PENGARUH KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PROPERTI DI INDONESIA: STUDI EMPIRIS MENGGUNAKAN Z-SCORE ALTMAN
|
|
- Vera Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 2012 Rahadi Setiawan dan Siti Rochmah Ika 1 Vol. 3, No. 1, Juni 2012, 1-10 PENGARUH KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PROPERTI DI INDONESIA: STUDI EMPIRIS MENGGUNAKAN Z-SCORE ALTMAN Rahadi Setiawan Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Janabadra Siti Rochmah Ika Fakultas Ekonomi Universitas Janabadra ABSTRACT The objective of this study is to investigate the impact of global economic crisis on the performance of property industry in Indonesia. Specifically, the study attempts to compare the performance of the property companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) before and after global financial recession which triggered by the United States economic recession. Company performance is measured by Z-Score Altman (1968). During the crisis, the interest rate increased significantly which cause the decreasing of sales of property companies. Using wilcoxon signedrank test, the results show that the performance of the sample company in the period before global economic crisis is significantly different than those in the period after the crisis. Keywords: global economic crisis, performance, and Z-Score Altman (1968). PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Krisis keuangan yang melanda dunia pada tahun 2008, awalnya dipicu oleh krisis keuangan di Amerika Serikat (AS). Krisis keuangan di AS dimulai dengan bangkrutnya Lehman Brothers pada 15 September 2008, yang merupakan perusahaan investasi terbesar ke-4 di negara tersebut. Penyebab krisis ini adalah kredit macet perumahan dengan profil gagal bayar tinggi (subprime mortgage) yang berimbas pada gejolak investasi portofolio berupa saham, obligasi dan surat utang lainnya. Macetnya kredit menyebabkan suratsurat utang berbasis subprime mortgage yang nilainya sudah berlipat-lipat mendadak turun drastis. Permintaan perumahan juga turun drastis sehingga banyak perusahaan properti di Amerika Serikat berhenti beroperasi. Meskipun sudah di-bailout oleh kongres AS, dampak krisis ini terus meluas, bahkan dampak perekonomian dari krisis ini mirip dengan depresi besar AS di tahun 1930 (Wijaya, 2008). Dampak krisis semakin parah karena tidak stabilnya harga komoditas dan tekanan nilai mata uang Euro. Pada tanggal 8 oktober 2008 perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) di-suspend karena hampir semua harga saham turun melebihi 10% dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun pada level 1,451 poin (Wijaya, 2008). Penurunan IHSG ini cukup besar jika dibandingkan dengan IHSG awal tahun, yaitu pada 2 Januari 2008 yang berada pada level 2,731 poin (turun 47 %) (vivanews. com, 2008). Hal ini diikuti dengan kenaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan suku bunga kredit perbankan. Gambar 1, menunjukkan IHSG cenderung menurun selama krisis, yang diikuti dengan kecenderungan naiknya suku bunga SBI seperti pada Gambar 2.
2 2 EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 2012 IHSG Jan-07 Apr-07 Sumber: Witjaksono (2010) Jul-07 Okt-07 Jan-08 Apr-08 Jul-08 Okt-08 Jan-09 Apr-09 Jul-09 Okt-09 Gambar 1. IHSG Tahun 2007, 2008 dan 2009 IHSG SBI Jan-07 Apr-07 Jul-07 Okt-07 Jan-08 Apr-08 Jul-08 Okt-08 Jan-09 Apr-09 Jul-09 Okt-09 SBI Sumber: Witjaksono (2010) Gambar 2. Suku Bunga SBI Tahun 2007, 2008 dan 2009 Sebagai sektor industri yang sensitif terhadap kenaikan suku bunga perbankan, sektor properti juga terkena dampak krisis keuangan global (Wijaya, 2008). Suku Bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang berada pada kisaran 10% sebelum krisis melambung menjadi 16% setelah krisis. Akibatnya penjualan turun drastis sekitar 60% (merdeka.com, 2008). Sebagian besar penjualan perumahan dilakukan melalui kredit perbankan, sehingga sektor properti sangat rentan terhadap kenaikan suku bunga SBI. Sektor properti berperan penting dalam pembangunan di Indonesia. Pertumbuhan sektor properti terkait erat dengan meningkatnya pendapatan masyarakat. Menurut Wijaya (2008) sektor properti merupakan stimulan perekonomian nasional sebab perkembangan sektor properti menimbulkan efek berantai bagi pertumbuhan sektor industri lainnya dan tingginya penyerapan tenaga kerja. Penelitian ini bertujuan mengukur dampak krisis keuangan global pada perusahaan properti di Indonesia dengan
3 Juni 2012 Rahadi Setiawan dan Siti Rochmah Ika 3 melakukan analisis resiko kebangkrutan. Salah satu metode analisis risiko kebangkrutan adalah analisis laporan keuangan dengan menggunakan diskriminan Z-Score Altman. Z-score merupakan suatu persamaan multi variabel yang digunakan oleh Altman (1968) dalam memprediksi kebangkrutan (Prihadi, 2009). 2. Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah : a. Bagaimanakah trend kinerja perusahaan properti di Indonesia dengan menggunakan metode Z-Score Altman selama periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2009? b. Apakah terdapat perbedaan kinerja yang signifikan pada sektor properti di Indonesia pada periode sebelum (tahun 2007) dan selama krisis keuangan global (tahun 2008)? TINJAUAN PUSTAKA 1. Metode Z-Score Altman Altman model (1968) atau yang lebih dikenal dengan Z-Score adalah suatu persamaan multi variabel yang digunakan Altman dalam memprediksi kebangkrutan. Altman menggunakan model statistik yang disebut analisis diskriminan. Adapun rumus Z-Score Altman adalah sebagai berikut. Z = 1,2 (working capital / total asset) + 1,4 (retained earning / total asset) + 3,3 (EBIT / total asset) + 0,6 (market value of equity / book value of debt) + 1,0 (sales / total asset) Semakin tinggi Z-Score Altman menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik. Altman menggolongkan score menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu : Z > 2,99 tergolong perusahaan tidak bangkrut. Z=1,81 sampai dengan Z=2,99 tergolong dalam grey area. Z < 1,81 tergolong perusahaan bangkrut. Sedangkan rasio yang digunakan dalam model Altman adalah: (Sarjono, 2007) a. Net Working Capital to Total Assets Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimiliki. Rasio ini dihitung dengan membagi modal kerja bersih dengan total aktiva. Modal kerja bersih diperoleh dengan cara aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Modal kerja bersih yang negatif kemungkinan besar akan menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban tersebut. Sebaliknya, perusahaan dengan modal kerja bersih yang bernilai positif jarang sekali menghadapi kesulitan dalam melunasi kewajibannya. b. Retained Earnings to Total Assets Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Dengan kata lain, laba ditahan menunjukkan berapa banyak pendapatan perusahaan yang tidak dibayarkan dalam bentuk deviden pada para pemegang saham. Laba ditahan menunjukkan klaim terhadap aktiva, bukan aktiva per ekuitas pemegang saham. Laba ditahan terjadi dikarenakan pemegang saham biasa mengijinkan perusahaan untuk menginvestasikan kembali laba yang tidak didistribusikan sebagai dividen. Dengan demikian, laba ditahan yang dilaporkan dalam neraca bukan merupakan kas dan tidak tersedia untuk pembayaran dividen atau yang lain. c. Earning Before Interest and Tax to Total Assets Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan sebelum pembayaran bunga dan pajak.
4 4 EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 2012 d. Market Value of Equity to Book Value of Debt Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibankewajiban dari nilai pasar modal sendiri (saham biasa). Nilai pasar modal sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham biasa yang beredar dengan harga pasar per lembar saham biasa. Nilai buku hutang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang. e. Sales to Total Assets Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis yang cukup dibandingkan investasi dalam total aktivanya. Rasio ini mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba. 2. Penelitian Sebelumnya tentang Krisis Machfoedz (1999) menguji pengaruh krisis ekonomi tahun 1997 terhadap efisiensi perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Dari hasil uji hipotesis, ditemukan bahwa secara keseluruhan sampel menunjukkan perbedaan efisiensi antara sebelum krisis moneter dan sesudah krisis moneter. Sampel penelitian adalah 129 perusahaan manufaktur, yang dibagi menjadi 4 sektor. Sektor satu terdiri dari cement, ceramic and porcelain, metal and allied product, chemicals, plastics, wood industries, dan pulp and paper. Sektor dua terdiri dari machinery, automotive and components, textile, footwear, dan cable. Sektor tiga terdiri dari food and beverages, tobacco, pharmaceuticals, cosmetic and household, dan houseware. Sektor empat terdiri dari property and real estate, building construction, telecomunication, transportation, durable goods, dan computer. Rasio keuangan digunakan sebagai pengukur efisiensi perusahaan yang terdiri atas current ratio, inventory turn over, total assets to total liabilities, debt to equity ratio, return on assets dan return on equity. Penelitian ini menggunakan window period +1 dan -1 (tahun 1996 dan tahun 1997). Hasil penelitian menunjukkan bahwa krisis moneter ternyata sudah mulai menghantam efisiensi kinerja perusahaan yang listing di Jakarta Stock Exchange, meskipun jangka waktu krisis moneter baru berjalan selama enam bulan (mulai pertengahan tahun 1997). Konsisten dengan Machfoedz (1999), Ika (2006) juga menguji perbedaan kinerja perusahaan manufaktur pada waktu sebelum dan sesudah krisis dengan menggunakan rasio keuangan yang sama dengan Machfoedz (1999) dan menemukan bahwa semua rasio menunjukkan hasil yang signifikan. Sampel diambil pada seluruh perusahaan manufaktur go-public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama enam periode mulai tahun 1994 sampai dengan tahun Ika (2006) memperpanjang window period pengujian dari tahun 1994 sampai tahun 1996 yang dipilih sebagai wakil masa sebelum krisis sedangkan tahun 1997 sampai tahun 1999 digunakan sebagai wakil masa berlangsungnya krisis. Surifah (2002) menguji perbedaan kinerja perbankan di Indonesia pada waktu sebelum dan sesudah krisis moneter 1997 dengan menggunakan metode CAMEL (Capital adequacy, Assets quality, Management, Earning dan Liquidity). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata rasio Capital, Assets, Management, and Liquidity berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah krisis. Akan tetapi kebanyakan rasio justru cenderung naik pada waktu krisis. Temuan ini juga menunjukkan bahwa perbankan yang sehat, pada saat krisis dapat menguntungkan karena mendapat limpahan dana dari bank bermasalah. Sampel diambil dari Bank Umum Swasta Nasional devisa (17 bank) maupun non devisa (15 bank) yang sehat selama periode 3 tahun sebelum krisis ( ) dan 3 tahun setelah krisis berlangsung ( ). 3. Penelitian Sebelumnya tentang Z-Score Altman Penelitian Altman (1968) menggunakan suatu model statistik yang disebut Z-Score. Z-score merupakan suatu model analisis statitistik berbentuk multiple discriminant analysis (MDA). Model ini akurat untuk memprediksi 1 tahun sebelum kebangkrutan
5 Juni 2012 Rahadi Setiawan dan Siti Rochmah Ika 5 dengan ketepatan 95% dan 72% untuk memprediksi 2 tahun sebelum kebangkrutan. Ketepatan prediksi menurun drastis untuk prediksi 3 tahun (48%), 4 tahun (29%), dan 5 tahun (36%). Penelitian menggunakan 33 sampel untuk prediksi 1 tahun, 32 sampel untuk prediksi 2 tahun, 29 sampel untuk prediksi 3 tahun, 28 sampel untuk prediksi 4 tahun, dan 25 sampel untuk prediksi 5 tahun. Secara keseluruhan Altman mengambil sampel 66 perusahaan manufaktur, terbagi dalam 2 kelompok masing-masing terdiri dari 33 perusahaan. Kelompok pertama adalah perusahaan bangkut (terdapat dalam Chapter X of the National Bankruptcy Act during the period ) dan kelompok kedua adalah yang tidak bangkrut tahun 1966 yang dipilih secara acak. Model analisis statistik yang dibuat Altman adalah : Z = 1,2 (working capital / total asset) + 1,4 (retained earning / total asset) + 3,3 (EBIT / total asset) + 0,6 (market value of equity / book value of debt) + 1,0 (sales / total asset) Nilai Z > 2,99 menunjukkan secara keseluruhan sampel perusahaan tidak bangkrut. Nilai Z < 1,81 menunjukkan keseluruhan sampel perusahaan bangkrut, sedangkan nilai Z antara 1,81 dan 2,99 dinamakan zone of ignorence atau grey area dimana terdapat perusahaan bangkrut dan tidak bangkrut. Komara (2009) menggunakan metode Z-Score Altman pada penelitiannya untuk menganalisa laporan keuangan PT Asahimas Flat Glass Co., Ltd. dengan metode Z-Score Altman (1968). Analisis Z-Score menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tersebut relatif menurun. Hasil analisis diperlukan untuk memprediksi kondisi dan kinerja keuangan perusahaan pada masa akan datang. Analisis ini diperlukan bagi manajemen perusahaan untuk mengantisipasi tindakan yang harus dilakukan di masa akan datang. Sarjono (2007) juga menggunakan metode Altman untuk melihat tren perkembangan sepuluh perusahaan properti yang terdaftar di BEI (tahun ). Penelitian ini menemukan bahwa metode Z-Score Altman dapat digunakan untuk melihat tren perkembangan laporan keuangan. Dari sampel 10 perusahaan, ditemukan 2 perusahaan sedang menghadapi masalah keuangan cukup serius (nilai Z dibawah 2,99), 5 perusahaan menghadapi ancaman kebangkrutan (nilai Z dibawah 1,81). Kondisi kesehatan PT Bank Century Tbk juga dianalisis dengan menggunakan metode Z-Score Altman (1968) oleh Rosa dan Soenhadji (2010). Hasil perhitungan pada periode , bank mengalami kondisi bangkrut sesuai dengan indikasi Z-Score dengan indeks selalu dibawah 1,81. Hasil penghitungan Z-Score konsisten dengan perhitungan analisis kesehatan bank oleh Bank Indonesia dengan menggunakan rasio-rasio keuangan bahwa bank tersebut tidak sehat. 4. Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Machfoedz (1999) dan Ika (2006) dengan menggunakan instrumen penelitian yang digunakan Altman (1968), Sarjono (2007), Komara (2009), dan Rosa dan Soenhadji (2010). Penelitian ini bertujuan mengukur pengaruh krisis keuangan terutama pada perusahaan properti akibat krisis keuangan global 2008 dengan menggunakan metode Z-Score Altman. Penelitian ini juga melihat trend Z-Score Altman pada perusahaan sampel. Sampel diambil pada perusahaan properti yang terdaftar pada BEI yang memiliki bidang usaha utama di bidang perumahan. 5. Perumusan Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah: H1: Terdapat perbedaan yang signifikan pada perusahaan properti di Indonesia sebelum dan selama krisis keuangan global METODOLOGI 1. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah perusahaan properti di Indonesia. Sampel diambil secara purposif, dengan persyaratan sebagai berikut: a. memiliki bidang usaha utama di bidang perumahan.
6 6 EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 2012 b. memiliki informasi yang cukup untuk dianalisis dengan metode Z-Score Altman, terutama pada laporan keuangan yang menampilkan data terkait net working capital. c. terdaftar di BEI selama tahun 2006 sampai dengan Tahun 2007 mewakili periode sebelum krisis, sedangkan tahun 2008 mewakili periode krisis. Data tahun 2006 dan 2009 digunakan sebagai data pelengkap statistik deskriptif. Berdasarkan persyaratan tersebut dapat diambil 15 sampel, yaitu laporan keuangan dari perusahaan: 1) PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) 2) PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) 3) PT Dayaindo Resources International Tbk (KARK) 4) PT Jakarta Setiabudi International Tbk (JSPT) 5) PT New Century Development Tbk (PTRA) 6) PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk (BIPP) 7) PT Royal Oak Development Asia Tbk (RODA) 8) PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) 9) PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) 10) PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (RBMS) 11) PT Pudjiadi and Sons Tbk (PNSE) 12) PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) 13) PT Danayasa Arthatama Tbk (SCBD) 14) PT Sentul City Tbk (BKSL) 15) PT Ciputra Development Tbk (CTRA). Adapun pengambilan sampel tersaji dalam Tabel 1. Tabel 1. Detail Pengambilan sampel Total perusahaan properti dan real estate yang terdaftar pada BEI dari tahun 2006 sampai dengan tahun (-) Perusahaan properti yang tidak menyajikan informasi terkait net working capital pada company profile dan annual report (tidak semua perusahaan membagi aktiva menjadi aktiva lancar dan aktiva tidak lancar) (-) Perusahaan properti yang menyajikan informasi terkait net working capital pada company profile dan annual report tetapi bukan penyedia perumahan (bidang usaha utama bukan perumahan) (19) (1) Total Sampel Metode Pengumpulan Data Data penelitian ini diperoleh dari situs BEI yang mempublikasikan neraca dan laporan laba-rugi dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI. Data lain diperoleh dari annual report dan laporan keuangan teraudit dari perusahaan yang terdaftar tersebut. Jika diperlukan juga digunakan data pembantu berupa analisis laporan keuangan dari situs dan data dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD). 3. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah metode Z-Score Altman (1968). Dalam penghitungan Z-Score diperlukan data tentang net working capital, total assets, retained earnings, earning before interest and tax, market value of equity, book value of debt, dan sales. Data tersebut dapat diperoleh dari laporan keuangangan perusahaan. Nilai Z-score tahun 2006 sampai 2009 diambil sebagai data statistik deskriptif untuk melihat trend kinerja perusahaan properti, sedangkan tahun 2007 dan 2008 digunakan sebagai periode pengujian uji beda. Uji beda dilakukan dengan analisis statistik nonparametrik metode wilcoxon (wilcoxon signed-rank test), dengan dibantu perangkat lunak SPSS.
7 Juni 2012 Rahadi Setiawan dan Siti Rochmah Ika 7 Dipilihnya statistik nonparametrik dengan alasan jumlah sampel relatif kecil (<30) dan data di BEI cenderung tidak normal (Manurung, 1996). Sedangkan metode wilcoxon digunakan untuk menganalisis komparatif dua sampel yang berhubungan. PEMBAHASAN 1. Hasil Analisis Deskriptif perhitungan Z-Score Altman (1968) Tabel 2 menyajikan hasil perhitungan Z-Score perusahaan sampel dari tahun 2006 sampai dengan 2009 beserta penghitungan mean score setiap tahun. Berdasarkan Tabel 2 rata-rata Z-Score tahun 2006 adalah 0,9039. Tahun 2007 rata-rata Z-Score naik menjadi 2,4526. Pada saat terjadi krisis tahun 2008, Z-Score turun menjadi 0,4728. Rata-rata Z-Score tertinggi adalah pada tahun 2007 (2,4526) sedangkan rata-rata Z-Score terendah adalah pada tahun 2008 (0,4728). Tahun 2009 rata-rata Z-Score naik menjadi 0,9328, ini dimungkinkan telah terjadi pemulihan pasca krisis. Z-Score tertinggi di tahun 2007 adalah PT Bakrieland Development Tbk (9,9428), Z-Score terendah adalah PT New Century Development Tbk (-3,2680). Sedangkan pada saat krisis tahun 2008 Z-Score tertinggi adalah PT Bakrieland Development Tbk (4,3594), Z-Score terendah adalah PT New Century Development Tbk (-6,3477). Pembahasan nilai Z-Score untuk masingmasing perusahaan sampel adalah sebagai berikut ini. PT Bakrieland Development Tbk sebelum krisis telah mengalami kenaikan kinerja, pada tahun 2006 tergolong perusahaan dalam grey area dan tahun 2007 termasuk perusahaan tidak bangkrut, tetapi cenderung menurun setelah terjadi krisis. Tahun 2008 menurun tetapi masih termasuk perusahaan tidak bangkrut sesuai Z-Score, dan tahun 2009 masuk dalam grey area. PT Lippo Karawaci Tbk sebelum terjadi krisis memiliki kinerja yang buruk, Z-Score tergolong perusahaan bangkrut, tetapi pada masa krisis terjadi perbaikan kinerja sehingga pada tahun 2009 tergolong dalam grey area. Sedangkan PT Dayaindo Resources International Tbk pada tahun 2006 adalah perusahaan bangkrut menurut metode Z-Score Altman, tetapi meningkat kinerjanya pada tahun 2007 termasuk dalam perusahaan tidak bangkrut. Pada tahun 2008 dan 2009 kinerjanya menurun drastis sehingga kembali tergolong perusahaan bangkrut. PT Jakarta Setiabudi International Tbk sebelum krisis (tahun 2006 dan 2007) termasuk dalam perusahaan bangkrut menurut Z-Score pada level negatif. Pada tahun 2008 kinerjanya meningkat tidak pada level negatif tetapi masih tergolong perusahaan bangkrut. Tabel 2. Hasil Perhitungan Z-Score No. Perusahaan Z-Score PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) 1,4678 9,9428 4,3594 2, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) 1,7031 1,3994 1,4797 2, PT Dayaindo Resources International Tbk (KARK) 0,3804 6,5544 1,3411 1, PT Jakarta Setiabudi International Tbk (JSPT) -0,3358-0,2980 0,0709 0, PT New Century Development Tbk (PTRA) -5,2405-3,2680-6,3477-6, PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk (BIPP) -3,1318-0,0865-5,4477-5, PT Royal Oak Development Asia Tbk (RODA) 6,3976 2,6952 0,2911 0, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) 3,4253 1,6061 1,3456 1, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) 2,4466 2,3550 1,8560 1, PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (RBMS) 0,9595 1,7734 1,1796 7, PT Pudjiadi and Sons Tbk (PNSE) 1,0474 1,0691 1,5114 1, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) 0,0631 0,0540 0,3618 0, PT Danayasa Arthatama Tbk (SCBD) 0,8641-0,3098 0,1048 1, PT Sentul City Tbk (BKSL) 3,0979 3,7405 1,4687 1, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) 0,4135 9,5609 3,5172 3,7210 Rata-rata (means) 0,9039 2,4526 0,4728 0,9328 Sumber: Data Diolah
8 8 EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 2012 Kinerja PT New Century Development Tbk dan PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk memiliki pola yang sama. Pada periode 2006 sampai 2009 termasuk perusahaan bangkut menurut Altman (1968) dan selalu menunjukkan level negatif. Kinerja tersebut semakin menurun sejak terjadi krisis tahun PT Royal Oak Development Asia Tbk pada tahun 2006 tergolong perusahaan tidak bangkrut menurut Z-Score, tetapi tahun 2007 kinerjanya menurun menjadi grey area, dan terus menurun. Pada tahun 2008 dan 2009 perusahaan tersebut termasuk perusahaan bangkrut. Kinerja PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dan PT Summarecon Agung Tbk memiliki kinerja cenderung menurun sejak tahun PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk di tahun tergolong dalam perusahaan tidak bangkut, sedangkan mulai tahun 2007 tergolong perusahaan bangkrut menurut Z-Score. PT Summarecon Agung Tbk masih tergolong dalam grey area di setiap periode pengujian. Kinerja PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk tahun 2006 termasuk perusahaan bangkrut. Tahun 2007 terjadi peningkatan Z-Score tetapi masih tergolong perusahaan bangkrut. Tahun 2008 terjadi penurunan kinerja dibanding tahun 2007, tetapi tahun 2009 terjadi peningkatan Z-Score sehingga tergolong perusahaan tidak bangkrut. Sedangkan PT Pudjiadi and Sons Tbk memiliki kinerja yang cenderung meningkat meskipun tahun 2006 sampai 2009 tergolong perusahaan bangkrut menurut Z-Score. PT Pakuwon Jati Tbk memiliki kinerja yang cenderung meningkat dari tahun 2007 sampai 2009, meskipun sedikit menurun dari tahun 2006 ke tahun Walaupun terjadi kenaikan kinerja dari tahun 2007 s.d 2009 (dari score 0,054 menjadi 0,457), perusahaan ini masih tergolong perusahaan bangkrut menurut Altman (1968). Pada PT Danayasa Arthatama Tbk terjadi penurunan kinerja pada periode 2006 sampai 2007, teapi meningkat pada tahun 2008 dan Secara keseluruhan pada periode 2006 sampai 2009 perusahaan ini tergolong perusahaan bangkrut. PT Sentul City Tbk memiliki kinerja yang meningkat tahun 2006 ke tahun 2007, tetapi menurun kembali di tahun 2008, dan sedikit meningkat di tahun Tahun 2006 dan 2007 termasuk perusahaan sehat menurut Z-Score sedangkan tahun 2008 dan 2009 masuk dalam grey area. PT Ciputra Development Tbk termasuk perusahaan yang tidak sehat di tahun 2006, tetapi kinerjanya meningkat drastis di tahun 2007 dan menjadi perusahaan yang sangat sehat. Kinerja di tahun 2008 dan 2009 menurun dibanding 2007 tetapi masih tergolong dalam perusahaan sehat menurut Altman (1968). Secara keseluruhan, Tabel 2 menunjukkan rata-rata Z-Score naik di tahun 2007 dibandingkan tahun sebelumnya (dari skor 0,9039 menjadi 2,4526). Di tahun 2008 Z-Score kemudian turun (0,4728) dan sedikit naik di tahun 2009 dengan rata-rata 0,9328 yang masih dalam kategori perusahaan tidak sehat. 2. Analisis Wilcoxon Sign Rank Test Hasil uji Wilcoxon sign ranks test dengan SPSS 16 dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 3. Hasil Pengujian Wilcoxon Sign Rank Test Mean rank Z-Score sebelum krisis Mean rank Z-Score setelah krisis Z Sig Sumber: Data Diolah Dari hasil analisis pada Tabel 3, (tingkat signifikansi (α) = 5%), dapat diketahui nilai Asymp. Sig 0,02 < α (0,05) sehingga H1 diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan signifikan antara Z-Score sebelum krisis dan selama krisis. Hasil uji statistik konsisten dengan Tabel 2 yang menunjukkan rata-rata Z-Score terendah pada periode selama krisis (tahun 2008).
9 Juni 2012 Rahadi Setiawan dan Siti Rochmah Ika 9 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dari hasil analisis dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. a. Ada kecenderungan (trend) Z-Score turun pada masa krisis keuangan global b. Ada perbedaan yang signifikan antara Z-Score sebelum terjadinya krisis dan selama terjadinya krisis. Hal ini sesuai dengan penelitian Machfoedz (1999) dan Ika (2006). 2. Kelemahan/keterbatasan a. Sedikitnya jumlah sampel dikarenakan tidak semua perusahaan mempublikasikan laporan keuangannya dengan pengungkapan laporan keuangan yang memenuhi kecukupan data untuk dianalisis dengan metode Z-Score Altman, terutama mengenai pengungkapan net working capital. b. Pengukuran kinerja perusahaan hanya berdasarkan rasio keuangan pada metode Z-Score Altman, yang didasarkan pada laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan. 3. Saran Untuk penelitian selanjutnya perlu dibuat penelitian dengan memperbanyak jenis rasio yang diuji tidak terbatas hanya menggunakan Z-Score Altman (1968), tetapi juga memperbanyak instrumen penelitian, dan sampel, untuk lebih dapat memahami seberapa besar dampak krisis terhadap perusahaan. Penelitian selanjutnya juga perlu meneliti sektor lain untuk melihat apakah hasil penelitian ini konsisten bila diujikan ke sektor yang lain. DAFTAR PUSTAKA Altman, Edward I., 1968, Financial Ratios, Discriminant Analysis and The Prediction of Corporate Bankruptcy, The Journal of Finance, American Finance Association. (links.jstor.org/sici?sici-002 % %2923%3A4%3 C589%3AFRDAAT%3E2.0. CO%3B2-R Diakses 16/11/ :11) Ika, Siti Rochmah, 2006, Evaluasi Kinerja Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta Sebelum dan Selama Krisis Moneter, Janavisi, Vol. 9, No. 2, Komara, Edi, 2009, Bankruptcy Model Altman Z-score Sebagai Alat untuk Memprediksi Kinerja Perusahaan, Diktata Ekonomi, Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YAI. Machfoedz, Mas ud, 1999, Pengaruh Krisis Moneter Pada Efisiensi Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 1. Manurung, Adler Haymans, 1996, Asset Pricing on The Jakarta Stock Exchange: A Nonparametric Analysis, KELOLA, No. 12/V/1996. Prihadi, Toto, 2009, Investigasi Laporan Keuangan dan Analisis Rasio Keuangan, Jakarta: Pengembangan Eksekutif. Rosa, Agustin Andria dan Soenhadji, Imam Murtono, 2010, Analisis Altman Z (Zeta) Score untuk Memprediksi Kebangkrutan PT Bank Century Tbk (Periode ), Jakarta: Universitas Gunadarma. Sarjono, Haryadi, 2007, Analisis Laporan Keuangan Sebagai Prediksi Kemungkinan Kebangkrutan Dengan Model Diskriminan Altman Pada Sepuluh Perusahaan Properti di Bursa Efek Jakarta. Showbiz.vivanews.com/news/read/2248- penurunan_ihsg_terendah_ kedua_di_dunia (2008) diakses 16/11/ :19 Surifah, 2002, Kinerja Keuangan Perbankan Nasional Indonesia Sebelum dan Setelah Krisis Ekonomi, Jurnal
10 10 EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 2012 Akuntansi dan Auditing Indonesia, Volume 6, No. 2, Desember. Wijaya, Ilham M., 2008, While Financial Crisis Risking The Property Indonesia. (riset-properti.blogspot. com/2008/10/while-financialcrisis-risking-property.html diakses pada 15/11/ ) Witjaksono, Ardian Agung, 2010, Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones Terhadap IHSG, tesis, Tidak Dipublikasikan, Semarang: Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. hantam-bisnis-rumah-di-jateng- 6zgin9v.html (2008) diakses 16/11/ :01
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dan didukung oleh teoriteori yang dipelajari dan hasil pembahasan yang diperoleh mengenai analisis kebangkrutan perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pasar dunia mengalami keruntuhan / degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi Global adalah peristiwa dimana seluruh sektor ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan / degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh
Lebih terperinciMaylina Dinda A / Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Euphrasia Susy Suhendra, MS
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TELAH GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MODEL ALTMAN Z-SCORE Maylina Dinda A / 21208433 Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Euphrasia
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kondisi Rasio-Rasio Keuangan Bank di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Altman Z-score. Analisis kesulitan keuangan yang dapat menyebabkan kebangkrutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh
32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode ini mengkhususkan pada studi kasus. Data yang diperoleh
Lebih terperinciBAB-I. mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di. fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk
BAB-I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank sebagai sebuah institusi yang begitu penting dalam mendongkrak perekonomian kita saat ini, merupakan organisasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal perusahaan real estate dan property di Indonesia saat ini berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan kondisi perekonomian yang semakin pesat dan adanya persaingan yang semakin tajam dalam pasar global merupakan suatu tantangan dan peluang bagi perusahaan
Lebih terperinciANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing : Tri Utami Saputri : 2A214851 : S1 - Akuntansi : Dr. Renny, SE., MM LATAR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk sarana mendapatkan dana dalam jumlah besar dari masyarakat pemodal (investor), baik dari dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara global.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan penderitaan yang dialami Indonesia. Salah satu yang menonjol adalah aspek ekonomi, yaitu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini direncanakan selama enam bulan yang dimulai dari September 2013 sampai dengan Februari 2014 dimana penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan
BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam melakukan bisnis perekonomian. Pasar modal menjembatani bertemunya investor yang menginvestasikan dananya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian dunia telah banyak membuat kesulitan yang sangat besar terhadap perekonomian di setiap negara terutama perusahaan besar yang memberikan
Lebih terperinciNama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT ADHI KARYA (PERSERO),TBK PERIODE 2007-2011 Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM :23209191 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dimana dihapuskan batasan antar Negara, menyebabkan persaingan antar perusahaan
Lebih terperinciHaryadi Sarjono, ST, MM Dosen Universitas Bunda Mulia, Jakarta
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT PREDIKSI KEMUNGKINAN KEBANGKRUTAN DENGAN MODEL DISKRIMINAN ALTMAN PADA SEPULUH PERUSAHAAN PROPERTI DI BURSA EFEK JAKARTA Haryadi Sarjono, ST, MM Dosen Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stakeholders yang bervariasi seperti pemegang saham, pemegang obligasi, bankir,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan publik saat ini semakin banyak sehingga muncul persaingan yang sangat ketat untuk dapat bertahan di pasaran. Perusahaan publik memiliki stakeholders yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Bursa Efek Indonesia atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES).
Lebih terperinciYolanda Ngabito Jurusan Manajemen, Program Studi Sarjana Manajemen. Raflin Hinelo Moh. Agussalim Monoarfa
PENGARUH BUSSINES RISK, ASSET GROWTH, SALES GROWTH TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY YANG LISTING DI BEI PERIODE 2003-2012 Yolanda Ngabito Jurusan Manajemen, Program Studi
Lebih terperinci(Populasi dan Sampel)
LAMPIRAN Lampiran 1 No. Kode Daftar Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI Nama Perusahaan (Populasi dan Sampel) Kriteria 1 2 3 1 ASRI Alam Sutera Realty Tbk 1 2 BAPA Bekasi Asri Pemula
Lebih terperinciBAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat di gunakan sabgai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis laporan keuangan Laporan keuangan merupakan dasar menyediakan banyak informasi yang diperlukan para pemakai untuk membuat keputusan ekonomis sehubungan
Lebih terperincidengan pada saat ekonomi dalam keadaan normal. Hal ini diakibatkan oleh rupiah terhadap mata uang asing dan kenaikan suku bunga kredit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebangkrutan merupakan salah satu fenomena yang dapat dilihat dalam semua bidang usaha, baik dimasa krisis maupun dimasa normal. Dimasa krisis potensi terjadinya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah perusahaan-perusahaan
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108). Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah - property dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada awal bulan Juli tahun 1997 merupakan suatu peristiwa yang membawa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awal bulan Juli tahun 1997 merupakan suatu peristiwa yang membawa perubahan besar bagi perekonomian Indonesia, di mana pada saat tersebut Indonesia mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah menghasilkan barang atau jasa
Lebih terperinciBAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta Anak Perusahaan Periode 2007-2011 berdasarkan Analisa Rasio Keuangan Perhitungan rasio-rasio keuangan PT. BAKRIE
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
48 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Komponen Z-Score Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan oleh Altman untuk negara-negara
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BEI) ADIN FEBRIANO
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BEI) ADIN FEBRIANO Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRACT This research is conducting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi saham property dan real estate adalah salah satu pilihan investasi yang menarik. Industri property memiliki supply lahan yang terbatas sementara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Adanya pasar modal
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil penelitian mengenai analisis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. publikasi Bursa Efek Indonesia dan sumber-sumber lain yang terkait dengan
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang bersumber dari hasil laporan publikasi Bursa Efek Indonesia dan sumber-sumber lain yang terkait dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Santoso, 2005). Perusahaan property and real estate adalah perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian di Indonesia yang masih belum menentu mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan sehingga mengalami kesulitan keuangan atau bahkan
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENILAIAN KINERJA KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN ANALISIS MODEL Z-SCORE ALTMAN (Studi Empiris: Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Penyebab, dan Manfaat Informasi Kebangkrutan 2.1.1 Pengertian Kebangkrutan Dalam kenyataannya, tidak semua perusahaan mampu bertahan hidup dalam jangka panjang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Masalah keuangan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan apabila
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan suatu perusahaan akan mencerminkan kemampuan dalam menjalankan usahanya, distribusi aktiva, keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha yang dicapai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Modernisasi dengan teknologi yang serba canggih serta informasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modernisasi dengan teknologi yang serba canggih serta informasi yang mudah diakses, dewasa ini telah banyak dimanfaatkan oleh setiap individu maupun kelompok untuk
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB21 23210838 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan ekonomi mengalami perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Blackberry sebelumnya bernama Research In Motion (RIM).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Blackberry sebelumnya bernama Research In Motion (RIM). Perusahaan ini secara resmi mengganti namanya di bursa saham pada 4 Februari 2013. BlackBerry mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumsi dan produksi nasional yang rendah. negara yag yang barangkali memiliki tren yang meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan ekonomi di beberapa negara sedang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang kini terjadi dipengaruhi oleh berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio, Earnings Per Share dan Harga Saham Perusahaan Properti dan Real Estate Periode 2010-2012 4.1.1 Hasil Perhitungan Debt to
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia yang pesat menunjukan bahwa kepercayaan pemodal untuk menginvetasikan dananya di pasar modal cukup baik. Banyaknya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan Real Estate yang membagikan dividen kepada para pemegang saham secara tunai dan rutin selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya adalah sektor
Lebih terperincideskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang diperoleh langsung pada laporan keuangan di ICMD Bursa Efek Jakarta, kemudian
BAB HI METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengalami kemajuan ataupun kemunduran dalam menjalankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi ekonomi yang dalam setiap aktivitasnya memiliki tujuan. Perusahaan membutuhkan informasi sebagai alat pemantau perkembangan dari
Lebih terperinciANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE
ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu bank berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat atau lembaga lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau lembaga
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia investasi selalu mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Data yang diperlukan berupa laporan keuangan perusahaan Tekstil 2008-2012. Namun sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah pendanaan menjadi tombak dalam dunia usaha dan perekonomian. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi global yang dimulai pada tahun 2008 mengakibatkan kondisi resesi pada banyak perusahaan di berbagai negara, sehingga dihadapkan dengan situasi perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pasar modal merupakan lahan untuk mendapatkan modal investasi, sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan uangnya. Setiap investor dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter dan perbankan yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya stabilitas pasar keuangan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Industri manufaktur Indonesia memburuk akibat kondisi ekonomi global
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri manufaktur Indonesia memburuk akibat kondisi ekonomi global yang terjadi mulai tahun 2008. Daniri (2008) menyatakan bahwa krisis ini merupakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Kepailitan suatu perusahaan biasanya diawali dengan kesulitan keuangan (financial distress) yang ditandai oleh adanya ketidakpastian profi
JURNAL SKRIPSI ANALISIS PENGGUNAAN ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2011 Butet Agrina Kurniawanti Fakultas Ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang akan semakin cepat mengikuti perubahan tekhnologi yang akan juga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses globalisasi ekonomi adalah perubahan perekonomian dunia yang mendasar atau struktural, dan proses ini akan terus berlangsung terus dengan laju yang akan
Lebih terperinciJurnal Dinamika Manajemen
JDM Vol. 1, No. 1, 2010, pp: 27-33 Jurnal Dinamika Manajemen http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Ibnu Khajar Fakultas Ekonomi, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan terjadinya krisis ekonomi dan moneter di Indonesia sektor properti menjadi salah satu sektor yang paling parah menderita kerugian karena peristiwa tersebut.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan berlomba lomba untuk memperoleh sumber pendanaan. Hal ini terlihat dari data yang dirilis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan (agent of development). Hal ini dikarnakan adanya fungsi utama
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perbankan dalam kehidupan suatu negara adalah salah satu agen pembangunan (agent of development). Hal ini dikarnakan adanya fungsi utama dari perbankan itu sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pergerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga memberikan kontribusi yang sangat positif terhadap dunia usaha dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan Indonesia selama dekade terakhir mengalami perkembangan yang pesat dan penuh gejolak. Kebijaksanaan pemerintah pada bulan Oktober 1988 yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Financial Distress. Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan. Financial distress terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pengambilan semple pada tanggal 29 Maret sampai bulan Desember 2016 pada Bursa Efek Indonesia yang menyediakan data laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai rasio working capital terhadap
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Liquidity Ratios IV.1.1 Current Ratio Rasio lancar (current ratio), dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan
Lebih terperinciANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN : DINO FAJAR C.R.
ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN 2008-2012 NAMA : DINO FAJAR C.R. KELAS : 3EB03 NPM : 22210086 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang
Lebih terperinciEka Suryaningsih ( ) Program Study Management Of Economic Faculty Siliwangi University Tasikmalaya
1 THE DIFFERENCES ANALYSIS FINANCIAL PERFORMANCE BETWEEN CEMENT STATE COMPANY AND CEMENT PRIVATE COMPANY WHICH LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE (Studied from PT Semen Indonesia (Persero) Tbk and PT Indocement
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sektor bisnis yang berkembang pesat.bisnis property dan real
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perusahaan property dan real estate pada saat ini menggambarkan bahwa sektor property dan real estate di Indonesia merupakan sektor bisnis yang berkembang
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi IV.1.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk dengan menggunakan Rasio Keuangan IV.1.1.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang semakin beragam, perbankan dihadapkan dengan risiko yang semakin kompleks terutama karena kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia yang pesat menunjukan bahwa kepercayaan pemodal untuk menginvetasikan dananya di pasar modal cukup baik. Banyaknya pilihan saham
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian di situs resmi BI (www.bi.go.id) dan situs resmi masing-masing
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Unit Usaha Syariah (UUS), tetapi peneliti tidak secara langsung kekantor objek penelitian melainkan peneliti mengambil data penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis ekonomi Amerika Serikat yang disebabkan oleh kredit macet sektor perumahan, lalu membawa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013. Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengambilan data dari internet melalui situs www.idx.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian global yang mengalami tekanan akibat krisis menghadapkan perekonomian Indonesia pada beberapa tantangan yang tidak ringan pada tahun 2009.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya perkembangan zaman, tingkat kebutuhan masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi masyarakat yang
Lebih terperinciAnalisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode
Analisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode 2010-2014 Dewi Khamala Rizkiani 21212951 Pembimbing : Haryono, SE.,MM. Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat panjang bahkan hingga ribuan tahun. Pada periode waktu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berkembang seiring dengan pertumbuhan dunia usaha terutama sektor perdagangan. Dunia usaha dan perdagangan itu sendiri telah memiliki usia yang sangat panjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari laporan keuangan (Kurnia, 2013:2). Laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan pasar modal, kebutuhan akan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan juga semakin meningkat. Salah satu informasi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pada zaman seperti sekarang ini menuntut kemampuan untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pada zaman seperti sekarang ini menuntut kemampuan untuk bersaing dalam dunia usaha secara kompetitif. Perusahaan harus mampu berupaya bagaimana
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE 2008-2012 DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE NAMA : Heri Kurniawan NPM : 23210252 JURUSAN : Akuntansi PEMBIMBING : Erna Kustyarini, SE., MMSI PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Indonesia menciptakan kebutuhan akan tempat tinggal yang lebih baik dan juga tempat usaha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa tidak pernah lepas dengan keberadaan industri perbankan, sebab perbankan memegang peranan penting dalam perekonomian suatu bangsa. Pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana yang digunakan oleh para investor untuk kegiatan investasi serta sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja Keuangan Perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja Keuangan Perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan, pertumbuhan, dan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja keuangan
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN DITINJAU DARI RENTABILITAS DAN MODEL ALTMAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN ALAT BERAT YANG TERDAFTAR DI BEI
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DITINJAU DARI RENTABILITAS DAN MODEL ALTMAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN ALAT BERAT YANG TERDAFTAR DI BEI Nur Said 20205906 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas
Lebih terperinciANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE
ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE 2007-2012 Nama : Nur Fadhillah NPM : 25210123 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bertilia Lina Kusrina, SE.,
Lebih terperinci