BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
|
|
- Dewi Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 72 A. Deskripsi Data 1. Aktivitas Siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Aktivitas Siswa Siklus I Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada siklus I berlangsung dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Prosentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I No Jenis Aktivitas Prosentase (%) Kategori 1 Membaca 37,5 Rendah 2 Mencatat 33,59 Rendah 3 Bertanya 40,63 Sedang 4 Menjawab 35,15 Rendah 5 Presentasi 39,06 Rendah 6 Mendengar 42,19 Sedang 7 Partisipasi 38,28 Rendah 8 Antusiasme 40,63 Sedang Rata-rata 38,37 Rendah Gambar 4.1 Grafik Prosentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I
2 73 Aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran pada siklus I ini, berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa aktivitas belajar siswa seperti membaca, mencatat, menjawab, presentasi, dan partisipasi masih dalam kategori rendah. Sementara untuk bertanya, mendengar, dan antusiasme sudah dalam kategori sedang. Secara umum aktivitas belajar siswa pada siklus I ini termasuk rendah. b. Aktivitas Siswa Siklus II Hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada siklus II berlangsung dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 Prosentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II No Jenis Aktivitas Prosentase (%) Kategori 1 Membaca 59,38 Sedang 2 Mencatat 55,47 Sedang 3 Bertanya 57,81 Sedang 4 Menjawab 57,03 Sedang 5 Presentasi 62,5 Tinggi 6 Mendengar 66,84 Tinggi 7 Partisipasi 58,59 Sedang 8 Antusiasme 56,25 Sedang Rata-rata 59,23 Sedang Gambar 4.2 Grafik Prosentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II
3 74 Tabel 4.3 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa dari Siklus I ke Siklus II No Jenis Aktivitas Peningkatan (%) 1. Membaca 21,88 2. Mencatat 21,88 3. Bertanya 17,18 4. Menjawab 21,88 5. Presentasi 23,44 6. Mendengar 24,65 7. Partisipasi 20,31 8. Antusiasme 15,62 Rata-rata 20,86 Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat terlihat bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa pada pembelajaran siklus II ini adalah sebesar 59,23% dan termasuk dalam kategori sedang. Aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran pada siklus II ini berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat terjadi peningkatan pada semua jenis aktivitas dibandingkan pada pembelajaran siklus I. Rata-rata peningkatan aktivitas siswa adalah sebesar 20,86% dan perlu untuk ditingkatkan kembali. c. Aktivitas Siswa Siklus III Hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada siklus III berlangsung dapat dilihat pada tabel 4.4.
4 75 Tabel 4.4 Prosentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus III No Jenis Aktivitas Prosentase (%) Kategori 1 Membaca 75 Tinggi 2 Mencatat 77,34 Tinggi 3 Bertanya 77,34 Tinggi 4 Menjawab 78,91 Tinggi 5 Presentasi 77,34 Tinggi 6 Mendengar 75,78 Tinggi 7 Partisipasi 78,13 Tinggi 8 Antusiasme 81,25 Sangat tinggi Rata-rata 77,64 Tinggi Gambar 4.3 Grafik Prosentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus III Tabel 4.5 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa dari Siklus II ke Siklus III No Jenis Aktivitas Peningkatan (%) 1. Membaca 15,62 2. Mencatat 21,87 3. Bertanya 19,53 4. Menjawab 21,88 5. Presentasi 14,84 6. Mendengar 8,94 7. Partisipasi 19,54 8. Antusiasme 25 Rata-rata 18,40 Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat terlihat bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa pada pembelajaran siklus III ini adalah sebesar 77,64% dan termasuk dalam kategori tinggi. Aktivitas belajar siswa selama mengikuti
5 76 pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada siklus III ini berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat terjadi peningkatan pada semua jenis aktivitas dibandingkan pada pembelajaran siklus II. Rata-rata peningkatan aktivitas siswa adalah sebesar 18,40%. d. Perkembangan Aktivitas Siswa Selama 3 Siklus Gambaran peningkatan aktivitas belajar siswa pada setiap siklus ditunjukkan pada grafik di bawah ini : Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa pada Tiap Siklus
6 77 Gambar 4.5 Grafik Prosentase Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa Tiap Siklus Berdasarkan grafik di atas diperoleh gambaran bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 38,38% dan termasuk dalam kategori rendah. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) belum berjalan dengan sebagaimana mestinya. Aktivitas belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 58,99% dan termasuk dalam kategori sedang. Rata-rata peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 20,61%. Peningkatan ini dikarenakan guru telah belajar dari pengalaman pada siklus I dan melakukan perbaikan-perbaikan. Aktivitas siswa pada pembelajaran siklus III ini mengalami peningkatan sebesar 18,65% dibandingkan siklus II menjadi 77,64% dan tergolong kategori tinggi. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) telah meningkatkan aktivitas belajar siswa.
7 78 Secara keseluruhan proses pembelajaran yang berlangsung sudah menunjukkan karakteristik pembelajaran kooperatif, sebagaimana yang diungkapkan oleh Karli dan Yuliariatiningsih (2002:71) sebagai berikut: a. Individual Accountability, yaitu bahwa setiap kelompok mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi kelompok, sehingga keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh tanggung jawab anggota. b. Social Skill, meliputi seluruh kehidupan sosial, kepekaan sosial dan mendidik siswa untuk menumbuhkan pengekangan diri dan pengerahan diri demi kepentingan kelompok. Keterampilan ini mengajarkan siswa untuk belajar memberi dan menerima, mengambil dan menerima tanggung jawab, menghormati hak orang lain dan membentuk kesadaran sosial. c. Positif Interdependence, adalah sifat yang menunjukkan saling ketergantungan satu terhadap yang lain di dalam kelompok yang positif. Keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh peran serta setiap anggota kelompok, karena setiap anggota kelompok dianggap memiliki kontribusi. d. Group Processing, proses perolehan jawaban permasalahan dikerjakan oleh kelompok secara bersama-sama. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) telah menempatkan siswa sebagai pusat kegiatan belajar mengajar (student centered). Hal ini sesuai indikator aktivitas siswa yang diungkapkan oleh Kunandar (2010:277) yaitu: Pertama, mayoritas siswa beraktivitas siswa dalam pembelajaran; kedua, aktivitas pembelajaran didominasi oleh siswa; ketiga, mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru melalui pembelajaran kooperatif.
8 79 2. Aktivitas Guru a. Aktivitas Guru Siklus I Hasil observasi terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus I berlangsung dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.6 Aktivitas Guru selama Pembelajaran Siklus I NO Kegiatan Frekuensi 1 Membuka pelajaran 3 2 Mengecek kehadiran siswa 3 3 Memotivasi siswa 2 4 Membuka kaitan materi bahan ajar sebelumnya dengan materi yang 2 akan diajarkan 5 Kejelasan suara dalam berkomunikasi 3 6 Mobilitas posisi tempat dalam kelas 3 7 Kejelasan menerangkan berdasarkan aspek kompetensi 2 8 Kejelasan memberikan contoh 2 9 Penguasaan materi bahan ajar 2 10 Penggunaan media 2 11 Penjelasan metode pembelajaran 2 12 Teknik pembagian kelompok 2 13 Bimbingan kepada kelompok 2 14 Pengelolaan kegiatan diskusi 1 15 Pemberian pertanyaan 2 16 Kemampuan melakukan evaluasi 2 17 Pemberian penghargaan kepada kelompok 2 18 Pemberian nilai 2 19 Menyimpulkan materi pembelajaran 2 20 Menutup pembelajaran 2 Jumlah 43 Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I ini tergolong kecil dengan frekuensi sebesar 43 atau 53,8 % dari frekuensi ideal sebesar 80. Hal ini dikarenakan guru masih canggung dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini. Guru kurang memberikan penjelasan mengenai teknis pelaksanaan pembelajaran sehingga siswa suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif. Berdasarkan tabel di atas terlihat dalam pembagian kelompok dan pengelolaan kegiatan diskusi
9 80 aktivitas guru masih rendah karena guru belum bisa mengkondisikan siswa sepenuhnya. b. Aktivitas Guru Siklus II Hasil observasi terhadap aktivitas guru selama pembelajaran pada siklus II berlangsung dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.7 Aktivitas Guru selama Pembelajaran pada Siklus II NO Kegiatan Frekuensi 1 Membuka pelajaran 3 2 Mengecek kehadiran siswa 3 3 Memotivasi siswa 3 4 Membuka kaitan materi bahan ajar sebelumnya dengan materi yang 3 akan diajarkan 5 Kejelasan suara dalam berkomunikasi 3 6 Mobilitas posisi tempat dalam kelas 3 7 Kejelasan menerangkan berdasarkan aspek kompetensi 3 8 Kejelasan memberikan contoh 2 9 Penguasaan materi bahan ajar 3 10 Penggunaan media 2 11 Penjelasan metode pembelajaran 3 12 Teknik pembagian kelompok 3 13 Bimbingan kepada kelompok 3 14 Pengelolaan kegiatan diskusi 2 15 Pemberian pertanyaan 2 16 Kemampuan melakukan evaluasi 3 17 Pemberian penghargaan kepada kelompok 3 18 Pemberian nilai 2 19 Menyimpulkan materi pembelajaran 2 20 Menutup pembelajaran 3 Jumlah 54 Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II ini mengalami peningkatan sebesar 13,7% dibandingkan pada pembelajaran siklus I menjadi 67,5% dari frekuensi ideal sebesar 80, dan masih tergolong dalam kategori sedang. Guru pada siklus II ini sudah mampu mengkondisikan siswa selain itu pada pembelajaran siklus II ini guru lebih intensif lagi dalam membimbing kegiatan kelompok. Berdasarkan tabel 4.7 di atas
10 81 terlihat dalam melakukan bimbingan kepada kelompok dan pengelolaan kegiatan diskusi, guru telah melakukannya dengan lebih baik dibandingkan siklus sebelumnya. c. Aktivitas Guru Siklus III Hasil observasi terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus III berlangsung dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.8 Aktivitas Guru selama Pembelajaran Siklus III NO Kegiatan Frekuensi 1 Membuka pelajaran 3 2 Mengecek kehadiran siswa 4 3 Memotivasi siswa 4 4 Membuka kaitan materi bahan ajar sebelumnya dengan materi yang 3 akan diajarkan 5 Kejelasan suara dalam berkomunikasi 4 6 Mobilitas posisi tempat dalam kelas 4 7 Kejelasan menerangkan berdasarkan aspek kompetensi 3 8 Kejelasan memberikan contoh 2 9 Penguasaan materi bahan ajar 3 10 Penggunaan media 2 11 Penjelasan metode pembelajaran 4 12 Teknik pembagian kelompok 4 13 Bimbingan kepada kelompok 4 14 Pengelolaan kegiatan diskusi 4 15 Pemberian pertanyaan 3 16 Kemampuan melakukan evaluasi 4 17 Pemberian penghargaan kepada kelompok 3 18 Pemberian nilai 2 19 Menyimpulkan materi pembelajaran 4 20 Menutup pembelajaran 4 Jumlah 68 Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran pada siklus III menunjukkan frekuensi 68 atau 85% dari frekuensi ideal. Aktivitas guru pada pembelajaran siklus III ini menunjukkan peningkatan sebesar 17,5% dibandingkan pada pembelajaran siklus II sebesar 67,5% dari frekuensi ideal sebesar 80, dan tergolong dalam kategori sangat tinggi.
11 82 Guru pada siklus III telah mendapat banyak masukan baik dari observer maupun dari guru mata pelajaran sehingga performance guru pada pembelajaran siklus III ini mengalami perubahan yang lebih baik dibandingkan dengan siklussiklus sebelumnya. Selain itu pada pembelajaran siklus III ini, guru sudah lebih mengenal karakteristik dari siswa sehingga lebih mudah dalam mengkondisikan siswa. d. Perkembangan Aktivitas Guru Selama Tiga Siklus Gambaran peningkatan aktivitas guru pada setiap siklus pembelajaran ditunjukkan pada grafik di bawah ini: Gambar 4.6 Grafik Perkembangan Aktivitas Guru Berdasarkan grafik di atas diperoleh gambaran aktivitas guru pada siklus I sebesar 53,8% meningkat pada siklus II menjadi 67,5% dan pada siklus III kembali meningkat menjadi 85%. Peningkatan ini dikarenakan pada setiap kali selesai PBM, peneliti melakukan diskusi dengan observer dan guru mata pelajaran untuk meminta saran demi perbaikan pada siklus-siklus selanjutnya. Hasil observasi menunjukkan keseluruhan aspek guru dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini sudah berjalan dengan baik. Aktivitas guru selama proses pembelajaran seperti
12 83 menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, mengorganisasikan siswa, membimbing kelompok, dan mengelola kegiatan belajar mengajar sudah sesuai dengan pembelajaran kooperatif. Dalam proses pembelajaran, guru sebagai motivator dan fasilitator telah mampu menciptakan suatu kondisi dimana siswa dapat aktif dalam membangun pengetahuan melalui berbagai aktivitas belajarnya. Secara umum, guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan prinsip konstruktivisme sebagaimana yang diungkapkan oleh Driver dalam Suparno (1997: 4) yang menyatakan bahwa prinsip-prinsip konstruktivisme dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun sosial. 2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali dengan keaktifan siswa. 3) Siswa aktif mengkontruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju konsep yang lebih rinci, lengkap serta sesuai dengan konsep. 4) Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus.
13 84 3. Hasil Belajar a. Hasil Belajar Siklus I Nilai tes pada pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) siklus I apabila dikonversikan ke dalam standar nilai, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.9 Prosentase Hasil Tes Siswa pada Siklus I Rentang Nilai Pre-test Post-test Kategori A (Lulus Amat Baik) B (Lulus Baik) (43,75%) C (Lulus Cukup) (100%) 18 (56,25%) D (Belum Lulus) Jumlah (100%) Dari tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa pada saat pre test sebanyak 32 orang siswa atau 100% dari jumlah total siswa belum lulus. Untuk hasil post test, dapat dilihat sebanyak 14 orang siswa atau 43,75% dari jumlah total siswa lulus dengan kategori C (lulus cukup), dan sisanya sebanyak 18 orang siswa atau 56,25% dari jumlah total siswa belum lulus. Hasil belajar pada siklus I ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum berjalan dengan baik sehingga diperlukan perbaikan-perbaikan agar hasil pembelajaran dapat meningkat. Peningkatan hasil belajar siswa yang diukur melalui data pre-test dan post-test yang dinyatakan dalam N-gain, dapat dilihat pada tabel 4.10.
14 85 Tabel 4.10 Prosentase Normalisasi Gain pada Siklus I Rentang Kategori Prosentase 0,70 Tinggi 0 0,3 g < 0,70 Sedang 32 (100 %) < 0,30 rendah 0 Jumlah 32 (100%) Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh gambaran sebanyak 32 orang siswa atau 100% dari jumlah total siswa mengalami peningkatan dalam kategori sedang. Rata-rata peningkatan N-gain pada pembelajaran siklus I ini adalah sebesar 0,48 dan termasuk dalam peningkatan dengan kategori sedang. b. Hasil Belajar Siklus II Hasil tes pada siklus II apabila dikonversikan ke dalam standar nilai, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.11 Prosentase Hasil Tes Siswa pada Siklus II Rentang Nilai Pre-test Post-test Kategori A (Lulus Amat Baik) (15,6%) B (Lulus Baik) (71,9%) C (Lulus Cukup) (100%) 4 (12,5%) D (Belum Lulus) Jumlah (100%) Dari tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa pada saat pre test sebanyak 32 orang siswa atau 100% dari jumlah total siswa belum lulus. Untuk hasil post test, dapat dilihat sebanyak 5 orang siswa atau 15,6% dari jumlah total siswa lulus dengan kategori B (lulus baik), sementara 23 orang siswa atau 71,9% dari jumlah total siswa lulus dengan kategori C (lulus cukup), dan sisanya sebanyak 4 orang
15 86 siswa atau 12,5% dari jumlah total siswa belum lulus. Hasil belajar yang dilihat dari hasil post test pada siklus II ini meningkat dibandingkan siklus I dengan ratarata kelas 70 dan nilai tertinggi yaitu 80. Peningkatan hasil belajar ini dikarenakan adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan berdasarkan refleksi pada siklus I, meskipun begitu masih terdapat beberapa siswa yang belum lulus sehingga menunjukkan masih diperlukannya perbaikan dalam proses pembelajaran. Peningkatan hasil belajar siswa yang diukur melalui data pre-test dan posttest yang dinyatakan dalam N-gain, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.12 Prosentase Normalisasi Gain Siklus II Rentang Kategori Prosentase 0,70 Tinggi 0 0,3 g < 0,70 Sedang 32 (100%) < 0,30 rendah 0 Jumlah 32 (100%) Berdasarkan tabel 4.12 di atas, sebanyak 32 orang atau 100% dari jumlah total siswa mengalami peningkatan hasil belajar dalam kategori sedang. Rata-rata peningkatan N-gain adalah 0,58 termasuk dalam kategori sedang. c. Hasil Belajar Siklus III Nilai tes pada siklus III apabila dikonversikan ke dalam standar nilai, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.13 Prosentase Hasil Tes Siswa pada Siklus III Rentang Nilai Pre-test Post-test Kategori (18,75%) A (Lulus Amat Baik) (62,5%) B (Lulus Baik) (18,75%) C (Lulus Cukup) (100%) 0 D (Belum Lulus) Jumlah (100%)
16 87 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada saat pre test sebanyak 32 orang siswa atau 100% dari jumlah total siswa belum lulus. Untuk hasil post test, dapat dilihat sebanyak 6 orang siswa atau 18,75% dari jumlah total siswa lulus dengan kategori A (lulus amat baik), sementara 20 orang siswa atau 62,5% dari jumlah total siswa lulus dengan kategori B (lulus baik), dan sisanya sebanyak 6 orang siswa atau 18,75% dari jumlah total siswa lulus dengan kategori C (lulus cukup). Pembelajaran pada siklus III ini telah mencapai hasil yang baik dimana tingkat kelulusan siswa sebesar 100%. Hasil belajar pada siklus III ini meningkat dibandingkan siklus II, dengan rata-rata kelas 80 dan nilai tertinggi yaitu 90. Peningkatan hasil belajar ini dikarenakan guru telah melaksanakan perbaikanperbaikan berdasarkan hasil refleksi pada pembelajaran siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran siklus III ini yang diukur melalui data pre-test dan post-test yang dinyatakan dalam N-gain, dapat dilihat pada tabel Tabel 4.14 Prosentase Normalisasi Gain pada Siklus III Rentang Kategori Prosentase 0,70 Tinggi 26 (81,3%) 0,3 g < 0,70 Sedang 6 (18,8 %) < 0,30 rendah 0 Jumlah 32 (100%) Berdasarkan pada tabel 4.14 di atas, sebanyak 26 siswa atau 81,3% dari total siswa mengalami peningkatan hasil belajar dalam kategori tinggi dan sisanya sebanyak 6 siswa atau 18,8 % dari total siswa mengalami peningkatan dengan
17 88 kategori sedang. Rata-rata peningkatan N-gain dalam kelas adalah 0,718 dibulatkan menjadi 0,72 yang digolongkan dalam kategori tinggi. d. Perkembangan Hasil Belajar Siswa Selama 3 Siklus Gambaran peningkatan hasil siswa pada setiap siklus ditunjukkan pada grafik di bawah ini : Gambar 4.7 Grafik Perkembangan Hasil Belajar Siswa Selama 3 Siklus Sementara untuk peningkatan hasil belajar siswa yang dinyatakan dalam gain ternormalisasi untuk setiap siklus pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) diperlihatkan pada gambar 4.8.
18 89 Gambar 4.8 Grafik Perkembangan Hasil Belajar Siswa dalam N-gain Berdasarkan grafik perkembangan hasil belajar siswa selama tiga siklus diperoleh gambaran bahwa pada siklus I nilai rata-rata pre-test siswa sebesar 29,38 dan mengalami peningkatan pada post-test sebesar 33,72 poin menjadi 63,1 dengan normalisasi gain sebesar 0,48 yang termasuk kategori sedang. Pada siklus I hasil belajar siswa dapat dikatakan belum baik, hal ini dikarenakan cara belajar siswa atau dengan kata lain aktivitas belajar siswa pada siklus I ini masih dalam kategori rendah. Pada siklus I ini siswa belum melaksanakan tahapan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan baik, dimana hanya sebagian siswa di dalam kelompok yang bekerja dalam pembahasan materi, sementara anggota kelompok yang lainnya pasif. Hal ini yang membuat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan menjadi belum maksimal. Pada siklus II nilai rata-rata pre-test sebesar 29,69 mengalami peningkatan sebanyak 40,93 poin menjadi 70,62 pada saat post-test dengan normalisasi gain sebesar 0,58 yang termasuk dalam kategori sedang. Pada pembelajaran siklus II ini tahapan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) sudah mulai terlihat baik dimana setiap anggota kelompok mulai menunjukkan tanggung jawab pribadinya dengan melaksanakan tugasnya. Setiap anggota
19 90 kelompok terlihat membaca modul untuk memahami bahasan yang menjadi bagiannya dan didiskusikan bersama anggota kelompok lain. Pada siklus III nilai rata-rata pre-test sebesar 29,38 meningkat sebanyak 50,62 poin pada saat post-test menjadi 80 dengan normalisasi gain sebesar 0,72 yang termasuk dalam kategori tinggi. Pada pembelajaran siklus III ini hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan siklus II dikarenakan pada pembelajaran siklus III ini setiap anggota kelompok sudah melaksanakan tanggung jawab pribadinya dengan baik dan mampu bekerjasama secara lebih baik bersama kelompoknya dalam memahami materi-materi yang diajarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Slavin (2009:41) bahwa, pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan kelompok dan tanggung jawab individual akan meningkatkan pencapaian prestasi siswa. B. Pembahasan Hasil Penelitian Secara umum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini telah berhasil memperbaiki motivasi siswa, cara belajar siswa, sikap dan kebiasaan siswa, maupun ketekunan siswa dalam belajar. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Nana Sudjana dalam Priambodo (2006: 12) bahwa hal-hal yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut : Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa itu seperti faktor kemampuan yang dimilikinya dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti; motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
20 91 Pada umumnya proses pembelajaran sudah menunjukkan adanya perbaikan dan berhasil menciptakan suatu kondisi sedemikian rupa sehingga terjadi peningkatan aktivitas maupun hasil belajarnya. Dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini bisa diterapkan di mata diklat keteknikan seperti DKKTM mengingat model pembelajaran ini jarang sekali diterapkan di mata diklat keteknikan, didukung dari aktivitas guru yang semakin meningkat dan mampu melaksanakan langkahlangkah penerapan model pembelajaran ini sehingga mampu membuat siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peningkatan hasil belajar siswa ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini bisa membuat materi pelajaran yang menurut siswa termasuk sukar menjadi mudah untuk dipahami oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh Trianto (2007: 41) bahwa Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Sependapat dengan itu, Lie (2004:31) mengungkapkan bahwa, banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru. Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada kompetensi dasar mengenal komponen roda gigi di kelas XI TGM, telah berhasil meningkatkan aktivitas sekaligus hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang
21 92 diungkapkan oleh Sanjaya (2006:247) mengenai kelebihan pembelajaran kooperatif sebagai berikut : 1) Siswa tidak terlalu bergantung pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan bepikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain. 2) Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan dengan ide-ide orang lain. 3) Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. 4) Dapat meningkatkan prestasi akademik. 5) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan wawancara dan observasi. awal, yaitu pembelajaran yang berlangsung secara alamiah, kemudian dilakukan
71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pra Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan wawancara dan observasi awal, yaitu pembelajaran yang berlangsung secara alamiah, kemudian dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING
111 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI Raden I. Saputra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadipribadi manusia yang berkualitas. Masyarakat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Penalaran Matematis Shadiq (Depdiknas, 2009) menyatakan bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan dalam rangka membuat suatu pernyataan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan dengan revisi kecil.
BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan 1. Kevalidan Perangkat Pembelajaran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat dalam penelitian ini memiliki
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. 1. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Barisan dan Deret dengan. penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited
BAB VI PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan uraian dan analisis penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Barisan dan Deret
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
93 A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN 25 Kota Bengkulu. Subyek penelitian ini yaitu guru dan seluruh siswa
Lebih terperinciMENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF
16 MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Ari A. Ramadhan 1, Syamsuri Hasan 2, Kamin Sumardi 3 Departemen
Lebih terperinciISSN Heri Sutarno Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Dedi Rohendi dedir@centrin.co.id Heri Sutarno
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Bertukar Pasangan dengan
BAB V PEMBAHASAN A. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Bertukar Pasangan dengan Pendekatan Open Ended Penelitian dengan menerapkan pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV
21 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV pada semester I (ganjil) Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 38
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK
Journal of Mechanical Engineering Education, Vol.1, No.2, Desember 2014 323 MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Wisnu D. Yudianto 1, Kamin Sumardi 2, Ega
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02 Salatiga dengan jumlah siswa 17 siswa. Sebelum dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. pembelajaran menuntut seorang guru melakukan inovasi-inovasi dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan terutama
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, kemauan, minat, sikap, kemampuan untuk berpikir logis, praktis,
Lebih terperinciKata Kunci: Hasil Belajar, kesebangunan, simetri.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI SIFAT-SIFAT KESEBANGUNAN DAN SIMETRI MELALUI KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN TALKING STICK DAN DEMONSTRATION DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KUIN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII, merupakan salah satu materi pokok dalam pelajaran biologi disekolah. Sistem gerak merupakan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pengamat maupun dari peneliti sendiri berdasarkan fokus penelitian
78 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada bagian ini akan membahas hal-hal yang telah diperoleh baik dari pengamat maupun dari peneliti sendiri berdasarkan fokus penelitian 1. Fokus belajar pada Penerapan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW FAHRUDDIN Guru SMA Negeri 1 Medan Email: fahruddin1958@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciSuherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang
II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan yang diharapkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya.
2 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Menurut NCTM (2000) pemecahan masalah berarti melibatkan diri dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya. Menyelesaikan
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I WONOREJO KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013
148 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I WONOREJO KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013 Oleh:
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar lampung pada kelas X 2
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar lampung pada kelas X 2 dengan jumlah siswa 28 orang mulai tanggal 29 April 2010 sampai 17 Mei
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biologi di sekolah. Oleh karena itu, para guru harus berusaha untuk memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di sekolah, mata pelajaran biologi cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang disukai oleh sebahagian siswa, karena pada mata pelajaran biologi
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization
Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Yolanda Dian Nur Megawati & Annisa Ratna Sari Halaman
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA TAHUN AJARAN 2011/2012
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS IV SD NEGRI NGROTO 02 GUBUG GROBOGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester
III. METODE PENELITIAN A. Seting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester genap tahun pelajaran 2010-2011. Jumlah siswa pada kelas tersebut ada 32 orang
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A Hasil Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda sebagai post test. Sebelum digunakan untuk mengukur hasil belajar instrumen
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1.Siklus I a. Perencanaan Tindakan Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VI Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada abad 21 ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad 21 ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia berkembang dengan pesat. Perkembangan ini berpengaruh besar terhadap berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama dalam pembelajaran matematika. Matematika adalah ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan proses belajar mengajar sangatlah penting, terutama dalam pembelajaran matematika. Matematika adalah ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran
Lebih terperinciModel pembelajaran matematika di sd
Model pembelajaran matematika di sd Tahapan Proses Belajar Mengajar Input Proses Output 1 Input kejadian pertama yang menggambarkan siswa yang memiliki sejumlah materi prasyarat dari konsep yang akan dipelajari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini masih menjadi pembicaraan hangat dalam masalah mutu pendidikan adalah prestasi belajar siswa dalam suatu bidang tertentu. Menyadari hal tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran di sekolah, siswa didorong untuk lebih aktif agar dapat menghubungkan konsep materi yang telah didapatkan dengan konsep yang baru sehingga
Lebih terperinci*
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KELAS X SMA NEGERI 10 PEKANBARU Sulastri Sibarani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tanggung jawab, sehigga kebebasan yang bertanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah kedewasaan dan kematangan. Arti kedewasaan dalam konotasi ini sangat luas tidak
Lebih terperinciPENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD
PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD Suciono Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan, kab. Langkat Abstract: This study aims to determine whether
Lebih terperinciSyifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN MOJOKERTO KABUPATEN MOJOKERTO Syifa ur Rokhmah Jurusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus I Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 2 September 2014 dilaksanakan observasi awal dan tanggal 4 September
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang berkembang akan dapat menghasilkan
Lebih terperinciTiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI EKONOMI SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN Tiamsa Napitupulu Guru Mata
Lebih terperinciaspek saja, tetapi terjadi secara menyuluruh yang meliputi aspek kognitif, afektif,
Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku individu, sebagai akibat atau umpan balik dari proses pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut bukan terjadi hanya pada satu aspek saja, tetapi terjadi
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Tiara Irmawati Budi Handoyo Purwanto Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 LENDAH Joko Prayitno 11144100066 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 3 Kalirejo Kudus kurang efektif. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menyampaikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam bentuk tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas dan keberhasilan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikannya. Hal mendasar yang perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas dan keberhasilan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikannya. Hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam pencapaian kualitas pendidikan adalah bagaimana
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI Dwi Avita Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : danz_atta@yahoo.co.id Abstrak
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciIsak Ritonga Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri 4 Medan Surel :
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKAKELAS IX-10 SMP NEGERI 4 MEDAN Isak Ritonga Guru Mata Pelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembelajaran dikatakan berkualitas apabila pembelajaran melibatkan seluruh komponen utama proses belajar mengajar, yaitu guru, siswa dan interaksi antara keduanya, serta
Lebih terperinciPembelajaran Kooperatif TAI dan Game Puzzle dalam Meningkatkan Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Matematika
126 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1, Nomor 2, Juni 2013, Halaman 126-132 Pembelajaran Kooperatif TAI dan Game Puzzle dalam Meningkatkan Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Matematika Any Herawati Pendidikan
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA Susilawati SD Negeri 054931 Batu Melenggang, kab. Langkat Abstract: This classroom action
Lebih terperinciSebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan
31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Kondisi awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Veithzal dan Sylviana (2010:1) mengatakan bahwa: Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan mutu SDM menuju era globalisasi yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada kelas VIII-A cenderung text book oriented dan teacher oriented. Hal ini terlihat dari hasil
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami
BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Pemahaman Konsep Matematika Salah satu tujuan mata pelajaran matematika dalam kurikulum 2006 yaitu bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bagaimana pengetahuan disusun dalam diri manusia. Unsur-unsur konstruktivisme
12 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam diri manusia. Unsur-unsur konstruktivisme telah lama
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016
1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Nur Hasanah Dr. Wisman Hadi, M. Hum. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas tenaga
Lebih terperinciBAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan temuan penelitian dan pembahasan yang
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan temuan penelitian dan pembahasan yang terdiri dari sebaran dan peningkatan pemahaman siswa dengan penjabaran masing-masing indikator baik pada kelas
Lebih terperinciKOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERMODIFIKASI DAN THINK-PAIR-SHARE
KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERMODIFIKASI DAN THINK-PAIR-SHARE Oleh: Kiki Fatkhiyani STKIP NU Indramayu, Jawa Barat ABSTRAK Kecakapan sosial
Lebih terperinciBAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas dapat diketahui bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal Pada saat peneliti melakukan observasi pembelajaran matematika di kelas dapat diketahui bahwa pembelajaran yang dilakukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam menyusun sebuah laporan Penelitian Tindakan Kelas, tentunya penulis tidak dapat hanya mengandalkan pengetahuan pribadi yang dimiliki tanpa bantuan sumber-sumber yang relevan
Lebih terperinciUniversitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: , ABSTRAK
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 36-41 EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DISERTAI EKSPERIMEN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Penyelenggaraan pendidikan baik secara formal maupun informal harus disesuaikan dengan
Lebih terperinciBAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaboratif
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika tidak hanya mengharuskan siswa sekedar mengerti materi yang dipelajari saat itu, tapi juga belajar dengan pemahaman dan aktif membangun
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian SMK Batik Perbaik Purworejo terletak di Jalan K.H. Ahmad Dahlan No. 14 telp./fax 0275-321407, Purworejo,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang
45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang meliputi temuan-temuan dari seluruh kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sedangkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi
Lebih terperinciBAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang menggunakan paham kontruktivisme pembelajaran merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas mengenai hasil pelaksanaan penelitian, perbandingan hasil penelitian antar siklus, dan pembahasan hasil penelitian yang akan disajikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Lebih terperinciMATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATERI BANGUN RUANG BALOK DI KELAS VIII-B SMP NEGERI 4 MAGETAN Rara Tria Ajengsari S1 Pendidikan Matematika, Jurusan
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S 1. Diajukan Oleh: TUMIYATUN A.54A100051
PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V SD NEGERI 03 WONOREJO, GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling ketergantungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan Classroom Action Reseacrh. Menurut
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung pada kelas X 1
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung pada kelas X 1 dengan jumlah siswa 33 orang mulai tanggal 18 Oktober 2010 sampai 15 November
Lebih terperinciFansuri Abdurrahim
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI SIFAT-SIFAT KESEBANGUNAN DAN SIMETRI MELALUI KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN TALKING STICK DAN DEMONSTRATION DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KUIN
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM MENINGKATKAN PERAN SERTA SISWA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM MENINGKATKAN PERAN SERTA SISWA Skripsi Oleh: NUNUNG KRIDANINGTYAS PUTRI K4302534 FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinci