BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Profitabilitas Bank Umum Syariah Pengertian rentabilitas atau profitabilitas atau dengan kata lain profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba. Laba/profit adalah selisish antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut (Warren, Reeve dan Fess, 2008:2) Laba merupakan garis bawah atau hasil kinerja akhir yang menunjukkan dampak bersih dari kebijakan dan aktivitas bank dalam satu tahun keuangan. Tren dalam stabilitas dan pertumbuhan laba adalah indikator kinerja terbaik bagi sebuah bank baik dimasa lalu maupun masa depan, Hennie dan zamir (2011:112). Menurut Toto ( 2010:138) dalam bukunya yang berjudul analisis Laporan Keuangan menjelaskan bahwa profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Pengertian laba bisa bermacam-macam, tergantung dari kebutuhan dari pengukuran laba tersebut. 8

2 9 Profitabilitas merupakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencapai keuntungan juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi, penuturan oleh Irham (2011:68) Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama neraca dan laporan rugi/laba. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut. Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Menurut Mamduh dan Abdul (2012) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menggunakan aset yang dimiliki seefisien mungkin untuk menghasilkan laba dimana rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam menggunakan asset yang dimiliki seefisien mungkin. Adapun pendapat dari Mamduh dan Abdul (2012) pengukuran yang di gunakan dalam Rasio Profitabilitas ada 3 rasio yang terkait yaitu:

3 10 a. Profit margin Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rumus: Laba bersih Profit margin = Penjualan Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang terlalu tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu atau kombinasi dari kedua hal tersebut. b. ROA ( Return On Total Aset) Analisis Return On Asset (ROA) atau sering disebut sebagai ROI (Return On Investment) atau sering diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sebegai Rentabilitas Ekonomi dimana analisis ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Rumus: Laba bersih ROA : Total Aset

4 11 Rasio yang tinggi menunjukkan perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan. c. ROE (Return On Equity) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rumus : Laba Bersih ROE : Modal Saham Jika kenaikan berasal dari net profit margin atau asset turnover, maka itu merupakan indikasi positif, karena artinya profitabilitas meningkat atau penggunaan asset semakin optimal. Namun, jika leverage meningkat padahal utang perusahaan sudah cukup tinggi, maka ini menjadi semakin beresiko. 2. Pembiayaan Murabahah a. Pengertian Murabahah Definisi Murabahah Menurut Geening and Iqbal (2011) adalah sebagai berikut: Murabahah awalnya merupakan transaksi penjual dimana pedagang membeli suatu produk dan menjualnya kepada pengguna dengan harga yang dihitung menggunakan tingkat keuntungan yang disepakati atas biaya yang dikeluarkan oleh

5 12 pedagang. Pengertian murabahah dikemukakan oleh Slamet dan Taufan (2012), Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli, dalam murabahah, bank syariah dapat bertindak sebagai penjual dan juga pembeli. Sebagai penjual apabila bank syariah menjual barang kepada nasabah, sedangkan sebagai pembeli apabila bank syariah membeli barang kepada supplier untuk dijual kepada nasabah. Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli dapat disimpulkan bahwa murabahah adalah suatu transaksi jual beli barang dimana penjual mengungkapkan harga perolehan barang tersebut di tambah dengan biaya dan margin keuntungan dan kesepakatan antara penjual dan pembeli berdasarkan syariat Islam. Pembiayaan murabahah berada pada neraca dan masuk ke dalam pos piutang sehingga dapat diartikan bahwa pembiayaan murabahah sama dengan piutang dalam Bank Konvensional. Piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbu sebagai akibat dalam neraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva lancar, oleh karena itu perlu mendapat perhatian yang cukup serius agar piutang ini dapat dikelola dengan cara yang seefisien mungkin (Gitosudarmo, 2002:81). Perusahan dalam membiayai kegiatan operasionalnya membutuhkan aliran kas, dimana proses perubahan piutang menjadi kas sangat membutuhkan perhatian yang serius.

6 13 b. Praktik pembiayaan murabahah Ascarya (2008:221) Pembiayaan murabahah dalam praktik di perbankan syariah Indonesia juga memiliki perbedaan dengan konsep klasik murabahah. Perbedaan karakteristik pokok pembiayaan murabahah dalam praktiknya di Indonesia. Tabel 2.1 Perbandingan Karakteristik Pokok Pembiayaan Murabahah Dalam Literatur Klasik dan Praktik di Indonesia Karakteristik pokok Praktik klasik Praktik di Indonesia Tujuan transaksi Kegiatan jual beli Pembiayaan dalam rangka penyediaan fasilitas / barang Tahapan transaksi Dua tahap Satu tahap Proses transaksi Penjual membeli barang dari produsen Penjual menjual barang kepada pembeli Status kepemilikan Barang telah dimiliki barang pada saat akad penjual saat akad penjualan dengan pembeli dilakukan Perhitungan tingkat Perhitungan laba menggunakan margin biaya transaksi ril (real transactionary cost) Perhitungan laba merupakan lumpsum dan wholesale. Sifat pemesanan barang oleh nasabah Tidak tertulis Dua pendapat: Mengikat dan tidak mengikat Harus transparan Bank selaku penjual dapat mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari produsen untuk dijual kembali kepada nasabah tersebut Barang belum jelas dimiliki penjual saat akad penjualan dengan pembeli dilakukan Perhitungan menggunakan benchmark atas rate yang berlaku dalam pasar uang Perhitungan laba menggunakan persentase per annum dan dihitung berdasarkan baki debet (outstanding) pembiayaan. Tertulis dan mengikat Pengungkapan harga Harus transparan pokok dan margin Tenor Sangat pendek Jangka panjang (1-5 tahun) Cara pembayaran Cash and carry Dengan cicilan (ta jil) transasksi jual-beli Kolateral Tanpa kolateral Ada kolateral / jaminan tambahan Sumber : Buchori, et al. ( 2004, dalam ascarya, 2008:222). c. Menurut Ascarya (2008:222) ada beberapa Kendala penerapan pembiayaan murabahah dan Alternatif adalah sebagai berikut:

7 14 Tabel 2.2 Kendala Penerapan Pembiayaan Murabahah dan Alternatif Solusi Kendala Alternatif solusi Terkena pajak karena termasuk jenis jual beli Menggunakan seminimal mungkin kata jual beli dan mengaitkannya dengan ketentuan perbankkan (Lax Specialiste) Terkena pajak berganda karena 2 tahap transaksi Melakukan 1 tahap transaksi; nasabah menerima barang langsung dari pemasok / penjual Klaim nasabah bahwa ia tidak berhutang Memasukkan klausul dalam perjanjian yang berkaitan kepada bank dengan undang-undang khusus perbankkan (Lax specialist) Mengkredit rekening nasabah dan mendebetnya kembali untuk membayar kepada penjual pertama setelah nasabah memberikan surat kuasa mendebet rekening Tidak ada referensi biaya Menggunakan tingkat rata-rata bagi hasil PUAS Menyusun indeks harga berbagai industri Sumber : Buchori, et al. ( 2004, dalam ascarya, 2008:222). d. Beberapa devisiasi pembiayaan murabahah yang harus digaris bawahi menurut Ascarya (2008:223) adalah sebagai berikut: 1). Kurangnya informasi dari pihak bank untuk menjelaskan secara penuh esensi dari pembiayaan murabahah dan keterangan lain yang berkaitan dengan keberadaan produk tersebut. 2). Dalam pembiayaan murabahah, pengikatan akad jual beli umumnya dilakukan mendahului kepemilikkan barang oleh bank. Hal ini jelas telah menyalahi baik prinsip fiqih itu sendiri maupun hukum universal bahwa hak menjual merupakan hak turunan dari kepemilikan. 3). Dalam pembiayaan murabahah terdapat praktik perwakilan / wakalah yang secara esensi telah menyalahi dua prinsip, yaitu pertama esensi penjual yang memiliki kewajiban dan kesanggupan untuk menyediakan barang; dan kedua, esensi murabahah itu sendiri (murabahah:

8 15 kesepakan untuk membelikan barang untuk pihak ketiga yang memesan, dengan transparansi harga pokok dan margin). 4). Dalam pembiayaan murabahah terdapat praktik pencairan dana pembiayaan ke rekening nasabah yang selanjutnya nasabah diminta untuk melakukan pembayaran kepada supplier. Hal ini akan menimbulkan kesan adanya transaksi utang piutang antara bank dan nasabah, dan bukan transaksi jual beli. 3. Pembiayaan Mudharabah a. Pengertian Mudharabah Greening dan Iqbal (2011:25) berpendapat mudharabah adalah perjanjian pendanaan berbasis kepercayaan dimana seorang investor memercayakan modal kepada agen untuk melaksanakan sebuah proyek. Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Dalam prakteknya penyaluran dana pada bank syariah menggunakan prinsip syariah. Salah satu prinsip syariah tersebut adalah prinsip bagi hasil. Dalam penelitian ini mudharabah merupakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Sedangkan menurut Wasilah (2008:130) dalam bukunya menggunakan mudharabah adalah: akad kerja sama usaha antara pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut

9 16 kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si pemilik dana kecuali disebabkan misconduct, negligence atau violation oleh pengelola dana. Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli dapat disimpulkan bahwa Mudharabah adalah suatu kerjasama pendanaan usaha yang berdasarkan kepercayaan dimana keuntungan dan kerugian dari usaha tersebut dikemukakan diawal perjanjian. b. Praktik pembiayaan Mudharabah Ascarya (2008:219) Pembiayaan mudharabah dalam praktik di perbankan syariah indonesia juga tidak sama persis dengan konsep klasik mudharabah. Perbedaan karakteristik pokok pembiayaan mudharabah dalam praktiknya di Indonesia. Tabel 2.3 Perbandingan Karakteristik Pokok Pembiayaan Mudharabah Dalam Literatur Klasik dan Praktik di Indonesia Karakteristik pokok Praktik klasik Praktik di Indonesia Tujuan transaski Investasi dengan pihak lain Pembiayaan/Penyediaan fasilitas (mudharib) Pengelola usaha Mudharib Nasabah (mudharib) Pembagian hasil Profit and Loss sharing Revenue Sharing Penentuan nisbah bagi hasil Nisbah bagi hasil tetap selama periode perjanjian Nisbah bagi hasil dapat berubah selama periode perjanjian (multiple sharing ratio) dan ditetapkan dalam akad diawal periode kontrak Pembayaran pokok Dilakukan satu kali diakhir periode Dilakukan satu kali diakhir periode, atau Diangsur Pembayaran bagi hasil Dilakukan satu kali diakhir Diangsur periode Profit rate Dihitung satu kali diakhir periode atas dasar 100% nilai penempatan dana investor sejak awal periode perjanjian Dalam hal terjadi kerugian Kolateral Tanpa jaminan Dengan jaminan Sumber : Buchori, et al. ( 2004, dalam ascarya, 2008:222). Dihitung atas dasar dana awal yang masih (dan dianggap) digunakan oleh nasabah Untuk satu kali angsuran pokok: Untuk pokok yang diangsur Bagi hasil dibayar periodik sesuai dengan periode angsuran pokok dan profit rate dihitung dari jumlah nominal bagi hasil per dana 100% atau Bagi hasil dibayar periodik sesuai dengan periode angsuran pokok dan profit rate dihitung dari jumlah nominal dari bagi hasil yang di discount karena menurunnya share dana bank dalam usaha nasabah (decreasing participation)

10 17 c. Menurut Ascarya (2008:220) ada beberapa Kendala penerapan pembiayaan mudharabah dan Alternatif adalah sebagai berikut: Tabel 2.4 Kendala Penerapan pembiayaan Mudharabah dan Alternatif Solusi Kendala Kesulitan menarik kembali dana apabila terjadi wan prestasi Kesulitan perhitungan keuntungan / bagi hasil karena cicilan pengembalian dana Tidak boleh ada jaminan Alternatif solusi Menyewa konsultan appraisal untuk menilai asset yang masih tersedia untuk dikembalikan kepada bank Harus ada kesepakatan dana pokok yang dicicil oleh nasabah menjadi tabungan beku, yang tidak diakui sebagai cicilan pokok Mencari jaminan dari pihak ketiga Sumber : Buchori, et al. ( 2004, dalam ascarya, 2008:220) d. Beberapa devisiasi pembiayaan mudharabah yang harus digaris bawahi menurut Ascarya (2008:221) adalah sebagai berikut: 1). Kurangnya informasi dari pihak bank untuk menjelaskan secara penuh esensi dari pembiayaan mudharabah dan keterangan lain yang berkaitan dengan keberadaan produk tersebut. 2). Dalam proses permohonan pembiayaan mudharabah maupun musyarakah, titik berat analisis masih lebih terfokus pada analisis kemampuan bayar dan keberadaan jaminan. Analisis usaha yang merupakan esensi dari suatu kegiatan esensi, juga telah dilakukan walaupun dalam kapasitas terbatas. Dengan demikian, kesan utang piutang masih lebih kuat terasa dibandingkan kesan investasi.

11 18 3). Tingkat efektif pengenaan denda dalam pembiayaan mudharabah maupun musyarakah yang dikaitkan dan / atau disamakan dengan tingkat efektif NBH, dikhawatirkan akan tergolong pada riba fadhal. B. PENELITIAN TERDAHULU 1. Fauzan, Muhammad dan Darwanis (2012), dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh tingkat resiko pembiyaan musyarakah dan pembiayaan murabahah terhadap tingkat profitabilitas bank syariah diperoleh kesimpulan secara simultan resiko pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas bank syariah Banda Aceh. Dan secara parsial menunjukkan bahwa resiko pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas bank syariah Banda Aceh. 2. Okky, Dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh pembiayaan murabahah dan pembiayaan bermasalah terhadap Return On Asset diperoleh kesimpulan pembiayaan murabahah secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya. Sedangkan secara simultan pembiayaan murabahah dan pembiayaan bermasalah berpengaruh signifikan terhadap ROA. 3. Penelitian yang dilakukan Yesi (2013), dengan judul pengaruh pembiayaan musyarakah, mudharabah dan murabahah terhadap profitabilitas diperoleh kesimpulan pembiayaan mudharabah secara parsial tidak berpengaruh

12 19 signifikan terhadap profitabilitas dan pembiayaan musyarakah, mudharabah dan murabahah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. 4. Aulia dan Ridha (2011). Dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh pembiayaan bagi hasil, dan rasio non performing financing terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia diperoleh kesimpulan secara simultan pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil dan rasio NPF berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan melalui ROA. Secara parsial pembiayaan jual beli dan NPF berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. 5. Imam dan Aji, Dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh tingkat pembiayaan mudharabah terhadap tingkat rasio profitabilitas pada koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) manfaat surabaya diperoleh kesimpulan pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Secara parsial mudharabah berpengaruh sedikit terhadap ROA.

13 20 Tabel 2.5 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Variabel Variabel Metode Hasil Independen Dependen Analisis 1. Fauzan, Muhammad& Darwis Okky Yesi Aulia, Ridha Imam dan Aji 2013 Pengaruh tingkat resiko pembiayaan musyarakah dan pembiayaan murabahah terhadap tingkat profitabilitas bank syariah (studi pada Bank Aceh Syariah Cabang Banda Aceh) Pengaruh pembiayaan murabahah dan pembiayaan bermasalah terhadap Return On Asset (studi kasus PT. Bank Syariah Mandiri kantor cabang Tasikmalaya) pengaruh pembiayaan musyarakah, mudharabah dan murabahah terhadap profitabilitas pengaruh pembiayaan bagi hasil, dan rasio non performing financing terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia pengaruh tingkat pembiayaan mudharabah terhadap tingkat rasio profitabilitas pada koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) manfaat surabaya Tingkat resiko pembiayaan musyarakah dan tingkat resiko pembiayaan murabahah Pembiayaan murabahah dan pembiayaan bermasalah Pembiayaan musyarakah Pembiayaan mudharabah Pembiayaan murabahah Pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil, NPF Pembiayaan mudharabah profitabilitas ROA profitabilitas ROA profitabilitas Regresi linier berganda Metode deskriptif Analisis korelasi Regresi linier berganda Regresi berganda secara simultan resiko pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas bank syariah Banda Aceh. Dan secara parsial menunjukkan bahwa resiko pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas bank syariah Banda Aceh. pembiayaan murabahah secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya. Sedangkan secara simultan pembiayaan murabahah dan pembiayaan bermasalah berpengaruh signifikan terhadap ROA pembiayaan musyarakah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, pembiayaan mudharabah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan pembiayaan musyarakah, mudharabah dan murabahah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. kesimpulan secara simultan pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil dan rasio NPF berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan melalui ROA. Secara parsial pembiayaan jual beli dan NPF berpengaruh signifikan positif terhadap ROA pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Secara parsial mudharabah berpengaruh sedikit terhadap ROA

14 21 C. RERANGKA PEMIKIRAN 1. Hubungan pembiayaan murabahah dengan ROA Pembiayaan murabahah masih mendominasi sebagian besar pembiayaan pada Bank Umum Syariah. Sehingga pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sehingga semakin besar pembiayaan mudharabah akan meningkatkan ROA dan sebaliknya jika menurunnya pembiayaan yang disalurkan maka menurun pula ROA. Namun Bank harus memperhitungkan bila terjadi kredit macet atas pembiayaan tersebut seperti penelitian yang dilakukan oleh Okky (2013). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembiayaan murabahah dan pembiayaan mudharabah yang mempengaruhi Profitabilitas bank Umum Syariah. Dimama variabel profitabilitas diukur dengan ROA untuk mengetahui kinerja asset yang dimiliki oleh Bank Umum Syariah tersebut dalam memperoleh keuntungan. 2. Hubungan pembiayaan mudharabah dengan ROA Menurut penelitian dari Imam dan Aji (2013), pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Secara parsial mudharabah berpengaruh sedikit terhadap ROA, karena pembiayaan yang disalurkan oleh bank semakin baik profitabilitas bank tersebut hanya mempengaruhi sebagian kecil dari laba/nisbah yang diterima Bank namun harus diperhatikan pula tingkat kegagalan pengembalian investasi. Sehingga dapat dirumuskan, Y=f(X 1 ). Menurut penelitian Imam dan Aji (2013), pembiayaan mudharabah tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, karena semakin tinggi pembiayaan

15 22 mudharabah ini mempengaruhi peningkatan ROA, sehingga dapat dirumuskan, Y=f(X 2 ). Dari teori dan penelitian terdahulu yang ada sehingga dapat dibuat kerangka pemikiran secara simultan pembiayaan murabahah dan pembiayaan mudharabah berpengaruh terhadap ROA sehingga dapat dirumuskan: Y = f (X 1,X 2 ) Keterangan: Y = ROA X 1 = Pembiayaan Murabahah X 2 = Pembiayaan Mudharabah D. HIPOTESIS a. Pengembangan Hipotesis Murabahah awalnya merupakan transaksi penjual dimana pedagang membeli suatu produk dan menjualnya kepada pengguna dengan harga yang dihitung menggunakan tingkat keuntungan yang disepakati atas biaya yang dikeluarkan oleh pedagang Greening and Iqbal (2011). Produk pembiayaan murabahah merupakan produk yang mendominasi pembiayaan dan menjadi produk andalan yang mempengaruhi tingkat Asset perbankan syariah. Semakin besar pembiayaan murabahah yang disalurkan, maka bank syariah akan memperoleh margin keuntungan yang besar. Margin keuntungan sebagai pendapatan keuntungan bank syariah pada akhirnya dapat berpengaruh pada

16 23 tingkat ROA yang merupakan suatu indikator penilaian kinerja suatu bank syariah (Okky, 2013) hasil penelitian yang sama dengan Wicaksana (2011) menunjukkan bahwa semakin tinggi pembiayaan murabahah yang merupakan salah satu jenis pembiayaan jual beli, maka semakin tinggi profitabilitas bank umum syariah yang diproksikan dengan Return on Asset. Sedangkan Muhamad (2009) pembiayaan jual beli tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA. Sedangkan pembiayaan jual beli berpengaruh positif terhadap profitabilitas yang terjadi karena selama ini paling popular sehingga dapat mark up pendapatan perbankan. Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 : pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah Greening dan Iqbal (2011:25) berpendapat mudharabah adalah perjanjian pendanaan berbasis kepercayaan dimana seorang investor memercayakan modal kepada agen untuk melaksanakan sebuah proyek. Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah dalam jumlah besar dapat membawa hasil yang menguntungkan bagi pihak bank, jika penyaluran pembiayaan tersebut dalam pengembaliannya berjalan dengan lancar. Secara simultan pembiayaan Mudharabah berpengaruh signifikan terhadap ROA dan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA (Yesi, 2013). Menurut wicaksana (2011) produk pembiayaan pada bank syariah merupakan earing asset yang memiliki peranan besar dalam kenaikan profitabillitas. Pembiayaan

17 24 mudharabah berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Secara simultan variabel pembiayaan mudharabah berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Manajemen kredit atau pengelolaan pembiayaan perlu dilaksanakan dengan baik dan tepat untuk mencegah pembiayaan bermasalah, dengan manajemen pembiayaan yang bagus maka perbankan syariah dapat memberikan pembiayaannya kepada debitur yang tepat dan dengan jenis usaha yang produktif. Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2 : pembiayaan mudharabah berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah. b. Kerangka Konseptual Dari kerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis yang telah di jabarkan diatas, antara variabel yang diteliti dapat digambarkan dalam model konseptual sebagai berikut: Pembiayaan Murabahah Pembiayaan Profitabilitas (ROA) Mudharabah Gambar 2.1 Model Konseptual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di dunia tetapi jauh tertinggal oleh Inggris dalam penerapan ekonomi syariahnya. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah dalam beberapa tahun belakangan mengakibatkan persaingan diantara lembaga keuangan dengan basis syariah maupun konvensional. Bank

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu yang memiliki topik yang sama. Penelitian tersebut antara lain : 2.1.1 Susi

Lebih terperinci

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004),

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004), BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Pendapatan/Laba Teori Pendapatan/Laba adalah pendapatan bersih yang di lihat dari selisih antara pendapatan total perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pembiayaan Dua fungsi utama bank syariah adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Undang-Undang nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Undang-Undang nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang-Undang nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan menyatakan bahwa Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perekonomian dunia saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Jika dilihat dari pendanaan, hampir semua aktivitas pendanaan menggunakan perbankan

Lebih terperinci

PENGARUH NON PERFORMING FINANCE

PENGARUH NON PERFORMING FINANCE PENGARUH NON PERFORMING FINANCE (NPF) PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN NON PERFORMING FINANCE (NPF) PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH ( Studi Kasus pada PT.Bank Syariah Mandiri tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produktif, bebas dari hal-hal yang tidak jelas (gharar), berprinsip keadilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produktif, bebas dari hal-hal yang tidak jelas (gharar), berprinsip keadilan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Syariah Bank syariah adalah lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba),

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja keuangan Bank Muamalat Bank Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Syariah Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semakin memburuknya keadaan perekonomian di Indonesia yang di tandai dengan penurunan nilai tukar rupiah, maka masyarakat mulai banyak mencari penghasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1997, Indonesia mengalami krisis moneter yang mampu merubah perekonomian menjadi sangat terpuruk. Hal ini berakibat kepada perusahaanperusahaan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Perbankan Syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan dengan pesat dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan jumlah uang beredar dengan kenaikan harga-harga umum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan jumlah uang beredar dengan kenaikan harga-harga umum. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Irving Fisher Teori ini berpandangan bahwa terdapat hubungan langsung antara pertumbuhan jumlah uang beredar dengan kenaikan harga-harga umum. Teori kuantitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA x BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Bank Syariah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Islam saat ini berkembang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah di Indonesia dan Negara lainnya. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan merupakan salah satu instrumen yang penting dalam ekonomi modern, terutama dalam pembangunan suatu negara di bidang ekonomi. Bank memiliki peran sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Banyak kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari. masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari. masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank dalam kehidupan masyarakat modern merupakan lembaga yang sulit untuk dihindari keberadaannya, sehingga menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat. Bank

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bank Syariah Perbankan syariah dalam dunia internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah), A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank syariah melakukan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat, dana yang telah dihimpun kemudian akan disalurkan kembali kepada nasabah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas Sebagaimana dengan Bank Umum lainnya, tugas utama Bank Syariah dalam upaya pencapaian keuntungan adalah dengan mengoptimalkan laba, meminimalkan risiko dan menjamin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN USAHA KECIL DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS KJKS MULTIJASA SUBAH BATANG

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN USAHA KECIL DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS KJKS MULTIJASA SUBAH BATANG BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN USAHA KECIL DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS KJKS MULTIJASA SUBAH BATANG A. ANALISIS PEMBIAYAAN USAHA KECIL DI KJKS MULTIJASA SUBAH BATANG Dari hasil wawancara yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan dari para pelaku ekonomi yang menjalankan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya bank berbasis syariah. Disusul lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, pengembangan sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil dan sektor moneter. Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Perbankan Syariah 2.1.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Perbankan Syariah Perbankan syariah bergerak menggunakan sistem berbasis ekonomi Islam. Muhammad (2013:178) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank bersangkutan (Frianto, 2012:71).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank bersangkutan (Frianto, 2012:71). 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Pembiayaan Struktur pembiayaan adalah upaya untuk mengatur suatu pembiayaan sehingga tujuan dan jenis pembiayaan yang

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah Terdapat tiga jenis pembiayaan di bank syariah yaitu: a. pembiayaan berbasis bagi hasil. b. pembiayaan berbasis jual beli. c. pembiayaan berbasis sewa beli. Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negaranegara barat. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Lely 2008:309)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Lely 2008:309) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya pendirian dan perkembangan bank syariah di dunia telah memberikan alternatif baru bagi konsumen pengguna jasa perbankan untuk menikmati produk-produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan i BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Menurut UU Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, perbankan nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehidupan perekonomian di dunia sampai saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua aktivitas perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan syariah di Indonesia telah diperkenalkan selama lebih dari dua dekade, metode pendekatan syariah islam dapat memberikan alternatif bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapainya, secara umum tujuan dari didirikannya perusahaan adalah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kesimpulan yang dapat diambil yaitu sebagai berikut : a. Pengaruh tabungan mudharabah terhadap ROA

BAB V PENUTUP. kesimpulan yang dapat diambil yaitu sebagai berikut : a. Pengaruh tabungan mudharabah terhadap ROA 75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dijelaskan diatas peneliti akan menarik sebuah kesimpulan berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan pada bab satu, dan juga berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah di Indonesia tengah menjamur dimana-mana. Bank-bank konvensional di Indonesia banyak membuka Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Umum Syariah (BUS).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-embel Islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembiayaan dalam perbankan syariah menurul Al-Harran (dalam Ascarya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembiayaan dalam perbankan syariah menurul Al-Harran (dalam Ascarya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori dalam perbankan syariah menurul Al-Harran (dalam Ascarya, 2007 : 122) dapat dibagi tiga, yaitu: 1. Return bearing financing, yaitu bentuk pembiayaan yang secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Tujuan utama perusahaan ialah untuk memperoleh laba guna menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya dilihat dari seberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir, 2007)

TINJAUAN PUSTAKA. memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir, 2007) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Bank Pengertian bank yaitu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah penghimpun dana dari masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diantara berbagai kebijaksanaan ekonomi yang dilaksanakan pemerintah, bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian pemerintah karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diartikan sebagai cara yang ilmiah dalam mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diartikan sebagai cara yang ilmiah dalam mendapatkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian diartikan sebagai cara yang ilmiah dalam mendapatkan data untuk menemukan sesuatu yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini, digunakan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Bank Syariah Menurut Undang undang nomor 10 Tahun 1998, Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Fundamental Teori fundamental adalah teori yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teori ini menitikberatkan pada rasio finansial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu Negara, khususnya di bidang pembiayaan perekonomian. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang akan dilakukan ini merujuk pada penelitian yang terdahulu yang telah dilakukan: 1. Prastanto (2013) Pada penelitian yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga yang mempunyai peran utama dalam pembangunan suatu negara. Peran ini terwujud dalam fungsi bank sebagai lembaga intermediasi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perbankan syariah di Indonesia terus berkembang pesat. Dalam waktu yang relatif singkat, perbankan syariah telah mampu memperlihatkan kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil dan sektor moneter. Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/ perbankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Siklus Hidup Perusahaan Siklus hidup perusahaan adalah suatu grafik yang menggambarkan riwayat perusahaan sejak perusahaan itu berdiri sampai dengan ditarik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembangunan perekonomian tidak dapat lepas dari sektor perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Dasar atau acuan yang berupa temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN PUSTAKA. dikembangkan berlandaskan pada Al Qur an dan Al-Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank

BAB II TUJUAN PUSTAKA. dikembangkan berlandaskan pada Al Qur an dan Al-Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank BAB II TUJUAN PUSTAKA 2.1 Tinjuan Pustaka 1. Tinjuan umum perbankan syariah a. Pengertian bank syariah Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan prinsip wadiah maupun prinsip mudharabah atau di sebut juga dengan. prinsip bagi hasil, prinsip ujroh, dan akad pelengkap.

BAB I PENDAHULUAN. dengan prinsip wadiah maupun prinsip mudharabah atau di sebut juga dengan. prinsip bagi hasil, prinsip ujroh, dan akad pelengkap. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran bank baik Bank umum syariah maupun Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) syariah adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Penghimpunan dana dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam menstabilkan perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga intermediasi yang mempertemukan antara pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas (ROA) Bank

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas (ROA) Bank BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Syariah Mandiri Hasil pengujian Uji t data di atas dapat diketahui dari tabel Coefficient menunjukkan bahwa Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Bank syariah secara umum bertujuan untuk mendorong dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Bank syariah secara umum bertujuan untuk mendorong dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bank syariah secara umum bertujuan untuk mendorong dan mempercepat kemajuan ekonomi suatu masyarakat dengan melakukan kegiatan perbankan, finansial, komersial,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan ekonomi syariah. Perkembangan bank syariah di Indonesia secara umum cukup menggembirakan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh orang islam yang ingin terhindar dari transaksi bank yang dipandang mengandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Eksistensi perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah cabang, dan sebagainya. Profitabilitas adalah hasil bersih dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah cabang, dan sebagainya. Profitabilitas adalah hasil bersih dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas menurut Sofyan (2007) merupakan gambaran kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan sumber yang ada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sutrisno (2003: 266) Rasio profitabilitas merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sutrisno (2003: 266) Rasio profitabilitas merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Rasio Profitabilitas 2.1.1.1 Pengertian Rasio Profitabilitas Menurut Sutrisno (2003: 266) Rasio profitabilitas merupakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Adha dan Ratna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dikembangkan berlandaskan Al-qur an dan hadist Nabi Muhammad SAW untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dikembangkan berlandaskan Al-qur an dan hadist Nabi Muhammad SAW untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata syariah berasal dari bahasa Arab, dari kata syara a, yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata syariah berasal dari bahasa Arab, dari kata syara a, yang berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perbankan Syariah Kata syariah berasal dari bahasa Arab, dari kata syara a, yang berarti jalan, cara dan aturan. Syariah digunakan dalam arti luas dan sempit.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Profitabilitas a. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis kinerja manajemen, tingkat profitabilitas akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan suatu sisi kehidupan yang tidak terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan suatu sisi kehidupan yang tidak terpisahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian merupakan suatu sisi kehidupan yang tidak terpisahkan dari dimensi kehidupan umat manusia. Sistem perekonomian yang sangat melekat adalah sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) pada

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetian Bank berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 Bank adalah badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetian Bank berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 Bank adalah badan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank Pengetian Bank berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. INTI kurang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia, peningkatan pertumbuhan pada sektor ekonomi perbankan juga terjadi. Saat ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Bank Kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik tampilan keuangan berdasarkan sasaran, standar dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan (financial statement) akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal, keadilan sosial ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal, keadilan sosial ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bank syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi dan tujuan penting dalam perekonomian. Fungsi dan tujuan Bank Umum Syariah meliputi kemakmuran

Lebih terperinci