Analisis Perhitungan Harga Pokok Pesanan Meubel Dengan Metode Full Costing Pada CV Sarana Interior Di Samarinda

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Perhitungan Harga Pokok Pesanan Meubel Dengan Metode Full Costing Pada CV Sarana Interior Di Samarinda"

Transkripsi

1 Analisis Perhitungan Harga Pokok Pesanan Meubel Dengan Metode Full Costing Pada CV Sarana Interior Di Samarinda Irma Sari (irm4sari.paras1.gmail.com) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Drs.H.Suharyono, M.Si, Ak Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Salmah Pattisahusiwa, SE, M.Si, Ak Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Abstrak Dalam perhitungan harga pokok produksinya perusahaan hanya memasukkan unsur biaya yang bersifat langsung saja, sedangkan untuk biaya lainnya yang bersifat tidak langsung tidak dialokasikan kepada tiap produk pesanan. Menurut teori berdasarkan metode full costing dalam perhitungan harga pokok produksi semua unsur biaya baik bersifat langsung maupun tidak langsung harus dialokasikan kepada tiap produk pesanan. Maka, masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan metode full costing dalam perhitungan harga pokok produk tiap pesanan meubel selama bulan Maret 2012 pada CV Sarana Interior di Samarinda masih menghasilkan laba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dengan menggunakan metode full costing dalam perhitungan harga pokok produk tiap pesanan meubel selama bulan Maret 2012 pada CV Sarana Interior di Samarinda masih menghasilkan laba atau tidak. Penelitian ini menggunakan data pesanan yang diterima perusahaan selama bulan Maret 2012 untuk mengetahui laba bersih yang dihasilkan. Alat analisis yang digunakan yaitu perhitungan harga pokok pesanan dengan metode full costing disertai dengan perhitungan tarif biaya overhead pabrik yang dibebankan dimuka dan membuat kartu harga pokok pesanan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, diketahui bahwa dari perhitungan harga pokok pesanan berdasarkan teori dengan menggunakan metode full costing pada tiap produk pesanan selama bulan Maret 2012 masih dapat menghasilkan laba atau keuntungan. Kata kunci : Komponen Biaya Produksi Dengan Metode Full Costing, Komponen Biaya Overhead Pabrik, Kartu Harga Pokok Pesanan Abstract In calculating the cost of production companies only include elements that are direct costs only, while for the other costs that are indirectly allocated to each product order. According to the theory based on full costing method in calculating the cost of production are all elements of costs either directly or indirectly should be allocated to each product order. Thus, the problem to be analyzed in this study is whether to use full costing method in calculating the cost of each order furniture products for the month of March 2012 on the CV Sarana Interior in Samarinda still make a profit. This study aims to determine the full costing method in calculating the cost of each order furniture products for the month of March 2012 on the CV Sarana Interior in Samarinda still make a profit or not. This study uses data received firm orders for the month of March 2012 to determine the net profit generated. The analysis tools are calculating the cost of the order with full costing method along with the calculation of manufacturing overhead rates are charged in advance and make the cost of the card order. Based on the analysis and discussion that has been done in this study, it is known that the calculation of the cost of the order based on the theory by using the full costing of each product orders in March 2012 can still produce profits. Keywords : Component costs of production with full costing method, component manufacturing overhead costs, the cost of card orders

2 I. Pendahuluan A. Latar Belakang CV Sarana Interior merupakan salah satu usaha yang bergerak dibidang woodworking yang melayani kebutuhan akan produk olahan yang berbahan baku kayu (plywood) untuk dijadikan produk jadi seperti lemari, meja, kursi, tempat tidur, kitchen set, partisi dan lainnya sehingga memberikan nilai tambah dan mendorong perkembangan industri bahan jadi kayu. Selain itu CV Sarana Interior juga menerima pesanan pembuatan gorden dan pemasangan wallpaper dinding. CV Sarana Interior berproduksi untuk memenuhi pesanan yang berasal dari beberapa daerah di Kalimantan Timur, seperti Samarinda, Tenggarong, Balikpapan, Grogot, Samboja, Muara Badak, dan lainnya. Tidak hanya pesanan dari perorangan saja, tetapi perusahaan juga memenuhi pesanan yang berasal dari pemerintah kota dan provinsi di Kalimantan Timur. Karena perusahaan berproduksi untuk memenuhi pesanan konsumen, maka diperlukan informasi mengenai perhitungan harga pokok per produk pesanan yang dapat dijadikan dasar dalam menentukan harga jual per produk, serta perhitungan laba atau rugi tiap pesanan. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa pada bulan Maret 2012 CV Sarana Interior menerima sejumlah pesanan dari Bapak Deddy yang beralamat di jalan Wahid Hasyim berupa 1 unit partisi TV, 1 unit lemari pakaian, 1 unit tempat tidur, 1 unit lemari tangga dan 1 unit lemari tangga putar. Serta 1 unit tempat tidur yang dipesan oleh Ibu Tri yang beralamat di Samarinda Seberang. Sampai saat ini dalam perhitungan harga pokok produksinya perusahaan hanya memasukkan unsur biaya yang bersifat langsung saja seperti biaya bahan baku langsung, bahan penolong langsung, upah kerja langsung, ongkos kirim dan komisi marketing (jika ada), sedangkan untuk biaya lainnya yang bersifat tidak langsung seperti biaya gaji, listrik, air, pemeliharaan mesin, administrasi dan penyusutan tidak dialokasikan kepada tiap produk pesanannya. Untuk itu perlu adanya pengumpulan biaya produksi agar dapat diketahui dengan jelas dan tepat tentang biaya produksi yang dikorbankan dalam menghasilkan suatu produk, sehingga dapat laba bersih dari masing-masing produk pesanan. Dari hasil analisis diketahui bahwa terdapat selisih kurang antara laba/keuntungan berdasarkan perhitungan perusahaan bila dibandingkan dengan hasil analisis. Dimana untuk produk pesanan 1 unit partisi TV selisih kurang keuntungan adalah sebesar Rp ,11. Untuk produk pesanan 1 unit lemari pakaian, terdapat selisih kurang sebesar Rp ,61. Untuk produk pesanan 2 unit tempat tidur, terdapat selisih kurang masingmasing sebesar Rp ,74 dan Rp ,48. Untuk produk pesanan 1 unit lemari tangga, terdapat selisih kurang sebesar Rp ,36. Sedangkan untuk produk pesanan 1 unit lemari tangga putar, terdapat selisih kurang perhitungan keuntungan sebesar Rp ,73. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mencoba melakukan perhitungan harga pokok pesanan meubel yang diproduksi CV Sarana Interior dengan menggunakan metode full costing, yaitu memasukkan semua unsur biaya pembuatan produk baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dibuat suatu rumusan masalah yang mendasari penulisan ini yaitu : Apakah dengan menggunakan metode full costing dalam perhitungan harga pokok produk tiap pesanan meubel selama bulan Maret 2012 pada CV Sarana Interior di Samarinda masih menghasilkan laba? C. Tujuan

3 Tujuan dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui dengan menggunakan metode full costing dalam perhitungan harga pokok produk tiap pesanan meubel selama bulan Maret 2012 pada CV Sarana Interior di Samarinda masih menghasilkan laba atau tidak. II. Tinjauan Teoritis A. Dasar Teoritis I. Pengertian Akuntansi Akuntansi sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. ( Jusup, 2005:4-5) Akuntansi sebagai seni dari AICPA (American Institute of Certified Public Accounting) yaitu : Accounting is the art of recording, classifying, and summarizing in a significant manner and interms of money, transaction and event which are, in apart at least, of financial character and interpreting the result there off. Yang artinya, akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan dengan suatu cara yang berarti dan dalam nilai uang kejadian dan transaksi yang paling sedikit atau sebagian, bersifat keuangan dan atas penafsiran hasilnya. (Nafarin,2004:1) II. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Dan objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya. (Mulyadi, 2009:7) Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. (Supriyono, 2007:12) III. Pengertian Biaya Biaya adalah pengorbanan ekonomis untuk memperoleh barang atau jasa, dimana manfaat dari barang atau jasa tersebut dinikmati dalam waktu lebih dari satu tahun (jangka panjang). (Rudianto, 2008:25) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi. (Simamora, 2002:36) Biaya adalah Accountants have defined cost as, an exchange price, a for going a sacrifice made to secure benefit. (Carter and Usry, 2002:2-1) IV. Penggolongan Biaya Semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh suatu perusahaan akan berakibat semakin banyaknya tugas-tugas manajemen perusahaan tersebut dalam menjalankan fungsi manajemen. Selain itu, biaya-biaya yang terjadi diperusahaan semakin banyak. Oleh sebab itu perusahan memerlukan informasi mengenai biaya, baik untuk penetapan harga, efisiensi penggunaan sumber daya, dan evaluasi tentang lini produk yang paling menguntungkan. Untuk memenuhi kebutuhan manajemen, biaya dapat digolongkan menjadi beberapa macam. Biaya digolongkan sebagai berikut : 1. Menurut Objek Pengeluaran. Penggolongan ini merupakan penggolongan yang paling sederhana, yaitu berdasarkan penjelasan singkat mengenai suatu objek pengeluaran, misalnya pengeluaran yang berhubungan dengan telepon disebut biaya telepon.

4 2. Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan, biaya dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu: (1). Biaya Produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. (2). Biaya Pemasaran, adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel, dll. (3). Biaya Administrasi dan Umum, yaitu biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk, contohnya gaji bagian akuntansi, gaji personalia, dll. 3. Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu Yang Dibiayai. Ada 2 golongan biaya, yaitu: (1). Biaya Langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. (2). Biaya Tidak Langsung (indirect cost), biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik. 4. Menurut Perilaku dalam Kaitannya dengan Perubahan Volume Kegiatan, biaya dibagi menjadi 4, yaitu : (1). Biaya Tetap (fixed cost), biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu, contohnya; gaji direktur produksi. (2). Biaya Variabel (variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contoh; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung. (3). Biaya Semi Variabel, biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel, contoh; biaya listrik yang digunakan. (4). Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. 5. Menurut Jangka Waktu Manfaatnya, biaya dibagi 2 bagian, yaitu : (1). Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat/benefit pada periode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang. (2). Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure), pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran itu terjadi. (Mulyadi, 2009:13-16) V. Siklus Akuntansi Biaya Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai

5 Biaya tenaga kerja langsung Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai Biaya overhead pabrik Pengumpulan biaya produksi Penentuan harga pokok produk jadi Gambar 1.1 Siklus Akuntansi Biaya (Mulyadi, 2009:36) VI. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi (cost of goods manufactured) adalah jumlah biaya produksi yang diserap oleh seluruh produk jadi yang telah selesai diproduksi selama satu periode tertentu. (Marbun, 2003:91) Harga pokok produksi adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir. (Bustami dan Nurlela, 2006:60) VII. Metode Penentuan Biaya Produksi Ada 2 (dua) pendekatan yang digunakan dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam biaya produksi, yaitu sebagai berikut : 1. Pendekatan Full Costing Full costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian biaya produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini : Biaya bahan baku Rp. xxx Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx Biaya overhead pabrik tetap Rp. xxx + Total biaya produksi Rp. xxx (Mulyadi, 2009:17) Biaya produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur biaya produksi (biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead pabrik variabel, dan overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).

6 2. Pendekatan Variable Costing Variable costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian biaya produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur produksi berikut ini : Biaya bahan baku Rp. xxx Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx + Total biaya produksi Rp. xxx (Mulyadi, 2009:18) Biaya produksi yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur biaya produksi variabel (biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel, biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap). VIII. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan Adapun karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan adalah sebagai berikut : 1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan dan mulai dengan pesanan berikutnya. 2. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain. 3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan digudang. Mulyadi (2009:37) Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan berpengaruh terhadap pengumpulan biaya produksinya. Metode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual. 2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi dua kelompok berikut ini : biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. 3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik. 4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.

7 5. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. (Mulyadi, 2009:38) IX. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Per Pesanan Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk : 1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. 2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan. 3. Memantau realisasi biaya produksi. 4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan. 5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. (Mulyadi, 2009:39) X. Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka. Ada dua alasan yang mendasari pendapat diatas yaitu sebagai berikut : 1. Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu dengan bulan yang lain yang disebabkan oleh : a) perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan, b) perubahan tingkat efisiensi produksi, c) adanya biaya overhead pabrik yang terjadinya secara sporadik, menyebar tidak merata selama jangka waktu setahun, d) biaya overhead pabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu. 2. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan pada saat pesanan selesai dikerjakan. Padahal ada elemen biaya overhead pabrik yang baru dapat diketahui jumlahnya pada akhir setiap bulan atau akhir tahun. Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap berikut ini : 1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead pabrik, yaitu sebagai berikut : a. Kapasitas teoritis (theoretical capacity) b. Kapasitas normal (normal capacity) c. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (expected actual capacity) 2. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk. Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk, diantaranya adalah : a) satuan produk, b) biaya bahan baku, c) biaya tenaga kerja langsung, d) jam tenaga kerja langsung, e) jam mesin. Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang dipakai, yaitu sebagai berikut : a. Harus diperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi.

8 b. Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan eratnya hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang akan dipakai. 3. Menghitung tarif biaya overhead pabrik. (Mulyadi, 2009:196) Setelah tingkat kapasitas yang akan dicapai dalam periode anggaran ditentukan, dan anggaran biaya overhead pabrik telah disusun, serta dasar pembebanannya telah dipilih dan diperkirakan, maka langkah terakhir adalah menghitung tarif biaya overhead pabrik dengan rumus sebagai berikut : Biaya overhead pabrik yang dianggarkan = Tarif biaya overhead Taksiran dasar pembebanan pabrik (Mulyadi, 2009:203) XI. Kartu Harga Pokok Pesanan Berikut contoh kartu harga pokok pesanan PT Eliona Sari Yogyakarta KARTU HARGA POKOK No.pesanan : Pemesan : Jenis Produk : Tgl.Pesan : Tgl.Pesan : Tgl.Selesai : Tgl.Selesai : Tgl.Kirim : BIAYA BAHAN BAKU TENAGA KERJA BOP-dibebankan Tgl No.BPBG Ket Jml Tgl No.Kartu jam kerja Jml Tgl Jam mesin Tarif Jml Total Biaya Produksi 0 0 Gambar 2. 1 Kartu Harga Pokok Pesanan (Mulyadi,2009:48) XII. Kerangka Konsep Analisis Perhitungan Harga Pokok Pesanan Meubel Dengan Metode Full Costing Pada CV Sarana Interior Di Samarinda Kajian Pustaka : Menghitung harga pokok produk dengan memasukkan semua unsur biaya baik langsung maupun tidak langsung CV SARANA INTERIOR : Menghitung harga pokok produk dengan memasukkan biaya langsung saja

9 Perumusan Masalah : Apakah dengan menggunakan metode full costing dalam perhitungan harga pokok produk tiap pesanan meubel selama bulan Maret 2012 pada CV Sarana Interior di Samarinda masih menghasilkan laba? Alat Analisis : Perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode Full Costing Hasil Analisis Gambar 2.2 Kerangka Konsep III. Metode Penelitian A. Definisi Operasional Berikut ini beberapa pengertian yang menyangkut analisis perhitungan harga pokok pesanan pada CV Sarana Interior di Samarinda yaitu sebagai berikut : 1. Produk yang dihasilkan diantaranya berupa lemari, tempat tidur, kitchen set, meja, kursi, partisi TV yang berbahan dasar plywood. Selain itu perusahaan juga menerima pesanan pembuatan gorden dan pemasangan wallpaper dinding. 2. Harga pokok produk adalah penjumlahan seluruh biaya-biaya langsung yang dikeluarkan dalam proses pengolahan suatu produk seperti biaya bahan baku, bahan penolong, upah kerja langsung, ongkos kirim barang pesanan yang telah selesai dan komisi marketing (jika penjualan melalui marketing). 3. Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang terjadi untuk mengolah bahan baku kayu (plywood) menjadi berbagai bentuk meubel yang siap untuk dijual. Termasuk didalamnya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Biaya tersebut dibagi lagi menjadi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). 4. Biaya langsung (direct cost) yaitu biaya yang dapat dialokasikan secara langsung kepada masing-masing produk yang diolah. Biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku langsung, bahan penolong langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya kirim dan biaya komisi marketing (jika ada). 5. Biaya tidak langsung (indirect cost) yaitu biaya yang dikeluarkan dalam rangka menghasilkan produk tetapi tidak dapat diidentifikasi secara langsung kepada produk tertentu, Biaya tidak langsung ini disebut juga dengan biaya overhead pabrik yang terdiri dari biaya bahan penolong dan biaya administrasi umum (Gaji, listrik, air, telepon, pemeliharaan mesin, biaya sewa, biaya bunga dan biaya penyusutan mesin). 6. Biaya bahan baku adalah biaya pembelian bahan baku yang akan digunakan untuk memproduksi produk meubel sesuai dengan spesifikasi pesanan yang telah diterima. Yang termasuk biaya bahan baku ini adalah biaya pembelian plywood, HPL, melamin putih, engsel, tarikan, rel laci, dll.

10 7. Biaya tenaga kerja langsung merupakan balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada tukang yang secara langsung terlibat dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja ini dihitung berdasarkan satuan (meter ²) dari setiap produk pesanan dikalikan tarif upah per meter². Biasanya upah akan dibayar setelah pekerjaan selesai 100%. 8. Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang dikeluarkan selain biaya bahan baku dan upah/tenaga kerja langsung, Yang termasuk biaya ini yaitu biaya bahan penolong (lem dan paku), ongkos kirim barang pesanan, komisi marketing (jika ada), dan biaya administrasi umum (Gaji, listrik, air, telepon, pemeliharaan mesin, biaya sewa, biaya bunga, biaya penyusutan dan biaya lainnya). B. Jangkauan Penelitian Berdasarkan data yang diperlukan, maka penelitian dilaksanakan pada salah satu usaha meubel yang ada di Samarinda yaitu CV Sarana Interior yang berlokasi di jalan Jend Urif Sumohardjo kota Samarinda. Adapun penelitian dibatasi pada perhitungan harga pokok pesanan meubel pada bulan Maret 2012 berdasarkan metode full costing sehingga diketahui laba / keuntungan bersih dari tiap produk pesanan serta membuat kartu harga pokok pesanan. C. Rincian Data Yang Diperlukan Untuk mempermudah penelitian yang dilakukan, maka data yang diperlukan adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum CV Sarana Interior di Samarinda 2. Struktur organisasi CV Sarana Interior di Samarinda 3. Data biaya produksi pesanan meubel pada bulan Maret Data biaya overhead pabrik pada bulan Maret Data lainnya yang relevan dengan penulisan ini. D. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Penelitian Lapangan, Pengumpulan data dilakukan dengan : a) Interview, yaitu dengan mengadakan wawancara langsung dengan pihak yang berwenang mengenai data yang diperlukan penulis. b) Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mencatat atau mengutip serta mengcopy data-data yang dimiliki perusahaan. 2. Library Research (penelitian kepustakaan ), yaitu mengumpulkan beberapa konsep teori secara kepustakaan yang dapat mendukung arah pembahasan penelitian ini. E. Alat Analisis Alat yang digunakan untuk menganalisis dan membahas data yang diperoleh dari CV Sarana Interior adalah akuntansi biaya, yaitu metode harga pokok pesanan (job order cost method) dengan pendekatan full costing. Dasar perhitungan untuk biaya produksi adalah sebagai berikut : a. Untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung menggunakan sistem harga pokok historis (berdasarkan biaya sesungguhnya). b. Untuk biaya overhead pabrik menggunakan tarif biaya yang ditentukan dimuka (predeterminated rates). Dengan cara menyusun anggaran biaya overhead pabrik berdasarkan kapasitas normal (Normal Capacity), kemudian membebankan biaya overhead pabrik tersebut kepada produk berdasarkan atas biaya bahan baku. Dasar pembebanan ini

11 dipilih karena biaya overhead pabrik (bahan penolong) yang dominan jumlahnya bervariasi dengan nilai bahan baku. Adapun untuk perhitungan tarif biaya overhead pabrik ditentukan dimuka dapat digunakan rumus sebagai berikut : Taksiran biaya overhead pabrik Presentase BOP x100% = dari biaya bahan Taksiran biaya bahan baku yang dipakai baku yang dipakai (Mulyadi, 2009:200) Untuk perhitungan harga pokok produksi dengan pendekatan full costing dengan memasukkan semua unsur biaya-biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik maka digunakan formula sebagai berikut : Biaya Produksi : - Biaya bahan baku Rp. xxx - Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx - Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx - Biaya overhead pabrik tetap Rp. xxx + Total biaya produksi Rp. xxx (Mulyadi, 2009:17) Setelah melakukan perhitungan total biaya produksi, kemudian dibuat kartu harga pokok pesanan. IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis 1. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Sebelum melakukan pembebanan biaya overhead pabrik kepada suatu produk, hendaknya perusahaan perlu menentukan terlebih dahulu tarif biaya overhead pabrik ditentukan dimuka yang akan menjadi dasar dalam pembebanan biaya overhead pabrik tersebut pada tiap produk pesanannya. Penentuan tarif biaya overhead dapat dihitung dengan cara menyusun anggaran biaya overhead pabrik berdasarkan kapasitas normal (Normal Capacity), kemudian membebankan biaya overhead pabrik tersebut kepada produk berdasarkan atas biaya bahan baku. Dasar pembebanan ini dipilih karena biaya overhead pabrik (bahan penolong) yang dominan jumlahnya bervariasi dengan nilai bahan baku. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Pada Produk Taksiran biaya overhead pabrik Presentase BOP x100% = dari biaya bahan Taksiran biaya bahan baku yang dipakai baku yang dipakai Rp ,33 Tarif biaya overhead pabrik = x 100% Rp ,00 = 0,32 x 100%

12 = 32 % Dari perhitungan diatas diketahui besarnya tarif biaya overhead pabrik atas dasar nilai bahan baku yang dipakai adalah sebesar 32 % untuk tiap produk. Jadi, besarnya pembebanan biaya overhead pabrik untuk produk pesanan yang diteliti dengan dasar pembebanan atas biaya bahan baku adalah sebagai berikut : 1) Pesanan 1 Unit Partisi TV 32 % x Rp ,00 = Rp ,30 2) Pesanan 1 unit Lemari Pakaian 32 % x Rp ,00 = Rp ,12 3) Pesanan 2 unit Tempat Tidur 32 % x Rp ,00 = Rp ,39 32 % x Rp ,00 = Rp ,20 4) Pesanan 1 unit Lemari Tangga 32 % x Rp ,00 = Rp ,24 5) Pesanan 1 unit Lemari Tangga Putar 32 % x Rp ,00 = Rp ,77 2. Harga Pokok Produksi dan Perhitungan Laba Adapun perhitungan harga pokok produksi masing-masing pesanan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pesanan 1 unit Partisi TV Ukuran 5 m² - Biaya Bahan Baku Rp ,00 - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp ,00 - Biaya Overhead Pabrik Rp ,30 Harga Pokok Produksi Rp ,30 2) Pesanan 1 unit Lemari Pakaian Ukuran 8,25 m² - Biaya Bahan Baku Rp ,00 - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp ,00 - Biaya Overhead Pabrik Rp ,12 Harga Pokok Produksi Rp ,12 3) Pesanan 1 unit Tempat Tidur Ukuran 3,2 m² - Biaya Bahan Baku Rp ,00 - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp ,00 - Biaya Overhead Pabrik Rp ,39 Harga Pokok Produksi Rp ,39 4) Pesanan 1 unit Tempat Tidur Ukuran 2,4 m² - Biaya Bahan Baku Rp ,00 - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp ,00 - Biaya Overhead Pabrik Rp ,20 Harga Pokok Produksi Rp ,20 5) Pesanan 1 unit Lemari Tangga Ukuran 4,77 m² - Biaya Bahan Baku Rp ,00 - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp ,00 - Biaya Overhead Pabrik Rp ,24

13 Harga Pokok Produksi Rp ,24 6) Pesanan 1 unit Lemari Tangga Putar Ukuran 2 m² - Biaya Bahan Baku Rp ,00 - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp ,00 - Biaya Overhead Pabrik Rp ,77 Harga Pokok Produksi Rp ,77 Kemudian berdasarkan data produksi dan perhitungan harga pokok produksi di atas, maka dapat diketahui laba / keuntungan yang diperoleh dari masing-masing produk pesanan, yaitu sebagai berikut :

14 Tabel 4.1 Perhitungan Laba Tiap Produk Pesanan Berdasarkan Hasil Analisis Keterangan Partisi TV (Uk 5 m²) Lemari Pakaian (Uk 8,25 m²) Tempat Tidur (Uk 3,2 m²) Tempat Tidur (Uk 2,4 m²) Lemari Tangga (Uk 4,77 m²) Lemari Tangga Putar (Uk 2m²) Total Harga jual produk Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Biaya produksi : Biaya bahan baku sesungguhnya Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Biaya overhead pabrik dibebankan Total harga pokok pesanan Rp ,30 Rp ,12 Rp ,39 Rp ,20 Rp ,24 Rp ,77 Rp ,02 Rp ,30 Rp ,12 Rp ,39 Rp ,20 Rp ,24 Rp ,77 Rp ,02 Laba/rugi tiap pesanan Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp ,98 Sumber Data : Data Olahan

15 3. Perbedaan Hasil Perhitungan Berdasarkan hasil perhitungan dapat dilihat adanya perbedaan antara pembebanan biaya overhead pabrik pada harga pokok produksi suatu produk pesanan berdasarkan hasil analisis dengan perhitungan yang telah dilakukan oleh perusahaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Perbedaan Hasil Perhitungan Pembebanan Biaya Tenaga Kerja Langsung Berdasarkan Perhitungan Perusahaan dan Hasil Analisis No Jenis Pesanan Uk(m²) Biaya Tenaga Kerja Langsung Perusahaan Hasil Analisis Selisih 1 Partisi TV 5 Rp ,00 Rp ,00-2 Lemari Pakaian 8,25 Rp ,00 Rp ,00-3 Tempat tidur 3,2 Rp ,00 Rp ,00-4 Tempat tidur 2,4 Rp ,00 Rp ,00-5 Lemari Tangga 4,77 Rp ,00 Rp ,00-6 Lemari Tangga Putar 2 Rp ,00 Rp ,00 - Sumber Data : Data Diolah Total Rp ,00 Rp ,00 - Tabel 4.3 Perbedaan Hasil Perhitungan Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Berdasarkan Perhitungan Perusahaan dan Hasil Analisis No Jenis Pesanan Uk (m²) Biaya Overhead Pabrik Perusahaan Hasil Analisis Selisih 1 Partisi TV 5 Rp ,20 Rp ,30 Rp ,11 2 Lemari Pakaian 8,25 Rp ,52 Rp ,12 Rp ,61 3 Tempat tidur 3,2 Rp ,64 Rp ,39 Rp ,74 4 Tempat tidur 2,4 Rp ,72 Rp ,20 Rp ,48 5 Lemari Tangga 4,77 Rp ,59 Rp ,24 Rp ,64 6 Lemari Tangga Putar 2 Rp ,33 Rp ,77 Rp ,44 Jumlah Rp ,00 Rp ,02 Rp ,02 Sumber Data : Data Diolah

16 Tabel 4.4 Perbedaan Hasil Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Perhitungan Perusahaan dan Hasil Analisis No Jenis Pesanan Uk (m²) Harga Pokok Produksi Perusahaan Hasil Analisis Selisih 1 Partisi TV 5 Rp ,20 Rp Rp ,11 2 Lemari Pakaian 8,25 Rp ,52 Rp ,12 Rp ,61 3 Tempat tidur 3,2 Rp ,64 Rp ,39 Rp ,74 4 Tempat tidur 2,4 Rp ,72 Rp ,20 Rp ,48 5 Lemari Tangga 4,77 Rp ,59 Rp ,24 Rp ,64 6 Lemari Tangga Putar Sumber Data : Data Diolah 2 Rp ,33 Rp ,77 Rp ,44 Jumlah Rp ,00 Rp ,02 Rp ,02 Tabel 4.5 Perbedaan Hasil Perhitungan Keuntungan / Laba Berdasarkan Perhitungan Perusahaan dan Hasil Analisis No Jenis Pesanan Uk (m²) Perusahaan Keuntungan/Laba Hasil Analisis Selisih 1 Partisi TV 5 Rp ,80 Rp ,70 Rp ,11 2 Lemari Pakaian 8,25 Rp ,48 Rp ,88 Rp ,61 3 Tempat tidur 3,2 Rp ,36 Rp ,61 Rp ,74 4 Tempat tidur 2,4 Rp ,28 Rp ,80 Rp ,48 5 Lemari Tangga 4,77 Rp ,12 Rp ,76 Rp ,36 6 Lemari Tangga Putar 2 Rp ,96 Rp ,23 Rp ,73 Jumlah Rp ,00 Rp ,98 Rp ,02 Sumber Data : Data Diolah 4. Kartu Harga Pokok Pesanan Perhitungan harga pokok produksi produk pesanan tersebut kemudian dicatat pada kartu harga pokok pesanan yang akan menjadi dasar pencatatan ayat jurnal ikhtisar. B. Pembahasan Dari hasil analisis yang telah dilakukan diatas, diketahui bahwa dari perhitungan yang dilakukan berdasarkan metode harga pokok pesanan yang seharusnya, menunjukkan adanya perbedaan dengan perhitungan yang telah diterapkan perusahaan. Berdasarkan hasil analisis, harga pokok produksi pesanan 1 unit partisi TV adalah sebesar Rp ,30. Harga pokok produksi pesanan 1 unit lemari pakaian adalah sebesar Rp ,12. Harga pokok produksi pesanan 2 unit tempat tidur masing-masing

17 adalah sebesar Rp ,39 dan Rp ,20. Harga pokok produksi pesanan 1 unit lemari tangga adalah sebesar Rp ,24 dan harga pokok produksi pesanan 1 unit lemari tangga putar adalah sebesar Rp ,77. Sedangkan menurut perhitungan yang telah dilakukan perusahaan, harga pokok produksi pesanan 1 unit partisi TV adalah sebesar Rp ,20. Harga pokok produksi pesanan 1 unit lemari pakaian adalah sebesar Rp ,52. Harga pokok produksi pesanan 2 unit tempat tidur masing-masing adalah sebesar Rp ,64 dan Rp ,72. Harga pokok produksi pesanan 1 unit lemari tangga adalah sebesar Rp ,59 dan harga pokok produksi pesanan 1 unit lemari tangga putar adalah sebesar Rp ,33. Perbedaan perhitungan ini menimbulkan selisih yang disebabkan karena adanya perbedaan perhitungan pembebanan unsur-unsur biaya produksi terhadap produk pesanan. Menurut perhitungan perusahaan dan hasil analisis, biaya tenaga kerja langsung dibebankan pada produk pesanan yang dihitung berdasarkan tarif upah per m² dikalikan dengan ukuran (m²) tiap produk yang dibuat. Dengan demikian untuk perhitungan biaya tenaga kerja langsung antara perusahaan dengan hasil analisis tidak terdapat perbedaan. Kemudian pada pembebanan biaya overhead pabrik, perusahaan hanya membebankan biaya bahan penolong, ongkos kirim dan komisi marketing (jika ada) saja pada perhitungan harga pokok produksinya. Sedangkan untuk biaya-biaya lainnya seperti biaya gaji, listrik, air, biaya sewa, BBM dan adum (administrasi umum) hanya diperlakukan sebagai biaya periodik saja, tidak dialokasikan ke dalam harga pokok produk pesanan. Dimana biaya bahan penolong dan ongkos kirim yang dikeluarkan untuk menyelesaikan 1 unit partisi TV adalah sebesar Rp ,20. Biaya bahan penolong dan ongkos kirim untuk menyelesaikan 1 unit lemari pakaian adalah sebesar Rp ,52. Biaya bahan penolong dan ongkos kirim untuk menyelesaikan 2 unit tempat tidur adalah sebesar Rp ,36 dimana masingmasing unit membutuhkan biaya sebesar Rp ,64 dan Rp ,72. Biaya bahan penolong dan ongkos kirim untuk menyelesaikan 1 unit lemari tangga adalah sebesar Rp ,59 dan untuk menyelesaikan 1 unit lemari tangga putar dibutuhkan biaya bahan penolong an ongkos kirim sebesar Rp ,33. Sedangkan menurut perhitungan harga pokok pesanan berdasarkan metode full costing, semua biaya dialokasikan ke dalam harga pokok produk pesanan. Sebelum melakukan pembebanan biaya overhead pabrik kepada suatu produk, maka ditentukan terlebih dahulu tarif biaya overhead pabrik ditentukan dimuka yang akan menjadi dasar dalam pembebanan biaya overhead pabrik tersebut pada tiap produk pesanan. Penentuan tarif biaya overhead dihitung dengan cara menyusun anggaran biaya overhead pabrik berdasarkan kapasitas normal (Normal Capacity), kemudian membebankan biaya overhead pabrik tersebut kepada produk berdasarkan atas biaya bahan baku. Dasar pembebanan ini dipilih karena biaya overhead pabrik (bahan penolong) yang dominan jumlahnya bervariasi dengan nilai bahan baku. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa tarif biaya overhead pabrik ditentukan dimuka adalah sebesar 32% dari nilai bahan baku yang terpakai. Sehingga untuk pesanan 1 unit partisi TV, biaya overhead pabrik yang dibebankan adalah Rp ,30. Untuk 1 unit lemari pakaian dibebankan biaya overhead pabrik sebesar Rp ,12. Untuk 2 unit tempat tidur, biaya overhead pabrik yang dibebankan masing-masing adalah sebesar Rp ,39 dan Rp ,20. Sedangkan untuk 1 unit lemari tangga, biaya overhead pabrik yang dibebankan adalah sebasar Rp ,24 dan biaya overhead pabrik untuk 1 unit lemari tangga putar adalah sebesar Rp ,77. Kemudian dari hasil analisis, diketahui bahwa terdapat selisih kurang antara laba/keuntungan berdasarkan perhitungan perusahaan bila dibandingkan dengan hasil analisis. Dimana untuk produk pesanan 1 unit partisi TV selisih kurang keuntungan adalah

18 sebesar Rp ,11. Untuk produk pesanan 1 unit lemari pakaian, terdapat selisih kurang sebesar Rp ,61. Untuk produk pesanan 2 unit tempat tidur, terdapat selisih kurang masing-masing sebesar Rp ,74 dan Rp ,48. Untuk produk pesanan 1 unit lemari tangga, terdapat selisih kurang sebesar Rp ,36. Sedangkan untuk produk pesanan 1 unit lemari tangga putar, terdapat selisih kurang perhitungan keuntungan sebesar Rp ,73. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode full costing dalam perhitungan harga pokok produk tiap pesanan meubel selama bulan Maret 2012 pada CV Sarana Interior di Samarinda masih menghasilkan laba. V PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai informasi yang berguna bagi pimpinan perusahaan, yaitu : 1. Kesimpulan Setelah mengevaluasi dan menganalisis data, maka dapat dibuat suatu kesimpulan yakni sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa perusahaan menghitung harga pokok produksi suatu pesanan terlalu rendah sehingga menimbulkan selisih kurang bila dibandingkan dengan hasil analisis. Dimana untuk produk pesanan 1 unit partisi TV selisih kurang perhitungan harga pokok poduksi adalah sebesar Rp ,09. Untuk produk pesanan 1 unit lemari pakaian, terdapat selisih kurang sebesar Rp ,79. Untuk produk pesanan 2 unit tempat tidur, terdapat selisih kurang sebesar Rp ,70 dan Rp ,63. Untuk produk pesanan 1 unit lemari tangga, terdapat selisih kurang sebesar Rp ,06. Sedangkan untuk produk pesanan 1 unit lemari tangga putar, terdapat selisih kurang perhitungan harga pokok produksi sebesar Rp , Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa tarif biaya overhead pabrik ditentukan dimuka adalah sebesar 32% dari nilai bahan baku yang terpakai. Sehingga untuk pesanan 1 unit partisi TV, biaya overhead pabrik yang dibebankan adalah Rp ,30. Untuk 1 unit lemari pakaian dibebankan biaya overhead pabrik sebesar Rp ,12. Untuk 2 unit tempat tidur, biaya overhead pabrik yang dibebankan masing-masing adalah sebesar Rp ,39 dan Rp ,20. Sedangkan untuk 1 unit lemari tangga, biaya overhead pabrik yang dibebankan adalah sebasar Rp ,24 dan biaya overhead pabrik untuk 1 unit lemari tangga putar adalah sebesar Rp , Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa perusahaan membebankan biaya overhead pabrik kepada produk pesanan terlalu rendah sehingga menimbulkan selisih kurang bila dibandingkan dengan hasil analisis. Dimana untuk produk pesanan 1 unit partisi TV selisih kurang pembebanan biaya overhead pabrik adalah sebesar Rp ,11. Untuk produk pesanan 1 unit lemari pakaian, terdapat selisih kurang sebesar Rp ,61. Untuk produk pesanan 2 unit tempat tidur, terdapat selisih kurang sebesar Rp ,74 dan Rp ,48. Untuk produk pesanan 1 unit lemari tangga, terdapat selisih kurang sebesar Rp ,64. Sedangkan untuk produk pesanan 1 unit lemari tangga putar, terdapat selisih kurang pembebanan biaya overhead pabrik sebesar Rp , Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa terdapat selisih kurang antara laba/keuntungan berdasarkan perhitungan perusahaan bila dibandingkan dengan hasil

19 analisis. Dimana untuk produk pesanan 1 unit partisi TV selisih kurang keuntungan adalah sebesar Rp ,11. Untuk produk pesanan 1 unit lemari pakaian, terdapat selisih kurang sebesar Rp ,61. Untuk produk pesanan 2 unit tempat tidur, terdapat selisih kurang masing-masing sebesar Rp ,74 dan Rp ,48. Untuk produk pesanan 1 unit lemari tangga, terdapat selisih kurang sebesar Rp ,36. Sedangkan untuk produk pesanan 1 unit lemari tangga putar, terdapat selisih kurang perhitungan keuntungan sebesar Rp , Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode full costing dalam perhitungan harga pokok produk tiap pesanan meubel selama bulan Maret 2012 pada CV Sarana Interior di Samarinda masih menghasilkan laba. 2. Saran Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut : 1. Sebaiknya perusahaan melakukan perhitungan harga pokok pesanan dengan memasukkan semua unsur biaya produksi baik langsung maupun tidak langsung, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sehingga dapat diketahui laba bersih dari tiap pesanan pada periode tertentu. 2. Sebaiknya perusahaan perlu menghitung tarif biaya overhead pabrik ditentukan dimuka sehingga semua unsur biaya baik langsung maupun tidak langsung dapat dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produksi tiap pesanan sebagai dasar penetapan harga jual kepada pemesan. 3. Sebaiknya untuk tiap produk pesanan perlu dibuatkan kartu harga pokok pesanan untuk memudahkan dalam menghitung harga pokok produksi tiap pesanan. Dengan memperhatikan kondisi dan situasi dalam dunia ekonomi yang penuh dengan persaingan ini, perusahaan harus dituntut maju dalam segala hal dengan tetap memperhatikan semua komponen yang terlibat didalamnya. Daftar Pustaka Bustami, Bastian dan Nurlela Akuntansi Biaya, Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama, Graha Ilmiah, Yogyakarta. Carter, dan Usry Cost Accounting, 13th Edition, By South-Western, A Division of Thomson Learning Inc. (terjemahan). Akuntansi Biaya, Edisi Tiga Belas, Salemba Empat, Jakarta. Jusuf, Al Haryono Dasar-dasar akuntansi, Jilid 1, STIE YKPN, Yogyakarta. Marbun,B.N,SH Kamus Manajemen,Cetakan I, Pusaka Sinar Harapan.Jakarta. Mulyadi Akuntansi Biaya, Edisi 6, STIE YKPN, Yogyakarta. Nafarin,M Akuntansi, Pendekatan Siklus dan Pajak Untuk Perusahaan Industri dan Dagang, Ghalia Indonesia, Jakarta. Rudianto Pengantar Akuntansi : Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan, Erlangga, Jakarta. Simamora, Henry Akuntansi Manajemen. Salemba Empat, Jakarta.

20 Supriyono, R.A Akuntansi Biaya, Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, Buku I, Edisi Kedua, Cetakan Ketigabelas, BPFE UGM, Yogyakarta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

Penetapan Biaya Produksi Pada Home Industri Pembuatan Gelang Dan Tasbih (Studi kasus pada UD. Gaharu Murni)

Penetapan Biaya Produksi Pada Home Industri Pembuatan Gelang Dan Tasbih (Studi kasus pada UD. Gaharu Murni) 1 Penetapan Biaya Produksi Pada Home Industri Pembuatan Gelang Dan Tasbih (Studi kasus pada UD. Gaharu Murni) Arie Fitriansyah Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimantan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Telah ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai penetapan harga pokok produk dengan metode biaya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban (expense) dan dalam pengertian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Harga pokok produksi, metode job order costing, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik.

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Harga pokok produksi, metode job order costing, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode job order costing. CV. X menerapkan metode job order costing dalam mengumpulkan biaya produksinya..

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

Kata Kunci : Metode Full Costing dan Variabel Costing

Kata Kunci : Metode Full Costing dan Variabel Costing ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2014, 2 (2) : 187-200 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip.unmul.ac.id Copyright 2014 ANALISIS FULL COSTING DAN VARIABEL COSTING DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh : Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Berikut ini pengertian akuntansi berkaitan dengan konsep informasi menurut Ahmed Belkaouni (1999:2), Akuntansi adalah suatu aktivitas

Lebih terperinci

SITI JAZILAH

SITI JAZILAH ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN (JOB ORDER COSTING) PADA UKM BATIK SARI KENONGO SIDOARJO ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING 1 Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan Metode ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan

Lebih terperinci

Analisis Harga Pokok Produksi Amplang Pada UD Mawar Sari Di Samarinda. Ety Murdiana Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Analisis Harga Pokok Produksi Amplang Pada UD Mawar Sari Di Samarinda. Ety Murdiana Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Analisis si Amplang Pada UD Mawar Sari Di Samarinda Ety Murdiana Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Iskandar, SE., M.Si, Ak Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Muhammad Ikbal, SE., M.Sa Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PESANAN PADA TOKO YELLA BAKERY BANJARMASIN

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PESANAN PADA TOKO YELLA BAKERY BANJARMASIN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PESANAN PADA TOKO YELLA BAKERY BANJARMASIN Utami Putri Lestari (Universitas Lambung Mangkurat) ABSTRACT This research was conducted

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang)

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang) PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang) Mila Ariskawati, Sumanto Politeknik Negeri Semarang, Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang Semarang 50277

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Excavator 1 Excavator merupakan salah satu alat berat yang digunakan untuk memindahkan material. Tujuannya adalah untuk membantu dalam melakukan pekerjaan yang sulit

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA.

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA. ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA. Rina Hasyim Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu tentang analisis perhitungan harga pokok produksi pada UKM telah dilakukan dan menunjukkan bahwa sebagian besar UKM belum menerapkan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PERLAKUAN PRODUK SAMPINGAN PADA UD. SARI NADI SINGARAJA TAHUN 2012

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PERLAKUAN PRODUK SAMPINGAN PADA UD. SARI NADI SINGARAJA TAHUN 2012 PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PERLAKUAN PRODUK SAMPINGAN PADA UD. SARI NADI SINGARAJA TAHUN 2012 ¹ Putu Yesi Yasinta, ² Made Nuridja, ³ Anjuman Zukhri ¹, ², ³Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI STIKER DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PESANAN PADA CV. ESA MEDIA PROMO DI SAMARINDA

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI STIKER DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PESANAN PADA CV. ESA MEDIA PROMO DI SAMARINDA ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI STIKER DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PESANAN PADA CV. ESA MEDIA PROMO DI SAMARINDA MAMBAUL ULUM Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Mulyadi, dalam bukunya akuntansi Biaya ialah sebagai berikut : - Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2005:8) menyatakan bahwa pengertian biaya dalam arti luas adalah : Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si SIKLUS AKUNTANSI Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan tsb. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Fungsi manajemen perusahaan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Dalam menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI ANTARA SISTEM JOB COSTING DAN FULL COSTING. (Studi Kasus Pada Meubel Bagus Semarang)

PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI ANTARA SISTEM JOB COSTING DAN FULL COSTING. (Studi Kasus Pada Meubel Bagus Semarang) PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI ANTARA SISTEM JOB COSTING DAN FULL COSTING (Studi Kasus Pada Meubel Bagus Semarang) Endah Setyo Susilowati Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAKSI Di dalam perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Harga Pokok Pesanan Pada CV. Intan Abadi Di Samarinda

Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Harga Pokok Pesanan Pada CV. Intan Abadi Di Samarinda Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Harga Pokok Pesanan Pada CV. Intan Abadi Di Samarinda Suprianto (prie_style@yahoo.co.id) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Anis Rachma Utary (anis_utary@ymail.com)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Akuntansi dan Akuntansi Biaya l. Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi secara teoritis menurut Skausen dan Hongren (2001:6) adalah "proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Akuntansi Biaya Akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan (financial accounting) dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,

Lebih terperinci

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Financial Accounting 2015-12-21 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat pesat di bidang teknologi dan informasi membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut menyebabkan persaingan antar

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan manajemen dalam mengambil keputusan. Agar operasi perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Pengertian biaya menurut Supriyono (1999:252) adalah pengorbanan sumbersumber ekonomi yang sudah terjadi atau akan terjadi yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK FURNITURE

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK FURNITURE ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK FURNITURE ( Studi kasus pada PT. Hanin Designs Indonesia - Indonesian Legal Wood) Oleh: Utcik Anita Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan mengumpulkan harga

Lebih terperinci

Pramudya, Implemntasi Penerapan Metode Job Order Costing Dalam Penentuan Cost of Product...

Pramudya, Implemntasi Penerapan Metode Job Order Costing Dalam Penentuan Cost of Product... 1 Implementasi Penerpan Metode Job Order Costing Dalam Penentuan Cost Of Product Pada UD. Mebel Lumintu (Implementation of the Application Job Order Costing Method in Determining Cost of Product on UD.

Lebih terperinci

TONY PUJIARYANTO Universitas Dian Nuswantoro Semarang

TONY PUJIARYANTO Universitas Dian Nuswantoro Semarang PENGGUNAAN FULL COSTING METHOD UNTUK MENERAPKAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI PENENTUAN HARGA JUAL ALMARI UKIR ( Studi Kasus : Meubel Ukir Sido Katon Banyumanik ) TONY PUJIARYANTO Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HPP MENENTUKAN HARGA PENJUALAN YANG TERBAIK UNTUK UKM

ANALISIS PERHITUNGAN HPP MENENTUKAN HARGA PENJUALAN YANG TERBAIK UNTUK UKM ANALISIS PERHITUNGAN HPP MENENTUKAN HARGA PENJUALAN YANG TERBAIK UNTUK UKM Gunawan 1 *, Selamat Kurnia 2 & Muhammad Siddik Hasibuan 3 1,2,3 Program Studi Teknik Komputer, Politeknik LP3I Medan Telp. 061-7322634

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini menjelaskan mengenai pengertian yang mendasari dari perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari buku ilmiah, laporan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu kegiatan yang ditunjukkan untuk menyediakan informasi biaya bagi manajemen yang merupakan alat dalam merencanakan, mengorganisir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan organisasi yang mempunyai berbagai tujuan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Salah satu tujuan yang penting untuk dicapai oleh perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING PADA TAHU MANG UJANG PEKANBARU ABSTRACT

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING PADA TAHU MANG UJANG PEKANBARU ABSTRACT ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING PADA TAHU MANG UJANG PEKANBARU Mimelientesa Irman dan Desi Lestari Program Studi Akuntansi Sekolah

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PESANAN PADA UD. RUDI BANJARMASIN. Reka Adyana. (Universitas Lambung Mangkurat)

PENENTUAN HARGA POKOK PESANAN PADA UD. RUDI BANJARMASIN. Reka Adyana. (Universitas Lambung Mangkurat) PENENTUAN HARGA POKOK PESANAN PADA UD. RUDI BANJARMASIN Reka Adyana (Universitas Lambung Mangkurat) ABSTRAKSI Penelitian ini dilakukan pada UD. Rudi Banjarmasin yang merupakan salah satu perusahaan di

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 7, No.2. Tahun 2018 ISSN X

JSIKA Vol. 7, No.2. Tahun 2018 ISSN X RANCANG BANGUN APLIKASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV LANGGANAN Raysa Machfud Diana 1) Arifin Puji Widodo 2) Teguh Sutanto 3) Fakultas Teknologi dan Informatika Program Studi S1 Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya, Biaya, dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Siklus perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir

Lebih terperinci

Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 ISSN

Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 ISSN PERLAKUAN AKUNTANSI PRODUK RUSAK DAN PENGARUHNYA TERHADAP HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus Pada Trenggalek ) Oleh: Ulinuha ABSTRAK Proses produksi merupakan kegiatan utama suatu perusahaan. Dalam melakukan

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si ABSTRAK Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada di perusahaan CV

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut L. Gaylee Rayburn (1999:3), pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai berikut : Akuntansi Biaya adalah proses mengidentifikasi,

Lebih terperinci