CARA BERFIKIR MASYARAKAT TENTANG PERJUDIAN. (Studi Kasus Kelurahan Cikole Sukabumi) Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CARA BERFIKIR MASYARAKAT TENTANG PERJUDIAN. (Studi Kasus Kelurahan Cikole Sukabumi) Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh"

Transkripsi

1 1 CARA BERFIKIR MASYARAKAT TENTANG PERJUDIAN (Studi Kasus Kelurahan Cikole Sukabumi) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy) Oleh: MUHTAR NUR AFFAN KONSENTRASI PERBANDINGAN HUKUM PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431H/2010M

2 2

3 DAFTAR ISI 3

4 4 KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL...iv BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi Masalah 2 C. Pembatasan dan Perumusan masalah D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.. 3 E. Review Terdahulu. 4 F. Metode Penelitian.. 6 G. Sistematika Penulisan...10 BAB II : Tinjauan Teoritis Tentang Perjudian A. Pengertian Perjudian Pengertian secara Bahasa Pengertian menurut Istilah Macam- macam Perjudian.. 16 B. Pengaturan Perjudian dan Kuis SMS dalam Tata Hukum Dasar Hukum Perjudian Dasar Hukum Keharaman Kuis SMS 20

5 5 C. Unsur unsur Perjudian dan Kuis SMS Unsur perjudian Unsur kuis SMS.. 30 D. Sosiologi Berfikir Masyarakat. 34 BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT DESA CIKOLE SUKABUMI A. Letak dan Kondisi Geografis.. 40 B. Demografis Masyarakat Penduduk Pendidikan Sosial Ekonomi Keagamaan BAB IV : HASIL PENELITAN A. Profil Responden B. Pemahaman Masyarakat Desa Cikole Sukabumi Terhadap Perjudian Pengetahuan masyarakat tentang perjudian Pengetahuan masyarakat tentang kuis SMS C. Analisis Tentang Pemahaman Masyarakat Terhadap Perjudian dan kuis SMS dengan iming iming hadiah... 78

6 6 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan.. 89 B. Saran 90 DAFTAR PUSTAKA

7 7 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat serta jalan yang lurus kepada penulis atas nikmat dan karunianya, yang telah menciptakan manusia yang beraneka ragam disertai dengan kelengkapan akal pikiran sebagai daya pikir, dan hati sebagai rasa, sehingga menjadi mahluk kreatif, inovatif, dan mampu memahami serta mengamalkan norma ajaran agama (Islam) sehingga penulis ini diberi kekuatan untuk mengerjakan skripsi ini yang berjudul CARA BERFIKIR MASYARAKAT TENTANG PERJUDIAN. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa pelita kehidupan dialam ini sehingga beliau mampu mengangkat dan mengantarkan derajat manusia dari lembah kenistaan kepada lembah kemuliaan. Beserta keluarga, para sahabat, serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Penulis yakin bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa ada dukungan dan kontribusi dari berbagai pihak, baik materil maupun moril dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih terutama pada orang tua tercinta ayahanda dan ibunda yang telah memberikan nasehat, motivasi, dan juga spirit tiada henti dan terutama dalam membiayai pendidikan Strata I di UIN Jakarta.

8 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan masa sekarang, banyak hal hal baru yang dianggap subhat (tidak jelas ketetapan hukumnya) bagi kalangan masyarakat awam. Perkara subhat yang terjadi dimasyarakat akibat dari berkembangnya teknologi dalam media elektronik seperti Handphone, Televisi, Internet, dan media elektronik lainnya. Informasi yang disampaikan berupa iklan belanja, promosi produk, dan iklan kuis yang sekarang semakin ramai. Banyaknya iklan iklan yang bermunculan dimedia elektronik membawa kemjauan bagi pengetahuan masyarakat yang menguntungkan bagi pihak pengelola acara. Selain promosi dengan iklan iklan, pihak pengelola menambahkan promosinya dengan acara kuis SMS (Short Message Service) dengan iming iming hadiah. Hal ini bertujuan untuk menarik minat masyarakat ikut berpartisipasi dalam acara promosi tersebut. Oleh karenanya semenjak tahun 2000 kuis SMS menjadi penomenal dimasyarakat dan semakin hari jumlah iklan kuis meningkat di media elektronik. Mulai dari kuis cerdas cermat dan tebak lagu yang dihadiri oleh para peserta, sampai pada kuis yang hanya dengan kirim SMS dan melalui telepon saja. Kuis dengan mengirimkan SMS terlebih dahulu adalah suatu hal yang baru bagi masyarakat. Keberadaan kuis SMS bermula dari maraknya masyarakat yang

9 9 menggunakan ponse/handphone. Maraknya pengguna ponsel tersebut mengundang para pembuat kuis untuk mengadakan permainan baru yang bisa dilakukan dengan melalui ponsel. Dengan mengirim SMS sampai batas tertentu maka pihak penyelenggara bisa menentukan siapa yang pantas untuk jadi pemain dan menjadi pemenang. Dengan adanya penentuan menang/kalah, dan adanya sistem pendaftaran dengan tarif tertentu maka ada kemungkinan kuis SMS ini sama dengan permainan judi. Permainan judi dalam ajaran Agama itu diharamkan dan harus dijauhi oleh umat manusia. Karena ketentuan hukum kuis SMS belum jelas dan tidak ada, maka untuk mengetahui masalah kuis SMS ini kita harus mengetahui pemahaman masyarakat dalam menafsirkan kuis SMS. B. Identifikasi masalah Oleh karena itu, penulis selaku mahasiswa Syariah dan Hukum melihat permasalahan semacam ini perlu adanya sebuah penelitian terhadap masyarakat. Mengenai cara berfikir masyarakat tentang perjudian yang penelitiannya dikhususkan pada kuis SMS. Apakah hal yang biasa mereka lihat dan lakukan itu sebuah perjudian atau hanya permainan biasa dan tidak termasuk kedalam perjudian yang dilarang oleh Agama. Maka penulis mengambil judul: CARA BERFIKIR MASYARAKAT TENTANG PERJUDIAN (STUDI DI KELURAHAN CIKOLE SUKABUMI).

10 10 C. Pembatasan dan Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membatasi pembahasan skripsi ini agar tidak melebar dan bisa lebih terarah kepada tujuan yang diinginkan oleh penulis yaitu tentang cara berfikir masyarakat tentang perjudian. Penulis membatasi lokasi penelitian dan pembahasan kuis SMS yang di lakukan oleh masyarakat di kelurahan Cikole Kota Sukabumi Jawa Barat. Dengan demikian perjudian dalam skripsi ini di batasi hanya pada kuis SMS. Selain membatasi pembahasan, penulis juga merumuskan beberapa permasalahan agar lebih sistematis dan mencapai tujuan dari penelitian, oleh karenanya penulis merumuskan pembahasan sebagai berikut: 1. Bagaimana pemahaman masyarakat selain tokoh agama di kelurahan Cikole Sukabumi tentang judi dan segala yang terkait dengan sikap masyarakat Kelurahan Cikole Sukabumi terhadap kuis SMS? 2. Bagaimana reaksi masyarakat Kelurahan Cikole Sukabumi bila dihadapkan dengan perjudian modern khususnya kuis SMS? 3. Bagaimana pendapat tokoh Agama Islam Kelurahan CIkole Sukabumi tentang perjudian dalam konteks modern, yaitu kuis SMS

11 11 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari sebuah penelitian adalah dapat diketahuinya suatu permasalahan sosial yang belum diketahui oleh masyarakat banyak dan masih perlu adanya suatu pengkajian mendalam atas masalah yang dijadikan objek penelitian. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui penafsiran masyarakat mengenai pemahaman tentang perjudian khususnya dalam bidang kuis SMS. 2. Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tantang perkembangan perjudian modern. 3. Untuk mengetahui keberadaan hukum dalam penyelesaian dan penegakan hukum mengenai kasus perjudian modern. Selain adanya tujuan yang diharapkan oleh penulis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat menjadi pelajaran dan pengetahuan baru bagi masyarakat. Serta hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai sebuah acuan atas suatu permasalahan yang sama. Adapun kegunaan dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk kepentingan penelitian atas pengetahuan masyarakat dalam perjudian modern. 2. Dengan adanya penelitian ini dapat diperoleh informasi mengenai bagaimana masyarakat mengartikan serta memahami perjudian yang berkembang di zaman sekarang.

12 12 3. Untuk mengetahui apakah perjudian itu bisa diberantas atau tidak oleh aturan hukum yang berlaku di negara kita. Penelitian ini diharapkan menjadi rangsangan bagi penulis dan peneliti lainnya untuk meneliti secara lebih luas dan mendalam dalam mengembangkan penelitian ini. E. Review Terdahulu Dalam pembahasan perjudian ini khususnya dalam hal kuis SMS (Short Message Service) penulis menemukan beberapa skripsi yang pembahasannya hampir sama dan inti dari pembahasannya bisa diambil sebagai contoh dan rujukan dalam penulisan skripsi yang penulis buat. Kumpulan Skripsi tersebut yaitu: a. Perjudian menurut Hukum Pidana Islam dan KUHP (Studi Analisis Komparasi Unsur - Unsur dan Sanksi Pidana dalam Perjudian) yang ditulis oleh Abu A la Al Maudud Jurusan Perbandingan Madzhab Fiqih Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun Dalam pembahasannya beliau membahas tentang perbedaan unsur - unsur perjudian menurut hukum pidana Islam dan menurut Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) serta menjelaskan sanksi yang seharusnya diberikan kepada para pelaku perjudian. b. Analisis Hukum dan Ekonomi Islam Terhadap Kuis Super Deal 2 Miliyar di ANTV yang ditulis oleh Ahmad Fudholi Jurusan Perbankan

13 13 Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun Dalam Skripsi ini beliau membahas tentang aspek hukum yang ditimbulkan dari Kuis Super Deal 2 miliyar di ANTV menurut hukum Islam serta sangkut pautnya kuis ini dengan perekonomian masyarakat. c. Peran Kepolisian Resort Purwakarta Dalam Penanganan Tindak Pidana perjudian, yang ditulis oleh Rahmat Hidayat Jurusan Pidana Islam (Jinayah Syariah) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun Dalam Skripsi ini beliau membahas bagaimana peran kepolisian khususnya Kepolisan Resort Purwakarta dalam pemberantasan pelaku perjudian di daerah Purwakarta. d. Gambaran Perilaku Gambling Pada Peserta Kuis SMS di Televisi yang ditulis oleh Shinta Permata Sari, Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun Dalam Skripsi ini beliau membahas tentang pandangan para sosiolog dan psikolog tentang perilaku masyarakat yang mudah terpengaruh dengan adanya acara kuis SMS di televisi. Adapun perbedaan dengan Skripsi yang penulis buat adalah penulis meneliti cara berfikir suatu masyarakat dalam menafsirkan perjudian dan kuis SMS. Dalam hal ini, pembahasan dikhususkan pada kasus kuis SMS yang berkembang di media elektronik dan penelitian tersebut dilakukan pada masyarakat di wailayah

14 14 Kelurahan Cikole Sukabumi, selanjutnya dalam penulis menjelaskan bagaimana pemahaman masyarakat dalam menafsirkan perjudian dan kuis SMS serta bagaimana masyarakat menanggapi aturan hukum yang mengatur tentang perjudian. F. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan. 1. Jenis dan sifat penelitian Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan metode field research (penelitian lapangan) yaitu suatu pengumpilan data yang dilakukan dengan turun langsung ke lapangan. 1 Sebagai awal dari studi penelitiannya penulis menelaah bahan pustaka yang dijadikan sebagai kerangka teori dan landasan teori sebagai acuan dalam penelitian, serta menjadikan masyarakat sebagai objek dari penelitian. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dan survei yang dilakukan penulis terhadap masyarakat Kelurahan Cikole Sukabumi. Selain itu untuk melengkapi data, penulis menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku, majalah, surat kabar, diktat serta media elektronik yang berhubungan dengan perjudian. Disamping itu untuk memperkuat data kualitatif tersebut, penulis juga 1 Lexy j. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004). h.3

15 15 menggunakan data kuantitatif yang diperoleh dari hasil angket dan wawancara terhadap masyarakat Kelurahan Cikole Sukabumi. 2. Teknik Pengumpulan Data Untuk pengambilan data penulis menggunakan metode penelitian survei untuk melengkapi teknik pengumpulan datanya penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Teknik Survei yaitu teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk responden. 2 Yang terdiri dari beberapa orang dengan mengambil 150 orang responden wakil dari tiap Rukun Tetangga (RT), dan sebagian masyarakat yang kurang mampu, serta masyarakat yang berada dilihat dari perekonomian dan pekerjaannya. Hal ini bertujuan agar tercapainya suatu pandangan yang diperoleh dari keadaan masyarakatnya. Dalam penelitiannya peneliti menggunakan bentuk kuesioner kombinasi berstruktur dan tak berstruktur yaitu kuesioner terbuka yang mana jawabannya harus dipilih, dan memberi kebebasan kepada responden untuk menjawab secara lanjutan dari jawaban pertanyaan sebelumnya. Serta dengan cara Enumarasi yaitu cara pengumpulan angket dengan cara dibajakan oleh pengumpul data. 3 2 Nurul Zuriah. Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan. ( Jakarta: Bumi Aksara, 2007).h Masri Singaribun dan Sofian Efendi. Metode Penelitian Survei. ( Jakarta: Lembaga Penelitian dan penerangan Ekonomi Sosial (LP3ES),1999).h. 155

16 16 b. Wawancara (interview) yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden dan jawaban - jawaban responden dicatat atau direkam. 4 Oleh karenanya penulis meggunakan sistem wawancara khusus yaitu penulis mengambil sampel responden dari kalangan tokoh Agama yang ada di wilayah kelurahan Cikole Kota Sukabumi. Hal ini bertujuan agar hasil wawancara yang diajukan dapat diterapkan di masyarakat. c. Studi pustaka yaitu data yang diperoleh dari bahan pustaka dan dokumen lain yang membahas tentang perjudian dan kuis SMS. d. Studi dokumenter yaitu data pelengkap yang di peroleh dari kkelurahan Cikole Sukabumi Jawa Barat sebagai informasi profil responden dalam pengambilan sampel. 3. Teknik Pengambilan sampel Disini penulis menggunakan kerangka sampling individu atau rumah tangga yaitu kerangka sampling berupa daftar mengenai jumlah penduduk, jumlah Kepala Keluarga (KK), jumlah Rukun Warga (RW), dan jumlah Rukun Tetangga (RT) yang ada dalam wilayah Kelurahan Cikole Sukabumi dengan mengambil sampel 150 hasil dari akumulasi perwakilan tiap Rukun Tetangga (RT) dan mengambil perwakilan dari jenis kelaminnya, yang diambil secara Non Random sampling yaitu teknik penarikan sampel yang karena alasan tertentu tidak memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh anggota populasi 4 Nurul Zuriah. Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan. ( Jakarta: Bumi Aksara, 2007).h. 183

17 17 untuk terseleksi menjadi sampel dan peneliti juga menggunakan cara purposif yaitu dengan memilih sendiri responden sesuai dengan keinginan penulis. 5 Selain itu untuk melengkapi data dari wawancara, penulis mewawancarai beberapa tokoh Agama yang dianggap penting dan perlu sebagai pelengkap atas jawaban yang diharapkan oleh peneliti yang diambil secara langsung dan tanpa melewati tahap sampling terlebih dahulu yaitu dengan mengambil empat orang tokoh Ulama yang berada di Kelurahan Cikole Sukabumi dan satu diantaranya Ketua MUI Kota Sukabumi. 4. Teknik Analisis data Untuk menganalisis data hasil dari penelitian, penulis menggunakan cara univarias yaitu dengan hanya menampilkan satu aspek data yang lebih penting dan merupakan tujuan akhir, selain itu penulis juga menggunakan analisis data deskriptif yaitu teknik analisis data dengan menjabarkan data - data hasil dari pengumpulan data yang diperoleh dari angket dan wawancara dengan para responden Teknik penulisan Teknik penulisan dalam skripsi ini penulis menggunakan buku pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun Masri Singaribun dan Sofian Efendi. Metode Penelitian Survei. ( Jakarta: Lembaga Penelitian dan penerangan Ekonomi Sosial (LP3ES),1999).h Ibid.h.157

18 18 G. Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam 5 bab, dengan penjelasan sebagai berikut: BAB I : Berisi pendahuluan yang memuat tentang latar belakang masalah yang mendasari pembahasan masalah, identifikasi masalah yang memberikan inti permasalahan, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, review terdahulu, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Dalam bab ini akan dideskripsikan tentang tinjauan teoritis mengenai perjudian, yang terdiri dari pengertian perjudian menurut agama dan hukum, unsur - unsur atau karakteristik perjudian, macam macam perjudian, landasan hukum tentang perjudian, serta sosiologi berfikir masyarakat. BAB III : Dalam bab ini akan dideskripsikan tentang gambaran umum masyarakat Kelurahan Cikole kota Sukabumi, yang terdiri dari letak dan kondisi geografis Kelurahan Cikole, dan demografis masyarakat yang mencakup atas kependudukan, pendidikan, sosial ekonomi, dan keagamaan. BAB IV : Dalam bab ini membahas mengenai hasil dari penelitan, yang mencakup tentang profil responden, pemahaman masyarakat Kelurahan Cikole terhadap perjudian, dan analisis tentang tingkat pemahaman masyarakat dalam menafsirkan perjudian.

19 19 BAB V : Penutup dengan mengambil kesimpulan dan saran saran yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

20 20 BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJUDIAN A. Pengertian Perjudian Banyak perdebatan sesama ahli hukum baik dari ahli hukum Islam maupun hukum positif dalam mengartikan atau menafsirkan tentang perjudian yang disulap menjadi sebuah permainan kuis SMS. Seperti dalam mengartikan kuis SMS yang berkembang di media elektronik yang dapat menjanjikan hadiah jutaan rupiah kepada para pemainnya. Permainan dilakukan dengan menjawab pertanyaan yang sangat mudah dan mengirim pesan singkat dengan tarif diluar normal. 1. Perjudian secara bahasa Perjudian secara etimologi adalah permainan dimana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan diantara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi pemenang. Selain itu pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya kepada si pemenang dan jumlah taruhan ditentukan sebelum pertandingan dimulai. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia judi ialah permainan yang memakai harta benda sebagai taruhan. Sedangkan berjudi ialah mempertaruhkan sejumlah uang atau harta benda dalam permainan tebakan berdasarkan kebetulan atau spekulasi, dengan tujuan mendapatkan sejumlah uang atau harta yang lebih besar dari pada jumlah uang atau harta semula. 7 7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, h. 387

21 21 Judi dalam penjelasan pasal 303 KUHP ialah tiap permainan yang mendasarkan buat menang pada umumnya bergantung pada untung untungan. 8 Sedang dalam Ensiklopedi Indonesia Judi diartikan sebagai suatu kegiatan pertaruhan untuk memperoleh keuntungan dari hasil suatu pertandingan, permainan atau kejadian yang hasilnya tidak dapat diduga sebelumnya. 9 Bila dilihat dalam bahasa Arab Judi disebut dengan istilah Maisir yang dalam bahasa Arab mengandung beberapa pengertian diantaranya ialah: lunak, tunduk, keharusan, mudah, gampang, kaya, membagi - bagi, dan lain-lain. 10 Quarish Sihab dalam tafsir al - misbah mengatakan bahwa kata maisir berasal dari kata yasara ( ) yang artinya keharusan, dengan artian bahwa judi itu ada keharusan bagi siapa saja dalam bermain judi/maisir untuk menyerahkan sesuatu yang dipertaruhkan kepada pihak yang menang. Selain itu Quraish Sihab mengatakan bahwa maisir berasal dari kata yusrun ( ) yang artinya mudah, dengan kata lain bahwa maisir/judi itu adalah upaya dan cara untuk mendapatkan rizki dengan mudah tanpa susah payah. Ada lagi yang mengatakan bahwa maisir berasal dari kata yasầr ( ) yang artinya kaya, karena dengan permainan itu akan menyebabkan pemenangnya menjadi kaya Penjelasan KUHP. Pasal Judi Ensiklopedi Indonesia, Jilid 5. Jakarta: Ichtiar Baru h h Ibrahim Hosen, Apakah Judi Itu, Jakarta: Lembaga Kajian Ilmiah Institut Ilmu Al-Qur an (IIQ),

22 22 Selain mengartikan apa itu judi maka kita juga harus mengetahui apa yang dinamakan dengan kuis. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Kuis adalah acara hiburan di dalam suatu media massa ataupun media elektronik yang berupa menjawab pertanyaan. 12 Ensiklopedia Indonesia mendefinisikan kuis yaitu penamaan beberapa jenis cerdas tangkas yang biasanya diselenggarakan melalui media massa. 13 Sedangkan pegertian dari kuis Short Message Service (SMS) adalah suatu model pengiriman SMS mengenai berbagai masalah tertentu, yang disertai dengan janji pemberian hadiah, baik melalui undian ataupun melalui akumulasi jumlah (frekuensi) pengiriman SMS yang paling tinggi, sementara biaya pengiriman SMS di luar ketentuan normal, dan sumber hadiah tersebut berasal dari akumulasi hasil perolehan SMS dari peserta atau sebagiannya berasal dari sponsor Perjudian menurut Istilah Dalam mengartikan dan menafsirkan judi para ulama berbeda pendapat mengenai letak suatu illat perjudian: a. Alaudin Ali bin Muhammad bin Ibrahim Pengarang Tafsir Khazin menjelaskan bahwa yang di maksud dengan judi ialah: 11 M. Quraish Shihab. Tafsir Al- Mishbah (Pesan, Kesan, dan keserasian Al-Qur an), Vol. 3. Jakarta: Lentera Hati, h Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, h Kuis Ensiklopedi Indonesia, Jilid 5. Jakarta: Ichtiar Baru h Budi. Fenomena Undian Berhadiah dan Kuis SMS dalam Kaca Mata Islam. Diakses pada tanggal 27 Mei 2010 dari:

23 23 Artinya: Setiap permainan yang padanya ditentukan yang menang mendapatkan apasaja dari yang kalah apakah itu berupa benda berharga atau yang lainnya. b. Imam Syafi I dalam kitab al umm juz IV menjelaskan bahwa: Maisi/judi adalah suatu permainan yang mengandung unsur taruhan yang dilakukan secara berhadap- hadapan langsung antara dua orang atau lebih. Taruhan adalah suatu bentuk permainan dimana yang kalah harus membayar atau menyerahkan sesuatu kepada pihak yang menang. Menurut Imam syafi i apabila taruhan tersebut tidak dilakukan secara berhadap- hadapan maka hal tersebut tidak disebut dengan maisir namun hal tersebut merupakan fashal. 16 c. Syekh Muhammad Yusuf Qardawi seorang ulama fiqih asal Indonesia berpendapat bahwa: Perjudian yaitu permainan yang tidak luput dari untung-rugi yang dialami oleh si pemain. Dalam hal ini beliau tidak menjelaskan adanya suatu majlis dalam permainan tersebut, dan yang jelas haramnya suatu permainan tersebut dengan dicampurinya permainan tersebut dengan perjudian yang mana didalamnya terdapat sebuah unsur menang dan kalah. 17 d. Hasbi Ash Shidieqi seorang ulama tafsir Indonesia mengartikan bahwa: Judi ialah segala bentuk permainan yang ada wujud kalah menangnya, dan pihak yang kalah memberikan sejumlah uang atau barang yang di 15 Alaudin Ali bin Muhammad Bin Ibrahim. Tafsir Khazin,Jilid I. Mesir: Mustafa Al- Arabi Al- Halabi h Ibrahim Hosen. Apakah Judi Itu, Jakarta: Lembaga Kajian Ilmiah Institut Ilmu Al-Qur an (IIQ), h Muhammad Yusuf Qardhawi. Halal dan Haram dalam Islam, Jakarta: Bina Ilmu, h.43

24 24 sepakati sebagai taruhan kepada pihak yang menang. Lebih lanjut dikatakannya segala permainan yang mengandung unsur untunguntungan termasuk judi yang dilarang oleh syara. 18 e. Quraish Shihab pengarang tafsir al misbah mengartikan bahwa: Maysir/judi adalah segala macam aktivitas yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih untuk memenangkan suatu pilihan dengan menggunakan uang atau materi sebagai taruhan. 19 f. Perjudiaan menurut Pasal 303 ayat (3) KUHP sebagai berikut : Permainan judi adalah tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya. 20 Dari berbagai pengertian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Judi adalah suatu permainan yang didalamnya ada sebuah unsur taruhan, dan apabila salah satu dari para pemain menang maka taruhan tersebut menjadi milik pemenang. 3. Macam- macam Perjudian Dari berbagai pengertian diatas, bahwa dalam perjudian juga mempunyai beberapa macam perjudian menurut PP No. 9 tahun 1981 tentang Pelaksanaan Penertiban Perjudian, yaitu: perjudian di kasino yang terdiri dari Roulette, Blackjack, Baccarat, 18 Judi Hasbi Ash Shidieqi, ed., Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve h M. Quraish Shihab. Tafsir Al- Mishbah (Pesan, Kesan, dan keserasian Al-Qur an), Vol. 3. Jakarta. Lentera Hati, h Andi Hamzah. KUHP dan KUHAP, Jakarta. Rineka Cipta, h.122

25 25 Creps, Keno, Tombola, Super Ping-pong, Lotto Fair, Satan, Paykyu, Slot Machine (Jackpot), Ji Si Kie, Big Six Wheel, Chuc a Luck, Lempar paser / bulu ayam pada sasaran atau papan yang berputar (Paseran). Pachinko, Poker, Twenty One, Hwa Hwe serta Kiu- Kiu. 21 Selain itu juga ada beberapa permainan yang bisa menyerupai perjudian dikarenakan unsur atau illatnya sama yang diqiaskan atau dipersamakan dengan permainan judi, penulis menguraikan permainan yang unsure dan illatnya sama dengan sebagai berikut: a. Permainan Kartu yaitu suatu permainan kartu yang mana pemainnya terdiri dari empat orang atau lebih dengan memasang uang sebagi taruhannya, dan yang menang akan mendapatkan uang tersebut. b. Toto togel yatu permaian tebak nomer yang dilakukan oleh beberapa orang dengan memasang sejumlah uang dan bagi yang menang akan mendapat jumlah uang dua kali lipat lebih besar dari yang di pasang. c. Sabung ayam yaitu permainan dengan cara pertandingan ayam yang di jagokan dengan memasang sejumlah uang bagi ayam yang dijagokan. 22 d. Lotre yaitu permainan yang dilakukan dengan cara membeli sebuah tiket yang sudah terdapat nomor atau nama untuk hadiah yang sudah disiapkan. 21 PP No. 9 tahun 1981 Tentang Pelaksanaan Penertiban Perjudian. Di akses pada tanggal 20 Juni 2010 dari 22 Haryanto. Indonesia Negeri Judi. Di akses pada 04 Maret dari :

26 26 e. Undian hadiah yaitu permainan dengan cara membeli sebuah tiket atau kupon undian yang nantinya akan diundi untuk mendapatkan hadiah yang sudah ditentukan. 23 B. Pengaturan perjudian dan kuis SMS dalam tata hukum 1. Dasar Keharaman Judi Untuk menentukan dasar daripada keharaman judi para ulama fiqih telah sepakat bahwa ada tiga ayat al Qur an yang menjelaskan tentang perjudian/maisir antara lain: a. Al - Qur an surat al- Baqarah ayat 219 yang mengatakan: Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-nya kepadamu supaya kamu berfikir. (QS.Al baqarah (2):219) Penjelasan ayat ini adalah menerangkan tentang jawaban untuk umat muslim yang pada waktu itu bertanya atas dua hal yang dilarang yaitu tentang khamar dan judi. (IIQ), h K.H. Ibrahim Hosen. Apakah Judi Itu, Jakarta: Lembaga Kajian Ilmiah Institut Ilmu Al-Qur an

27 27 Maka Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menjawab pertanyaan tentang khamar dan judi bahwa pada keduanya itu terdapat dosa besar seperti hilangnya keseimbangan, gangguan kesehatan, penipuan, kebohongan, perolehan harta tanpa hak, dan benih permusuhan. Serta beberapa manfaat duniawi bagi segelintir manusia seperti keuntungan materi, kesenangan sementara dan ketersediaan lapangan kerja. 24 b. Al qur an surat al Maidah ayat 90 yang berbunyi: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (Q.S.Al-Maidah (5): 90) Dalam ayat ini menjelaskan bahwa sesungguhnya minuman yang memabukkan, semua jenis- jenis perjudian, berkorban untuk berhala yang dijadikan untuk sembahyang, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan najis dan menjijikkan. Kata rijs (keji) dalam ayat ini meliputi perkara yang menjijikkan secara hissi (konkret) seperti bangkai dan minuman, atau yang berbentuk maknawi (abstrak) seperti berjudi. 25 c. Al qur an surat al Maidah ayat 91 yang mengatakan: 24 M. Quraish Shihab. Tafsir Al- Mishbah (Pesan, Kesan, dan keserasian Al-Qur an). Vol. 1 Jakarta: Lentera Hati h Ibid, Vol. 3 h. 192

28 28 Artinya: Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (Q.S.Al-Maidah/(5): 91) Melalui ayat ini dipahami bahawa perjudian termasuk pada perbuatan yang bisa menimbulkan suatu perselisihan antara dua pihak yang bermain, serta dapat menghalanginya untuk beribadah dan mengingat Allah SWT. Dalam tafsir al mishbah, Quraish shihab menerangkan bahwa sesungguhnya syitan itu hanya bermaksud mendorong dan menggambarkan kesenangan dan kelezatan melalui khamar dan perjudian untuk menimbulkan suatu permusuhan bahkan kebencian dengan cara memperindah keduanya. Serta disamping dampak buruk tersebut, setan melalui kedua hal tersebut mencoba untuk menghalangi kamu dari mengingat Allah baik dengan hati, lidah, maupun perbuatan Dasar Keharaman Kuis SMS Perdebatan mengenai dasar dari pada keharaman kuis SMS belum diketahui oleh masyarakat. Hal ini karena para ulama dan Ahli hukum berbeda pandangan tentang 26 Ibid. h. 194

29 29 menentukan apakah kuis SMS itu dapat dikatakan sebagai sebuah perjudian model baru, ataukah kuis SMS ini hanya sebuah permainan biasa yang tidak terdapat unsur judi. Perbedaan pandangan para ulama mengenai pembentukan hukum baru atas permasalahan yang belum ada nashnya, mendorong para ulama kontemporer untuk melakukan ijtihad dalam menetapkan hukum tersebut. Seperti yang di ungkapkan dalam satu qaidah fiqih yaitu: Berubahnya beberapa hukum karena perubahan waktu tidak diingkari Qoidah ini menerangkan bahwa sebuah hukum itu akan berubah sesuai dengan berubahnya zaman dan perubahan tersebut itu tidak bisa diingkari oleh manusia. Maksudnya bahwa ketentuan hukum hasil ijtihad baik yang melalui jalur qiyas atau pertimbangan kemaslahatan, itu didasarkan pada waktu berlakunya hukum tersebut. 28 Oleh karena itu dalam penetapan hukumnya harus dilihat terlebih dahulu nash - nash yang sudah mengatur mengenai hukum perjudian dikhususkan pada hukum kuis SMS apakah masih relevan untuk dipakai sebagai dasar hukum. Salah satu prinsip yang telah di tetapkan dalam Islam adalah bahwa jika Islam mengaharamkan sesuatu maka ia juga mengharamkan segala perantara yang mengarah pada yang diharamkan tersebut dan 27 Ahmad Sudirman Abbas, Sejarah Qawaid Fiqhiyyah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, h Wahbah Az- zuhaili. Konsep Darurat Dalam Hukum Islam (Studi Banding dengan Hukum Positif), Jakarta: Gaya Media Pratama. h. 51

30 30 menutup jalan yang menuju kearah yang halal. Maka para ulama berpegang pada prinsip Segala sesuatu yang menjurus kepada yang haram maka hukumnya haram juga. 29 Serupa dengan itu Islam juga menetapkan bahwa dosa perbuatan haram tidak terbatas pada pelakunya saja secara langsung, tetapi meluas membentuk suatu lingkaran mencakup pada semua orang yang ikut serta dalam perbuatan itu serta harta yang jadi perantaranya. Dan setiap orang yang ikut serta mendapat dosa sesuai dengan kadar keterlibatannya akan dosa tersebut. 30 Mengingat bahwa tujuan penetapan sesuatu yang haram itu untuk menghindari kemadharatan atau menjauhi mafsadat yang terdapat didalamnya maka seorang muslim harus bersikap hati - hati agar tidak terjerumus kedalam perbuatan yang haram, dan apabila seseorang tidak mampu menentukan hukum suatu persoalan hendaknya ia pandang saja hal itu sebagai hal yang haram untuk berpegang pada prinsip menutup kesempatan (saddu Al- dzara I) yang telah menjadi ketetapan dalam Islam. 31 Seperti yang di jelaskan dalam al - Qur an Surat al - Araf ayat 33 yang berbunyi: 29 Yusuf Al- Qardhawi, Halal Haram Dalam Islam. Penerjemah Muammal Hamidy. Jakarta: Akbar Media, h Ibid. h Wahbah Az- Zuhaili. Konsep Darurat Dalam Hukum Islam (Studi Banding Dengan Hukum Positif). Jakarta: Gaya Media Pratama, h. 13

31 31 Artinya: Katakanlah: "Tuhanku Hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui."(qs. Al- araaf (7): 33) Dalam ayat ini jelas bahwa Allah SWT telah mengharamkan segala suatu perbuatan yang dianggap keji baik itu yang nampak terlihat oleh mata atau pengetahuan kita dari segi ilmu pengetahuan ataupun dari segi dzahir. Oleh karena itu dalam ayat lain Allah menyuruh kepada kita agar tidak melakukan hal yang memang kita tidak ketahui segala illat / unsur, hukum, dan ketentuan ketentuannya. Hal ini dijelaskan dalam al - Qur an surat al - Isra ayat 36 yang berbunyi: Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al- Israa: 36) Ayat ini menerangkan bahwa kita sebagai makhluk sosial yang mempunyai akal dan perasaan diberikan kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan buruk sesuai dengan pengetahuan kita. Karena apa yang diketahui oleh manusia sebagai manfaat atau madharat itu selalu terpengaruh oleh keinginan dan tujuan yang terbatas dalam lingkup

32 32 yang sempit. Oleh karenanya orang bisa saja melihat yang madharat itu sebagai manfaat sehingga ia menghalalkan dengan dasar kemaslahatan, dan begitu juga sebaliknya. 32 Dalam permasalahan kuis SMS, karena sudah jelas pemahaman arti dan persamaan illatnya maka keutamaan antara dalil yang diucapkan dan pengertian itu bisa dijadikan dasar ulama untuk melakukan ijtihad hukum dengan metode qiyas. Hal ini dikarenakan dalam penetapan hukumnya dapat dibandingkan antara hukum asal dengan objek qiyas. Hukum itu disebut dengan mafhum muwafaqah yakni pengertian yang sesuai dengan dalil yang diucapkan dalam hukumnya yang bersandar kepada persesuaiannya pemahaman bahasa. Disebut juga fatwal khitob (pengertian) yakni dalil yang bisa dimengerti karena setiap nash itu menunjukkan kepada hukum dalam suatu tempat lantaran illat (motif atau alasan) yang kemudian nash itu menunjukkan atas ketepatan hukum dalam setiap tempat yang illatnya dapat dinyatakan didalamnya. 33 Dalam hal penggunaan qiyas untuk menentukan suatu hukum dalam hukum pidana Islam ialah: a. Suatu hal yang mengakibatkan kondisi yang tidak mungkin maka kondisi tersebut tidak mungkin. Maksudnya yaitu karena setiap qiyas mesti memiliki al asl yang menjadi tempat sandaran (dasar) pemberlakuan hukum h Ibid. h.4 33 Abdul Wahab Khalaf. Kaidah kaidah Hukum Islam Ilmu Ushul Fiqh. Jakarta: Raja Grafindo,

33 33 b. Diantara hukum hukum Islam ada yang ditetapkan tanpa dapat di mengerti maknanya secara logis. 34 Dari perkembangan ijtihad yang dilakukan, maka para Ulama ushul fiqh meneliti lafadz, ungkapan, dan susunan kalimat, serta dalalah alfadznya (makna yang di tunjukkan oleh lafadz atau perkataan). Dalam pembahasan kuis SMS ini dikaitkan dengan perjudian. Maka dari itu kuis SMS dalam penerapan hukumnya bisa di kaitkan dalam perjudian dengan dasar mafhum ad- dalalah yaitu makna/pengertian yang di pahami secara implisit dari kandungan nash atau logika yang digunakan pada suatu kalimat itu dikarenakan bahasa sebuah nash menunjukkan hukum atas suatu kasus karena suatu illat yang menyebabkan datangnya hukum tersebut. 35 Atau dengan menghubungkan kejadian lain yang sudah ada nashnya dalam al - Qur an dan al Hadits. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa dalam perjudian terdapat pertaruhan, maka dalam kuis SMS juga terdapat pertaruah untuk mendapatkan hadiah yang sudah ada. Bila dalam perjudian ada unsur membayar atas sebuah pertaruhan tersebut maka di dalam kuis SMS juga terdapat suatu pembayaran sebagai awal dari permainan. Bila dalam perjudian terdapat suatu pemenang yang mengambil harta yang kalah maka dalam kuis SMS juga dilakukan semacam itu Abdul Qadir Audah, ed., Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, Jakarta: Kharisma Ilmu h. 35 Ibid, h.214

34 34 Majelis Ulama Indonesia (MUI) sepakat bahwa hukum yang diterapkan dalam kuis SMS sama seperti hukum larangan berjudi yaitu surat al Baqarah ayat 219, surat al Maidah ayat 90 dan 91. Dari ketiga ayat tersebut dapat diqiyaskan bahwa segala permainan yang di dalamnya terdapat unsur taruhan maka hal tersebut sama dengan judi hukumnya haram. 36 Oleh karena itu fatwa keharaman kuis SMS yang di keluarkan oleh MUI pada tahun 2006 dapat dijadikan dasar keharaman kuis SMS saat ini. Hal ini dilihat dari fungsi MUI sebagai lembaga independent keagamaan yang bertugas sebagai pemberi fatwa dari masalah yang tidak ada hukumnya. C. Unsur - unsur perjudian dan Kuis SMS 1. Unsur Perjudian Dalam menentukan apakah suatu permainan itu dapat dikatakan perjudian para Ulama dan ahli hukum berbeda pendapat untuk menentukan suatu illat atau unsur dari pada keharaman judi. Oleh karena itu, unsur unsur apa saja yang termasuk dalam pengharaman hingga permainan itu bisa dikatakan sebuah perjudian antara lain: a. Menurut Ibrahim Hosen Dalam buku Apa Itu judi menjelaskan bahwa illat dalam perjudian adalah adanya suatu unsur taruhan dalam sebuah permainan, dan permainan tersebut dilakukan dengan berhadap-hadapan Rohadi Abdul Fatah. Analisis Fatwa Keagamaan Dalam Fiqih Islam, Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara, h Ibrahim Hosen. Apakah Judi Itu, Jakarta: Lembaga Kajian Ilmiah Institut Ilmu Al-Qur an (IIQ), h.21

35 35 b. Dalam surat Al-Maidah ayat 90 disebutkan bahwa illat dari maisir/judi itu adalah Rijsun/kotor dan merupakan perbuatan syaitan. Sedangkan dalam ayat berikutnya disebutkan bahwa maisir/judi itu dapat menimbulkan permusuhan dan kebencian serta akan menyebabkan lalai dari dzikir kepada Allah dan shalat. c. Menurut Imam Syafi i illat dari pada maisir/judi adalah adanya unsur taruhan, permainan dilakukan berhadap-hadapan/ langsung. d. A. Rahman Asjumuni berpendapat bahwa unsur dari pada keharaman perjudian adalah: 1) Menimbulkan permusuhan dan kemarahan diantara pemain, menghalangi Dzikrullah dan shalat. Seperti yang di jelaskan dalam surat Al- Maidah ayat 91. Artinya: Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). a. Adanya unsur saling merugikan dan tidak ridho bagi orang yang kalah dan mengakibatkan kemadharatan fisik dan psikis. Dalam suatu qoidah yaitu:

36 36 Artinya: Menolak kerusakan didahulukan dari pda menarik kemaslahatan. b. Mengambil harta dengan cara bathil. Seperti yang di jelaskan dalam Al- Qur an Surat Al Baqarah Ayat 188: 38 Artinya: Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui. (Q.S. Al- Baqarah (2) : 188) e. Menurut M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa unsur dari perjudian Dalam hal ini terbagi atas dua bentuk yaitu: (1) Mengambil harta itu dengan cara yang dzalim seperti mencuri, merampok dan lain- lain. (2) Mengambil harta dengan cara yang terlarang seperti judi atau melalui transaksi yang terlarang lainnya seperti riba dan menjual belikan suatu 38 A. Rahman Asjumuni. Qaidah Qaidah Fiqih. Jakarta: Bulan Bintang h. 25

37 37 barang yang terlarang. Seperti yang tercantum dalam Al-Qur an Surat An-Nisa ayat 29: Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (Q.S. An- Nisa (3) : 29 ) 39 f. Menurut M. Yusuf Qardawi dasar dari pada keharaman permainan judi dilandaskan pada ayat ayat ahkam yang menerangkan tentang perjudian antara lain : 40 (1) Beliau menyebutkan bahwa dalam permainan judi terdapat Dosa besar, hanya mempunyai sedikit manfaat dan banyak terdapat kemadharatan bagi yangmelakukannya. Hal ini mengacu pada Al- Qur an surat Al- Baqarah ayat 219. (2) Bahwa perjudian dapat menimbulkan perpecahan dan permusuhan antar pemain. Sesuai dengan Surat Al-Maidah ayat M. Quraish Shihab. Tafsir Al- Mishbah (Pesan, Kesan, dan keserasian Al-Qur an), Vol. 2. Jakarta: Lentera Hati, h Yusuf Al- Qardhawi, Halal Haram Dalam Islam. (Jakarta: Akbar Media. 2005), h.51

38 38 (3) Selain kedua ayat diatas maka Surat Al- Maidah ayat 90 inilah yang menegaskan bhawa perjudian itu haram dan termasuk kepada perbuatan syaitan, ayat tersebut berbunyi. g. Dalam Hukum positif Indonesia perjudian diatur dalam berbagai peraturan perundang undangan yang mengatur tentang ketertiban masyarakat antara lain : (1) Dalam KUHP larangan perjudian tercantum dalam pasal 303 dengan ancaman penjara paling lama sepuluh tahun dan denda dua puluh lima juta rupiah. (2) Selain dalam KUHP perjudian juga di atur dalam Penjelasan UU No. 7 Tahun 1974 Tentang penertiban Perjudian yang menjelaskan mengenai perubahan hukuman yang diatur dalam KUHP. (3) Dalam PP No. 9 tahun 1981 Tentang Pelaksanaan Penertiban Perjudian yang menjelaskan mengenai macam macam perjudian serta hukuman yang diberikan kepada pelaku perjudian. (4) Pengaturan perjudian juga selalu dicantumkan dalam peraturan perundang undangan yang mengatur tentang teknologi seperti Undang undang Informasi dan Transaksi

39 39 Elekstronik dalam pasal 27 ayat 3 tentang larangan melakukan perjudian di media elektronik. 2. Unsur Kuis SMS Unsur unsur Kuis SMS yang marak terjadi di masyarakat mempunyai unsur yang hampir sama dengan unsure yang ada dalam perjudian para ulama kontemporer menentukan menyatakan bahwa unsur yang ada dalam Kuis SMS itu termasuk dari pada judi. Pandangan Ulama terhadap Kuis SMS ini antara lain: a. Menurut Umar Abdullah unsur dari Kuis SMS adalah: 1) Adanya unsur taruhan dalam Kuis SMS, dibuktikan dengan adanya pembayaran tarif yang lebih tinggi daripada tarif normal, misalnya Rp 2000,- per SMS. Hal ini sama saja dengan taruhan yang diberikan oleh para penjudi. 2) Adanya unsur permainan (la bun) dalam kuis SMS sangat jelas, yaitu adanya kontes-kontes musik, nyanyi, lawak, dan yang semisalnya, bahkan kontes dakwah. 3) Adanya pihak yang menang yang mengambil harta yang menjadi taruhan (murahanah). 41 b. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa unsur dari kuis SMS adalah: 41 Umar Abdullah (Penulis buku Kapitalisme; The Satanic Ideology ). ANTARA QUIS DAN JUDI di akses dari

40 40 1) SMS berhadiah hukumnya haram karena mengandung unsur: (a) Judi (maysir), yaitu mengundi nasib dimana konsumen akan berharapharap cemas memperoleh hadiah besar dengan cara mudah. (b) Tabdzir, yaitu permainan SMS berhadiah cenderung membentuk perilaku mubadzir yang menyia-nyiakan harta dalam kegiatan yang berunsur maksiat/haram. (c) Gharar, yaitu permainan yang tidak jelas (bersifat mengelabui), dimaksudkan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya oleh produsen/penyedia jasa melalui trick pemberian hadiah atau bonus. (d) Dharar, yaitu membahayakan orang lain akibat dari permainan judi terselubung yang menyesatkan dengan pemberian hadiah kemenangan di atas kerugian dan kekalahan yang diderita oleh peserta lain (e) Ighra', yaitu membuat angan-angan kosong dimana konsumen dengan sendirinya akan berfantasi-ria mengharap dapat hadiah yang menggiurkan. Akibatnya, menimbulkan mental malas bekerja karena untuk mendapatkan hadiah tersebut dengan cukup menunggu pengumuman. Israf, yaitu pemborosan, dimana peserta mengeluarkan uang diluar kebutuhan yang wajar dan israf.

41 41 (f) Hukum tersebut dikecualikan jika hadiah bukan ditarik dari peserta SMS berhadiah. 42 2) SMS berhadiah yang diharamkan dapat berbentuk bisnis kegiatan kontes, kuis, olahraga, permainan (games), kompetisi dan berbagai bentuk kegiatan lainnya, yang menjanjikan hadiah yang diundi diantara para peserta pengirim SMS baik dalam bentuk materi (uang), natura, paket wisata dan lain sebagainya. 3) Hadiah dari SMS yang diharamkan adalah yang berasal dari hasil peserta pengirim SMS yang bertujuan mencari hadiah yang pada umumnya menggunakan harga premium yang melebihi biaya normal dari jasa/manfaat yang diterima. 4) Hukum haram untuk SMS berhadiah ini berlaku secara umum bagi pihakpihak yang terlibat baik bisnis penyelenggara acara, provider telekomunikasi, peserta pengirim, maupun pihak pendukung lainnya. 43 c. M. Shiddiq Al-Jawi menerangkan bahwa unsur dari Kuis SMS adalah: 1. Ada yang dipertaruhkan 2. Kita mengeluarkan sejumlah biaya untuk mengikuti undiannya 3. Ada unsur gambling Fatwa MUI: Tentang keharaman Kuis SMS diakses pada tanggal 27 Mei dari 43 Budi. Fenomena Undian Berhadiah dan Kuis SMS dalam Kaca Mata Islam. Diakses pada tanggal 27 Mei 2010 dari

42 42 d. Fatwa PB NU yaitu Organisasi Islam terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU) mengharamkan berbagai bentuk kuis berhadiah dalam tayangan media massa yang menggunakan layanan SMS (Short Message Services). Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan kuis itu mengandung unsur judi atau taruhan (dalam Islam disebut sebagai maisir), yaitu apabila penelepon atau pengirim pesan dikenai harga pulsa melebihi tarif biasa. Hal ini dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang dijadikan taruhan. 45 e. Dari kesimpulan para fuqaha tersebut dapat disimpulkan bahwasanya kuis SMS dapat di katakana Haran untuk di lakukan oleh seorang muslim, dikarenakan dalam Kuis SMS terdapat suatu unsur/illat yang sama dengan unsur yang ada dalam perjudian yaitu : 1. Adanya unsur taruhan 2. Adanya mengeluarkan sejumlah uang 3. Adanya unsur menang dan kalah Namun pendapat ini bisa di kecualikan dalam pelaksanaannya karena menurut Imam Syafi I bahwa Jika hadiah bagi pemenang tersebut berasal dari seseorang yang tidak ikut bermain dalam pertaruhan tersebut, maka pertandingan tersebut tidak di haramkan. Namun bila saja sebaliknya hadiah yang di perebutkan tersebut berasal dari kedua 44 M. Shiddiq Al-Jawi, Kuis Via SMS dan Premium Call Dalam Tinjauan Syariah. Yogyakarta: Ar- Raudhoh Pustaka, h Budi. Fenomena Undian Berhadiah dan Kuis SMS dalam Kaca Mata Islam. Diakses pada tanggal 27 Mei 2010 dari

43 43 kelompok atau lebih yang bermain dan kelompok yang menang mendapat harta tersebut, maka hal tersebut termasuk pada perjudian yang di haramkan Dari beberapa unsur diatas jelas bahwa Kuis SMS dapat dikatakan sebagai sebuah perjudian modern karena dalam pelaksanaan Kuis SMS ini para pemain harus mengirim pesan singkat (SMS) yang bertarif diluar tariff normal, sebagai syarat pendaftarannya dan akumulasi uang dari pada SMS (Short Message Services) yang dikirim itu dijadikan hadiah bagi para pemenang dan sebagai keuntungan bagi perusahaan. D. Sosiologi Berfikir Masyarakat Manusia diciptakan dengan sempurna oleh Allah SWT dengan diberikannya akal pikiran serta hati nurani untuk memilih antara yang baik dan buruk. Dalam tiap tiap makhluk hidup dilengkapi dengan naluri untuk mempertahankan hidup dan kecenderungan hidup kekal. Lebih dari itu dalam islam ada ketentuan bahwa untuk mempertahankan hidup yang benar benar terancam bahaya, maka dalam keadaan darurat yang tidak ada pilihan lain haruslah dilakukan apa saja sekalipun hal tersebut dilarang (mahdzur) demi menyelamatkan jiwa. 46 Akal berasal dari kata aql dari segi bahasa berarti tali pengikat, penghalang. Dan dalam al- Qur an diartikan dan digunakan bagi sesuatu yang mengikat atau menghalangi seseorang terjerumus dalam kesalahan atau dosa. Akal di fahami dalam al- Qur an ialah: a. Daya untuk memahami dan menggambarkan sesuatu. 46 Ali Yafie. Menggagas Fiqh Sosial, Bandung: Mizan, h.163

44 44 b. Dorongan moral c. Daya untuk mengambil pelajaran dan kesimpulan serta hikmah. 47 Namun meskipun demikian, agama membatasi hal tersebut dengan nash nash yang sudah ada dan menjadi dasar hukum atas sesuatu hal yang sudah dilarang. Batasan ini dilakukan hanya untuk menyelamatkan jiwa manusia dari kehancuran hidup yang melanda mereka. Manusia dalam kehidupannya sesuai dengan fitrahnya selalu mengalami perubahan perubahan, baik perubahan yang alami maupun yang dirancang oleh manusia sendiri. Perubahan itu tidak selamanya menjadi lebih baik, bahkan sering terjadi sebaliknya yaitu manusia akan mengalami krisis identitas diri sebagai makhluk yang mulia disisi Allah maupun bagi sesamanya. Dalam hal ini manusia dibekali potensi dan kekuatan fisik serta kekuatan berfikir, ini tidak berarti bahwa akal manusia adalah satu - satunya potensi abasolut yang memecahkan segala persoalan hidupnya dan proses pengambilan keputusan atau penegasan sikap. Bahkan kecenderungan nafsu kearah negatif pada umumnya lebih kuat terutama bila pikir dan rasa tidak mampu mengendalikannya. 48 Lebih dari dua juta orang di Indonesia adalah warga miskin atau kurang mampu, dari kondisi seperti inilah hingga banyak kemaslahatan yang sering dilakukan orang miskin untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka, sehingga makin hari semakin banyak tindak kejahatan yang terungkap dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. 47 M. Quraish Shihab. Wawasan Al- Qur an. Jakarta: Mizan h Sahal Mahfudh. Nuansa Fiqh Sosial. Yogyakarta: LKS Yogyakarta, h. 112

Dari pengertian diatas maka ada tiga unsur agar suatu perbuatan dapat dinyatakan sebagai judi. Yaitu adanya unsur :

Dari pengertian diatas maka ada tiga unsur agar suatu perbuatan dapat dinyatakan sebagai judi. Yaitu adanya unsur : 1.2. Pengertian Judi Dalam Ensiklopedia Indonesia[1] Judi diartikan sebagai suatu kegiatan pertaruhan untuk memperoleh keuntungan dari hasil suatu pertandingan, permainan atau kejadian yang hasilnya tidak

Lebih terperinci

SMS BERHADIAH. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 9 Tahun 2008 Tentang SMS BERHADIAH

SMS BERHADIAH. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 9 Tahun 2008 Tentang SMS BERHADIAH 44 SMS BERHADIAH FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 9 Tahun 2008 Tentang SMS BERHADIAH Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia setelah: MENIMBANG : a. bahwa akhir-akhir ini sangat marak praktek penyelenggaraan

Lebih terperinci

EKONOMI SYARIAH PERTEMUAN KE LIMA

EKONOMI SYARIAH PERTEMUAN KE LIMA EKONOMI SYARIAH PERTEMUAN KE LIMA RAMBU-2 POKOK YANG HARUS DITINGGALKAN OLEH SETIAP MUSLIM (3) Terhindar Dari Unsur Judi Judi (maysir) merupakan bentuk objek yang diartikan sebagai tempat untuk memudahkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH (PP) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 9 TAHUN 1981 (9/1981) 14 MARET 1981 (JAKARTA) Sumber: LN 1981/10; TLN NO.

PERATURAN PEMERINTAH (PP) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 9 TAHUN 1981 (9/1981) 14 MARET 1981 (JAKARTA) Sumber: LN 1981/10; TLN NO. Bentuk: Oleh: PERATURAN PEMERINTAH (PP) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 9 TAHUN 1981 (9/1981) Tanggal: 14 MARET 1981 (JAKARTA) Sumber: LN 1981/10; TLN NO. 3192 Tentang: Indeks: PELAKSANAAN PENERTIBAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN A. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Prosedur Pelaksanaan Cuti Bersyarat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN HADIAH JALAN SEHAT DARI HASIL PENJUALAN KUPON. Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN HADIAH JALAN SEHAT DARI HASIL PENJUALAN KUPON. Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN HADIAH JALAN SEHAT DARI HASIL PENJUALAN KUPON A. Analisis Tentang Aplikasi Pemberian Hadiah Jalan Sehat Dari Hasil Penjualan Kupon Di Desa Made Kecamatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita bahkan kita sendiri pernah melakukan

I. PENDAHULUAN. sangat sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita bahkan kita sendiri pernah melakukan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak pidana perjudian merupakan suatu perbuatan yang banyak dilakukan orang, karena hasil yang akan berlipat ganda apabila menang berjudi. Perjudian merupakan tindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. 1. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. 1. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi merupakan salah satu hakasasi warga negara dalam menyampaikan pendapat terhadap segala bentuk peristiwa maupun permasalahan yang ada di sekitar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA 65 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA A. Analisis Hukum Islam Terhadap Bursa Efek Indonesia Surabaya Ada dua jenis perdagangan di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan. Menurut An- Nabhani sekumpulan aturan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia dalam keadaan saling membutuhkan, maka Allah

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia dalam keadaan saling membutuhkan, maka Allah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia dalam keadaan saling membutuhkan, maka Allah mengilhamkan kepada manusia agar mereka tukar-menukar barang dan keperluan dengan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang riwayat yang sampai kepada kita bahwa qiyas itu diberikan kepada Nabi saw, dan disamping itu ada pula beberapa riwayat yang sampai kepada kita, bahwa qiyas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR YANG

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR YANG 54 BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR YANG MENYEBABKAN KECELAKAAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama islam adalah agama yang penuh kemudahan dan menyeluruh meliputi segenap aspek kehidupan, selalu memperhatikan berbagai maslahat dan keadaan, mengangkat

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN HUKUM POSITIF TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI INDONESIA. A. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang

BAB II PENGATURAN HUKUM POSITIF TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI INDONESIA. A. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang BAB II PENGATURAN HUKUM POSITIF TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI INDONESIA A. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab

Lebih terperinci

BAB IV. A. Sanksi hukum terhadap tindak pidana bagi orang tua atau wali dari. pecandu narkotika yang belum cukup umur menurut pasal 86 Undangundang

BAB IV. A. Sanksi hukum terhadap tindak pidana bagi orang tua atau wali dari. pecandu narkotika yang belum cukup umur menurut pasal 86 Undangundang BAB IV TINDAK HUKUM PIDANA ISLAM BAGI ORANG TUA ATAU WALI DARI PECANDU NARKOTIKA YANG BELUM CUKUP UMUR MENURUT PASAL 86 UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 1997 A. Sanksi hukum terhadap tindak pidana bagi orang

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA JUDI ONLINE DI INDONESIA. 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang -Undang Hukum Pidana ( KUHP )

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA JUDI ONLINE DI INDONESIA. 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang -Undang Hukum Pidana ( KUHP ) BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA JUDI ONLINE DI INDONESIA A. Pengaturan Tindak Pidana Judi 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang -Undang Hukum Pidana ( KUHP ) Undang-Undang Nomor 1 Tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat

I. PENDAHULUAN. sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu negara dengan kemajuan teknologi yang pesat, indonesia tidak terlepas dari arus informasi global yang diperlukan untuk mengetahui fenomenafenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya karena sejak lahir lingkungan akan membentuk kepribadian individu dan

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya karena sejak lahir lingkungan akan membentuk kepribadian individu dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup selalu berkeinginan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Eksistensinya sangat bergantung pada lingkungan di sekitarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain tugasnya hanya ibadah kepadanya. Dalam ekosistemnya, Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia bertindak dan bertingkah

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia bertindak dan bertingkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pula pada dinamika kehidupan masyarakat. Perkembangan dalam kehidupan masyarakat terutama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai informasi dan peristiwa yang terjadi di belahan dunia dengan secara

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai informasi dan peristiwa yang terjadi di belahan dunia dengan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi massa mengalami kemajuan sangat pesat. Kemajuan teknologi tersebut telah mengantarkan umat manusia semakin mudah untuk berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran Islam, salah satu aspek kehidupan yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran Islam, salah satu aspek kehidupan yang paling penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ajaran Islam, salah satu aspek kehidupan yang paling penting dikembangkan adalah aspek ekonomi. Allah menegaskan dalam berbagai ayat Al-Qur an dan juga beberapa

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap norma kesusilaan dan norma hukum. Salah satu dari pelanggaran hukum yang terjadi di

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP 1. Akad Awal dalam Transaksi Jual Beli Hasil Perkebunan tembakau a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang menjadi faktor meningkatnya kejahatan di dalam masyarakat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang menjadi faktor meningkatnya kejahatan di dalam masyarakat adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia jumlah kejahatan yang terjadi di masyarakat cenderung meningkat. Salah satu hal yang menjadi faktor meningkatnya kejahatan di dalam masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan 66 BAB IV MEKANISME PENUNDAAN WAKTU PENYERAHAN BARANG DAN TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO.8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENUNDAAN WAKTU PENYERAHAN BARANG DENGAN AKAD JUAL

Lebih terperinci

HUKUM PIDANA TRANSNASIONAL. Dr Trisno Raharjo, S.H. M.Hum

HUKUM PIDANA TRANSNASIONAL. Dr Trisno Raharjo, S.H. M.Hum HUKUM PIDANA TRANSNASIONAL Dr Trisno Raharjo, S.H. M.Hum Kejahatan Trnsnasional: Kejahatan yang bersifat lintas negara atau melampaui batas-batas wilayah negara, baik mengenai tempat terjadinya, akibatakibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini masih banyak terdapat anggapan bahwa islam menghambat kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat pembangunan. Pandangan

Lebih terperinci

BAB II KETENTUAN TINDAK PIDANA JUDI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU DI INDONESIA

BAB II KETENTUAN TINDAK PIDANA JUDI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU DI INDONESIA BAB II KETENTUAN TINDAK PIDANA JUDI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU DI INDONESIA Penegakan hukum pidana dalam menanggulangi perjudian memiliki perjalanan yang panjang. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab MATAN Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab C MATAN AS-SITTATUL USHUL Z. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Termasuk perkara yang sangat menakjubkan dan tanda yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK A. Dari Segi Penawaran Ikan dalam Tendak Jual beli yang terjadi di Desa Blimbing dalam prakteknya mempergunakan perhitungan

Lebih terperinci

PERJUDIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

PERJUDIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA PERJUDIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERJUDIAN Perjudian merupakan suatu bentuk permainan yang telah lazim dikenal dan diketahui oleh setiap orang. Perjudian ini diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern ini banyak perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai perkembangan masyarakat muslim, di antara perubahan itu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN A. Analisis Terhadap Sanksi Pidana Pelanggaran Hak Pemegang Paten Menurut UU.

Lebih terperinci

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JI A>LAH DAN PANDANGAN PENDUDUK DI DESA NGRANDULOR KECAMATAN PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG A. Analisis Pelaksanaan Ji a>lah dan pandangan penduduk di Desa

Lebih terperinci

ZAKAT HARTA ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK SKRIPSI. Diajukan Oleh: ROHANA BINTI MAHUSSAIN. Mahasiswa Fakultas Syari ah

ZAKAT HARTA ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK SKRIPSI. Diajukan Oleh: ROHANA BINTI MAHUSSAIN. Mahasiswa Fakultas Syari ah ZAKAT HARTA ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK SKRIPSI Diajukan Oleh: ROHANA BINTI MAHUSSAIN Mahasiswa Fakultas Syari ah Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiah NIM : 110807795 FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

Pengantar SISTEM EKONOMI ISLAM

Pengantar SISTEM EKONOMI ISLAM Pengantar SISTEM EKONOMI ISLAM Lecturer: Hidayatullah Muttaqin www.hidayatullah.muttaq.in OUTLINES Latar Belakang Tujuan Dasar-Dasar Ekonomi Islam LATAR BELAKANG Masalah Utama Ekonomi Dunia yang terjadi

Lebih terperinci

FATWA FIQIH JINAYAH : BOM BUNUH DIRI Oleh: Nasruddin Yusuf ABSTRAK

FATWA FIQIH JINAYAH : BOM BUNUH DIRI Oleh: Nasruddin Yusuf ABSTRAK FATWA FIQIH JINAYAH : BOM BUNUH DIRI Oleh: Nasruddin Yusuf ABSTRAK Bom bunuh diri yang dilakukan muslim Palestina sejak sekitar satu sasawarsa terakhir yang sekarang mulai merebak kebeberapa negara seprti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Blakang Masalah Telah menjadi sunnatullah bahwa manusia harus bermasyarakat, tolong menolong, atau saling membantu antara satu dengan lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia

Lebih terperinci

Perundangan Zaman Rasulullah. Prinsip2 Asas Perundangan Islam:

Perundangan Zaman Rasulullah. Prinsip2 Asas Perundangan Islam: Prinsip2 Asas Perundangan Islam: 1. Perundangan secara beransur2 (beransur2 dari sudut jumlah dan hukum) 2.Perundangan mengurangkan bebanan 3. Perundangan tidak menyempitkan 4.Perundangan selaras kemaslahatan

Lebih terperinci

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad,

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Sumber Ajaran Islam Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan hasil penelitian ini. Maka dapat dikatakan bahwa sesungguhnya jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila dalam melakukan transaksi dan

Lebih terperinci

Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad)

Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad) PENGANTAR Sumber hukum tertinggi dalam Islam adalah Al- Quran dan Sunnah. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, banyak permasalahan baru yang dihadapi umat Islam, yang tidak terjadi pada masa Rasulullah

Lebih terperinci

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????: (????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????)??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas.

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), perilaku manusia di dalam hidup bermasyarakat dan bernegara justru semakin kompleks dan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA 54 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA A. Analisis terhadap mekanisme transaksi pembayaran dengan cek lebih Akad merupakan suatu perikatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PEMALSUAN MEREK SEPATU DI KELURAHAN BLIMBINGSARI SOOKO MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PEMALSUAN MEREK SEPATU DI KELURAHAN BLIMBINGSARI SOOKO MOJOKERTO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PEMALSUAN MEREK SEPATU DI KELURAHAN BLIMBINGSARI SOOKO MOJOKERTO A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pemalsuan Merek Sepatu di Kelurahan Blimbingsari

Lebih terperinci

PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK (PEDOPHILIA) MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK (PEDOPHILIA) MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK (PEDOPHILIA) MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI OLEH: AWALIA META SARI NIM. 3222113006 JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

Barang siapa mengamalkan sesuatu yang tidak ada contohnya dari kami maka akan tertolak (Riwayat Muslim)

Barang siapa mengamalkan sesuatu yang tidak ada contohnya dari kami maka akan tertolak (Riwayat Muslim) MLM Dalam Sorotan Realita di masyarakat telah tergambar sebagaimana Hadits diatas, yang juga banyak melanda kaum muslimin. Ditengah kesulitan ekonomi yang makin menghimpit banyak kaum muslimin yang terjun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari perilaku manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi orang Islam, Al-Qur an merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Analisis Hedging Terhadap Dampak Kenaikan Harga BBM Ditinjau Dari Hukum Islam. Sebagaimana dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akal manusia untuk menganalisa hukum-hukum syara, meneliti. perkembangan dengan pedoman pada nash-nash yang telah ada, supaya

BAB I PENDAHULUAN. akal manusia untuk menganalisa hukum-hukum syara, meneliti. perkembangan dengan pedoman pada nash-nash yang telah ada, supaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum Islam berlaku secara universal sesuai dengan perkembangan umat manusia, bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan dan menolak segala kerusakan. Islam memberikan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin TSARWAH (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) 99 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH Oleh: Ikin Ainul Yakin ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. norma yang ada, melanggar kepentingan orang lain maupun masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. norma yang ada, melanggar kepentingan orang lain maupun masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam suatu masyarakat terdapat nilai-nilai yang merupakan suatu rangkaian konsepsi-konsepsi abstrak yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar kelompok

Lebih terperinci

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Urgensi Menjaga Lisan Satu waktu Rasulullah saw pernah ditanya: keislamanan bagaimana yang utama? Beliau menjawab: siapa yang perkataan dan perbuatannya menjadikan orang Islam

Lebih terperinci

Al Wajibu La Yutraku Illa Liwajibin

Al Wajibu La Yutraku Illa Liwajibin Al Wajibu La Yutraku Illa Liwajibin Dalam Islam, diantara peninggalan-peninggalan ilmu yang paling besar yang dapat diwarisi oleh semua generasi dan telah dibukukan adalah ilmu Fiqih, karena ilmu ini selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan ini disebut sebagai muamalah. Muamalah ialah hubungan antar

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan ini disebut sebagai muamalah. Muamalah ialah hubungan antar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial. Artinya manusia tidak bisa hidup tanpa berhubungan dengan manusia yang lain. Hubungan ini disebut sebagai

Lebih terperinci

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 46/DSN-MUI/VII/2005 Tentang POTONGAN TAGIHAN MURABAHAH (AL-KHASHM FI AL-MURABAHAH) Dewan Syariah Nasional setelah, Menimbang : a. bahwa sistem pembayaran dalam akad murabahah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah (Serambi Mekkah) memiliki prinsip bahwa Syariat Islam merupakan satu kesatuan adat, budaya dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi permasalahan, banyaknya kasus yang ditemukan oleh aparat penegak hukum merupakan suatu bukti

Lebih terperinci

Jenis Kelamin. Umur : tahun

Jenis Kelamin. Umur : tahun 73 Nama Alamat Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Pendidikan : : : : Umur : tahun : :. Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang saudara anggap sesuai dengan pendapat saudara, apabila jawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal. Sebagaimana Firman Allah SWT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA 24 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA A. Pengertian Harta Secara Etimologi Harta dalam bahasa arab dikenal dengan al-mal. Secara etimologi, al-mal berasal dari mala yang berarti condong atau berpaling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul Kedudukan agama dalam kehidupan masyarakat maupun kehidupan pribadi sebagai makhluk Tuhan merupakan unsur yang terpenting, yang

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG 57 BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG 4.1. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan Pidana Nomor: 191/Pid.B/2016/Pn.Pdg Pada dasarnya hakim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat kejahatan terhadap harta benda orang banyak sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat melangsungkan hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap norma kesusilaan dan norma hukum. Salah satu dari pelanggaran hukum yang terjadi di masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi atau pertanggungan timbul karna kebutuhan manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini, manusia selalu dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi terhadap sesamanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh sebab itu, diwajibkan antara satu sama lain

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Hukum & Bahaya Minuman Keras. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Hukum & Bahaya Minuman Keras. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Jamaah Jum at yang dirahmati Allah, Marilah kita senantiasa memuji Allah atas curahan nikmat-nya yang senantiasa meliputi kita. Lalu kita pun berupaya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP BATAS USIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DIBAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP BATAS USIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DIBAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN BAB IV ANALISIS TERHADAP BATAS USIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DIBAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN A. Analisis terhadap ketentuan mengenai batasan usia anak di bawah umur 1. Menurut Hukum

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI A. Analisis Persepsi Masyarakat Muslim Mengenai Bunga dalam Kegiatan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang riwayat yang sampai kepada kita bahwa qiyas itu diberikan kepada Nabi saw, dan disamping itu ada pula beberapa riwayat yang sampai kepada kita, bahwa qiyas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 Bab ketentuan umum pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

Lebih terperinci

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD MURA>BAH{AH DENGAN TAMBAHAN DENDA PADA KELOMPOK UKM BINAAN DI BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL (BTPN) SYARIAH SURABAYA A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah{ah

Lebih terperinci

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27 DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 38/DSN-MUI/X/2002 Tentang SERTIFIKAT INVESTASI MUDHARABAH ANTAR BANK (SERTIFIKAT IMA) Dewan Syari ah Nasional, setelah

Lebih terperinci

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH NAHDLATUL ULAMA (NU) DAN MUHAMMADIYAH KOTA MADIUN TENTANG BPJS KESEHATAN A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Nahdlatul Ulama NU) Dan Muhammadiyah Kota Madiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum sebagai konfigurasi peradaban manusia berjalan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat sebagai komunitas dimana manusia tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), setelah: Menimbang : a. bahwa salah

Lebih terperinci

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 48/DSN-MUI/II/2005 Tentang Dewan Syariah Nasional setelah, PENJADWALAN KEMBALI TAGIHAN MURABAHAH Menimbang : a. bahwa sistem pembayaran dalam akad murabahah pada pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang memiliki daya jangkau dan daya atur yang universal. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang memiliki daya jangkau dan daya atur yang universal. Sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an dan Sunnah Rasulullah SAW sebagai penuntun umat manusia yang memiliki daya jangkau dan daya atur yang universal. Sebagai buktinya dapat dilihat dari segi teksnya

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGALIHAN NAMA ATAS HARTA WARIS SEBAB AHLI WARIS TIDAK PUNYA ANAK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGALIHAN NAMA ATAS HARTA WARIS SEBAB AHLI WARIS TIDAK PUNYA ANAK 60 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGALIHAN NAMA ATAS HARTA WARIS SEBAB AHLI WARIS TIDAK PUNYA ANAK Salah satu asas kewarisan Islam adalah asas bilateral yang merupakan perpaduan dari dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerukan manusia untuk mematuhi segala apa yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerukan manusia untuk mematuhi segala apa yang telah ditetapkan oleh Allah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam, yang merupakan agama mayoritas yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah agama yang menyerukan manusia untuk menyerahkan diri hanya kepada Allah, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN FATWA NOMOR 86/DSN-MUI/XII/2012 TENTANG HADIAH DALAM PENGHIMPUNAN DANA LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH DI KJKS BINAMA SEMARANG

ANALISIS PENERAPAN FATWA NOMOR 86/DSN-MUI/XII/2012 TENTANG HADIAH DALAM PENGHIMPUNAN DANA LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH DI KJKS BINAMA SEMARANG ANALISIS PENERAPAN FATWA NOMOR 86/DSN-MUI/XII/2012 TENTANG HADIAH DALAM PENGHIMPUNAN DANA LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH DI KJKS BINAMA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sosial, tempat, dan waktu. Produsen berlomba-lomba melakukan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sosial, tempat, dan waktu. Produsen berlomba-lomba melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan muamalah terus berkembang sejalan dengan dengan perubahan sosial, tempat, dan waktu. Produsen berlomba-lomba melakukan kreasi baru untuk menarik minat

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Sejak manusia lahir ke dunia, telah dibekali Allah SWT dengan adanya rasa ingin tahu. Adapun wujud dari keingintahuan ini adalah adanya akal. Dengan akal, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menjadikan manusia untuk bermasyarakat, saling tunjang menunjang, topang-menopang, dan tolong menolong antara satu dengan yang lainnya. Sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PERJUDIAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PERJUDIAN BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PERJUDIAN A. Pengertian Tindak Pidana Perjudian Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), tindak pidana perjudian

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2005 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Pasal 378, orang awam menyamaratakan Penipuan atau lebih. (Pasal 372 KUHPidana) hanya ada perbedaan yang sangat tipis.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Pasal 378, orang awam menyamaratakan Penipuan atau lebih. (Pasal 372 KUHPidana) hanya ada perbedaan yang sangat tipis. BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Banyak orang, terutama orang awam tidak paham apa arti Penipuan yang sesungguhnya, yang diatur oleh Kitab Undang-undang Hukum Pidana, khususnya Pasal 378, orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran Islam mengandung unsur syariah yang berisikan hal-hal yang mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan antar sesama (hablu min nas)

Lebih terperinci

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK LELANG UNDIAN DALAM PENYEWAAN TANAH KAS DESA DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO Dari bab sebelumnya, penulis telah memaparkan bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi terhadap aturan yang bersifat positif. Hukum juga menjadi tolak ukur segala

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi terhadap aturan yang bersifat positif. Hukum juga menjadi tolak ukur segala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara hukum (Recht staat) yang memberikan ruang tertinggi terhadap aturan yang bersifat positif. Hukum juga menjadi tolak ukur segala persoalan yang

Lebih terperinci

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY Ya Allah, cukupkanlah diriku dengan rizki-mu yang halal dari rizki-mu yang haram dan cukupkanlah diriku dengan keutamaan-mu dari selain-mu. (HR. At-Tirmidzi dalam Kitabud

Lebih terperinci