BUKU KERJA PENDAMPING DAN OPERATOR PKH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU KERJA PENDAMPING DAN OPERATOR PKH"

Transkripsi

1 BUKU KERJA PENDAMPING DAN OPERATOR PKH DIREKTORAT JAMINAN SOSIAL DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN DAN JAMINAN SOSIAL KEMENTERIAN SOSIAL RI TAHUN 2015 i

2 DATA PRIBADI NAMA :... No. Registrasi :... Wilayah Dampingan :... Alamat lengkap, Rumah : Nomor Telelpon, - Rumah :... - Telepon Seluler :... Telp/Fax. Kantor :... Alamat ... FOTO 3 x 4 i

3 KATA PENGANTAR Keberhasilan Program Keluarga Harapan (PKH) salah satunya ditentukan oleh pendampingan program yang dilakukan secara intensif dan berkelanjutan. Pendampingan ini sangat penting dikarenakan Peserta PKH yang merupakan keluarga sangat miskin (KSM) tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk memperjuangkan hak-hak mereka, juga untuk memastikan Peserta PKH melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan program. Pendampingan diperlukan karena beberapa alasan yaitu: (a) PKH merupakan program perlindungan bantuan sosial bagi KSM Peserta PKH yang dilakukan secara berkelanjutan; (b) Pendampingan memberikan ruang tanpa batas bagi Peserta PKH untuk saling belajar dan bertanggung jawab atas komitmen yang telah disepakati dan; (c) Memperkuat modal sosial bagi peserta PKH terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. Agar tujuan tersebut terealisasi, maka dibutuhkan peran Pendamping dan Operator PKH. Dalam menjalankan tugasnya, Pendamping dan Operator PKH dibekali kemampuan agar mampu melaksanakan kegiatan PKH sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, memberikan motivasi, fasilitasi serta advokasi kepada KSM peserta PKH di lokasi tugasnya. Guna memantapkan proses pendampingan dan untuk menunjang kinerja Pendamping dan Operator PKH, maka kami menyusun sebuah panduan praktis dan sederhana berupa Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH. Jakarta, Maret 2015 Direktur Jaminan Sosial i M. O Royani

4 DAFTAR ISI Halaman DATA PRIBADI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi PENGETAHUAN TENTANG PKH Apa tujuan PKH?... 1 Apa syarat Kepesertaan PKH?... 1 Apa saja Komponen PKH?... 2 Siapa yang berhak menerima bantuan PKH?... 2 Apa kewajiban Peserta PKH?... 3 Siapa Pengurus PKH?... 3 Berapa Indeks Bantuan PKH?... 4 Bagaimana menghitung nilai bantuan PKH?... 5 Berapa nilai bantuan minimal dan maksimal pada tiap tahapan penyaluran bantuan PKH?... 6 Apa sanksi bagi Peserta PKH yang tidak memenuhi Komitmen?... 6 Bagaimana tahapan penyaluran bantuan PKH?... 8 Bagaiman Struktur Kelembagaan PKH di daerah?... 9 PENDAMPING PKH Mengapa PKH membutuhkan Pendamping? Siapa Pendamping PKH? Di manakah lokasi kantor Pendamping PKH? Berapa jumlah Pendamping PKH tiap Kecamatan? Apa saja tugas pokok Pendamping PKH? Apa saja tugas pendukung Pendamping PKH? Apa saja tugas penunjang Pendamping PKH? Apa saja kewajiban Pendamping PKH? Siapa saja mitra kerja Pendamping PKH? ii

5 OPERATOR PKH Siapa Operator PKH? Berapa jumlah Operator PKH tiap Kabupaten/Kota? Di mana lokasi kantor Operator PKH? Apa saja tugas pokok Operator PKH? Apa saja tugas pendukung Operator PKH? Apa saja tugas penunjang Operator PKH? Apa saja kewajiban Operator PKH? Siapa mitra kerja Operator PKH? KODE ETIK, PENILAIAN KINERJA DAN KOMPETENSI Apa saja Kode Etik Pendamping dan Operator PKH? Bagaimana mengukur kinerja Pendamping dan Operator PKH? Bagaimana melakukan Penilaian Kompetensi Pendamping dan Operator PKH? Siapa yang melakukan Penilaian Kinerja dan Kompetensi Pendamping dan Operator PKH? PENANGANAN PENGADUAN Apa definisi Pengaduan? Apa tujuan penanganan Pengaduan? Bagaimana prosedur Pengaduan? Bagaimana menyampaikan Pengaduan? Siapa yang menangani Pengaduan? Bagaimana proses penanganan dan penyelesaian Pengaduan? Bagaimana jika Pendamping PKH yang memiliki masalah?.. 38 LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Bagan Alur Tahapan Kegiatan PKH Struktur Kelembagaan PKH Alur Pemutakhiran Data Peserta PKH iii

6 4. Alur Verifikasi Komitmen Komponen PKH (dengan menggunakan formulir manual) Alur Verifikasi Komitmen Komponen PKH (dengan menggunakan formulir DMR) Alur Penanganan Pengaduan Formulir Pengaduan untuk Peserta PKH Formulir Pengaduan untuk Non Peserta PKH Formulir Administrasi Penanganan Pengaduan Formulir Validasi Calon Peserta PKH Formulir Pendataan Komponen PKH Formulir Rekapitulasi Data Peserta PKH Formulir Identifikasi Layanan Pendidikan Formulir Identifikasi Layanan Kesehatan Formulir Verifikasi Komitmen Pendidikan Formulir Verifikasi Komitmen Kesehatan Formulir Presensi Pertemuan Kelompok Formulir Notulensi Pertemuan Kelompok Formulir Berita Acara Kesepakatan Kelompok Formulir Kontrol Penyaluran Bantuan Formulir Rekonsiliasi Penyaluran Bantuan Formulir Rencana Kerja Pendamping PKH Formulir Rencana Kerja Operator PKH Formulir Catatan Harian Pendamping PKH Formulir Catatan Harian Pendamping PKH Formulir Check-list Kegiatan Pendamping PKH Formulir Timesheet Kegiatan Operator PKH Format Berita Acara Serah Terima Dokumen Format Laporan Bulanan iv

7 DAFTAR TABEL Table 1. Indeks dan Komponen Bantuan PKH... 4 Table 2. Contoh perhitungan nilai bantuan pertahun... 5 Table 3. Indeks bantuan minimal... 6 Table 4. Indeks bantuan maksimal... 6 Table 5. Skema pengurangan bantuan... 7 Table 6. Ilustrasi pengurangan nilai bantuan untuk komponen yang tidak komitmen sebagian... 7 Table 7. Ilustrasi pengurangan nilai bantuan untuk Komponen yang tidak komitmen seluruhnya... 8 v

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Profil Peserta PKH... 2 Gambar 2. Grafik Indeks Bantuan PKH... 4 Gambar 3. Pendamping PKH dengan tas punggung Gambar 4. Sosialisasi PKH pada Pertemuan Awal Gambar 5. Pembinaan KUBE PKH Gambar 6. Penyaluran Bantuan PKH vi

9 BUKU KERJA PENDAMPING DAN OPERATOR PKH Naskah BUKU KERJA PENDAMPING DAN OPERATOR PKH ini merupakan edisi revisi terbitan tahun 2013/2014. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH I

10 PENGETAHUAN TENTANG PKH Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program pemberian bantuan tunai bersyarat kepada Keluarga Sangat Miskin (KSM) yang memenuhi syarat kepesertaan dan ditetapkan oleh Kementerian Sosial. Apa tujuan PKH? Tujuan umum PKH adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mengubah perilaku peserta PKH yang kurang mendukung upaya peningkatan kesejahteraan, dan memutus mata rantai kemiskinan antar generasi. Secara khusus tujuan PKH adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas kesehatan KSM 2. Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak KSM 3. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi anak-anak KSM Dengan tujuan khusus tersebut diharapkan dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bagi peserta PKH. Apa syarat kepesertaan PKH? Syarat kepesertaan PKH adalah Keluarga Sangat Miskin (KSM) yang memiliki komponen PKH yang telah menandatangani persetujuan sebagai Peserta PKH serta ditetapkan oleh Kementerian Sosial. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 1

11 Apa saja Komponen PKH? Komponen PKH terdiri dari : 1. Ibu Hamil/Nifas 2. Anak usia di bawah lima tahun (Balita) 3. Anak usia pra sekolah 4. Anak SD dan yang sederajat 5. Anak SMP dan yang sederajat 6. Anak SMA dan yang sederajat 7. Anak Penyandang disabilitas Siapa yang berhak menerima bantuan PKH? Penerima bantuan PKH adalah Keluarga Sangat Miskin (KSM) peserta PKH yang memiliki satu atau beberapa komponen PKH, yaitu : 1. Ibu hamil/ibu nifas/anak balita 2. Anak berusia kurang dari 7 tahun yang belum masuk pendidikan dasar (anak pra-sekolah) 3. Anak usia 7-21 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan wajib belajar 12 tahun 4. Anak penyandang disabilitas berusia 0-21 tahun Gambar 1. Profil KSM Peserta PKH Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 2

12 Apa saja kewajiban Peserta PKH? Kewajiban Peserta PKH adalah sebagai berikut : 1. Memeriksakan kandungan bagi ibu hamil ke fasilitas kesehatan sesuai protokol pelayanan kesehatan dasar 2. Melakukan pemeriksaan pasca persalinan untuk ibu nifas sesuai dengan protokol pelayanan kesehatan dasar 3. Mengantarkan anak usia balita ke fasilitas kesehatan sesuai dengan protokol pelayanan kesehatan dasar 4. Mengantarkan anak usia pra-sekolah ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan 5. Mendaftar dan menyekolahkan anak usia 7-21 tahun yang belum menyelesaikan wajib belajar 12 tahun. Siapakah Pengurus PKH? Pengurus PKH adalah Ibu pengurus keluarga yang mengurus anak pada keluarga bersangkutan. Untuk pengurus keluarga dengan kondisi khusus, berlaku ketentuan sebagai berikut : 1. Jika tidak ada ibu pengurus keluarga, maka wanita dewasa dari kerabat/keluarga yang mengurus anak keluarga tersebut seperti nenek/bibi/kakak perempuan dapat menjadi pengurus PKH. 2. Jika tidak terdapat wanita dewasa dari kerabat/keluarga yang mengurus anak keluarga tersebut, pengurus PKH dapat digantikan oleh kepala keluarga atau wanita dewasa lain yang mampu mengurus anak keluarga tersebut. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 3

13 Berapa Indeks Bantuan PKH? Indeks dan komponen bantuan PKH tahun 2015 ditetapkan sesuai tabel berikut : Tabel 1. Indeks dan Komponen Bantuan PKH Skema Bantuan Indeks Bantuan Per-KSM/Thn Bantuan tetap Rp Bantuan komponen PKH: a. Ibu Hamil/Menyusui/Nifas/balita/anak prasekolah Rp b. Anak SD dan yang sederajat Rp c. Anak SMP dan yang sederajat Rp d. Anak SMA dan yang sederajat Rp Bantuan minimum per KSM Rp Bantuan maksimum per KSM Rp Catatan : Bantuan komponen kesehatan tidak dihitung berdasarkan jumlah anak balita tetapi menjadi satu paket dengan ibu hamil/nifas. Indeks Bantuan PKH Bantuan tetap Ibu Hamil/Menyusui/Nifas/balita/ anak pra-sekolah Anak SD dan yang sederajat Anak SMP dan yang sederajat Anak SMA dan yang sederajat Gambar 2. Grafik Indeks Bantuan PKH Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 4

14 Bagaimana menghitung nilai bantuan PKH? Nilai bantuan yang diterima oleh peserta PKH untuk setiap tahunnya didasarkan pada jumlah komponen yang dimilikinya. Tabel 2 di bawah ini merupakan contoh perhitungan nilai bantuan yang akan diterima Peserta PKH dalam satu tahunnya. Tabel 2. Contoh perhitungan nilai bantuan pertahun NO BANTUAN TETAP BANTUAN BERDASARKAN KOMPONEN Bumil/ Anak Anak Anak Nifas/Balita SD SMP SMA TOTAL BANTUAN Catatan : 1. Skema nilai bantuan di atas untuk Peserta PKH yang memiliki satu komponen PKH 2. Apabila anggota peserta PKH melampaui jumlah yang disyaratkan sebagaimana tabel diatas, maka jumlah bantuan maksimal yang diperoleh adalah Rp ,-/tahun. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 5

15 Berapa nilai bantuan minimal dan maksimal pada tiap tahapan penyaluran PKH? URAIAN Tabel 3. Indeks bantuan minimal BANTUAN Rp /tahun Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Bantuan Komponen Bantuan Tetap Jumlah diterima Tabel 4. Indeks bantuan maksimal URAIAN BANTUAN Rp /tahun Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Bantuan Komponen Bantuan Tetap Jumlah diterima Apa sanksi bagi Peserta PKH yang tidak memenuhi komitmen? Komitmen komponen pendidikan ditetapkan berdasarkan tingkat kehadiran siswa di sekolah, yaitu minimal 85% dari hari efektif sekolah setiap bulan. Sedangkan, komitmen komponen kesehatan ditetapkan berdasarkan ketentuan protokol kesehatan. Peserta PKH yang tidak memenuhi komitmen pendidikan dan kesehatan dikenakan sanksi berupa pengurangan jumlah bantuan PKH, mengingat pemanfaatan bantuan yang diberikan kepada Peserta PKH ditujukan untuk mengakses layanan pendidikan dan layanan kesehatan. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 6

16 Ketentuan sanksi kepada peserta PKH yang tidak memenuhi komitmen adalah sebagai berikut : 1. Pengurangan bantuan sebesar 10% untuk setiap bulan bagi komponen PKH yang tidak memenuhi komitmen kehadiran. 2. Seluruh komponen PKH yang tidak memenuhi komitmen selama tiga bulan berturut-turut maka tidak dapat menerima bantuan pada tahapan bantuan tersebut. Perhitungan pengurangan dan nilai bantuan untuk Peserta PKH, dihitung dengan ketentuan sebagai berikut : Tabel 5. Skema pengurangan bantuan Komponen PKH Tidak memenuhi Komitmen 1 bulan 2 bulan 3 bulan Sebagian/tanggung renteng 10% 10% 10% Seluruh komponen 10% 10% 100% Keterangan : Tanggung renteng adalah kondisi dimana terdapat salah satu Komponen PKH tidak memenuhi kewajiban sehingga berdampak pada status tidak komitmen untuk Komponen yang lainnya. Tabel 6. Ilustrasi pengurangan nilai bantuan untuk komponen yang tidak komitmen sebagian Komponen Bulan Verifikasi Bulan -1 Bulan-2 Bulan-3 Ibu Hamil/Inifas/Balita X X X Anak SMA X Y Y Nilai Pengurangan Total Pengurangan Keterangan : Y = hadir dan memenuhi komitmen X = tidak memenuhi komitmen Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 7

17 Illustrasi pengurangan nilai bantuan di atas merupakan gambaran penyaluran bantuan tahap ke-2 bagi Peserta PKH yang mendapatkan bantuan Rp /tahun. Tabel 7. Ilustrasi pengurangan nilai bantuan untuk komponen yang tidak komitmen seluruhnya. Komponen Bulan Bulan -1 Bulan-2 Bulan-3 Bumil/Balita X X X Anak SMA X X X Nilai Pengurangan Total Pengurangan Tidak mendapatkan bantuan Keterangan : 1. Tabel diatas menunjukan semua komponen tidak memenuhi komitmen sehingga bantuan tidak diberikan 2. Illustrasi pengurangan nilai bantuan di atas merupakan gambaran penyaluran bantuan tahap ke-2 bagi Peserta PKH yang mendapatkan bantuan Rp /tahun Bagaimana tahapan penyaluran bantuan PKH? 1. Peserta PKH lama : a. Bantuan diberikan kepada peserta PKH sebanyak 4 tahap dalam setahun. b. Khusus pada tahap II, selain mendapatkan bantuan berdasarkan komponen, peserta PKH juga mendapatkan bantuan tetap. 2. Peserta PKH baru : a. Bantuan pertama kali diberikan kepada peserta PKH pada penyaluran tahap IV yang dilakukan pada bulan November atau Desember pada tahun berjalan. b. Pada penyaluran bantuan tersebut, peserta PKH mendapatkan ¼ dari total nilai bantuan pertahun, baik bantuan tetap maupun bantuan komponen. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 8

18 Bagaimana Struktur Kelembagaan PKH di daerah? 1. Tim Koordinasi Teknis PKH Kabupaten/Kota Tim Koordinasi Teknis PKH Kabupaten/Kota dibentuk untuk memastikan persiapan dan pemenuhan tanggung jawab Kabupaten/Kota terhadap pelaksanaan PKH. Tim Koordinasi Kabupaten/Kota diperlukan untuk mendorong partisipasi pemberi pelayanan dan menyelesaikan masalah pengadaan fasilitas pelayanan kesehatan dan pendidikan yang terkait dengan pelaksanaan program di tingkat Kabupaten/Kota. 2. Tim Koordinasi PKH Kecamatan Tim Koordinasi Teknis PKH Kecamatan dibentuk untuk memastikan persiapan dan pemenuhan tanggung jawab Kecamatan terhadap pelaksanaan PKH. Tim Koordinasi Kecamatan diperlukan untuk mendorong partisipasi pemberi pelayanan dan menyelesaikan masalah pengadaan fasilitas pelayanan kesehatan dan pendidikan yang terkait dengan pelaksanaan program di tingkat kecamatan. 3. Unit Pelaksana PKH (UPPKH) Kabupaten/Kota, terdiri dari : a. Pengarah UPPKH Kabupaten/Kota (Kepala Dinas Sosial/ Institusi Sosial) b. Ketua UPPKH Kabupaten/Kota c. Anggota Tim UPPKH Kabupaten/Kota d. Koordinator Kabupaten/Kota e. Operator PKH Kabupaten/Kota. 4. Unit Pelaksana PKH Kecamatan Personil UPPKH Kecamatan terdiri dari Pendamping PKH. Jika dalam satu kecamatan terdapat lebih dari satu orang pendamping, maka ditunjuk satu orang sebagai Koordinator Kecamatan. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 9

19 PENDAMPING PKH Mengapa PKH membutuhkan Pendamping? Pendamping PKH dibutuhkan karena alasan berikut ini : 1. Sebagian besar Peserta PKH mempunyai kemampuan yang terbatas dalam memperjuangkan hak-haknya. Oleh karena itu, dibutuhkan kegiatan pendampingan yang bertujuan untuk membantu mereka mendapatkan haknya sebagai peserta PKH maupun hak lainnya terkait dengan programprogram komplementaritas, baik yang diberikan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, seperti: RASKIN, BSM (KIP), JKN-Kesehatan (KIS), PSKS, KUBE, UEP, Rumah Tinggal Layak Huni dan sebagainya. 2. Pendamping PKH diperlukan untuk membantu tugas-tugas UPPKH Pusat/Daerah dalam melakukan identifikasi dan melaporkan segala permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan PKH, serta untuk melakukan tindak lanjut penanganan dan penyelesaiannya dalam waktu cepat. Siapa Pendamping PKH? Pendamping PKH adalah warga negara Indonesia yang memenuhi kualifikasi tertentu dan lulus tes seleksi serta ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Jaminan Sosial, Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial, Kementerian Sosial RI untuk melakukan pendampingan kepada Peserta PKH berdasaran kontrak kerja dalam kurun waktu tertentu. Di manakah lokasi kantor Pendamping PKH? Pendamping PKH berkantor di Sekretariat UPPKH Kecamatan yang berada di kantor kecamatan atau tempat lain yang disiapkan oleh Pemerintah Daerah. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 10

20 Berapa jumlah Pendamping PKH tiap kecamatan? Jumlah Pendamping PKH tiap kecamatan ditentukan berdasarkan rasio yang telah ditetapkan dan didasarkan atas 6 (enam) aspek berikut : 1. Kondisi topografi 2. Jumlah desa/kelurahan 3. Jumlah fasilitas pendidikan dan kesehatan 4. Waktu tempuh rata-rata dari Kecamatan ke desa 5. Waktu tempuh rata-rata ke fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan 6. Alat transportasi yang digunakan Berdasarkan rasio tersebut, jumlah Pendamping PKH tiap kecamatan ditetapkan sesuai ketentuan sebagai berikut : 1. Kategori kecamatan dengan kondisi normal, dengan jumlah 150 hingga 450 Pendamping 2. Kategori kecamatan dengan kondisi sulit, dengan jumlah 75 hingga 300 Pendamping 3. Kategori kecamatan dengan kondisi sangat sulit, dengan jumlah 50 hingga 200 Pendamping Ketentuan rasio Pendamping PKH dapat berubah sesuai dengan kebutuhan. Gambar 3. Pendamping PKH menunjukkan rumah KSM dampingannya Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 11

21 Apa saja tugas pokok Pendamping PKH? Tugas pokok Pendamping PKH meliputi : 1. Tugas Persiapan Program Persiapan program meliputi kegiatan sebelum tahapan penyaluran bantuan pertama, yang terdiri dari : a. Sosialisasi PKH tingkat kecamatan : 1) Koordinasi dan sosialisasi kepada pihak pemerintah kecamatan, kelurahan/desa, RW, RT, dan tokoh masyarakat 2) Koordinasi dan sosialisasi kepada UPTD Kesehatan dan UPTD Pendidikan, dan Kantor Urusan Agama 3) Melakukan sosialisasi PKH kepada masyarakat umum. b. Menyelenggarakan pertemuan awal dengan seluruh calon peserta PKH, dengan rincian sebagai berikut: 1) Mempersiapkan pertemuan a) Menyiapkan data dan undangan calon peserta PKH. b) Melakukan koordinasi dengan aparat setempat untuk menetapkan waktu, menyiapkan fasilitas tempat pertemuan, dan sarana yang diperlukan. c) Membagikan undangan secara langsung kepada calon peserta PKH, UPTD Kesehatan, UPTD Pendidikan, KUA dan aparat setempat serta tokoh masyarakat. d) Membuat daftar hadir pertemuan. 2) Menyelenggarakan Pertemuan Awal Pertemuan awal adalah kegiatan sosialisasi dan validasi calon peserta PKH. Pada kegiatan ini, tugas Pendamping PKH sebagai berikut : a) Memastikan kehadiran peserta pertemuan awal sesuai dengan undangan yang telah diedarkan. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 12

22 b) Memastikan peserta untuk mengisi daftar hadir. c) Mencatat calon peserta PKH yang tidak hadir dan peserta pertemuan yang bukan calon peserta PKH. d) Melakukan validasi di rumah calon peserta tersebut jika calon peserta PKH yang tidak hadir dalam pertemuan awal. Gambar 4. Sosialisasi PKH pada Pertemuan Awal 3) Tindak Lanjut pertemuan awal a) Mengunjungi calon peserta yang tidak hadir pada pertemuan awal untuk melakukan validasi. b) Membuat laporan hasil pertemuan kepada UPPKH Kabupaten/Kota paling lambat satu minggu setelah pertemuan berakhir dengan melampirkan daftar hadir peserta PKH, daftar hadir undangan, dan catatan kegiatan pertemuan. c) Mendampingi kunjungan pertama peserta PKH ke puskesmas, posyandu, dan jaringan kesehatan lainnya. d) Mendampingi kunjungan ke sekolah yang akan menerima peserta didik dari anggota rumah tangga peserta PKH Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 13

23 4) Tindak lanjut setelah Peserta PKH ditetapkan oleh Kementerian Sosial : a) Membagi dan membentuk kelompok peserta PKH yang beranggotakan peserta PKH, dengan memperhatikan hal-hal berikut ini: (1) Setiap kelompok terdiri dari peserta PKH yang tempat tinggalnya berdekatan. (2) Jika memungkinkan, membentuk kelompok berdasarkan jenis komponen kesehatan dan pendidikan. b) Memfasilitasi pemilihan Ketua Kelompok, dengan proses : (1) Menjelaskan peran Ketua Kelompok. (2) Meminta anggota kelompok yang hadir mengusulkan satu orang atau lebih untuk dicalonkan sebagai ketua kelompok (diutamakan yang bisa baca dan tulis). (3) Melakukan pemilihan ketua kelompok dengan ketentuan: (a) Jika hanya satu orang calon ketua kelompok, maka yang bersangkutan ditetapkan sebagai ketua secara mufakat. (b) Jika calon ketua kelompok lebih dari satu orang, dilakukan pemungutan suara. (c) Jika tidak ada seorang pun yang diusulkan sebagai calon ketua kelompok, maka Pendamping PKH dapat memilih salah satu anggota kelompok yang dianggap mampu. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 14

24 2. Tugas Rutin Pendamping PKH a. Melakukan Pemutakhiran Data, meliputi : 1) Perubahan struktur keluarga/penerima bantuan PKH, baik dari segi penambahan atau pengurangan tanggungan maupun perubahan status pendidikan. 2) Perpindahan sekolah/pindah kelas anak peserta PKH. 3) Perpindahan alamat Peserta PKH. 4) Kesalahan data atau identitas. Pemutakhiran dilakukan dengan cara : 1) Mengisi formulir pemutakhiran yang telah disediakan oleh UPPKH Kabupaten/Kota dengan menyertakan bukti yang terkait dengan perubahan. 2) Melaporkannya ke UPPKH Kabupaten/Kota untuk di lakukan entry ke dalam aplikasi SIM PKH. 3) Jika terjadi perpindahan alamat Peserta PKH, maka Pendamping wajib melaporkannya ke UPPKH Kabupaten dengan menyertakan dokumen surat kepindahan. b. Melakukan kegiatan verifikasi pelaksanaan kewajiban peserta PKH: a. Mencatat kehadiran bulanan anak sekolah pada layanan pendidikan/sekolah. b. Mencatat pelaksanaan protokol kesehatan dasar bagi ibu hamil/nifas/menyusui dan balita. c. Memfasilitasi dan menyelesaikan kasus Pengaduan, dengan cara menerima, mencatat, menyelesaikan, maupun memfasilitasi ke tingkat yang lebih tinggi untuk mendapatkan solusi. d. Melakukan kunjungan ke rumah Peserta PKH yang tidak hadir dalam pertemuan kelompok dan atau yang tidak memenuhi komitmen e. Melakukan koordinasi dengan aparat setempat terkait dengan : Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 15

25 1) Penggunaan fasilitas pemerintah kecamatan/desa/ kelurahan untuk pelaksanaan kegiatan PKH. 2) Penyaluran bantuan PKH. 3) Komplementaritas program, meliputi Program Indonesia Pintar (PIP), Program Indonesia Sehat (PIS), Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS), dan bantuan beras miskin (RASKIN). 4) Sinergitas program penanggulangan kemiskinan, meliputi Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Usaha Ekonomi Produktif (UEP), Rumah Tinggal Layak Huni dan program lainnya. f. Melakukan koordinasi dengan Penyedia Layanan Kesehatan dan Pendidikan, yang dilaksanakan minimal satu sekali dalam sebulan di unit pelayanan (sekolah/ puskesmas yang dipilih secara rotasi atau berdasarkan kemudahan akses). Kegiatan koordinasi bulanan dapat diisi dengan diskusi dan berbagi informasi untuk mengetahui perkembangan terkait dengan : 1) Kualitas layanan kepada peserta PKH. 2) Kendala dan hambatan yang dihadapi oleh penyedia layanan. 3) Perkembangan pelayanan sebelum dan setelah PKH berjalan. 4) Kebutuhan administrasi yang diperlukan untuk verifikasi komitmen peserta PKH. g. Melakukan pertemuan kelompok bulanan dengan seluruh anggota peserta PKH, yang bertujuan untuk : 1) Sosialisasi dan internalisasi program yang diberikan kepada peserta PKH. 2) Curah pendapat dan berbagi informasi bagi anggota kelompok. 3) Menerima dan menggali keluhan yang menjadi permasalahan yang dihadapi peserta PKH. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 16

26 4) Memberikan motivasi kepada peserta PKH guna meningkatkan kesadaran dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan. 5) Menyampaikan evaluasi atas pelaksanaan kewajiban peserta PKH. 6) Memberikan wawasan, pengetahuan, ketrampilan untuk meningkatkan kapasitas dan kemandirian peserta PKH. 7) Mendorong peserta PKH untuk melakukan kegiatan produktif yang dapat menghasilkan nilai tambah, seperti Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Usaha Ekonomi Produktif, dan kegiatan bermanfaat lainnya. Gambar 5. Pembinaan KUBE PKH 3. Tugas Pencatatan dan Pelaporan : a. Tugas Pencatatan Setiap aspek kegiatan dalam PKH perlu dicatat, dilaporkan dan ditindaklanjuti agar proses pengendalian, keberlangsungan dan pengembangan program dapat berjalan sesuai tujuan dan sasarannya. Bentuk pencatatan disesuaikan dengan formulir/format yang telah ditentukan. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 17

27 1) Catatan Harian Pendamping PKH Berisi catatan seluruh kegiatan Pendamping PKH setiap bulannya, termasuk kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan tugasnya 2) Catatan Kegiatan Mingguan atau Check-list Kegiatan Pendamping PKH (CKP) Berisi kegiatan Pendamping PKH setiap bulannya yang ditandatangani dan dicap oleh petugas instansi terkait. Check-list kegiatan Pendamping PKH menjadi dasar dalam pembuatan laporan bulanan. b. Tugas Pelaporan Rencana dan realisasi kegiatan Pendamping PKH wajib dilaporkan kepada UPPKH Kabupaten/Kota secara rutin tiap bulan dengan menggunakan format laporan yang telah ditentukan (lihat lampiran Format Laporan pada lampiran buku ini). 4. Tugas Pendamping PKH pada penyaluran bantuan Pada penyaluran bantuan, Pendamping PKH melakukan koordinasi dan persiapan penyaluran bantuan. Persiapan yang harus dilakukan Pendamping PKH meliputi : a. Menyerahkan kartu kepesertaan PKH kepada Ibu Pengurus/Penerima Manfaat yang didampinginya. b. Mengingatkan peserta PKH bahwa kartu PKH ini merupakan alat untuk menerima dana bantuan, sehingga wajib dibawa pada saat penyaluran bantuan berlangsung. c. Berkoordinasi dengan Petugas bayar terkait jadwal dan lokasi penyaluran bantuan serta memeriksa data rencana pembayaran peserta PKH dampingannya. d. Menginformasikan kepada Ketua Kelompok mengenai jadwal penyaluran bantuan. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 18

28 e. Menyiapkan daftar hadir/presensi dan buku kontrol penyaluran bantuan. Pada saat penyaluran bantuan, Pendamping PKH melakukan kegiatan sesuai dengan mekanisme sebagai berikut : a. Penyaluran melalui Giro Online (GOL) dan Layanan Komunitas : 1) Pendamping PKH menyiapkan daftar hadir dan urutan antrian peserta PKH kemudian memanggil secara tertib peserta PKH yang akan mengambil bantuan. 2) Pendamping PKH meminta peserta PKH menunjukkan kartu peserta PKH, KTP dan slip penarikan (Giro-6) yang sudah diisi dan ditandatangani oleh peserta. 3) Pendamping PKH menyerahkan slip penarikan (Giro- 6) kepada petugas bayar. 4) Petugas bayar menyerahkan uang bantuan kepada peserta PKH disaksikan oleh Pendamping PKH. 5) Pendamping PKH memastikan bahwa Peserta PKH menandatangani/ memberi cap jempol formulir kontrol penyaluran bantuan yang telah disiapkan oleh Pendamping PKH. 6) Pendamping PKH menyimpan slip Giro-6 (warna hijau). 7) Pendamping PKH membuat rekapitulasi penyaluran bantuan pada formulir control. 8) Pendamping PKH berkoordinasi dengan Koordinator Kecamatan untuk pembuatan Rekonsiliasi Penyaluran Bantuan di tingkat kecamatan. b. Penyaluran bantuan PKH melalui Layanan Keuangan Digital (LKD) : 1) Pendamping PKH menyiapkan daftar hadir dan urutan antrian peserta PKH dan memanggil secara tertib peserta PKH yang akan mengambil bantuan. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 19

29 2) Pendamping PKH meminta peserta PKH menunjukkan kartu peserta PKH, KTP dan Simcard yang digunakan untuk penarikan dana bantuan. 3) Pendamping PKH membantu peserta PKH menjalankan perintah dalam program LKD untuk meminta KODE AKSES melalui telepon seluler yang telah disiapkan. 4) Peserta PKH menunjukkan kode akses kepada petugas bayar (Agen) untuk proses penarikan dana. 5) Petugas bayar (Agen) menyerahkan uang bantuan kepada peserta PKH dengan disaksikan oleh Pendamping PKH. 6) Pendamping PKH memastikan bahwa Peserta PKH menandatangani/memberi cap jempol formulir kontrol penyaluran bantuan yang telah disiapkan oleh Pendamping PKH. 7) Pendamping PKH membuat rekapitulasi penyaluran bantuan pada formulir kontrol. 8) Pendamping PKH berkoordinasi dengan Koordinator Kecamatan untuk pembuatan Rekonsiliasi Penyaluran Bantuan di tingkat kecamatan. Gambar 6. Penyaluran bantuan PKH dengan LKD Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 20

30 Apa saja tugas pendukung Pendamping PKH? Tugas pendukung Pendamping PKH adalah mencakup kegiatankegiatan sebagai berikut : 1. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat dan atau tokoh keagamaan setempat dalam rangka meneguhkan nilai-nilai moral dan spritual bagi keluarga peserta PKH. 2. Melakukan kerjasama dengan tim penggerak PKK dan atau LK3 dalam upaya penyadaran pentingnya fungsi-fungsi keluarga bagi peserta PKH meliputi : fungsi edukatif, fungsi rekreatif, fungsi reproduktif, fungsi afektif, fungsi ekonomi dan fungsi sosial. 3. Meningkatkan kapasitas dan menumbuhkan semangat kemandirian melalui kegiatan Usaha Ekonomi Produktif (UEP), Kelompok Usaha Bersama (KUBE) serta kegiatan lain dalam rangka pemberdayaan peserta PKH. 4. Memberikan motivasi dan advokasi kepada anggota keluarga peserta PKH yang mengalami disabilitas (berkebutuhan khusus) untuk memperoleh kemudahan dalam mengakses pelayanan sosial. 5. Memfasilitasi ketersediaan media konsultasi bagi keluarga peserta PKH yang mengalami ketidakharmonisan. 6. Menggugah kesadaran keluarga peserta PKH tentang pentingnya menjaga, memelihara, dan melestarikan lingkungan hidup di sekitar tempat tinggalnya. 7. Mengidentifikasi potensi dan sumber yang ada di wilayah kerjanya untuk kepentingan/mendukung program-program penanggulangan kemiskinan, penanganan masalah atau memenuhi kebutuhan khusus yang dialami peserta PKH 8. Melakukan sinergi dan kerjasama dengan program-program pemberdayaan masyarakat/pengentasan kemiskinan yang ada di wilayah dampingannya. 9. Terlibat aktif dalam mensukseskan program-program Pemerintah, khususnya program-program yang berasal dari Kementerian Sosial. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 21

31 Dalam rangka melaksanakan tugas pengembangan di atas, Pendamping PKH diharapkan terlibat aktif dalam menjalin komunikasi dan koordinasi serta membangun kemitraan dengan unsur-unsur di luar kelembagaan PKH dan atau dengan unsur berbasis masyarakat meliputi organisasi sosial, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Tenaga Kesejahtraan Sosial Masyarakat (TKSM), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Wahana Kesejahtraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM), Karang Taruna, Lembaga Swadaya Masyarakat, pengusaha/wirausahawan, petugas penyuluh lapangan dari berbagai bidang, serta dengan para pihak pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan keluarga peserta PKH. Apa tugas penunjang Pendamping PKH? Tugas penunjang Pendamping PKH di antaranya : 1. Mengembangkan kapasitas diri dalam berkomunikasi, bernegosiasi, membangun relasi dan jejaring kerja, berdasarkan pengalaman selama bertugas di lapangan dan atau secara mandiri (inisiatif Pendamping PKH sendiri) melalui berbagai kesempatan. 2. Mendokumentasikan setiap kegiatan penting terkait tugas dan fungsi sebagai Pendamping PKH melalui leaflet maupun Compact Disc (CD) sebagai produk visual maupun audiovisual. 3. Melatih diri dalam kegiatan karya tulis tentang pendampingan peserta PKH yang dapat dipublikasikan melalui leaflet, majalah, buku terbitan khusus, blog atau dikirim ke UPPKH Pusat untuk dimuat pada Website UPPKH. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 22

32 Apa saja kewajiban Pendamping PKH? Pendamping PKH memiliki kewajiban : 1. Melaksanakan seluruh ketentuan dan peraturan PKH yang telah ditetapkan sesuai buku pedoman PKH dan kebijakan program. 2. Melakukan koordinasi dengan aparat kecamatan, pemerintahan desa/kelurahan, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan dan UPT Kesehatan. 3. Berkoordinasi dengan Koordinator Kabupaten/Kota dan bekerjasama dengan Pendamping PKH lain di wilayahnya. 4. Berkoordinasi dan membangun kemitraan dengan unsurunsur di luar PKH termasuk unsur-unsur berbasiskan masyarakat dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan keluarga peserta PKH di wilayah tugasnya. 5. Melakukan pendampingan kepada Peserta PKH dan memastikan pelaksanaan komitmen kehadiran pada layanan fasilitas pendidikan dan layanan fasilitas kesehatan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 6. Melakukan pendampingan dan advokasi kepada peserta PKH agar bias memperoleh haknya sebagai peserta PKH maupun untuk mendapatkan hak-hak program komplementaritas, yang meliputi Program Indonesia Pintar (PIP), Program Indonesia Sehat (PIS), Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS), dan bantuan beras miskin (RASKIN) serta program penanggulangan kemiskinan, meliputi Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Usaha Ekonomi Produktif (UEP), Rumah Tinggal Layak Huni. 7. Bertanggung jawab terhadap capaian target dan kualitas pelaksanaan kegiatan PKH di wilayah kerjanya. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 23

33 Siapa saja mitra kerja Pendamping PKH? Dalam menjalankan tugasnya Pendamping PKH memiliki mitra kerja langsung, yaitu : 1. Aparat kecamatan 2. UPT Dinas Pendidikan 3. UPT Dinas Kesehatan 4. Pegawai dari Kantor Urusan Agama 5. Koordinator Kabupaten/Kota 6. Operator PKH Kabupaten 7. Pendamping lain dalam satu kecamatan 8. Petugas bayar (PT. POS atau Agen Bank) 9. Petugas layanan pendidikan 10. Petugas layanan kesehatan 11. Kepala Desa 12. Ketua Kelompok 13. Tokoh agama 14. Tokoh masyarakat 15. Pemangku kepentingan (stake holders) lain di kecamatan yang berkaitan dengan pelaksanaan PKH. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 24

34 OPERATOR PKH Siapa Operator PKH? Operator PKH adalah warga negara Indonesia yang lulus seleksi dengan kualifikasi tertentu dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Jaminan Sosial, Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Kementerian Sosial RI untuk melaksanakan tugas-tugas penerimaan, pendistribusian, dan pengelolaan, serta pengiriman data dan informasi kegiatan PKH. Berapa jumlah Operator PKH di daerah? Jumlah kebutuhan Operator PKH disesuaikan dengan jumlah Peserta PKH yang terdaftar di setiap Provinsi/Kabupaten/Kota serta kohort/ tahun pelaksanaannya. a. Untuk Kabupaten/Kota kohort 2007 hingga 2011, satu Operator PKH akan mengelola rata-rata sebanyak data peserta PKH. b. Untuk Kabupaten/Kota pelaksana PKH kohort 2012 dan seterusnya, satu Operator PKH akan mengelola rata-rata sebanyak data peserta PKH c. Operator PKH di tingkat Provinsi, rata-rata akan mengelola sebanyak Peserta PKH dengan jumlah minimal 2 orang dan maksimal 10 orang Operator PKH. UPPKH tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota yang memiliki Operator PKH lebih dari satu orang dapat diatur pembagian tugasnya oleh UPPKH tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota. Jumlah Rasio Operator PKH dapat berubah sesuai dengan kebutuhan. Di mana lokasi kantor Operator PKH? Operator PKH berkantor di Sekretariat UPPKH tingkat Provinsi/ Kabupaten/Kota, yang berada di kantor Dinas Sosial/Institusi Sosial atau tempat lain yang disediakan oleh Pemerintah Daerah (PEMDA). Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 25

35 Apa saja tugas pokok Operator PKH? Tugas pokok Operator PKH tingkat Provinsi, meliputi : 1. Melakukan penerimaan data dan formulir validasi calon peserta PKH dari UPPKH tingkat Pusat dan mendistribusikannya kepada seluruh UPPKH tingkat Kabupaten/Kota. 2. Melakukan penerimaan data dan formulir verifikasi komitmen peserta PKH dari UPPKH Pusat/Provinsi dan mendistribusikannya kepada seluruh UPPKH tingkat Kabupaten/Kota. 3. Melakukan penerimaan data dan formulir pemutakhiran kepesertaan PKH dari UPPKH Pusat/Provinsi dan mendistribusikannya kepada seluruh UPPKH tingkat Kabupaten/Kota. 4. Melakukan penerimaan data hasil validasi, data hasil pemutakhiran, data hasil verifikasi serta data realisasi penyaluran bantuan PKH dari seluruh UPPKH tingkat Kabupaten/Kota. 5. Melakukan kompilasi, pengolahan dan pengiriman data hasil validasi, data hasil pemutakhiran dan data hasil verifikasi serta data realisasi penyaluran bantuan PKH ke UPPKH tingkat Pusat sesuai dengan jadwal dan ketentuan yang telah ditetapkan. 6. Memberikan bantuan teknis kepada Operator PKH tingkat Kabupten/Kota untuk penanganan keluhan dan permasalahan data maupun aplikasi yang digunakan. 7. Melakukan koordinasi dengan UPPKH Kabupaten/Kota terkait dengan data dan jadwal penyaluran bantuan yang telah ditetapkan oleh tingkat UPPKH Pusat. 8. Menyiapkan kebutuhan data dan administrasi kegiatan PKH untuk para pemangku kepentingan (stake holders) di tingkat Provinsi pelaksana PKH. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 26

36 Tugas pokok Operator PKH tingkat Kabupaten/Kota, meliputi : 1. Melakukan penerimaan data dan formulir validasi calon peserta PKH dari UPPKH Pusat/Provinsi dan mendistribusikannya kepada seluruh Pendamping PKH. 2. Melakukan penerimaan data dan formulir verifikasi komitmen peserta PKH dari UPPKH Pusat/Provinsi dan mendistribusikannya kepada seluruh Pendamping PKH. 3. Melakukan penerimaan data dan formulir pemutakhiran kepesertaan PKH dari UPPKH Pusat/Provinsi dan mendistribusikannya kepada seluruh Pendamping PKH. 4. Melakukan penerimaan data hasil validasi, data hasil pemutakhiran, data hasil verifikasi serta data realisasi penyaluran bantuan PKH dari seluruh Pendamping PKH. 5. Melakukan pemasukan data hasil validasi, data hasil pemutakhiran dan data hasil verifikasi serta data realisasi penyaluran bantuan PKH ke dalam sistem aplikasi sesuai dengan jadwal dan ketentuan yang telah ditetapkan. 6. Melakukan pengelolaan dan pengiriman data hasil validasi calon peserta, hasil verifikasi komitmen dan hasil pemutakhiran kepesertaan PKH serta realisasi penyaluran bantuan PKH ke UPPKH Pusat/Provinsi sesuai dengan jadwal dan ketentuan yang telah ditetapkan. 7. Memberikan bantuan teknis kepada Pendamping PKH untuk penanganan keluhan dan permasalahan data maupun aplikasi yang digunakan. 8. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh Pendamping terkait dengan data dan jadwal penyaluran bantuan yang telah ditetapkan oleh tingkat UPPKH Pusat. 9. Menyiapkan kebutuhan data dan administrasi kegiatan PKH untuk para pemangku kepentingan (stake holders) di tingkat Kabupaten/Kota dan Kecamatan pelaksana PKH. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 27

37 Apa saja tugas pendukung Operator PKH? Secara umum tugas pendukung Operator PKH baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten Kota, meliputi: 1. Melakukan pembaruan data dan informasi perkembangan dan pencapaian program sesuai jenjang/ tingkatannya. 2. Membantu Pemerintah Pusat/Daerah dalam melakukan pendataan dan pelaporan terkait dengan programprogram bantuan sosial dan penanggulangan kemiskinan oleh Kementerian Sosial. 3. Melakukan fasilitasi, mediasi dan advokasi kepada peserta PKH untuk mendapatkan haknya sebagai peserta PKH serta untuk mendapatkan hak-hak program komplementaritas, meliputi Program Indoensia Pintar (PIP), Program Indonesia Sehat (PIS), Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS), dan bantuan beras miskin (RASKIN) serta program penanggulangan kemiskinan, meliputi Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Usaha Ekonomi Produktif(UEP), Rumah Tinggal Layak Huni. 4. Membuat laporan bulanan meliputi rencana dan realisasi kegiatan, yang dilaporkan secara rutin tiap bulannya kepada UPPKH sesuai dengan tingkatannya, dengan menggunakan format laporan yang telah ditentukan. Sedangkan tugas pendukung Operator PKH pada masing-masing tingkatan, adalah sebagai berikut : Operator PKH tingkat Provinsi, meliputi : 1. Membantu UPPKH tingkat Provinsi dalam menyiapkan data dan administrasi untuk pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi PKH tingkat Provinsi. 2. Menyiapkan formulir-formulir yang dibutuhkan oleh UPPKH tingkat Kabupaten/Kota sesuai dengan format yang telah ditentukan oleh UPPKH Pusat. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 28

38 3. Menerima dan mencatat permasalahan data kepesertaan PKH serta aplikasi yang digunakan oleh Pendamping dan Operator PKH. 4. Melakukan upaya yang bersinergi dengan seluruh Operator PKH tingkat Kabupaten/Kota dalam penerimaan dan pengelolaan data PKH. Operator PKH tigkat Kabupaten/Kota, meliputi : 1. Membantu UPPKH tingkat Kabupaten/Kota dalam menyiapkan data dan administrasi untuk pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi PKH di tingkat Kabupaten/Kota. 2. Menyiapkan formulir-formulir yang dibutuhkan oleh Pendamping PKH sesuai dengan format yang telah ditentukan oleh UPPKH Pusat. 3. Menerima dan mencatat kendala, permasalahan data kepesertaan PKH, dan aplikasi yang dihadapi oleh Pendamping PKH. 4. Melakukan upaya yang bersinergi dengan seluruh Pendamping PKH dalam penerimaan dan pengelolaan data PKH. Apa saja penunjang Operator PKH? Tugas Penunjang Operator PKH meliputi : 1. Melakukan identifikasi potensi dan sumber yang ada di wilayah kerjanya untuk kepentingan/mendukung program-program penanggulangan kemiskinan, penanganan masalah atau memenuhi kebutuhan khusus yang dialami peserta PKH. 2. Mengembangkan kapasitas diri dalam berkomunikasi, bernegosiasi, membangun relasi dan jejaring kerja, berdasarkan pengalaman selama bertugas di lapangan dan atau secara mandiri (inisiatif Operator PKH sendiri) melalui berbagai kesempatan. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 29

39 3. Mendokumentasikan setiap kegiatan penting terkait tugas dan fungsi sebagai Operator PKH melalui leaflet maupun compact disc sebagai produk visual maupun audiovisual 4. Melatih diri dalam kegiatan tulis menulis berkaitan dengan pengalaman selama mendampingi peserta PKH sebagai testimoni bagi para Operator PKH lainnya yang ditampilkan melalui buku terbitan khusus, blog atau dikirim ke UPPKH Pusat untuk dimuat pada Website UPPKH. 5. Melakukan upaya sinergi dan kerjasama dengan para pelaksana program pemberdayaan masyarakat atau program spengentasan kemiskinan yang berada di wilayah dampingannya 6. Terlibat aktif dalam mensukseskan program-program Pemerintah, khususnya program-program yang berasal dari Kementerian Sosial. Apa saja kewajiban Operator PKH? Secara umum, kewajiban Operator PKH dalam menjalankan tugasnya, meliputi : 1. Melaksanakan seluruh ketentuan dan peraturan PKH yang telah ditetapkan sesuai buku Pedoman Umum PKH dan kebijakan program yang telah ditetapkan oleh Kementerian Sosial. 2. Memastikan kelengkapan dan validitas data hasil validasi calon peserta, hasil pemutakhiran kepesertaan, hasil verifikasi komitmen serta realisasi penyaluran bantuan PKH yang dimasukkan ke dalam sistem aplikasi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 3. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas dirinya serta mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan (Diklat) serta kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) yang diselengarakan oleh UPPKH tingkat pusat maupun tingkat daerah. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 30

40 4. Bertanggung jawab terhadap capaian target dan kualitas pengelolaan data PKH di wilayah kerjanya. Kewajiban Operator PKH pada masing-masing tingkatannya adalah sebagai berikut : Kewajiban Operator PKH tingkat Provinsi, meliputi : 1. Berkoordinasi dengan Koordinator Wilayah serta bekerja sama dengan seluruh Operator PKH di Kabupaten/Kota pelaksana PKH. 2. Memastikan kelengkapan dan validitas data hasil validasi calon peserta, hasil pemutakhiran kepesertaan, hasil verifikasi komitmen serta realisasi penyaluran bantuan PKH dari seluruh Operator PKH tingkat Kabupaten/ Kota. 3. Melaporkan setiap permasalahan yang dihadapi oleh Operator PKH Kabupaten/Kota kepada UPPKH tingkat Provinsi/Pusat terkait dengan data dan sistem aplikasi yang digunakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Kewajiban Operator PKH tingkat Kabupaten/Kota, meliputi : 1. Berkoordinasi dengan Koordinator Kabupaten/Kota dan bekerja sama dengan seluruh Pendamping PKH di Kabupaten/Kota pelaksana PKH. 2. Memastikan kelengkapan dan validitas data hasil validasi calon peserta, hasil pemutakhiran kepesertaan, hasil verifikasi komitmen serta realisasi penyaluran bantuan PKH dari seluruh Pendamping PKH. 3. Melaporkan setiap permasalahan yang dihadapi oleh Pendamping PKH kepada UPPKH tingkat Kabupaten/Kota terkait dengan data dan sistem aplikasi yang digunakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 31

41 Siapa mitra kerja Operator PKH? Mitra kerja Operator PKH tingkat Provinsi : 1. Pegawai Dinas Sosial Provinsi 2. Pegawai Dinas Pendidikan 3. Pegawai Dinas Kesehatan 4. Pegawai Badan Pusat Statistik Daerah 5. Pegawai Kantor Urusan Agama 6. Koordinator Wilayah (Korwil) 7. Operator PKH lain dalam satu Provinsi 8. Semua Operator PKH di Kabupaten/Kota 9. Pegawai lembaga bayar (PT.POS/Bank) tingkat Provinsi 10. Pemangku kepentingan lain di Provinsi yang berkaitan dengan pelaksanaan PKH Mitra kerja Operator PKH tingkat Kabupaten/Kota : 1. Pegawai Dinas Sosial/Institusi Sosial di Kabupaten/Kota 2. Pegawai Dinas Pendidikan 3. Pegawai Dinas Kesehatan 4. Pegawai Badan Pusat Statistik Daerah 5. Pegawai Kantor Urusan Agama 6. Koordinator Kabupaten/Kota 7. Operator PKH lain dalam satu Kabupaten/Kota 8. Semua Pendamping PKH di Kabupaten/Kota 9. Pegawai lembaga bayar (PT.POS/Bank) tingkat Kabupaten/Kota 10. Pemangku kepentingan lain di Kabupaten/Kota yang berkaitan dengan pelaksanaan PKH Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 32

42 KODE ETIK, PENILAIAN KINERJA DAN KOMPTENSI PENDAMPING DAN OPERATOR PKH Apa saja Kode Etik Pendamping dan Operator PKH? Dalam menjalankan tugasnya, Pendamping dan Operator PKH wajib menjunjung tinggi nilai-nilai etika sebagai berikut : 1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi. 2. Melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin. 3. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan. 4. Melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 5. Melaksanakan tugas sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan. 6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara dan tidak memberikan data kepesertaan PKH baik secara lisan maupun tertulis kepada pihak lain kecuali mendapat izin dari Kementerian Sosial. 7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien. 8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya. 9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan. 10. Tidak menyalahgunakan informasi, tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain. 11. Tidak melakukan tindakan penyalahgunaan dana, termasuk mengutip dana dari peserta PKH serta membawa atau menyimpan uang bantuan PKH. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 33

43 12. Tidak melakukan manipulasi/pemalsuan data dan dokumen untuk kepentingan laporan program. 13. Tidak melanggar surat keputusan Direktur Jaminan Sosial tentang larangan rangkap pekerjaan. Pelanggaran terhadap salah satu atau lebih dari Kode Etik di atas dapat dikenai sanksi berupa Surat Peringatan (SP) hingga Pemutusan Hubungan Kerja. Bagaimana mengukur kinerja Pendamping dan Operator PKH? Kinerja Pendamping dan Operator diukur dengan menggunakan indiktor penilaian sebagai berikut : 1. Penilaian kinerja untuk Pendamping PKH, meliputi aspek : a. Pelaksanaan kegiatan validasi data b. Pelaksanaan kegiatan pemutakhiran data c. Pelaksanaan kegiatan verifikasi komitmen d. Pelaksanaan kegiatan penyaluran bantuan e. Pelaksanaan kegiatan pendampingan peserta PKH, melalui pertemuan kelompok (FDS) f. Pelaksanaan kegiatan administrasi dan pelaporan 2. Penilaian kinerja untuk Operator PKH, meliputi aspek : a. Pelaksanaan kegiatan Penerimaan dan entry data hasil validasi/pemutakhiran b. Pelaksanaan kegiatan Penerimaan dan entry data hasil verifikasi komitmen c. Pelaksanaan kegiatan Penerimaan dan entry data penyaluran bantuan d. Kegiatan pengelolaan dan penyediaan data PKH e. Kegiatan penerimaan dan pengiriman data ke UPPKH Pusat f. Pelaksanaan kegiatan administrasi dan pelaporan Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 34

44 Bagaimana melakukan Penilaian Kompetensi Pendamping dan Operator PKH? Penilaian kompetensi Pendamping dan Operator PKH dilakukan oleh atasan, dengan indikator penilaian : a. Komunikasi dan hubungan interpersonal b. Orientasi terhadap kualitas c. Kemampuan analisis dan penyelesaian masalah d. Sikap dan pengendalian diri e. Ketaatan f. Inovasi dan ide konstruktif Peilaian kinerja dan kompetensi Pendamping dan Operator dilaksanakan dalam 2 (dua) periode dalam satu tahunnya. Output dari penilaian ini berbentuk rekomendasi terhadap kelanjutan tugas sebagai Pendamping maupun Operator PKH, dan Kordinator Kabupaten/Kota. Siapakah yang melakukan Penilaian Kinerja dan Kompetensi Pendamping dan Operator PKH? 1. Penilaian Kinerja Pendamping dan Operator, dilakukan dengan prosedur : a. Pendamping dan Operator melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri berdasarkan formulir penilaian kinerja yang telah disediakan. b. Hasil penilaian diri sendiri selanjutnya diverifikasi oleh 2 orang penilai (Koordinator Wilayah dan Ketua UPPKH) untuk mendapatkan persetujuan (approve). c. Persetujuan atas penilaian diri sendiri ini menjadi dasar penilaian Kinerja Pendamping atau Operator. 2. Penilaian Kompetensi dilakukan oleh Ketua UPPKH dan Koordinator Wilayah berdasarkan pengamatan langsung dan masukan dari Koordinator Kabupaten/Kota dan pihak-pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan PKH. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 35

45 PENANGANAN PENGADUAN Apa definisi Pengaduan? Pengaduan adalah mekanisme yang dapat ditempuh oleh masyarakat baik peserta PKH maupun non peserta PKH untuk menyampaikan keluhan terkait pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH). Pengaduan menjadi salah satu bentuk partisipasi dan pengawasan masyarakat terhadap akuntabilitas pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH). Apa tujuan penanganan Pengaduan? Penanganan Pengaduan bertujuan untuk memfasilitasi pengaduan masyarakat secara berjenjang dengan penanganan yang segera sebagai bentuk kewajiban penyelenggaraan tata kelola kepemerintahan yang baik. Ruang lingkup pengaduan, terdiri dari : 1. Data kepesertaan di tingkat desa/kelurahan 2. Bantuan peserta PKH di tingkat desa/kelurahan 3. Penyedia layanan pendidikan dan kesehatan di tingkat desa/kelurahan 4. Pelaksana PKH di tingkat Kecamatan. Bagaimana prosedur Pengaduan? Tujuan utama prosedur pengaduan dibuat untuk memberi kemudahan akses bagi siapa saja mengadukan masalah maupun temuan dan hal-hal yang berkenaan dengan PKH secara cepat. Proses ini pun disusun agar tidak ada pihak yang merasa terintimidasi atas laporan/aduan yang disampaikan tersebut. Masyarakat dapat mengadukan permasalahan kepesertaan dan pelaksanaan PKH kepada Pendamping PKH di wilayahnya melalui media pengaduan yang telah disediakan. Penanganan Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 36

46 pengaduan secara tepat dan cepat di tingkat lokal merupakan tindakan yang diharapkan, namun jika tidak memungkinkan maka dapat dibuatkan pengaduan yang akan dikirimkan ke tingkat yang lebih tinggi. Bagaimana menyampaikan pengaduan? UPPKH Kabupaten/Kota menyediakan formulir pengaduan yang dapat diperoleh dengan mudah di tingkat terendah sekalipun (desa). Peserta PKH dan masyarakat umum dapat menyampaikan pengaduan baik secara langsung melalui pesan singkat/sms, telepon, , faksimili, dan media sosial lainnya di tingkat kecamatan. Sebagai tindak lanjut penanganan pengaduan, Pendamping dan operator PKH mengisi formulir pengaduan yang ada di UPPKH Kabupaten/Kota untuk diarsipkan dan dilaporkan ke bagian pengaduan yang ada di kabupaten/kota. Siapa yang menangani pengaduan? Pendamping dan Operator PKH memiliki peranan dalam memfasilitasi proses pengaduan secara selektif dan aktif mencari penyebab timbulnya permasalahan di tingkat masyarakat, baik peserta PKH maupun non peserta PKH melalui pertemuan bulanan kelompok peserta PKH, penyedia layanan pendidikan dan kesehatan, maupun aparat pemerintahan setempat. Jika proses penyelesaian masalah pada tahapan ini belum memadai, maka Pendamping dan Operator PKH akan membantu para pihak yang ingin melakukan pengaduan ke tingkat yang lebih tinggi menggunakan sistem dan prosedur pengaduan yang telah ditetapkan. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 37

47 Bagaimana proses penanganan dan penyelesaian Pengaduan? Proses dan waktu penyelesaian terhadap pengaduan adalah sebagai berikut : 1. Pengaduan masyarakat terkait dengan pelaksanaan PKH diklasifikasikan dan ditindaklanjuti berdasarkan karakteristik pengaduan. 2. Pendamping atau Operator PKH mencatat dan merekap formulir pengaduan yang telah diisi oleh pihak pengadu. 3. Pendamping atau Operator PKH melaporkan kepada UPPKH Kabupaten/Kota setiap kasus pengaduan di daerahnya (1 minggu penyelesaian). 4. Pengaduan masyarakat terkait data peserta, realisasi penyaluran dan rekening dormant yang ditindaklanjuti dengan koordinasi dengan level di atasnya. 5. Pengaduan masyarakat terhadap petugas pelaksana PKH ditindaklanjuti oleh petugas pelaksana PKH satu level di atasnya. 6. Penyelesaian pengaduan dilakukan secara berjenjang sesuai jenis dan tingkat permasalahan. Bagaimana jika Pendamping atau Operator PKH yang memiliki masalah? Jika Pendamping atau Operator PKH memiliki masalah terkait dengan dirinya, maka Pendamping PKH dapat menyampaikan pengaduan dan melakukan konsultasi langsung ke kantor UPPKH Kabupaten/Kota dengan menggunakan mekanisme dan prosedur penyampaian pengaduan sebagaimana penjelasan dalam buku Sistem Pengaduan Masyarakat (SPM). Jika konsultasi langsung tidak menyelesaikan masalah, maka Pendamping atau Operator PKH dapat mengisi formulir Pengaduan bukan peserta PKH. Penyelesaian pengaduan lewat formulir ini akan ditangani oleh UPPKH Pusat. Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 38

48 AMPIRAN-LAMPIRAN 1. Bagan Alur Tahapan Kegiatan PKH DATA PPLS DAFTAR CALON PESERTA UPPKH Pusat VALIDASI SYARAT Tidak END Pendamping Ya PENYALURAN KOMPOSISI KELUAGA Lembaga Bayar Data Terkini Pelaporan PEMUTAKHIRAN DATA UPPKH Kab/Kota MENGGUNAKAN LAYANAN PENDIDIKAN + KESEHATAN VERIFIKASI FORMULIR KOMITMEN TIDAK KOMITMEN SANKSI Diisi oleh Pendamping Disahkan oleh Penyedia FasKes/FasDik Distribusi dan Penghimpunan oleh Pendamping Entry Data oleh operator UPPKH Kab/Kota Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 39

49 2. Struktur Kelembagaan PKH TIM PENGENDALI TIM PENGARAH TIM PENGARAH TIM KOORDINASI TEKNIS PEMERINTAH PUSAT LEMBAGA BAYAR UPPKH PROVINSI TIM KOORDINASI TEKNIS PEMERINTAH PROVINSI LEMBAGA PEMBAYAR KANTOR WILAYAH UPPKH KAB/KOTA TIM KOORDINASI TEKNIS PEMERINTAH KAB/KOTA LEMBAGA PEMBAYAR UPT UPPKH KECAMATAN TIM KOORDINASI TEKNIS KECAMATAN Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 40

50 3. Alur Pemutakhiran Data Peserta PKH (dilakukan setiap ada perubahan sebelum penyaluran bantuan) Mulai Pendamping Menerima Formulir Pemutakhiran dari UPPKH Kabupaten/Kota Pendamping Mengisi dan Mencatat Perubahan Data Peserta PKH pada Formulir Pemutakhiran Pendamping Melengkapi/Memperbaiki Kekurangan/Kesalahan Pengisian Formulir Tidak Apakah sudah Sesuai? Ya Pendamping menyerahkan ke Sekretariat UPPKH melalui Koordinator Kab./Kota Tidak Apakah sudah Sesuai? Ya Approve Dokumen oleh Koordinator Kab./Kota Koordinator Kab./Kota membuat Berita Acara Serah Terima (BAST) Dokumen Operator memisahkan Formulir Pemutakhiran yang Berisi Perubahan Data/Tidak Entry Data ke dalam Aplikasi SIM PKH oleh Operator Selesai Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 41

51 4. Alur Verifikasi Komitmen Komponen PKH (dengan menggunakan formulir manual) Mulai Pendamping Menerima Formulir Verifikasi dari UPPKH Kabupaten/Kota Pendamping mengunjungi Faskes/Fasdik untuk Verifikasi dan Pencatatan Kehadiran Pendamping Melengkapi/Memperbaiki Kekurangan/Kesalahan Pengisian Formulir Tidak Apakah sudah Sesuai? Ya Pendamping mengisi dan menyerahkan Formulir ke Sekretariat UPPKH melalui Korkab/Korkot Tidak Apakah sudah Sesuai? Ya Approve Dokumen oleh Koordinator Kab./Kota Koordinator Kab./Kota membuat Berita Acara Serah Terima (BAST) Dokumen Operator mencatat Komponen PKH yang Komitmen/Tidak Entry Data ke dalam Aplikasi SIM PKH oleh Operator Selesai Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 42

52 5. Alur Verifikasi Komitmen Komponen PKH (dengan formulir Digital Mark Reader/DMR) Mulai Pendamping Menerima Formulir DMR dari UPPKH Kabupaten/Kota Pendamping mengunjungi Faskes/Fasdik untuk Verifikasi dan Pencatatan Kehadiran Pendamping Melengkapi/Memperbaiki Kekurangan/Kesalahan Pengisian Formulir Tidak Apakah sudah Sesuai? Ya Pendamping mengisi dan menyerahkan Formulir ke Sekretariat UPPKH melalui Korkab/Korkot Tidak Apakah sudah Sesuai? Ya Approve Dokumen oleh Koordinator Kab./Kota Koordinator Kab./Kota membuat Berita Acara Serah Terima (BAST) Dokumen UPPKH Kab./Kota Mengirim Formulir DMR ke Provinsi Selesai Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 43

53 6. Alur Penanganan Pengaduan Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 44

54 7. Formulir Pengaduan untuk Peserta PKH Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 45

55 8. Formulir Pengaduan untuk Non Peserta PKH Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 46

56 9. Formulir Administrasi Penanganan Pengaduan FORMULIR ADMINISTRASI PENANGANAN PENGADUAN Nama Pendamping/Operator Lokasi Tugas : : (Kecamatan / Kabupaten / Kota) Bulan - Tahun : TANGGAL NAMA PENGADU PERMASALAHAN SELESAI STATUS PENANGANAN *) DALAM PROSES REKOMENDASI/ TINDAK LANJUT Cara Pengisian Status Penanganan: 1. Untuk permasalahan yang sudah selesai maupun dalam proses penanganan diisi dengan tanda 2. Formulir ini digunakan sebagai lampiran laporan bulanan Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 47

57 10. Formulir Validasi Calon Peserta PKH Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 48

58 11. Formulir Pendataan Komponen PKH FORMULIR PENDATAAN KOMPONEN PKH DESA : KECAMATAN : NAMA PENDAMPING : NO. 1 NO. PESERTA NAMA PENGURUS ALAMAT JUMLAH KOMPONEN PENDIDIKAN KESEHATAN Ibu Ibu SD SMP SMA Balita Nifas Hamil dst Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 49

59 12. Formulir Rekapitulasi Data Peserta PKH FORMULIR REKAPITULASI DATA PESERTA PKH KECAMATAN : NAMA PENDAMPING : NO. 1 DESA NAMA KELOMPOK JUMLAH PESERTA PKH JUMLAH KOMPONEN PENDIDIKAN KESEHATAN Ibu Ibu SD SMP SMA Balita Nifas Hamil dst Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 50

60 13. Formulir Identifikasi Layanan Pendidikan FORMULIR IDENTIFIKASI LAYANAN FASILITAS PENDIDIKAN (FASDIK) No. Pokok Sekolah Nasional : Nama Sekolah : Alamat Sekolah : Tanggal Identifikasi : NO URAIAN YA TIDAK 1 Bantuan Siswa Miskin (BSM) / KIP 2 Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 3 Beasiswa lainnya 4 Ketersediaan Petugas Verifikator 5 Ketersediaan Tenaga Pendidik 6 Adanya permintaan intensif pengisian formulir 7 Pengisian form tepat waktu 8 Penerimaan formulir tepat waktu 9 Pengambilan form tepat waktu 10 Adanya jadwal kunjungan dari Petugas Pendidikan 11 Adanya rekomendasi Sekolah Lanjutan 12 Adanya anggapan PKH adalah Beasiswa JUMLAH PROSENTASE Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 51

61 14. Formulir Identifikasi Layanan Kesehatan FORMULIR IDENTIFIKASI LAYANAN FASILITAS KESEHATAN (FASKES) Kode Fasilitas Kesehatan : Nama Fasilitas Kesehatan : Alamat Fasilitas Kesehatan : Tanggal Identifikasi : NO URAIAN YA TIDAK 1 Layanan Jaminan Kesehatan : Jamkesmas / JKN-BPJS / KIS Jamkesda 2 Ketersediaan Petugas verifikasi 3 Ketersediaan Petugas pelayanan 4 Adanya permintaan intensif pengisian formulir 5 Pengisian formulir tepat waktu 6 Penerimaan formulir tepat waktu 7 Pengambilan formulir Tepat waktu 8 Adanya jadwal kunjungan dari Petugas Kesehatan 9 Kemudahan mendapatkan rujukan 10 Penerimaan Peserta PKH untuk mendapatkan layanan Jaminan Kesehatan JUMLAH PROSENTASE Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 52

62 15. Formulir Verifikasi Komitmen Pendidikan Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 53

63 16. Formulir Verifikasi Komitmen Kesehatan Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 54

64 17. Formulir Presensi Pertemuan Kelompok DAFTAR HADIR PERTEMUAN KELOMPOK KECAMATAN : DESA / KELURAHAN : NAMA KELOMPOK : HARI, TANGGAL : AGENDA PEMBAHASAN : NO NOMOR PESERTA NAMA TANDA TANGAN dst 10 Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 55

65 18. Formulir Notulensi Pertemuan Kelompok NOTULENSI PERTEMUAN KELOMPOK KECAMATAN : DESA / KELURAHAN : NAMA KELOMPOK : HARI, TANGGAL : Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 56

66 19. Format Berita Acara Kesepakatan Kelompok BERITA ACARA ATURAN / KESEPAKATAN KELOMPOK DESA KECAMATAN Dalam rangka pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) dan dalam rangka memenuhi kewajiban peserta PKH, maka pada hari ini : Hari, tanggal Jam Tempat :, : WIB : Telah diselenggarakan Pertemuan/Musyawarah anggota kelompok dengan menetapkan Kesepakatan/Aturan Kelompok. Penetapan Kesepakatan/Aturan Kelompok ini dihadiri oleh orang anggota Kelompok. Bertindak selaku unsur pimpinan musyawarah adalah dan sebagai notulis adalah. Hasil yang diperoleh dari Pertemuan/Musyawarah tersebut adalah berupa Kesepakatan/Aturan yang mengikat semua anggota kelompok, yaitu: Demikian berita acara ini dibuat dalam musyawarah mufakat semua Anggota Kelompok, Desa, Kecamatan dengan penuh tanggung jawab dan dalam suasana kebersamaan. Pimpinan Pertemuan, 2014 Notulis Pertemuan Mengetahui, Pendamping PKH Kecamatan Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 57

67 Lembar persetujuan peserta musyawarah : NO NAMA ALAMAT ( RT/RW ) TANDA TANGAN dst 10 Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 58

68 20. Formulir Kontrol Penyaluran Bantuan No. 1 No. Peserta PKH Nama Peserta PKH Alokasi Pembayaran Realisasi Pembayaran No. Resi Selisih Tanda Tangan/Cap Jempol Keterangan dst Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 59

69 21. Formulir Rekonsiliasi Penyaluran Bantuan Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 60

70 22. Formulir Rencana Kerja Pendamping PKH FORMULIR RENCANA KERJA PENDAMPING PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Nama Pendamping Kecamatan - Kabupaten Bulan : : : TANGGAL LOKASI/TEMPAT URAIAN KEGIATAN dst Mengetahui: Camat Xxxxxxxxxxxxxx Dibuat oleh: Xxxxxxxxxxxxxxxx (...) NIP. XXXXXXXXXXXXXXXX (...) Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 61

71 23. Formulir Rencana Kerja Operator PKH FORMULIR RENCANA KERJA OPERATOR PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Nama Operator Kabupaten/Provinsi Bulan Kegiatan : : : TANGGAL LOKASI/TEMPAT URAIAN KEGIATAN dst Mengetahui: Ketua UPPKH Kab/Kota/Prov Dibuat oleh: Xxxxxxxxxxxxxxxx (...) NIP. XXXXXXXXXXXXXXXX (...) Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 62

72 24. Formulir Catatan Harian Pendamping FORMULIR CATATAN HARIAN PENDAMPING PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Nama Pendamping : Kecamatan - Kabupaten : Bulan Kegiatan : TANGGAL LOKASI / TEMPAT URAIAN KEGIATAN KETERANGAN Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 63

73 25. Formulir Catatan Harian Operator PKH FORMULIR CATATAN HARIAN PERATOR PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Nama Operator Kabupaten/Provinsi Bulan Kegiatan : : : TANGGAL KECAMATAN KENDALA / MASALAH KETERANGAN Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 64

74 26. Formulir Check-List Kegiatan Pendamping PKH FORMULIR CHECK-LIST KEGIATAN PENDAMPING PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Provinsi : Nama Pendamping :. Kabupaten : Bulan :. Kecamatan : Tahun :. Tanggal Lokasi/Tempat Kegiatan * ) Paraf Petugas * ) Diisi Nomor Urut Kegiatan : 1. Sosialisasi PKH 11. Kordinasi dengan aparat Kecamatan/Desa 2. Pertemuan Awal dan Validasi 12. Koordinasi dengan Petugas Bayar 3. Pemutakhiran Data Peserta PKH 13. Penyaluran Bantuan 4. Kunjungan ke Rumah Peserta PKH 14. Rekonsiliasi Penyaluran Bantuan 5. Verifikasi Pendidikan 15. Pelatihan dan Pendidikan (Diklat) 6. Verifikasi Kesehatan 16. Bimbingan Teknis (Bimtek) 7. Pertemuan dengan Petugas Faskes 17. Pelatihan Lainnya 8. Pertemuan dengan Petugas Fasdik 18. Penanganan Pengaduan Peserta 9. Pertemuan Kelompok/FDS 19. Penanganan Pengaduan Non Peserta 10. Pertemuan dengan UPPKH Kab./Kota 20. Penyerahan dokumen ke UPPKH Kab./Kota Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH 65

IDA YUNANI DESTIANTI. Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Meningkatkan Taraf Kesehatan oleh

IDA YUNANI DESTIANTI. Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Meningkatkan Taraf Kesehatan oleh PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM MENINGKATKAN TARAF KESEHATAN OLEH UPPKH KECAMATAN DI DESA CILIANG KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PANGANDARAN IDA YUNANI DESTIANTI ABSTRAK Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia Outline 1. Latar Belakang 2. PKH New Initiatives Pedoman Pelaksanaan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia Outline 1. Latar Belakang 3. Tujuan PKH 6. Pendampingan 9.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tidak hanya di negara berkembang, bahkan di Negara maju sekalipun.

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tidak hanya di negara berkembang, bahkan di Negara maju sekalipun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah suatu permasalahan dunia yang dialami oleh seluruh Negara. Tidak hanya di negara berkembang, bahkan di Negara maju sekalipun. Permasalah ini sangat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a.

Lebih terperinci

MEKANISME PELAKSANAAN. Referensi Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016, Bab III - VI

MEKANISME PELAKSANAAN. Referensi Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016, Bab III - VI MEKANISME PELAKSANAAN Referensi Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016, Bab III - VI Outline 5. Pengembangan Kepesertaan 1. Alur Pelaksanaan PKH 6. Pengelolaan Sumber Daya 2. Penetapan Sasaran 7. Organisasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bantuan. Bantuan tersebut diwujudkan melalui bantuan tunai bersyarat yang diberik an

BAB V PENUTUP. bantuan. Bantuan tersebut diwujudkan melalui bantuan tunai bersyarat yang diberik an BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Program Keluarga Harapan (PKH) adalah salah satu bentuk kebijakan perlindungan sosial dengan basis keluarga sangat miskin sebagai peserta peneriman bantuan. Bantuan tersebut

Lebih terperinci

II. KEDUDUKAN, KEANGGOTAAN, TUGAS DAN KEWAJIBAN PPK, PPS, KPPS DAN PPDP

II. KEDUDUKAN, KEANGGOTAAN, TUGAS DAN KEWAJIBAN PPK, PPS, KPPS DAN PPDP 1 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1787, 2017 KKI. Dokter dan Dokter Gigi. Penanganan Pengaduan Disiplin. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENANGANAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN KASUS DUGAAN PELANGGARAN DISIPLIN DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA PELANGI KABUPATEN BELITUNG TIMUR TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah

Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah POPULASI PENDUDUK DI JAWA TENGAH SEBANYAK 33.270.207 JIWA JUMLAH PMKS SEBESAR 5.016.701 JIWA / 15,08 % DARI PENDUDUK JATENG PERINCIAN : KEMISKINAN 4,468,621

Lebih terperinci

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent No.1711,2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU.Pemilihan.Gubernur.Bupati.Walikota.Pelanggaran Administrasi. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH DESA/MUSYAWARAH KELURAHAN DALAM RANGKA PROGRAM SUBSIDI

Lebih terperinci

2018, No Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang P

2018, No Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang P No.187, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Program Keluarga Harapan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PROGRAM KELUARGA HARAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang:

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Le

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Le No.940, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Program Keluarga Harapan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PROGRAM KELUARGA HARAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Pasal 24B Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

2015, No Mengingat : 1. Pasal 24B Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1758, 2015 KY. Laporan Masyarakat. Penanganan. Pencabutan. PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PELANGGARAN ADMINISTRASI TERKAIT LARANGAN MEMBERIKAN

Lebih terperinci

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1507, 2017 KEMENKUMHAM. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG KODE

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN RESERTIFIKASI PKH: RESERTIFIKASI PKH KOHOR 2007 DAN KOHOR 2008 SERTA SINERGI ANTAR PROGRAM

PERKEMBANGAN RESERTIFIKASI PKH: RESERTIFIKASI PKH KOHOR 2007 DAN KOHOR 2008 SERTA SINERGI ANTAR PROGRAM PERKEMBANGAN RESERTIFIKASI PKH: RESERTIFIKASI PKH KOHOR 2007 DAN KOHOR 2008 SERTA SINERGI ANTAR PROGRAM BAMBANG WIDIANTO SEKRETARIS EKSEKUTIF TIM NATIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN RAPAT SINERGI

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT KELURAHAN,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 90 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 90 TAHUN 2015 TENTANG 1 GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 90 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 30 / HUK /2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBERIAN ASISTENSI SOSIAL

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 30 / HUK /2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBERIAN ASISTENSI SOSIAL LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 30 / HUK /2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBERIAN ASISTENSI SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS BERAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

Syarifah Maihani Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Almuslim

Syarifah Maihani Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Almuslim 50-54 PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM UPAYA MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN DAN PENDIDIKAN BAGI KELUARGA SANGAT MISKIN (KSM) DI DESA PAYA CUT KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Syarifah Maihani

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

TENTANG BANTUAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN

TENTANG BANTUAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN TENTANG BANTUAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN A. PEMILIHAN PENERIMA BANTUAN DAN SYARAT PROGRAM Penerima bantuan PKH adalah rumahtangga sangat miskin (RTSM) yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari anak

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS UNIT KEPATUHAN INTERNAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS UNIT KEPATUHAN INTERNAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.907, 2012 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU. Penyelenggara Pemilu. Pedoman. PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK KE S-1/D-IV JENJANG PENDIDIKAN DASAR

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK KE S-1/D-IV JENJANG PENDIDIKAN DASAR PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK KE S-1/D-IV JENJANG PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Salah satu tugas dan fungsi

Lebih terperinci

Peningkatan Kapasitas Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Dalam Verifikasi dan Validasi Data Kemiskinan

Peningkatan Kapasitas Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Dalam Verifikasi dan Validasi Data Kemiskinan Peningkatan Kapasitas Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Dalam Verifikasi dan Validasi Data Kemiskinan Hartono Laras Dirjen Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian Sosial RI

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 6 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS NOMOR 6/Kpts/KPU-Kab-019.435667/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 130, Tambahan Lembaran N

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 130, Tambahan Lembaran N No.1404, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DKPP. Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Pedoman Beracara. Pencabutan. PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN

Lebih terperinci

DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA

DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN BERACARA KODE ETIK PENYELENGGARA PEMIILIHAN UMUM DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU, Menimbang:

Lebih terperinci

Pertanyaan Untuk Kepala Bidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial. khusus nya Dinas Sosial terhadap masalah kemiskinan?

Pertanyaan Untuk Kepala Bidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial. khusus nya Dinas Sosial terhadap masalah kemiskinan? Pertanyaan Untuk Kepala Bidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial 1. Apa saja permasalahan utama yang dihadapi pemerintah kabupaten kerinci khusus nya Dinas Sosial terhadap masalah kemiskinan? 2. Dalam mengurangi

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 5 TAHUN 2014

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL RAKYAT BANTEN BERSATU DI PROVINSI BANTEN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN ORGANISASI LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2 BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN BUPATI KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI CIREBON Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa setiap orang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PERTAHANAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN

Lebih terperinci

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BAHAN UJI PUBLIK 12 MARET 2015 RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH, KOMISI

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN SERTA PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN SERTA PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA Lampiran I KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3/Kpts/KPU-Kab-012.329455/2015 TANGGAL : 18 APRIL 2015 TENTANG : PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN SERTA

Lebih terperinci

PENGHARGAAN ADIUPAYA PURITAMA KELOMPOK INDIVIDU/ORGANISASI TAHUN 2009

PENGHARGAAN ADIUPAYA PURITAMA KELOMPOK INDIVIDU/ORGANISASI TAHUN 2009 KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGHARGAAN ADIUPAYA PURITAMA KELOMPOK INDIVIDU/ORGANISASI TAHUN 2009 A. Formulir Nominasi Dalam rangka Peringatan Hari Perumahan Nasional, Kementerian

Lebih terperinci

BUKU KERJA PENDAMPING PKH DIREKTORAT JAMINAN SOSIAL

BUKU KERJA PENDAMPING PKH DIREKTORAT JAMINAN SOSIAL BUKU KERJA PENDAMPING PKH DIREKTORAT JAMINAN SOSIAL DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN DAN JAMINAN SOSIAL KEMENTERIAN SOSIAL RI 2013 DATA PRIBADI NAMA :... No. Registrasi :... Wilayah Dampingan :...............

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN GABUNGAN KELOMPOK TANI BERPRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Drs. AYIP MUFLICH, SH,M.Si

Drs. AYIP MUFLICH, SH,M.Si Drs. AYIP MUFLICH, SH,M.Si DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, DEPDAGRI Pelaksanaan Rapat Koordinasi Tingkat Nasional Program BLT untuk RTS Tahun 2008 Purwakarta, 04 Juni 2008 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

SOSIALISASI KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KAB.BANTUL

SOSIALISASI KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KAB.BANTUL SOSIALISASI KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KAB.BANTUL INSPEKTORAT KAB.BANTUL PENGERTIAN Kode Etik Pegawai Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Kode Etik adalah pedoman

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2014

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2014 WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS DARI GUBERNUR TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN PERGERAKAN KOTAK SUARA, REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA, DAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG 1 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH TETAP DALAM PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 33/M-DAG/PER/8/2008 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2009 NOMOR 27 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI Tanggal : 29 Desember 2009 Nomor : 27 Tahun 2009 Tentang : PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN DAN BUKU ADMINISTRASI RUKUN WARGA

Lebih terperinci

PANDUAN TKSK Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) Tahun 2013

PANDUAN TKSK Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) Tahun 2013 TI MNAS I ONAL PE RCE P AT ANPE NANGGUL ANGANKE MI S KI NAN PANDUAN TKSK Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) Tahun 2013 Panduan TKSK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

2011, No Daftar Pemilih Tetap Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seba

2011, No Daftar Pemilih Tetap Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2011 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pemutakhiran Data Pemilih. Penetapan Daftar Pemilih. Pemilu Kada. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

KEPALA DESA JATILOR KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DESA JATILOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

KEPALA DESA JATILOR KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DESA JATILOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN KECAMATAN GODONG DESA JATILOR Jl. Raya Purwodadi-Semarang Km. 13 Jatilor Kode Pos 58162 Website : www.desajatilor.grobogan.go.id Email : jatilor@grobogan.go.id SALINAN DESA

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot No.1733, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Kode Etik. Penegakan. PERATURAN BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DAN TATA CARA PENEGAKAN KODE

Lebih terperinci

: Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum pada tanggal 23 Januari 2013;

: Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum pada tanggal 23 Januari 2013; 2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 4. Undang-Undang

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.352, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Tata Cara. Penanganan. Kasus. Pelanggaran Disiplin. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011

Lebih terperinci

-1- PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK KOMISI YUDISIAL

-1- PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK KOMISI YUDISIAL -1- KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 43/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 43/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 43/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA CARA PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA

Lebih terperinci

BAB V. keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat

BAB V. keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat BAB V KESIMPULAN Proses monitoring dan evaluasi menjadi sangat krusial kaitannya dengan keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat terdapat berbagai permasalahan baik dari awal

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 23 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci