INFOMATEK Volume 6 Nomor 1 Maret 2004 DESAIN & PEMBUATAN PROTOTIPE LIGHT BUGGY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INFOMATEK Volume 6 Nomor 1 Maret 2004 DESAIN & PEMBUATAN PROTOTIPE LIGHT BUGGY"

Transkripsi

1 Desain & Pembuatan Prototipe Light Buggy INFOMATEK Volume 6 Nomor 1 Maret 2004 DESAIN & PEMBUATAN PROTOTIPE LIGHT BUGGY Farid Rizayana Design Center Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pasundan Abstrak: Light buggy merupakan salah satu jenis dari buggy yang dirancang sesuai kebutuhan kendaraan parawisata. Kendaraan diperuntukan anak-anak usia 8-15 tahun dengan berat badan maksimum 75 kg. Kapasitas yang dimiliki kendaraan ini adalah hanya mampu membawa satu orang penumpang (single seater) dan mampu membawa komponen tambahan seperti sistem transmisi. Jalan yang mampu dilalui oleh kendaraan ini adalah jalan beraspal dan jalan tanah, karena performance dari kendaraan ini sangat terbatas. Adapun komponen utama dari light buggy ini seperti frame, suspensi, sistem kemudi, mesin dan transmisi dan rem. Enam komponen ini sangat penting dan perlu diperhatikan dalam merancang dan membuat kendaraan light buggy. Kata kunci: Ligt Buggy, Solid Model I. PENDAHULUAN Istilah buggy hampir pasti mewakili kendaraan off-road. Termasuk mobil pipa rock crawling (rock buggy) dan kendaraan off-road buggy yang bersifat rekreasi. Meski turunannya berbeda-beda, namun ada kesamaan penting, yakni buggy berakar dari kendaraan home made atau buatan sendiri, dan dibuat khusus untuk medan tertentu. Light buggy yang rancang dan dibuat oleh Design Center Jurusan Teknik Mesin FT-UNPAS dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan akan kendaraan off-road kecil permintaan PT. Pupuk Kaltim. II. PROSEDUR DESAIN Prosedur desain mengikuti pola sebagai berikut: Staf Pengajar Jurusan Mesin FT-Unpas Bdg 1

2 Infomatek Volume 6 Nomor 1 Maret 2004 : Perencanaan ( Planning ) Pada tahap perencaan tujuannya adalah untuk memahami permasalahan dan dasar peletakan sebagai inti dari proyek desain. Untuk kebanyakan proyek dalam bentuk apapun, tahap pertama adalah membentuk tim desain. Dalam tahap ini tim harus menyelesaikan dua tugas inti; memahami permasalahan dalam desain dan rencana desain. Biasanya, hasil spesifikasi pengembangan akan menentukan bagaimana masalah desain dapat diuraikan menjadi bagian yang lebih kecil, sehingga subproblem desain lebih terkendali, tetapi masalah tersebut kadang-kadang tidak dapat diketahui, dan penguraian desain dapat memperlambat proses desain Konsep Desain ( Conseptual Desain ) Perancang menggunakan hasil dari perencanaan untuk menghasilkan dan mengevaluasi konsep sebuah produk. Dalam menghasilkan konsep, keinginan konsumen merupakan dasar untuk mengembangkan fungsi dari model desain, menggunakan teknik yang dapat menggambarkan bagaimana sebuah produk dapat berfungsi. Tujuan mengevaluasi konsep adalah membandingkan hasil konsep yang dibutuhkan tehadap pengembangan yang lebih detail dan untuk memilih konsep terbaik untuk perbaikan sebuah produk. Teknik untuk menghasilkan dan mengevaluasi sebuah konsep dilakukan secara berulang-ulang. Saat konsep desain dievaluasi, lebih banyak ide yang dihasilkan dan perlu dievaluasi Desain Produk Setelah konsep dihasilkan dan dievaluasi, kemudian dipilih yang terbaik untuk diterapkan pada produk sesungguhnya. Evaluasi dan generasi produk harus sejalan, keduanya membentuk siklus yang berulang-ulang. III. PEMODELAN SOLID Pemodelan solid ini dimaksudkan untuk menuangkan konsep desain yang telah dibuat kedalam bentuk gambar solid sehingga dari pemodelan solid ini dapat mengetahui bentuk, kelebihan dan kekurangan dari desain yang dibuat. Pemodelan light buggy ini menggunakan perangkat lunak CAD (Computer Aided Design). Dalam pembuatan model solid light buggy, penulis membuat beberapa model sebagai alternatif desain dari konsep yang telah dibuat. Model yang dibuat ada tiga buah, dimana setiap model desain memiliki kekurangan dan kelebihan. Antara desain alternatif 1 dan 2 bentuknya tidak jauh berbeda, tetapi perbedaanya terdapat pada frame utama. Dimana frame utama desain 2 lebih sederhana dibandingkan dengan desain 2. Sedangkan untuk desain alternatif 3 perbedaannya terletak pada frame utama dan suspensi depan. 2

3 Desain & Pembuatan Prototipe Light Buggy Untuk lebih jelas mengenai model yang dibuat lihat Gambar 1, 2 dan 3. Gambar 3 Alternatif desain Light buggy 3 Kelebihan Kekurangan 1. Frame dapat lepas pasang 1.Kontruksi frame agak rumit Gambar 1 Alternatif desain Light buggy 1 Desain 1 2. Biaya produksi lebih murah 3.Pendaraan ini ringan karena menggunakan pipa ukuran diameter 0.5 inci 2.performancenya kurang baik 3.Steer yang berat pada saat mengemudi karena menggunakan bell crank 1. Frame dapat lepas pasang 1. Steer yang berat pada saat dan kontruksinya lebih seder- mengemudi karena menggu- Desain 2 hana dibandingkan desain 2. Biaya produksi murah 3. Kendaraan ini sangat nakan bell crank 2. performancenya kurang baik ringan karena menggunakan pipa ukuran diameter 0.5 inci 1. Kontruksi frame sangat 1. Biaya produksi lebih mahal seder-hana 2. Frame tidak dapat dilepas Desain 3 2. Kendaraan ini sangat licah karena ukurannya yang kecil 3. Performancenya lebih baik pasang 3. Kendaraan ini lebih berat karena ukuran pipa yang dibandingkan dengan desain digunakan diameter 0.75 inci. 1 dan 2 Gambar 2 Alternatif desain Light buggy 2 IV. PEMILIHAN DESAIN Sebagai bahan pertimbangan, berdasarkan kekurangan dan kelebihan dari masing-masing 3

4 Infomatek Volume 6 Nomor 1 Maret 2004 : 1-12 desain serta berdasarkan tujuan, kebutuhan dan biaya maka desain yang dipilih adalah desain 2 (lihat Gambar 2). Berikut ini adalah gambar desain frame light buggy. 4.1 Frame Frame dibuat dari pipa dengan ukuran diameter 0.5 inci, dengan radius bending pada pipa minimal 70 mm. Frame dibuat berdasarkan kebutuhan untuk membawa satu orang penumpang dan membawa komponen tambahan seperti mesin dan transmisi. Frame didesain dengan sistem lepas-pasang yaitu antara frame atas dengan frame utama (bagian bawah), desain ini dibuat atas permintaan kostumer. Gambar 4 Frame utama Kontruksi frame utama pada desain alternatif yang kedua ini tidak jauh berbeda dengan desain yang pertama, dimana kontruksi frame merupakan penyederhanaan dari frame desain pertama dengan cara menghilangkan bagianbagian yang tidak perlu sehingga frame terlihat lebih sederhana namun tetap kokoh. Frame utama memiliki kekuatan yang lebih dibandingkan dengan frame atas karena pipa yang digunakan untuk membuat frame atas dan frame utama berbeda, hal ini disebabkan beban yang diterima frame utama lebih besar dibandingkan frame atas dan agar kendaraan lebih ringan. Dimana frame bagian atas menggunakan pipa biasa (lokal), sedangkan untuk frame utama menggunakan pipa saimles. Gambar 5 frame atas Adapun untuk melindungi frame utama agar tidak rusak parah pada saat terjadi benturan maka dibuat frame bumper bagian samping kiri dan kanan. Ukuran dan pipa yang digunakan frame bumper kiri dan kanan sama dengan frame atas. Untuk melindungi bagian depan frame utama dibuat bumper depan yang dibuat dari pipa. 4

5 Desain & Pembuatan Prototipe Light Buggy Gambar 6 Bumper samping Gambar 8 Komponen suspensi sebelum di assembly 4.2 Sistem Suspensi, Suspensi Depan System suspensi depan yang dipakai adalah tipe A-arm tunggal. Dan shock absorber yang digunakan adalah spring style Coil. Pemilihan suspensi ini berdasarkan kebutuhan perancangan yaitu untuk kendaraan parawisata dan diperuntukan anak-anak usia 8-15 tahun. Gambar 9 Dimensional suspensi depan Gambar 7 A-arm suspensi depan Keuntungan dari system suspensi ini adalah: 1. Kontruksinya lebih sederhana dan lebih mudah dalam pemasangan. 2. Biaya pembuatan lebih murah 5

6 Infomatek Volume 6 Nomor 1 Maret 2004 : 1-12 Kerugian: 1. Kesetabilan kendaran berkuarang pada saat melalui jalan yang tidak rata. 2. Tidak mampu menahan bobot atau berat yang lebih besar. 3. Tidak kuat menahan kejutan yang lebih besar sehingga cenderung cepat patah. 4. Suspensi cenderung rigid agar roda dapat berputar stabil. Sistem suspensi belakang yang dipilih adalah swing arm dan shock absorber yang digunakan adalah system spring style. 4.3 Sistem Suspensi, Suspensi Belakang Sistem suspensi belakang dengan menggunakan tipe swing arm dan shock absorber yang dipilih adalah tipe coil atau spring style. Sistem suspensi ini dipakai karena jalan yang dilalui tidak begitu ekstrem dan karena pemakai kendaraan ini adalah anak-anak usia 8-15 tahun serta kendaraan ini dirancang untuk parawisata bukan untuk off-road. Gambar 11 Swing arm sebelum di assembly Keterangan gambar: 1. Swing arm 2. mounting engine 3. Dudukan bearing poros roda 4. Yoke suspensi 5. Yoke bumper belakang Gambar 12 Shock absorber Gambar 10 Swing arm Gambar 13 Swing arm yang sudah dibuat 6

7 Desain & Pembuatan Prototipe Light Buggy Keuntungan menggunakan sistem suspensi ini adalah: 1. Kontruksinya lebih sederhana dan lebih mudah dalam pemasangan. 2. Mampu menahan berat dan beban kejut yang besar. 3. Biaya pembuatan lebih murah 4.4 Sistem Kemudi Bell crank (Gambar 15) masih tetap digunakan karena pertimbangan akan kemudahan dalam proses pembuatan dan perakitan serta biaya pembuatan yang tidak mahal. Kerugian : 1. Kurang stabil pada kondisis jalan offroad. 2. Pergerakan suspensi tidak bebas pada saat salah satu ban belakang melintas di jalan yang kondisinya tidak rata. 3. Kontak ban dengan jalan kurang baik Gambar 15 Sistem kemudi Bell crank Gambar 16 Assembly sistem kemudi Gambar 14 Dimensional Swing arm Keterangan Gambar 16 : No Keterangan Roda steer (kemudi) Tie rod Poros kemudi Penyangga poros steer dengan bearing Yoke tie rod Baut (screws) Mur (nuts) Bearing Dudukan bearing Ball joint 7

8 Infomatek Volume 6 Nomor 1 Maret 2004 : 1-12 Sudut kemudi Ketika kendaraan bergerak pelan, kendaraan akan bergerak membentuk sudut pada saat garis vertikal diantara keempat roda betemu pada satu titik atau piont yaitu pusat dari putaran M. Jika roda belakang tidak dikemudikan, garis vertikal pada kedua roda depan akan bertemu dengan garis sumbu tengah pada M. Dimana perbedaan sudut steer yaitu δ i dan δ A. o merupakan sudut terluar sering disebut sebagai sudut Ackerman. Sudut ini dapat dihitung dari sudut tebesar bagian Gambar 18 Axle kinematik dalam δ i. Adapun parameter (gambar4.19.)sudut Ackerman ini adalah : 1. j yaitu Jarak antara dua steering axis 2. l yaitu wheel base 3. r s yaitu Kingpin offset 4. b f yaitu wheel track Dengan demikian untuk mencari track circle diameter D s dapat diketahui dengan Gambar 18 Path designation pada front axle menggunakan δ A. o. Putaran track pada kendaraan di usahakan harus kecil untuk memungkinkan kemudahan kendaraan berputar dan parkir. Gambar 17 Sudut steering dan Track circle diameter Gambar 19 Sudut steer 8

9 Desain & Pembuatan Prototipe Light Buggy Dari parameter sudut steering diatas maka dapat diketahui parameter sudut steering pada light buggy serta sudut steering dan track circle diameter, yaitu Data sudut kemudi Wheelbase : mm Jarak antara kedua steering axis: mm Kingpin offset: mm Outer steer angle : 22 o Inner steer angle : 17,89 o Perbedaan sudut steer : 4.02 o Diameter putaran track : mm 4.6 m Keuntugan dari sistem kemudi bell crank adalah: 1. Kontruksi dan pemasangannya lebih mudah dan sederhana. 2. Sistem kemudi dapat dibuat sendiri. 3. Biaya pembuatan lebih murah. perhitungan yang dilakukan oleh tim light buggy yang memegang bagian engine dan transmisi dan berdasarkan kebutuhan serta ketersediaan di pasaran. Gambar 20 Industrial engine Penempatan engine dan transmisi pada desain light buggy ini berada pada bagian belakang. Dimana engine dan transmisi diletakan diatas swing arm. Kerugian : 1. Sistem kemudi lebih berat pada saat mengendalikan kendaraan. 2. Batang tirod akan mudah melendut pada saat suspensi depan bergerak keatas secara bersamaan. 4.5 Mesin Mesin yang digunakan pada kendaraan ini adalah mesin industrial engine dengan daya 4 Hp. Mesin ini dipilih berdasarkan data hasil Gambar 21 Posisi engine dan sistem transmisi pada light buggy 9

10 Infomatek Volume 6 Nomor 1 Maret 2004 : Rem (Brakes) Sistem pengereman pada kendaraan ini menggunakan sistem pengereman roda belakang. Jenis rem yang digunakan adalah rem cakram (disk brakes). 4.8 Transmisi Menurut survey dan studi literatur, hampir semua kendaraan light buggy menggunakan sistem transmisi otomatis, sistem inertia continues variable transmission (CVT). Clutch ini berkerja berdasarkan putaran mesin. Karena inertia continues variable transmission (CVT) yang berada di pasaran menggunakan puli, maka kita harus menggunakan poros antara agar dapat dihubungkan dengan sproket dan rantai. Gambar 22 Rem Cakram (disk brakes) Setelah melakukan survey pasar, clutch jenis inertia continues variable transmission yang biasa digunakan untuk mesin stamper dengan ukuran puli 2,6 inci (66,04 mm). Gambar 24 Inertia continues variable transmission Gambar 23 Pemasangan rem 4.7 Ban (tire) Ban untuk kendaraan ini menggunakan ban Suzuki Carry ST 100. Dengan ukuran ban 145x70R10. Pemilihan ini berdasarkan permintaan dari kostumer yang menginginkan kendaraan menggunakan ban Suzuki Carry ST. Gambar 25 Sepatu kopling Inertia continuous variable transmission (CVT) 10

11 Desain & Pembuatan Prototipe Light Buggy Clutch ini berkerja berdasarkan gaya centrifugal, yang disebabkan adanya putaran dari engine. Spesifikasi clutch : R = 50 mm = 0,005 m Massa sepatu kopling = 0,5 kg Koefisien gesek, µ = 0.5 Gaya centrifugal yang didapat dari clutch ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : C f = (m).(r).(ω 2 ) Dengan putaran 3500 rpm : C C f f = ( 0, 5)( 0, 005 )( 366, 3) = 335, 5 N Gaya centrifugal yang didapat pada putaran 3500 rpm adalah : 3355 N. Gaya gesek pada putaran 3500 rpm adalah : F s = C f. µ F s = (0,5) F s = 1677,5 N 2 Gambar 26 Diagram Simulasi 2 kekuatan Frame VI. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan kebutuhan dan situasi yang ada dapat disimpulkan bahwa dari tiga alternatif disain yang dibuat dipilih disain yang ke 2. Dimana frame dirancang dengan sistem lepas pasang dengan kapasitas satu orang penumpang dan frame terbuat dari pipa dengan diameter pipa 0,5 inci. Adapun pada sistem transmisinya, akan menggunakan sistim transmisi bertingkat. V. SIMULASI KEKUATAN FRAME Untuk mengetahui lebih ditail kekuatan dari frame utama dilakukan dengan simulasi kekuatan dengan software FEM. Dengan demikian, faktor keamanan dari frame utama yang didesain dapat diketahui. Gambar 27 Desain Mobil Buggy 11

12 Infomatek Volume 6 Nomor 1 Maret 2004 : 1-12 Suspensi depan menggunakan A-arm dengan bentuk rancangan single arm, sedangkan untuk suspensi depan menggunakan swing arm dan untuk shock absorber menggunakan jenis spring style atau coil. Sistem steering yang digunakan pada disain ini menggunakan bell crank karena pembuatannya mudah dan karena faktor biaya. Gambar 27 Perbandingan dengan mobil Toyota Kijang Komponen yang lainnya seperti engine menggunakan industrial engine, rem menggunakan disk brakes dengan sistem pengereman roda belakang dan ban yang digunakan ukuran 145x70R10. Dimensi disain secara umum yang dimiliki kendaraan fun mini buggy P x L x T adalah 2081 x 1498 x 1298 mm. Dengan wheel base 1498 mm dan wheel track 1050 mm. VII. DAFTAR RUJUKAN [1] TELIMEK LIPI (2004), Prosiding Konferensi Nasional Tenaga Listrik dan Mekatronik Ke-1 Tahun 2004, LIPI. [2] Rizayana, F., Lesmana, B., (2002), Perancangan Awal Chassis Kendaraan Beroda Tiga dengan Layout Satu Roda Di Depan dan Dua Roda Di Belakang, Tugas Akhir Sarjana Jurusan Teknik Mesin FT- UNPAS. [3] Rizayana, F., Rahayu, A., (2002), Perancangan Awal Chassis Kendaraan Beroda Tiga dengan Layout Dua Roda Di Depan dan Satu Roda Di Belakang, Tugas Akhir Sarjana Jurusan Teknik Mesin FT-UNPAS, 12

BAB II LANDASAN TEORI. seperti mesin, suspensi transmisi serta digunakan untuk menjaga mobil agar

BAB II LANDASAN TEORI. seperti mesin, suspensi transmisi serta digunakan untuk menjaga mobil agar 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Chassis Chassis merupakan komponen utama pada kendaraan yang terbuat dari material kuat seperti besi dan baja, yang di buat dengan struktur dan perhitungan yang presisi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 35 BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 3.1. Daftar Spesifikasi Kendaraan 1) Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Tahun 2004 Tabel 3.1. Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0

Lebih terperinci

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Suspensi Suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan yang bergelombang sehingga menambah kenyamanan berkendara

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA SUDUT KEMUDI PADA KENDARAAN DUNE BUGGY POLITEKNIK NEGERI BATAM ABSTRAK ABSTRACT

ANALISA KINERJA SUDUT KEMUDI PADA KENDARAAN DUNE BUGGY POLITEKNIK NEGERI BATAM ABSTRAK ABSTRACT ANALISA KINERJA SUDUT KEMUDI PADA KENDARAAN DUNE BUGGY POLITEKNIK NEGERI BATAM Koko Suharyanto, Wowo Rossbandrio*, Fedia Restu Program Studi Teknik Mesin, Teknik Mesin Politeknik Negeri Batam *rossbandrio@yahoo.com

Lebih terperinci

Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body.

Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body. SISTEM SUSPENSI Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body. SPRUNG WEIGHT DAN UNSPRUNG WEIGHT Pada umumnya

Lebih terperinci

Oleh : Bimo Arindra Hapsara Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi. Proposal Tugas Akhir. Tugas Akhir

Oleh : Bimo Arindra Hapsara Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi. Proposal Tugas Akhir. Tugas Akhir Proposal Tugas Akhir Tugas Akhir Oleh : Bimo Arindra Hapsara 2106 100 047 Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kecelakaan

Lebih terperinci

Analisa Kinematik secara spatial untuk Rack and pinion pada Kendaraan hybrid roda 3 Sapujagad 2

Analisa Kinematik secara spatial untuk Rack and pinion pada Kendaraan hybrid roda 3 Sapujagad 2 Analisa Kinematik secara spatial untuk Rack and pinion pada Kendaraan hybrid roda 3 Sapujagad 2 Oleh : Fachri Nugrahasyah Putra Nrp : 2108100107 Dosen Pembimbing : Dr. Unggul Wasiwitono, ST, M.Eng Keamanan

Lebih terperinci

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan 8.1.1 Perancangan Interior yang Ergonomis Perancangan interior yang ergonomis adalah sebagai berikut : Kursi Depan Tinggi alas duduk : 280 mm Lebar alas duduk

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Diagram alir adalah suatu gambaran utama yang dipergunakan untuk dasar dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangan diperlukan

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisa Sistem Kemudi Narrow Tilting Vehicle dengan Variasi Trackwidth dan Panjang Suspensi Arm

Perancangan dan Analisa Sistem Kemudi Narrow Tilting Vehicle dengan Variasi Trackwidth dan Panjang Suspensi Arm E126 Perancangan dan Analisa Sistem Kemudi Narrow Tilting Vehicle dengan Variasi Trackwidth dan Panjang Suspensi Arm Idestrian Adzanta dan Unggul Wasiwitono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ATV (All Terrain Vehicle) ATV (All Terrain Vehicle) adalah sebuah kendaraan dengan penggerak mesin menggunakan motor bakar, mengunakan pula rangka khusus yang dirancang sedemikian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Perancangan Rem Persamaan umum untuk sistem pengereman menurut Hukum Newton II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : F = m. a Frem- F x = m.

Lebih terperinci

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP diajukan untuk memenuhi nilai akhir semester dua disusun oleh : Arman Syah. S XI

Lebih terperinci

POROS PENGGERAK RODA

POROS PENGGERAK RODA SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) POROS PENGGERAK RODA 34 PEMELIHARAAN / SERVICE POROS PENGGERAK RODA A. URAIAN Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALUR PENELITIAN Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian 20 Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian perbandingan antara menggunakan alat Semi-automatic

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Kemudi Di dalam sebuah sistem kemudi ada dua faktor yang menjadi tujuan dari setiap pengembangan teknologi otomotif yaitu mempermudah pengendalian kendaraan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ 3.1 MetodePahldanBeitz Perancangan merupakan kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

PERANCANGAN SUSPENSI DEPAN PROTOTIPE CAMPAGNA T-REX CAR

PERANCANGAN SUSPENSI DEPAN PROTOTIPE CAMPAGNA T-REX CAR PERANCANGAN SUSPENSI DEPAN PROTOTIPE CAMPAGNA T-REX CAR Febrian [1], Nazaruddin [2], Syafri [3] Laboratorium, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau [1] oktafeb@gmail.com, [2] nazaruddin@eng.unri.ac.id,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode & Nama Mata Kuliah : OT 443. CHASSIS OTOMOTIF Topik Bahasan : Kumpulan bahan kajian dan perkuliahan yang menjamin kendaraan berjalan dengan aman dan nyaman Tujuan / Kompetensi

Lebih terperinci

Analisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2

Analisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (214) ISSN: 231-9271 1 Analisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2 Fachri Nugrahasyah Putra dan Unggul Wasiwitono

Lebih terperinci

PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD

PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD Oleh: Bagus Kusuma Ruswandiri 2108100120 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. I Nyoman Sutantra, M.Sc., Ph.D. Latar Belakang

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram alir proses penelitian BAB III METODE PENELITIAN MULAI KRITERIA ALTERNATIF DESAIN PEMILIHAN DESAIN DETAIL DESAIN GAMBAR TEKNIK ANALISA GAMBAR KOMPONEN STANDAR KOMPONEN YANG DIBUAT PENGADAAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI GOKAR LISTRIK

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI GOKAR LISTRIK PERANCANGAN SISTEM KEMUDI GOKAR LISTRIK Judhistira Freily Mamahit 1), Stenly Tangkuman 2), Michael Rembet 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Sistem kemudi berfungsi untuk membelokan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian analisa power loss pada engine bus Hino R260 yang diakibatkan kesalahan pemindahan gigi

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada BAB IV HASIL & PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada Rangka Gokart Kendaraan Gokart terdiri atas beberapa komponen pembentuk baik komponen utama maupun komponen tambahan.

Lebih terperinci

BAB III KONSTRUKSI DOUBLE WISHBONE

BAB III KONSTRUKSI DOUBLE WISHBONE BAB III KONSTRUKSI DOUBLE WISHBONE Suspensi double wishbone merupakan sebuah mekanisme suspensi bebas yang terdiri dari lengan-lengan (dapat berbentuk silinder berlubang, pipa, maupun batang) yang memiliki

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK Jurnal Elemen Volume 4 Nomor 1, Juni 2017 ISSN : 2442-4471 PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK Kurnia Dwi Artika 1, Rusuminto Syahyuniar 2, Nanda Priono 3 1),2) Staf Pengajar Jurusan Mesin

Lebih terperinci

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Perencanaan Proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan Menggambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian analisa Ketepatan Tekanan Tutup Radiator pada Bus Hino R260. Diagram alur penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Garis Besar Chasis Dan Suspensi Pada sebuah kendaraan terbagi ke dalam beberapa sistem yang merupakan point utama dari adanya sebuah kendaraan, salah satunya sistem chasis meliputi

Lebih terperinci

MEKANISME KERJA MESIN TOE TESTER DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT TAMBUN II

MEKANISME KERJA MESIN TOE TESTER DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT TAMBUN II MEKANISME KERJA MESIN TOE TESTER DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT TAMBUN II PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mesin Toe Tester misalnya, penyetelan seperti ini banyak sekali digunakan umumya pada pabrik

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT UJI SISTEM REM DAN DETAIL DRAWING KOMPONEN REM MOBIL MULTIGUNA PEDESAAN

PERANCANGAN ALAT UJI SISTEM REM DAN DETAIL DRAWING KOMPONEN REM MOBIL MULTIGUNA PEDESAAN PERANCANGAN ALAT UJI SISTEM REM DAN DETAIL DRAWING KOMPONEN REM MOBIL MULTIGUNA PEDESAAN Muhammad Habibi NRP 2110 106 022 Dosen Pembimbing Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST. M.Eng. Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

RENCANA ANGGARAN BIAYA PEMBUATAN MOBIL LISTRIK EVRT GHOST SERIES

RENCANA ANGGARAN BIAYA PEMBUATAN MOBIL LISTRIK EVRT GHOST SERIES RENCANA ANGGARAN BIAYA PEMBUATAN MOBIL LISTRIK EVRT GHOST SERIES 1. Biaya Komponen Non Standar Komponen non standar adalah komponen yang tidak ada dipasaran, yang harus di buat sendiri sesuai dengan desain

Lebih terperinci

tampilan menyerupai mobil penumpang pada saat ini hanya saja ukurannya yang mobil urban ini di buat secara khusus dengan melihat regulasi yang ada dan

tampilan menyerupai mobil penumpang pada saat ini hanya saja ukurannya yang mobil urban ini di buat secara khusus dengan melihat regulasi yang ada dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobil urban adalah kendaraan yang di desain irit bahan bakar dengan tampilan menyerupai mobil penumpang pada saat ini hanya saja ukurannya yang jauh lebih kecil karena

Lebih terperinci

Tugas Akhir TM

Tugas Akhir TM Tugas Akhir TM 090340 REDESAIN PERENCANAAN SISTEM CONTINUOSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) DAN PENGARUH BERAT ROLLER TERHADAP KINERJA PULLEY PADA SEPEDA MOTOR MATIC Program Studi D3 Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CVT (CONTINUES VARIABLE TRANSMISSION) PADA MICROCAR RODA TIGA UNTUK PARA PENYANDANG CACAT KAKI

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CVT (CONTINUES VARIABLE TRANSMISSION) PADA MICROCAR RODA TIGA UNTUK PARA PENYANDANG CACAT KAKI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CVT (CONTINUES VARIABLE TRANSMISSION) PADA MICROCAR RODA TIGA UNTUK PARA PENYANDANG CACAT KAKI Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Penelitian

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc E1 Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc Irvan Ilmy dan I Nyoman Sutantra Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

V.HASIL DAN PEMBAHASAN V.HASIL DAN PEMBAHASAN A.KONDISI SERASAH TEBU DI LAHAN Sampel lahan pada perkebunan tebu PT Rajawali II Unit PG Subang yang digunakan dalam pengukuran profil guludan disajikan dalam Gambar 38. Profil guludan

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

NAMA : Rodika NRP : DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M. Eng TESIS (TM ) RANCANG BANGUN SEPEDA PASCA STROKE

NAMA : Rodika NRP : DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M. Eng TESIS (TM ) RANCANG BANGUN SEPEDA PASCA STROKE TESIS (TM 092501) RANCANG BANGUN SEPEDA PASCA STROKE NAMA : Rodika NRP : 2111201015 DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M. Eng PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN SISTEM MANUFAKTUR JURUSAN

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

Analisis dan Pengujian Stabilitas Saat Kondisi Berbelok pada Kendaraan Bermotor Roda Tiga sebagai Alat Bantu Transportasi bagi Penyandang Disabilitas

Analisis dan Pengujian Stabilitas Saat Kondisi Berbelok pada Kendaraan Bermotor Roda Tiga sebagai Alat Bantu Transportasi bagi Penyandang Disabilitas Analisis dan Pengujian Stabilitas Saat Kondisi Berbelok pada Kendaraan Bermotor Roda Tiga sebagai Alat Bantu Transportasi bagi Penyandang Disabilitas Agus Setiawan 1, Wahyudi 2, Dhika Aditya P. 3 1 Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gokart Gokart merupakan salah satu produk yang sarat dengan teknologi dan perkembangan. Ditnjau dari segi komponen, Gokart mempunyai beragam komponen didalamnya, namun secara

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian analisa lokal overheating pada mesin bus 6 silinder. Diagram alur penelitian ini diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX 3.1 Mencari Informasi Teknik Komponen Gearbox Langkah awal dalam proses RE adalah mencari informasi mengenai komponen yang akan di-re, dalam hal ini komponen gearbox traktor

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin.

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin. BAB II DASAR TEORI 2.1 REM 2.1.1 Fungsi Rem Pada saat kendaraan mulai meluncur di jalanan, maka kelajuan akan tetap ada pada kendaraan itu walaupun mesin sudah dimatikan atau permindahan tenaga yang menggerakan

Lebih terperinci

SUSPENSI (suspension)

SUSPENSI (suspension) SUSPENSI (suspension) Suspensi adalah mekanisme yang dipasang di antara body dan roda yang berfungsi untuk menciptakan kestabilan kendaraan (nyaman dan aman) Unsur kestabilan kendaraan : 1. Stabil pengendaraannya

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGEREMAN (BAGIAN FRONT DISC BRAKE HUB) TMUNEJ-1 HYBRID VEHICLE. Oleh: Khoirur Rozi

PROYEK AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGEREMAN (BAGIAN FRONT DISC BRAKE HUB) TMUNEJ-1 HYBRID VEHICLE. Oleh: Khoirur Rozi 2 PROYEK AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGEREMAN (BAGIAN FRONT DISC BRAKE HUB) TMUNEJ-1 HYBRID VEHICLE Oleh: Khoirur Rozi 101903101018 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS A. Analisis BAB III ANALISIS KASUS Penulis mengumpulkan data-data teknis pada mobil Daihatsu Gran Max Pick Up 3SZ-VE dalam menganalisis sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun (leaf spring), dimana

Lebih terperinci

Sistem Suspensi pada Truck

Sistem Suspensi pada Truck Sistem Suspensi pada Truck Halaman 1 dari 4 Fungsi utama sistem suspensi pada kendaraan adalah mendukung berat kendaraan untuk diteruskan ke tanah (ground). Fungsi lain adalah melindungi badan kendaraan

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN KOMPONEN PENDUKUNG UTAMA

BAB III PEMBUATAN KOMPONEN PENDUKUNG UTAMA BAB III PEMBUATAN KOMPONEN PENDUKUNG UTAMA 3.1 Alat-alat yang dibutuhkan dalam Pembuatan Gokart Sebelum dilakukan proses pembuatan gokart terlebih dahgulu dilakukan perencanaan yang berupa perancangan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE A. BAHAN BAB III BAHAN DAN METODE Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Besi plat esser dengan ketebalan 2 mm, dan 5 mm, sebagai bahan konstruksi pendorong batang,

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

SIMULASI PENGENDALIAN SUDUT KEMIRINGAN BELOK SEPEDA MOTOR MELALUI PENAMBAHAN KOMPONEN GYROSCOPIC

SIMULASI PENGENDALIAN SUDUT KEMIRINGAN BELOK SEPEDA MOTOR MELALUI PENAMBAHAN KOMPONEN GYROSCOPIC SIMULASI PENGENDALIAN SUDUT KEMIRINGAN BELOK SEPEDA MOTOR MELALUI PENAMBAHAN KOMPONEN GYROSCOPIC I Ketut Adi Atmika, I DG Ary Subagia Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana E-mail :

Lebih terperinci

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON OLEH : RAMCES SITORUS NIM : 070421006 FAKULTAS

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Pada gambar 4.1 menggambarkan sebuah langkah dari proses pelayanan perawatan kendaraan yang dilakukan oleh menejemen Astrido Daihatsu Kebon Jeruk agar

Lebih terperinci

Desain dan Pengembangan Produk Sepeda Motor Roda Tiga dengan Basis Produksi IKM

Desain dan Pengembangan Produk Sepeda Motor Roda Tiga dengan Basis Produksi IKM Desain dan Pengembangan Produk Sepeda Motor Roda Tiga dengan Basis Produksi IKM Farid Rizayana Teknik Mesin FT-Universitas Pasundan Jl. Setiabudhi 193, Bandung 40153 Email: farid.rizayana@gmail.com Abstract.

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tio Agustian, 2014 Analisis front wheel alignment (fwa) pada kendaraan Daihatsu Gran Max Pick Up

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tio Agustian, 2014 Analisis front wheel alignment (fwa) pada kendaraan Daihatsu Gran Max Pick Up BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Industri mobil di Indonesia ini sangatlah maju, dalam penggunaannya mobil digunakan sebagai sarana yang dapat membantu kebanyakan orang untuk memindahkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM PERANCANGAN TROLLEY DAN SPREADER GANTRY CRANE KAPASITAS ANGKAT 40 TON TINGGI ANGKAT 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL (BICT) SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN RANGKA (CHASIS) MOBIL LISTRIK RODA TIGA KAPASITAS SATU ORANG

RANCANG BANGUN RANGKA (CHASIS) MOBIL LISTRIK RODA TIGA KAPASITAS SATU ORANG RANCANG BANGUN RANGKA (CHASIS) MOBIL LISTRIK RODA TIGA KAPASITAS SATU ORANG Marlia Adriana 1), Anggun Angkasa B.P 2), Masrianor 3) 1,2) Staf Pengajar Jurusan Mesin Otomotif, Politeknik Negeri Tanah Laut

Lebih terperinci

Analisis Stabilitas Arah Mobil Toyota Agya G dengan Variasi Jumlah Penumpang, Kecepatan Belok, Sudut Belok dan Kemiringan Melintang Jalan

Analisis Stabilitas Arah Mobil Toyota Agya G dengan Variasi Jumlah Penumpang, Kecepatan Belok, Sudut Belok dan Kemiringan Melintang Jalan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2301-9271 A-35 Analisis Stabilitas Arah Mobil Toyota Agya G dengan Variasi Jumlah Penumpang, Kecepatan Belok, Sudut Belok dan Kemiringan Melintang Jalan Faisal

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA

BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA 3.1 Perancangan Sistem Kemudi Gokart Proses peracangan sistem kemudi gokart menggunakan metode analisa perancangan dengan melakukan perhitungan-perhitungan manual.

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Pertimbangan Desain Pada umumnya pesawat paratrike merupakan sebuah alat bantu olahraga, paratrike ini merupakan hasil modifikasi dari paramotor yang diracang untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR A III PERENCANAAN DAN GAMAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Diagram alir adalah suatu gambaran utama yang dipergunakan untuk dasar dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangan diperlukan suatu

Lebih terperinci

SUSPENSI DAN KEMUDI SEPEDA MOTOR

SUSPENSI DAN KEMUDI SEPEDA MOTOR SUSPENSI DAN KEMUDI SEPEDA MOTOR TEORI SECARA UMUM SISTIM SUSPENSI Sistim suspensi biasanya ditempatkan diantara frame dan poros roda. Pada umumnya dilengkapi dengan shock absorber. Sistim suspensi terletak

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gokart saat ini sangat berkembang dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama dalam bidang otomotif.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PERHITUNGAN SISTEM TRANSMISI PADA MESIN ROLL PIPA GALVANIS 1 ¼ INCH SETYO SUWIDYANTO NRP 2110 030 006 Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB III DATA KENDARAAN UNTUK SIMULASI

BAB III DATA KENDARAAN UNTUK SIMULASI BAB III DATA KENDARAAN UNTUK SIMULASI 3.1. Tinjauan Pemodelan truk secara lengkap dikembangkan dan bertujuan untuk mempelajari efektivitas dari sistem Antilock Braking System termasuk pemodelan dinamika

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Analisa Kestabilan Arah pada Kendaraan Formula Sapu Angin Speed Berdasarkan Variasi Posisi Titik Berat, Kecepatan dan Tes Dinamik Student Formula

Lebih terperinci

PERANCANGAN, PEMBUATAN PROTOTIPE DAN PENGUJIAN KURSI RODA MEKANIK MANDIRI (KROMMAN)

PERANCANGAN, PEMBUATAN PROTOTIPE DAN PENGUJIAN KURSI RODA MEKANIK MANDIRI (KROMMAN) PKMT-1-5-1 PERANCANGAN, PEMBUATAN PROTOTIPE DAN PENGUJIAN KURSI RODA MEKANIK MANDIRI (KROMMAN) Abdul Luky Shofi ul Azmi S, Makhfud Saptadi, Danang Prakosa Pujianto Program Studi Teknik Mesin, Institut

Lebih terperinci

PERANCANGAN RANGKA GOKAR LISTRIK

PERANCANGAN RANGKA GOKAR LISTRIK PERANCANGAN RANGKA GOKAR LISTRIK Hafidz Ammar Haryono Putro 1), Stenly Tangkuman 2), Michael Rembet 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Tujuan Penelitian ini untuk mendapatkan sebuah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suspensi

BAB II DASAR TEORI Suspensi digilib.uns.ac.id BAB II DASAR TEORI 2. 1. Suspensi Suspensi adalah suatu sistem yang berfungsi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR CVT (Continuous Variable Transmission) Modul ini disusun sebagai bahan ajar bagi siswa kelas XI TSM (Teknik Sepeda Motor) Disusun : Gunadi, S. Pd DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( )

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( ) MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT Rian Alif Prabu (12504244022) Septian Dwi Saputra (12504244032) Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2016 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari referensi dari beberapa sumber yang berkaitan dengan judul yang di

Lebih terperinci

LOGO. Mohamad Fikki Rizki NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir Nyoman Sutantra,Msc,PhD Yohanes.ST,MSc

LOGO. Mohamad Fikki Rizki NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir Nyoman Sutantra,Msc,PhD Yohanes.ST,MSc LOGO Analisa Kinerja Sistem Transmisi pada Kendaraan Multiguna Pedesaan untuk Mode Pengaturan Kecepatan Maksimal Pada Putaran Maksimal Engine dan Daya Maksimal Engine Mohamad Fikki Rizki NRP. 2110105011

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram alir Berikut merupakan gambar diagram alur : Mulai. Kajian pustaka Studi Literatur

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram alir Berikut merupakan gambar diagram alur : Mulai. Kajian pustaka Studi Literatur 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram alir Berikut merupakan gambar diagram alur : Mulai Kajian pustaka Studi Literatur Analisa Penguatan Front Wheel Alignment Data Awal NO Perancangan FWA YES Penyedia

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir Modifikasi Alat Penunjuk Titik Pusat Lubang Benda Kerja Dengan Berat Maksimal Kurang Dari 29 Kilogram Untuk Mesin CNC Miling Oleh : Mochamad Sholehuddin NRP. 2106 030 033 Program

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS FRONT WHEEL ALIGNMENT PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK UP

BAB III ANALISIS FRONT WHEEL ALIGNMENT PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK UP BAB III ANALISIS FRONT WHEEL ALIGNMENT PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK UP A. Spesifikasi Kendaraan Daihatsu Gran Max SPESIFIKASI PICK UP 1.3 1.5 STD 3W STD 3W BOX 1.3 1.5 DIMENSI Panjang keseluruhan Lebar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEKANISME UJI KARAKTERISTIK SISTEM KEMUDI

PERANCANGAN MEKANISME UJI KARAKTERISTIK SISTEM KEMUDI PERANCANGAN MEKANISME UJI KARAKTERISTIK SISTEM KEMUDI Mochammad Reza Pahlevi, Unggul Wasiwitono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

POROS PENGGERAK RODA

POROS PENGGERAK RODA SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) POROS PENGGERAK RODA 34 PEMELIHARAAN / SERVICE POROS PENGGERAK RODA A. URAIAN Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) E120

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) E120 JURNAL TEKNIK ITS Vol., No. 2, (216) ISSN: 2337-39 (231-9271 Print) E12 Perancangan dan Analisa Sistem Kemudi dan Sistem Suspensi Quadrilateral Pada Narrow Tilting Vehicle Rizal Pribadi Restuaji, dan Unggul

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin spin coating adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan ke poros hollow melalui pulley dan v-belt untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY Alvin Soesilo 1), Agustinus Purna Irawan 1) dan Frans Jusuf Daywin 2) 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta 2) Teknik Pertanian

Lebih terperinci