PRODUKSI RIBU SATUAN PER TAHUN KG PER SATUAN TON PER TAHUN
|
|
- Yandi Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tabel : SP-3B (T). BEBAN DARI INDUSTRI PENGOLAHAN Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2015 INDUSTRI DAN PROSES PER 3111a Rumah Potong Hewan ton LWK Darah, jeroan, kaki dll Hewan dan bagian bagian tubuh yang terinfeksi 3111b Tempat pengemasan ton Tulang, bagian daging yang tidak dapat dimakan, dll. 3111c Pengolahan unggas ribu unggas Bulu, kaki, bagian-bagian yang tidak dapat dimakan, dll Pengalengan buah dan sayur ton Kulit, bagian tengah, biji, dll. 3114/1512 Pengalengan ikan ton * 16, Bagian-bagian ikan yang tidak dapat dimakan 3115b/1514 Pemurnian minyak sayur ton * 2, Endapan dalam minyak 3118 Pabrik pemurnian gula ton... I/T Ampas bit dan tebu 3121a/1512 Pabrik tebu dan glukosa ton I/T Residu jagung dll. 3131a Penyulingan alkohol ton... I/T Ampas tebu, rssin, dlll Peragian bir m Ampas biji, ragi, dll. 3211a Pengoosokan wol (termasuk pemutihan) ton Kotoran wol, fly dan sweeps * - Endapan dari alat pengedalian pencemaran air 5, b Pencelupan wol dan pengolahan akhir ton Bulu, bahan pencelup dan tempat-tempat bahan kimia * - Serat-serat sebelum pengolahan limbah c/1711 Katun - (i) Pembuatan benang katun ton Serat dan benang (ii) Pemintalan ton Serat, benang dan kain (iii) Pencelupan dan penanganan akhir ton Kain dan bulu 0.80 * - Serat-serat sebelum pengolahan limbah
2 PER sambungan * - Endapan dari alat pengedalian pencemaran air 2, Penyamakan kulit (i) Penyamakan kulit sapi dengan khrom ribu lembar kulit * Limbah yang diproses dari industri (sisa produksi) dll * - Limbah yang mengandung Cr, Pb, Zn 1, * - Hasil penyaringan limbah yang mengandung Cr, Pb, Zn * - Endapan limbah mengandung Cr, Pb, Phenol 2, (ii) Penyamakan lembar kulit dengan ribu lembar kulit * Limbah yang diproses dari industri (sisa produksi) dll. bahan nabati * - Limbah yang diproses mengandung Cr, Pb, Zn 1, * - Limbah hasil penyaringan mengandung Cr, Pb, Zn (iii) Pengolahan kulit sapi tahap akhir ribu lembar kulit * - Limbah yang diproses (sisa-sisa produksi, debu, dll.) * - Limbah yang diproses mengandung Cr, Pb Pabrik pulp ton Selulosa, lignin, gula reduksi, dll. 3511b Asam sulfat ton... I/T Katalisator yang sudah terpakai dalam proses (V205) I/T Biji sulfida uang sudah terpakai (bila digunakan sebagai bahan mentah)
3 PER sambungan e Asam fosfat (dengan kolam penampung) ton P , * Gips yang dikeluarkan dari limbah cair 3511g/2411 Amonia ton I/T Kondensat minyak dari bahan baku 3511h Sodium hidroksida (sel katoda merkuri) ton CI * Grafit dan lumpur pemurnian (CaCO3 + MG(OH)2 + mungkin Hg) ton kandungan * Botol, kaleng, kotak, 1,5% bahan aktif beracun dll. aktif I/T Bahan beracun lain 3513 Resin sintetis, plastik dan serat ton kandungan I/T aktif /2422 Cat, pernis dan lak (i) Cat lateks ton cat Endapan cat, pelarut limbah dll; Hg 125 g/i (ii) Cat pelarut ton cat Endapan cat, pelarut limbah dll; LOGAM BERAT 4,5% /2424 Sabun dan bahan pembersih a Sabun dengan ceret pemanasan ton... I/T 3529 Pembuatan perekat dari bahan hewani ton... I/T 3530 Kilang minyak a Kilang minyak topping ribu m/ bahan baku... 1, Endapan berminyak dan beracun dari tanki penyimpanan bensin 3530b Kilang minyak low cracking ribu m/ bahan baku... 1, Endapan berminyak dan beracun 3530c Kilang minyak high cracking ribu m/ bahan baku... 3, Endapan berminyak dan beracun 3530d Kilang minyak lubrikasi ribu m/ bahan baku , Endapan berminyak dan beracun 3530g Kilang minyak lubrikasi bekas ribu m/ bahan baku Resin berminyak dengan asam sulfit Endapan lain Lumpur berminyak hasil pemurnian 3551 Ban luar dan dalam 3551a Ban Karet ton Limbah karet, pengisi (filter), dll. 3551b Hasil olahan karet lainnya ton
4 PER sambungan Industri besi dan baja 3710a Tungku metalurgi kokas ton kokas Kondensat dan endapan dengan Cr 10g/m, Cu 4g/m, - Mn 102g/m. Ni 5,5g/m, Pb 30g/m, Zn 96,5g/m, minyak 20,3% 3710b Tanur ton besi glubal Terak (Cr, Cu, Mn, Ni, Pb, Zn) Debu (Cr, Cu, Mn, Ni, Pb, Zn) Endapan (Cr, Cu, Mn, Ni, Pb, Zn) 3710c Tanur baja BOF Terak (Cr, Cu, Mn, Ni, Pb, Zn) Kotoran (Cr, Cu, Mn, Ni, Pb, Zn) Endapan (Cr, Cu, Mn, Ni, Pb, Zn) 3710d Tanur baja terbuka Terak (Cr, Cu, Mn, Ni, Pb, Zn) Debu (Cr, Cu, Mn, Ni, Pb, Zn) 3710e Tanur baja dengan tungku bunga api Terak (Cr, Cu, Mn, Ni, Pb, Zn) Listrik Debu (Cr, Cu, Mn, Ni, Pb, Zn) Endapan (Cr, Cu, Mn, Ni, Pb, Zn) 3710f Pengecoran besi dan baja (i) Pengecoran besi ton besi tuang , Terak, debu, refraktori (logam berat) Pasir tuangan dengan logam berat dan phenol Endapan dengan logam berat (ii) Pengecoran baja ton besi tuang , Terak, debu, refraktori (logam berat) Pasir (logam berat dan phenol) Endapan (logam berat) 3720 Industri dasar logam non besi a/2720 Aluminium (dari bausit) ton aluminium... 2, * - Lumpur merah dari pengolahan limbah 3720b Peleburan aluminium primer ton aluminium Endapan dari penggosok (14% florin) Debu cast house and roding room (F, Cu, Pb)
5 PER sambungan Spent potliners and skim from cells (F, Cn) 3720c Peleburan aluminium sekunder (i) Peleburan sisa ton Endapan penggosok (Cr, Cu, Pb, Zn) (ii) Peleburan buangan ton... 1, Terak bergaram tinggi (Cr, Cu, Mn, Ni, Zn) 3720d Pemurnian tembaga dari biji sulfit ton... 3, Terak (Cd, Cr, Cu, Hg, Mn, Ni, Pb, Sb, Se, Zn) Debu (Cd, Cr, Cu, Hg, Mn, Ni, Pb, Sb, Se, Zn) Endapan (Cd, Cr, Cu, Hg, Mn, Ni, Pb, Sb, Se, Zn) 3720e Pemurnian tembaga dengan proses elektrolisa ton 2.40 Endapan (Cd, Cr, Cu, Hg, Mn, Ni, Pb, Sb, Se, Zn) 3720f Pemurnian tembaga sekunder ton Terak tanur (Cd, Cr, Cu, Hg, Mn, Ni, Pb, Sb, Se, Zn) 3720h Peleburan biji timah ton Terak (Cd, Cr, Cu, Mn, Pb, Sb, Zn) Endapan (Cd, Cr, Cu, Mn, Pb, Sb, Zn, Hg) 3720i Peleburan timah sekunder (i) tungku perapian timbal lunak ton Terak dan kotoran dari penggosok (Cd, Cr, Mn, Ni, Pb, Sb, Sn, Zn) (ii) tungku kubah/limbah keras ton Terak (Cu, Mn, Ni, PB, Sb, Sn, Zn) (iii) logam putih ton Terak (Cd, Cr, Cu, Mn, Ni, Pb, Sb, Sn, Zn) 3720j Peleburan dan pemurnian timah ton Terak (Sn, Pb, mungkin juga Sb, As, Zn) 3720k Peleburan seng primer - (i) Pemurnian elektrolisa ton Endapan (Cd, Cr, Cu, Hg, Mn, Ni, Pb, Sb, Se, Zn) (ii) Peleburan dan pemurnian ton 1, Residu tabung kimiawi (Cd, Cr, Cu, Pb, Se, Zn) (pirometalurgik) Endapan (Cd, Cr, Cu, Pb, Se, Zn, Hg) 3720m Pengolahan antimon sekunder - (i) Tanur atau tungku perapian ton... 2, Terak (Pb, Cu, Zn, Sb) penggema (pirometalurgik) - (ii) Proses elektrolisa ton Anolit yang sudah terpakai (As 16g/m. Pb 5g/m, Cu 50g/m) - Zn 2g/m, Ni 5g/m, Sb g/m, Cr 32g/m, Cd 1g/m
6 PER sambungan n Peleburan dan pemurnian merkuri primer ton , Residu kalsin (As, Pb, Cu, Zn, Ni, Hg, Mn, Sb, Cd, Cr) 3720o Peleburan dan pemurnian titanium ton Endapan klorinator dan kondensor (V, Cr, Zr, Ti, Cl) 3840b Elektroplating - (i) Cu ton anoda Cu * Cu dalam endapan limbah yang diolah (sianida dapat juga ditemukan) (ii) Ni ton anoda Ni * Ni dalam endapan limbah yang diolah (iii) Cr ton anoda Cr2O * Cr dalam endapan limbah yang diolah (iv) Zn ton anoda Zn * - Zn dalam endapan limbah (sianida dapat juga ditemukan) 3840 Dok kering I/T Kotoran berminyak dan beracun dari kapal tangki pembersih 4101a Pembangkit tenaga yang menggunakan MWh A Abu dari cerobong dan alat pengendalian polusi udara bahan bakar lignit b Pembangkit tenaga yang menggunakan MWh A Abu dari bawah dan alat pengendalian polusi udara bahan bakar batu bara bituminous PCB dari transformer 4102 Pembuatan gas dengan tungku kokas ton kokas Kondesat dan endapan (Cr 10g/m, Cu 4g/m, Mn 102g/m, Ni 5,5g/m, Pb 30,5g/m, Zn 96,5g/m, minyak 20,3%) ribu m/gas Kondensat dan endapan (Cr 10g/m, Cu 4g/m, M 102g/m, Ni 5,5g/m, Pb 30,5g/m, Zn 96,5g/m, minyak 20,3%) JUMLAH 71, Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, 2015 Keterangan : Faktor-faktor pencemaran dari Djajadiningrat dan Harsono (1989) dan : Wolrd Health Organization (1982) LWK (live weight killed) : berat badan hewan masa hidup. MWh (megawatt hours) : juta jam-watt * - Limbah padat yang didasarkan berat kering. A - Kandungan abu bahan bakar dalam persentase. Lihat teks.
BAB II : TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN Tabel : SP-10.4 (P). BEBAN LIMBAH PADAT DARI INDUSTRI PENGOLAHAN Propinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2009
BAB II : TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN Tabel : SP-10.4 (P). BEBAN LIMBAH PADAT DARI INDUSTRI PENGOLAHAN Propinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2009 PRODUKSI INDUSTRI DAN PROSES SATUAN ribu satuan per tahun kg per
Lebih terperinciPRODUKSI RIBU SATUAN PER TAHUN SATUAN TON PER TAHUN KG PER
Tabel : SP-3B (T). BEBAN DARI INDUSTRI PENGOLAHAN Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2014 INDUSTRI DAN PROSES RIBU PER (01) (02) (03) (04) 3111a Rumah potong hewan ton LWK 13,09 35,00 458,15 Darah, jeroan,
Lebih terperinci- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG
- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2013 TENTANG BAGI INDUSTRI DAN/ATAU KEGIATAN USAHA LAINNYA
Lebih terperinciBAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM
L A M P I R A N 268 BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (gram/ton) TSS 20 0,40 Sianida Total (CN) tersisa 0,2 0,004 Krom Total (Cr) 0,5
Lebih terperinciLOGAM BUKAN BESI (NONOFERROUS)
LOGAM BUKAN BESI (NONOFERROUS) LOGAM BUKAN - BESI ( NONFERROUS ) Kurang lebih 20% dari logam yang diolah menjadi produk industri merupakan logam bukan besi. Indonesia merupakan negara penghasil bukan besi
Lebih terperinciBPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 03/02/53/Th. XIV, 1 Februari 2011 Angka sementara nilai ekspor nonmigas Propinsi Nusa Tenggara Timur pada bulan Desember 2010 sebesar 1,778 juta *) US $ dengan volume
Lebih terperinciNO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*)
Tabel : SP-1C (T). JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA KECIL Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2015 TERPASANG SENYATANYA 1 Industri Makanan Kegiatan Rumah Potong dan Pengepakan Daging Unggas 100.00 55.71 Industri
Lebih terperinciKLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar
KLASIFIKASI INDUSTRI Industri adalah suatu usaha atau kegiatan yang melakukan proses atau aktivitas yang mengubah dari sesuatu atau bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi berupa barang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tapioka Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung tapioka mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri.
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining
BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan
Lebih terperinciL A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH
L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH 323 BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI KECAP PARAMETER BEBAN PENCEMARAN Dengan Cuci Botol (kg/ton) Tanpa Cuci Botol 1. BOD 5 100 1,0 0,8 2. COD 175 1,75 1,4 3. TSS
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Batam sebagai salah satu daerah industri yang cukup strategis, membuat keberadaan industri berkembang cukup pesat. Perkembangan industri ini di dominasi oleh industri berat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh
Lebih terperinciBab V Hasil dan Pembahasan
terukur yang melebihi 0,1 mg/l tersebut dikarenakan sifat ortofosfat yang cenderung mengendap dan membentuk sedimen, sehingga pada saat pengambilan sampel air di bagian dasar ada kemungkinan sebagian material
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk melestarikan lingkungan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelestarian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin
Lebih terperincihasil analisis tersebut akan diketahui karakteristik (sifat fisik, biologi dan kimia)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya industri migas dalam bentuk ekspoitasi - produksi, pengolahan minyak dan gas bumi serta pemasaran hasil migas berpotensi memberikan dampak terhadap lingkungan,
Lebih terperinciPROSES PRODUKSI INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT
BAB III PROSES PRODUKSI INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT 3.1. Industri Penyamakan Kulit Industri penyamakan kulit adalah industri yang mengolah berbagai macam kulit mentah, kulit setengah jadi (kulit pikel, kulit
Lebih terperinciBAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON
BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan
Lebih terperinciNO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*)
Tabel : SP-1A (T). JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA SKALA MENENGAH DAN BESAR Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2015 NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*) 1 Industri Makanan Kegiatan Rumah Potong dan Pengepakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan panas bumi dan Iain-lain. Pertumbuhan industri akan membawa dampak positif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri di Indonesia semakin pesat dalam bermacammacam bidang, mulai dari industri pertanian, industri tekstil, industri elektroplating dan galvanis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar memakai konsep
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-13/MENLH/3/1995 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK
KEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mencegah terjadinya pencemaran udara dari jenis-jenis kegiatan sumber tidak bergerak perlu dilakukan upaya pengendalian pencemaran udara dengan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-13/MENLH/3/1995 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-13/MENLH/3/1995 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk mencegah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Padi merupakan produk utama pertanian di negara-negara agraris, termasuk Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat konsumsi beras terbesar
Lebih terperinciNo. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI
No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan
Lebih terperinciMATERIAL PEMBUATAN BAJA UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL 2007 INTRODUCTION
MATERIAL PEMBUATAN BAJA UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL 2007 DR.-ING. Bambang Suharno Ir. Bustanul Arifin M. Phil.Eng INTRODUCTION Fe metal Padat Cair : scrap, sponge
Lebih terperinciUH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A
UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A Selesaikan dengan cara!!! 1. Reduksi 1 mol ion SO 4 2- menjadi H 2S, memerlukan muatan listrik sebanyak A. 4 F D. 6 F B. 8F E. 16 F C. 20 F 2. Proses elektrolisis
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Spesimen Dalam melakukan penelitian uji dilaboratorium bahan teknik Universitas Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian
Lebih terperinciOksidasi dan Reduksi
Oksidasi dan Reduksi Reaksi kimia dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara antara lain reduksi-oksidasi (redoks) Reaksi : selalu terjadi bersama-sama. Zat yang teroksidasi = reduktor Zat yang tereduksi
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 13 TAHUN 1995 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
KEPUTUSAN MENTERI NOMOR 13 TAHUN 1995 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER MENTERI, Menimbang : 1. bahwa untuk mencegah terjadinya pencemaran udara dari jenis-jenis kegiatan sumber tidak bergerak perlu dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air
Lebih terperinciLOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION
LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION 1 LOGO Analisis Kation 2 Klasifikasi Kation Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari: Klorida (asam klorida) Sulfida, (H 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Natrium Hidroksida atau NaOH, atau terkadang disebut soda api. merupakan senyawa kimia dengan alkali tinggi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Natrium Hidroksia Natrium Hidroksida atau NaOH, atau terkadang disebut soda api merupakan senyawa kimia dengan alkali tinggi. Sifat-sifat kimia membuatnya ideal
Lebih terperinciGUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR
GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR I. DATA PEMOHON Data Pemohon Baru Perpanjangan Pembaharuan/ Perubahan Nama Perusahaan Jenis Usaha / Kegiatan Alamat........
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berkaitan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan industri di Indonesia cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berkaitan dengan berkembangnya kegiatan industri tidak selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat Indonesia dalam membuang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai secara umum memiliki tingkat turbiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan air
Lebih terperinciBPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 03/03/53/Th. XIV, 1 Maret 2011 Total Nilai Ekspor Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2010 sebesar 35,937 juta US$, dengan volume sebesar 151,994 ribu ton. Angka sementara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi menimbulkan permasalahan bagi kelestarian lingkungan hidup. Aktivitas manusia dengan berbagai fasilitas
Lebih terperinciTARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA
TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA Jl. M.T. Haryono / Banggeris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan baik udara, tanah, ataupun air banyak terjadi akibat dari aktivitas manusia. Menurut UU No.32 tahun 2009, yang dimaksud dengan pencemaran adalah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelestarian
Lebih terperinciTARIF LINGKUP AKREDITASI
TARIF LINGKUP AKREDITASI LABORATORIUM BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG BIDANG PENGUJIAN KIMIA/FISIKA TERAKREDITASI TANGGAL 26 MEI 2011 MASA BERLAKU 22 AGUSTUS 2013 S/D 25 MEI 2015 Bahan Atau Produk Pangan
Lebih terperinciIndeks Unit Value Ekspor
o. id Ka t a l og :8202014 ht tp : // w w w.b ps.g 2 0 1 2 2 0 1 5 id o..b ps.g w w // w tp : ht 2 0 1 2 2 0 1 5 Indeks Unit Value Ekspor 2012-2015 ISSN : 2089-2888 No. Publikasi : 06110.1635 Katalog :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penampilannya atau lebih tahan tehadap korosi dan keausan. Dampak negatif dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan berkembangnya kegiatan industri dapat membawa dampak positif maupun dampak negatif. Salah satu contohnya adalah industri pelapisan logam.
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DALAM PERMEN LH NOMOR 5 TAHUN 2014
KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DALAM PERMEN LH NOMOR 5 TAHUN 2014 Oleh : IIM IBRAHIM DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Lebih terperinciMENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI
MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI Materi ( zat ) adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Batu, kayu, daun, padi, nasi, air, udara merupakan beberapa contoh materi. Sifat Ekstensif
Lebih terperinciJenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur
LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-028-IDN Alamat Bidang Pengujian : Jl. Jend. Ahmad Yani No. 315, Surabaya 60234 Bahan atau produk Gaplek SNI 01-2905-1992 butir 7.1 Pati Serat Pasir/Silika
Lebih terperinciDampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia
Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia Dengan semakin meluasnya kawasan pemukiman penduduk, semakin meningkatnya produk industri rumah tangga, serta semakin berkembangnya Kawasan
Lebih terperinciLEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PUSAT STANDARDISASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
02. Sistem Fluida dan Komponen Untuk Penggunaan Umum 1 02.02 Komponen saluran pipa dan saluran pipa Pipa Polietilena untuk Air Minum 06-4829-2005 2-Feb-09 2 02.02 Pipa PVC untuk Saluran Air Buangan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif bagi masyarakat dengan terpenuhinya berbagai macam kebutuhan hidup dan tersedianya lapangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perindustrian di Indonesia semakin berkembang, salah satunya adalah industri elektroplating. Beragam barang perhiasan, peralatan rumah tangga, komponen
Lebih terperinciMerupakan salah satu elemen kualitas dalam perencanaan eko-arsitektur, walaupun terdapat beberapa masalah kualitas lainnya yang berhubungan.
Merupakan salah satu elemen kualitas dalam perencanaan eko-arsitektur, walaupun terdapat beberapa masalah kualitas lainnya yang berhubungan. Disampaikan oleh : Beta Paramita, MT. pada kuliah Arsitektur
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Alat dan Bahan Penelitian DO Meter ph Meter Termometer Refraktometer Kertas Label Botol Sampel Lampiran 1. Lanjutan Pisau Cutter Plastik Sampel Pipa Paralon Lampiran 2. Pengukuran
Lebih terperinciContoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I
Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Soal No.1 Diketahui potensial elektrode perak dan tembaga sebagai berikut Ag + + e Ag E o = +0.80 V a. Tulislah diagram sel volta yang dapat disusun dari kedua
Lebih terperinciHubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat
Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat A. Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan Sunber daya alam berupa kumpulan beraneka ragam makhluk hidup maupun benda tak hidup
Lebih terperinciJenis-jenis Sumber Daya Alam
Jenis-jenis Sumber Daya Alam Apa yang dimaksud dengan sumber daya alam? Sumber daya alam merupakan kekayaan alam di suatu tempat yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berbagai jenis tumbuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, pembangunan infrastruktur bidang teknik sipil berkembang sangat pesat. Peningkatan pembangunan tersebut merupakan upaya memenuhi kebutuhan penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kehidupan manusia saat ini tidak terlepas dari alat elektronik seperti televisi, radio, handphone, mesin cuci, kulkas, dan komputer. Seiring perkembangan zaman dan
Lebih terperinciSNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12
LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-080-IDN Bahan atau produk yang Jenis Pengujian atau sifat-sifat yang Spesifikasi, metode pengujian, teknik yang Kimia/Fisika Pangan Olahan dan Pakan Kadar
Lebih terperinciPRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA
PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA Agus Budiyanto, Abdullah bin Arif dan Nur Richana Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian n Disampaikan Pada Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional 2016
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak berguna atau diperlukan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 51/09/72/Th.XVIII, 01 September 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Juli 2015, Nilai Ekspor US$ 21,82 Juta dan Impor US$ 82,70 Juta Selama Juli 2015, total ekspor senilai US$
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebagian besar bumi terdiri atas air karena luas daratan lebih kecil dibandingkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.15, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Letter of Credit. Ekspor Barang Tertentu. Ketentuan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/M-DAG/PER/1/2015 TENTANG KETENTUAN
Lebih terperinciBAKU MUTU UDARA AMBIEN DAN EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK DI JAWA TIMUR
LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : TAHUN 2009 TANGGAL : 26 PEBRUARI 2009 BAKU MUTU UDARA AMBIEN DAN EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK DI JAWA TIMUR I. BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK UNTUK
Lebih terperinciRedoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP
Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis
Lebih terperinciStandart Kompetensi Kompetensi Dasar
POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran terhadap lingkungan hidup akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian pemerintah, khususnya pihak akademisi, terutama terhadap kehadiran polutan beracun
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang : a. bahwa untuk menjaga
Lebih terperinciLampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata Dekstruksi Basah Lampiran 1. Lanjutan Penyaringan Sampel Air Sampel Setelah Diarangkan (Dekstruksi Kering) Lampiran 1. Lanjutan
Lebih terperinciBIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013
Sejarah Biogas BIOGAS (1770) Ilmuwan di eropa menemukan gas di rawa-rawa. (1875) Avogadro biogas merupakan produk proses anaerobik atau proses fermentasi. (1884) Pasteur penelitian biogas menggunakan kotoran
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 56/10/72/Th.XVIII, 01 Oktober 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Agustus 2015, Nilai Ekspor US$ 42,49 Juta dan Impor US$ 53,06 Juta Selama Agustus 2015, total ekspor senilai
Lebih terperinciLOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION
LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol Yang dimaksud dengan minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Minuman ini diproses dari hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya industri-industri yang berkembang, baik dalam skala besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Dengan semakin banyaknya industri-industri yang berkembang, baik dalam skala besar maupun kecil (skala
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan teknologi yang berhubungan dengan pembangunan di bidang industri banyak memberikan keuntungan bagi manusia, akan tetapi pembangunan di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat vital bagi kehidupan. Tidak ada satupun makhluk hidup di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Karena hampir semua aktivitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu jenis ikan olahan yang dikemas dalam kaleng. Ikan tuna memiliki kualitas daging yang sangat baik, lembut, dan lezat, serta
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama November 2015, Nilai Ekspor US$ 106,27 Juta dan Impor US$ 87,33 Juta Selama November 2015, total ekspor senilai US$ 106,27 juta, naik US$ 21,06 juta
Lebih terperinciKALENG. Andrea Marcella Viona Albert Aridarno
KALENG Andrea 10120210292 Marcella Viona 10120210073 Albert Aridarno 10120210297 DEFINISI Bahan baku: Kaleng Tinplate Kaleng Tin-free steel Fungsi: JENIS KALENG 3 piece can (sarden) 2 piece can (minuman)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum perkembangan jumlah penduduk yang semakin besar biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan tersebut membawa
Lebih terperinciKuliah Pencegahan Pencemaran (CHA )
Kuliah Pencegahan Pencemaran (CHA8210851) Pencegahan Pencemaran (Pollution Prevention) Minimisasi Limbah (Waste Minimization) Produksi Bersih (Cleaner Production) Pengelolaan Lingkungan (Environmental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batubara yang cukup banyak. Sumber daya alam yang melimpah dapat dijadikan alternatif sebagai pemanfaatan
Lebih terperinciPerkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2017 (dalam US$ juta)
Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Februari 2017 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian Pengambilan sampel di lapangan Pengeringan Udara Sampel Lampiran 1. Lanjutan Sampel sebelum di oven Sampel setelah menjadi arang Lampiran 1. Lanjutan. Tanur (Alat yang
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG PENUNJUKAN PT. ENVILAB INDONESIA SEBAGAI LABORATORIUM LINGKUNGAN DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Profil IPAL Sewon Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal Januari 1994 Desember 1995 yang kemudian dioperasikan pada tahun 1996. IPAL Sewon
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.35, 2014 KEMENESDM. Peningkatan. Nilai Tambah. Mineral. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENINGKATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hingga kini kita tidak bisa terlepas akan pentingnya energi. Energi merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup manusia. Energi pertama kali dicetuskan oleh
Lebih terperinciBAB II : TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN Tabel : SE-12. JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA SKALA MENENGAH DAN BESAR Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2009
BAB II : TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN Tabel : SE-. JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA SKALA MENENGAH DAN BESAR Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 009 NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*) JUMLAH PERUSAHAAN KAPASITAS
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JAWA TIMUR JUNI 2015
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 48/07/35/Th. XIII, 15 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JAWA TIMUR JUNI EKSPOR JAWA TIMUR BULAN JUNI NAIK 0,37 PERSEN Nilai Ekspor Jawa Timur bulan Juni mencapai USD 1.514,88
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1-1. Latar Belakang lndonesia yang memiliki cadangan batubara yang cukup banyak, ternyata masih mengimpor kokas untuk bahan bakar pada industri pengewran logam baik di industri kecil rnaupun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JAWA TIMUR JULI 2017
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 55/08/35/Th.XV, 15 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JAWA TIMUR JULI EKSPOR JAWA TIMUR BULAN JULI NAIK 14,92 PERSEN Nilai Ekspor Jawa Timur bulan mencapai USD 1.578,19 juta
Lebih terperinciMAKALAH PPM TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN PEMANFAATAN KEMBALI LIMBAH ELEKTROPLATING. Oleh: R. Yosi Aprian Sari, M.
MAKALAH PPM TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN PEMANFAATAN KEMBALI LIMBAH ELEKTROPLATING Oleh: R. Yosi Aprian Sari, M.Si FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Lebih terperinci