PENERAPAN PEMBERIAN KUIS DIIRINGI DENGAN REWARD SEBAGAI TINDAK LANJUT PEKERJAAN RUMAH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 23 PADANG

Transkripsi

1 PENERAPAN PEMBERIAN KUIS DIIRINGI DENGAN REWARD SEBAGAI TINDAK LANJUT PEKERJAAN RUMAH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 23 PADANG 1 Nilfia Yusnita 1, Puspa Amelia 1 Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendididikan, Universitas Bung Hatta nilfia.yusnita@yahoo.com Abstract The purpose of this study was to examine whether the learning outcomes of students learning math quiz apply giving accompanied by reward rather than a result of learning mathematics learning of students who are not applying the provision quiz accompanied by Reward. The hypothesis of the study is that the learning outcomes of student learning quiz apply giving rewards coupled with better learning outcomes than students who do not apply the lesson quizzes followed by giving rewards in learning mathematics class VII SMP 23 Padang. This research is an experimental study. The population was 23 students of class VII SMP Padang which consists of 8 classes. The results of hypothesis testing after processing the data obtained t ' = 5.9 and t table = at 95 % confidence level, so that t ' > t table. Thus, the hypothesis is accepted that students' mathematics learning outcomes by applying the quiz administration coupled with better rewards than the mathematics learning outcomes of students who are not applying the provision quiz accompanied by rewards to students of class VII SMP 23 Padang. Keywords Homework, Quizzes, Reward, Learning Outcomes.. PENDAHULUAN Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Salah satunya dalam perkembangan teknologi. Teknologi tidak akan berkembang tanpa adanya matematika. Peranan penting dari matematika tersebut menjadikan matematika dipelajari secara luas dan mendasar pada jenjang pendidikan sekolah. Mengingat pentingnya matematika dalam kehidupan seharihari, untuk itu matematika telah diperkenalkan kepada siswa sejak tingkat dasar sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk memperkenalkan matematika agar dipahami dan disenangi oleh siswa maka pemerintah 1

2 juga telah mempersiapkan tenaga pengajar yang profesional dengan cara membekali para guru dengan ilmu melalui pelatihan pengajaran dan seminar kependidikan. Tetapi usaha tersebut belum menunjukkan hasil yang maksimal, kualitas pembelajaran yang terjadi sekarang masih jauh dari yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMPN 23 Padang pada tanggal 29 Oktober 2013, terlihat bahwa pada pembelajaran matematika keinginan siswa untuk mengulang pelajaran di rumah masih rendah, hal ini terlihat ketika di awal pembelajaran guru menanyakan pada siswa tentang materi yang sudah pernah mereka pelajari banyak diantara mereka yang lupa dan tidak bisa menjawab pertanyaan guru. Ketika guru menjelaskan materi pelajaran masih ada siswa yang tidak memperhatikan. Guru sudah menegur namun, siswa masih tetap mengulanginya. Hal tersebut membuat suasana belajar menjadi tidak tenang dan siswa terlihat main-main dalam mengerjakan latihan. Tetapi, ketika guru menginformasikan akan memberi nilai lebih untuk siswa yang bisa menyelesaikan soal latihan dengan cepat dan tepat, siswapun bergegas menyelesaikannya tetapi ada juga yang tidak menyelesaikannya. Setelah memeriksa latihan dan membahas beberapa soal yang dianggap sulit bagi siswa, selanjutnya guru memberikan Pekerjaan Rumah di akhir pembelajaran, dengan harapan siswa mau mengulang pelajaran di rumah. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika, bahwa kenyataannya masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan, karena dalam mengerjakan pekerjaan rumah mereka lebih cenderung menyalin pekerjaan temannya tanpa peduli apakah pekerjaan temannya itu benar atau salah. Hal ini terlihat ketika siswa diminta untuk mengerjakan soal yang sama di papan tulis, siswa tersebut tidak bisa mengerjakan seperti apa yang dibuatnya di rumah. Bahkan ada yang tidak mengerjakan sama sekali. Jika guru hanya mengamati berdasarkan hasil pekerjaan rumah yang telah dikumpulkan oleh siswa saja, maka guru tidak bisa mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan, sebab guru tidak mengetahui secara pasti siswa mana yang sungguh-sungguh dalam mengerjakan pekerjaan rumah dan 2

3 siswa mana yang hanya menyalin pekerjaan temannya. Dari penjelasan di atas terlihat bahwa motivasi siswa untuk mengulang pelajaran di rumah masih kurang. Jika masalah ini dibiarkan berlanjut maka dikhawatirkan akan berakibat pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Untuk mengatasi masalah di atas, dibutuhkan suatu cara agar siswa lebih termotivasi dalam belajar di rumah dan hasil belajar siswa lebih meningkat. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan memberikan tindak lanjut terhadap pekerjaan rumah siswa dengan menerapkan pemberian Kuis diiringi dengan reward. Untuk melihat penguasaan siswa terhadap suatu materi yang telah disampaikan dapat digunakan suatu alat ukur yaitu tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini diberikan dalam bentuk kuis. Berdasarkan hasil kuis dapat dilihat sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan oleh guru. Selain itu kuis juga dapat digunakan untuk memotivasi siswa agar mau belajar. Karena pada umumnya siswa cenderung menginginkan nilai yang bagus dalam setiap kali kuis, sehingga apabila siswa tahu akan diadakan kuis maka siswa akan termotivasi untuk belajar.seperti yang dikemukakan oleh Hudoyo (1998:299), bahwa: Pemberian ulangan dalam bentuk kuis berguna untuk melihat tingkat penguasaan siswa seluruh kelas terhadap materi yang telah diajarkan. Soal yang diberikan sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Dengan memberikan tes tersebut diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, karena motivasi merupakan salah satu faktor yang bermanfaat dalam proses belajar secara menyeluruh. Kuis adalah suatu tes singkat yang dilaksanakan kurang dari 15 menit diawal atau diakhir proses pembelajaran, kuis terdiri dari beberapa pertanyaan sederhana yang berkenaan dengan materi yang dipelajari. Mimin (2007: 80) mengatakan bahwa : Kuis adalah pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik, dimana pertanyaan itu hanya menanyakan hal-hal yang prinsip saja dari materi yang telah diajarkan sebelumnya dan bentuknya hanya berupa isian singkat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penguasaan materi (kompetensi) peserta didik. Waktu yang diperlukan relatif singkat kurang dari 15 menit. Pemberian kuis ini akan sangat besar manfaatnya bagi siswa dan guru jika kuis ini diberikan berulang kali. Dengan demikian siswa akan belajar 3

4 secara kontinu di rumah,sehingga hasil belajar matematika yang akan diperoleh siswa lebih maksimal dan siswa akan lebih serius untuk mengerjakan latihan yang diberikan setiap kali pertemuan. Melalui hasil kuis guru juga dapat mengetahui siswa mana yang benar-benar mengerjakan pekerjaan rumah secara sungguhsungguh dan mana yang hanya menyalin pekerjaan temannya. Seperti yang dikemukakan oleh Sounder dalam Prayitno (1989:10) kebaikan tes yang diberikan berulang kali adalah: a. Penilaian ini mempunyai kepercayaan yang tinggi dengan alasan bahwa penilaian dilakukan berkali-kali dan siswa langsung memberikan komentar terhadap penilaian b. Adanya kesempatan siswa untuk memperbaiki dan mengembangkan dirinya sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya c. Penilaian yang berkelanjutan lebih mementingkan usahausaha siswa, bukan mementingkan hasil sematamata, mereka yang tidak meningkatkan hasil belajar tidak mungkin berhasil mendapatkan nilai yang baik Nilai yang tinggi adalah salah satu tujuan siswa dalam belajar, karena dengan nilai yang tinggi siswa akan mendapatkan penghargaan baik dari guru maupun dari teman-temannya. Sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar. Menurut Djamarah (2006:150) hadiah atau reward adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai penghargaan atas prestasi yang dicapainya. Seseorang akan termotivasi dan akan berusaha mempertahankan prestasinya ketika diberi penguatan seperti reward. Peranan reward dalam proses pengajaran cukup penting, terutama sebagai faktor eksternal dalam mempengaruhi dan mengarahkanperilaku siswa. Hal ini berdasarkan atas berbagai pertimbangan logis,diantaranya reward dapat menimbulkan motivasi belajar siswa dandapat mempengaruhi perilaku positif dalam kehidupan siswa. Reward merupakan alat pendidikan yang mudah dilaksanakan dan sangat menyenangkan bagi para siswa. Oleh karena itu, reward dalam suatu proses pendidikan sangat dibutuhkan kebenarannya demi meningkatkan motivasi belajar siswa. Maksud dari pendidik memberikan reward kepada siswa adalah supaya siswa menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi 4

5 prestasi yang telah dicapainya, dengan kata lain siswa menjadi lebih keras kemauannya untuk belajar lebih baik. Pemberian pekerjaan rumah kepada siswa merupakan salah satu usaha yang perlu dilaksanakan oleh seorang guru, mengingat sedikitnya waktu tatap muka di sekolah dibandingkan dengan luasnya materi yang akan diajarkan. Setiap siswa juga mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menguasai materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Suherman (2003:221) menyatakan bahwa maksud pemberian pekerjaan rumah adalah agar siswa terampil menyelesaikan soal, lebih memahami, dan mendalami pelajaran yang telah diberikan di sekolah. Berdasarkan hal di atas terlihat bahwa pemberian pekerjaan rumah adalah salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengaktifkan dan membiasakan siswa mengulang pelajaran di rumah. Karena salah satu yang dapat membuat materi matematika itu melekat pada diri siswa adalah dengan sering mengulang dan mengerjakan latihan, tidak mutlak semuanya dari guru, dan juga memotivasi siswa dalam menggali sendiri pengetahuan yang baru diperolehnya sehingga siswa dapat menguasai konsep dengan baik. Pemberian tugas berupa soal-soal merupakan salah satu bentuk latihan bagi siswa dalam memecahkan persoalan matematika. Karena dalam mempelajari sangat diperlukan latihan memecahkan soal-soal matematika, sebagaimana yang dikemukakan oleh Slameto (1988:63), salah satu cara dalam mengerjakan matematika adalah memberikan latihan berulang kali. Dengan demikian siswa dapat mengaplikasikan konsep-konsep matematika yang telah dipelajarinya dalam menyelesaikan suatu soal, sehingga akan menambah pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Tugas yang diberikan guru kepada siswa untuk dikerjakan di luar jam pelajaran sekolah dikenal dengan Pekerjaan Rumah. Sujono (1998:106) mengungkapkan manfaat pemberian pekerjaan rumah, yaitu: Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa berarti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengertian yang luas tentang topik-topik dan konsep-konsep yang telah diajarkan di dalam kelas, dan menyediakan suatu pola untuk menganalisa suatu materi pelajaran secara lebih mendalam. 5

6 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menerapkan pemberian kuis diiringi dengan Reward dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII SMPN 23 Padang. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dengan menerapkan pemberian kuis diiringi dengan reward sebagai tindak lanjut pekerjaan rumah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP 23 Padang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yakni teknik random sampling. Dari hasil perhitungan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VII 5 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII 6 sebagai kelas kontrol. Variabel yang menjadi perhatian dalam penelitian ini yaitu variabel bebas merupakan perlakuan yang diberikan pada sampel yaitu menerapkan pemberian kuis diiringi dengan Reward sebagai tindak lanjut pekerjaan rumah pada kelas eksperimen dan tidak menerapkan pemberian kuis diiringi dengan Reward pada kelas kontrol. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa yang diperoleh berdasarkan tes yang diberikan pada akhir penelitian. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dari siswa kelas VII SMP 23 Padang yang menjadi sampel dan data sekunder berupa nilai matematika siswa pada ujian Mid semester ganjil yang bersumber dari guru bidang studi matematika siswa kelas VII SMP 23 Padang. Prosedur dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Pada tahap persiapan, peneliti mempersiapkan hal seperti: mempersiapkan RPP, soal pekerjaan rumah, soal kuis dan membuat kisi-kisi tes. Tahap pelaksanaan, pada tahap ini pembelajaran yang diberikan kepada kedua sampel berdasarkan standar proses, sedangkan perlakuan terhadap kedua sampel berbeda. Perlakuan yang diberikan peneliti pada kelas eksperimen dengan menerapkan pemberian kuis diiringi dengan Reward 6

7 . Pada kelas control tidak menerapkan pemberian kuis diiringi dengan Reward. Tahap penyelesaian, pada tahap ini dilakukan analisis data yang diperoleh selama penelitian kemudian ditarik suatu kesimpulan. Menganalisis data dengan melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis memiliki syarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan dengan uji Liliefors. Selanjutnya uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F. setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, kemudian dilakukan uji hipotesis dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar kelas sampel akibat perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen, maka dilakukan uji kesamaan rata-rata hasil belajar kedua kelas sampel dengan statistik penguji. Pada penelitian ini sampel berdistribusi normal dan kedua kelompok data tidak homogen sehingga digunakan uji. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari tanggal 12 sampai 30 November 2013 diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: Data hasil belajar siswa diperoleh melalui tes hasil belajar yang dilakukan pada kelas sampel setelah beberapa kali proses pembelajaran. Tes yang diberikan berupa tes uraian yang terdiri dari 10 buah butir soal dengan waktu 80 menit. Setelah dilakukan tes maka diperoleh nilai rata-rata, simpangan baku dan variansi hasil belajar kedua kelas sampel yang dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini: Tabel 1: Data Tes Hasil Belajar Kelas Sampel Juml Kelas ah Sisw a Eksperi 72, 10, 112, 32 men Kontrol 30 51, 16, 277, 16, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMPN 23 Padang untuk mata pelajaran matematika adalah 75. Berdasarkan hasil tes akhir siswa maka diperoleh hasil ketuntasan seperti pada tabel 2: Tabel 2: Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai Ketuntasan Belajar Kelas Mencapai Ketuntasan Nilai 75 Tidak Mencapai Ketuntasan Nilai < 75 Eksperimen 12 orang (37,5%) 20 orang (62,5%) Kontrol 3 orang (10%) 27 orang (90%) Dari tabel di atas terlihat bahwa ketuntasan siswa yang mencapai nilai untuk kelas eksperimen adalah 12 orang siswa dengan persentase 37,5% dan kelas kontrol adalah 3 orang siswa dengan persentase 10%. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil 7

8 belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, meskipun masih banyak siswa yang tidak tuntas dalam belajar matematika. Akan tetapi jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelum diterapkannya pemberian kuis diiringi dengan reward sebagai tindak lanjut pekerjaan rumah ini, hasil belajar matematika siswa yang tuntas sudah lebih baik. Uji normalitas bertujuan untuk melihat data hasil belajar kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji liliefors. Dari uji normalitas diperoleh harga L 0 dan L tabel dengan taraf nyata 0,05, seperti pada tabel 3: Tabel 3: Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Jumlah Kelas Siswa Eksperimen 32 0, ,1566 Kontrol 30 0,1120 0,161 Dari perbandingan dan, terlihat bahwa pada kedua kelas sampel diperoleh, sehingga hipotesis diterima. Dengan H 0 menyatakan bahwa data hasil belajar matematika kedua kelas sampel berdistribusi normal. Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelas sampel memiliki variansi yang homogen atau tidak. Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan, diperoleh nilai Fhitung = 2,46, sedangkan nilai Ftabel = 1,845, sehingga diperoleh, artinya kedua kelas sampel mempunyai variansi yang tidak homogen untuk α = 0,10 (tolak H o ). Dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari data hasil tes yang berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang tidak homogen. Oleh karena itu, untuk pengujian hipotesis digunakan statistik dengan uji. Kriteria pengujian tolak H 0 jika dan terima H 0 jika. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh dan, sehingga. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menerapkan pemberian kuis diiringi dengan reward 8

9 lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya tidak menerapkan pemberian kuis diiringi dengan reward pada siswa kelas VII SMPN 23 Padang. Berdasarkan deskripsi dan analisis data perkembangan hasil belajar matematika siswa, dapat dilihat bahwa secara umum hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan selama diterapkannya pemberian kuis diiringi dengan reward sebagai tindak lanjut pekerjaan rumah. Pada penerapan pemberian kuis diiringi dengan reward sebagai tindak lanjut pekerjaan rumah ini peneliti memberikan kuis diawal pembelajaran dengan tujuan agar siswa sungguhsungguh dalam mengerjakan pekerjaan rumah, bagi siswa yang mendapatkan nilai kuis tertinggi akan diberi reward, sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar. Pada tiap pertemuan siswa yang mendapat reward berbeda orangnya, walaupun siswa yang tercepat mengumpulkan adalah siswa yang sama, maka akan diambil siswa tercepat kedua, tanpa diketahui oleh siswa pertama. Ini dilakukan karena reward yang diberikan sama pada tiap pertemuan. Pada kelas eksperimen peneliti memberi pekerjaan rumah diakhir pembelajaran, dan pada pertemuan berikutnya diadakan kuis berdasarkan pekerjaan rumah tersebut, pada kuis pertama belum nampak motivasi siswa dalam mengikuti kuis, masih banyak siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah, ini dikarenakan siswa belum merasakan dampak dari mereka mengerjakan pekerjaan rumah yaitu bisa menjawab kuis dengan baik dan benar, dan siswa juga belum mendapatkan reward. Pada kuis kedua dan seterusnya siswa sudah mulai termotivasi karena siswa sudah merasakan bahwa ketika mengerjakan pekerjaan rumah dengan sungguhsungguh maka bisa menjawab soal-soal kuis dan siswa juga telah melihat bagi yang mendapat nilai kuis tertinggi mendapatkan reward. Selain itu siswa juga selalu diberi motivasi dengan reward-reward yang lain, seperti kalimat pujian dan ada satu kali selama penelitian yaitu pada pertemuan ketiga peneliti memberi reward berupa makanan kecil. Tujuan peneliti adalah agar siswa semangat dalam belajar, 9

10 mengannggap belajar matematika itu menyenangkan. Karena di usia remaja anak-anak perlu ditumbuhkan rasa cintanya terhadap sesuatu, baru dia akan mau melakukannya, bukan dengan paksaan. Karena siswa sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah, maka pada pertemuan berikutnya guru tidak harus mengulang lagi pelajaran sebelumnya, dan siswa juga mulai aktif dalam bertanya ketika ada pekerjaan rumah yang tidak dimengerti. Ini berakibat pada hasil belajar siswa. Terlihat dari hasil belajar dan nilai kuis yang terus meningkat pada tiap kali kuis. Hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai perbedaan yang signifikan disebabkan oleh penerapan pemberian kuis diiringi dengan reward. Pada kelas eksperimen peneliti memberi pekerjaan rumah di akhir pembelajaran, dan pada pertemuan berikutnya diadakan kuis berdasarkan pekerjaan rumah tersebut. Dengan adanya kuis diawal pembelajaran, yang soalnya berdasarkan pekerjaan rumah dan diiringi reward bagi siswa yang mendapat nilai kuis tertinggi, siswa jadi termotivasi dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan pekerjaan rumah, dan siswa juga lebih aktif dalam bertanya ketika ada pekerjan rumah yang tidak dimengerti. Setelah itu diberi kuis, siswa juga semangat dalam menjawab soal-soal kuis karena soalnya hampir sama dengan soal-soal pekerjaan rumah. Bagi siswa yang mendapat nilai kuis tertinggi diberi reward. Selain itu hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol tidak hanya disebabkan metode pembelajaran yang diterapkan melainkan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pada proses pembelajaran siswa kelas eksperimen lebih mudah untuk diatur dibandingkan dengan siswa pada kelas kontrol. Dan kesadaran belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran, siswa kelas eksperimen lebih aktif dan mau untuk bertanya. Faktor yang paling berpengaruh pada peningkatan nilai siswa adalah reward. Siswa termotivasi untuk belajar karena berharap bisa mendapatkan reward. Walaupun sebenarnya pemberian reward kurang bagus diterapkan karena akan membuat anak terbiasa dengan reward, kalau 10

11 tidak ada reward ada kemungkinan siswa tidak mau lagi belajar. Namun guru yang senantiasa memberi motivasi kepada siswa, agar siswa memiliki kemauan untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Jika siswa sudah terbiasa belajar di rumah, maka belajar akan menjadi kebutuhan dan siswa akan tetap belajar walaupun tidak diberi reward. KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menerapkan pemberian kuis diiringi dengan reward lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya tidak menerapkan pemberian kuis diiringi dengan reward dalam pembelajaran pada siswa kelas VII SMPN 23 Padang. Hudoyo Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: P2LPTK. Prayitno, Elida Motivasi Belajar. Jakarta: P2LPTK. Slameto Evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta. Suherman, Erman Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jakarta: IMSTEP. DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Syaiful Bahri Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Haryati, Mimin Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Pers. 11