BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SENTRA PENJUALAN KERAJINAN GAMELAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SENTRA PENJUALAN KERAJINAN GAMELAN"

Transkripsi

1 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SENTRA PENJUALAN KERAJINAN GAMELAN BALI Bab ini akan menjabarkan mengenai hal-hal yang terkait dengan Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Bali. Pembahasan mengenai proyek sejenis yang bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi umum Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Bali.. Pengertian Sentra penjualan hasil pengerajin gamelan merupakan sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat penjualan peralatan gamelan yang dibangun demi memenuhi kebutuhan dalam melayani pembelian gamelan... Pengertian Sentra Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sentra memiliki pengertian sebagai () tempat yang terletak di tengah-tengah, () titik pusat, (3) pusat atau sentral. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No: 3/Kep.KUKM/IV/00, tanggal 7 April 00 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Sentra UKM, dijelaskan bahwa sentra adalah pusat kegiatan usaha 8

2 pada lokasi atau kawasan tertentu di mana terdapat UKM yang menggunakan bahan baku atau sarana yang sama, menghasilkan produk yang sama atau sejenis. Dalam Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir karya Mahendra Adhi (03) dijelaskan pengertian sentra sebagai berikut: Sentra dapat diartikan sebagai pusat aktivitas kegiatan usaha pada lokasi atau kawasan tertentu, di mana terdapat pelaku usaha yang menggunakan bahan baku atau saran yang sama dan menghasilkan produk yang sama atau sejenis. Sentra merupakan unit kecil kawasan yang memiliki ciri tertentu di mana di dalamnya terdapat kegiatan proses produksi yang ditunjang oleh sarana untuk berkembangnya produk atau jasa yang terdiri dari sekumpulan pengusaha mikro, kecil dan menengah Menurut Hasan (003) (dalam diakses tanggal 7 Maret 03) sentra merupakan suatu daerah di mana terdapat agresi atau pengelompokan kegiatan produksi dari industri yang sejenis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sentra adalah sebuah pusat usaha yang di dalamnya terdapat aktivitas pada suatu lokasi atau kawasan yang mempergunakan bahan baku yang sejenis dan menghasilkan produk yang sejenis baik itu usaha mikro maupun makro... Pengertian Penjualan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penjualan berasal dari kata jual, yang mendapat imbuhan pe- dan akhiran an yang berarti () proses, cara, perbuatan menjual barang kebutuhan pokok. () Tempat menjual. Menurut Winardi (99:) dalam Darmawaysya, mendefinisikan bahwa penjualan adalah proses di mana sang penjual memuaskan segala kebutuhan dan keinginan pembeli agar dicapai manfaat baik bagi sang penjual maupun sang pembeli yang berkelanjutan dan yang menguntungkan kedua belak pihak. Sedangkan William G. Nickels (998 :0) dalam Darmawasya, mendefinisikan penjualan sebagai interaksi antar individu, saling bertemu muka yang 9

3 ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Mulyadi (00) dalam Hendari, Henny dkk mendefinisikan penjualan adalah rangkaian transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara tunai maupun kredit. Penjualan merupakan proses berpindahnya suatu hak atas barang atau jasa untuk mendapatkan sumber daya lainnya, seperti kas atau janji untuk membayar atau piutang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan sebuah interaksi antar individu yang saling bertemu sehingga terjadi transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara tunai maupun kredit, di mana penjual memuaskan segala kebutuhan dan keinginan pembeli demi mencapai manfaat bagi penjual dan pembeli yang berkelanjutan dan menguntungkan keduanya...3 Pengertian Gamelan Bali Dalam Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir Sudiartawan (03: 4) disebutkan bahwa Gamelan Bali merupakan instrumen yang menggunakan tangga nada pentatonik (Laras Slendro dan Laras Pelog) yang biasanya digunakan masyarakat Bali sebagai sarana pengiring dalam berbagai aspek kehidupan sosial budaya serta ritual keagamaannya. Bandem (03 :) mendefinisikan Gamelan Bali ialah sebuah orkestra yang terdiri dari bermacam-macam instrumen yang terbuat dari batu, kayu, bambu, besi, perunggu, kulit, dawai dan lain-lainnya dengan mempergunakan Laras Pelog dan Slendro. Istilah gamelan dipakai juga untuk menyebutkan musik (lagu-lagu) yang dihasilkan oleh permainan instrument-instrumen di atas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gamelan Bali adalah sebuah alat musik yang terdiri dari berbagai macam instrument yang terbuat dari batu, kayu, bambu, besi perunggu, kuit, dawau dan lain-lainya yang mempergunakan Laras Pelog dan Slendro. 0

4 ..3. Fungsi Gamelan Bali Gamelan Bali memiliki fungsi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Bali. Fungsi gamelan Bali dirumuskan mengacu kepada Hasil Seminar Seni Sakral dan Profan dan Bidang Tari tahun 97 yang mengelompokkan fungsifungsi itu sebagai seni wali (sakral), bebali (semi sakral), dan balih-balihan (sekuler) (Bandem, 03:3). Alan P. Merriam (The Anthropology of Music) dalam Bandem merumuskan fungsi gamelan dalam perspektif yang lebih luas, namun dapat pula digunakan untuk mengkaji kegunaan dan fungsi gamelan Bali. Berikut adalah fungsi-fungsi yang dirumuskan tersebut: A. Pengiring Upacara Agama B. Memberi Rasa Keindahan C. Sebagai Alat Komunikasi D. Sebagai Hiburan E. Persembahan Simbolis F. Menggugah Respon Fisik G. Mengukuhkan Norma-Norma Kehidupan Masyarakat H. Pengungkap Sejarah I. Makna Pendidikan..3. Cara Pembuatan Gamelan Bali Untuk dapat mengetahui cara pembuatan gamelan maka dilakukan wawancara langsung dengan pengerajin gamelan yang ada di Desa Tihingan Pande Kusuma. Berikut ini adalah penjelasan dari tahapan pembuatannya: Penimbangan bahan baku Pertama bahan baku pembuatan gamelan ditimbang terlebih dahulu sesuai kebutuhan. Bahan baku yang dipergunakan adalah perunggu yang berasal dari campuran timah dengan tembaga dengan perbandingan timah 0 dan tembaga 3. Sebelumnya disiapkan terlebih dahulu cetakan berbentuk mangkuk dari bahan tanah liat yang sudah dicampur dengan kulit padi atau disebut dengan Kowi.

5 Peleburan bahan baku Sebelum peleburan dimulai, Prapen atau tempat perapian yang dilengkapi dengan alat untuk menghembuskan angin atau Lamus, untuk memperoleh suhu panas yang cukup. Kowi lalu diisi dengan timah dan tembaga dan dipanaskan di atas prapen sampai mencapai 3000 o C, dan membuat timah dan tembaga melebur dan menjadi bubur besi berwarna putih dan menjadi bahan perunggu yang disebut Gasa. Pencetakan Gasa yang sudah cair lalu dituang pada cetakan sesuai dengan gamelan yang akan dibuat. Adapun bentuk cetakan yang dipergunakan yaitu:. Bentuk bundar volume setengah bulatan.. Bentuk Dawan atau bentuk bulat panjang. 3. Bentuk Pasingen atau cebongan. Ngebugin/penempaan Untuk membentuk gasa dilakukan proses ngebugin atau penempaan untuk memperoleh bentuk yang diinginkan. Proses ini dilakukan oleh 5 orang pandai besi. Satu orang bertugas memegangi gasa dan 4 orang bertugas menempa. Setelah proses penempaan, dilakukan proses penghalusan, agar gamelan yang masih berpermukaan kasar menjadi lebih halus. Penghalusan dilakukan dengan sangat berhati-hati, agar tidak mengubah nada gamelan terlalu banyak. Ngelaras/pelarasan Setelah pembuatan bilah selesai, dilanjutkan dengan pembuatan resonator dari bambu yang ketebalannya berbeda-beda. Resonator berfungsi adar suara yang dihasilkan oleh bilah-bilah tersebut dapat terdengar lebih keras. Pada pembuatan resonator juga dilakukan penyelarasan agar suara bambu selaras dengan suara bilah.

6 Pembuatan wadah Pembuatan wadah atau palawah sebagai tempat meletakkan bilah dan resonator merupakan tahap akhir dari pembuatan gamelan dan semakin diperindah dengan mengukir dari wadah tersebut Jenis-jenis Gamelan Bali Secara umum, gamelan Bali dibuat dari bahan seperti bambu, kulit hewan, dan logam. Beberapa jenis perangkat Gamelan Bali berupa tungguhan bisa dilihat pada Tabel. dan Gamelan Bali berupa barungan bisa dilihat pada Tabel.. Tabel. Jenis-jenis tungguhan Gamelan Bali Nama Gamelan Penjelasan Bende Bende atau bebende merupakan instrumen sejenis kempur dan ukurannya juga sebesar kempur akan tetapi nandanya tidak senyaring kempur akibat tonjolannya dibuat agak datar tidak seperti pencon pada kempur. (Banden, I Made, 03: ) Cengceng Gong Jegogan Jublag Dalam bahasa asing cengceng disebut cymbal. Cengceng ini muncul dengan ukuran yang berbeda-beda, seperti cengceng besar, menengah dan kecil. (Banden, I Made, 03: 5) Instrumen ini berbentuk bulat, dengan garis tengah cm dengan menggunakan sebuah pencon (tonjolan) diangkat dari permukaan setinggi 6 cm dan lebarnya 6 cm. (Banden, I Made, 03: ) Gambar Sumber: observasi lapangan Sumber: observasi lapangan Sumber: observasi lapangan Rumpun dari gender yang memakai nada terndah dalam gamelan. Jegogan mempergunakan lima bilah nada yaitu dimulai dari (ding), (dong), 3(deng), 5(dung) dan 6(dang). (Banden, I Made, 03: 4) Sumber: observasi lapangan Instrumen ini bentuknya sama dengan jegogan (gender) hanya nadanya diatur satu oktaf lebih tinggi dari nada jegogan. (Banden, I Made, 03: 4) Sumber: observasi lapangan 3

7 Lanjutan Tabel. Jenis-jenis tungguhan Gamelan Bali Nama Gamelan Kantil Penjelasan Gambar Kantil iyalah sejenis giying (gender), instrumen metalofon yang bilahnya dibuat dari kerrawang yaitu campuran antara tembaga dan timah dengan ukuran kecil. (Banden, I Made, 03: 4) Sumber: observasi lapangan Kempli Alat musik berpencon seperti kenong kecil. (Kamus Musik Indonesia, M. Soeharto, 978 dalam Sudiartawan, 03: 8) Kempur Kempur atau kempul merupakan jenis gong yang ukurannya menengah, lebih kecil dari gong wadon dan gong lanang. Kempur mempuyai garis tengah kurang dari 50 cm dengan pencon diangkat di atas permukaan bidang kempur setinggi 6 cm dan besarnya 4 cm pula. (Banden, I Made, 03: ) Kendang Kendang merupakan instrumen membranofon yang bentuknya bulat panjang dan memakai pakelit (hourglass shape) di dalamnya. (Banden, I Made, 03: 8) Pemade Reyong Sumber: observasi lapangan Sumber: observasi lapangan Sumber: observasi lapangan Pemade iyalah sejenis giying (gender), instrumen metalofon yang bilahnya dibuat dari kerrawang yaitu campuran antara tembaga dan timah dengan ukuran menengah. (Banden, I Made, 03: 3) Sumber: observasi lapangan Bentuk instrumen ini serupa dengan terompong dan terdapat (dua belas) gong di atas deretan sebuah resonator kayu. (Banden, I Made, 03: ) Sumber: observasi lapangan 4

8 Lanjutan Tabel. Jenis-jenis tungguhan Gamelan Bali Nama Gamelan Ricik Penjelasan Salah satu tungguhan alat musik cengceng yang ukurannya paling kecil diantara ketiga tungguhan cengceng dan sering dipakai pada perangkat gamelan pengarjaan. (Jenis-Jenis Tungguhan Kerawitan Bali, Sukerta 00 dalam Sudiartawan, 03: 6) Gambar Suling Tawa-tawa Terompong Ugal Suling merupakan alat tiup yang dibuat dari bambu yang menggunakan enam buah lubang nada dan satu lubang pemanis untuk menimbulkan bunyi. (Banden, I Made, 03: 9) Salah satu tungguhan sejenis kajar berbentuk bundar yang terbuat dari perunggu dengan garis tengah sekitar 3 cm, namun tidak menggunakan tatakan seperti kajar. (Jenis-Jenis Tungguhan Kerawitan Bali, Sukerta 00 dalam Sudiartawan, 03: ) Instrumen ini berbentuk deretan gonggong kecil berpencon yang diletakkan di atas resonator kayu dan biasanya terdiri dari sepuluh buah gong (nada) yang diatur dari ukuran yang paling besar berderet sampai ukuran yang paling kecil. (Banden, I Made, 03: ) Ugal merupakan gender yang bernada rendah dengan menggunakan sepuluh daun dan dimainkan oleh seorang pemain yang tugasnya untuk memainkan melodi dan sering sebagai pemimpin dari gamelan itu sendiri khususnya untuk menuntun melodi. (Banden, I Made, 03: 3) Sumber: observasi lapangan Sumber: observasi lapangan Sumber: observasi lapangan Sumber: observasi lapangan Sumber: observasi lapangan 5

9 Tabel. Barungan Gamelan Bali No Jenis Barungan Jenis Tungguhan Angklung Kendang Jegogan Reyong Pemade Kantil Kempul Ricik Tawa-Tawa Suling Jml Penataan Gamelan Keterangan: = Suling 6 = Kantilan = Kendang 7 = Reyong 3 = Kajar 8= Jublga 4 = ceng-ceng 9 = Kempul 5 = Pemade Gender Wayang Gender gede Kantilan Keterangan: = Gender gede = Kantilan 6

10 Lanjutan Tabel. Barungan Gamelan Bali 3 Gong Gede Gong Kebyar Gangsa Jongkok Penunggal Ganggasa Jongkok Pengangkep Gangsa Jongkok Curing Jegogan Jublag Penyahcah Kendang Ceng-ceng kopyak Gong Kempli Kempul Bebende Reyong Trompong Gede Trompong Alit Barangan Kendang Lanang Kendang Wadon Ceng-Ceng Gecek Rebab Trompong Suling Pemade Pemade Giying Kajar Kantil Jublag Penyahcah Reyong Jegogan Gong Kempul Kenong Kempli Bebende Keterangan = Gangsa Jongkok Penunggal = Ganggasa Jongkok Pengangkep 3 = Gangsa Jongkok Curing 4 = Jegogan 5 = Jublag 6 = Penyahcah 7 = Kendang 8 = Ceng-ceng kopyak Keterangan = Kendang Lanang = Kendang Wadon 3 = Ceng-Ceng Gecek 4 = Rebab 5 = Trompong 6 = Suling 7 = Pemade 8 = Pemade Giying 9 = Kajar 0 = Kantil 9 = Gong 0 = Kempli = Kempul = Bebende 3 = Reyong 4 = Trompong Gede 5 = Trompong Alit 6 = Barangan = Jublag = Penyahcah 3 = Reyong 4 = Jegogan 5 = Gong 6 = Kempul 7 = Kenong 8 = Kempli 9 = Bebende 7

11 . Karakteristik Sentra Penjualan Hal yang nantinya dapat mempengaruhi luasan pusat penjualan ini adalah sistem sirkulasi, baik di dalam maupun di luar bangunan, di samping skala pelayanan yang juga akan mempengaruhi nantinya. Dalam hal sirkulasi ini tingkat efisiensi harus diperhatikan, agar kegiatan yang diwadahi dalam sentra penjualan ini dapat berlangsung maksimal... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penjualan Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sentra penjualan yaitu kegiatan sentra penjualan, motivasi, barang dan jasa, dan penataan area sentra penjualan.... Kegiatan Sentra Penjualan Fauziah (008 :3) menjelaskan secara garis besar aktifitas yang dikembangkan dapat dikelompokkan menjadi beberapa fungsi: a. Kegiatan utama Merupakan kegiatan penjualan barang b. Kegiatan penunjang Menunjang fungsi utama sebagai pusat penjualan barang, yaitu ruang perkantoran, gudang, bank cabang (ATM) dan ruang parkir c. Kegiatan pelengkap dan pendamping... Motivasi Motivasi dari pusat pertokoan adalah mencari keuntungan (profit motive) dan juga untuk kepentingan umum (public utility)....3 Barang dan Jasa Barang dan jasa merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah sentra penjualan. Adapun pengertian dari barang dan jasa adalah sebagai berikut (Sutjiono dalam Andika, 007 :6): 8

12 Barang merupakan segala sesuatu yang dapat disentuh dan memenuhi kebutuhan manusia, atau segala sesuatu yang dapat memuaskan keperluan, misalnya makanan, pakaian, dan sebagainya. Jasa adalah pemuas keperluan manusia yang sifatnya bukan benda, atau dapat juga dikatakan sebagai hasil pekerjaan manusia yang tidak terwujud benda tetapi dapat memuaskan kebutuhan manusia. Pada sentra penjualan hasil kerajinan gamelan, maka barang-barang yang akan dijual adalah barang-barang seperti gong, gangsa, ceng-ceng dan alat-alat gamelan yang lain. Sedangkan jasa yang diberkian adalah menerima pembuatan gamelan sesuai dengan permintaan pembeli dan menerima jasa perbaikan gamelan....4 Penataan Area Sentra Penjualan Dalam penataan sebuah pusat pertokoan harus memperhatikan nilai dari ruang toko yang akan direncanakan. Adapun nilai dari suatu ruang toko dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: a. Lokasi lantai (floor variations) Untuk pertokoan berlantai banyak, nilai ruangan semakin berkurang apabila semakin jauh dari lantai utama maupun entrance. Area penjualan lantai utama biasanya dikenakan harga sewa yang lebih tinggi dibandingkan area penjualan di basement, lantai, ataupun lantai 3. (Lihat Gambar.). Third floor = 5% Second floor = 30% First floor = 40% Basement = 5% Gambar. Alokasi ruang sewa berdasarkan posisi lantai Sumber: Lewinson (986:8) 9

13 b. Area penjualan (area variations) Area yang paling menarik perhatian pada tiap lantai adalah area yang terdekat dengan entrance. Pada umumnya para pembeli memiliki kecenderungan untuk berbelok ke arah kiri (untuk kebiasaan di Indonesia) saat masuk ke pertokoan/tiap lantai (Lihat Gambar.) Entrance 8% 8% 8% 4% % 0% 5% 6% 5% Gambar. Alokasi ruang sewa berdasarkan ruang sewa Sumber: Lewinson (986:8) c. Penempatan koridor (aisle variations) Nilai ruang toko berdasarkan posisinya terhadap koridor primer dan sekunder dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Lihat Gambar.3) L L L L L L Secondary Area M M Keterangan: H= High rent area M= Medium rent area L= Low rent area L L L L M M M H Primary Area Gambar.3 Alokasi ruang sewa berdasarkan jenis koridor Sumber: Lewinson (986:83) 0

14 d. Penataan ruang penjualan Secara umum sebuah pertokoan dapat dibagi atas dua area yang berbeda yaitu: Ruang nonpenjualan (non selling areas) meliputi costumer service, proses pemasukan dan pengangkutan barang dagangan, aktifitas pengelolaan karyawan. Ruang peralatan (selling areas) meliputi ruang pajang barang dagangan/display, interaksi antara costumer dan penjualan. Berdasarkan kepuasan costumer dan produktifitas karyawan, ada empat pendekatan umum untuk menempatkan ruang penjualan, yaitu: Sandwich approach Keterbatasan sistem ini adalah tidak efisien bagi costumer dan karyawan kelantai tertentu dalam hubungannya melakukan kegiatan yang dilakukan pada non selling areas (Lihat Gambar.4). Selling floor Selling floor Non selling floor Selling floor Selling floor Basement Gambar.4 Sandwich approach Sumber: Lewinson (986:85) Core approach Dengan menetapkan non selling areas ke pusat (core) arus kedatangan barang bercampur dengan kegiatan pengunjung (Lihat Gambar.5).

15 Selling area Non selling area Selling area Gambar.5 The core approach Sumber: Lewinson (986:89) Peripheral approach Pada sistem ini telah dilakukan penanganan barang-barang dagangan tanpa menggangu kegiatan pengunjung (Lihat Gambar.6). Non selling area Selling area Gambar.6 The peripheral approach Sumber: Lewinson (986:89) Annex approach Pada sistem ini aktifitas non selling areas jauh dari daerah penjalan (Lihat Gambar.7).

16 Selling area.. Manajemen Sentra Penjualan Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 70/M-DAG/PER//03, sentra penjualan adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa bangunan yang didirikan secara vertikal maupun horizontal, yang dijual atau disewakan kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan barang. Untuk pengelolaan sentra penjualan yang akan dirancang akan dikelola oleh para pengerajin gamelan dari Desa Tihingan, dengan bantuan dari pemerintah dan juga pihak-pihak swasta. Dengan keunikan yang dimiliki adalah terdapat tempat pembuatan gamelan sehingga pembeli dapat melihat langsung proses pembuatan gamelan. Keunikan tersebut diharapkan dapat menarik pembeli gamelan yang berasal dari daerah maupun dari mancanegara. Manajemen dari sebuah sentra penjualan dikelompokkan sebagai berikut: Tabel.3 Manajemen Sentra Penjualan Pengelola Penjual/pedagang Non selling area Gambar.7 The annex approach Sumber: Lewinson (986:89) Manajemen Sentra Penjualan Pengelola adalah orang-orang dari pihak pemerintah atau swasta yang berbadan hukum yang mengatur urusan administrasi dan berhubungan dengan perdagangan. Pengelola bertugas untuk merencanakan, mengatur, mengawasi laju perkembangan pasar yang dikelolanya, sehingga proses hubungan intern dan eksternnya dapat berjalan lancar. Penjual/pedagang adalah suatu lembaga atau individu yang melakukan usaha kegiatan menjual barang-barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi. Proses penjualan: 3

17 Lanjutan Tabel.3 Manajemen Sentra Penjualan Pembeli Penataan dan distribusi barang Melihat prospek yang akan datang, merencanakan penawaran, melakukan penawaran penjualan, mengatasi ketidakpuasan dan memenuhi permintaan konsumen. Pembeli adalah suatu lembaga atau individu yang melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan pribadinya atau konsumen rumah tangga. Konsumen untuk menjual kembali yang membeli produk yang digunakan untuk usaha produksi, dan produk yang digunakan komponen dalam produksi. Dalam ruang pamer penataan barang harus dapat memenuhi syarat seperti halnya etalase/jendela pamer, yaitu display yang menarik bagi pengunjung dan meyakinkan pengunjung akan kegunaan dan kualitas barang. Sistem distribusi barang dibagi menjadi empat sistem: Produsen Konsumen gamelan Produsen Pengecer bebas/ pihak produsen Konsumen Produser Distributor Pengecer Konsumen Agen/orang perantara Distributor Pengecer Konsumen..3 Pertimbangan Pengadaan Sentra Penjualan Pertimbangan dalam pengadaan sentra penjualan dibedakan menjadi dua, yaitu pertimbangan umum dan pertimbangan khusus (Fauziah (008 :4)..3. Pertimbangan Umum Berikut ini adalah pertimbangan-pertimbangan umum yang harus diperhatikan di dalam pengadaan sebuah sentra penjualan: a. Kebijakan pemerintah, pengadaan suatu wadah perdagangan tidak bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah setempat, sebaiknya harus dapat sejalan dan saling mendukung. b. Kebutuhan penduduk, pengadaan wadah perdagangan sesuai dengan kebutuhan penduduk. c. Ekonomi, pangadaan wadah perdagangan dapat didukung oleh tingkat perekonomian masyarakat setempat. d. Investor, adanya penanam modal yang berminat menanam modalnya atau investasi untuk pengadaan wadah perdagangan...3. Pertimbangan Khusus Pertimbangan khusus dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu aspek teknis, aspek ekonomi dan perpasaran dan aspek sirkulasi. Penjelasan pertimbangan khusus pengadaan sentra dapat dilihat pada Tabel.4. 4

18 Tabel.4 Pertimbangan khusus pengadaan sentra Aspek Teknis Sesuai dengan master plan kota. Transportasi di lingkungan site. Jaringan utilitas yang tersedia. Harga tanah. Topografi yang relatif datar dan struktur tanah yang mendukung. Perkembangan permukiman dan jumlah konsumen potensial dimsa mendatang. Tingkah laku masyarakat dan pedagan. Aspek Ekonomi dan Perpasaran Aspek Sirkulasi Kemudahan pencapaian dan dekat dengan jalan umum. Jarak fasilitas yang direncanakan dengan fasilitas yang sudah ada. Waktu tempuh menuju site. Analisa total pendapatan perkapita penduduk. Analisa kecenderungan populasi dan proyeksi pendapatan penduduk. Studi tentang jenis pusat pertokoan yang dibutuhkan. Kepastian tidak adanya rencana pengadaan pusat pertokoan di sekitarnya. Hubungan jalur kendaraan dengan site dan bangunan. Hubungan jalur kendaraan dengan kendaraan lain, untuk menghindari kesulitan dalam keluar masuk kendaraan (sempadan bangunan). Penataan jalur kendaraan pada site disesuaikan dengan eksisting dan kemungkinan pengembangan. Penyelesaian jalur berpotongan. Tanda-tanda lalu lintas jangan sampai mengganggu kelancaran. Pertimbangan penataan parkir dan sirkulasi dalam site: Keamanan parkir yang menunjukkan kenikmatan berbelanja. Sirkulasi yang efisien, jelas dan tidak bolak-balik. Sedikit mungkin adanya crissing antara kendaraan dengan pejalan kaki. Sudut parkir yang memudahkan maneuver kendaraan. Tanda lalu lintas parkir mudah terlihat dan tidak mengganggu sirkulasi..3 Civitas Dalam Sentra Penjualan Civitas yang berkaitan dengan langsung dengan keberadaan dari sebuah sentra penjualan dapat diklasifikasikan menjadi pengunjung, pekerja dan pengelola dan dapat dilihat pada Tabel.5 5

19 Tabel.5 Civitas pada sebuah sentra penjualan Jenis Pengunjung Pengunjung Pekerja Pengelola Karakteristik Pengunjung Pengunjung adalah masyarakat Kabupaten Klungkung, masyarakat dari luar daerah yang membutuhkan peralatan gamelan. Pengunjung yang datang tidak dibatasi dari golongan tertentu, terutama untuk orang-orang membutuhkan peralatan gamelan. Meliputi pekerja yang ada pada sebuah sentra yang elayani kebutuhan dari pengunjung Meliputi pimpinan, karyawan yang bekerja mengelola sentra penjualan instrumen gamelan dan semua petugas servis yang menjaga kebersihan dan merawat bangunan setiap harinya..4 Tinjauan Proyek Sejenis Tinjauan proyek sejenis merupakan tinjauan mengenai proyek yang dianggap mampu memberikan perbandingan karena memiliki kesamaan dengan proyek yang direncanakan. Melalui tinjauan proyek sejenis, dipilih beberapa objek yang dianggap mampu memberikan informasi dan data-data yang diperlukan dalam penyusunan serta referensi dalam proses perencanaan proyek.lokasi dari proyek yang ditinjau, masih berada di dalam satu kawasan yaitu di Desa Tihingan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. D 3 A B C Gambar.8 Peta lokasi tinjauan proyek Sumber: Observasi lapangan, Oktober 04 6

20 Keterangan: A = Balai Banjar Desa Tihingan = Menuju Klungkung B = Pura Desa Tihingan = Menuju Desa Pau C = Pasar Desa Tihingan = Menuju Desa Banda D 3 = Kantor Prebekel = U.D. Gong Pande Kusuma = Yuda Balinesse Traditional Music = I Wayan Mustika Gong Smith.4. U.D. Gong Pande Kusuma U.D. Gong Pande Kusuma merupakan sebuah tempat penjualan gamelan yang berlokasi di Desa Tihingan Klungkung, tepatnya di sebelah selatan dari Pura Desa Tihingan. ` Gambar.9 U.D. Gong Pande Kusuma Sumber: Observasi lapangan, Oktober 04 7

21 U.D. Gong Pande Kusuma merupakan sebuah rumah industri pengerajin Gamelan Bali di Desa Tihingan Klungkung. Pemilik dari U.D. Gong Pande Kusuma adalah Bapak Pande Kusuma. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh informasi bahwa pembeli gamelan pada rumah industrinya tidak hanya berasal dari warga lokal Bali, bahkan juga mencakup warga negara asing seperti Jepang, Perancis dan lainlain. U.D. Gong Pande Kusuma dikelola langsung oleh Bapak Pande Kusuma dan dibantu oleh keluarganya. UD Gong Pande Kusuma tidak memiliki karyawan tetap, sehingga pada saat ada pekerjaan pembuatan gamelan, maka akan memanggil orang untuk membantu mengerjakan pesanan gamelan. U.D. Gong Pande Kusuma dibuka dari jam hingga jam 6.00 wita, dan melayani penjualan setiap hari, kecuali pada hari raya umat Hindu. U.D. Gong Pande Kusuma menjual hasil kerjinannya berupa per satuan. Walau pun demikian, U.D. Gong Pande Kusuma juga menerima pembuatan gamelan dengan paket per barungan serta menerima jasa untuk perbaikan gamelan dengan rincian dapat dilihat pada Tabel.6. Tabel.6 Daftar harga gamelan di U.D. Gong Pande Kusuma Nama Gamelan Harga Bende Rp ,00 Cengceng Rp ,00 Gong Rp ,00 Jegogan Rp ,00 Jublag Rp ,00 Kantil Rp ,00 Kempli Rp ,00 Kempur Rp ,00 Kendang Rp ,00 Pemade Rp ,00 Reyong Rp ,00 Suling Rp ,00 Terompong Rp ,00 Ugal Rp ,00 Sumber: Wawancara Survey di UD Gong Pande Kusuma Ruang-ruang yang ada pada U.D. Gong Pande Kusuma antara lain: Prapen/ruang peleburan, yaitu ruangan untuk menimbang dan melebur bahan baku pembuatan gamelan, pencetakan sekaligus penempaan. 8

22 Ruang penyimpanan bahan baku, yaitu tempat penyimpanan bahan baku dari alat musik yang akan dibuat, baik dari logam, kayu, dan bambu. Ruang penyimpanan untuk gamelan yang sudah siap dikirim. Kasir dan ruang administrasi, adalah ruang tempat berlangsungnya transaksi jual beli dan kegiatan administeasi pemesanan. Untuk denah dari U.D. Gong Pande Kusuma dapat dilihat pada Gambar.3. A Keterangan: A = Ruang penyimpanan bahan baku C D E B B = Prapen C = Ruang kasir dan D = Gudang E = Gudang Gamelan Gambar.0 Denah U.D. Gong Pande Kusuma Sumber: observasi lapangan, Oktober 04 Gambar. Ruang penyipanan bahan baku Sumber: observasi lapangan, Oktober 04 Gambar. Prapen Sumber: observasi lapangan, Oktober 04 9

23 Gambar.3 Ruang Kasir Sumber: observasi lapangan, Oktober 04 Gambar.4 Gudang Gamelan Sumber: observasi lapangan, Oktober 04 Kelebihan dari U.D. Gong Pande Kusuma dari segi penataan gamelan sudah rapi dan teratur sehingga mudah bagi pembeli untuk melihat-lihat, dengan mempergunakan pintu geser yang lebar, memudahkan sinar untuk masuk ke ruang penjualan, sehingga ruang tidak terlalu gelap, posisi prapen juga tidak terlalu dekat, sehingga asap tidak masuk ke ruang penjualan. Kekurangannya adalah tidak tersedia ruang untuk melakukan pekerjaan finishing, sehingga pekerjaan dilakukan di halaman rumah..4. Yudha Balinesse Traditional Music Yuda Balinesse Traditional Music merupakan sebuah tempat penjualan gamelan yang berlokasi di Desa Tihingan Klungkung, tepatnya di sebelah selatan dari Pura Desa Tihingan, tepatnya di depan dari U.D. Gong Pande Kusuma. Yuda Balinesse Traditional Music merupakan sebuah rumah industri pengerajin Gamelan Bali di Desa Tihingan Klungkung. Pemilik dari Yuda Balinesse Traditional Music adalah Bapak I Ketut Suena. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh informasi bahwa pembeli gamelan pada rumah industrinya tidak hanya berasal dari warga lokal Bali, bahkan juga mencakup warga negara asing seperti Jepang, Perancis, Swedia dan lain-lain. 30

24 Gambar.5 Yuda Balinesse Traditional Music Sumber: observasi lapangan, Oktober 04 Yuda Balinesse Traditional Music dikelola langsung oleh Bapak I Ketut Suena dan dibantu oleh keluarganya. Yuda Balinesse Traditional Music tidak memiliki karyawan tetap, sehingga pada saat ada pekerjaan pembuatan gamelan, maka akan memanggil orang untuk membantu mengerjakan pesanan gamelan. U.D. Gong Pande Kusuma dibuka dari jam 0.00 hingga jam 6.00 wita, dan melayani penjualan setiap hari, kecuali pada hari raya umat Hindu. Yuda Balinesse Traditional Music menjual hasil kerjinannya berupa paket barungan dan menerima jasa untuk memperbaiki gamelan. Berikut ini adalah paket barungan dari gamelan yang di jual di Yuda Balinesse Traditional Music dapat dilihat pada Tabel.7. 3

25 Tabel.7 Daftar harga barungan di Yuda Balinesse Tradisinal Music Jenis Barungan Harga Angklung Rp ,00 Bale Ganjur Rp ,00 Gong Gede Rp ,00 Gong Kebyar Rp ,00 Gong Semar Pegulingan Rp ,00 Gender Wayang Rp ,00 Sumber: Wawancara Survey di Yuda Balinesse Tradisinal Music Ruang-ruang yang ada pada Yuda Balinesse Traditional Music antara lain: Prapen/ ruang peleburan, yaitu ruangan untuk menimbang dan melebur bahan baku pembuatan gamelan, pencetakan sekaligus penempaan. Ruang penyimpanan bahan baku, yaitu tempat penyimpanan bahan baku dari alat musik yang akan dibuat, baik dari logam, kayu, dan bambu. Ruang pengikiran dan penyelarasan, yaitu ruangan tempat penyelarasan nada dari bilah gamelan Bali yang sudah dibuat. Ruang penyimpanan untuk gamelan yang sudah siap dikirim. Kasir dan ruang administrasi, adalah ruang tempat berlangsungnya transaksi jual beli dan kegiatan administeasi pemesanan. C D E Keterangan: A = Halaman B = Garase B F C = Prapen D = Ruang penyimpanan bahan baku E = Ruang pengikiran A G F = Ruang penyimpanan G = Kasir Gambar.6 Denah Yuda Balinesse Traditional Music Sumber: observasi lapangan, Oktober 04 3

26 Gambar.7 Prapen Sumber: observasi lapangan, Oktober 04 Gambar.8 Ruang penyimpanan bahan baku Sumber: observasi lapangan, Oktober 04 Gambar.9 Ruang pengikiran Sumber: observasi lapangan, Oktober 04 Gambar.0 Ruang penyimpanan Sumber: observasi lapangan, Oktober 04 Gambar. Ruang Kasir Sumber: observasi lapangan, Oktober 04 Kelebihan dari Yuda Balinesse Traditional Music dari segi kebutuhan ruang sudah cukup lengkap. Dari segi penataan ruang penyimpanan gamelan yang sudah siap untuk dijual tidak terlalu baik, sehingga kurang memberikan kenikmatan bagi pengunjung untuk melihat-lihat di sana, selain itu prapen berada cukup dekat 33

27 terhadap ruang pengikiran dan penyimpanan sehingga dapat mengganggu pekerja lain..5 Simpulan Tinjauan Proyek Sejenis Dari tinjauan proyek sejenis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan seperti yang dijabarkan pada Tabel.8. Tabel.8 Simpulan tinjauan proyek sejenis Aspek Proyek sejenis U.D. Gong Pande Kusuma Yuda Balinesse Tradisinal Music Lokasi Desa Tihingan Klungkung Desa Tihingan Klungkung Ruang-ruang Prapen Prapen Ruang penyimpanan bahan baku Ruang penuyimpanan bahan baku Ruang penyimpanan gamelan Ruang penyimpanan gamelan Kasir Ruang pengikiran kasir Kelebihan dan kekurangan Lingkup pekerjaan Lingkup pemasaran Jenis gamelan yang dijual Tidak tersedia ruang finishing pekerjaan sehingga pekerjaan dilakukan di halaman rumah, letak prapen tidak terlalu dekat dengan ruang penjualan dan penyimpanan, sehingga asap pada saat pekerjaan berlangsung tidak mengganggu. Penjualan gamelan per satuan, barungan, dan menerima jasa perbaikan. Ruangan sudah cukup lengkap dan menunjang sebagai tempat penjualan gamelan, tetapi prapen berada cukup dekat dengan ruang penyimpanan dan pengikiran sehingga asap dapat masuk ke ruang tersebut. Penjualan gamelan barungan, dan menerima jasa perbaikan. Masyarakat lokal dan mancanegara Masyarakat lokal dan mancanegara Bende Cengceng Gong Jegogan Jublag Kantil Kempli Kempur Kendang Pemade Reyong Suling Terompong Ugal Angklung Bale Ganjur Gong Gede Gong Kebyar Gong Semar Pegulingan Gender Wayang.6 Spesifikasi Umum Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Berdasarkan perencanaan dan perancangan Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Bali, maka disusun beberapa spesifikasi umum sebagai landasan awal yaitu: 34

28 .6. Hakekat a. Pengertian Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Bali merupakan tempat penjualan peralatan gamelan yang dibangun demi memenuhi kebutuhan dalam melayani pembelian gamelan bagi warga lokal maupun warga mancanegara. b. Fungsi Sentra Penjualan Hasil Kerajinan Gamelan Bali memiliki fungsi sebagai tempat penjualan berbagai hasil gamelan Bali yang dibuat oleh para pengerajin. Selain itu sebagai tempat saling bertukar pengalaman dan ilmu diantara para pengerajin serta sebagai tempat untuk melestarikan salah satu kebudayaan yang ada di Bali, yaitu Gamelan Bali..6. Isi a. Civitas Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Bali memiliki sasaran terhadap pembeli yang berasal dari warga lokal dan juga warga mancanegara, yang meliputi dari segala kalangan usia yang tertarik untuk mengetahui segala hal mengenai gamelan Bali. b. Fasilitas Fasilitas dari Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Bali di bagi menjadi 3 (tiga) yaitu fasilitas utama, fasilitas penunjang dan fasilitas pendukung, dengan rincian sebagai berikut: Tabel.9 Fasilitas ruang sentra No Fasilitas Utama Fasilitas Penunjang Fasilitas Pendukung Ruang penjualan Lobby Ruang ME Ruang Kasir Ruang informasi Ruang keamanan 3 - Ruang workshop Toilet 4 - Ruang pengelola Gudang 5 - Ruang sanggar Ruang servis.6.3 Wadah Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Bali bersifat ekonomi sehingga lokasi yang digunakan untuk memenuhi persyaratan pembangunan yaitu:. Lokasi harus mudah dicapai oleh konsumen.. Suasana lingkungan yang kondusif, aman dan nyaman. 3. Berada dalam peruntukan wilayah perdagangan dan jasa. 35

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dibagi menjadi empat sub-bab yang berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan dari seminar tugas akhir. Pembahasan latar belakang menguraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab yang menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah yang disusun sebagai kerangka garis besar laporan Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah yang disusun sebagai kerangka garis besar laporan Tugas Akhir Rancang

Lebih terperinci

Genggong Kiriman: I Made Budiarsa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Jumlah Instrumentasi

Genggong Kiriman: I Made Budiarsa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Jumlah Instrumentasi Genggong Kiriman: I Made Budiarsa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Genggong merupakan sebuah instrument musik yang sudah kita warisi sejak zaman yang lampau. Sebagai instrumen musik tua, Genggong

Lebih terperinci

Tabuh Angklung Keklentangan Klasik Oleh: I Gede Yudarta (Dosen PS Seni Karawitan)

Tabuh Angklung Keklentangan Klasik Oleh: I Gede Yudarta (Dosen PS Seni Karawitan) Tabuh Angklung Keklentangan Klasik Oleh: I Gede Yudarta (Dosen PS Seni Karawitan) 1 Pengertian Tabuh Angklung Keklentangan Dalam periodisasi gamelan Bali, Gamelan Angklung tergolong sebagai salah satu

Lebih terperinci

Gamelan Gong luang Kiriman I Wayan Putra Ivantara, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar.

Gamelan Gong luang Kiriman I Wayan Putra Ivantara, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Gamelan Gong luang Kiriman I Wayan Putra Ivantara, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Gamelan Gong Luang adalah barungan gamelan Bali yang berlaraskan pelog 7 nada dipergunakan untuk mengiringi

Lebih terperinci

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Wujud merupakan salah satu aspek yang paling mendasar, yang terkandung pada semua benda atau peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gamelan, seniman, serta pengrajin gamelan merupakan tiga unsur yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Gamelan, seniman, serta pengrajin gamelan merupakan tiga unsur yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gamelan, seniman, serta pengrajin gamelan merupakan tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan, ketiganya memiliki hubungan yang sangat erat. Terciptanya karya seni, khususnya

Lebih terperinci

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya 14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya Alat musik tradisional asal Jawa Tengah (Jateng) mencakup gambarnya, fungsinya, penjelasannya, cara memainkannya dan keterangannya disajikan

Lebih terperinci

Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II

Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II Kiriman I Nyoman Kariasa, Dosen PS Seni Karawitan 4. Deskrepsi-Analisis Sebagai komposisi karawitan Bali, Tabuh Kreasi Lemayung tetap menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau Banjar memiliki barungan Gong Kebyar. Berdasarkan daftar imformasi seni dan organisasi

Lebih terperinci

SUARA DAN GAYA Instrumentasi 1

SUARA DAN GAYA Instrumentasi 1 SUARA DAN GAYA 45 SUARA DAN GAYA VIDEO CD VCD I: track 13 dan 14 Gamelan Jawa Tengah track 15 Kentangan dan geniqng, Benuaq Kaltim track 16 Gondang Sabangunan, Batak Toba track 17 Gong Waning, flores track

Lebih terperinci

Gambar 15. Foto Kendang Dalam Gamelan Terompong Beruk Foto: Ekalaiani, 2011.

Gambar 15. Foto Kendang Dalam Gamelan Terompong Beruk Foto: Ekalaiani, 2011. Musik Iringan dan Prosesi Penyajian Tari Legong Sambeh Bintang Kiriman Ni Wayan Ekaliani, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Sebuah pertunjukan hubungan antara tari dan musik tidak dapat dipisahkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disediakan oleh alam dengan segala fenomenanya dan bisa timbul dari manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang disediakan oleh alam dengan segala fenomenanya dan bisa timbul dari manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan sebuah karya seni bersumber dari segala hal yang ada di alam makrokosmos (bumi) dan mikrokosmos (manusia), sifatnya tidak terbatas. Sumber yang disediakan

Lebih terperinci

Instrumen Pengiring Tari Telek Anak Anak di Desa Jumpai Kiriman: Ayu Herliana, PS. Seni Tari ISI Denpasar

Instrumen Pengiring Tari Telek Anak Anak di Desa Jumpai Kiriman: Ayu Herliana, PS. Seni Tari ISI Denpasar Instrumen Pengiring Tari Telek Anak Anak di Desa Jumpai Kiriman: Ayu Herliana, PS. Seni Tari ISI Denpasar Tari Telek Anak-Anak di Desa Jumpai memakai iringan gamelan Tabuh Bebarongan. Dalam buku Mengenal

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Konsep Musikal Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

1. Pendahuluan. Konsep Musikal Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan Konsep Musikal Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan 1. Pendahuluan Gamelan Semara Pagulingan adalah perangkat gamelan yang berlaras

Lebih terperinci

Aplikasi Gamelan Gong Kebyar Instrumen Gangsa dan Kendang Berbasis Android

Aplikasi Gamelan Gong Kebyar Instrumen Gangsa dan Kendang Berbasis Android Aplikasi Gamelan Gong Kebyar Instrumen Gangsa dan Kendang Berbasis Android Made Wibawa, Putu Wira Buana, I Putu Agung Bayupati Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidup manusia ini memang unik adanya. Keunikan hidup manusia itu berbagai macam corak dan ragamnya, kadang manusia ingin hidup sendirian kadang pula ingin berkelompok,

Lebih terperinci

ANGKLUNG KEBYAR. Oleh I Wayan Muliyadi Mahasiswa S2 Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK

ANGKLUNG KEBYAR. Oleh I Wayan Muliyadi Mahasiswa S2 Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK ANGKLUNG KEBYAR Oleh I Wayan Muliyadi Mahasiswa S2 Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK Seni merupakan sebuah kreatifitas yang terus menerus mengalami perubahan oleh seniman sendiri, dengan terus menggali

Lebih terperinci

GONG DAN ALAT-ALAT MUSIK LAIN DALAM ENSAMBEL

GONG DAN ALAT-ALAT MUSIK LAIN DALAM ENSAMBEL GONG DAN ALAT-ALAT MUSIK LAIN DALAM ENSAMBEL 33 GONG DAN ALAT-ALAT MUSIK LAIN DALAM ENSAMBEL VCD 1: VIDEO CD track 2 Ensambel dengan gong Nusantara; track 3 Ensambel dengan gong Mancanegara; track 13 Gamelan,

Lebih terperinci

Gender Wayang di Banjar Kayumas Kaja. Kiriman I Nyoman Gede Haryana BAB I PENDAHULUAN

Gender Wayang di Banjar Kayumas Kaja. Kiriman I Nyoman Gede Haryana BAB I PENDAHULUAN Gender Wayang di Banjar Kayumas Kaja Kiriman I Nyoman Gede Haryana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bali adalah merupakan daerah yang sangat kental dengan tradisi seni dan budaya dimana hal tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

Foto 19. Peleburan tahap (ke-2)

Foto 19. Peleburan tahap (ke-2) Proses Pembuatan Bilah Kiriman I Putu Arya Sumarsika, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar. Dalam pembuatan seprangkat gamelan adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan ketrampilan yang

Lebih terperinci

Fenomena dan Dampak Arus Globalisasi Terhadap Perkembangan Kesenian Joged Bumbung

Fenomena dan Dampak Arus Globalisasi Terhadap Perkembangan Kesenian Joged Bumbung Fenomena dan Dampak Arus Globalisasi Terhadap Perkembangan Kesenian Joged Bumbung Oleh I Nyoman Mariyana Mahasiswa Pascasarjana (S2) ISI Denpasar Joged Bumbung Gamelan joged bumbung adalah sebuah barungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar belakang penelitian, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) ruang lingkup penelitian,

Lebih terperinci

PENGARUH GAMELAN SEMARADANA TERHADAP GAMELAN BALAGANJUR SEMARADANA

PENGARUH GAMELAN SEMARADANA TERHADAP GAMELAN BALAGANJUR SEMARADANA MANDIRI LAPORAN PENELITIAN PENGARUH GAMELAN SEMARADANA TERHADAP GAMELAN BALAGANJUR SEMARADANA Oleh I Ketut Ardana, S.Sn. NIP. 19800615 200604 1 001 Dibiyai melalui Kementrian Pendidikan Nasional ISI Yogyakarta,

Lebih terperinci

pelaku yang terlibat dalam suatu peristiwa.

pelaku yang terlibat dalam suatu peristiwa. Krawang Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Trompong Kiriman I Putu Juliartha, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Dalam membuat trompong, pande bersama dengan pemesan atau pembeli gamelan tentu terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dengan banyak suku dan budaya yang berbeda menjadikan Indonesia sebagai bangsa

Lebih terperinci

Wujud Garapan Komposisi Kung Kiriman: I Ketut Suarjana, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar

Wujud Garapan Komposisi Kung Kiriman: I Ketut Suarjana, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar Wujud Garapan Komposisi Kung Kiriman: I Ketut Suarjana, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar 1. Deskripsi Garapan Komposisi karawitan kreasi pepanggulan yang berjudul KUNG merupakan komposisi karawitan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... iii. Daftar Gambar... vii. Daftar Tabel...x

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... iii. Daftar Gambar... vii. Daftar Tabel...x DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vii Daftar Tabel...x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...3 1.3 Tujuan dan Sasaran...3 1.3.1 Tujuan...3 1.3.2

Lebih terperinci

Perspektif Musikalitas Tabuh Lelambatan Banjar Tegaltamu Kiriman: I Nyoman Kariasa,S.Sn., Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar Sebagai salah satu

Perspektif Musikalitas Tabuh Lelambatan Banjar Tegaltamu Kiriman: I Nyoman Kariasa,S.Sn., Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar Sebagai salah satu Perspektif Musikalitas Tabuh Lelambatan Banjar Tegaltamu Kiriman: I Nyoman Kariasa,S.Sn., Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar Sebagai salah satu karya seni musik tradisional tabuh, Lelambatan tentu memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat, terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang belum mampu memenuhi kebutuhannya sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sebuah bentuk karya seni yang terdiri dari bunyi-bunyian instrumental atau vokal ataupun keduanya, yang menghasilkan sebuah karya yang indah dan harmonis.

Lebih terperinci

Elemen-Elemen Pertunjukan Tari Siwa Nataraja

Elemen-Elemen Pertunjukan Tari Siwa Nataraja Elemen-Elemen Pertunjukan Tari Siwa Nataraja Karya I Gusti Agung Ngurah Supartha Kiriman I Ketut Sariada, SST., MSi., Dosen PS Seni Tari ISI Denpasar 1. Bentuk gerak tari Bentuk gerak tari kreasi baru

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PENGETAHUAN BELAJAR KARAWITAN UNTUK ANAK SD

DASAR-DASAR PENGETAHUAN BELAJAR KARAWITAN UNTUK ANAK SD DASAR-DASAR PENGETAHUAN BELAJAR KARAWITAN UNTUK ANAK SD Tata Tertib Pelajaran Karawitan Untuk anak SD 1. Ketika datang dari kelas ke ruang gamelan siswa dilarang ribut. 2. Sebelum masuk ruang gamelan siswa

Lebih terperinci

Bentuk Musikalitas Gambuh Kedisan Kiriman I Wayan Sucipta, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar

Bentuk Musikalitas Gambuh Kedisan Kiriman I Wayan Sucipta, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar Bentuk Musikalitas Gambuh Kedisan Kiriman I Wayan Sucipta, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar Bentuk dalam bahasa Indonesia memiliki sebuah arti bangun, gambaran, rupa (wujud), sistem (susunan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni karawitan sebagai salah satu warisan seni budaya masa silam senantiasa mengalami proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan

Lebih terperinci

PENGARUH RESONATOR TERHADAP BUNYI NADA 3 SLENTHEM BERDASARKAN SOUND ENVELOPE. Agung Ardiansyah

PENGARUH RESONATOR TERHADAP BUNYI NADA 3 SLENTHEM BERDASARKAN SOUND ENVELOPE. Agung Ardiansyah PENGARUH RESONATOR TERHADAP BUNYI NADA 3 SLENTHEM BERDASARKAN SOUND ENVELOPE Agung Ardiansyah 1108100057 *Pendahuluan 3 * Pendahuluan 01. Latar Belakang Dalam pagelaran gamelan berbeda dengan pagelaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan. BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: 201202010 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR DENPASAR

Lebih terperinci

ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG

ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG 23 ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG VIDEO CD VCD 1, track 9-12 Demo memainkan rebab, siter, kempul dan gong, saron Jawa Tengah 2.1. Bagaimana Bunyi

Lebih terperinci

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I. BAB I. GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. Pendahuluan BATU PUTIH. GALERI SENI UKIR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Kelayakan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta secara geografis berada di pesisir pantai

Lebih terperinci

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk LAMPIRAN Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk 85 KERANGKA MATERI VIDEO PEMBELAJARAN MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA Materi Pengertian Musik Tradisional Nusantara Lagu Tradisional Nusantara Penggolongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tengah berbagai perubahan, lebih jauh lagi mampu menjadikan dirinya secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. tengah berbagai perubahan, lebih jauh lagi mampu menjadikan dirinya secara aktif 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Seiring dengan perubahan budaya proses modernisasi tidak saja menuntut dunia kebudayaan untuk selalu menempatkan dirinya secara arif di tengah berbagai perubahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah seni pertunjukan tari-tarian dan musik tradisional. Seni

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah seni pertunjukan tari-tarian dan musik tradisional. Seni 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bali yang sebagian besar penduduknya memeluk Agama Hindu sangat erat dengan kegiatan seni dan budaya yang bersumber dari Agama Hindu. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

Peranan Sruti dalam Patutan Gambelan Semar Pagulingan Saih Pitu

Peranan Sruti dalam Patutan Gambelan Semar Pagulingan Saih Pitu Peranan Sruti dalam Patutan Gambelan Semar Pagulingan Saih Pitu Kiriman: Made Sudiatmika, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Pengarang Tebal : Dr. I wayan Rai. S : 27 hal + i Tahun terbit : 1998

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ( DP3A )

TUGAS AKHIR. Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ( DP3A ) TUGAS AKHIR Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ( DP3A ) ART CENTRE SEBAGAI PUSAT INFORMASI DAN PEMASARAN KERAJINAN UKIR DENGAN NUANSA TRADISIONAL LOKAL (dalam pemukiman industri ukir

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman BAB VI HASIL PERANCANGAN 1.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Eduwisata Kakao di Glenmore Banyuwangi mempunyai dasar tema Arsitektur Ekologis dengan mengacu pada ayat Al-quran. Tema Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya memperlihatkan Metalofon, Gambang, Gendeng dan Gong yang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya memperlihatkan Metalofon, Gambang, Gendeng dan Gong yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gamelan merupakan sebuah pergelaran seni musik yang pada umumnya memperlihatkan Metalofon, Gambang, Gendeng dan Gong yang dimainkan secara bersamaan dan menghasilkan

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA CIMAHI TAHUN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA CIMAHI TAHUN PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA CIMAHI TAHUN 2012-2032 I. UMUM Ruang dilihat sebagai wadah dimana keseluruhan interaksi sistem sosial

Lebih terperinci

ARTIKEL LAGU PERAHU LAYAR PADA SEKA JOGED BUMBUNG CIPTA DHARMA KAJIAN ESTETIS, PROSES TRANSFORMASI, FUNGSI, DAN MAKNA

ARTIKEL LAGU PERAHU LAYAR PADA SEKA JOGED BUMBUNG CIPTA DHARMA KAJIAN ESTETIS, PROSES TRANSFORMASI, FUNGSI, DAN MAKNA ARTIKEL LAGU PERAHU LAYAR PADA SEKA JOGED BUMBUNG CIPTA DHARMA KAJIAN ESTETIS, PROSES TRANSFORMASI, FUNGSI, DAN MAKNA I KADEK BUDI ARTAWAN 201421015 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT. 6.1. Variasi

TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT. 6.1. Variasi TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT 77 TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT Pada bab ini, kita akan membahas tiga konsep teknis yang penting dalam musik Indonesia.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

Tahap Pembentukan dan Pembersihan Bilah Kiriman I Putu Arya Sumarsika, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar. Gambar 5.

Tahap Pembentukan dan Pembersihan Bilah Kiriman I Putu Arya Sumarsika, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar. Gambar 5. Tahap Pembentukan dan Pembersihan Bilah Kiriman I Putu Arya Sumarsika, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar. Dalam membangun atau membentuk bilah untuk mengubah dari bentuk asalnya menjadi bentuk

Lebih terperinci

Rancang Bangun Media Pembelajaran Alat Musik Gamelan Gong Kebyar Berbasis Android

Rancang Bangun Media Pembelajaran Alat Musik Gamelan Gong Kebyar Berbasis Android Rancang Bangun Media Pembelajaran Alat Musik Gamelan Gong Kebyar Berbasis Android A.A. Gede Bagus Ariana 1), I Nyoman Anom Fajaraditya 2) 1 STMIK STIKOM INDONESIA Denpasar, Bali, Indonesia E-mail: gungariana@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek kantor yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir yang berjudul Redesain Kantor Bupati

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan salah satu tempat untuk melakukan transaksi jual beli dengan masih menggunakan sistem secara

Lebih terperinci

Kiriman I Putu Juliartha, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar

Kiriman I Putu Juliartha, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Matutang Trompong Gong Kebyar Kiriman I Putu Juliartha, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Ngelaras atau matutang trompong pada hakekatnya adalah suatu proses yang memerlukan keahlian dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI

BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI 2.1 PENGERTIAN PASAR KERAJINAN DAN SENI Pasar dalam arti sempit adalah tempat dimana permintaan dan penawaran bertemu ( http://id.wikipedia.org/ : 7/9/2009

Lebih terperinci

WISATA DESA TENUN RANGRANG DI NUSA PENIDA

WISATA DESA TENUN RANGRANG DI NUSA PENIDA LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DALAM MEMENUHI SYARAT-SYARAT GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR PERIODE APRIL 2015 WISATA DESA TENUN RANGRANG

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA TUGAS AKHIR vi

DAFTAR ISI. UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA TUGAS AKHIR vi DAFTAR ISI Halaman Pengesahan... ii Halaman Pernyataan.... iii Kata Pengantar.. iv Daftar Isi.. vi Daftar Gambar... x Daftar Tabel..... xiii Abstract... xiv Abstrak.... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

GAMELAN RINDIK DI DESA SEDANG KECAMATAN ABIAN SEMAL KABUPATEN BADUNG OLEH : I MADE SUDIATMIKA NIM

GAMELAN RINDIK DI DESA SEDANG KECAMATAN ABIAN SEMAL KABUPATEN BADUNG OLEH : I MADE SUDIATMIKA NIM GAMELAN RINDIK DI DESA SEDANG KECAMATAN ABIAN SEMAL KABUPATEN BADUNG OLEH : I MADE SUDIATMIKA NIM 2009 02 025 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pusat Penelitian :Penelitian adalah suatu kegiatan yang didasarkan pada objek pembahasan tertentu, kajian yang berlatar belakang keilmuan dari objek tersebut, penggunaan

Lebih terperinci

Sedangkan dalam tugas akhir ini rest area mempunyai batasan sebagai tempat yang. Semarang dengan melewati rute / daerah pantai utara pulau Jawa.

Sedangkan dalam tugas akhir ini rest area mempunyai batasan sebagai tempat yang. Semarang dengan melewati rute / daerah pantai utara pulau Jawa. BAB II TINJAUAN UMUM REST AREA DI JALUR PANTURA INDRAMAYU 2.1. Tinjauan Umum 2.1.1. Pengertian Tentang Rest Area Dilihat dari kosakatanya " rest area " mempunyai dua suku kata yaitu " rest " dan " area

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab tinjauan pustaka dipaparkan teori penunjang yang menjadi dasar dalam analisis hasil. Teori penunjang yang disertakan antara lain tentang Gamelan Bali, ios, Sample Rate, Bit

Lebih terperinci

BAB II KONDISI EKSISTING PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DESA SIDEMEN KECAMATAN SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM

BAB II KONDISI EKSISTING PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DESA SIDEMEN KECAMATAN SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM BAB II KONDISI EKSISTING PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DESA SIDEMEN KECAMATAN SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM Pada bab ini akan membahas tentang kondisi eksisting dari Pasar Tradisional Desa Sidemen serta

Lebih terperinci

Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar

Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar LANDASAN KONSEPTUAL TUGAS AKHIR Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar MAHASISWA : Nifka

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Gamelan Gong Kebyar Berbasis Android

Rancang Bangun Aplikasi Gamelan Gong Kebyar Berbasis Android Rancang Bangun Aplikasi Gamelan Gong Kebyar Berbasis Android Putut Rendra Wismawan, I Putu Agung Bayupati, I Ketut Adi Purnawan Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Bali,

Lebih terperinci

GALERI KERAJINAN PATUNG BATU DI GIANYAR

GALERI KERAJINAN PATUNG BATU DI GIANYAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana GALERI KERAJINAN PATUNG BATU DI GIANYAR OLEH MAHASISWA :

Lebih terperinci

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan Realisasi pelestarian nilai-nilai tradisi dalam berkesenian, bersinergi dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR REDESAIN PASAR TAMPAKSIRING

KATA PENGANTAR REDESAIN PASAR TAMPAKSIRING KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Seminar Tugas Akhir ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan

Lebih terperinci

Analisa Penyajian Garapan Kembang Ratna Kiriman Ni Luh Lisa Susanti Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Garapan tari kreasi Palegongan Kembang Ratna

Analisa Penyajian Garapan Kembang Ratna Kiriman Ni Luh Lisa Susanti Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Garapan tari kreasi Palegongan Kembang Ratna Analisa Penyajian Garapan Kembang Ratna Kiriman Ni Luh Lisa Susanti Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Garapan tari kreasi Palegongan Kembang Ratna disajikan ke dalam bentuk tari kelompok yang ditarikan

Lebih terperinci

Pelabuhan Teluk Bayur

Pelabuhan Teluk Bayur dfe Jb MWmw BAB IV KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Aksesibilitas A. Pencapaian pengelola 1. Pencapaian langsung dan bersifat linier dari jalan primer ke bangunan. 2. Pencapaian

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

Judul... i Halaman Pengesahan... ii Prakata... ii Pernyataan Keaslian... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... v Daftar Tabel... vi Abstrak...

Judul... i Halaman Pengesahan... ii Prakata... ii Pernyataan Keaslian... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... v Daftar Tabel... vi Abstrak... DAFTAR ISI Judul... i Halaman Pengesahan... ii Prakata... ii Pernyataan Keaslian... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... v Daftar Tabel... vi Abstrak... vii BAB I: PENDAHULUAN... 1 1.1 Judul... 1 1.2

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Galeri Seni Kriya Logam, Kulit dan Rotan di Denpasar

KATA PENGANTAR Galeri Seni Kriya Logam, Kulit dan Rotan di Denpasar KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya, penyusunan landasan konseptual perancangan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan

Lebih terperinci

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI BAB I PENDAHULUAN BAB I. Universitas Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara

REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI BAB I PENDAHULUAN BAB I. Universitas Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN BAB I 4 PENDAHULUAN REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI 1.1 Latar Belakang Stasiun adalah salah satu tempat perpindahan moda, dimana dalam jumlah besar manusia dan kendaraan berkumpul

Lebih terperinci

Seni Musik Tradisional Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat

Seni Musik Tradisional Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat Seni Musik Tradisional Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari ribuan pulau yang terbentang dari Papua hingga Aceh. Dari sekian banyaknya pulau beserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan

Lebih terperinci

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM Tirta Ujung merupakan mata air alami di Desa Ujung yang dibendung menjadi kolam, yang kemudian digunakan warga setempat untuk melakukan ritual

Lebih terperinci

BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG A. PEMAHAMAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG Pengembangan Stasiun Pemalang merupakan suatu proses atau

Lebih terperinci

Struktur Tabuh Lelambatan I Oleh: I Gede Yudartha, Dosen PS Seni Karawitan - Pangawit Pangawit berasal dari kata dasar yaitu ngawit/kawit yang

Struktur Tabuh Lelambatan I Oleh: I Gede Yudartha, Dosen PS Seni Karawitan - Pangawit Pangawit berasal dari kata dasar yaitu ngawit/kawit yang Struktur Tabuh Lelambatan I Oleh: I Gede Yudartha, Dosen PS Seni Karawitan - Pangawit Pangawit berasal dari kata dasar yaitu ngawit/kawit yang mempunyai pengertian mulai (Anandakusuma, 1978:84). Pengawit

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep perancangan Sekolah Tinggi Seni Teater ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah INTERAKSI. Interaksi dapat diartikan sebuah bangunan yang dirancang

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM ABSTRAK Sepeda motor merupakan alat transportasi yang banyak digunakan di Indonesia. Saat ini sepeda motor telah berkembang dalam berbagai jenis dan merek. Kegunaannya pun bukan hanya untuk transportasi

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG

ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG OLEH: I NYOMAN ARI SETIAWAN NIM: 201202025 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 1 A. Judul

Lebih terperinci

Bentuk Tungguhan dan Ornamentasi Gender Wayang. Oleh: I Wayan Diana Putra (Mahasiswa PS Seni Karawitan)

Bentuk Tungguhan dan Ornamentasi Gender Wayang. Oleh: I Wayan Diana Putra (Mahasiswa PS Seni Karawitan) Bentuk Tungguhan dan Ornamentasi Gender Wayang Oleh: I Wayan Diana Putra (Mahasiswa PS Seni Karawitan) Tungguhan merupakan istilah untuk menunjukan satuan dari alat gamelan yang terdiri dari pelawah dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci