PERANCANGAN SISTEM PENGGERAK KROMATOGRAFI ANULAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN SISTEM PENGGERAK KROMATOGRAFI ANULAR"

Transkripsi

1 PERANCANGAN SISTEM PENGGERAK KROMATOGRAFI ANULAR Setyo Atmojo Pusat Teknologi Akselerator an Proses Bahan-BATAN Yogyakarta ABSTRAK ABSTRAK PERANCANGAN SISTEM PENGGERAK KROMATOGRAFI ANULAR. Telah ilakukan Perancangan sistem penggerak kromatografi anular beriameter tabung luar 195 mm an tinggi 500 mm alat ini igunakan untuk proses pemisahan Hf (hafnium) ari Zr (zirconium) untuk menapatkan Zr nuclear grae. Pekerjaan perancangan ini untuk menentukan aya motor an sistem transmisi aya yang igunakan untuk menapatkan 8 tingkat kecepatan putar ari 20 rpm sampai engan 300 rpm. Sistem Transmisi aya igunakan sabuk V an roa gigi ulir cacing, poros transmisi itumpu bantalan gelining jenis bola. Hasil perancangan iperoleh ata sebagai berikut : motor listik penggerak 1 Hp 1500 rpm, transmisi aya menggunakan sabuk V engan 2 tingkat reuksi an puli bertingkat, menggunakan transmisi roa ulir cacing engan angka reuksi 15, iameter poros 40 mm, tumpuan poros menggunakan bantalan bola jenis 08ZZ an 6006ZZ putaran kerja kromatografi 20, 30, 45, 75, 80, 120, 180, an 298 rpm. Kata kunci: Zirkonium, Hafnium, KromatografiKata ABSTRACT THE DESIGNING OF AN ANNULAR CHROMATOGRAPHY MOTOR SYSTEM. The esign of an anular chromatography with 195 mm of outer iameter of tube an 500 mm of height has been one. This instrument will be use to separate the Hf (hafnium) from Zr (zirconium), so it will be got of Zr nuclear grae. The esign consist of etermination of motor an transmission power in orer of 8 steps of angular spees from 20 rpm until 300 rpm. For power transmission, it use a V belt, worm wheel, an transmission shaft supporte by ball bearing. Its foun that the ata of riving system are 1 HP, 1500 rpm of motor, power transmission use V belt with 2 reuction steps an cascae pully, an also use worm wheel with 15 of a reuction number, an 40 mm of shaft iameter, transmission shaft use a ball bearing type 08ZZ an 6006 ZZ, the chromatography work rotation are 20, 30, 45, 75, 80, 120 an 298 rpm, respectively. Key wor: Zirconium, Hafnium, Chromatography \ STTN-BATAN & PTAPB BATAN 402 Setyo Atmojo

2 PENDAHULUAN Zirkonium aalah bahan yang baik untuk imanfaatkan alam inustri nuklir karena mempunyai tampang lintang absorpsi netron yang renah, juga mempunyai sifat ketahanan fisis an kimia yang tinggi, sehingga berpotensi untuk menggantikan fungsi silikon alam SiC ari partikel terlapis (coate particle) untuk bahan bakar Reaktor Gas Suhu Tinggi (RGST). Unsur zirkonium selalu bersamaan engan unsur hafnium. Zirkonium an hafnium mempunyai sifat kimia yang sama namun mempunyai sifat fisisyang berbea yaitu paa tampang lintang inti. Tapang lintang Zr aalah 0,10 barn seangkan Hf 600 kali ari Zr alam mengabsorbsi neuton termal. Di alam teknologi nuklir, igunakan Zr yang menganung Hf sekecil mungkin yaitu kurang ari 100 ppm, untuk menghinari absorbsi neutron termal Hf yang tinggi, sehingga Zr harus ipisahkan ari Hf. Telah banyak metoe pemisahan Zr-Hf untuk menghasilkan Zr nuclear graeiantaranya : solvent extraction, ion-exchange, kromatografi ll. Metoe pemisahan engan kromatografi anular sering isebut Continuous Annular Chromatography (CAC) aalah pemisahan molekul berasarkan paa perbeaan afinitas kearah asorben yang ipengaruhi oleh eluat, kecepatan alir umpan, kecepatan putar an faktor retensi sehingga komponen apat itampung an imurnikan paa posisi yang berbea paa hasil keluaran kolom Untuk kegiatan penelitian Zirkonium, Pusat Teknologi Akselerator an Proses Bahan PTAPB- BATAN merencanakan membuat alat kromatografi anular engan ukuran iameter tabung luar 190 mm an tinggi 500 mm, menggunakan sistem penggerak i bawah tabung. Untuk pembuatan alat tersebut terlebih ahulu ilakukan kegiatan perancangan, paa kegiatan penelitian ini ilakukan perancangan paa sistem penggerak engan 8 tingkat kecepatan, terenah 20 rpm an tertinggi 300 rpm. TEORI ATAU METODE 1. Transmisi aya Untuk menggerakkan suatu peralatan iperlukan alat penggerak salah satunya aalah motor listrik. Untuk mentransmisikan aya an untuk mengatur kecepatan putaran sesuai yang iharapkan apat igunakan peralatan antara lain: transmisi roa gigi, transmisi sabuk V, poros transmisi, transmisi kopling, an transmisi roa cacing. [2] 2. Poros transmisi Poros merupakan bagian yang penting ari setiap mesin yang bergerak, poros aya iklasifikasikan menurut bebannya sebagai berikut : poros transmisi, spinel, an ganar. Poros transmisi meneruskan aya engan beban murni ataupuntir an lentur.kekuatan poros yang menerima beban lentur murni apat ihitung engan persamaan berikut [2] : M 0,1 3 bi... Keterangan ; M : momen (kg mm), : iameter poros (mm), bi : tegangan lentur ijin (kg/mm 2 ) Besarnya momen yang bekerja apat ihitung enganpersamaan berikut [3] : M = P x L... Keterangan : M : momen (kg mm), P: beban (kg), L : jarak gaya (mm) Kekuatan lentur yang iijinkan untuk berbagai jenis baja isajikan paa Tabel 1 [2] : Gambar 1. Skema kromatografi anular [1] Konstruksi kromatografi anular ari sistem penggeraknya aa 2 macam, yaitu penggerak terletak i atas tabung an sistem penggerak terletak i bawah tabung. Keuntungan penggerak i bawah tabung aalah muah pemasangannya an muah perawatannya. Tabel 1. Tegangan lentur ijin [2] Setyo Atmojo 403 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN

3 Bahan bi alam kg/cm 2 Baja St 60 s/ St 70 Baja St 50 Baja St Bantalan Gelining 600 s/ s/ Bantalan aalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban sehingga putaran atau gerak bolak-balik berlangsung secara halus, aman, an panjang umur pemakaiannya. Bantalan apat iklasifikasikan menjai ua yaitu bantalan gelining an bantalan luncur, bantalan gelining gesekan sangat kecil an sistem pelumasan sangat seerhana. Paa bantalan gelining saat bekerja terjai kerugian aya akibat gesekan rol seperti isajikan paa Gambar 2 Besarnya momen gesekan rol untuk bantalan gelining apat itentukan engan persamaan [3] : MR = ( Q).f.m/D 1... engan : MR : momen gesekan rol ( kg mm), Q : jumlah beban yang bekerja (kg) F : lengan tuas (mm) m: iameter jarak elemen gelining (mm) D 1 : iameter elemen gelining (mm) Besarnya aya gesekan aalah apat ihitung engan persamaan [4] : N R = M R.. (4) engan : N R : aya gesekan rol (kg m/et) : kecepatan suut tiap etik (ra) Untuk mencegah kerusakan akibat kenaikan temperatur oleh faktor kecepatan yang tinggi, bantalan bola ibatasi oleh harga.n yaitu perkalian iameter alam engan putaran tiap menit n (rpm). a) Bantalan Tabel 2. Batas.n. [2].n Bantalan engan sarangan baja Bantalan engan sarangan perunggu Kapasitas bantalan gelining aa ua macam yaitu kapasitas nominal inamis spesifik C an kapasitas statis spensifik C o. Untuk bantalan yang bekerja engan berputar iperhitungkan terhaap harga C, seangkan untuk bantalan yang bekerja relatif iam iperhitungkan terhaap harga Co. b) Gambar 2. Gesekan rol, a) iantara ua jalur, b) untuk bantalan cincin STTN-BATAN & PTAPB BATAN 404 Setyo Atmojo

4 Nomor bantalan ua sekat Ukuran luar D B π Tabel 3. Kapasitas Bantalan Gelining [5] Kapasitas nominal inamis spesifik C (kg) Kapasitas nominal statis spesifik Co (kg) 6006 ZZ , ZZ , ZZ , ZZ , Transmisi Sabuk V Transmisi sabuk V aalah transmisi aya meneruskan momen antara ua poros yang jaraknya relatif jauh engan perbaningan putaran 1/1 sampai 7/1. Jenis an ukuran sabuk seperti tersaji paa Gambar 3, an iagram pemilihan sabuk tersaji paa Gambar 4. Gambar 3. Jenis ukuran penampung sabuk V [5] Pengaturan transmisi aya sabuk V ilakukan engan menggunakan pasangan puli bertingkat seperti isajikan paa Gambar 5, Gambar 4. Diagram pemilihan sabuk V [5] puli 2 menyatu engan puli 3, puli 1 menggerakkan puli 2, puli 3 menggerakkan puli 4. Setyo Atmojo 405 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN

5 Gambar 5. Rangkaian transmisi sabuk V Untuk rangkaian puli seperti Gambar 5 besarnya reuksi i apat ihitung engan persamaan berikut: n n 1 4 i i i 1 2 p2 p1 p4 p3 1 U engan : n 1 = putaran puli penggerak p 2 = iameter puli 2 n 2 = putaran puli 4 p 3 = iameter puli 3 p1 = iameter puli 1 p 4 = iameter puli 4 ; 1 U (5) i 5. Roa gigi ulir cacing Transmisi aya jenis roa gigi ulir cacing teriri batang poros berulir an roa berulir seperti tertera paa Gambar 6. Keuntungan tranmisi ini kerjanya halus, serta memungkinkan perbaningan transmisi yang besar sampai engan 1:200. Rangkaian roa gigi cacing untuk menurunkan putaran paa umumnya telah iisain alam bentuk unit lemari roa gigi atau gear boxs. Dipasaran terseia gear boxs engan reuksi seperti: 10,15,20,25,30,40,50,60 engan berbagai kapasitas aya. Keterangan : 1. Poros berulir 2. Roa berulir Gambar 6.Transmisi roa cacing [2] HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Data Perhitungan Sistem Kromatografi Anular yang irancang teriri ari : tabung, poros transmisi, bantalan, transmisi sabuk V, gear boxs, kopling, an motor listrik; bahan tabung,stainless stell 304, berat jenis = 7,6 kg/m 3 Ukuran tabung : Diameter tabung luar D 1 = 190 mm, tebal t 1 = 8 mm Diameter tabung alam D 2 = 140 mm,tebal t 2 = 6 mm Diameter flenies atas D 3 = 250 mm, tebal t 3 = 28 mm STTN-BATAN & PTAPB BATAN 406 Setyo Atmojo

6 Diameter flenes bawah D4= 220 mm, tebal t3= 28 mm Tinggi tabung H = 500 mm Keterangan: 1. Tabung kromatografi anular 2. Bantalan gelining 3. Poros transmisi 4. Puli poros transmisi 5. Puli antara 6. Puli penggerak 7. Gear boxs 8. Kopling 9. Motor listrik Gambar 7. Rangkaian transmisi aya paa kromatografi anular 1. Perhitungan berat tabung an isi a. Berat tabung luar Luas tabung A 1 = π.d 1.H = 3,14 x 1,9 x 5 = 29,9 m 2 Volume ining tabung V 1 = A 2 x t 1 = 29,9 x 0,08 = 2,4 m 3 Berat tabung luar Q 1 = V 1 x = 2,4 x 7,6 = 18,5 kg b. Berat tabung alam Luas tabung A 2 =π.d 2.H = 3,14 x 1,4 x 5 = 22 m 2 Volume ining tabung V 2 = A 2 x t 12 = 22 x 0,06 = 1,32 m 3 Berat tabung alam Q 2 = V 2 x = 1,32 x 7,6 = 10,1 kg c. Berat tabung luar Luas cincin flenes A 3 = π/4(d D 1 2 ) = 0,785 (2,5 2 1,9 2 ) = 2,1 m 2 Volume V 3 = A 3 x t 3 = 2,1 x 0,28 = 0,6 m 3 Berat Q 3 = V 3 x = 0,6 x 7,6 = 4,6 kg. Berat tutup flenes Q 4 = Q 3 = 4,6 kg e. Berat isi kolom anulus Volume kolom V = π/4(d D 2 2 ) H = 0,785 (1,9 2 1,4 2 ) 6 = 9,7 m 3 Bearat isi (air + rezim) Q 5 =.V= 1,5 x 9,7 = 12,6 kg f. Berat peralatan Q 6 = ± 7 kg g. Berat kolom anulus an isi Q = Q 1 x Q 2 x Q 3 x Q 4 x Q 5 x Q 6 = 18,5 + 10,1 + 4,6 + 4,6 + 12, = 57,5 kg 2. Perhitungan poros transmisi Untuk perancangan poros transmisi ipertimbangkan terhaap kemungkinan aanya gayaluar yang bekerja paa sisi atas tabung P = 20 kg, bekerja engan jarak L = 65 cm ari bantalan (Gambar 7) Momen bengkok yang terjai ihitung engan persamaan (2) : M = P x L = 20 x 650 = kg mm. Poros transmisi ibuat ari St 41 engan bi= 400 kg/cm 2 = 4 kg/mm 2, iameter poros ihitung engan persamaan (1): M = 0,1 3. = iambil iameter poros = 40 mm 3. Perhitungan aya motor penggerak Setyo Atmojo 407 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN

7 Untuk memutar tabung kromatografi anular iperlukan aya penggerak yang lebih besar ari aya gesek paa bantalan. Poros transmisi iameter = 40 mm itumpu bantalan gelining jenis bola, sesuai tabel 2, igunakan bantalan bolaseri 08ZZ engan spesifikasi : iameter alam = 40 mm, iameter luar D = 68 mm, lebar B = 15 mm,iameter Dm = (D + )/ 2 = 54 mm, kapasitas nominal inamis spesifik C = 1310 kg, iameter bola D 1 = 9 mm, untuk beban Q = 57,5 kg, lengan tuas [4] f = 0,5mm besarnya momen gesekan rol ihitung engan persamaan (3), M R = (ΣQ).f.D m /D 1 = 2 x 57,5 x 0,5 x 54/9 = 345 kg mm = 0,345 kgm. Daya gesek paa putaran 300 rpm ihitung engan persamaan (4): N R = M R x W = 0,345 x (2 π x 300/60) = 11 kg m/t = 0,15 Hp = 110 watt. Daya untuk memutar poros transmisi N harus lebih besar ari aya gesek, iambil faktor koreksi aya [5] fc = 2 N = 2 N R = 2 x 110 = 220 watt. Daya penggerak N = 220 watt harus iseiakan untuk memutar poros transmisi, jika aya guna sistem transmisi sabuk V aalah 3 = 80%, aya guna transmisi gear boxs 2 = 65%, an aya guna paa sistem sambungan kopling 3 = 90%, maka aya motor penggerak P 1 apat itentukan sebagai berikut [4] : P 1 = = = 470 watt = 0,47 kw = 0,64 Hp Karena ipasaran tiak terseia motor engan aya 0,6 Hp untuk penggerak kromotografi anular ipilih motor listrik aya P = 1 Hp atau P = 0,73 Kw. 4. Perhitungan transmisi sabuk V Tabung kromatografi anular irancang engan putaran antara 20 rpm s/ 300 Rpm, ari hasil perhitungan aya motor yang igunakan aalah 1 Hp atau 0,7 kw. Jenis ukuran V belt apat itentukan berasar aya rencana an putaran kerja seperti yang isajikan paa Gambar 4. Untuk aya 0,7 kw putaran 20 rpm s/ 300 rpm menggunakan sabuk V jenis B. Keterangan : 1. Puli penggerak roa cacing 2. Puli perantara 1 3. Puli perantara II 4. Puli penggerak 1. Puli penggerak roa cacing 2. Puli perantara I Gambar 8. Skema sistem transmisi sabuk V Paa umumnya motor listrik engan putaran 1500 rpm, untuk membuat putaran kerja engan elapan tingkat kecepatan, terenah 20 rpm an tertinggi 300 rpm, putaran motor terlebih ahulu ireuksi engan gear boxes engan angka reuksii = 15, sesuai persamaan (5) putaran n 1 = n motor /i = 1500/15 = 100 rpm Untuk menentukan ukuran pulimenggunakan persamaan (5). 1. Putaran paling renah n 4 = 20 rpm n1 i i i2 i1 n , , h k h i k STTN-BATAN & PTAPB BATAN 408 Setyo Atmojo

8 SEMINAR NASIONAL VIII Untuk iameter h = 96 mm, iameter = 2,5 x 96 = 240 mm Untuk iameter k = 80 mm, iameter i = 2 x 80 = 160 mm 2. Untuk iameter a = 95 mm, iameter e = 1,5 x 95 = 143 mm Untuk iameter j = 80 mm, iameter l = 2 x 80 = 160 mm Putaran paling tinggi n4 = 300 rpm 3. Susunan iameter puli Untuk puli bertingkat selisih iameter antar puli harus mempunyai keteraturan yang sama, ari hasil perhitungan iapat ukuran puli sebagai isajikan paa tabel 3. Tabel 3. Diameter puli No Diameter k l j i h g Ukuran (mm) No Diameter f e c b a Ukuran (mm) Perhitungan kecepatan putar Kecepatan kerja tabung kromatografi anular putar ihitung engan persamaan (7): ni = 20 rpm nii = 30 rpm niii = 45 rpm niv = 75 rpm nv = 80 rpm nvi = 120 rpm nvii:= 180 rpm nviii = 298 rpm s Setyo Atmojo 409 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN

9 Tabel 5. Kecepatan putar Kecepatan I II III IV V VI VII VIII Putaran (rpm) Pembahasanan Penggerak kromatografi anular igunakan motor listrik AC jenis inuksi engan putaran 1500 rpm, motor jenis tersebut banyak terseia i pasaran an muah perawatannya, putaran kromatografi anular irancang engan 8 tingkat kecepatan, putaran terenah 20 rpm an tertinggi 298 rpm, engan susunan tingkat kecepatan 20, 30, 45, 75, 80, 120 an 298 rpm, engan tujuan memberi anyak pilihan agar apat iperoleh hasil proses yang maksimal. Untuk menapatkan putaran kerja tertinggi 300 rpm motor perlu ireuksi engan ί=1500/300 atau ί=5, an untuk menapatkan putaran kerja terenah 20 rpm perlu reuksi ί=150/20 atau ί=75. Untuk menapatkan angka reuksi yang bervariasi antara 5s/75 ilakukan engan menggunakan sistem transmisi sabukv an transmisi roa gigi cacing, reuksi sistem transmisi sabuk V maksimal ί=7, maka untuk reuksi ί=75, ilakukan engan menggunakan 3 tingkat reuksi, paa transmisi sabuk V tiap tingkat reuksi memerlukan 2 buah puli engan jarak sumbu yang relatif jauh, maka engan 3 tingkat reuksi akan memakan tempat yang besar hal ini perlu ihinari, tranmisi roa gigi cacing apat memberikan reuksi yang besar yaitu ί = antara 10 s/ 200 sehingga apat menghemat tempat, kekurangan jenis transmisi tersebut hanya apat igunakan untuk satu tingkat reuksi. Maka engan mengkombinasikan transmisi sabuk V an roa gigi ulir cacing engan reuksi i = 15, iapat sistem reuksi yang muah ivariasi an hemat tempat. Poros transmisi bekerja engan kecepatan maskimal 298 rpm aalah putaran seang, sehingga tiak memerlukan material kekuatan tinggi an cukup menggunakan baja kekuatan seang yaitu St 41 ukuran poros irancang berasarkan kemungkinan aanya gaya luar P yang bekerja paa flanes atas. Gaya tersebut apat berupa gaya orong atau gaya pukul yang tiak ikehenaki.dengan preiksi gaya P = 20 kg bekerja ari bantalan berjarak L = 65 cm (Gambar 7), maka ukuran poros s = 30 mm, engan mempertimbangkan kekuatan bantalan yang igunakan an kemuahan alam proses pembuatan iambil ukuran iameter poros = 40 mm. Poros transmisi yang berputar agar aman an tahan lama pemakaiannya iberitumpuan bantalan bola raial jenis bola untuk poros engan ukuran = 40 mm igunakan bantalan bola seri 08 ZZ (Tabel 3) engan kapasitas nominal inamis spisifik C = 1310 kg. Untuk bantalan jenis raial hanya apat menerima beban aksial yang kecil [2] kurang lebih 1/16 C = 80 kg, beban aksial iterima bantalan ari berat tabung kromatografi anular an isi aalah Q = 57,5 kg, maka bantalan tersebut aman igunakan. Bantalan raial ipilih karena banyak terseia ipasaran, muah perawatannya an terseia unit rumah bantalan, sehingga mempermuah pemasangan, harga.n aalah 40 x 300 = masih ibawah harga batas (Tabel2), jai bantalan aman igunakan paa 300 rpm. Daya gesek rol bantalan bola engan beban aksial Q = 57,5 kg engan putaran 300 rpm memberi aya gesek rol N=110 watt. Untuk memutar poros transmisi memerlukan aya P 1 = f x N engan faktor koreksiaya [5 ] f c = 2, maka P 1 = 2 x 110 = 220 watt. Motor listrik yang iseiakan harus mampu mengatasi kerugian isebabkan oleh tranmisi sabuk V, sistem tranmisi roa gigi cacing, an transmisi kopling. Dari perhitungan jumlah renamen η= 0,46 maka aya yang iperlukan P 2 = P 1 /η = 220/0,46 = 478 watt atau 0,64 Hp, sesuai motor yang terseia ipasaran igunakan motor listrik engan aya P =1 Hp atau 0,72 kw. Ukuran sabuk V itentukan berasar aya rencana P = 1 Hp = 0,73 kw engan putaran poros penggerak roa cacing 100 rpm, sesuai iagram pemilihan sabuk V (Gambar 5), sabuk tipe A tiak memenuhi sarat untuk igunkan karena sabuk tersebut bekerja paa putaran iatas 300 rpm, sabuk tipe B apat ipergunakan karena apat beroperasi paa putaran 100 rpm engan aya 1 kw. KESIMPULAN STTN-BATAN & PTAPB BATAN 410 Setyo Atmojo

10 Dari perancangan kromorografi anular engan ukuran tabung luar beriameter 195 mm an tinggi 500 mm engan 8 tingkat kecepatan putar, terenah 20 rpm an tertinggi 298 rpm, iperoleh kesimpulan sebagai berikut : Sistem penggerak menggunakan motor listrik engan aya 1 Hp an putaran 1500 rpm, tranmisi aya menggunakan sistem kombinasi antara tranmisi sabuk V an tranmisi roa gigi cacing, untuk tranmisi sabuk V menggunakan 3 buah puli bertingkat, puli paa poros tranmisi terapat 4 tingkat ukuran iameter berturut-turut : 95, 142, 190, an 240 mm puli perantara engan 6 tingkat berturut beriameter: 143, 128, 144, 96, 160, an 80 mm an puli paa poros penggerak/ poros roa cacing teriri 2 tingkat berturut-turut beriameter 80 an 160 mm, roa gigi cacing alam bentuk gear boxs engan angka reuksi ί = 15 engan kapasitas aya 1 Hp. Poros transmisi penggerak tabung kromotografi anular menggunakan bahan baja karbon St 41 engan iameter 40 mm, bantalan gelining yang igunakan untuk menumpu poros bagian atas 08 ZZ an bagian bawah 6006 ZZ. Sabuk V untuk transmisi aya engan ukuran tipe B, lebar 16,5 mm an tinggi 11,0 mm. Susunan kecepatan putaran krematografianular berturut-turut aalah: 20, 30, 45, 75, 80, 120, 180, an 198 rpm. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan telah selesainya pembuatan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya, kepaa Ibu Dra. Enang Susiantini, MT yang telah memberikan masukan sehingga mempermuah penyelesaian penulisan makalah ini, an sauara Mulyai atas segala bantuannya alam membantu pembuatan gambar. DAFTAR PUSTAKA 1. Enang Susiantini, Asorbsi [Zr (SO 4 ) 3 ] -2 alam resin penukar anion (owex-1x8) paa kromatografi anular, Prosiing Pertemuan an Presentasi Ilmiah PPI 2012, PTAPB-BATAN, Yogyakarta, Asril, Ilmu Bangunan Pesawat, H Stam, Jakarta, Moh Taib Susan Sa ti, Polytechnic, PT Bale Baung, Banung B. Niemann, Elemen Mesin, Erlangga, Jakarta, Sularso, ElemenMesin, Pranya Paramita, Jakarta, Setyo Atmojo 411 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton )

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton ) BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG 3.1 Perencanaan Beban Total Paa Elevator Barang Q total = Q + WM + WO ( Persamaan 2.1.10 ) Q = Beban kapasitas muatan alam perencanaan ( 1 Ton

Lebih terperinci

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak BAB 7 P A S A K Pasak atau keys merupakan elemen mesin yang igunakan untuk menetapkan atau mengunci bagian-bagian mesin seperti : roa gigi, puli, kopling an sprocket paa poros, sehingga bagian-bagian tersebut

Lebih terperinci

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2 .3 Perbaningan Putaran an Perbaningan Roagigi Jika putaran roagigi yang berpasangan inyatakan engan n (rpm) paa poros penggerak an n (rpm) paa poros yang igerakkan, iameter lingkaran jarak bagi (mm) an

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kapasitas Alat pencacah Plastik Q = 30 Kg/jam 30 kg = jam x 1 jam 60 menit = 0,5 kg/menit = 500 gr/menit Dimana : Q = Kapasitas mesin B. Perencanaan Putaran Pisau Jika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1 Planetary Gearbox Untuk pengertian secara umumnya sistem roa gigi planet aalah sebuah sistem roa gigi yang teriri ari sun gear, carrier gear an ring gear atau internal gear Satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

Baja : Tipe 6 x Fibre Core

Baja : Tipe 6 x Fibre Core Lampiran 1 Nilai Sebagai Fungsi Lengkungan an Tegangan Tarik Maksimum Tali Baja Tipe : x 19 + 1 Fibre Core Tabel L.1.1. Nilai Sebagai Fungsi Lengkungan lengkungan 1 2 3 1 20 23 25 Sumber : Zainuri (200)

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm.

hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm. 7 BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Singkat Produk Mesin Pengaduk Reaktor Biogas merupakan alat tepat guna untuk memaksimalkan proses pembentukan biogas dalam reaktor skala rumah tangga. iharapakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM Oleh ARIEF HIDAYAT 21410048 Latar Belakang Jamur Tiram dan Jamur Kuping adalah salah satu jenis jamur kayu, Media yang digunakan oleh para

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Latar Belakang Dalam mencapai kemakmuran suatu negara maritim penguasaan terhadap laut merupakan prioritas utama. Dengan perkembangnya

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES TARTONO 202030098 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Kampus Terpadu UMY, Jl. Lingkar Selatan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter

Lebih terperinci

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan : A. POROS UTAMA IV. ANALISIS TEKNIK Menurut Sularso dan K. Suga (1997), untuk menghitung besarnya diameter poros yang digunakan adalah dengan menentukan daya rencana Pd (kw) dengan rumus : Pd = fcp (kw)...

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-dasar Pemilihan Bahan Setiap perencanaan rancang bangun memerlukan pertimbanganpertimbangan bahan agar bahan yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan. Hal-hal penting

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

MESIN PERUNCING TUSUK SATE MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,

Lebih terperinci

MESIN PERAJANG SINGKONG

MESIN PERAJANG SINGKONG PROPOSAL MERENCANA MESIN MESIN PERAJANG SINGKONG Diajukan oleh : 1. Aan Setiawan ( 04033088 ) 2. Muhammad Wibowo ( 04033146 ) 3. Wisnu Kusuma Wardhani ( 04033159 ) 4. Andi Mardiyansah ( 04033160 ) kepada

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN Dani Prabowo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta E-mail: daniprabowo022@gmail.com Abstrak Perencanaan ini

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI PADA FLOCCULATOR. Dwi Cahyo Prabowo Jurusan Teknik Mesin Pembimbing: Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI PADA FLOCCULATOR. Dwi Cahyo Prabowo Jurusan Teknik Mesin Pembimbing: Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI PADA FLOCCULATOR Dwi Cahyo Prabowo 22410181 Jurusan Teknik Mesin Pembimbing: Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. LATAR BELAKANG Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Diagram Alur Perencanaan Proses perencanaan pembuatan mesin pengupas serabut kelapa dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram alur perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki

Lebih terperinci

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Perencanaan Proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan Menggambar

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN BELT CONVEYOR SEBAGAI ALAT PENGANGKUT BUTIRAN PUPUK DARI PENGOLAHAN AKHIR KE BULK STORAGE PADA SEBUAH PABRIK PUPUK KAPASITAS 87 TON/JAM OLEH : GABE PANDAPOTAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Zirkonium (Zr) merupakan unsur golongan IVB bersama-sama dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Zirkonium (Zr) merupakan unsur golongan IVB bersama-sama dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Zirkonium (Zr) merupakan unsur golongan IVB bersama-sama dengan titanium (Ti) dan Hafnium (Hf). Zirkonium memiliki nomor atom 40 dengan berat atom 91,22 g/mol dan konfigurasi

Lebih terperinci

RANCANGBANGUN PERANGKAT PENGGERAK PENGEN- DALI POSISI SUMBER ION SIKLOTRON DECY 13

RANCANGBANGUN PERANGKAT PENGGERAK PENGEN- DALI POSISI SUMBER ION SIKLOTRON DECY 13 RANCANGBANGUN PERANGKAT PENGGERAK PENGEN- DALI POSISI SUMBER ION SIKLOTRON DECY 1 Setyo Atmodjo dan Silakhuddin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Email: atmojosetyo@gmail.com ABSTRAK RANCANGBANGUN

Lebih terperinci

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH 23411140 Latar Belakang Pemisahan biji jagung yang masih tradisional Kurangnya pemanfaatan bonggol jagung sebagai pakan ternak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON OLEH : RAMCES SITORUS NIM : 070421006 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasan umum mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Dalam hal ini, mesin

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Digester Digester berasal dari kata Digest yang berarti aduk, jadi yang dimaksud dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau melumatkan

Lebih terperinci

BAB 6 P E G A S M E K A N I S

BAB 6 P E G A S M E K A N I S BAB 6 P E G A S M E K A N I S Pegas, aalah suatu elemen mesin yang memperoleh gaya bila iberi perubahan bentuk. Pegas mekanis ipakai paa Mesin untuk menesakan gaya, untuk menyeiakan lenturan an untuk menyimpan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS Nama :Bayu Arista NPM : 21412385 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : 1. Dr. Rr.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Serabut Kelapa Sebagai Negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Menurut

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN Pada rancangan mesin penghancur plastic ini ada komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu daya motor,kekuatan rangka,serta komponenkomponen elemen mekanik lainnya,perhitungan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI Diajukan kepada untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Teknik Mesin Oleh : HAFIZH ARDHIAN PUTRA

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Mesin Cetak Bakso Dibutuhkan mesin cetak bakso dengan kapasitas produksi 250 buah bakso per menit daya listriknya tidak lebih dari 3/4 HP dan ukuran baksonya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Poros Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan putarannya melalui poros. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti roda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TIORI

BAB II LANDASAN TIORI BAB II LANDASAN TIORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Pemecah Kedelai Mula-mula biji kedelai yang kering dimasukkan kedalam corong pengumpan dan dilewatkan pada celah diantara kedua cakram yang salah satunya

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batok Kelapa Batok Kelapa (endocrap) merupakan bagian buah kelapa yang bersifat keras yang diselimuti sabut kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa (Lit.5 diunduh

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS HARI SUDIRJO Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Abstrak RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI

Lebih terperinci

TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN

TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN Disusun oleh : ARIS MUNANDAR 210004028 JURUSAN TEKNIK MESIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2010

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO ;

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO  ; RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG ANDRI YONO Email; Andriyono1974@yahoo.co.id Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke ABSTRAK Rancang Bangun Mesin Pemisah Kulit Ari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Singkat Alat Alat pembuat mie merupakan alat yang berfungsi menekan campuran tepung, telur dan bahan-bahan pembuatan mie yang telah dicampur menjadi adonan basah kemudian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: MUH ARIES SETYAWAN NIM. I8113022 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t) BAB III PERANCANGAN 3.1. Perencanaan Kapasitas Penghancuran Kapasitas Perencanaan : 100 kg/jam PutaranMotor : 1400 Rpm Diameter Gerinda (D3) : 200 mm Diameter Puli Motor (D1) : 50,8 mm Tebal Permukaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Jurnal J-Ensitec: Vol 0 No. 0, Mei 06 RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Gugun Gunai, Asep Rachmat, Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Majalengka

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

Jurnal Reengineering Untuk Meningkatkan Prestasi Kerja Mesin Mixer Batako REENGINEERING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI KERJA MESIN MIXER BATAKO

Jurnal Reengineering Untuk Meningkatkan Prestasi Kerja Mesin Mixer Batako REENGINEERING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI KERJA MESIN MIXER BATAKO REENGINEERING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI KERJA MESIN MIXER BATAKO JOKO SUPRIANTO Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian E-mail: jokosuperiyanto0705@gmailcom ABSTRAK Dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGGILING DAGING. Azwar Fathoni D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PERANCANGAN MESIN PENGGILING DAGING. Azwar Fathoni D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya PERANCANGAN MEIN PENGGILING DAGING Azwar Fathoni D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri urabaya E-mail: azwarfathoni@gmail.com Buiharjo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi. menjadi bahan utama pembuatan abon.

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi. menjadi bahan utama pembuatan abon. BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Produk Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai pencacah daging. hasil daging yang sudah dicacah bisa dibuat menjadi bahan utama pembuatan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENYANGRAI KACANG TANAH MODEL ROLL HEATER KAPASITAS 48 KG/JAM MENGGUNAKAN PEMANAS LPG

PERENCANAAN MESIN PENYANGRAI KACANG TANAH MODEL ROLL HEATER KAPASITAS 48 KG/JAM MENGGUNAKAN PEMANAS LPG PERENCANAAN MESIN PENYANGRAI KACANG TANAH MODEL ROLL HEATER KAPASITAS 48 KG/JAM MENGGUNAKAN PEMANAS LPG SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mesin Press Mesin press adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk membentuk dan memotong suatu bahan atau material dengan cara penekanan. Proses kerja daripada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindahan bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang dugunakan untuk memindahkan muatan dilokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri,

Lebih terperinci

PERANCANGAN KERETA PENGGERAK SUMBER ION SIKLOTRON PROTON 13 MeV

PERANCANGAN KERETA PENGGERAK SUMBER ION SIKLOTRON PROTON 13 MeV PERANCANGAN KERETA PENGGERAK SUMBER ION SIKLOTRON PROTON 13 MeV -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id ABSTRAK PERANCANGAN KERETA PENGGERAK SUMBER ION SIKLOTRON PROTON 13 MeV. Salah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 19 BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 31 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pengupas serabut kelapa seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PERHITUNGAN SISTEM TRANSMISI PADA MESIN ROLL PIPA GALVANIS 1 ¼ INCH SETYO SUWIDYANTO NRP 2110 030 006 Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S-1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 95 BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 4.1 PERENCANAAN CUTTER 4.1.1 Gaya Pemotongan Bagian ini merupakan tempat terjadinya pemotongan asbes. Dalam hal ini yang menjadi perhatian adalah bagaimana agar asbes

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu TINJAUAN PUSTAKA Pencampuran Secara ideal, proses pencampuran dimulai dengan mengelompokkan masingmasing komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu sama lain dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB VI POROS DAN PASAK BAB VI POROS DAN PASAK Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersamasama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci