Comsumption and Cost

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Comsumption and Cost"

Transkripsi

1 Comsumption and Cost

2 Pengeluaran rumah tangga dapat dibedakan menurut Pengeluaran Makanan dan Bukan Makanan, dimana menggambarkan bagaimana penduduk mengalokasikan kebutuhan rumah tangganya. Walaupun harga antar daerah berbeda, nilai pengeluaran rumah tangga masih dapat menunjukkan perbedaan tingkat kesejahteraan penduduk antar Provinsi khususnya dilihat dari segi ekonomi. Pengeluaran untuk konsumsi makanan dan bukan makanan berkaitan erat dengan tingkat pendapatan masyarakat. Di negara yang sedang berkembang, pemenuhan kebutuhan makanan masih menjadi merupakan prioritas utama, dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan gizi. Besarnya pendapatan yang diperoleh/diterima rumah tangga dapat menggambarkan kesejahteraan suatu masyarakat. Namun demikian data pendapatan yang akurat sulit diperoleh, sehingga dalam survey/ kegiatan Sosial Ekonomi Daerah (Suseda) didekati melalui pengeluaran rumah tangga. Dari 10.2 terlihat bahwa pengeluaran rata-rata perkapita sebulan sebesar Rp ,-, sedangkan pada tahun sebelumnya sebesar Rp , sehingga terjadi kenaikan sebesar persen. Kalau dilihat dari masing-masing jenis pengeluaran, pada table 10.1 terlihat bahwa pengeluaran rata-rata perkapita sebulan untuk makanan sebesar Rp sedangkan pada tahun sebelumnya sebesar Rp , sehingga mengalami kenaikan sebesar 36,45 persen. Pada table 10.2 terlihat bahwa pengeluaran rata-rata perkapita sebulan untuk non makanan sebesar Rp ,-,sedangkan pada tahun sebelumnya sebesar Rp ,-, sehinga terjadi kenaikan sebesar 31,58 persen. The household expenditures were classified into food consumption and non food consumption expenditure. It showed how the households allocate the expenditures according to their household needs. Although the price of interregional was different, the household expenditures can indicate the differences of population welfare stages, especially from the economic view. The food consumption and non food consumption expenditure were closely related with the society income stage. In the developed countries, the consumption of food was getting the main priority as the nutrient fulfillment. On general, the income of household can indicates the public welfare. On the other hand, getting accurate and up date data of household income is difficult. The Regional Socio Economic Survey of BPS-Statistics Indonesia activity method approaches through the household expenditure showed the average per capita expenditures each month was rupiahs, while the previous year was It increased percent. Moreover, it can be observed in table 10.1 that average food expenditure was rupiahs while in the previous year was rupiahs. It increased percent. In addition, table 10.2 also showed the average expenditures per month for non-food commodity was rupiahs while it was rupiahs in the previous year. It increased percent. Jawa Barat Dalam Angka/Jawa Barat in Figures

3 Jawa Barat Dalam Angka/Jawa Barat in Figures

4 10.1 Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan Untuk Sub Golongan Makanan Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita Sebulan Average Mounthly Per Capita Expenditure for Food by Monthly Per Capita Expenditure Class (Rp/Rupiahs) 2008 < [1] [2] [3] [4] 1. Padi-padian / Cereals Umbi-umbian/ Tubers Ikan / Fish Daging / Meat Telur, Susu / Egg and Milk Sayur-sayuran / Vegetables Kacang-kacangan /Legumes Buah-buahan /Fruits Minyak dan Lemak / Oil and Fats Bahan Minuman / Beverage Stuffs Bumbu-bumbuan / Spices Komsumsi Lainnya / Miscellaneous Food Items Makanan dan Minuman yang Sudah Jadi / Prepared Food and Beverages Tembakau, Sirih / Tobacco Betel Jumlah / Total Jawa Barat Dalam Angka/Jawa Barat in Figures

5 KONSUMSI DAN PENGELUARAN 10.1 Continued [1] [5] [6] [7] 1. Padi-padian / Cereals Umbi-umbian/ Tubers Ikan / Fish Daging / Meat Telur Susu / Egg and Milk Sayur-sayuran / Vegetables Kacang-kacangan /Legumes Buah-buahan /Fruits Minyak dan Lemak / Oil and Fats Bahan Minuman / Beverage Stuffs Bumbu-bumbuan / Spices Komsumsi Lainnya / Miscellaneous Food Items Makanan dan Minuman yang Sudah Jadi / Prepared Food and Beverages Tembakau Sirih / Tobacco Betel Jumlah / Total Jawa Barat Dalam Angka/Jawa Barat in Figures 2009

6 10.1 Continued > Rata-Rata Perkapita/ Percapita Average [1] [8] [9] [10] 1. Padi-padian / Cereals Umbi-umbian/ Tubers Ikan / Fish Daging / Meat Telur Susu / Egg and Milk Sayur-sayuran / Vegetables Kacang-kacangan /Legumes Buah-buahan /Fruits Minyak dan Lemak / Oil and Fats Bahan Minuman / Beverage Stuffs Bumbu-bumbuan / Spices Komsumsi Lainnya / Miscellaneous Food Items 13. Makanan dan Minuman yang Sudah Jadi / Prepared Food and Beverages Tembakau Sirih / Tobacco Betel Jumlah / Total Jawa Barat Dalam Angka/Jawa Barat in Figures

7 KONSUMSI DAN PENGELUARAN 10.2 Pengeluaran Rata-Rata Per kapita Sebulan Untuk Sub Golongan Bukan Makanan Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita Sebulan Average Monthly Percapita Expenditure for Non Food by Monthly Percapita Expenditure Class (Rp/Rupiahs) 2008 < Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga / Houseing and Household Facility [1] [2] [3] [4] Aneka Barang dan Jasa/ Goods and Services Pakaian, Alas kaki dan Tutup Kepala / Clothing, Footwear and Headwear Barang-barang tahan lama / Durable Goods Pajak dan Premi Asuransi / Taxes and Insurances Keperluan Pesta dan Upacara / Parties And Ceremonies Jumlah /Total Jumlah Pengeluaran Makanan dan Bukan Makanan/Total of Expenditure Food and Non Food Jawa Barat Dalam Angka/Jawa Barat in Figures 2009

8 10.2 [Continued] 1. Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga / Houing ang Household Facility [1] [5] [6] [7] Aneka Barang dan Jasa/ Goods and Services Pakaian Alas kaki dan Tutup Kepala / Clothing Footwear and Headwear Barang-barang tahan lama / Durable Goods Pajak Pemakaian dan Premi Asuransi / Taxes and Insurance Keperluan Pesta dan Upacara / Parties And Ceremonies Jumlah /Total Jumlah Pengeluaran Makanan dan Bukan Makanan/ Total of Expenditure Food and Non Food Jawa Barat Dalam Angka/Jawa Barat in Figures

9 KONSUMSI DAN PENGELUARAN 10.2 Continued > Rata-rata Per Kapita/ Percapita Average [1] [8] [9] [10] 1. Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga / Housing and Household Facility Aneka Barang dan Jasa/ Goods and Services Pakaian, Alas kaki dan Tutup Kepala / Clothing Footwear and Headwear Barang-barang tahan lama / Durable Goods Pajak Pemakaian dan Premi Asuransi / Taxes and Insurance Keperluan Pesta dan Upacara / Parties And Ceremonies Jumlah/Total Jumlah Pengeluaran Makanan dan Bukan Makanan / Total of Expenditure Food and Non Food Jawa Barat Dalam Angka/Jawa Barat in Figures 2009

10 10.3 Persentase Pengeluaran Rata-Rata Per kapita Sebulan Untuk Sub Golongan Makanan Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita Sebulan Percentage Average Monthly Percapita Expenditure for Non Food by Monthly Percapita Expenditure Class (Rp/Rupiahs) 2008 < [1] [2] [3] [4] 1. Padi-padian / Cereals 38,10 27,12 33,53 2. Umbi-umbian/ Tubers 1,20 1,10 1,32 3. Ikan / Fish 11,07 4,76 3,88 4. Daging / Meat 0,00 0,00 0,43 5. Telur Susu / Egg and Milk 0,00 3,59 2,01 6. Sayur-sayuran / Vegetables 4,22 2,91 4,67 7. Kacang-kacangan /Legumes 2,12 0,94 2,71 8. Buah-buahan /Fruits 2,75 2,49 1,90 9. Minyak dan Lemak / Oil and Fats 2,36 3,88 2, Bahan Minuman / Beverage Stuffs 0,54 1,41 1, Bumbu-bumbuan / Spices 1,19 1,08 1, Komsumsi Lainnya / Miscellaneous Food Items 13. Makanan dan Minuman yang Sudah Jadi / Prepared Food and Beverages 0,00 0,94 1,46 2,64 3,71 2, Tembakau Sirih / Tobacco Betel 8,39 8,16 5,12 Jumlah / Total 74,58 62,09 65,89 Jawa Barat Dalam Angka/Jawa Barat in Figures

11 KONSUMSI DAN PENGELUARAN 10.3 Continued [1] [5] [6] [7] 1. Padi-padian / Cereals 29,18 23,94 17,95 2. Umbi-umbian/ Tubers 0,80 0,72 0,68 3. Ikan / Fish 4,23 3,77 3,81 4. Daging / Meat 0,47 0,96 1,39 5. Telur Susu / Egg and Milk 2,28 2,31 2,84 6. Sayur-sayuran / Vegetables 4,51 4,60 4,58 7. Kacang-kacangan /Legumes 2,20 2,58 2,66 8. Buah-buahan /Fruits 1,75 1,82 1,79 9. Minyak dan Lemak / Oil and Fats 3,35 3,19 2, Bahan Minuman / Beverage Stuffs 1,91 2,22 2, Bumbu-bumbuan / Spices 1,47 1,63 1, Komsumsi Lainnya / Miscellaneous Food Items 13. Makanan dan Minuman yang Sudah Jadi / Prepared Food and Beverages 1,92 2,20 2,11 4,63 6,15 9, Tembakau Sirih / Tobacco Betel 5,73 6,20 7,33 Jumlah / Total 64,44 62,30 61, Jawa Barat Dalam Angka/Jawa Barat in Figures 2009

12 10.3 Continued > Rata-rata Per Kapita / Percapita Average [1] [8] [9] [10] 1. Padi-padian / Cereals 11,65 4,90 9,24 2. Umbi-umbian/ Tubers 0,55 0,35 0,46 3. Ikan / Fish 3,34 2,49 2,94 4. Daging / Meat 1,98 2,53 2,17 5. Telur Susu / Egg and Milk 3,24 3,46 3,27 6. Sayur-sayuran / Vegetables 4,22 2,46 3,29 7. Kacang-kacangan /Legumes 2,30 1,28 1,78 8. Buah-buahan /Fruits 2,03 2,42 2,21 9. Minyak dan Lemak / Oil and Fats 2,47 1,51 2, Bahan Minuman / Beverage Stuffs 2,21 1,48 1, Bumbu-bumbuan / Spices 1,40 0,90 1, Komsumsi Lainnya / Miscellaneous Food Items 2,06 1,46 1, Makanan dan Minuman yang Sudah Jadi / Prepared Food and Beverages 11,91 13,83 12, Tembakau Sirih / Tobacco Betel 7,76 5,26 6,23 Jumlah / Total 57,12 44,32 50,67 Sumber Source : Survei Sosial Ekonomi Daerah - Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat : The 2008 Regional Socio - Economic Survey BPS Statistik of Jawa Barat Jawa Barat Dalam Angka/Jawa Barat in Figures

13 KONSUMSI DAN PENGELUARAN 10.4 Persentase Pengeluaran Rata-Rata Per kapita Sebulan Untuk Sub Golongan Bukan Makanan Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita Sebulan Percentage Average Monthly Percapita Expenditure for Non Food by Monthly Percapita Expenditure Class 2008 < [1] [2] [3] [4] 1. Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga / Housing and Household Facility 18,13 21,25 20,02 2. Aneka Barang dan Jasa/ Goods and Services 3. Pakaian Alas kaki dan Tutup Kepala / Clothing Footwear and Headwear 4. Barang-barang tahan lama / Durable Goods 3,05 9,99 9,30 3,69 6,05 4,14 0,25 0,08 0,29 5. Pajak Pemakaian dan Premi Asuransi / Taxes and Insurances 0,31 0,55 0,33 6. Keperluan Pesta dan Upacara / Parties And Ceremonies 0,00 0,00 0,03 Jumlah /Total 25,42 37,91 34,11 Jumlah Pengeluaran Makanan dan Non Makanan/ Total of Expenditure Food and Non Food 100,00 100,00 100, Jawa Barat Dalam Angka/Jawa Barat in Figures 2009

14 10.4 Continued [1] [5] [6] [7] 1. Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga / Housing and Household Facility 18,62 20,28 20,92 2. Aneka Barang dan Jasa/ Goods and Services 11,25 11,58 11,85 3. Pakaian, Alas kaki dan Tutup Kepala / Clothing, Footwear and Headwear 4,40 4,42 4,03 4. Barang-barang tahan lama / Durable Goods 0,65 0,81 1,26 5. Pajak Pemakaian dan Premi Asuransi / Taxes and Insurance 0,37 0,39 0,50 6. Keperluan Pesta dan Upacara / Parties And Ceremonies 0,26 0,24 0,39 Jumlah /Total 35,56 37,70 38,95 Jumlah Pengeluaran Makanan dan Bukan Makanan/ Total of Expediture Food and Non Food 100,00 100,00 100,00 Jawa Barat Dalam Angka/Jawa Barat in Figures

15 KONSUMSI DAN PENGELUARAN 10.4 Continued > Rata-rata Per Kapita/ Percapita Average [1] [8] [9] [10] 1. Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga / Housing and Household Facility 21,55 23,53 22,52 2. Aneka Barang dan Jasa/ Goods and Services 14,08 19,45 16,71 3. Pakaian, Alas kaki dan Tutup Kepala / Clothing, Footwear and Headwear 3,70 3,35 3,58 4. Barang-barang tahan lama / Durable Goods 2,10 6,25 4,27 5. Pajak Pemakaian dan Premi Asuransi / Taxes and Insurance 0,69 1,50 1,10 6. Keperluan Pesta dan Upacara / Parties And Ceremonies 0,75 1,59 1,16 Jumlah / Total 42,88 55,68 49,33 Jumlah Pengeluaran Makanan dan Bukan Makanan/ Total of Expediture Food and Non Food 100,00 100,00 100,00 Suuce : The 2008 Regional Socio - Economic Survey BPS Statistik of Jawa Barat 546 Jawa Barat Dalam Angka/Jawa Barat in Figures 2009

Comsumption and Cost

Comsumption and Cost Comsumption and Cost CONSUMPTION AND COST Pengeluaran rumah tangga dapat dibedakan menurut Pengeluaran Makanan dan Bukan Makanan, dimana menggambarkan bagaimana penduduk mengalokasikan kebutuhan rumah

Lebih terperinci

Comsumption and Cost

Comsumption and Cost Comsumption and Cost CONSUMPTION AND COST Grafik 10.2/Figure 10.2 Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang di Jawaa Barat Average Monthly Per Capita Expenditure by Regency/City

Lebih terperinci

CONSUMPTION AND COST

CONSUMPTION AND COST Besarnya pendapatan yang diperoleh/diterima rumah tangga dapat menggambarkan kesejahteraan suatu masyarakat. Namun demikian data pendapatan yang akurat sulit diperoleh, sehingga dalam survey/ kegiatan

Lebih terperinci

CONSUMPTION AND COST

CONSUMPTION AND COST Besarnya pendapatan yang diperoleh/diterima rumah tangga dapat menggambarkan kesejahteraan suatu masyarakat. Namun demikian data pendapatan yang akurat sulit diperoleh, sehingga dalam survey/ kegiatan

Lebih terperinci

CONSUMPTION AND COST

CONSUMPTION AND COST CONSUMPTION AND COST Besarnya pendapatan yang diperoleh/diterima rumah tangga dapat menggambarkan kesejahteraan suatu masyarakat. Namun demikian data pendapatan yang akurat sulit diperoleh, sehingga dalam

Lebih terperinci

x Comsumption and Cost

x Comsumption and Cost x Comsumption and Cost CONSUMPTION AND COST Kesejahteraan suatu kelompok masyarakat dapat diketahui dari tingkat pendapatan masyarakatnya. Namun data pendapatan yang akurat sulit diperoleh, sehingga dalam

Lebih terperinci

BAB. XII. KONSUMSI PENGELUARAN PER KAPITA Per Capita Expenditure Consumtion JAWA TENGAH DALAM ANGKA

BAB. XII. KONSUMSI PENGELUARAN PER KAPITA Per Capita Expenditure Consumtion JAWA TENGAH DALAM ANGKA BAB. XII KONSUMSI PENGELUARAN PER KAPITA Per Capita Expenditure Consumtion 539 540 BAB XII CHAPTER XII PENGELUARAN KONSUMSI PER KAPITA PER CAPITA CONSUMPTION EXPENDITURE Besarnya pendapatan yang diterima

Lebih terperinci

Konsumsi Consumption

Konsumsi Consumption Konsumsi Consumption Di negara-negara berkembang, pengeluaran untuk keperluan makanan masih merupakan bagian terbesar dari keseluruhan pengeluaran rumahtangga. Sementara di negara-negara maju, pengeluaran

Lebih terperinci

Konsumsi/ Consumption

Konsumsi/ Consumption Nusa Tenggara Barat in Figures 2012 531 532 Nusa Tenggara Barat in Figures 2012 BAB X KONSUMSI CHAPTER X CONSUMPTION Konsumsi/ Pada tahun 2011, rata rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk NTB sebesar

Lebih terperinci

10. PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK/Expenditure and Consumptions of People

10. PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK/Expenditure and Consumptions of People 10. PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK/Expenditure and Consumptions of People PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK PENJELASAN TEKNIS 1. Data Pengeluaran dan Konsumsi penduduk menurut kelompok barang diperoleh

Lebih terperinci

BPS-Statistics DKI Jakarta Provincial Office 491

BPS-Statistics DKI Jakarta Provincial Office 491 JAKARTA IN FIGURES 2007 EXPENDITURE AND CONSUMPTION 12. KONSUMSI DAN PENGELUARAN Tingkat ketersediaan pangan suatu daerah dapat ditinjau dari kecukupan gizi, angka kecukupan gizi yang dianjurkan pada Widyakarya

Lebih terperinci

KONSUMSI CONSUMPTION

KONSUMSI CONSUMPTION KONSUMSI CONSUMPTION NUSA TENGGARA BARAT DALAM ANGKA 2013 NUSA TENGGARA BARAT IN FIGURES 2013 BAB X KONSUMSI CHAPTER X CONSUMPTION Konsumsi/ Pada tahun 2012, rata rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk

Lebih terperinci

Konsumsi/ Consumption SEKAT

Konsumsi/ Consumption SEKAT SEKAT 505 506 BAB X KONSUMSI CHAPTER X CONSUMPTION Rata rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk NTB menurut golongan pengeluaran tahun 2007 sebesar 159.067 rupiah untuk makanan dan 100.711 rupiah

Lebih terperinci

Konsumsi/ Consumption

Konsumsi/ Consumption 529 530 BAB X KONSUMSI CHAPTER X CONSUMPTION Pada tahun 2008, rata rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk NTB sebesar 203.123 rupiah untuk makanan dan 169.343 rupiah untuk pengeluaran bukan makanan.

Lebih terperinci

Konsumsi/ Consumption

Konsumsi/ Consumption 2011 531 532 BAB X KONSUMSI CHAPTER X CONSUMPTION Pada tahun 2010, rata rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk NTB sebesar 255.273 rupiah untuk makanan dan 168.199 rupiah untuk pengeluaran bukan

Lebih terperinci

Konsumsi/ Consumption

Konsumsi/ Consumption 2010 529 530 BAB X KONSUMSI CHAPTER X CONSUMPTION Pada tahun 2009, rata rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk NTB sebesar 231.174 rupiah untuk makanan dan 159.851 rupiah untuk pengeluaran bukan

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK

KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK 596 Jambi Dalam Angka 2010 FOOD SUPPLY AND POPULATION OF EXPENDITURE BAB 10 KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK CHAPTER 10 FOOD SUPPLY AND

Lebih terperinci

BAB XI PENGELUARAN & KONSUMSI

BAB XI PENGELUARAN & KONSUMSI BAB XI PENGELUARAN & KONSUMSI NON MAKANAN 47,62% 52,38 % MAKANAN Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk 11. Pengeluaran dan Konsumsi 11. Expenditure and Consumtion Sebanyak 49,50 persen pengeluaran rata-rata

Lebih terperinci

BAB 10 KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK CHAPTER 10 FOOD SUPPLY AND POPULATION EXPENDITURE Pengeluaran dan Konsumsi

BAB 10 KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK CHAPTER 10 FOOD SUPPLY AND POPULATION EXPENDITURE Pengeluaran dan Konsumsi BAB 10 KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK CHAPTER 10 FOOD SUPPLY AND POPULATION EXPENDITURE 10.1. Pengeluaran dan Konsumsi Secara umum tingkat ketersediaan pangan nasional ditinjau dari

Lebih terperinci

Konsumsi dan Kemiskinan/ Consumption and Proverty

Konsumsi dan Kemiskinan/ Consumption and Proverty Consumption and Proverty 11.1. PENGELUARAN PENDUDUK Pada tahun 2008, kebanyakan pengeluaran penduduk di Kalimantan Timur digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan,konsumsi sedang selebihnya k bukan makanan

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK

KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK 522 Jambi Dalam Angka 2008 FOOD SUPPLY AND POPULATION OF EXPENDITURE BAB 10 KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK 10.1. Pengeluaran dan Konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang atau jasa yang memuaskan bagi konsumen mereka. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang atau jasa yang memuaskan bagi konsumen mereka. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, menimbulkan berbagai macam usaha bisnis dengan tujuan utamanya adalah memberikan atau menghasilkan barang

Lebih terperinci

Banyak kalangan pebisnis yang memprediksi bahwa tren pasar consumer. naiknya permintaan maupun konsumsi produk-produk fast moving consumer

Banyak kalangan pebisnis yang memprediksi bahwa tren pasar consumer. naiknya permintaan maupun konsumsi produk-produk fast moving consumer BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak kalangan pebisnis yang memprediksi bahwa tren pasar consumer goods di Indonesia akan meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG CHAPTER XII POPULATION EXPENDITURE AND CONSUMPTION Penjelasan Teknis Technical Notes 1. Data pengeluaran dan konsumsi penduduk menurut kelompok barang diperoleh dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Lebih terperinci

Pola Pengeluaran Rumah Tangga di Kabupaten Sangihe, Talaud dan Sitaro Menggunakan Analisis Biplot

Pola Pengeluaran Rumah Tangga di Kabupaten Sangihe, Talaud dan Sitaro Menggunakan Analisis Biplot JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE () 34-39 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo Pola Pengeluaran Rumah Tangga di Kabupaten Sangihe, Talaud dan Sitaro Menggunakan Analisis Biplot Arini

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG CHAPTER XII POPULATION EXPENDITURE AND CONSUMPTION Penjelasan Teknis Technical Notes 1. Data pengeluaran dan konsumsi penduduk menurut kelompok barang diperoleh dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 adalah segala. yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia.

I. PENDAHULUAN. Pangan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 adalah segala. yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah Pangan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA Executive Summary of Consumption and Expenditure of Indonesia

RINGKASAN EKSEKUTIF PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA Executive Summary of Consumption and Expenditure of Indonesia Katalog BPS : 3201013 Survei Sosial Ekonomi Nasional National Socio-Economic Survey RINGKASAN EKSEKUTIF PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA Executive Summary of Consumption and Expenditure of Indonesia

Lebih terperinci

IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA

IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA Data pola konsumsi rumah tangga miskin didapatkan dari data pengeluaran Susenas Panel Modul Konsumsi yang terdiri atas dua kelompok, yaitu data pengeluaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan gaya hidup masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan yang. menginginkan kepraktisan dalam mengonsumsi makanan dan minuman

I. PENDAHULUAN. dan gaya hidup masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan yang. menginginkan kepraktisan dalam mengonsumsi makanan dan minuman I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Terbukanya peluang bisnis di bidang makanan dan minuman merupakan hal yang sangat menarik bagi para pebisnis untuk memulai usaha dan mendapatkan omset yang

Lebih terperinci

ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI. Adi Bhakti ABSTRACT

ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI. Adi Bhakti ABSTRACT ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI Adi Bhakti Dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jambi adibhakti@unja.ac.id ABSTRACT This study aims

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk lebih dari 242 juta jiwa dan usia produktif sekitar 65%

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk lebih dari 242 juta jiwa dan usia produktif sekitar 65% BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang pada tahun 2012, dengan jumlah penduduk lebih dari 242 juta jiwa dan usia produktif sekitar 65% dari total jumlah

Lebih terperinci

PENGELUARAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

PENGELUARAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR PENGELUARAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR EXPENDITURE OF HOUSEHOLD RUBBER FARMERS IN THE VILLAGE PULAU JAMBU KUOK DISTRCT REGENCY KAMPAR Arif Suganda 1,

Lebih terperinci

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR Nurul Annisa Prias Kusuma Wardani, Suprapti Supardi, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

Tabel : Lanjutan. Kota/Cities Inflasi Tahun 2011 (1) (2)

Tabel : Lanjutan. Kota/Cities Inflasi Tahun 2011 (1) (2) Tabel : 09.03.01 Lanjutan Continued Kota/Cities Inflasi Tahun 2011 (1) (2) 46 Dumai 3,09 47 Tanjung Pinang 3,32 48 Bogor 2,85 49 Sukabumi 4,26 50 Bekasi 3,45 51 Depok 2,95 52 Tulungagung 3,60 53 Banyuwangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 2010 prevalensi merokok

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 2010 prevalensi merokok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, mengkonsumsi rokok dan produk tembakau lainnya sudah merupakan kebiasaan. Prevalensi konsumsi rokok cenderung meningkat dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan antara lain variabel konsumsi rumahtangga yang membedakan pada tiap klasifikasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG CHAPTER XI PRICES Penjelasan Teknis 1. Data harga yang disajikan meliputi Indeks Harga Konsumen (IHK) dan laju inflasi. Technical Notes 1. Price statistics cover : Consumer Price Indices (CPI) and inflation

Lebih terperinci

KEUANGAN DAN HARGA. Finance and Price

KEUANGAN DAN HARGA. Finance and Price KEUANGAN DAN HARGA Finance and Price FINANCE AND PRICE IX KEUANGAN DAN HARGA KEUANGAN Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan pada tahun anggaran 2012 sejumlah 539,609 milyar

Lebih terperinci

Pendapatan Regional dan Pengeluaran

Pendapatan Regional dan Pengeluaran Pendapatan Regional dan Pengeluaran 10.1 Pendapatan Regional Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor/lapangan usaha yang melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Jenjang Strata I Pada Jurusan Informatika

Lebih terperinci

CHAPTER XI POVERTY BAB XI KEMISKINAN

CHAPTER XI POVERTY BAB XI KEMISKINAN BAB XI KEMISKINAN Pada bab ini menyajikan gambaran umum kondisi kemiskinan di Kota Kendari yang mencakup jumlah penduduk miskin, Garis Kemiskinan, serta persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan perkapita

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan perkapita 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang. Definisi tersebut menjelaskan bahwa pembangunan tidak hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapkan dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapkan dengan berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapkan dengan berbagai kebutuhan yang tiada henti, karena memang pada dasarnya manusia tidak lepas dari kebutuhan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG CHAPTER XI PRICES Penjelasan Teknis 1. Data harga yang disajikan meliputi Indeks Harga Konsumen (IHK) dan laju inflasi. Technical Notes 1. Price statistics cover : Consumer Price Indices (CPI) and inflation

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam 57 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam penelitiannya penulis menggunakan data analisis dan interprestasi dari arti

Lebih terperinci

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2016

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2016 No. 05/01/75/Th.XI, 3 Januari 2017 KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2016 Berdasarkan survei pada September 2016 persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo sebesar 17,63 persen. Angka

Lebih terperinci

PERANAN PERTANIAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (MODUL 2)

PERANAN PERTANIAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (MODUL 2) PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN (PTE101002) PERANAN PERTANIAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (MODUL 2) TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP. Dr.Ir. Rini Dwiastuti, MS (Editor) TM 3 MATERI PEMBELAJARAN Sektor

Lebih terperinci

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2014

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2014 No. 05/01/75/Th.IX, 2 Januari 2015 KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2014 Pada September 2014 persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo sebesar 17,41 persen. Angka ini turun dibandingkan

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Berdasarkan Tingkat Pengeluaran... (Lindawati dan Subhechanis Saptanto)

Analisis Tingkat Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Berdasarkan Tingkat Pengeluaran... (Lindawati dan Subhechanis Saptanto) Analisis Tingkat Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Berdasarkan Tingkat Pengeluaran... (Lindawati dan Subhechanis Saptanto) ANALISIS TINGKAT KEMISKINAN DAN KETAHANAN PANGAN BERDASARKAN TINGKAT PENGELUARAN

Lebih terperinci

PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP.

PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP. PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP. TM2 MATERI PEMBELAJARAN PENDAHULUAN PERAN PERTANIAN SEBAGAI PRODUSEN BAHAN PANGAN DAN SERAT PERAN PERTANIAN SEBAGAI PRODUSEN BAHAN

Lebih terperinci

Jurnal Ekonomi Volume 18, Nomor 1 Maret 2010 PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DI DAERAH RIAU. Nursiah Chalid

Jurnal Ekonomi Volume 18, Nomor 1 Maret 2010 PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DI DAERAH RIAU. Nursiah Chalid PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DI DAERAH RIAU Nursiah Chalid Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru - Pekanbaru 28293 ABSTRAKSI Penelitian ini

Lebih terperinci

CHAPTER XII COMPARISON BETWEEN REGENCIES/ CITIES BAB XII PERBANDINGAN ANTARA KABUPATEN/ KOTA

CHAPTER XII COMPARISON BETWEEN REGENCIES/ CITIES BAB XII PERBANDINGAN ANTARA KABUPATEN/ KOTA BAB XII PERBANDINGAN ANTARA KABUPATEN/ KOTA Pada bab ini menyajikan gambaran umum perbandingan datadata strategis daerah Kota Kendari dengan kabupaten/kota lain yang berada di kawasan provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA

PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA Katalog BPS: 3201004 Survei Sosial Ekonomi Nasional National Socio-Economic Survey Buku 1 Book 1 PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA ht tp :// w w w.b ps.g o. id Expenditure for Consumption of

Lebih terperinci

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME PENJELASAN TEKNIS 1. Metodologi penghitungan pendapatan regional yang dipakai mengikuti buku petunjuk BPS Sistem Neraca Nasional. 2. Pengertian Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME PENJELASAN TEKNIS 1. Metodologi penghitungan pendapatan regional yang dipakai mengikuti buku petunjuk BPS Sistem Neraca Nasional. 2. Pengertian Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto/ Gross Regional Domestic Product

Produk Domestik Regional Bruto/ Gross Regional Domestic Product Produk Domestik Regional Bruto/ Bangka Selatan Dalam Angka/ Bangka Selatan In Figures 2012 327 328 Bangka Selatan Dalam Angka/ Bangka Selatan In Figures 2012 10.1 Produk Domestik Regional Bruto Produk

Lebih terperinci

Pendapatan Regional/ Regional Income

Pendapatan Regional/ Regional Income 2010 539 540 BAB XI PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER XI REGIONAL INCOME PDRB atas dasar berlaku pada tahun 2008 sebesar 35.261,68 milyar rupiah, sedang pada tahun sebelumnya 33522,22 milyar rupiah, atau mengalami

Lebih terperinci

PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA

PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA Katalog BPS: 3201004 Survei Sosial Ekonomi Nasional National Socio-Economic Survey Buku 1 Book 1 PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA Expenditure for Consumption of Indonesia 2012 Berdasarkan

Lebih terperinci

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO MARET 2017

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO MARET 2017 No. 37/07/75/Th.X. 17 Juli 2017 KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO MARET 2017 Berdasarkan survei pada Maret 2017 persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo sebesar 17,65 persen. Dibandingkan persentase

Lebih terperinci

sebanyak 158,86 ribu orang atau sebesar 12,67 persen. Pada tahun 2016, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu se

sebanyak 158,86 ribu orang atau sebesar 12,67 persen. Pada tahun 2016, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu se BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.02/06/33.08/Th.II, 15 Juni 2017 PROFIL KEMISKINAN DI KABUPATEN MAGELANG 2016 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN TAHUN 2016 SEBESAR 12,67 PERSEN Jumlah penduduk miskin

Lebih terperinci

BAB 10. PENDAPATAN REGIONAL

BAB 10. PENDAPATAN REGIONAL BAB 10. PENDAPATAN REGIONAL 10.1. Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha PDRB Kalimantan Selatan menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku dengan migas tahun 2009 mencapai 51.177 milyar

Lebih terperinci

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue Regional Revenue PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue 10.1 Pendapatan Regional Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor/lapangan usaha

Lebih terperinci

GAMBARAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PADI DI DESA MALIGAS TONGAH KECAMATAN TANAH JAWA KABUPATEN SIMALUNGUN

GAMBARAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PADI DI DESA MALIGAS TONGAH KECAMATAN TANAH JAWA KABUPATEN SIMALUNGUN GAMBARAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PADI DI DESA MALIGAS TONGAH KECAMATAN TANAH JAWA KABUPATEN SIMALUNGUN Entywe Habeahan 1), Zulhaida Lubis 2), Evawany Y Aritonang 2) 1) Alumni Mahasiswa Gizi

Lebih terperinci

BAB 9. KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

BAB 9. KEUANGAN DAN HARGA-HARGA Keuangan dan Harga-Harga BAB 9. KEUANGAN DAN HARGA-HARGA 9.1. Keuangan Daerah Realisasi penerimaan PBB yang dicatat oleh Inspeksi Pajak Bumi dan Bangunan menunjukkan bahwa pada tahun 2009 hampir semua

Lebih terperinci

sebanyak 160,5 ribu orang atau sebesar 12,98 persen. Pada tahun 2015, jumlah penduduk miskin mengalami sedikit kenaikan dibanding tahun sebelumnya, ya

sebanyak 160,5 ribu orang atau sebesar 12,98 persen. Pada tahun 2015, jumlah penduduk miskin mengalami sedikit kenaikan dibanding tahun sebelumnya, ya BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.02/11/33.08/Th.I, 08 November 2016 PROFIL KEMISKINAN DI KABUPATEN MAGELANG 2015 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN 2015 MENCAPAI 13,07 PERSEN Jumlah penduduk miskin

Lebih terperinci

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME NUSA TENGGARA BARAT DALAM ANGKA 2013 NUSA TENGGARA BARAT IN FIGURES 2013 Pendapatan Regional/ BAB XI PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER XI REGIONAL INCOME Produk Domestik

Lebih terperinci

3.1. Kualitas Sumberdaya Manusia

3.1. Kualitas Sumberdaya Manusia 3.1. Kualitas Sumberdaya Manusia Manusia pada hakekatnya merupakan mahluk Tuhan yang sangat kompleks, dimana secara hirarki penciptaan manusia dilatarbelakangi adanya asal usul manusia sebagai mahluk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat hal ini dibuktikan dengan sensus penduduk yang diadakan setiap 10 tahun sekali. Sensus penduduk ke lima yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG CHAPTER XIV REGIONAL INCOME Penjelasan Teknis Catatan Teknis 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (provinsi dan kabupaten/kota) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan

Lebih terperinci

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME BAB IX PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER IX REGIONAL INCOME Struktur Ekonomi. 9.1.

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME BAB IX PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER IX REGIONAL INCOME Struktur Ekonomi. 9.1. BAB IX PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER IX 9.1. Struktur Ekonomi 9.1. Economy Structure Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator utama perekonomian di suatu wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

Pendapatan Regional/ Regional Income

Pendapatan Regional/ Regional Income Nusa Tenggara Barat in Figures 2012 559 560 Nusa Tenggara in Figures 2012 BAB XI PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER XI REGIONAL INCOME Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada tahun

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA Executive Summary of Consumption and Expenditure of Indonesia

RINGKASAN EKSEKUTIF PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA Executive Summary of Consumption and Expenditure of Indonesia Katalog BPS : 3201013 Survei Sosial Ekonomi Nasional National Socio-Economic Survey RINGKASAN EKSEKUTIF PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA Executive Summary of Consumption and Expenditure of Indonesia

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR BAB II DESKRIPSI TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Konsumsi Konsumsi merupakan sebuah kata yang berasal dari Bahasa Inggris yaitu Consumption. Konsumsi artinya pemenuhan akan

Lebih terperinci

DAMPAK SOSIAL EKONOMI KONSUMSI ROKOK DI INDONESIA. Abdillah Ahsan Wakil Kepala Lembaga Demografi FEUI

DAMPAK SOSIAL EKONOMI KONSUMSI ROKOK DI INDONESIA. Abdillah Ahsan Wakil Kepala Lembaga Demografi FEUI DAMPAK SOSIAL EKONOMI KONSUMSI ROKOK DI INDONESIA Abdillah Ahsan Wakil Kepala Lembaga Demografi FEUI ahsanov@yahoo.com OUTLINE Jendela Peluang Bonus Demografi 2020-2030 Kegagalan Pasar dalam Konsumsi Rokok

Lebih terperinci

KEMISKINAN SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016

KEMISKINAN SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 05/01/12/Th. XX, 03 Januari 2017 KEMISKINAN SUMATERA UTARA SEPTEMBER PENDUDUK MISKIN SUMATERA UTARA SEPTEMBER SEBANYAK 1.452.550 ORANG (10,27%) Jumlah penduduk miskin di

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2013 No. 31/07/91/Th. VI, 1 Juli 2013 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2013 Jumlah penduduk miskin (Penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Papua Barat kondisi September 2012 sebesar

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN BALI, SEPTEMBER 2015

TINGKAT KEMISKINAN BALI, SEPTEMBER 2015 No. 06/01/51/Th. X, 4 Januari 2016 TINGKAT KEMISKINAN BALI, SEPTEMBER 2015 Terjadi kenaikan persentase penduduk miskin di Bali pada September 2015 jika dibandingkan dengan 2015. Tingkat kemiskinan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari tanaman Nicotiana

BAB I PENDAHULUAN. Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari tanaman Nicotiana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG 3.1. Kualitas Sumberdaya Manusia Manusia adalah makhluk Tuhan yang terdiri dari ruh dan jasad yang dilengkapi dengan potensi dan kelebihan dibandingkan makhluk lainnya,

Lebih terperinci

ANALSIS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA PADA KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI KOTA PEKANBARU

ANALSIS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA PADA KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI KOTA PEKANBARU ANALSIS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA PADA KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI KOTA PEKANBARU ANALYSIS OF HOUSEHOLD INCOME AND EXPENDITURE IN HOME SUSTAINABLE FOODS HOUSE FARMER AREA (KRPL)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketahanan Pangan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan menyebutkan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercemin dari tersedianya

Lebih terperinci

DRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang. dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat.

DRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang. dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat. BAB II METODOLOGI P DRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat. Penggunaan PDRB tersebut secara garis besar ada dua macam yaitu

Lebih terperinci

og: NGKASANEKSEKUT PENGELUARANDANKONSUMSI

og: NGKASANEKSEKUT PENGELUARANDANKONSUMSI Kat al og/ Cat al og:3201013 RI NGKASANEKSEKUT I F PENGELUARANDANKONSUMSI PENDUDUKI NDONESI A 201 6 ht tp :// w w w.b p s. go.id Ex e c u t i v esu mma r yo fco n s u mp t i o na n dex p e n d i t u r

Lebih terperinci

ANALISIS POLA DAN STRATEGI PENYEDIAAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI HUTAN KEMASYARAKATAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT

ANALISIS POLA DAN STRATEGI PENYEDIAAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI HUTAN KEMASYARAKATAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT ANALISIS POLA DAN STRATEGI PENYEDIAAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI HUTAN KEMASYARAKATAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT (Analysis of Food Supplying Pattern and Strategy of Social Forestry s Farmer Household in West

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014 No. 05/01/17/IX, 2 Januari 2015 TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014 - JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2014 MENCAPAI 316,50 RIBU ORANG - TREN KEMISKINAN SEPTEMBER 2014 MENURUN DIBANDINGKAN

Lebih terperinci

11. PENDAPATAN REGIONAL/Regional Incomes

11. PENDAPATAN REGIONAL/Regional Incomes 11. PENDAPATAN REGIONAL/Regional Incomes PENDAPATAN REGIONAL PENJELASAN TEKNIS 1. Penghitungan statistik neraca regional yang digunakan di sini mengikuti buku petunjuk yang diterbitkan oleh Perserikatan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN SEMARANG BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN SEMARANG No. 05/05/3322/Th.III, 07 Mei PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN SEMARANG BULAN APRIL DEFLASI SEBESAR 0,07 persen di Kabupaten Semarang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ependi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ependi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusiasenantiasa berusaha untuk memenuhi berbagai kebutuhannya yang tiada henti, karena memang pada dasarnya manusia tidak lepas

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG DAN BURUH PENYADAP KARET (JURNAL) Oleh Ivory Rizky Dianita

ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG DAN BURUH PENYADAP KARET (JURNAL) Oleh Ivory Rizky Dianita ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG DAN BURUH PENYADAP KARET (JURNAL) Oleh Ivory Rizky Dianita FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 Analisis Pola

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016 RINGKASAN 05/01/Th.XII, 03 JANUARI 2017 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Sulawesi Tenggara pada bulan September

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010 BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 34/07/33/Th. IV, 1 Juli 2010 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi

Lebih terperinci

penduduk pertengahan tahun tersebut sebesar person jiwa. Jawa Barat Dalam Angka / Jawa Barat in Figures

penduduk pertengahan tahun tersebut sebesar person jiwa. Jawa Barat Dalam Angka / Jawa Barat in Figures Regional Income REG GIONAL INCOM ME Jawa Barat Dallam Angka / Jaw wa Barat in Figurres 2011 521 REGIONAL INCOME PDRB Provinsi Jawa Barat tahun 2010 atas dasar harga berlaku sebesar 770.660.505 juta rupiah,

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 SEBANYAK 223,24 RIBU ORANG.

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 SEBANYAK 223,24 RIBU ORANG. No. 04/01/91/Th. VII, 2 Januari 2013 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 SEBANYAK 223,24 RIBU ORANG. Jumlah penduduk miskin berkurang 6,75 ribu

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2010

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2010 No. 27/ 07/91/Th. IV, 1 Juli 2010 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2010 Jumlah penduduk miskin di Provinsi Papua Barat pada tahun 2009 sebanyak 256.840 jiwa (35,71 persen) turun menjadi

Lebih terperinci

BAB. XI. PENDAPATAN REGIONAL Regional Income

BAB. XI. PENDAPATAN REGIONAL Regional Income BAB. XI PENDAPATAN REGIONAL Regional Income 515 516 BAB XI CHAPTER XI PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME 1. PDRB Jawa Tengah menurut Sektor Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2008 yang ditunjukkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JANUARI TAHUN 2017 INFLASI 0,94 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JANUARI TAHUN 2017 INFLASI 0,94 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 02/02/3571/Th.XVIII, 1 Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JANUARI TAHUN 2017 INFLASI 0,94 PERSEN Pada bulan Januari 2017 Kota Kediri

Lebih terperinci

INDEKS HARGA KONSUMEN DAN LAJU INFLASI KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014

INDEKS HARGA KONSUMEN DAN LAJU INFLASI KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 Judul Buku : INDEKS HARGA KONSUMEN DAN LAJU INFLASI KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 Nomor Publikasi : Ukuran Buku : Kwarto (21 x 28 cm) Jumlah Halaman : iv + 27 hal Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN BPS KABUPATEN KEBUMEN No. 06/06/33/05/Th. VI, 01 April 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN Pada Bulan Maret 2015 di Kota Kebumen terjadi

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2014

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2014 No. 05/01/81/Th. XVII, 02 Januari 2015 Agustus 2007 PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2014 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang pengeluaran per bulannya berada di bawah Garis Kemiskinan) di

Lebih terperinci