Perbedaan Minat Siswa Remaja Kelas 8 SMP Labschool Jakarta. TerhadapTari Tradisional dan Tari Modern. Karya Tulis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perbedaan Minat Siswa Remaja Kelas 8 SMP Labschool Jakarta. TerhadapTari Tradisional dan Tari Modern. Karya Tulis"

Transkripsi

1 Perbedaan Minat Siswa Remaja Kelas 8 SMP Labschool Jakarta TerhadapTari Tradisional dan Tari Modern Karya Tulis Diajukan untuk Memenuhi Profil Lulusan Siswa SMP Labschool Jakarta Oleh: Nama : Safira Rayindra putri No. Induk : 4692 Kelas : VIII A YAYASAN PEMBINA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA SMP LABSCHOOL JAKARTA 2011

2 LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis ini telah dibaca dan disetujui oleh: Guru Pembimbing Penguji 1 Penguji 2 Dra. Lita Lestari Tanggal :... Drs. Warisno Tanggal :... Agung Hartono, S. Pd Tanggal :... Wali Kelas Kepala Sekolah Drs. Warisno H. Ali Chudori, S. Pd., M. M. i

3 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya, kerya tulis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk kenaikan kelas. Guna memenuhi syarat tersebut, saya memilih judul: Perbedaan Minat Siswa Remaja Kelas 8 SMP Labschool Jakarta Terhadap Tari Tradisional Dan Tari Modern sebagai judul karya tulis ini. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati dan ketulusan hati saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Ali Chudori, S.Pd, M.M selaku Kepala SMP Labschool Jakarta. 2. Bapak Warisno, selaku Wali Kelas VIII A SMP Labschool Jakarta 3. Ibu Lita Lestari, selaku guru pembimbing karya tulis. 4. Kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan moril maupun materil penyusunan karya tulis ini. 5. Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang turut membantu penyusunan karya tulis ini. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam karya tulis ini. Saya juga menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan karya tulis ini. Harapan penulis mudah-mudahan karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. ii

4 Jakarta, April 2011 Penulis,

5 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN...i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI...iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1 B. Perumusan Masalah...3 C. Tujuan...3 D. Ruang Lingkup...3 E. Teknik Pengumpulan Data...4 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Minat...5 B. Pengertian Remaja...5 C. Pengertian Tari...9 D. Jenis-jenis Tari...11 E. Kegiatan Tari di SMP Labschool Jakarta...12 F. Minat Remaja Terhadap Tari Tradisional dan Tari Modern...13 BAB III PENUTUPAN A. Kesimpulan...16 B. Saran...16 iv

6 DAFTAR PUSTAKA...18 LAMPIRAN...19 v

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sering kita lihat di televisi maupun di acara pentas seni yang diadakan oleh sekolah maupun perusahaan, mempertunjukkan seni tari sebagai salah satu hiburan yang ditampilkan. SMP Labschool Jakarta sebagai salah satu sekolah yang memiliki kegiatan ekstrakurikuler di bidang seni tari juga seringkali mempertunjukkan seni ini dalam berbagi kegiatannya, terutama dalam pentas seni yang diselenggarakan setiap tahun. Selain sebagai salah satu bentuk pertunjukkan, tari tradisional maupun modern juga seringkali dijadikan salah satu cabang seni yang dilombakan, baik yang diselenggarakan oleh sekolah atau lembaga. Bahkan mulai tahun 2010, tari tradisional menjadi salah satu cabang seni yang dilombakan di tingkat nasional pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat SMP. Pada tahun itu pula SMP Labschool Jakarta berhasil mewakili propinsi DKI Jakarta sebagai salah satu peserta untuk cabang seni tari tradisional dalam ajang tersebut. Untuk tari modern pun, SMP Labschool Jakarta sering menjadi juara untuk lomba yang dilakukan oleh suatu sekolah atau lembaga. Melihat kondisi tersebut, penulis melihat bahwa seni tari, baik tari tradisional maupun modern menjadi salah satu cabang seni yang banyak diminati oleh remaja. Hanya saja, tampaknya minat remaja untuk menekuni tari modern lebih besar ketimbang menekuni tari tradisional. 1

8 2 Hal ini selain penulis lihat dari kecenderungan anak-anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menari di SMP Labschool Jakarta yang merasa lebih bersemangat ketika berlatih tari modern. Penulis juga memperhatikan bahwa remaja yang tergabung dalam sanggar tari tradisional yang penulis ikuti (Sanggar Tari Syofyani dan Sanggar Tari Luvita), pesertanya dari tahun ke tahun cenderung tidak ada penambahan. Bahkan remaja yang tergabung dalam Sanggar Tari Syofyani, semakin hari semakin berkurang. Hal ini berkebalikan dengan kondisi sanggar tari modern, dimana di koran sering kita baca adanya sanggar tari modern yang baru, yang mengajarkan tarian modern, terutama tarian yang berasal dari luar negeri. Bahkan kadang kita juga melihat ada anak kecil yang sudah mampu menarikan breakdance. Tari modern sebenarnya merupakan tari yang dalam gerakannya relative tidak berdasarkan aturan tertentu. Mereka hanya menari mengikuti musik yang ada, sehingga sulit bagi kita untuk menemukan siapa sebenarnya pencipta tari modern. Kostum yang dipakai, juga tidak ada aturan tertentu. Hal ini berbeda dengan tari tradisional. Tari tradisional memiliki aturan tertentu yang berbeda untuk setiap jenis tari, baik gerak, musik maupun kostumnya. Musik iringan untuk tari tradisional dibuat khusus, yang berbeda untuk setiap jenis tari. Demikian pula dengan kostumnya, untuk tarian yang berasal dari daerah yang berbeda memiliki kostum yang berbeda pula. Contohnya, gerakan untuk tari Minang cenderung gemulai, kostumnya pun cenderung menutup rapat seluruh tubuh. Untuk tari Jaipong, gerakannya cenderung dinamis dan kostum yang dipakai juga lebih

9 3 ketat. Di samping itu, setiap tari tradisional memiliki nama tertentu, misal Tari Piring Syofyani dari Minang, Tari Lenggang Nyai dari Betawi atau Tari Bajidor Kahot dari Jawa Barat. Dengan adanya aturan-aturan yang terdapat dalam tarian tradisional, banyak remaja yang memiliki pendapat bahwa membawakan tari tradisional itu sulit karena ada aturan tertentu yang harus diikuti, sehingga mereka harus hafal gerakannya. Di samping itu, musik pengiringnya juga dirasa tidak sesuai dengan jiwa remaja yang lebih menyukai musik-musik yang berbau Barat Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul masalah a) Apakah ada perbedaan minat remaja SMP Labschool Jakarta terhadap tari tradisional dan tari modern? b) Hal-hal apa yang mempengaruhi minat remaja terhadap tari tradisional dan tari modern? 1.3. Tujuan Tujuan karya tulis ini dibuat untuk mengetahui perbedaan minat remaja terhadap tari tradisional dan tari modern serta hal-hal yang mempengaruhi minat remaja terhadap hal tersebut Ruang Lingkup Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan, maka penulis membatasi ruang lingkup menjadi:

10 4 1. Pengertian minat 2. Pengertian remaja 3. Pengertian tari 4. Jenis-jenis tari 5. Kegiatan tari di SMP Labschool Jakarta 6. Minat remaja terhadap tari tradisional dan tari modern 1.5. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data, penulis membaca buku-buku, artikel di internet maupun melakukan survey melalui angket.

11 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Minat Hurlock (1990) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, mereka akan jadi beminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah. Hurlock (1990) juga mengemukakan bahwa minat merupakan hasil dari pengalaman belajar, bukan hasil bawaan sejak lahir. Hurlock (1990) juga menekankan pentingnya minat, bahwa minat menjadi motivasi kuat bagi seseorang untuk belajar, minat juga menjadi bentuk dan intensitas aspirasi seseorang serta minat juga menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni seseorang Pengertian remaja Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini banyak perubahan fisik, psikis, dan sosial. 5

12 6 Anak remaja sebenarnya belum memiliki tempat yang jelas. Anak remaja ada di antara golongan anak dan orang dewasa. Remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya (Monks dkk., 1982). Batasan mengenai usia remaja, antara satu ahli dengan ahli yang lain tidak sama, tetapi pada prinsipnya tidak jauh berbeda. Sebagian ahli berpendapat bahwa masa remaja dimulai pada saat remaja telah mencapai kebebasan sebagai orang dewasa. Hurlock (1980) mengatakan bahwa awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas atau tujuh belas tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia enam belas tahun atau tujuh belas tahun sampai delapan belas tahun, yang akhir masa remaja merupakan periode yang sangat singkat. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan baik fisik, psikis, maupun sosial. Masa remaja dimulai pada usia 13 tahun sampai 18 tahun, dan masa remaja pada anak perempuan lebih cepat datangnya daripada anak laki-laki, begitu pula dengan berakhirnya. Sesuai dengan usianya, apabila bersekolah, remaja duduk di bangku SMP dan SMA. Hurlock (1980) mengatakan bahwa masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: 1. Masa remaja sebagai periode perubahan

13 7 Ada empat perubahan yang terjadi. Pertama, meningkatnya tingkat emosional, yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh, minat, dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk diperankan. Ketiga, dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga berubah. Keempat, remaja menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut bertanggungjwab akan akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggungjawab tersebut. 2. Masa remaja sebagai usia permasalah Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Kesulitan tersebut disebabkan oleh dua hal. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa mandiri, mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, sehingga cenderung menolak bantuan orangtua maupun guru-guru. 3. Masa remaja sebagai periode yang penting Kendatipun semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting, namun kadar kepentingannya berbeda-beda. Masa remaja dianggap penting karena adanya perubahan fisik maupun psikologis. Perkembangan yang cepat tersebut memerlukan penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai, dan minat baru.

14 8 4. Masa remaja sebagai masa mencari identitas Pada akhir masa kanak-kanak, penyesuaian diri dengan standar kelompok jauh lebih penting daripada individualitas. Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting bagi anak lakilaki dan perempuan. Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti sebelumnya. 5. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Anggapan streotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja. Pandangan yang cenderung negative terhadap remaja tersebut membuat masa peralihan ke masa dewasa menjadi hal yang sulit. Hal tersebut membuat banyak pertentangan antara anak dan orangtua, yang mengakibatkan renggangnya jarak anatara anak dan orangtua. 6. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Remaja cenderung melihat masalah dari dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang dia inginkan bukan yang sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Hal tersebut membuat remaja cenderung memiliki cita-cita yang kurang realistik. Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya, sehingga menyebabkan meningkatnya emosi yang merupakan awal dari masa remaja.

15 9 7. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Semakin meningkat usia remaja, remaja berusaha untuk berperilaku selayaknya orang dewasa. Berpakaian ala orang dewasa, belum cukup untuk menunjukkan identitas mereka. Mereka berusaha berperilaku yang memungkinkan mereka memperoleh status sebagai orang dewasa. Diantaranya adaah mencoba untuk merokok, minum-minuman keras, maupun terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa perilaku tersebut akan memberikan citra seperti yang mereka inginkan Pengertian tari Sukirman (2010) mengatakan bahwa tari adalah gerak tubuh manusia. Melalui gerak tubuh, manusia mengungkapkan ide-ide, perasaan, dan pengalaman sang seniman kepada orang lain. Sedangkan menari adalah kegiatan seseorang yang sedang melakukan tari. Orang yang sedang menari disebut penari. Menari berbeda dengan bermain, berpantomim, atau bersenam. Bahan baku tari adalah gerak dan tubuh manusia sebagai alat untuk mengungkapkan ide, perasaan, dan pengalaman. Menurut Sukirman (2010), unsur pokok tari adalah: 1. Tenaga yaitu kekuatan yang mendorong terjadinya gerak. Jenis tenaga berat dan ringan atau kuat dan lemah. 2. Ruang yaitu tempat untuk bergerak. Tempat untuk bergerak yang bersifat harafiah, contohnya panggung terbuka, panggung tertutup. Sednagkan tempat yang bersifat imajinatif, tercipat kerena benda di panggung dank

16 10 arena gerakan penari, arah gerak penari, tinggi rendah penari ketika menari. 3. Waktu dalam setiap gerak tari. Waktu adalah tempo yang diperlukan penari untuk melakukan gerak. Waktu tergantung dari cepat lambatnya (tempo) penari dalam melakukan gerakan, panjang pendeknya ketukan (ritme) penari dalam bergerak dan lamanya (durasi) penari melakukan gerakan. Dalam hal menari ada juga yang disebut dengan komposisi. Komposisi tari adalah pengetahuan yang berhubungan dengan bagaimana memilih dan menata gerakan menjadi sebuah karya tari. Pengetahuan komposisi tari mempelajari tentang desain lantai, desain atas, desain musik, dramatik, dinamika, tema, tata rias, busana, tata pentas, tata lampu dan tata suara. Desain lantai adalah garis-garis lantai yang dilalui oleh seorang penari atau garis yang dibuat oleh formasi penari. Desain atas adalah desain yang dibuat oleh anggota badan yang berada di atas lantai. Desain musik adalah pola ritmik dalam tari. Desain dramatik adalah tahap-tahapan emosional untuk mencapai klimaks dalam sebuah tari. Dinamika adalah segala perubahan di dalam tari karena adanya variasi-variasi di dalam tari. Tema adalah ide persoalan dalam tari. Tata rias dan busana adalah rias wajah dan pakaian untuk mendukung pergelaran tari. Seperangkat benda yang berada di atas pentas untuk mendukung pergelaran tari disebut dengan setting. Tata lampu adalah penataan seperangkat lampu di pentas untuk mendukung pergelaran tari. Tata suara adalah penataan seperangkat alat sumber bunyi untuk tujuan pengaturan musik iringan tari

17 Jenis-jenis tari Sukirman (2010) mengatakan ada dua jenis tari, yaitu: 1. Tari tradisional. Yang termasuk tari tradisional Indonesia adalah tari primitif, tari rakyat,dan tari klasik. Ketiga jenis tari ini bertujuan untuk upacara dan hiburan. 2. Tari non-tradisional. Yang termasuk dalam jenis tari non-tradisional adalah tari kreasi baru, tari modern, dan tari kontemporer. Ciri khas tari modern dan tari kontomporer adalah penemuan baru dalam hal tema, bentuk dan penyajian tari. Wujud tari modern dan tari kontemporer Indonesia biasanya merupakan gabungan dari unsur-unsur budaya setempat dengan unsur budaya dunia. Ada pula yang sepenuhnya menampilkan unsur budaya dunia. Ciri khas tari kontemporer Indonesia adalah menyajikan tema, bentuk yang sedang terkenal atau sedang menjadi sorotan saat ini. Jika tari kontemporer cirinya menyajikan tema dan bentuk yang sedang terkenal atau sedang menjadi sorotan saat ini, tari modern belum tentu menyajikan tema dan bentuk yang sedang terkenal saat ini. Contoh dari tari kontomporer adalah Tango, Balet, Salsa Belly Dancing dan masih banyak lagi. (Sukirman, 2010) 2.5 Kegiatan Tari di SMP Labschool Jakarta Kegiatan tari di SMP Labschool Jakarta termasuk dalam pelajaran ekstrakurikuler. Kelompok tari SMP Labschool Jakarta dikenal dengan nama Zelofus.

18 12 Saat ini pembimbing tari dijabat oleh Ibu Siti Mujanah. Sedangkan Kak Indah dan Kak Uthe berperan sebagai pelatih tari. Kegiatan ekstrakurikuler menari diselenggarakn setiap hari Jum at. Setiap tahun, minat siswi SMP Labschool untuk bergabung dengan ekstrakurikuler menari cukup besar. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang mendaftar saat expo ekskul, sehingga untuk dapat mengikuti ekstrakurikuler tersebut setiap pendaftar harus melalui audisi yang dilakukan satu per satu kepada setiap pendaftar. Saat audisi, pelatih akan memutar suatu lagu, dan setiap siswa diminta untuk melakukan gerakan bebas atau freestyle sesuai dengan irama lagu yang diputar. Selain untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa mengikuti irama dan hitungan dari lagu yang diputar. Dari hasil audisi yang dilakukan pada awal semester, saat ini ada 25 siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler menari, dan semuanya siswa putri. Dalam ekstrakurikuler tari, siswa belajar tari tradisional maupun tari modern. Tari modern yang dipelajari disitu selain tari ciptaan pelatih, kadang-kadang siswa juga diminta untuk belajar menciptakannya. Sedangkan untuk jenis tari tradisional, siswa diajarkan jenis tari dari seluruh Indonesia. Sampai saat ini kelompok tari SMP Labschool Jakarta sering memperoleh berbagai penghargaan dari kejuaraan yang diikuti, bahkan untuk tari tradisional tahun 2010 berhasil menjadi juara tingkat DKI dalam festival dan Lomba Seni Siswa Nasional. Demikian juga untuk jenis tari modern, kelompok tari SMP Labschool Jakarta menjadi salah satu kelompok tari yang cukup disegani, karena sering meraih penghargaan pada kejuaraan yang diikuti. Selain itu, penampilan kelompok tari ini selalu menjadi acara yang mendapat

19 13 sambutan hangat dari siswa yang hadir saat pentas seni yang dilakukan setiap tahun. Bahkan pada tahun 2011 ini, kelompok tari SMP Labschool Jakarta diundang untuk mengikuti festival tari di Turki. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrakurikuler menari di SMP Labschool Jakarta selain diminati, juga mampu membawa nama baik sekolah, baik di tingkat nasional maupun internasional Minat remaja terhadap tari tradisional dan tari modern Dari pendapat beberapa ahli di atas, terlihat bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Remaja sebagi individu yang selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru, tentu memiliki minat tertentu yang bisa berbeda-beda antara satu remaja dengan remaja yang lain. Saat ini, di televisi sedang banyak diputar film-film dari luar yang bertemakan tentang tari dan musik. Hal tersebut tentunya menarik untuk remaja, karena tari yang disuguhkan cukup dinamis serta disertai dengan diiringi oleh jenis musik yang sedang mereka sukai. Gerak tari yang dinamis serta musik yang sesuai dengan jiwa remaja, tentunya menjdai daya tarik remaja untuk menonton bahkan menirunya. Bahkan, kadang mereka merasa tidak up to date kija tidak menonton dilm dengan tema yang saat ini sedang digemari tersebut. Pada zaman yang modern ini remaja cenderug kurang berminat dengan sesuatu yang berbau tradisional, termasuk tari tradisional. Banyak remaja berpendapat bahwa tari tradisional adalah ketinggalan zaman, sehingga remaja kurang berminat untuk menonton maupun mempelajarinya. Di samping itu, televisi juga sangat jarang

20 14 ditampilkan budaya lokal termasuk tari tradisional, sehingga membuat remaja tidak berminat karena mereka tidak pernah melihatnya. Sementar, banyak orang asing yang berminat bahkan berusaha unutk mempelajari tari tradisional. Dari hasil survey yang penulis lakukan terhadap 20 orang siswa yang tergabung dalam kelompok tari SMP Labschool Jakarta, diperoleh gambaran bahwa banyak dari mereka yang menyukai tari modern. Mereka yang menyukai tari modern mengatakan bahwa tari modern lebih menyenangkan, musiknya lebih membuat bersemangat, serta lebih mudah ditarikan. Sedangkan remaja yang menyukai tari tradisional, mengatak bahwa tari tradisional lebih anggun dan lebih Indonesia. Untuk mereka yang menyukai keduanya, memberi alasan bahwa dengan menyukai tarian tradisional berarti mereka ikut melestarikan budaya, dan mereka juga perlu belajar tari modern karena sebagai penari mereka merasa harus menguasai semua jenis tarian, dan untuk mengatasi rasa bosan dalam belajar tari. Dari hasil survey tersebut terlihat bahwa minat siswi SMP Labschool Jakarta, khususnya yang mengikuti eksrakurikuler banyak yang menyukai tari tradisional maupun tari modern. Hal ini dikarenakan di sekolah ini, mereka memiliki waktu yang sama untuk menampilkan kedua jenis tarian, dan mereka juga memiliki kesempatan yang sama untuk menampilkan kedua jenis tari tersebut. Di samping itu, jenis tari tradisional yang diajarkan juga cukup dinamis dan beragam, sehingga sesuai dengan sifat dan ciri remaja.

21 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Tidak ada perbedaan minat remaja SMP Labschool Jakarta terhadap tari tradisional dan tari modern. Sebagian besar dari mereka menyukai tari tradisonal maupun modern 2. Remaja SMP Labschool Jakarta menyukai tari tradisional karena menurut mereka tari tradisional lebih anggun dan dengan menyukai tari tradisional berarti mereka melestarikan budaya Indonesia. Sedangkan mereka meyukai tari modern karena lebih mudah, lebih bersemangat, serta tidak membosankan 3.2. Saran 1. Agar remaja tetap berminat mempelajari tari tradisional, tari tradisional yang diajarkan dalam kegiatan ekstrakurikuler, jenis tari yang dinamis. 2. Tetap memberi kesempata yang sama kepada siswa SMP Labschool Jakrta untuk menampilkan kedua jenis tari dalam acara yang diselenggarak oleh sekolah maupun dalm mengikuti kejuaraan atau festival tari. 3. Agar minat terhadap tari tradisional semakin tinggi, selain belajar tari, sebaiknya agar siswa yang ikut ekstrakurikuler menari juga diajak untuk menonton pentas tari tradisional yang dibawakan oleh penari terkenal 15

22 16 4. Di televisi lebih sering dipertontonkan tari tradisional yang dikemas dengan menarik 5. Sampel penelitian dapat diperluas ke seluruh siswa agar mendapat gambaran yang lebih tepat.

23 Daftar Pustaka diakses pada Februari 2011 Hurlock, E. B Psikologi Perkembangan (Edisi Kelima). Jakarta. Erlangga Hurlock, E. B Development Pshycologist: a lifespam approach. Boston: McGraw-Hill Monks, F. J., Koners, A. M. P., dan Haditono, S. R Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bidangnya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Sukirman, E. K Pengetahuan Dasar Tari. Bahan pelatihan tari untuk pemula. Balai latihan Kesenian Jakarta Timur 17

24 Lampiran Angket Karya Tulis 1. Apa yang lebih anda sukai? Tari tradisional atau Tari modern a. Tari Tradisional b. Tari Modern c. Keduanya Mengapa demikian? 2. Apakah anda tahu salah satu nama tari dari tari tradisional atau tari modern? (sesuai dengan pilihan anda diatas) a. Tahu b. Tidak tahu Jika anda tahu, berikan contohnya: 3. Apakah anda mengikuti kursus tari? a. Iya b. Tidak 4. Jika ya, jenis tarian apa yang anda ikuti? a. Tradisional b. Modern c. Keduanya 5. Apakah anda pernah menonton salah satu pertunjukkan tari? a. Iya b. Tidak Jenis tari apa yang anda tonton dan mengapa anda menontonnya? 18

25 19 Hasil dari Angket Karya Tulis yang didapat dari 20 orang 1. 5 orang menjawab a. tradisional 6 orang menjawab b. modern 9 orang menjawab c. Keduanya orang menjawab a. Tahu 9 orang menjawab b. Tidak tahu 3. 4 orang menjawab a. Iya 16 orang menjawab b. Tidak 4. Dari 4 orang diatas, 2 orang a. Tradisional Dan 2 orang lainnya 2 orang b. Modern orang menjawab a. Iya 3 orang menjawab b. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ARTIKEL TENTANG SENI TARI NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kebutuhan akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini dirasakan merupakan kebutuhan setiap peserta didik. Dalam masa pembangunan dan era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tari adalah ekspresi jiwa yang media ungkapnya gerak tubuh. Gerak yang digunakan untuk mengekspresikan isi hati merupakan gerak yang sudah diolah sehingga sesuai

Lebih terperinci

3. Karakteristik tari

3. Karakteristik tari 3. Karakteristik tari Pada sub bab satu telah dijelaskan jenis tari dan sub bab dua dijelaskan tentang fungsi tari. Berdasarkan penjelasan dari dua sub bab tersebut, Anda tentunya telah memperoleh gambaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II. A. DUKUNGAN SOSIAL II. A. 1. Definisi Dukungan Sosial Menurut Orford (1992), dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan daerahnya yang sangat bermacam-macam. Banyaknya kebudayaan yang ada di Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak mulai mengenal dan belajar sesuatu. Anak kecil pada dasarnya senang mencoba aktivitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolisasinya sebagai ungkapan dari si pencipta.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1) Ciri khas musik Rarak Godang Rarak Godang mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian terhadap Bentuk Tari Zahifa pada upacara perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di

Lebih terperinci

S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II. Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP

S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II. Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP Universitas Negeri Padang Silabus (Kurikulum 2013) S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP. 19710330.200604.2.001 Reviewer : Prof. Dr. NURHIZRAH GISTITUATI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa, cara berpakaian, dan cara berperilaku antara sesama. Kehadiran seni tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa, cara berpakaian, dan cara berperilaku antara sesama. Kehadiran seni tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang mencerminkan ciri khas kehidupan dari setiap masyarakat yang tinggal disuatu daerah, baik dari segi berbahasa, cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam suku, yang dapat di jumpai bermacam-macam adat istiadat, tradisi, dan kesenian yang ada dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, sebab selalu hadir dan berkembang di tengah-tengah kehidupan manusia itu sendiri. Seni berkembang dari perasaan manusia,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. 4.1 Profil Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung Sejarah Terbentuknya Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung

BAB IV GAMBARAN UMUM. 4.1 Profil Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung Sejarah Terbentuknya Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung 49 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Profil Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung 4.1.1 Sejarah Terbentuknya Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung Seiring dengan pesatnya perkembangan disegala bidang, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ludruk merupakan seni kesenian tradisional khas daerah Jawa Timur. Ludruk digolongkan sebagai kesenian rakyat setengah lisan yang diekspresikan dalam bentuk gerak dan

Lebih terperinci

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beragam bentuk dan sajian tari, tidak hanya konvensional tetapi ada pula pertunjukan secara komersil maupun kompetisi. Sajiannya pun beragam, ada tari tradisional, tari

Lebih terperinci

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) kesenian diubah menjadi seni budaya, sesuai kurikulum itu pula mata pelajaran seni budaya mencakup

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM PEMBELAJARAN KESENIAN LUDRUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII TERBIT NURCAHYA BASUKI

PERANCANGAN FILM PEMBELAJARAN KESENIAN LUDRUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII TERBIT NURCAHYA BASUKI PERANCANGAN FILM PEMBELAJARAN KESENIAN LUDRUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII TERBIT NURCAHYA BASUKI 3406100064 FENOMENA Kesenian Ludruk merupakan kesenian tradisonal dengan perkembangan terburuk

Lebih terperinci

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni pertunjukan merupakan ekspresi dan kreasi seniman serta masyarakat pemiliknya yang senantiasa hidup dan berkembang seiring dinamika atau perubahan zaman. Mengingat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG POLA BIMBINGAN KARIR BAGI SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH DAN KETERKAITANNYA DENGAN TEORI BIMBINGAN KARIR

BAB IV ANALISIS TENTANG POLA BIMBINGAN KARIR BAGI SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH DAN KETERKAITANNYA DENGAN TEORI BIMBINGAN KARIR 95 BAB IV ANALISIS TENTANG POLA BIMBINGAN KARIR BAGI SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH DAN KETERKAITANNYA DENGAN TEORI BIMBINGAN KARIR A. Analisis tentang Pola Bimbingan Karir bagi Santriwati Pondok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman yang ditandai dengan munculnya kemajuan teknologi dan informasi yang semakin pesat membuat kehidupan manusia menjadi serba mudah. Salah satunya

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1 1 Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi karya seni rupa PROGRAM SEMESTER SENI RUPA Kompetensi Dasar Indikator Materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estetis dan indah, sehingga ia dapat dinikmati dengan panca inderanya yaitu

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara maju dan modern, tetapi negara Jepang tidak pernah meninggalkan tradisi dan budaya mereka serta mempertahankan nilai-nilai tradisi yang ada sejak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa atau mencapai tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Gambaran kehidupan masyarakat Indonesia yang beragam menjadikan kesenian sebagai salah satu perwujudan jati diri bangsa Indonesia yang memiliki ciri khas. Kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Pendidikan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari istilah belajar karena pada dasarnya

Lebih terperinci

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kesenian pada dasarnya muncul dari suatu ide (gagasan) dihasilkan oleh manusia yang mengarah kepada nilai-nilai estetis, sehingga dengan inilah manusia didorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

2013 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TARI DI SANGGAR FAMILY SUKAJADI BANDUNG

2013 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TARI DI SANGGAR FAMILY SUKAJADI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam makna yang umum mengandung pengertian sebagai komunikasi terorganisasi dan berkelanjutan, yang disusun untuk menumbuhkan kegiatan belajar. Berdasarkan

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV KESIMPULAN. Di era yang kini semakin banyak seniman-seniman tari yang semakin kreatif

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV KESIMPULAN. Di era yang kini semakin banyak seniman-seniman tari yang semakin kreatif BAB IV KESIMPULAN Di era yang kini semakin banyak seniman-seniman tari yang semakin kreatif menciptakan suatu produk seni, Wiwiek Widyastuti seorang seniman yang berasal dari Yogyakarta dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah lakunya dengan situasi orang lain. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan pergaulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rosandi (2004) membagi masa remaja menjadi beberapa tahap yaitu: a. Remaja awal (early adolescent) pada usia 11-14 tahun. Remaja awal biasanya berada pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emosi adalah respon yang dirasakan setiap individu dikarenakan rangsangan baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang sering

Lebih terperinci

Wawancara : Informan Pertama. Responden II Identitas Responden : Adha Zulhaida, Spd. Jenis kelamin : Perempuan

Wawancara : Informan Pertama. Responden II Identitas Responden : Adha Zulhaida, Spd. Jenis kelamin : Perempuan Wawancara : nforman ertama Responden dentitas Responden Nama : Adha Zulhaida, Spd. Jenis kelamin : erempuan Agama : slam Bidang studi : Guru kelas 1 SD Alamat : Jl Komp Veteran Blok A No Telp/H : 082168817733

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bermanfaat bagi perkembangan kepribadian peserta didik, yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. dan bermanfaat bagi perkembangan kepribadian peserta didik, yang terletak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni Budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat pada program pendidikan dasar dan menengah yang mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP

Lebih terperinci

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar membentuk manusia menuju kedewasaannya, baik secara mental, intelektual maupun emosional. Pendidikan juga sebagai sarana

Lebih terperinci

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB ARTIKEL OLEH: AJENG RATRI PRATIWI 105252479205 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Ari Rahmawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa rahmawatiarie21@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang musik tidak akan pernah ada habisnya, karena musik begitu melekat, begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musik telah ada sejak sebelum Masehi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba teknologi ini, gadget smartphone merupakan sebuah alat

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba teknologi ini, gadget smartphone merupakan sebuah alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi dalam wujud ponsel merupakan fenomena yang paling unik dan menarik dalam penggunaannya, karena termasuk benda elektronik yang mudah digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan etnis Sunda sangat kaya dengan berbagai jenis kesenian. Kesenian itu sendiri lahir dari jiwa manusia dan gambaran masyarakatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan Sistim Pendidikan Nasional Tahun 2003 pada pasal 3 yang dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asti Purnamasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asti Purnamasari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian diciptakan oleh masyarakat sebagai wujud dari jati dirinya. Pencapaiannya dilakukan dengan cara yang beragam, sehingga melahirkan identitas yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk. berkomunikasi, baik itu verbal ataupun nonverbal. Hal yang sama ini juga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk. berkomunikasi, baik itu verbal ataupun nonverbal. Hal yang sama ini juga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang selalu berkomunikasi, baik itu verbal ataupun nonverbal. Hal yang sama ini juga diungkapkan oleh Deddy

Lebih terperinci

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pulau Bangka adalah pulau yang terletak di sebelah timur pulau Sumatera, Indonesia dan termasuk ke dalam wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandeglang adalah sebuah Kabupaten bagian dari Provinsi Banten yang dinyatakan berdiri pada tahun 1874, secara administratif kabupaten ini terbagi atas 35

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Seni secara sederhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama (ritmik), dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni tari merupakan suatu proses pembelajaran yang melibatkan tubuh sebagai media ungkap tari. Di dalam penyelenggaraannya, seni tari merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Bangka Belitung. Dari data Badan Pusat Statistik, secara geografis terletak antara 107 45 BT sampai 108 18 BT dan 02 30 LS sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Menurut

Lebih terperinci

TARI KIPAS MEGA DALAM RANGKA PAMERAN BATIK DI BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA 18 JULI 2009 OLEH : WENTI NURYANI

TARI KIPAS MEGA DALAM RANGKA PAMERAN BATIK DI BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA 18 JULI 2009 OLEH : WENTI NURYANI TARI KIPAS MEGA DALAM RANGKA PAMERAN BATIK DI BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA 18 JULI 2009 OLEH : WENTI NURYANI A. PENDAHULUAN Ketika jaman terus berkembang karena kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 3 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Komunikasi Massa Menurut McQuail (1987) pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 125 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan yang didapat dari hasil penelitian yang telah dianalisis dan dikaji dengan berbagai pendapat para ahli dan penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) Sekolah : SMP Negeri 2 Gerokgak Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX / I Pertemuan ke : 1-2 Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Satandar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni pertunjukan merupakan salah satu dari kesenian tradisional suku Bugis, di antaranya adalah seni musik dan seni tari. Pertunjukan ini dipentaskan baik pada momen-momen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menari adalah expresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerakgerak ritmis yang indah (Soerdasono, 1998). Orang yang sedang menari disebut penari. Menari berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan buku Ensiklopedi Jakarta Culture and Heritage (Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan buku Ensiklopedi Jakarta Culture and Heritage (Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan buku Ensiklopedi Jakarta Culture and Heritage (Pemerintah Provinsi Daerah Ibukota Jakarta Dinas Kebudayaan dan Permusiuman, 2005:335), kesenian Topeng

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di Kabupaten Bintan Tahun 1980-2007 diketahui bahwa kesenian Mak Yong merupakan seni pertunjukan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari 33 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari geografisnya terletak di daerah Kelurahan Teluk Dalam Kecamatan Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan jenis kesenian baik tradisi maupun kreasi. Salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya. 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep diri 2.1.1. Pengertian Konsep diri Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,MSn JURUSAN SENI TARI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari banyaknya kesenian yang diungkapkan para pakar, salah satunya adalah sebagimana diungkapkan Koentjaraningrat : Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta memiliki maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peneliti mengambil lirik lagu dari sebuah grup band yang beraliran rock / metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada Seringai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung mempunyai potensi yang tinggi di bidang hiburan. Ada beragam tempat yang mempunyai daya tarik bagi masyarakat lokal maupun internasional, misalnya ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mencetak sumber daya manusia yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkunjung dan menikmati keindahan yang ada di Indonesia khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkunjung dan menikmati keindahan yang ada di Indonesia khususnya dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu bangsa yang sangat kaya dengan seni budaya baik berupa tari, musik, seni rupa hingga adat istiadatnya yang tersebar dari Sabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dari pembinaan kesiswaan Pasal 1 (a) Mengembangkan potensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dari pembinaan kesiswaan Pasal 1 (a) Mengembangkan potensi siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu bentuk pembinaan kesiswaan. Berdasarkan Permendiknas No 39 Tahun 2008 tujuan dari pembinaan kesiswaan

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala *

Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala * BENTUK PENYAJIAN TARI LINGGANG MEUGANTOE DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH Janurul Aina 1*, Taat Kurnita 1, Cut Zuriana 1 1 Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan pola tingkah laku yang dipelajari dan disampaikan dari satu generasi ke genarasi berikutnya karena kebudayaan merupakan proses belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju. dewasa. Dimana pada masa ini banyak terjadi berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju. dewasa. Dimana pada masa ini banyak terjadi berbagai macam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perjalanan hidup manusia pasti akan mengalami suatu masa yang disebut dengan masa remaja. Masa remaja merupakan suatu masa dimana individu mengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang memiliki beberapa kabupaten dengan berbagai macam suku. Salah satu suku yang terdapat di Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta tingkat pendidikan ini berusia 12 hingga 15 tahun. Dimana pada usia

BAB I PENDAHULUAN. peserta tingkat pendidikan ini berusia 12 hingga 15 tahun. Dimana pada usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan tingkat pendidikan dasar secara formal setelah melalui tingkat sekolah dasar. Pada umumnya peserta tingkat pendidikan ini berusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekaragaman budayanya itu tercermin

Lebih terperinci

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih Bab 5 Penutup 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisa yang penulis sampaikan pada bab 4 tentang praktek nyanyian dan musik gereja di GKMI Pecangaan dalam peribadatan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara yang ditempuh untuk memberikan pengetahuan kepada anak didik melalui pembelajaran, seperti definisi pendidikan menurut Kamus Besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertunjukan tradisional tersebut adalah permainan gandang tambua yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pertunjukan tradisional tersebut adalah permainan gandang tambua yang telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minangkabau menjadi salah satu etnis di Indonesia, yang memiliki berbagai macam jenis seni pertunjukan tradisional. Salah satu jenis seni pertunjukan tradisional tersebut

Lebih terperinci

Menghormati Orang Lain

Menghormati Orang Lain BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Desain Sikap Toleran Pada Buku Teks Tematik Kelas 1 SD Desain sikap toleran pada buku teks tematik kelas 1 SD meliputi: sikap menghormati orang lain, bekerjasama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta Pulau kecil lainnya, di mana setiap Pulau terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian. Musik juga memberi ketenangan ketika seseorang sedang mengalami permasalahan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Interior Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu maupun kelompok di tempat dan waktu tertentu, biasanya memiliki

Lebih terperinci

Meningkatkan kepedulian generasi muda terhadap keaslian budaya Indonesia. Membuka jaringan kerja seni budaya yang bersifat global

Meningkatkan kepedulian generasi muda terhadap keaslian budaya Indonesia. Membuka jaringan kerja seni budaya yang bersifat global Seni berada pada ujung spektrum kepuasan yang lain dari dari ego, kepemilikan dan kemelekatan. Salah satu nikmat terbesar dalam seni adalah berbagi; berbagi keindahan, berbagi nilai kesejatian masing-masing,

Lebih terperinci