1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka Curah Hujan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka Curah Hujan"

Transkripsi

1 1. Pendahuluan Industri kelapa sawit di Indonesia dewasa ini telah berkembang pesat sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Investasi kelapa sawit di Indonesia dewasa ini adalah sebagai hasil ekspor ke negara-negara di Eropa di bidang industri. Hal ini disebabkan, kelapa sawit merupakan tumbuhan industri penting sebagai penghasil minyak nabati dan bahan bakar (biodiesel)[1]. Kelapa sawit merupakan tanaman yang tumbuh liar dan dibudidayakan. Pembudidayaan kelapa sawit memerlukan keadaan lingkungan yang baik, dan dipengaruhi oleh keadaan iklim dan tanah sebagai faktor utama. Tanaman kelapa sawit merupakan jenis tanaman tropis yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh iklim dan jenis tanah. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman kelapa sawit rata-rata mm per tahun, sedangkan curah hujan optimal untuk tanaman ini adalah mm per tahun, dengan jumlah hari hujan tidak lebih dari 180 hari per tahun. Faktor iklim lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kelapa sawit adalah suhu, tinggi tempat, kelembaban dan penyinaran matahari[2]. Upaya pengelolaan sawit dalam rangka peningkatan hasil produksi di kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah menjadi upaya mendasar yang dilakukan baik pihak swasta (perusahaan perkebunan sawit) dan pemerintah. Peningkatan hasil produksi tahunan kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor umum dan mendasar seperti faktor iklim yang telah disebutkan diatas, serta perluasan wilayah yang telah menjadi permasalahan pada umumnya[3]. Perkembangan produksi kelapa sawit pada umumnya disebabkan oleh keadaan iklim dan alam yang dirasakan kurang menguntungkan. Produktifitas kelapa sawit di Morowali, Sulawesi Tengah yang berhubungan dengan intensitas curah hujan di wilayah tersebut menjadi ranah penelitian yang dipaparkan sebagai tujuan penelitian ini. Intensitas curah hujan khususnya di wilayah Indonesia di peroleh dengan metode peramalan (forecasting) berdasarkan deret waktu. Dalam hal ini, metode peramalan yang digunakan adalah pemodelan ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average). Pemodelan ini akan digunakan dalam memprediksi atau meramalkan jumlah produksi kelapa sawit secara tahunan. Tujuan dari penelitian ini adalah memprediksi produksi kelapa sawit dengan indikator curah hujan tahunan menggunakan Model ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) dalam melakukan peramalan curah hujan dan produksi kelapa sawit tahunan. 2. Kajian Pustaka Curah Hujan Karakteristik curah hujan di Indonesia dibedakan menjadi tiga tipe [4], yakni (1)Tipe ekuatorial, berhubungan dengan pergerakan zona konvergensi yaitu pertemuan dua massa udara (angin) yang berasal dari dua belahan dunia dan kemudian bergerak ke atas, seperti ditunjukkan pada Gambar 1. 2

2 Gambar 1 Curah Hujan Tipe Ekuatorial[4] Gambar 1 menunjukkan karakteristik curah hujan tipe ekuatorial dimana posisi daerah konvergensi relatif sempit karena hanya berada pada lintang rendah (Inter- Tropical Convergence Zone-ITCZ). (2)Tipe monsun, yaitu dipengaruhi oleh adanya tekanan tinggi dan tekanan rendah di benua Asia dan Australia secara bergantian. Di Indonesia tipe monsun dicirikan dengan perbedaan antara musim hujan dan musim kemarau. Curah hujan tipe monsun disajikan dalam Gambar 2. Gambar 2 Curah Hujan Tipe Monsun[4] Gambar 2 (kiri) menunjukan pergerakan udara dari benua Asia menuju benua Australia menyebabkan musim hujan di Indonesia. Gambar 2 (kanan) menunjukan pergerakan udara dari benua Australia menuju benua Asia yang menyebabkan musim kemarau. (3)Tipe lokal, terbentuk oleh naiknya udara yang menuju ke dataran tinggi atau pegunungan karena pemanasan lokal yang intensif. ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) Memprediksikan kejadian dan kondisi di masa depan disebut dengan prakiraan, dan melakukan suatu tindakan prediksi disebut sebagai peramalan. Tujuan peramalan adalah guna mengurangi resiko pada proses pengambilan keputusan serta mengurangi biaya tak terduga. Time series adalah jenis data yang dikumpulkan menurut urutan waktu dalam suatu rentang waktu tertentu. Jika waktu dipandang bersifat diskrit (waktu dapat dimodelkan bersifat continue), frekuensi pengumpulan selalu sama (equidistant). Dalam kasus diskrit, frrekuensi dapat berupa misalnya detik, menit, jam, hari, minggu, bulanan 3

3 atau tahunan[5]. Secara umum model ARIMA dirumuskan dengan notasi sebagai berikut[6] : ARIMA(p,d,q) p menunjukkan orde atau derajat Autoregressive (AR), d menunjukkan orde atau derajat differencing (pembedaan), dan q menunjukkan orde atau derajat Moving Average (MA). Klasifikasi model ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) 1. Autoregressive Model (AR) Model Autoregresive adalah model yang menggambarkan bahwa variabel dependent (terikat) dipengaruhi oleh variabel dependent itu sendiri pada periode-periode dan waktu-waktu sebelumnya. Variabel dependent merupakan variabel terikat yang besarannya tergantung dari besaran variabel independent (bebas). Banyaknya nilai lampau yang digunakan oleh model, yaitu sebanyak p, menentukan tingkat model ini. Apabila hanya digunakan satu lag dependent, maka model ini dinamakan model autoregressive tingkat satu (first-order autoregressive) atau AR(1). Apabila nilai yang digunakan sebanyak p lag dependent, maka model ini dinamakan model autoregressive tingkat p atau AR(p). 2. Moving Average Model (MA) Perbedaan model moving average dengan model autoregressive terletak pada jenis variabel independent. Bila variabel independent pada model autoregressive adalah nilai sebelumnya dari model dependent itu sendiri, maka pada model moving average sebagai variabel independent adalah nilai residual pada periode sebelumnya. Orde dari nilai MA (yang diberi notasi q) ditentukan oleh jumlah periode variabel independent yang masuk dalam model. 3. Model campuran a) Proses ARMA Model yang menggabungkan antara Autoregressive Model (AR) dan Moving Average Model (MA). b) Proses ARIMA Apabila nonstasioneritas ditambahkan pada campuran proses ARMA, maka model umum ARIMA (p,d,q) terpenuhi. Persamaan proses arima adalah Yt = Yt (1) Dimana : Y t Y t-1 = nilai actual pada saat t periode = nilai data lampau = Parameter yang akan diestimasi = Nilai kesalahan pada saat t periode ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) sering juga disebut metode runtun waktu Box-Jenkins. ARIMA mempunyai tingkat ketepatan yang baik untuk peramalan jangka pendek menggunakan nilai standard error estimate yang paling kecil, sedangkan untuk peramalan jangka panjang ketepatan peramalannya kurang baik. Biasanya akan cenderung flat (mendatar/konstan) untuk periode yang cukup panjang. ARIMA adalah model yang secara penuh mengabaikan independensi variabel dalam membuat peramalan. ARIMA menggunakan nilai masa lalu dan sekarang dari variabel dependen untuk menghasilkan peramalan jangka pendek yang akurat. ARIMA cocok 4

4 jika observasi dari deret waktu (time series) secara statistik berhubungan satu sama lain (dependen). Model ARIMA secara umum dapat dinotasikan pada persamaan 2 [8]: ARIMA (p,d,q) = dimana : p = orde/derajat autoregressive(ar) d = orde/derajat differencing (pembedaan) q = orde/derajat moving average (MA) = kesalahan peramalan periode t = konstanta = = = Tahapan Metode ARIMA Urutan tahapan penerapan metode ARIMA adalah sebagai berikut: (1) Identifikasi. (2) Penaksiran parameter dan pengujian. (3) Penerapan model untuk peramalan. Gambar 3 memaparkan tahapan penerapan metode ARIMA dengan pendekatan Bob Jenkins. Gambar 3 Tahap Pendekatan Box Jenkins 5

5 Mengidentifikasi model ARIMA yang sesuai yaitu merubah data, apabila diperlukan dapat menjadi bentuk yang stasioner dan memutuskan model sementara dengan menganalisis ACF (Autocorrelation Function) dan PACF (Partial Autocorrelation Function). Data stasioner adalah data yang tidak mengandung trend, nilainya berfluktuasi di sekitar nilai rataan yang konstan, hal ini dapat dilihat melalui nilai autokorelasi (plot ACF) atau merupakan suatu sekumpulan nilai yang tidak mempunyai hubungan dengan nilai lainnya. Nilai terdahulu tidak dapat memprediksi keluarnya nilai yang berikutnya. Atau dengan kata lain data stasioner adalah data acak[9]. Pembedaan atau differencing dari deret berkala adalah : Zt = Yt Yt-1 Dimana : Yt = nilai actual pada saat t periode Zt = nilai data yang stasioner pada saat t periode Yt-1 = nilai data lampau ACF (Autocorrelation Function) adalah korelasi diantara variabel itu sendiri dengan selang satu atau beberapa periode kebelakang. Sedangkan PACF (Partial Autocorrelation Function) adalah suatu ukuran dari korelasi dua variabel time series stasioner setelah pengaruh dari variabel lainnya dihilangkan. Data yang tidak stasioner biasanya ditransformasi menjadi data stasioner dengan melakukan differencing (menghitung perubahan atau selisih nilai observasi). Nilai selisih yang diperoleh dicek lagi apakah sudah stasioner atau belum. Jika belum stasioner maka dilakukan differencing lagi. Karakteristik dan persamaan yang umum untuk model ARIMA [ARIMA (p,d,q)(p,d,q)l], yaitu sebagai berikut[10] : 1. Jika ACF terpotong (cuts off) setelah lag 1 atau lag 2; lag musiman tidak signifikan dan PACF perlahan-lahan menghilang (dies down), maka diperoleh model nonseasonal MA (q=1 atau 2). 2. Jika ACF terpotong (cuts off) setelah lag musiman L; lag nonmusiman tidak signifikan dan PACF perlahan-lahan menghilang (dies down), maka diperoleh model seasonal MA (Q=1). 3. Jika ACF terpotong (cuts off) setelah lag musiman L; lag non musiman terpotong (cuts off) setelah lag 1 atau 2, maka diperoleh model nonseasonal-seasonal MA (q=1 atau 2;Q=1). 4. Jika ACF perlahan-lahan menghilang (dies down) dan PACF terpotong (cuts off) setelah lag 1 atau 2; lag musiman tidak signifikan, maka diperoleh model nonseasonal AR (p=1 atau 2). 5. Jika ACF perlahan-lahan menghilang (dies down) dan PACF terpotong (cuts off) setelah lag musiman L; lag nonmusiman tidak signifikan, maka diperoleh model seasonal AR (P=1). 6. Jika ACF perlahan-lahan menghilang (dies down) dan PACF terpotong (cuts off) setelah lag musiman L; lag nonmusiman terpotong (cuts off) setelah lag 1 atau 2, maka diperoleh model nonseasonal-seasonal AR(p=1 atau 2;P=1). 6

6 7. Jika ACF dan PACF perlahan-lahan menghilang (dies down) maka diperoleh mixed model (ARMA atau ARIMA). Setelah model ditemukan, maka parameter dari model harus diestimasi. Terdapat dua cara mendasar yang dapat digunakan untuk pendugaan terhadap parameterparameter tersebut, yaitu : 1. Trial and Error yaitu dengan menguji beberapa nilai yang berbeda dan memilih diantaranya dengan syarat yang meminimumkan jumlah kuadrat nilai galat (sum square of residuals). 2. Perbaikan secara iteratif yaitu dengan cara memilih taksiran awal dan kemudian membiarkan program computer untuk memperhalus penaksiran tersebut secara iteratif. Metode ini banyak digunakan dan telah tersedia suatu logaritma (proses komputer). Secara mendasar, model sudah memadai apabila residualnya tidak dapat dipergunakan untuk memperbaiki ramalan atau dengan kata lain residualnya bersifat acak. Jika tidak, hal ini mengindikasikan bahwa model yang digunakan belum sesuai dengan data. Tahap berikutnya setalah model ditemukan, maka peramalan satu atau beberapa periode ke depan dapat dilakukan menggunakan R-tool. R-tool merupakan sebuah Perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisa data statistik dan presentasi grafik. Berikut adalah contoh kasus yang memberikan diagnosa dalam menentukan jika sebuah deret waktu stasioner. Gambar 4a Plot Time Series [5] Berikut adalah contoh plot time series pada Gambar 4a dapat dijelaskan bahwa data relatif stasioner dan tidak mengandung tren. 7

7 Gambar 4b Plot ACF dan PACF [5] Hasil identifikasi bentuk plot ACF dan PACF dari data recruit menunjukkan bahwa ACF cenderung dies down (turun cepat) dan PACF cenderung terputus setelah lag 2. Apabila hasil identifikasi plot ACF diatas cenderung tidak dies down atau plot PACF cenderung tidak terputus pada lag 2, maka perlu dilakukan pengidentifikasian lanjutan [11]. 3. Metode Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan yaitu: (1) Tahap penyusunan data awal. (2) Desain dan arsitektural simulasi. (3) Pemodelan dan visualisasi. Tahap penyusunan data bertujuan untuk menentukan data, lokasi dan studi pustaka yang digunakan dalam proses penelitian. Tahap penyusunan data awal berupa data yang diperoleh dari Dinas Perkebunan Sulawesi Tengah. Tahap desain dan arsitektural simulasi terdiri dari proses input data, peramalan curah hujan menggunakan metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA). Data dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1.) Data curah hujan tahunan di Kabupaten Morowali dimulai dari periode tahun 1962 sampai dengan periode tahun 2011, 2.) Data produksi kelapa sawit di Kabupaten Morowali dimulai dari periode tahun 1962 sampai dengan periode tahun Perangkat yang digunakan untuk melakukan peramalan adalah R-tool. Tahap desain dan arsitektural dapat dilihat pada Gambar 5. 8

8 Gambar 5 Desain Simulasi Gambar 5 menunjukkan desain simulasi yang dijelaskan sebagai berikut. Pada bagian Data Layer, terdiri dari data curah hujan di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah periode Alasan utamanya, seperti yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah adalah curah curah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Kedua data tersebut sebagai data inputan pada proses Application Layer. Pada bagian Application Layer, dilakukan proses peramalan produksi kelapa sawit menggunakan metode ARIMA, dengan pemrosesan data menggunakan tool R untuk mendapatkan hasil peramalan curah hujan dan produksi kelapa sawit berupa grafik. Penggunaan tool R diharapkan dapat memberikan hasil analisa yang mudah dalam diinterpretasikan berdasarkan data yang diperoleh. Hasil ini dipaparkan melalui proses Visualisation Layer. 4. Hasil dan Pembahasan Sumber data yang digunakan adalah data curah hujan tahunan dan produksi kelapa sawit di kabupaten morowali, sulawesi tengah[12]. Data curah hujan tahunan dan produksi kelapa sawit yang dipakai adalah data sejak tahun Berdasarkan data curah hujan tahunan di kabupaten morowali, tahun 1991 merupakan tahun dimana jumlah curah hujan paling tinggi, dengan curah hujan total mencapai 5220 mm, sedang curah hujan terendah terjadi pada tahun 2003 dengan total curah hujan mencapai 2115 mm. Produksi kelapa sawit tertinggi adalah pada tahun 2008 dengan total jumlah produksi sebesaar kg, sedang yang terendah pada tahun 1990 sebesar kg. Produksi kelapa sawit mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan atau umur kelapa sawit serta perluasan wilayah perkebunan. 9

9 Berdasarkan data temuan ini Dapat disimpulkan secara cepat bahwa hubungan antara curah hujan tahunan terhadap produksi kelapa sawit tidak memiliki keterkaitan. Dengan demikian, diperlukan suatu metode aplikatif dalam antisipasi perubahan curah hujan tahunan dan peramalan produksi kelapa sawit. Pengolahan data jumlah curah hujan tahunan ini akan dibuat dalam grafik dengan menggunakan Program R. Visualisasi disajikan dalam bentuk grafik atau plot. Data curah hujan merupakan data awal input selain data produksi kelapa sawit yang akan diproses. Data curah hujan yang ada kemudian diproses menjadi grafik atau plot dengan menggunakan R-tool. Berikut adalah kode program untuk membuat plot Jumlah curah hujan di Kabupaten Morowali > Jumlah = ts(jumlah[,2], start=1962, frequency=1) # Menampilkan data jumlah curah hujan dari kolom 2 dimulai dari tahun 1962 > plot(jumlah, type="o") # Menampilan grafik atau plot data jumlah curah hujan Gambar 6 Data Awal Curah Hujan Tahunan Gambar 6 menunjukkan grafik atau plot besaran Jumlah curah hujan di Kabupaten Morowali Dari tahun Besaran curah hujan dalam bentuk grafik tersebut menunjukkan bahwa data tidak membentuk pola garis secara acak tetapi data hanya berada disekitar garis lurus atau rata-rata konstan yang disebut bersifat tidak stasioner atau membentuk pola naik atau turun secara teratur (bersifat trend). Karena data tidak stasioner maka diperlukan tahap identifikasi berikutnya yaitu dengan melakukan proses differencing plot Autocorrelation Function (ACF) dan plot Partial Autocorrelation Function (PACF) dari data jumlah curah hujan. Berikut adalah kode program differencing ACF dan PACF pada R-tool > par(mfrow=c(2,1)) # Menampilkan grafik 2 x 1 dalam 1 jendela > acf(diff(diff(jumlah),1), 48) # Memanggil fungsi dan menampilkan hasil differencing pada acf data Jumlah > pacf(diff(diff(jumlah),1), 48) # Memanggil fungsi dan menampilkan hasil differencing pada pacf data Jumlah 10

10 Gambar 7 Data ACF dan PACF Gambar 7 menunjukan Gambar ACF dan PACF data yang sudah stasioner. Pola ACF cenderung cut off pada lag 0 dan 1 sedangkan pola PACF cenderung dies down lag 1, 2, 3. Berdasarkan Karakteristik dan persamaan yang umum untuk model ARIMA, Penentuan parameter pada model ARIMA dilakukan dengan cara trial and error, maka dapat dilakukan pendugaan terhadap 2 model menggunakan ARIMA (p,d,q) (P,D,Q) yaitu (2,1,1) (1,1,1), (1,1,1) (2,1,0), dan (1,1,1) (0,1,1). Model dugaan ARIMA yang telah ditetapkan diperlukan estimasi untuk menentukan lag yang akan digunakan. Pada tahap estimasi, ketiga model dugaan tersebut kemudian dibandingkan berdasarkan perbandingan kriteria nilai (Akaike Information Criteria) AIC dan nilai likelihoodnya. Model ramalan yang baik adalah jika nilai likelihood yang lebih besar dan nilai AIC yang lebih kecil. AIC dan Log Likelihood adalah indikator untuk memutuskan lag yang digunakan[13]. Tahap penaksiran dan pengujian dari data Jumlah curah hujan di Kabupaten Morowali dengan ARIMA (2,1,1) (1,1,1), (1,1,1) (2,1,0), dan (1,1,1) (0,1,1) yang di terapkan di R-tool adalah sebagai berikut: >Jumlah.fit1=arima(Jumlah,order=c(2,1,1),seasonal=list(order=c(1,1,1),period=1) ) # Memberi nama model pertama yang ditaksir yaitu (2,1,1) (1,1,1) >Jumlah.fit1 # Memanggil fungsi dari model pertama Call: arima(x = Jumlah, order = c(2, 1, 1), seasonal = list(order = c(1, 1, 1), period = 1)) Coefficients: ar1 ar2 ma1 sar1 sma s.e

11 sigma^2 estimated as : log likelihood = , aic = >Jumlah.fit2=arima(Jumlah,order=c(1,1,1),seasonal=list(order=c(2,1,0),period=1) ) # Memberi nama model kedua yang ditaksir yaitu (1,1,1) (2,1,0) >Jumlah.fit2 # Memanggil fungsi dari model kedua Call: arima(x = Jumlah, order = c(1, 1, 1), seasonal = list(order = c(2, 1, 0), period = 1)) Coefficients: ar1 ma1 sar1 sar s.e sigma^2 estimated as : log likelihood = , aic = >Jumlah.fit3=arima(Jumlah,order=c(1,1,1),seasonal=list(order=c(0,1,1),period=1) ) # Memberi nama model ketiga yang ditaksir yaitu (1,1,1) (0,1,1) >Jumlah.fit3 # Memanggil fungsi dari model ketiga Call: arima(x = Jumlah, order = c(1, 1, 1), seasonal = list(order = c(0, 1, 1), period = 1)) Coefficients: ar1 ma1 sma s.e sigma^2 estimated as : log likelihood = , aic = Pada tahap estimasi model dugaan yang baik adalah model ARIMA (1,1,1)(0,1,1), karena memiliki nilai AIC yang lebih kecil, nilai AIC yang lebih kecil dianggap sebagai hasil yang lebih baik. Apabila ingin menggunakan lag dari variabel dalam model, maka panjang distribusi lag yang digunakan adalah yang meminimumkan nilai AIC. Informasi Akaike Kriteria (AIC) adalah cara untuk memilih model dari satu set model yang paling cocok dengan kebenaran dari parameter. Proses diagnosa dari model ARIMA (1,1,1)(0,1,1) yang telah di pilih yaitu dengan menguji distribusi estimasi residual-nya menggunakan uji statistik Ljung-Box adalah tahap selanjutnya, setelah terlebih dahulu menentukan model yang akan digunakan. Kebenaran model dugaan diatas dibuktikan dengan uji Hasil diagnostics check, diagnosa model yang didapat apakah sudah memenuhi asumsi atau belum dapat dilakukan dengan menulis perintah pada R-tool sebagai berikut > tsdiag(jumlah.fit3, gof.lag=48) # Perintah untuk mendiagnosa model adalah tsdiag. Jumlah.fit3 model arima tepilih dan lag sebesar

12 Gambar 8 Diagnostics Check Curah Hujan Kebenaran model dugaan diatas dibuktikan dengan uji Hasil diagnostics check pada Gambar 8. Dan disimpulkan bahwa residual model ARIMA (1,1,1)(0,1,1) telah terdistribusi secara random (white noise). Ini ditunjukkan oleh p-value dari uji Ljung- Box yang semuanya lebih besar dari 5% atau 0,05 (alpha atau tingkat signifikansi pengujian). Setelah tahap diagnosa diatas, tahap berikutnya adalah peramalan dengan menggunakan model yang terpilih, yaitu dengan model ARIMA (1,1,1)(0,1,1). Berikut adalah tahap peramalan pada data Jumlah curah hujan menggunakan R-tool > Jumlah.pr = predict(jumlah.fit3, n.ahead=4) # Memberi nama peramalan data Jumlah. Proses peramalannya dengan memasukkan model kedua dan lama waktu yang diinginkan. > U = Jumlah.pr$pred + 2*Jumlah.pr$se # Menentukan nilai batas atas dari peramalan. > L = Jumlah.pr$pred - 2*Jumlah.pr$se # Menentukan nilai batas bawah dari peramalan. >ts.plot(jumlah,jumlah.pr$pred,col=1:2,type="o",ylim=c(0,5000), xlim=c(2005, 2015)) # Menampilkan grafik peramalan area dengan memberikan warna merah pada garis peramalannya. > lines(u, col="green", lty="dashed") # Menampilkan garis batas atas dari peramalan dengan memberikan warna hijau. > lines(l, col="yellow", lty="dashed") # Menampilkan garis batas atas dari peramalan dengan memberikan warna kuning 13

13 Gambar 9 Grafik Prediksi Curah Hujan Gambar 9 menunjukan hasil prediksi curah hujan selama 4 tahun, garis hitam menunjukkan curah hujan pada tahun Sedangkan, garis merah adalah hasil peramalan selama 4 tahun yaitu Garis hijau dan kuning menunjukkan batas atas dan batas bawah peramalan. Dapat disimpulkan bahwa curah hujan di Kabupaten Morowali akan mengalami penurunan, ini dapat dilihat dari plot peramalan Curah Hujan pada gambar 9. Adapun hasil peramalan jumlah curah hujan tahun disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil Peramalan Curah Hujan Tahun Jumlah Data awal yang akan digunakan sebagai input selanjutnya adalah data produksi kelapa sawit, Berikut adalah kode program untuk membuat plot Jumlah curah hujan di Kabupaten Morowali > Jumlah = ts(jumlah[,2], start=1962, frequency=1) # Menampilkan data jumlah produksi dari kolom 2 dimulai dari tahun 1962 > plot(jumlah, type="o") # Menampilan grafik atau plot data jumlah produksi Gambar 10 Data Awal Produksi Kelapa Sawit Gambar 10 adalah grafik atau plot besaran jumlah produksi kelapa sawit di Kabupaten Morowali dari tahun Data tersebut berguna untuk memprediksi 14

14 data peramalan yang akan datang. Grafik gambar 10 diatas memperlihatkan pola data produksi kelapa sawit pada tahun mengandung model ARIMA yang tidak stasioner karena data tidak membentuk pola garis secara acak tetapi data hanya berada disekitar garis lurus atau rata-rata konstan dan bersifat trend. Karena data tidak stasioner maka diperlukan tahap identifikasi berikutnya yaitu dengan melakukan proses differencing plot Autocorrelation Function (ACF) dan plot Partial Autocorrelation Function (PACF) dari data jumlah curah hujan. Ini dilakukan agar dapat mendapatkan model terbaik yang nanti akan di jadikan untuk peramalan. Berikut adalah kode program differencing ACF dan PACF pada R-tool > par(mfrow=c(2,1)) # Menampilkan grafik 2 x 1 dalam 1 jendela > acf(diff(diff(jumlah),1), 48) # Memanggil fungsi dan menampilkan hasil differencing pada acf data Jumlah > pacf(diff(diff(jumlah),1), 48) # Memanggil fungsi dan menampilkan hasil differencing pada pacf data Jumlah Gambar 11 Data ACF dan PACF Gambar 11 menunjukan data ACF dan PACF yang telah stationer, Pola ACF cenderung cut off lag 0 dan 1 melewati garis moving average dan pola PACF cenderung dies down (lag 1-9), garis pada lag tersebut tidak terpotong melainkan turun secara bertahap dengan berbentuk gelombang sinus. Berdasarkan Karakteristik dan persamaan yang umum untuk model ARIMA, Penentuan parameter pada model ARIMA dilakukan dengan cara trial and error, maka dapat dilakukan pendugaan terhadap 3 model menggunakan ARIMA (p,d,q) (P,D,Q) yaitu (1,1,1) (1,1,0), (2,1,1) (1,1,1), dan (2,1,0) (0,1,1). Tahap selanjutnya merupakan tahap estimasi, pada tahap estimasi ketiga model dugaan tersebut kemudian dibandingkan berdasarkan perbandingan kriteria nilai (Akaike Information Criteria) AIC dan nilai likelihood-nya. Model ramalan yang baik adalah jika nilai likelihood yang lebih besar dan nilai AIC yang lebih kecil. AIC dan Log 15

15 Likelihood adalah indikator untuk memutuskan lag yang digunakan. Tahap penaksiran dan pengujian dari data Jumlah produksi kelapa sawit di Kabupaten Morowali dengan ARIMA (1,1,1) (1,1,0), (2,1,1) (1,1,1), dan (2,1,0) (0,1,1) yang di terapkan di R-tool adalah sebagai berikut: >Jumlah.fit1=arima(Jumlah,order=c(1,1,1),seasonal=list(order=c(1,1,0),period=1) ) # Memberi nama model pertama yang ditaksir yaitu (1,1,1) (1,1,0) > Jumlah.fit1 # Memanggil fungsi dari model pertama Call: arima(x = Jumlah, order = c(1, 1, 1), seasonal = list(order = c(1, 1, 0), period = 1)) Coefficients: ar1 ma1 sar s.e sigma^2 estimated as 1.415e+11: log likelihood = , aic = >Jumlah.fit2=arima(Jumlah,order=c(2,1,1),seasonal=list(order=c(1,1,1),period=1) ) # Memberi nama model kedua yang ditaksir yaitu (2,1,1) (1,1,1) > Jumlah.fit2 # Memanggil fungsi dari model kedua Call: arima(x = Jumlah, order = c(2, 1, 1), seasonal = list(order = c(1, 1, 1), period = 1)) Coefficients: ar1 ar2 ma1 sar1 sma s.e sigma^2 estimated as 1.244e+11: log likelihood = , aic = >Jumlah.fit3=arima(Jumlah,order=c(2,1,1),seasonal=list(order=c(0,1,1),period=1) ) # Memberi nama model ketiga yang ditaksir yaitu (2,1,1) (0,1,1) > Jumlah.fit3 # Memanggil fungsi dari model ketiga Call: arima(x = Jumlah, order = c(2, 1, 0), seasonal = list(order = c(0, 1, 1), period = 1)) Coefficients: ar1 ar2 sma s.e

16 sigma^2 estimated as 1.401e+11: log likelihood = , aic = Pada tahap estimasi ini model dugaan yang baik adalah model ARIMA (2,1,1)(0,1,1) karena memiliki nilai AIC yang lebih kecil, Nilai AIC yang lebih kecil dianggap sebagai hasil yang lebih baik. Apabila ingin menggunakan lag dari variable dalam model, maka panjang distribusi lag yang digunakan adalah yang meminimumkan nilai AIC. Informasi Akaike Kriteria (AIC) adalah cara untuk memilih model dari satu set model yang paling cocok dengan kebenaran dari parameter. Tahap selanjutnya merupakan cek diagnosa dari model yang telah di pilih, yaitu dengan menguji distribusi estimasi residual-nya menggunakan uji statistik Ljung-Box. Kebenaran model dugaan terpilih diatas dibuktikan dengan uji Hasil diagnostics check, diagnosa model yang didapat apakah sudah memenuhi asumsi atau belum dapat dilakukan dengan menulis perintah pada R-tool sebagai berikut > tsdiag(jumlah.fit3, gof.lag=48) # Perintah untuk mendiagnosa model adalah tsdiag, Jumlah.fit3 model arima tepilih dan lag sebesar 48. Gambar 12 Data Diagnostics Check Kelapa Sawit Berdasarkan Hasil diagnostics check pada Gambar 12 disimpulkan bahwa residual model ARIMA (1,1,1)(0,1,1) telah terdistribusi secara random (white noise), ini ditunjukkan oleh p-value dari uji Ljung-Box yang semuanya lebih besar dari 5% atau 0,05 (alpha atau tingkat signifikansi pengujian). Hasil diagnostics check dikatakan perlu dikarenakan membuktikan kebenaran model dugaan diatas. Setelah tahap diagnosa diatas, tahap berikutnya adalah peramalan dengan menggunakan model yang terpilih, 17

17 yaitu dengan model ARIMA (2,1,1)(0,1,1). Berikut adalah tahap peramalan pada data Jumlah curah hujan menggunakan R-tool > Jumlah.pr = predict(jumlah.fit3, n.ahead=4) # Memberi nama peramalan data Jumlah. Proses peramalannya dengan memasukkan model kedua dan lama waktu yang diinginkan. > U = Jumlah.pr$pred + 2*Jumlah.pr$se # Menentukan nilai batas atas dari peramalan. > L = Jumlah.pr$pred - 2*Jumlah.pr$se # Menentukan nilai batas bawah dari peramalan. >ts.plot(jumlah,jumlah.pr$pred,col=1:2,type="o",ylim=c(0,300000),xlim=c(200 5, 2015)) # Menampilkan grafik peramalan area dengan memberikan warna merah pada garis peramalannya. > lines(u, col="green", lty="dashed") # Menampilkan garis batas atas dari peramalan dengan memberikan warna hijau. > lines(l, col="yellow", lty="dashed") # Menampilkan garis batas atas dari peramalan dengan memberikan warna kuning Gambar 13 Grafik Prediksi Curah Hujan Gambar 13 menjelaskan mengenai hasil prediksi produksi kelapa sawit selama empat tahun. Garis hitam menunjukkan hasil produksi kelapa sawit sebelumnya yaitu pada tahun Sedangkan Garis merah adalah hasil peramalan selama empat tahun kedepan yaitu tahun Garis hijau dan kuning menunjukkan batas atas dan batas bawah peramalan. Dari plot peramalan produksi kelapa sawit pada gambar diatas juga dapat kita simpulkan bahwa produksi kelapa sawit di kabupaten Morowali akan mengalami kenaikan. Hasil prediksi jumlah produksi kelapa sawit tahun disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2 Hasil Peramalan Produksi Kelapa Sawit Dalam Kilogram Tahun Jumlah Produksi ,349, ,804, ,350,6 154,026,4 18

18 Rata-rata hasil peramalan produksi kelapa sawit dan curah hujan tahunan dari tahun disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3 Peramalan Produksi dan Curah Hujan Tahun Produksi Kelapa Curah Hujan Sawit , , Rata - rata ,0 2709,25 5. Simpulan Berdasarkan pembahasan dan hasil peramalan menggunakan pemodelan ARIMA. Dapat disimpulkan bahwa curah hujan tahunan di kabupaten Morowali dari tahun , dapat memberikan hasil yang terbaik. Dengan hasil peramalan curah hujan antara tahun mengalami penurunan, sedangkan produksi kelapa sawit di tahun mengalami kenaikan. Hasil ini memberikan deskripsi bahwa, produksi kelapa sawit juga dipengaruhi oleh curah hujan tahunan. Penurunan curah hujan yang stabil dengan rata-rata mencapai 2079,25 mm per tahun akan memberikan hasil produktivitas kelapa sawit tahunan yang dinamis meningkat. Dengan pencapaian produksi dengan rata-rata produksi mencapai 152,805 kg per tahun. Dikatakan memberikan produktifitas yang dinamis dikarenakan, curah hujan optimal untuk tanaman ini adalah mm. Dengan melihat hasil yang terjadi maka dapat dikatakan bahwa tingkat produktifitas produksi kelapa sawit sangat bergantung pada kedua faktor diantaranya curah hujan dan disertai keadaan iklim dalam hal ini keadaan tanah, dari faktor tersebut inilah dapat dikatakan berpengaruh untuk pertumbuhan kelapa sawit tersebut. Karena dalam proses untuk meningkatkan tingkat produsi tersebut tanpa disertai dari faktor -faktor yang ada, maka tentu produksi dari kelapa sawit tersebut akan mengalami hambatan dalam peningkatan produksi. 6. DAFTAR PUSTAKA [1] Djulin, Adimesra. Darwis, Valeriana. Dkk. Prospek Pengembangan Sumber Energy Alternatif (Biofuel) :Fokus Pada Jarak Pagar. Makalah Seminar Hasil Penelitian T.A Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian [2] Profil Kelapa Sawit Final. Dirjen PPPHP-Kementerian Pertanian Republik Indonesia. HASIL/PENGOLAHAN HASIL/8-Profil Usaha/PROFIL INVESTASI 19

19 BIOENERGI/Profil Kelapa Sawit Final.pdf. Di unduh pada tanggal [3] Zakaria, Junaiddin. Subsektor Perkebunan Di Kabupaten MOROWALI Provinsi SULAWESI TENGAH. Jurnal Economic Resources, ISSN , Vol.11 No.31, Juni Pusat Penelitian dan Publikasi Ilmiah FE-UMI [4] Tukidin. Karakter Curah Hujan Di Indonesia. Jurnal Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Volume 7 nomor 2 tahun Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang [5] Shen, Gang. Load Forecasting, Using Time Series Models Diakses tanggal [6] Makridakis, Spyros G., Wheelwright, Steven C., Hyndman, Rob J, 1998, Forecasting Method and Applications 3rd Edition, New York: John Wiley & Sons. [7] Gaynor, PE and Kirkpatrick RC Introduction to Time Series Modelling and Forecasting in Business and Economics. Mc Grow Hill, Singapore. [8] Ramdani,Ahmad Luky.2011.Penggunaan Model Arima dalam peramalan suhu udara di sekitar Palangkaraya [Skripsi] Departemen Ilmu komputer Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan alam Institut Pertanian Bogor. Diakses tanggal [9] Petra Christian University Library - jiunkpe s1 tmi 2007 jiunkpe-ns-s arima-chapter4.pdf next&qual=high&submitval=next&fname=%2fjiunkpe%2fs1%2ftmi%2f2007% 2Fjiunkpe-ns-s arima-chapter4.pdf. Diakses tanggal [10] Diakses tanggal [11] Suhartono, Analisis Data Statistik Dengan R, Bahan Ajar Jurusan Statistika,ITS Surabaya, 2008 [12] CV. Ramayana Rancang Bangun Konsultan. Laporan Akhir. RTSP dan RTJ Lokasi Umpanga dan Bente, Kab. Morowali [13] Maravall, Agustín. A Class Of Diagnostics In The ARIMA-Model-Based Decomposition Of A Time Series. Bank of Spain

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA PENDAHULUAN Prediksi data runtut waktu.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU Kelas A Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins No Nama Praktikan Nomor Mahasiswa Tanggal Pengumpulan 1 29 Desember 2010 Tanda Tangan Praktikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang II.. TINJAUAN PUSTAKA Indeks Harga Konsumen (IHK Menurut Monga (977 indeks harga konsumen adalah ukuran statistika dari perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang didapatkan.

Lebih terperinci

1. Latar Belakang. Gambar 1 Plot Produksi Tembakau Indonesia. Gambar 2 Plot Harga Tembakau Indonesia

1. Latar Belakang. Gambar 1 Plot Produksi Tembakau Indonesia. Gambar 2 Plot Harga Tembakau Indonesia 1. Latar Belakang Tembakau merupakan komoditas yang mempunyai arti penting karena memberikan manfaat ekonomi bagi Indonesia. Meskipun demikian, komoditi tembakau di Indonesia menghadapi berbagai permasalahan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 15 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perkembangan ekonomi dan bisnis dewasa ini semakin cepat dan pesat. Bisnis dan usaha yang semakin berkembang ini ditandai dengan semakin banyaknya

Lebih terperinci

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010 Statistika, Vol., No., Mei PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI Reksa Nila Anityaloka, Atika Nurani Ambarwati Program Studi S Statistika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA FATHIN FAHIMAH 226133 DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M.Eng.

Lebih terperinci

Contoh Analisis Deret Waktu: BJSales

Contoh Analisis Deret Waktu: BJSales Contoh Analisis Deret Waktu: BJSales Untuk contoh analisis deret waktu ini, kita menggunakan data BJsales. Data ini adalah data tahunan dan dapat dengan mengetikkan BJsales pada konsul R. 1 Plot Data Plot

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia sejak tahun enam puluhan telah diterapkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika di Jakarta menjadi suatu direktorat perhubungan udara. Direktorat

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER PKMT-2-13-1 PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER Umi Rosyiidah, Diah Taukhida K, Dwi Sitharini Jurusan Matematika, Universitas Jember, Jember ABSTRAK

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Perbandingan Model ARIMA... (Alia Lestari) PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Alia Lestari Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Peramalan Peramalan adalah suatu kegiatan dalam memperkirakan atau kegiatan yang meliputi pembuatan perencanaan di masa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu

Lebih terperinci

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA 1) Nurul Latifa Hadi 2) Artanti Indrasetianingsih 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2)

Lebih terperinci

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Vol. 9, No., 9-5, Januari 013 Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Fitriani, Erna Tri Herdiani, M. Saleh AF 1 Abstrak Dalam analisis deret waktu

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Desy Yuliana Dalimunthe Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) Greis S. Lilipaly ), Djoni Hatidja ), John S. Kekenusa ) ) Program Studi Matematika FMIPA UNSRAT Manado

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Pipa di PT X

Peramalan Penjualan Pipa di PT X Elviani, et al. / Peramalan Penjualan Pipa di PT X / Jurnal Titra, Vol.. 2, No. 2, Juni 2014, pp. 55-60 Peramalan Penjualan Pipa di PT X Cicely Elviani 1, Siana Halim 1 Abstract: In this thesis we modeled

Lebih terperinci

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA Jurnal UJMC, Volume 2, Nomor 1, Hal. 28-35 pissn : 2460-3333 eissn: 2579-907X PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA Novita Eka Chandra 1 dan Sarinem 2 1 Universitas

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT Novian Endi Gunawan 1, I Wayan Sumarjaya 2, I G.A.M. Srinadi 3 1 Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA) PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA) Oleh : Nofinda Lestari 1208 100 039 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Iklim Iklim ialah suatu keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu. Curah hujan ialah suatu jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah pada kurun waktu

Lebih terperinci

Metode Deret Berkala Box Jenkins

Metode Deret Berkala Box Jenkins METODE BOX JENKINS Metode Deret Berkala Box Jenkins Suatu metode peramalan yang sistematis, yang tidak mengasumsikan suatu model tertentu, tetapi menganalisa deret berkala sehingga diperoleh suatu model

Lebih terperinci

Kajian Pustaka Analisis runtun waktu

Kajian Pustaka Analisis runtun waktu 1. Pendahuluan Di Indonesia, pengaruh pemanasan global menyebabkan perubahan iklim antara lain curah hujan dibawah normal, sehingga masa tanam terganggu. Pada tahun 1995 hingga 2005, total tanaman padi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data runtun waktu. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 27 PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stasioner Analisis ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average umumnya mengasumsikan bahwa proses umum dari time series adalah stasioner. Tujuan proses stasioner adalah rata-rata,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN C BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mencoba meramalkan jumlah penumpang kereta api untuk masa yang akan datang berdasarkan data volume penumpang kereta api periode Januari 994-Februari 203

Lebih terperinci

Seasonal ARIMA adalah model ARIMA yang mengandung faktor musiman.

Seasonal ARIMA adalah model ARIMA yang mengandung faktor musiman. Definisi Seasonal ARIMA adalah model ARIMA yang mengandung faktor musiman. Musiman berarti kecenderungan mengulangi pola tingkah gerak dalam periode musim, biasanya satu tahun untuk data bulanan. Karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan metode ARIMA box jenkins untuk meramalkan kebutuhan bahan baku. 2.1. Peramalan Peramalan

Lebih terperinci

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia Oleh : Pomi Kartin Yunus 1306030040 Latar Belakang Industri manufaktur yang berkembang pesat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola data yang sistematis (Makridakis, 1999). Peramalan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA. Nur Hukim

PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA. Nur Hukim TE 091399 TUGAS AKHIR- 4 SKS PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA Oleh Nur Hukim Dosen Pembimbing Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M.Eng. Ph.D Ir. Achmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan pada dasarnya merupakan proses menyusun informasi tentang kejadian masa lampau yang berurutan untuk menduga kejadian di masa depan (Frechtling, 2001:

Lebih terperinci

Prediksi Curah Hujan dengan Model Deret Waktu dan Prakiraan Krigging pada 12 Stasiun di Bogor Periode Januari Desember 2014.

Prediksi Curah Hujan dengan Model Deret Waktu dan Prakiraan Krigging pada 12 Stasiun di Bogor Periode Januari Desember 2014. Jur. Ris. & Apl. Mat. Vol. 1 (2017), no. 1, 1-52 Jurnal Riset dan Aplikasi Matematika e-issn: 2581-0154 URL: journal.unesa.ac.id/index.php/jram Prediksi Curah Hujan dengan Model Deret Waktu dan Prakiraan

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA DERET WAKTU DENGAN METODE SEASONAL ARIMA

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA DERET WAKTU DENGAN METODE SEASONAL ARIMA Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 3 Hal. 59 67 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA DERET WAKTU DENGAN METODE SEASONAL ARIMA ANNISA UL UKHRA Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manfaat Peramalan Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suatu dugaan atau perkiraan tentang terjadinya suatu keadaan dimasa depan, tetapi dengan menggunakan metode metode tertentu

Lebih terperinci

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Oleh : Agustini Tripena ABSTRACT In this paper, forecasting the consumer price index data and inflation. The method

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi opresional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah sesuatu kegiatan situasi atau kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan OLEH: NAMA : MULAZIMATUS SYAFA AH NRP : 13.11.030.021 DOSEN PEmbimbing: Dr.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) Liana Kusuma Ningrum dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n SBAB III MODEL VARMAX 3.1. Metode Analisis VARMAX Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n dengan variabel random Z n yang dapat dipandang sebagai variabel random berdistribusi

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG BANDARA I GUSTI NGURAH RAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA)

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG BANDARA I GUSTI NGURAH RAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) M-11 2) PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG BANDARA I GUSTI NGURAH RAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) Naili Farkhatul Jannah 1), Muhammad Bahtiar Isna Fuady 2), Sefri

Lebih terperinci

Penerapan Model ARIMA

Penerapan Model ARIMA Penerapan Model ARIMA (Bagian I) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 2017 1 Ada tiga tahapan iteratif dalam pemodelan data deret waktu yang berbasis model ARIMA, yaitu: 1. Penentuan model

Lebih terperinci

Pemodelan ARIMA Non- Musim Musi am

Pemodelan ARIMA Non- Musim Musi am Pemodelan ARIMA Non- Musimam ARIMA ARIMA(Auto Regresif Integrated Moving Average) merupakan suatu metode analisis runtun waktu(time series) ARIMA(p,d,q) Dengan AR : p =orde dari proses autoreggresif I

Lebih terperinci

KAJIAN TEORI. atau yang mewakili suatu himpunan data. Menurut Supranoto (2001:14) Rata rata (μ) dari distribusi probabilitas

KAJIAN TEORI. atau yang mewakili suatu himpunan data. Menurut Supranoto (2001:14) Rata rata (μ) dari distribusi probabilitas 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Statistik Dasar 1. Average (Rata-rata) Menurut Spiegel,dkk (1996:45) rata-rata yaitu sebuah nilai yang khas atau yang mewakili suatu himpunan data. Menurut Supranoto (2001:14)

Lebih terperinci

Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins

Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins Statistika, Vol. 16 No. 2, 95 102 November 2016 Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins FERRY KONDO LEMBANG Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Pattimura Ambon

Lebih terperinci

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan METODE BOX JENKINS Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan utk semua tipe pola data. Dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 110 117 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer 1 Faridah Yuliani dan 2 Dr. rer pol Heri Kuswanto 1,2 Jurusan Statistika

Lebih terperinci

VERIFIKASI MODEL ARIMA MUSIMAN MENGGUNAKAN PETA KENDALI MOVING RANGE

VERIFIKASI MODEL ARIMA MUSIMAN MENGGUNAKAN PETA KENDALI MOVING RANGE VERIFIKASI MODEL ARIMA MUSIMAN MENGGUNAKAN PETA KENDALI MOVING RANGE (Studi Kasus : Kecepatan Rata-rata Angin di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

Contoh Analisis Deret Waktu: BJSales (Revisi)

Contoh Analisis Deret Waktu: BJSales (Revisi) Contoh Analisis Deret Waktu: BJSales (Revisi) Untuk contoh analisis deret waktu ini, kita menggunakan data BJsales. Data ini adalah data tahunan dan dapat dengan mengetikkan BJsales pada konsul R. 1 Plot

Lebih terperinci

PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH

PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH Tri Mulyaningsih ), Budi Nurani R ), Soemartini 3) ) Mahasiswa Program Magister Statistika Terapan Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA REDAMAN HUJAN DENGAN EFEK DETECTION OUTLIER DAN AKAIKE INFORMATION TEST

PEMODELAN ARIMA REDAMAN HUJAN DENGAN EFEK DETECTION OUTLIER DAN AKAIKE INFORMATION TEST PEMODELAN ARIMA REDAMAN HUJAN DENGAN EFEK DETECTION OUTLIER DAN AKAIKE INFORMATION TEST Afif Arumahendra 2206 100 041 Email : mahe_354@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Data Deret Berkala Suatu deret berkala adalah himpunan observasi yang terkumpul atau hasil observasi yang mengalami peningkatan waktu. Data deret berkala adalah serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi telah berkembang dengan relatif pesat. Di era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi telah berkembang dengan relatif pesat. Di era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi telah berkembang dengan relatif pesat. Di era informasi seperti sekarang ini kebutuhan akan informasi semakin meningkat, terutama dengan

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii. HALAMAN PENGESAHAN...iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL...

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii. HALAMAN PENGESAHAN...iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii HALAMAN PENGESAHAN...iv MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv PERNYATAAN...

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA RUNTUK WAKTU PADA DATA PRODUKSI SUSU SAPI DI AMERIKA SEJAK TAHUN

PEMODELAN DATA RUNTUK WAKTU PADA DATA PRODUKSI SUSU SAPI DI AMERIKA SEJAK TAHUN PEMODELAN DATA RUNTUK WAKTU PADA DATA PRODUKSI SUSU SAPI DI AMERIKA SEJAK TAHUN 1962 1975 Jantini Trianasari Natangku dan Fitria Puspitoningrum Mahasiswa Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI ABSTRAK

PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI ABSTRAK PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI Trio Yonathan Teja Kusuma 1, Sandra Praharani Nur Asmoro 2 1,2)

Lebih terperinci

Metode Box - Jenkins (ARIMA)

Metode Box - Jenkins (ARIMA) Metode Box - Jenkins (ARIMA) Metode peramalan saat ini cukup banyak dengan berbagai kelebihan masing-masing. kelebihan ini bisa mencakup variabel yang digunakan dan jenis data time seriesnya. nah, dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Data Runtun Waktu, Indeks Harga Konsumen, ARIMA, Analisis Intervensi, Fungsi Step, Peramalan. I Pendahuluan

ABSTRAK. Kata kunci : Data Runtun Waktu, Indeks Harga Konsumen, ARIMA, Analisis Intervensi, Fungsi Step, Peramalan. I Pendahuluan Analisis Model Intervensi Fungsi Step Terhadap Indeks Harga Konsumen (IHK) Zuhairini Azzahra A 1, Suyono 2, Ria Arafiyah 3 Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI. lebih dikenal dengan metode Box-Jenkins adalah sebagai berikut :

4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI. lebih dikenal dengan metode Box-Jenkins adalah sebagai berikut : 4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI Pada bab ini, akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data runtut waktu. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data harga

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE BOX-JENKINS UNTUK MEMPREDIKSI HARGA MINYAK DUNIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP HARGA MINYAK INDONESIA

IMPLEMENTASI METODE BOX-JENKINS UNTUK MEMPREDIKSI HARGA MINYAK DUNIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP HARGA MINYAK INDONESIA Jurnal Ilmiah Matematika dan Pendidikan Matematika (JMP) Vol. 9 No. 2, Desember 2017, hal. 87-94 ISSN (Cetak) : 2085-1456; ISSN (Online) : 2550-0422; https://jmpunsoed.com/ IMPLEMENTASI METODE BOX-JENKINS

Lebih terperinci

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian IV.1 Statistika Deskriptif Pada bab ini akan dibahas mengenai statistik deskriptif dari variabel yang digunakan yaitu IHSG di BEI selama periode 1 April 2011 sampai

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-249

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-249 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) D-249 Analisis Fungsi Transfer pada Harga Cabai Merah yang Dipengaruhi oleh Curah Hujan Di Surabaya Putri Rintan Aryasita,

Lebih terperinci

Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia

Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol., No., Juli 7, Hal. 52-57 p-issn: 25-4596; e-issn: 25-4X Halaman 52 Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia

Lebih terperinci

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins Ari Pani Desvina 1, Melina Anggriani 2,2 Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR.

Lebih terperinci

Prediksi Harga Saham dengan ARIMA

Prediksi Harga Saham dengan ARIMA Prediksi Harga Saham dengan ARIMA Peramalan harga saham merupakan sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh para investor. Munculnya model prediksi yang baru yang bisa meramalkan harga saham secara tepat merupakan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN

EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN Puji Rahayu 1), Rohmah Nur Istiqomah 2), Eminugroho Ratna Sari 3) 1)2)3) Matematika

Lebih terperinci

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3520 (2301-928X Print) D-157 Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series Moh Ali Asfihani dan Irhamah

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER I Ketut Putra Adnyana 1, I Wayan Sumarjaya 2, I Komang Gde Sukarsa 3 1 Jurusan Matematika, Fakultas FMIPA

Lebih terperinci

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan I, Agustus Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura ISBN: ---- Deskripsi halaman sampul : Gambar yang ada pada cover

Lebih terperinci

MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE

MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE Data yang digunakan adalah data M2Trend.wf1 (buku rujukan pertama, bab-8). Model analisisnya adalah Xt = M2 diregresikan dengan t = waktu. Model yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meramalkan sesuatu berdasarkan ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang dianjurkan dalam Islam, sebagaimana yang diceritakan dalam Al-qur an dalam surat Yusuf ayat

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA UNTUK PREDIKSI KENAIKAN MUKA AIR LAUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP LUAS SEBARAN ROB DI KOTA AMBON

PEMODELAN ARIMA UNTUK PREDIKSI KENAIKAN MUKA AIR LAUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP LUAS SEBARAN ROB DI KOTA AMBON PEMODELAN ARIMA UNTUK PREDIKSI KENAIKAN MUKA AIR LAUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP LUAS SEBARAN ROB DI KOTA AMBON (MODELS OF ARIMA TO PREDICT RISING SEA AND ITS IMPACT FOR THE WIDESPREAD DISTRIBUTION OF ROB

Lebih terperinci

Pengenalan Analisis Deret Waktu (Time Series Analysis) MA 2081 Statistika Dasar 30 April 2012

Pengenalan Analisis Deret Waktu (Time Series Analysis) MA 2081 Statistika Dasar 30 April 2012 Pengenalan Analisis Deret Waktu (Time Series Analysis) ) MA 208 Statistika Dasar 0 April 202 Utriweni Mukhaiyar Ilustrasi Berikut adalah data rata-rata curah hujan bulanan yang diamati dari Stasiun Padaherang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 9 menguji kelayakan model sehingga model sementara tersebut cukup memadai. Salah satu caranya adalah dengan menganalisis galat (residual). Galat merupakan selisih antara data observasi dengan data hasil

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA DAN DETEKSI OUTLIER DATA CURAH HUJAN SEBAGAI EVALUASI SISTEM RADIO GELOMBANG MILIMETER

PEMODELAN ARIMA DAN DETEKSI OUTLIER DATA CURAH HUJAN SEBAGAI EVALUASI SISTEM RADIO GELOMBANG MILIMETER Mauludiyanto, Pemodelan ARIMA dan Deteksi Outlier Data Curah Hujan Sebagai Evaluasi Sistem Radio Gelombang Milimeter PEMODELAN ARIMA DAN DETEKSI OUTLIER DATA CURAH HUJAN SEBAGAI EVALUASI SISTEM RADIO GELOMBANG

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah. Peneliti : Auditya Gianina Bernadine Amaheka ( ) Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs.

Artikel Ilmiah. Peneliti : Auditya Gianina Bernadine Amaheka ( ) Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs. Analisis Peramalan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dengan Metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) (Studi Kasus : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah) Artikel

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI Semester : Genap

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI Semester : Genap GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI Semester : Genap Berlaku mulai: Genap/2010 MATA KULIAH : TEKNIK PERAMALAN KODE MATA KULIAH/ SKS : 410103096 / 3 SKS MATA KULIAH PRASYARAT

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA DAN DETEKSI OUTLIER DATA CURAH HUJAN SEBAGAI EVALUASI SISTEM RADIO GELOMBANG MILIMETER

PEMODELAN ARIMA DAN DETEKSI OUTLIER DATA CURAH HUJAN SEBAGAI EVALUASI SISTEM RADIO GELOMBANG MILIMETER Mauludiyanto, Pemodelan ARIMA dan Deteksi Outlier Data Curah Hujan Sebagai Evaluasi Sistem Radio Gelombang Milimeter PEMODELAN ARIMA DAN DETEKSI OUTLIER DATA CURAH HUJAN SEBAGAI EVALUASI SISTEM RADIO GELOMBANG

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN JAGUNG BERDASARKAN PERAMALAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITASNYA DI TENGAH PERSAINGAN PENGGUNAAN LAHAN DI INDONESIA

KETERSEDIAAN JAGUNG BERDASARKAN PERAMALAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITASNYA DI TENGAH PERSAINGAN PENGGUNAAN LAHAN DI INDONESIA KETERSEDIAAN JAGUNG BERDASARKAN PERAMALAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITASNYA DI TENGAH PERSAINGAN PENGGUNAAN LAHAN DI INDONESIA Dedi Nugraha Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Jl. Merdeka No.

Lebih terperinci

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI LULIK PRESDITA W 1207 100 002 APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI 1 Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes BAB I PENDAHULUAN 2 LATAR BELAKANG 1. Stabilitas ekonomi dapat dilihat

Lebih terperinci

Peramalan Permintaan Paving Blok dengan Metode ARIMA

Peramalan Permintaan Paving Blok dengan Metode ARIMA Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Peramalan Permintaan Paving Blok dengan Metode ARIMA Adin Nofiyanto 1,Radityo Adi Nugroho 2, Dwi Kartini 3 1,2,3 Program

Lebih terperinci

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP SKRIPSI Disusun oleh : DITA RULIANA SARI NIM. 24010211140084 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA INTENSITAS HUJAN TROPIS DARI DATA PENGUKURAN RAINGAUGE DAN DISDROMETER

PEMODELAN ARIMA INTENSITAS HUJAN TROPIS DARI DATA PENGUKURAN RAINGAUGE DAN DISDROMETER 1 PEMODELAN ARIMA INTENSITAS HUJAN TROPIS DARI DATA PENGUKURAN RAINGAUGE DAN DISDROMETER Muhammad Zainuddin Fanani, Achmad Mauludiyanto Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel ARIMA menggunakan variabel dependen harga saham LQ45 dan variabel independen harga saham LQ45 periode sebelumnya, sedangkan ARCH/GARCH menggunakan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT Model fungsi transfer multivariat merupakan gabungan dari model ARIMA univariat dan analisis regresi berganda, sehingga menjadi suatu model yang mencampurkan pendekatan

Lebih terperinci

Pemodelan Fungsi Transfer Multi Input

Pemodelan Fungsi Transfer Multi Input Jurnal Informatika Mulawarman Vol 4 No. Juli 9 8 Pemodelan Fungsi Transfer Multi Input M. Fathurahman *) Program Studi Statistika, FMIPA Universitas Mulawarman Jl. Barong Tongkok no.5 Kampus Unmul Gn.

Lebih terperinci

ESTIMASI DATA YANG HILANG DENGAN MENGGUNAKAN PROSES PENYARINGAN DALAM PEMODELAN DATA TIME SERIES

ESTIMASI DATA YANG HILANG DENGAN MENGGUNAKAN PROSES PENYARINGAN DALAM PEMODELAN DATA TIME SERIES ESTIMASI DATA YANG HILANG DENGAN MENGGUNAKAN PROSES PENYARINGAN DALAM PEMODELAN DATA TIME SERIES Rais 1 1 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Tadulako, email: rais76_untad@yahoo.co.id Abstrak Makalah

Lebih terperinci

MODEL TERBAIK ARIMA DAN WINTER PADA PERAMALAN DATA SAHAM BANK

MODEL TERBAIK ARIMA DAN WINTER PADA PERAMALAN DATA SAHAM BANK MODEL TERBAIK ARIMA DAN WINTER PADA PERAMALAN DATA SAHAM BANK Moh. Yamin Darsyah 1, Muhammad Saifudin Nur 2 1,2 Progam Studi Statistika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN VOLATILITAS ARCH-GARCH DALAM KELOMPOK SAHAM LQ 45 ABSTRACT

PERHITUNGAN VALUE AT RISK HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN VOLATILITAS ARCH-GARCH DALAM KELOMPOK SAHAM LQ 45 ABSTRACT PERHITUNGAN VALUE AT RISK HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN VOLATILITAS ARCH-GARCH DALAM KELOMPOK SAHAM LQ 45 Boy A Lumban Gaol 1, Tumpal Parulian Nababan 2, Haposan Sirait 2 1 Mahasiswa Program Studi S1

Lebih terperinci

Pemodelan ARIMA Jumlah Pencapaian Peserta KB Baru IUD

Pemodelan ARIMA Jumlah Pencapaian Peserta KB Baru IUD Pemodelan ARIMA Jumlah Pencapaian Peserta KB Baru IUD Charisma Arianti, Arief Wibowo Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya Alamat Korespondensi:

Lebih terperinci

AKURANSI ARIMA DALAM PERAMALAN INFLASI KOTA BANDUNG

AKURANSI ARIMA DALAM PERAMALAN INFLASI KOTA BANDUNG AKURANSI ARIMA DALAM PERAMALAN INFLASI KOTA BANDUNG Muhamad Nawawi mnnierri@gmail.com ABSTRAK Inflation is as one of economic development indicator has an important role to public s economic prosperity

Lebih terperinci