Penentuan Parameter Teknis Ekspansi Beras (Oryza sativa) Pada Beberapa Variasi Lama Pemasakan dan Jumlah Air
|
|
- Irwan Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Penentuan Parameter Teknis Ekspansi Beras (Oryza sativa) Pada Beberapa Variasi Lama Pemasakan dan Jumlah Air Indera Sadana Wibawa, Bambang Dwi Argo, Yusuf Hendrawan Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang Penulis Korespondensi, the.last.senses@gmail.com ABSTRAK Beras merupakan salah satu tanaman pangan utama dari hampir setengah populasi dunia. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang terbesar mengkonsumsi beras di dunia. Beras dijadikan sumber karbohidrat utama hampir di seluruh daerah di Indonesia karena mudah diperoleh, rasanya yang enak dan dapat dikombinasikan dengan bahan pangan lain. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh lama pemasakan dan terhadap koefisien muai volume dan yang diserap pada nasi. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode faktorial-ral. Faktor pertama adalah lama waktu pemasakan meliputi 12 menit, 14 menit dan 16 menit. Faktor kedua adalah 100 ml, 150 ml dan 200 ml. Kemudian akan dianalisis ekspansi volume, air yang diserap, kadar air dan organoleptik meliputi aroma, kenampakan, tekstur dan rasa. Hasil penelitian ini dapat dilihat ekspansi volume tertinggi berada pada lama pemasakan 16 menit yaitu 0,034/ o C.Penyerapan air oleh nasi terbesar pada lama pemasakan 14 menit dan sebanyak 200 ml yaitu (138,755 g), kadar air tertinggi (64,116%) terdapat pada lama pemasakan 14 menit dengan sebanyak 200 ml. Sedangkan kadar air terendah (50,889%) terdapat pada lama pemasakan 16 menit dengan sebanyak 100 ml. Penilaian aroma tertinggi sebesar 4,7. Penilaian kenampakan tertinggi yaitu sebesar 4,5. Penilaian tekstur tertinggi yaitu sebesar 4,5 dan penilaian rasa tertinggi yaitu sebesar 4,4. Kata kunci: Nasi, koefisien muai volume, ekspansi volume, penyerapan air. Determination of Rice (Oryza sativa) Volume Expansion on Some Variation of Cooking Time and Water Amount ABSTRACT Rice is staple food for almost half of world`s population. Because of its sustainability and tasty Indonesian people have been choosing rice as carbohydrate source. This research was aimed to study the effect of cooking time and water amount to expansion volume coefficient and amount of absorbed water in rice. Method used in this study was factorial completely randomized design. First factor was cooking time including 12 Minutes, 14 minutes and 16 minutes. Second factor was water amount including 100 ml, 150 ml and 200 ml. Volume expansion, absorbed water, water content and organoleptic including aroma, appearance, texture, and taste were then analyzed. Result showed that the highest volume expansion was at water amount 200 ml and the little water amount used, the smaller of volume expansion. The highest volume expansion was reached at cooking time 16 minutes 0.034/ o C.Highest water absorbed was at cooking time 14 minutes with water amount of 200 ml for ( g), the highest water content (64.116%) was got in cooking time 14 minutes with water amount of 200 ml. However the lowest water content (50,889%) was got in cooking time 16 minutes with water amount of 100 ml, the best aroma is 4.7.The best appearance is 4.5.The best texture is 4.5 and the best taste is 4.4. Key words: Rice, volume expansion coefficient, volume expansion, water absorption 154
2 PENDAHULUAN Beras merupakan bagian dari tanaman padi (Oryza Sativa, L.). Gabah adalah butir padi yang telah rontok dari malainya. Butir gabah terdiri dari bagian yang dapat dimakan disebut Caryopsis dan satu bagian lagi yang merupakan struktur kulit yang disebut sekam. Bagian sekam adalah 18 sampai 28 % dari bobot gabah. Gabah yang dikupas akan menghasilkan beras pecah kulit (brown rice). Apabila beras pecah kulit tersebut disosoh maka akan diperoleh beras giling (milled rice). Beras merupakan satu-satunya jenis biji-bijian yang sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk biji utuh (Winarno, 1984). Bagian butir beras (brown rice) terdiri dari lapisan pericarp, testa atau tegmen, lapisan aluron, endosperm dan embrio (Juliano, 1972). Beras memiliki sifat-sifat unik jika diolah dalam hal ini dimasak. Proses pemasakan beras dengan menggunakan panas yang terdapat dalam air yang dituangkan bersama dengan beras akan menimbulkan suatu reaksi fisikokimia yang merubah bentuk, ukuran serta warna pada beras. Oleh sebab itu dilakukan penelitian ini untuk mengamati dan mempelajari apa saja perubahan yang terjadi saat beras diberi air panas terutama muai/ekspansi volumenya. Hasil dari penelitian ini nantinya akan bisa digunakan untuk mengoptimalkan pembuatan produk-produk atau makanan berbahan dasar beras. Dari perhitungan nilai ekspansi volume yang didapat digunakan sebagai dasar untuk merancang kapasitas volume sebuah rice cooker dengan menentukan volume maksimal yang diperlukan untuk jenis beras yang digunakan dalam penelitian ini. Alat dan Bahan METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras jenis IR-64 dan akuades. Rice cooker merk Yong Ma Mini Cook model MC300 kapasitas 0,3 Liter untuk memasak, timbangan digital untuk mengukur berat, gelas ukur untuk mengukur volume air, plastik klip untuk membungkus sampel, termometer untuk mengukur suhu nasi, meteran untuk mengukur volume nasi, oven untuk mengeringkan bahan, cawan aluminium sebagai wadah untuk pengeringan, stopwatch untuk menghitung waktu, ayakan untuk sortasi biji. Metode Penelitian Percobaan dilakukan secara faktorial menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor 1 adalah waktu pemasakan. Faktor II adalah. Masing-masing perlakuan diulangi sebanyak 3 kali. Untuk beras yang digunakan pada semua perlakuan sebanyak 100 gram. Data yang diperoleh akan dianalisis untuk mengetahui adanya pengaruh adanya interaksi dari variabel, yaitu variabel dan lama pemasakan terhadap koefisian muai volume, kadar air, yang diserap dan organoleptik. Kemudian akan dibandingkan hasil analisa masing-masing perlakuan dan diambil perlakuan mana yang terbaik dalam penelitian ini. Ekspansi volume Pengukuran pertama yaitu mengukur ekspansi volume pada beras dilakukan dengan mengamati perubahan ukuran dari dimensi beras yang telah dimasak. Untuk mengukur perubahan dimensi volume/ muai volume dapat dilihat pada persaman : γ = V Vo Vo ΔT Keterangan : ΔT = perubahan temperatur (C o ) V o = volume awal (m 3 ) ΔV = perubahan volume (m 3 ) 155
3 koef. ekspansi volume ( o C -1 ) γ = koefisien muai volume ( o C -1 ) V = Volume akhir (m 3 ) Kadar air metode oven (AOAC, 1995). Kadar air diukur dengan metode oven biasa karena kandungan bahan volatil pada sampel rendah dan sampel tidak mengalami degradasi pada suhu 100 o C yaitu dengan suhu 105 o C dalam waktu 12 sampai 24 jam. Kadar air (%bb) = (x y) (x a) 100% Keterangan : x= berat cawan ditambah berat sampel sebelum dikeringkan (g). y = berat cawan ditambah berat sampel setelah dikeringkan (g). a = adalah berat cawan kosong (g). Air yang diserap Untuk mengetahui berapa yang diserap oleh nasi yang perlu diketahui yaitu berat beras sebelum dimasak dan berat nasi setelah dimasak. Air yang diserap (g) = berat total nasi (g) berat beras (g) Organoleptik (Lawless dan Heymann, 1998) Pengujian organoleptik meliputi aroma, kenampakan, tekstur dan rasa pada uji panelis sebanyak 20 orang mahasiswa. Metode yang digunakan yaitu setelah proses pembuatan selesai kemudian diberikan pada panelis masing-masing sampel dihari yang sama. Setelah panelis mendapatkan sampel, kemudian mengamati dan mencoba sampel yang diberikan, setelah itu panelis mengisi kuisioner yang diberikan. Hal ini untuk mengetahui respon panelis yang berbeda-beda pada setiap sampel (Lawless dan Heymann, 1998). HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Jumlah Air dan Lama Pemasakan Terhadap Ekspansi Volume Nasi Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien ekspansi volume nasi dari beras jenis IR-64 berkisar antara 0,011/ o C - 0,034/ o C. Pada Gambar 1 menunjukkan grafik perbandingan pengembangan volume pada berbagai perlakuan. 0,040 0,035 0,030 0,025 0,020 0,015 0,010 0,005 0,000 0,034 0,028 0,018 0,019 0,019 0,017 0,012 0,011 0,010 Gambar 1. Grafik Rerata Ekspansi Volume Nasi 156
4 kadar air (%) Pengembangan nilai koefisien muai volume yang berangsur-angsur semakin tinggi terjadi pada perlakuan L1K3, L2K3 dan L3K3. Hal ini dikarenakan pada perlakuan ini air yang digunakan sebesar 200 ml pada 100 gram beras tertinggi diantara perlakuan lain yaitu 100 ml dan 150 ml sehingga pengembangannya optimal. Lama pemasakan juga berpengaruh terhadap ekspansi volume nasi yaitu semakin lama waktu pemasakan maka semakin tinggi pula tingkat pengembangan nasi pada perlakuan 200 ml. Lu et al. (2009) menyimpulkan granula pati dan ketersediaan atau merupakan faktor yang menentukan pengembangan volume. Analisis statistik selang kepercayaan 95% perlakuan memberikan hasil berbeda sangat nyata karena F-Hitung (571,68) > F- Tabel 5% (3,55), sedangkan untuk lama pemasakan juga memberikan hasil berbeda sangat nyata karena F-Hitung (72,36) > F-Tabel 5% (3,55). Berarti lama pemasakan dan memberikan pengaruh nyata terhadap ekspansi volume nasi yang dihasilkan. Pengaruh Jumlah Air dan Lama Pemasakan Terhadap Kadar Air Nasi Nilai kadar air dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan terendah 50,889% pada perlakuan L3K1 yaitu pada lama pemasakan 16 menit dengan 100 ml. Hal ini dikarenakan pemasakan nasi yang terlalu lama dan juga dikarenakan pada perlakuan ini pemberian air pada beras paling sedikit yaitu 100 ml menyebabkan air banyak yang menguap atau kehilangan air lebih banyak. Kadar air yang rendah juga menyebabkan tekstur nasi menjadi lebih keras. Sedangkan untuk kadar air terbesar yaitu sebesar 64,116% terdapat pada perlakuan L2K3 yaitu pada lama pemasakan 14 menit dengan 200 ml. Hasil analisis rerata kadar air dapat dilihat pada Gambar ,116 61,133 63,327 58,205 59,344 58,277 52,082 51,040 50,889 Gambar 2. Grafik Rerata Kadar Air Nasi Dari hasil analisis statistik dengan selang kepercayaan 95% untuk nilai F- Hitung ( ) > F-Tabel 5% (3,55) sehingga hasilnya berbeda sangat nyata, sedangkan lama pemasakan F-Hitung (2.76) < F-Tabel 5% (3,55) sehingga tidak berbeda nyata. Mungkin hal ini disebabkan karena selang waktu yang pendek sebesar 2 menit antara lama pemasakan 12 menit, 14 menit dan 16 menit sehingga perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air nasi. Pengaruh Jumlah Air dan Lama Pemasakan Terhadap Jumlah Air yang Diserap Nasi Jumlah air yang diserap dengan kadar air nasi berbanding lurus artinya jika kadar airnya tinggi maka yang diserap semakin banyak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air yang diserap nasi berkisar antara 74,272 gram sampai dengan 138,755 gram. Berikut adalah 157
5 air yang diserap (g) grafik yang menunjukkan pengaruh dan lama pemasakan terhadap yang diserap nasi yang ditunjukkan pada Gambar , , , , , ,149 78,616 74,844 74,272 Jumlah air Gambar 3. Grafik Rerata Jumlah Air yang Diserap Nasi Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa banyak air yang diserap nasi yang terendah yaitu sebesar 74,272 gram pada perlakuan L3K1 yaitu pada lama pemasakan 16 menit dengan jumlah air 100 ml. Sedangkan untuk yang tertinggi dalam menyerap air pada perlakuan L2K3 pada lama pemasakan 14 menit dengan 200 ml sebesar 138,755 gram. Untuk pengaruh terlihat terjadi kenaikan yang diserap. Hal ini membuktikan bahwa semakin banyak maka semakin tinggi pula yang diserap. Sedangkan untuk pengaruh lama pemasakan terhadap yang diserap terjadi penurunan data terutama pada perlakuan 100 ml. Hal ini disebabkan pada perlakuan ini air yang digunakan untuk memasak sudah terserap seluruhnya oleh nasi sehingga jika nasi terus dimasak maka air yang telah terserap dalam nasi akan menguap kembali. Hasil analisis statistik dengan selang kepercayaan 95% untuk yang digunakan memiliki F-Hitung (236,6) > F-Tabel 5% (3,55) sehingga hasilnya berbeda sangat nyata terhadap air yang diserap. Lama pemasakan F- Hitung (3,56) > F-Tabel 5% (3,55) sehingga berbeda nyata terhadap air yang diserap. Tidak sama dengan analisa kadar air, selang waktu 2 menit antara lama pemasakan 12 menit, 14 menit dan 16 menit masih berpengaruh nyata terhadap yang diserap. Sifat Organoleptik Aroma Nasi Nilai aroma menunjukkan bahwa rata-rata tertinggi kesukaan panelis terhadap aroma nasi diperoleh dari perlakuan banyak air 200 ml dan lama pemasakan 16 menit (L3K3) yaitu sebesar 4,7 (netral). Sedangkan untuk rata-rata terendah kesukaan panelis terhadap aroma nasi diperoleh pada perlakuan banyak air 100 ml dan lama pemasakan 16 menit (L3K1) sebesar 3,6 (agak tidak menyukai). Pada grafik terjadi kenaikan yang teratur pada perlakuan K2 dengan 150 ml dan K3 dengan 200 ml. Sedangkan pada perlakuan K1 dengan jumlah 100 ml terjadi penurunan. Dari penjelasan sebelumnya, hal ini disebabkan nasi yang terlalu kering yang menimbulkan aroma seperti gosong sehingga panelis kurang menyukainya. Jumlah air 100 ml tidak sebanding dengan lama pemasakan 16 menit. Grafik kesukaan panelis terhadap aroma nasi akibat perlakuan lama pemasakan dan konsentrasi air yang diberikan dapat dilihat pada Gambar 4. Hasil analisis statistik dengan selang kepercayaan 95%, untuk yang dipakai menghasilkan nilai F-Hitung (18,82) > F-Tabel 5% (3,55) sehingga memberi hasil yang berbeda sangat nyata, untuk pengaruh lama pemasakan juga memberikan hasil berbeda sangat nyata karena F-Hitung (13,982) > F-Tabel 5% (3,55). Sehingga dapat dilihat baik banyak air yang digunakan dan lama pemasakan memiliki nilai F-Hitung > F-Tabel sehingga memberikan pengaruh nyata terhadap aroma dari nasi. 158
6 nilai kenampakan nilai aroma 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 4,350 4,383 4,483 4,700 4,117 4,033 3,633 3,700 3,783 Gambar 4. Grafik Rerata Kesukaan Panelis Terhadap Aroma Nasi Sifat Organoleptik Kenampakan Nasi Kenampakan dinilai dari warnanya. Warna merupakan suatu sifat bahan yang berasal dari penyebaran spektrum sinar, begitu juga dengan kilap dari bahan yang dipengaruhi oleh sinar pantul. Warna bukan merupakan suatu zat, melainkan sensasi sensoris karena adanya rangsangan dari seberkas energi radiasi yang jatuh ke indera penglihatan (Kartika dkk, 1988). 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 4,500 4,200 4,367 4,500 3,900 4,050 4,150 3,817 3,450 Gambar 5. Grafik Rerata Kesukaan Panelis Terhadap Kenampakan Nasi Nilai kenampakan pada gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata tertinggi kesukaan panelis terhadap kenampakan nasi diperoleh dari perlakuan L3K1 dan L3K2 yaitu sebesar 4,5 yang memiliki warna putih bening. Sedangkan untuk rata-rata terendah kesukaan panelis terhadap kenampakan nasi diperoleh pada perlakuan L1K3 sebesar 3,45. Hal ini disebabkan nasi masih setengah matang sehingga mempengaruhi kenampakannya. Kemudian pada grafik terjadi kenaikan yang teratur pada perlakuan lama pemasakan 12 menit, 14 menit dan 16 menit. Hal ini sesuai dengan hasil analisa statistik selang kepercayaan 95% F-Hitung (198,89)> F-Tabel 5% (3,55). Karena lebih besar nilainya maka lama pemasakan berbeda sangat nyata terhadap kenampakan nasi. Begitu pula untuk yang digunakan memasak, nilai F-Hitung (214.49)> F-Tabel 5% (3,55) sehingga berbeda sangat nyata terhadap kenampakan nasi. Sifat Organoleptik Tekstur Nasi Tekstur didefinisikan sebagai sifat sifat suatu bahan pangan yang dapat diamati oleh mata, kulit, dan otot otot dalam mulut. Tekstur merupakan gambaran mengenai atribut bahan makanan yang dihasilkan melalui kombinasi sifat sifat fisik dan kimia, diterima secara luas oleh rasa sentuhan, penglihatan, dan pendengaran (Lewis, 1987). Sifat tekstur nasi dapat dilihat dari perbandingan antara kadar amilosa dan amilopektin (Allidawati dan Bambang, 1989). 159
7 nilai tekstur 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 4,350 4,500 3,650 3,383 3,600 3,250 2,950 2,550 2,650 Gambar 6. Grafik Rerata Kesukaan Panelis Terhadap Tekstur Nasi Pada Gambar 6, rerata tertinggi kesukaan panelis terhadap tekstur nasi sebesar 4,5 pada perlakuan L3K3 yaitu lama pemasakan 16 menit dengan 200 ml. Hal ini dikarenakan semakin besar pemberian air sebesar 200 ml pada 100 gram beras menyebabkan tekstur nasi yang semakin pulen. Kemudian pada perlakuan 200 ml pula grafik mengalami kenaikan secara bertahap dikarenakan pada perlakuan L1K3 yaitu lama pemasakan 12 menit dengan 200 ml nasi masih kurang matang sehingga panelis kurang suka karena tekstur nasi yang masih keras. Begitu juga pada perlakuan 150 ml terjadi kenaikan grafik secara bertahap. Namun, untuk perlakuan 100 ml seharusnya tingkat kesukaan panelis menurun bertahap, karena hubungannya dengan semakin kerasnya tekstur nasi. Pada perlakuan 100 ml dengan lama pemasakan dari 12 menit, 14 menit sampai 16 menit tekstur nasi semakin keras karena kadar airnya semakin kecil. Pada perlakuan L3K1 yaitu 100 ml air dan lama pemasakan 16 juga terdapat kerak nasi. Ini murni kesalahan peneliti tidak merata saat mengambil sampel. Hasil analisis statistik dengan selang kepercayaan 95% untuk jumlah yang dipakai yang menghasilkan nilai F-Hitung (608,73) > F-Tabel 5% (3,55), untuk lama pemasakan nilai F- Hitung (876,93) > F-Tabel 5% (3,55). Sehingga dapat dilihat baik banyak air yang digunakan dan lama pemasakan memiliki nilai F-Hitung lebih besar dari F-Tabel sehingga hasilnya berpengaruh sangat nyata terhadap tekstur dari nasi. Sifat Organoleptik Rasa Nasi Menurut Bambang Kartika dkk (1988), makanan merupakan gabungan dari berbagai macam rasa bahan bahan yang digunakan dalam makanan tersebut. Grafik kesukaan panelis terhadap rasa nasi akibat perlakuan lama pemasakan dan konsentrasi air yang diberikan dapat dilihat pada Gambar 7 yang menunjukkan bahwa rata-rata tertinggi kesukaan panelis terhadap rasa nasi diperoleh dari perlakuan banyak air 150 ml dan lama pemasakan 16 menit (L3K2) yaitu sebesar 4,4. Hal ini dikarenakan tingkat kadar air tinggi. Air membantu indera pengecap karena melarutkan bahan-bahan yang terkandung dalam nasi sehingga lebih mudah dirasakan oleh lidah. Sedangkan untuk rata-rata terendah kesukaan panelis terhadap rasa nasi diperoleh pada perlakuan banyak air 100 ml dan lama pemasakan 12 menit (L1K1) sebesar 2,85. Karena air yang digunakan sedikit yaitu 100 ml dalam 100 gr beras maka pada perlakuan 100 ml cenderung memiliki kadar air yang sedikit dan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, keberadaan air ini sangat berpengaruh terhadap indera pengecap. Dari hasil analisis statistik dengan selang kepercayaan 95%, yang dipakai menghasilkan nilai F-Hitung (392.1) > F-Tabel 5% (3,55), sedangkan untuk lama pemasakan nilai F-Hitung (320.3) > F-Tabel 5% (3,55). Sehingga dapat dilihat baik banyak air yang digunakan dan lama pemasakan memiliki nilai F-Hitung lebih besar dari F-Tabel sehingga hasilnya berpengaruh sangat nyata terhadap rasa dari nasi. 160
8 nilai rasa 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 4,400 4,350 3,983 3,617 3,833 3,117 3,217 2,850 2,917 Gambar 7. Grafik Rerata Kesukaan Panelis Terhadap Rasa Nasi Penentuan Perlakuan Terbaik Perlakuan dengan hasil terbaik pada penelitian ini berdasarkan uji indeks efektivitas (De Garmo et al., 1984). Nilai Efektivitas (NE) = Nilai Pengukuran Nilai Terburuk Nilai Terbaik Nilai Terburuk Dari hasil penentuan tersebut didapatkan nilai terbaik adalah L3K3yaitu nasi dengan pemberian air 200 ml dan lama pemasakan 16 menit dengan nilai produk (NP) total Kombinasi perlakuan terbaik mempunyai ekspansi volume 0,034/ o C, kadar air 63,327%, penyerapan air 133,5 gram, nilai aroma 4,7 (netral), nilai kenampakan 4,15 (netral), nilai tekstur 4,5 (netral) dan nilai rasa 4,35 (netral). KESIMPULAN Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan di antaranya: Jumlah air yang digunakan dalam pemasakan dan lama pemasakan berpengaruh terhadap proses pemasakan nasi. Pada penelitian ini ekspansi volume tertinggi berada pada perlakuan banyak air yang diapakai sebesar 200 ml dan pada lama pemasakan 16 menit yaitu 0,034/ o C. Penyerapan air tertinggi berada pada perlakuan banyak air yang diapakai sebesar 200 ml dan pada lama pemasakan 14 menit yaitu 138,755 gram. Penyerapan air terendah berada pada perlakuan banyak air yang diapakai sebesar 100 ml dan pada lama pemasakan 16 menit yaitu 74,272 gram. Uji organoleptik memeroleh nilai rata-rata tertinggi kesukaan panelis terhadap aroma yaitu 4,7 (netral) pada perlakuan 200 ml dengan lama pemasakan 16 menit, kenampakan yaitu 4,5 (netral) pada 100 ml dan 150 ml dengan lama pemasakan 16 menit, tekstur yaitu 4,5 (netral) pada 200 ml dengan lama pemasakan 16 menit dan rasa yaitu 4,4 (netral) pada 150 ml dengan lama pemasakan 16 menit. DAFTAR PUSTAKA Allidawati dan Bambang K Metode Uji Mutu Beras Dalam Program Pemuliaan Padi. dalam M. Ismunadji, M. Syam dan Yuswadi (Ed.). Padi Buku 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Hlm AOAC Official Methods of Analisis. Association of Official Analitycal Chemist. AOAC. Washington DC. USA. De Garmo, E.D, W.G. Sullivan and J. R. Canada Engineering Economis. Mc Millan Publishing Company. New York. 161
9 Juliano, B.O The Rice Caryopsis and its Compositions. Di dalam D. F. Houston (ed). Rice : Chemistry and Technology. American Association of Chemists, Inc. St. Paul. Minnesona, pp. Kartika, B. P. Hastuti, W. Supartono Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. UGM Press. Yogyakarta. Lawless, H.T., and H. Heymann Sensory Evaluation of Food Principles and Practices. International Thompson Publishing. New York. Lewis, M.J Physical Properties of Foods and Food Processing System. Cametot Press. Canada. Lu Zhan-Hui,Tomoko Sasaki,Yong-Yu Li, T.Yoshihashi, Li-Te Li, Kaoru Kohyama Effect of Amylose Content and Rice Type on Dynamic Viscoelasticity of A Composite Rice Starch Gel. Food Hydrocolloids 23: Winarno, F.G., S. Fardiaz Padi dan Beras. Diktat Tidak Dipublikasikan. Riset Pengembangan Teknologi Pangan. IPB. Bogor. 162
Studi Komposisi Sari Jagung Manis dan Karagenan Pada Kualitas Jeli Jagung Manis
Studi Komposisi Sari Jagung Manis dan Karagenan Pada Kualitas Jeli Jagung Manis Study the compotition of Sweet Corn Extract and Carrageenan Concentration on Sweet Corn Jelly Characteristics Arif Ashadi
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN TELUR ITIK DENGAN KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP MUTU BAKSO BELUT (Monopterus albus) ELITA
PENGARUH PEMBERIAN TELUR ITIK DENGAN KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP MUTU BAKSO BELUT (Monopterus albus) ELITA Dosen pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciKajian Pembuatan Bumbu Dari Bawang Putih (Allium sativum) Dan Daun Jeruk Purut (Cytrus hystrix) Menggunakan Pengering Tipe Rak
Vol. No., Juni, 6-66 Kajian Pembuatan Bumbu Dari Bawang Putih (Allium sativum) Dan Daun Jeruk Purut (Cytrus hystrix) Menggunakan Pengering Tipe Rak Aninatul Fuadah*, Sumardi Hadi Sumarlan, Yusuf Hendrawan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.
I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beras merah (Oriza sativa) merupakan beras yang hanya dihilangkan kulit bagian luar atau sekamnya, sehingga masih mengandung kulit ari (aleuron) dan inti biji beras
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROSES PENGOLAHAN BERAS PRATANAK Gabah yang diperoleh dari petani masih bercampur dengan jerami kering, gabah hampa dan kotoran lainnya sehingga perlu dilakukan pembersihan.
Lebih terperinciPerhimpunan Teknik Pertanian Indonesia Yogyakarta, 5-6 September 2014
Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia Yogyakarta, 5-6 September 2014 PERUBAHAN SIFAT FISIK DAN TINGKAT KECERAHAN BERAS GILING (ORYZA SATIVA L.) PADA BERBAGAI PENGGILINGAN BERAS Budidarmawan Idris 1, Junaedi
Lebih terperinciA. WAKTU DAN TEMPAT B. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN. 1. Penelitian Tahap I
III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Juli 2011 hingga Februari 2012, bertempat di Laboratorium Rekayasa dan Proses Pengolahan Pangan Departemen Ilmu
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
STUDI PENGARUH PEMANASAN PADA PADI (Oryza sativa) ORGANIK PANDAN WANGI TINJAUAN SIFAT KIMIA (AMILOSA, KADAR SERAT PANGAN, KADAR PROKSIMAT ) DAN SENSORIS A STUDY ON THE EFFECT OF HEATING PROCESS ON ORGANIC
Lebih terperinciUJI ALAT PENGGILING TIPE FLAT BURR MILL PADA KOMUNITAS BERAS, KETAN PUTIH DAN KETAN HITAM
UJI ALAT PENGGILING TIPE FLAT BURR MILL PADA KOMUNITAS BERAS, KETAN PUTIH DAN KETAN HITAM (Test of Flat Burr Mill GrinderOn The commodity of Rice, White Sticky Rice and Black Sticky Rice) Endra Rahmadan
Lebih terperinciBeras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian
Ade Santika dan Rozakurniati: Evaluasi mutu beras ketan dan beras merah pada beberapa galur padi gogo 1 Buletin Teknik Pertanian Vol. 15, No. 1, 2010: 1-5 TEKNIK EVALUASI MUTU BERAS KETAN DAN BERAS MERAH
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENGARUH KONSENTRASI RAGI DALAM FORMULASI INOKULUM FERMENTASI DAN LAMA PENYANGRAIAN TERHADAP MUTU KOPI BUBUK
MEMPELAJARI PENGARUH KONSENTRASI RAGI DALAM FORMULASI INOKULUM FERMENTASI DAN LAMA PENYANGRAIAN TERHADAP MUTU KOPI BUBUK SIKTIEN SEPTIA 060305008 DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Beras Struktur Beras Penggilingan Padi menjadi Beras
TINJAUAN PUSTAKA Beras Beras merupakan hasil proses pasca panen dari tanaman padi yaitu setelah tangkai dan kulit malainya dilepaskan dan digiling. Berdasarkan kelompok spesies padi yang telah dibudidayakan
Lebih terperinciOLEH : GLADYS AMANDA WIJAYA
KAJIAN PROPORSI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG UBI JALAR KUNING SERTA KONSENTRASI GLISERIL MONOSTEARAT (GMS) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MUFFIN SKRIPSI OLEH : GLADYS AMANDA WIJAYA (6103006001)
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PERENDAMAN DAN METODE PEMASAKAN TERHADAP KARAKTERISTIK BERAS MERAH
PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAN METODE PEMASAKAN TERHADAP KARAKTERISTIK BERAS MERAH (Oryza sativa) PROPOSAL SKRIPSI OLEH: MARKUS SUSANTO (6103007090) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Lebih terperinciPENGARUH EDIBLE COATING DARI PATI JAGUNG DAN LAMA PENCELUPAN TERHADAP MUTU BUAH NENAS TEROLAH MINIMAL
PENGARUH EDIBLE COATING DARI PATI JAGUNG DAN LAMA PENCELUPAN TERHADAP MUTU BUAH NENAS TEROLAH MINIMAL SKRIPSI OLEH : NIA NAZRAH HASIBUAN 110305002 / ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN Skripsi sebagai salah satu
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH JUMLAH AIR DAN LAMA EKSTRAKSI TERHADAP MUTU KOPI INSTAN SECARA MIKROENKAPSULASI
STUDI PENGARUH JUMLAH AIR DAN LAMA EKSTRAKSI TERHADAP MUTU KOPI INSTAN SECARA MIKROENKAPSULASI SKRIPSI Oleh: WILLY AGUSTINUS CHANDRA 050305010 DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciUJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER
UJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER (Test of Different Mesh Size on the Quality of Coffee Bean In Multifucer Grinder) Johanes Panggabean 1, Ainun Rohanah 1, Adian Rindang
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan September 2012 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian serta Laboratorium
Lebih terperinci3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah
3. MATERI DAN METODE Proses pemanasan dan pengeringan gabah beras merah dilakukan di Laboratorium Rekayasa Pangan. Proses penggilingan dan penyosohan gabah dilakukan di tempat penggilingan daerah Pucang
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN ENZIM BROMELIN DARI EKSTRAK NANAS DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KUALITAS FISIK DAN CITA RASA DAGING ITIK LOKAL (Anas plathyrynchos)
PENGARUH PENGGUNAAN ENZIM BROMELIN DARI EKSTRAK NANAS DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KUALITAS FISIK DAN CITA RASA DAGING ITIK LOKAL (Anas plathyrynchos) SKRIPSI Oleh: ERNA JULIANA SIMANJUNTAK 050306028 DEPARTEMEN
Lebih terperinciThe, Kevin Ciandra T. NRP 6103009136. Pengaruh Proporsi Tapioka dan Tepung Jagung terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Kerupuk Jagung. Di bawah bimbingan: 1. Ir. Indah Kuswardani, MP. 2. Erni Setijawati,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2011. Penelitian dilaksanakan di laboratorium LBP (Lingkungan dan Bangunan Pertanian) dan
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
PENGARUH PERLAKUAN PEMANASAN TERHADAP KADAR AMILOSA DAN SERAT PANGAN BERAS MERAH ORGANIK EFFECT OF HEATING TREATMENT ON AMYLOSE CONTENT AND TOTAL DIETARY FIBER OF ORGANIC RED RICE SKRIPSI Diajukan untuk
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH JUMLAH FORMULASI RAGI INOKULUM DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP MUTU BIJI KOPI
STUDI PENGARUH JUMLAH FORMULASI RAGI INOKULUM DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP MUTU BIJI KOPI SKRIPSI FAHLEVI AKBAR 060305003 DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen laboratorium. Faktor perlakuan meliputi penambahan pengembang dan pengenyal pada pembuatan kerupuk puli menggunakan
Lebih terperinciSIFAT FISIKO-KIMIA PRODUK EKSTRUSI DARI BERAS DENGAN SUBTITUSI RICE BRAN ABSTRACT
SIFAT FISIKO-KIMIA PRODUK EKSTRUSI DARI BERAS DENGAN SUBTITUSI RICE BRAN Nuri Arum Anugrahati ', Djohan Sofia 2 *, Novi Wiguna 3 ' ABSTRACT Rice bran is highly nutritional value by-product from rice milling.
Lebih terperinciVolume 5 No. 2 Juni 2017 ISSN: KARAKTERISASI DAN PENGARUH BERBAGAI PERLAKUAN TERHADAP PRODUKSI TEPUNG BERAS MERAH (Oryza nivara) INSTAN
KARAKTERISASI DAN PENGARUH BERBAGAI PERLAKUAN TERHADAP PRODUKSI TEPUNG BERAS MERAH (Oryza nivara) INSTAN FIRMAN SANTHY GALUNG Email : firman_galung@yahoo.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI BUBUR BUAH MANGGA DAN CMC (CARBOXY METHYL CELLULOSE) TERHADAP MUTU SORBET AIR KELAPA
PENGARUH KONSENTRASI BUBUR BUAH MANGGA DAN CMC (CARBOXY METHYL CELLULOSE) TERHADAP MUTU SORBET AIR KELAPA SKRIPSI OLEH TETTY ULI OKTAVIANA SITUMEANG 050305032 / TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN DEPARTEMEN TEKNOLOGI
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN TEH DAUN KOPI
STUDI PEMBUATAN TEH DAUN KOPI (Study of Tea Making from Coffee Leaves) Freddy Hotmaruli Tua Siringoringo 1*, Zulkifli Lubis 1, Rona J. Nainggolan 1 Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian USU
Lebih terperinciSUATU KAJIAN TENTANG PENGAWETAN IKAN MENGGUNAKAN LARUTAN GARAM DINGIN SKRIPSI. Oleh: KORNEL LUMBANTORUAN / THP
SUATU KAJIAN TENTANG PENGAWETAN IKAN MENGGUNAKAN LARUTAN GARAM DINGIN SKRIPSI Oleh: KORNEL LUMBANTORUAN 040305010 / THP DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008
Lebih terperinciPENGUJIAN MUTU BERAS
PENGUJIAN MUTU BERAS RINI YULIANINGSIH Good Equipment Good Paddy Rice Skilled Miller Jika Anda memilik padi berkualitas tinggi dengan unit penggiling yang bagus dan dioperasikan oleh tenaga yang ahli Jika
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,
Lebih terperinciSIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK FLAKE
SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK FLAKE BERAS MERAH DENGAN VARIASI SUHU PEREBUSAN DAN SUHU PENGERINGAN SKRIPSI OLEH: LILY CHANDRA 6103008114 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Lebih terperinciSNI 6128:2008. Standar Nasional Indonesia. Beras. Badan Standardisasi Nasional
Standar Nasional Indonesia Beras ICS 67.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Klasifikasi...4
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Waktu penelitian yakni pada bulan Desember
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PEREBUSAN DAN LAMA PENYANGRAIAN DENGAN KUALI TANAH LIAT TERHADAP MUTU KERIPIK BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr)
PENGARUH LAMA PEREBUSAN DAN LAMA PENYANGRAIAN DENGAN KUALI TANAH LIAT TERHADAP MUTU KERIPIK BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr) (The Effect of Boiling Time and Roasting Time With Clay Crock on The Quality
Lebih terperinciLAPORAN SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan
EVALUASI PENURUNAN KANDUNGAN TIAMIN PADA BERAS (Oryza sativa) VARIETAS IR 64, C4 DAN MENTIK WANGI : PENGARUH PENCUCIAN DAN PEMASAKAN DENGAN RICE COOKER EVALUATION OF THIAMINE DEGRADATION ON RICE (Oryza
Lebih terperinciUlangan 1 Ulangan 2 (%)
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Deskripsi dan analisis data memuat penjelasan tentang hasil penelitian. Hasil yang diperoleh selama proses penelitian meliputi data sifat kimia, sifat fisik dan organoleptik
Lebih terperinciKAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN
KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN STUDY OF PROCESSING SEAWEED CANDY WITH THE DIFFERENT SUGAR CONCENTRATION ON
Lebih terperinciBAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN
BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan
Lebih terperinciTINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP MINUMAN HERBAL TEH DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn.)
TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP MINUMAN HERBAL TEH DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn.) Nathania Ellora 1, G. S. Suhartati Djarkasi 2, Judith C. S. Moningka 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi
Lebih terperinciPEMANFAATAN DAUN KERSEN (Muntingia calabura) SEBAGAI PERMEN JELLY TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN. Abstrak
PEMANFAATAN DAUN KERSEN (Muntingia calabura) SEBAGAI PERMEN JELLY TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN Samsul Huda 1), Arif Sahputra 1), Wike Adhi Anggono 1) Rekna Wahyuni 2 ) 1) Mahasiswa Program Studi ITP,
Lebih terperinciKARAKTERISASI MUTU GABAH, MUTU FISIK, DAN MUTU GILING BERAS GALUR HARAPAN PADI SAWAH
KARAKTERISASI MUTU GABAH, MUTU FISIK, DAN MUTU GILING BERAS GALUR HARAPAN PADI SAWAH Zahara Mardiah dan Siti Dewi Indrasari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi ABSTRAK Permintaan beras berkualitas
Lebih terperinciBeras SNI 6128:2015. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di komersialkan
Standar Nasional Indonesia Beras ICS 67.060 Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis
Lebih terperinciPengaruh Suhu Pengeringan Dan Konsentrasi Natrium Metabisulfit (Na 2 S 2 O 5 ) Terhadap Sifat Fisik-Kimia Tepung Biji Durian (Durio zibethinus)
Pengaruh Suhu Pengeringan Dan Konsentrasi Natrium Metabisulfit (Na 2 S 2 O 5 ) Terhadap Sifat Fisik-Kimia Tepung Biji Durian (Durio zibethinus) The Influence Of Drying Temperature and Natrium Metabisulfit
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat B. Bahan dan Alat C. Tahapan Penelitian 1. Persiapan bahan
III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2009 hingga Mei 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA
PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA (Effect of Addition of Palm Sugar and Heating Temperature on Organoleptic and Quality of Coconut Water
Lebih terperinciPENGARUH PROPORSI TAPIOKA DAN TEPUNG BERAS MERAH TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERUPUK BERAS MERAH SKRIPSI
PENGARUH PROPORSI TAPIOKA DAN TEPUNG BERAS MERAH TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERUPUK BERAS MERAH SKRIPSI OLEH: BERNADETTE MAUREEN SOEWANDI 6103008100 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS
Lebih terperinciOleh : Marinda Sari 1, Warji 2, Dwi Dian Novita 3, Tamrin 4
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 2, No. 1: 43-48 MEMPELAJARI KARAKTERISTIK TEPUNG ONGGOK PADA TIGA METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA [CHARACTERIZING OF ONGGOK FLOUR USING THREE DIFFERENT DRYING METHODS]
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Pasca Panen Tanaman PENGGILINGAN PADI. Disusun oleh: Kelompok 3
LAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Pasca Panen Tanaman PENGGILINGAN PADI Disusun oleh: Kelompok 3 Arya Widura Ritonga Najmi Ridho Syabani Dwi Ari Novianti Siti Fatimah Deddy Effendi (A24051682) (A24051758)
Lebih terperinciPEMBUATAN CAKE TANPA GLUTEN DAN TELUR DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID
PEMBUATAN CAKE TANPA GLUTEN DAN TELUR DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID SKRIPSI OLEH : BOSVIN ABDALLA TAMBUNAN 100305047 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciNatallo Bugar dan Hermansyah, Uji Sensoris Pada Pembuatan Mie Basah Dengan Penambahan Surimi
UJI SENSORIS PADA PEMBUATAN MIE BASAH DENGAN PENAMBAHAN SURIMI DAGING IKAN TOMAN (Channa micropeltes) NATALLO BUGAR DAN HERMANSYAH Dosen pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Pertanian
Lebih terperinciANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK
Jurnal Galung Tropika, 2 (3) September 2013, hlmn. 129-135 ISSN 2302-4178 ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA Syamsuar 1) dan Mukhlisa
Lebih terperinciSIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK PATI SAGU (Metroxylon sago Rottb.) MODIFIKASI KIMIA DENGAN PERLAKUKAN SODIUM TRIPOLYPHOSPHATE (STPP)
SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK PATI SAGU (Metroxylon sago Rottb.) MODIFIKASI KIMIA DENGAN PERLAKUKAN SODIUM TRIPOLYPHOSPHATE () CHEMICAL AND ORGANOLEPTIC PROPERTIES OF SAGO STARCH (Metroxylon sago Rottb.)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengamatan dilakukan terhadap sifat fisik (uji lipat), organoleptik (uji hedonik), uji skoring dan analisis kimia (Pb). 1.1 Uji Lipat Uji lipat (folding test) merupakan
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI KALSIUM KARBONAT TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH KONSENTRASI KALSIUM KARBONAT TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI PROPOSAL SKRIPSI OLEH: ANDREAS DAVID CHRISTIANTO S. 6103006003 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN BIT (Beta vulgaris L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN BAHAN PENGISI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI SOSIS NABATI
PENGARUH PENAMBAHAN BIT (Beta vulgaris L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN BAHAN PENGISI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI SOSIS NABATI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Beras diperoleh dari butir padi yang telah dibuang kulit luarnya (sekam), merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebagian besar butir beras
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik
Lebih terperinciUJI SUHU PENGGORENGAN KERIPIK UBI JALAR PADA ALAT PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYING) TIPE VACUUM PUMP SKRIPSI OLEH DEWI SARTIKA T
UJI SUHU PENGGORENGAN KERIPIK UBI JALAR PADA ALAT PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYING) TIPE VACUUM PUMP SKRIPSI OLEH DEWI SARTIKA T PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II
MODUL PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA I. PENGERINGAN A. PENDAHULUAN Pengeringan adalah proses pengeluaran
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran dan
Lebih terperinciSifat Kimia dan Palatabilitas Nugget Ayam Menggunakan Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi yang Berbeda
Sifat Kimia dan Palatabilitas Nugget Ayam Menggunakan Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi yang Berbeda Chemical Properties and Palatability of Chicken Nugget Using Difference Type and Concentration of
Lebih terperinciANALISIS KOMPOSISI KIMIA PADA PEMBUATAN MAKANAN TRADISIONAL EMPEK-EMPEK PALEMBANG BERBAHAN BAKU DAGING, KULIT DAN TULANG IKAN GABUS
ANALISIS KOMPOSISI KIMIA PADA PEMBUATAN MAKANAN TRADISIONAL EMPEK-EMPEK PALEMBANG BERBAHAN BAKU DAGING, KULIT DAN TULANG IKAN GABUS (Channa striata) Dewi Farah Diba Program Studi Budidaya Peraiaran STITEK
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Proses penggorengan keripik durian dengan mesin penggorengan vakum dilakukan di UKM Mekar Sari di Dusun Boleleu No. 18 Desa Sido Makmur Kecamatan Sipora Utara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan
Lebih terperinciPENGARUH PROSES PENUAAN ARTIFISIAL PADA BERAS TERHADAP SIFAT SIFAT FISIKA-KIMIA ABSTRAK
PENGARUH PROSES PENUAAN ARTIFISIAL PADA BERAS TERHADAP SIFAT SIFAT FISIKA-KIMIA Ashadi Hasan 1, Sajeev Rattan Sharma 2, dan Tarsem Chand Mittal 2 1 Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tepung Tulang Ikan Rendemen tepung tulang ikan yang dihasilkan sebesar 8,85% dari tulang ikan. Tepung tulang ikan patin (Pangasius hypopthalmus) yang dihasilkan
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI STABILIZED CALCIUM CARBONATE 140 TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI SKRIPSI
PENGARUH KONSENTRASI STABILIZED CALCIUM CARBONATE 140 TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI SKRIPSI OLEH: ANDREAS DAVID CHRISTIANTO S. 6103006003 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
Lebih terperinciLEMBAR KUESIONER PENILAIAN SENSORIS PRODUK SUSU UHT FULL CREAM PADA RESPONDEN DEWASA
7. LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Kuesioner Penelitian LEMBAR KUESIONER PENILAIAN SENSORIS PRODUK SUSU UHT FULL CREAM PADA RESPONDEN DEWASA Berikut ini akan disajikan beberapa pertanyaan mengenai susu UHT
Lebih terperinciSIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET GURAMI DENGAN MENGGUNAKAN PATI GARUT, MAIZENA, DAN TAPIOKA SEBAGAI FILLER PROPOSAL SKRIPSI
SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET GURAMI DENGAN MENGGUNAKAN PATI GARUT, MAIZENA, DAN TAPIOKA SEBAGAI FILLER PROPOSAL SKRIPSI OLEH: MARCELIA LEMBONO 6103008014 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat
20 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen, Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI TAPIOKA PADA BERAS VARIETAS MENTIK (Oryza sativa var. Mentik) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA RICE PAPER
PENGARUH KONSENTRASI TAPIOKA PADA BERAS VARIETAS MENTIK (Oryza sativa var. Mentik) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA RICE PAPER SKRIPSI OLEH: AGNES AYU PUTRININGSIH 6103013075 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS
Lebih terperinciJurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal
DOI: 10.17969/jtipi.v6i2.2065 http://jurnal.unsyiah.ac.id/tipi Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal FORMULASI BISKUIT KELAPA PARUT KERING DENGAN PERLAKUAN PENYANGRAIAN
Lebih terperinciSIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK JELLY DRINK AIR KELAPA DENGAN VARIASI KONSENTRASI KARAGENAN SKRIPSI OLEH: CECILIA SENDUK
SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK JELLY DRINK AIR KELAPA DENGAN VARIASI KONSENTRASI KARAGENAN SKRIPSI OLEH: CECILIA SENDUK 6103010020 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI LARUTAN CALCIUM CHLORIDE TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MANISAN KERING BUAH BELIMBING WULUH
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN CALCIUM CHLORIDE TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MANISAN KERING BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi, L.) DENGAN PEMANIS HFS SKRIPSI OLEH : HENDIK KRISTIONO 6103007134
Lebih terperinciKAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN
KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN STUDY OF PROCESSING SEAWEED CANDY WITH THE DIFFERENT SUGAR CONCENTRATION ON
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Cassava stick adalah singkong goreng yang memiliki bentuk menyerupai french fries. Cassava stick tidak hanya menyerupai bentuk french fries saja, namun juga memiliki karakteristik
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Juni 2012 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen Teknik
Lebih terperinciSIFAT FISIKOKIMIA TEPUNG PREGELATINISASI BERAS MERAH DAN KETAN HITAM DENGAN VARIASI WAKTU PENGUKUSAN SKRIPSI
SIFAT FISIKOKIMIA TEPUNG PREGELATINISASI BERAS MERAH DAN KETAN HITAM DENGAN VARIASI WAKTU PENGUKUSAN SKRIPSI OLEH : YESSICA MULIA WIJAYA NRP 6103008122 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciEVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch
EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch Arfendi (0706112356) Usman Pato and Evy Rossi Arfendi_thp07@yahoo.com
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MUTU PATI UBI TALAS (Colocasia esculenta) PADA PERBANDINGAN AIR DENGAN HANCURAN UBI TALAS DAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT SKRIPSI
KARAKTERISTIK MUTU PATI UBI TALAS (Colocasia esculenta) PADA PERBANDINGAN AIR DENGAN HANCURAN UBI TALAS DAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT SKRIPSI OLEH : FARHANDI SAPUTRA NIM. 1111205045 JURUSAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciPENGARUH METODE PERLAKUAN AWAL (PRE-TREATMENT) DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP MUTU FISIK, KIMIA, DAN FUNGSIONAL TEPUNG UBI JALAR UNGU
PENGARUH METODE PERLAKUAN AWAL (PRE-TREATMENT) DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP MUTU FISIK, KIMIA, DAN FUNGSIONAL TEPUNG UBI JALAR UNGU SKRIPSI Oleh: SYAHDIAN LESTARI 110305018 / ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
Lebih terperinciSifat Fisik Dan Organoleptik Jamu Instan Plus
Sifat Fisik Dan Organoleptik Jamu Instan Plus Catur Budi Handayani, A. Intan Niken Tari Program Studi Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo Jl. Letjen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Proses Pengolahan dan Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, CV. An-
Lebih terperinciFORMULASI BISKUIT KELAPA PARUT KERING DENGAN PERLAKUAN PENYANGRAIAN DAN TANPA PENYANGRAIAN
FORMULASI BISKUIT KELAPA PARUT KERING DENGAN PERLAKUAN PENYANGRAIAN DAN TANPA PENYANGRAIAN THE FORMULATION OF DESICCATED COCONUT BISCUITS BY ROASTING AND WITHOUT ROASTING Yanti Meldasari Lubis 1*), Satriana
Lebih terperinciOPTIMASI LAMA PERENDAMAN JAGUNG UNTUK PREPARASI PEMASAKAN DALAM OTOKLAF DAN PENGGORENGAN
OPTIMASI LAMA PERENDAMAN JAGUNG UNTUK PREPARASI PEMASAKAN DALAM OTOKLAF DAN PENGGORENGAN Chatarina Wariyah Fakultas Agroindustri, Universitas Mercu Buana Yogyakarta E-mail : www.chatarina_wariyah@yahoo.co.id
Lebih terperinciPEMBUATAN SPONGE CAKE BEBAS GLUTEN DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID
PEMBUATAN SPONGE CAKE BEBAS GLUTEN DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID SKRIPSI Oleh: RIRIS MARITO SIMATUPANG 100305017/ILMU DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciPENDUGAAN UMUR SIMPAN PADA PENYIMPANAN DINGIN TEMPE KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) DENGAN PENGEMASAN VAKUM MENGGUNAKAN MODEL ARRHENIUS
PENDUGAAN UMUR SIMPAN PADA PENYIMPANAN DINGIN TEMPE KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) DENGAN PENGEMASAN VAKUM MENGGUNAKAN MODEL ARRHENIUS Anang Lastriyanto*, Nur Komar, Hartanti Setyo Pratiwi Jurusan Keteknikan
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP MUTU KERIPIK DURIAN Pada tahap ini, digunakan 4 (empat) tingkat suhu dan 4 (empat) tingkat waktu dalam proses penggorengan
Lebih terperinciPENGGUNAAN EDIBLE COATING GEL LIDAH BUAYA TERHADAP PERUBAHAN WARNA, KEKERASAN, DAN ORGANOLEPTIK BUAH TOMAT SELAMA PENYIMPANAN
PENGGUNAAN EDIBLE COATING GEL LIDAH BUAYA TERHADAP PERUBAHAN WARNA, KEKERASAN, DAN ORGANOLEPTIK BUAH TOMAT SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI OLEH: FEBRIANA SUBAGIO 6103013030 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang dewasa ini sudah banyak dikenal dan dikonsumsi oleh berbagai kalangan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN 2407-4624 PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW *RIZKI AMALIA 1, HAMDAN AULI
Lebih terperinciSTEVIA ISSN No Vol. I No. 01-Januari 2011
Mempelajari Pengaruh Lama Fermentasi Dan Lama Penyangraian Biji Kakao Terhadap Mutu Bubuk Kakao Sentosa Ginting Dosen Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian Universitas Quality Medan
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN ZAT GIZI SOUN GANYONG (Canna edulis) DAN DAYA TERIMA KONSUMEN
ANALISIS KANDUNGAN ZAT GIZI SOUN GANYONG (Canna edulis) DAN DAYA TERIMA KONSUMEN Trimurti Artama Eko Yuliastuti E.S. (eko@mail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT Food resistance will be strengthened
Lebih terperinci