KEPALA DESA BLAMBANGAN KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN DESA BLAMBANGAN NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPALA DESA BLAMBANGAN KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN DESA BLAMBANGAN NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG"

Transkripsi

1 KEPALA DESA BLAMBANGAN KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN DESA BLAMBANGAN NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA BLAMBANGAN, Menimbang : a. Bahwa untuk menjamin tercapainya tujuan pemerintah desa dan agar kegiatan pembangunan desa berjalan efektif, efisien dan terarah dalam jangka waktu 6 (enam) tahun dan sebagai penjabaran visi, misi dan program Kepala Desa perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) Desa Blambangan Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara. b. Bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a diatas perlu ditetapkan dengan Peraturan Desa tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) Desa Blambangan Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 2005; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional; 3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5539; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa 1

2 yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5558; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa; 8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Program Jawa Tengah; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banjarnegara ; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 10 tahun 2009 tentang Perencanaan Pembangunan Desa; 11. Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 432 tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan APBDesa, Perubahan APBDesa dan Pertanggungjawaban APBDesa 12. Peraturan Desa Blambangan Nomor 143/8/VIII/2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa. 13. Keputusan Kepala Desa Nomor: 143/102/X/2014 tentang Pembentukan Tim Penyusun RPJMDesa Desa Blambangan DENGAN KESEPAKATAN BERSAMA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BLAMBANGAN DAN KEPALA DESA BLAMBANGAN MEMUTUSKAN Menetapkan : Peraturan Desa tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) Desa Blambangan Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Desa ini yang di maksud dengan : 1. Desa adalah desa Blambangan 2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia 3. Pemerintah Desa adalah Desa Blambangan 4. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil 2

3 dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat 5. Daerah adalah Kabupaten Banjarnegara 6. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. 7. Bupati adalah Bupati Banjarnegara 8. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah. 9. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa. 10. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. 11. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah. 12. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. 13. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. 14. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa. 15. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis. 16. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa dan selanjutnya disingkat Musrenbang Desa adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan desa dan kelurahan (pihak berkepentingan untuk mengatasi permasalahan dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah). 17. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten di Kecamatan yang selanjutnya disingkat Musrenbang RKPD Kabupaten di Kecamatan adalah forum musyawarah stakeholders Tingkat Kecamatan untuk mendapatkan masukan prioritas kegiatan dari Desa serta menyepakati kegiatan lintas Desa di wilayah Kecamatan tersebut, sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten. 18. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat (RPJM Desa) adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun yang memuat visi dan misi Kepala Desa, rencana penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat dan arah kebijakan pembangunan Desa; 3

4 19. Rencana Kerja Pemerintah Desa yang selanjutnya disebut RKP Desa merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang memuat rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat Desa. 20. Kondisi Obyektif Desa adalah kondisi yang menggambarkan situasi yang ada di Desa, baik mengenai sumber daya manusia, sumber daya alam, maupun sumber daya lainnya, serta dengan mempertimbangkan, antara lain, keadilan gender, pelindungan terhadap anak, pemberdayaan keluarga, keadilan bagi masyarakat miskin, warga disabilitas dan marginal, pelestarian lingkungan hidup, pendayagunaan teknologi tepat guna dan sumber daya lokal, pengarusutamaan perdamaian, serta kearifan lokal. 21. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APBDesa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa, yang dibahas dan disepakati bersama oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. 22. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. 23. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus. 24. Profil Desa adalah gambaran menyeluruh mengenai karakter desa yang meliputi data dasar keluarga, potensi sumber daya alam, sumberdaya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana, serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi di desa. 25. Visi adalah Gambaran tentang Kondisi Ideal Desa yang diinginkan. 26. Misi adalah pernyataan tentang sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga Visi dapat terwujud secara efektif dan efisien. BAB II SISTEMATIKA Pasal 2 RPJMDesa Desa Blambangan Tahun disusun dengan sistematika sebagai berikut : a. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Tujuan dan Manfaat b. BAB II PROFIL DESA A. Legenda dan Sejarah Desa B. Kondisi Umum Desa C. SOTK Desa c. BAB III PROSES PENYUSUNAN RPJM Desa 4

5 A. Sosialisasi B. Musdus C. Lokakarya Desa D. Musyawarah Desa E. Musrenbang RPJM Desa d. BAB IV : RUMUSAN PRIORITAS MASALAH A. Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa B. Bidang Pelaksanaan Pembangunan C. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan D. Bidan Pemberdayaan Masyarakat Desa e. BAB V : VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA, ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DESA SERTA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATIF A. Visi B. Misi C. Arah Kebijakan Pembangunan Desa D. Arah Kebijakan Keuangan Desa E. Program dan Kegiatan Indikatif f. BAB VI. PENUTUP g. LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Matrik Program Kegiatan Skala Desa 2. Matrik Program Kegiatan Kawasan Perdesaan 3. Matrik Program Kegiatan Supra Desa 4. Pengkajian Keadaan Desa (Sketsa Desa, Kalender Musim, Diagaram Kelembagaan) 5. Berita Acara Musyawarah (Sosialisasi,Musdus,Lokakarya, Musyawarah Desa, Musrenbangdes) 6. Undangan dan Daftar Hadir Musyawarah (Sosialisasi, Musdus, Lokakarya, Musyawarah Desa, Musrenbangdes) 7. Notulen Musyawarah (Sosialisasi,Musdus,Lokakarya, Musyawarah Desa, Musrenbangdes) 8. Peta Desa 9. Foto Kegiatan/Foto Desa (Sosialisasi,Musdus,Lokakarya, Musyawarah Desa, Musrenbangdes) Pasal 3 Sistematika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan landasan dan pedoman bagi pemerintah desa untuk penyusunan RPJM Desa dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Desa ini. Pasal 4 RPJM Desa Tahun merupakan landasan dan pedoman bagi Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam Pelaksanaan pembangunan 6 (enam) tahun. Pasal 5 5

6 Berdasarkan Peraturan Desa ini disusun Rencana Kerja Pemerintah Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Desa dan merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Pasal 6 RKP Desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 merupakan landasan dan pedoman bagi pemerintah desa dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa serta dalam pelaksanaan pembangunan desa. Pasal 7 Rencana kegiatan pada RPJM Desa dapat diadakan perubahan apabila terjadi bencana alam dan/atau keadaan darurat lainnya, dengan menyusun perubahan RPJM desa yang dituangkan dalam Peraturan Desa. Pasal 8 (1) Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Kepala Desa. (2) Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa. Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Blambangan Pada tanggal Desember 2015 Kepala Desa Blambangan Diundangkan di Desa Blambangan pada tanggal... SEKRETARIS DESA BLAMBANGAN H A R Y O T O YULIATI LEMBARAN DESA BLAMBANGAN TAHUN. NOMOR. 6

7 Lampiran : Peraturan Desa Blambangan Nomor :.. Tanggal : Desember 2015 Tentang : RPJMDesa Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Reformasi penyelenggaraan otonomi pemerintahan dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, yang selanjutnya diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun Inti dari reformasi penyelengaraan pemerintahan adalah adanya perubahan tatanan sistem pemerintahan menuju tata pemerintahan yang baik (good governance). Desa adalah unit pemerintahan terbawah dalam struktur organisasi Pemerintahan Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa desa pada hakekatnya merupakan gambaran riil kehidupan bangsa dan negara di bidang ideologi, politik, sosial, budaya, pertahanan, keamanan dan agama. Apabila melihat kenyataan bahwa kurang lebih 70% penduduk tinggal di desa-desa, maka keberhasilan pembangunan masyarakat didesa akan memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah. Sehubungan dengan hal itu maka penyelengggaraan pemerintahan desa harus terus diupayakan untuk mengoptimalkan pelaksanaan kewenangan yang dimilikinya, baik yang mencakup urusan pemerintahan yang ada berdasarkan hak asal usul desa, urusan yang menjadi kewenangan desa karena pelimpahan dari kabupaten/ kota, tugas pembantuan, maupun urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa berdasarkan peraturan perundang-undangan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) merupakan dokumen perencanaan yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Desa (hasil pemilihan kepala desa secara langsung oleh rakyat) yang penyusunannya berpedoman kepada RPJMDaerah dan memperhatikan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat desa. Secara subtansial RPJMDesa merupakan rencana pembangunan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman kepada 7

8 RPJMDaerah dan memperhatikan aspirasi masyarakat desa yang memuat arah kebijakan, keuangan desa strategi pembangunan desa, kebijakan umum yang disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RPJMDesa ini disusun dengan berpedoman kepada Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2012 tentang RPJMDaerah Kabupaten Banjarnegara Dalam penyusunan mempertimbangkan agenda-agenda pembangunan sebelumnya yang dirasa kinerja saat ini belum seluruhnya tuntas penyelesaian masalahnya seperti pendidikan, ekonomi, rakyat, kesehatan, infrasturktur, lingkungan, kemiskinan, pengangguran, pemerintahan dsb LANDASAN HUKUM Penyusunan RPJMDesa ini berpedoman/ mengacu pada peraturan perundang-undangan yang meliputi : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 2005; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional; 3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa; 8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Program Jawa Tengah; 8

9 9. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banjarnegara ; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 10 Tahun 2009 tentang Perencanaan Pembangunan Desa; 11. Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 432 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan APBDesa, Perubahan APBDesa dan Pertanggungjawaban APBDesa; 12. Peraturan Desa Blambangan Nomor 143/8 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa. 13. Tim penyusun RPJMDesa Desa Blambangan TUJUAN Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menggali secara objektif, lengkap dan cermat tentang : Potensi desa Permasalahan yang dihadapi masyarakat Kebutuhan masyarakat. 9

10 BAB II PROFIL DESA 2.1. LEGENDA DAN SEJARAH Sejarah Desa Blambangan Dasar cerita dari mulut ke mulut orang tua terdahulu, dahulu ada seorang prajurit dari Pangeran Diponegoro yang melarikan diri dan pada waktu itu bertempat tinggal di Desa Medingin yang bernama Arsadrana, dan pada tahun 1871 diadakan pengukuhan Kepala Desa yang bernama Minak Jinggo. Desa Blambangan adalah sebuah desa yang penduduknya sangat beraneka ragam baik kultur budaya maupun adat istiadatnya. Sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah bercocok tanam ada sebagian kecil yang menjadi pegawai sipil dan berwiraswasta. Pada waktu itu banyak masyarakat yang berperilaku yang tidak baik seperti perjudian, pencuri dan wanita tuna susila sehingga banyak terjadi kekerasan bahkan mengacu pada pembunuhan. Dalam sistem pemerintahan sering berganti-ganti kepala desa karena belum ada figur yang mampu dan menjadi kepala desa, muncul Kyai Sabuk Alu yang menjadi Kepala Desa asal diganti dengan nama Minak Jingga yang terkenal sampai sekarang. Kemungkinan muncul nama Blambangan karena Nama Minak jingga sendiri dari sejarah yang ada berasal dari Kerajaan Blambangan karena itu dibawah kepemimpinannya desa ini disebut menjadi Desa Blambangan. Selanjutnya gambaran tentang sejarah Kepemimpinan Desa Blambangan dalam masa ke masa : No. Tahun Kepala Desa Masa Jabatan Keterangan Arsadrana 25 Sembungsemi Wangsamenggala 4 Sembungsemi Arsadiwirya 28 Pejaten Burhan 3 Kuwondogiri Atmodiharjo 6 Kuwondogiri Kramadiwirya 3 Tawangsari/Jurang Abdul Sakur 6 Pejaten Abdullah Sirod 6 Tawangsari/Jurang Suyitno Arsadiwirya 25 Pejaten Sri Sulasmini Ch. 12 Pejaten 10

11 Suradik 11 Kuwondogiri Kusneri 6 Tawangsari Badrussalam 14 Tawangsari 2.2 KONDISI UMUM DESA Kondisi Geografi dan Demografi Desa Blambangan Desa Blambangan merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Bawang. memiliki luas wilayah sekitar Ha dan dihuni penduduk sekitar jiwa dari jumlah Kepala Keluarga sebanyak KK. Kondisi geografi dan demografi Desa Blambangan dapat kita uraikan sebagai berikut : 1. Luas dan batas desa. Desa Blambangan mempunyai luas wilayah hektar dengan batas-batas: Sebelah selatan : Desa Gemuruh Sebelah barat : Desa Bandingan Sebelah utara : Waduk PLTA Mrica Sebelah timur : Desa Pucang 2. Tata guna tanah. Tata guna tanah Desa Blambangan sbb : No. Penggunaan Tanah Luas (ha) I Tanah Sawah 1 Irigasi teknis Irigasi setengah teknis - 3 Sederhana - 4 Tadah Hujan - II Tanah Kering 1 Pekarangan dan bangunan Tegalan Kolam Lain-lain Jumlah Penggunaan Tanah Sumber Daya Manusia Desa Blambangan. Jumlah penduduk menurut kelompok umur sebagai berikut : 11

12 Umur L P Jumlah tahun orang tahun orang tahun orang tahun orang tahun orang tahun orang tahun orang tahun orang tahun orang tahun orang tahun orang tahun orang tahun orang tahun orang tahun orang 75+ tahun orang Keadaan Sosial Aspek sosial budaya mencakup pendidikan, kesejahteraan sosial, kesehatan, agama, pemuda dan olahraga. a. Aspek Pendidikan Aspek pendidikan mencakup jumlah prasarana pendidikan, rasio guru dan murid, angka partisipasi sekolah, penurunan jumlah penduduk yang buta huruf dan angka kelulusan pada semua level sekolah. Sebagai terlihat pada tabel sebagai berikut : INDIKATOR PENDIDIKAN JUMLAH Angka Partisipasi kasar/ murni SD/MI 340 Angka Partisipasi Kasar/ Murni SLTP/ MTs 183 Angka Partisipasi kasar/ murni SLTA/ 78 Rasio guru/ murid TK 1 : 4 Rasio guru/ murid SD 1 : 11 Rasio guru/ murid SLTP 1 : 20 Rasio guru/ murid SLTA 0 Jumlah TK 4 12

13 Jumlah SD dan MI 2 SD, 2 MI Jumlah SLTP 1 Jumlah SLTA 0 Angka kelulusan tahun 2015 Angka melek buta huruf b. Aspek kesejahteraan Sosial Pada aspek kesejahteraan sosial, mencakup banyaknya penyandang masalah sosial menurut jenisnya sebagai berikut : No. Uraian Jumlah 1. Pengemis, gelandangan dan orang terlantar 2 orang 2. Tuna susila - 3. Tuna Netra 4 orang 4. Bisu/ tuli 3 orang 5. Yatim piatu dan akan terlantar 2 orang 6. Orang jompo 25 orang 7. Keluarga pra sejahtera 28 orang 8. Keluarga sejahtera I 152 orang 9. Keluarga sejahtera II 580 orang 10. Keluarga sejahtera III 653 orang 11. Keluarga sejahtera III orang c. Aspek Kesehatan Pada aspek kesehatan mencakup beberapa indikator pembangunan bidang kesehatan sebagai berikut : - Angka kematian bayi 7 dari jumlah bayi hidup 82 orang pada tahun Angka harapan hidup 75 tahun. - Angka kematian ibu melahirkan 1 orang dari jumlah ibu yang melahirkan 82 orang. - Kondisi anak dengan kategori gizi buruk 0,5 % - Jumlah posyandu 4 pos - Jumlah Bidan Desa 1 orang - Jumlah jamban dari kepala keluarga berjumlah KK 13

14 d. Aspek Agama Pada aspek agama mencakup struktur penduduk berdasarkan pemeluk agama, sebagian besar penduduk adalah pemeluk agama Islam. Data selanjutnya dapat dilihat sebagai berikut : - Islam : orang - Katolik : 5 orang - Kristen : 13 orang - Hindu : 0 orang - Budha : 0 orang - Lain-lain : 0 orang Prasarana Keagamaan meliputi masjid 7 buah langgar/ mushala 28 buah, vihara/pura 0 buah, kerukunan umat beragama di desa Blambangan cukup baik. e. Aspek pemuda dan olah raga Pada aspek pemuda dan olahraga mengandung pengertian bahwa struktur penduduk di desa Beji di dominasi oleh pemuda. Oleh karena itu, pembinaan dan penyediaan fasilitas untuk perkembangan kreatifitas dan olahraga menjadi agenda utama dalam pengembangan pemuda. Fasilitas/ prasarana yang disediakan untuk kegiatan kepemudaan dan olah raga serta kesenian meliputi : - Lapangan olahraga : 1 tempat - Lapangan bulu tangkis : 2 tempat - Padepokan lapangan pencak silat : 0 tempat - Volley ball : 2 tempat f. Aspek Kebudayaan Kegiatan kebudayaan yang pernah dilakukan di desa ini meliputi pengembangan dan pelestarian. Kegiatan yang dilakukan antara lain : seni budaya, kudalumping, karawitan, kosidah dan lain-lain Keadaan Ekonomi Kegiatan perekonomian desa dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain jumlah prasarana ekonomi, kekayaan desa dan perkembangan kelompok usaha ekonomi desa. Jumlah prasarana ekonomi desa antara lain : Toko/ Kios Warung Koperasi PRASARANA EKONOMI JUMLAH 8 buah 56 buah 1 buah 14

15 Lumbung desa Mobil pick kup Truk/ col Lain-lain JUMLAH 0 buah 12 buah 6 buah 8 buah 91 buah Sedangkan kekayaan desa antara lain : ASET DESA Tanah kas desa untuk bengkok kades dan perangkat Tanah kas desa untuk pembangunan desa Bangunan Desa (Bale desa dan jalan desa) Pasar desa Tempat ibadah / Masjid Desa JUMLAH LUAS m m m2 0 m m m2 Dari sisi kelompok usaha ekonomi yang ada di desa Blambangan antara lain meliputi : Kelompok usaha makanan ringan, Kelompok usaha pembudidaya ikan, Pengrajin Tempe, Peternakan, Penjahit dsb. 2.3 SOTK DESA (KONDISI PEMERINTAHAN DESA BLAMBANGAN) Pembagian Wilayah Desa Desa Blambangan memiliki luas wilayah (Ha) yang terbagi atas empat (4) dusun yakni Dusun Kuwondogiri, Dusun Pejaten, Dusun Sembungsemi, Dusun Tawangsari. Ke empat dusun tersebut dapat kita gambarkan pada tabel sebagai berikut : TABEL PEMBAGIAN LUAS WILAYAH DAN JUMLAH PENDUDUK DUSUN DI DESA BLAMBANGAN No. DUSUN LUAS ha % RW RT JUMLAH JIWA Pria Wnt Jumlah KK 1. Kuwondogiri % Pejaten %

16 3. Sembungsemi % Tawangsari ,8 % 381 DESA BLAMBANGAN % Dari table diatas dapat kita lihat, Dusun Kuwondogiri merupakan wilayah Desa Blambangan yang terbanyak penduduknya yakni sekitar 31.6 %, dari total jumlah penduduk Desa Blambangan Sementara dusun yang paling luas wilayahnya adalah Dusun Kuwondogiri yakni 38 % dari luas wilayah Desa Blambangan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Lembaga Pemerintahan di Desa Blambangan terdiri atas 2 (dua) lembaga yang antara lain : Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Blambangan Badan Permusyawaratan Desa merupakan lembaga legislasi desa, sedangkan Pemerintah Desa adalah lembaga eksekutif pemerintahan desa. Kedua lembaga desa ini mempunyai hubungan koordinasi. Pemerintah Desa Blambangan terdiri atas ; 1) Kepala Desa dan 2) Perangkat Desa. Dimana dalam hal ini Perangkat Desa terdiri dari : Unsur Sekretariat Desa, unsur Kewilayahan dan unsur pelaksana tekhnis lapangan. Unsur sekretariat desa terbagi atas 5 (lima) Kepala Urusan yakni : Kaur Pemerintahan, Kaur Keuangan dan Kaur Pembangunan, Kaur Umum dan Kaur Kesra. Masing-masing Kaur tersebut bertanggungjawab kepada Sekretaris Desa, sedangkan Sekretaris Desa bertanggung jawab kepada Kepala Desa. Unsur Kewilayahan terdisi atas dusun-dusun yaitu Dusun Kuwondogiri, Dusun Pejaten, Dusun Sembungsemi dan Dusun Tawangsari, sedangkan unsur pelaksana teknis lapangan terdiri dari Kayim dan Ulu-ulu. Unsur Kewilayahan dan unsur pelaksana teknis lapangan tersebut bertanggungjawab langsung kepada Kepala Desa dan memiliki hubungan koordinasi dengan Sekretaris Desa. Unsur kewilayahan (dusun) dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya dibantu oleh Pengurus RW dan RT yang ada di wilayahnya masingmasing. Sementara Pemerintah Desa Blambangan dalam menjalankan fungsi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, maka Pemerintah Desa dibantu 16

17 oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) yang merupakan mitra Pemerintah Desa. Untuk lebih jelasnya Struktur Organisasi Pemerintah Desa Blambangan adalah sebagai berikut : Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Blambangan KEPALA DESA BPD SEKRETARIS DESA Kadus I Kadus II Kadus III Kadus IV Kaur Pem Kaur Keu. Kaur Bang Kaur Kesra Kaur Umum m Kayim Ulu-Ulu 2.4 Potensi Desa Blambangan Desa Blambangan yang merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara, dengan luas wilayah sekitar ha yang didiami jiwa dengan KK. Selain itu, Desa Blambangan memiliki beberapa potensi baik yang sudah tergali maupun belum tergali. A. Potensi Sumber Daya Alam Kondisi geografis Desa Blambangan berada pada ketinggian tanah 230 di atas permukaan laut, bercurah hujan mm/tahun dan suhu udara rata-rata 30 o C. Desa Blambangan dengan luas ha. Desa Blambangan mempunyai potensi pertanian yang cukup baik juga perikanan. Budidaya ikan yang banyak dilakukan oleh warga yaitu budidaya ikan gurame, nila juga lele. B. Potensi Sumber Daya Manusia 17

18 Potensi Sumber Daya Manusia di Desa Blambangan dapat di jabarkan sebagai berikut : URAIAN DUSUN 1. Pekerjaan I II III IV Jumlah a. Karyawan PNS TNI/POLRI Swasta b. Wiraswasta/Pedagang c. Petani d. Nelayan e. Ternak f. Jasa g. Pengrajin h. Pekerja Seni i. Pensiunan j. Pengangguran/tdk bekerja , Lulusan Pendidikan Umum TK SD/Sederajat ,281 SMP/Sederajat ,006 SMA/Sederajat ,102 Akademi/D1-D Sarjana S Sarjana S Sarjana S Lulusan Pendidikan Khusus Pondok pesantren Pendidikan keagamaan 0 Pendidikan Luar biasa ketrampilan khusus Jumlah Total KK ,699 Keluarga Prasejahtera Keluarga Sejahtera I Keluarga Sejahtera II Keluarga Sejahtera III Keluarga Sejahtera III Jumlah Penduduk ,509 1, ,784 Laki-Laki ,868 Perempuan ,916 Usia ,382 Usia ,483 Usia 56 keatas

19 5. Jmlh Penduduk Sementara Laki-Laki Perempuan C. Potensi Sosial Budaya Kegiatan kebudayaan yang pernah dilakukan di desa ini meliputi pengembangan dan pelestarian. Kegiatan yang dilakukan antara lain : seni budaya, kudalumping, karawitan, kosidah dan lain-lain 3.2 Masalah Desa Ada beberapa masalah yang dihadapi saat ini yang merupakan suatu tantangan untuk mewujudkan cita-cita bersama sebagai warga masyarakat Desa Blambangan. Permasalahan mendasar pembangunan desa yang perlu segera ditangani meliputi : kemiskinan, pengangguran, rendahnya derajat kesehatan masyarakat, rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, rendahnya daya beli masyarakat dan kemampuan keuangan desa, lambatnya proses pemilihan ekonomi desa dan kesenjangan pertumbuhan antar desa. 19

20 BAB III PROSES PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN MENENGAH DESA BLAMBANGAN 3.1. PENGERTIAN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) Desa Blambangan Tahun adalah merupakan dokumen perencanaan pembangunan yang bersifat partisipatif dan akan dijadikan acuan program pembangunan yang berkesinambungan dalam masa enam tahun kedepan. Penyusunan RPJM-Desa Desa Blambangan Tahun ini disusun berdasarkan pendekatan dan metode Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakat Desa (P3MD). Adapun yang dimaksud dengan perencanaan partisipatif adalah suatu proses perencanaan pembangunan yang dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah, dan lingkungannya dalam wilayah/daerah tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumber daya yang ada, dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap, tapi tetap berpegang teguh pada azas prioritas. Adapun penyusunan RPJM-Desa ini melalui beberapa tahap kegiatan yang antara lain : 1. Tahap Persiapan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini antara lain : a. Penerbitan Surat Keputusan Kepala Desa Blambangan tentang Pembentukan Tim Penyusun RPJMDesa Desa Blambangan Tahun dengan nomor tanggal Desember 2015 b. Menetapkan jadwal dan agenda pelaksanaan kegiatan penyusunan RPJM-Desa. c. Pengumpulan dokumen dan informasi sebagai bahan pendukung pelaksanaan pengkajian keadaan desa. d. Pelatihan Penyusunan RPJM-Desa untuk TIM Penyusun RPJM-Desa 2. Tahap Pengkajian Keadaan Desa a. Pengertian : Pengkajian keadaan desa adalah proses penggalian dan pengumpulan data mengenai keadaan masyarakat, masalah, potensi, dan berbagai informasi terkait, yang menggambarkan secara jelas dan lengkap kondisi dan dinamika masyarakat desa. 20

21 b. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menggali secara objektif, lengkap dan cermat tentang : - Potensi desa - Permasalahan yang dihadapi masyarakat - Kebutuhan masyarakat. c. Alat Kaji dan Instrumen Alat yang digunakan adalah ; Peta Sosial Desa, Kalender Musim, dan Bagan Hubungan Antar Lembaga/Kelembagaan. Instrumen yang digunakan adalah form-form Masukan dan form-form Proses (sesuai lampiran Permendagri Nomor 66 Tahun 2007) d. Proses Proses pengkajian ini adalah : - Memfasilitasi masyarakat dalam pertemuan ditingkat kelompok atau dusun untuk menemukan potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat dengan menggunakan alat kaji tersebut diatas. - Memfasilitasi masyarakat melakukan pengelompokan dan penentuan peringkat masalah. - Memfasilitasi masyarakat melakukan pengkajian tindakan pemecahan masalah. - Memfasilitasi masyarakat melakukan penentuan peringkat tindakan. e. Hasil Dari kegiatan ini dihasilkan : - Data Potensi Desa - Data Permasalahan - Data Kebutuhan Peringkat Tindakan 3. Tahap Penyusunan Rancangan RPJM-Desa Desa Blambangan a. Rancangan RPJM-Desa Desa Blambangan Tahun b. Sistematika Penulisan RPJM-Desa Desa Blambangan Penulisan RPJM-Desa Desa Blambangan disusun secara sistematika sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Tujuan dan Manfaat BAB II. PROFIL DESA 21

22 2.1. Legenda dan Sejarah Desa 2.2. Kondisi Umum Desa 2.3. SOTK Desa BAB III. PROSES PENYUSUNAN RPJM DESA 3.1. Sosialisasi 3.2. Musdus 3.3. Lokakarya Desa 3.4. Musyawarah Desa 3.5. Musrenbang RPJM Desa BAB IV. RUMUSAN PRIORITAS MASALAH 4.1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintah 4.2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan 4.3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan 4.4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa BAB V : VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA, ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DESA SERTA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATIF 5.1 Visi 5.2 Misi 5.3 Arah Kebijakan Pembangunan Desa 5.4 Arah Kebijakan Keuangan Desa 5.5 Program dan Kegiatan Indikatif BAB V. PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Matrik Program Kegiatan Skala Desa 2. Matrik Program Kegiatan Kawasan Perdesaan 3. Matrik Program Kegiatan Supra Desa 4. Pengkajian Keadaan Desa (Sketsa Desa, Kalender Musim, Diagaram Kelembagaan) 5. Berita Acara Musyawarah (Sosialisasi,Musdus,Lokakarya, Musyawarah Desa, Musrenbangdes) 6. Undangan dan Daftar Hadir Musyawarah (Sosialisasi, Musdus, Lokakarya, Musyawarah Desa, Musrenbangdes) 7. Notulen Musyawarah (Sosialisasi,Musdus,Lokakarya, Musyawarah Desa, Musrenbangdes) 8. Peta Desa 9. Foto Kegiatan/Foto Desa (Sosialisasi,Musdus,Lokakarya, Musyawarah Desa, Musrenbangdes) 22

23 c. Perumusan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa Rencana Kegiatan Pembangunan Desa disusun berdasarkan table rencana kegaitan pembangunan desa, kegiatan tersebut disusun berdasarkan urusan. Dimana urusan dibagi atas : (1) Urusan Wajib adalah : semua aspek dan kegiatan yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan berhubungan secara langsung dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat, yang mencakup bidang dan kegiatan : - Pendidikan - Kesehatan - Sarana dan prasarana - Lingkungan Hidup - Sosial Budaya - Pemerintahan - Koperasi dan usaha masyarakat. (2) Urusan pilihan adalah : aspek dan kegiatan yang sesuai dengan kondisi dan potensi setempat, yang mencakup : - Pertanian - Kehutanan - Pertambangan - Pariwisata - Kelautan 4. Tahap Pembahasan Rancangan RPJM-Desa Desa Blambangan Pembahasan Rancangan RPJM-Desa Desa Blambangan dibahas bersama masyarakat dalam Forum Musrenbang Desa. Forum Musrenbang Desa dalam hal ini adalah Forum Musrenbang Desa yang diselenggarakan secara khusus dalam jangka 1 (satu) kali dalam 6 (enam) tahun, untuk membahas rancangan awal RPJM-Desa. Dan hasil dari Musrenbang Desa ini akan menjadi Rancangan Akhir RPJM-Desa. 5. Tahap Penetapan Rancangan RPJM-Desa a. Forum Penetapan Rancangan RPJM-Desa Desa Blambangan adalah Forum Rapat BPD yang diselenggarakan oleh dan sesuai dengan Tata Tertib BPD Desa Blambangan b. Sifat Rapat. 23

24 Rapat BPD Desa Blambangan untuk penetapan Peraturan Desa (PERDES) tentang RPJM-Desa Desa Blambangan Tahun bersifat terbuka untuk umum. Dari uraian tersebut di atas adalah merupakan panduan dalam penyusunan RPJM-Desa Desa Blambangan. Tahun

25 BAB IV RUMUSAN PRIORITAS MASLAH 4.1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa a. penetapan dan penegasan batas Desa; b. pendataan Desa; c. penyusunan tata ruang Desa; d. penyelenggaraan musyawarah Desa; e. pengelolaan informasi Desa; f. penyelenggaraan perencanaan Desa; g. penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan Desa; h. penyelenggaraan kerjasama antar Desa; i. pembangunan sarana dan prasarana kantor Desa; dan j. kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa diantaranya : k. Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur pemerintahan desa yang sesuai dengan perkembangan zaman. l. Pengembangan sikap aparatur pemerintah desa yang profesional, berakhlak mulia, berbudi pekerti dan memiliki iman serta taqwa yang kuat. m. Terwujudnya pelayanan masyarakat yang cepat, tepat, singkat dan murah. n. Peningkatan kinerja pemerintah desa terciptanya good goverment and clean goverment dalam rangka pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan desa dan pembinaan masyarakat Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa a. pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur dan lingkungan Desa antara lain: 1. jalan pemukiman; 2. jalan Desa antar permukiman ke wilayah pertanian; 3. lingkungan permukiman masyarakat Desa; dan 4. infrastruktur Desa lainnya sesuai kondisi Desa. b. pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan antara lain: 1. sanitasi lingkungan; 2. pelayanan kesehatan Desa seperti posyandu; dan 3. sarana dan prasarana kesehatan lainnya sesuai kondisi Desa. 25

26 c. pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan antara lain: 1. taman bacaan masyarakat; 2. pendidikan anak usia dini; 3. balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat; 4. pengembangan dan pembinaan sanggar seni; dan 5. sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan lainnya sesuai kondisi Desa. d. Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi antara lain: 1. pengembangan BUM Desa; 2. penguatan permodalan BUM Desa; 3. pembibitan tanaman pangan; 4. pengelolaan usaha hutan Desa; 5. sarana dan prasarana ekonomi lainnya sesuai kondisi Desa. e. pelestarian lingkungan hidup antara lain: 1. penghijauan; 4.3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan a. pembinaan lembaga kemasyarakatan; b. penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban; c. pembinaan kerukunan umat beragama; d. pengadaan sarana dan prasarana olah raga; e. pembinaan lembaga adat; f. pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat; dan g. kegiatan lain sesuai kondisi Desa. 4.4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa a. pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan; b. pelatihan teknologi tepat guna; c. pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala Desa, perangkat Desa, dan Badan Pemusyawaratan Desa; d. peningkatan kapasitas masyarakat, antara lain: 1. kader pemberdayaan masyarakat Desa; 2. kelompok usaha ekonomi produktif; 3. kelompok perempuan, 4. kelompok tani, 26

27 5. kelompok masyarakat miskin, 6. kelompok nelayan, 7. kelompok pengrajin, 8. kelompok pemerhati dan perlindungan anak, 9. kelompok pemuda;dan kelompok lain sesuai kondisi Desa. 27

28 BAB V VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA, ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DESA SERTA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATIF 5.1 Visi Visi dalam hal ini adalah visi pemerintahan desa, yaitu visi Kepala Desa. Visi pemeritahan desa pada dasarnya merupakan gambaran masa depan yang akan diwujudkan oleh pemerintah desa dalam periode fungsi visi pemerintah desa, terutama sebagai arah bagi perjalanan pemerintah desa dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Visi bukan mimpi dan bukan slogan tetapi visi harus diwujudkan dan dapat diarahkan ketercapaiannya. Berdasarkan masalah potensi dan harapan masa depan maka pemerintah desa Blambangan dalam periode menetapkan visi sebagai berikut : Terwujudnya masyarakat desa yang sejahtera, adil dan makmur, beriman, bertaqwa dengan tetap menjunjung tinggi azaz gotong-royong dalam mewujudkan cita-cita desa Dari visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Sejahtera Masyarakat yang sejahtera merupakan konsidi masyarakat yang berkecukupan secara lahir dan batin. Secara awam sejahtera berkaitan dengan urusan kenyang, sehat, nyaman dan agama atau dalam pengembangan adalah ekonomi, kesehatan, pendidikan, lingkungan dan agama. Dari uraian tersebut diatas, maka ketercapaian visi Kepala Desa dapat diuraikan sebagai berikut : Makin kuatnya kelembagaan pemerintahan desa. a. Makin meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan. b. Makin baiknya kebijakan-kebijakan pemerintah desa dalam penyelengaraan pemerintahan desa. c. Makin baiknya kualitas pembangunan desa. d. Makin meningkatnya kesejahteraan kehidupan dari masyarakat Dari uraian tersebut diatas, maka ketercapaian visi Kepala Desa dapat diuraikan sebagai berikut : a. Makin kuatnya kelembagaan pemerintahan desa. b. Makin meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan. 28

29 c. Makin baiknya kebijakan-kebijakan pemerintah desa dalam penyelengaraan pemerintahan desa. d. Makin baiknya kualitas pembangunan desa. e. Makin meningkatnya kesejahteraan kehidupan dari masyarakat f. Makin meningkatnya sikap gotong-royong dalam mewujudkan cita-cita desa. g. Mencerminkan masyarakat Blambangan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 5.2 Misi Misi dalam hal ini adalah misi Kepala Desa. Misi pada dasarnya merupakan penjabaran atau operasionalisasi dari visi. Misi merupakan bidang bidang yang akan diarungi untuk menuju tercapainya visi yang telah ditetapkan. Misi juga berapa output output yang pernah diciptakan terlebih dahulu untuk mewujudkan visi. Misi pada dasarnya merupakan beban yang akan dipikul dan diselesaikan agar visi dapat terwujud. Untuk mewujudkan visi Kepala Desa sebagaimana rumusan dimuka, maka dirumuskan misi (beban kinerja yang harus dilaksanakan) sebagai berikut : 1. Tercapainya kesejahteraan lahir dan bathin; 2. Terwujudnya keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat desa; 3. Keimanan dan ketaqwaan yang kuat sebagai pegangan hidup masyarakat; 4. Memupuk rasa gotong-royong dan kebersamaan sebgai sendi dasar kehidupan bermasyarakat di desa; 5. Mampu menjaga kelestarian sumber daya desa dengan dikelola dan dikembangkan untuk kemajuan desa. 6. Menyelenggarakan pemerintahan desa yang efisien, efektif, dan bersih dengan mengutamakan masyarakat. 7. Meningkatkan sumber sumber pendanaan pemerintahan dan pembangunan desa. 8. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam pelaksanaan pembangunan desa. 9. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam pembangunan desa yang berkelanjutan. 10. Mengembangkan perekonomian desa. 11. Menciptakan rasa aman, tentram, dalam suasana kehidupan desa yang demokratis dan agamis. 29

30 Rumusan Misi tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : Misi 1 : Menciptakan rasa aman dan tentram dalam suasana kehidupan masyarakat desa yang demokrasi dan agamis. Pembangunan demokrasi umumnya akan menyentuh lapangan antara lain politik/ kekuasaan, hak dan kewajiban serta HAM. Sedangkan pembangunan di bidang keagamaan adalah untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang agamis yang akan bermuara pada terbentuknya moral masyarakat yang tinggi. Namun demikian 2 kehidupan tersebut tidak bisa berkembang manakala selalu ada gangguan baik gangguan alam maupun konflik dalam masyarakat atau dengan kata lain masyarakat tidak ada rasa aman dan tentram. Selain itu rasa aman dan tentram juga mendorong produktivitas masyarakat lebih tinggi. Menyelenggarakan pemerataan desa yang efisien, efektif dan bersih. Tujuan pemerintah secara garis besar ada 3 hal yaitu membina/ mengembangkan, membangun/ memberdayakan dan melindungi seluruh masyarakat. Untuk mewujudkan 3 tujuan tersebut maka diciptakan suatu kelembagaan pemerintahan yang mengacu kepada prinsip prinsip manajemen antara lain efisien dan efektif serta prinsip Clean Government yaitu pemerintah yang bersih, oleh karena itu aparat pemerintah desa dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus secara profesional, produktif, dan transparan serta akuntabel. Misi 2 : Meningkatkan sumber sumber pendanaan pemerintahan dan pembangunan Desa. Dana bagi penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan elemen yang mutlak harus ada. Visi dan Misi tidak akan terwujud tanpa tersedianya dana. Oleh karena itu pemerintahan yang kuat ditandai oleh cukup dan beragamnya sumber-sumber dana yang dimilikinya. Tujuan pokok dalam kaitannya dengan penyediaan sumber dana adalah mengembangkan sumber pendanaan pemerintahan dan pembangunan desa dengan menggali, mengoptimalkan pendapatan asli desa dan menggerakkan swadaya masyarakat desa serta melakukan koordinasi dengan pemerintah atas desa. Misi 3 : Mengembangkan pemberdayaan masyarakat desa dan kemitraan dalam pelaksanaan pembangunan desa. Pembangunan pada dasarnya merupakan tugas pemerintah dan masyarakat. Dalam alam demokrasi diharapkan peranan masyarakat lebih dominan dalam pelaksanaan pembangunan desa. Sebagai upaya 30

31 menuju sasaran tersebut, maka salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah pemberdayaan masyarakat lebih terprogram dan terarah. Di sisi lain untuk meningkatkan kemampuan masyarakat perlu kemitraan dengan pihak lain. Kemitraan tidak hanya akan memperkuat dalam hal pendanaan, tetapi dalam kemitraan akan terjadi transfer pengetahuan, teknologi dan manajemen yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kualitas usaha. Misi 4 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam pembangunan desa yang berkelanjutan Pembangunan pada dasarnya merupakan hasil interaksi antara sumber daya, teknologi dan kebijakan. Sumber daya terdiri dari sumber daya manusia dan sumber daya non manusia. Sebagai sumber daya sekaligus sebagai pengambil manfaat dari pembangunan maka diperlukan manusia-manusia yang cerdas dan memiliki moral yang tinggi. Upaya kongkrit untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia antara lain dengan meningkatkan pendidikan, kesehatan dan pendapatannya. Misi 5 : Mengembangkan perekonomian desa Salah satu masalah yang mendasar yang dihadapi dalam pembangunan desa, sebagai dampak krisis ekonomi adalah besarnya tingkat pengangguran yang bermuara dengan makin meningkatnya jumlah penduduk miskin. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan mendasar tersebut adalah menggerakkan sektor perekonomian desa dengan memperluas akses masyarakat desa ke sumber sumber daya produktif, untuk pengembangan usaha seperti lahan, prasarana sosial ekonomi, permodalan, informasi, teknologi dan pasar. Dari uraian tersebut diatas, maka pencapaian misi Kepala Desa dapat diindikasikan sebagai berikut : a. Keimanan dan ketaqwaan sebagai pegangan hidup b. Peningkatan sumber daya manusia sesuai kemajuaan jaman c. Pengelolaan sumber daya desa sebagai faktor yang mendukung pembangunan d. Pelestarian azaz gotong-royong masyarakat e. Koordinasi pemerintahan desa dan kelembagaan desa f. Tanggungjawab tugas pemerintahan desa kpada pemerintah atasan 31

32 g. Saling memahami antara kebutuhan pembangunan dan kemampuan desa yang tersedia h. Terselenggaraanya tugas-tugas pemerintahan desa secara efektif. i. Tersusunya program-program pembangunan desa secara efektif dan efisien j. Penggunaan dana yang makin terarah dan efisien/ benar k. Terlaksanaanya pengawasan melekat yang efektf. l. Meningkatnya jumlah dan keragaman sumber - sumber pendanaan desa. m. Meningkatnya kemandirian masyarakat, terutama dalam bidang pendanaan pembangunan. n. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. o. Meningkatnya kemampuan masyarakat mengakses ke sumber-sumber daya termasuk informasi. p. Meningkatnya usaha kemitraan yang dilakukan oleh masyarakat. q. Meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat. r. Meningkatnya tingkat kesehatan masyarakat. s. Berkembangnya produktivitas sektor pertanian dan sektor sektor rill ekonomi desa. 5.2 Arah Kebijakan Pembangunan Desa Arah kebijakan pembangunan desa merupakan kebijakan yang berkaitan dengan program Kepala Desa terpilih sebagai arah bagi aparat pemerintah desa, guna mencapai kinerja sesuai tugas dan fungsinya. Arah kebijakan desa, pada umumnya akan memuat arahan-arahan yang berorientasi pada : 1. Peningkatan produktifitas sector riil ekonomi desa 2. Peningkatan kelembagaan pemerintahan desa 3. Peningkatan peran lembaga-lembaga kemasyarakaan desa sebagai mitra pemerintah desa. 4. Peningkatan kualitas prasarana terhadap umum/kenyamanan. 5. Peningkatana infrastruktur ekonomi desa 6. Peningkatan peran serta masyarakat. 7. Peningkatan iman, taqwa dan moral 8. Peningkatan perlindungan anak terlantar, penyandang masalah social ekonomi dan sejenisnya. 9. Peningkatan pendidikan dan kesehatan masyarakat. 10. Peningkatan aktivitas dan kreativitas pemuda. 11. Peningkatan keamanan dan ketertiban/ ketentraman dan kewaspadaan terhadap bencana. 32

33 12. Peningkatan kualitas informasi dan komunikasi. 13. Peningkatan budaya/ gerakan efisien, efektivitas, disiplin, berprestasi. 14. Peningkatan kualitas lingkungan. 15. Peningkatan kesempatan kerja/ lapangan kerja. 16. Kecukupan energi dan air besih. 17. Peningkatan peran gender. 18. Penguasaan informasi teknologi. Secara rinci arah kebijakan umum beberapa sektor penting adalah sebagai berikut : 1. Pertanian Arah kebijakan umum pembangunan pertanian adalah kecukupan pangan, penganekaragaman komoditas, fasilitasi pemberdayaan petani miskin dan peningkatan pendapatan petani. 2. Pendidikan Arah kebijakan umum pembangunan pendidikan adalah peningkatan melek huruf, khususnya wajib belajar 9 tahun dan fasilitasi sarana dan prasarana pendidikan. 3. Kesehatan Arah kebijakan umum pembangunan kesehatan adalah penurunan angka kematian kasar (bayi dan ibu hamil). Peningkatan gizi anak, peningkatan kesehatan lingkungan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat terutama keluarga miskin. 4. Perekonomian Desa Arah kebijakan umum perekonomian desa adalah peningkatan lapangan kerja, penganekaragaman usaha ekonomi dalam rangka mengentaskan kemiskinan dan pemanfaatan potensi ekonomi desa yang berkelanjutan. 5. Lingkungan hidup Arah kebijakan umum pengembangan lingkungan hidup adalah peningkatan kualitas dan kuantitas lingkungan hidup ditingkat desa. 6. Pemerintahan Desa Arah kebijakan umum kegiatan pemerintahan desa adalah penataan kelembagaan pemerintah desa, peningkatan kinerja aparatur pemeintah desa, efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan desa, penguatan dalam pendanaan dan peningkatan pelayanan msyarakat. 7. Sosial budaya Arah kebijakan umum di bidang sosial budaya adalah : 33

34 a. Terbentuknya masyarakat yang inovatif, kreatif dan informatif. b. Terbentuknya masyarakat yang tentram, tertib dan disiplin, beretos kerja tinggi, agamis dan bermoral. c. Peningkatan peran wanita dalam pelaksanaan pembangunan desa. d. Terbentuknya masyarakat yang bebas dari gangguan alam dan penyakit sosial. e. Pemeliharaan adat istiadat dan seni budaya asli daerah 8. Agama Arah kebijakan umum dalam kehidupan beragama, bermasyarakat mencerminkan kerukunan hidup beragama 5.4. Arah Kebijakan Keuangan Desa Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang atau barang yang dapat dijadikan milik desa sehubungan dengan pelayanan hak dan kewajiban desa. Implementasi keuangan desa setiap tahun dituangkan dalam peraturan desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa). APB Desa merupakan alat akuntabilitas dalam manajemen pemerintahan dan pembangunan desa. A. Arah Pengelolaan Pendapatan Desa Perkembangan realisasi pendapatan desa 5 (lima) tahun sebelumnya, Tahun Anggaran 2011 s.d 2015 dapat dilihat tabel berikut, sebagai contoh : Tabel 1. REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DESA TAHUN 2011 s.d 2015 NO URAIAN TAHUN PENDAPATAN DESA Pendapatan asli desa Hasil usaha desa Hasil tanah kas desa Hasil swadaya masyarakat lain-lain PAD yang sah Bagi Hasil Pajak Kabupaten Bagi Hasil Retribusi Kabupaten

PERBEKEL TEGAK KABUPATEN KLUNGKUNG PERATURAN DESA TEGAK NOMOR :... TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN

PERBEKEL TEGAK KABUPATEN KLUNGKUNG PERATURAN DESA TEGAK NOMOR :... TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN PERBEKEL TEGAK KABUPATEN KLUNGKUNG PERATURAN DESA TEGAK NOMOR :... TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2015-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERBEKEL TEGAK Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEPALA DESA BADAMITA KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN DESA BADAMITA NOMOR : 03 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017

KEPALA DESA BADAMITA KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN DESA BADAMITA NOMOR : 03 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017 KEPALA DESA BADAMITA KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN DESA BADAMITA NOMOR : 03 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA BADAMITA Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

PROFILE DESA SIGEBLOG

PROFILE DESA SIGEBLOG PROFILE DESA SIGEBLOG A. KONDISI GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI 1. Luas dan batas desa. Desa Sigeblog mempunyai luas wilayah 458,126 hektar dengan batas-batas: Sebelah selatan : Paseh dan Rejasari Sebelah barat

Lebih terperinci

KEPALA DESA LICIN KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA LICIN NOMOR 7 TAHUN 2015 T E N T A N G

KEPALA DESA LICIN KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA LICIN NOMOR 7 TAHUN 2015 T E N T A N G KEPALA DESA LICIN KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA LICIN NOMOR 7 TAHUN 2015 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDES) TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEPALA DESA SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA SEMPU NOMOR : 4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2016

KEPALA DESA SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA SEMPU NOMOR : 4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2016 KEPALA DESA SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA SEMPU NOMOR : 4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEMPU Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2094,2014 KEMENDAGRI. Desa. Pembangunan. Pedoman. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN ANGGARAN 2017

PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN ANGGARAN 2017 PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN ANGGARAN 2017 DESA SIDOREJO KECAMATAN PURWOHARJO KABUPATEN BANYUWANGI 2016 KEPALA DESA SIDOREJO KECAMATAN PURWOHARJO KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA SERTA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

KEPALA DESA CLURING KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

KEPALA DESA CLURING KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI KEPALA DESA CLURING KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDesa) TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KEPALA DESA SUMBERBERAS KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA SUMBERBERAS NOMOR 2 TAHUN 2018

KEPALA DESA SUMBERBERAS KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA SUMBERBERAS NOMOR 2 TAHUN 2018 KEPALA DESA SUMBERBERAS KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA SUMBERBERAS NOMOR 2 TAHUN 2018 SALINAN T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2018-2023 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKP-Desa) DESA CABAK TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

KEPALA DESA GADUNG KECAMATAN TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN

KEPALA DESA GADUNG KECAMATAN TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN KEPALA DESA GADUNG KECAMATAN TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DESA GADUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKP-Desa) TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

BUPATI PASAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI PASAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT BUPATI PASAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN,

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

KEPALA DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

KEPALA DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI KEPALA DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017

Lebih terperinci

KEPALA DESA BEDEWANG

KEPALA DESA BEDEWANG KEPALA DESA BEDEWANG SALINAN PERATURAN DESA BEDEWANG Nomor 2 Tahun 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA BEDEWANG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DESA SINDANGLAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2015

PERATURAN DESA SINDANGLAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2015 PERATURAN DESA SINDANGLAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SINDANGLAYA,

Lebih terperinci

KEPALA DESA BENCULUK KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA BENCULUK NOMOR TAHUN 2016

KEPALA DESA BENCULUK KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA BENCULUK NOMOR TAHUN 2016 KEPALA DESA BENCULUK KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA BENCULUK NOMOR...5... TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKP Desa) TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SERANG

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SERANG BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 23 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SERANG

Lebih terperinci

SALINAN KEPALA DESA CLURING KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA CLURING NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN KEPALA DESA CLURING KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA CLURING NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN KEPALA DESA CLURING KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA CLURING NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKP Desa) TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA KLEPU TAHUN DITETAPKAN DENGAN PERATURAN DESA KLEPU NO TAHUN 2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA KLEPU TAHUN DITETAPKAN DENGAN PERATURAN DESA KLEPU NO TAHUN 2014 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA KLEPU TAHUN 2014-2018 DITETAPKAN DENGAN PERATURAN DESA KLEPU NO TAHUN 2014 DESA KLEPU KECAMATAN KRANGGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 PERATURAN DESA KLEPU NOMOR

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SIDOARJO DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DESA KALIJAGA TIMUR

PERATURAN DESA KALIJAGA TIMUR PERATURAN DESA KALIJAGA TIMUR NOMOR : 06 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2017 2023 DESA KALIJAGA TIMUR KECAMATAN AIKMEL KAB. LOMBOK TIMUR KEPALA DESA KALIJAGA TIMUR KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA

Lebih terperinci

KEPALA DESA KARANGPAPAK KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA KARANGPAPAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA KARANGPAPAK KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA KARANGPAPAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KEPALA DESA KARANGPAPAK KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA KARANGPAPAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA

Lebih terperinci

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG . BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI MURUNG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH

Lebih terperinci

Mengingat :.1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang

Mengingat :.1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR Y TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA

Lebih terperinci

KEPALA DESA RARANG SELATAN KECAMATAN TERARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DESA RARANG SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2017

KEPALA DESA RARANG SELATAN KECAMATAN TERARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DESA RARANG SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2017 KEPALA DESA RARANG SELATAN KECAMATAN TERARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DESA RARANG SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDesa) DESA RARANG SELATAN TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.160.2015 KEMENDESA-PDT-TRANS. Desa. Pendampingan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENDAMPINGAN DESA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

MEMUTUSKAN : Menetapkan : SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN BINTAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa Desa memiliki

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015

Lebih terperinci

KEPALA DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DESA MIAU MERAH NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DESA MIAU MERAH NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN KEPALA DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DESA MIAU MERAH NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA MIAU MERAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1.

Lebih terperinci

KEPALA DESA KEHIDUPAN BARU KABUPATEN BATANG HARI PERATURAN DESA KEHIDUPAN BARU NOMOR : 05 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA KEHIDUPAN BARU KABUPATEN BATANG HARI PERATURAN DESA KEHIDUPAN BARU NOMOR : 05 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - KEPALA DESA KEHIDUPAN BARU KABUPATEN BATANG HARI PERATURAN DESA KEHIDUPAN BARU NOMOR : 05 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNGAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDesa) TAHUN 2016-2022 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

KEPALA DESA CIBITUNG KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA CIBITUNG NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

KEPALA DESA CIBITUNG KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA CIBITUNG NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEPALA DESA CIBITUNG KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA CIBITUNG NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2015-2020 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA KALIPAIT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA KALIPAIT, KEPALA DESA KALIPAIT KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA KALIPAIT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA ( RKP DESA ) TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA

Lebih terperinci

BUPATI KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR : 01 TAHUN 2016

BUPATI KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR : 01 TAHUN 2016 BUPATI KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR : 01 TAHUN 2016 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KONAWE SELATAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEPALA DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DESA MIAU MERAH NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

KEPALA DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DESA MIAU MERAH NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA SALINAN KEPALA DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DESA MIAU MERAH NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

RPJMDes adalah dokumen perencanaan untuk periode 6 (Enam) tahun dan merupakan penjabaran dari visi dan misi kepala desa (atau desa) yang memuat arah

RPJMDes adalah dokumen perencanaan untuk periode 6 (Enam) tahun dan merupakan penjabaran dari visi dan misi kepala desa (atau desa) yang memuat arah Oleh : Sri Purwani RPJMDes adalah dokumen perencanaan untuk periode 6 (Enam) tahun dan merupakan penjabaran dari visi dan misi kepala desa (atau desa) yang memuat arah kebijakan pembangunan desa, arah

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 13 TAHUN 2016

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 13 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA, RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

RANCANGAN PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA RANCANGAN PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.157, 2015 PEMERINTAHAN. Desa. Penyelenggaraan. Pembangunan. Pembinaan. Pemberdayaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717). PERATURAN

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU,

Lebih terperinci

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT PERATURAN DESA CINTAKARYA NOMOR: 1 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM-Desa) TAHUN 2015 2020 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Perencanaan. Bab3. Penyusunan perencanaan Pembangunan Desa melalui Musyawarah Desa. Pembentukan Tim Penyusunan RPJM Desa

Perencanaan. Bab3. Penyusunan perencanaan Pembangunan Desa melalui Musyawarah Desa. Pembentukan Tim Penyusunan RPJM Desa SD NEGERI PUSKEMAS Bab3 Perencanaan Penyusunan perencanaan Pembangunan Desa melalui Musyawarah Desa Pencermatan Pagu Indikatif Desa dan Penyelarasan Program/Kegiatan Masuk Desa Penyusunan rancangan RKP

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN Menimbang : a. PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, bahwa dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang

Lebih terperinci

Bagian Kedua Uraian Tugas Sekretaris Desa dan Kepala Urusan. Pasal 8

Bagian Kedua Uraian Tugas Sekretaris Desa dan Kepala Urusan. Pasal 8 BAB IV SEKRETARIAT DESA Bagian Kesatu Umum Pasal 7 (1) Sekretariat desa mempunyai fungsi dalam bidang administrasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang meliputi administrasi umum, aparatur

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) 21295 Kode Pos 51911 Mamuju PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN, SERTA PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

KEPALA DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DESA ROWOSARI NOMOR 6 TAHUN 2015

KEPALA DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DESA ROWOSARI NOMOR 6 TAHUN 2015 KEPALA DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DESA ROWOSARI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2016 DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI KUDUS, Menimbang :

Lebih terperinci

DESA PANDA KABUPATEN BIMA PERATURAN DESA PANDA NOMOR 1 TAHUN Tentang

DESA PANDA KABUPATEN BIMA PERATURAN DESA PANDA NOMOR 1 TAHUN Tentang DESA PANDA KABUPATEN BIMA PERATURAN DESA PANDA NOMOR 1 TAHUN 2017 Tentang PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKP DESA) DESA PANDA KECAMATAN PALIBELO KABUPATEN BIMA TA. 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung Tahun 2016 2 BUPATI BANDUNG PROVINSI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 04 TAHUN 2009 T E N T A N G PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG -1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA GAMPONG DI KABUPATEN ACEH TIMUR

Lebih terperinci

KEPALA DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DESA ROWOSARI NOMOR 5 TAHUN 2015

KEPALA DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DESA ROWOSARI NOMOR 5 TAHUN 2015 KEPALA DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DESA ROWOSARI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN DESA LONJOBOKO NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG RANCANGAN KEWENANGAN DESA

PERATURAN DESA LONJOBOKO NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG RANCANGAN KEWENANGAN DESA PERATURAN DESA LONJOBOKO NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG RANCANGAN KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA LONJOBOKO, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 ayat (2)

Lebih terperinci

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT PERATURAN DESA CINTAKARYA NOMOR: 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KEGIATAN PEMERINTAH DESA (RKP-DESA) TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DESA BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa Desa sebagai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.158, 2015 KEMENDESA-PDT-TRANS. Kewenangan. Hak Asal-Usul. Lokal. Berskala Desa. Pedoman. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN DESA KERTAK EMPAT KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DESA KERTAK EMPAT KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN DESA KERTAK EMPAT KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM DESA) TAHUN 2017 2022 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN DESA SURYA ADI KECAMATAN MESUJI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR NOMOR TAHUN 2015

PERATURAN DESA SURYA ADI KECAMATAN MESUJI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR NOMOR TAHUN 2015 PERATURAN DESA SURYA ADI KECAMATAN MESUJI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA ( RPJMDES ) TAHUN 2016 2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 10 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 10 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 10 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata No.1359, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Dana Desa. Penetapan. Tahun 2018. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI KUDUS, Menimbang a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG GERAKAN MEMBANGUN DESA MANGGATANG UTUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA Menimbang : a. DENGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

TIPS MENULIS RANCANGAN RPJM DESA. Sri Purwani / Ani

TIPS MENULIS RANCANGAN RPJM DESA. Sri Purwani / Ani TIPS MENULIS RANCANGAN RPJM DESA Sri Purwani / Ani APA YANG DIPERDALAM? SISTEMATIKA RINCIAN CARA PENGISIAN JUDUL DOKUMEN Diisi dengan judul: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM-DESA) TAHUN...

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, khususnya dalam Pasal 1, angka 12 disebutkankan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN

Lebih terperinci