PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 9 TAHUN 2006

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 9 TAHUN 2006"

Transkripsi

1 PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SOLOK 1

2 PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SOLOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pengelolaan Perusahaan Daerah air Minum (PDAM),perlu pengembangan yang antisipatif terhadap prinsip-prinsip efesiensi dan efektivitas pengelolaan usaha air minum ; b. bahwa dengan semakin meningkatnya kebutuhan air minum dan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Kota Solok, perlu diatur Kepengurusan dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Solok ; c. bahwa memenuhi maksud pada huruf a dan b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Otonom Kota Kecil Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1956 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 962); jo Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 tahun 1970 tentang Pelaksanaan Pemerintahan Kotamadya Solok dan Kotamadya Payakumbuh; 2. Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4377); 3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 2

3 4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Tahun 2005, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 7. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 8. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 Tentang cara pembinaan dan pengawasan Perusahaan Daerah dilingkungan Pemerintah Daerah; 9 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Barang Milik Perusahaan Daerah ; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1995 tentang Tata Cara, Kerja sama Antara Perusahaan Daerah dengan Pihak ketiga; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1995 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pinjaman Perusahaan Daerah; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 01 tahun 1997 tentang Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum; 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 tahun 1998 tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minum; 14 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum; 3

4 15 Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum; 16 Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 1982 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Daerah Tingkat II Solok; 17 Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2000 tentang Kewenangan Kota Solok sebagai Daerah Otonom; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SOLOK DAN WALIKOTA SOLOK MEMUTUSKAN ; Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK TENTANG KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) KOTA SOLOK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 4

5 1. Daerah adalah Kota Solok 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggaran Pemerintah Daerah. 3. Walikota adalah Walikota Solok 4. Perusahaan Daerah Air Minum, selanjutnya disingkat PDAM adalah perusahaan milik Pemerintah Daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan air bersih, 5. Badan Pengawas adalah badan pengawas perusahaan daerah air minum Kota Solok, 6. Direktur adalah Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Kota Solok, 7. PDAM Tipe A adalah PDAM dengan jumlah pelanggan sampai dengan sambungan pelanggan, 8. Pejabat Daerah yang dimaksud pada badan pengawas adalah pejabat yang berfungsi membina dan mengawasi perusahaan daerah, 9. Perorangan yang dimaksud pada badan pengawas adalah tenaga profesional, 10. Masyarakat konsumen yang dimaksud pada badan pengawas adalah tokoh masyarakat pelanggan air minum, 11. Pegawai adalah pegawai PDAM yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur PDAM, 12. Ijazah adalah Surat Tanda Tamat Belajar dari Sekolah Negeri atau swasta yang statusnya telah diakreditasi, 13. Akreditasi adalah surat pengakuan resmi yang diberikan kepada lembaga pendidikan oleh Badan yang berwenang setelah mengadakan pemeriksaan terhadap lambaga tersebut, 14. Penghasilan adalah gaji ditambah tunjangan-tunjangan lainnya yang sah, 15. Jasa produksi adalah bagian laba bersih PDAM yang ditetapkan sebagai jasa produksi, 16. Suami/isteri adalah suami/isteri dari pegawai berdasarkan perkawinan yang sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, 5

6 17. Anak adalah anak kandung pegawai yang lahir dari perkawinan yang sah, anak tiri dan anak angkat yang sah menurut perundang-undangan yang berlaku, 18. Dana Representatif adalah dana penunjang operasional Direktur dalam pelaksanaan tugas, 19. DAPENMA PAMSI adalah Dana Pensiun bersama Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia, 20. Uang Jasa adalah uang yang dapat diterima oleh Badan Pengawas. BAB II Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Pertama Kedudukan Pasal 2 (1) PDAM sebagai Perusahaan Milik Pemerintah Daerah adalah suatu alat kelembagaan otonomi daerah ; (2) PDAM diselenggarakan atas dasar Azas Ekonomi Perusahaan dalam kesatuan sistem Pembinaan Ekonomi Indonesia berdasarkan Pancasila dan menjamin kelangsungan Demokrasi Ekonomi ; (3) PDAM sehari hari dipimpin oleh Direktur dibawah pengawasan Walikota melalui Badan Pengawas ; Bagian Kedua Tugas Pokok Pasal 3 PDAM Mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengelolaan air bersih untuk memberikan pelayanan air bersih kepada pelanggan; 6

7 Bagian Ketiga F u n g s i Pasal 4 Dalam melaksanakan tugas pokok PDAM Mempunyai fungsi menyelenggarakan kepentingan umum dibidang air bersih, dengan mengacu kepada prinsip-prinsip perusahaan sebagai berikut : (1.) Pelayanan umum / jasa ; (2.) Ikut menyelenggarakan kepentingan umum ; (3.) Meningkatkan pendapatan dan memupuk laba ; (4.) Memberikan kontribusi kepada PAD ; BAB III Susunan dan Struktur Organisasi Pasal 5 (1) Susunan Organisasi PDAM adalah sebagai berikut: a. Badan Pengawas, terdiri dari: 1. Ketua merangkap anggota; 2. Sekretaris merangkap anggota; dan 3. Anggota b. Direktur, membawahi Bagian-bagian dan jabatan setingkat Kepala Bagian. (2) Struktur organisasi, Uraian Tugas dan Tata Kerja PDAM selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Walikota; (3) Pengisian jabatan Kepala Bagian dan Jabatan setingkat Kepala Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini dilakukan oleh Direktur PDAM dengan Persetujuan Walikota melallui Badan Pengawas. BAB IV 7

8 Badan Pengawas Pengangkatan dan pemberhentian Bagian Pertama Pengangkatan Pasal 6 (1) Anggota Badan Pengawas diangkat oleh Walikota. (2) Anggota Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini terdiri dari Unsur Pejabat Daerah, unsur perorangan dan unsur masyarakat konsumen yang memenuhi persyaratan. (3) Untuk dapat diangkat sebagai Badan Pengawas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Tingkat Pendidikan minimal S.1. b. Batas usia maksimum 60 tahun. c. Sehat jasmana dan rohani. d. Memahami manajemen perusahaan. e. Menyediakan waktu yang cukup. f. Tidak terikat hubungan keluarga dengan Walikota atau dengan anggota Badan Pengawas yang lain atau dengan Direktur sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun kesamping termasuk menantu atau ipar. g. Apabila hubungan keluarga terjadi setelah pengangkatan,harus mengundurkan diri dari jabatannya paling lambat 3(tiga) bulan. (4) Tata cara pengangkatan Anggota Badan Pengawas ditetapkan oleh Walikota. (5) Jumlah anggota Badan Pengawas sebanyak 3 (tiga) orang,dan seorang diantaranya dipilih menjadi Ketua merangkap Anggota. (6) Apabila diperlukan untuk membantu tugas Badan Pengawas dibentuk Sekretariat Badan Pengawas yang pengaturannya ditetapkan dengan keputusan Walikota. Bagian Kedua Pemberhentian Badan Pengawas 8

9 Pasal 7 (1) Anggota Badan Pengawas dapat diberhentikan oleh Walikota dengan alasan: a. meninggal dunia; b. atas permintaan sendiri; c. karena alasan kesehatan dan atau tidak melaksanakan tugasnya; d. terlibat dalam tindakan atau-sikap yang merugikan PDAM, kepentingan Daerah, maupun kepentingan Negara; e. melakukan tindak pidana dan dijatuhi hukuman penjara berdasarkan Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dan f. berakhirnya masa jabatan sebagai Badan Pengawas. (2) Tata cara pemberhentian Anggota Badan Pengawas diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. Pasal 8 (1) Apabila Anggota Badan Pengawas diduga melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (1) huruf d, Walikota atau lembaga yang ditunjuk segera melakukan pemeriksaan kepada yang bersangkutan, (2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Anggota Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini terbukti melakukan perbuatan yang dituduhkan, maka Walikota segera melaporkan yang bersangkutan kepada aparat penegak hukum. (3) Anggota Badan Pengawas yang diduga telah melakukan suatu tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 7 huruf e dan oleh pihak yang berwajib dikenakan tahanan sementara, mulai saat penahanannya harus dikenakan pemberhentian sementara. (4) Jika sesudah pemeriksaan oleh pihak yang berwajib Anggota Badan Pengawas yang dikenakan pemberhentian sementara ternyata tidak 9

10 bersalah, maka yang bersangkutan harus segera diangkat dan dipekerjakan kembali pada jabatannya semula. Pasal 9 Masa jabatan anggota Badan Pengawas 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Bagian Ketiga Tugas, Wewenang dan Kewajiban Pasal 10 (1). Badan Pengawas mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Mengawasi kegiatan Direktur dalam mengelola PDAM; 2. Memberikan pendapat dan saran kepada Walikota terhadap : a. Pengangkatan Direktur; b. Rencana Anggaran dan Program Kerja yang diajukan oleh Direktur serta mengawasi pelaksanaannya; c. Rencana Pinjaman dan ikatan Hukum dengan pihak lain ; d. Rencana Perubahan Status Kekayaan PDAM; e. Terhadap Laporan Neraca dan Perhitungan Laba rugi ; f. Kinerja PDAM Kemudian merekomendasikan kepada Walikota setiap tahun. 3. Enam bulan sebelum masa jabatan Direktur berakhir Badan Pengawas meneliti dan menilai hasil pekerjaan dan pertanggung jawaban Direktur untuk disampai kan kepada Walikota. (2).Pendapat dan saran Badan Pengawas sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b pasal ini dibuat secaratertulis dengan tembusan kepada Direktur. Pasal 11 Badan Pengawas mempunyai Wewenang sebagai berikut : 10

11 1.Memberikankan peringatan secara tertulis kepada Direktur yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan program kerja yang telah ditetapkan; 2.Memeriksa Direktur yang diduga merugikan PDAM, dan apabila diperlukan Badan Pengawas dapat meminta Bantuan pihak ketiga untuk memeriksa direktur berdasarkan persetujuan Walikota. Pasal 12 Badan Pengawas mempunyai Kewajiban sebagai berikut : 1.Mengadakan pertemuan /rapat maksimal 1(atu) kali 2(dua)bulan untuk membahas dan menilai pelaksanaan tugas Direktur ; 2.Keputusan rapat Badan Pengawas sebagai mana dimaksud ayat 1 diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat dan untuk setiap rapat dibuat risalah rapat; 3.Ketua Badan Pengawas wajib menyelenggarakan koordinasi,baik dalam lingkungan badan pengawas itu sendiri, maupun dalam hubungan dengan Direktur ; 4.Apabila Badan Pengawas memandang perlu untuk mengadakan perubahan kebijakan yang telah ditetapkan Walikota perubahan tersebut harus diajukan kembali Walikota untuk mendapat persetujuan ; Bagian Keempat Penghasilan Pasal 13. Penghasilan Badan Pengawas terdiri dari : a. Uang Jasa b. Jasa Produksi Pasal 14. (1) Besarnya uang jasa sebagaimana dimaksud pasal 13 huruf a,adalah sebanyak - banyaknya sebesar 105 % dari jumlah gaji direktur, yang besarannya setiap unsur seperti Ketua, Sekretaris, Anggota, Sekretariat ditetapkan dengan Keputusan Walikota, sesuai dengan 11

12 kemampuan keuangan PDAM. (2) Besarnya jasa produksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 huruf b, ditetapkan Walikota sesuai kemampuan keuangan PDAM. BAB V Direktur Pengangkatan dan Pemberhentian Bagian Pertama Pengangkatan Pasal 15 (1) Direktur PDAM diangkat oleh Walikota diutamakan berasal dari dalam Perusahaan atau Tenaga Profesional dibidangnya atas usul Badan Pengawas. (2) Untuk dapat diangkat sebagai Direktur, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Warga Negara Republik Indonesia, b. Batas usia pada saat diangkat pertama kali berumur paling tinggi 52 (lima puluh dua) tahun, c. Mempunyai Pendidikan Sarjana serendah-rendahnya Sarjana (S1), d. Membuat dan menyajikan proposal tentang Visi dan Misi PDAM, e. Tidak terikat hubungan keluarga dengan Walikota dan dengan Badan Pengawas sampai derajad ketiga baik menurut garis lurus maupun kesamping termasuk menantu dan ipar; (3) Tata cara pengangkatan Direktur PDAM ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. Pasal 16 (1) Masa jabatan Direktur selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. (2) Apabila dalam 2 (dua) tahun berturut-turut Direktur tidak mampu meningkatkan kinerja dan pelayanan air minum kepada masyarakat, Walikota dapat mengganti Direktur atas usul Badan Pengawas. 12

13 Bagian Kedua Tugas dan Wewenang Direktur Pasal 17 (1).Direktur dalam mengelola PDAM mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan PDAM; 2. Merencanakan dan menyusun program kerja Perusahaan 5 Tahunan ; 3. Membina Pegawai; 4. Mengurus dan mengelola kekayaan PDAM; 5. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan; 6. Melaksanakan kegiatan Teknik PDAM ; 7. Mewakili PDAM baik didalam maupun diluar pengadilan ; 8. Menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan termasuk Neraca dan Perhitungan laba rugi; (2). Direktur dalam mengelola PDAM mempunyai wewenang sebagai berikut : 1 Mengangkat dan memberhentikan sebagai pegawai PDAM ; 2 Mengangkat Pegawai untuk menduduki jabatan dibawah Direktur ; 3 Menandatangani pinjaman setelah mendapat persetujuan Walikota 4 Menandatangani Neraca dan Perhitungan laba/rugi ; 5 Menandatangani ikatan hukum dengan pihak lain; Bagian ke tiga Pemberhentian Pasal 18 Direktur berhenti atau dapat diberhentikan oleh Walikota karena : 1. Meninggal dunia, 2. Atas permintaan sendiri, 3. tidak dapat melaksanakan tugasnya,karena alasan kesehatan. 13

14 4. Tidak melaksanakan tugas berturut-turut Selama 3(tiga) bulan. 5. Terlibat dalam tindakan atau sikap yang merugikan PDAM, kepentingan Daerah maupun kepentingan Negara, 6. Melakukan tindak pidana dijatuhi hukuman berdasarkan Keputusan Pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, 7. Berakhirnya masa jabatan sebagai Direktur. Pasal 19 (1) Apabila Direktur diduga melakukan salah satu perbuatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 angka 4 dan 5 Badan Pengawas segera melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan, (2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat(1)pasal ini terbukti melakukan perbuatan yang dituduhkan Badan Pengawas segera melaporkan kepada Walikota. (3) Walikota paling lama 7 (tujuh) hari setelah menerima laporan dari Badan Pengawas, sudah harus mengeluarkan Keputusan tentang pemberhentian sementara sebagai Direktur, (4) Jika pemberhentian karena alasan tersebut pada pasal 18 Angka 4 dan 5,maka Direktur yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela diri dalam waktu 1 (satu) bulan setelah yang bersangkutan diberhentikan sementara, (5) Apabila Direktur yang diberi kesempatan membela diri dalam jangka waktu 1 (satu) bulan, ternyata yang bersangkutan bersalah oleh Walikota, maka Direktur tersebut harus segera diberhentikan, (6) Dalam hal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini maka selama masa pemberhentian sementara ia berhak mendapat gaji sebesar 75% (tujuh puluh lima perseratus) serta tidak menerima tunjangan lainnya. (7) Direktur yang diduga telah melakukan suatu tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 18 ayat 6 dan berhubungan dengan itu oleh pihak yang berwajib dikenakan tahanan sementara, mulai saat penahanannya harus dikenakan pemberhentian sementara. 14

15 (8) Jika sesudah pemeriksaan oleh pihak yang berwajib, Direktur yang dikenakan pemberhentian sementara ternyata tidak bersalah, maka Direktur yang bersangkutan harus segera diangkat dan dipekerjakan kembali pada jabatannya semula. (9) Apabila Direktur yang diduga melakukan suatu tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 18 ayat 6 terbukti bersalah berdasarkan Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap maka Direktur tersebut harus segera diberhentikan. (10) Apabila Direktur yang diduga melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 18 ayat 6 terbukti tidak bersalah berdasarkan Keputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap maka Direktur tersebut harus segera diangkat dan dipekerjakan kembali pada jabatannya semula. Pasal 20 (1) Direktur yang diberhentikan sebagaimana dimaksud didalam Pasal 18 angka 1,2,3 dan 7 diberhentikan dengan hormat, (2) Direktur yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat 4 dan 5 diberhentikan tidak dengan hormat, Pasal 21 (1) Apabila Direktur diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir,walikota mengangkat Pelaksana Tugas Direktur dengan Keputusan Walikota atas Usul Badan Pengawas. (2) Masa Jabatan Pelaksana Tugas sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini paling lama 6 (enam) bulan. Bagian keempat 15

16 Penghasilan dan hak-hak Direktur Pasal 22 (1) Penghasilan Direktur terdiri dari Gaji,Tunjangandan jasa Produksi; (2) Besarnya Gaji Direktur Maksimal 2,5 (dua setengah) kali penghasilan tertinggi pegawai PDAM dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan PDAM. (3) Jasa Produksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)pasal ini diberikan setiap tahun dan besarannya ditetapkan oleh Walikota dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan PDAM. Pasal 23 1.Tunjangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 terdiri dari: (a) Tunjangan kesehatan ; (b) Tunjangan kemahalan ; (c) Tunjangan Air ; (d) (e) Tunjangan pengobatan; Tunjangan Perusahaan (f) Tunjangan Jabatan ; (g) Perumahan dinas atau uang sewa rumah yang wajar; 2. Besarnya tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini ditetapkan oleh Direktur dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan PDAM ; 3. Jumlah seluruh biaya untuk penghasilan Direktur,Honorarium Badan Pengawas,dan biaya tenaga kerja lainnya tidak melebihi 40 % ( empat puluh perseratus )Dari seluruh realisasi anggaran PDAM dari tahun anggaran berjalan ; Pasal 24. Dana Representatif setinggi-tingginya 75 % ( tujuh puluh lima perseratus ) dari jumlah penghasilan Direktur yang diterima dalam 1(satu) tahun. 16

17 Pasal 25 (1) Direktur yang akan melakukan perjalanan dinas keluar Daerah atau luar Negeri harus mendapat izin tertulias dari Walikota; (2) Pegawai yang akan melakukan perjalanan dinas keluar Negeri harus mendapat izin tertulis dari Walikota melalui Badan Pengawas. (3) Pegawai yang akan melakukan perjalanan dinas keluar daerah harus Mendapat izin tertulis dari Direktur. BAB VI K e p e g a w a i a n P D A M Bagian Pertama Pengangkatan dan Pemberhentian Pasal 26 (1) Pegawai PDAM diangkat, dan diberhentikan oleh Direktur atas persetujuan Bapad Pengawas PDAM. Pasal 27 (1). Syarat syarat untuk dapat diangkat menjadi pegawai adalah: a. Warga Negara Indonesia ; b. Berusia serendah-rendahnya 18 tahun dan setingginya 35 tahun ; c. Tidak pernah dihukum pidana penjara berdasarkan keputusan pengadilan yangmempunyai kekuatan hukum yang tetap. d. Tidak pernah terlibat dalam gerakan yang Menentang Pancasila,UUD 1945, Negara dan Pemerintah; e. Tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat sebagaipegawai suatu instansipemerintah/ swasta ; f. Mempunyai pendidikan, kecakapan dan keahlian Yang diperlukan g.berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan POLRI setempat ; h, Berbadan sehat dan dibuktikan dengan surat keterangan dokter 17

18 Pemerintah i. Tidak boleh merangkap menjadi pegawai dari suatu instansi atau perusahaan ; j. Syarat-syarat lain yang ditetapkan Direksi. (2).Calon pegawai yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud ayat(1) pasal ini, dapat diangkat menjadi pegawai PDAM setelah melalui masa percobaan selama 6 (enam) bulan ; (3). Selama masa percobaan terhadap calon pegawai dilakukan penilaian yang meliputi : a. Kesetiaan b. Prestasi kerja; c. Kerja sama; d. Ketaatan ; e. Kejujuran ; f. Tanggung jawab ; g. Prakarsa ; 4. Calon pegawai yang memenuhi persyaratan dengan nilai rata-rata baik sebagaimana Dimaksud ayat (3) dapat diangkat menjadi pegawai PDAM ; 5. Calon pegawai yang dinyatakan tidak memenuhi persyaratan Penilaian sebagaimana dimaksud ayat(3)diberhenti kan tanpa mendapat uang pesangon; Pasal 28 Pegawai dari Badan Usaha lain dapat diterima menjadi pegawai PDAM dengan ketentuan sebagai berikut : a. Badan usaha sejenis : 1. Tidak diberhentikan : a. Dengan tidak hormat ; 18

19 b.dengan hormat tanpa prediket ; c. Dengan hormat tidak atas permintaan sendiri; 2. Pengalaman kerja diakui seluruhnya ; 3. Diberi pangkat setinggi-tingginya sama dengan pangkat terakhir yang dimilikinya; b. Badan Usaha Tidak sejenis : 1. Tidak diberhentikan : a.dengan tidak hormat ; b.dengan hormat tanpa prediket; c.dengan hormat tidak atas permintaan sendiri; 2. Pengalaman diakui 1/3 ( Sepertiga ) ; 3. Diberi pangkat setinggi-tingginya sama dengan pangkat terakhir ; Pasal 29 (1) Direktur dapat mengangkat tenaga honorer atau tenaga Kontrak sesuai dengan kebutuhan atas persetujuan Badan Pengawas ; (2) Tenaga honorer atau tenaga kontrak sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini diberi honorarium yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan Perusahaan ; Bagian Kedua K e p a n g k a t a n Pasal 30 Pangkat dan Golongan Pegawai PDAM adalah sebagai berikut : 1. Pegawai dasar muda Golongan A Ruang 1 2. Pegawai dasar muda 1 Golongan A Ruang 2 3. Pegawai Dasar Golongan A Ruang 3 4. Pegawai Dasar 1 Golongan A Ruang 4 5. Pelaksana Muda Golongan B Ruang 1 6. Pelaksana Muda 1 Golongan B Ruang 2 19

20 7. Pelaksana Golongan B Ruang 3 8. Pelaksana 1 Golongan B Ruang 4 9. Staf Muda Golongan C Ruang Staf Muda 1 Golongan C Ruang 2 11.Staf Golongan C Ruang 3 12.Staf 1 Golongan C Ruang 4 13.Staf Madya Golongan D Ruang 1 14.Staf Madya 1 Golongan D Ruang 2 15.Staf Utama Madya Golongan D Ruang 3 16.Staf Utama Golongan D Ruang 4 Pasal 31 Kepangkatan Pertama Calon pegawai yang diangkat sebagai pegawai PDAM diberi pangkat dan golongan ruang permulaan sebagai berikut : a. Berijazah Sekolah dasar diberi pangkat Pegawai dasar muda dan golongan ruang A/1; b. Berijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama diberi pangkat Dasar Muda 1 dan Golongan ruang A/2; c. Berijazah Sekolah Tingkat Atas diberi pangkat Pelaksana Muda dan Golongan ruang B/1; d. Berijazah Sarjana Muda /Diploma III diberi pangkat Pelaksana Muda I dan Golongan ruang B/3; e. Berijazah Sarjana diberi pangkat Staf Muda dan golongan ruang C/1 ; BAB VII KENAIKAN PANGKAT Pasal 32 Kenaikan pangkat Pegawai ditetapkan pada tanggal 1 Januari dan 1 juli tiap tahun sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 20

21 Pasal 33 Kenaikan Pangkat adalah Penghargaan yang diberikan atas pengabdian Pegawai PDAM yang bersangkutan terhadap Perusahaan Daerah Air Minum. (1) Kenaikan Pangkat Pegawai PDAM terdiri dari : a. Kenaikan pangkat regular dan b. Kenaikan pangkat pilihan. (2) Selain dari pada kenaikan Pangkat sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini kenaikan pangkat pegawai PDAM dapat diberikan sebagai berikut : a. Kenaikan pangkat Anumerta bagi yang dinyatakan tewas dalam melaksanakan tugas. b. Kenaikan Pangkat pengabdian bagi yang meninggal dunia, mncapai batas usia pensiun, atau cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi. (3) Masa kerja untuk kenaikan pangkat pertama Pegawai PDAM Kota Solok dihitung sejak pengangkatan sebagai calon pegawai PDAM Kota Solok. Pasal 34 (1).Kenaikan Pangkat Reguler adalah Kenaikan Pangkat yang diberikan kepada Pegawai PDAM, yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan tanpa memperhatikan jabatan yang didudukinya termasuk pegawai PDAM yang sebagai berikut : a. Melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya tidak menduduki jabatan Struktural. b. Di pekerjakan atau diperbantukan secara penuh diluar instansi induk dan tidak menduduki jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan fungsionil tertentu. (2) Kenaikan Pangkat Reguler dapat diberikan bagi Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum yang memiliki Pendidikan sebagai berikut: a. STTB Sekolah Dasar adalah sampai dengan Pangkat Pelaksana 21

22 Muda Golongan ruang B/1. b. STTB Sekolah Umum Tingkat Pertama,adalah sampai dengan pangkat Pelaksana Golongan ruang B/3. c. Sekolah Kejuruan Tingkat Pertama 3 Tahun adalah sampai dengan Pelaksana Tingkat I Golongan ruang B/4, d. STTB Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas Sekolah Kejuruan Tingkat Atas adalah sampai dengan Pangkat Staf Muda Tingkat I Golongan Ruang C/2 e. Ijazah Sarjana Muda, Akademi, atau Ijazah Diploma III Politeknik adalah sampai dengan Pangkat Staf Muda Tingkat I Golongan ruang C/3. f. Ijazah Sarjana, Ijazah Diploma IV adalah sampai dengan pangkat Staf Tk I Golongan ruang C/4 g. Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker, Ijazah lain yang setara, Ijazah Magister ( S2) atau ijazah spesialis I adalah sampai dengan Pangkat Staf Madya Golongan ruang D/1 h. Ijazah Spesialis II atau ijazah Doktor (S3) adalah sampai dengan pangkat Staf Madya I Golongan ruang D/2. Pasal 35 Kenaikan Pangkat Reguler dapat diberikan apabila pegawai yang bersangkutan : a. Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya bernilai baik. b. Setelah 5(lima) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya bernilai cukup. Pasal 36 (1). Kenaikan Pangkat Pilihan adalah Kenaikan Pangkat yang diberikankepada Pegawai PDAM yang menduduki jabatan struktural tertentu dan yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan; 22

23 (2). Kenaikan Pangkat Pilihan diberikan dalam batas-batas jenjang pangkat yang ditentukan jabatan yang bersangkutan Pasal 37 (1). Kenaikan pangkat bagi pegawai PDAM Kota Solok yang memperoleh Surat tanda Tamat Belajar / Ijazah atau Diploma : a. Surat Tanda Tamat Belajar /Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau yang setingkat dan masih berpangkat Pegawai Dasar Muda Tingkat I, Golongan Ruang A/2 kebawah dapat dinaikkan pangkatnyamenjadi Pegawai Dasar, Golongan ruang A/3. b. Surat Tanda Tamat Belajar /Ijazah Sekolah Lanjutan Atas,Diploma I atau yang setingkat dan masih berpangkat pegawai dasar Tk I, Golongan ruang A/4 kebawah dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pelaksana Muda, golongan ruang B/1. c. Surat Tanda Tamat Belajar /Ijazah Diploma II dan masih berpangkat Pelaksana Muda, Golongan Ruang B/1 kebawah dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pelaksana Muda Tk I, golongan ruang B/2. d. Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi,atau Ijazah Diploma III dan masih berpangkat Pelaksana Muda Tk I, Golongan ruang B/2 kebawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pelaksana, Golongan Ruang B/3. e. Ijazah Sarjana (S.1) atau Ijazah Diploma IV dan masih berpangkat Pelaksana Tk I, Golongan ruang B/4 Kebawah dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Staf Muda, Golongan Ruang C/1. 23

24 f. Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan ijazah Magister (S.2) atau ijazah lain yang setara,dan masih berpangkat staf muda,golongan ruang C/1 kebawah dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Staf Muda Tk I Golongan Ruang C/2. g. Ijazah Doktor (S.3) dan Masih berpangkat Staf Muda Tk I Golongan ruang C/2 kebawah dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Staf, Golongan ruang C/3. (2) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasalk ini dapat diberikan apabila : a. Diangkat dalam jabatan /diberi tugas yang memerlukan pengetahuan /keahlian yang sesuai dengan ijazah yang diperoleh ; b Sekurang-kurangnya telah 1(satu) tahun dalam pangkat terakhir dan 1(satu) tahun dalam jabatan terakhir ; c. Setiap unsur penilaian Prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik Dalam 2(dua) tahun terakhir.; d. Memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan bagi yang menduduki Jabatan fungsionil tertentu. e. Lulus dalam ujian penyesuaian pangkat (3). Memperoleh Surat Tanda Tamat Belajar /Ijazah yang dimaksud ayat (1) termasuk bagi pegawai PDAM yang telah memiliki surat tanda tamat belajar /Ijazah yang diperoleh sebelum yang bersangkutan diangkat menjadi Calon Pegawai PDAM Kota Solok. (4) Ujian kenaikan pangkat penyesuaian Ijazah berpedoman kepada Materi ujian Penerimaan Calon Pegawai PDAM Kota Solok, sesuai dengan tingkat dengan tugas ijazah yang diperoleh dan Subtansi yang berhubungan Pokoknya serta pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Direksi. Pasal 38 24

25 (1). Kenaikan Pangkat Istimewa diberikan kepada Pegawai yang menunjukan prestasi luar biasa. (2). Pegawai yang menunjukan prestasi luar biasa sebagaimana dimaksud ayat 1(satu) pasal ini, dapat diberikan kenaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila : a. Menunjukan prestasi kerja luar biasa baiknya secara terus menerus selama 2 (dua) tahun terakhir, dan menjadi teladan bagi lingkungannya yang dinyatakan dengan Surat Keputusan Direksi b. Sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat yang dimilikinya c. Setiap unsur penilaian pelaksanaan Pekerjaan bernilai amat baik selama 2(dua) tahun terakhir. d. Masih dalam batas jenjang pangkat yang ditentukan bagi jabatan yang didudukinya. Pasal 39 Kenaikan pangkat pengabdian diberikan kepada pegawai PDAM yang akan memasuki masa pensiun dan dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi dari pangkat terakhir dengan ketentuan sekurang-kurangnya telah 1(satu) tahun dalam pangkat terakhir ; Pasal 40 Kenaikan pangkat anumerta diberikan kepada pegawai yang meninggal dunia dalam melakukan tugas dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi dari pangkat terakhir ; BAB VII Pengangkatan Dalam Jabatan Pasal 41 Tata cara dan pengangkatan dalam Jabatan ditetapkan melalui Peraturan PDAM; 25

26 Pasal 42 (1) Pegawai yang memangku jabatan dengan pangkat lebih rendah pada jenjang pangkat jabatan tersebut, setiap kali dapat dinaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi, apabila memenuhi satu persyaratan : Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun menduduki jabatan tersebut dan telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir dengan hasil penilaian Pekerjaan baik dalam 2 (dua tahun terakhir. (2) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dilakukan sebanyak-banyaknya 3 kali selama menjadi pegawai. BAB VIII HAK,PENGHASILAN DAN PENGHARGAAN Pasal 43 (1) Pegawai PDAM diberikan gaji yang terdiri dari: a. gaji pokok b. tunjangan keluarga (2) Besarnya gaji pokok sebagaimana dimaksud ayat (1)huruf a diatas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 44 (1) Tunjangan keluarga sebagaimana dimaksud pasal 43 ayat (1) terdiri dari : a. tunjangan istri/suami b. tunjangan anak (2) Tunjangan istri/suami dan tunjangan anak sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini diberikan kepada pegawai yang mempunyai istri/suami dan anak. Pasal 45 26

27 (1) Besarnya tunjangan istri/suami adalah 10 % dari gaji pokok. (2) Besarnya tunjangan setiap anak adalah 5 % (lima per seratus)dari gaji pokok dengan ketentuan sebagai berikut : a. jumlah anak sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang; b. batas umur sampai dengan 21 (dua puluh satu) tahun; c. tidak mempunyai penghasilan sendiri d. tidak kawin atau belum pernah kawin (3) Batas umur sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini dapat diperpanjang sampai mencapai umur 25 (dua puluh lima) tahun apabila anak dimaksud bersekolah/kuliah yang dibuktikan dengan surat keterangan dari kepala Sekolah/Dekan. Pasal 46 (1.) Pegawai berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti kawin, cuti hamil, cuti sakit dancuti karena alasan penting atau cuti untuk menunaikan ibadah haji serta cuti diluar tanggungan perusahaan. (2.) Pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan peraturan Perusahaan. Pasal 47 Pegawai beserta keluarganya yang menjadi tanggungan perusahaan, diberikan tunjangan/biaya pengobatan, perawatan dirumah sakit, klinik dan lain-lain yang pelaksanaannya ditetapkan dengan Peraturan perusahaan. Pasal 48 Sumbangan kematian, bencana alam dan kecelakaan diberikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dengan peraturan perusahaan. Pasal 49 (1) Penghasilan pegawai terdiri dari : a. Gaji 27

28 b. Tunjangan-tunjangan lainnya (2) Tunjangan lainnya sebagaimana dimaksud ayat(1) pasal ini antara lain : a. tunjangan jabatan; b. tunjangan pelaksana/tunjangan perusahaan; c. tunjangan keahlian; d. tunjangan perumahan/penggantian sewa rumah; e. tunjangan transport; f. tunjangan/biaya pengobatan, perawatan di rumah sakit; g. tunjangan sandang pangan; h. tunjangan kesehatan; (3).Besarnya tunjangan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini ditetapkan dengan peraturan perusahaan. Pasal 50 Pegawai membayar pajak penghasilan atas beban perusahaan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pasal 51 Pegawai yang memenuhi syarat-syarat kecakapan, kerajinan dan pengabdiaan/ketaatan dalam melaksanakan kewajiban di perusahaan, diberikan kenaikan gaji berkala. Pasal 52 (1) Kenaikan gaji berkala diberikan 2 (dua) tahun sekali jika memenuhi syarat-syarat : a. hasil penilaian prestasi kerja, rata-rata baik tanpa nilai kurang dalam tahun terakhir. b. Masih dalam batas masa kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji berkala. (2) Apabila penilaian prestasi kerja pegawai belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (1) diatas maka kenaikan gaji berkala ditunda sampai batas waktu yang ditentukan. 28

29 (3) Apabila sampai dengan batas waktu penundaan, pegawai yang bersangkutan belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (2), maka kenaikan gaji berkala ditunda lagi, tiap-tiap kali paling lama untuk 1 (satu) tahun Pasal 53 Pegawai yang daftar penilaian prestasi kerja menunjukkan hasil yang amat baik, sehingga patut dijadikan pegawai teladan, dapat diberikan kenaikan gaji berkala istimewa yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan Perusahaan. Pasal 54 (1) Calon pegawai dalam masa percobaan diberikan gaji sebesar 80 %dari gaji pegawai. (2) Selain gaji sebagaimana dimaksud ayat (1) yang bersangkutan diberikan tunjangan-tunjangan yang jenis dan besarnya ditetapkan dengan peraturan Perusahan. Bagian kedua P e n g h a r g a a n Pasal 55 Direksi memberikan penghargaan dan tanda jasa kepada : a.pegawai yang mempunyai masa kerja terus-menerus selama 20 tahun dan hasil penilaian prestasi kerja dalam 2 (dua) tahun terakhir menunjukkan nilai rata-rata baik, diberikan penghargaan maximal 3(tiga) kali penghasilan; b. Pegawai yang mempunyai masa kerja terus menerus selama 25 tahun dan hasil penilaian prestasi kerja dalam 2 (dua) tahun terakhir menunjukkan nilai rata-rata baik, diberikan penghargaan maximal 5(lima) kali penghasilan; c. Pegawai yang mempunyai masa kerja terus menerus selama 30 tahun dan 29

30 hasil penilaian prestasi kerja dalam 2 (dua) tahun terakhir menunjukkan nilai rata-rata baik, diberikan penghargaan maximal 6(enam) kali penghasilan. d. Pegawai yang telah menunjukkan prestasi kerja dan atau berjasa dalam pengembangan Perusahaan sehingga dapat dijadikan teladan bagi pegawai lainnya, diberikan penghargaan yang nilai dan bentuknya ditetapkan dengan peraturan perusahaan. e. Pegawai yang akan memasuki masa pensiun diberikan penghargaan yang nilai dan bentuknya ditetapkan dengan peraturan perusahaan. Pasal 56 Setiap tahun setelah tutup buku kepada pegawai dapat diberikan jasa produksi, yang besarnya ditetapkan dengan peraturan perusahaan. Bagian ketiga Disiplin Pegawai Pasal 57 (1) Setiap pegawai wajib : a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia; b. Mengutamakan kepentingan Negara, Pemerintah dan Perusahaan Daerah diatas kepentingan golongan atau diri sendiri; c. Menjunjung tinggi kehormatan atau martabat perusahaan; d. Menyimpan rahasia perusahaan atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya; e. Melakukan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab; f. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan Perusahaan; g. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kerjasama Perusahaan; h. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik; 30

31 i. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik perusahaan sebaik-baiknya; j. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut bidang tugasnya masing-masing; k. Bertindak dan bersikap tegas tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahannya; l. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugas; m. Menjadi dan memberi contoh serta tauladan yang baik terhadap bawahannya, dan n. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerja. (2) Setiap Pegawai dilarang: a. Menyalahgunakan wewenang; b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang langsung atau tidak langsung merugikan kepentingan Perusahaan atau Negara; c. Menyalahgunakan barang-barang atau uang atau surat-surat berharga milik Perusahaan; d. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang berharga milik Perusahaan secara tidak sah; e. Melakukan kegiatan bersama atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain didalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan perusahaan. f. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun juga yang diketahul atau patut dapat diduga bahwa pemberian itu bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan pegawai yang bersangkutan; g. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya; h. Melakukan perbuatan yang tercela yang dapat mencemarkan nama baik perusahaan atau negara; 31

32 i. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan; j. Bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha atau golongan untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari perusahaan; k. Memiliki saham/modal dalam perusahaan; l. Melakukan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain, dan m. Memberikan keterangan tertulis maupun lisan tentang perusahaan kepada pihak lain diluar wewenangnya tanpa ijin tertulis dari direktur. Pasal 58 Dengan tidak mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan pidana, pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhkan hukuman disiplin oleh Direktur. Pasal 59 Jenis Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 adalah sebagai berikut : (1) Hukuman Disiplin Ringan yang terdiri dari : a. Teguran lisan; b. Teguran tertulis; dan c. Pernyataan tidak puas secara tertulis. (2) Hukuman disiplin sedang terdiri dari : a. Penundaan kenaikan gaji berkala, untuk paling lama 1 (satu) tahun; b. Penurunan gaji sebesar 1 (satu) kali kenaikan gaji berkala, untuk paling lama 1 (satu) tahun, dan c. c. Penundaan kenaikan Pangkat untuk paling lama 1 (satu) tahun. (3) Hukuman Disiplin berat terdiri dari : 32

33 a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama 1 (satu) tahun; b. Pemberhentian dari jabatan, c. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai pegawai; dan d. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai pegawai. Bagian Keempat Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, Daftar Urut Kepangkatan dan Sistem Pengembangan Karir Pasal 60 (1) Terhadap setiap pegawai dilakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan sekali setahun oleh pejabat penilai; (2) Penilaian sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini dituangkan dalam Daflar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan; (3) Prosedur dan tata cara serta unsur-unsur yang dinilai diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur. Pasal 61 (1) Daftar Urut Kepangkatan dibuat sekali dalam 1 (satu) tahun dan dibuat setiap akhir tahun. (2) Daftar Urut Kepangkatan digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan objektif dalam melaksanakan pembinaan karir pegawai. (3) Apabila ada lowongan jabatan, maka pegawai yang menduduki Daftar Urut Kepangkatan lebih tinggi harus dipertimbangkan lebih duhulu. (4) Daftar Urut Kepangkatan adalah bersifat terbuka dan dan diumumkan menurut cara yang ditentukan. Pasal 62 Sistem pengembangan karir diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur. 33

34 Bagian Kelima C u t i Pasal 63 (1) Direktur memperoleh hak cuti sebagai berikut : a. Cuti tahunan, selama 12 (dua belas) hari kerja, b. Cuti besar, selama 2 (dua) bulan untuk setiap kali masa jabatan, c. Cuti menunaikan ibadah haji, selama 40 (empat puluh) hari, d. Cutl sakit, dan e. Cuti bersalin bagi karyawan Wanita. (2) Pelaksanaan cuti dimaksud ayat (1) dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Walikota, (3) Direktur selama melaksanakan cuti mendapatkan penghasilan penuh dari PDAM, (4) Apabila karena kesibukan dikantor, Direktur tidak mengambil cuti besar, diberikan uang pengganti sebesar 1(satu) kali gaji yang diterima pada bulan terakhir. Pasal 64 (1) Bagi setiap pegawal PDAM dapat diberikan cuti. (2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini terdiri dari : a. Cuti tahunan; b. Cuti besar; c. Cuti sakit; d. Cuti bersalin; dan e. Cuti karena alasan penting. (3) Prosedur dan tata cara cuti sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) pasal ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur. BAB IX Pensiun, Direktur, Pegawai dan Janda/Duda Pasal 65 34

35 (1) Pensiun Direktur/pegawai dan pensiun janda/duda diberikan sebagai jaminan hari tua ; (2) Direktur berhak atas pesangon yang peraturannya ditentukan oleh Walikota dengan ketentuan sebagai berikut : a. Jika diberhentikan dengan hormat karena masa jabatan pertama berakhir mendapat pesangon 30 % (tiga puluh perseratus) dari gaji bersih tahun terakhir. b. Bila diberhentikan dengan hormat karena masa jabatan kedua berakhir mendapat pesangon 50 % (lima puluh perseratus) dari gaji bersih tahun terakhir. (3) Direktur tidak berhak atas pesangon apabila diberhentikan dengan tidak hormat ; (4) Ketentuan yang dimaksud dengan pada ayat (1) pasal ini berlaku juga bagi Direktur yang diangkat dari Pegawai Negeri Sipil ; (5) Bagi Direktur yang diangkat dari karyawan Perusahaan Daerah berhak menerima pesangon sebagaimana tercantum pada ayat (1) pasal ini atau memilih menjadi karyawan kembali dengan pangkat tertinggi di Perusahaan Daerah. (6) Batas usia pensiun seorang pegawai PDAM adalah 56 (lima puluh enam) tahun. (7) Usia pegawai PDAM untuk penetapan hak atas pensiun ditentukan atas dasar tanggal kelahiran yang disebut/tertera pada pengangkatan pertama sebagai pegawai PDAM. (8) Syarat-syarat pensiun pegawai PDAM diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas. (9) Prosedur dan tata cara serta besarnya dana pensiun sebagai mana dimaksud ayat (1) pasal ini diatur sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun Bersama Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (DAPENMA PAMSI). 35

36 BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 66 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang untuk pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. (2) Dengan ditetapkan peraturan Daerah ini, maka maka Peraturan Daerah Kota Solok Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Solok dinyatakan tidak berlaku lagi. (3) Semua ketentuan yang telah ada sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah Ini mengenai PDAM masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini. Pasal 67 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Solok. Ditetapkan di : S O L O K Pada tanggal : September 2006 WALIKOTA SOLOK, SYAMSU RAHIM Diundangkan di : Solok Pada tanggal : September 2006 PLT. SEKRETARIS DAERAH KOTA SOLOK 36

37 ZULFADLI LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK TAHUN 2006 NOMOR ; PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : TAHUN 2006 TENTANG KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) KOTA SOLOK. I. UMUM Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat Kota Solok akan ketersediaan air bersih dan air minum, dan sebagai salah satu upaya untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat umumnya dan kepada pelanggan PDAM khususnya, perlu dilakukan Pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) tersebut dengan sebaik-baiknya dengan prinsipprinsip efesiensi dan efektifitas. Kepengurusan dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) tersebut merupakan pelaksana dari pada jalannya Perusahaan Daerah Air Minum tersebut, sehingga pengaturannya diperlukan guna terwujudnya pelayanan yang maksimal serta pengembangan PDAM kedepan. Pengaturan Kepengurusan dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) tersebut perlu ditetapkan dengan suatu Peraturan Daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 37

38 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 ayat(1) ayat(2) Besaran organisasi PDAM disusun dengan prinsipprinsip efesiensi dan efektifitas serta mepertimbangkan kebutuhan dan kemampuan keuangan PDAM. ayat(3). Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 38

39 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 39

40 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 Pasal 35 Pasal 36 Pasal 37 Pasal 38 Pasal 39 Pasal 40 Pasal 41 Pasal 42 Pasal 43 40

41 Pasal 44 Pasal 45 Pasal 46 Pasal 47 Pasal 48 Pasal 49 Pasal 50 Pasal 51 Pasal 52 Pasal 53 Pasal 54 Pasal 55 Pasal 56 Pasal 57 Pasal 58 41

42 Pasal 59 Pasal 60 Pasal 61 Pasal 62 Pasal 63 Pasal 64 Pasal 65 Pasal 66 Pasal 67 42

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 22 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 22 TAHUN 2006 T E N T A N G

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 22 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 22 TAHUN 2006 T E N T A N G SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 22 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 22 TAHUN 2006 T E N T A N G KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR: 12 SERI D.12 PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 2 TAHUN 2004 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SOLOK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 32 TAHUN 2000

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 32 TAHUN 2000 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 32 TAHUN 2000 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2000 T E N T A N G KEPENGURUSAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN HULU

Lebih terperinci

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G KETENTUAN-KETENTUAN POKOK DIREKTUR, BADAN PENGAWAS DAN KEPEGAWAIAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK BADAN PENGAWAS, DIREKSI DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN OGAN KOMERING ULU Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 08 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PROBOLINGGO NOMOR 10 TAHUN 1986 TENTANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 8 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN KEPENGURUSAN PERUSAHAAN DAERAH LEBAK NIAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN T A S I K M A L A Y A PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN T A S I K M A L A Y A PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN T A S I K M A L A Y A PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA SUKAPURA KABUPATEN TASIKMALAYA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2005 TENTANG KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN TAPIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2005 TENTANG KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2005 TENTANG KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 7 TAHUN : 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KAHURIPAN KABUPATEN BOGOR DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

BUPATI HULU SUNGAI UTARA BUPATI HULU SUNGAI UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK DIREKSI, DEWAN PENGAWAS, DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN

Lebih terperinci

L E M B A R A N D A E R A H

L E M B A R A N D A E R A H L E M B A R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2003 NOMOR 50 SERI E NO. SERI 5 P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG KEPENGURUSAN DAN

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KRUENG PEUSANGAN

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KRUENG PEUSANGAN QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KRUENG PEUSANGAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI D

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI D BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG ORGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT ALLAH TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT ALLAH TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT ALLAH TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : bahwa dengan telah diberlakukannya

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK DIREKSI, DEWAN PENGAWAS DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BANDARMASIH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2OO9 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2OO9 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2OO9 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 30 TAHUN 2011

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 30 TAHUN 2011 BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 30 TAHUN 2011 T E N T A N G ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

Lebih terperinci

BUPATI TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MAGELANG

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD. Nomor 5 Tahun 2012 Seri D Nomor 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD. Nomor 5 Tahun 2012 Seri D Nomor 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD Nomor 5 Tahun 2012 Seri D Nomor 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 02 TAHUN 2013 TLD NO : 02

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 02 TAHUN 2013 TLD NO : 02 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 02 TAHUN 2013 TLD NO : 02 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MUARO

Lebih terperinci

PEDOMAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD.BPR) DI KABUPATEN MAJALENGKA

PEDOMAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD.BPR) DI KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 35 TAHUN 2005 SERI : E PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 35 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD.BPR) DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 33 SERI E

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 33 SERI E BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 33 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BERSUJUD KABUPATEN TANAH BUMBU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BERSUJUD KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BERSUJUD KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI TANAH

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : a. bahwa guna

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH RUHUI RAHAYU KABUPATEN TAPIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH RUHUI RAHAYU KABUPATEN TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH RUHUI RAHAYU KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 41 Tahun 2016 Seri E Nomor 30 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 41 Tahun 2016 Seri E Nomor 30 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 41 Tahun 2016 Seri E Nomor 30 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR Diundangkan dalam

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR KEPEGAWAIAN BADAN USAHA KREDIT PEDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK BADAN PENGAWAS, DIREKSI DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 02 TAHUN 2011 T E N T A N G ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MAYANG

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 02 TAHUN 2011 T E N T A N G ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MAYANG PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 02 TAHUN 2011 T E N T A N G ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang : a. bahwa organ

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PDAM PANCURAN TELAGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUNGO, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH (PD) BANGUN SUKMA JAYA KABUPATEN SUKAMARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH (PD) BANGUN SUKMA JAYA KABUPATEN SUKAMARA SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH (PD) BANGUN SUKMA JAYA KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BKPD KABUPATEN CIAMIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BKPD KABUPATEN CIAMIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BKPD KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa pengaturan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN TANAH LAUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN TANAH LAUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN TANAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH LAUT, Menimbang :

Lebih terperinci

TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SOLOK SELATAN

TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SOLOK SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR : 7 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SOLOK SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SOLOK SELATAN, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 21 TAHUN 2007 T E N T A N G PERUSAHAAN DAERAH PERCETAKAN DAN PENERBITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH FARMASI DAN SARANA KESEHATAN KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI TEBO PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEBO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUMTIRTA MUARO

BUPATI TEBO PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEBO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUMTIRTA MUARO BUPATI TEBO PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEBO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUMTIRTA MUARO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEBO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 118 TAHUN TENTANG KETENTUAN POKOK KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SUMEDANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 118 TAHUN TENTANG KETENTUAN POKOK KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SUMEDANG 2 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 118 TAHUN 20092010 TENTANG KETENTUAN POKOK KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 5 Tahun 2014 SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 04

Lebih terperinci

e. Mengangkat sumpah pegawai dan atau sumpah jabatan sesuai dengan peraturan ; f. Mematuhi / mentaati semua peraturan perundang-undang kepegawaian.

e. Mengangkat sumpah pegawai dan atau sumpah jabatan sesuai dengan peraturan ; f. Mematuhi / mentaati semua peraturan perundang-undang kepegawaian. e. Mengangkat sumpah pegawai dan atau sumpah jabatan sesuai dengan peraturan ; f. Mematuhi / mentaati semua peraturan perundang-undang kepegawaian. 2. Setiap pegawai dilarang : a. Melakukan kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 4 Tahun 2003 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 04 TAHUN 2003 T E N T A N G KEPENGURUSAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GUNUNG POTENG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Pasal 71. Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Pasal 71. Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Pasal 71 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2000 TENTANG KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BARAMARTA KABUPATEN BANJAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2000 TENTANG KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BARAMARTA KABUPATEN BANJAR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2000 TENTANG KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BARAMARTA KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN LOMBOK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO 1 PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BADAN KREDIT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 9 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 9 TAHUN 2012 LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 9 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : 9 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABIPATEN MAROS NOMOR : 05 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PENGELOLAAN ASSET KABUPATEN MAROS

PERATURAN DAERAH KABIPATEN MAROS NOMOR : 05 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PENGELOLAAN ASSET KABUPATEN MAROS PERATURAN DAERAH KABIPATEN MAROS NOMOR : 05 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PENGELOLAAN ASSET KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 2 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2010

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 2 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2010 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 2 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PERTANIAN KABUPATEN MAROS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PERTANIAN KABUPATEN MAROS SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PERTANIAN KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS Menimbang : a. bahwa sektor

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR BERMARTABAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 1991 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2009 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI TANGGAL : 30 APRIL 2009 NOMOR : 3 TAHUN 2009 TENTANG : PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA BUMI WIBAWA Sekretariat Daerah Kota

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK DEWAN PENGAWAS, DIREKSI DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 01 Tahun : 2009 Seri : D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 01 Tahun : 2009 Seri : D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 01 Tahun : 2009 Seri : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN JEPARA

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN JEPARA SALINAN BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

Lebih terperinci

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA LUBUKLINGGAU, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 42 TAHUN 2001 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 42 TAHUN 2001 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 42 TAHUN 2001 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN WONOSOBO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Peraturan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GUNUNG POTENG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN POKOK DEWAN PENGAWAS, DIREKTUR DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MEDAL KABUPATEN SUMEDANG Menimbang DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG KEPENGURUSAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG KEPENGURUSAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG KEPENGURUSAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI TENGAH, Menimbang : a. Bahwa dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA PALU PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU,

WALIKOTA PALU PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU, u SALINAN WALIKOTA PALU PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2011 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2011 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2011 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA JATI KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Angka 39 Cukup jelas. Angka 40 Cukup jelas. PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA. Angka 41 Cukup jelas.

Angka 39 Cukup jelas. Angka 40 Cukup jelas. PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA. Angka 41 Cukup jelas. Angka 39 Angka 40 Angka 41 Angka 42 Angka 43 Pasal 41 Penggunaan laba bersih ditetapkan oleh manajemen perusahaan dan disetujui oleh Kepala Daerah. Diutamakan untuk peningkatan produksi, peningkatan jaringan

Lebih terperinci

- 1 - FINAL BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK BOYOLALI

- 1 - FINAL BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK BOYOLALI - 1 - FINAL BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI S A L I N A N PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK DAERAH KABUPATEN KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH APOTEK LUK ULO KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH APOTEK LUK ULO KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH APOTEK LUK ULO KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BATU BARA BERJAYA

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BATU BARA BERJAYA BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BATU BARA BERJAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATU BARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH JALAN TOL KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH JALAN TOL KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH JALAN TOL KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa guna menunjang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 04 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN KEWAJIBAN PNS 1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah, 2. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERUSAHAAN UMUM DAERAH PURWA AKSARA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERUSAHAAN UMUM DAERAH PURWA AKSARA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERUSAHAAN UMUM DAERAH PURWA AKSARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MULIA KABUPATEN PEMALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG,

Lebih terperinci

BUPATI SIMEULUE PEMERINTAH ACEH QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIMEULUE PEMERINTAH ACEH QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG 1 BUPATI SIMEULUE PEMERINTAH ACEH QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN SIMEULUE

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 95 2001 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 33 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN DAN STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA DHARMA KABUPATEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH WISMA MAROS KABUPATEN MAROS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH WISMA MAROS KABUPATEN MAROS SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH WISMA MAROS KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBINAAN TENAGA KONTRAK KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA PEMERINTAH KOTA SAMARINDA PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 02 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

Lebih terperinci

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010 1 SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010 Latar Belakang : Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 disusun dalam rangka menyempurnakan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai

Lebih terperinci

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Lebih terperinci