Kata Kunci : Putus Sekolah Pendidikan Dasar, Masyarakat Miskin, Analisis Diskriminan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci : Putus Sekolah Pendidikan Dasar, Masyarakat Miskin, Analisis Diskriminan"

Transkripsi

1 Prosdng Konferens Nasonal Sans dan Aplkasnya Tahun 0 APLIKASI ANALISIS DISKRIMINAN DALAM MENENTUKAN FUNGSI PENGELOMPOKKAN ANAK PUTUS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR (Kasus Kelompok Masyarakat Mskn Kabupaten Ogan Ilr Sumatera Selatan Dan Cahyawat S., Ok Dwpurwan, Wella Bertran S. S Fakultas MIPA Unverstas Srwjaya Jln. Palembang-Prabumulh km 3 Indralaya Ogan Ilr Sumatera Selatan E-mal: dan_cahyawat@yahoo.com ABSTRAK Tujuan peneltan n adalah mendapatkan fungs dskrmnan untuk mengelompokkan anak usa 7 5 tahun, khususnya yang berasal dar keluarga yang terndkas mskn d Kabupaten Ogan Ilr, kedalam kelompok yang bersko putus sekolah atau tdak. Dharapkan fungs n dapat dgunakan sebaga bahan pertmbangan untuk mencegah anak-anak tdak melanjutkan sekolah tngkat penddkan dasar. Damat faktor-faktor yang dduga sebaga faktor rsko terjadnya putus sekolah penddkan dasar, yatu umur kepala rumah tangga, penddkan ayah, penddkan bu, jumlah anak dalam keluarga, pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, serta motvas orangtua dan motvas anak untuk sekolah. Analss dlakukan terhadap 59 sampel anak yang berasal dar 35 kepala keluarga, secara deskrptf dan nferens menggunakan Teknk Analss Dskrmnan. Hasl analss menunjukkan sebanyak 4,9% anak mengalam putus sekolah penddkan dasar. Fungs dskrmnan yang dperoleh menunjukkan bahwa faktor-faktor yang sgnfkan menentukan kelompok anak bersko putus sekolah penddkan dasar adalah umur kepala rumah tangga, penddkan ayah, motvas orangtua dan motvas anak. Nla pemsah kelompok anak putus sekolah dan tdak putus sekolah adalah -,605, artnya, untuk seorang anak yang mempunya skor fungs dskrmnan lebh kecl atau sama dengan -,605, anak tersebut termasuk kedalam kelompok yang bersko putus sekolah sedangkan anak dengan skor fungs dskrmnan lebh besar dar -,605, anak tersebut termasuk kedalam kelompok yang tdak putus sekolah. Tngkat ketepatan fungs pengelompokkan n sebesar 89,86%. Kata Kunc : Putus Sekolah Penddkan Dasar, Masyarakat Mskn, Analss Dskrmnan APPLIED DISCRIMINANT ANALYSIS IN DETERMINE GROUPPING FUNCTION OF PRIMARY EDUCATION DROP OUT STUDENT (Case : Poor Socety of Ogan Ilr Dstrct South Sumatera ABSTRACT The purpose of ths research s to obtan a dscrmnant functon to classfy chldren aged 7 5 years old, partcularly who come from poor ndcated famles n Ogan Ilr, nto groups of chldren who have rsk to drop out or not. It s expected that those functon can be used for consderaton to prevent chldren who not attend prmary educaton school. Observed factors that estmated as drop out rsk factors, are age of head-household, father educaton, mother educaton, number of chldren n famly, ncome and expendture household, and parents and chldren motvatons for studyng, that s analyzed usng Dscrmnant Analyss Technques. Analyss s carred out on samples of 59 chldren who come from 35 households. The results showed that there were as many as 4.9% chldren have dropped out n prmary educaton. The dscrmnant functon was obtaned show that the sgnfcant factors whch determne group of chldren who have rsk to prmary educaton drop out are age of head-household, father educaton, both of parent and chld motvaton for studyng. The value of cuttng groups s -.605, ths means that for a chld who has dscrmnant functon scores less than or equal to -.605, that chld s ncluded nto the group of chldren who have rsk to drop out. Although, for a chld wth dscrmnant functon score s greater than -.605, that chld s ncluded nto the group of chldren who have not rsk to drop out. The accuracy measure of ths grouppng functon s that s 89.86%. Keywords: Prmary Educaton Drop Out, Poor Socety, Dscrmnant Analyss

2 Dan Cahyawat S., Ok Dwpurwan, Wella B.S.. PENDAHULUAN Salah satu program pembangunan nasonal adalah pembangunan penddkan yang berperan sangat pentng dalam menngkatkan kualtas hdup dan mencapa kemajuan bangsa Indonesa. Karena tu, pemerntah mengeluarkan berbaga kebjakan untuk memenuh dan melayan kesamaan hak setap warga negara dalam mendapatkan layanan penddkan. Kesamaan hak dalam layanan penddkan n dmlk oleh seluruh lapsan masyarakat Indonesa bak d perkotaan maupun d pedesaan dan bag kelompok masyarakat kaya maupun kelompok masyarakat mskn. Namun demkan, kesamaan hak dalam layanan penddkan n, belum dapat tuntas dperoleh bag semua lapsan. Data Drektorat Jendral Penddkan Tngg Departemen Penddkan Nasonal (Dtjen Dkt Depdknas, 009 yang dkutp Cahyawat dkk (00 menunjukkan mash adanya kesenjangan partspas sekolah antara masyarakat mskn dan kaya. Hasl kajan Asmalazza (009 juga menympulkan bahwa pemerataan penddkan d Indonesa belum terealsaskan dengan bak, karena partspas sekolah belum mencapa 00%. Secara gars besar, mash rendahnya angka partspas sekolah, menunjukkan bahwa masalah putus sekolah dalam pembangunan penddkan mash belum tuntas. Beberapa peneltan yang mengamat masalah penddkan, antara lan Suprad (994, Surve Ekonom Nasonal (Susenas Tahun 003, Cahyawat (007a dan Cahyawat (007b, secara umum mengungkapkan bahwa sumber utama penyebab tnggnya angka putus sekolah adalah persoalan ekonom keluarga yatu kemsknan. Keadaan fnansal keluarga mskn yang tdak mampu membaya sekolah sehngga anak mengalam putus sekolah. Hal n mengakbatkan mereka menjad mskn juga dalam penddkan, sult untuk memperbak kualtas hdup dan sult keluar dar kemsknan. Oleh karena tu, kelompok masyarakat mskn harus menjad perhatan utama dalam memberkan layanan penddkan dan menangan masalah putus sekolah. Termasuk d Kabupaten Ogan Ilr (OI yang mash cukup banyak memlk penduduk mskn dan memlk angka partspas sekolah yang mash relatf rendah. Berdasarkan data Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasonal (Bappenas, 007 dketahu bahwa propors populas dbawah gars kemsknan Kabupaten OI sebesar 9,45% mash datas Provns (6,8% dan Nasonal (6,66% serta sangat jauh dengan target Pembangunan Mlenum (Mllennum Development Goals-MDGs yatu 7,5%. Mash sukup banyaknya penduduk mskn, menjad salah satu faktor penyebab mash rendahnya angka partspas sekolah penddkan dasar. Sepert dtunjukkan pada data Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda, 006 OI yang dkutp Bappenas (007, bahwa partspas sekolah dasar (SD Kabupaten OI sebesar 90,44%. Meskpun angka n sudah datas Provns Sumatera Selatan (83,3% tetap mash dbawah Nasonal (98% dan dbawah MDGs (00%. Demkan juga untuk partspas sekolah tngkat sekolah menengah pertama (SMP, baru mencapa 7,% mash dbawah Provns (83,58% dan Nasonal (7,8% serta jauh dbawah MDGs (00%. Mash rendahnya angka partspas sekolah penddkan dasar d Kabupaten OI merupakan salah satu masalah pembangunan dalam bdang penddkan yang harus dhadap pemerntah daerah Kabupaten OI. Kabupaten OI perlu merencanakan program untuk menngkatkan angka partspas sekolah dengan menyelesakan masalah putus sekolah, khususnya masalah putus sekolah yang terjad pada kelompok masyarakat mskn. Salah satu program yang dapat dlaksanakan adalah menanggulang atau mengantspas faktor-faktor rsko penyebab anak putus sekolah. Untuk tu dperlukan pengamatan terhadap faktor-faktor yang berkatan dengan kejadan putus sekolah khususnya putus sekolah penddkan dasar pada anak dar kelompok masyarakat mskn d Kabupaten OI. Faktor-faktor rsko tu dapat damat dan danalss pengaruhnya dengan membentuk suatu model statstk menggunakan salah satu teknk Statstk yatu Analss Dskrmnan. Model Statstk yang dhaslkan dengan Analss Dskrmnan berupa suatu fungs pengelompokkan, untuk memperedks dan mengelompokkan seorang anak apakah termasuk kedalam kelompok yang bersko putus sekolah atau tdak putus sekolah. Hasl Prosdng Konferens Nasonal Sans Dasar dan Aplkasnya Tahun 0

3 Aplkas Analss Dskrmnan dalam Menentukan Fungs Pengelompokkan 3 pengelompokkan dharapkan dapat dgunakan sebaga bahan pertmbangan untuk mencegah anak-anak tdak melanjutkan sekolah berdasarkan faktor terkat. Pencegahan terjadnya putus sekolah tu msalnya melalu pemberan beasswa atau baya bantuan penddkan lannya kepada sasaran yang tepat. Dengan demkan dharapkan masalah putus sekolah penddkan dasar dapat tuntas dselesakan, angka partspas sekolah penddkan dasar d Kabupaten OI dapat menngkat dan target MDGs pada Tahun 05 untuk capaan angka partspas sekolah penddkan dasar bag semua dapat tercapa 00%. METODE PENELITIAN.. Metode dan Teknk Samplng Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah surve, dlaksanakan d Wlayah Kabupaten OI pada Tahun 00. Sampel lokas yang dambl adalah dua desa dar setap kecamatan d Kabupaten OI (6 kecamatan, yang dplh secara random. Selanjutnya, dar setap desa dambl responden (Kepala Keluarga sebanyak 0 5 sampel, secara purposve terseleks. Kepala Keluarga (KK yang dambl sebaga unt sampel adalah KK yang terndkas mskn berdasarkan ndkator penerma dana bantuan langsung dar BPS dan KK n memlk anak usa 7 5 tahun bak yang mash sekolah maupun yang putus sekolah... Varabel Peneltan Varabel terkat (dependent dar fungs pengelompokkan dalam peneltan n adalah status sekolah anak, yang terdr dar dua katagor, yatu anak yang putus sekolah (D = dan anak yang tdak putus sekolah (D =. Fungs pengelompokkan yang akan dcar adalah fungs dskrmnan Fsher untuk dua kelompok (Kelompok Anak Putus Sekolah dan Kelompok Anak Tdak Putus Sekolah, yang ddefnskan sebaga berkut. D = b + b X + b X + b X + K+ b X, dengan 0 D = nla skor dskrmnan dar pengamatan (subjek ke-, =,,3, K, n b = koefsen dskrmnan dar varabel bebas ke-j, j = 0,,, K,p = 8 j X = nla varabel bebas ke-j dar subjek ke-. j 3 3 j j Varabel-varabel bebas yang damat adalah sebaga berkut.. Umur Kepala Rumah Tangga (KRT. Penddkan ayah, katagor tdak tamat SD, tamat SD, SLTP, SLTA, Perguruan Tngg 3. Penddkan bu, katagor tdak tamat SD, tamat SD, SLTP, SLTA, Perguruan Tngg 4. Jumlah anak dalam rumah tangga 5. Rata-rata pendapatan rumah tangga (Rp/bulan 6. Rata-rata pengeluaran rumah tangga (Rp/bulan 7. Tngkat motvas orang tua terhadap sekolah 8. Tngkat motvas anak terhadap sekolah.3. Pengolahan dan Analss Data Pengolahan data prmer dlakukan secara statstk deskrps dan dlanjutkan dengan proses analss data dengan menerapkan Teknk Analss Dskrmnan. Berkut adalah tahap pengolahan dan analss data yang dlakukan.. Mendeskrpskan data karakterstk anak putus sekolah penddkan dasar. Mentransformas data ordnal menjad nterval terhadap varabel bebas yang berskala ordnal dengan Metode Sussesve Interval (Suhartoum, 009; Yuryuda, Melakukan pengujan asums untuk menerapkan Analss Dskrmnan, yatu:. Uj beda vektor rata-rata kedua kelompok, yatu rata-rata kelompok anak putus sekolah ( dan rata-rata kelompok anak yang tdak putus sekolah (, pada α = 5%; Dllon & Goldsten (984. Prosdng Konferens Nasonal Sans Dasar dan Aplkasnya Tahun 0

4 4 Dan Cahyawat S., Ok Dwpurwan, Wella B.S. n n ' x x S x = x n n + Statstk uj ( ( Krtera penolakan, n + n p T > F α;(p,n n p p( n n + +. Uj kenormalan ganda masng-masng kelompok, dengan Membuat plot pasangan jarak Mahalanobs dan nla Kh-Kuadrat (d, χ (( p /n, dengan χ p (( / n adalah 00( / n persentl dar dstrbus Kh-Kuadrat dengan p derajat bebas, Johnson & Wnchern (99. cov( d, χ p Menggunakan statstk uj ρ =, Sharma (996. var( d var( χ. Uj kehomogenan matrks kovaran kedua kelompok, Morrson (976. Statstk uj Box M ( MC, dbandngkan dengan ;. k k M = ( nq ln S ( nq ln Sq q = q = p + 3 p C = 6( p + ( k k q = k ( nq ( nq q= 4. Membentuk fungs dskrmnan dengan prosedur bertahap, Dllon & Goldsten (984, Johnson & Wnchern (99, Supranto (004, Har et al ( Menentukan nla batas pemsah kedua kelompok, jka D < Dcut p nd + nd D cut =, n + n maka subjek ke- termasuk kedalam kelompok putus sekolah ; sebalknya D D cut subjek ke- termasuk kedalam kelompok yang tdak putus sekolah. 6. Menghtung tngkat ketepatan pengelompokkan hasl predks fungs dskrmnan. 7. Mengnterpretaskan hasl peneltan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.. Deskrps Data Data prmer yang dolah dan danalss sebanyak 345 KK yang terndkas sebaga keluarga mskn, dan memlk anak usa sekolah penddkan dasar. Dar 345 KK n dperoleh 05 sampel anak, dan sebanyak 59 dantaranya adalah anak berusa 7 5 tahun. Karakterstk anak usa sekolah penddkan dasar berdasarkan varabel bebas yang damat, dtamplkan pada Tabel, dapat djelasakan sebaga berkut. Dar 59 anak usa 7 5 tahun, terdapat 508 anak yang berstatus mash sekolah (tdak putus sekolah dan 84 orang anak putus sekolah pada jenjang penddkan dasar. Angka n menunjukkan bahwa persentase putus sekolah penddkan dasar pada kelompok masyarakat mskn d Kabupaten OI sebesar 4,9%. Cahyawat & Dwpurwan (0 mengurakan angka putus sekolah pada kelompok masyarakat mskn d Kabupaten OI untuk tngkat SD sebesar 0,47%dan SMP sebesar 3,7%. Kedua angka n mash relatf tngg jka dbandngkan dengan angka putus sekolah Kabupaten OI pada Tahun 006 yang dtunjukkan pada data Bappenas (006, yatu untuk tngkat SD hanya sebesar 0,73% dan untuk SMP sebesar,30%. Selan tu juga, hasl susrve menunjukkan bahwa angka putus sekolah penddkan dasar tu mash relatf tngg jka dbandngkan dengan target pembangunan mlenum MDGs pada Tahun 05, yatu tuntas penddkan dasar bag semua, yang harus mencapa angka partspas sekolah Prosdng Konferens Nasonal Sans Dasar dan Aplkasnya Tahun 0

5 Aplkas Analss Dskrmnan dalam Menentukan Fungs Pengelompokkan 5 penddkan dasar sampa 00%. Atau dengan art lan, tdak ada lag kasus putus sekolah pada tngkat SD dan SMP untuk semua lapsan masyarakat. Tabel. Karakterstk Anak Usa Sekolah Penddkan Dasar pada Kelompok Masyarakat Mskn d Kabupaten OI No. Varabel (Notas Kategor Jumlah Persentase. Status Sekolah (D Putus sekolah ( Tdak putus sekolah ( ,9 85,8. Umur KRT (X 3. Tngkat Penddkan Ayah (X 4. Tngkat Penddkan Ibu (X 3 5. Jumlah Anak dalam keluarga (X 4 Pendapatan (X 5 Pengeluaran (X 6 8. Motvas Orangtua 9. (X 7 Motvas Anak (X 8 Sumber : Hasl Surve Cahyawat dkk ( Tdak tamat SD (0 Tamat SD ( SLTP ( SLTA (3 Perguruan Tngg (4 Tdak tamat SD (0 Tamat SD ( SLTP ( SLTA (3 Perguruan Tngg (4 < > < > < > Rendah ( Sedang ( Tngg (3 Rendah ( Sedang ( Tngg ( ,34 53,04 8,44 0,7 5,7 57,6 8,4 8,78 0,7 5,88 6,66 6,7 5,4 0,34 3,3 6,99,5,03 0,7 9,05 63,85 7,09 6,0 69,6 4,73 8,6 38,85 5,53,54 35,64 6,8 3.. Aplkas Analss Dskrmnan terhadap Data Anak Usa Sekolah Penddkan Dasar Data anak usa sekolah penddkan dasar yang ddeskrpskan pada Tabel terdr dar dua kelompok anak yatu kelompok anak yang putus sekolah (n = 84 orang dan kelompok anak yang tdak putus sekolah (n = 508 orang. Berkut adalah hasl tahapan analss data dengan Analss Dskrmnan Hasl Uj Beda Vektor Rata-Rata Kelompok Putus Sekolah dan Tdak Putus Sekolah Untuk menerapkan Analss Dskrmnan terhadap data, dperlukan pengujan beda vektor rata-rata antara kelompok anak putus sekolah dan kelompok anak tdak putus sekolah. Hasl perhtungan dperoleh nla T = 8, dan Fhtung = 8,89 lebh besar dar nla Ftabel =,94, menunjukkan bahwa dengan tngkat kesalahan sebesar 5%, kedua kelompok memberkan perbedaan yang sgnfkan. Dengan kata lan, dapat dnyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok anak yang putus sekolah dan kelompok anak yang tdak putus sekolah berdasarkan varabel-varabel bebas yang damat. Prosdng Konferens Nasonal Sans Dasar dan Aplkasnya Tahun 0

6 6 Dan Cahyawat S., Ok Dwpurwan, Wella B.S Hasl Uj Kenormalan Ganda Kelompok Putus Sekolah dan Tdak Putus Sekolah Hasl pengujan kenormalan ganda terhadap masng-masng kelompok, dtunjukkan dengan plot Jarak Mahalanobs dan nla Kh Kuadrat (d, χ (( p /n pada Gambar dan Gambar berkut n. 5 Plot Kh-Kuadrat 30 Plot Kh-Kuadrat 0 5 Kh-Kuadrat 5 0 Kh-Kuadrat Jarak Mahalanobs Gambar. Plot Kenormalan Kelompok Anak Putus Sekolah Jarak Mahalanobs Gambar. Plot Kenormalan Kelompok Anak Tdak Putus Sekolah Hasl plot kenormalan pada Gambar dan Gambar, menunjukkan bahwa plot sebaran data mendekat gars lner, sehngga masng-masng kelompok memenuh asums kenormalan ganda (Johnson & Wnchern, 99. Demkan juga dengan perhtungan statstk uj cov( d, χ p ρ = (Sharma, 996, dperoleh ρ htung = 0,99 bak untuk kelompok anak var( d var( χ p putus sekolah maupun kelompok anak tdak putus sekolah. Dengan demkan keduanya menunjukkan sgnfkans kenormalan pada taraf 5% Hasl Uj Kehomogenan Matrks Kovaran Kedua Kelompok. Pengujan kehomogenan matrks kovaran gabungan kedua kelompok dperlukan untuk dapat membentuk fungs dskrmnan lner Fsher D = b + b X + b X + b X + K+ b X. Menggunakan statstk uj Box M ( MC dperoleh nla MC = 6,0 dan χ (ααdb = χ (0,05;36 = 50,96, yang menunjukkan bahwa asums kehomogenan matrks kovaran dpenuh pada taraf 5%. Dengan demkan fungs dskrmnan lner Fsher, sesua untuk mengelompokkan anak usa 7 5 tahun kedalam kelompok anak yang bersko putus sekolah atau tdak putus sekolah Fungs Pengelompokkan Anak Putus Sekolah Penddkan Dasar Hasl Analss Dskrmnan Fungs pengelompokkan atau fungs dskrmnan anak putus sekolah penddkan dasar yang dperoleh dar hasl Teknk Analss Dskrmnan bertahap adalah sebaga berkut. D = 8,474 0,09X + 0,300X 0,3X +,835X Fungs dskrmnan n menunjukkan bahwa varabel-varabel bebas yang sgnfkan menentukan perbedaan kelompok anak putus sekolah dan kelompok anak tdak putus sekolah adalah (umur kepala rumah tangga, (penddkan kepala rumah tangga, (motvas orang tua dan (motvas anak. Berdasarkan tanda dar koefsen varabel, terlhat bahwa varabel umur kepala rumah tangga dan motvas orangtua bertanda negatf. Hal n berart kedua varabel tu cenderung menurunkan skor fungs dskrmnan, apabla varabel-varabel lan danggap konstan. Meskpun demkan, pengurangannya terhadap rsko kelangsungan sekolah anak tdak cukup besar j j Prosdng Konferens Nasonal Sans Dasar dan Aplkasnya Tahun 0

7 Aplkas Analss Dskrmnan dalam Menentukan Fungs Pengelompokkan 7 Lan halnya dengan varabel penddkan KRT dan motvas anak, koefsen dar varabel n bertanda postf. Artnya penddkan KRT dan motvas anak terhadap sekolah akan menngkatkan skor fungs dskrmnan sehngga akan menngkatkan rsko kelangsungan sekolah anak. Dengan kata lan, makn tngg tngkat penddkan KRT, maka rsko putus sekolah anak cenderung berkurang, demkan juga motvas anak terhadap sekolah. Nla pemsah fungs dskrmnan yang dperoleh adalah -,605, artnya anak yang berusa 7 5 tahun, berdasarkan varabel-varabel bebasnya, yang memlk skor fungs dskrmnan lebh besar dar -,605 (D > -,605 maka anak tersebut termasuk kedalam kelompok anak yang tdak bersko putus sekolah. Sedangkan anak yang memlk skor dskrmnan palng besar -,605 (D -,605, anak tersebut termasuk kedalam kelompok anak yang bersko putus sekolah. Anak n yang perlu mendapatkan perhatan khusus untuk dantspas agar tdak mengalam putus sekolah. Tngkat ketepatan fungs pengelompokkan d atas sebesar 89,86%. Dengan demkan, fungs dskrmnan yang dhaslkan memberkan tngkat ketepatan yang tngg untuk dapat dgunakan sebaga fungs pengelompokkan anak yang berusa 7 5 tahun kedalam kelompok yang bersko putus sekolah atau tdak putus sekolah. Selanjutnya, berdasarkan fungs pengelompokkan n dapat dpertmbangkan program untuk mengantspas atau mencegah terjadnya putus sekolah bag anak-anak yang bersko tdak melanjutkan sekolah, terutam pada kelompok masyarakat mskn d Kabupaten OI. Program pencegahan terjadnya anak putus sekolah, msalnya dengan pemberan beasswa, program orang tua asuh, atau bantuan penddkan lannya yang dapat dgunakan untuk keberlangsungan sekolah anak. Dharapkan, dengan pemberan bantuan penddkan bag sasaran yang tepat, masalah putus sekolah dapat datas sehngga angka partspas sekolah akan menngkatkan dan target capaan MDGs untuk program penddkan dasar bag semua dapat segera tercapa. Selan dengan bantuan baya penddkan, program lan yang dapat dlakukan untuk mencegah terjadnya anak putus sekolah, yatu penyuluhan kepada anak-anak yang berusa 7 5 tahun tentang pentngnya penddkan. Dharapkan melalu penyuluhan n akan dapat menngkatkan motvas anak terhadap sekolah, sehngga partspas anak untuk sekolah dapat lebh besar dan menngkatkan angka partspas sekolah. DAFTAR PUSTAKA []. Asmalazza Pemerataan Akses Penddkan Bag Masyarakat Mskn dan Terpencl. http// dakses tanggal Oktober 00. []. Bappenas Menjawab Tantangan Tujuan Pembangunan Mlenum (MDGs Pemerntah Daerah Kabupaten Ogan Ilr. http//p3b.bappenas. go.d/ loknas wonosobo/content/docs/mater/i8 bappeda_ogan_lr.pdf, dakses 3 November 00. [3]. Bappenas Poss Mlenum [MDGs] Kabupaten Ogan Ilr Provns Sumatera Selatan 006. [4]. Cahyawat, D. 007a. Karakterstk Anak Putus Sekolah Penddkan Dasar Menggunakan Metode Ch Square Automatc Interacton Detecton (CHAID (Kasus: Analss Data Susenas Tahun 000 Provns Sumatera Selatan. Jurnal Peneltan Sans. Fakultas MIPA. Unverstas Srwjaya. Palembang. [5]. Cahyawat, D. 007b. Pemodelan Masalah Anak Putus Sekolah Penddkan Dasar (Kasus: Analss Data Susenas Tahun 000 Provns Sumatera Selatan. Jurnal Ilmah MIPA. Fakultas MIPA. Unverstas Lampung. Lampung. [6]. Cahyawat, D., Dwpurwan, O., Agusten, M. 00. Pendekatan Model Rsko Putus Sekolah Penddkan Dasar pada Masyarakat Mskn sebaga Upaya Pemerataan Akses Penddkan d Kabupaten Ogan Ilr. Laporan Peneltan. Fakultas MIPA. Unverstas Srwjaya. Palembang. [7]. Cahyawat, D., Dwpurwan, O. 0. Pemetaan Bplot untuk Masalah Putus Sekolah Penddkan Dasar pada Masyarakat Mskn antar Kecamatan d Kabupaten Ogan Ilr. Jurnal Peneltan Sans. Volume 4 No.. Fakultas MIPA. Unverstas Srwjaya. Palembang. Prosdng Konferens Nasonal Sans Dasar dan Aplkasnya Tahun 0

8 8 Dan Cahyawat S., Ok Dwpurwan, Wella B.S. [8]. Dllon, W. R. dan Goldsten, M Multvarate Analyss Methods and Applcatons. Amherst, Massachussets. New York. [9]. Har, F.J., Black, W.C., Babn, B.J., Anderson, R.E., Tatham, R.L Mulltvarate Data Analyss, 6 th ed. Pearson Prentce Hall. New Jersey. [0]. Johnson, R. A. dan Wnchern D. W. 99. Appled Multvarate Statstcal Analyss. Prentce Hall, Englewood Clffs. New Jersey. []. Morrson, D. F Multvarate Statstcal Methods, nd Edton. Mc Grawhl Book Company. New York. []. Sharma, S Appled Multvarate Technques. Jhon Wley & Sons, Inc. New York. [3]. Suhartoumm Transformas Varabel Ordnal menjad Interval. dakses 5 Desember 00. [4]. Supranto J Analss Multvarat Art dan Interpretas. Rneka Cpta. Jakarta. [5]. Yuryuda. 00. MSI (Method of Successve Interval, Langkah Manual & Software. dakses 5 Desember 00. Prosdng Konferens Nasonal Sans Dasar dan Aplkasnya Tahun 0

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES Harm Sugart Jurusan Statstka FMIPA Unverstas Terbuka emal: harm@ut.ac.d ABSTRAK Adanya penympangan terhadap asums

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

Model Regresi Variabel dengan Metode Selisih Mutlak. Moderating Variable Regression Model with an Absolute Difference Method

Model Regresi Variabel dengan Metode Selisih Mutlak. Moderating Variable Regression Model with an Absolute Difference Method Model Regres Varabel dengan Metode Selsh Mutlak Moderatng Varable Regresson Model wth an Absolute Dfference Method Desy Ika Rachmawat 1, Des Yunart, dan Darnah And Nohe 3 1 Mahasswa Program Stud Statstka

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci