IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum PT.Petrosea Tbk PT.Petrosea Tbk didirikan pada tahun 1972 dan semula dikenal sebagai PT.Petrosea International Indonesia, berdasarkan akta notaris Djojo Mulyadi LLM, di Jakarta tertanggal 21 Februari PT.Petrosea Tbk merupakan perusahaan multidisiplin yang bergerak dalam sektor: a) Pertambangan PT.Petrosea Tbk menyediakan jasa pertambangan batubara dengan tehnik penambangan terbuka dan limbah pertambangan serta operasi tambang untuk perusahaan batubara di Indonesia di semua tahapan produksi, termasuk desain tambang, pemilihan alat berat, perencanaan tambang dan penjadwalan, optimalisasi jadwal tambang, optimalisasi pembuangan, optimalisasi jarak angkut, reklamasi dan rehabilitasi lokasi penambangan, jasa manajemen limbah. Selain itu, PT.Petrosea Tbk juga memasok peralatan pertambangan dan transportasi, beserta tenaga terampil yang diperlukan untuk mengoperasikan dan memelihara peralatan tersebut. b) Rekayasa dan Konstruksi PT.Petrosea Tbk juga menyediakan jasa rekayasa dan konstruksi untuk sector infrastruktur dan pertambangan di Indonesia dengan fokus pada industry pertambangan, termasuk uji tuntas teknis, studi kelayakan, desain rekayasa front-end, rekayasa dan desain secara rinci, program dan manajemen proyek, procurement support, commissioning support, construction maintenance dan operation support. c) Pangkalan Logistik Lepas Pantai Petrosea (POSB) Pangkalan Logistik Lepas Pantai Petrosea (POSB) telah beroperasi di Tanjung Batu, Kalimantan Timur sejak tahun Fokus dari sektor ini pada logistik dan layanan pendukung terkait termasuk fasilitas dermaga.

2 29 Pada tahun 1984 perusahaan ini diakuisisi oleh perusahaan internasional yang berbasis di Australia Clough Group. Selanjutnya pada tanggal 15 Maret 1990 Petrosea menjadi perusahaan konstruksi pertama yang tercatat di bursa efek dengan kode perdangan PRTO, kemudian perusahaan mengubah namanya menjadi PT.Petrosea Tbk. Akhirnya pada tanggal 6 Juli 2009 PT.Petrosea Tbk diakuisi oleh Indika Energy. Kantor pusat PT.Petrosea Tbk berlokasi di Jalan Taman kemang nomor 32B Kemang Jakarta Selatan dan juga memiliki kantor perwakilan di Balikpapan dan Tanjung Batu, Kalimantan Timur serta di Timika, Papua Visi dan Misi Visi PT.Petrosea Tbk adalah : Menjadi perusahaan berstandar internasional yang menyediakan layanan dengan solusi lengkap untuk sektor pertambangan Misi PT.Petrosea Tbk adalah : Menjadi perusahaan nasional pilihan yang memberikan nilai tambah berdasarkan pada keunggulan operasional Struktur Organisasi Pada suatua organisasi, semua tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan dan setiap individu harus mendelegasikan kekuasaan mereka untuk menjalankan tugas masing-masing dengan sebaik mungkin. Dalam hubungannya dengan pelaksanaan tugas pada suatu organisasi maka diperlukan suatu struktur organisasi yang menggambarkan garis-garis hubungan kerja sama di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian, ataupun posisi-posisi yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda pada suatu organisasi. Struktur organisasi pada PT. Petrosea Tbk dapat dilihat pada Gambar 3.

3 30 Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Komite Manajemen resiko Komite Audit Komite Sumber Daya Manusia Komite Tata Kelola Perusahaan Presiden Direktur Audit Internal Divisi Kepastian Mutu Sekretaris Perusahaan dan Divisi Hukum Korporat Divisi Perencanaan Korporat Direktur Hubungan Eksternal Direktur Sumber Daya Manusia Direktur Keuangan Direktur Operasional Direktur Sumber Daya Energi K3LH POSB TKCM Kepala Divisi Penyediaan Manajamen Aset Pertambangan Rekayasa dan Konstruksi Gambar 3. Struktur organisasi PT.Petrosea Tbk

4 Perkembangan Keuangan PT.Petrosea Tbk Laporan keuangan suatu perusahaan sangat penting bagi perusahaan sebagai bentuk dari gambaran sampai sejauh mana pencapain yang telah dilakukannya. Dengan melihat laporan keuangan salama beberapa periode tertentu sehingga daapat menghasilkan informasi tentang perkembangan yang terjadi selama itu. Untuk dapat mengetahui perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun dengan melihat kecenderungan pergerakan pos-pos dalam laporan keuangan yang dibandingkan dengan pos-pos yang pada tahun dasar maka dapat menggunakan analisis trend. Melalui analisis trend ini, kita dapat mengetahui kecenderungan yang terjadi pada pos-pos keuangan. Pada penelitian ini, periode pengamatan adalah lima tahun, yaitu tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dimana tahun 2006 menjadi tahun dasar dalam pengamatan penelitian ini untuk mengetahui perkembangan dari keuangan perusahaan. Tabel hasil dari analisis trend terhadap laporan neraca dan laporan rugi laba dapat dilihat pada Lamipran 70 dan Lampiran Perkembangan Neraca Analisis trend pertama adalah analisis trend terhadap neraca perusahaan, ini dilakukan terhadap kompen-komponen yang digunakan untuk melihat perkembangan keuangan perusahaan pada jangka pendek dan jangka panjang. Perkembangan pada aktiva perusahaan PT.Petrosea Tbk periode 2006 sampai dengan 2010 dapat dilihat pada Gambar 4. Pada Gambar 4 dapat dilihat perkembangan aktiva perusahaan PT.Petrosea Tbk periode Melihat Gambar 4, pada tahun 2007 dan 2008 aktiva lancar perusahaan mengalami peningkatan dari tahun dasar yaitu tahun Dimana pada tahun 2007 naik sebesar 20,36 persen dari tahun 2006 yaitu dari USD menjadi USD dan pada pada tahun 2008 hanya naik sedikit dari tahun 2007 yaitu sebesar 1,03 persen menjadi USD Pada tahun 2007, peningkatan tersebut disebabkan oleh adanya kenaikkan pada kas, piutang, persediaan, dan beban dibayar dimuka walaupun terdapat penurunanan pada efek tersedia untuk dijual, nilai kotor, pajak dibayar dimuka, dan uang muka dan jaminan pada pihak ketiga. Namun

5 32 penurunan tersebut masih dapat ditutupi sehingga aktiva lancar pada tahun 2007 naik. Pada tahun 2008 peningkatan hanya terjadi pada uang muka dan jaminan pada pihak ketiga yang naik drastis sehingga dapat menutupi penurunan yang terjadi pada yang lainnya. Analisis Trend terhada Aktiva Lancar dan Aktiva Tidak Lancar Variable Aktiva Lancar Aktiva Tidak Lancar Persentase Tahun Gambar 4. Perkembangan aktiva PT.Petrosea Tbk periode Setelah tahun 2008, aktiva lancar PT.Petrosea Tbk mengalami penurun sampai pada tahun akhir pengamatan yaitu tahun Pada tahun 2009 mengalam penurunan sebesar 11,78 persen terhadap tahun 2008 dimana aktiva lancar menjadi USD Hal ini terjadi karena kenaikkan pada kas, pajak dibayar dimuka, dan beban dibayar dimuka tidak dapat menutupi penurunan yang terjadi pada piutang dan uang dan jaminan pada pihak ketiga. Begitu juga hal nya pada tahun 2010 mengalami penurunan dimana aktiva lancar menjadi USD Penurunan ini disebabkan oleh kas dan pajak dibayar dimuka. Pada bagian aktiva tidak lancar PT.Petrosea Tbk terus mengalami kenaikkan dari tahun ke tahunnya. Hal ini disebabkan karena investasi yang dilakukan perusahaan pada gedung, alat berat, peralatan, kendaraan, dan tanah. Selain itu investasi perusahaan pada perusahaan asosiasi yaitu PT.Santan Batubara dan PT.Tirta Kencana terus meningkat selama lima tahun tersebut.

6 33 Analisis Trend terhadap Kewajiban dan Ekuitas Variable Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Panjang Ekuitas 350 Persentase Tahun Gambar 5. Perkembangan Kewajiban dan Ekuitas PT.Petrosea Tbk periode Gambar 5 ini memperlihatkan analisis trend terhadap kewajiban dan ekuitas PT.Petrosea Tbk selama periode Kewajiban jangka pendek PT.Petrosea Tbk bergerak naik secara keseluruhan. Kenaikkan ini terjadi pada komponen hutang bank, kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun, dan hutang lain-lain. Mulai pada tahun 2008 muncul berupa hutang bank yaitu perusahaan melakukan pinjaman terhadap Bank HSBC yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan. Pada tahun 2008 hutang bank perusahaan sebesar USD dan naik di tahun 2009 menjadi USD Pada kewajiban sewa jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun kenaikkan tajam terjadi pada tahun 2008 dimana kewajiban ini menjadi USD dari USD dimana kewajiban sewa ini muncul karena perusahaan melakukan sewa terhadap mesin-mesin operasi perusahaan. Pada bagian kewajiban jangka panjang PT.Petrosea Tbk berdasarkan Gambar 5 mengalami trend naik secara keseluruhan. Kenaikkan yang tajam terjadi pada tahun 2009 dimana sangat dipengaruhi oleh kenaikkan kewajiban imbalan kerja menjadi USD menjadi USD Selain itu, pada Gambar 5 juga memperlihatkan analisis trend terhadap ekuitas PT.Petrosea Tbk periode Trend ekuitas PT.Petrosea Tbk

7 34 bergerak naik secara keseluruhan selama pengamatan. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan terus terhadap laba ditahan perusahaan. Kenaikkan tajam laba ditahan terjadi pada akhir tahun pengamatan yaitu tahun 2010 dimana naik menjadi USD dari USD Perkembangan Rugi Laba Dalam analisis trend terhadap laporan rugi laba perusahaan dilakukan pada komponen-komponen yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan. Komponen-komponen tersebut yaitu Pendapatan, beban usaha langsung, beban penjualan dan administrasi, laba usaha, dan laba bersih Analisis Trend terhadap Laporan Rugi Laba Variable Pendapatan usaha Beban usaha langsung Beban penjualan dan administras Laba usaha Laba bersih Persentase Tahun Gambar 6. Perkembangan Laporan Rugi Laba PT.Petrosea Tbk periode Pada Gambar 6 terlihat bahwa pendapatan usaha terus meningkat sampai pada tahun 2008 sebesar 94,65 persen dari tahun pengamatan dimana hal ini dipicu oleh terus meningkat nya pendapatan usaha dari sektor pertambangan dan malah sempat turun di tahun 2009 sebesar 32,21 persen dari tahun Hal ini sejalan dengan perkembangan beban usaha langsung dimana perkembangan beban usaha langsung naik sampai pada tahun 2008 dan juga turun di tahun 2009, ini dapat berati bahwa pendapatan usaha yang diperoleh perusahaan berbanding dengan beban usaha langsung yang menjadi pengurang dari pendapatan usaha perusahaan.

8 35 Pada komponen beban penjualan dan administrasi terjadi peningkatan beban setiap tahunnya. Yang paling meningkat di setiap tahunnya bila dibandingakn dengan yang lainnya adalah beban imbalan jasa bantuan teknik oleh Clough Group di tahun 2006, beban jasa hukum dan professional di tahun 2007 dan 2009, dan beban penempatan pemindahan di tahun Dengan meningkatnya pendapatan yang dapat menutupi beban penjualan dan administrasi sampai pada tahun 2009 ini menghasilkan bahwan laba usaha meningkat menjadi sebesar 487,26 persen di tahun Tetapi langsung turun di tahun berikutnya di tahun 2010 sebesar 14,82 persen dari tahun lalu menjadi 472,44 persen, hal ini dipicu karena meningkatnya beban usaha langsung dan beban penjualan dan administrasi tidak sebanding dengan meningkatnya pendapatan usaha sehingga laba usaha menjadi turun. Laba bersih yang didapatkan PT.Petrosea Tbk bergerak fluktuatif, tetapi terdapat bergerak naik yang cukup tajam di tahun Hal ini disebabkan adanya penerimaan atas laba bersih perusahaan asosiasi terutama dari PT.Santan Batubara. Berdasarkan dari uraian diatas, jika melihat atas pergerakan dari laba usaha PT.Petrosea Tbk tanpa memasukkan penerimaan laba bersih dari perusahaan asosiasi, maka perusahaan belum dapat meminimumkan biayabiaya dari segi beban usaha langsung maupun beban penjualan dan administrasi. Hanya saja jika melihat dari perkembangan laba bersih PT.Petrosea Tbk yang selalu meningkat dari tahun ke tahun nya dikarenakan adanya tambahan laba bersih dari perusahaan asosiasi Analisis Rasio Keuangan PT.Petrosea Tbk Gambaran tentang bagaimana kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari bagaimana keuangan perusahaan tersebut. Untuk melihat hal itu, salah satu caranya dapat menggunakan dengan analisis rasio. Analisis rasio adalah metode analisis yang menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan perusahaan. Pada analisis rasio keuangan, dibuat perbandingan dari laporan keuangan perusahaan selama periode pengamatan untuk mengetahui arah pergerakannya. Analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio

9 36 profitabilitas. Dengan analisis ini akan diperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan perusahaan dalam tahun pengamatan yaitu tahun 2006 sampai dengan tahun Hasil analisis rasio keuangan PT.Petrosea Tbk periode yang dibandingkan dengan rataan industri dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Rasio Keuangan PT.Petrosea Tbk Periode Rata rata Rataan Industri 1. Rasio Likuiditas Current Ratio ,2 207,7 Quick Ratio ,4 200,9 Cash Ratio ,6 83,1 2. Rasio Solvabilitas Debt to Capital Assets ,4 36,2 Debt to Equity ,2 117,8 Long term debt to Equity ,6 50,3 3. Rasio Aktivitas Total Assets turn over 0,88 0,85 1,15 0,88 0,84 0,92 0,75 Receivable turn over 2,47 2,6 3,43 3,29 5,21 3,4 18,6 Average collection periode ,8 80,6 Inventory turn over 26,58 28,95 43,68 29,4 27,41 31,204 14,9 4. Rasio Profitabilitas Gross Profit Margin ,2 31,3 Nett Profit Margin ,4 13,1 ROA ,2 10,5 ROE , Rasio Likuiditas Analisis rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan dapat memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih atau jatuh tempo. Tingkat nilai rasio likuiditas dipengaruhi oleh komponen-komponen yang terdapat pada aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Perkembangan nilai rasio likuiditas PT.Petrosea Tbk periode dapat dilihat pada Gambar 7.

10 Rasio Likuiditas Variable Current Ratio Quick Ratio Cash Ratio Nilai (%) Tahun Gambar 7. Perkembangan Rasio Likuiditas PT.Petrosea Tbk periode a) Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar akan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Tingginya nilai rasio keuangan menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu dalam mengoptimalkan aktiva yang ada untuk menghasilkan laba. Pada Gambar 7 kita dapat melihat perkembangan rasio lancar PT.Petrosea selama tahun 2006 sampai dengan tahun Tabel 3 Rasio Lancar PT.Petrosea Tbk Periode Akiva Lancar Kewajiban Jangka Pendek Current Ratio Berdasarkan pada Tabel 3 diatas, perkembangan nilai rasio lancar selama lima tahun yaitu tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 bergerak menurun secara keseluruhan, tetapi penurunan ini masih tetap berada di atas 100 persen. Rata-rata rasio lancar PT.Petrosea Tbk selama lima tahun pengamatan sebesar 151,2 persen yang artinya setiap USD 1,00,- kewajiban jangka pendek dijamin dengan aktiva lancar sebesar USD 1,51,- dengan nilai rataan industri 207,7 persen, maka dapat dilihat bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi

11 38 kewajiban jangka pendeknya kurang baik. Dengan kata lain, kemampuan perusahaan yang masih sangat jauh dari rata-rata pada industri yang sama. Perkembangan nilai rasio lancar ini dipengaruhi oleh aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Naik turun jumlah kewajiban jangka pendek dibarengi dengan naik turun jumlah aktiva lancar perusahaan dimana aktiva lancar perusahaan selalu lebih besar dari jumlah kewajiban jangka pendek perusahaan. b) Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio cepat adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan mengunnakan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Pada Gambar 7 kita dapat melihat perkembangan rasio cepat PT.Petrosea Tbk selama periode 2006 sampai dengan Tabel 4. Rasio Cepat PT.Petrosea Tbk periode Akiva Lancar Persediaan Kewajiban Jangka Pendek Quick Ratio Berdasarkan Tabel 4 diatas, rasio cepat perusahaan bergerak menurun semenjak tahun 2006 sampai tahun 2010 walapun sempat naik sedikit di tahun Nilai rata-rata rasio cepat PT.Petrosea Tbk sebesar 144,4 persen. Ini menunjukkan bahwa setiap USD 1, 00,- kewajiban jangka pendek dijamin dengan aktiva lancar tanpa persediaan sebesar USD 1,44,- dengan nilai rataan industri 200,9 persen, artinya perusahaan belum dapat memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa memperhitungkan persediaan yang dimilikinya karena nilai rasio perusahaan dibawah nilai rata-rata industri yang sama. Pada rasio cepat ini selain dipengaruhi oleh aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek juga dipengaruhi oleh persediaan. Tanpa memperhitungkan persediaan dalam rasio ini dimaksudkan bahwa persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah sehingga sulit untuk direalisasikan menjadi uang kas dalam waktu yang singkat.

12 39 c) Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio kas adalah rasio yang memperhitungkan kemampuan untuk membayar kewajiban jangka pendek yang segara harus dibayar dengan menggunakan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan. Pada Gambar 7 kita dapat melihat perkembangan rasio kas PT.Petrosea Tbk selama periode Tabel 5. Rasio Kas PT.Petrosea Tbk Periode Kas Efek Kewajiban Jangka Pendek Cash Ratio Berdasarkan Tabel 5 diatas, rasio kas PT.Petrosea Tbk bergerak menurun secara keseluruhan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 walaupun sempat naik di tahun Penurunan paling tajam terjadi pada tahun 2008 sebesar 32 persen dari tahun Hal in terjadi karena mulai tahun 2008 perusahaan tidak lagi memiliki efek yang segera dapat diuangkan sehingga semenjak tahun itu perusahaan hanya dapat mengandalkan kas yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai rata-rata rasio kas PT.Petrosea Tbk sebesar 35,6 persen. Ini menunjukkan bahwa setiap USD 1, 00,- kewajiban jangka pendek dijamin dengan kas dan efek sebesar USD 0,35,- dengan nilai rataan industri 83,1 persen. Dapat dilihat bahwa perusahaan belum dapat memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan kas yang dimilikinya karena nilai rasio perusahaan dibawah nilai rata-rata industri yang sama. Perkembangan rasio kas ini dipengaruhi oleh kas, efek yang segera dapat diuangkan, dan kewajiban jangka pendek. Dimana pada PT.Petrosea Tbk mempunyai rasio kas yang baik yaitu selalu bisa dapat menutupi kewajiban jangka pendek dengan kas dan efek yang segera dapat diuangkan walapun mulai pada tahun 2008 hanya mempunyai kas saja.

13 Rasio Solvabilitas Dengan analisis rasio solvabilitas ini, kita dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya, baik dalam jangka pendek maupun kewajiban dalam jangka panjang. Selain itu juga, rasio ini berguna bagi para pemegang saham karena dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menutupi semua kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi. Baiknya keadaan keuangan perusahaan dalam jangka pendek tidak dapat diartikan bahwa baik dalam jangka pangjang juga. Data-data yang digunakan pada rasio solvabilitas adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Analisis solvabilitas pada PT.Petrosea dilakukan dengan memperhitungkan rasio total hutang dengan total aktiva (debt to capital assets), total hutang dengan modal (debt to equity), dan hutang jangka panjang dengan modal (long term debt to equity). Perkembangan nilai rasio ini dapat dilihat ada Gambar Rasio Solvabilitas Variable Debt to Capital Assets Debt to Equity Long term debt to Equity Nilai (%) Tahun Gambar 8. Perkembangan Rasio Solvabilitas PT.Petrosea Tbk periode

14 41 a) Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva (Debt to Capital Assets) Rasio ini menunjukkan banyaknya aktiva yang dibiayai dari pinjaman (hutang). Pada Gambar 8 kita dapat melihat perkembangan rasio total hutang dengan total aktiva PT.Petrosea Tbk periode Tabel 6. Rasio Debt to Capital Assets PT.Petrosea Tbk Periode Total Kewajiban Total Aktiva Debt to Capital Assets Berdasarkan Tabel 6 diatas, terlihat bahwa pada rasio ini mengalami kenaikkan secara keseluruhan, hal ini terjadi karena naiknya kewajibankewajiban perusahaan terutama pada hutang bank, kewajiban sewa, dan kewajiban imbalan atas jasa. Nilai rata-rata rasio ini sebesar 50,4 persen yang berarti bahwa jumlah aktiva yang dibiayai oleh pinjaman (hutang) sebesar 50,4 persen. Nilai rataan industri pada rasio ini adalah 36,2 persen. Rasio rata-rata yang diperoleh perusahaan pada analisis rasio ini sebesar 50,4 persen menunjukkan bahwa nilai rasio perusahaan berada jauh dari rataan industri karena rata-rata di industri yang sama, jumlah aktiva yang dibiayai oleh pinjaman (hutang) sebesar 36,2 persen. b) Rasio Total Hutang dengan Modal (Debt to Equity) Rasio ini digunakan untuk menunjukkan proporsi total hutang baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang yang dapat dijamin dengan modal sendiri. Pada Gambar 8 kita dapat melihat perkembangan rasio total hutang dengan moda PT.Petrosea Tbk periode Tabel 7. Rasio Debt to Equity PT.Petrosea Tbk periode Total Kewajiban Modal Debt to Equity

15 42 Berdasarkan Tabel 7 diatas, dapat dilihat bahwa trend rasio naik secara keseluruhan selama pengamatan. Hal ini terjadi karena adanya kenaikkan pada kewajiban-kewajiban perusahaan yang tidak terlalu sebanding dengan kenaikkan yang terjadi pada modal perusahaan. Nilai rata-rata pada rasio ini selama tahun pengamatan yaitu sebesar 106,2 persen memiliki arti bahwa setiap USD 1,00,- modal perusahaan dapat digunakan untuk menjamin seluruh hutang sebesar USD 1,062,-. Nilai rataan industri pada rasio ini sebesar 117,8 persen, artinya kemampuan modal perusahaan dalam menjamin seluruh hutang dapat dikatakan baik dibandingkan dengan nilai rasio rata-rata pada perusahaan yang sama. c) Rasio Hutang Jangka Panjang dengan Modal (Long Term Debt to Equity) Rasio ini menunjukkan proporsi hutang jangka panjang yang dapat dijamin dengan modal sendiri. Perkembangan rasio hutang jangka panjang dengan modal PT.Petrosea Tbk periode dapat dilihat pada Gambar 8. Tabel 8. Rasio Long term debt to Equity PT.Petrosea Tbk periode Kewajiban Jangka Panjang Modal Long term debt to Equity Berdasakan Tabel 8 diatas, trend rasio long term debt to equity perusahaan mengalami kenaikkan secara keseluruhan selama pengamatan. Hal ini karena kenaikkan atas kewajiban hutang jangka panjang lebih kecil dibandingkan kenaikkan modal perusahaan. Kenaikkan modal perusahaan didukung oleh kenaikkan laba ditahan perusahaan yang setiap tahun selalu naik. Perusahaan merasa perlu untuk terus menambah modal yang dimiliki setiap tahunnya. Rasio ini mempunyai nilai rata-rata sebesar 36,6 persen yang artinya bahwa setiap USD 1,00,- modal perusahaan dapat digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang sebesar USD 0,36,-. Nilai rataan industri pada rasio ini sebesar 50,3 persen, artinya kemampuan modal perusahaan dalam menjamin kewajiban jangka panjangnya baik dibandingkan dengan nilai rasio rata-rata industri perusahaan yang sama.

16 Rasio Aktivitas Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya. Pengukuran rasio aktivitas dilakukan dengan dengan menilai tingak perputaran total aktiva (total assets turn over), perputaran piutang (receivable turn over), rata-rata pengumpulan piutang (average collection periode), dan perputaran persediaan (inventory turn over). Perkembangan perputaran total aktiva, perputaran piutang, dan perputaran persediaan PT.Petrosea Tbk periode dapat dilihat pada Gamabr rasio aktivitas Variable Total Assets turn over Receivable turn over Inventory turn over Nilai (kali) Tahun Gambar 9. Perkembangan perputaran total aktiva, perputaran piutang, dan perputaran persediaan PT.Petrosea Tbk periode a) Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn Over) Rasio perputaran total aktiva menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan seluruh aktivitasnya untuk menciptakan penjualan (pendapatan) dan memperoleh laba. Perputaran aktiva yang lambat menunjukkan aktiva yang dimiliki terlalu besar apabila dibandingkan dengan kemampuan menjualnya. Perkembangan rasio perputaran total aktiva PT.Petrosea Tbk periode dapat dilihat pada Gambar 9.

17 44 Tabel 9. Rasio Perputaran Total Aktiva PT.Petrosea Tbk periode Penjualan Netto Total Aktiva Total Assets turn over Berdasarkan Tabel 9 diatas, rasio perputaran total aktiva PT.Petrosea Tbk mengalami trend menurun. Hal ini karena terus meningkatnya aktiva perusahaan namun tidak sebanding dengan penjualan (pendapatan) yang diterima oleh perusahaan. Kenaikkan aktiva terjadi pada komponen aktiva tetap dan investasi pada perusahaan asosiasi. Nilai rata-rata selama periode pengamatannya sebesar 0,92 kali per tahun. Artinya bahwa setiap USD 1,00,- total aktiva yang dimanfaatkan akan menghasilkan penjualan (pendapatan) sebesar USD 0,92,-. Nilai rataan industri pada rasio ini sebesar 0.75 kali per tahun, artinya perusahaan kurang baik dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya dalam rangka menghasilkan pendapatan. b) Rasio Perputaran Piutang (Receivable Turn Over) Rasio perputaran piutang ini menunjukkan berapa kali perusahaan melakukan penagihan terhadap piutangnya dalam satu tahun periode. Perusahaan yang mempunyai kesulitan dalam penagihan, maka perusahaan mempunyai saldo piutang yang besar dan rasio yang rendah. Sebaliknya, jika perusahaan mempunyai kebijakan kredit dan prosedur penagihan yang baik, maka saldo piutangnya rendah dan rasionya tinggi. Perkemabangan rasio perputaran piutang PT.Petrosea Tbk periode dapat dilihat pada Gambar 9. Tabel 10. Rasio Perputaran Piutang PT.Petrosea Tbk periode Penjualan Kredit Piutang Rata rata Receivable turn over

18 45 Berdasarkan Tabel 10 diatas, nilai rasio perputaran piutang PT.Petrosea Tbk periode mengalami trend naik secara keseluruhan selama pengamatan. Nilai rata-rata rasio perputaran piutang PT.Petrosea Tbk yaitu sebesar 3,4 kali atau kurang lebih 106 hari (360/3,4). Hal ini berarti dalam satu periode perusahaan mampu melakukan kegiatan penagihan piutang sebanyak kurang lebih 3 kali atau jangka waktu penagihan piutang tersebut yaitu 106 hari. Waktu penagihan yang lebih dari 3 bulan ini dikarenakan adanya proses yang harus dilewati untuk dapat menagih piutang tersebut. Dimana proses penagihan piutang telah dibuat dalam kontrak kerja antara perusahaan dan pemakai jasa yang telah disepakati. Jadi tidak semua kontrak kerja memiliki proses yang sama dalam penagihan piutang karena hal tersebut harus disepakati terlebih dahulu oleh kedua belah pihak. Nilai rataan industri pada rasio ini sebesar 18,6 kali atau kurag lebih 19 hari (360/18,6), artinya kegiatan penagihan piutang perusahaan yaitu 3 kali dapat dikatakan lebih lama dibandingkan dengan kegiatan penagihan piutang pada industri yang sama yaitu 18 kali. c) Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa cepat perputaran persediaan dalam satu periode. Semakin cepat tigkat perputaran persediaan, maka semakin besar tingkat keberhasilan perusahaan. Perkembangan rasio perputaran persediaan PT.Petrosea Tbk periode dapat dilihat pada Gambar 9. Tabel 11. Rasio Perputaran Persediaan PT.Petrosea Tbk periode Harga Pokok Penjualan Persediaan Rata rata Inventory turn over Berdasarkan Tabel 11 diatas, nilai rasio perputaran persediaan PT.Petrosea Tbk mengalami trend naik selama pengamatan. Peningkatan atas harga pokok penjualan dibarengi juga dengan adanya peningkatan pada persediaan rata-rata perusahaan. Namun kenaikkan harga pokok penjualan masih lebih kecil dibandingkan dengan kenaikkan pada persediaan rata-rata. Hal ini dikarenakan perusahaan melakukan asuransi terhadap persediaan untuk

19 46 menutupi atas penyisihan persediaan using yang bias mengurangi nilai persediaan. Nilai rata-rata pada rasio ini sebesar 31,204 kali per tahun atau kurang lebih kurang lebih 12 hari (360/31,204). Hal ini menunjukkan bahwa dalam waktu satu tahun rata-rata terjadi 31 kali persediaan yang berputar atau waktu yang tunggu yang dibutuhkan untuk persediaan adalah kurang lebih 12 hari. Nilai rataan industri pada rasio ini sebesar 14,6 kali atau kurang lebih 24 hari (360/14,6), artinya waktu tunggu untuk persediaan perusahaan dapat dikatakan baik karena masih cepat dibandingkan dengan waktu tunggu yang dibutuhkan pada industri yang sama yaitu 24 hari. d) Rasio Rata-rata Pengumpulan Piutang (Average Collection Period) Rasio ini menunjukkan berapa lama rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mengumpulkan piutangnya. Semakin kecil hari yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam mengumpulkan piutangnya makan akan semakin baik untuk perusahaan. Perkembangan rasio rata-rata pengumpulan piutang PT.Petrosea Tbk periode dapat dilihat pada Gambar Average collection periode Nilai (hari) Tahun Gambar 10. Perkembangan rasio rata-rata pengumpulan piutang PT.Petrosea Tbk periode Berdasarkan Tabel 12 dibawah ini, rasio rata-rata pengumpulan piutang PT.Petrosea Tbk bergerak menurun secara keseluruhan yang berarti semakin kecil waktu yang dibutuhkan untuk pengumpulan piutang. Nilai rata-rata dari rasio ini sebesar 113,8 hari dalam satu periode, artinya bahwa perusahaan dapat melakukan pengumpulan piutang sebanyak kurang lebih 3 kali dalam

20 47 satu tahun (360/113,8). Nilai rataan industri pada rasio ini sebesar 80,6 hari, artinya waktu pengumpulan piutang perusahaan dapat dikatakan lebih lama dibandingkan dengan waktu pengumpulan piutang pada industry yang sama. Tabel 12. Rasio Rata-rata Pengumpulan Piutang PT.Petrosea Tbk periode Piutang Rata rata Penjualan Kredit Average collection periode Rasio Profitabilitas Analisis profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga untuk mengetahui efisiensi perusahaan dalam penggunaan atau pengelolaan modal yang dimilikinya. Profitabilitas perusahaan yang baik akan dapat meningkatkan posisi perusahaan serta memperkecil kemungkinan kebangkrutan. Analisis profitabilitas yang dilakukan pada PT.Petrosea Tbk adalah analisis marjin laba kotor (gross profit margin), rasio marjin laba bersih (nett profit margin), rasio return on total assets (ROA), dan rasio return net worth (ROE). Perkembangan rasio profitabilitas PT.Petrosea Tbk periode dapat dilihat pada Gambar Rasio Profitabilitas Variable Gross Profit Margin Nett Profit Margin ROA ROE Persentase(%) Tahun Gambar 11. Perkembangan rasio profitabilitas PT.Petrosea Tbk periode

21 48 a) Rasio Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin) Rasio marjin laba kotor memberikan gambaran mengenai laba kotor yang dapat dicapai dari setiap rupiah penjualan yang dilakukan. Perkembangan rasio marjin laba kotor dapat PT.Petrosea Tbk periode dapat dilihat pada Gambar 11. Tabel 13. Rasio Marjin Laba Kotor PT.Petrosea Tbk periode Penjualan Netto Harga Pokok Penjualan Gross Profit Margin Dilihat dari Gambar 11 bahwa rasio ini mengalami trend naik secara keseluruhan selama pengamatan. Kenaikkan rasio ini mencapai puncaknya di tahun 2009 sebesar 32 persen dimana hal tersebut karena adanya penurunan pada harga pokok penjualan yang cukup tajam. Nilai rata-rata dari rasio ini adalah 22,24 persen yang artinya bahwa setiap USD 1,00,- penjualan yang dilakukan, perusahaan akan memperoleh keuntungan usaha (laba kotor) sebesar USD 0,2224,-. Nilai rataan industri pada rasio ini sebesar 31,3 persen, artinya laba kotor yang diterima atas penjualan yang dilakukan perusahaan masih dibawah dari laba kotor yang diterima pada industri yang sama. b) Rasio Marjin Laba Bersih (Nett Profit Margin) Rasio marjin laba bersih menggambarkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban lain-lain, dan pajak sehubungan dengan penjualan. Rasio ini merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran. Semakin tinggi rasio ini, maka semakim baik dan secara relatif semakin rendah harga pokok barang yang dijual dan mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengidentifikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi lebih efisien. Perkembangan rasio marjin laba bersih PT.Petrosea Tbk periode dapat dilihat pada Gambar 11.

22 49 Tabel 14. Rasio Marjin Laba Bersih PT.Petrosea Tbk periode Laba setelah pajak Penjualan Netto Nett Profit Margin Beradasarkan Tabel 14 diatas, nilai rasio marjin laba bersih mengalami trend naik. Kenaikkan yang tajam terjadi pada tahun 2010 yaitu menjadi sebesar 23 persen dan juga merupakan nilai rasio tertinggi selama tahun pengamatan. Hal ini disebabkan karena pada tahun tersebut, laba bersih yang disumbangkan oleh perusahaan asosiasi ke PT.Petrosea Tbk yang sangat besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Nilai rata-rata rasio ini sebesar 7,4 persen yang artinya bahwa setiap USD 1,00,- penjualan yang dilakukan, perusahaan akan memperoleh keuntungan usaha (laba bersih) sebesar USD 0,074,-. Nilai rataan industri pada rasio ini sebesar 13,1 persen, artinya perusahaan belum berproduksi secara efisien dibandingkan dengan industry yang sama. c) Rasio Return On Assets (ROA) Rasio return on assets digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki perusahaan. Pada Gambar 11 dapat dilihat perkembangan rasio return on assets PT.Petrosea Tbk periode Tabel 15. Rasio Return On Assets PT.Petrosea Tbk periode Laba setelah pajak Total Aktiva ROA Berdasarkan Tabel 15 diatas, nilai rasio return on assets mengalami trend naik secara keseluruhan selama pengamatan. Puncak kenaikkan dialami pada tahun 2010 yaitu menjadi sebesar 19 persen, ini dikarenakan kenaikkan total aktiva yang diikuti dengan kenaikkan laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan.

23 50 Nilai rata-rata rasio return on assets PT.Petrosea Tbk adalah 6,2 persen yang artinya setiap USD 1,00,- yang di investasikan adalam aktiva dapat menghasilkan keuntungan sebesar USD 0,062,-. Nilai rataan industri pada rasio ini sebesar 10,5 persen, artinya perusahaan belum secara efektif memanfaatkan aktivanya dalam menghasilkan keuntungan dibandingakn dengan industry yang sama. d) Rasio Return On Nett Worth (ROE) Rasio return on nett worth menunjukkan produktivitas dana-dana milik perusahaan. Rasio ini membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi tingkat rasio ini, maka semakin baik karena posisi modal pemilik semakin kuat. Pada Gambar 10 kita dapat melihat perkembangan rasio return on nett worth PT.Petrosea Tbk periode Tabel 16. Rasio Return On Nett Worth PT.Petrosea Tbk periode Laba setelah pajak Modal ROE Berdasarkan Tabel 16 diatas, rasio return on nett worth PT.Petrosea Tbk periode mengalami trend naik secara keseluruhan selama pengamatan. Nilai rasio ini mengalami kenaikkan yang tajam pada tahun 2010 yaitu menjadi sebesar 35 persen. Ini dikarenakan perhitungan laba bersih dimana terdapat laba bersih perushaan asosiai yang disumbangkan ke PT.Petrosea Tbk naik besar dari tahun sebelumnya dan nilai laba bersihnya jauh lebih besar dibandingkan dengan total modal yang dimiliki PT.Petrosea Tbk pada tahun tersebut. Nilai rata-rata pada rasio ini adalah sebesar 11,4 persen yang artinya setiap USD 1,00,- modal yang di investasikan akan menghasilkan laba sebesar USD 0,114,-. Nilai rataan industri pada rasio ini sebesar 26, artinya perusahaan belum optimal terhadap modal yang di investasikan dalam menghasilkan laba dibandingkan dengan industri yang sama.

24 Analisis Dupont PT.Petrosea Tbk Ananlisis Du Pont digunakan untuk menunjukkan bagaimana rasio aktivitas dan profit marjin berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktivaaktiva yang dimiliki perusahaan serta tingkat pengembalian ekuitas (ROE) yang dihasilkan. Tingak pengembalian ekuitas (ROE) digunakan untuk menganalisis cara meningkatkan prestasi perusahaan dan juga untuk dapat melihat efektifitas pengelolaan sumber daya untuk memaksimalkan tingkat pengembalian yang diharapkan bagi pemegang saham. Hasil analisis Du Pont PT.Petrosea Tbk periode dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Hasil Analisis Du Pont PT.Petrosea Tbk Periode Rata rata ROA Rasio Hutang ROE Sumber : Laporan Keuang PT.Petrosea Tbk Periode (diolah) Perkembang atas analisis Du Pont PT.Petrosea Tbk Periode dapat dilihat pada Gambar Analisi Du Pont Variable ROA 1-Rasio Hutang ROE Persentase(%) Tahun Gambar 12. Perkembangan analisis DuPont PT.Petrosea Tbk periode

25 52 Dilihat dari Gambar 12 diatas dapat terlihat bahwa perkembangan nilai ROE selama lima tahun pengamatan pada PT.Petrosea Tbk bergerak menurun dari awal tahun pengamatan tetapi naik tajam di akhir tahun pengamatan dengan nilai rata-rata sebesar 11,4 persen. ROE mengalami puncak penurunan pada tahun 2009 dengan nilai ROE menjadi 2 persen. Hal ini disebabkan karena penurunan pada ROA sebesar 4 persen dari tahun 2006 sehingga nilainya menjadi 1 persen dan kenaikkan rasio hutang sebesar 21 persen dari tahun 2006 menjadi sebesar 59 persen. Penurunan ROA ini disebabkan oleh penurunan marjin laba bersih sebesar 5 persen, penurunan marjin laba bersih disebabkan penurunan laba bersih perusahaan pada tahun tersebeut. Laba bersih di tahun tersebut turun karena adanya kenaikkan beban (biaya) yang harus ditanggung perusahaan sehingga menyebabkan laba bersih yang diterima menjadi turun. Kenaikan ROE mencapai puncaknya pada tahun 2010 menjadi sebesar 35 persen atau naik 33 persen dari tahun Hal ini disebabkan karena adanya kenaikkan pada ROA sebesar 18 persen dari tahun 2009 dimana nilainya menjadi 19 persen dan penurunan rasio hutang sebesar 7 persen dari tahun 2009 dimana nilainya menjadi 46 persen. Kenaikkan ROA ini disebabkan oleh kenaikkan marjin laba bersih sebesar 22 persen dari tahun sebelumnya. Hal itu juga disebabkan oleh adanya kenaikkan laba bersih perusahaan dimana hal tersebut karena adanya laba bersih perusahaan asosiasi. Sementara adanya kenaikkan marjin laba bersih, terjadi penurunan terhadap perputaran total aktiva sebesar 0,04 kali dari tahun sebelumnya sehingga menjadi 0,84 kali. ini masih dapat dikatakan cukup baik karena masih mendekati nilai 1. Dari sini kita dapat menilai bahwa ROA memiliki hubungan yang positif terhadap ROE dan rasio hutang memiliki hubungan negatif terhadap ROE. Oleh karena itu, jika perusahaan ingin menaikkan ROE perusahaan maka sebaikknya menaikkan ROA perusahaan.

26 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan PT.Petrosea Tbk Berdasarkan analisis trend, rasio keuangan, dan analisis Du Pont selama lima tahun periode pengamatan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal perusahaan maupun faktor eksternal perusahaan. Faktor yang berasal dari internal perusahaan adalah beban (biaya) dan pendapatan, aktiva, dan kewajiban. Dengan peningkatan pendapatan dan meminimumkan biaya dapat menaikan margin laba bersih, peningkatan pendapatan dapat meningkatkan perputaran aktiva yang akhirnya terjadi peningkatan terhadap ROA. Selain itu aktiva perusahaan khususnya aktiva lancar perusahaan berpengaruh karena aktiva lancar perusahaan masih belum mampu untuk menutupi kewajiban perusahaan khususnya kewajiban jangka pendek perusahaan. Faktor eksternal perusahaan yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan adalah adanya beberapa kompetitor yang bermunculan dalam menawarkan jasa khususnya jasa pertambangan seperti yang ditawarkan PT.Petrosea Tbk. Untuk mendapatkan memenangkan persaingan ini perusahaan dituntut dapat melaksanakan kontrak kerja yang telah disepakati dengan baik dan tepat waktu dalam pengerjaan kontraknya sehingga dapat mempersingkat penagihan piutang usahanya. Jika perusahaan dapat lebih mempersingkat jangka waktu penagihan piutangnya maka ini dapat menguntungkan perusahaan. Tidak hanya itu, perusahaan asosiasi PT.Petrosea Tbk yaitu PT.Santan Batubara dan PT.Tirta Kencana berpengaruh terhadap labar bersih yang diterima perusahaan dimana setiap tahun kedua perusahaan tersebut menyumbangkan laba perusahaannya yang pada akhirnya dapat menaikan labar bersih PT.Petrosea Tbk. Untuk faktor eksternal perusahaan yang terakhir adalah kondisi ekonomi dimana dapat terjadinya nilai jual hasil tambang dan juga berubahnya kurs rupiah terhadap dollar Amerika dimana semua kontrak yang disepakati oleh PT.Petrosea Tbk menggunakan mata uang dollar Amerika.

27 Implikasi Manajerial Implikasi manajerial yang dapat dimunculkan dalam penelitian adalah bagaimana menciptakan kinerja keuangan yang lebih baik sehingga dapat memberikan nilai yang positif bagi perusahaan pada tahun-tahun yang akan dating, untuk itu diperlukan cara-cara agar kinerja keuang perusahaan meningkat seperti : a. Untuk dapat meningkatkan aktiva lancar perusahaan maka perusahaan harus lebih optimal lagi dalam hal penagihan pengumpulan piutang. b. Untuk lebih meningkatkan profitabilitas pada perusahaan maka sebaiknya perusahaan lebih menekan biaya-biaya atas semua kegiatan perusahaan sehingga laba yang diperoleh perusahaan seimbang dengan biaya-biaya yang dikeluarkan.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 92 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Goodyear Indonesia Tbk semula didirikan dengan nama NV The Goodyear Tire & Rubber Company Limited pada tanggal 26 Januari 1917 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk. yang selanjutnya dibandingkan dengan PT. PP London Sumatra Tbk. dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : BAB IV Analisis dan Pembahasan Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra Internasional pada tahun 2011 dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip 63 Gambar 3.1 : Diagram Du Pont (Harahap, Sofyan Sari:2004) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan Seluruh perhitungan rasio keuangan yang dilakukan untuk penulisan skripsi ini,

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT ITC dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Latar Belakang Masalah 1. Keuangan merupakan sarana yang penting bagi suatu perusahaan untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan laporan keuangan PT Metrodata Electronics, Tbk., maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan Pada Perusahaan Industri Kertas 1) PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Analisis laporan keuangan pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas analisa kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dan kemudian dilakukan penelitian berdasarkan teori-teori dan konsep yang tercantum

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan. Kinerja keuangan adalah suatu alat analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HM Sampoerna Tbk, didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN i iii vi vii viii I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Identifikasi Masalah 5 C. Batasan Masalah 6 D. Rumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK Nama : Bella Gusita Aritonang NPM : 21213693 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini Yartiwulandari,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang dilakukan penulis pada bab IV, hasil penelitian pada PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk dapat disimpulkan sebagai berikut :

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. INTI kurang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan 40 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan Timur. Sesuai dengan analisis dan metode penelitian yang digunakan maka data yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT Aneka Tambang, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK Nama : Bella Kandi NPM : 21213695 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Erna Kustyarini SE., MMSI Pendahuluan

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB IV Analisis Rasio A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat memahami teknik dan aspek dalam menilai kinerja suatu perusahaan 2. Khusus : - Mahasiswa dapat menghitung berdasarkan ratio likuiditas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Analisis rasio laporan keuangan pada perusahaan industri rokok telah dilaksanakan secara efektif, hal ini terlihat dari perusahaan industri rokok dalam menganalisis

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia (PT. TELKOM) periode 2005 sampai dengan 2008 maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

Alur Pikir. Lampiran 1. Alur Pikir 73. Analisis Trend Analis Forecasting Analisis Common Size Analisis Rasio Analisis Du pont

Alur Pikir. Lampiran 1. Alur Pikir 73. Analisis Trend Analis Forecasting Analisis Common Size Analisis Rasio Analisis Du pont LAMPIRAN 72 73 Faktor-faktor internal yg berpengaruh Dapat dikendalikan : HPP, Hutang perusahaan Existing Problem Kinerja keuangan yang fluktuatif Faktor-faktor eksternal yg berpengaruh & tidak dpt dikendalikan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penelitian ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan banyaknya perusahaan sejenis bermunculan dan mengakibatkan semakin ketatnya persaingan. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. JAKARTA SETIABUDI INTERNATIONAL TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. JAKARTA SETIABUDI INTERNATIONAL TBK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. JAKARTA SETIABUDI INTERNATIONAL TBK Latar Belakang Masalah Suatu laporan keuangan (financial statement) akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan, apabila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan pada variabel-variabel

Lebih terperinci

METADATA INFORMASI DASAR

METADATA INFORMASI DASAR METADATA INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Indikator Sektor Korporasi 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2005), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Likuiditas Sebelum dan Sesudah memperoleh Sistem Manajemen Mutu Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban lancarnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Pasar modal juga menjadi sumber dana bagi pelaku dunia usaha dimana sumber dana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk Disusun oleh Nama : AdhiPrasetyo NPM : 06320005872 Kelas/Nomer Absen : 2D Adm. Perpajakan / 03 DEPARTEMEN KEUANGAN

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Dilla Marta Yulia NPM : 22213462 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Bani Zamzami,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk Disusun oleh : Nama : Rafly Liberto NPM : 17213139 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Bagian akuntansi merupakan bagian yang sangat berjasa dalam menyajikan sebuah laporan keuangan sektor usaha. Laporan keuangan yang dimaksud terdiri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk 30 BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Laporan Keuangan PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk mengelola operasi sistem tenaga listrik Jawa Bali, mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan perusahaan sejenis untuk terus mengembangkan skala usahanya. Dalam menghadapi persaingan ini perusahaan

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

ABSTRAK. Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk melaksanakan. lagi untuk membiayai operasi yang berikutnya.

ABSTRAK. Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk melaksanakan. lagi untuk membiayai operasi yang berikutnya. ABSTRAK Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Modal kerja baik berupa uang maupun dana lainnya yang telah dikeluarkan diharapkan dapat kembali lagi dalam

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Komang Gita Danitri Yuniar NPM : 25214907 Jurusan : Akuntansi

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Rasio Keuangan (BAB 1) Astried P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN

Analisis Penggunaan Rasio Keuangan (BAB 1) Astried P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN A. ANALISIS KEUANGAN (FINANCIAL ANALYSISI) Analisis Keuangan adalah seni untuk mengubah data dari laporan keuangan ke informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kinerja Keuangan PT. Lippo Karawaci Tbk tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 Dalam Bab ini penulis akan melakukan analisis terhadap laporan keuangan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuaan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 6.1. Analisis Rasio Keuangan Koperasi Analisis rasio keuangan KBI dilakukan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan lembaga. Analisis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci