Formulasi Lemak 12/01/2012. Lemak/minyak berpengaruh terhadap : Teknik Pengolahan dan Modifikasi Lemak. Karakteristik Sumber Lemak/Minyak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Formulasi Lemak 12/01/2012. Lemak/minyak berpengaruh terhadap : Teknik Pengolahan dan Modifikasi Lemak. Karakteristik Sumber Lemak/Minyak"

Transkripsi

1 Formulasi Lemak Kompetensi yang diharapkan : Mahasiswa dapat menjelaskan formulasi lemak untuk memperoleh berbagai bentuk produk lemak/minyak Lemak/minyak merupakan bagian dari formulasi bahan pangan pada umumnya : pan and deep fat fried foods baked products spoonable and pourable salad dressings nondairy products whipped toppings confectionery products Pastries peanut butter, spreads Lemak/minyak berpengaruh terhadap : Struktur Stabilitas Flavor Produk pangan Mutu simpan Eating quality Penampilan Diperlukan minyak/lemak dengan sifat fisik dan organoleptik yang berbeda Karakteristik lemak/minyak yang harus diperhatikan dalam formulasi lemak/minyak : Flavor Stabilitas flavor Karakteristik fisik : konsistensi, plastisitas, emulsifikasi, sifat krim, kemampuan dioles dll tergantung dari distribusi asam lemak pada TG Sifat kristal lemak adalah polimorf yang akan membentuk kristal jika suhu diturunkan tipe kristal berpengaruh terhadap tekstur dan sifat fungsional mempengaruhi mouthfeel (flavor release, dispersi padatan di dalam mulut) Nilai gizi : sumber energi, asam lemak esensial, pembawa vitamin larut lemak, tapi juga berhubungan dengan penyakit jantung koroner (konsumsi lemak jenuh, kolesterol atau asam lemak trans-isomer) Aditif : antioksidan, anti busa, inaktivasi logam, pewarna, flavor, penghambat kristal, pengawet dan emulsifier. Teknik Pengolahan dan Modifikasi Lemak Karakteristik Sumber Lemak/Minyak Tujuan : Memproduksi lemak/minyak dengan sifat yang berbeda dengan sifat alaminya Mencari alternatif pengolahan yang lebih ekonomis Meningkatkan stabilitas oksidatif Memperbaiki platabilitas Modifikasi perilaku kristalisasi Pengembangan produk dengan nilai gizi yang lebih baik (mengurangi kejenuhan dan asam lemak trans tetapi meningkatkan PUFA). Lemak/minyak TG atau ester dari gliserol dan asam lemak Komponen gliserol dari TG identik, sehingga sifat-sifat lemak dipengaruhi oleh asam lemaknya. 3 aspek yang membedakan komponen asam lemak : 1. Panjang rantai Jumlah dan posisi ikatan rangkap Posisi asam lemak pada gliserol 1

2 Trigliserida Merupakan Hasil Kondensasi Dari Mol Gliserol Dg 3 Mol Asam Lemak Yg Menghasilkan 3 Mol Air Dan 1 Mol Trigliserida O H2 C OH R1 - COOH H2 - C - O C - R1 H - C - OH + R2 COOH O H - C - O C - R2 + 3 H2O O H2 C - OH R3 - COOH H2 - C - O C - R3 GLISEROL 3. MOL ASAM LEMAK TRIGLISERIDA 3. MOL AIR KARAKTERISTIK TRIGLISERIDA SANGAT TERGANTUNG KEPADA ASAM LEMAK PENYUSUNNYANYA - (PADAT ATAU CAIR) R1 = R2 = R3 TRIGLISERIDA SEDERHANA R1 # R2 # R3 TRIGLISERIDA CAMPURAN KE 3 R BERBEDA - MEMPUNYAI 3 ISOMER 2 R YG BERBEDA MEMPUNYAI 4 ISOMER SINTESA TRIGLISERIDA GLISEROL Asam lemak MONOGLISERIDA Asam lemak DIGLISERIDA Asam lemak TRIGLISERIDA mono dan digliserida jarang ditemukan di alam tetapi bisa dihasilkan melalui proses hidrolisis sebagian TRIGLISERIDA CAMPURAN >>> TRIGLISERIDA SEDERHANA RESTRICTED RANDOM DISTRIBUTION THEORY GS3, GS2U, GSU2, GU3 SUMBER L/M KOMP.TRIGLISERIDA (% MOL) GS3 GS2U GSU2 GU3 JAGUNG SAWIT COCOA IKN PAUS DOMBA Short Chain Fatty Accid (SCFA) 4 10 atom C Terdapat pada : lemak susu, minyak kelapa, dan minyak inti sawit. Sedikit atau tidak berpengaruh terhadap kolestrol darah Berbentuk cair pada suhu ruang Butyric (C-4:0) has the least number of carbon atoms of all the fatty acids found in natural fats and oils. Cow s milk fat contains about 4% butyric fatty acid, which contributes to the characteristic flavor of butter, as well as lesser amounts of C- 6, C-8, and C-10 fatty acids. These fatty acids also provide the rancid flavor of butter when liberated from the triglyceride by hydrolysis 2

3 2. Asam Lemak Laurat 3. Asam Lemak Miristat (C 14-0) Salah satu dari 3 ALJ (palmitat dan stearat) yang paling banyak pada terdapat di alam Dapat meningkatkan total kolesterol darah dan konsentrasi LDL dibandingkan dengan asam oleat, tetapi lebih rendah dibanding palmitat. Sumber : minyak kelapa dan inti sawit dengan level 40-50% SCFA dan laurat menyebabkan titik leleh menjadi rendah. Terdapat dalam jumlah kecil pada sebagian lemak dan minyak. ALJ meningkatkan kandungan kolesterol darah Contoh pada : minyak kelapa (18,1%), minyak inti sawit (16.2%) dan lemak susu (10.8%), lemak daging (3.2% pada tallow, dan 1.5% pda lard). 4. Asam Lemak Palmitat (C-16:0) Paling banyak terdapat pada produk pangan berlemak. Lebih bersifat hiperkolesterolemik dibanding laurat tapi lebih kecil daripada miristat. Terdapat pada : minyak sawit (44%), lard (26%), tallow (24%) dan minyak biji kapas (21.5%). Kandungan asam lemak palmitat tinggi menunjukkan produk akan membentuk kristal beta-prime (β ) yang diinginkan untuk meningkatkan plastisitas, menghaluskan tekstur dan memperbaiki sifat aerasi dan kriming Pengaruh stabilisasi dari asam lemak palmitat tergantung pada posisinya pada TG. Lard memiliki struktur TG asimetrik dengan palmitat terdapat pada posisi ke-2 menghasilkan kristal β dapat diubah menjadi bentuk β melalui interesterifikasi 5. Asam Lemak Stearat (C 18 H 36 O 2 ) Terdapat pada kebanyakan lemak dan minyak tapi hanya sedikit lemak/minyak alami yang mengandung stearat dalam jumlah tinggi. Sumber : Cocoa butter (~34%), tallow (~18.6%), lard (~13.5%), dan butter (~12.1%) Pada minyak nabati stearat merupakan hasil dari hidrogenasi minyak dengan kandungan asam lemak jenuh tinggi (C-18). Dari segi gizi, stearat mempengaruhi kolesterol darah berbeda daripada asam lemak lain asam lemak dengan C 12- C16 meningkatkan kandungan kolesterol darah, sedangkan stearat dengan C 18 tidak. 6. Long Chain Saturated Fatty Acid Komponen utama pada beberapa minyak nabati Arakidat (C-20:0), Behenat (C-22:0), dan lignoserat (C-24:0) komponen minor pada minyak kacang tanah dengan total 5-8% dari C-20. Rapeseed oil mengandung asam erusat (41%) yang terhidrogenasi membentil asam behenat. 7. Asam Lemak Oleat Asam lemak yang banyak terdapat secara alami. Asam lemak oleat pada minyak mempunyai efek positif terhadap kesehatan karena ALJ, transisomer minimal, berpotensi menurunkan LDL dan mempunyai stabilitas oksidatif yang tinggi. Contoh minyak dengna kandungan oleat tinggi : minyak zaitun (Olive oil) 80%. Peanut oil : 46,7%, lard : 43,9%, tallow, dan minyak sawit 42.5%. 3

4 7. Asam Lemak Oleat Asam Lemak Esensial Melalui teknik pemuliaan tanaman dan kultur jaringan dapat dihasilkan minyak nabati dengan kandungan oleat tinggi contoh : minyak kanola (60,9%), Nu-Sun oil (60,4%), hioleic sun flower oil (81,3%), safflower oil (~81.5%). Minyak cair dengan kandungan oleat tinggi memiliki flavor dan stabilitas penggorengan yang baik, tapi jika oleat >65% maka produk gorengan dapat kehilangan flavornya. Asam lemak yang tidak dapat disintesis di dalam tubuh dan harus diperoleh melalui diet Terdiri dari : Asam lemak linoleat (C 18:2) dengan ikatan rangkap pada atom C ke-9 dan ke-12 asam lemak omega 6 Linolenat (C 18:3) dengan ikatan rangkap pada posisi ke 9, 12, dan 15 asam lemak omega 3 8. Asam Lemak Esensial Asam Lemak Linoleat (omega 3) Kegunaan omega 3 dan omega 6 (dalam bentuk cis) : 1. Mencegah eczema, psoriasis, rambut rontok, kegagalan fungsi imun dan syaraf 2. Memperbaiki peredaran darah dan sistem reproduksi 3. Menurunkan kandungan LDL 4. Membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi Minyak nabati yang kaya akan asam lemak linoleat : safflower oil (~78%), sunflower oil (~68%), corn oil (~60%), cottonseed oil (~54%), dansoybean oil (~54%). Corn oil flavornya relatif stabil meski linoleatnya tinggi, karena kandungan tokoferolnya yang juga tinggi Asam Lemak Linolenat Lemak dengan kandungan linolenat tinggi mudah mengalami off odors yang disebabkan oksidasi Contoh minyak dengan kandungan lilolenat tinggi : kanola (8.8%) dan kedelai (7.6%). Struktur TG pada minyak kanola mengandung asam lemak linoleat dan linolenat pada posisi ke-2, mirip dengan rapeseed oil dengan kandungan erusat yang tinggi Asam Lemak Linolenat... Minyak dengan kandungan linolenat tinggi adalah minyak mudah mengering yang baik untuk industri tapin tidak baik untuk pangan karena mudah teroksidasi. Interesterifikasi dapat meningkatkan kandungan asam linolenat dalam minyak biji kapas dari <1% menjadi 9% flavornya mirip dengan minyak kedelai dilakkan hidrogenasi sebagian pada minyak kedelai untuk mengurangi linolenat hingga < 2,5% yang bert/ intuk memperbaiki flavor. Saat ini perbaikan flavor minyak kedelai dilakukan dengan cara memperbaiki proses ekstraksi, pemurnian dan bleaching. 4

5 9. Asam Lemak Terisomerasi Rumus kimia sama, tapi struktur molekul berbeda Bentuk-bentuk isomerasi lemak dan minyak : 1. Triglyceride rearrangement isomerization 2. Positional isomerization 3. Geometric isomerization 4. Conjugated linoleic fatty acids (CLAs) 9.1. Triglyceride rearrangement isomerization Perubahan posisi asam lemak pada molekul gliserin. Dihasilkan dari proses interesterifikasi atau pemanasan. Mempengaruhi karakyteristik kristal dan merubah titik leleh serta metabolisme lemak Positional isomerization Isomerasi dalam kondisi asam atau basa atau suhu tinggi, sehingga ikatan rangkap pindah dari atom C ke 9 dan 10, 10 dan 12 atau 8 dan 10. Nilai gizi dan fungsionalnya akan hilang ketika lemak mengalami perubahan posisi ikatan rangkap Geometric isomerization Ikatan rangkap dapat berada pada konfigurasi cis atau trans Lemak/minyak allami umumnya mempunyai bentuk cis yang sangat reaktif dan hanya membutuhkan sedikit energi untuk berubah ke bentuk trans Conjugated linoleic fatty acids (CLAs) Secara alami adalah isomer dari asam lemak linoleat dengan 2 ikatan rangkap terkonjugasi pada atom C ke 9 dan 11 atau 10 dan 12 dengan posisi bisa cis atau trans. Dihasilkan secara alami pada sapi oleh bakteri rumen yang bersifat anaerob selama biohidrogenasi. Hasil penelitian menunjukkan CLAs bersifat sebagai antitumorigenic dan antiatherogenic 10. Asam Lemak erusat Banyak terdapat pada Rapeseed oil (41%) Berbahaya bagi manusia dikembangkan biji mustard dengan kandungan asam erusat yang rendah minyak kanola Kandungan erusat pada Canola oil tidak boleh > 2.0% (FDA). Rapeseed oil hanya bisa digunakan setelah dihidrogenasi sehingga mempunyai bil iod yang rendah, karena erusat (C22 : 1) diubah menjadi behenat (C 22:0). 5

6 PALATABILITAS PALATABILITAS... Tdd : sifat fisik dan organoleptik (kesukaan) Parameter yang penting untuk lemak/minyak pangan : flavor Sensasi flavor adalah gabungan dari rasa, bau dan rasa di mulut (mouth feel) Lemak/minyak adalah pelarut yang baik untuk berbagai komponen rasa dari makanan. Penyebab off flavor : oksidasi dan hidrolisis Mouth feel dan flavor adalah sifat organoleptik yang harus dikontrol melalui sifat fisik produk lemak dan minyak seleksi titik leleh dari minyak baik yang alami maupun yang sudah dihidrogenasi, difraksionasi atau diesterifikasi dan interesterifikasi di dalam formulasi campuran lemak/minyak. Stabilitas Oksidatif Lemak dengan kandungan ALJ tinggi atau lemak yang dihidrogenasi lebih stabil terhadap oksidasi Lemak dengan kandungan ALTJ tinggi lebih mudah teroksidasi menghasilkan bau dan flavor tidak enak Banyaknya O 2 yang dapat menimbulkan bau tidak enak pada lemak tergantung pada : Komposisi asam lemak Posisi ALTJ pada gliserol Tingkat asam lemak yang diisomerasi Adanya antioksidan dan katalis Suhu Stabilitas Oksidatif... Nilai inherent oxidative stability berbeda2 untuk tiap jenis lemak/minyak dipertimbangkan dalam formulasi lemak dan minyak Stabilitas oksidatif dapat dikontrol melalui derajat dan tipe ketidak jenuhan dengan cara : Seleksi sumber minyak Pencampuran beberapa jenis minyak (blending) Pengolahan hidrogenasi, fraksinasi dan interesterifikasi 6

7 Stabilitas Oksidatif... Oksidasi lemak pada bahan pangan juga dipengaruhi oleh komponen lainnya seperti air, protein, karbohidrat dan mineral serta banyaknya lemak di dalam bahan pangan. Untuk bahan pangan dengan kandungan lemak tinggi komponen lain terdispersi di dalam lemak (misal emulsi W/O) lemak akan berada dipermukaan dan langsung berhubungan dengan udara laju oksidasi = laju oksidasi lemak secara individu. Stabilitas Oksidatif... Faktor2 yang mempengaruhi laju oksidasi pada bahan pangan berlemak dimana lemak sebagai fase terdispersi (non kontiniu) adalah : a w laju oksidasi rendah pada a w ratio lemak bebas dan lemak terikat ph : laju oksidasi rendah pada ph mendekati 7 pada ph rendah dan adanya logam yang terlarut akan mempercepat oksidasi. Reversi Flavor Penting untuk lemak dengan kandungan PUFA tinggi. Derajat dan tipe perubahan flavor tergantung dari sumber minyak Contoh : Minyak kedelai dan kanola flavor beany atau grassy berhubungan dengan autooksidasi linolenat Minyak biji bunga matahari dan saff flower seedy flavor oksidasi linoleat Reversi Flavor... Off flavor dapat terjadi selama hidrogenasi untuk minyak kedelai disebut straw atau haylike. Hasil penelitian : interesterifikasi asam lilolenat ke dalam minyak biji kapas menghasilkan soybean oil flavor dilakukan hidrogenasi selektif untuk mengganti linolenat menjadi linoleat dan memperbaiki flavor minyak salad dari kedelai Reversi Flavor... Untuk mencegah off flavor kandungan linolenat 3-9% diperoleh dengan hidrogenasi selektif menurunkan bil.iod hingga < 110. Stabilitas oksidatif meningkat dengan meningkatnya tingkat hidrogenasi 7

8 Antioksidan Komponen kimia yang dapat meningkatkan stabilitas oksidatof dan memperpanjang umur simpan lemak dengan cara memperlambat ketengikan oksidatif. F/ ini diperoleh dengan cara menghambat atau mencegah mekanisme autooksidasi gliserida Antioksidan bertindak sebagai akseptor radikal bebas menghambat oksidasi pada tahap awal. Aox pada bahan pangan : - Aox alami - Aox sintesis Aox alami : asam sitrat, askorbat, tartarat, karoten, lesitin, asam maleat dan guar gum Tabel 2. Senyawa yang digunakan sebagai Aox No. Antioksidan No. Antioksidan 1. Asam Askorbat 11. Sesamol 2. Asam sitrat 12. Propil galat 3. Asam galakturinat 13. Lauril galat 4. -tokoferol 14. Hexil galat 5. -tokoferol 15. Asam galat 6. -conidendrol 16. Butylated Hydroxyanisole (BHA) 7. -conidendrol 17. Di-tert-butyl-p-cresol 8. Norconidendrin 18. Nordihydroguaiaretic acid (NDGA) 9. Gum guaial 19. Lesitin 10. Hydroquinon 20. Katekol Antioksidan... Jenis aox sintesis yang diizinkan : 1. Tokoferol 2. Propil galat 3. Butylated hydroxyanisole (BHA) 4. Butylated hydroxytoluene (BHT) 5. Tertiary butylhydroquinone (TBHQ) 1. Tokoferol Antioksidan... Aox alami pada minyak nabati Aplikasi : kosentrasi %. Baik untuk lemak Antioksidan Propil Galat Aox yang efektif untuk meningkatkan umur simpan minyak nabati Konsentrasi penggunaan : % Kelemahan : kelarutannya rendah, menyebabkan perubahan warna dan tidak tahan panas. Lemak yang di (+) PG akan berwarna lebih gelap jika disimpan pada wadah besi, dikemas dengan kemasan logam atau jika bersentuhan dengan Logam pada saat pengolahan terbentuk kompleks besi-galat. PG juga menjadi inaktif pada kondisi basa Antioksidan Butylated hydroxyanisole (BHA) Dapat digunakan untuk produk yang dipanaskan, misalnya pada proses baking dan frying Mempunyai bau fenolik yang sangat kuat yang tidak diketahui saat awal pemanasan Pada konsentrasi ion logam alkali seperti Na atau K akan menimbulkan warna pink. 8

9 Antioksidan Butylated hydroxytoluene (BHT) Mempunyai struktur molekul mirip BHA. BHA dan BHT sangat larut dalam lemak dan minyak pangan. Tidak larut dalam air Jika ada besi maka BHT dapat menyebabkan warna menjadi gelap. Antioksidan Tertiary butylhydroquinone (TBHQ) saat ini penggunaannya sudah diisinkan di USA tapi beberapa negara masih menolak. aox yang paling efektif untuk minyak nabati yang tidak jenuh Keuntungan : 1. Tidak menyebabkan perubahan warna jika terdapat Fe 2. Tidak terjadi perubahan aroma 3. Kelarutan dalam lemak baik 4. Efektif untuk lemak hewan dan nabati 5. Tidak rusak saat pemanasan (pemanggangan dan penggorengan) 6. Pengarus stabilitas > tokoferol Kelemahan : pada kondisi basa atau adanya protein dan garam tertentu dapat menimbulkan warna pink Tabel 1. Stabilitas Kuning Telur yang ditambahkan Aox Perlakuan Stabilitas (jam) Kontrol 4 Asam sitrat (0.01%) 4 BHA (0.01%) 7 BHA (0.01%) + Asam Sitrat (0.01%) 8 BHA (0.25%) 17 BHA (0.25%) + asam sitrat (0.01%) 18 BHA (0.05%) 35 BHA (0.05%) + Asam Sitrat 0.01% 32 Hidrolisis Disebabkan oleh kadar air yang tinggi serta adanya enzim. Menghasilkan ALB, di dan mono gliserida serta gliserol. Pada minyak nabati dengan jumlah atom C 16-18, maka kandungan ALB 1-3% tidak menyebabkan bau, tetapi pada minyak kelapa dan minyak inti sawit yang kaya akan asam lemak dengan atom C 6-C12 maka sudah menimbulkan bau. Mouth Feel Tergantung pada : 1. Suhu 2. Sensasi rasa 3. Tekstur tergantung pada liquiditas Ditentukan oleh terbentuknya lapisan tipis minyak dari lemak cair tergantung pada viskositas atau melelehnya lemak padat di mulut untuk memberikan efek mendinginkan Titik leleh dibagi atas 4 zona liquiditas yang ditunjukkan oleh keadaan fisiknya pada suhu : dingin, suhu ruang, suhu tubuh dan suhu pemanasan. 9

10 Karakteristik Fisik Penting dalam memformulasi suatu produk untuk tujuan/penggunaan khusus Misal dalam formulasi margarin dan shortening Tdd : plastisisasi, kekerasan (hardness), kelembutan (softness), tekstur, kelarutan, mouth feel, aerasi, dan sifat lain tergantung dari produk pangannya. Karakteristik Fisik... Cara untuk merubah karakteristik fisik : Hidrogenasi Interesterifikasi Fraksinasi Penambahan emulsifier Tipe Kristal Lemak Kristal Menentukan tekstur dan sifat fungsional lemak/minyak Tahapan pembentukan kristal lemak : Alpha Beta Prime Mixed Beta Laju transformasi tergantung dari kemurnian lemak semakin murni maka semakin cepat membentuk kristal beta yang stabil Tipe kristal ditentukan oleh : 1. Kandungan asam lemak palmitat 2. Distribusi dan posisi palmitat dan stearat pada TG 3. Derajat hidrogenasi 4. Derajat randomisasi Titik leleh paling rendah dibanding bentuk kristal lain Molekul2 saling berjauhan dan lemak dalam kondisi padat Mudah pecah, transparan, ukuran kristal 5 Mudah mengalami transformasi sehingga titik lelehnya meningkat. Kristal Ukurannya kecil, lembut dan berbentuk seperti jarum Pertumbuhan kristal tidak lebih dari 1 Dapat bersatu membentuk kristal yang lebih padat dan rigid. Cenderung membentuk struktur 3 dimensi dan dalam jumlah besar bersifat imobil di dalam minyak. Bentuk yang disukai untuk produk lemak padat karena akan meningkatkan plastisitas. Kristal Titik leleh tinggi, ukuran kasar, besar dan berbentuk platelet yang stabil. Ukuran dan dapat berkembang hingga mencapai ukuran >100 selama peride aging. Sekumpulan β-crystals dapat berukuran diameter 1 mm penampilan grainy pada produk lemak/minyak dan dapat dipisahkan dari minyak. 10

11 Plastisitas Lemak 3 kondisi yang perlu diperhatikan : 1. Adanya Fase liquid dan padat 2. Bagian padatan harus terdispersi dalam jumlah yang cukup untuk dapat saling menahan melalui gaya kohesif 3. Proporsi 2 fase harus sesuai Plastisitas tergantung pada : jumlah bagian padat, bentuk, ukuran dan distribusi kristal, perkembangan inti kristal untuk tetap bertahan pada suhu tinggi. Hydrogenated Basestock System Produsen lemak/minyak memiliki basestock system yang akan dijadikan bahan dasar pada blending oil Di AS basestock system didominasi oleh minyak kedelai Contoh base stock system untuk pembuatan shortening dan margarine (Tabel 4.6.) 11

12 Reduced and Trans Free Formulation Misal pada produk margarin dan shortening Diperoleh dengan cara : 1. Blending 2. Interesterifikasi 3. Fraksinasi 4. Genetically Modified Oil (GMO) 12

13 Emulsifikasi Sifat emulsi lemak/minyak dapat diperbaiki dengan memperbaiki struktur lemak atau penambahan surfaktan/emulsifier Emulsifikasi... Emulsifikasi... Fungsi bahan pengemulsi (emuldifier) pada produk pangan berlemak : 1. Emulsifier 2. Emulsion stabilizer 3. Antistaling agent 4. Aerator 5. Texturizer 6. Lubricator 7. Defoamer 8. Dispersant 9. Moisture barrier 10.Oxygen barrier 11.Chrystal Modifier 12.Carrier 13.Stickness/Tackiness Reducer 14.Wetting Agent 15.Agglomeration Agent 16.Palatability improver Type-type emulsifier yang digunakan dalam bahan pangan : Mono- and diglycerides Propylene glycol esters Sorbitan esters Polyoxyethylene sorbitan esters Polyglycerol esters Lactated esters Lecithin Emulsifikasi... Pertimbangan dalam memilih jenis emulsifier : 1. Sifat fungsional produk pangan yang diingonkan 2. Metode pengolahan (homogenisasi, pasteurisasi, whipping, cooking, baking, fermentasi, pumping, extruding, blending) 3. Bentuk produk akhir (liquid, powder, solid, gel, dispersi, emulsi, foam) 4. Cara penanganan konsumen 5. Cara penyimpanan 6. Flavor dan mouth feel 7. Formulasi (pengaruh ingredients lain) 8. Nilai ekonomis 9. Legalitas (peraturan) 13

14 Pemilihan Emulsifier Emulsifiers: karakteristik kimia Sistem HLB (hydrophilic-lipophilic balance) HLB : 1 s/d 50 HLB > 10 berarti lebih hydrophilic HLB < 10 berarti lebih lipophilic HLB 4 s/d 6 sesuai untuk emulsi w/o HLB 8 s/d 18 sesuai untuk emulsi o/w Nilai Iodine Nilai keasaman Nilai saponifikasi Sifat asam lemak Emulsifiers: karakteristik fisik Emulsifiers: karakteristik ikatan Bentuk fisik Jenuh Fat base Tidak Jenuh Titik leleh Rendah Nilai Iodine Tinggi Ukuran partikel Pembawa (carrier) Block Prill Bead Fine powder Bentuk fisik Paste Liquid Nilai HLB Tinggi Titik leleh Rendah Kisaran Nilai HLB Di and Monoglyceride 2.1 Lactylated Monoglyceride 2.4 PGME / Mono and diglyceride 2.6 Glycerol Mono-oleateoleate 3.3 Mono-Diglycerides 4.0 Soaped Mono-Diglyceride 5-6 Sorbitan Monostearate 4.2 Triglycerol Monostearate 4.7 Polysorbate Triglycerol Mono-oleateoleate 13.0 Ethoxylated monoglyceride 13.5 Polysorbate Polysorbate

15 Sistem PIT (phase inversion temperature) Bila suhu meningkat maka gaya hidrofobik menjadi makin kuat Emulsifier yang mudah larut dalam air pada suhu rendah bisa menjadi lebih larut dalam minyak bila suhu dinaikkan Nilai PIT berkorelasi dengan HLB dan stabilitas emulsi Pemilihan Emulsifier Mono- dan Digliserida Sangat lipophilic, HLB 1 s/d 10 Diperoleh dari transesterifikasi gliserol dan triasilgliserida Digunakan pada produk bakery, frozen desserts, icings, topping, dan peanut butter Sucrose esters Mono-, di-, dan tri- ester sukrosa dan asam lemak Biasanya memiliki HLB 7 s/d 13 Mono-ester HLB > 16 untuk emulsi o/w Di-ester sesuai untuk emulsi w/o Tri-ester HLB ~ 1 Sorbitan ester Yang diijinkan untuk makanan hanyalah sorbitan monostearate Diperoleh dari reaksi sorbitol dan asam stearat Dikenal dengan nama komesial SPAN 60 HLB 4,7 Polyoxyethylene sorbitan esters Diperoleh dari reaksi sorbitan ester dan ethylene oxide Polysorbate 60 (polyoxyethylene sorbitan monostearate / TWEEN 60, HLB 14.9) Polysorbate 80 (polyoxyethylene sorbitan monooleate / TWEEN 80, HLB 15.0) Polysorbates Stearoyl lactylates Ionic emulsifier Paling hydrophilic emulsifier Ester asam laktat dan monogliserida dan mengandung Ca atau Na Membentuk ikatan yang kuat dengan gluten Digunakan pada produk bakery 15

16 Amphipilic emulsifier Campuran phospholipid Diperoleh secara komersial dari kedelai Bisa dimodifikasi untuk mendapatkan kisaran HLB yang lebar Digunakan pada bakery, chocolate, confectionery products Lecithin Aplikasi Emulsifier Margarine Mengapa digunakan emulsifier? Margarine mengandung 16% air, emulsi w/o, memperbaiki stabilitas emulsi selama penyimpanan Emulsifier yang mana? Mono- dan digliserida dengan asam lemak rantai panjang Ice Cream Mengapa digunakan emulsifier? Merupakan emulsi o/w, perlu distabilkan dengan emulsifier sebelum pembekuan, selama pembekuan emulsifier mengendalikan destabilisasi emulsi Emulsifier yang mana? Polysorbate Aplikasi Emulsifier Produk bakery Mengapa digunakan emulsifier? Membantu pencoklatan yang seragam, memperbaiki retensi air, memperbaiki kelembutan Emulsifier yang mana? Stearoyl lactylates Konfeksioneri Mengapa digunakan emulsifier pada coklat? Mengurangi pemakaian cocoa butter, memperbaiki mouthfeel, dan mengurangi kelengketan dengan bahan pengemas Emulsifier yang mana? Lecithin Pengembangan Produk Lemak/minyak merupakan bahan tambahan fungsional pada berbagai produk pangan Karakteristik lemak/minyak menentukan karakteristik pengolahan dan produk akhir. Struktur dan karakteristik gliserida mempengaruhi sifat fungsional dari produk pangan Sistem lemak pangan perlu dikembangkan dalam hal pengembangan produk pangan Pengembangan Produk... 3 metode pengembangan produk pangan yang menggunakan lemak/minyak : 1. Pengembangan Aplikasi : pengaruh sumber lemak, basestocks, fraksi lemak, produk interesterifikasi, emulsifier dan bahan tambahan lain, konsistensi dan karakteristik produk akhir.. 2. Pengembangan Analisis : penentuan komponen2 yang didasarkan atas kontribusinya thd keterbatasan analisa yang telah ada. 3. Replikasi trigliserida : pencampuran berbagai sumber minyak untuk memperoleh struktur TG yang berbeda. 16

17 Pengembangan Aplikasi Diperlukan studi tentang : 1. Identifikasi parameter mutu utama dari produk 2. Pengetahuan tentang identifikasi dan evaluasi sifat fisikokimia yang diinginkan 3. Mengenali atribut fungsional yang primer dan sekunder yang diperlukan untuk pengembangan produk Hasil dari studi ini : tersedianya informasi yang dibutuhkan untuk pengembangan produk : bahan2 yang dibutuhkan, serta standar mutu produk Pengembangan Aplikasi... Misal : karakteristik minyak salad dievaluasi dengan metode Cold Test (AOCS, Cc 11-53,50) menentukan resistensi minyak terhadap kristalisasi ketika di tempatkan pada ice bath metode ini dikembangkan untuk mengevaluasi penerimaan dari produk minyak yang akan digunakan dalam produksi mayonaise dan salad dressing. Minyak yang berkabut atau mengalami solidifikasi pada suhu rendah, jika digunakan dalam pembuatan salad dressing menyebabkan pecahnya emulsi. Kurva Solids Fat Index (SFI) dan solids fat content (SFC) penting untuk memperoleh konsistensi dan performansi dari shortening dan margarin. Pengembangan Aplikasi... Contoh lain penentuan nilai SFI untuk margarin dan shortening yang standard adalah : 1. Untuk Magarine : SFI pada suhu 50 F (10 C) menunjukkan kemampuan untuk di oles pada suhu refrifgerator SFI pada suhu 70 F (21.1 C) menunjukkan resistensi produk terhadap kehilangan minyak pada suhu ruang SFI pada suhu 92 F (33.3 C) menunjukkan karakteristik mouth feel atau melelh pada suhu tubuh. : Pengembangan Aplikasi Untuk shortening : SFI pada suhu 50 F (10 C) menunjukkan konsistensi pada suhu rendah SFI pada suhu 80 F (26.7 C) menunjukkan konsistensi pada suhu adonan SFI pada suhu 104 F (40 C) menunjukkan resistensi pada penyimpanan suhu tinggi. Untuk pengembangan produk maka mungkin dibutuhkan standard yang berbeda. Pengembangan Analisis Formulasi produk lemak dan minyak membutuhkan pengetahuan tentang kontribusi tiap komponen analisa sifat fisikokimia Bil.Iod dan analisa komposisi asam lemak dari Fat Blending linier dengan nilainya pada lemak/minyak scr individu SFI pada fat blending non linier dengan nilai Sfi pada lemak/minyak individu Pengembangan Analisis... Perhitungan untuk Minyak Cair terdapat pengaruh kelarutan msg2 lemak padat terhadap nilai SFI besarnya tergantung pada jumlah minyak cair dalam campuran dan kekerasan dari lemak padat. Rumus untuk menghitung faktor kelarutan : (SFI Basestoc x % basestock)- SFI Campuran % Minyak Cair 17

18 Pengembangan Analisis... Perhitungan untuk campuran Basestock : SFI campuran basestock ditentukan dengan menjumlahkan rata2 dari nilai SFI masing2 basestock Jika nilai SFI dari salah satu komponen tidak ada menunjukkan padatan dari basestock lainnya akan dilarutkan. Pengaruh kelarutan ditentukan dengan cara yang sama seperti pada minyak cair. Pengembangan Analisis... Perhitungan Campuran lemak padat : Lemak padat secara normal berkontribusi 100% thd nilai SFI Nilai SFI yang sebenarnya tidak tersedia untuk lemak keras dengan nil iod rendah dapat memecahkan SFI Dilatometer selama analisis. Pengaruhnya thd SFI ditentukan dengan mengevaluasi campuran dari lemak keras dengan basestock atau minyak cair untuk mengidentifikasi pengaruh lemak keras thd peningkatan SFI pada tiap suhu. Rumus untuk menghitung pengaruh lemak keras : (Nilai SFI campuran) (Nilai SFI basestock) % lemak keras 18

19 Replikasi Trigliserida Lemak alami : campuran berbagai TG sifat fungsional dan mutunya berhubungan dengan sifat dan mutu TG Formulasi dengan metode replikasi TG membutuhkan pengetahuan kualitatif dan kuantitatif dari komposisi molekul TG pada sistem produk lemak akhir butuh peralatan lab yang sesuai, metode analisis dan waktu yang lama diperoleh dari komposisi AL (baik yang murni maupun yang sudah mengalami isomerasi karena adanya proses hidrogenasi, fraksinasi, interesterifikasi dsb). Replikasi Trigliserida... Sumber minyak atau proses pengolahan dapat mengandung atau menghasilkan TG yang tidak diinginkan harus dipisahkan dari campuran menghasilkan byproduct perlu dipelajari biaya penggunaan dari fraksi ini. Replikasi TG baru berhasil pada CBE (Cocoa butter equivalent). Cocoa Butter Komposisi : Trigliserida simetris ±75%, dengan AL Oleat pada posisi ke-2. 20% TG yang cair pada suhu ruang Titik leleh C Melunak pada suhu C. Komposisi TG yang unik dan DG yang sangat rendah berkontribusi thd sifat2 fisik Cocoa Butter yang diinginkan dan kemampuannya mengkristal kembali dalam bentuk kristal yang stabil. Cocoa Butter... Sistem 3 komponen TG pada Cocoa Butter tdd : Palmitat-Oleat-Palmitat (POP), Palmitat-Oleat-Starat (POS) dan Stearat-Oleat-Starat (SOS) Produk komersial tdd : minyak sawit dengan fraksi titik leleh sedang dan kaya akan POP dicampur dengan lemak seperti Shea atau Sal yang difraksinasi untuk mendapatkan TG yang kaya akan POS dan SOS dicampur dengan proporsi dan cara yang benar lemak nabati yang equivalen dengan Cocoa Butter. Interchangeability dari Sumber Lemak/Minyak Tujuan : Mengatasi masalah ketersediaan sumber lemak Mengurangi biaya Larangan dalam agama Keinginan konsumen Legislasi, dll 19

20 Interchangeability dari Sumber Lemak/Minyak.. Derajat pertukaran ditentukan oleh : 1. Karakteristik produk awal 2. Sumber lemak atau lemak yang akan disubstitusi 3. Aplikasi 4. Tersedianya informasi tentang produk Interchangeability dari Sumber Lemak/Minyak.. Bahan baku yang dipertukarkan : bahan yang tersedia dengan variasi komposisi kiimia dan sifat fisik perlu teknik pengolahan yang sesuai. Perlu dipertimbangkan : emulsifier, antioxidant, crystal inhibitors, antifoamers dan bahan tambahan lain. 20

INTERESTERIFIKASI INTERESTERIFIKASI 14/01/2014

INTERESTERIFIKASI INTERESTERIFIKASI 14/01/2014 Adalah ester asam lemak bereaksi dengan ester atau asam lemak lain membentuk ester baru melalui reaksi pertukaran gugus asam lemak. TG mengandung 3 gugus ester peluang pertukaran banyak Gugus asil dapat

Lebih terperinci

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Penggolongan minyak Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Definisi Lemak adalah campuran trigliserida yang terdiri atas satu molekul gliserol yang berkaitan dengan tiga molekul asam lemak.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat spreads, yang kandungan airnya lebih besar dibandingkan minyaknya. Kandungan minyak dalam

Lebih terperinci

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak? By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS Lemak Apa beda lemak dan minyak? 1 Bedanya: Fats : solid at room temperature Oils : liquid at room temperature Sources : vegetables

Lebih terperinci

1/14/2014 ANTIOKSIDAN PENGGOLONGAN ANTIOKSIDAN

1/14/2014 ANTIOKSIDAN PENGGOLONGAN ANTIOKSIDAN ANTIOKSIDAN PENGGOLONGAN ANTIOKSIDAN Yaitu bahan yang dapat menghambat atau mencegah kerusakan lemak atau bahan pangan berlemak akibat proses oksidasi Pertama kali digunakan pada karet, gasoline, plastik

Lebih terperinci

PLASTISISASI 14/01/2014

PLASTISISASI 14/01/2014 PLASTISISASI Diperlukan dalam proses pembuatan shortening dan margarin. Akan menghasilkan produk dengan sifat sifat : berbentuk padat tetapi dapat mengalir seperti cairan ketika diberi tekanan. 3 kondisi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dantujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis dan (7)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Margarin merupakan salah satu produk berbasis lemak yang luas

BAB I PENDAHULUAN. Margarin merupakan salah satu produk berbasis lemak yang luas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Margarin merupakan salah satu produk berbasis lemak yang luas penggunaannya dalam proses pengolahan makanan. Margarin biasa digunakan sebagai olesan untuk langsung

Lebih terperinci

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 LEMAK DAN MINYAK Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fase lemak (O Brien, 2009). Banyak minyak nabati yang telah dimodifikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. fase lemak (O Brien, 2009). Banyak minyak nabati yang telah dimodifikasi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Margarin adalah emulsi water-in-oil (w/o) yang mengandung setidaknya 80% fase lemak (O Brien, 2009). Banyak minyak nabati yang telah dimodifikasi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon I PENDAHULUAN Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan (tree of life) karena hampir seluruh bagian dari

Lebih terperinci

Fransiska Victoria P ( ) Steffy Marcella F ( )

Fransiska Victoria P ( ) Steffy Marcella F ( ) Fransiska Victoria P (0911010030) Steffy Marcella F (0911010080) Pengertian & Fungsi Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi minyak dan air. Pengemulsi adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Margarin 2.1.1 Definisi dan Komposisi Margarin Margarin pertama kali ditemukan dan dikembangkan oleh Mege Mouries pada tahun 1870 di Perancis dengan menggunakan lemak sapi.

Lebih terperinci

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin. Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada umumnya hasil proses hidrogenasi parsial akan terbentuk trans fatty acid (TFA) yang tidak diinginkan. Asam lemak trans cenderung meningkatkan kadar kolesterol

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Margarin 2.1.1. Definisi dan Komposisi Margarin Margarin pertama kali ditemukan dan dikembangkan oleh Mege Mouries pada tahun 1870 di Perancis dengan menggunakan lemak sapi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia, namun perlu dipahami bahwa makan untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Minyak atau lemak merupakan ester dari gliserol dan asam lemak, tersusun atas campuran sebagian besar triasilgliserol dan sebagian kecil senyawa pengotor (di-gliserida dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media penggorengan sangat penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang berfungsi sebagai penstabil pada emulsi. Pada makanan, emulsifier berperan

I. PENDAHULUAN. yang berfungsi sebagai penstabil pada emulsi. Pada makanan, emulsifier berperan I. PENDAHULUAN Emulsifier merupakan bahan tambahan pada produk farmasi dan makanan yang berfungsi sebagai penstabil pada emulsi. Pada makanan, emulsifier berperan sebagai bahan tambahan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Margarin dari Palm Oil Minyak Sawit dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Margarin dari Palm Oil Minyak Sawit dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang. Setiap warga negara wajib melaksanakan pembangunan di segala bidang, salah satunya adalah pembangunan di sektor ekonomi. Pembangunan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Cokelat adalah olahan yang dihasilkan dari bahan baku yaitu biji dan lemak

I PENDAHULUAN. Cokelat adalah olahan yang dihasilkan dari bahan baku yaitu biji dan lemak I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Cokelat adalah olahan yang dihasilkan dari bahan baku yaitu biji dan lemak kakao. Cokelat merupakan kategori makanan yang mudah dicerna oleh tubuh dan mengandung

Lebih terperinci

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rasa bahan pangan. Produk ini berbentuk lemak setengah padat berupa emulsi

BAB I PENDAHULUAN. rasa bahan pangan. Produk ini berbentuk lemak setengah padat berupa emulsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Margarin adalah produk makanan yang biasa digunakan dalam industri baking dan cooking yang bertujuan untuk memperbaiki tekstur dan menambah cita rasa bahan pangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Theobroma cacao) dan biasa digunakan sebagai komponen utama dari coklat

BAB I PENDAHULUAN. (Theobroma cacao) dan biasa digunakan sebagai komponen utama dari coklat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lemak kakao merupakan lemak yang diekstraksi dari biji kakao (Theobroma cacao) dan biasa digunakan sebagai komponen utama dari coklat batang karena dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

DEFINISI. lipids are those substances which are

DEFINISI. lipids are those substances which are MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K. DEFINISI lipids are those substances which are insoluble in water; soluble in organic solvents such as chloroform, ether or benzene; contain long-chain hydrocarbon groups

Lebih terperinci

LEMAK/LIPID Oleh: Susila Kristianingrum

LEMAK/LIPID Oleh: Susila Kristianingrum LEMAK/LIPID Oleh: Susila Kristianingrum Kompetensi Dasar: Mahasiswa dapat mengklasifikasikan jenis-jenis lemak, menjelaskan metode analisis lemak, dan mengaplikasikannya dalam analisis suatu sampel pangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta

PENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta PENDAHULUAN Latar Belakang Bahan pangan harus mampu mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia yang berperan dalam proses pertumbuhan, menjaga berat badan, mencegah penyakit defisiensi,

Lebih terperinci

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK 8 LEMAK DAN MINYAK A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK Lipid berasal dari kata Lipos (bahasa Yunani) yang berarti lemak. Lipid didefinisikan

Lebih terperinci

HIDROGENASI 14/01/2014 HIDROGENASI. Hasil reaksi hidrogenasi Penjenuhan ikatan rangkap Migrasi ikatan rangkap Pembentukan asam lemak Trans

HIDROGENASI 14/01/2014 HIDROGENASI. Hasil reaksi hidrogenasi Penjenuhan ikatan rangkap Migrasi ikatan rangkap Pembentukan asam lemak Trans IDROGENASI IDROGENASI Adalah proses pengolahan minyak/lemak dengan menambahkan hidrogen pada ikatan rangkap dari asam lemak mengurangi ketidak jenuhan minyak/lemak. Bertujuan untuk : - membuat minyak/lemak

Lebih terperinci

JENIS LIPID. 1. Lemak / Minyak 2. Lilin 3. Fosfolipid 4 Glikolipid 5 Terpenoid Lipid ( Sterol )

JENIS LIPID. 1. Lemak / Minyak 2. Lilin 3. Fosfolipid 4 Glikolipid 5 Terpenoid Lipid ( Sterol ) JENIS LIPID 1. Lemak / Minyak 2. Lilin 3. Fosfolipid 4 Glikolipid 5 Terpenoid Lipid ( Sterol ) Lipid Definisi Lipid adalah Senyawa organik yang dibentuk terutama dari alkohol dan asam lemak yang digabungkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi

Lebih terperinci

KRISTALISASI. Teti Estiasih - THP - FTP UB 1

KRISTALISASI. Teti Estiasih - THP - FTP UB 1 KRISTALISASI Teti Estiasih - THP - FTP UB 1 Teti Estiasih - THP - FTP UB CONTOH PRODUK MENGANDUNG KRISTAL Gula Pasir Garam MSG Asam sitrat Cokelat Margarin Roti Permen 2 DEFINISI Kristalisasi merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Pengertian Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Lemak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Lemak memiliki beberapa fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai sumber energi dan

Lebih terperinci

Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar : - lemak berwujud padat - minyak berwujud cair

Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar : - lemak berwujud padat - minyak berwujud cair Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum trigliseridanya, tetapi hanya berbeda dalam bentuk (wujud). Pada suhu kamar : - lemak

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUJIAN BAHAN BAKU 1. Bilangan Iod Bilangan iod menunjukkan jumlah rata-rata ikatan rangkap yang terdapat pada sampel minyak sehingga selain menunjukkan tingkat ketidakjenuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN (Ditjen Perkebunan, 2012). Harga minyak sawit mentah (Crude Palm

I. PENDAHULUAN (Ditjen Perkebunan, 2012). Harga minyak sawit mentah (Crude Palm I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia dengan volume ekspor minyak kelapa sawit mencapai16,436 juta ton pada tahun

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Margarin dari RBDPO (Refined, Bleached, Deodorized Palm Oil) Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Margarin dari RBDPO (Refined, Bleached, Deodorized Palm Oil) Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan industri merupakan bagian dari usaha pembangunan ekonomi jangka panjang, yang diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi yang lebih kokoh dan seimbang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minyak dan Lemak Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang artinya lemak). Lipida larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. goreng segar, 15% pada daging ayam/ikan berbumbu, 15-20% pada daging

BAB I PENDAHULUAN. goreng segar, 15% pada daging ayam/ikan berbumbu, 15-20% pada daging BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk pangan yang digoreng menyerap lemak atau minyak goreng dalam jumlah yang bervariasi, yaitu 5% pada kentang goreng beku, 10% pada kentang goreng segar, 15% pada

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh masyarakat luas dan sangat digemari terutama oleh anak-anak, karena es lilin memiliki warna yang menarik

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asupan lemak yang dianjurkan adalah sebanyak 30% dari total kalori yang dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua aspek yaitu

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. jumlah produksi sebesar ton per tahunnya. Biji kakao di Indonesia sekitar

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. jumlah produksi sebesar ton per tahunnya. Biji kakao di Indonesia sekitar I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis dan (7) Tempat dan Waktu

Lebih terperinci

LEMAK. Lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh

LEMAK. Lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa memahami komponen lemak dalam bahan makanan, fungsi dan sumber lemak dalam Bahan makanan Tujuan Pembelajaran Khusus (performansi / indikator) 1. Mahasiswa dapat menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia memiliki hasil perkebunan yang cukup banyak, salah satunya hasil perkebunan kelapa yang mencapai 3.187.700 ton pada tahun 2013 (BPS, 2014).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng merupakan minyak nabati yang telah dimurnikan, dibuat dari bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski dari bahan

Lebih terperinci

Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa memahami definisi dan prinsip dasar lemak 2. Mahasiswa memahami penggolongan lemak 3. Mahasiswa memahami sifat-sifat lemak 4. Mahasiswa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM IBM I MINYAK dan LEMAK

LAPORAN PRAKTIKUM IBM I MINYAK dan LEMAK LAPORAN PRAKTIKUM IBM I MINYAK dan LEMAK OLEH: Sofie Ayu Misrina (125070301111001) Desak Made Trisna Ulandari (125070301111002) Yunita Reza Rahmawati (125070301111003) Rani Ilminawati (125070301111004)

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan gorengan menjadi hal yang tidak terlepas dari konsumsi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Makanan gorengan menjadi hal yang tidak terlepas dari konsumsi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Minyak merupakan bahan baku yang penting dalam rumah tangga maupun industri terkait dengan fungsinya sebagai media penggorengan. Makanan gorengan menjadi hal yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ketertarikan dunia industri terhadap bahan baku proses yang bersifat biobased mengalami perkembangan pesat. Perkembangan pesat ini merujuk kepada karakteristik bahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian utama dan

I. PENDAHULUAN. Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian utama dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian utama dan unggulan di Indonesia, serta sebagai pendorong tumbuh dan berkembangnya industri hilir berbasis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter, kloroform, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter, kloroform, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak dan Lemak 1. Definisi Minyak dan Lemak Minyak dan lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat dialam serta tidak

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA

KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA Oleh : BENNY RIO FERNANDEZ 2015 KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA Tanaman kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) merupakan tanaman yang berasal dari Afrika Barat, terutama disekitar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sabun Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti natrium stearat, (C 17 H 35 COO Na+).Aksi pencucian dari sabun banyak dihasilkan melalui kekuatan pengemulsian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lemak dan Minyak Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum trigliseridanya, tetapi hanya berbeda dalam bentuk (wujud). Perbedaan ini didasarkan pada perbedaan titik lelehnya.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, telah beredar asumsi di masyarakat bahwa minyak goreng yang lebih bening adalah yang lebih sehat. Didukung oleh hasil survey yang telah dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Mentega dan Es Krim. Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Mentega dan Es Krim. Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK PENGOLAHAN SUSU Mentega dan Es Krim Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal

Lebih terperinci

MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K.

MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K. MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K. DEFINISI defines lipids as a wide variety of natural products including fatty acids and their derivatives, steroids, terpenes, carotenoids, and bile acids, which have in

Lebih terperinci

PENGOLAHAN ES KRIM KAYA ANTIOKSIDAN DARI SARI BUAH MERAH ( Pandanus Conoideus Lamk )

PENGOLAHAN ES KRIM KAYA ANTIOKSIDAN DARI SARI BUAH MERAH ( Pandanus Conoideus Lamk ) PENGOLAHAN ES KRIM KAYA ANTIOKSIDAN DARI SARI BUAH MERAH ( Pandanus Conoideus Lamk ) SKRIPSI Oleh : M. Khadik Asrori NPM. 1033010011 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan asam lemak rantai panjang. Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan asam lemak rantai panjang. Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak dan Lemak Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran, yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak dan lemak tidak berbeda dalam

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada penelitian ini, proses pembuatan monogliserida melibatkan reaksi gliserolisis trigliserida. Sumber dari trigliserida yang digunakan adalah minyak goreng sawit.

Lebih terperinci

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari x BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lipid Pengertian lipid secara umum adalah kelompok zat atau senyawa organik yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari zat

Lebih terperinci

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia PENGARUH PEMANASAN TERHADAP PROFIL ASAM LEMAK TAK JENUH MINYAK BEKATUL Oleh: Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia Email:

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING (Laporan Penelitian) Oleh PUTRI CYNTIA DEWI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PETANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit Sumber minyak dari kelapa sawit ada dua, yaitu daging buah dan inti buah kelapa sawit. Minyak yang diperoleh dari daging buah disebut dengan minyak kelapa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISASI MINYAK Sabun merupakan hasil reaksi penyabunan antara asam lemak dan NaOH. Asam lemak yang digunakan pada produk sabun transparan yang dihasilkan berasal dari

Lebih terperinci

FORMULASI DAN PENGOLAHAN MARGARIN MENGGUNAKAN FRAKSI MINYAK SAWIT PADA SKALA INDUSTRI KECIL SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG

FORMULASI DAN PENGOLAHAN MARGARIN MENGGUNAKAN FRAKSI MINYAK SAWIT PADA SKALA INDUSTRI KECIL SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG FORMULASI DAN PENGOLAHAN MARGARIN MENGGUNAKAN FRAKSI MINYAK SAWIT PADA SKALA INDUSTRI KECIL SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG Formulation and Production of Margarine Using Palm Oil Fractions

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) Jeruk termasuk buah dalam keluarga Citrus dan berasal dari kata Rutaceae. Buah jeruk memiliki banyak khasiat, salah satunya dalam daging

Lebih terperinci

MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K.

MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K. MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K. DEFINISI defines lipids as a wide variety of natural products including fatty acids and their derivatives, steroids, terpenes, carotenoids, and bile acids, which have in

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kini banyak dikembangkan di Indonesia. Gelato termasuk jenis frozen dairy food

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kini banyak dikembangkan di Indonesia. Gelato termasuk jenis frozen dairy food BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gelato Gelato merupakan salah satu jenis es krim yang berasal dari Italia yang kini banyak dikembangkan di Indonesia. Gelato termasuk jenis frozen dairy food dessert yang merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang PENDAHULUAN Latar Belakang Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang cenderung mengkonsumsi makanan-makanan cepat saji dengan kadar lemak yang tinggi. Keadaan ini menyebabkan munculnya

Lebih terperinci

MINYAK GORENG SAWIT DAN DAMPAKNYA BAGI KESEHATAN

MINYAK GORENG SAWIT DAN DAMPAKNYA BAGI KESEHATAN MINYAK GORENG SAWIT DAN DAMPAKNYA BAGI KESEHATAN Ambar Rukmini Universitas Widya Mataram Yogyakarta The 11 th Indonesian Occupational Medicine Update 2017 Jakarta, 1 Oktober 2017 Inti/biji kelapa sawit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Palmitat Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang yang terdapat dalam bentuk trigliserida pada minyak nabati maupun minyak hewani disamping juga asam lemak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. MINYAK SAWIT

TINJAUAN PUSTAKA A. MINYAK SAWIT III. TINJAUAN PUSTAKA A. MINYAK SAWIT Minyak sawit merupakan minyak yang didapatkan dari buah tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) seperti yang terlihat pada Gambar 3. Menurut Hartley (1977) kelapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan hingga saat ini pemasarannya sudah semakin meluas dan dikonsumsi oleh seluruh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lemak 2.1.1. Peranan Lemak Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi

Lebih terperinci

EKA PUTI SARASWATI STUDI REAKSI OKSIDASI EDIBLE OIL MENGGUNAKAN METODE PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA DAN SPEKTROFOTOMETRI UV

EKA PUTI SARASWATI STUDI REAKSI OKSIDASI EDIBLE OIL MENGGUNAKAN METODE PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA DAN SPEKTROFOTOMETRI UV EKA PUTI SARASWATI 10703064 STUDI REAKSI OKSIDASI EDIBLE OIL MENGGUNAKAN METODE PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA DAN SPEKTROFOTOMETRI UV PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk dari buah sawit. Tahun 2008 total luas areal

I. PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk dari buah sawit. Tahun 2008 total luas areal I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Propinsi Lampung merupakan salah satu daerah paling potensial untuk menghasilkan produk-produk dari buah sawit. Tahun 2008 total luas areal perkebunan kelapa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Yoghurt Yoghurt atau yogurt, adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri. Yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk susu kacang kedelai. Tetapi produksi modern

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan di Indonesia yang memiliki masa depan cukup cerah. Perkebunan kelapa sawit

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISASI MINYAK Sabun merupakan hasil reaksi penyabunan antara asam lemak dan NaOH. Asam lemak yang digunakan untuk membuat sabun transparan berasal dari tiga jenis minyak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat adalah es krim. Produk ini banyak digemari masyarakat, mulai dari anak anak hingga dewasa karena rasanya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan sediaan losio minyak buah merah a. Perhitungan HLB butuh minyak buah merah HLB butuh minyak buah merah yang digunakan adalah 17,34. Cara perhitungan HLB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari (Ketaren, 1986). Minyak goreng diekstraksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Es Krim Es krim merupakan produk susu beku yang banyak dikonsumsi masyarakat karena memiliki gizi tinggi dan banyak dikembangkan dari berbagai bahan alternatif (Aboulfalzli

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Katalis Katalis merupakan suatu senyawa yang dapat meningkatkan laju reaksi tetapi tidak terkonsumsi oleh reaksi. Katalis meningkatkan laju reaksi dengan energi aktivasi Gibbs

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK (Laporan Penelitian) Oleh RIFKY AFRIANANDA JURUSAN TEKNOLOGI HASIL

Lebih terperinci

PENGANTAR. Latar Belakang. Perkembangan teknologi pangan saat ini cukup pesat, termasuk penemuanpenemuan

PENGANTAR. Latar Belakang. Perkembangan teknologi pangan saat ini cukup pesat, termasuk penemuanpenemuan PENGANTAR Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan saat ini cukup pesat, termasuk penemuanpenemuan baru dalam pengolahan dan pengawetan bahan pangan. Upaya peningkatan nilai gizi dan penggunaan bahan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka A. Minyak Sawit Bab II Tinjauan Pustaka Minyak sawit berasal dari mesokarp kelapa sawit. Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat modern semakin memperhatikan makanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat modern semakin memperhatikan makanan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat modern semakin memperhatikan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Pola makan sehat menjadi kebiasaan sebagian besar masyarakat modern yang semakin

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan

Lebih terperinci