AKULTURASI ETNIS BANGGAI DAN ETNIS BUGIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AKULTURASI ETNIS BANGGAI DAN ETNIS BUGIS"

Transkripsi

1 Akulturasi Etnis Banggai dan Etnis Bugis Atma Sepriani, Sumarjo, dan Noval Sufriyanto Talani AKULTURASI ETNIS BANGGAI DAN ETNIS BUGIS 1 Atma Sepriani, 2 Sumarjo, 3 Noval Sufriyanto Talani 1 Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, 2,3 Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo 1 atmasepriani37@yahoo.co.id, 2 sumarjo@ung.ac.id, 3 novalst@ung.ac.id Abstrak Kontak budaya yang terjadi antara masyarakat lokal (etnis Banggai) dan masyarakat pendatang (etnis Bugis), di mana masing-masing etnis menampilkannya dalam kehidupan sehari-hari dan kontak antar etnis dapat menimbulkan akulturasi budaya dikalangan masyarakat Desa Bungin Kecamatan Bokan Kepulauan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku komunikasi antar etnis Banggai dan etnis Bugis dan proses akulturasi yang terjadi antar etnis Banggai dan Bugis di Desa Bungin Kecamatan bokan Kepulauan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Hasil penelitian ini menghasilkan bahwa: (1) perilaku komunikasi dalam dalam akulturasi etnis Banggai dan etnis Bugis di Desa Bungin Kecamatan Bokan Kepulauan berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari hubungan antara kedua etnis tersebut semakin baik dengan adanya kesadaran diantara keduanya untuk saling menerima, memahami serta menghargai satu sama lain. (2) Ditinjau dari proses akulturasi yang terjadi antar etnis Banggai dan Bugis di Desa Bungin, apabila dilihat secara keseluruhan terdapat adanya hubungan sosial yang berbeda pada tingkat yang baik. (3) Proses akulturasi ditandai dengan tiga proses mendasar yang ditinjau dari variable komunikasi yakni komunikasi antar personal, lingkungan komunikasi, dan komunikasi sosial. Kata Kunci : akulturasi, komunikasi antarbudaya, etnis Banggai, etnis Bugis Abstract Cultural contact that occurs between local communities (Banggai ethnic) and migrant communities (Bugis ethnic), in which each ethnic displays them in everyday life and inter-ethnic contact can lead to acculturation in Bungin Village Bokan District of Island. This study aims to find out the communication behavior of inter-ethnic Banggai and Bugis and process of acculturation that occur between ethnic Banggai and Bugis in Bungin Village District of Bokan Island Regency of Banggai Islands, Province of Central Sulawesi. This study used a qualitative method with a descriptive approach. The data were collected from the observation, interviews, and document analysis. The results of this study suggest that: (1) Communication behaviour in ethnic Banggai and Bugis in Bungin Village District of Bokan Island goes well. It can be seen from the relations between two ethnic better with the awareness among both the mutual accepted, understanding and respecting each other. The length of communicated between two ethnic could bring out them towards to the mutual understanding; (2) Process of acculturation that occurred between ethnic Banggai and Bugis in Bungin Village, there is a good social relations; (3) Process of acculturation is characterized by three fundamental process in terms of communication variables, namely interpersonal communication, environment communication, and social communication. Keywords: acculturation, intercultural communication, Banggai ethnic, Bugis ethnic 18 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

2

3 Akulturasi Etnis Banggai dan Etnis Bugis Atma Sepriani, Sumarjo, dan Noval Sufriyanto Talani Pendahuluan Fenomena yang sering muncul, yang terkait dengan komunikasi antarbudaya adalah sebuah aktivitas yang tak lepas dari perilaku komunikasi yang terjadi antara transmigran dengan masyarakat lokal dalam kehidupan kesehariannya yang sering kali terjadi. Komunikasi dapat terjadi di dalam rumah, di luar rumah. Misalnya antara anak dan orang tua, guru dengan murid, atasan dengan bawahan, dan lain sebagainya. Hal seperti inipula yang terjadi di Desa Bungin. Masyarakat lokal (etnis Banggai) di Bokan Kepulauan khususnya Desa Bungin yang kental dengan budayanya kini mulai terjadi perubahan yang dipengaruhi oleh masuknya kebudayaan lain (etnis Bugis) sehingga terjadi akulturasi budaya terhadap masyarakat lokal (etnis Banggai). Dalam artian yang lebih lugas, bahwa akulturasi merupakan proses yang dilakukan oleh masyarakat pendatang untuk menyesuaikan diri dengan memperoleh kebudayaan masyarakat setempat. Namun demikian, identitas atau jati diri dari masing-masing suku yaitu Bugis dan Banggai tetap bertahan. Lingkungan di dalam setiap budaya, ada bentuk lain yang agak serupa dengan bentuk budaya yang ada, misalnya tradisi melamar. Masing-masing budaya memiliki tradisi berbeda dalam hal melamar. Hal ini menunjukkan telah terjadi interaksi yang dibentuk oleh suatu budaya. Budaya mempengaruhi banyak hal, budayalah yang menentukan waktu dan jadwal-jadwal peristiwa-peristiwa antar pribadi, tempattempat untuk membicarakan topik tertentu jarak fisik yang memisahkan antara seorang pembicara dengan orang lain, nada suara yang sesuai untuk membicarakan hal tertentu. Salah satu contoh akulturasi budaya yang terjadi di Desa Bungin yang diakibatkan masuknya budaya Bugis terlihat pada penggunaan selingan bahasa Bugis dalam percakapan antar suku dan juga kadar emosi dari orang Banggai bisa dikatakan kasar, mungkin hal ini adalah adaptasi dari akulturasi yang terjadi. Tak jarang komunikasi yang terjadi dengan latar belakang budaya yang berbeda, dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam proses komunikasinya. Demikian juga dengan kehidupan masyarakat Desa Bungin dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami perubahan kehidupan. Kehidupan masyarakat etnis Bugis lebih baik dibandingkan dengan masyarakat lokal (etnis Banggai), hal ini karena etnis Bugis sudah menguasai sebagian besar perekonomian di Kecamatan Bokan Kepulauan khususnya Desa Bungin, hal ini tentunya membawa budaya baru, dalam kurun waktu yang tidak disadari telah terjadi kontak budaya (akulturasi), sehingga sebagai pendatang (etnis Bugis) mempunyai andil yang cukup besar dalam kontak budaya ini. Kontak budaya yang terjadi antara masyarakat lokal (etnis Banggai) dan masyarakat pendatang (etnis Bugis) membuat peneliti tertarik untuk menelusuri perilaku komunikasi dalam akulturasi antar etnis di Desa Bungin. Di mana masingmasing etnis menampilkannya dalam kehidupan sehari-hari dan kontak antar etnis dapat menimbulkan akulturasi budaya dikalangan masyarakat Desa Bungin Kecamatan Bokan Kepulauan. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan tentang perilaku komunikasi antar etnis Banggai dan etnis Bugis di Desa Bungin, serta menemukan proses akulturasi yang terjadi antar etnis tersebut. Sesuai dengan penelitian kualitatif maka pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara dipilih secara sengaja (purposive sampling), yaitu, orang yang dianggap dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Tetapi kenyataan dilapangan, seseorang yang semula dianggap sebagai informan kunci saat 18 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

4 ARTIKEL ILMIAH Vol. 1, No. 1, Januari diwawancarai ternyata tidak dapat banyak mengetahui informasi yang dibutuhkan, untuk itu informan menunjuk informan lain yang dianggap lebih mengetahui informasi yang dibutuhkan. Sehingganya jumlah informan akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan dan terpenuhinya informasi (snow ball sampling), yaitu dari subjek yang sedikit, semakin lama berkembang menjadi banyak. Hasil Dan Pembahasan Perilaku komunikasi etnis Banggai dan etnis Bugis Perilaku komunikasi antara etnis Banggai dan etnis Bugis di desa Bungin berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan suatu keadaan dimana keduanya dapat membina hubungan pertemanan hingga relasi kerja. Perilaku komunikasi yang baik ini dipengaruhi oleh penerimaan serta pemanfaatan bahasa yang digunakan kedua etnis tersebut. Menurut Ohoiwutun (dalam Liliweri, 2013:94), dalam komunikasi antarbudaya ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: kapan orang berbicara, apa yang dikatakan, hal memperhatikan, intonasi, gaya kaku dan puitis, dan bahasa tidak langsung. Masyarakat lokal Banggai dengan etnis Bugis merupakan dua etnis yang berbeda, itu berarti mempertemukan dua budaya yang berbeda pula. Tapi hal itu tidak menghalangi mereka dalam melakukan proses komunikasi. Dari penjelasan Bapak Superman diatas, etnis Bugis lebih dikenal melalui dialeknya. Hal itu diperkuat lagi dengan penjelasan dari Bapak Jus, etnis Bugis susah meninggalkan kebiasaannya seperti cara berbicara dan kebiasaan bergaul hanya sesama etnis saja. Perilaku komunikasi yang terjadi antara masyarakat lokal dan pendatang etnis Bugis merupakan komunikasi verbal dan nonverbal yang biasa dilakukan oleh kedua etnis sehari-hari. Selain itu, perilaku komunikasi antara masyarakat lokal dan etnis Bugis terdapat hubungan sosial. Hubungan sosial serta perilaku komunikasi antara masyarakat lokal dan etnis Bugis terlihat dalam hal melakukan kerja bakti, dan kegiatan lainnya yang dilakukan bersama-sama yang bertujuan untuk kepentingan umum, serta partisipasi antara kedua belah pihak terjadi sangat baik. Perilaku komunikasi yang baik antara etnis Banggai dan etnis Bugis di desa Bungin kecamatan Bokan Kepulauan dikarenakan adanya kesadaran dari kedua etnis tersebut atas pencapaian hasil yang baik dari sebuah proses komunikasi jika keduanya saling memahami budaya masing-masing. Cara memahami budaya masing-masing adalah dengan melihat dan memahami bagaimana mereka berkomunikasi. Masyarakat lokal Banggai harus mampu memahami proses komunikasi para pendatang etnis Bugis, tentunya pendatang pun harus mampu memahami proses komunikasi masyarakat lokal. Semakin cakap seseorang berkomunikasi, maka semakin lancar proses komunikasi yang akan dilaluinya nanti. Sejauh ini, sebagian masyarakat lokal mulai memahami bahasa yang digunakan oleh pendatang etnis Bugis. Hal ini dapat mendukung proses komunikasi yang terjalin antara keduanya, sehingga dapat memperkcil kesalahpahaman yang terjadi ketika berkomunikasi. Saat ini, perilaku komunikasi pendantang Bugis semakin baik ketika berhadapan dengan masyarakat lokal. Hal ini dibuktikan dengan keadaan komunikasi diantara keduanya. Etnis Bugis sudah tidak terlalu mengalami kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan oleh penduduk setempat/lokal. Di perkantoran, hingga pasar sekalipun menjadi tempat bagi para pendatang (etnis Bugis) untuk berbaur dan mengadakan kontak dengan masyarakat lokal (etnis Banggai) yang mengarah pada akulturasi. Perilaku komunikasi yang semakin membaik ini antara etnis Bugis dengan masyarakat lokal (etnis Banggai) ini dapat dijelaskan dalam teori konvergensi. Teori konvergensi budaya sering disebut sebagai model konvergensi atau model interaktif. Model komunikasi menurut pendekatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 19

5 Akulturasi Etnis Banggai dan Etnis Bugis Atma Sepriani, Sumarjo, dan Noval Sufriyanto Talani konvergensi, menetapkan satu fokus utama yakni hubungan timbal balik antara partisipan komunikasi karena mereka saling membutuhkan. Komunikasi disini dilihat tidak sebagai komunikasi yang berlangsung secara linear dari sumber kepada penerima, melainkan sebagai sirkum atau melingkar, yaitu proses dimana sumber dan penerima berganti-ganti peran sampai akhirnya mencapai tujuan, kepentingan, dan pembauran. Ada empat kemungkinan hasil komunikasi konvergensi, yaitu, (1) dua pihak saling memahami makna informasi dan menyatakan setuju; (2) dua pihak saling memahami makna dan menyatakan tidak setuju; (3) dua pihak tidak memahami informasi namun menyatakan setuju; dan (4) dua pihak tidak memahami makna informasi dan menyatakan tidak setuju. Ada tiga model yang termasuk dalam teori konvergensi budaya, yaitu (1) lingkaran-lingkaran yang tumpang tindih; (2) sebuah heliks; (3) sebuah zigzag. Perilaku komunikasi yang terjadi antara etnis Bugis dan etnis Banggai dapat dijelaskan dalam lingkaran-lingkaran yang tumpang tindih berikut ini: A AB B Gambar 1 Model Konvergensi Budaya Etnis Bugis dan Etnis Banggai Sudah Mencapai Tahap Pengertian dan Pemahaman Bersama Sumber: hasil pengolahan dan data analisis penelitian Gambar di atas merupakan keadaan komunikasi antara etnis Bugis dengan etnis Banggai di Desa Bungin Kecamatan Bokan Kepulauan. Awalnya ruang tumpang tindih itu kecil saat pertemuan pertama antara pendatang dengan masyarakat lokal. namun seiring berjalannya waktu, ruang tumpang tindih itu semakin besar. Ruang tumpang tindih yang makin besar menandakan banyaknya pengalaman yang sama diantara keduanya dan komunikasi berjalan semakin efektif. Hal ini ditandai dengan hubungan keduanya, para pendatang Bugis dan masyarakat lokal Banggai yang saling memahami cara berkomunikasi masingmasing sehingga tercipta rasa saling menghargai dan menghormati antar sesama. Lingkaran-lingkaran yang tumpang tindih ini menjelaskan bahwa baik ruang A maupun ruang B, masing-masing memiliki makna mereka sendiri untuk simbol-simbol yang mereka pergunakan bersama. Ruang AB, dimana kedua lingkaran bertumpukan, merupakan makna yang sama antara kedua pelaku komunikasi tersebut untuk simbolsimbol yang dipergunakan bersama. Model ini menekankan pada komunikasi sebagai suatu proses penciptaan dan pembagian bersama informasi untuk tujuan mencapai saling pengertian bersama antara para pelakunya. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi bergantiganti peran sebagai sumber ataupun penerima, yang diistilahkan sebagai transceivers, sampai akhirnya mencapai tujuan, kepentingan ataupun pengertian bersama. Hal ini dapat dilihat dari budaya tabe atau pun kata iye yang diadopsi oleh masyarakat lokal dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan seharihari. Tak hanya itu juga etnis Bugis mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Banggai begitupun sebaliknya, etnis Banggai bisa berbahasa Bugis. Lamanya waktu berkomunikasi diantara etnis Bugis 20 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

6 ARTIKEL ILMIAH Vol. 1, No. 1, Januari dengan masyarakat lokal dapat membawa mereka menuju pengertian bersama. Mencapai pengertian bersama merupakan proses yang rumit dan berbelitbelit. banyak sekali yang dapat keliru dalam proses ini. Semakin lancar kemampuan kedua pelaku komunikasi tersebut dalam proses saling berkomunikasi, maka semakin bertambah pula kemungkinan yang ada untuk saling memahami makna masingmasing. Konkretnya, seluruh proses komunikasi pada akhirnya menggantungkan keberhasilan pada tingkat ketercapaian tujuan komunikasi, yaitu sejauh mana para partisipan memberikan makna yang sama atas pesan yang dipertukarkan. proses komunikasi seperti inilah yang dapat dikatakan sebagai komunikasi antarbudaya yang efektif. Proses akulturasi antar etnis Banggai dan etnis Bugis Sejauh ini, etnis pendatang Bugis mampu melakukan percakapan dengan penduduk lokal (etnis Banggai) dengan menggunakan bahasa Indonesia. Penduduk lokal pun mampu memberikan umpan balik terhadap komunikasi yang dilakukannya dengan etnis pendatang Bugis. Sebagian besar penduduk lokal dan juga pendatang menguasai bahasa Banggai, dan bahasa Bugis, serta bahasa Indonesia. Kemampuan penduduk lokal dalam memahami bahasa yang digunakan oleh etnis pendatang Bugis ini didukung oleh seringnya mereka menggunakan bahasa Bugis disetiap proses komunikasi dengan sesamanya. Ada pula saat-saat dimana mereka tanpa sadar menggunakan bahasanya ketika berada disekeliling penduduk lokal. Media menjadi saluran yang dapat digunakan untuk menambah informasi tentang suatu budaya. Keadaan ini mampu mendukung interaksi keduanya, sehingga proses akulturasi dapat berjalan dengan lancar dan efektif. Selain itu, proses akulturasi yang terjadi antara etnis Banggai dan etnis Bugis di desa Bungin ditandai dengan tiga proses yang mendasar yang ditinjau dari variabelvariabel komunikasi dalam akulturasi yang bermanfaat dalam menganalisis akulturasi seorang transmigran dari perspektif komunikasi yang dikemukakan oleh Mulyana (2005: ), yaitu, komunikasi personal, lingkungan komunikasi, dan komunikasi sosial. Komunikasi personal etni Banggai dan etnis Bugis Komunikasi personal merupakan komunikasi yang terjadi dari dalam diri masing-masing individu dari etnis Banggai dan etnis Bugis. Komunikasi persona mengacu pada proses mental dari dalam diri etnis pendatang Bugis untuk menyesuaikan diri dan mengatur lingkungannya, mendengar setiap pembicaraan penduduk lokal, serta memahami dan merespons keadaan yang terjadi dalam lingkungan sekitarnya. Seiring berjalangnya waktu, mereka sadar bahwa hal tersebut kebutuhan yang wajib dipenuhi. Keadaan inilah yang kemudian memaksa mereka untuk berusaha memahami apa yang terjadi dilingkungan sekitarnya. Kedua etnis tersebut sudah saling melakukan pendekatan satu sama lain agar tercipta hubungan psikologis diantara mereka, sehingga dalam benak mereka tidak muncul berbagai macam pertanyaan-pertanyaan. Hubungan yang dilalui kedua etnis tersebut baik secara psikologis maupun emosional merupakan salah satu indikator yang mempererat akulturasi, dimana hal itu membantu memudahkan etnis Bugis dan penduduk lokal memasuki tahap yang pribadi sehingga dalam benak mereka tidak ada rasa saling curiga. Lingkungan komunikasi antara etnis Banggai dan etnis Bugis Lingkungan komunikasi etnis Banggai dan etnis Bugis berjalan dengan baik. Pergaulan atau interaksi itu dimulai dari lingkungan pertentanggan, lingkungan kerja, serta dalam lingkungan rumah tangga itu sendiri. Lingkungan inilah yang membawa mereka bertemu dan berkumpul saling Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 21

7 Akulturasi Etnis Banggai dan Etnis Bugis Atma Sepriani, Sumarjo, dan Noval Sufriyanto Talani berkomunikasi baik secara individu maupun kelompok. Adapun cara-cara yang dilakukan etnis Banggai dan etnis Bugis agar dapat dikenal dan saling mengenal dalam lingkungannya adalah saling mengundang apabila ada yang mengadakan pesta pernikahan atau acara syukuran, mereka saling membantu mendirikan tenda. Dengan adanya kegiatan tersebut yang melibatkan etnis pendatang Bugis dan masyarakat lokal dalam lingkungan mereka dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi diantara kedua etnis tersebut yang terlibat dalam hal ini. Lingkungan komunikasi turut memberi andil dalam mempercepat proses akulturasi antara etnis Banggai dan etnis Bugis dimana mereka bergaul dan berkomunikasi. Komunikasi sosial di Desa Bungin Komunikasi sosial terkait dengan komunikasi personal, di mana melibatkan dua orang atau lebih yang berbeda budaya saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Dalam hubungan ini terjadi proses saling mempengaruhi, proses saling mempengaruhi dalam kegiatan pergaulan antar individu ini disebut komunikasi. Setiap harinya etnis pendatang Bugis dan masyarakat lokal melakukan interaksi dan komunikasi antar pribadi berdasarkan kebutuhan atas informasi, pengetahuan yang dimilikinya, pengalaman-pengalaman pribadinya, menyangkut kehidupan seharihari dimasyarakat, partisipasi dan persetujuan dalam bidang tertentu, misalnya perdagangan, dan pertanian. Seperti yang dikatakan beberapa informan bahwa mereka setiap harinya melakukan komunikasi sosial dan juga komunikasi antar pribadi. Dengan melakukan komunikasi antar pribadi (antar personal) diharapkan saling mengisi kekurangan dan kelebihan masingmasing. Hubungan komunikasi antar etnis pendatang Bugis dan masyarakat lokal berlangsung diberbagai tempat dimana saja ketika mereka bertemu. Hubungan komunikasi antar pribadi diantara mereka terjalin akrab bahkan sudah seperti keluarga sendiri. Begitupula dengan hubungan sosial 22 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo diantara mereka antar satu dengan yang lainnya saling mengenal dengan baik. Komunikasi sosial dan komunikasi antar pribadi etnis Banggai dan Bugis berjalan efektif karena pihak-pihak yang berkomunikasi sudah saling mengenal dan mempunyai persamaan kultur. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Perilaku komunikasi dalam akulturasi etnis Banggai dan etnis Bugis di Desa Bungin Kecamatan Bokan Kepulauan berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari hubungan antara kedua etnis tersebut semakin baik dengan adanya kesadaran diantara keduanya untuk saling menerima, memahami serta menghargai satu sama lain. Perilaku komunikasi yang terjadi antara etnis Banggai dan etnis Bugis dijelaskan dalam teori konvergensi budaya yang digambarkan dalam lingkaran-lingkaran yang tumpang tindih. Dalam teori konvergensi, etnis Banggai dan etnis Bugis bertemu pada suatu titik dalam hal ini lingkungan sebagai bentuk hubungan sosial yang bergerak kearah satu titik temu (convergence). Lamanya waktu berkomunikasi diantara etnis Banggai dan etnis Bugis dapat membawa mereka menuju pengertian bersama. Proses akulturasi yang terjadi antar etnis di Desa Bungin Kecamatan Bokan Kepulauan, apabila dilihat secara keseluruhan terdapat adanya hubungan sosial yang baik. Hubungan sosial yang baik antara kedua etnis tersebut dapat dilihat dari cara penyelesaian konflik dengan cara duduk bersama dan bicara baik-baik. Proses Akulturasi ditandai dengan tiga proses yang mendasar yang ditinjau dari variable komunikasi yakni proses yang pertama yaitu komunikasi personal yang mengacu pada proses mental dari dalam diri etnis pendatang Bugis untuk menyesuaikan diri dan mengatur lingkungannya, mendengar stiap pembicaraan penduduk lokal, serta memahami dan merespons keadaan yang

8 ARTIKEL ILMIAH Vol. 1, No. 1, Januari terjadi dalam lingkungan sekitar; yang kedua yaitu lingkungan komunikasi ditandai dengan pergaulan atau interaksi antar etnis Banggai dan etnis Bugis, yang dimulai dari lingkungan bertetangga, lingkungan kerja, serta dalam lingkungan rumah tangga itu sendiri; sedangkan proses yang ketiga adalah komunikasi sosial berkaitan dengan komunikasi personal, dimana melibatkan dua orang atau lebih yang berbeda budaya saling berhubungan satu dengan lainnya. Hubungan komunikasi antar etnis Banggai dan etnis Bugis berlangsung di berbagai tempat yang didasarkan pada kebutuhan atas informasi, pengalaman-pengalaman pribadinya, menyangkut kehidupan sehari-hari dimasyarakat, partisipasi dan persetujuan dalam bidang tertentu misalnya dalam bidang perdagangan dan pertanian. Saran Saran peneliti yaitu: (1) Dapat meningkatkan kerukunan antar etnis, serta mencegah konflik yang terjadi antar etnis di Desa Bungin Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten Banggai Laut; (2) Dalam akulturasi diharapkan etnis-etnis yang terlibat didalamnya tidak meninggalkan adat-istiadat yang telah ada sebelumnya agar para generasi muda dapat melestarikan budaya lokal yang ada; (3) Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih sangat sederhana dan jauh dari kata kesempurnaan, namun penulis berharap tulisan ini bisa menjadi referensi awal bagi siapa pun yang mempunyai keinginan untuk melakukan penelitian berkaitan dengan perilaku komunikasi antaretnik, antar ras atau pun antarbudaya. Daftar Pustaka Liliweri, A Gatra-Gatra Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar., Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Matthew, B.M. dan A.M. Huberman Analisis Data Kualitatif. Penerjemah: Tjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI-Press. Moleong, L.J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, D Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, D. dan R. Jalaludin, Komunikasi Antarbudaya: Panduan Berkomunikasi Dengan Orang- Orang Berbeda Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, D Komunikasi Antarbudaya: Panduan Berkomunikasi Dengan Orang- Orang Berbeda Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 23

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta 74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penelitian Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia adalah tempat bagi kurang lebih satu juta penduduk yang heterogen. Berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan akan terwujud apabila manusia menggunakan

Lebih terperinci

AKULTURASI BAHASA ANTAR ETNIS MELAYU SAMBAS DAN ETNIS JAWA

AKULTURASI BAHASA ANTAR ETNIS MELAYU SAMBAS DAN ETNIS JAWA AKULTURASI BAHASA ANTAR ETNIS MELAYU SAMBAS DAN ETNIS JAWA Ike Triwulan, Sulistyarini, Parijo Program studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Email: Ike Triwulan84@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Nur Oktapianti NIM :

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Nur Oktapianti NIM : PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Nur Oktapianti NIM : 090563201042 ABSTRACT This research aims to determine the process of interpersonal communication

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang dilakukan oleh manusia merupakan suatu proses yang melibatkan individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 13 KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dwi Nurani Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM INTERAKSI SOSIAL SISWA SUKU JAWA DAN BALI (SUKU PENDATANG) DENGAN SISWA SUKU BUGIS LUWU (SUKU SETEMPAT) DI SMA NEGERI 1 SUKAMAJU KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA Fatniyanti Pendidikan Sosiologi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi ABSTRAK Judul Skripsi : Pengalaman Akomodasi Komunikasi (Kasus: Interaksi Etnis Jawa dengan Etnis Batak) Nama : Osa Patra Rikastana NIM : 14030111140104 Jurusan : Ilmu Komunikasi Geografis Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. A. Kesimpulan

BAB V. Penutup. A. Kesimpulan BAB V Penutup A. Kesimpulan Dalam studi komunikasi antarbudaya, salah satu yang menarik untuk dikaji dan ditelaah lebih jauh adalah proses akomodasi komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki salah satu tugas perkembangan untuk mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan mengarahkan individu tersebut untuk melangsungkan

Lebih terperinci

CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika

CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA Naskah Publikasi Skripsi Ilmu Komunikasi Oleh: DESTRIADI YUNAS JUMASANI

Lebih terperinci

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT 1 PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK Dian Setiani 1, Fitria Kasih 2, Mori Dianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

WAWANCARA DALAM PENELITIAN. Nur Habibah Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

WAWANCARA DALAM PENELITIAN. Nur Habibah Universitas Muhammadiyah Sidoarjo WAWANCARA DALAM PENELITIAN Nur Habibah Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Dalam penelitian, fase terpenting adalah pengumpulan data, yaitu: Proses pengadaan data untuk keperluan penelitian/ Prosedur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Huntington & Harrison, 2000, hal. 227) mengatakan bahwa pada era globalisasi budaya-budaya lokal yang bersifat keetnisan semakin menguat, dan penguatan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baru dijajaki merupakan proses awal untuk dapat bertahan hidup dalam sebuah lingkungan baru. Berbagai masalah-masalah akan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. tentunya ada keinginan untuk dapat diterima dalam lingkungan tersebut. Salah

BAB VI PENUTUP. tentunya ada keinginan untuk dapat diterima dalam lingkungan tersebut. Salah BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Ketika seseorang atau sekelompok orang dihadapkan pada suatu lingkungan sosial budaya yang berbeda akibat adanya suatu perpindahan, tentunya ada keinginan untuk dapat diterima

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa dan Minangkabau) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT Bagian ini menjelaskan hasil-hasil yang didapatkan dari penelitian dan mendiskusikannya

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang BAB VI PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dalam pembahasan sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip Unwira Kupang, memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi sebagai proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima untuk merubah tingkah laku kini melingkupi proses yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1).

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang multikultural. Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 300 suku bangsa besar dan kecil, banyak suku bangsa dengan bahasa dan identitas

Lebih terperinci

INTERAKSI antar etnis di DESA ARGAKENCANA. Skripsi

INTERAKSI antar etnis di DESA ARGAKENCANA. Skripsi INTERAKSI antar etnis di DESA ARGAKENCANA (Suatu penelitian di Desa Argakencana Kecamatan Toili Kabupaten Banggai) Skripsi Diajukan sebagai Persyaratan Ujian Sarjana Jurusan Sejarah Prodi Pendidikan S1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia

BAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan, manusia hidup dalam suatu ruang lingkup sosial tertentu yang menjadi wadah kehidupannya. Manusia dalam aktivitasnya setiap saat memerlukan bantuan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi,

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, BAB V PENUTUP A. Simpulan Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial. Pada proses akulturasi budaya kaum urban dalam keluarga beda

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Strategi Akulturasi Integrasi pada Mahasiswa Perantau Kelompok Etnik Minangkabau dan Kelompok Etnik Batak di Kota Bandung

Studi Deskriptif Mengenai Strategi Akulturasi Integrasi pada Mahasiswa Perantau Kelompok Etnik Minangkabau dan Kelompok Etnik Batak di Kota Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Strategi Akulturasi Integrasi pada Mahasiswa Perantau Kelompok Etnik Minangkabau dan Kelompok Etnik Batak di Kota Bandung 1 Melita Elvaretta

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Proses Komunikasi 2.1.1 Pengertian Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya sehingga dapat menciptakan suatu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI NORMA KESOPANAN PADA PERILAKU MAHASISWA PENDATANG DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

IMPLEMENTASI NORMA KESOPANAN PADA PERILAKU MAHASISWA PENDATANG DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 IMPLEMENTASI NORMA KESOPANAN PADA PERILAKU MAHASISWA PENDATANG DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak orang Korea berdatangan di negara di mana mereka. satunya di Indonesia. Selain ingin melakukan perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak orang Korea berdatangan di negara di mana mereka. satunya di Indonesia. Selain ingin melakukan perjalanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan industri teknologi dan bisnis Korea Selatan telah membawa Korea Selatan menjadi negara maju, salah satu dampak ekspansi industri dan teknologi tersebut

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip

BAB VI PENUTUP. penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dalam pembahasan sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip Unwira Kupang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dan Jepang sudah lama menjadi mitra strategis dalam berbagai bidang perekonomian. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs www.bppt.go.id kerjasama ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Antarbudaya Hal-hal yang sejauh ini dibicarakan tentang komunikasi, berkaitan dengan komunikasi antarbudaya. Fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan antara komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi kepada muridnya. Karena seorang guru bahasa sunda harus menyampaikan pesan yang disengaja dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sangat mendasar dalam proses belajar manusia. Manusia dibesarkan, diasuh

BAB I PENDAHULUAN. dan sangat mendasar dalam proses belajar manusia. Manusia dibesarkan, diasuh BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi layaknya nafas kehidupan manusia. Kodratnya sebagai makhluk sosial membuatnya senantiasa berinteraksi demi pemenuhan kebutuhan dan keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, beberapa budaya Indonesia yang terkikis oleh budaya barat sehingga generasi muda hampir melupakan budaya bangsa sendiri. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Sulawesi Selatan dan Barat terdapat empat etnik dominan dan utama, yakni Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki ragam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya, ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Ragam budaya yang terdapat di Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang tinggi di tiap-tiap penganutnya.

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Karakteristik Etnis Arab dan Etnis Sunda Kata Arab sering dikaitkan dengan wilayah Timur Tengah atau dunia Islam. Negara yang berada di wilayah Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan sebuah konsep "membina" hubungan dengan orang lain dengan saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan adalah suatu upacara daur hidup manusia yang dilakukan secara turun-temurun untuk melanjutkan roda kehidupan. Dalam Undang- Undang Perkawinan no. 1 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Tindakan, ucapan, bahkan ekspresi manusia dapat disebut dengan bentuk komunikasi baik antara

Lebih terperinci

MEILIN NENCY NPM:

MEILIN NENCY NPM: STRATEGI PENDUDUK TRANSMIGRAN DALAM MEWUJUDKAN INTEGRASI DENGAN PENDUDUK ASLI DI JORONG SUNGAI TAMBANG II NAGARI SIJUNJUNG KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka dengan orang lain melalu penggunaan simbol (Samovar, 2014,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persahabatan, pertemanan, perkumpulan dan juga perkawinan. Komunikasi. orang lain, sekecil apapun perbedaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. persahabatan, pertemanan, perkumpulan dan juga perkawinan. Komunikasi. orang lain, sekecil apapun perbedaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial. Karena itu manusia tidak hidup sendirian. Perwujudan manusia sebagai makhluk sosial nampak dalam persahabatan,

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda) ejournal lmu Komunikasi, 2014, 2 (1): 155-165 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

Lebih terperinci

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

PERAN SIGNIFICANT OTHERS PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau yang tentunya pulau-pulau tersebut memiliki penduduk asli daerah yang mempunyai tata cara dan aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa. Sampai saat ini tercatat terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa. Sampai saat ini tercatat terdapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa. Sampai saat ini tercatat terdapat lebih dari 500 etnis di Indonesia (Suryadinata, 1999). Suku Batak merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

ADAPTASI SOSIAL MAHASISWA ASLI PAPUA DALAM MELANJUTKAN STUDI DI PERGURUAN TINGGI (Studi Pada Mahasiswa Asli Papua di Universitas Halu Oleo Kendari)

ADAPTASI SOSIAL MAHASISWA ASLI PAPUA DALAM MELANJUTKAN STUDI DI PERGURUAN TINGGI (Studi Pada Mahasiswa Asli Papua di Universitas Halu Oleo Kendari) Neo Societal; Vol. 3; No. 1; 2018 ISSN: 2503-359X; Hal. 279-287 ADAPTASI SOSIAL MAHASISWA ASLI PAPUA DALAM MELANJUTKAN STUDI DI PERGURUAN TINGGI (Studi Pada Mahasiswa Asli Papua di Universitas Halu Oleo

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: NIRMALA PUTRI KUSUMANINGTYAS DOSEN PEMBIMBING : 1. Nasrullah, S.Sos, M.Si 2. Isnani Dzuhrina, S.Sos, M.Adv

SKRIPSI. Oleh: NIRMALA PUTRI KUSUMANINGTYAS DOSEN PEMBIMBING : 1. Nasrullah, S.Sos, M.Si 2. Isnani Dzuhrina, S.Sos, M.Adv PERILAKU KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MAHASISWA (STUDI PADA MAHASISWA TIMOR LESTE DENGAN MASYARAKAT SEKITARNYA YANG TINGGAL DI DAERAH DESA LANDUNGSARI KABUPATEN MALANG) SKRIPSI Oleh: NIRMALA PUTRI KUSUMANINGTYAS

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT KECINTAAN GENERASI MUDA SUKU NGADA PADA PESTA ADAT REBA di ERA GLOBALISASI (Simbolisme dan Pergulatan Adat Istiadat)

PEMETAAN TINGKAT KECINTAAN GENERASI MUDA SUKU NGADA PADA PESTA ADAT REBA di ERA GLOBALISASI (Simbolisme dan Pergulatan Adat Istiadat) PEMETAAN TINGKAT KECINTAAN GENERASI MUDA SUKU NGADA PADA PESTA ADAT REBA di ERA GLOBALISASI (Simbolisme dan Pergulatan Adat Istiadat) Dimas Qondias Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar STKIP Citra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosio-budaya yang perilakunya diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosio-budaya yang perilakunya diperoleh melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosio-budaya yang perilakunya diperoleh melalui proses belajar. Apa yang dipelajari oleh manusia pada umumnya dipengaruhi oleh sosial

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Perilaku Empati Anak Melalui Teknik Two Stay Two Stray pada Anak Kelompok B Tk Islam Bakti IX Kerten Tahun Pelajaran 2013/2014

Upaya Meningkatkan Perilaku Empati Anak Melalui Teknik Two Stay Two Stray pada Anak Kelompok B Tk Islam Bakti IX Kerten Tahun Pelajaran 2013/2014 Upaya Meningkatkan Perilaku Empati Anak Melalui Teknik Two Stay Two Stray pada Anak Kelompok B Tk Islam Bakti IX Kerten Tahun Pelajaran 2013/2014 Rita Yuliani¹, Samidi², Ruli Hafidah¹ ¹Program Studi PG-PAUD,

Lebih terperinci

Implementasi Lokalitas Budaya Madura sebagai salah satu kekayaan Bahasa dan Sastra Indonesia

Implementasi Lokalitas Budaya Madura sebagai salah satu kekayaan Bahasa dan Sastra Indonesia Implementasi Lokalitas Budaya Madura sebagai salah satu kekayaan Bahasa dan Sastra Indonesia Abstrak Pendidikan adalah hal paling penting dalam upaya membekali generasi muda untuk menjadi penerus bangsa

Lebih terperinci

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 4 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari POKOK BAHASAN Memahami Perbedaan Perbedaan Budaya DESKRIPSI Modul ini membahas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. secara bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini.

BAB IV ANALISIS DATA. secara bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini. 74 BAB IV ANALISIS DATA 1. Temuan Penelitian Pada bab Analisis data ini akan disajikan data yang diperoleh peneliti dari informan dan dari lapangan untuk selanjutnya dikaji lebih lanjut. Analisis data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan dan mengungkapkan hubungan antara peristiwa dengan. makna terutama menurut persepsi partisipan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan dan mengungkapkan hubungan antara peristiwa dengan. makna terutama menurut persepsi partisipan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif berbentuk deskriptif, tujuan utama dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam kaitannya dengan metodologi dan prosedur yang digunakan dalam penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling berkomunikasi. Manusia juga pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup, yaitu sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia tanpa memiliki pemahaman apapun tentang apa yang harus dilakukan dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia tanpa memiliki pemahaman apapun tentang apa yang harus dilakukan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Mahasiswa asing merupakan individu dimana setiap individu lahir di dunia tanpa memiliki pemahaman apapun tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana harus

Lebih terperinci

PROSES AKULTURASI DALAM KOMUNITAS (Studi Kasus Mahasiswa Non Sunda di Komunitas Budaya Sunda SAWANDA)

PROSES AKULTURASI DALAM KOMUNITAS (Studi Kasus Mahasiswa Non Sunda di Komunitas Budaya Sunda SAWANDA) ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 1096 Abstrak PROSES AKULTURASI DALAM KOMUNITAS (Studi Kasus Mahasiswa Non Sunda di Komunitas Budaya Sunda SAWANDA) THE PROCESS

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS Pola Komunikasi Interpersonal Anak Tunarungu di Sekolah Inklusi Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program Sarjana Pendidikan Luar

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT PENDATANG DENGAN MASYARAKAT PRIBUMI (Studi Kasus di Jorong Bukit Subur Nagari Ranah Palabi Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya). Watini 1 DrZusmelia M.Si 2 MarleniM.Pd 3

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA.

BAB IV ANALISIS DATA. 90 BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian kualitatif, analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih selama penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian mengenai komodifikasi tabut sebagai daya tarik wisata budaya di Provinsi Bengkulu merupakan penelitian yang dirancang sesuai dengan paradigma

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU KELAS DALAM MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 08 ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ARTIKEL

PERSEPSI GURU KELAS DALAM MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 08 ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ARTIKEL PERSEPSI GURU KELAS DALAM MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 08 ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ARTIKEL Oleh: TIA MARIATI 11060240 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Komunikasi Komunikasi merupakan sebuah kata yang abstrak dan memiliki sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, yang berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk etnis Arab yang mempengaruhi Negara Indonesia sejak 100 tahun

BAB I PENDAHULUAN. termasuk etnis Arab yang mempengaruhi Negara Indonesia sejak 100 tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multikultural yang memiliki keberagaman budaya, termasuk etnis Arab yang mempengaruhi Negara Indonesia sejak 100 tahun sebelum

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN Nomor:..

KUESIONER PENELITIAN Nomor:.. KUESIONER PENELITIAN Nomor:.. Saudara yang terhormat, Kami mohon bantuan Saudara untuk mengisi kuesioner berikut dengan keadaan yang sebenarnya. Isian kuesioner ini akan kami gunakan untuk mengetahui kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data di lapangan tentang penerapan model pembelajaran role playing

BAB III METODE PENELITIAN. data di lapangan tentang penerapan model pembelajaran role playing 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu yang diperlukan peneliti pada saat pengumpulan data di lapangan tentang penerapan model pembelajaran role playing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam hidup kita. Seperti halnya bernafas, banyak orang beranggapan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam hidup kita. Seperti halnya bernafas, banyak orang beranggapan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan simbol yang paling rumit, halus, untuk digunakan manusia berkomunikasi antar sesama manusia. Komunikasi merupakan keterampilan paling penting

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Komunikasi dan Etika Profesi Perspektif Komunikasi Dosen : Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

Sri Rahayu Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

Sri Rahayu Pendidikan Sosiologi FIS-UNM PROSES ADAPTASI MAHASISWA BARU DI PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Sri Rahayu Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana

Lebih terperinci

PERILAKU KOMUNIKASI TRAINER DENGAN SISWANYA DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS DI DJ ARIE SCHOOL BANDUNG

PERILAKU KOMUNIKASI TRAINER DENGAN SISWANYA DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS DI DJ ARIE SCHOOL BANDUNG PERILAKU KOMUNIKASI TRAINER DENGAN SISWANYA DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS DI DJ ARIE SCHOOL BANDUNG (Studi Deskriptif Tentang Perilaku Komunikasi Trainer Dengan Siswanya Dalam Meningkatkan Kreativitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode penelitian dan Bentuk penelitian a. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan

BAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki ciri khas dengan berbagai macam bentuk keberagaman. Keberagaman tersebut terlihat dari adanya perbedaan budaya

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

Oleh : Mark Febri Rincap, Debby.D.V.Kawengian, Antonius Boham

Oleh : Mark Febri Rincap, Debby.D.V.Kawengian, Antonius Boham PENTINGNYA KOMUNIKASI ORANGTUA PADA ANAK DALAM MENGGUNAKAN BAHASA TONTEMBOAN DI DESA KANONANG 1 KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT (Studi Alternatif Guna Melestarikan Bahasa Tontemboan di Desa Kanonang) Oleh :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berbagi Pengetahuan Berbagi pengetahuan adalah kegiatan bekerjasama yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar tercapai tujuan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan seseorang dan masyarakat (Suwarman, 2004: 170). dari generasi ke generasi (Tubbs and Moss, 1996: 237).

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan seseorang dan masyarakat (Suwarman, 2004: 170). dari generasi ke generasi (Tubbs and Moss, 1996: 237). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan produk dari sebuah budaya, yang tidak pernah lepas dari aktivitas komunikasi. Melalui interaksi secara terus menerus seorang manusia juga

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana pada masa tersebut terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Periode ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif dengan metode studi kasus (case study), artinya. melangsungkan pernikahan pada masa studi.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif dengan metode studi kasus (case study), artinya. melangsungkan pernikahan pada masa studi. 34 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus (case study), artinya penelitian difokuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan apabila ada interaksi sosial yang positif, diantara setiap etnik tersebut dengan syarat kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya yang dimiliki seseorang sangat menentukan bagaimana cara kita

BAB I PENDAHULUAN. Budaya yang dimiliki seseorang sangat menentukan bagaimana cara kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya yang dimiliki seseorang sangat menentukan bagaimana cara kita berkomunikasi, artinya cara seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain apakah dengan

Lebih terperinci

Struktur Kepengurusan Jurnal i Pengantar Redaksi ii Daftar Isi v

Struktur Kepengurusan Jurnal i Pengantar Redaksi ii Daftar Isi v Daftar Isi Struktur Kepengurusan Jurnal i Pengantar Redaksi ii Daftar Isi v 1. STRATEGI POSITIONING POLITIK DALAM MENINGKATKAN PEROLEHAN SUARA PARTAI NASIONAL DEMOKRAT PADA PEMILU 2014 DI KOTA AMBON Johan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis di Dusun Kedungringin Kertosono Nganjuk dengan judul Komunikasi Simbolik Dalam Ritual Bari an studi pada masyarakat Dusun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diantara manusia pada dasarnya terdapat saling ketergantungan, saling

I. PENDAHULUAN. diantara manusia pada dasarnya terdapat saling ketergantungan, saling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara kodrati manusia adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang selalu ingin hidup berdampingan, bergaul dengan sesamanya. Hal ini membuktikkan bahwa diantara

Lebih terperinci