BAB I PENDAHULUAN. sebagai kelompok sosial yang terdiri dari sejumlah individu di dalamnya tentu memiliki
|
|
- Suhendra Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia yang seiring berjalan waktu semakin berkembang, dalam kenyataannya ada berbagai macam hal yang membawa pengaruh positif maupun negatif dalam perkembangan pribadi seseorang tentu hal seperti ini tidak dapat dipungkiri lagi. Demikian juga dengan kehidupan pribadi seseorang dalam sebuah keluarga, keluarga sebagai kelompok sosial yang terdiri dari sejumlah individu di dalamnya tentu memiliki hubungan antar individu yang terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.adapun tugas penting dalam membentuk pribadi seseorang untuk menjadi seorang yang bermutu dan bernilai yakni tugas mendidik dalam kehidupan keluarga agar dapat menjadi sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia, dalam hal ini bentuk dari Keluarga Kristen. Keluarga sebagai suatu komunitas, 1 oleh karena keluarga menjadi lingkungan pembinaan pertama dan utama serta mendasar untuk kehidupan dan suatu wadah yang dalamnya terdapat nilai-nilai hidup dan kehidupan berdasarkan apa yang diajarkan dalam agama Kristen pada seseorang. Dengan sebuah harapan agar orang tersebut dapat hidup dalam persekutuan cinta kasih antar pribadi anggota keluarga yang berpedoman pada iman dalam Tuhan Yesus Kristus. Iman yang hidup dan diwujudnyatakan dalam sikap dan tindakan nyata pada kehidupan sehari-hari, di mana sikap dan tindakan tersebut disebut dengan nilai-nilaivaluesyang merupakan standard yang ditetapkan Allah sendiri. Nilai di sini dapat dimengerti secara sederhana sebagai 1 Maurice Eminyan, SJ, Teologi Keluarga, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), hal 23. 1
2 segala sesuatu yang positif, indah, baik, benar, menyenangkan dan berguna bagi kehidupan pribadi maupun orang lain. Sebagai pemberian Tuhan yang tak ternilai harganya keluarga Kristenlah yang memegang peranan penting dalam Pendidikan Agama Kristen. 2 Seseorang yang dididik dalam keluarga sejak usia dini penting untuk mendapatkan Pendidikan Agama Kristen dalam dirinya sebagai bekal pembentukan yangakan dipegang dalam kehidupan di masa mendatang. Dengan menerima pendidikan itu, segala pelajar, muda dan tua, memasuki persekutuan iman yang hidup dengan Tuhan sendiri.oleh Dia mereka terhisab dalam persekutuan Jemaat-Nya yang mengakui dan mempermuliakan nama-nya disegala waktu dan tempat.tugas pendidikan yang diteruskan orang tua kepada anak-anaknya merupakan suatu makna bahwa orang tualah yang berperan sebagai pendidik utama bagi anak-anak mereka.selain Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga, gereja juga sangat berperan dalam memperkenalkannilai Kristiani yang ada padakehidupankeluarga Kristen. Gereja sebagai sebuah lembaga tentunya tidak hanya mengabarkan berita injil semata melainkan juga mengajarkan nilai Kristiani dalam setiap pengajaran yang dilakukan didalamnya dengan berpedoman pada firman Tuhan. Firman yang mengajarkantentang kasih harus dimiliki oleh setiap jemaat dengan beragam pengajaran tentangiman dalam Tuhan Yesus Kristus sebagai kepala gereja.iman yang ditanamkan lewat nilai Kristiani inilah yang harus memiliki hubungan dalam kehidupan keluarga Kristen untuk dapat menjadi keluarga yang seutuhnya bertumbuh didalam kasih Kristus dengan satu bentuk kehidupan yang taat dan takut kepada Tuhan. 2 I. H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1984), hal
3 Keluarga Kristen yang senantiasa turut serta dalam hidup dan perutusan gereja, terdapat beberapa tugas pokok keluarga Kristen sebagai tugas menggereja mengingat ikatan mendalam yang menghubungkan gereja dan keluarga Kristen dengan membentuk keluarga sebagai gereja mini Ecclesia domestica atau gereja rumah tangga, 3 yakni suatu komunitas yang diselamatkan dan menyelamatkan. 4 Oleh karena itu gereja menjadi komunitas orang-orang yang mengaku Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Gereja mengesahkan iman melalui baptisan dan mewujudkan Kerajaan Allah sebagaimana yang diberitakan oleh Tuhan Yesus dalam perkataan dan perbuatan- Nya,dengan melakukan tiga misi gereja sebagai pemenuhan Kerajaan Allah yakni Koinonia, Diakonia dan Marturia sebagai kesempurnaan dari Kerajaan Allah yang penuh dengan kasih. 5 Gereja mendorong dan membimbing keluarga Kristiani untuk memberikan pelayanan kasih, sehingga keluarga itu dapat meneladan dan menghayati kembali pemberian diri dan kasih pengorbanan Tuhan Yesus bagi seluruh bangsa manusia. Keluarga Kristiani disamping menjadi buah dan tanda kesuburan adikodrati gereja, juga merupakan lambang saksi dan pengambil bagian dalam keibuan gereja. 6 Peranan keluarga yang menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi lain dalam posisi dan situasi tertentu. Setiap keluarga menemukan didalam dirinya sendiri panggilan yang tidak dapat diabaikan, yang menentukan kekhasan martabat maupun tanggung jawabnya. 7 Maka dari itu keluarga harus kembali ke asal-usul karya penciptaan Allah, karena keluarga dibangun sebagai 3 I. H. Enklaar,Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1984), hal Maurice Eminyan, SJ, Teologi Keluarga, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), hal Thomas H. Groome, Christian Religious Education, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), hal A. Widyamartaya, Keluarga Kristiani dalam Dunia Modern, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hal A. Widyamartaya,Keluarga Kristiani dalam Dunia Modern, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hal 39. 3
4 persekutuan mesra yang hidup dan kasih. Keluarga mempunyai tugas perutusan untuk makin menjadi sesuatu sesuai dengan hakikatnya, yakni persekutuan hidup dan kasih dengan suatu usaha yang akan mencapai pemenuhannya dalam Kerajaan Allah. Kerajaan Allah yang terdapat kedamaian dan keadilan, keutuhan dan kesempurnaan, juga kebahagiaan dan kebebasan sebagai pemberian dari kuasa Allah. 8 Oleh karena itu keluarga mempunyai perutusan untuk menjaga, menyatakan dan menyampaikan cinta kasih sebagai pencerminan hidup dari partisipasi nyata dalam kasih Allah kepada sesama manusia dan kasih Kristus kepada gereja. 9 Penulis lebihmemperhatikan pada satu titik saja yakni nilai keadilan dalam kehidupan keluarga Kristen. Bukan berarti nilai-nilai yang lainnya tidak penting, melainkan nilai-nilai tersebut jugaturut membawa pengaruh dalam kehidupan seseorang.pada hakikatnya keadilan adalah kata sifat yang artinya adalah sifat adil, tidak berat sebelah.sifat ini merupakan salah satu sifat manusia, orang yang adil adalah orang yang tidak pilih kasih. 10 Dalam kitab Perjanjian Lama, 11 keadilan memiliki makna khas bahwa Tuhanlah yang mewujudkan keadilannya melalui perbuatan belas kasihan dan tindakan penyelamatan. Sedangkan dalam Perjanjian Baru 12 makna keadilan itu sama dengan kuasa Allah yang menyelamatkan.dalam hubungan ini, maka yang menjadi dasar dan motif keadilan menurut pemahaman alkitab ialah kasih dan pengorbanan sebagaimana harus ditampakkan dalam kehidupan konkret sehari-hari oleh orang 8 Thomas H. Groome, Christian Religious Education, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), hal A. Widyamartaya,Keluarga Kristiani dalam Dunia Modern, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hal Al. Andang L. Binawan, Keadilan sosial Upaya Mencari Makna Kesejahteraan Bersama di Indonesia, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2004), hal Lihat Yes 11:4, Mzm 135:14,140:12, Yer 12:1. 12 Lihat Roma. 1:16,17, 2 Tim 2:22, Ef 5:9. 4
5 beriman. 13 Pada akhirnya keadilan dapat dipahami sebagai cara Allah berada dan bertindak oleh karena keadilan adalah anugerah Allah dan sekaligus sebagai sesuatu yang harus dikerjakan. 14 Jikalau setiap keluarga Kristen benar-benar mau dan mampu mewujudkan serta memancarkan makna keadilan diatas dalam kehidupannya, maka keluarga itu telah menjalankan fungsinya sebagai garam dan terang dengan baik. Dengan demikian ia telah memberikan dan memancarkan keadilan yang berasal dari Allah sehingga mereka yang ada dalam keluarga akan menjumpai perbuatan yang baik dan adil antara hubungan dalam keluarga. 15 Inilah yang perlu menjadi perhatian penting dalam kehidupan keluarga terutama peran orang tua dalam tugas mendidik anaknya berdasar pada nilai-nilai Kristiani dalam menanamkan dan menimbulkan kesadaran dalam diri anak akan rasa keadilan sejati, yakni nilai yang membuahkan sikap hormat terhadap martabat pribadi setiap orang sebagai nilai dasar yang diwujudnyatakan dalam kehidupan keluarga dengan menerapkan sikap adil yang meluap dari cinta kasih terhadap sesama. Dalam menerapkan keadilan sebagai salah satu nilai dalam kehidupan keluarga Kristen perlu juga melihat satu bentuk proses sosialisasi yang membawa pengaruh penting dalam menerapkan dan melakukan nilai keadilan.secara sederhana sosialisasi merupakan proses pendidikan yang berlaku wajar dengan sendirinya, yang dalamnya orang tua, persekutuan meneruskan pengetahuan, kebiasaan, nilai-nilai kepada anak-anak, anggota keluarga mereka dan dari generasi ke generasi yang terjadi baik secara tidak sadar maupun sadar. 16 Groomemengemukakan bahwa sosialisasi Kristen disini sangatlah 13 Sutarno, Di Dalam Dunia Tetapi Tidak Dari Dunia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), hal Komisi internasional, Buku Pegangan Bagi Promotor Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan,(Yogyakarta: Kanisius, 2001), hal Di Dalam Dunia Tetapi Tidak Dari Dunia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), hal N. K. Atmadja Hadinoto, Dialog Dan Edukasi, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), hal
6 penting dalam membentuk identitas manusia Kristen. Hanya melalui identitas Kristen itulah iman Kristen dimungkinkan tumbuh. 17 Sosialisasi sebagai interaksi yang akan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya manakala interaksi sosial yang berawal dari lingkungan keluarga sangatlah penting karena memberi standar perilaku sesuai dengan tuntutan apa yang dianggap benar dan salah tentang suatu hal. Anak-anak dalam keluarga Kristen disini melalui interaksinya dengan kedua orang tuanya akan mengalami sosialisasi yang pada gilirannya akan membentuk identitas diri seorang anak menjadi identitas diri seorang Kristen. Keluarga adalah sekolah pertama dan mendasar untuk hidup bermasyarakat sebagai persekutuan cinta kasih, olehnya keluargamenemukan pemberian diri sebagai sesuatu yang membimbingnya dan mempertumbuhkan, 18 Dengan adanya masalah tersebut, maka penulis mengangkat judul: Penerapan Nilai Kristiani Dalam Kehidupan Keluarga Kristen Studi Kasus Tentang Penerapan Keadilan Sebagai Nilai Dasar Dalam Keluarga Kristen di Jemaat GPIB Immanuel, Semarang RUMUSAN MASALAH Pada rumusan masalah dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis mencoba merumuskan pertanyaan yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini, yaitu : 1. Apakah keluarga Kristen yang terdapat di Jemaat GPIB Immanuel Semarang sudah menerapkan nilai keadilan dalam keluarga mereka?. 17 N. K. Atmadja Hadinoto, Dialog Dan Edukasi, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), hal A. Widyamartaya,Keluarga Kristiani dalam Dunia Modern, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hal 74. 6
7 2. Bagaimana nilai Kristiani terlebih khusus nilai keadilan dalam ajaran Kristen diterapkan dalam kehidupan keluarga Kristen di Jemaat GPIB Immanuel Semarang? TUJUAN PENULISAN Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan ini hendak mendeskripsikan penerapan nilai keadilan yang terdapat dalam kehidupan keluarga di Jemaat GPIB Immanuel, Semarang BATASAN MASALAH Nilai Kristiani merupakan satu tema yang memiliki cakupan yang luas, maka penulis membatasi penyusunan skripsi ini hanya pada nilai keadilan sebagai suatu hal yang memiliki pengaruh dengan kehidupan keluarga yang ada pada saat ini. Sebab itu keluarga Kristen seharusnya mampu menerapkan nilai keadilan dalam kehidupan mereka sebagai citra keluarga yang sadar akan tugas dan tanggung jawab mendidik yang mereka lakukan dengan mengangkat keluarga sebagai bentuk dari gereja kecil METODE PENELITIAN 1. 5a. Jenis Penelitian Dalam proses pengumpulan data pada penelitian ini, penulis lebih menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Oleh karena, penelitian kualitatif itu berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori-teori dasar 7
8 Grounded Theory, dan bersifat deskriptif. 19 Berdasarkan hal itulah penulis berpusat pada penelitian di Jemaat GPIB Immanuel, Semarang. Sedangkan jenis penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, yaitu gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fenomena yang diselidiki.jenis deskriptif berusaha menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. 20 Dalam hal ini penulis hendak mendiskripsikan nilai Kristiani berkaitan dengan nilai keadilan dalam kehidupan keluarga di Jemaat GPIB Immanuel, Semarang. 1. 5b. Tekhnik Pengumpulan Data dan Sumber Data a) Data Primer dengan menggunakan tekhnik pengumpulan data antara lain: - Tekhnik Wawancara langsung, yakni percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai, yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 21 Wawancara mendalam yang penulis lakukan di sini lebih ditujukan kepada informan kunci yaitu pendeta, majelis jemaat dan beberapa anggota keluarga dalam lingkup Jemaat GPIB Immanuel Semarang. 19 Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hal Imam Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hal Imam Suprayogo dan Tobroni,Metode Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hal
9 Wawancara tersebut dilakukan secara langsung, di mana pewawancara dengan responden untuk menanyakan secara lisan hal-hal yang diinginkan, dan jawaban responden dicatat pewawancara. 22 Dalam menggunakan metode ini penulis menggunakan model wawancara terbuka, yaitu responden menyadari dan mengetahui tujuan wawancara Selanjutnya adalah tekhnik Pengamatan atau Observasi, disini peneliti datang ke tempat penelitan untuk melihat dan mengamati bagaimana kehidupan keluarga Kristen yang terdapat di jemaat Immanuel, Semarang. Hal ini penulis lakukan agar dapat memperoleh data yang lengkap untuk dapat membantu penyusunan penelitian ini. Dalam hal pengumpulan data di lapangan, dengan memanfaatkan pengamatan bisa efektif, namun pengamat sendiri harus berhati-hati memanfaatkannya Tekhnik FGD(Focus Group Discusion), pengambilan data kualitatif melalui FGD memiliki kelebihan dalam memberikan kemudahan dan peluang bagi peneliti untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan memahami persepsi, sikap, serta pengalaman yang dimiliki informan, di mana dalam FGD mengandung 3 kata kunci, yakni: diskusi, kelompok dan terfokus untuk dapat mengumpulkan informasi secara cepat dan konstruktif dari peserta yang memiliki latar belakang berbeda-beda. 25 Dalam tahap pelaksanaannya, FGD 22 Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial &Hukum, (Jakarta: Ranit, 2004),hal Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif : Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007),hal Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hal diakses tanggal 23 Mei 2012,
10 dilakukan kepada beberapa keluarga yang terdapat bapak, ibu dan anak di dalamnya yang terdiri dari 5-7 orang. b) Data Sekunder Data sekunder didapat melalui studi kepustakaan yang berkaitan dengan keadilan, gereja, pendidikan agama Kristen dan Keluarga,hal ini bertujuan untuk mendapatkan data secara lengkap guna menentukan tindakan yang akan diambil sebagai langkah penting dalam penelitian. 26 Penulis juga membutuhkan data-data tertulis yang terdapat di artikel online, karena datadata tersebut juga akan sangat membantu penulis memperoleh data yang lebih lengkap MANFAAT PENELITIAN Bagi Keluarga, penelitian ini diharapkan akan bermanfaat, untuk memberikan suatu pemahaman bagi keluarga-keluarga Kristen tentang nilai-nilai Kristiani dan penerapan nya terlebih khusus nilai keadilan, oleh karena hal ini merupakan satu bentuk ajaran Kristen yang harus dipahami dan dilakukan dengan suatu kewajiban tanggung jawab iman kepada Yesus Kristus. Sehingga keluarga Kristen yang ada pada saat ini mengerti dan memahami apa yang menjadi tugas mereka sebagai pribadi Kristen, tidak hanya sebagai suatu identitas semata melainkan sebagai suatu tujuan yang akan dicapai. Bagi Gereja, manfaat dari penelitian ini agar dapat memahami dan mengerti satu bentuk tugas yang harus dilakukan kepada jemaat, agar jemaat tidak hanya sekedar beribadah, berdoa dan memuji nama Tuhan, melainkan tugas perutusan yang harus dilaksanakan dengan titik fokus mengajarkan nilai-nilai dalam ajaran Kristen 26 Joko Subagiyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),hal
11 terlebih nilai keadilan kepada setiap pribadi Jemaat maupun dalam keluarga agar mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bagi Mahasiswa, penelitian ini bermanfaat untuk memperluas pemahaman dan pengetahuan mereka akan satu bentuk ajaran penting dalam agama Kristen yang harus selalu diterapkan dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak sekedar mengakui dan memegang identitas Kristen semata, tetapi juga mengerti apa yang seharusnya dilakukan sebagai seorang Kristen. Bagi Fakultas, penelitian ini bermanfaat untuk memperluas pemahaman dan pengetahuan yang ada, terlebih dalam bidang pendidikan agama Kristen yang menjadi salah satu mata kuliah di fakultas Teologi, pendidikan agama Kristen merupakan suatu hal yang amat penting dalam kehidupan pribadi Kristen saat ini. Terlebih bagi fakultas yang senantiasa membentuk citra diri seorang pribadi caloncalon pelayan Tuhan GARIS BESAR PENULISAN Pembahasan dalam Bab I merupakan pendahuluan dari penelitian ini yang di dalamnya meliputi: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Pembatasan Masalah, Metode Penelitian, Manfaat dan Sistematika penulisannya. Dalam Bab II, akan dikaji mengenai apa itu gereja, pendidikan agama Kristen, keluarga, sosialisasi dan keadilan secara umum dengan penjelasan dari beberapa ahli yang berpendapat mengenai ajaran Kristen. Juga proses sosialisasi nilai-nilai Kristen berkaitan dengan nilai keadilan yang dilakukan dalam keluarga, terutama pada 11
12 pandangan mereka mengenai ajaran Kristen dan dalam kaitannya dengan kehidupan keluarga yang ada saat ini. Bab III. Dalam isi bab ini akan disajikan beberapa penjelasan mengenai data rinci dari lapangan dimana penulis melakukan pengamatan pada Jemaat GPIB Immanuel Semarang sebagai objek utama dari penelitian ini, dengan menganalisa langsung hasil penelitian berdasarkan pada Kajian Pustaka. Bab IV, pada bab ini akan merupakan kesatuan dari Bab III dengan melakukan refleksi terhadap penerapan nilai keadilan sebagaimana Ajaran Kristiani yang terdapat dalam kehidupan keluarga di Jemaat GPIB Immanuel Semarang, serta pengaruh apa yang ditimbulkan ketika individu dalam keluarga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu bagian ini hampir menjawab keseluruhan dari penelitian ini. Bab V, merupakan kesimpulan hasil dari penelitian dan juga saran-saran yang disampaikan oleh penulis, baik bagi keluarga Kristen, gereja, juga bagi fakultas sebagai suatu wadah yang mendidik mahasiswa, terlebih pemahaman masyarakat awam pada umumnya mengenai nilai keadilan dalam ajaran Kristen yang terdapat dalam konteks kehidupan masing-masing. 12
BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan
BAB V PENUTUP Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan keluarga di Jemaat GPIB Immanuel Semarang, maka penulis membuat suatu kesimpulan berdasarkan pembahasan-pembahasan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat menjangkau seluruh jemaatnya agar dapat merasakan kehadiran Allah ditengahtengah kehidupannya. Dengan itu maka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar belakang. Keluarga adalah kelompok terkecil dari masyarakat. Setiap anggota dalam
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Keluarga adalah kelompok terkecil dari masyarakat. Setiap anggota dalam keluarga memiliki ikatan yang sangat kuat, bahkan disebut sebagai kekerabatan yang sangat mendasar
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Katekisasi merupakan salah satu bentuk pelayanan pendidikan kristiani yang dilakukan oleh gereja. Istilah katekisasi berasal dari kerja bahasa Yunani: katekhein yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN
BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN PRESPEKTIF KONSELING PASTORAL DAN REFLEKSI TEOLOGIS Dalam Bab ini akan dipaparkan analisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gereja merupakan persekutuan orang-orang percaya di dalam Kristus.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Gereja merupakan persekutuan orang-orang percaya di dalam Kristus. Dasar kesaksian dan pelayanan gereja adalah Kristus. Kekuasaan dan kasih Kristus tidak terbatas
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja hidup di tengah masyarakat. Gereja kita kenal sebagai persekutuan orangorang percaya kepada anugerah keselamatan dari Allah melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus
Lebih terperinciUKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kehidupan umat beragama tidak bisa dipisahkan dari ibadah. Ibadah bukan hanya sebagai suatu ritus keagamaan tetapi juga merupakan wujud respon manusia sebagai ciptaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Gereja yang ada dan hadir dalam dunia bersifat misioner sebagaimana Allah pada hakikatnya misioner. Yang dimaksud dengan misioner adalah gereja mengalami bahwa dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada di tengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap manusia memerlukan orang lain untuk saling memberi dan menerima. Hal itu menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial sekaligus
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan di perkotaan diperhadapkan dengan sebuah realita kehidupan yang kompleks. Pembangunan yang terus berlangsung membuat masyarakat berlomba-lomba untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus
Lebih terperinciC. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA
- 165 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA KELAS VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan
Lebih terperinci1 Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus
BAGIAN IV TINJAUAN KRITIS ATAS UPAYA PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BAGI REMAJA YANG BERAGAMA KRISTEN DAN NON KRISTEN DIPANTI ASUHAN YAKOBUS YANG SESUAI DENGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL. 4.1 Pendidikan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG
BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan semua kajian dalam bab-bab yang telah dipaparkan di atas, pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi. Rekomendasi ini terutama bagi gereja
Lebih terperinciGereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS
HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Gereja Tubuh Kristus GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan keberadaannya. Dari ajaran resmi yang dituangkan di dalam Pokok-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Identifikasi Permasalahan Sebagai salah satu penerus tradisi Gereja Reformasi, Gereja Kristen Jawa (GKJ) memiliki ajaran iman yang sangat mendasar sehubungan
Lebih terperinci12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang
Lebih terperinciI.1. PERMASALAHAN I.1.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. PERMASALAHAN I.1.1. Latar Belakang Masalah Gereja adalah perwujudan ajaran Kristus. AjaranNya tidak hanya untuk diucapkan, melainkan juga untuk diperlihatkan secara nyata di dalam
Lebih terperinciXII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan
Bab XII A. Pengantar Bernyani Kucinta Keluarga Tuhan Kucinta k luarga Tuhan, terjalin mesra sekali semua saling mengasihi betapa s nang kumenjadi k luarganya Tuhan Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Kemiskinan, yang hadir bersama dengan pluralitas agama, adalah konteks kehidupan gerejagereja di Indonesia secara umum, dan gereja-gereja di Jakarta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2000, p.11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan Pandangan tradisional yang mengatakan bahwa keluarga yang ideal adalah keluarga dimana suami berperan sebagai pencari nafkah dan istri menjalankan fungsi pengasuhan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa Kutoarjo merupakan salah satu gereja dari 11 Gereja Kristen Jawa yang berada dibawah naungan Klasis Purworejo. GKJ Kutoarjo merupakan sebuah gereja
Lebih terperinciANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa
Lebih terperinciUKDW. Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan I. A. Latar Belakang Perbedaan merupakan hal yang selalu dapat kita temukan hampir di setiap aspek kehidupan. Beberapa perbedaan yang seringkali ditemukan misalnya perbedaan suku bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam kebaktian yang dilakukan oleh gereja. Setidaknya khotbah selalu ada dalam setiap kebaktian minggu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan akhir dari penelitian tentang teologi kontekstual berbasis budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata peribadahan GKJ di dalam menanamkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Di dalam dogma Kristen dinyatakan bahwa hanya karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, manusia dapat dibenarkan ataupun dibebaskan dari kuasa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada sebagian kecil orang yang memilih untuk hidup sendiri, seperti Rasul Paulus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pernikahan merupakan salah satu fase dari kehidupan manusia. Memasuki jenjang pernikahan atau menikah adalah idaman hampir setiap orang. Dikatakan hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memanggil mereka di dalam dan melalui Yesus Kristus. 1 Ada tiga komponen. gelap kepada terang, dari dosa kepada kebenaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gereja adalah kumpulan orang-orang yang telah dipanggil Allah keluar dari dunia ini untuk menjadi miliknya, umat kepunyaan Allah sendiri. Allah memanggil mereka di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Secara umum gereja berada di tengah dunia yang sedang berkembang dan penuh dengan perubahan secara cepat setiap waktunya yang diakibatkan oleh kemajuan
Lebih terperinci32. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP
32. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,
Lebih terperinciTATA GEREJA PEMBUKAAN
TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan UKDW. atas kemauannya sendiri. Namun, gereja dihadirkan oleh Allah untuk
BAB I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Gereja ada dan eksis di dunia ini bukan untuk dirinya sendiri, juga bukan atas kemauannya sendiri. Namun, gereja dihadirkan oleh Allah untuk melaksanakan misi-nya
Lebih terperinci25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD
25. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I 1. menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 1.1 menerima dan mensyukuri dirinya sebagai ciptaan 1.2 menerima dan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Setelah menelusuri pernyataan Yesus dalam Yohanes 14: 6 kata Yesus kepadanya,
BAB V PENUTUP 5. 1 Kesimpulan Setelah menelusuri pernyataan Yesus dalam Yohanes 14: 6 kata Yesus kepadanya, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Prinsip dasar bahwa untuk beriman kita membutuhkan semacam jemaat dalam bentuk atau wujud manapun juga. Kenyataan dasar dari ilmu-ilmu sosial ialah bahwa suatu ide atau
Lebih terperinciKISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. material sampai pada segi yang bersifat mental, sehingga tidak mudah untuk menemukan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah serius yang sedang diperhadapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Kemiskinan mempunyai banyak segi dan dimensi mulai dari yang bersifat
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI
BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI Dalam bab ini berisi tentang analisa penulis terhadap hasil penelitian pada bab III dengan dibantu oleh teori-teori yang ada pada bab II. Analisa yang dilakukan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1986, h Afra Siauwarjaya, Membangun Gereja Indonesia 2: Katekese Umat dalam Pembangunan Gereja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang dan Kerangka Teori. Gereja, dalam ekklesiologi, dipahami sebagai kumpulan orang percaya yang dipanggil untuk berpartisipasi dalam perutusan Kristus yaitu memberitakan
Lebih terperinci11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan
11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Gereja Kristen Pasundan (GKP) berada dalam konteks masyarakat Jawa bagian barat yang majemuk baik suku, agama, budaya daerah dan status sosial ekonomi.
Lebih terperinciUKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah
BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah satunya karena Indonesia berdasar pada Pancasila, dan butir sila pertamanya adalah Ketuhanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan Kristiani (PK) merupakan suatu proses pengajaran tentang kekristenan. 1 Dalam prosesnya, PK membutuhkan ruang untuk menjalankan aktivitasnya.
Lebih terperinciC. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA
- 273 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan
Lebih terperinci11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)
11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Pekabaran Injil adalah tugas dan tanggung jawab gereja di tengah dunia. Gereja dipanggil untuk menjadi pekabar Injil (kabar sukacita, kabar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus Kristus, keempat injil ini adalah Injil Matius, Markus, Lukas dan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu:
IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: (1) Kelurahan Kedaton, (2) Kelurahan Surabaya, (3) Kelurahan Sukamenanti, (4) Kelurahan Sidodadi, (5) Kelurahan Sukamenanti
Lebih terperinciPERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL
PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL Lenda Dabora Sagala STT Simpson Ungaran Abstrak Menghadapi perubahan sosial, Pendidikan Agama Kristen berperan dengan meresponi perubahan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Jemaat merupakan bidang yang baru dalam kekristenan, baik Protestan maupun Katolik dan masuk ke dalam ranah teologi praktis, di mana terjadi adanya perpindahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui strategi humas Departemen Agama dalam mengkampanyekan penyelenggaraan ibadah haji untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH
BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH Minggu ke-3, ARTI DAN HAKIKAT PENYELAMATAN ALLAH 19. Pert : Apakah yang dimaksud dengan penyelamatan Allah? Jwb : Penyelamatan Allah adalah tindakan Allah melepaskan manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridnya (Matius
Lebih terperinci10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)
10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia tentunya memiliki masalah dan pergumulannya masing-masing. Persoalan-persoalan ini mungkin berkaitan dengan masalah orang per
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Memberitakan Injil dalam wacana kekristenanan dipandang sebagai tugas dan tanggung jawab melanjutkan misi Kristus di tengah dunia. Pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Paham Dosa Kekristenan Dosa merupakan fenomena aktual dari masa ke masa yang seolah tidak punya jalan keluar yang pasti. Manusia mengakui keberdosaannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan memiliki berbagai macam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan memiliki berbagai macam kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil cipta, karya, rasa manusia untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Nabeel Jabbour menepis pemahaman tentang gereja hanya sebatas bangunan, gedung dan persekutuan yang institusional. Berangkat dari pengalaman hidup Nabeel Jabbour selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Pelayanan kepada anak dan remaja di gereja adalah suatu bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pelayanan kepada anak dan remaja di gereja adalah suatu bidang pelayanan yang penting dan strategis karena menentukan masa depan warga gereja. Semakin
Lebih terperinciC. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS
- 1927 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan
Lebih terperinci03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.
03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,
Lebih terperinciBAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA
BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan
Lebih terperinciBAB IV CREDIT UNION DALAM PERSEPEKTIF DIAKONIA TRANSFORMATIF. kehidupan masyarakat. Kemiskinan membuat jutaan anak-anak tidak mengenyam
BAB IV CREDIT UNION DALAM PERSEPEKTIF DIAKONIA TRANSFORMATIF Kemiskinan adalah suatu masalah besar dan serius yang sedang terjadi ditengahtengah kehidupan masyarakat. Kemiskinan membuat jutaan anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah mitra kerja Tuhan Allah dalam mewujudkan rencana karya Tuhan Allah yaitu untuk menyelamatkan umat manusia. Dalam memenuhi panggilan-nya tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46.
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN Gereja sebagai persekutuan orang-orang percaya yang dipanggil dan ditempatkan di dunia ini mempunyai tugas. Tugas gereja adalah untuk menyatakan hakekatnya sebagai tubuh
Lebih terperinciGereja di dalam Dunia Dewasa Ini
ix U Pengantar ndang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan
Lebih terperinciUKDW. Bab I PENDAHULUAN
Bab I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Perusakan lingkungan hidup di planet bumi yang paling nyata adalah pengeksploitasian sumber daya alam berupa pembabatan hutan, baik untuk tujuan perluasan
Lebih terperinciGBI Keluarga Allah Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Pada dasarnya manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang dianugrahi kelebihan-kelebihan yang luar biasa dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketika seseorang akan melakukan sesuatu hal, pasti orang tersebut memiliki hal-hal
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Ketika seseorang akan melakukan sesuatu hal, pasti orang tersebut memiliki hal-hal tertentu yang mempengaruhi dalam dirinya untuk bertindak. Sesuatu yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebebasan merupakan hal yang menarik bagi hampir semua orang. Di Indonesia, kebebasan merupakan bagian dari hak setiap individu, oleh karena itu setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (stratifikasi sosial), yang mana terdiri dari kelas atas, kelas menengah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum dalam setiap komunitas masyarakat memiliki struktur sosial yang mengkategorikan anggota masyarakatnya ke dalam kelas sosialnya masingmasing (stratifikasi
Lebih terperinciA. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS
TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt.
Lebih terperinciBAB IV REFLEKSI TEOLOGIS
BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Keluarga merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak, dalamnya harus terdapat keseimbangan, keselarasan kasih sayang
Lebih terperinciC. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS
- 1822 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan
Lebih terperinciTESIS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA DENGAN ORANG TUA BEDA AGAMA DI JEMAAT GKMI SALATIGA
TESIS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA DENGAN ORANG TUA BEDA AGAMA DI JEMAAT GKMI SALATIGA DI SUSUN OLEH ENDANG AYU PURWANINGTYAS (752013020) MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Lebih terperinciBAB V. Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran
BAB V Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran I. Refleksi Kehadiran saksi Yehova di tengah masyarakat Kelurahan Kawua yang merupakan bagian dari wilayah pelayanan GKST, pada akhirnya telah melahirkan tanggapan
Lebih terperinciBAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus
BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hasil wawancara penulis dengan AK pada tanggal 17 Oktober
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) para pelayanan kebaktian anak dan remaja dikenal dengan sebutan pamong. Istilah pamong ini tidak ada dalam buku Tata Pranata GKJW
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah a) Gambaran GKP Dan Konteksnya Secara Umum Gereja Kristen Pasundan atau disingkat GKP melaksanakan panggilan dan pelayanannya di wilayah Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) memiliki 44 wilayah klasis, 2.504 jemaat, dengan jumlah warga mencapai 1.050.411 jiwa yang dilayani oleh 1.072 pendeta, (Lap. MS-
Lebih terperinciMUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan
MUSIK DAN MISI Oleh Florentina Wijayani Kusumawati 21 Pendahuluan Tidak dapat disangkal bahwa musik merupakan bagian integral dalam ibadah Kristen. Peranan dan pengaruh musik dalam ibadah tidak dapat disepelekan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan oleh Peneliti adalah paradigma post positivisme. Munculnya gugatan terhadap positivisme di mulai tahun 1970-1980an. Pemikirannya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode,
58 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau bisa disebut juga metode riset ini memiliki makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode, yang berarti ilmu yang menerangkan
Lebih terperinciGEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN
GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa
Lebih terperinci