Dra. Nina Sardjunani, MA Deputi Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dra. Nina Sardjunani, MA Deputi Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas"

Transkripsi

1 Dra. Nina Sardjunani, MA Deputi Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan dalam Dialog Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan Ruang SG 1-5, Bappenas, 30 Januari 2014

2 OUTLINE PENDAHULUAN RINGKASAN KEMAJUAN MDGs URAIAN PENCAPAIAN MDGs TINDAK LANJUT MDGs PASCA 2015

3 PENDAHULUAN

4 Komitmen Indonesia untuk mencapai tujuan MDGs mencerminkan komitmen negara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dunia. MDGs merupakan acuan penting dalam penyusunan dokumen RPJPN , RPJMN dan , RKP Tahunan, dan APBN. Capaian Tujuan MDGs 2013 : 1. Tujuan MDGs yang telah tercapai; 2. Tujuan MDGs yang telah menunjukkan kemajuan signifikan dan diharapkan dapat tercapai pada tahun 2015 (on-track); 3. Tujuan MDGs yang telah menunjukkan kemajuan namun masih diperlukan kerja keras.

5 RINGKASAN STATUS KEMAJUAN MDGs

6 TARGET YANG TELAH TERCAPAI MDG 1, proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari USD 1,00 (PPP) per kapita per hari. MDG 3, Rasio perempuan terhadap laki-laki di tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi; dan rasio angka melek huruf perempuan terhadap laki-laki umur tahun. MDG 6, angka kejadian, prevalensi dan tingkat kematian, serta proporsi jumlah kasus tuberkulosis yang ditemukan, diobati dan disembuhkan dalam program Directly Observed Treatment Short Course (DOTS). MDG 8, Proporsi penduduk yang memiliki telepon seluler 6

7 TARGET ON TRACK Target MDGs yang telah menunjukkan kemajuan signifikan dan diharapkan dapat tercapai pada tahun 2015 (on-track): MDG 1, indeks kedalaman kemiskinan, proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja, dan prevalensi balita dengan berat badan rendah/kekurangan gizi. MDG 2, APM SD, proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan sekolah dasar, serta angka melek huruf penduduk usia tahun (perempuan dan laki-laki). MDG 3, rasio APM perempuan/laki-laki di tingkat SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B, dan pendidikan tinggi serta kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor nonpertanian, dan proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPR. MDG 4, angka kematian neonatal, bayi, dan balita serta proporsi anak usia 1 tahun yang mendapat imunisasi campak. 7

8 TARGET ON TRACK MDG 5, Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih, Angka pemakaian kontrasepsi /CPR bagi perempuan menikah usia semua cara, dan cakupan pelayanan antenatal baik 1 maupun 4 kali kunjungan. MDG 6, Angka kejadian Malaria (per 1,000 penduduk), proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan Antiretroviral (ARV) MDG 7, konsumsi bahan perusak ozon, proporsi tangkapan ikan yang tidak melebihi batas biologis yang aman, serta rasio luas kawasan lindung terhadap total luas kawasan hutan dan rasio rasio kawasan lindung perairan terhadap total luas perairan teritorial, proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar layak di perkotaan. MDG 8, rasio ekspor dan impor terhadap PDB, rasio pinjaman terhadap simpanan di bank umum, dan rasio pinjaman terhadap simpanan di BPR, rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB dan rasio pembayaran pokok utang dan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan hasil ekspor (DSR), proporsi penduduk yang memiliki jaringan telepon tetap. 8

9 TARGET PERLU USAHA KERAS (OFF TRACK) Target MDGs yang telah menunjukkan kemajuan namun masih diperlukan kerja keras : MDG 1, persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional, Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum 1400 kkal/kapita/hari dan 2000 kkal kkal/kapita/hari MDG 5, angka kematian ibu per kelahiran hidup, Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) pada perempuan menikah usia tahun saat ini, cara modern, angka kelahiran remaja perempuan umur tahun per 1000 perempuan usia tahun, kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need) MDG 6, prevalensi HIV dan AIDS, penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi, dan proporsi penduduk usia tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS, dan proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu berinsektisida MDG 7, rasio luas kawasan tertutup pepohonan, jumlah emisi CO 2, konsumsi energi primer per kapita, elastisitas energi, proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak di perdesaan, dan proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar layak di perdesaan. MDG 8, peningkatan proporsi rumah tangga dengan akses internet dan kepemilikan komputer pribadi. 9

10 URAIAN PENCAPAIAN MDGS

11 TUJUAN 1: MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN

12 TUJUAN 1: MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN Status : Sudah Tercapai Akan Tercapai Perlu Perhatian Khusus Acuan Target Indikator Data Terbaru Status Sumber Dasar MDGs 2015 TUJUAN 1. MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN Target 1A: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari USD 1,00 (PPP) per hari dalam kurun waktu Proporsi penduduk dengan pendapatan 20,60% Bank Dunia 1.1 kurang dari USD 1,00 5,90 (2008) 10,30% (1990) dan BPS (PPP) per kapita per hari 1.1a 1.2 Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional Indeks Kedalaman Kemiskinan 15,10% (1990) 2,70% (1990) 11,47 (2013) 7,55% 1,75 (2013) Berkurang BPS, Susenas BPS, Susenas

13 Persentase Penduduk yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan Nasional Sumber: BPS, Susenas berbagai tahun penerbitan

14 TUJUAN 1: MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN Status : Sudah Tercapai Akan Tercapai Perlu Perhatian Khusus Acuan Target Indikator Data Terbaru Status Sumber Dasar MDGs 2015 TUJUAN 1. MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN Target 1B: Menciptakan Kesempatan Kerja Penuh dan Produktif dan Pekerjaan Yang Layak Untuk Semua, Termasuk Perempuan dan Kaum Muda Laju pertumbuhan 3,52% PDB 5,24% Nasional dan PDB per tenaga kerja* (1990) (2012) Sakernas Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja** 65% (1990) 71% (1990) 63,71% (2012) 55,32% (2012) - - Menurun BPS, Sakernas

15 PAPUA NUSA TENGGARA BARAT DKI JAKARTA JAWA BARAT D.I. YOGYAKARTA KALIMANTAN TIMUR KEPULAUAN RIAU BALI BANTEN RIAU JAWA TENGAH MALUKU UTARA INDONESIA NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN SELATAN SULAWESI BARAT JAWA TIMUR SUMATERA SELATAN BANGKA BELITUNG LAMPUNG GORONTALO KALIMANTAN BARAT SUMATERA BARAT JAMBI NANGGROE ACEH DARUSSALAM SULAWESI SELATAN SUMATERA UTARA KALIMANTAN TENGAH SULAWESI UTARA BENGKULU PAPUA BARAT MALUKU SULAWESI TENGGARA SULAWESI TENGAH Laju Pertumbuhan PDB per Tenaga Kerja Tahun , Provinsi Sumber: PDB Nasional dan Sakernas 2012

16 TUJUAN 1: MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN Indikator Acuan Target Data Terbaru Dasar MDGs 2015 Status Sumber TUJUAN 1. MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu Prevalensi balita 1.8 dengan berat badan 31,0% 19,60% rendah / kekurangan (1989)* (2013) ** 15,50% gizi 1.8a 1.8b 1.9 Prevalensi balita gizi buruk Prevalensi balita gizi kurang Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum: Kkal/kapita/hari Kkal/kapita/hari 7,2% (1989)* 23,8% (1989)* 17,00% (1990) 64,21% (1990) 5,70% (2013) ** 13,90% (2013) ** 19,04% (2013) 68,25% (2013) Status : Sudah Tercapai Akan Tercapai Perlu Perhatian Khusus 3,60% 11,90% 8,50% 35,32% * BPS, Susenas **Kemenkes, Riskesdas BPS, Susenas

17 Persen Gizi Kurang dan Stunting pada Anak Balita, Tahun Sumber: Kemenkes, Riskesdas 2007, 2010, dan 2013

18 Bali Nusa Tenggara Barat Kalimantan selatan DI Yogyakarta Banten Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Kepulauan Riau Sumatera Barat Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Riau Bengkulu Sumatera Utara Jawa Barat Sumatera Selatan Sulawesi Tenggara Indonesia Kalimantan Barat Lampung Aceh Kalimantan Tengah DKI Jakarta Jawa Tengah Jawa Timur Jambi Bangka Belitung Nusa Tenggara Timur Maluku Gorontalo Papua Barat Kalimantan Timur Papua Maluku Utara Proporsi Penduduk dengan Asupan Kalori < Kkal dan < Kkal Tahun Konsumsi Kalori < 1400 Kkal Konsumsi Kalori < 2000 Kkal Sumber BPS, Susenas 2013

19 TUJUAN 2: MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA

20 TUJUAN 2: MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA Status : Sudah Tercapai Akan Tercapai Perlu Perhatian Khusus Target Indikator Acuan Dasar Data Terbaru Status Sumber MDGs 2015 TUJUAN 2: MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA Target 2A: Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan di manapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar Angka partisipasi murni 88,70% 95.71% *BPS, ,0 (APM) SD/MI/sederajat (1990)* (2012)** **Kemendikbud 2.2 Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD 62,00% (1990) 96.43% (2012) 100,0 Kemendikbud 2.3. Angka melek huruf penduduk usia tahun, perempuan dan laki-laki 96,60% (1990) 99.08% (2012) 100,0 BPS

21 Perkembangan APM dan APK Jenjang SD/MI dan SMP/MTs tahun APK SD/MI/Paket A APM SD/MI/Paket A APK SMP/MTs/Paket B APM SMP/MTs/Paket B Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

22 Bali NTB DKI Jakarta Maluku Utara DI Yogyakarta Kepulauan Riau Sumatera Barat Kalimantan Timur NTT Bangka Belitung Kalimantan Tengah INDONESIA Banten Jawa Tengah Sulawesi Utara Jawa Timur Sulawesi Selatan Kalimantan Selatan Jambi INDONESIA Lampung Sulawesi Tengah Sumatera Utara Riau Gorontalo NTT Sumatera Selatan Kalimantan Barat NTB Maluku Papua Sulawesi Barat Papua Barat Aceh Perbedaan APM dan APK Jenjang SD/MI/sederajat Menurut Provinsi Tahun Ajaran APM APK Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013

23 TUJUAN 3: MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

24 TUJUAN 3: MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN Acuan Dasar Data Terbaru Target Indikator MDGs 2015 TUJUAN 3: MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN Target 3A: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun Rasio perempuan terhadap laki-laki di tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi - Rasio APM perempuan/ laki-laki di SD - Rasio APM perempuan/ laki-laki di SMP - Rasio APM perempuan/ laki-laki di SMA - Rasio APM perempuan/ laki-laki di Perguruan Tinggi Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor nonpertanian Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPR 100,27 (1993) 99,86 (1993) 93,67 (1993) 74,06 (1993) 29,24% (1990) 12,50% (1990) (2013)* (2013)* (2013)* (2013)* Keterangan: *angka pada triwulan I 2013 Status : Sudah Tercapai Akan Tercapai Perlu Perhatian Khusus 35.10% (2013) 16.79% (2013) 100,00 100,00 100,00 100,00 Meningkat Status Sumber BPS, Susenas Meningkat KPU BPS, Sakernas

25 Rasio APM Kecenderungan Rasio APM Perempuan terhadap Laki-laki menurut Jenjang Pendidikan, Tahun Sumber: BPS, Susenas berbagai tahun Tahun Rasio APM perempuan/laki-laki di SD Rasio APM perempuan/laki-laki di SMP Rasio APM perempuan/laki-laki di SMA

26 Keragaman Kontribusi Perempuan Dalam Pekerjaan Upahan Di Sektor Nonpertanian, Persentase Sumber: BPS, Sakernas berbagai tahun 38 37,1 36,6 36,7 35, ,4 35,1 34, ,5 33,3 32,9 32,3 31, ,7 31, Tahun

27 Persentase Keragaman Kontribusi Perempuan Dalam Pekerjaan Upahan Di Sektor Nonpertanian Antarprovinsi, ,7 42,3 40,2 39,1 39,0 38,6 Sumber: BPS, Sakernas Agustus ,4 38,1 37,7 37,6 37,4 37,2 36,7 36,4 36,1 35,6 35,2 35,1 34,8 34,3 34,2 33,9 33,9 32,9 32,8 31,5 31,3 30,6 30,1 29,4 29,1 27,9 26,7 25, Provinsi

28 Kecenderungan Keterwakilan Perempuan dalam DPR menurut Periode Pemilihan, Tahun Persentase Sumber: BPS; Keterangan: Data periode adalah kondisi akhir tahun , ,0 12,5 10,8 11, ,8 6,3 5,1 7,8 6,3 8,5 9,0 2 Periode

29 TUJUAN 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

30 TUJUAN 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK Status : Sudah Tercapai Akan Tercapai Perlu Perhatian Khusus Indikator Acuan Dasar Data Terbaru Target MDGs 2015 Status TUJUAN 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK Target 4A: Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun waktu a 4.3 Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran hidup Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup Angka Kematian Neonatal per 1000 kelahiran hidup Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak 97 (1991) 68 (1991) 32 (1991) 44,5% (1991) 40 ( 2012) 32 (2012) 19 (2012) 74,20 % (2013)** 32 / 23 / Menurun Meningkat Sumber BPS, SDKI *BPS, SDKI **BPS, Susenas

31 Angka Kematian Balita dan Kematian Bayi telah mengalami penurunan tajam tetapi diperkirakan masih belum mencapai target pada tahun 2015 Angka Kematian Neonatal tidak turun dibandingkan sebelumnya Kematian Neonatal merupakan komponen besar terhadap kematian Bayi dan Balita

32 TUJUAN 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU

33 TUJUAN 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU Indikator Acuan Target Data Terbaru Dasar MDGs 2015 Status Sumber TUJUAN 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU Target 5A: Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu Angka Kematian Ibu per 100, kelahiran hidup (1991) 359 (2012) 102 BPS, SDKI ,70 Proporsi kelahiran yang ditolong % tenaga kesehatan terlatih (1992) 83,10 % (2012) Meningkat BPS, Susenas Target 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015 Angka pemakaian kontrasepsi /CPR 49,7% 5.3 bagi perempuan menikah usia 15-49, 61,9 % (2012) Meningkat (1991) semua cara 5.3a Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) pada perempuan menikah usia tahun saat ini, cara modern Angka kelahiran remaja (perempuan usia tahun) per 1000 perempuan usia tahun 47,1% (1991) 67 (1991) Cakupan pelayanan Antenatal (sedikitnya satu kali kunjungan dan empat kali kunjungan) - 1 kunjungan: 75,0% 96,9 % (2012) - 4 kunjungan: Unmet Need (kebutuhan keluarga berencana/kb yang tidak terpenuhi) 56,0% (1991) 12,70 % (1991) 57,90 % (2012) Meningkat 48 (2012) Menurun 73,5% (2012) Meningkat 11,4% (2012) Menurun BPS, SDKI *BPS, Susenas **Kemenkes, Riskesdas

34 Sumber: SDKI berbagai tahun

35 Sumber: BPS, Susenas

36 Inkonsistensi antara Peningkatan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan AKI pencegahan dan penanganganan komplikasi kebidanan serta pencegahan kematian ibu tidak sepenuhnya bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan. sebagian besar komplikasi kebidanan tidak dapat diprediksi (unpredictable) sering terjadi keterlambatan baik pada tingkat pelayanan primer, keterlambatan dalam proses rujukan keterlambatan dan keterlambatan pelayanan di RS. masih banyak Puskesmas PONED yang tidak perfungsi sebagai fasilitas PONED Kesiapan pelayanan 24/7 di semua tingkat pelayanan

37

38 TUJUAN 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA

39 TUJUAN 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA Acuan Data Target Indikator Status Sumber Dasar Terbaru MDGs 2015 TUJUAN 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA Target 6A: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS hingga tahun Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasi - 0,43% (2012)* Menurun Pemodelan matematika HIV di Indonesia tahun Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi terakhir Proporsi jumlah penduduk usia tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS 12,8% (2002/03) % (2011) 21.25% Rapid survey tahun 2012 di Prov. Jabar, Lampung, Sulsel, Papua, Kaltim, NTB) Meningkat *BPS, SKRRI ** STBP, Kemenkes Rapid survey, Kemenkes Target 6B: Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV/AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan antiretroviral - 84,67% (2013) Meningkat Kemenkes

40 Angka Kumulatif HIV-Juni 2013* Sumber: Kemenkes RI, 2013

41 Angka kumulatif AIDS sampai dengan Juni 2013* Sumber: Kemenkes RI, 2013

42 AIDS Case Rate Provinsi dan Nasional sampai dengan Juni 2013 Sumber: Kemenkes RI, 2013

43 Status : Sudah Tercapai Akan Tercapai Perlu Perhatian Khusus TUJUAN 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA Indikator Acuan Dasar Data Terbaru Target MDGs 2015 Status Sumber TUJUAN 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA Target 6C: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun Angka kejadian dan tingkat kematian akibat Malaria 66.a Angka kejadian Malaria (per 1,000 penduduk) Proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu berinsektisida Proporsi anak balita dengan demam yang diobati dengan obat anti malaria yang tepat 4,68 (1990) 1,69% (2012) Menurun Kemenkes - 16,5% (2010)* Meningkat - 34,7% (2010) *Kemenkes, RIskesdas 2010 Riskesdas 2010

44 Sumber: Kemenkes, berbagai tahun

45 Sumber: Kemenkes RI, 2013

46 Status : Sudah Tercapai Akan Tercapai Perlu Perhatian Khusus TUJUAN 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA Acuan Data Target Indikator Status Sumber Dasar Terbaru MDGs 2015 TUJUAN 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA Target 6C: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015 Angka kejadian, prevalensi dan tingkat 6.9 kematian akibat Tuberkulosis Angka kejadian Tuberkulosis (semua a kasus/100,000 penduduk/tahun) (1990) (2012) Dihentikan, Laporan TB Tingkat prevalensi Tuberkulosis (per b 100,000 penduduk) (1990) (2012) mulai Global WHO, berkurang Tingkat kematian karena Tuberkulosis c (per 100,000 penduduk) (1990) (2012) Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis 6.10 yang terdeteksi dan diobati dalam program DOTS 6.10 Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis 20,0% 84,41% *Laporan TB 70,0% a yang terdeteksi dalam program DOTS (2000)* (2012)** Global WHO Proporsi kasus Tuberkulosis yang ,0% 90,2% **Laporan diobati dan sembuh dalam program 85,0% b (2000)* (2012)** Kemenkes, DOTS 2011

47 Sumber: Kementerian Kesehatan

48

49 TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP Indikator Acuan Dasar Data Terbaru Target MDGs 2015 Status TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP Target 7A: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan dan program nasional serta mengurangi kerusakan pada sumberdaya lingkungan 7.1 Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survei foto udara terhadap luas daratan 59,97% (1990) 52.54% (2012) Meningkat Sumber Kementerian Kehutanan 7.2 Jumlah emisi karbon dioksida (CO2) Gg CO2e (2000) 1,791,372 Gg CO 2 e (2005) Berkurang Kementerian Lingkungan Hidup 7.2a Jumlah konsumsi energi primer (per kapita) 7.2b Intensitas energi 2,64 BOE (1991) 5,28 SBM/ USD 1,000 (1990) 4.95 BOE (2010) 4.61 SBM/USD 1,000 (2010) Berkurang Menurun 7.2c Elastisitas energi 0,98 (1991) 1.6 (2010) Menurun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 7.2d Bauran energi untuk energi terbarukan 3,5% (2000) 5.00% (2010) -

50 TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP Indikator Acuan Dasar Data Terbaru Target MDGs 2015 Status TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP Target 7A: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan dan program nasional serta mengurangi kerusakan pada sumberdaya lingkungan Sumber 7.3 Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton 8.332,7 metrik ton BPO (1992) 202 metric tons methyl bromide 5, metric tons (2012) 0 CFCs sementara HCFCs menurun Kementerian Lingkungan Hidup 7.4 Proporsi tangkapan ikan yang berada dalam batasan biologis yang aman 66,08% (1998) 96.86% (2011) Tidak terlampaui Kementerian Kelautan & Perikanan 7.5 Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan 26,40% (1990) 28.45% (2012) Meningkat Kementerian Kehutanan 7.6 Rasio kawasan lindung perairan terhadap total luas perairan teritorial 0,14% (1990) * 4.97% (2011)** Meningkat *Kem. Kehutanan **Kem. Kelautan & Perikanan

51 TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP Status : Sudah Tercapai Akan Tercapai Perlu Perhatian Khusus Indikator Acuan Dasar Data Terbaru Target MDGs 2015 Status TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP Target 7C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi layak hingga tahun Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak, perkotaan dan perdesaan 7.8a Perkotaan 7.8b Perdesaan 7.9 Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak, perkotaan dan perdesaan 7.9a Perkotaan 7.9b Perdesaan 37,73% (1993) 50,58% (1993) 31,61% (1993) 24,81% (1993) 53,64% (1993) 11,10% (1993) 64.60% (2012) 76.41% (2012) 52.98% (2012) 57.82% (2012) 73.15% (2012) 42.73% (2012) 68.87% 75.29% 65.81% 62.41% 76.82% 55.55% Sumber BPS, Susenas

52 24, ,7 27,5 37,7 21, ,0 25,2 41,3 Sumber: BPS, Susenas berbagai tahun 27, ,7 28,9 42,0 32, ,2 32,7 37,5 34, ,7 35,6 48,3 35, ,7 38,1 48, ,6 35,0 47,8 44, ,3 48,6 47,7 46,5 51, ,5 44,2 55, , , ,9 Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Terhadap Air Minum dan Sanitasi Layak Akses terhadap air minum layak Akses terhadap sanitasi layak 0

53 Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Sumber Air Minum Layak, Perkotaan, Perdesaan, Serta Perkotaan Dan Perdesaan, 2011 Sumber: Susenas (BPS), berbagai tahun

54 Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Sanitasi Layak, Perkotaan, Perdesaan, Serta Total (Perkotaan Dan Perdesaan) Tahun 2012 Sumber : BPS, Susenas berbagai tahun

55 Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Sanitasi Layak, Menurut Provinsi Tahun 2012 Sumber : BPS, Susenas 2012

56 TUJUAN 8: MEMBANGUN KEMITRAAN GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN

57 TUJUAN 8: MEMBANGUN KEMITRAAN GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN Status : Sudah Tercapai Akan Tercapai Perlu Perhatian Khusus Acuan Data Target Indikator Status Sumber Dasar Terbaru MDGs 2015 TUJUAN 8: MENGEMBANGKAN KEMITRAAN GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN Target 8A: Mengembangan sistem keuangan dan perdagangan yang terbuka, berbasis peraturan, dapat diprediksi dan tidak diskriminatif * BPS & Rasio ekspor dan impor 41,60% 43,62% Bank 8.6a terhadap PDB (indikator Meningkat (1990)* (2012)** Dunia keterbukaan ekonomi) ** BPS 8.6b 8.6c Rasio pinjaman terhadap simpanan di bank umum Rasio pinjaman terhadap simpanan di BPR 45,80% (2000) 101,30% (2003) 84,51% (2012) 111,64% (2012) Meningkat Meningkat Statistik Perbankan Indonesia, BI

58 Persentase Tingkat Keterbukaan Ekonomi) 1990 Sumber : BPS, berbagai tahun Sem I 2013 Miliar USD Perkembangan Impor, Ekspor, Pertumbuhan PDB dan Rasio Ekspor dan Impor terhadap PDB 100% 90% % 70% 60% 50% % 30% 20% 41,4% 45,0% 43,62% 41,41% % 100 0% - Tingkat Keterbukaan Ekonomi Ekspor Impor GDP Harga Berlaku (billion USD)

59 TUJUAN 8: MEMBANGUN KEMITRAAN GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN Status : Sudah Tercapai Akan Tercapai Perlu Perhatian Khusus Indikator Acuan Dasar Data Terbaru Target MDGs 2015 Status TUJUAN 8: MENGEMBANGKAN KEMITRAAN GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN Target 8D :Menangani Utang Negara Berkembang Melalui Upaya Nasional Maupun Internasional Untuk Dapat Mengelola Utang Dalam Jangka Panjang a Rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB Rasio pembayaran pokok utang dan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan hasil ekspor (DSR) 24,59% (1996) 51,00% (1996) 7,40% (2012) 4,60% (2012)* Berkurang Berkurang Sumber Kementerian Keuangan Statistik Utang Luar Negeri Indonesia *Profil Utang Pemerintah Pusat

60 KEADAAN DAN KECENDERUNGAN Outstanding Pinjaman Luar Negeri mengalami peningkatan dari Rp 614,81 triliun pada tahun 2012 menjadi Rp 640,66 triliun pada pertengahan Agustus Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu dari 8,3% pada tahun 2011, menjadi 7,4% pada tahun 2012, bahkan mencapai 6,8% pada bulan Agustus Penurunan rasio pembayaran kewajiban utang luar negeri Pemerintah terhadap Penerimaan Hasil Ekspor (Debt Service Ratio/DSR) pada tahun 2012 mencapai 4,61%.

61 TUJUAN 8: MEMBANGUN KEMITRAAN GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN Status : Sudah Tercapai Akan Tercapai Perlu Perhatian Khusus Indikator Acuan Dasar Data Terbaru Target MDGs 2015 Status Sumber TUJUAN 8: MENGEMBANGKAN KEMITRAAN GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN Target 8F : Bekerja Sama Dengan Swasta Dalam Memanfaatkan Teknologi Baru, Terutama Teknologi Informasi Dan Komunikasi a Proporsi penduduk yang memiliki jaringan PSTN (kepadatan fasilitas telepon per jumlah penduduk) Proporsi penduduk yang memiliki telepon seluler Proporsi rumah tangga dengan akses internet Proporsi rumah tangga yang memiliki komputer pribadi 4,02% (2004) 14,79% (2004) - - 3,23% (2012) 131,41% (2012) 30,66% (2012) 14,86% (2012) Meningkat 100,00% Kemkominfo 50,00% BPS, Susenas Meningkat BPS, Susenas

62 KEADAAN DAN KECENDERUNGAN PSTN dan Seluler Awalnya jaringan Public Switched Telephone Network (PSTN) merupakan moda utama bagi komunikasi, sejak tahun 2002 tren tersebut bergeser ke akses nirkabel (wireless) termasuk seluler. Hal ini terlihat dari proporsi penduduk Indonesia yang memiliki jaringan PSTN hanya 4,02% dibandingkan dengan seluler sebesar 14,79% pada tahun Proporsi penduduk Indonesia yang memiliki telepon seluler pada tahun 2012 yaitu 131,41%, jauh lebih besar dari PSTN yang hanya mencapai 3,23% pada tahun yang sama. Internet dan Komputer Proporsi rumah tangga dengan akses internet meningkat dari 11,06% pada tahun 2009 menjadi 26,21% tahun 2011 dan 30,66% pada tahun Adapun proporsi rumah tangga yang memiliki komputer pribadi juga meningkat dari 10,20% pada tahun 2009 menjadi 12,30% di tahun 2011 dan 14,86% di tahun 2012.

63 TINDAK LANJUT PASCA MDGs 2015

64 1. Sustainable Development Goals Summary Of Papers: From Millennium Development Goals To Sustainable Development Goals Source: Commonwealth Ministers Reference Book

65 Usulan Goal SDG 1: Pada tahun 2030, jika tidak sebelumnya, semua orang di dunia akan memiliki akses air dan sanitasi yang aman dan berkelanjutan, gizi yang cukup, pelayanan kesehatan dasar, infrastruktur dasar, termasuk listrik, jalan, dan konektivitas ke jaringan informasi global. 65

66 SDG 2: Dari , semua bangsa akan mengadopsi strategi ekonomi yang semakin membangun teknologi yang berkelanjutan, insentif pasar yang tepat, dan tanggung jawab individu. Dunia akan bergerak bersama menuju sistem rendah karbon energi, sistem pangan yang berkelanjutan, daerah perkotaan yang berkelanjutan (termasuk ketahanan dalam menghadapi bahaya yang berkembang), dan stabilisasi populasi dunia melalui pilihan kesuburan sukarela keluarga yang didukung oleh layanan kesehatan dan pendidikan. Negara-negara akan mengadopsi langkah perubahan selama 15 tahun ini, secara individu dan dengan kerja sama global, yang akan memungkinkan manusia untuk menghindari ambang planet paling berbahaya. Masyarakat dunia akan membantu negara-negara berpenghasilan rendah untuk menanggung biaya tambahan yang mereka mungkin memerlukan adopsi dari sistem yang berkelanjutan untuk energi, pertanian, dan sektor lainnya. 66

67 SDG 3: Setiap negara akan mempromosikan kesejahteraan dan kemampuan semua warga negara mereka, memungkinkan semua warga negara untuk mencapai potensi mereka, terlepas dari kelas, gender, etnis, agama, atau ras. Setiap negara akan memantau kesejahteraan warganya dengan peningkatan pengukuran dan pelaporan kepuasan hidup. Perhatian khusus akan diberikan kepada anak usia dini, remaja, dan orang tua, mengatasi kerentanan dan kebutuhan masing-masing kelompok usia. 67

68 SDG 4: Pemerintah di semua tingkatan akan bekerja sama untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia. Target ini mencakup komitmen untuk supremasi hukum, hak asasi manusia, transparansi, partisipasi, inklusi, dan suara institusi ekonomi yang mendukung swasta, publik, dan sektor masyarakat sipil dengan cara yang produktif dan seimbang. Power is held in trust to the people, not as a privilege of the state 68

69 Isu Penting dalam OWG SDGs 1. prasyarat pertumbuhan untuk penanggulangan kemiskinan; 2. industrialisasi dan pembangunan infrastruktur sebagai pendorong utama pertumbuhan; 3. perdagangan terbuka yang adil berdasarkan aturan; 4. akses aman, terjangkau dan energi yang dapat diandalkan; 5. pentingnya peran energi terbarukan dalam sistem energi, dan 6. peran penting dari efisiensi energi dan konservasi sebagai komponen keberlanjutan. 69

70 Considerable Issues of OWG SDGs 1. Kemiskinan 2. Ketahanan pangan 3. Air dan sanitasi 4. Kesehatan 5. Pendidikan 6. Pekerjaan 7. Pencapaian universal pembangunan sosial 70

71 2. Post-MDGs Summary of Report of Secretary - General A Life of Dignity for All: Accelerating Progress Towards the Millennium Development Goals and Advancing the United Nations Development Agenda Beyond 2015 United Nation General Assembly A/68/202, July 26,

72 Isu Penting 1. Memberantas kemiskinan dalam segala bentuknya 2. Mengatasi pengecualian dan ketidaksetaraan 3. Memberdayakan perempuan dan anak perempuan 4. Memberikan pendidikan yang berkualitas dan belajar sepanjang hayat 5. Meningkatkan kesehatan 6. Mengataasi perubahan iklim 7. Mengatasi tantangan lingkungan 8. Mendorong pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan dan pekerjaan yang layak 9. Mengakhiri kelaparan dan kekurangan gizi 10. Mengatasi tantangan demografis 11. Meningkatkan kontribusi positif migran 12. Mengatasi tantangan urbanisasi 13. Membangun perdamaian dan pemerintahan yang efektif didasarkan pada aturan hukum dan suara lembaga 14. Mendorong kemitraan global 15. Memperkuat kerangka kerjasama pembangunan internasional 72

73 3. Post-2015 Development Agenda A New Global Partnership: Eradicate Poverty and Transform Economies Through Sustainable Development The Report of the High-Level Panel of Eminent Persons on the Post-2015 Development Agenda

74 12 Ilustrative Goals Tujuan Universal, Target Nasional The Report of the HLPEP on the Post-2015 Development Agenda 74

75 KONVERGENSI SDGs, UN GA, DAN HLPEP SDGs UN GA KONVERGEN HLPEP 75

76 PEMETAAN KONVERGENSI SDGS, UN GA, DAN HLPEP NO. AREA FOKUS OWG on SDGs UN GA HLPEP 1. Kemiskinan 2. Inequality 3. Pemberdayaan Perempuan 4. Kualitas Pendidikan 5. Peningkatan Kesehatan 6. Perubahan Iklim 7. Lingkungan 8. Pertumbuhan yang Berkelanjuta 9. Kelaparan dan Keamanan Makanan 10. Tantangan Demografi 11. Pekerja Migran 12. Urbanisasi 13. Kedamaian dan Pemerintah 14. Kemitraan Global 15. Pembangunan Internasional 16. Air dan Sanitasi 17. Energi 18. Aset sumber daya alam 19. Infrastruktur 20. Pembangunan sosial 76

77 TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM/MDGs MAINSTREAMING MDGs, SDGs, DAN POST 2015 DEVELOPMENT AGENDAS Integrasi MDGs Dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan RPJPN VISI & MISI PRESIDEN RPJMN RENSTRA K/L RKP APBN PELAKSANAAN PROGRAM RPJMD RKPD APBD VISI & MISI KEPALA DAERAH RENSTRA DAERAH MDGs telah diarusutamakan dalam berbagai dokumen perencanaan NASIONAL (RPJPN, RPJMN, RKP), perencanaan K/L (RENSTRA, RENJA KL) dan implementasi pembiayaan dalam dokumen anggaran (DIPA) 77

78

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan Dr. Hefrizal Handra Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang 2014 Deklarasi MDGs merupakan tantangan bagi negara miskin dan negara berkembang untuk mempraktekkan good governance dan komitmen penghapusan

Lebih terperinci

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator Page 1 Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Uraian Jumlah Jumlah Akan Perlu Perhatian Khusus Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 12 9 1 2 Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes. KATA PENGANTAR Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bulan September 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk Indonesia sepakat untuk mengadopsi Deklarasi

Lebih terperinci

Paparan Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Tengah

Paparan Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Tengah Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jl. Diponegoro No. 60 Telepon (0536) 3221715, 3221645, Fax (0536) 3222217 PALANGKA RAYA 73111 Paparan Kepala Bappeda Provinsi

Lebih terperinci

PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN

PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN 2010-2014 NINA SARDJUNANI Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Rakornas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Laporan Ringkasan ini.

KATA PENGANTAR. Pada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Laporan Ringkasan ini. KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Laporan Ringkasan Kajian Capaian Target MDGs terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya Buku ini merupakan ringkasan

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS INDONESIA 2010

LAPORAN SINGKAT PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS INDONESIA 2010 LAPORAN SINGKAT PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS INDONESIA 21 DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Tujuan dan Target Millennium Development Goals (MDGs)

Lebih terperinci

CAPAIAN MDGs. provinsi KALIMANTAN TENGAH

CAPAIAN MDGs. provinsi KALIMANTAN TENGAH CAPAIAN MDGs provinsi KALIMANTAN TENGAH BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Palangka Raya, 16 Desember 2015 CAPAIAN INDIKATOR MDGS 2 JUMLAH INDIKATOR 23% 20% 1 Menanggulangi kemiskinan dan Kelaparan 2 Mencapai

Lebih terperinci

Target 2A : Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar

Target 2A : Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar Target 2A : Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar 2.1 2.2 2.3 Target MDGs Status Sumber 2015 Angka Partisipasi 90,0202 95,74 100%

Lebih terperinci

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003 MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003 MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM) 1. Menanggulangi Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB III PEMANTAUAN DAN EVALUASI

BAB III PEMANTAUAN DAN EVALUASI BAB III PEMANTAUAN DAN EVALUASI Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kebijakan dan program, serta mengukur dampak kebijakan dan program pencapaian Target MDG s di Provinsi Lampung perlu dilakukan

Lebih terperinci

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN MDGs dirumuskan pada tahun 2000, Instruksi Presiden 10 tahun kemudian (Inpres No.3 tahun 2010 tentang Pencapaian Tujuan MDGs) Lesson Learnt:

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER

LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER Kerjasama Penelitian : BADAN

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER RISKESDAS

Lampiran 1 KUESIONER RISKESDAS LAMPIRAN 39 40 Lampiran 1 KUESIONER RISKESDAS 41 42 43 Lampiran 2 TUJUAN, TARGET, DAN INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS INDONESIA No Tujuan Target Indikator 1 Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan

Lebih terperinci

MAKALAH KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan Kesehatan Nasional

MAKALAH KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan Kesehatan Nasional MAKALAH KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan Kesehatan Nasional Dosen Pembimbing : H. Toto Subiakto, S.Kp, M.Kep Disusun Oleh: 1. Yolanda

Lebih terperinci

BAB IV. PENCAPAIAN MDG s DI INDONESIA Hasil Pencapaian Tujuan Pertama: Penanggulangan Kemiskinan dan

BAB IV. PENCAPAIAN MDG s DI INDONESIA Hasil Pencapaian Tujuan Pertama: Penanggulangan Kemiskinan dan BAB IV PENCAPAIAN MDG s DI INDONESIA 4.1. Hasil Pencapaian Tujuan Pertama: Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan Sejak pengambilan komitmen terkandung dalam Deklarasi Milenium tahun 2000 terkait dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. RAD MDGs Jawa Tengah

DAFTAR ISI. RAD MDGs Jawa Tengah DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... ii Daftar Tabel dan Gambar... xii Daftar Singkatan... xvi Bab I Pendahuluan... 1 1.1. Kondisi Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Jawa Tengah... 3 Tujuan 1. Menanggulangi

Lebih terperinci

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut : 4. Sistem Informasi pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Provinsi yang belum tepat waktu Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai

Lebih terperinci

MEWASPADAI DATA STATISTIK PADA PENCAPAIAN SASARAN MDGS. Fatia Fatimah Tati Rajati Andriyansah. UPBJJ-UT Padang

MEWASPADAI DATA STATISTIK PADA PENCAPAIAN SASARAN MDGS. Fatia Fatimah Tati Rajati Andriyansah. UPBJJ-UT Padang MEWASPADAI DATA STATISTIK PADA PENCAPAIAN SASARAN MDGS Fatia Fatimah (fatia@ut.ac.id) Tati Rajati Andriyansah UPBJJ-UT Padang Abstrak Pencapaian sasaran Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015 khususnya

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Gorontalo

Lebih terperinci

LAMPUNG LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG

LAMPUNG LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG RAD MDGs PROVINSI LAMPUNG LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : 45 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 Desember 2011 BAB I PENDAHULUAN Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals/MDGs) merupakan

Lebih terperinci

SERIAL PEDOMAN TEKNIS

SERIAL PEDOMAN TEKNIS SERIAL PEDOMAN TEKNIS PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF BAGI DAERAH UNTUK MENDUKUNG PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN MDGs DI PROVINSI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL / BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Banten

Lebih terperinci

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat di Mandar 2007-2009 Indikator 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 Tujuan Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Menurunkan Proporsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Latar Belakang. Tujuan setiap warga negara terhadap kehidupannya adalah

Latar Belakang. Tujuan setiap warga negara terhadap kehidupannya adalah STRATEGI DAN INOVASI PENCAPAIAN MDGs 2015 DI INDONESIA Oleh Dr. Afrina Sari. M.Si Dosen Universitas Islam 45 Bekasi Email: afrina.sari@yahoo.co.id ABSTRACT Indonesia telah berhasil mengurangi kemiskinan

Lebih terperinci

Dari MDGs Menuju SDGs: Pembelajaran dan Tantangan Implementasi

Dari MDGs Menuju SDGs: Pembelajaran dan Tantangan Implementasi Dari MDGs Menuju SDGs: Pembelajaran dan Tantangan Implementasi Oleh: Nugrahana Fitria Ruhyana, SP., ME. (Perencana Muda - Bappeda Kab. Sumedang) I. Latar Belakang Pada akhir tahun 2015 seiring berakhirnya

Lebih terperinci

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Millennium Development Goals (MDGs) Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan global Komitmen Indonesia kepada masyarakat Suatu kesepakatan dan kemitraan global

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP 27 November 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

INTEGRASI SPM DALAM RPJMD. BAPPEDA KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2 Oktober 2012

INTEGRASI SPM DALAM RPJMD. BAPPEDA KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2 Oktober 2012 INTEGRASI SPM DALAM RPJMD BAPPEDA KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2 Oktober 2012 LATAR BELAKANG Tujuan Negara (Alinea 4 Pembukaan UUD 1945) : Membentuk Pemerintahan RI yang: 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014 PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014 1 Jumlah kabupaten/kota 8 Tenaga Kesehatan di fasyankes Kabupaten 9 Dokter spesialis 134 Kota 2 Dokter umum 318 Jumlah 11 Dokter gigi 97 Perawat 2.645 2 Jumlah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

LAPORAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM DI INDONESIA 2014

LAPORAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM DI INDONESIA 2014 LAPORAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM DI INDONESIA 2014 2015 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) ISBN 978-602-1154-50-2 Diterbitkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN PERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN RAPAT KERJA TEKNIS TKPK TAHUN 2015 KERANGKA ANALISIS SITUASI KEMISKINAN KOMPONEN ANALISIS Perubahan akibat intervensi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA (Disampaikan dalam Diplomat Briefing, Jakarta 11 Maret 2013) Kata Pengantar Refleksi tentang Pencapaian MDG ini merupakan

Lebih terperinci

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Outline Paparan 1. Kinerja Pelaksanaan Rencana Kerja Kemenkes 2014-2015 - Capaian Indikator

Lebih terperinci

Peran Kementerian Dalam Negeri dalam Melaksanakan MDGs dan Bergerak Menuju SDGs

Peran Kementerian Dalam Negeri dalam Melaksanakan MDGs dan Bergerak Menuju SDGs Peran Kementerian Dalam Negeri dalam Melaksanakan MDGs dan Bergerak Menuju SDGs Oleh: DR. SOEMARSONO, MDM Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Disampaikan pada: Pertemuan Nasional

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Nina Sardjunani. Disampaikan pada Acara Bedah Buku MDGs Sebentar Lagi. Reuni Akbar Alumni ITB 75, Jakarta, 31 Januari 2011

Nina Sardjunani. Disampaikan pada Acara Bedah Buku MDGs Sebentar Lagi. Reuni Akbar Alumni ITB 75, Jakarta, 31 Januari 2011 STRATEGI MEMPERCEPAT PENCAPAIAN TARGET MDGS Nina Sardjunani Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan pada Acara Bedah Buku MDGs Sebentar Lagi.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG DAN KONDISI UMUM

LATAR BELAKANG DAN KONDISI UMUM 1. Latar Belakang dan Kondisi Umum 2. Dasar Hukum 3. Proses Penyusunan RAD 4. Capaian RAD MDGS Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011 2015 5. Permasalahan Pelaksanaan Aksi MDGS 6. Penghargaan yang Diperoleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia Wahyuningsih Darajati Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Kementerian PPN/Bappenas

Lebih terperinci

Arah Pembangunan Kesehatan

Arah Pembangunan Kesehatan Gurendro Putro Arah Pembangunan Kesehatan RPJMN III 2015-2019, Akses Masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas telah mantap RPJMN IV 2020-2025, Kesehatan Masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN BAGIAN 2. PERKEMBANGAN PENCAPAIAN 25 TUJUAN 1: TUJUAN 2: TUJUAN 3: TUJUAN 4: TUJUAN 5: TUJUAN 6: TUJUAN 7: Menanggulagi Kemiskinan dan Kelaparan Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua Mendorong Kesetaraan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2007 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

POLICY UPDATE WIKO SAPUTRA

POLICY UPDATE WIKO SAPUTRA POLICY UPDATE Arah dan Strategi Kebijakan Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) di Indonesia WIKO SAPUTRA Peneliti Kebijakan Ekonomi dan Publik

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU dr. Budihardja, DTM&H, MPH Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Pertemuan Teknis Program Kesehatan Ibu Bandung,

Lebih terperinci

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia? Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia? Di beberapa negara terutama negara berkembang, kesehatan ibu dan anak masih merupakan permasalahan besar. Hal ini terlihat dari masih tingginya angka kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk Indonesia, sepakat untuk mengadopsi deklarasi Millenium Development Goals (MDG) atau Tujuan Pertumbuhan

Lebih terperinci

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Sejak tahun 2000, Indonesia telah meratifikasi Millenium Development Goals (MDGs) di bawah naungan Persatuan Bangsa- Bangsa.

Lebih terperinci

TUJUAN 3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

TUJUAN 3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan TUJUAN 3 Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 43 Tujuan 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Target 4: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam usaha menyejahterakan rakyat Indonesia.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Selaku SEKRETARIS TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SURAKARTA

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Selaku SEKRETARIS TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SURAKARTA KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD)

Lebih terperinci

CAPAIAN MDGs BIDANG KESEHATAN

CAPAIAN MDGs BIDANG KESEHATAN CAPAIAN MDGs BIDANG KESEHATAN MENTERI KESEHATAN dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH SIMPOSIUM NASIONAL JHCC, Jakarta, 20 Desember 2010 CAPAIAN MDGs BIDANG KESEHATAN MENTERI KESEHATAN dr. Endang

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 PRIORITAS 3 Tema Prioritas Penanggung Jawab Bekerjasama dengan PROGRAM AKSI BIDANG KESEHATAN Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan salah satu masalah dalam proses pembangunan ekonomi. Permasalahan kemiskinan dialami oleh setiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang.

Lebih terperinci

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi LAMPIRAN 1 PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2013 Status Gizi No Provinsi Gizi Buruk (%) Gizi Kurang (%) 1 Aceh 7,9 18,4

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

DISPARITAS KEMISKINAN MASIH TINGGI - SEPTEMBER 2012

DISPARITAS KEMISKINAN MASIH TINGGI - SEPTEMBER 2012 DISPARITAS KEMISKINAN MASIH TINGGI - SEPTEMBER 2012 DKI JAKARTA BALI KALIMANTAN SELATAN BANGKA BELITUNG BANTEN KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN TIMUR KEPULAUAN RIAU SULAWESI UTARA KALIMANTAN BARAT SUMATERA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

LAUNCHING RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI (RAN-PG) TAHUN

LAUNCHING RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI (RAN-PG) TAHUN SAMBUTAN Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana, MA LAUNCHING RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI (RAN-PG) TAHUN 2011-2015 Jakarta, 28 Februari 2011

Lebih terperinci

Penerapan Kebijakan Jaminan Persalinan dalam Mendukung Pelayanan Keluarga Berencana

Penerapan Kebijakan Jaminan Persalinan dalam Mendukung Pelayanan Keluarga Berencana Penerapan Kebijakan Jaminan Persalinan dalam Mendukung Pelayanan Keluarga Berencana Disampaikan dlm Pertemuan Medis Teknis Tingkat Provinsi Tahun 2011 Grandcity, 21 Maret 2011 Kerangka Penyajian o Situasi

Lebih terperinci

Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women

Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women Stand Alone Goal Prinsip Stand Alone Goal: 1. Kesetaraan Gender 2. Hak-hak perempuan sebagai hak asasi manusia. 3. Pemberdayaan

Lebih terperinci

Aplikasi System Dynamic pada Model Perhitungan Indikator Millennium Development Goals (MDGs)

Aplikasi System Dynamic pada Model Perhitungan Indikator Millennium Development Goals (MDGs) 45 Aplikasi System Dynamic pada Model Perhitungan Indikator Millennium Development Goals (MDGs) A Mufti Kepala Bagian Data & Informasi Kantor Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Millennium

Lebih terperinci