BAB 6 PEMBAHASAN. Permasalahan yang timbul pada Pola Karir Pegawai di PT. Telkom Divre

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 6 PEMBAHASAN. Permasalahan yang timbul pada Pola Karir Pegawai di PT. Telkom Divre"

Transkripsi

1 BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Pembahasan Hasil Penelitian Permasalahan yang timbul pada Pola Karir Pegawai di PT. Telkom Divre V Jawa Timur, yaitu adanya penggelembungan jumlah SDM pada band posisi III sampai V. Keadaan ini dapat dilihat dari grafik jumlah pegawai PT. Telkom Divre V Jawa Timur per band individu pada posisi bulan Oktober 2002 dan Juni 2003 sesuai tabel 6.1 di bawah ini : Tabel 6.1 Jumlah pegawai PT. Telkom Divre V Jawa Timur pada bulan Oktober 2002 dan bulan Juni 2003 per band individu No. Band Individu Jumlah Pegawai Oktober 2002 Juni I II III IV V VI VII Jumlah Sumber : Statistik SDM Divre V Jawa Timur Sumber Data HRMIS posisi 30 Juni 2003 Berdasarkan pada jumlah pegawai tersebut di atas diperoleh grafik pada gambar 6.1 dan gambar 6.2 di bawah ini (Catatan : jumlah pegawai masingmasing band individu dikonversikan dalam nominal + (positif) dan (negatip) diambil dari nilai tengahnya untuk mendapatkan bentuk yang simetri) : 109

2 110 GRAFIK JUMLAH PEGAWAI OKTOBER 2002 JUMLAH PEGAWAI 1000,0 800,0 600,0 400,0 200,0 0,0-200,0-400,0-600,0-800,0-1000,0 I II III IV V VI VII BAND INDIVIDU Gambar 6.1. Grafik Jumlah Pegawai Oktober 2002 GRAFIK JUMLAH PEGAWAI JUNI 2003 JUMLAH PEGAWAI 1000,0 800,0 600,0 400,0 200,0 0,0-200,0-400,0-600,0-800,0-1000,0 I II III IV V VI VII BAND INDIVIDU Gambar 6.2. Grafik Jumlah Pegawai Juni 2003 Pada bulan Oktober 2002 dengan jumlah pegawai 4282 orang dengan posisi pada band individu seperti yang terdapat pada tabel 6.1 diperoleh grafik pada gambar

3 Setelah dilakukan kebijakan downsizing (pensiun dini dan perumahan pegawai) pada bulan Mei 2003, jumlah pegawai PT. Telkom Divre V Jawa Timur menjadi 3965 orang pada band individu sebagaimana tercantum pada tabel 6.2 tersebut di atas. Dari kedua grafik tersebut, ternyata masih belum ideal sesuai dengan hirarki piramid. Agar mengacu kembali pada hirarki piramid diharapkan dapat diatasi antara lain dengan mengembangkan model pengembangan pola karir pegawai. Penyusunan Model Pengembangan Pola Karir Pegawai di PT. Telkom diharapkan sesuai dengan kondisi perusahaan dan lingkungan global saat ini dan saat yang akan datang. Model Pengembangan Pola Karir dibuat berdasar pada teori model pengembangan karir kontemporer ( protean career dan multiple career concept model) dan teori pengembangan karir ditinjau dari struktur organisasi yang dipadukan dengan kebijakan pola karir pegawai di PT. Telkom dan pengelolaan SDM berbasis kompetensi. Selain itu, Model Pengembangan Pola Karir ini juga memperhatikan aspirasi karyawan yang dibahas pada Focus Group Discussion (FGD) oleh peneliti dengan beberapa karyawan baik dari jalur manajerial maupun jalur spesialis, sehingga menghasilkan Model Pengembangan Pola Karir yang meliputi pengembangan pola karir pegawai yang didasarkan pada kompetensi, sistem pemberian imbal jasa yang didasarkan pada kompetensi, restukturisasi organisasi khususnya untuk jalur spesialis, dan pengkaryaan pegawai ke anak perusahaan/perusahaan afiliasi.

4 Model Pengembangan Karir Secara Teoritis. Pada masa globalisasi ini perkembangan dan perubahan teknologi berjalan dengan begitu cepat, sehingga setiap individu/karyawan/pegawai dan organisasi harus fleksibel dan dapat beradaptasi untuk berhasil dalam menghadapi lingkungan yang berubah dengan begitu cepat dan tidak pasti ini. Model pengembangan karir kontemporer mencakup gagasan belajar sepanjang hidup dan pengembangan pribadi adalah pusat pengembangan karir, sehingga bukan usia pribadi secara kronologis yang penting, melainkan usia karir individu dalam menjalani tahapan-tahapan karirnya. Setiap individu diharapkan mampu mengidentifikasi diri sendiri agar dapat membebaskan / melepaskan / memerdekakan dan juga membawa kegelapan yang meliputi rasa ketakutan, ketidakpastian, perubahan langkah yang cepat dan bentuk dukungan yang berubah. Suatu pekerjaan akan mengarah pada pengembangan pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) yang terspesialisasi, dan lebih banyak melakukan pemagangan untuk menguasai pengetahuan dan keahlian (expert) yang termotivasi oleh keinginan menguasai kompetensi dan stabilitas pribadi, serta dapat memanfaatkan waktu yang cukup untuk mencapai kompetensi pada tingkat tinggi yang meliputi kreativitas dan pertumbuhan pribadi Sistem Imbal Jasa Secara Teoritis. Berdasarkan Keputusan Direksi No. KD.13/PS000/SDM-12/97 tentang Master Plan Manajemen Sumber Daya Manusia, Sistem Imbal Jasa dan Penghargaan menganut prinsip-prinsip umum sebagai berikut :

5 113 1) Penggunaaan imbal jasa secara strategik, yaitu program imbal jasa dan penghargaan harus dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan organisasi, digunakan untuk menunjang rencana-rencana perusahaan dan rencana bisnis, serta untuk mendukung kemungkinan adanya perubahan budaya dan organisasi. 2) Imbal Jasa dipengaruhi kinerja, yaitu merupakan cerminan kinerja perusahaan dan atau unit bisnis, bukan sekedar persaingan pasar, perubahan proporsi imbal jasa tetap menjadi imbal jasa variabel harus dikaitkan dengan kontribusi dan bukan status pekerjaan, kenaikan imbal jasa secara individu dikaitkan dengan kinerja, dan peningkatan imbal jasa yang didasarkan pada kinerja sebaiknya untuk komponen variabel. 3) Program dan struktur imbal jasa yang fleksibel, yaitu secara organisasi dapat diaplikasikan imbal jasa yang fleksibel di unit-unit bisnis yang berbeda, imbal jasa disesuaikan dengan kebutuhan individual (cafetaria), misalnya perbedaan gaya hidup, pilihan tunjangan fasilitas, pebedaan pensiun, dan fokus pada value to employee, misalnya pilihan fasilitas yang fleksibel, pilihan fokus imbal jasa bersifat jangka panjang atau jangka pendek, pilihan rasio imbal jasa tetap dengan variabel. 4) Fokus jangka panjang, yaitu imbal jasa harus diarahkan pada keberhasilan organisasi jangka panjang, merubah fokus penguasaan skill/kompetensi demi keuntungan jangka panjang organisasi, mendorong pegawai meningkatkan prestasi secara berkesinambungan, menciptakan keuntungan da loyalitas jangka panjang pegawai, dan memperkenalkan variasi insentif jangka menengah dan panjang seperti saham dan insentif multi years.

6 114 5) Meningkatkan fokus kepada pemegang saham, yaitu memperhatikan dan melindungi kepentingan pemegang saham, imbal jasa variabel harus meningkatkan share holder value, meningkatkan keuntungan jangka panjang untuk pegawai dan pemegang saham. 6) Fokus pada kualitas, yaitu trategi imbal jasa harus secara aktif mendukung peningkatan mutu. 7) Penetapan fokus imbal jasa total, yaitu komunikasi nilai paket imbal jasa total yang meliputi gaji dan benefit termasuk implikasi perpajakannya dan monitoring pasar dan pengaturan imbal jasa secara total, bukan hanya gaji bulanan. 8) Karir dan mobilitas, yaitu penyesuaian program imbal jasa untuk mendorong mobilitas dan pengembangan karir. Imbal Jasa Total terdiri atas Imbal Jasa Tetap dan Imbal Jasa Variabel. Imbal Jasa Tetap meliputi gaji dan tunjangan, sedangkan Imbal Jasa Variabel meliputi Imbal Jasa Jangka Panjang (saham, pensiun, dan perencanaan tabungan) dan Imbal Jasa Jangka Pendek (insentif, bonus, bagi hasil keuntungan, pembagian produktivitas). Berdasarkan pada Tranformasi Grade Dan Posisi Ke Dalam Job Level pasal 9 ayat (1) Komponen gaji pegawai terdiri dari: gaji dasar, tunjangan konjungtur, tunjangan prestasi dan tunjangan posisi untuk manajerial, spesialis dan pelaksana, sedangkan pasal 10 ayat (2) dasar pembayaran tunjangan mengacu pada kelas pada band individu, dan ayat (3) dasar pembayaran tunjangan mengacu pada kelas band posisi baik posisi spesialis maupun posisi manajerial. Pada pasal 11 ayat (1) Benefit dan bonus/insentif dibayarkan se suai dengan band individu

7 115 dan band posisi, (2) dasar pembayaran benefit dan bonus/insentif mengacu pada kelas pada band individu, dan ayat (3) dasar pembayaran benefit dan bonus/insentif mengacu pada kelas band posisi baik posisi spesialis maupun posisi manajerial Model Pengembangan Karir Ditinjau Dari Struktur Organisasi. Berdasar pada teori pengembangan karir ditinjau dari struktur organisasi, maka organisasi membutuhkan struktur organisasi yang dapat tumbuh dan beradaptasi dalam lingkungan yang begitu dinamis. Perubahan struktur organisasi membawa dampak bagi setiap individu yang ada dalam organisasi. Individu dituntut untuk mengembangkan dan merealisasikan kompetensinya secara penuh. Kompetensi yang diperlukan oleh individu untuk mengembangkan karirnya akan mengalami peningkatan sejalan dengan perkembangan struktur organisasi. Pada saat ini, struktur organisasi di PT. Telkom masih mengacu pada struktur organisasi tradisional terdiri atas struktur organisasi fungsional, struktur organisasi divisional dan struktur organisasi matrik. Pengelolaan karir dalam struktur organisasi PT. Telkom secara esensial digerakkan menuju hirarki piramid, struktur organisasi PT. Telkom terfokus pada fungsi organisasi seperti pemasaran, operasional, keuangan, dan sumber daya manusia, dan PT. Telkom mengorganisasikan perusahaan kedalam beberapa divisi. Struktur organisasi matrik memadukan elemen-elemen kunci pada struktur fungsional dan struktur divisional. Sumber daya dari departemen fungsional dipergunakan untuk melakukan kegiatan dalam melayani konsumen dan kompetensi teknis individu dikembangkan dan ditingkatkan. Dengan demikian individu akan secara terus-

8 116 menerus belajar suatu keahlian baru dan mendapatkan perspektif bisnis yang lebih luas. Kompetensi domestik dan internasional menuntut PT. Telkom untuk dapat merespon ancaman dan kesempatan global. Entitas yang digerakkan oleh mekanisme pasar disebut network organizations. Efisiensi dan efektivitas merupakan suatu hal yang harus dipenuhi oleh organisasi dan organisasi akan mempergunakan struktur network dengan memfokuskan pada hal-hal terbaik yang dapat dilakukannya dan melakukan kerja sama dengan organisasi lain untuk memperoleh sumber daya tambahan. Struktur network menghubungkan perusahaan secara independen dengan menyediakan keahlian khusus yang diperlukan untuk suatu proyek atau produk tertentu, sehingga dapat memberikan pelayanan yang efisien. Adanya hubungan eksternal dan internal dalam melakukan kegiatan dapat berakibat timbulnya kompetensi yang maksimal. Kemampuan teknis, bisnis, dan self governance merupakan kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh manajer. Disamping itu, manajer juga harus mempunyai kemampuan kolaborasi, yaitu referral, partnering dan relationship management Model Hipotetik Pengembangan Pola Karir Pegawai Berdasarkan teori yang tercantum pada tinjauan pustaka dan hasil analisis, maka dapat diajukan model pengembangan pola karir pegawai PT.Telkom Divre V Jawa Timur untuk saat ini dan di masa mendatang, yaitu sebagai berikut :

9 Model hipotetik Pengembangan Pola Karir Berdasar Pada Kompetensi. Sejak adanya Keputusan Direksi Nomor : KD.43/PS000/SDM-12/2000 tanggal 3 Nopember 2000 tentang implementasi Competency Based Human Resources Management (CBHRM), PT. Telkom Divre V telah mempunyai model kompetensi sebagai dasar pengelolaan SDM. CBHRM ini merupakan kombinasi dari keterampilan, pengetahuan, sikap, dan perilaku (skill, knowladge, attitude and behavior) yang dimiliki pegawai agar dapat melaksanakan tugas dan peran pada posisi yang diduduki secara produktif dan profesional. Esensi CBHRM adalah value driven strategies, oleh karena itu aspek personal qualities mendapat perhatian khusus di dalam pengelolaannya, disamping perhatian terhadap skill dan knowledge. Dalam perkembangan selanjutnya, terbitlah Keputusan Direksi Nomor : KD.28/PS000/SDM-20/2003 tanggal 25 April 2003 tentang Direktori Kompetensi yang berisi penjelasan tentang berbagai macam kompetensi yang harus dimiliki oleh karyawan PT. Telkom. Kompetensi PT. Telkom terdiri dari Core Competencies yang harus dimiliki oleh semua pegawai dan Specific Competensies terdiri atas Personal Quality dan Skill & Knowledge. Seluruh kompetensi yang terdapat dalam buku Competency Directory PT. Telkom digunakan sebagai dasar bagi pelaksanaan pengelolaan pola karir pegawai PT. Telkom (Direktorat SDM & bisnis pendukung PT. Telkom, 2003). Tetapi pada kenyataannya dalam pelaksanaan CBHRM ini tidak diaplikasikan untuk jalur karir manajerial dan spesialis secara seimbang sebagaimana maksud dari CBHRM.

10 118 Sebagaimana tercantum pada Keputusan Direksi PT. Telkom No. KD.21/PS180/SDM-12/98 tanggal 11 September 1998 tentang Pola Karir Pegawai PT. Telkom pasal 26 ayat 1 disebutkan bahwa jalur karir dibagi menjadi dua, yaitu Jalur Spesialis (Spe), yaitu pada grade 15 1 dan Jalur Manajerial (Man), yaitu pada grade 15 1, sedangkan pasal 26 ayat (2) menyebutkan bahwa jalur karir tingkat pelaksana adalah pada grade Untuk selanjutnya, berdasarkan Keputusan Direksi PT.Telkom No. KD.18/PS000/SDM-10/01 tanggal 7 Juni 2001 tentang Transformasi Grade Dan Posisi Ke Dalam Job Level pasal 7 ayat (2) disebutkan bahwa band posisi terdiri dari 7 band (I s/d VII) dengan mempertimbangkan grade posisi organisasi eksiting terdiri dari a) Band I s/d VI untuk posisi Spesialis dan Struktural/Manajerial, b) Band VII untuk posisi Pelaksana. Dalam pelaksanaannya, jalur spesialis pada umumnya mempunyai grade yang lebih rendah daripada jalur manajerial. Sebagai contoh, Posisi Bidang Performansi tercantum pada Tabel 6.2 di bawah ini : Tabel 6.2 Posisi Bidang Performansi No. Job Title Man/Spe/ Grade Staff 1 Senior Manager Performansi Man Sekretaris Spe Pelaksana Staff Bagian Performansi Infrastruktur Network & IT 4 Manager Performansi Infrastruktur Network & IT Man Officer 1 Rop Network Spe Officer 1 Rop Product/Service Spe Officer 1 Rop Network HAS Spe Officer 2 Pengelolaan Data Infrastruktur Spe Officer 1 Rop Sentral Spe Officer 2 Rop Transport Spe Officer 1 Radio dan Frekuensi Spe Officer 1 Rop ME Spe 8 9

11 No. Job Title Man/Spe/ Staff Grade 13 Officer 1 Rop Sistem Aplikasi IS/IT Spe Officer 1 Rop Data Design/Management Spe Officer 1 Rop Komputer dan Network IS/IT Spe 8 9 Bagian Performansi Jaringan Akses dan Terminal 16 Manager Performansi Jaringan Akses & Man 7 6 Terminal 17 Officer 1 Rop Jaringan Akses Tembaga Spe Officer 1 Rop Jaringan Akses Fiber Optik Spe Officer 1 Rop Jaringan Akses Radio Spe Officer 1 Rop CPE/Terminal Spe Officer 1 Rop System Mux Spe Officer 2 Pengelolaan Data Jaringan Akses Spe Officer 1 Pengendalian Outsourcing Akses Spe 8 9 Bagian Pengendalian FRAUD 24 Manager Pengendalian Fraud Man Senior Officer Investigator Fraud Spe Officer 1 Anomali Sistem Perangkat Spe Officer 1 Fraud Protection Spe Pelaksana Staff Bagian Management Kualitas 29 Manager Management Kualitas Man Senior Officer Quality System Spe Officer 1 Quality Planning Spe Officer 1 Continous Improvement Spe Officer 2 Dokumentasi dan Komunikasi Spe Officer 1 Quality Assurance Spe Officer 2 Quality Assurance Spe Officer 2 Dokumentasi & Komunikasi QA Spe Pelaksana Staff Sumber : Struktur Organisasi PT.TELKOM Divre V Jawa Timur 119 Salah satu bentuk penerapan yang kurang sesuai adalah penyusunan struktur organisasi PT. Telkom Divre V untuk manajerial dan spesialis. Diambil satu contoh, struktur organisasi yang ada pada departemen (bidang) performansi, penentuan posisi jabatan manajerial dan spesialis yang ada dapat dilihat pada bagan 6.1 di bawah ini :

12 120 Bagan 6.1 Struktur Organisasi Bidang Performansi Kepala Divre V Jawa Timur (Man) : Grade 3 1 Deputy Kadivre V Jatim (Man) : Grade 3 2 Senior Manager Performansi (Man) : Grade 5 4 Manager Performansi (Man) : Grade 7 6 Officer (Spe) : Grade 8 11 Pelaksana (Staff) : Grade Sumber : Struktur Organisasi Devisi Regional V Jawa Timur, 2000 Sesuai dengan Keputusan Direksi PT. Telkom No. KD.21/PS180/SDM- 12/98 tanggal 11 September 1998 tentang Pola Karir Pegawai PT. Telkom pasal 26 dan pasal 7 tentang transformasi Grade Dan Posisi Ke Dalam Job Level, jalur karir spesialis seharusnya mempunyai grade yang sebanding dengan jalur karir manajerial. Pada pasal 27 ayat (1) Pola Karir Pegawai disebutkan pula bahwa sejalan dengan prinsip yang dianut dalam pola pengembangan kompetensi bahwa kompetensi setiap pegawai pada dasarnya diarahkan sebagai spesialis dengan sasaran agar setiap pegawai memiliki kualifikasi profesional dalam bidangnya, maka jalur karir setiap pegawai tingkat (grade) 15 1 (band individu VI.4 I.1) pada dasarnya jalur spesialis. Pada ayat (2) disebutkan bahwa diantara pegawai tingkat (grade) 15 1 (band individu VI.4 I.1) yang berkualifikasi profesional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang mempunyai potensi dalam bidang managerial skill dikembangkan potensinya ke jalur karir manajerial sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan formasi yang tersedia, dengan ketentuan bahwa apabila perusahaan membutuhkan maka pegawai yang bersangkutan dapat dimutasikan kembali ke jalur spesialis. Sedangkan pada ayat (3) disebutkan bahwa pegawai tingkat (grade) 15 1 (band individu VI.4 I.1) yang ditunjuk

13 121 memangku jabatan struktural maka pada saat itu yang bersangkutan berada pada jalur karir manajerial, sedangkan bagi pegawai tingkat (grade) 15 1 (band individu VI.4 I.1) yang tidak ditunjuk memangku jabatan struktural maka pada saat itu yang bersangkutan berada pada jalur karir spesialis. Berdasarkan pada uraian atas kondisi di atas, maka Model Pengembangan Pola Karir Pegawai berdasar kompetensi yang sebenarnya diterapkan di PT. Telkom adalah sebagaimana digambarkan pada bagan 6.2 berikut ini: Bagan 6.2 Struktur Organisasi Bidang Performansi Berdasar Kompetensi Kepala Divre V Jawa Timur (Man) : band individu I.1 Deputy Kadivre V Jatim (Man) : band individu I.2 Senior Manajer (Man) : band individu II.2 - II.1 Manajer (Man) : band individu III.2 III.1 Ahli Madya (Spe) : band individu III.2 III.1 Junior Manajer (Man) : band individu IV V Ahli Muda (Spe) : band individu IV V Supervisor (Man) : band individu VI Ahli Pratama (Spe) : band individu VI Pelaksana (Staff) : band individu VII Berdasarkan pada bagan 6.2 di atas, band posisi manajerial dan spesialis adalah sama, sedangkan yang membedakan hanyalah band individu. Perbedaan tingkat band individu dikarenakan perbedaan kompetensinya. Pada band individu yang sama terdapat dua jabatan yang sifat tugasnya memang berbeda dan dua jabatan tersebut area kerjanya memang berbeda sehingga harus dibedakan

14 122 sebagaimana dijelaskan pada Keputusan Direksi PT. Telkom No. KD.21/PS180/SDM-12/98 tanggal 11 September 1998 tentang Pola Karir Pegawai PT. Telkom. Pada bagan tersebut tampak kalau jalur spesialis tidak berada di bawah kendali jalur manajerial karena memang area tugas dan kompetensinya jelas berbeda Model Hipotetik Sistem Imbal Jasa Berdasar Kompetensi. Model Pengembangan Pola Karir Pegawai di PT. Telkom Divre V Jawa Timur yang berdasar pada kompetensi tidak dapat lepas dari Sistem Imbal Jasa dan Penghargaan. Untuk menjadi World Class Operator, PT. Telkom harus dapat mengidentifikasi dan merespon kecenderungan-kecenderungan global dan indikasi-indikasi lainnya di dalam imbal jasa dan penghargaan yang relevan dengan rencana dan tujuan bisnisnya. Pengelolaan SDM di PT. Telkom yang berdasar pada CBHRM harus diikuti dengan pemberian imbal jasa yang berorientasi pada kinerja, skill, knowledge dan kompetensi yang dimiliki oleh setiap individu/pegawai. Mengacu pada CBHRM seharusnya sistem imbal jasa didasarkan pada kinerja, skill & knowledge dan kompetensi pegawai, sehingga tidak lagi didasarkan pada band posisi dan band individu. Berkaitan dengan hal tersebut maka dibuat pedoman pemberian Imbal Jasa berdasar pada Specific Competencies baik pada Personal Quality dan Skill & Knowledge (karena core competencies harus di miliki oleh semua pegawai maka tidak dapat digunakan pedoman dalam pemberian benefit dan bonus/insentif). Bentuk pemberian imbal jasa berdasarkan pada kompetensi spesifik dapat berbentuk 2 hal :

15 Pada beberapa jenis kompetensi spesifik di setiap bidang keahlian yang bersifat merata (tidak berjenjang) dan masing-masing kompetensi saling independen, maka pemberian imbal jasa berdasarkan kompetensi berbentuk nilai tetap. Artinya setiap kompetensi dihargai dengan nilai finansial yang tetap. Berdasarkan pada focus group discussion tidak diperoleh nilai finansial yang tetap, karena menurut tim focus group discussion keputusan tentang jumlah angka finansial tidak berada pada kantor Divisi Regional tetapi berada pada kantor pusat PT. Telkom Indonesia. 2. Sedangkan untuk setiap jenis kompetensi spesifik yang ada pada setiap bidang keahlian bersifat tidak merata (berjenjang) dan masing-masing kompetensi saling dependen maka pemberian imbal jasa berdasarkan kompetensi berbentuk nilai finansial yang berjenjang. Artinya kompetensi paling mendasar pada setiap bidang keahlian ditetapkan sebesar finansial tertentu dan kenaikan kompetensi diberikan nilai tambah didasarkan pada deret hitung atau deret ukur disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Bentuk pembayaran benefit berdasar pada kompetensi khusus dapat digambarkan pada tabel 6.3 di bawah ini: Tabel 6.3 Pembayaran Benefit Berdasar Kompetensi Khusus Jumlah Specific Competencies Jumlah uang yang diterima yang dimiliki pegawai 1 X1 2 X2 3 X3 4 X4 5 X5 6 X6, Dst. Keterangan : kenaikan X1 ke X2 ke X3, dst adalah merupakan deret hitung atau deret ukur.

16 124 Namun perlu disadari bahwa kompetensi yang dimiliki oleh seseorang tidaklah tetap, suatu saat kompetensi orang bisa hilang, maka yang bersangkutan juga harus rela kehilangan sebagian finansial setara dengan kompetensi yang hilang. Berdasarkan pada penjelasan tersebut maka diperlukan suatu lembaga internal tertentu yang bertugas untuk menguji dan menilai kompetensi karyawan dalam rentang waktu yang tetap (setiap satu tahun atau 6 bulanan) Model Hipotetik Restrukturisasi Organisasi Dengan mengacu pada Model Pengembangan Pola Karir yang berdasar pada kompetensi tersebut di atas dan berdasar pada Keputusan Direksi PT. Telkom No. KD.21/PS180/SDM-12/98 tanggal 11 September 1998 tentang Pola Karir Pegawai PT. Telkom pasal 34 dinyatakan bahwa di dalam struktur oganisasi, persyaratan jabatan/pekerjaan (job requirement) disusun secara berjenjang pada masing-masing area karir dan jenjang karir dengan memperhatikan jalur karir dan tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, maka struktur organisasi yang ada saat ini perlu disempurnakan. Adapun penyempurnaan struktur tersebut adalah untuk bidang-bidang yang memerlukan spesialisasi, misalnya bidang hukum, bidang pengembangan bisnis, bidang performansi, dan bidang keuangan harus ada jenjang karir untuk masing-masing jalur spesialis dan jalur manajerial. Pada bagan 6.1 tentang struktur organisasi terlihat bahwa setiap departemen memiliki manajer yang dibawahnya selalu ada spesialis. Keberadaan spesialis pada tiap departemen tidak didasarkan pada jumlah spesialis yang ada tetapi harusnya didasarkan pada jenis kompetensi yang telah disusun pada buku Direktori Kompetensi PT. Telkom. Pada buku tersebut

17 125 dijelaskan bahwa kompetensi khusus terdiri atas kompetensi-kompetensi yang menggambarkan stream-stream yang dibutuhkan perusahaan yaitu Information Technology, Telecommunication Technology, Marketing dan Business, Finance, Human Resources, Logictic, Law dan General. Untuk itu departemen yang memiliki jalur karir spesialis dapat digambarkan pada tabel 6.4 dibawah ini: Tabel 6.4 Departemen yang memiliki spesialis Job Stream yang ada kompetensi khusus Departemen Information Technology Pengembangan Bisnis Telecommunication Technology Performansi Marketing dan Business Pelayanan & Pemasaran Finance Keuangan Human Resources Sumber Daya Manusia Logictic General Affair Law Hukum Untuk departemen yang tidak memiliki kompetensi khusus seperti Sekretariat, dan Humas serta kelompok staf ahli tidak memiliki jalur karir spesialis. Juga struktur organisasi pada kantor daerah telekomunikasi (Kandatel) dibawah koordinasi General Manager disesuaikan dengan jenis kompetensi spesialis yang tersedia sebagaimana dijelaskan di atas Model Hipotetik Pengkaryaan ke Perusahaan Afiliasi / Anak Perusahaan. Pada Keputusan Direksi PT. Telkom No. KD.21/PS180/SDM-12/98 tanggal 11 September 1998 tentang Pola Karir Pegawai PT. Telkom pasal 86 disebutkan bahwa pengembangan karir pegawai yang diperbantukan, dipekerjakan, kontrak manajemen dan yang diangkat sebagai anggota direksi pada

18 126 perusahaan afiliasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan karir pegawai berdasarkan keputusan ini, yang penjabarannya akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan Direksi tentang Penugasan Pegawai di luar Perusahaan. Model pengembangan pola karir yang bisa dijelaskan sebagaimana dengan penjelasan di atas adalah sebagai berikut. Pertama, penugasan pegawai ke anak perusahaan (perusahaan afiliasi) dapat berbentuk diperbantukan, dipekerjakan, kontrak manajemen, dan diangkat. Bentuk penugasan itu harus berlaku untuk band posisi manajerial maupun band posisi spesialis, tetapi dasar penunjukan dan penugasan pegawai pada perusahaan afiliasi (anak perusahaan) tersebut adalah kompetensi yang dimiliki pegawai tersebut serta disesuaikan dengan kebutuhan anak perusahaan akan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan dimaksud. Ke dua, apabila kedudukan hukum antara anak perusahaan (perusahaan afiliasi) dengan PT. Telkom adalah otonom (independen) maka pola pengembangan karir pegawai yang hendak diperbantukan, dipekerjakan, kontrak manajemen, dan diangkat tersebut harus mengikuti pengembangan karir dari anak perusahaan (perusahaan afiliasi), tetapi jika kedudukan hukum antara anak perusahaan (perusahaan afiliasi) dengan PT. Telkom adalah dependen (tergantung) maka pengembangan karir pegawai yang bersangkutan mengikuti pengembangan karir dari perusahaan induk (PT. Telkom).

ABSTRAKSI APUNG NOERACHMAT

ABSTRAKSI APUNG NOERACHMAT ABSTRAKSI APUNG NOERACHMAT : KINERJA PEGAWAI UNIT PELAYANAN PT. TELKOM DIVISI REGIONAL V JAWA TIMUR DI SURABAYA TIMUR Dalam upaya menjadi perusahaan infokom terdepan di kawasan regional melalui komitmen

Lebih terperinci

KUESIONER SURVEY MODEL PENGEMBANGAN POLA KARIR PEGAWAI PT. TELKOM Tbk. DIVRE V JAWA TIMUR

KUESIONER SURVEY MODEL PENGEMBANGAN POLA KARIR PEGAWAI PT. TELKOM Tbk. DIVRE V JAWA TIMUR Lampiran 1 KUESIONER SURVEY MODEL PENGEMBANGAN POLA KARIR PEGAWAI PT. TELKOM Tbk. DIVRE V JAWA TIMUR Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara : Dengan hormat, Saya mahasiswa Pascasarjana Unversitas Airlangga program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan baik itu perusahaan milik pemerintah ataupun perusahaan swasta, peranan sumber daya manusia sangat penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang mempunyai pikiran dan perasaan yang membedakannya

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang mempunyai pikiran dan perasaan yang membedakannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam organisasi karena manusia inilah yang mampu menggerakkan seluruh komponen yang berada dalam organisasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Abad 21 saat ini merupakan suatu masa yang diwarnai oleh munculnya era

BAB 1 PENDAHULUAN. Abad 21 saat ini merupakan suatu masa yang diwarnai oleh munculnya era BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Abad 21 saat ini merupakan suatu masa yang diwarnai oleh munculnya era globalisasi. Fenomena globalisasi merupakan era baru peradaban manusia dimana terjadi

Lebih terperinci

POLA KARIR. Upaya pengembangan sumber daya manusia di. secara cermat, obyektif, dan berkesinambungan melalui enam

POLA KARIR. Upaya pengembangan sumber daya manusia di. secara cermat, obyektif, dan berkesinambungan melalui enam POLA KARIR 1. Pola Karir Pegawai Upaya pengembangan sumber daya manusia di dilakukan secara cermat, obyektif, dan berkesinambungan melalui enam tahapan proses manajemen SDM dengan tujuan memberikan arahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penilaian Kompetensi Karyawan Adapun langkah-langkah proses pengelolaan Penilaian Kompetensi Individu yang diangani oleh unit Competency Development pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencapai tujuannya adalah tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencapai tujuannya adalah tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan - perusahaan selalu berupaya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi perusahaan dalam mencapai

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Ardaneswari D.P.C., STP, MP. Career Planning MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA 1 1 Karir merupakan suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan status kepegawaian seseorang dalam suatu organisasi sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Divisi Telkom Regional III Jawa Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, nomor PD.202.06/r02/HK200/COP-J4000000/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan memegang peranan sangat penting. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah orang-orang yang memberikan tenaga,

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kinerja bursa saham secara tidak langsung mempengaruhi kemajuan perekonomian nasional. Pasar modal kini memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara, baik

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Manajemen SDM

Pertemuan 3 Manajemen SDM MK MANAJEMEN BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 3 Manajemen SDM Tujuan Memahami konsep dasar (pengertian, manfaat, kegiatan,fungsi, konsep dan tantangan manajemen SDM) MSDM penerapan manajemen berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah baru yang kompleks timbul dengan tiada henti-hentinya

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah baru yang kompleks timbul dengan tiada henti-hentinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah-masalah baru yang kompleks timbul dengan tiada henti-hentinya dalam suatu organisasi. Metode pemecahan masalah yang dimasa lalu untuk dapat menyajikan informasi

Lebih terperinci

Mengelola SDM dan Hubungan Tenaga Kerja

Mengelola SDM dan Hubungan Tenaga Kerja Modul ke: 14 Mengelola SDM dan Hubungan Tenaga Kerja Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id A. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN 2.1. Perusahaan Listrik Negara Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Meningkatnya kebutuhan hidup manusia menjadi salah satu alasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Meningkatnya kebutuhan hidup manusia menjadi salah satu alasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan hidup manusia menjadi salah satu alasan berkembang pesatnya dunia bisnis saat ini dalam skala global ataupun negara. Hal tersebut berbanding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam melakukan penelitian, penulis mengambil obyek di Divisi Enterprise (Dives), PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) untuk karyawan dengan jabatan

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia Penerapan fungsi manajemen ke dalam fungsi operatif dari pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan tenaga kerja, dengan maksud untuk mencapai tujuan individu, organisasi dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setelah mengemukakan latar belakang penelitian yang diantaranya memuat rumusan masalah dan ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. kepemilikan saham bebas secara bersama-sama menunjukkan hasil nilai F sebesar 3,829

BAB 6 PEMBAHASAN. kepemilikan saham bebas secara bersama-sama menunjukkan hasil nilai F sebesar 3,829 BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Pengaruh Kepemilikan Saham Perusahaan Bagi Karyawan Terhadap Komitmen Organisasi Pengujian pengaruh kepemilikan saham perdana, kepemilikan saham insentif dan kepemilikan saham bebas

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Strategik SI/TI 1 Tantangan Pengelolaan IT Perubahan teknologi (TI) semakin cepat. Aplikasi dan data semakin banyak overload informasi. Perkembangan bisnis yang semakin

Lebih terperinci

MANAGING WORK EFFECTIVELY

MANAGING WORK EFFECTIVELY SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM MANAGING WORK EFFECTIVELY BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI SASARAN PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi fungsi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu organisasi. Karyawan merupakan aset utama dalam organisasi serta menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu organisasi. Karyawan merupakan aset utama dalam organisasi serta menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan sumber daya manusia yang mempunyai peranan penting dalam suatu organisasi. Karyawan merupakan aset utama dalam organisasi serta menjadi perencana,

Lebih terperinci

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Abstract Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan adalah merupakan elemen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya implementasi TQM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang ditandai oleh dunia usaha yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang ditandai oleh dunia usaha yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi yang ditandai oleh dunia usaha yang semakin kompetitif, perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain pengembangan karir adalah salah satu kegiatan manajemen SDM harus

BAB I PENDAHULUAN. lain pengembangan karir adalah salah satu kegiatan manajemen SDM harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan karir pada dasarnya sangatlah dibutuhkan bagi perusahaan swasta maupun pemerintahan dikarenakan pengembangan karir berorientasi pada tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ini, persaingan yang terjadi di semua industri semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ini, persaingan yang terjadi di semua industri semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini, persaingan yang terjadi di semua industri semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat bekerja dengan lebih efektif dan efisien agar dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Industri Teknologi Informasi di Indonesia saat ini menghadapi kondisi dan kecenderungan yang relatif memiliki kesamaan yaitu dengan semakin terbukanya

Lebih terperinci

ririkyunita@yahoo.co.id SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Sistim formal dan proses informal mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi. Sistim formal terdiri dari perencanaan starategis, anggaran dan pelaporan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Profil PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Profil PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi 1.1.1 Profil PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) adalah perusahaan milik Negara (BUMN) yang merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat KISEL Koperasi Telekomunikasi Seluler (kisel) adalah lembaga penyedia jasa Distribution Channel (Penjualan dan Distribusi), General

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Logo PT. Telkom Tbk

Gambar 1.1 Logo PT. Telkom Tbk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi 1.1.1 Profil PT. Telkom Tbk. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. adalah perusahaan penyelenggara jasa dan jaringan paling lengkap terbesar di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia sangat dibutuhkan oleh organisasi ataupun perusahaan. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia sangat dibutuhkan oleh organisasi ataupun perusahaan. Di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peranan manusia sebagai sumber daya manusia dalam organisasi atau perusahaan memanglah sangat penting dan dibutuhkan. Melihat kemajuan jaman yang membawa kita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Manajemen SDM Dewasa ini dalam dunia praktik, manajer SDM semakin terlibat dalam komite strategis untuk menentukan arah strategis perusahaan. Manajemen SDM telah menjadi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada PT Aria West sekarang PT Telekomunikasi Indonesia International, maka penulis dapat menyimpulk an hal-hal

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi kumpulan

Lebih terperinci

PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN

PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN A. Pendidikan Berkelanjutan 1. Pengertian Pendidikan Berkelanjutan Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, hubungan antar manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis dan sangat dinamis dan karena perkembangan tersebut diperlukan sistem manajemen yang efektif dan

Lebih terperinci

Tabel 4.5. Core Competency. Selalu +2 Sering Jarang Tidak pernah -2

Tabel 4.5. Core Competency. Selalu +2 Sering Jarang Tidak pernah -2 34 Tabel 4.5. Core Competency Rating Skor Selalu +2 Sering +0.67 Jarang -0.67 Tidak pernah -2 Sumber : Peraturan Direksi 2012 PT Telekomunikasi Indonesia PD 206 b. Tabel Personal Quality dan Core Competency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karyawan bekerja untuk mendapatkan penghasilan demi penghidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karyawan bekerja untuk mendapatkan penghasilan demi penghidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan bekerja untuk mendapatkan penghasilan demi penghidupan yang lebih baik. Selain penghasilan karyawan juga bekerja dengan motivasi untuk mempertahankan

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI. deden08m.com 1

STRUKTUR ORGANISASI. deden08m.com 1 Materi 11 STRUKTUR ORGANISASI deden08m.com 1 LIMA STRUKTUR ORGANISASI TRADISIONAL 1. Struktur Organisasi Sederhana (Simple Organizational Structure) 2. Struktur Organisasi Fungsional 3. Struktur Organisasi

Lebih terperinci

PENILAIAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INSOURCING DAN OUTSOURCING

PENILAIAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INSOURCING DAN OUTSOURCING PENILAIAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INSOURCING DAN OUTSOURCING TUGAS MAKALAH MATA KULIAH : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen Pengajar : Dr. Ir. Arif Imam Soeroso, M.Sc TYASTUTI RAHAYU NIM: P056131902.47E

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum Perusahaan 1.1.1 Gambaran Umum Koperasi Pegawai Telkom Koperasi Pegawai Telkom didirikan pada tanggal 28 februari 1984 dengan badan hukum No.8026/BH/DK 4/1 tanggal 7

Lebih terperinci

Dasar-dasar. Kuliah ke 9, 10 November 2009 Erry Sukriah, MSE

Dasar-dasar. Kuliah ke 9, 10 November 2009 Erry Sukriah, MSE Dasar-dasar Perencanaan Kuliah ke 9, 10 November 2009 Erry Sukriah, MSE Agenda hari ini Perencanaan Sasaran Rencana Penetapan Sasaran Tradisional MBO Mengembangkan Rencana Menetapkan Sasaran Faktor Kontigensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan nilai tambah dan manfaat ekonomi bagi para pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan nilai tambah dan manfaat ekonomi bagi para pemegang saham, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka panjang dan jangka pendek yang di landasi dengan motif ekonomi untuk menghasilkan nilai tambah dan manfaat

Lebih terperinci

TERMS OF REFERENCE. Remuneration Officer

TERMS OF REFERENCE. Remuneration Officer TERMS OF REFERENCE Nama Jabatan Supervisor Direktorat Lokasi Kerja Remuneration Officer HR-Operation Coordinator Finance and Management Services Jakarta TUJUAN JABATAN Mengidentifikasi dukungan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab 1 akan dijelaskan pendahuluan dari penelitian tugas akhir ini yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan

Lebih terperinci

CMS CAREER MAPPING SYSTEM. Pendahuluan

CMS CAREER MAPPING SYSTEM. Pendahuluan CMS CAREER MAPPING SYSTEM Pendahuluan Pemerintah menyadari bahwa sistem perencanaan tenaga kerja dan strategi pengembangan karir bagi manajer perkotaan yang ada saat ini sudah tidak memadai. Keadaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Satu ungkapan yang dapat menggambarkan seluruh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Satu ungkapan yang dapat menggambarkan seluruh aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Satu ungkapan yang dapat menggambarkan seluruh aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia adalah mendapatkan orang-orang terbaik dan mempertahankannya. Pemilik atau pemimpin

Lebih terperinci

BAB 1` PENDAHULUAN. Apapun yang dikerjakan oleh manusia baik secara individu maupun

BAB 1` PENDAHULUAN. Apapun yang dikerjakan oleh manusia baik secara individu maupun BAB 1` PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Apapun yang dikerjakan oleh manusia baik secara individu maupun kelompok, mandiri maupun di bawah kendali orang lain, pasti bertujuan untuk mencapai sesuatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta perekonomian dunia yang semakin meningkat menunjukkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. serta perekonomian dunia yang semakin meningkat menunjukkan bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perekonomian dunia yang semakin meningkat menunjukkan bahwa persaingan dalam dunia usaha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah PT. Samudra Marine Indonesia yaitu perusahaan jasa pembuatan kapal, perbaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi fungsi perencanaan, pengorganisasian,

Lebih terperinci

163021(VI-SK) PERTEMUAN II

163021(VI-SK) PERTEMUAN II TOPIK KHUSUS 163021(VI-SK) PERTEMUAN II Sabtu, 13.00-18.00 (C) Ruang, E-302 Dosen Lie Jasa TOPIK BAHASAN Profesi TIK Prof. Richardus Eko Indrajit indrajit@post.harvard.edu 1 Profesi TIK Menurut Janco inc.

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI

PERANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi bersifat unik, tidak ada organisasi yang mempunyai struktur yang sama persis dengan yang lain. Namun mereka dapat diklasifikasikan menurut kesamaan elemennya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini terhadap kinerja bank

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini terhadap kinerja bank BAB V SIMPULAN DAN SARAN Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini terhadap kinerja bank BNI antara sebelum dan setelah perubahan atau transformasi strategi, diharapkan dapat memberikan jawaban terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Kandatel Cibinong adalah Kantor Daerah Telekomunikasi Cibinong yang berada dalam Wilayah Telekomunikasi Bogor (Witel Bogor).

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Prestasi Kerja

II. TINJAUAN PUSTAKA Prestasi Kerja II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prestasi Kerja Kinerja merupakan istilah yang berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Lebih terperinci

I. PRASYARAT BUSINESS PLAN

I. PRASYARAT BUSINESS PLAN I. PRASYARAT BUSINESS PLAN 1 Business Plan : pernyataan yang memuat tujuan-tujuan dari suatu usaha dan kegiatankegiatan yang ingin dilakukan dalam usaha tersebut untuk mencapai tujuantujuan itu. memberi

Lebih terperinci

MENGELOLA ENTITAS BISNIS. Muniya Alteza

MENGELOLA ENTITAS BISNIS. Muniya Alteza MENGELOLA ENTITAS BISNIS Muniya Alteza Manajer Kerja manajer mencakup usaha untuk mengembangkan strategi dan rencana taktis Manajer harus menganalisa lingkungan persaingan, merencanakan, mengelola, mengarahkan,

Lebih terperinci

KOMPETENSI LULUSAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA KL.UJM-JM-FE-UB.01

KOMPETENSI LULUSAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA KL.UJM-JM-FE-UB.01 KOMPETENSI LULUSAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA KL.UJM-JM-FE-UB.01 Revisi : - Tanggal : 2 Mei 2008 Dikaji ulang oleh : Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU Sistem Informasi Manajemen PERBANDINGAN IMPLEMENTASI OUT SOURCING, INSOURCING DAN CO- SOURCING DAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

TUGAS INDIVIDU Sistem Informasi Manajemen PERBANDINGAN IMPLEMENTASI OUT SOURCING, INSOURCING DAN CO- SOURCING DAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI TUGAS INDIVIDU Sistem Informasi Manajemen PERBANDINGAN IMPLEMENTASI OUT SOURCING, INSOURCING DAN CO- SOURCING DAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI Oleh : Luckhy Natalia Anastasye Lotte P.056091571.44

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 ANALISIS EKONOMI PROYEK IMPLEMENTASI ERP DENGAN MEMPERHATIKAN FAKTOR TIDAK LANGSUNG DAN TIDAK BERWUJUD (Studi Kasus: PT. TELKOM Divre V, Financial Service ) Penyusun Tugas

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen telah banyak disebut sebagai seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui melalui orang lain. Definisi ini, yang dikemukakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) didasarkan pada Pasal 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan,

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN ORGANISASI NIRBATAS DAN KEMITRAAN USAHA

PEMBANGUNAN ORGANISASI NIRBATAS DAN KEMITRAAN USAHA PEMBANGUNAN ORGANISASI NIRBATAS DAN KEMITRAAN USAHA PEMBANGUNAN ORGANISASI NIRBATAS Organisasi Nirbatas Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan rantai komando, memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha ritel modern merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan di era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran produk meliputi

Lebih terperinci

DESAIN ORGANISASI. Oleh: Retno Dayu Wardhani. BDK Cimahi

DESAIN ORGANISASI. Oleh: Retno Dayu Wardhani. BDK Cimahi DESAIN ORGANISASI Oleh: Retno Dayu Wardhani BDK Cimahi Perbedaan organisasi tradisional dengan organisasi modern Organisasi tradisional Stabil Tidak fleksibel Berfokus pada pekerjaan Berorientasi individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan asset intangible bagi perusahaan. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan asset intangible bagi perusahaan. Bagi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) merupakan asset intangible bagi perusahaan. Bagi perusahaan yang sadar akan pentingnya pengelolaan SDM ini, tentu memiliki langkah langkah

Lebih terperinci

Perencanaan Karir. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perencanaan Karir. Manajemen Sumber Daya Manusia Perencanaan Karir Manajemen Sumber Daya Manusia 1 Pengertian Perencanaan Karir Karir adalah semua jabatan atau pekerjaan yang pernah dijalankan oleh seseorang dalam masa kerjanya. Jalur karir adalah urutan

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri telekomunikasi dan teknologi informasi, perusahaan perlu untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan melakukan

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

Nama : Yohanna Enggasari. Pertanyaan :

Nama : Yohanna Enggasari. Pertanyaan : Nama : Yohanna Enggasari Pertanyaan : 1. Definisikan manajemen dan organisasi serta mengapa manajemen diperlukan dalam sebuah organisasi? 2. Sebutkan fungsi fungsi manajemen dan berikan contoh kegiatan

Lebih terperinci

PEGAWAI ASN PEGAWAI ASN PNS PPPK Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional; Menduduki jabatan pemerintahan. Diangkat dengan perjanjian

PEGAWAI ASN PEGAWAI ASN PNS PPPK Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional; Menduduki jabatan pemerintahan. Diangkat dengan perjanjian PERENCANAAN SDM ASN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI 4 MENENTUKAN ASUMSI DASAR Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara Reformasi Mendasar : Mewujudkan PNS dan PPPK sebagai

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG. Sistem balas jasa memberikan rasa aman fisik Indikator dari motivasi karyawan dalam. Performance Related Pay Penggajian yang dinamis

LATAR BELAKANG. Sistem balas jasa memberikan rasa aman fisik Indikator dari motivasi karyawan dalam. Performance Related Pay Penggajian yang dinamis BALAS JASA LATAR BELAKANG Sistem balas jasa memberikan rasa aman fisik Indikator dari motivasi karyawan dalam bekerja Performance Related Pay Penggajian yang dinamis Dimana Peranan Psikologi dalam Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi. PT. Telekomunikasi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai obyek penelitian

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai obyek penelitian BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai obyek penelitian berikut ini akan diuraikan sejarah umum PT. TELKOM, bidang usaha PT.

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak KEWIRAUSAHAAN - 2 Kebutuhan dan Modul ke: Perencanaan SDM Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id Pengertian Perencanaan SDM Perencanaan sumber daya manusia adalah proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam suatu perusahaan. Dalam menghadapi arus globalisasi, berhasil atau tidaknya perusahaan dalam

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PROFIL PERUSAHAAN BAB I PROFIL PERUSAHAAN 1.1. Sejarah Perusahaan PT Rahajasa Media Internet (RadNet) didirikan oleh dua orang pendiri, salah satu diantaranya adalah Roy Rahajasa Yamin, pada bulan November tahun 1994. RadNet

Lebih terperinci

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM Materi 1 Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia http://deden08m.com 1 Pengertian Manajemen SDM Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah pemafaatan para individu untuk mencapai tujuan-tujuan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan - permasalahan atau prosedur - prosedur yang

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan - permasalahan atau prosedur - prosedur yang BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan - permasalahan

Lebih terperinci

Human Resource Management

Human Resource Management Human Resource Management Adalah : Pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja. HRM termasuk desain dan implementasi sistem

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.

Lebih terperinci

Manajemen SDM. 1 st Week

Manajemen SDM. 1 st Week Manajemen SDM 1 st Week DEFINISI Manajemen sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan,memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1. Perencanaan Pengembangan Karier Mathis dan Jackson (dalam Naliebrata, 2007) mendefinisi kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum PT. Pos Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum PT. Pos Indonesia (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Umum PT. Pos Indonesia (Persero) PT. Pos Indonesia (Persero) telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari jawatan PTT (Post,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Setiap organisasi tentunya mempunyai berbagai tujuan yang hendak dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber dayanya yang

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R No.1705, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Pegawai Negeri Sipil. Pola Karier. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/M-DAG/PER/10/2014 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI

Lebih terperinci

SKOR Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision)

SKOR Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision) ASPEK KAJI BANDING I KEPEMIMPINAN 1.1. Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision) 1.2. Misi-misi rumah sakit dioperasionalkan 1.3. Budaya Organisasi diterapkan dalam semua aktifitas

Lebih terperinci

GAMBAR 1.1 LOGO TELKOM PROPERTY

GAMBAR 1.1 LOGO TELKOM PROPERTY BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Company Profile TelkomProperty PT Graha Sarana Duta didirikan pada tanggal 30 September 1981, untuk menyediakan Office Building, Jasa Pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gejala globalisasi mengakibatkan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gejala globalisasi mengakibatkan semakin banyaknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejala globalisasi mengakibatkan semakin banyaknya perusahaan multinasional yang masuk dan ikut berperan dalam kancah perekonomian. Hal ini tentu saja menimbulkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN (planning)

PERENCANAAN (planning) PERENCANAAN (planning) Dasar Manajemen dan Bisnis Bahan: Gary Dessler Bab 3&4 created by Ryani D P 1 FUNGSI PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Mengetahui konsep dasar mengenai perencanaan dalam manajemen

Lebih terperinci