t Book BUKU PEDOMAN KEPRAMUKAAN TINGKAT PENGGALANG Oleh : Sangga X s Ambalan Gajah Mada Gudep SMK Negeri 1 Kediri

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "t Book BUKU PEDOMAN KEPRAMUKAAN TINGKAT PENGGALANG Oleh : Sangga X s Ambalan Gajah Mada Gudep 01. 145 146 SMK Negeri 1 Kediri"

Transkripsi

1 t Book BUKU PEDOMAN KEPRAMUKAAN TINGKAT PENGGALANG Oleh : Sangga X s Ambalan Gajah Mada Gudep SMK Negeri 1 Kediri I. PENDAHULUAN Seiring bergulirnya waktu, kepramukaan terus tergilas arus modernisasi dan sendi pembangunnya makin tersingkir oleh derasnya asas liberal yang cenderung mengikis budaya bangsa. Bersama itu makin berkurangnya antusias masyarakat terhadap pramuka khususnya generasi bangsa. Sehingga nila nilai yang tertanam dalam pramuka yang perannya cukup besar dalam nasionalisme menyempit. Padahal generasi muda adalah tulang punggung bangsa. Hal yang menjadi penyebab terjadinya penurunan itu adalah globalisasi informasi yang didukung oleh perkembangan IPTEK yang tinggi sementara Gerakan Pramuka dalam penyelenggaraan kegiatannya belum dapat dinamis dengan cepat. Tidak hanya itu, pandangan menyimpang tentang pramuka sendiri turut berkembang di kalangan masyarakat awam. Untuk mengatasi krisis ini hendaknya kita sebagai aktivis pramuka memberikan penyuluhan dan mulai menggerakkan kembali oganisasi kepanduan ini. Akan tetapi yang menjadi kendala adalah kurangnya pedoman dan panduan dalam penyelenggaraannya sehingga kegiatan terkesan monoton. Apabila dasar atau acuan untuk membuat kegiatan sudah jelas maka tinggal mengembangkan ke arah yang lebih baik agar animo masyrakat mulai terbangun dan membiak seperti sedia kala. Sebelum lebih jauh kita berbicara kegiatan dalam Gerakan Pramuka alangkah baiknya kita terlebih dahulu tahu seluk beluk pramuka agar dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berjalan lancar dan menimbulkan ketertarikan kita terhadap Gerakan Pramuka. 1

2 Bab II MODUL MATERI PENGANTAR 2

3 t Book BUKU PEDOMAN KEPRAMUKAAN TINGKAT PENGGALANG Oleh : Sangga X s Ambalan Gajah Mada Gudep SMK Negeri 1 Kediri II. MODUL MATERI PENGANTAR 4.1 Sejarah Singkat Kepanduan Dunia Baden Powell Pada hakekatnya kepramukaan atau kepanduan dunia tidak lepas dari peran seorang tokoh yang lahir pada tanggal 22 februari beliau adalah Robert Stephenson Smyth yang kemudian dikenal dengan gelar Lord Baden Powell of Giwell sebagai bapak pandu sedunia. Jika lebih jauh kita tahu riwayatnya, Baden Powell adalah anak dari seorang Profesor Geometry di Universitas Oxford, Baden Powel nama ayahnya. Kehidupan Bapak Pandu itu diwarnai berbagai kisah dan pengalaman, mulai dari kisah kecilnya yang ditinggal oleh ayahnya hingga berhasil sampai saat ini. Pengalaman pengalaman semasa hidupnya ditulis dalam buku yang berjudul AIDS TO SCOUTING yang isinya adalah : 3

4 1. Ditinggal oleh Bapaknya sejak kecil dan mendapatkan pembinaan dan didikan watak dari Ibunya. 2. Beliau tumbuh dengan kemandirian dan berbagai keahlian di bidang pelayaran, berenang, berkemah, olah raga dan lain sebagainya. Ini ia peroleh dari kakak kakaknya. 3. karena karakternya yang lucu, cerdas, suka bergembira dan menaruh perhatian besar pada bidang seni seperti sandiwara, mengarang dan menggambar Baden Powell disukai oleh banyak temannya. 4. Pengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada resimen Kavaleri 13 yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang hingga ditemukan di puncak gunung. Serta keberhasilannya melatih panca indera kepada Kimball- O Hara. 5. Di Afrika Selatan tepatnya di Kota mafeking Baden Powell terkepungoleh bangsa Boer selama 127 hari dengan keadaan kurang makanan. 6. Dan mengalahkan kerajaan Zulu Afrika dan mengambil kalung manik manikl Raja Dini zulu. Dari isi buku itu, sebenarnya ditujukan kepada tentara muda Inggris yang melakukan penyelidikan. Dan karena cerita yang dibukukan itu, Mr. William Smyth yang merupakan pimpinan Boys Brigade di Inggris meminta kesediaan Baden Powell untuk melatih para tentaranya. Pelatihan itu dilakukan dalam perkemahan di Pulau Brownsea pada tanggal 25 Juli 1907 dengan peserta 21 pemuda dari berbagai pelosok Inggris. Karena usia yang kian bertambah, baden powell mengundurkan diri pada tahun 1910 dengan menyandang pangkat terakhir sebagai Letnan Jenderal. Beliau mendapat title Lord dari Raja George tahun Kehidupannya bahagia dengan menikahi seorang wanita bernama Olave St Clair Soames tahun 1912 dan dianugerahi tiga orang anak. Lord baden Powell menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 8 Januari 1941 di kota Nyeri, Kenya. Kepramukaan Dunia Awal dari kepramukaan yang dirintis oleh Baden Powell (BP) adalah dengan dirintisnya latihan kepramukaan awal tahun 1908 dengan sebuah buku yang menceritakan pengalamannya. Buku itu berjudul 4

5 Scouting For Boys yang tersebar dengan cepat ke seluruh negeri Inggirs dan sekitarnya. Ini lah yang menyadi akar dari pramuka. Mulai saat itu bayak berdiri Boys Scout yang beranggotakan pramuka laki laki. Kemudian disusul oleh organisasi kepramukaan putrid yang berjuluk Girls Guides yang dibantu oleh Agnes dan diteruskan oleh Mrs. Baden Powell. Agnes adalah adik perempuan BP. Pramuka golongan siaga muncul tahun 1916 dengan istiklah CUB [anak serigala] dengan buku The Jungle Book yang mengisahkan seorang anak yang didik dalam rimba oleh induk serigala [MOWGLI]. Buku itu dikarang oleh Rudyard Kiping. Baru di tahun 1918 BP membentuk pramuka golongan penegak yang berusia lebih dari 17 tahun. Buku yang diterbitkan adalah Rovering to Succes [Mengembara Menuju Bahagia] yang berisi petunjuk bagi para pramuka penegak. Tersirat bahwa seorang pemuda harus dapat melewati lima karang kehidupan, yaitu : Karang Perjudian, Karang Wanita, Karang Miras dan Rokok, Karang Ego dan Munafik, Karang tak bertuhan Untuk pertama kalinya digelar Jambore Sedunia di arena Olympia London. Dalam acara tersebut Baden Powell mengundang 27 negara dan tepat dihari itu Baden Powell diangkat sebagi Bapak Pandu Dunia. [ Chief Scout Of The World ] Petunjuk tentang pelaksanaan kursus pembina Pramuka mulai di luncurkan pada tahun 1914 dan terlaksana mulai tempat yang digunakan sebagai sarana pendidikan Pembina Pramuka kala itu adalah GILWEL PARK yang terletak di Chingford sebagai tanah pemberian sahabap Baden Powell yaitu W.F de Bois Mac Leren. Untuk memperlancar kegiatan maka dibentuk Dewan Internasional dengan sembilan anggota dan Biro Sekretariatnya di London tahun Dan Biro Kepramukaan Putera Sedunia [Putera] dipindahkan dari London ke Ottawa, Kanada tahun Pergantian tidak berhenti di sini, pada tanggal 1 Mei 1968 Biro tersebut dipindah ke Geneva, Swiss. 5

6 Sejak tahun 1920 sampai 1965dipegang secara berturut oleh Hubert Martin [Inggris], Kolonel JS Wilson [Inggris] dan Mayjen DC Spry [Kanada] dan diganti oleh RT Lund. Tanggal 1 Mei 1968 dipegang oleh D.R Laszio Nagy sebagai sekjen. Biro Kepramukaan sedunia (Putera) hanya mempunyai 40 orang tenaga staf yang berada di Geneva dan di lima kantor kawasan. Antara lain, Costa Rica, Mesir, Filipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan untuk Biro Kepramukaan sedunia Putri berada di London dan lima kawasan, yaitu eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika. Singkat tentang Baden Powell. Lahir : 22 Februari 1857 [ hari kepanduan dunia] Wafat : 8 Januari 1941 di Kenya. Ayah : Domine H. G. Baden Powell Ibu : W. T Smyth Istri : Olave St Clair Soames 6

7 4.2 Sejarah Singkat Gerakan Pramuka Sebagai inspirasi dari berdirinya organisasi kepanduan di Indonesia adalah meletusnya gagasan Baden Powell dengan membentuk sebuah pendidikan Kepramukaan di Inggris dengan riwayat sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya. Sebenarnya pembawa pramuka ke Indonesia adalah bangsa Belanda. Belanda yang telah mengenel kegiatan itu telah menerapkannya ke negaranya sendiri dan seluruh negara jajahannya termasuk Indonesia. Maka terbentuklah organisasi bentukan Belanda yang bernama Nederlad Indische Padvinders Vereeniging [NIPV] = persatuan Pandu pandu Hindia Belanda. Gagasan gagasan tersebut kemudian diambil alih oleh para tokoh pergerakan nasinal, dan dibentuklah geraklan yang bersifat kepanduan diantaranya JPO, JJP, NATIPIJ, Hisbul Wathan dan lainnya. Gerakan kepanduan makin terasa mantap sejak divetuskannya ikrar sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober Karena Belanda takut akan keberadaanya, maka dikeluarkan pelarangan terhadap segala bentuk organisasi kepanduan di luar NIPV untuk menggunakan istilah Padvinder dan Padvindery. Maka KH Agus Salim dengan inisiatifnya menggunakan istilah Pandu dan Kepanduan untuk menggantikan istilah asing padvinder dan padvindery itu. Rasa nasionalisme yang terus menguat menimbulkan perkembangan pergerakankepanduan berkembang pesat. Dari situ terus bermunculan berbagai oraganisai hingga pada masa proklamasi tercatat ada 100 organisasi lebih. Mulai dari PETA, Hisbul Wathan, pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen dan lainnya. Menjelang tahun1961 kepanduan Indonesia mulai mengalami kelemahan di berbagai factor. Keadaan yang bergantung pada ketradisionalan dan belum sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat membuat lemah organisasi yang banyak itu dihimpun dalam tiga organisasi besar, yaitu IPINDO, POPPINDO dan PKPI. Dan ketiga federasi tersebut digabunglagi dalam PERKINDO Namun lebih lanjut gerakan kepanduan yang ada disinyalir telah dimanfaatkan oleh pihak komunis sebagai Gerakan Pioner Muda seperti di negara negara Komunis. 7

8 Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam PERKINDO menentang hal ini, dan bnerkat jasa Perdana Menteri, Ir Juanda perjuangan PERKINDO membuahkan hasil dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan pramuka, yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Ir.l Juanda sebagi pejabat presiden RI karena Presiden Soekarno sedang berkkunjung di Jepang. Dan dengan Kepres tersebut dinyatakan bahwa sebagi satusatunya badan di wiliyah Republik Indonesia yang diperbiolehkan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak anak dan pemuda pemuda Indonesia ; organisasi lain yang menyerupai, yang sama, dan yang sama sifatnya dengan Gerkan Pramuka dilarang keberadaanya. [Namun sampai saat ini hanya satu yang masih ada yaitu Gerakan Hizbul Wathan oleh Muhammadiyah]. Semenjak itu Gerakan Pramuka mengalami perkembangan yang sangat pesat mulai % dan menyentuh lapisan masyarakat di tingkat kampung dan desa desa. Karena perhatian yang diberikan oleh masyarakat sangat besar maka didirikan Satuan Karya seperti SAKA Taruna bumi yang dibentuk guna memberikan manfaat langsung bagi pembangunan bangsa. Gerakan Pramuka di Indonesia yang tumbuh bagai jamur di musim hujan mendapatkan perhatian dari Badan Internasinal PBB, seperti FAO, UNICEF, UNESCO, ILO dan Scout World Bureau. Tokoh, tanggal dan kejadian penting : 1. Bapak Pandu Indonesia : Sri Sultan Hamengkubuwono IX. 2. Bapak Pramuka Indonesia : K.H Agus Salim 3. Hari peringatan Pramuka Nasional pada tanggal 14 Agustus, sejak didirikan tahun 1961 dan berlambang bayangan [silhoute] tunas kelapa. 8

9 4.3 Pengertian, sifat dan fungsi Agar tidak terjadi tumpang tindih terhadap penggunaan kata atau istilah Gerkan Pramuka, Kepramukaan dan Pramuka alangkah baiknya kita ketahui apa pengertian dari masing masing istilah tersebut. Gerakan Pramuka, adalah nama organisasi pendidikan luar sekolah yang menggunakan Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan [PDMPK] Kepramukaan, merupakan nama kegiatan anggota Gerkan Pramuka. Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan keluarga dalam bentuk menarik, nmenyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Pramuka yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Pramuka, yaitu anggota Gerakan Pramuka yang terdiri dari anggota muda peserta didik [SGTD] dan anggota dewasa Pembina Pramuka, Pelatih [Pembina Pramuka, Pembina Profesional, Pamong SAKA, Pimpinan SAKA, Andalan dan anggota MABI]. Sifat : berdasarkan revolusi kepramukaan sedunia pada tahun 1984 di Kopenhagen, denmark ada tiga sifat atau ciri yang terbagi dalam sifat Nasional, Internasinal dan Universal. Sifat Nasional : bahwa suatu organisasi yang menyelenggarakan pendidikan keprramukaan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikan yaitu dengan keadaan kebutuhan dan kepentingan bangsa dan negara. Sifat Internasional : bahwa organisasi kepramukaan dimanapun haruslah membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pramuka dan sesama manusia tanpa membedakan agama atau kepercayaan, golongan, suku ras atau hal lain. 9

10 Sifat Universal : bahwa kepramukaan dapat dipergunakan dimana saja untuk mendidik anak anak dari bangsa apa saja yang dalam pelaksananya selalu mempergunakan PDMPK. Fungsi : 1. sebagai kegiatan yuang menarik bagi anak anak. 2. sebagai pengabdian bagi orang dewasa. 3. alat bagi masyarkat dan organisasi. Motto : Satyaku kudharmakan, dharmaku kubaktikan. 10

11 4.4 Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan Prinsip Dasar Kepramukaan adalah asas yangmendasari kegiatan kepramukaan dalam upaya membina watak peserta didik. Prinsip dan metode merupakan cirri khas yang membedakan kepramukaan dengan pendidikan lainnya. Prinsip Dasar Kepramukaan adalah : a. Iman dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Peduli terhadap bangsa, negara, sesama manusia dan alam serta isinya. c. Peduli terhadap diri sendiri. d. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka. Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan digunakan dalam pendidikan digunakan untuk membedakan dengan organisasi lain. PDMPK dibedakan menjadi dua, yaitu : 1.) Internasional, yang terdiri dari delapan macam : a. Kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa. b. Setia pada negara c. Persahabatan dan persaudaraan sedunia d. Menolong sesama hidup e. Kesukarelaan f. Tidak berpolitik g. Metode latihan yang unik bagi anak h. Setia pada dharma pramuka 2.) Nasional, yang terdiri dari sembilan macam : a. Prinsip Kesukarelaan b. Prinsip Kode kehormatan dalam bentuk janji dan ketentuan moral c. Sistem beregu d. Prinsip Satuan Terpisah e. Prinsip Tanda Kecakapan f. Kegiatan menarik mengandung pendidikan g. Penyesuaian terhadap perkembangan jasmani dan rohani h. Bertahan Hidup i. Swadaya 11

12 4.5 Metode Kepramukaan Adalah suatu sisitem yang terdiri dari delapan unsure yang merupakan subsistem terpadu dan terkait yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan Gerkan Pramuka. Unsur tersebut meliputi: a. PengamalanKode Kehormatan Gerkan Pramuka. b. Belajar sambil melakukan. c. Sistem berkelompok. d. Kegiatan menantang mengandung Pendidikan. e. Kegiatan di alam terbuka. f. SistemTanda Kecakapan. g. Sistem satuan terpisah. h. Sistem Among. Sistem berkelompok atau tim sebagai salah satu unsure metode kepramukaan merupakan cara memberdayakan kecenderungan alamiah kaum muda untuk berkelompok dan menciptakan suasana lingkungan yang disenanginya. Dalam kepramukaan peserta didik yang sebaya dikelompokkan dalam satuan kecil (barung, regu, sangga) yang beroperasi sebagai satu tim. Dalam tim didakan pembagian tugas demi kelangsungan hidup dan keberhasilan misi tim. Masing masing tim memilih secara demokratis pemimpin timnya. Pembina sebagi pendukung, motivator, konsultan dan konselor. <gambar> 12

13 4.6 Sistem Among Sistem Among adalah system pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertuindak dengan leluasa, dengan sejauh mungkin menghindari unsure unsure perintah keharusan, paksaan, dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri, kreatifitas dan aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik. Sistem Among menerapakan prinsip prinsip kepemimpinan : a. Ing Ngarso Sung Tulodho. b. Ing Madya Mangun Karsa. c. Tut Wuri Handayani Peserta didik dibina sesuai dengan minatnya untuk bekal mengabdi dan berkarya melalui proses : a. Learning by doing b. Learning by teaching c. Learning to earn d. Earning to live e. Living to serve <gambar> Pelaksanaan Sistem Among dalam kepramukaan merupakan anak system Scouting methode yang terwujud akan terpadu dengan PDMPK, kode Kehormatan Pramuka, Motto dan Kiasan Dasar Kepramukaan. 13

14 Bab III MODUL MATERI 14

15 III. MODUL MATERI t Book BUKU PEDOMAN KEPRAMUKAAN TINGKAT PENGGALANG Oleh : Sangga X s Ambalan Gajah Mada Gudep SMK Negeri 1 Kediri 4.1 Bendera Merah Putih Terbukti dari berbagai sumber sejarah Indonesia, bendera merah putih adalah suatau yang bersifat sakral dan merupakan sebuah kebanggaan. Salah satunya ditunjukkan dalam panji panji kebesaran oleh tentara Jayakatwang saat berperang melawan Kertanegara dari Singosari tahun 1292, sebagai awal dikibarkannya bendera tersebut. Selain itu warna merah putih juga sering digunakakan oleh kaum Majapahit sebagai warna kemulayaan di perlatannya (kereta Raja). Sedangkan di luar daerah Jawa, merah putih pada masyarakat Minang kabau sebagai bendera peninggalan kerajaan Melayu kala itu. Pada abad XX bendera merah putih dikibarkan di benua Eropa tahun 1922 sebagai lambangkemerdekaan oleh Perhimpunan Indonesia di Belanda yang tengahnya terdapat gambar kepala banteng. Baru pada tahun 1927 PNI di Bandung telah dikibarkan yang ditujukan sebagai lmbang merdeka. Tanggal 28 Oktober 1928, saat Sumpah Pemuda bergulir bendera merah putih yang sesuai dengan saat ini dikibarkan. Resminya penggunaan bendera merah putih sebagai bendera kebangsaan Indonesia adalah sejak digunakan sebagai symbol kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan disahkan pada pasal 35 UUD 1945 tanggal 18 Agustus Menurut peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1958 terdapat delapan jenis peraturan bendera pusaka, diantaranya : a. Bentuk dan Jenis b. Waktu dan cara penggunaannya c. Tata tertib waktu penggunaan d. Penggunaan bersama dengan benderaq lain e. Penggunaan di Kapal Perang f. Penggunaan di lingkungan ABRI g. Penggunaan di luar negeri 15

16 h. Aturan Hukum Pada bab dua PP No 40 tahun 1958 bendera merah putih berbentuk segi empat dengan lebar 2/3 kali panjang. Menurut Bab 1 pasal 4 Bendera Pusaka adalah bendera yang dikibarkan pada peringatan kemerdekaan RI. Sedangkan pada Pasal 22 merupakan bendera duplikat dan setiap pramuka wajib menaati dan menghayati serta melaksanakan PP No. 40 tahun [lebih lanjut klik 16

17 4.2 Lagu Kebangsaan Lagu kebangsaan Republik Indonesia adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman. Almarhum adalah seorang guru yang juga wartawan di surat kabar Pemoeda dan pengarang. Ia dilahirkan tanggal 19 Maret 1903, nama bapak beliau adalah Sersan Instrukstur Mas Seren Sastrohardjo. Dan Pengarang lagu ini telah wafat sebagi bunga bangsa pada hari selasa, 16 Agustus 1938 di Surabaya. Lagu Indonesia Raya dipersembahkan oleh Supratman kepada masyarakat dalam kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesia Clup, Jalan Keramat 106 Jakarta. Setelah proklamasi 17 Agustus 1945 lagu Indonesia Raya ditetapkan sebagi lagu kebangsaan berdasarkan UUDS tahun 1950 pasal 3 ayat 2. Lagu kebangsaan Indonesia Raya diatur dalam PP no 44 tahun 1958 tentang lagu Indonesia Raya, yang meliputi : a. Ketentuan Umum b. Penggunaan Lagu Kebangsaan c. Penggunaan lagu kebangsaan bersamaan dengan lagu kebangsaan asing. d. Penggunaan lagu kebangsaan asing e. Tata tertib dalam penggunaan lagu Kebangsaan. Sebagai kader kader perjuanganm dalam masa pembangunan, setiap pramuka wajib mengerti dan mengetahui tentang lagu Kebangsaan Indonesia Raya sehingga dapat menumbuhkan rasa kebangsaan yang tinggi di kalangan masyarakat. 17

18 4.3 Lambang Negara Republik Indionesia Pada tanggal 10 Januari 1950 dibentuk panitia perancang lambang negara yang berdasarkan UUDS RIS pasal 3 ayat 3 bahwa Materi dan Lambang ditentukan oleh Pemerintah. Panitia perancang iotu tyerdiri dari ketua Mr. M. Yamin, dan beranggotakan K.H Dewantara, M. Nasir, Dr. Purba Caroko dan Palupi. Ciri cirri Lambang Negara pada saat itu a. Kepala berjambul b. Bahu berbentuk bahu seperti manusia c. ekor terdiri dari delapan helai bulu d. sayap terdiri dari 17 helai bulu e. Bulu leher terdiri dari 45 helai bulu Pada tanggal 11 Februari 1950 RIS meresmikan lambang Negara RIS yang mencengkeram seleka Bhineka Tunggal Ika dan di dadanya terdapat perisai lambang pancasila dan kepala tidak berjambul. Namun, tanggal 17 Agustus 1950 lambang diganti dengan konstitusi RIS menjadi di UUD UUDS 1950 mengeluarkan PP No. 66 berlaku sejak itu bahwa Lambang Negara berubah menjadi berjambul. Lambang Negara tersebut menggambarkan seeokor burung Garuda yang melambangkan sebagai tenaga Pembangunan. Pada lehernya tergantung rantai yang bergantungan perisai berbentuk lambang yang mengkiaskan perjuangan nusa dan bangsa. Lima lukisan dalam perisai mewujudkan pokok pokok dawar Pancasila diantaranya: a. Sila pertama berbentuk bintang bersudut lima. b. Sila kedua berbentuk rantai bermata bulat dan perasegi. c. Sila ketiga berbentuk pohon beringin yang rindang. d. Sila keempat berbentuk Kepala Banteng. e. Sila kelima berbentuk padi dan kapas. Burung Garuada memiliki makna makna antara lain : a. Tenaga Pembangunman (Creatif Vermogen) b. Pembebas Cinta Kasih c. Pelindung 18

19 d. Pemelihara e. Moko f. Topi orang dayak g. Kendaraan Wisnu Makna Perisai a. Perjuangan dan pelindung b. Dalam perisai terdapat dua garis horizontal yang melambangkan garis khatulistiwa. Penggunaan Lambang Negara Diatur dalampp No. 43 tahun 1958 tentang lambang negara. 19

20 4.4 Lambang Gerakan Pramuka Lambang atau symbol Gerakan Pramuka merupakan tanda pengenal tetap yang melambangkan atau mengkiaskan keadaan, nilai dan norma yang dimiliki oleh setiap anggota Gerakan Pramuka. Lambang Gerkan Pramuka adalah gambar Silhouette (bayangan) TUNAS KELAPA yang diciptakan oleh Bapak Soenardjo Admodipuro, seorang Kepala Dinas Pertanian di Yogyakarta. Beliau lahir di Blorok pada tanggal 28 Februari Beliau wafat pada tanggal 1 Juni Lambang ini mulai digunakan sejak tanggal 14 Agustus Arti Kiasan Lambang GerakanPramuka : a. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan Cikal dan istilah Cikal Bakal di Indonesia berarti penduduk asli yang pertama yang menuirunkan generasi baru. Jadi buah nyiur yang tumbuh itu mengandung kiasan bahwa tiap pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. b. Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi, lambing itu mengkiaskan bahwa setiap pramuka adalah seorang rohaniah dan jasmaniah, sehat, kuat, ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia. c. Kelapa atau Nyiur dapat tumbuh di mana saja. Yang membuktikan besarnya daya upaya dlam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya. Jadi melambangkan bahwa tiap pramuka dapat 20

21 menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana dia berada dlaam keadaan bagaimanapun juga. d. Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon tertinggi di Indonesia. Jadi melambangkan bahwa tiap pramuka mempunyai cita cita yang tinggi. Dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan ia tetap tegak tidak mudah diombang ambingkan oleh sesuatu. e. Akar Nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Mengkiaskan tekad dankeyakinan tiap Pramuka yang berpegang pada dasar dasar dan landasan landasan yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita citanya. f. Niur adalah pohon serba guna, dari ujung atas hingga akarnya. Mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaanya kepada kepentingan tanah Air, bangsa dan NKRI serta kepada umat manusia. Lambang Gerakan Pramuka sesuai SK Kwartir nasional No. 06/KN/72 tahun 1972, telah mendpat hak patent dari Dirjen Hukum dan Perundang undangan Departemen Kehakiman, dengan keputusan No tanggal 22 Oktober 1983 dan No tanggal 18 Oktober 1983 tentang hak patent gambar tunas kelapa dilingkari padi dan kapas serta No tanggal 22 Oktober tahun 1983 tentang hak patent tulisan PRAMUKA. 21

22 WOSM Lambang the World Organization Of The Scout Movement (WOSM) adalah lambing yang digunakan pada setiap organisasi kepanduan atau kepramukaan di setiap negara. Arti Kiasan : a. Kompas, melambangkan suatu peringatan bagi pramuka agar selalu berbuat kebenaran dan dapat dipercaya sesuai fungsi kompas, tetap menjaga cita citanya dan perannya sebagai penunjuk jalan. b. Tiga ujung symbol, melambangkan tiga janji pramuka. c. Dua bintang, melambangkan pramuka berupaya untuk dapat memberi penerangan dan menolong dalam kebenaran dan pengetahuan. d. Tali melingkar yang ujungnya membentuk simpul mati, melambangkan bahwa sesama pramuka mengadakan hubungan persahabatan dan persaudaraan antar pramuka di seluruh dunia. e. Warna : 1.) Putih melambangkan bahwa pramuka berhati suci. 2.) Warna dasar ungu melambangkan bahwa pramuka memiliki keterampilan, kepemimpinan dan suka menolong orang lain. 22

23 4.5 Kode Kehormatan Kode Kehormatan adalah suatu norma mengenai akhlak yang tersimpan dalam hati seseorang karena orang tersebut tahu akan harga dirinya. Norama dalam kehidupan Pramuka, yang merupakan ukuran atau standar tingkah laku pramuka. Kode kehormatan terdiri atas : a. Satya Pramuka, yang merupakan janji Pramuka. b. Dharma Pramuka, yaitu merupakan ketentuan moral. Pramuka Siaga : -Dwi Satya Berbunyi : Demi Kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh sungguh : *Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatua Republik Indonesia dan mengikuti tata krama keluarga. *Setiap hari berbuat kebajikan. -Dwi Dharma Berbunyi : 1. Siaga itu berbakti kepada ayah dan bundanya. 2. Siaga itu berani dan tidak putus asa. Pramuka Penggalang dan Penegak serta Pandega : Tri Satya dan Dasa Dharma [yang membedakan antara penggalang dan penegak/ pandega adalah pada bunyi tri satya ke dua, yaitu mempersiapkan dan ikut serta] - Dasa Dharma 1. Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta alam dan kasih saying sesama manusia 3. patriot yang sopan dan ksatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela menolong dan tabah 6. Rajin terampil dan gembira 7. Hemat, cermat dan bersahaja 8. Disiplin, berani dan setia. 23

24 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan - Tri Satya Berbunyi : Demi Kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh sungguh : - Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila. - Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri (ikut serta) membangun masyarakat. - Menepati Dasa Dharma. 24

25 4.6 Salam Pramuka Salam Pramuka dilakukan dengan tertib, sempurna dan cepat. Caranya adalah dengan gerakan yang cepat mengankat tangan kanan ke arah pelipis mata sebelah kanan, siku kanan membentuk sudut 15 derajat dan serong ke muka, kelima jari tangan kanan lurus dan rapat satu sama lain. Tapak tangan sedikit miring ke bawah dan menghadap ke kiri. Ujung jari tangan dan telunjuk mengenai pelipis mata. Pada waktu membawa tongkat pemberian salam pramuka dilakukan dengan tongkat tetap di tangan kanan kecuali pada waktu salam hormat atau salam janji, sedangkan lengan kiri diangkat merata ke depan dada dengan punggung tangan menghadap ke atas dan ujung ibu jari kiri menempel pada tongkat. Waktu memberi salam dengan tongkat, pangkal tongkat tetap di tanah dan melekat pada sisi sepatu sebelah kanan. Salam Pramuka berdasarkan penggunaanya terdiri dari : a. Salam Biasa Salam biasa digunakan untuk memberikan salam,. Saling menghargai, menghormati dan menyayangi antar pramuka. Salam ini digunakan kepada sesama pramuka. b. Salam Hormat Salam hormat digunakan untuk memberikan penghormatan kepada orang/tokoh atau benda yang dianggap terhormat. Salam ini biasanya digunakan kepada Bendera Kebangsaan Sang Merah Putih, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, tamu Negara, Kepala kepala Negara, Jenazah yang sedang diusung ke makam. c. Salam Janji Salam Janji digunakan untuk menghormati orang yang sedang mengucapkan janji. Biasanya salam ini digunakan kepada Tri Satya. 25

26 4.7 Struktur Organisasi a. Struktur Organisasi Gerakan Pramuka 26

27 b. Struktur Organisasi Gugus Depan KWARCAB KORTAN MUGUS GUGUS DEPAN PEMBINA GUGUS DEPAN MABIGUS PERINDUKAN SIAGA PASUKAN PENGGALANG AMBALAN PENEGAK RACANA PANDEGA 1. Pembina 3. Pembantu Pembina Max. 40 Orang 1. Pembina 2. Pembantu Pembina Max. 40 Orang 1. Pembina 1. Pembantu Pembina Max. 40 Orang 1. Pembina - Max. 40 Orang BARUNG REGU SANGGA REKA Pemimpin Barung Pemimpin Regu Pemimpin Sangga Pemimpin Reka Wakil Pemimpin Barung Wakil Pemimpin Regu Wakil Pemimpin Sangga Wakil Pemimpin Reka 5 10 Orang Siaga 5 10 Orang Penggalang 5 10 Orang Penegak 5 10 Orang Pandega = Garis Bimbingan dan Pengendalian = Garis Konsultasi = Garis Perwakilan = Garis Pembagian 27

28 4.8 Tanda Pengenal Gerakan Pramuka Tanda Pengenal Umum dimaksudkan untuk mengenal secara cepat seseorang sebagai anggota Gerakan Pramuka dan Gerakan Kepramukaan sedunia. Dengan adanya tanda pengenal ini, diharapkan pramuka dapat tertanam kesadaran dirinya akan kewajibannya untuk menjaga nama baik pribadi, Gerakan Pramuka dan Kepramukaan sedunia. Disamping itu agar pramuka terdorong untuk selalu berbuat dan bersikap sesuai satya dan dharma, meningkatkan persaudaraan dan bertanggung jawab. Tanda Pengenal Umum difungsikan sebagi pengenal, alat pendidikan dan pengesahan atas keanggotaan seseorang sebagai anggota Gerakan Pramuka. Tidak dibenarkan jika tanda ini difungsikan sebagai perhiasan dan tanda pangkat yang menunjukkan perbedaan martabat seseorang. Bagan Tanda Pengenal (lampiran SK Kwarnas No. 55 Tahun 1982 a. Tanda Umum Dipakai secara umum oleh semua anggota gerakan pramuka yang sudah dilantik, baik putra maupun putrid. Contoh : 1.) Tanda tutup kepala (baret) 2.) Setangen leher / pita leher 3.) Tanda pelantikan 4.) Tanda kepramukaan sedunia (WOSM) 5.) Tanda Harian 6.) Dan lain- lain 28

29 b. Tanda Satuan Menunjukkan satuan atau kwartir tertentu, tempat seorang anggota Gerakan Pramuka bergabung. Contoh : 1.) Tanda barung, regu, sangga 2.) Tanda Gudep, MABI, dan Kwartir 3.) Tanda Krida, SAKA 4.) Lencana Daerah dan tanda wilayah 5.) Tanda satuan Gudep luar biasa 6.) Dan lain lain Tanda Satuan Umum Tanda Barung Siaga a. Tanda Barung berbentuk segi tiga sama sisi, dengan puncak di atas. Panjang sisi segi tiga itu 4 cm. 29

30 b. Tanda Barung tidak bergambar, polos, berwarna menurut pilihan anggota barung yang bersangkutan. c. Warna tanda barung diutamakan mengambil warna dari Garuda Pancasila, yaitu merah, putih, kuning, hijau dan hitam. Bila diperlukan dapat mengambil warna lainnya. Tanda Regu Penggalang a. Tanda regu berbentuk bujur sangkar, dengan panjang tiap sisinya 4 cm. b. Tanda regu bergambar sesuai dengan pilihan anggota regu yang bersangkutan. c. Tanda regu untuk : 1) Regu putera bergambar binatang atau siluet (bayangan) binatang. 2) Regu puteri bergambar bunga atau siluet (bayangan) bunga. Warna dasar dan warna gambar diatur sehingga tampak sederhana, indah dan menarik. Tanda Sangga Penegak a. Tanda sangga berbentuk bujur sangkar, dengan panjang tiap sisinya 4 cm. b. Tanda sangga bergambar sesuai dengan pilihan anggota sangga yang bersangkutan. c. Tanda sangga dapat mengambil : 1) nama tahap perjuangan bangsa Indonesia, seperti Perintis, Pencoba, Penegas, Pendobrak dan Pelaksana, dengan gambar dan warna seperti contoh terlampir. 30

TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA

TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda yang dikenakan oleh seorang Pramuka pada Seragam Pramuka yang menunjukan jati dirinya sebagai seorang Pramuka, satuan tempatnya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 058 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA KECAKAPAN UMUM

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 058 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA KECAKAPAN UMUM KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 058 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA KECAKAPAN UMUM Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : 1. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

PANCASILA 4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

PANCASILA 4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 PANCASILA 1. KETUHANA YANG MAHA ESA 2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAP 3. PERSATUAN INDONESIA 4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN 5. KEADILAN BAGI SELURUH RAKYAT

Lebih terperinci

BAB III GERAKAN PRAMUKA DAN TANDA JABATAN PRAMUKA

BAB III GERAKAN PRAMUKA DAN TANDA JABATAN PRAMUKA BAB III GERAKAN PRAMUKA DAN TANDA JABATAN PRAMUKA 3. 1 Organisasi Gerakan Pramuka Organisasi Gerakan Pramuka adalah organisasi yang menangani seluruh kegiatan kepramukaan yang ada di Indonesia. Organisasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 3.1 Materi Teknik Pramuka

BAB IV PEMBAHASAN. 3.1 Materi Teknik Pramuka BAB IV PEMBAHASAN 3.1 Materi Teknik Pramuka Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap anggota Gerakan Pramuka. Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 005 TAHUN 1989 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA SATUAN GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 005 TAHUN 1989 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA SATUAN GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 005 TAHUN 1989 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA SATUAN GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : 1. bahwa Gerakan Pramuka

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 055 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 055 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 055 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang Mengingat : 1. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2010 PENDIDIKAN. Kepramukaan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5169) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN RI PRAMUKA TERTINGGI MABINAS PRESIDEN RI GUBERNUR KAMABIDA MUNAS 5 TAHUN SEKALI MUSDA 5 TAHUN SEKALI D K N PUSDIKA D K D DADIKA KWARNAS KWARDA MABICAB BUPATI/WALI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk

Lebih terperinci

P3K Posted by faedil Dec :48

P3K Posted by faedil Dec :48 P3K Posted by faedil011-06 Dec 2009 20:48 PENDAHULUAN 1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan

Lebih terperinci

MODUL 6.1 DAN 6.2 SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG DAN ALAT PENDIDIKAN

MODUL 6.1 DAN 6.2 SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG DAN ALAT PENDIDIKAN MODUL 6.1 DAN 6.2 SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG DAN ALAT PENDIDIKAN A. SYARAT DAN TANDA KECAKAPAN UMUM (SKU/TKU), SYARAT DAN TANDA KECAKAPAN KHUSUS (SKK/TKK), SYARAT DAN TANDA PRAMUKA GARUDA (SPG/TPG) DAN

Lebih terperinci

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA - 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA I. UMUM Salah satu tujuan bernegara yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiil

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA Menimbang Ketua, : a. bahwa untuk keseragaman dan keselarasan dalam

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ; Menimbang : 1. bahwa untuk kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya gerakan kepanduan dunia dipelopori oleh Robert Stephenson Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia (22 Februari 1857-8

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG PENYEMPURNAAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA KELUARGA BERENCANA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN KOTABARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 34 Tahun 1999 TANGGAL : 3 Mei 1999 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerakan pramuka sebagai satu-satunya wadah kegiatan kepanduan di sekolah merupakan tempat pendidikan bagi anak-anak yang dilaksanakan dengan penuh kegembiraaan, penuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan untuk membentuk kepribadian peserta didik seperti yang dimaksud dalam tujuan gerakan pramuka tidak dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat secara sekaligus,

Lebih terperinci

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (2) Juli Desember 2014: 16-21 PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH Saipul Ambri Damanik Abstrak: Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 180.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA GARUDA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 180.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA GARUDA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 180.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA GARUDA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : a. bahwa Gerakan Pramuka senantiasa

Lebih terperinci

POTRET EKSISTENSI TUNAS MUDA BHINEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI ASPIRASI PERADABAN BANGSA YANG BERMARTABAT

POTRET EKSISTENSI TUNAS MUDA BHINEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI ASPIRASI PERADABAN BANGSA YANG BERMARTABAT Generasi muda adalah generasi harapan bangsa. Pernyataan ini akan sangat membanggakan bagi masyarakat Indonesia apabila dapat menjadi kenyataan. Akan tetapi, faktanya membuktikan bahwa generasi muda di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, potensi, akal dan perkembangan diri manuisa, baik itu melalui jalur pendidikan formal,

Lebih terperinci

makna lambang dan atribut PASKIBRAKA Posted by asrida rida harmoko - 05 Oct :48

makna lambang dan atribut PASKIBRAKA Posted by asrida rida harmoko - 05 Oct :48 makna lambang dan atribut PASKIBRAKA Posted by asrida rida harmoko - 05 Oct 2011 20:48 Warning: Spoiler! Makna Lambang dan Atribut PASKIBRAKA/PASKIBRA Purna PASKIBRAKA Indonesia IKATAN PEMUDA AKTIVIS SMPN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peranan Gerakan Pramuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya penting yang dapat menunjang pembentukan watak, karakter dan akhlak manusia adalah melalui pendidikan secara terus menerus. Pendidikan yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.738, 2014 KEMENDAGRI. IPDN. Upacara Pelantikan. Muda Praja. Pamong Praja Muda. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG UPACARA

Lebih terperinci

Berikut pengertian masing-masing menurut Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka:

Berikut pengertian masing-masing menurut Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka: 1. Materi Pengetahuan Umum Kepramukaan untuk Penggalang Materi Pengetahuan Umum Kepramukaan adalah materi yang secara umum harus diketahui oleh pramuka, yang meliputi : Mengenal Pramuka Gerakan Pramuka

Lebih terperinci

dilakukan secara suka rela dan terus menerus. Sesuai dengan keputusan mentri P dan K No 0323 / U/1978 tanggal 28 Oktober

dilakukan secara suka rela dan terus menerus. Sesuai dengan keputusan mentri P dan K No 0323 / U/1978 tanggal 28 Oktober CARA MEMBINA YANG BAIK. Membina adalah tugas pokok seorang Pembina yang dilakukan secara suka rela dan terus menerus. Sesuai dengan keputusan mentri P dan K No 0323 / U/1978 tanggal 28 Oktober tentang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG UPACARA PELANTIKAN MUDA PRAJA DAN PAMONG PRAJA MUDA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan rakyat Indonesia yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

BAB II KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA BAB II KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA A. Sejarah Gerakan Pramuka Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik mengenai konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komunikasi) dewasa ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila generasi muda

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PASKIBRA SEKOLAH

BAB III TINJAUAN UMUM PASKIBRA SEKOLAH BAB III TINJAUAN UMUM PASKIBRA SEKOLAH 3.1 Pengertian Paskibra Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka) Peserta kegiatan ini adalah pria dan wanita yang telah dipilih mewakili kelasnya untuk mengibarkan

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK oleh : Lani Widia Astuti & Eka Jayadiputra Program Studi PPKn Universitas Islam Nusantara, Bandung ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 A. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

salam itu sendiri berasal dari bahasa arab yang berarti selamat, jika didalam salam pramuka berarti mendoakan kepada sesame

salam itu sendiri berasal dari bahasa arab yang berarti selamat, jika didalam salam pramuka berarti mendoakan kepada sesame SALAM PRAMUKA Didalam gerakan pramuka salam berarti hormat sedang salam itu sendiri berasal dari bahasa arab yang berarti selamat, jika didalam salam pramuka berarti mendoakan kepada sesame agar selamat

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINANN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG IDENTITAS DAERAH

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINANN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG IDENTITAS DAERAH WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINANN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG IDENTITAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UU No 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

Lebih terperinci

Selalu taat menjalankan ibadah agamanya secara pribadi ataupun berjamaah Pencapaian Pengisian SKU:

Selalu taat menjalankan ibadah agamanya secara pribadi ataupun berjamaah Pencapaian Pengisian SKU: SKU Penggalang Ramu nomor 1 Selalu taat menjalankan ibadah agamanya secara pribadi ataupun berjamaah Pemberian penugasan pengamatan kepada Orang Tua, akan kebiasaan putera/puterinya menjalankan ibadah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 056 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN KARANG PAMITRAN

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 056 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN KARANG PAMITRAN KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 056 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN KARANG PAMITRAN Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Menimbang : 1. bahwa dalam rangka usaha meningkatkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG UPACARA PELANTIKAN MUDA PRAJA DAN PAMONG PRAJA MUDA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA GUGUS DEPAN XI /076 PANGKALAN SMP NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Disusun Oleh. Dewan Kerja Penggalang

PROGRAM KERJA GUGUS DEPAN XI /076 PANGKALAN SMP NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Disusun Oleh. Dewan Kerja Penggalang PROGRAM KERJA GUGUS DEPAN XI.06.03.075/076 PANGKALAN SMP NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Disusun Oleh Dewan Kerja Penggalang XI.06.03.075/076 GERAKAN PRAMUKA GUDEP XI.06.03.075/076 PANGKALAN

Lebih terperinci

Tata Upacara Pramuka Penegak

Tata Upacara Pramuka Penegak Tata Upacara Pramuka Penegak Tata Upacara Pramuka Penegak A. Pengertian Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan, peraturan yang wajib dilaksanakan dengann khidmat, sehingga

Lebih terperinci

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 05 TAHUN 1984 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA WANABAKTI Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : 1. bahwa untuk

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiil

Lebih terperinci

PEMBEKALAN CALON TAMU RACANA SURYA TIRTA KENCANA-INGGITA PUSPA KIRANA PANGKALAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR NO GUDEP

PEMBEKALAN CALON TAMU RACANA SURYA TIRTA KENCANA-INGGITA PUSPA KIRANA PANGKALAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR NO GUDEP Nama : Tempat, Tanggal Lahir : Alamat Asal : Agama : Alamat Asrama : Golongan Darah : Kwaran : Kwarcab : Kwarda : No Gudep : Asal Kwarcab : Asal Pangkalan : Cita-Cita : Hobby : Motto : NIM : Departemen

Lebih terperinci

GERAKAN PRAMUKA AMBALAN JENDERAL SUDIRMAN R.A. KARTINI GUGUS DEPAN 04007 04008 PANGKALAN SMA NEGERI 7 CIREBON Sekretariat: Jalan Perjuangan No. 07 Kota Cirebon 45135 Tlp. (0231) 482734 - PENDAFTARAN PESERTA

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LAMBANG DPRD KABUPATEN PANGANDARAN

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LAMBANG DPRD KABUPATEN PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LAMBANG DPRD KABUPATEN PANGANDARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN, Menimbang :

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

Perlengkapan adat Racana Sunan Ampel-Nyai Karimah:

Perlengkapan adat Racana Sunan Ampel-Nyai Karimah: Perlengkapan adat Racana Sunan Ampel-Nyai Karimah: 1. lg racana Sunan Ampel-Nyai Karimah 2. Bendera Racana Sunan Ampel-Nyai Karimah Bendera racana berbentuk persegi panjang dengan panjang 120 cm dan lebar

Lebih terperinci

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H. REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU Oleh : H. Muhammad Syafrudin, ST, MM (Anggota DPR RI Fraksi PAN Dapil NTB Andalan Nasional Kwarnas Pramuka Urusan Komunikasi

Lebih terperinci

Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan Pramuka Kode Kehormatan Pramuka (1) Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas janji yang disebut satya dan ketentuan moral yang disebut Darma adalah salah satu unsur yang terdapat dalam Metode Kepramukaan. (2)

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 BAB I NAMA DAN TEMPAT Pasal 1 Nama (1) Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 2 TAHUN 2006 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 01 TAHUN 2003 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 178 TAHUN 1979 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN UPACARA DI DALAM GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 178 TAHUN 1979 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN UPACARA DI DALAM GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 178 TAHUN 1979 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN UPACARA DI DALAM GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : 1. bahwa kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

Cara Cepat Mudah Hafal Sandi Morse Pramuka

Cara Cepat Mudah Hafal Sandi Morse Pramuka Cara Cepat Mudah Hafal Sandi Morse Pramuka Pendidikan Wawasan Sandi morse ditemukan oleh orang yang bernama Samuel Fibley Breese Morse. Dia memiliki kebangsaan dari Amerika. Kode morse dapat disanisampaikan

Lebih terperinci

TRISATYA DASADARMA PRAMUKA

TRISATYA DASADARMA PRAMUKA PANCASILA 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratn/perwakilan 5. Keadilan social

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Lomba Keterampilan Pramuka Penggalang dan Penegak Tahun 2015 yang disingkat LKP3 2015

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pramuka terhadap Kedisiplinan Siswa. Adapun penjabarannya sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pramuka terhadap Kedisiplinan Siswa. Adapun penjabarannya sebagai berikut: BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab II ini akan diuraikan secara sistematis mengenai: (A) Implementasi: Pengertian Implementasi; (B) Kegiatan Pramuka: 1. Pengertian Pramuka, 2. Tujuan Kepramukaan, 3. Fungsi Gerakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG PRESIDEN, Menimbang : 1.bahwa masa satu windu, sejak saat diresmikan berdirinya Angkatan Perang Republik Indonesia pada

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA Dan BUPATI KAYONG UTARA MEMUTUSKAN :

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA Dan BUPATI KAYONG UTARA MEMUTUSKAN : PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014 Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA HARI PRAMUKA KE-53 DI LAPANGAN BUMI PERKEMAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada masa sekarang ini pergaulan bebas sangatlah berbahaya apalagi yang banyak terjadi pada kalangan pemuda calon penerus generasi bangsa diantaranya yang paling meresahkan

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PROVINSI PAPUA GUBERNUR PROVINSI PAPUA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA Lampiran : 2 (dua) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BARIS BERBARIS

PERATURAN BARIS BERBARIS PERATURAN BARIS BERBARIS 1. Pengertian Baris Berbaris Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatu organisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM AMONG DALAM GERAKAN PRAMUKA

BAB II SISTEM AMONG DALAM GERAKAN PRAMUKA BAB II SISTEM AMONG DALAM GERAKAN PRAMUKA A. Pencetus Sistem Among Sistem among adalah hasil pemikiran dari Ki Hajar Dewantara, Ki hajar dewantara terlahir dengan nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat pada

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia, Kata "Pramuka" merupakan

Lebih terperinci

ISSN: PRAMUKA SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN PENDIDI- KAN BERKARAKTER

ISSN: PRAMUKA SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN PENDIDI- KAN BERKARAKTER ISSN: 2407-2095 PRAMUKA SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN PENDIDI- KAN BERKARAKTER Yatik Septi Wulandari Mahasiswa prodi PGMI Semester V yatikwulandari@yahoo.co.id Abstrak Pendidikan karakter merupakan sistem

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN, Menimbang : a. bahwa dengan dimekarkannya Kabupaten Pasaman berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

AD/ART GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2009 Hlm. 13 dari 13

AD/ART GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2009 Hlm. 13 dari 13 AD/ART GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2009 Hlm. 13 dari 13 2. Usul perubahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka diterima oleh Musyawarah Nasional jika disetujui oleh sekurang-kurangnya tiga perempat dari jumlah suara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikuler 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran. Suryosubroto (2009:286) menyatakan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RENUNGAN BADEN POWELL DAY

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RENUNGAN BADEN POWELL DAY 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RENUNGAN BADEN POWELL DAY TANGGAL 21 PEBRUARI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG Assalamu alaikum Wr. Wb. 2 Salam sejahtera bagi kita

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : 1. Bahwa Angkatan Perang dalam usahanya

Lebih terperinci

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS ) MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS ) A. Pendahuluan Tujuan nasional Indonesia, seperti yang tercantum pada Pembukaan Undangundang Dasar 1945, adalah melindungi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang : a. bahwa Kota Tangerang

Lebih terperinci

Pramuka Garuda Penegak

Pramuka Garuda Penegak Pramuka Garuda Penegak Pramuka Garuda ialah tingkatan tertinggi dalam setiap golongan Pramuka (Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega). Seorang peserta didik yang telah mencapai tingkatan terakhir dalam golongannya,

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS MA ARIF NU

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS MA ARIF NU PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS MA ARIF NU BAB I NAMA, STATUS, FAHAM, TEMPAT, DAN WAKTU SAKO MA ARIF NU Pasal 1 1. Organisasi ini bernama Satuan Komunitas Pramuka Lembaga Pendidikan Ma arif Nahdatul

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Lomba Keterampilan Pramuka Penggalang dan Penegak Tahun 2015 yang disingkat LKP3 2015

Lebih terperinci

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT Azrul Azwar Disampaikan pada Mukernas &Simposium Nasional IAKM, Pontianak 9 Juli 2012 1 GERAKAN PRAMUKA Gerakan Pramuka adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 BAB I NAMA DAN TEMPAT Pasal 1 Nama (1) Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

Gambar dan Lambang Burung Garuda Pancasila BURUNG GARUDA SEBAGAI LAMBANG PANCASILA

Gambar dan Lambang Burung Garuda Pancasila BURUNG GARUDA SEBAGAI LAMBANG PANCASILA Gambar dan Lambang Burung Garuda Pancasila BURUNG GARUDA SEBAGAI LAMBANG PANCASILA Setelah kemderdekaan Indonesia 1945 hingga 1949 kemudian disusul oleh pengakuan kedaulatan Indonesia bagi Beland pada

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL UUD 1945 ( waktu : 36 menit )

LATIHAN SOAL UUD 1945 ( waktu : 36 menit ) LATIHAN SOAL UUD 1945 ( waktu : 36 menit ) 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas a. anggota Mahkamah Konstitusi dan anggota anggota Dewan Perwakilan Rakyat b. anggota Mahkamah Konstitusi dan anggota

Lebih terperinci

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B) ( Bag. I )

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B) ( Bag. I ) PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B) ( Bag. I ) Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus

Lebih terperinci

KISI KISI PENILAIAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN

KISI KISI PENILAIAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN KISI KISI PENILAIAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nama Sekolah : MTsN 1 Kota Serang Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas / Kur : VII / K13 Semester : Genap Kompetensi Inti : 1.

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

Mengenal Sosok Panutan dalam Perkembangan Karakter Pramuka Indonesia

Mengenal Sosok Panutan dalam Perkembangan Karakter Pramuka Indonesia Mengenal Sosok Panutan dalam Perkembangan Karakter Pramuka Indonesia Baden Powell lahir di London, Inggris pada tanggal 22 Februari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth Baden Powell. Nama Baden Powell

Lebih terperinci

Melebihi batas waktu yang telah ditentukan panitia, dengan rincian sebagai berikut : Lebih 2 menit dari waktu yang telah ditentukan = - 15 point

Melebihi batas waktu yang telah ditentukan panitia, dengan rincian sebagai berikut : Lebih 2 menit dari waktu yang telah ditentukan = - 15 point LOMBA LKBBT a. Ketentuan Umum 1) Jenis Perlombaan a) LKBBT dasar b) Formasi dan Variasi 2) Ketentuan Peserta a) Peserta yaitu pelajar SMP/MTs/sederajat Se-Jawa Barat. b) Setiap pleton terdiri dari 12 orang,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 226 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 226 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 226 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : a. bahwa Musyawarah

Lebih terperinci