Masalah dan Tantangan Pendanaan dan Pembiayaan Kesehatan di Indonesia
|
|
- Yuliani Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Masalah dan Tantangan Pendanaan dan Pembiayaan Kesehatan di Indonesia Hasbullah Thabrany
2 Sistematika 1. Kondisi dan Tantangan Kesehatan Indonesia 2. Upaya-upaya yang sudah dan sedang dilakukan 3. Harapan pada JKN masih Redup 4. Tantangan Terbesar 5. Kesimpulan dan Saran 16/10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 2
3 Kondisi dan Tantangan Kesehatan Indonesia 1. Indikator pembangunan umum: Angka kematian ibu dan angka kematian bayi/balita sangat tinggi. AKI 354 per kelahiran hidup. Malaysia 2. Beban biaya rumah tangga untuk berobat masih tinggi, sekitar 50%. Cilakanya, biaya untuk berobat yang mahal justeru menjadi beban. 3. Anggaran belanja kesehatan Pemerintah dan pemda sangat kecil. Tidak menunjukkan prioritas seperti janji-janji politik 4. DAYA SAING INDONESIA? ASIAN GAME 2014?? 16/10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 3
4 16/10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 4
5 16/10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 5
6 16/10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 6
7 16/10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 7
8 Belanja Obat Indonesia Rendah 16/10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 8
9 Publik, % total Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan Tren Pendanaan Publik Kesehatan, yang Berkeadilan. Cina, Timor Leste, Muangtai, Korea..Ikut Dominasi. Indonesia-Masih Tertinggal Australia Bangladesh China Indonesia India Japan Cambodia Korea, Rep. Malaysia Philippines Singapore Thailand Timor-Leste Turkey Diolah dari Data Bank Dunia, /10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 9
10 % PDB Universitas Indonesia, Pusat Kajian Ekonomi & KebijakanKesehatan Indonesia: Pendanaan Publik Tidak ada Perubahan Berarti dalam 20 Tahun Australia China India Indonesia Japan Korea, Rep. Malaysia Thailand Diolah dari Data Bank Dunia, /10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 10
11 Belanja Kesehatan Per Kapita, USD Indonesia Terendah Di Kelasnya Diolah dari Data Bank Dunia, /10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 11
12 Belanja Sosial (% PDB), Termasuk Kesehatan, Indonesia Jauh di bawah Normal Negara Maju 16/10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 12
13 Kontribusi Dana JS/PDB /10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 13
14 Fakta-Fakta Sebelumnya Menunjukkan 1. Belanja (pendanaan) kesehatan, baik besumber pemerintah maupun swasta, sangat rendah. Terendah di kelasnya 2. Tantangan penyakit kronis, yang mahal dan memberatkan rumah tangga, semakin tinggi. 3. Belanja obat, untuk memulihkan atau mencegah cacad/mati prematur, masih jauh di bawah belanja obat negara-negara lain 4. Semakin maju suatu negara, semakin besar belanja publik untuk kesehatan 5. Apakah karena kita SEHAT? Bukan. 16/10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 14
15 Dalam 10 Tahun Terakhir, ada Tren Kenaikan Belanja Kesehatan Total JAUH dari Cukup GNI per capita, PPP (current international $) 5,150 5,520 5,960 6,420 6,890 7,160 7,650 8,200 8,750 Population (Total, Mil) GDP (current US$ B) GDP growth (annual %) Life expectancy at birth, total (years) Per Capita Health Expenditures (US$) Per Capita HE (US$) GNI/Cap PPP /10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 15
16 Upaya-Upaya Menaikan Belanja 1. Dalam 40 tahun, belanja kesehatan Indonesia hanya berkisar 2,5-3% PDB. Terendah di kelasnya di Dunia. 2. Sejak tahun 2004 penggiat Kesehatan berupaya menaikan 1. UU SJSN, memaksa iuran wajib dan memaksa Pemerintah membayar iuran bagi penduduk miskin/tidak mampu 2. UU Kesehatan, mematok 5% APBN dan 10% APBD 3. UU Retribusi daerah memaksa 5% cukai rokok untuk keksehatan di daerah 3. Sayangnya, sampai 2014 Belanja Kesehatan Masih jauh dari harapan. APBN Kementrian Kesehatan (termasuk PBI) masih 2% dari total ABPN 16/10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 16
17 Harapan pada JKN, Masih Redup 1. JKN mengharuskan semua pemberi kerja mengiur 4,5%-5% gaji. Tapi...dilemahkan dengan batas 2 x PTKP (K1) 2. Bayaran ke faskes (kapitasi dan CBG) terlalu kecil untuk mendongkrak pendanaan/belanja kesehatan mengejar ketertinggalan Indonesia 3. Banyak pemda justeru mengurangi belanja kesehatan, mengandalkan JKN. Belanja program kesmas makin berkurang 16/10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 17
18 Tantangan Terbesar 1. Pejabat Pemerintah BELUM serius dan konsisten membangun rakyat sehat produktif. 1. Iuran PBI dalam JKN, masih diusulkan per orang per bulan, tahun Anggaran jaminan kesehatan pejabat tinggi > Rp per orang per bulan. 2. Pejabat perusahaan dan pegawai perusahaan besar mendapat jaminan kesehatan hampir tanpa batas, sampai ke LN. Pekerja? 3. Tapi...rakyat dan pekerja tenang-tenang saja. 16/10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 18
19 Kapasitas Fiskal 1. Banyak pejabat menyampaikan keterbatasan fiskal, belanja wajib Pemerintah, dan beban perusahaan membatasi dana kesehatan. BETUL? Salah anggaran 2. Tax ratio Indonesia masih kurang dari 13%. Negara-negara maju dan menengah lain diatas 20%. Ketidakmampuan atau ketidakmauan 3. Belanja rokok dan subsidi BBM, beban fiskal? Esensial? 4. TANTANGAN TERBESAR Mental Pejabat yang BELUM TERBUKTI PRO RAKYAT 16/10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 19
20 Kesimpulan dan 1. Belanja kesehatan Indonesia, dari pemerintah dan swasta/perorangan, terendah di negaranegara middle income. 2. Rendahnya belanja kesehatan berhubungan dengan rendahnya produktifitas dan daya saing bangsa 3. Upaya penggiat kesehatan menaikan belanja kesehatan dan produktifitas bangsa baru diatas kertas 4. Tantang terbesar mentalitas pejabat yang belum pro rakyat, mental feodal 16/10/2014 Hasbullah Thabrany - Pendanaan Kesehatan 20
Potensi Indonesia dinyatakan oleh berbagai studi dan kajian independen, seper[ McKinsey (2012): Unleashing Indonesia s Poten[al
Potensi Indonesia dinyatakan oleh berbagai studi dan kajian independen, seper[ McKinsey (2012): Unleashing Indonesia s Poten[al #16 2012 PDB Nasional (US$ tn) 16 12 8 4 0 #3 12.0 8.0 4.0 0.0 15.1 US Indonesia
Lebih terperinciIsu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan)
Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan) Badan Kebijakan Fiskal Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Februari 2014 Tema Undang-undang Perindustrian Sebagai
Lebih terperinciIndonesia National Health Accounts Dipaparkan dalam Kongres InaHEA Intercontinental Mid Plaza Hotel Jakarta Rabu, 8 April 2015
Indonesia National Health Accounts 2012 Dipaparkan dalam Kongres InaHEA Intercontinental Mid Plaza Hotel Jakarta Rabu, 8 April 2015 Bagaimana Pengeluaran Kesehatan Indonesia? Expenditure 2005 2006 2007
Lebih terperinciPEMETAAN KEMBALI MODEL PENDIDIKAN DI INDONESIA RZ ABD AZIZ Bandar Lampung, 21 Februari 2011
PEMETAAN KEMBALI MODEL PENDIDIKAN DI INDONESIA RZ ABD AZIZ Bandar Lampung, 21 Februari 2011 P E N D A H U L U A N DALAM PEMBUKAAN DAN BATANG TUBUH UNDANG- UNDANG DASAR (UUD) 1945 UU N0. 20 /2003 SISTEM
Lebih terperinciPerlu Tekad Baja Untuk Jaminan Sosial
Perlu Tekad Baja Untuk Jaminan Sosial Hasbullah Thabrany 1 Belum lama ini terjadi kerusuhan akibat terlalu Amendemen keempat besarnya minat menjadi pegawai negeri di Departemen UUD 45 telah Keuangan. Dari
Lebih terperinciProspek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016
Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan 2016 Aviliani 10 Maret 2016 SISTEM PEREKONOMIAN Aliran Barang dan Jasa Gross Domestic Bruto Ekonomi Global Kondisi Global Perekonomian Global masih
Lebih terperinciPerekonomian Suatu Negara
Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Implementasi desentralisasi fiskal yang efektif dimulai sejak Januari
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Implementasi desentralisasi fiskal yang efektif dimulai sejak Januari 2001 telah memberikan kewenangan yang luas kepada pemerintah daerah untuk merencanakan dan melaksanakan
Lebih terperinciPlus-Minus Perusahaan Bergabung dg JKN Sejak Awal
Plus-Minus Perusahaan Bergabung dg JKN Sejak Awal Hasbullah Thabrany Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan, Universitas Indonesia Email: hasbullah.thabrany@cheps.or.id Universitas Indonesia, School
Lebih terperinciUTANG PEMERINTAH EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL
UTANG PEMERINTAH EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL Oleh: Anthony Budiawan Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Disampaikan pada Seminar Nasional Menyikapi Polemik Utang Pemerintah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak pertemuan kesehatan dunia ke 58 yang mengesahkan UHC (universal health coverage) (WHO, 2005), dan laporan kesehatan dunia tahun 2010, yang menemukan peran
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini, penulis akan menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah,
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini, penulis akan menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciPertumbuhan Ekonomi VS Pemerataan Kesejahteraan Buruh dan Rakyat. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia 2015
Pertumbuhan Ekonomi VS Pemerataan Kesejahteraan Buruh dan Rakyat Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia 2015 PENDAHULUAN : Mengapa Indonesia Negara kaya, Pertumbuhan Ekonomi Meningkat, Namun Kesejahterannya
Lebih terperinciBELANJA FUNGSI KESEHATAN DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN)
BELANJA FUNGSI KESEHATAN DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA (APBN) 1. Ketentuan pasal 171 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 menjadikan alokasi belanja di bidang kesehatan sesuatu yang mutlak dipenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu agenda yang tercantum di dalam Nawa Cita Pembangunan Nasional adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Upaya meningkatkan kualitas hidup manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Anggaran Belanja Sektor Kesehatan Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi D.I. Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum belanja kesehatan pemerintah daerah kabupaten/kota di Provinsi DIY selama tahun 2012 sampai dengan 2014 mengalami kecenderungan yang selalu meningkat setiap
Lebih terperinciSeminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS
Seminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KINERJA INDUSTRI NASIONAL 2 EKONOMI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepada pandangan terhadap konsep sehat dengan perspektif yang lebih luas. Luasnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendekatan pelayanan kesehatan yang digunakan pada abad ke-21, mengacu kepada pandangan terhadap konsep sehat dengan perspektif yang lebih luas. Luasnya aspek itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan stabilnya kondisi harga dan terbukanya kesempatan peningkatan pembangunan yang luas, baik berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan komponen terbesar dalam negeri untuk menopang pembiayaan operasional
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dalam struktur penerimaan Negara perpajakan masih merupakan primadona dan komponen terbesar dalam negeri untuk menopang pembiayaan operasional pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada suatu periode tertentu.pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah merupakan indikator yang sangat penting untuk mengetahui dan mengevaluasi pembangunan suatu negara khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan
Lebih terperinciSUBSIDI LISTRIK DAN PERMASALAHANNYA
SUBSIDI LISTRIK DAN PERMASALAHANNYA 1. Subsidi listrik dan belanja pemerintah pusat Proporsi subsidi listrik terhadap belanja pemerintah pusat cenderung meningkat dari hanya 2,5% pada tahun 2005 menjadi
Lebih terperinciPendanaan Kesehatan di Indonesia: Penyakit Kronis yang Berkomplikasi Kebodohan dan Kemiskinan
Pendanaan Kesehatan di Indonesia: Penyakit Kronis yang Berkomplikasi Kebodohan dan Kemiskinan Hasbullah Thabrany 1 Pendahuluan Faktafakta menunjukkan bahwa orang bodoh umumnya melihat kepentingan saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi
Lebih terperinciEKONOMIKA KESEHATAN PENDAHULUAN. Disampaikan oleh Heni Wahyuni FEB UGM
EKONOMIKA KESEHATAN PENDAHULUAN Disampaikan oleh Heni Wahyuni FEB UGM Pengertian Ilmu Ekonomika Kesehatan Ekonomika kesehatan adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari alokasi sumber daya pada sektor
Lebih terperinciEKONOMIKA KESEHATAN PENDAHULUAN. Disampaikan oleh Heni Wahyuni FEB UGM
EKONOMIKA KESEHATAN PENDAHULUAN Disampaikan oleh Heni Wahyuni FEB UGM Pengertian Ilmu Ekonomika Kesehatan Ekonomika kesehatan adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari alokasi sumber daya pada sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdebatan telah disampaikan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beberapa peneliti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi mengenai pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang menjadi pembahasan yang sangat menarik. Berbagai perdebatan telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan antara lain oleh ketersediaan biaya kesehatan. Biaya kesehatan ditinjau dari sisi pemakai jasa pelayanan kesehatan
Lebih terperinciKebutuhan Dasar Layak dan Upah/ Pensiun
Kebutuhan Dasar Layak dan Upah/ Hasbullah Thabrany Konsultan Dewan Jaminan Sosial Nasional Email: hasbullah.thabrany@gmail.com Kebutuhan Dasar UNIVERSAL Jaman baheula. Cukup makan pokok, perut isi. Bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keuangan pada tahun Pelaksanaan reformasi tersebut diperkuat dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah melakukan reformasi di bidang Pemerintah Daerah dan Pengelolaan Keuangan pada tahun 1999. Pelaksanaan reformasi tersebut diperkuat dengan ditetapkannya
Lebih terperinciMasih Perlukah Kebijakan Subsidi Energi Dipertahankan Rabu, 22 Oktober 2014
Masih Perlukah Kebijakan Subsidi Energi Dipertahankan Rabu, 22 Oktober 2014 Akhir-akhir ini di berbagai media ramai dibicarakan bahwa â œindonesia sedang mengalami krisis energiâ atau â œindonesia sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara seperti Indonesia. Belanja Pemerintah tersebut dipenuhi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengeluaran Pemerintah memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara seperti Indonesia. Belanja Pemerintah tersebut dipenuhi dari penerimaan negara
Lebih terperinciPenguatan Sinergi Pemerintah, Masyarakat, dan Dunia Usaha Dalam Rangka Akselerasi Pencapaian Pembangunan Berkeadilan.
Penguatan Sinergi Pemerintah, Masyarakat, dan Dunia Usaha Dalam Rangka Akselerasi Pencapaian Pembangunan Berkeadilan. Pande Radja SILALAHI PERTUMBUHAN GDP PER CAPITA RATA-RATA HARGA KONSTAN 2005 DAN RANKING
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya dalam meningkatkan kapasitas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya dalam meningkatkan kapasitas pemerintah secara profesional untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat,
Lebih terperinciVII. SIMPULAN DAN SARAN
VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Komposisi terbesar belanja Pemerintah Indonesia adalah untuk belanja rutin dan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing daerah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi Indonesia sangat tergantung pada pembangunan ekonomi daerah. Pembangunan daerah dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sesuai prioritas dan
Lebih terperinciPenyesuaian Penghasilan Tidak Kena Pajak Sebagai Instrument Fiskal Stimulus Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015
Penyesuaian Penghasilan Tidak Kena Pajak Sebagai Instrument Fiskal Stimulus Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015 Bidang Kebijakan Pajak dan PNBP II, Pusat Kebijakan Pendapatan Negara I. Pendahuluan Pemerintah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal
Lebih terperinciCATATAN ATAS APBN-P 2015 DAN PROSPEK APBN 2016
CATATAN ATAS APBN-P 2015 DAN PROSPEK APBN 2016 Yusuf Wibisono Direktur Eksekutif IDEAS Makalah disampaikan pada Public Expose - Dompet Dhuafa, Jakarta, 10 Februari 2016 Reformasi Anggaran Langkah terpenting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada dalam suatu negara,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan adalah salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh suatu negara untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada dalam suatu negara, dengan cara menjual
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. populasi dan pendapatan per kapita negara-negara anggota ASEAN. Dimana, Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tabel 1.1 menunjukkan data statistik mengenai total pendapatan (PDB), jumlah populasi dan pendapatan per kapita negara-negara anggota ASEAN. Dimana, Indonesia memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini
Lebih terperinciPerspektif Kementerian Keuangan terhadap Anggaran untuk Pelayanan Kesehatan
Perspektif Kementerian Keuangan terhadap Anggaran untuk Pelayanan Kesehatan DISAMPAIKAN OLEH KEPALA BADAN KEBIJAKAN FISKAL DALAM RAPAT KOORDINASI PIMPINAN KEMENTERIAN KESEHATAN 21 JULI 2017 Alokasi Anggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Kepmenkes RI Nomor 128 Tahun 2004 dijelaskan bahwa fungsi puskesmas terbagi menjadi tiga yaitu pertama sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) primer
Lebih terperinciORIENTASI KEGIATAN MAHASISWA BARU STMB
ORIENTASI KEGIATAN MAHASISWA BARU STMB Integrity, Entreprenership, Best for Exellence BERSAMA : Danny Meirawan Guru di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil UPI Disajikan pada Orientasi Mahasiswa Baru STMB Bandung
Lebih terperinciPENSASARAN PROGRAM BERDASARKAN RUMAH TANGGA DAN WILAYAH
PENSASARAN PROGRAM BERDASARKAN RUMAH TANGGA DAN WILAYAH Elan Satriawan Ketua Pokja, TNP2K 1 KERANGKA MATERI 1.Situasi dan Tantangan Pembagunan Sosial di Indonesia 2.Pensasaran Rumah Tangga/Keluarga Prioritas
Lebih terperinciBANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya
BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya Pelayanan Kesehatan Berkualitas untuk Semua Pesan Pokok 1. Pelayanan kesehatan di Indonesia telah membaik walaupun beberapa hal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu negara di satu sisi memerlukan dana yang relatif besar.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu negara di satu sisi memerlukan dana yang relatif besar. Sementara di sisi lain, usaha pengerahan dana untuk membiayai pembangunan tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dunia Perpajakan di Indonesia sedang mengalami suatu proses transformasi format
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia Perpajakan di Indonesia sedang mengalami suatu proses transformasi format kelembagaan dari format konvesional yang langsung berada dibawah naungan Kementerian
Lebih terperinciKEYNOTE SPEECH MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PADA
KEYNOTE SPEECH MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PADA SEMINAR NASIONAL TANTANGAN KEPENDUDUKAN, KETENAGAKERJAAN, DAN SDM INDONESIA MENGHADAPI GLOBALISASI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang akan melaju secara lebih mandiri
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang akan melaju secara lebih mandiri apabila pembangunan itu sebagian besar dapat dibiayai dari sumber-sumber penerimaan dalam negeri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan sosial ekonomi, teknologi dan informasi telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan sosial ekonomi, teknologi dan informasi telah mengubah aspek perilaku bisnis dan perekonomian suatu negara, terlebih dalam era globalisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia sangat tinggi. Menurut Amang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduknya 255 juta pada tahun 2015, dengan demikian Indonesia sebagai salah satu pengkonsumsi beras yang cukup banyak dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia untuk dapat hidup layak, produktif, serta mampu bersaing untuk meningkatkan taraf hidupnya. Namun demikian
Lebih terperinciTabel 1. Perbandingan Belanja Kesehatan di Negara ASEAN
14 Tabel 1. Perbandingan Belanja Kesehatan di Negara ASEAN Negara Belanja kesehatan terhadap % PDB Belanja kesehatan pemerintah terhadap % total belanja kesehatan Malaysia 4,3 44,1 Thailand 4,1 74,3 Filipina
Lebih terperinciSEKILAS TENTANG ANALISIS KEBIJAKAN BELANJA PUBLIK/NEGARA
SEKILAS TENTANG ANALISIS KEBIJAKAN BELANJA PUBLIK/NEGARA 1. Arti penting dan peran analisis kebijakan belanja publik. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
Lebih terperinciPeta Jalan Menuju JAMINAN KESEHATAN NASIONAL didukung oleh:
Peta Jalan Menuju JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2012-2019 didukung oleh: PETA JALAN MENUJU JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2012-2019 DISUSUN BERSAMA: KEMENTERIAN KOORDINATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT DEWAN JAMINAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kewenangan yang luas untuk menggunakan sumber-sumber keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang kemudian direvisi dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, daerah diberi kewenangan yang luas
Lebih terperinciKebijakan Umum Prioritas Manfaat JKN
Kebijakan Umum Prioritas Manfaat JKN dr. Sigit Priohutomo, MPH KETUA DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL (DJSN) Jakarta, 8 April 2017 1 Mengenal DJSN UU 40 Tahun 2004 tentang SJSN Untuk penyelenggaraan SJSN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran prestasi dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran prestasi dari perkembangan perekonomian suatu negara dari satu periode ke periode berikutnya. Menurut Rahardja dan Manurung
Lebih terperinciSIMULASI KAPITASI JKN YANG ADEKUAT. 2nd INAHea Congress 2015
SIMULASI KAPITASI JKN YANG ADEKUAT 2nd INAHea Congress 2015 I. LATAR BELAKANG PT. Jmstk Jkesmas IURAN PBI & PBPU Dasar?? PT. Askes Faskes Swasta Cukup?? Puskesmas Sama rata Yankes berkualitas IDI Iuran=
Lebih terperinciKetua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI
PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya perlu mendapatkan perhatian serius baik dari pihak pemerintah pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional dewasa ini meliputi segala bidang dan tentunya perlu mendapatkan perhatian serius baik dari pihak pemerintah pada khususnya maupun
Lebih terperinciKata Kunci: PAD, Belanja Modal, DAU, IPM
Judul : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal pada Indeks Pembangunan Manusia dengan Dana Alokasi Umum sebagai Variabel Pemoderasi Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Nama : Putu Milan Pradnyantari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang menjadi. daerah berkewajiban membuat rancangan APBD, yang hanya bisa
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen anggaran daerah disebut Anggaran Pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu prinsip dasar pembangunan kesehatan yaitu setiap orang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan kesehatan dalam Pasal 3 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan berbunyi: Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
Lebih terperinciJaminan Hari Tua (JHT) & Jaminan Pensiun (JP) Pekerja. Timoer Sutanto, DPN Apindo, Ketua Bidang Jaminan Sosial Jakarta, 24 April 2015
Jaminan Hari Tua (JHT) & Jaminan Pensiun (JP) Pekerja Timoer Sutanto, DPN Apindo, Ketua Bidang Jaminan Sosial Jakarta, 24 April 2015 Jaminan Sosial Minimum Jaminan Sosial adalah perlindungan yang diberikan
Lebih terperinciBAB 2. Kecenderungan Lintas Sektoral
BAB 2 Kecenderungan Lintas Sektoral BAB 2 Kecenderungan Lintas Sektoral Temuan Pokok Sejak krisis ekonomi dan pelaksanaan desentralisasi, komposisi pengeluaran sektoral telah mengalami perubahan signifikan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Kesehatan merupakan hak bagi setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah. Indikator yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan salah satunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan adalah tujuan utama dari pembangunan sebuah negara atau daerah. Indikator yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan salah satunya dengan melihat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian. 1.1 Latar Belakang Indonesia pada tahun 2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kabupaten dan kota memasuki era baru sejalan dengan dikeluarkannya UU No.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan pemerintah daerah, baik di tingkat propinsi maupun tingkat kabupaten dan kota memasuki era baru sejalan dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999
Lebih terperinciKemudahan Mendapatkan Listrik
Mendorong Bergeraknya Perekonomian melalui Kemudahan Mendapatkan Listrik Jakarta, 22 Maret 2016 1 Posisi Indonesia di EoDB 2016, dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemudahan Mendapatkan Listrik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan dan lebih dekat dengan masyarakat. Otonomi yang dimaksudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era reformasi seperti saat ini sangat penting diberlakukannya otonomi daerah untuk memberikan kesempatan kepada pemerintah agar dapat lebih meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeratif yang menjadi perhatian utama dalam kesehatan secara global. Secara umum DM merupakan salah satu penyumbang beban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fluktuasi karena pengaruh dari kondisi perekonomian dunia. Beberapa contoh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa waktu terakhir mengalami fluktuasi karena pengaruh dari kondisi perekonomian dunia. Beberapa contoh krisis yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen dokumen
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran daerah merupakan rencana keuangan daerah yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen dokumen anggaran daerah disebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis keuangan global memberi dampak sangat serius bagi perekonomian Indonesia. Imbas dari krisis keuangan tersebut membuat pemerintah harus secepat mungkin
Lebih terperinciBAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 5.1. Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah Di sisi penerimaan daerah, dengan berbagai upaya untuk peningkatan pendapatan asli daerah terus dilanjutkan, PAD diharapkan
Lebih terperinciDisampaikan: Edy Putra Irawady Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan
Disampaikan: Edy Putra Irawady Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan 1 PENGAMANAN UMUM Penempatan likuiditas dana di Bank2 BUMN Menerbitkan 2 Perpu (Penjaminan, kolateral Pinjaman)
Lebih terperinciV. PEMBAHASAN. perekonomian daerah. Pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk
V. PEMBAHASAN 5.1. Kinerja Ekonomi Daerah Kota Magelang Adanya penerapan desentralisasi fiskal diharapkan dapat mendorong perekonomian daerah. Pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal manusia berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka modal manusia merupakan faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketidaksetaraan akses kesehatan telah menjadi agenda kebijakan di banyak negara di seluruh dunia (Johar, 2009). Salah satu hambatan akses ke pelayanan kesehatan untuk
Lebih terperinciBauran Kebijakan Meningkatkan Daya Saing Manufakturing
Seminar Nasional & Kongres XIX Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Surabaya 8 Oktober 2015 Bauran Kebijakan Meningkatkan Daya Saing Manufakturing Djoko Wintoro APINDO Kategori Daya Saing Biaya Manufakturing
Lebih terperinciSEMINAR PERAN SISTEM MANUFAKTUR DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DI INDONESIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK, 8 OKTOBER 2012 PT.
SEMINAR PERAN SISTEM MANUFAKTUR DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DI INDONESIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK, 8 OKTOBER 2012 1 PENGEMBANGAN INDUSTRI MANUFAKTUR SEKTOR TRANSPORTASI MELALUI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah infrastruktur yang belum merata dan kurang memadai. Kedua, distribusi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Temuan lembaga riset "The Indonesian Institute" tahun 2014 mencatat, ada tiga hal besar yang masih menjadi persoalan dalam bidang kesehatan di Indonesia. Pertama,
Lebih terperinciWajah Pelayanan Obat JKN
Wajah Pelayanan Obat JKN Hasbullah Thabrany Email: hasbullah.thabrany@cheps.or.id Kalaedoskop CHEPS UI, Jakarta 22 Desember 2016 Information presented is not the view of CHEPS or Universitas Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan manusia merupakan paradigma baru yang menempatkan manusia sebagai kunci pembangunan. Pergeseran paradigma tersebut terjadi pada tahun 1960-an,
Lebih terperinciDAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG
DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, ternyata berdampak kepada negara-negara
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF Pembiayaan APBNP 2017 masih didukung oleh peran utang Pemerintah Pusat. Penambahan utang neto selama bulan Agustus 2017 tercatat sejumlah Rp45,81 triliun, berasal dari penarikan pinjaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek. hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya. Kemiskinan juga didefinisikan
Lebih terperinciEKONOMIKA PEMBANGUNAN: INDIKATORPEMBANGUNAN
EKONOMIKA PEMBANGUNAN: INDIKATORPEMBANGUNAN Sekilas Indikator Pembangunan Indikator Pembangunan merupakan tolak ukur yang digunakan dalam mengukur performa suatu negara dalam pencapaian pembangunannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Penganggaran merupakan suatu aktivitas pemerintah yang penting
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penganggaran merupakan suatu aktivitas pemerintah yang penting dan universal. Setiap pemerintahan harus menjalankan fungsi penganggaran dalam melakukan aktivitas dan
Lebih terperinciHUBUNGAN KESEHATAN DAN KEMISKINAN
HUBUNGAN KESEHATAN DAN KEMISKINAN Konsep Kesehatan Kesehatan mempengaruhi tingkat fungsional seseorang, baik dari segi fisiologis, psikologis dan dimensi sosiokultural. Bersama dengan pendidikan, kesehatan
Lebih terperinci