunjukkan bahwa sesuatu dapat terjadi. Selanjutnya silakan periksa tabel perbandingan berikut: Riset akademis Riset advokasi Tujuan Membuktikan hipotesis Membuktikan kasus Manfaat Mengembangkan teori Mendorong perbaikan kebijakan publik Isi Hipotesis Kebijakan publik Metodologi Nomotetik, objektif, tidak memihak Ideografis, subjektif, harus berpihak Pelaksana Pakar Siapapun, asalkan konstituen dilibatkan Hasil Rinci, dingin, data Singkat, popul er, angka seperlunya Sistematika Baku: hipotesis-datakesimpulan Terbalik: kesimpulan-sikap-data Penyaji Disampaikan si peneliti dengan Siapa saja, boleh humoris serius Disadur dari buku Mengubah Kebijakan Publik (Mansur Faqih, dkk)
3 Dalam workshop ini, riset advokasi saling melengkapi dengan riset akademik. Isu yang diperoleh dari hasil riset advokasi bisa ditunjang oleh pakar secara adakemis sehingga menghasilkan daya dorong kuat karena akan bersifat mendesak kepada stakeholder (isunya terbukti merupakan kepentingan publik) sekaligus sahih secara ilmiah. Pada dokumen Pre Workshop Kit yang sudah dikirimkan ke peserta sebelum pelatihan dimulai, sudah tertulis tugas bagi peserta untuk membawa data-data lapangan yang mereka miliki sesuai isu yang akan dibahas. (Contoh Pre Workshop Kit ada di lampiran akhir modul ini). Misalnya: o Jika workshopnya tentang akta kelahiran, maka datanya berupa jumlah anak yang tidak punya akta, jumlah kelahiran per bulan dan sebagainya. o Jika workshopnya mengenai Manajemen Berbasis Sekolah, maka diperlukan data berupa statistik anak sekolah, putus sekolah dan sebagainya. o Jika workshopnya mengenai ESKA (eksploitasi seksual kepada anak), maka diperlukan data jumlah korban, jenis eksploitasi, lokasi rawan dan sebagainya. Data ini akan menjadi bahan diskusi dengan narasumber yang akan dihadirkan dalam sesi ini. Sedangkan narasumber selain a memiliki data, diharapkan juga memiliki kajian akademis, data riset ilmiah, hasil simposium, dokumen pelatihan yang sudah pernah diikuti dan salinan Perda terkait di berbagai kabupaten lain atau produk hukum penunjang lainnya. Seyogyanya panitia sudah siap menggandakan data ini baik berupa hardcopy atau soft copy (cd/disket). Dengan demikian, peserta punya amunisi yang siap pakai dan sangat komprehensip dari sesi ini untuk dirumuskan menjadi isu strategis di sesi berikutnya.
4 Ringkasan Alur Sesi Topik Tujuan Alat Bantu Metode Waktu 1. Cipta Suasana Membangun suasana (state of mind). Menjelaskan tujuan sesi. 2. Dialog dengan Narasumber o Memahami isu secara lebih mendalam dengan berdialog bersama pakar. o Mendapatkan data-data akademis yang dibutuhkan untuk proses advokasi dengan cara menggalinya dari pakar. o Mengajak peserta mendiskusikan data lapangan dengan meminta pendapat pakar. o Mampu memanfaatkan data sebagai bahan advokasi. o o Data lapangan yang dibawa peserta Data akademis dan dokumen penunjang lainnya dari narasumber Kisah Ceramah 5 Dialog Kesimpulan 5
5 PROSES LENGKAP No Kegiatan Keterangan 1 Cipta Suasana Berdiri di depan, ucapkan kalimat pembukaan yang positif, hangat, apresiatif, segar dan mantap. Ajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk memancing partisipasi dan perhatian. o Misalnya Sudah membawa data yang diperlukan? Ceritakan dengan gaya berkisah lucu tentang Anekdot Workshop 3 Sesi 2 Memperkenalkan Narasumber Pada Peserta Lay out ruang Persilakan narasumber masuk di forum. dibentuk Perkenalkan narasumber dengan menceritakan kepakarannya secara informal (tidak promotif). seperti diskusi panel. Nyatakan bahwa kehadiran narasumber berisifat konsultatif dan bukan direktif. Dengan demikian narasumber tidak akan mengarahkan pada satu kesimpulan tertentu. Narasumber akan memberi pertimbangan bila ditanya, sungguhpun demikian narasumber akan berinisiatif menghentikan suatu wacana bila menurutnya sudah melenceng dari isu. 3 Dialog dengan Narasumber Bawa checklist Fasilitator memimpin dialog sebagai moderator. sesuai isu. Persilahkan narasumber membawakan topik. Fasilitator menjadi moderator tanya jawab dengan peserta. Lanjutkan sesuai waktu yang tersedia, fasilitator harus memiliki checklist, dan memastikan seluruh hal penting harus muncul dan terjawab dalam sesi dialog ini. 4 Kesimpulan CATATAN Pastikan peserta mendapatkan copy dari seluruh data yang dibawa narasumber, baik softcopy maupun hardcopy. Jika mempertukarkan data softcopy, hati-hati dengan virus yang mudah menular melalui flash disk/disket. VARIASI Jika narasumber bersedia, diminta bisa hadir lebih awal dan ikut mendengarkan pemaparan peserta di sesi sebelumnya (presentasi metaplan). Pada saat dialog, narasumber bisa menggarisbawahi atau mengomentari sesi sebelumnya tersebut.
6 LAMPIRAN-LAMPIRAN Anekdot Workshop 3 Sesi Syahdan, di suatu negara akan diadakan seminar/workshop setengah hari yang terdiri dari 3 sesi. Pembicara semuanya pakar yang terkenal dan jadwal mereka sangat sibuk. Untuk mendapatkan jadwal mereka saja perlu membooking beberapa bulan sebelumnya. Ketika tiba harinya, semua peserta yang sudah datang tak sabar menunggu kehebatan para narasumber yang sudah tersohor itu. Semuanya tenang dan diam menunggu untuk mendapatkan kejutan dan presentasi yang dahsyat. Akhirnya setelah dibuka masuklah Narasumber I yakni Profesor A. Setelah diperkenalkan beliau berdiri dan dengan suara menggel egar bertanya pada semua pesertas: Hadirin semua, apakah Anda semua sudah tahu apa yang akan kita bahas dalam sesi ini?!!! Hadirin saling berpandang-pandangan, serempak menjawab dengan keras Beluuuuuum!. Setelah ruangan senyap kembali, Profesor A itu berteriak dengan kesal Jika Anda semua tidak tahu apa yang akan kita bahas di sesi ini, untuk apa Anda hadir di sini? Saya nyatakan sesi ini sudah selesai!!!! Bergegas profesor yang teramat sibuk itu pergi keluar ruangan sambil bersungut-sungut. Peserta terkejut bukan kepalang, mereka saling berpandangan dengan tatapan saling menyalahkan. Ributlah kelas seketika seperti pasar pecah selama dua jam tersebut. Setelah dua ja m, masuklah Profesor B. Ia tidak terlihat galak seperti profesor yang sebelumnya, justru ia kelihatan ramah sekali. Setelah diperkenalkan beliau berdiri dan dengan suara lembut bertanya pada semua pesertas: Hadirin semua, apakah Anda semua sudah tahu apa yang akan kita bahas dalam sesi ini?!!! Hadirin kembali saling berpandang-pandangan, karena takut salah seperti sesi pertama, maka sontak mereka menjawab dengan penuh k eyakinan Sudaaaaaah!. Setelah ruangan senyap kembali, Profesor B itu tersenyum dengan sangat ramah dan berkata lembut, Jika Anda semua sudah tahu apa yang akan kita bahas di sesi ini, untuk apa lagi saya hadir disini? Saya nyatakan sesi ini sudah selesai... Perlahan profesor yang menyenangkan itu pergi keluar ruangan sambil tersenyum-senyum. Peserta makin terkejut habis-habisan. Mereka saling berpandangan dengan tatapan yang terlebih saling menyalahkan. Makin gaduhlah kelas seketika seperti pasar pecah yang sedang digusur tramtib selama dua jam. Akhirnya ruangan kembali senyap, saat tanda-tanda profesor ketiga mau datang. Kemudian masuklah Profesor C. Kali ini nampaknya seseorang yang kocak berdiri di depan tidak seperti kedua profesor sebel umnya. Setelah diperkenalkan beliau berdiri dan dengan suara menyenangkan bertanya pada semua peserta:
7 Hadirin semua, apakah Anda semua sudah tahu apa yang akan kita bahas dalam sesi ini?!!! Kali ini hadirin betul-betul pusing. Mereka kembali saling berpandangan dan berbisik-bisik hingga agak gaduh. Berangkat dari kesalahan di kedua sesi sebelumnya, mereka betul-betul tak tahu harus menjawab apa. Akhirnya dengan suara konyol namun tegas kembali profesor ini bertanya pada peserta: Hadirin semua, apakah Anda semua sudah tahu apa yang akan kita bahas dalam sesi ini? Tolong segera dijawab nih!! Karena tidak kompak, beberapa dari mereka berteriak Beluuum dan sebagian lain menjawab Sudaaaaaah!. Setelah ruangan senyap kembali, Profesor C itu tersenyum lucu dan berkata penuh nada konyol. Jika sebagian dari Anda sudah tahu apa yang akan kita bahas di sesi ini, sedangkan sebagiannya belum, maka silahkan yang sudah tahu memberi tahu kepada yang belum tahu. Jadi untuk apa lagi saya hadir disini? Saya nyatakan sesi ini sudah selesai... Sambil berkata demikian ia ngeloyor ke luar ruangan... Checklist Moderator NO PERI HAL CATATA N SEBELUM ACARA 1 Apakah semua peserta sudah membawa data lapangan? 2 Apakah data akademis dan dokumen pendukung sudah digandakan? 3 Apakah Narasumber sudah mengetahui fungsi dan perannya dalam sesi ini? SAAT ACARA 1 Informasikan pada semua peserta dan narasumber mengenai pembagian waktu untuk sesi ini. B erapa menit bagi narasumber dan berapa menit untuk peserta dialog. 2. Apakah peserta sudah terlihat mengerti esensi isu? 3 Apakah dampak negatif dari isu sudah cukup dibahas? 4 Apakah fakta lapangan sudah dikomentari narasumber?
8 5 Apakah konsep akademis sudah dimengerti peserta (penggunaan istilah, jargon, statistik baku, formula dan lain-lain). 6 Apakah hirarki kerangka hukum yang menyangkut isu sudah diulas (Dari UUD, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Surat Keputusan dan lain-lain. 7 Apakah hal-hal yang menyangkut kepentingan regional sudah tersedia/diulas (provinsi)? 8 Apakah hal-hal dan konsideran yang menyangkut kepentingan nasional sudah tersedia/diulas? 9 Apakah hal-hal dan konsideran yang menyangkut kepentingan internasional sudah tersedia/diulas? 10 Apakah ada kliping media atau dokumen lain pendukung yang harus di prioritaskan? 11 Apakah sisi strategis isu sudah dibahas? o Aktualitas o Urgensi masalah o Relevansi dengan hal lain o Dampak positif pada masyarakat o Kesesuaian dengan visi misi o Pelibatan banyak pihak o Sensitivitas isu. 12 Apakah pernah ada upaya advokasi sebelunya di daerah ini? o Jika ya, apa hasilnya? 13 Siapakah tokoh-tokoh penting di DPRD, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat yang perlu dilibatkan dalam isu ini?
90 menit DIALOG DENGAN NARASUMBER TUJUAN PERKIRAAN WAKTU PERLENGKAPAN
04 DIALOG DENGAN NARASUMBER TUJUAN Memahami isu secara lebih mendalam dengan berdialog bersama pakar. Mendapatkan data-data akademis yang dibutuhkan untuk proses advokasi dengan cara menggalinya dari pakar.
Lebih terperinciPERUMUSAN ISU STRATEGIS. 120 menit
05 PERUMUSAN ISU STRATEGIS TUJUAN Menunjukkan bahwa isu tidak tersedia dalam bentuk jadi sehingga harus dipilih dan diolah. Menunjukkan bagaimana mengembangkan isu strategis dengan mendayagunakan daftar
Lebih terperinciPerumusan Isu Strategis
MODUL 5 Perumusan Isu Strategis TUJUAN Menunjukkan bahwa isu tidak tersedia dalam bentuk jadi sehingga harus dipilih dan diolah. Menunjukkan bagaimana mengembangkan isu strategis dengan mendayagunakan
Lebih terperinciMODUL 15. Simulasi Hearing. TUJUAN Menguj i coba pemahaman tentang mekanisme hearing. Memperbaiki kekurangan dalam melakukan persiapan hearing.
MODUL 15 Simulasi Hearing TUJUAN Menguj i coba pemahaman tentang mekanisme hearing. Memperbaiki kekurangan dalam melakukan persiapan hearing. PERKIRAAN WAKTU 120 menit PERLENGKAPAN Daftar Periksa Hearing
Lebih terperinciREVIEW HASIL HEARING DENGAN EKSEKUTIF
19 REVIEW HASIL HEARING DENGAN EKSEKUTIF TUJUAN Menggali fakta-fakta selama hearing. Mengidentifikasi faktor yang menunjang keberhasilan dan faktor yang masih perlu ditingkatkan dalam melakukan hearing.
Lebih terperinciPRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF
18 PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF TUJUAN Mengalami hearing dalam situasi yang sebenarnya. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk mendukung penyusunan PERDA. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk perbaikan
Lebih terperinciPraktak Hearing Dengan Eksekutif
MODUL 18 Praktak Hearing Dengan Eksekutif TUJUAN Mengalami hearing dalam situasi yang sebenarnya. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk mendukung penyusunan PERDA. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk
Lebih terperinciReview Hasil Hearing Dengan Eksekutif
MODUL 19 Review Hasil Hearing Dengan Eksekutif TUJUAN Mengga li fakta-fakta selama hearing. Mengidentifikasi faktor yang me nunjang keberhasilan dan faktor yang masih perlu ditingkatkan dalam melakukan
Lebih terperinciRENCANA KERJA TINDAK LANJUT (RKTL)
22 RENCANA KERJA TINDAK LANJUT (RKTL) TUJUAN Memahami prinsip SMART dan WFO dalam perumusan rencana kerja tindak lanjut. Membuat Rencana Kerja sebagai Tindak Lanjut Kegiatan. Advokasi untuk mengawal hasil
Lebih terperinciRencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL)
MODUL 22 Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) TUJUAN Memahami prinsip SMART dan WFO dalam perumusan rencana kerja tindak lanjut. Membuat Rencana Kerja sebagai Tindak Lanjut Kegiatan. Advokasi untuk mengawal
Lebih terperinciPRAKTEK HEARING DENGAN LEGISLATIF
16 PRAKTEK HEARING DENGAN LEGISLATIF TUJUAN Mengalami hearing dalam situasi yang sebenarnya. Menghasilkan komitmen Legislatif untuk penyusunan Perda. Mendapatkan komitmen aksi yang spesifik terutama dari
Lebih terperinci90 menit MENGEMAS ISU ANAK DENGAN FRAMING DAN REFRAMING TUJUAN PERKIRAAN WAKTU PERLENGKAPAN
10 MENGEMAS ISU ANAK DENGAN FRAMING DAN REFRAMING TUJUAN Berlatih cara memberi makna (frame & reframe) pada isu tentang Anak. Menerapkan keterampilan framing & reframing dalam rangka advokasi. PERKIRAAN
Lebih terperinciBAGIAN-BAGIAN LAIN BAGAN ARUS ADVOKASI TERPADU
21 BAGIAN-BAGIAN LAIN BAGAN ARUS ADVOKASI TERPADU TUJUAN Meninjau ulang bagan Alur Advokasi Terpadu secara keseluruhan. Mempelajari keterkaitan antar masing-masing komponen yang ada. Mempelajari komponen-komponen
Lebih terperinciPembahasan Negosiasi
MODUL 7 Pembahasan Negosiasi TUJUAN Mengenali tahap-tahap negosiasi. Mampu mempersiapkan negosiasi, mencari informasi, merumuskan siapa lawan. Membedakan negosiasi dan lobby. Melihat kesamaan tahap-tahap
Lebih terperinciBagian-bagian Lain Bagan Arus Advokasi Terpadu
MODUL 21 Bagian-bagian Lain Bagan Arus Advokasi Terpadu TUJUAN Meninjau ulang bagan Alur Advokasi Terpadu secara keseluruhan. Mempelajari keterkaitan antar masing-masing komponen yang ada. Mempelajari
Lebih terperinciPraktak Hearing Dengan Legislatif
MODUL 16 Praktak Hearing Dengan Legislatif TUJUAN Mengalami hearing dalam situasi yang sebenarnya. Menghasilkan komitmen Legislatif untuk penyusunan PERDA. Mendapatkan komitmen aksi yang spesifik terutama
Lebih terperinciBUKU 4 MENDENGARKAN (DALAM MEMFASILITASI) TEKNIK BERTANYA/ MENDENGARKAN
(DALAM MEMFASILITASI) 1 61 1 62 BAB 3 Teknik Bertanya/ Mendengarkan (Dalam Memfasilitasi) Banyak orang berpikir bahwa yang paling diperlukan fasilitator adalah keterampilan berbicara di depan orang banyak.
Lebih terperinciPROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM
Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S. M.Ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pendahuluan
Lebih terperinciMengemas Isu Anak dengan Framing dan Reframing
MODUL 10 Mengemas Isu Anak dengan Framing dan Reframing TUJUAN Berlatih cara memberi makna (frame & reframe) pada isu t entang Anak. Menerapkan keterampilan framing & reframing dalam rangka advokasi. PERKIRAAN
Lebih terperinciMODUL 11. Advokasi Media TUJUAN
MODUL 11 Advokasi Media TUJUAN Mengerti peran media dalam proses advokasi isu. Memahami tujuan advokasi media yakni membuat media menjadi peka isu, melakukan pemberitaan yang ramah anak serta mau ambil
Lebih terperinciTEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH.
TEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng. bambangsulistyo@yahoo.com PENDAHULUAN Kata moral atau moralitas sering digunakan secara sinonim dengan kata
Lebih terperinciMedia Relations. Wawancara Media. Anindita, S.Pd, M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relations
Media Relations Modul ke: Wawancara Media Fakultas Ilmu Komunikasi Anindita, S.Pd, M.Ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Menjadi nara sumber di media merupakan suatu hal
Lebih terperinciMODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE
Lampiran 8 MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE 2009.33.032 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Lebih terperinciBACAAN PENGANTAR UNTUK FASILITATOR. Mengapa Awal Suatu Pelatihan Sangat Penting. 2. Gaining trust. 3. Icebreaking
BACAAN PENGANTAR UNTUK FASILITATOR Mengapa Awal Suatu Pelatihan Sangat Penting Seorang fasilitator yang berpengalaman sudah pasti akan menginvestasikan waktu dan tenaganya untuk memastikan awal suatu pelatihan
Lebih terperinciKetrampilan Memfasilitasi dan Mendengarkan
. Sesi Kedua Ketrampilan Memfasilitasi dan Mendengarkan Handout Akatiftas 1 : MENDENGARKAN dan BERBICARA: SANDIWARA (1 jam) Topik Yang Mungkin: Bercerita tentang pengalaman memancing yang paling berkesan
Lebih terperinciPdt Gerry CJ Takaria
Pembukaan yang tidak efektif dapat menghambat keseluruhan khotbah Anda Pembukaan yang tidak tepat atau tidak memikat dapat membuat audiens bosan, mengantuk atau bahkan tertidur Sebaliknya jika pendahuluan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciPencarian Bilangan Pecahan
Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan
Lebih terperinciBAB 1: ORIENTASI PELATIHAN
BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN Pokok Bahasan Perkenalan dan Kontrak Belajar Langkah-langkah Fasilitasi Perkenalan Langkah-langkah Fasilitasi Kontrak Belajar Penulis Muchtadlirin Penyelia Tulisan Fahsin M.
Lebih terperinciSEMINAR LABORATORIUM KEPEMIMPINAN DIKLAT PIM IV
SEMINAR LABORATORIUM KEPEMIMPINAN DIKLAT PIM IV Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat; Rencana Pembelajaran; Bahan Ajar; Bahan Tayang. PUSDIKMIN LEMDIKLAT http://www.pusdikmin.com Diklat Kepemimpinan
Lebih terperinciPB 1. Visi Undang-undang Desa
PB 1 Visi Undang-undang Desa SPB 1.1. Visi Perubahan Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Mampu menjelaskan visi UU Desa tentang perubahan desa yang maju, kuat, mandiri, berkeadilan
Lebih terperinciUPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN
International Labour Organization UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK PEDOMAN UNTUK PENDIDIK Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Bekerja sama dengan Proyek
Lebih terperinciMembangun Ketrampilan Memfasilitasi
Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Fasilitasi menjelaskan proses membawa satu kelompok melalui cara pembelajaran, atau berubah dengan cara yang mendorong semua anggota kelompok tersebut, untuk berpartisipasi.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Secara umum kebiasaan menonton sinetron di SMP Negeri 5 Bandung
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Secara umum kebiasaan menonton sinetron di SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 berada pada kategori tinggi. 2. Secara umum kebiasaan belajar siswa
Lebih terperinciAlifia atau Alisa (2)
Alifia atau Alisa (2) Dari suratku yang satu ke surat yang lainnya, dari pesan melalui media yang terhubung kepadanya semua sia-sia. Hingga lebih dua bulan aku menanti, tapi sepertinya perempuan ini bagaikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 4 SDN Salatiga 09. Total jumlah siswa di kelas 4 berjumlah 38 siswa, dengan total
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Tanpa bahasa manusia tidak mungkin dapat berinteraksi,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk satu
Lebih terperinciReview Hasil Hearing dan Penyesuaian Ulang
MODUL 17 Review Hasil Hearing dan Penyesuaian Ulang TUJUAN Mengga li fakta-fakta selama hearing. Mengidentifikasi faktor yang me nunjang keberhasilan dan faktor yang masih perlu ditingkatkan dalam melakukan
Lebih terperinciMODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK
MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK 00 LATAR BELAKANG Social Mapping, Pemetaan Sosial atau Pemetaan Masyarakat yang dilakukan oleh anak dimaksudkan sebagai upaya anak menyusun atau memproduksi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Sekolah Dasar Negeri Dukuh 02 Salatiga. Penelitian ini rancang dengan menggunakan tahap-tahap penelitian seperti
Lebih terperinciIFA HANIFAH MISBACH, S.Psi, Psikolog UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
IFA HANIFAH MISBACH, S.Psi, Psikolog UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Interview merupakan salah satu alat ukur untuk memperoleh informasi antara dua orang yang dilakukan dengan cara dua arah di dalam melakukan
Lebih terperinciANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit.
Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit Pengantar: ANALISA KOMUNITAS Aktivitas belajar ini tepat diberikan kepada kelompok yang mau menyusun rencana kegiatan atau yang mau memfasilitasi perencanaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi
Lebih terperinciMODUL PENULISAN KERTAS KERJA
MODUL PENULISAN KERTAS KERJA PUSDIKLAT APARATUR BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN 2013 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i A. Deskripsi Singkat... 1 B. Tujuan Pembelajaran... 1 C. Pokok Bahasan dan Sub
Lebih terperinciLAMPIRAN A SKALA PENELITIAN
54 LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN 55 No. Jurusan Semester Pekerjaan : : : : PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Skala ini terdiri dari 2, skala yang pertama berjumlah 30 item dan skala yang kedua berjumlah 42 item.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan
Lebih terperinciDEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C05 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT PS 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat Harapan dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam penelitian ini diamati tentang penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi SPLDV kelas
Lebih terperinciTips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP. Abstrak
Tips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat Oleh: Wakhyudi Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP Abstrak Dalam proses belajar mengajar, terdapat berbagai dinamika yang dialami, baik oleh widyaiswara maupun
Lebih terperinciBab II Pengembangan Area Emosional
Bab II Pengembangan Area Emosional Kompetensi Akhir 1. Mampu menentukan sikap dan gaya hidup serta merencanakan masa depan dan pekerjaannya. Kompetensi Dasar 1. Mampu berkomunikasi dengan orang tua dan
Lebih terperinciKategori Frekuensi Persentase (%) 1. < 65 Tidak Tuntas 6 23, Tuntas 20 76,92 Jumlah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 04 Salatiga. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan tahap-tahap penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang menjadikan peserta
Lebih terperinciPROMOSI KESEHATAN. P. Lutfi Ghazali 1/22/2016
PROMOSI KESEHATAN P. Lutfi Ghazali 1 1/22/2016 Promosi Kesehatan bagian dari Pemasaran Sosial PROMOSI KESEHATAN PEMASARAN SOSIAL 2 1/22/2016 PERBEDAAN PEMASARAN SOSIAL DENGAN PEMASARAN KOMERSIAL Pemasaran
Lebih terperinci1 R u b r i k P e n i l a i a n
1 R u b r i k P e n i l a i a n RUBRIK PENILAIAN 1. Presentasi 1. Komunikasi Komunikasi lancer dan baik Komunikasi sedang ada komunikasi 2. Sistematika penyampaian Penyampaian sistematis Penyampaian kurang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Manjilala
PENDAHULUAN Manjilala www.gizimu.wordpress.com PENDAHULUAN Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan
Lebih terperinciEpidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini
Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Pedoman Fasilitator Tentang pedoman ini Pedoman ini memuat informasi untuk membantu fasilitator mempersiapkan dan menyampaikan pelatihan mengenai Epidemiologi Lapangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media yang paling mudah dijangkau oleh berbagai kalangan, baik kalangan atas, menengah, maupun kalangan bawah. Harga televisi yang ramah di kantung
Lebih terperinciHow to Create Excellent Presentation? Stella Averil, S.Psi
How to Create Excellent Presentation? Stella Averil, S.Psi Peserta diharapkan mampu: Memahami pentingnya tujuan presentasi hingga dapat mempraktekkan cara membuat tujuan presentasi Memahami teknik menyusun
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil A. Paparan Data Pra Tindakan Observasi awal dilakukan pada hari Senin, 18 Januari 2010. Tindakan tersebut dengan mengadakan pertemuan dengan wakil kepala sekolah
Lebih terperinciKETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 21/TAP/DPM UI/IV/2015
KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 21/TAP/DPM UI/IV/2015 TENTANG MEKANISME LANJUTAN PEMILIHAN KETUA PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA
Lebih terperinciPENINGKATAN SUMBER DAYA PENELITI PERGURUAN TINGGI DALAM PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL (PENELITIAN) TAHUN 2012
PANDUAN PELAKSANAAN PENINGKATAN SUMBER DAYA PENELITI PERGURUAN TINGGI DALAM PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL (PENELITIAN) TAHUN 2012 Tanggal...[Diisi dengan : Tanggal Bulan] 2012 Kampus [Diisi dengan : Nama
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh
Lebih terperinciPsikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi
MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:
Lebih terperinciKETERAMPILAN NEGOSIASI
MODUL 04 KETERAMPILAN NEGOSIASI 10 JP ( 450 menit) Pengantar Modul keterampilan negosiasi dibahas dengan tujuan agar peserta pelatihan memahami dan terampil melakukan negosiasi. Standar Kompetensi Memahami
Lebih terperinciPengemasan Pesan Dengan NLP
MODUL 9 Pengemasan Pesan Dengan NLP TUJUAN Memahami bahwa makna itu tidak bersifat obyektif (mel ekat pada event) melainkan subyektif (diciptakan oleh subjek). Memahami bahwa perbedaan pendapat adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini karena fungsi bahasa yang
Lebih terperinciMei 2017 Undangan Doa Topik: Formasi Spiritual Menyediakan Ruang Bagi Tuhan 11 Mei 2017
Mei 2017 Undangan Doa Topik: Formasi Spiritual Menyediakan Ruang Bagi Tuhan 11 Mei 2017 Bergabunglah bersama YWAMers di seluruh dunia dalam berdoa dan mendengar dari Tuhan. Ia telah mengundang Anda! Menyediakan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Total Quality Teaching dan Gaya Kepemimpinan Orang Tua memiliki pengaruh yang signifikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal 1. Observasi Sebelum melaksanakan proses penelitian, dilakukan observasi pengambilan dan pengumpulan data dan informasi tentang subjek penelitian.
Lebih terperinciPB 5. Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat
PB 5 Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat SPB 5.1 Peran Masyarakat Dalam Musyawarah Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Mampu menjelaskan Musyawarah Desa sebagai bentuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Pasundan 1 Cianjur yang beralamat di Jalan Pasundan No. 31 Telp (0263) 271602 Cianjur 43281. Adapun subjek
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa produk hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN ETIKA DAN ESTETIKA BERBAHASA INDONESIA DALAM FORUM ILMIAH 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Forum ilmiah merupakan suatu kegiatan yang lazim dilakukan oleh mahasiswa dalam dunia ilmiahnya. Kegiatan ini dilakukan untuk membicarakan mengenai informasi ilmiah.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN
Lebih terperinciMEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA
MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA PANDUAN PELAKSANAAN: MEMBUKA DATA DARI BAWAH Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan
Lebih terperinciMembuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA
Membuka Data dari Bawah Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses Panduan Pelaksanaan 25 Agustus 2015 JAKARTA Panduan Pelaksanaan: Membuka Data dari Bawah Tujuh Langkah untuk Membuka Data
Lebih terperinciBAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS
BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbincangan, sehingga acara tersebut tidak terkesan monoton. Menurut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Talk Show Talk Show merupakan salah satu program acara yang melakukan perbincangan, sehingga acara tersebut tidak terkesan monoton. Menurut Naratama, talk show yaitu program
Lebih terperinciPELAKSANAAN FORUM SKPD RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
LAMPIRAN III : PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 60 TAHUN 2012 TANGGAL : 27 Desember 2012 TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD),
Lebih terperinciTata cara pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah (DKT)
Tata cara pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah (DKT) Disampaikan pada perkuliahan Pengembangan Masyarakat di FKM USU Senin/Tanggal 26 Mei 2014. Pelaksanaan FGD/DKT perlu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciMODUL 1. Pembukaan Pelatihan TUJUAN
MODUL 1 Pembukaan Pelatihan TUJUAN Membuka secara resmi pelatihan. Membawa state of mind peserta ke situasi pelatihan yang menyenangkan dan membangkitkan rasa ingin tahu. Membangun championship dari modul.
Lebih terperincitidak akan pernah mau dengan sengaja menceritakan rahasia itu kepada orang lain.
PLEGMATIS Orang phlegmatis adalah tipe orang yang paling menyenangkan untuk dijadikan kawan. Berlawanan dengan orang koleris yang keras dan sangat menuntut, orang phlegmatis adalah orang yang manis, tidak
Lebih terperinci55% Bahasa tubuh 25% Alat bantu audio-visual 30% Suara 38%
. Sesi Kelima Ketrampilan Dasar Menyampaikan dan Mengenali Isyarat Non-Verbal Handout Apa yang diingat pendengar: Teori Albert Mehrabian Efek visual 55% Katakata Bahasa tubuh 25% Alat bantu audio-visual
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Paparan Data Pra Tindakan Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang. Selanjutnya,
Lebih terperinciSEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG
UKBM BIN-3.6/4.6/1/6 BAHASA INDONESIA PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG UNIT KEGIATAN BELAJAR BIN 3.6/4.6/1/6 MENDAUR TEKS ANEKDOT Kompetensi Dasar 3.6
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama sekolah : SD NEGERI CIPETE 1. Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Mei 2014
69 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama sekolah : SD NEGERI CIPETE 1 Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V/2 Alokasi waktu : 2 x 35 Menit Pertemuan : 1 Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Mei
Lebih terperinciPERTEMUAN 18 PRESENTASI ILMIAH
PERTEMUAN 18 PRESENTASI ILMIAH A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai presentasi ilmiah. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 18.1. Menjelaskan presentasi ilmiah 18.2. Menjelaskan
Lebih terperinciPengertian Komentar. Unsur-Unsur Diskusi. Materi. Manusia, sebagai pelaksana. Terdiri dari moderator, notulis, peserta dan pemakalah/penyaji
Pengertian Komentar Pendapat seseorang dalam sebuah diskusi tentu akan mengundang reaksi dari peserta lain. Reaksi tersebut merupakan komentar/tanggapan yang dapat berupa persetujuan ataupun penolakan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan penilaian. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa
Lebih terperinciPEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL
Pelatihan Tutor TTM 2015 PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL Tujuan Latihan Pembelajaran Aktif
Lebih terperinciDINAMIKA PEMBELAJARAN
DINAMIKA PEMBELAJARAN Kamalasari 1* dan Eli Rohaeti 2 1 LPMP Kalimantan Tengah *Nidya_unpar@yahoo.co.id (0536)3237124 2 Jurdik Kimia FMIPA UNY Abstrak Saat ini pembelajaran yang berkualitas tidak lagi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya
Lebih terperinciPB 9. Pemberdayaan Masyarakat Desa
PB 9 Pemberdayaan Masyarakat Desa SPB 9.1. Analisis Sosial Ketidakberayaan Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Melakukan analisis sosial untuk mengidentifikasi faktor-faktor
Lebih terperinci