III. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Kabupaten Bogor mulai dari pertengahan bulan Maret 2006 sampai akhir November Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (2004) terdapat 35 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor (Lampiran 17). Kecamatan yang terpilih untuk diamati sebanyak 8 kecamatan, yaitu 4 kecamatan yang berdekatan dengan Kota Bogor dan memiliki topografi yang rendah dan 4 kecamatan yang memiliki topografi tinggi (menggunakan warna berbeda pada lampiran 17). Kecamatan yang memiliki topografi rendah diantaranya: untuk sebelah barat Kota Bogor adalah Kecamatan Dramaga, sebelah timur Kecamatan Citeureup, sebelah utara Kecamatan Bojong Gede dan sebelah selatan Kecamatan Ciomas, sedang 4 kecamatan lainnya yang memiliki topografi tinggi diwakili Kecamatan Ciawi, Kecamatan Jasinga, Kecamatan Megamendung. dan Kecamatan Cisarua. Tahapan penelitian yang dilaksanakan, yaitu: tahap pertama berupa pengamatan ph air hujan dan tanah; tahap kedua analisis kandungan timbal (Pb) dari air hujan, tanah dan hijauan makanan ternak yang biasa dikonsumsi oleh ternak; tahap ketiga berupa percobaan In-vitro; dan tahap keempat berupa percobaan Invivo. Pada penelitian tahap pertama, yaitu pengamatan ph air hujan dan tanah tidak hanya dipilih dari delapan kecamatan terpilih tersebut, akan tetapi juga dipilih dua kecamatan lain sebagai pembanding data penelitian tahap pertama. Dengan demikian data penentuan ph air hujan dan tanah diamati pula ph air hujan dan tanah dari salah satu kecamatan di Kota Bekasi dan satu kecamatan di Kota Depok yang dipilih secara acak dan disesuaikan dengan kemudahan memperoleh hujan dan lokasi padang penggembalaan yang terdapat banyak domba pemeliharan peternak. Pada penelitian tahap kedua, yaitu pengamatan analisis kandungan Pb air hujan, tanah dan hijauan makanan ternak hanya dipilih dari 8 kecamatan terpilih. Mengingat Kota Bogor disebut sebagai kota hujan yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi dan waktu musim hujan yang bervariasi, termasuk pula Kabupaten Bogor, maka waktu penelitian penentuan ph air hujan tidak berdasarkan pada musim hujan atau musim kemarau, akan tetapi didasarkan pada data

2 klimatologi Jawa Barat tahun 2003 dan 2004 yang diambil dari Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor (Lampiran 1 dan 2). Musim kemarau diwakili pada bulan Juni, Juli dan Agustus, karena pada bulan-bulan tersebut baik pada tahun 2003 maupun pada tahun 2004 mempunyai curah hujan dibawah 150 mm/bulan (Lampiran 1 dan 2). Dengan demikian penelitian tahap pertama pengamatan ph air hujan dan tanah pada saat musim kemarau dilakukan pada bulan Juni, Juli dan Agustus tahun Pengambilan contohcontoh air hujan, tanah dan hijauan makanan ternak untuk analisis kandungan Pb pada saat musim kemarau dilakukan pada bulan Juni, Juli dan Agustus tahun 2006, akan tetapi pelaksanaan analisisnya di Laboratorium dilakukan pada bulan-bulan tersebut dan dilanjutkan sampai dengan akhir bulan Desember Pengamatan ph air hujan dan tanah pada saat musim hujan dilakukan pada selain bulan Juni Juli dan Agustus 2006, atau dimulai dari bulan Maret sampai bulan Desember Penelitian tahap kedua, yaitu tentang analisis kandungan Pb dari air hujan, tanah dan hijauan makanan ternak pada saat musim hujan dilakukan pada bulan yang sama dengan penelitian tahap pertama dan dilanjutkan sampai akhir bulan Mei Pengamatan ph air hujan dan tanah dilakukan di lokasi, tempat air hujan diperoleh sesuai dengan kecamatannya, begitu pula contoh hijauan makanan ternak untuk penelitian tahap kedua diperoleh dari kecamatan sesuai dengan kecamatan terpilih. Penelitian tahap kedua yaitu analisis timbal (Pb) dari contoh air hujan, tanah dan hijauan makanan ternak serta tahap ketiga yaitu Percobaan In-vitro dilakukan di Laboratorium, yaitu di Bagian Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Laboratorium Nutrisi Ternak Terapan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor di kampus IPB Dramaga. Pelaksanaan tahap kedua dan ketiga ini dilakukan setelah pengamatan ph air hujan dan tanah, sehingga total waktu yang diperlukan untuk penelitian tahap pertama, kedua dan ketiga kurang lebih dalam waktu 15 bulan. Penelitian tahap keempat, yaitu Percobaan in-vivo dilakukan di Laboratorium Lapang Bagian Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Laboratorium Nutrisi Ternak Terapan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor di kampus IPB Dramaga. Penelitian tahap keempat (percobaan in-vivo) dilakukan setelah penelitian tahap ketiga (percobaan invitro) selesai dan dilaksanakan pada pertengahan bulan Juni 2007 sampai

3 pertengahan bulan September 2007 dan dilanjutkan dengan analisis kandungan Pb untuk feses, darah, hati, ginjal dan daging. Perlakuan pakan menggunakan ransum yang ditambahkan cairan asam dengan ph = 4,1 (merupakan ph terrendah selama pengamatan air hujan) sebagai faktor A dan penambahan Pb dalam ransum sebanyak 200 ppm, sebagai faktor B. Dosis 200 ppm diambil dari dosis toksik untuk ternak domba (Darmono, 1995) dan berdasarkan Underwood dan Suttle (1999) yang mencantumkan angka 200 ppm sebagai batas ambang toksik untuk ternak unggas. Masing-masing perlakuan dibuat dua level, yaitu untuk perlakuan penambahan cairan asam adalah level normal (tanpa pemberian cairan asam) dan level penambahan 10% cairan asam, sedang untuk perlakuan penambahan Pb, yaitu tanpa pemberian Pb dan penambahan Pb 200 ppm, sehingga ada empat perlakuan. Domba yang digunakan 12 ekor, sehingga masing-msaing perlakuan mendapatkan tiga ulangan. Waktu penelitian pada tahap empat selama 10 hari pertama untuk adaptasi, dilanjutkan dengan 9 minggu pengamatan pertambahan bobot badan dan kurang lebih 8 minggu untuk analisis Pb dari feses, darah, hati dan ginjal serta daging domba lokal jantan.sehingga total waktu yang diperlukan untuk percobaan in-vivo diperlukan kurang lebih 6 bulan Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya: air hujan, tanah, hijauan makanan ternak, HgCl 2 jenuh, pepsin 0,2%, kertas saring Whatman No. 41, NaOH 0,5 N, HCl 0,5 N, CO 2, Na 2 CO 3, H 2 SO 4 (15% dan 0,005 N), indikator phenoftalin (C 20 H 14 O 4 ), domba berikut feses, darah, hati, ginjal dan daging domba serta kandang dan perlengkapannya seperti: bak minum, bak makan, sapu lidi. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya: ph meter portable, The phep FAMILY merk Hanna, AAS (Atomic Absorption Spechtrophotometer), cawan conway, tabung fermentor, mesin sentrifuse, mesin stirrer, shakerbath, timbangan digital, tabung destilasi, erlenmeyer, mesin vacum, pipet (1 ml, 5 ml dan 25 ml), timbangan duduk dan timbangan gantung kapasitas 50 kg, serta spuit 5 ml.

4 3.3. Rancangan Penelitian Mengingat penelitian ini dilakukan dengan 4 tahap, yaitu tahap pertama pengamatan ph dari air hujan dan tanah; tahap kedua analisis timbal (Pb) dari air hujan, tanah dan tanaman makanan ternak; tahap ketiga percobaan in-vitro; dan tahap keempat adalah percobaan in-vivo, maka rancangan penelitiannya disesuaikan berdasarkan tahap-tahap penelitian tersebut. Metode percobaan untuk masingmasing tahap penelitian diuraikan sebagai berikut: Tahap Pertama: Pengamatan ph Air Hujan dan Contoh Tanah Pengamatan ph air hujan dan contoh tanah dilakukan di Kabupaten Bogor, tepatnya di 8 kecamatan. Setiap kecamatan sudah dilakukan pengamatan ph contoh air hujan dan contoh tanah dengan masing-masing 3 ulangan contoh. Pengambilan contoh air hujan dilakukan sesuai dengan terjadinya hujan di kecamatan terpilih tanpa memperhatikan lokasi desa dan hari hujannya, sesuai dengan turunnya hujan. Setiap kejadian turun hujan dilakukan dua kali pengambilan (douplo) contoh air hujan dengan tidak lebih dari 15 menit setelah hujan. Segera setelah 15 menit hujan berlangsung, contoh air hujan diukur ph-nya menggunakan ph-meter portable, yaitu The phep FAMILY merk Hanna. Setelah pengukuran ph, contoh air hujan diberi asam nitrat (HNO 3 ) sebanya 2 4 tetes dan dikocok kemudian disimpan untuk dianalisis kandungan Pb-nya. Pemberian asam nitrat dimaksudkan untuk menstabilkan kandungan timbal (Pb) dalam contoh air hujan. Pengambilan contoh air hujan dan tanah dilakukan pada dua musim, yaitu pada musim hujan mulai bulan Maret 2006 dan pada musim kemarau yaitu pada sekitar bulan Juni sampai bulan Agustus Dari hasil pengamatan terdapat data ph air hujan Kabupaten Bogor sebanyak 48 data dan 12 data ph air hujan dari kota lain serta ph tanah Kabupaten Bogor 48 data ditambah 12 data ph tanah dari kota lain.. Pengambilan air hujan dilakukan dengan menadah langsung segera setelah hujan berlangsung dan menghentikan pada saat 15 menit hujan berlangsung. Tadah air hujan ditempatkan tidak mendekati permukaan tanah untuk menghindari terjadinya pencemaran tanah. Pengamatan ph air hujan dan contoh tanah dilakukan secara in-situ (langsung di tempat pengambilan contoh air hujan dan contoh tanah). Penentuan contoh tanah dari masing-masing kecamatan diambil dari lokasi yang terdapat banyak peternakan dombanya, desa yang ditunjuk sebagai tempat

5 pengambilan tanah disesuaikan dengan desa tempat terjadinya hujan yang ada di kecamatan tersebut. Contoh tanah diambil di permukaan tanah dan pada kedalaman lebih dari 20 cm. Analisis ph menggunakan ph-meter portable, yaitu The phep FAMILY merk Hanna. Analisis percobaan yang digunakan dalam pengamatan ph air hujan dan contoh tanah menggunakan uji Z seperti yang diuraikan dalam Steel dan Torrie (1995) dan sebagian menggunakan analisis deskriptif Tahap Kedua: Analisis Timbal (Pb) Analisis timbal (Pb) dilakukan pada contoh air hujan, tanah dan hijauan makanan ternak (rumput yang biasa dikonsumsi oleh ternak) serta contoh darah, hati dan ginjal serta daging domba percobaan. Analisis timbal (Pb) untuk contoh air hujan dan tanah, serta contoh darah, hati, ginjal dan daging domba menggunakan AAS.. Analisis timbal (Pb) pada contoh air hujan dilakukan dengan cara menguapkan contoh air hujan pada suhu 100 o C hingga contoh air hujan pekat dan tersisa lebih kurang 10 ml, kemudian dibaca menggunakan AAS. Hasil absorbansinya setelah dikonversi ke satuan konsentrasi (ppm) dikalikan dengan nilai pemekatan. Analisis timbal (Pb) tanah menggunakan contoh tanah permukaan dan tanah kedalaman cm dari permukaan tanah. Pengambilan dua contoh tanah tersebut bertujuan untuk mengetahui total kandungan Pb baik yang berasal dari tanah yang bukan dari pencemaran (kedalaman cm) maupun yang berasal dari pencemaran (tanah permukaan). Timbal (Pb) dari pencemaran, disamping berbentuk organik seperti Tetra Methyl Lead (TML) dan Tetra Ethyl Lead (TEL) ada yang berbentuk anorganik (berbentuk garam), seperti Pb-sulfat, Pb-karbonat dan Pb-nitrat serta Pbsulfida. Timbal (Pb) yang berbentuk garam tersebut mudah terurai, sedangkan Pb yang dari tanah berbentuk organik kompleks biasanya sulit terurai. Dengan demikian bisa dipilah Pb dari tanah dan Pb dari pencemaran. Dalam analisis timbal (Pb) contoh tanah permukaan dan contoh tanah kedalaman cm, sebelum dilakukan pengabuan basah (wet ashing), terlebih dahulu contoh tanah-tanah tersebut dipanaskan dengan menggunakan oven pada suhu 60 o C hingga mencapai kering udara (selama 24 jam), kemudian dilanjutkan dengan pengeringan dengan oven pada suhu 105 o C hingga kering sampai beratnya tidak berubah (stabil). Selanjutnya con- toh tanah yang kering dilakukan pengabuan basah (wet ashing)

6 dengan mengguna- kan prosedur Balai Penelitian Tanah (2005) seperti yang terlihat pada Gambar 3. Hasil akhir dari pengabuan basah tersebut berupa cairan 10 ml yang telah dikocok, kemudian dibaca menggunakan AAS dan hasil asbsorbansinya setelah dikonversi dalam satuan ppm dikalikan dengan g contoh tanah + 5 ml asam nitrat (HNO 3 ) + 1 ml asam perchlorat (HClO 4 ) Didiamkan 1 malam (tanpa pemanasan) Besoknya dipanaskan 100 o C selama 1 jam 30 menit Dipanaskan 130 o C selama 1 jam Dipanaskan 150 o C selama 2 jam 30 menit (hingga uap kuning hilang bila belum ditambah waktunya) Setelah uap kuning hilang Dipanaskan 170 o C selama 1 jam Dipanaskan 200 o C selama 1 jam (terbentuk uap putih) Endapan putih (sisa larutan jernih) Kemudian didinginkan dan diencerkan menjadi 10 ml lalu dikocok Gambar 3. Prosedur Pengabuan Basah Analisis Tanah (Balai Penelitian Tanah, 2005)

7 1 g contoh hijauan makanan ternak/feses/hati/ginjal/daging domba + 7 ml asam nitrat (HNO 3 ) sampai contoh tenggelam Dipanaskan pada suhu rendah (80 o C) selama 4 jam hingga kuning Didiamkan 1 malam tanpa pemanasan (lemak akan mengeras) Besoknya + 2 ml Asam sulfat dan dipanaskan pada suhu 120 o C selama 1 jam Ditambahkan/diteteskan 0,1 0,6 ml atau 4 6 tetes larutan (campuran 2 bagian asam perchlorat + 1 bagian asam nitrat) dan dipanaskan selama menit Ditambahkan aquades 2 ml + 0,6 ml asam chlorida (HCl) dan dipanaskan 120 o C selama 15 menit Kemudian didinginkan dan diencerkan menjadi 50 ml lalu dikocok Gambar 4. Prosedur Pengabuan Basah Analisis Hijauan Makanan Ternak Feses, darah, hati, ginjal dan daging domba (Reitz et al, 1960) Analisis timbal (Pb) untuk hijauan makanan ternak sama prosedurnya dengan analisis timbal untuk feses, hati, ginjal dan daging domba dengan menggunakan AAS yang sebelumnya dilakukan prosedur pengabuan basah (wet ashing) dengan metode Reitz et al (1960), seperti tercantum pada Gambar 4. Hasil akhir dari pengabuan basah tersebut berupa cairan 50 ml, kemudian diambil sekitar 10 ml, sedang sisanya disimpan untuk pembacaan ulang bilamana diperlukan. Contoh larutan yang 10 ml tersebut kemudian dibaca menggunakan AAS dan hasil asbsorbansinya setelah dikonversi dalam satuan ppm dikalikan dengan 50.

8 Analisi timbal (Pb) untuk contoh darah dilakukan dengan cara mensentrifusekan darah pada kecepatan rpm selama 15 menit. Setelah terpisah plasmanya dibaca dengan AAS dan ditentukan kandungan timbalnya. Untuk analisis Pb dari contoh feses, darah, hati, ginjal dan daging domba dalam percobaan in-vivo, menggunakan AAS. Contoh darah diambil sehari sebelum domba dipotong dan contoh feses diambil selama 3 hari terakhir pemeliharaan domba, yaitu pada hari ke-64, 65 dan 66 pemeliharaan, sedang contoh hati, ginjal dan daging diambil segera setelah domba dipotong. Analisis yang digunakan dalam pengamatan Pb dari tanah dan hijauan makanan ternak menggunakan Analisis Deskriptif, sedang analisis yang digunakan untuk pengamatan timbal (Pb) dari contoh feses, darah, hati, ginjal dan daging domba menggunakan Rancangan Kelompok dengan perlakuan berpola Faktorial 2 x 2. Faktor pertama adalah faktor penambahan cairan asam dengan dua level (tanpa penambahan cairan asam dan ditambahkan cairan asam dengan ph 4,1). Faktor kedua adalah perlakuan pemberian Pb dengan dua level (tanpa penambahan Pb dan penambahan Pb 200 ppm). Perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 ulangan sebagai kelompok. Rancangan yang dimaksud berdasarkan Steel and Torrrie (1995). Analisis Varian digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Untuk melihat korelasi kandungan Pb dari air hujan dan tanah, kandungan Pb dari tanah dan hijauan makanan ternak menggunakan korelasi linier seperti yang diuraikan dalam Steel dan Torrie (1995) Tahap ketiga: Penelitian In-vitro Penelitian in-vitro merupakan penelitian skala laboratorium. Dalam penelitian in-vitro, rumen domba diasumsikan sebagai shakerbath, untuk menguji kemampuan metabolisme dan kecernaan dari hijauan makanan ternak yang biasa digunakan oleh ternak domba. Peubah yang diukur dalam penelitian in-vitro diantaranya: a. Kecernaan meliputi: KcBK (kecernaan bahan kering) dan KcBO (kecernaan bahan organik). b. Produksi VFA (Volatile Fatty Acid) total dan c. Produksi N-NH 3 (nitrogen amoniak). Prosedur penelitian in-vitro diawali dengan mengambil cairan rumen dari domba jantan lokal tanpa perlakuan. Cairan rumen yang diambil sebanyak + 250

9 ml, kemudian dikocok dan dipisahkan dalam 24 tabung fermentor dengan masingmasing tabung fermentor berisi 8 ml cairan rumen. Tabung fermentor dibagi menjadi empat kelompok, yaitu satu kelompok untuk pencemaran logam berat yang tinggi, satu kelompok untuk ph yang rendah (terjadi hujan asam), satu kelompok yang tingkat pencemaran logam beratnya rendah (tidak tercemar logam berat) dan satu kelompok yang ph-nya tinggi (tak terjadi hujan asam). Masing-masing kelompok dilakukan tiga ulangan (triplo), sehingga terdapat 12 tabung fermentor. Mengingat peubah yang akan dilakukan terdapat dua proses yaitu satu proses untuk analisis KcBK dan KcBO, satu proses lagi untuk analisis Produksi VFA dan Produksi N-NH 3, maka tabung fermentor yang disiapkan sebanyak 12 x 2 = 24 tabung fermentor. Dalam satu tabung fermentor dimasukkan contoh pakan perlakuan sebanyak 1 g dan 8 ml cairan rumen ditambah dengan 12 ml larutan penyangga McDougall. Larutan McDougall berfungsi seperti air liur pada domba in-vivo. Pemisahan cairan rumen dalam masing-masing tabung fermentor diikuti pemberian gas CO 2. Semua tabung fermentor ditempatkan dalam Shakerbath yang berisi air hangat pada suhu C untuk proses fermentasi. Selama fermentasi tabung fermentor dikocok setiap 3 jam dengan gas CO 2. Fermentasi dilakukan selama 48 Jam. Setelah fermentasi masing-masing fermentor diberi 0,2 ml HgCl 2 untuk membunuh bakteri yang ada dalam tabung sehingga proses fermentasi tidak berlangsung. Perlu pula dilakukan pengukuran ph pada masing-masing fermentor untuk mengetahui kesesuaian kondisi ph dengan ph untuk pertumbuhan bakteri Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Uji kecernaan bahan kering dan bahan organik secara in-vitro menggunakan metode modifikasi Tilley dan Terry (1963). Sebanyak 1 g contoh ransum domba dimasukkan dalam tabung fermentor yang sudah berisi campuran 8 ml cairan rumen domba jantan lokal dengan 12 ml larutan penyangga McDougall kemudian dialiri gas CO 2 dan diinkubasikan selama 24 jam dalam penangas air bergoyang (Shakerbath) Gallenskap BKS F dalam kondisi anaerob. Setelah 24 jam mikroba dibunuh dengan 0,2 ml larutan HgCl 2 jenuh, kemudian disentrifuse dengan kecepatan rpm selama 10 menit, untuk memisahkan padatan dan supernatannya. Kedalam padatan ditambahkan 20 ml larutan pepsin 2 % dalam

10 suasana asam, kemudian kembali diinkubasi 24 jam secara aerob lalu disaring dengan kertas saring Whatman no. 41 dengan bantuan pompa vakum. Bahan kering dianalisis dengan menguapkan air di dalam oven bersuhu 105 o C selama 24 jam dan bahan organik diperoleh dengan mengurangkan kadar abu dari bahan kering. Sebagai blanko digunakan cairan rumen tanpa bahan dengan prosedur yang sama. Kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik ditentukan dengan rumus: BK asal (BK residu BK residu blanko) KcBK (%) = x 100% BK asal BO asal (BO residu BO residu blanko) KcBO (%) = x 100% BO asal Keterangan: BK = Bahan kering, BO = Bahan organik Produksi VFA (Volatile Fatty Acid) Total Penentuan VFA (kadar lemak atsiri) dilakukan dengan cara penyulingan uap (General Laboratory Procedure, 1966). Sebanyak 5 ml supernatan produk fermentasi in-vitro dimasukkan dalam tabung khusus, kemudian ditambahkan 1 ml H 2 SO 4 15 % lalu ditutup. Tabung dihubungkan dengan labu pendingin dan labu yang berisi 5 ml NaOH 0,5 N. Proses destilasi dengan cara mengalirkan air yang diuapkan hingga berakhir sampai destilat yang ditampung mencapai volume ml. Selanjutnya ditambahkan 1 2 tetes indikator fenoftalein dan dititrasi dengan HCl 0,5 N sampai terjadi perubahan warna dari merah jambu menjadi tidak berwarna. Kadar FVA dihitung dengan rumus sebagai berikut: VFA total = (B S) x N-HCl x 1000/5 mm Keterangan : B = Volume titran blanko S = Volume titran sample N = Normalitas Larutan HCl Produksi N-NH 3 (N-Amoniak) Kadar N-NH 3 ditentukan dengan teknik mikrodifusi Conway (General Laboratory Procedures, 1966). Sebanyak 1 ml supernatan hasil sentrifuse produk

11 fermentasi in-vitro diletakkan di sebelah kiri sekat cawan Conway dan 1 ml larutan Na 2 CO 3 jenuh juga ditempatkan di sebelah kanannya. Pada cawan kecil di bagian tengah diisi dengan asam borat berindikator merah metil dan brom kresol hijau sebanyak 1 ml. Cawan Conway ditutup rapat dengan tutup vaselin lalu digoyanggoyang supaya supernatan bercampur dengan Na 2 CO 3. Sesudah dibiarkan selama 24 jam dalam suhu kamar, ammonia yang terikat asam borat dititrasi dengan H 2 SO 4 0,005 N, sampai titik awal perubahan warna dari biru menjadi kemerah-merahan. Produksi N-NH 3 dihitung dengan rumus sebagai berikut: N-NH 3 = (ml H 2 SO 4 x N-H 2 SO 4 x 1000) mm Keterangan: N-NH 3 = Nitrogen dalam amonia. N H 2 SO 4 = Normalitas larutan H 2 SO 4. Hasil analisis KcBK, KcBO, Produksi VFA total dan Produksi N-NH 3 menggunakan Rancangan acak lengkap dengan perlakuan berpola faktorial 2 x 2 dan 3 ulangan perlakuan (Steel and Torrrie, 1995), dengan persamaan sebagai berikut: Y ij = μ + α i + β j + α βij + ε ij Yij = Parameter yang diukur μ = Nilai tengah α I β j = Pengaruh perlakuan pemberian air asam = Pengaruh perlakuan pemberian Pb αβij = Pengaruh interaksi pemberian air asam dan Pb ε ij = Galat pemberiaan air asam ke-i dan pemberian Pb ke-j. Dengan asumsi data bebas dan menyebar normal, maka bila terdapat perbedaan tidak dilakukan uji karena masing-masing faktor perlakuan hanya ada dua level (Steel and Torrie, 1995). Rancangan acak lengkap dengan perlakuan berpola faktorial 2 x 2 yang di maksud adalah Faktor pertama adalah faktor penambahan cairan asam dengan dua level (tanpa penambahan cairan asam dan ditambahkan cairan asam dengan ph 4,1). Faktor kedua adalah perlakuan pemberian Pb dengan dua level (tanpa penambahan Pb dan penambahan Pb 200 ppm). Perlakuan diulang tiga kali. Cairan rumen diperoleh dari cairan rumen domba yang dipotong oleh pedagang sate kambing di salah satu warung sate kambing yang terletak di desa Cibanteng, Kecamatan

12 Dramaga, Kabupaten Bogor. Pengambilan cairan rumen dilakukan pada pagi hari sekitar pukul dengan menggunakan thermos yang sebelumnya diberi air panas yang mendekati mendidih, dengan tujuan agar suhu di dalam ruangan thermos mendekati 39 0 C. Pada hari yang sama dilanjutkan dengan prosedur penelitian invitro Tahap keempat: Penelitian in-vivo Penelitian in-vivo menggunakan domba lokal jantan sebanyak 12 ekor dengan bobot badannya berkisar antara 13,9 16,5 kg. Mengingat bobotnya tidak seragam, maka domba dikelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu: kelompok besar, sedang dan kecil, dengan masing-masing kelompok besar berbobot 15,7-16,5 kg; kelompok sedang berbobot 14,8 15,6 kg dan kelompok kecil berbobot 13,9 14,7 kg. Masing-masing kelompok berjumlah 4 ekor. Domba yang digunakan dalam percobaan ini berasal dari satu tempat yaitu dari UP 3 J (Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan Jonggol) Fakultas Peternakan IPB. Tabel 3. Komposisi Bahan Pakan dalam Ransum Berdasarkan Bahan Kering Bahan Pakan Komposisi (%) Rumput lapang 60,00 Dedak halus 8,00 Pollard 1,00 Onggok 8,05 Bungkil kelapa 2,55 Bungkil kelapa sawit 7,00 Bungkil kedelai 13,00 CaCO3 0,10 Urea 0,30 Jumlah 100,00 Pakan yang diberikan berupa ransum dengan bahan pakan terdiri atas Rumput lapang, Dedak halus, pollard, Onggok, Bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit,

13 bungkil kedelai, CaCO3 dan urea, dengan komposisi seperti pada Tabel 3 dan kandungan zat makanannya tercantum pada Tabel 4. Faktor pertama adalah faktor pemberian cairan asam dengan 2 level yaitu tanpa pemberian asam dan pemberian cairan asam dengan ph 4,1. Faktor kedua adalah faktor pemberian Pb dengan 2 level, yaitu tanpa pemberian Pb dan pemberian Pb toksik sebanyak 200 ppm, dengan 3 kelompok ternak sebagai ulangan. Masingmasing kelompok dipilih secara acak dan mendapatkan empat perlakuan sebagai berikut: Perlakuan 1 (P1): Ransum tanpa cairan asam dan Pb (sebagai kontrol) Perlakuan 2 (P2): Ransum + Air asam dengan ph 4,1 dan tanpa Pb. Perlakuan 3 (P3): Ransum tanpa cairan asam + Pb 200 ppm Perlakuan 4 (P4): Ransum + cairan asam dengan ph 4,1 + Pb 200 ppm Tabel 4. Kandungan Zat Makanan Ransum Berdasarkan Bahan Kering Zat Makanan Rumput Lapang* Konsentrat* Ransum** % Bahan Kering 25,50 89,56 51,12 Abu 12,72 6,69 10,31 Protein 13,84 15,24 14,40 Serat Kasar 46,87 23,37 37,47 Lemak 3,08 3,13 3,10 Bahan Ekstrak tanpa Nitrogen 23,49 51,57 34,72 Kalsium (Ca) ,64 0,58 Phosphor (P) 0,38 0,56 0,45 Sumber:*Hasil Analisis Proksimat dari Bagian Ilmu dan Teknologi Pakan, INTP, Fapet-IPB ** Perhitungan dari 60% Rumput Lapang dan 40% konsentrat Pemberian cairan asam dengan ph = 4,1 (sesuai dengan hasil pengamatan ph air hujan terrendah), dengan cara dicampurkan pada konsentratnya sebanyak 10% dari ransum. Begitu pula dengan Pb yang diberikan berupa Pb-Asetat yang dicampur sebanyak 200 ppm dari ransum kedalam konsentrat. Pemilihan Pb-asetat

14 sebagai pencemar Pb dalam penelitian didasarkan pada penelitian Tahiri, et al. (2000) yang melaporkan bahwa penggunaan Pb-asetat menghasilkan penyerapan Pb yang tinggi serta keseimbangan Pb yang lebih positif pada tikus percobaan. Air yang mengandung ph 4,1 dibuat dari aquadestilata yang mempunyai ph 6,5 dicampurkan H 2 SO 4 pekat yang mempunyai ph 2,0 hingga mencapai ph 4,1; begitu pula dengan penambahan Pb-asetat dalam ransum sebanyak 200 ppm dilakukan dengan contoh perhitungan sebagai berikut: Pb-asetat yang berumus molekul (CH 3 COO) 2 Pb 3 H 2 0 mempunyai bobot molekul 379, dengan bobot atom Pb sebesar 207. Kandungan Pb dalam Pb-asetat adalah (207/379) x 100% = 54,6174%. Kandungan Pb 200 ppm, berarti bahwa setiap 10 kg ransum yang akan dibuat ditambahkan Pb sebanyak mg Pb.. Dengan perbandingan rumput lapang dan konsentrat sebesar 60 : 40, maka konsentrasi Pb dalam 4 kg konsentrat juga sebesar mg Pb atau sebanyak 2 g Pb dalam 4 kg konsentrat. Dengan demikian konsentrasi Pb-asetat dalam 4 kg konsentrat sebesar 2 g X 100/54,6174 = 3,6618 g, atau dengan kata lain dibutuhkan 3,6618 g Pb-asetat untuk dapat membuat 200 ppm Pb dalam 4 kg konsentrat atau dibutuhkan 3,6618 g Pb-asetat untuk dapat membuat 200 ppm Pb dalam 10 kg ransum. Peubah yang akan diamati diantaranya: Konsumsi pakan berdasarkan bahan segar dan konsumsi pakan berdasarkan bahan kering, pertambahan bobot badan, dan analisis kandungan Pb dari feses, darah, hati, ginjal dan daging domba pengamatan. Hasil analisis menggunakan Rancangan Kelompok dengan perlakuan berpola Faktorial 2 x 2 (Steel and Torrrie, 1995), dengan persamaan sebagai berikut: Y ij = μ + δ i + α j + β k + α βj k + ε ijk Yij = Parameter yang diukur μ = Nilai tengah δ I α j β k = Pengaruh kelompok ke i = Pengaruh perlakuan pemberian cairan asam = Pengaruh perlakuan pemberian Pb αβj k = Pengaruh interaksi pemberian cairan asam dan Pb ε ijk = Galat pemberiaan cairan asam ke-i dan pemberian Pb ke-j.

15 Dengan asumsi data bebas dan menyebar normal, maka bila terdapat perbedaan tidak dilakukan uji karena masing-masing faktor perlakuan hanya ada dua level (Steel and Torrie, 1995). Analisis untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang digunakan terhadap peubah menggunakan Analisis Varian. Setelah domba dipelihara selama 10 hari untuk masa adaptasi, kemudian dipelihara lagi selama 9 minggu untuk mengamati pertambahan bobot badannya. Pengambilan darah dilakukan 1 hari sebelum dipotong. Setelah dipotong segera diambil hati, ginjal dan dagingnya. Pengambilan darah diambil 1 hari sebelum dipotong sebanyak kurang lebih 3 cc setiap ekor domba dan diambil melalui vena yugularis di sekitar leher domba. Pengambilan hati dilakukan dari seluruh hati domba pengamatan, begitu pula ginjal diambil sepasang dan daging diambil sebagian kira-kira 200 gram dari bagian dada (bagian yang tak banyak terdapat pergerakan daging). Selama pemeliharaan, ternak domba diberi perlakuan yang sama seperti: A. Dimandikan terlebih dahulu (dicuci dan dikeringkan) B. Pemberian obat cacing C. Pemberian minum secara adlibitum (sepuasnya domba minum) D. Pemberian pakan yang terbatas (Restrected Feeding). E. Penimbangan konsumsi ransum. F. Penimbangan bobot badan tiap minggu. Dengan demikian peubah yang akan diamati diantaranya: a. Konsumsi pakan bahan segar dan bahan kering. b. Pertambahan bobot badan c. Efisiensi pakan d. Ratio efisiensi protein. e. Kandungan timbal (Pb) pada feses, darah, hati ginjal dan daging Konsumsi Pakan Bahan Segar dan Bahan Kering Mengingat pemberian pakan dilakukan dengan cara restrected feeding atau dengan pemberian pakan yang dibatasi, maka jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan data yang ada dalam Tabel National Research Council (1991) yang didasarkan pada bobot badan dombanya. Dari data yang tercantum dalam National Research Council (1991) tersebut 40%-nya konsentrat dan sisanya 60%-

16 nya diberikan dalam bentuk rumput lapang alam. Data yang diperoleh dari National Research Council (1991) berdasarkan data bahan kering, sehingga pemberian dalam bentuk segarnya perlu dilakukan analisis persentase bahan kering untuk masingmasing bahan pakan dengan menggunakan oven pada suhu 105 o C sampai berat keringnya stabil. Pemberian konsumsi segarnya untuk masing-masing bahan pakan dilakukan dengan cara data yang ada dalam National Research Council (1991) dikali 100 dan dibagi dengan data hasil analisis oven Pertambahan Bobot Badan Penimbangan bobot badan dilakukan seminggu sekali yaitu pada pagi hari pukul 7.30 atau sebelum pemberian pakan. Pertambahan bobot badan diperoleh dari selisih bobot badan minggu itu dengan bobot badan satu minggu sebelumnya. Penimbangan bobot badan menggunakan timbangan gantumg manual Efisiensi Pakan Efisiensi pakan diperoleh dengan cara menghitung pertambahan bobot badannya dibagi dengan konsumsi pakan kering. Dalam menghitung persentase efisiensi pakan dengan cara efisiensi pakan dikali 100%. Pertambahan Bobot Badan (%) Efisiensi Pakan = X 100 % Konsumsi Pakan dalam bahan kering Rasio Efisiensi Protein Rasio efisiensi protein diperoleh dengan cara menghitung pertambahan bobot badan dibagi dengan konsumsi protein kemudian dikali dengan 100%. Konsumsi protein diperoleh dengan jalan persentase kandungan protein (dari hasil analisis proksimat) dikalikan dengan konsumsi keringnya. Pertambahan Bobot Badan Rasio Efisiensi Protein = X 100 % Konsumsi Protein

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai Fermentabilitas Pakan Komplit dengan Berbagai Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November 2015 di Laboratorium Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus 2010 sampai Februari 2011 di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi untuk tahap pembuatan biomineral,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2008 sampai dengan Maret 2010 di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi, Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan 19 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai kecernanan dan fermentabilitas tanaman orok-orok secara in vitro sebagai bahan pakan yang ditanam secara tumpangsari dengan jagung manis dilaksanakan pada

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Kambing Perah, Laboratorium Industri Pakan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Prosedur MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2011 sampai Maret 2012. Pemeliharaan, pengamatan bobot badan, penyembelihan dan pengamatan sifat non karkas landak dilakukan

Lebih terperinci

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah serta Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi

Lebih terperinci

METODE. Materi. Alat. Rancangan

METODE. Materi. Alat. Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi, dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Kambing Perah, Laboratorium Industri Pakan, dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah (Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat di kandang Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder jagung hidroponik dengan media perendaman dan penggunaan dosis pupuk yang berbeda dilakukan pada tanggal

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat 10 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan. Bahan penelitian berupa hasil samping produksi karagenan diperoleh dari PT. Araminta Sidhakarya, Tangerang. Fermentasi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari Januari sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember 13 BAB III MATERI DAN METODE Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman di rumah kaca (green house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember 2014. Penanaman kedelai dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan Protein Total Fodder Jagung Hidroponik pada Umur Panen Berbeda Secara In Vitro telah dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea terhadap ketersediaan NH3, volatile fatty acids dan protein total secara in vitro dilaksanakan pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea 9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea serta Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Lepas Lambat secara In Vitro dilaksanakan pada 14 Desember 2015-9

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian (1) Kulit Pisang Nangka Matang Kulit pisang Nangka matang diperoleh dari tiga tempat yang berbeda, yaitu Pasar Tanjungsari Sumedang, Pasar Gede Bage

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di Farm dan Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Jambi, pada tanggal 28 September sampai tanggal 28 November 2016.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan selama 5 bulan (November 2011-Maret 2012). Lokasi pengamatan dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah, Departemen INTP, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xvi. DAFTAR GAMBAR... xviii. DAFTAR LAMPIRAN... xx I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA... 14

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xvi. DAFTAR GAMBAR... xviii. DAFTAR LAMPIRAN... xx I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA... 14 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xviii DAFTAR LAMPIRAN... xx I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan Penelitian... 7 1.3. Kerangka Pemikiran..... 7 1.4. Perumusan Masalah.....

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Desember 2011-Mei 2012. Penanaman hijauan bertempat di kebun MT. Farm, Desa Tegal Waru. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2016. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan (UP3) Jonggol, Laboratorium Biologi Hewan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro jerami tanaman kedelai yang ditanam dengan penyiraman air laut dan mulsa eceng gondok dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house 13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro pada 8 Mei - 24 Juli 2015 dan penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012 26 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012 yang bertempat di Desa Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai Oktober 2011 di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitan dengan judul Tampilan Protein Darah Laktosa dan Urea Susu akibat Pemberian Asam Lemak Tidak Jenuh Terproteksi dan Suplementasi Urea pada Ransum Sapi FH dilakukan

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper.

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper. Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper Ditimbang Dikeringkan dengan sinar matahari/dengan menggunakan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang untuk proses pembuatan silase daun singkong,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2008. Pembuatan biomineral dilakukan di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi, sedangkan pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan 12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang. Kegiatan penelitian ini berlangsung pada

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Singkong Villa Indah Mustika Ratu Ciawi-Bogor untuk penanaman tanaman singkong, sedangkan pembuatan silase dan pengujian kualitas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan. Pemeliharaan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2011 sampai Maret 2012 di Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan 20 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 1) Kulit Pisang Nangka Kulit pisang nangka berfungsi sebagai bahan pakan tambahan dalam ransum domba. Kulit pisang yang digunakan berasal dari pisang

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di 9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di Laboratorium Teknologi Pakan serta Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-November 2011. Pemeliharaan ternak prapemotongan dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat 36 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu mulai 8 Maret sampai 21 Agustus 2007 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang (Kandang) B Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE. Metode MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah dan Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi, Departemen Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Kandang B, Laboratorium Biologi Hewan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli sampai Oktober 2011, dan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan 14 METODE PENELITIAN Penelitian ini dibagi menjadi dua percobaan yaitu 1) Percobaan mengenai evaluasi kualitas nutrisi ransum komplit yang mengandung limbah taoge kacang hijau pada ternak domba dan 2)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc Kinerja Pencernaan dan Efisiensi Penggunaan Energi Pada Sapi Peranakan Ongole (PO) yang Diberi Pakan Limbah Kobis dengan Suplemen Mineral Zn dan Alginat Tyas Widhiastuti Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pemeliharaan ini dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B dan analisis plasma di Laboratorium Nutrisi Ternak Kerja dan Olahraga Unit

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat Bahan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat Bahan MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Penelitian

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap selama bulan April-Oktober 2010. Tahap pertama adalah proses pencekokan serbuk buah kepel dan akuades dilakukan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April 2015. Pelaksanaan penelitian pembuatan pelet calf

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pelaksanaan penelitian mulai bulan Februari 2012 sampai dengan bulan April 2012. Pembuatan pakan dilaksanakan di CV. Indofeed. Analisis Laboratorium dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan Penelitian.. Bahan Pakan Biji Sorgum Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum (Sorghum bicolor) dengan tipe grain sorghum sebanyak 5 kg

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2011. Pelaksanaan penelitian di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release 9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Pengaruh Lama Inkubasi terhadap Kemampuan Zeolit Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release secara In Vitro dilaksanakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas daging ayam kampung super dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2015 sampai dengan 3 Maret 2016

Lebih terperinci

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis. - Sampel harus representatif atau mewakili data - Sampel harus segera diproses agar tidak terjadi kerusakan - Timbangan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum 9 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Materi Penelitian.. Bahan Penelitian a. Biji Sorgum (Sorghum bicolor) Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum sebanyak 5 kg dengan umur panen yang

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DA METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak 10 BAB III MATERI DAN METODE Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak Potong dan Kerja, Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. Penelitian dilaksanakan mulai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan April 2010 di Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor dan Balai Penelitian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian lapangan dilaksanakan pada enam kawasan yaitu Nagerawe, Ndora, Lambo, Ratedao, Rendu dan Munde, yang terdiri dari sembilan desa yaitu Desa Dhereisa, Bidoa,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Kambing Perah milik Yayasan Pesantren Darul Falah Ciampea dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah dan Laboratorium Ilmu dan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium pengolahan limbah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan di Laboratorium

Lebih terperinci

METODE. Materi. Rancangan

METODE. Materi. Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 ) Bulan Lampiran 1. Data Iklim Wilayah Dramaga pada Bulan Februari hingga Mei 2011 Suhu Rata-rata ( o C) Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 ) Penguapan (mm) Kelembaban Udara (%) Februari 25.6

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September 16 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September 2012 yang bertempat di Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus. Analisis

Lebih terperinci

3 MATERI DAN METODE PENELITIAN

3 MATERI DAN METODE PENELITIAN 11 3 MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian di dilakukan pada bulan Desember 2008 sampai Juli 2009. Lokasi penelitian adalah dataran rendah kering (50 m dpl, curah hujan rata rata

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan pupuk cair dan karakteristik pupuk cair ini dilaksanakan dari bulan November sampai Desember 200 yang dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016. 21 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016. Penelitian dilaksanakan di Peternakan Sapi Perah Unit Pelaksanaan Teknis Daerah Pembibitan Ternak Unggul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Percobaan Penelitian tentang peran pemberian metionin dan linoleat pada tepung kaki ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab

Lebih terperinci

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Jerami Jagung yang dipergunakan, sebanyak 80 kg yang berasal dari limbah

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Jerami Jagung yang dipergunakan, sebanyak 80 kg yang berasal dari limbah 21 III MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian untuk Ensilase a. Jerami jagung Jerami Jagung yang dipergunakan, sebanyak 80 kg yang berasal dari limbah pemanenan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada September 2013--Oktober 2013. Pengambilan sampel onggok diperoleh di Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Tengah.

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus sampai dengan 30 September 2015. Kegiatan penelitian ini bertempat di P.T. Naksatra Kejora Peternakan Sapi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi, Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Ilmu Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di rumah kaca Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Pengujian secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. III. MATERI METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pasca Panen dan Laboratorium Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

Lampiran 3. Anova Kecernaan Bahan Kering Konsentrat (%)

Lampiran 3. Anova Kecernaan Bahan Kering Konsentrat (%) Lampiran 3. Anova Kecernaan Bahan Kering Konsentrat (%) Perlakuan 3 374,2607 124,754 6,77 7,59 4,07 Nyata Pb 1 150,5208 15,5208 8,17 11,26 5,32 Nyata Asam 1 223,6033 223,6023 12,13 Sangat Nyata PbxAsam

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. kecap dalam ransum dilaksanakan pada tanggal 28 November 28 Januari 2017.

BAB III MATERI DAN METODE. kecap dalam ransum dilaksanakan pada tanggal 28 November 28 Januari 2017. 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang kadar kimia kuning telur itik dengan penggunaan ampas kecap dalam ransum dilaksanakan pada tanggal 28 November 28 Januari 2017. Penelitian dilaksanakan di

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH Berikut diuraikan prosedur analisis contoh tanah menurut Institut Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. Pengujian Kandungan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu Tegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Departemen

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kandang Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kandang Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan yaitu pada bulan November 2009 sampai dengan Maret 2010, bertempat di kandang A, kandang sapi perah Fakultas Peternakan, Institut

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan kadar protein dan energi berbeda pada kambing Peranakan Etawa bunting dilaksanakan pada bulan Mei sampai

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi) Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi) Diambil 1 kg tepung onggok singkong yang telah lebih dulu dimasukkan dalam plastik transparan lalu dikukus selama 30 menit Disiapkan 1 liter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2012. Cangkang kijing lokal dibawa ke Laboratorium, kemudian analisis kadar air, protein,

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 12 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Karakterisasi Bahan Baku Hasil Perairan (preparasi

Lebih terperinci