W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "W A L I K O T A B A N J A R M A S I N"

Transkripsi

1 W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan peningkatan taraf hidup masyarakat, khususnya dalam usaha pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok perumahan sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Perundang-Undangan, yaitu Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun dan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 tentang Rumah Susun, yang merupakan peningkatan usaha-usaha penyediaan rumah yang layak, yang dapat dijangkau oleh daya ekonomi masyarakat terutama masyarakat yang mempunyai penghasilan rendah; b. bahwa untuk menindaklanjuti sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Perundang-Undangan sebagaimana dimaksud, pengaturan dan pembinaan rumah susun dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan pedoman dari arahan Menteri yang bersangkutan yang kebijakan Pemerintah Daerah dituangkan dalam Peraturan Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, dan huruf b di atas, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang- Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

2 4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3318); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3318); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Banjarmasin Nomor 16 Tahun 1992 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kotamadya Daerah Tingkat II Banjarmasin (Lembaran Daerah Tahun 1993 Nomor 3 Seri D Nomor 2); 12. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 12 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Banjarmasin (Lembaran Daerah Kota Banjarmasin Tahun 2008 Nomor 12, Tambahan Berita Daerah Nomor 10); 13. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Banjarmasin (Lembaran Daerah Kota Banjarmasin Tahun 2008 Nomor 15, Tambahan Berita Daerah Nomor 11); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANJARMASIN dan WALIKOTA BANJARMASIN

3 MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Banjarmasin; 2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Banjarmasin; 3. Walikota adalah Walikota Banjarmasin; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Banjarmasin adalah Lembaga Legislatif Kota Banjarmasin; 5. Rumah Susun Sederhana Sewa selanjutnya dapat disebut RUSUNAWA adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagianbagian distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat disewa dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama; 6. Penduduk Kota adalah orang atau orang-orang yang bertempat tinggal dan terdaftar sebagai warga Kota Banjarmasin; 7. Lingkungan adalah sebidang tanah dengan batas-batas yang jelas diatasnya dibangun rumah susun termasuk prasarana dan fasilitasnya yang secara keseluruhan merupakan kesatuan permukiman; 8. Bagian bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuan-satuan rumah susun yang dapat dimanfaatkan secara bersama baik untuk penghuni rumah susun maupun masyarakat sekitar; 9. Benda bersama adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah susun tetapi yang dimiliki bersama secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama termasuk bagi warga masyarakat sekitar yang memanfaatkannya; 10. Lembaga Pengelola Rumah Susun Sederhana Sewa merupakan suatu badan yang ditetapkan berdasarkan prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk melaksanakan tugas pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa; 11. Penghuni adalah perseorangan yang bertempat tinggal dalam satuan rumah susun; 12. Satuan Rumah Susun adalah rumah susun yang tujuan peruntukan utamanya digunakan secara terpisah sebagai tempat hunian yang mempunyai sarana penghubung ke jalan umum; 13. Pengelolaan RUSUNAWA adalah kegiatan yang meliputi pengelolaan administrasi, keamanan, ketertiban, kebersihan, pemeliharaan, perawatan, perbaikan dan pembinaan; 14. Paguyuban warga atau perhimpunan penghuni adalah perhimpunan yang anggotanya terdiri dari para penghuni RUSUNAWA; 15. Upah Minimum Propinsi yang selanjutnya disingkat UMP adalah upah minimum regional Propinsi Kalimantan Selatan; 16. Unit Pelaksana Teknis Dinas Rumah Susun Sederhana Sewa selanjutnya disebut UPTD adalah Pengelola Rumah Susun Sederhana Sewa Milik Pemerintah Kota Banjarmasin; 17. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Rumah Susun Sederhana Sewa selanjutnya disebut Kepala UPTD adalah Kepala Organisasi Unit Pelayanan Teknis Dinas Rumah Susun Sederhana Sewa;

4 18. Unit Hunian Rumah Susun Sederhana Sewa selanjutnya disebut Unit Hunian adalah satuan-satuan ruang hunian yang disewakan; 19. Masyarakat berpenghasilan rendah adalah masyarakat yang mempunyai penghasilan berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat, yaitu mempunyai penghasilan berdasarkan Upah Minimum Propinsi. BAB II TUJUAN DAN SASARAN Pasal 2 Tujuan pembangunan rumah susun adalah : a. Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang menjamin kepastian hukum pemanfaatannya; b. Meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah dan ruang didaerah perkotaan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan menciptakan lingkungan permukiman yang lengkap, serasi dan seimbang; c. Untuk memberikan pedoman agar dapat memenuhi tugas dan fungsi dalam melaksanakan pengelolaan RUSUNAWA; d. Agar pengelolaan RUSUNAWA berjalan secara konsisten dan dapat terlaksana tepat kepada kelompok sasaran, sehingga pemeliharaan Aset dapat terlaksana dengan baik, layak huni dan berkelanjutan. Pasal 3 Sasaran pembangunan Rumah Susun adalah memberikan fasilitas rumah dengan sistem sewa untuk : a. Masyarakat berpenghasilan rendah yang berdomisili di daerah, diutamakan masyarakat yang berada diwilayah sekitar bantaran sungai, padat dan kumuh maupun tempat-tempat yang rawan bencana dan korban bencana; b. Masyarakat berpenghasilan rendah sebagaimana di maksud pada huruf a Pasal ini, adalah : 1. pendapatan tiap bulan maksimal 2 (dua) kali UMP; 2. belum memiliki rumah tinggal yang tetap. BAB III KEPEMILIKAN Pasal 4 (1) Rumah Susun yang dibangun oleh Pemerintah Pusat dan Pihak Lain yang diserahkan kepada Pemerintah Kota dan atau yang dibangun oleh Pemerintah Kota di atas tanah milik Pemerintah Kota adalah Rumah Susun Milik Pemerintah Kota. (2) Rusunawa dimiliki badan usaha, koperasi dan perorangan yang pembangunannya harus bekerjasama dengan Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Kota. BAB IV KELAYAKAN Pasal 5 (1) Satuan rumah susun yang telah dibangun baru dapat dijual atau disewakan untuk dihuni setelah mendapat izin kelayakan untuk dihuni dari Pemerintah Kota. (2) Ketentuan mengenai izin kelayakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibentuk tim dengan Keputusan Walikota.

5 BAB V PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA Bagian Pertama Penghunian Pasal 6 Setiap warga masyarakat yang berdomisili di daerah dan secara administratif tercatat sebagai penduduk kota berhak untuk menjadi penghuni Rumah Susun. Pasal 7 Penghuni Rumah Susun harus membentuk perhimpunan penghuni untuk mengurus kepentingan bersama. Pasal 8 Setiap Penghuni di Rumah Susun berhak : a. Menempati Unit Hunian sebagai tempat tinggal yang disewanya lengkap dengan fasilitas yang ada baik yang berupa lingkungan, bagian bersama, dan benda bersama; b. Mengajukan keberatan atas pelayanan yang kurang baik kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT); c. Memperoleh informasi dan penjelasan mengenai kebijakan dan segala hal yang berkaitan dengan pengelolaan Rumah Susun; d. Memperoleh fasilitas air bersih, penerangan dan penampungan sampah; e. Memanfaatkan fasilitas yang ada di Rumah Susun; f. Menerima kembali uang jaminan setelah berakhir masa sewa. Pasal 9 Setiap Penghuni Rumah Susun wajib : a. Menjaga keamanan, ketertiban, kenyamanan dan kebersihan dalam unit hunian, dan lingkungan Rumah Susun; b. Mematuhi tata tertib dan peraturan yang sudah ditetapkan; c. Membayar uang sewa sesuai dengan ketentuan; d. Membayar uang jaminan sesuai dengan ketentuan; e. Memelihara Rumah Susun yang disewa dengan sebaik-baiknya sesuai ketentuan; f. Membayar biaya penggunaan listrik; g. Membayar biaya pengelolaan sampah; h. Membayar biaya penggunaan air bersih; i. Membayar iuran bersama demi kepentingan bersama yang besarnya ditentukan dalam musyawarah bersama penghuni; j. Menyerahkan kembali Unit Hunian Rumah Susun apabila Perjanjian Sewa-menyewa telah berakhir masa sewanya, dengan tanpa syarat apapun.

6 Bagian Kedua Persyaratan dan Tata Cara Penghunian Pasal 10 Setiap warga masyarakat yang akan menghuni Rumah Susun harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Penduduk Kota yang dibuktikan dengan KTP dan Kartu Keluarga; b. Memiliki pekerjaan tetap, baik bekerja di sektor formal maupun informal yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari pimpinan bagi yang bekerja secara formal dan Surat Keterangan dari RT, Lurah, dan Camat bagi yang bekerja secara informal; c. Berpenghasilan rendah dengan pendapatan maksimal 2 (dua) kali UMP yang dibuktikan dengan struk gaji bagi karyawan Pemerintah atau swasta yang ditandatangani oleh pengelola gaji dan rincian pendapatan bagi yang bukan karyawan yang diketahui oleh RT, Lurah, dan Camat; d. Sudah berkeluarga/menikah dengan dibuktikan Surat Nikah; e. Maksimal anggota keluarga adalah 4 (empat) orang yang dibuktikan dengan Kartu Keluarga; f. Belum memiliki rumah tinggal tetap yang dibuktikan dengan Surat Pernyataan diatas kertas bermaterai dan photo berwarna terbaru diketahui oleh RT, Lurah, dan Camat. Pasal 11 Persyaratan untuk melakukan kontrak, apabila memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10. Pasal 12 (1) Masyarakat yang akan menghuni Rumah Susun harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan mengajukan permohonan kepada Kepala UPTD. (2) Mengisi formulir yang telah disediakan. (3) Untuk menentukan pemohon yang memenuhi persyaratan akan diseleksi oleh Tim Seleksi. (4) Dasar penentuan seleksi menggunakan pembobotan yang diatur oleh Tim Seleksi. (5) Tim Seleksi sebagaimana dimaksud pada Pasal ini, sebanyak 7 (tujuh) orang terdiri dari unsur Pembina dan pengawas, tokoh masyarakat dan unsur UPTD yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota dengan unsur Pembina dan pengawas, tokoh masyarakat dan unsur UPTD. Pasal 13 Calon penghuni yang dinyatakan telah lulus seleksi untuk menentukan Unit Hunian dilakukan melalui pengundian sesuai dengan lantai hunian. Pasal 14 Penghuni yang akan memperpanjang masa kontrak ditentukan oleh Kepala UPTD sesuai dengan ketentuan Pasal 10.

7 Pasal 15 Calon penghuni yang lolos seleksi dan dinyatakan berhak untuk menjadi penghuni Rumah Susun harus : a. Menandatangani Surat Perjanjian Sewa-menyewa Unit Hunian; b. Membuat Surat Pernyataan sanggup mentaati segala peraturan yang ada; c. Membayar uang sewa bulan pertama dan uang jaminan sebesar 3 (tiga) kali uang sewa; d. Menandatangani Berita Acara Serah Terima Hunian Rumah Susun. Bagian Ketiga Pengelolaan Bagian Bersama dan Benda Bersama Pasal 16 (1) Bagian bersama terdiri dari fasilitas umum dan fasilitas sosial. (2) Bagian Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan. Pasal 17 Guna memenuhi kebutuhan penghuni dapat disediakan kios yang besarnya tarif sewanya ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Pasal 18 (1) Benda Bersama antara lain meliputi : a. Gerobak sampah; b. Tempat sampah; c. Antena. (2) Benda Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan. Pasal 19 Pengelolaan dan pemanfaatan Bagian Bersama dan Benda Bersama akan diatur kemudian oleh UPTD. BAB VI TATA TERTIB, LARANGAN DAN SANKSI Bagian Pertama Tata Tertib Pasal 20 Setiap penghuni harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Menjaga dan bertanggung jawab bersama terhadap lingkungan bersama, bagian bersama, dan benda bersama; b. Menjaga ketertiban dan menjalin hubungan kekeluargaan dengan penghuni maupun masyarakat disekitarnya; c. Memanfaatkan ruang sesuai dengan peruntukkannya;

8 d. Meletakkan kendaraan, gerobak, sepeda, becak dan lainnya pada tempat yang tersedia; e. Melaporkan kepada pengurus RT atau RW setempat apabila ada tamu yang menginap; f. Menciptakan keamanan, kenyamanan, kebersihan, dan kerapian lingkungan; g. Merawat tanaman yang ada di depan dan dihalaman hunian masing-masing; h. Membuang sampah ditempat yang telah ditentukan; i. Membayar ganti rugi setiap kerusakan benda bersama dan bagian bersama akibat kelalaian penghuni. Bagian Kedua Larangan Pasal 21 Setiap Penghuni Rumah Susun dilarang : a. Menambah atau mengurangi bangunan yang telah ada tanpa ijin tertulis dari UPTD dan Pemerintah Kota; b. Mengalihkan dan menyewakan kembali sebagian atau seluruh Unit Hunian tersebut pada pihak lain; c. Menggunakan ruang dalam Rumah Susun yang disewanya untuk kepentingan usaha ataupun kepentingan lainnnya yang mengganggu ketenangan penyewa lainnya; d. Menyewa lebih dari satu Unit Hunian; e. Merusak Benda Bersama dan Barang Bersama; f. Mencemari lingkungan dengan membuang sampah, limbah atau membuat kebisingan; g. Menambah instalasi air dan listrik tanpa ijin tertulis UPTD dan Pemerintah Kota; h. Memasang alat komunikasi dan antena radio/televisi diluar yang disediakan UPTD; i. Merombak bangunan dan komponennya tanpa ijin tertulis UPTD; j. Memelihara binatang yang mengganggu keindahan, kebersihan, kesehatan dan kenyamanan tinggal di Rumah Susun; k. Menanam tanaman terlarang yang membahayakan orang lain; l. Melakukan perbuatan yang dapat mengganggu keamanan, ketertiban, dan kesusilaan (berjudi, minum-minuman keras, narkoba, berbuat maksiat yang melanggar larangan agama dan kesusilaan); m. Memanfaatkan halaman luar ruangan hunian/selasar Rumah Susun untuk keperluan pribadi (mencuci, menjemur, gudang barang dan lain-lain) yang dapat mengganggu ketertiban, keindahan dan kenyamanan; n. Memanfaatkan halaman rumah susun sebagai tempat usaha, tempat penitipan mobil, gerobak, sepeda motor dan lain-lain tanpa izin tertulis UPTD; o. Memasak dengan menggunakan kayu bakar. Bagian Ketiga Sanksi Pasal 22 (1) Sanksi administrasi dapat diberikan dengan pembatalan perjanjian secara sepihak dan uang yang sudah dibayarkan tidak dapat dikembalikan. (2) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud ayat (1), diberikan apabila penghuni melakukan pelanggaran antara lain :

9 a. Melanggar kewajiban dan larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pasal 20 dan Pasal 21; b. Tidak segera menempati hunian dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak penandatanganan Surat Perjanjian Sewa Menyewa; c. Tidak membayar uang sewa selama 3 (tiga) bulan berturut-turut; d. Meninggalkan Rumah Susun lebih dari 1 (satu) bulan tanpa pemberitahuan pada UPTD; e. Melakukan pelanggaran lainnya yang termaktub dalam isi perjanjian sewa menyewa yang telah disepakati. Pasal 23 (1) Sanksi Teknis dapat dikenakan pada penghuni berupa pemutusan aliran listrik dan air bersih, apabila terlambat membayar uang sewa lebih dari tanggal 20 (duapuluh) setiap bulan. (2) Sanksi Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan setelah Penghuni tidak menghiraukan peringatan UPTD yang disampaikan kepada Penghuni paling lambat tanggal 15 (limabelas) bulan bersangkutan. Pasal 24 Apabila penghuni terlambat membayar uang sewa sampai dengan 3 (tiga) bulan berturut-turut, maka yang bersangkutan harus mengosongkan Unit Hunian tanpa syarat. Pasal 25 (1) Apabila penghuni tidak melakukan pengosongan sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, maka UPTD dapat meminta pihak berwenang untuk melakukan pemaksaan. (2) Dalam hal penghuni dipaksa mengosongkan Unit Hunian maka yang bersangkutan tidak berhak atas pembayaran kembali uang jaminannya. Bagian Keempat Batas Waktu Penghunian Pasal 26 (1) Batas waktu penghunian Rumah Susun adalah 3 (tiga) bulan. (2) Penghuni yang telah sampai pada batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dapat mengajukan perpanjangan, maksimal selama 3 (tiga) tahun dan tidak dapat memperpanjang kembali. (3) Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini dapat diberikan, apabila selama menghuni telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1), dan tidak melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pasal 20 dan Pasal 21.

10 BAB VII BIAYA SEWA Pasal 27 (1) Besarnya tarif sewa Unit Hunian tidak lebih besar 1/3 (sepertiga) dari UMP. (2) Tarif sewa Unit hunian didasarkan pada : a. Luas Lantai; b. Tinggi Lantai Unit Sewa; dan c. Kwalitas Unit sewa. (3) Besarnya tarif sewa secara rinci ditetapkan oleh Walikota. (4) Tarif sewa akan ditinjau dan di evaluasi kembali setiap 1 (satu) tahun. Pasal 28 Besaran Uang Sewa Bagian bersama dan Benda Bersama selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan Pasal 18, ditentukan lebih lanjut oleh UPTD setelah mendapat persetujuan Tim Pembina dan Pengawas. Pasal 29 Pembayaran Uang Sewa dilakukan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan pada UPTD dan disetorkan pada kas daerah BAB VIII MANAJEMEN PENGELOLAAN Pasal 30 (1) Pengelolaan RUSUNAWA diwadahi dalam organisasi dengan nama UPTD. (2) UPTD adalah lembaga struktural dan berbentuk unit layanan milik Pemerintah Kota yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah. (3) Tugas Pokok, Fungsi UPTD dan yang berhubungan dengan Pengelolaan Rumah Susun diatur dalam Peraturan Walikota BAB IX PEMBIAYAAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN Pasal 31 (1) Pembiayaan untuk operasional UPTD terdiri atas : a. hasil persewaan; b. bantuan Pemerintah Kota; c. bantuan pihak lain yang sah; d. pendapatan lain yang sah. (2) Pengelolaan keuangan UPTD sesuai dengan ketentuan Pengelolaan Keuangan Daerah. (3) Pembiayaan untuk operasional Tim Pembina dan Pengawas dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Banjarmasin.

11 Pasal 32 UPTD wajib mempertanggung jawabkan pelaksanaan operasional dan keuangan setiap bulan kepada Kepala Instansi yang membidangi perumahan. BAB X PENYIDIKAN Pasal 33 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah : a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana perpajakan Daerah; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan Daerah; d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan Daerah; e. melakukan penggeladahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana; g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan/atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana ; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana, Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan hasil penyidikannya kepada Pengadilan Negeri, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. BAB XI KETENTUAN PIDANA Pasal 34 Barang siapa yang melakukan perusakan bagian bersama, benda bersama atau satuan rumah susun dikenakan sanksi pidana sesuai ketentuan yang berlaku. BAB XII PENUTUP Pasal 35 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Walikota.

12 Pasal 36 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini ditempatkan dalam Lembaran Daerah Kota Banjarmasin. Ditetapkan di Banjarmasin pada tanggal 24 Maret 2009 WALIKOTA BANJARMASIN, ttd H. A. YUDHI WAHYUNI Diundangkan di Banjarmasin pada tanggal 30 Maret 2009 SEKRETARIS DAERAH KOTA BANJARMASIN ttd H. DIDIT WAHYUNIE LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2009 NOMOR 2

13 LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR : TANGGAL : SURAT PERNYATAAN BELUM MEMILIKI RUMAH Yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama Pemohon : 2. Tempat dan Tanggal Lahir : 3. Nomor KTP Kota Banjarmasin : 4. Pekerjaan : 5. Alamat Tempat Kerja : 6. Alamat Sekarang : Adalah benar tinggal dialamat tersebut dengan status : (lingkari pernyataan yang benar) 1. mengontrak 2. magersari/ngindung 3. menyewa 4. menumpang 5. lainnya, sebutkan :... Dengan ini menyatakan bahwa Saya benar benar belum memiliki rumah. Apabila pernyataan saya ini ternyata dikemudian hari tidak benar, saya sanggup dituntut sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Banjarmasin, 2008 Yang Menyatakan, (... ) Mengetahui, RT RW LURAH CAMAT (...) (... ) (... ) (...) WALIKOTA BANJARMASIN, H. A. YUDHI WAHYUNI

14 LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR : TANGGAL : FORMULIR PERMOHONAN KEPADA YTH. BAPAK / IBU MANAJER Lamp : PENGELOLA RUMAH SUSUN MILIK Hal : Permohonan Sewa PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN Rumah Susun Di BANJARMASIN Dengan hormat, yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Pemohon : Tempat dan Tanggal Lahir : Nomor KTP Kota Banjarmasin : Pekerjaan : Alamat Tempat Kerja : Alamat Sekarang : Mengajukan permohonan untuk dapat menyewa Rumah Susun milik Pemerintah Kota Banjarmasin di... Demikian permohonan ini, atas berkenannya kami ucapkan terima kasih. Banjarmasin, 2008 PEMOHON, (...) WALIKOTA BANJARMASIN H. A. YUDHI WAHYUNI

15 LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR : TANGGAL : UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) RUMAH SUSUN GANDA MAQFIRAH MILIK PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN Nomor : Pada hari ini. tanggal (. ) bulan.. Tahun.. (...) bertempat di Banjarmasin, kami yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Jabatan : MANAJER Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Susun Ganda Maqfirah Milik Pemerintah Kota Banjarmasin demikian berdasarkan (SK pengangkatannya) bertindak untuk dan atas nama Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Susun Ganda Maqfirah Milik Pemerintah Kota Banjarmasin. Alamat : Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA Nama :. Pekerjaan : Alamat : Rumah Susun Ganda Maqfirah Milik Pemerintah Kota Banjarmasin yang terletak di., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri Yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA Dengan ini, kedua belah pihak menyatakan telah saling setuju dan sepakat untuk mengadakan Perjanjian Sewa menyewa Unit Hunian di Rumah Susun Blok.. Nomor.. yang terletak di.. Kelurahan.. Kecamatan Banjarmasin, dengan ketentuan sebagai berikut : BAB I PEMBERIAN IJIN Pasal 1 Berdasarkan peraturab perundang undangan yang berlaku PIHAK PERTAMA memberikan ijin kepada PIHAK KEDUA untuk menyewa Unit Hunian di Rumah Susun Milik Pemerintah Kota Banjarmasin yang terletak di. Pada blok. Lantai. Nomor Pasal 2 (1) Pemberian ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal. Bulan.. tahun.. sampai dengan tanggal bulan.. tahun (2) Apabila jangka waktu Perjanjian Sewa menyewa ini telah berakhir, maka PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan perpanjangan untuk menyewa Unit Hunian di Rumah Susun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Perjanjian ini untuk satu kali perpanjangan atau 3 tahun lagi. (3) Apabila jangka waktu sewa menyewa dan perpanjangan telah berakhir atau PIHAK KEDUA telah menyewa dan menempati Unit Hunian di Rumah Susun selama lamanya 6

16 tahun, maka tanpa alasan apapun PIHAK KEDUA harus mengembalikan Unit Hunian yang disewanya kepada PIHAK PERTAMA. BAB II HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 3 (1) PIHAK PERTAMA berhak : a. menerima uang jaminan sebesar 3 (tiga) kali biaya sewa, yang diterima pada awal Perjanjian Sewa menyewa dilakukan; b. menerima uang sewa yang harus dibayar oleh PIHAK KEDUA sebesar Rp ,- (tujuh puluh lima ribu rupiah), selambat lambatnya tanggal 10 (sepuluh) pada bulan yang sedang berjalan; c. menerima uang biaya penggunaan listrik dari PIHAK KEDUA yang besarnya disesuaikan dengan jumlah penggunaannya; d. menerima uang biaya penggunaan air bersih dari PIHAK KEDUA yang besarnya disesuaikan dengan jumlah penggunaannya; e. menerima uang biaya pengelolaan sampah dari PIHAK KEDUA yang besarnya telah ditentukan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor.Tahun tentang Pengelolaan Kebersihan dan Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor.. Tahun. Tentang Retribusi Kebersihan; f. menerima uang iuran bersama dari PIHAK KEDUA yang besarnya ditentukan dalam musyawarah bersama yang dipimpin oleh PIHAK PERTAMA; g. menegur baik dengan lisan maupun tertulis kepada PIHAK KEDUA apabila tidak mentaati Tata Tertib Rumah Susun Milik Pemerintah Kota Banjarmasin dan segala Peraturan Perundang undangan yang berlaku; h. menerima kembali Unit Hunian di Rumah Susun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Perjanjian ini yang telah disewa oleh PIHAK KEDUA apabila jangk awaktu sewa menyewa telah berakhir. (2) PIHAK PERTAMA berkewajiban : a. menyediakan Unit Hunian di Rumah Susun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Perjanjian ini; b. menyediakan fasilitas penunjang Rumah Susun seperti kebutuhan listrikdan air minum, juga menyediakan bagian bersama dan benda bersama seperti runag pertemuan, tempat sampah, dan jaringan antena TV. Pasal 4 (1) PIHAK KEDUA berhak : a. menempati Unit Hunian di Rumah Susun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Perjanjian ini dalam jangka waktu yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Perundang undangan ynag berlaku; b. menerima kembali uang jaminan sewa apabila jangka waktu sewanya telah berakhir. (2) PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban untuk : a. membayar uang jaminan sebesar 3 (tiga) kali biaya sewa, yang diserahkan pada awal Perjanjian sewa menyewa ini dilakukan; b. membayar uang sewa sebesar Rp ,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) yang harus dibayarkan selambat lambatnya tanggal 10 (sepuluh) pada bulan yang sedang berjalan kepada PIHAK PERTAMA; c. membayar biaya penggunaan listrik; d. membayar biaya penggunaan air bersih; e. membayar biaya pengelolaan sampah;

17 f. membayar iuran bersama demi kepentingan bersama yang besarnya ditentukan dalam musyawarah bersama yang dipimpin oleh PIHAK PERTAMA; g. mentaati tata tertib Rumah Susun Milik Pemerintah Kota Banjarmasin dan segala Peraturan Perundang undangan yang berlaku; h. menyerahkan kembali Unit Hunian di Rumah Susun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Perjanjian ini yang disewa oleh PIHAK KEDUA yang telah berakhir jangka waktu sewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Perjanjian ini. BAB III LARANGAN Pasal 5 (1) PIHAK KEDUA dilarang menambah dan mengurangi bangunan yang telah ada tanpa ijin tertulis PIHAK PERTAMA; (2) PIHAK KEDUA dilarang mengalihkan dan menyewakan kembali sebagian atau seluruh kamar Rumah susun kepada PIHAK LAIN; (3) PIHAK KEDUA dilarang menggunakan ruang dalam Rumah Susun yang disewanya untuk kepentingan usaha ataupun kepentingan lainnya yang mengganggu ketenangan penyewa lainnya; (4) PIHAK KEDUA dilarang menyewa lebih dari satu Unit Hunian; (5) PIHAK KEDUA dilarang merusak benda bersama dan barang bersama; (6) PIHAK KEDUA dilarang mencemari lingkungan dengan membuang sampah, limbah atau membuat kebisingan; (7) PIHAK KEDUA dilarang menambah instalasi air dan listrik tanpa izin tertulis PIHAK PERTAMA; (8) PIHAK KEDUA dilarang memasak alat komunikasi dan antenaradio / televisi diluar yang disediakan PIHAK PERTAMA; (9) PIHAK KEDUA dilarang merombak bangunan dan komponennya tanpa izin tertulis PIHAK PERTAMA; (10)PIHAK KEDUA dilarang memelihara binatang yang mengganggu keindahan, kebersihan, kesehatan dan kenyamanan tinggal di Rumah Susun; (11)PIHAK KEDUA dilarang menanam tanaman terlarang yang membahayakan orang lain; (12 )PIHAK KEDUA dilarang melakukan perbuatan yang dapat mengganggu keamanan, ketertiban, dan kesusilaan (berjudi, minum minuman keras, narkoba, berbuat maksit yang melanggar larangan agama dan kesusilaan); (13)PIHAK KEDUA dilarang memanfaatkan halaman luar ruangan hunian/selasar rumah susun untuk keperluan pribadi (mencuci, menjemur, gudang barang dan lain lain) yang dapat mengganggu ketertiban, keindahan dan kenyamanan; (14)PIHAK KEDUA dilarang memasak dengan menggunakan kayu bakar. BAB IV SANKSI Pasal 6 (1) PIHAK KEDUA dapat dikenakan sanksi dalam hal melanggar Perjanjian Sewa menyewa, kewajiban, larangan, maupun tata tertib. (2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pasal ini dapat dibedakan antara sanksi administrasi dan sanksi teknis.

18 Pasal 7 Sanksi Administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) Perjanjian ini dikenakan dalam bentuk pembatalan Perjanjian Sewa menyewa secara sepihak dan uang yang sudah dibayarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) butir a Perjanjian ini tidak dikembalikan karena telah melakukan pelanggaran : 1. melanggar kewajiban dan larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5 Perjanjian ini; 2. tidak segera menempati Unit Hunian di Rumah Susun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Perjanjian ini dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan Perjanjian Sewa menyewa antara kedua belah pihak; 3. tidak membayar uang sewa selama 3 (tiga) bulan berturut turut; 4. meningglkan Unit Hunian di Rumah Susun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Perjanjian ini lebih dari 1 (satu) bulan tanpa ada pemberitahuan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA. Pasal 8 (1) Sanksi teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) Perjanjian ini dikenakan dalam bentuk pemutusan aliran listrik dan air bersih, apabila PIHAK KEDUA terlambat membayar uang sewa lebih dari tanggal 10 setiap bulan; (2) Sanksi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dilaksanakan setelah PIHAK KEDUA tidak mengindahkan peringatan PIHAK PERTAMA yang disampaikan kepada PIHAK KEDUA paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan bersangkutan. Pasal 9 Dalam hal PIHAK KEDUA terlambat membayar uang sewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) butir b Perjanjian inisampai dengan 3 (tiga) bulan berturut turut, maka PIHAK KEDUA harus mengosongkan dan meninggalkan Unit Hunian tanpa syarat apapun. Pasal 10 (1) Pada waktu harus mengosongkan dan meninggalkan Unit Hunian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Perjanjian ini, PIHAK KEDUA tidak segera melakukannya, maka PIHAK PERTAMA dapat meminta bantuan kepada pihak yang berwenang untuk melakukan pemaksaan pengosongan. (2) Setelah pelaksanaan pemaksaan pengosongan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dilakukan, maka PIHAK KEDUA tidak berhak atas pembayaran kembali uang jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) butir b Perjanjian ini. BAB V PEMUTUSAN PERJANJIAN Pasal 11 Perjanjian Sewa menyewa ini dinyatakan telah berakhir apabila : 1. jangka waktu perjanjian telah berakhir; 2. PIHAK KEDUA meninggalkan / mengosongkan Unit Hunian di rumah Susun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Perjanjian ini selama 1 (satu) bulan berturut turut tanpa pembritahuan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA; 3. PIHAK KEDUA tidak membayar uang sewa selama 3 (tiga) bulan berturut turut; 4. PIHAK KEDUA menambah, mengurangi, atau merubah bangunan yang telah ada tanpa izin tertulis PIHAK PERTAMA;

19 5. PIHAK KEDUA terbukti telah melanggar tata tertib Rumah Susun, sehingga menyebabkan keamanan, kenyamanan, kelancaran dan kesehatan penyewa lainnya menjadi terganggu. Demikian Surat Perjanjian Sewa menyewa ini dibuat di Banjarmasin, pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana disebutkan pada awal Surat Perjanjian Sewa menyewa ini, dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup dan ditandatangani oleh kedua belah pihak, yang masing masing mempunyai kekuatan hukum yang sama. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA ( ) ( ) Manajer RUSUN WALIKOTA BANJARMASIN H. A. YUDHI WAHYUNI

20 LAMPIRAN : KEPUTUSAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR : TANGGAL : SURAT PERNYATAAN Pada hari ini.. tanggal. bulan.. tahun dua ribu delapan, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Tempat / tanggal lahir : Nomor KTP : Status Perkawinan : Alamat Rumah : Pekerjaan : Alamat Pekerjaan : Selaku pemohon Unit Hunian di Rumah susun Milik Pemerintah Kota Banjarmasin dengan ini menyatakan bahwa : 1. saya menyewa Unit Hunian Rumah Susun di, Blok Lantai.. Nomor ; 2. saya sanggup dan bersedia membayar sewa Unit Hunian dimaksud sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebesar Rp. 3. saya sanggup membayar iuran untuk kebersihan lingkungan; 4. saya sanggup membayar uang rekening penggunaan listrik, air bersih atas hunian yang saya tempati; 5. saya sanggup membayar bila tiap tahun ada penyesuaian tarif sewa Unit Hunian karena kebijakan baru atas dasar kesepakatan antara perwakilan warga dan Badan Pengelola Rumah Susun; 6. saya setuju jangka waktu sewa ruang hunian dimaksud selama 3 tahun, terhitung tanggal..s/d tanggal.; 7. Unit Hunian tersebut akan dihuni sebanyak maksimal 5 (lima) orang yang seluruhnya menjadi tanggung jawab saya dan nama nama penghuni serta hubungan kekerabatan sebagai berikut : NO NAMA UMUR HUBUNGAN KEKERABATAN KETERANGAN 8. selama menjadi penghuni Rumah Susun Milik Pemerintah Kota Banjarmasin, saya beserta dengan keluarga / penghuni yang menjadi tanggung jawab saya akan selalu sanggup mematuhi segala ketentuan tata tertib yang telah ditetapkan; 9. saya selaku kepala keluarga bertanggung jawab atas segala kelakuan keluarga / penghuni saya dan menyatakan berkelakuan baik, partisipatif dan tidak pernah terlibat perkara kriminal; 10. dikemudian hari ternyata saya atau keluarga / penghuni yang menjadi tanggung jawab saya terbukti mengingkari surat pernyataan ini, maka saya bersedia mengosongkan Unit Hunian

21 dan menyerahkan kembali pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Susun dan hak menyewa menjadi batal / gugur; 11. kami bersedia menerima denda atau sanksi bila pada suatu saat saya menunggak sewa atau kewajiban lainnya. Demikianlah pernyataan ini saya buat diatas kertas bermaterai cukup dan saya bubuhi tanda tangan serta tanggal pernyataan ini dibuat. MENGETAHUI Manajer Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Susun Ganda Maqfirah Yang Membuat Pernyataan ( ) (..) WALIKOTA BANJARMSIN H. A. YUDHI WAHYUNI

22 LAMPIRAN : KEPUTUSAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR : TANGGAL : BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGAWAS RUMAH SUSUN GANDA MAQFIRAH MILIK PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN WALIKOTA

23 TIM PEMBINA DAN PENGAWAS KEPALA DINAS TATA KOTA DAN KEINDAHAN KOTA BANJARMASIN KEPALA UPT SEKRETARIS MANAGER ADM. KEUANGAN & PEMASARAN MANAGER PENYEWAAN & PENGHUNIAN MANAGER TEKNIS MANAGER LOKASI KA. UNIT ADM. KEUANGAN KA. UNIT PENYEWAAN KA. UNIT MEKANIKAL, ELEKTRIKAL & UTILITAS PENGAWAS KA. UNIT PROMOSI & PEMASARAN KA. UNIT SOSIALISASI & PENGHUNIAN KA. UNIT BANG. GEDUNG & EKSTERIOR WALIKOTA BANJARMASIN, H. A. YUDHI WAHYUNI LAMPIRAN : KEPUTUSAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR : TANGGAL : UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) RUMAH SUSUN GANDA MAQFIRAH MILIK PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN Alamat :..Banjarmasin BERITA ACARA SERAH TERIMA HUNIAN RUMAH SUSUN GANDA MAQFIRAH MILIK PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN

24 TANGGAL NOMOR :.. :. Berdasarkan pada Surat Perjanjian Sewa menyewa Rumah Susun Milik Pemerintah Kota Banjarmasin NOMOR.. tanggal. tahun.., maka kepada tersebut dibawah ini : Nama : Tempat / tanggal lahir : Pekerjaan : No. KTP / SIM : Telah diserahkan 1 (satu) set kunci rumah dari Unit Hunian Rumah Susun di..blok. Lantai. Nomor.. dalam keadaan baik, oleh karena itu yang bersangkutan berhak dan diizinkan menempati / menghuni Unit Hunian tersebut terhitung tanggal. s/d tanggal.. PENYEWA MANAJER Unit Pelaksana Teknis Rumah Susun.. ( ) (.) Catatan : Surat Izin Menghuni agar disimpan dengan baik dan diperlihatkan, apabila Badan Pengelola Rumah Susun atau pihak yang berwajib mendatangi Unit Hunian saudara. WALIKOTA BANJARMASIN, H. A. YUDHI WAHYUNI BADAN PENGELOLA RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GANDA MAQFIRAH ALAMAT : Persyaratan dan Tata cara Penghunian : Setiap warga masyarakat yang akan menghuni Rumah Susun harus mematuhi persyaratan sebagai berikut : a. Penduduk Kota Banjarmasin yang dibuktikan dengan KTP dan Kartu Keluarga (C1) b. Memiliki pekerjaan tetap, baik bekerja disektor formal maupun informal yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Pimpinan bagi yang bekerja secara formal dan Surat Keterangan RT, RW, Lurah dan Camat bagi yang bekerja secara informal.

25 c. Berpenghasilan rendah dengan pendapatan antara 1 (satu) kali UMP sampai dengan 2 (dua) kali UMP yang dibuktikan dengan struktur gaji bagi karyawan swasta yang ditanda tangani oleh pengelola gaji dan rincian pendapatn bagi yang bukan karyawan yang diketahui oleh RT, RW, Lurah dan Camat. d. Sudah berkeluarga / menikah dengan dibuktikan Surat Nikah. e. Maksimal anggota keluarga adalah 5 (lima) orang yang dibuktikan dengan Kartu Keluarga. f. Belum memiliki rumah tinggal tetap yang dibuktikan dengan Surat Pernyataan diatas kertas bermaterai dan diketahui oler RT, RW, Lurah, dan Camat. Setiap Penghuni Rumah Susun Berhak : a. Menempati Unit Hunian sebagi tempat tinggal yang disewanya lengkap dengan fasilitas yang ada baik yang berupa lingkungan, bagian bersama dan benda bersama. b. Mengajukan keberatan atas pelayanan yang kurang baik dari Badan Pengelola. c. Memperoleh informasi dan penjelasan mengenai kebijakan dan segala hal yang berkaitan dengan pengelolaan Rumah Susun. d. Memperoleh fasilitas air bersih, penerangan dan penampungan sampah. e. Memanfaatkan fasilitas umum yang ada di Rumah Susun. f. Menerima kembali uang jaminan setelah berakhir masa sewa. g. Memelihara fasilitas taman disekitar rumah sewa. Setiap Penghuni Rumah Susun Wajib : 1. Menjaga keamanan, ketertiban, kenyamanan dan kebersihan dalam unit hunian dan lingkungan Rumah Susun. 2. Mematuhi tata tertib dan peraturan yang sudah ditetapkan. 3. Membayar uang sewa sesuai dengan ketentuan. 4. Membayar uang jaminan sesuai dengan ketentuan. 5. Memelihara Rumah Susun yang disewa dengan sebaik baiknya esuai ketentuan. 6. Membayar biaya penggunaan listrik. 7. Membayar biaya pengelolaan samaph. 8. Membayar biaya penggunaan air bersih. 9. Membayar iuran bersama demi kepentingan bersama yang besarnya ditentukan dalam musyawarah bersama penghuni. 10. Menyerahkan kembali Unit Hunian Rumah Susun apabila Perjanjian Sewa menyewa telah berakhir masa sewanya dengan tanpa syarat. 11. Dilarang merubah / menambah Rumah Susun yang ada dari ketentuan. TATA TERTIB PENGHUNI Setiap penghuni harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Menjaga dan bertanggung jawab bersama terhadap lingkungan bersama, bagian bersama dan benda bersama. b. Menjaga ketertiban dan kenyamanan serta menjalin hubungan kekeluargaan dengan penghuni maupun masyarakat disekitarnya. c. Memanfaatkan ruang sesuai dengan peruntukkannya. d. Meletakkan kendaraan, gerobak,sepeda, becak dan lainnya pada tempat yang tersedia. e. Melaporkan kepada Pengurus RT atau RW setempat apabila ada tamu yang menginap f. Menciptakan keamanan, kebersamaan, kenyamanan, kebersiahan dan kerapian lingkungan.

26 g. Merawat taman disekitar dan yang ada didepan hunian masing masing. h. Membuang sampah ditempat yang telah ditentukan, membayar ganti rugi setiap kerusakan benda bersama dan bagian bersama akibat kelalaian penghuni. LARANGAN Setiap Penghuni Rumah Susun dilarang : a. menambah atau mengurangi bangunan yang telah ada tanpa izin tertulis dari Badan Pengelola dan Pemerintah Daerah; b. Mengalihkan dan menyewakan kembali sebagian atau seluruh Unit Hunian Rumah Susun tersebut pada pihak lain; c. Menggunakan ruang dalam Rumah Susun yang disewanya untuk kepentingan lainnya yang mengganggu ketenganan penyewa lainnya; d. Menyewa lebih dari satu Unit Hunian; e. Merusak benda bersama dan barang bersama; f. Mencemari lingkungan dengan membuang sampah, limbah, atau membuat kebisingan; g. Menamgah instalasi air dan listrik tanpa izin tertulis Badan Pengelola atau Pemerintah Daerah; h. Memasang alat komunikasi dan antena radio / televisi diluar yang disediakan Badan Pengelola; i. Merombak bangunan dan komponennya tanpa izin tertulis Badan Pengelola; j. Memelihara binatang yang mengganggu keindahan, kebersihan, kesehatan dan kenyamanan tinggal di Rumah Susun; k. Menanam tanaman terlarang yang membahayakan orang lain; l. Melakukan perbuatan yang dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan kesusilaan (berjudi, minum minuman keras, narkoba, berbuat maksit yang melanggar larangan agama dan kesusilaan); m. Memanfaatkan halaman luar ruangan hunian / selasar / teras Rumah Susun untuk keperluan pribadi (mencuci, menjemur, gudang barang dan lain lain) yang dapat mengganggu ketertiban, keindahan, dan kenyamanan; n. Memasak dengan menggunakan kayu bakar. SANKSI (1) Penghuni Unit Hunian di Rumah Susun dapat dikenakan sanksi apabila melanggar Perjanjian Sewa menyewa yang telah disepakati, sebagaimana dimaksud pasal 15 ayat (1) huruf a Keputusan ini. (2) Sanksi dapat dibedakan antara sanksi administrasi dan sanksi teknis. Sanksi Administrasi dapat diberikan dengan pembatalan perjanjian secara sepihak dan uang yang sudah dibayarkan tidak dikembalikan karena telah melakukan pelanggaran antara lain : 1. melanggar kewajiban dan larangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 dan pasal 20 Keputusan ini. 2. tidak segera menempati hunian dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak penandatanganan Surat Perjanjian Sewa menyewa. 3. tidak membayar uang sewa selama 3 (tiga) bulan berturut turut. 4. meninggalkan Rumah Susun lebih dari 1 (satu) bulan tanpa pemberitahuan pada Badan Pengelola. (1) Sanksi Teknis dapat dikenakan pada penghuni berupa pemutusan aliran listrik dan air bersih, apabila terlambat membayar uang sewa lebih dari tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan. (2) Sanksi Teknis sebagaimana maksud pada ayat (1) Pasal ini, dilaksanakan setelah Penghuni tidak menghiraukan peringatan Badan Pengelola yang disampaikan kepada Penghuni paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan bersangkutan.

27 Apabila Penghuni terlambat membayar uang sewa sampai dengan 3 (tiga) bulan berturut turut, maka yang bersangkutan harus mengosongkan Unit Hunian tanpa syarat. (1) Apabila Penghuni tidak melakukan pengosongan sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 Keputusan ini, maka Badan Pengelola dapat meminta pihak berwenang untuk melakukan pemaksaan. (2) Dalam hal penghuni dipaksamengosongkan Unit Hunian maka yang bersangkutan tidak berhak atas pembayaran kembali jaminannya. Batas Waktu Penghunian (1) Batas waktu penghunian Rumah Susun adalah 3 (tiga) tahun (2) Penghuni yang telah sampai pada batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dapat mengajukan perpanjangan, maksimal diberikan untuk 1 (satu) kali atau selama 3 (tiga) tahun (3) Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini dapat diberikan, apabila selama menghuni telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) Keputusan ini, dan tidak melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pasal 19 dan Pasal 20 Keputusan ini. SLIP PEMBAYARAN REKENING AIR RUSUNAWA NAMA : ALAMAT : BLOK Lt..No BULAN : Petunjuk Meter Perincian Pemakaian Akhir Awal Pemakaian m3 Tarif Pemeliharan Meteran Jumlah Tagihan

28 31 50 Jumlah Tagihan Air + Tagihan Non Air (denda) Pembayaran selambat lambatnya tanggal 17 tiap bulan Badan Pengelola Rumah Susun Banjarmasin, 2008 No. Kwitansi.. Bukti Kas Penerimaan Bulan.. Telah terima dari : Uang Sejumlah : Penghuni : Blok Nomor... Untuk Pembayaran : 1.1 Sewa Hunian Rp. 1.2 Sewa Kios Rp. 1.3 Ruang Pertemuan Rp. 1.4 Ruang TK Rp. 1.5 Iuran PLN dan PDAM Rp. 1.6 Iuran Sampah, Jaga Malam Rp. 1.7 MCK Umum Rp. 1.8 Administrasi Rp. 1.9 Denda Rp. Tanggal 2008 JUMLAH Rp... PENERIMA, ( ) PEMBERITAHUAN TAGIHAN BULAN :. NAMA : ALAMAT : BLOK : LANTAI : NOMOR :. HUNIAN : Rp.

29 LISTRIK AIR SAMPAH JAGA MALAM ADMINISTRASI TOTAL : Rp. : Rp. : Rp. : Rp. : Rp. : Rp. (..) Banjarmasin, 2008 BADAN PENGELOLA RUMAH SUSUN MILIK PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN Alamat : Lampiran - 1 No. Formulir FORMULIR PENDAFTARAN Permohonan Menghuni Rusunawa

30 Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Alamat : Tempat / Tanggal Lahir : Nomor KTP : Status Tempat Tinggal Sekarang : Sewa Kontrak Numpang Fasilitas Perusahaan Lain - lain Jumlah Keluarga / Pengikut :.Orang Pekerjaan :.. Gaji : Rp../ Bln Alamat Pekerjaan :. Berita ini kami mengajukan permohonan untuk menyewa Rusunawa Tipe 21 lanatai Dengan cara pembayaran bulanan. Kami telah melengkapi permohonan ini berupa : 1 Surat Pernyataan 2 Data Pemohon dan Kependudukan 3 Data Pemohon dan Kependudukan dan Belum Memiliki Rumah Banjarmasin, 2008 Diketahui : Kelurahan atau Kantor Tempat Bekerja Pemohon :.... BUKTI PENDAFTARAN & PERMOHONAN MNYEWA UNIT HUNIAN RUSUNAWA No. Formulir Nama Pemohon : Alamat : Petugas Pendaftaran.

31 BADAN PENGELOLA RUMAH SUSUN GANDA MAQFIRAH MILIK PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN Alamat : SURAT PERNYATAAN Pada hari ini, hari. Tanggal bulan Tahun Tahun.. Saya yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Nomor KTP / Tanggal : Tempat / Tanggal Lahir : Pekerjaan : Status : Alamat : Selaku pemohon penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa Ganda Maqfirah dengan ini menyatakan sebagai berikut : 1. a. Bahwa saya memohon menyewa unit hunian type 21 lantai b. Bahwa saya sanggup dan bersedia membayar sewa unit dimaksud sesuai ketentuan yang berlaku sebesar Rp. c. Bahwa saya sanggup membayar uang jaminan sewa sebesar Rp...Uang jaminan tersebut dapat diambil kembali setelah dipotong tunggakan tunggakan yang apabila unit hunian saya kembalikan dalam keadaan kosong dan baik, atau bilamana Hak Sewa saya tidak diperpanjang lagi. d. Bahwa saya sanggup dan bersedia membayar uang rekening untuk pembayaran pemakaian fasilitas (air, listrik dan gas) atas hunian yang saya tempati. e. Bahwa saya sanggup dan bersedia mematuhi segala ketentuan ketentuan dan tata cara penghunian di Rusunawa. 2. Bahwa saya setuju jangka waktu sewa ruang hunian dimaksud selama 12 (dua belas) bulan, terhitung mulai tanggal sampai dengan tanggal 3. Pernyataan dan keterangan ini kami sanggupi dan patuhi, selama kami sebagai penyewa Rusunawa. 4. Bahwa Unit Hunian tersebut akan dihuni sebanyak maksimal 4 (empat) orang (1 KK) yang seluruhnya menjadi tangung jawab dan nama nama penghuni serta hubungan sebagai berikut : No Nama Umur (Thn) Hubungan dengan Penyewa Keterangan 5. Apabila ada hal hal yang tidak benar atau tidak kami sanggupi kemudian hari, maka pengelola mempunyai hak untuk setiap saat melaksanakan penuntutan sesuai ketentuan yang berlaku atau membutuhkan persetujuan atas permohonan kami. 6. Bahwa selama menjadi penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa saya beserta seluruh keluarga / penghuni yang menjadi tanggung jawab saya tersebut butir 2 diatas akan selalu mematuhi segala ketentuan Tata Tertib yabg telah ditetapkan. 7. Bahwa saya dan seluruh keluarga / penghuni yang menjadi tanggung jawab saya adalah benar dan sesungguhnya berkelakuan baik serta tidak pernah tersangkut perkara kriminal dan tidak pernah menjadi anggota organisasi terlarang. 8. Bahwa bilamana kemudian hari ternyata saya dan anggota keluarga yang menjadi tanggung jawab saya, ternyata :

32 a. Melanggar ketentuan tata tertib penghunian dan atau b. Tidak mentaati kewajiban membayar uang sewa (menunggak dan atau) c. Terbukti terdapat hal hal yang bertentangan terhadap isi pernyataan saya tersebut diatas. 9. Dengan tidak mengurangi isi ketentuan perjanjian sewa menyewa rumah apabila kami menunggak sewa maupun kewajiban lainnya, maka kami memberi kuasa kepada bendaharawan / pembayaran gaji kami pada instansi / perusahaan.. untuk memotong gaji sewa sebesar tunggakan dan kewajiban lainnya selanjutnya akan disetorkan kepada pengelola ditempat. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya diatas kertas bermaterai cukupdan kemudianuntuk itu, saya bubuhi tanda tangan pada hari dan tanggal tersebut diatas. Yang Membuat Pernyataan Materai Rp ,- BADAN PENGELOLA RUMAH SUSUN GANDA MAQFIRAH MILIK PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN Alamat : SURAT KETERANGAN BEKERJA DAN BELUM MEMILIKI RUMAH Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa : Nama : Lampiran 3

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA MILIK PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA MILIK PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA MILIK PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN TARIF SEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN TARIF SEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 35 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN TARIF SEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 46 TAHUN : 2004 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 9 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 46 TAHUN : 2004 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 9 TAHUN 2004 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 46 TAHUN : 2004 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 9 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA ( RUSUNAWA ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEWA PEKERJA/BURUH LEDOK CODE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) BUPATI KUDUS, 1 BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 10 Tahun 2010. TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka kelancaran pengelolaan rumah susun

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA RUMAH KOS

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA RUMAH KOS 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : BUPATI BANYUWANGI, a. bahwa guna

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA ` BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2009 NOMOR 7 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGHUNIAN DAN PERSEWAAN ATAS RUMAH SEWA MILIK PEMERINTAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN USAHA RUMAH KOST DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN USAHA RUMAH KOST DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU, PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN USAHA RUMAH KOST DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU, Menimbang : a. bahwa dengan perkembangan Kota Banjarbaru yang

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN UNTUK AGEN, SUB AGEN, PANGKALAN PENYALURAN MINYAK TANAH DAN GAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR SEGAMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMAKAIAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam usaha untuk

Lebih terperinci

TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a. bahwa keberadaan pedagang kaki lima di Kabupaten

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH ATAS RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa dalam mewujudkan rumah kos sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa pada dasarnya setiap penguasaan ataupun memakai

Lebih terperinci

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG, Menimbang :

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN Menimbang : a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 NOMOR 26

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 NOMOR 26 LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 NOMOR 26 PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWAAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 15 TAHUN 2005 SERI E ===================================================== PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 17 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 17 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 17 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa untuk tertib dan

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Daerah dalam rangka

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang : a. bahwa setiap kegiatan usaha dapat menimbulkan bahaya

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KABUPATEN CILACAP

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENYELENGGARA SALON KECANTIKAN DAN PEMANGKAS RAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAN TEMPAT BERJUALAN PEDAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAN TEMPAT BERJUALAN PEDAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA S A L I N A N NOMOR : 3/E 2004 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAN TEMPAT BERJUALAN PEDAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA PENGGUNAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 14 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 14 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 14 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA AMBON, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGGUNAAN RUANG MILIK JALAN DI KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN,

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PASAR RAKYAT

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PASAR RAKYAT ~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PASAR RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI, Menimbang : a. bahwa keadaan

Lebih terperinci

TENTANG PELAYANAN DI BIDANG PEMAKAIAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG PELAYANAN DI BIDANG PEMAKAIAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN DI BIDANG PEMAKAIAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEMONDOKAN DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 NOMOR 23

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 NOMOR 23 LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 NOMOR 23 PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG BIAYA CETAK DOKUMEN LELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a. bahwa dengan semakin banyaknya

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 Tahun TENTANG

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 Tahun TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 Tahun 2011. TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN INDUSTRI KECIL INDUSTRI HASIL TEMBAKAU DAN GEDUNG PERTEMUAN INDUSTRI ROKOK SERTA PELAYANAN PENGUJIAN TAR DAN NIKOTIN

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG SEWA TOKO, KIOS, BAK, DAN LOS PASAR MILIK PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA GAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG IZIN PENEBANGAN POHON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 9 TAHUN 211 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG, Menimbang

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PENGUSAHAAN PERTOKOAN BULIAN BISNIS CENTER

PEMAKAIAN DAN PENGUSAHAAN PERTOKOAN BULIAN BISNIS CENTER PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 4 TAHUN 2005 T E N T A N G PEMAKAIAN DAN PENGUSAHAAN PERTOKOAN BULIAN BISNIS CENTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG HARI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IZIN RUMAH KOS DAN, ATAU RUMAH SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR, Menimbang : a. bahwa usaha penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA 1 SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 T E N T A N G RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemerataan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KONTRAK DAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pembangunan diperlukan

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 1 TAHUN TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 1 TAHUN TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 1 TAHUN 20132012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa rumah merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 T E N T A N G RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 T E N T A N G RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 T E N T A N G RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemerataan pemenuhan

Lebih terperinci

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DAN RETRIBUSINYA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa pembinaan, pengawasan dan pengendalian yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PENGATURAN PENYELENGGARAAN RUMAH SEWA DAN KAMAR SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PENGATURAN PENYELENGGARAAN RUMAH SEWA DAN KAMAR SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PENGATURAN PENYELENGGARAAN RUMAH SEWA DAN KAMAR SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa Kota Tarakan sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan perkembangan daerah dan meningkatnya

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH KOS

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH KOS 2015 DRAFT RAPERDA WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG IJIN PEMBUANGAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, S A L I N A N NOMOR 4/E, 2006 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa Kota Malang

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa sungai

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 No.1411, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEJAGUNG. Rumah Susun Sewa Kejaksaan. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-010/A/JA/09/2016 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SUSUN SEWA KEJAKSAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG IZIN USAHA KETENAGALISTRIKAN UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : E Menimbang : a. PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PELAYANAN PEMAKAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PELAYANAN PEMAKAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PELAYANAN PEMAKAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : a. bahwa dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA,

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penertiban, pengaturan dan pengawasan terhadap

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOST DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR, Menimbang : a. bahwa dengan perkembangan Kota Makassar yang semakin

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA MILIK PEMERINTAH KOTA PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa air merupakan sumber daya alam untuk

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DAN TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa Kota Balikpapan sebagai kota yang terbuka

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, PEMERINTAH KOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG HARI, Menimbang : a. bahwa untuk pengendalian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON, Menimbang :

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN PERUMAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN PERUMAHAN PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa keberadaan Penyelenggaraan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SURABAYA Nomor : 1 Tahun 2005 Seri : C

LEMBARAN DAERAH KOTA SURABAYA Nomor : 1 Tahun 2005 Seri : C Aerah LEMBARAN DAERAH KOTA SURABAYA Nomor : Tahun 2005 Seri : C PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG IZIN PERENCANA BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA DAN IZIN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA SALINAN BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RUMAH SUSUN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RUMAH SUSUN WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa setiap

Lebih terperinci

B A L A N G A N B U P A T I KABUPATEN BALANGAN YANG MAHA ESA BUPATI. budayaa. perlu. mampu. terhadap

B A L A N G A N B U P A T I KABUPATEN BALANGAN YANG MAHA ESA BUPATI. budayaa. perlu. mampu. terhadap 1 B U P A T I B A L A N G A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BALANGAN, Menimbang : a. b. bahwaa kegiatan usaha

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG 1 jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang - undangan (Lembaran

5. Undang-Undang Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang - undangan (Lembaran PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA HOTEL MELATI DAN PONDOK WISATA DI KABUPATEN BULELENG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, Menimbang :

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI

PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG, Menimbang : a. bahwa air merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG IJIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG IJIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 19 TAHUN : 2003 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG IJIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI 1 Menimbang

Lebih terperinci