SEKILAS TENTANG EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL. Oleh : Chaidir Nasution ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEKILAS TENTANG EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL. Oleh : Chaidir Nasution ABSTRAK"

Transkripsi

1 SEKILAS TENTANG EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL Oleh : Chaidir Nasution ABSTRAK Dua sistem ekonomi utama (mainstream) yakni ekonomi Kapitalis dan Sosialis, hingga kini masih menguasai ekonomi dunia. Dari dominasi keduanya dan didukung akan beberapa faktor seperti literatur yang mudah ditemukan, juga pembangunan masyarakat yang berorientasi pada materi, berdampak pada minimnya perhatian dan kemauan untuk memahami dan menerapkan sistem ekonomi lain yang lebih adil, manusiawi, berorientasi pada kinerja dan dibangun atas landasan akidah, yaitu ekonomi Islam. Kata Kunci : Ekonomi Islam, Konvensional A. PENDAHULUAN Kemajuan suatu masyarakat (baca : ekonomi), tidak terlepas dari sistem ekonomi yang dipilih. Sistem ekonomi yang diadopsi suatu bangsa tidak terlepas dari kultur dan karakter yang menjiwai bangsa tersebut. Hingga kini masyarakat dunia umumnya hanya mengenal dua mainstream ekonomi, yaitu Kapitalisme dengan Adam Smith sebagai tokoh utamanya dimana AS dan beberapa negara Eropa merupakan representasinya, dan Sosialismenya Karl Marx yang muncul sebagai kritik terhadap Kapitalisme (kaum Kapitalis) atau disebut kaum borjuis yang mendapat legitimasi gereja untuk mengeksploitasi kaum buruh. Adapun negara yang dapat direpresentasikan sebagai penganut Sosialis adalah Uni Soviet (Rusia), Cina, dan beberapa negara Eropa. Kedua sistem Ekonomi tersebut disebut juga dengan ekonomi Konvensional. Dan kedua sistem ekonomi tersebut membangun struktur kehidupan masyarakat yang lebih berorientasi pada aspek material semata. Selain dua mainstream ekonomi Konvensional tersebut, ada sistem ekonomi yang bertujuan membangun kehidupan masyarakat yang adil dan mampu mengakomodir kebutuhan manusia di dunia maupun di akhirat, karena sistem ekonominya dibangun di atas pondasi akidah sehingga mempengaruhi cara berfikir dan bertindak para ekonom dan pelaku bisnis (usaha) khususnya dan masyarakat secara umum dalam aktifitas produksi, investasi, dan distribusinya. Dengan akidah juga akan terbangun tata nilai moral dan sosial dalam dunia ekonomi. Sistem ekonomi dimaksud adalah sistem ekonomi Islam. Akibat dominasi pemikiran ekonomi Konvensional, menjadikan ekonomi Islam tidak berkembang sebagaimana mestinya, ditambah praktek ekonomi Konvensional sudah lebih akrab dalam masyarakat. Beberapa point pemikiran di atas, melatar belakangi penulis untuk mengungkap sekilas tentang ekonomi Islam dan Konvensional. B. Ekonomi Islam 1. Pengertian Sebelum memaparkan pengertian ekonomi Islam, ada baiknya dipahami apa yang dimaksud dengan ekonomi itu sendiri. Ekonomi adalah upaya manusia dalam memenuhi pilihan kebutuhan yang tidak terbatas dari pilihan sumberdaya yang terbatas. 1 Sedang ilmu ekonomi oleh Paul Samnelson and William Northan (2001) dalam bukunya Economic yang dikutip Heri Sudarsono juga, disebutkan adalah suatu studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumber daya yang langka dan memiliki beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai komoditis, untuk menyalurkannya baik saat ini maupun di masa depan kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat. 2 Bagaimana dengan ekonomi Islam, pembeda yang mendasar dengan ekonomi Konvensional adalah ekonomi yang dikendalikan oleh nilai-nilai akidah Islam. Ekonomi Islam lebih sebagai pandangan Islam yang kompleks sebagai ekspresi akidah Islam dengan nuansa yang luas dan target yang jelas. Ekspresi akidah melahirkan corak pemikiran dan metode aplikasinya, baik dalam konteks Undang- Undang kemasyarakatan, perpolitikan, atau perekonomian. 3 Akidah Islam merupakan azas dasar, falsafah pandangan dan bukan merupakan cara individu dalam olah harta atau dalam berekonomi. Hanya azas dasar ini memiliki pengaruh kuat pada perilaku Penulis adalah Dosen Tetap pada Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung 1 Heri Sudarsono (2003), Konsep Ekonomi Islam, Suatu Pengantar, Yogyakarta, hal Heri Sudarsono (2003), Ibid 3 M. Faruq An-Nabahan (2000), Sistem Ekonomi Islam, Yogyakarta, hal.1

2 individu dalam berekonomi, sehingga kegiatan investasi, produksi, distribusi, pemasaran, dan konsumsi diwarnai akan azas dasar sebagai falsafah. Dalam Islam, ada tiga faktor yang mempengaruhi individu dalam tindak ekonomi, yaitu: 1. Faktor akidah, faktor ini berpengaruh kuat pada jiwa dan sikap seseorang dalam hidupnya. 2. Faktor moral, faktor ini sebagai refleksi akidah seseorang, sehingga menjadikan seseorang mempunyai rasa kemanusiaan (humanis) dan bertanggung jawab pada perilakunya. 3. Faktor syariah (hukum), faktor ini sebagai penentu bagi seseorang dalam bersosialisasi di masyarakat luas. 4 Ketiga faktor tersebut bersinergi, misalnya dalam konteks jual beli, syariah mengatur ketentuanketentuan jual beli yang sah yakni adanya akad dan tidak gharar (penipuan), tapi syariah tidak mengatur/menyentuh aspek motif seseorang dalam berbuat. Disinilah fungsi moral sebagai pembimbing hati dalam bertindak (jual beli/bertasarruf). Keterikatan pada ketentuan hukum (syariah) dan sikap moral pada dasarnya adalah merupakan refleksi akidah. Oleh karenanya kegiatan investasi, produksi, distribusi, dan pemasaran dalam ekonomi Islam tetap harus mengacu pada tatanan moral dan tidak boleh merugikan umum. Dengan demikian dapat dipahami relevansi institusi infak, zakat, sedekah dalam ekonomi Islam, selain ajaran Islam memandang hidup bukan sebagai tujuan final dan kepemilikan individu tidak mutlak dan bukan tanpa aturan, juga guna membangun kehidupan sejahtera, harmonis dalam masyarakat luas. Oleh karenanya perilaku tabzdzir, isrof (berlebihan), taqrir (kikir), ihtikar (monopoli), maghrib (maisir, ghoror, riba, dan bathil) dalam ekonomi Islam dilarang (harus dihindari), dan sebaliknya kegiatan ekonomi harus dibangun atas landasan keadilan (fairness), kejujuran (sincerity), dan keterbukaan (tranparancy). 2. Masalah yang dihadapi Idealnya rambu-rambu dan tujuan ekonomi Islam, ternyata tidak serta merta dijadikan pilihan ekonomi dunia. Dengan kata lain, perkembangan penerapan ekonomi Islam belum sesuai dengan harapan, dan sistem ekonomi Kapitalis dan Sosialis masih tetap mewarnai ekonomi masyarakat luas. Beberapa masalah yang dihadapi ekonomi Islam seperti, antar lain: 5 a. Dominasi literatur ekonomi Konvensional Terbangun opini masyarakat bahwa tidak ada ekonomi yang mampu mejawab masalah-masalah aktual kecuali ekonomi Konvensional. Akibatnya masyarakat seolah-olah mendapatkan pembenaran, sehingga mengesampingkan ide pengetahuan lain seperti ekonomi Islam. Pengaruh dominasi literatur ekonomi Konvensional membangun suatu keyakinan akan kebenaran ekonomi Konvensional pada ruang bawah sadar masyarakat, dan dampaknya sebagaian masyarakat beramai-ramai menggunakan/menerapkan praktek ekonomi Konvensional, dengan apriori mereka menilai ekonomi Islam tidak mampu memberikan keyakinan untuk dapat hidup lebih baik. Pada akhirnya mereka beranggapan bahwa ekonomi Islam tidak lain sama dengan ekonomi Konvensional yang dipoles dengan doktrin dan nilai-nilai keagamaan. b. Masyakat sudah lebih dahulu mengenal ekonomi Konvensional Kegiatan ekonomi masyarakat terkait dengan investasi, produksi, distribusi, pemasaran, dan konsumsi sudah lama berlangsung mengacu pada ekonomi Konvensional dengan orientasinya keuntungan materi (profit oriented) semata dan mengabaikan nilai-nilai moral. Masyarakat pendukung ekonomi Konvensional, berat untuk meninggalkan sistem bunga dalam transaksi ekonominya, sementara ekonomi Islam tidak melegitimasi adanya bunga dalam transaksi ekonomi tapi yang dikenal adalah nisbah (prosentase) bagi hasil. c. Belum adanya representasi ideal negara yang menerapkan ekonomi Islam Beberapa negara yang menjadikan Islam sebagai dasar kenegaraannya, sebut saja seperti Pakistan, Irak, Iran, Palestina, Arab Saudi, Yaman dan sebagainya, ternyata kemakmurannya jauh di bawah negara yang menerapkan sistem ekonomi Konvensional. 6 Kenyataan ini memperkuat masyarakat tidak yakin dengan sistem ekonomi Islam yang diharapkan mampu mensejahterakan dibandingkan sistem ekonomi Konvensional. d. Pandangan hidup masyarakat materialistis Masyarakat menilai baik tidaknya usaha dimaknai usaha tertentu yang dipersempit dengan batasbatas materi, seperti jenis usaha dan besar pendapatannya, sehingga yang namanya pedagang kaki lima (PKL), loper koran, tukang rongsokan, tukang bangunan, tukang bakso dan sebagainya dipandang remeh (kurang dihargai) karena secara materi tidak menghasilkan banyak pendapatan. 4 Ibid, hal.3 5 Heri Sudarsono (2003), Loc Cit, hal Amerika Serikat dan beberapa negara eropa untuk ekonomi Kapitalis, dan Rusia, cina dan beberapa negara eropa untuk ekonomi Sosialis

3 Dengan kata lain, kemuliaan dalam masyarakat dilihat dari sisi jenis usaha dan berapa besar pendapatan yang diperoleh dari usaha tersebut. Kondisi tersebut membentuk masyarakat pragmatis, pengetahuan dan keterampilan yang menjanjikan penghasilan tinggi sangat diminati, sedang pengetahuan dan keterampilan yang dianggap/dipahami kurang mnejanjikan masa depan dan penghasilan seperti pengetahuan tentang ekonomi Islam yang relatif baru berkembang, kurang mendapat tanggapan. C. Ekonomi Konvensional Dimaksud dengan ekonomi Konvensional di sini adalah ekonomi Kapitalis dengan Adam Smith ( ) tokoh utamanya, dan ekonomi Sosialis dimana Karl Marx ( ) sebagai tokohnya. Kedua sistem ekonomi tersebut hingga kini masih merupakan sistem ekonomi utama (mainstream) dunia, sekalipun keduanya tidak lepas dari evalusai internal penganutnya dan melahirakan aliran-aliran baru, namun tidak mutlak lepas dari ajaran utamanya. Kegagalan sistem Kapitalis Adam Smith dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, memunculkan sistem Kapitalis yang dikendalikan negara (state Kapitalism) dengan Friedrich List ( ) sebagai tokohnya, sekalipun kemudian disempurkan menjadi welfare state (negara kemakmuran) oleh Adolf Wagner. Hal yang sama juga terjadi pada ekonomi Sosialis. Sosialis Karl Heindrich Marx (Karl Marx) dikembangkan oleh Al thusser yang dikenal dengan teori struk turalismenya, Samir Amin dan Andre Grander Frank dengan teori ketergantungannya, dan Antonio Gramsci dengan teori hegemoninya. 7 Prinsip Ekonomi Konvensional 1. Ekonomi Kapitalis Ajaran Kapitalis memberikan kebebasan pada individu untuk memenuhi kebutuhannya. Maka, dengan sumber daya terbatas dalam ekonomi Kapitalis berupaya mendapatkan keuntungan yang maksimal. Menurut Kapitalisme kebebasan manusia tidak tak terbatas, kebebasan manusia dibatasi oleh kebebasan manusia lain. Salah satu sikap hidup Kapitalis adalah kebebasan dalam mengungkapkan pendapat atas dasar hak asasi manusia. Pembenaran akan kebebasan menimbulkan persaingan yang tinggi diantara sesama dalam rangka agar tidak tersingkir dari pasar. Sistem Kapitalis yang cenderung mendorong berfikir opportunis dalam memenuhi kebutuhan ekonomi, menimbulkan pembenaran perilaku dalam usaha mendapatkan keuntungan, terlepas apakah sesuai dengan moral atau tidak. Dalam sistem ekonomi Kapitalis ada beberapa prinsip yang dikenal: a. Ekspansi kekayaan dan produksi maksimal guna pemenuhan keinginan secara individual hal yang esensial bagi kesejahteraan manusia. b. Kebebasan individu dalam mengaktualkan kepentingan dan kepemilikan serta pengelolaan kekayaan pribadi, merupakan hal penting bagi inisiatif individu. c. Inisiatif individual ditambah dengan keputusan yang desenteralisasi dalam pasar yang kompetitif, merupakan syarat utama dalam mewujudkan efisiensi alokasi sumber daya. d. Peran pemerintah atau penilaian kolektif tidak penting, baik dalam efisiensi alokatif maupun pemerataan distributif. e. Melayani kepentingan diri sendiri, secara otomatis melayani kepentingan sosial kolektif. 8 Dengan prinsip tersebut di atas, terdapat nilai-nilai positif/kebaikan dari ekonomi Kapitalis. Kebaikan dimaksud antara lain: 1. Kebebasan Adanya kebebasan ekonomi menurut Kapitalis sangat baik bagi masyarakat. Kebebasan merupakan dasar hukum ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 9 Kebebasan merupakan fitrah manusia, dengannya akan mendukung munculnya daya kreatif dalam mengelola sumber daya ekonomi. Dengan fitrah kebebasan manusia akan berani menyikapi segala hal. 2. Meningkatkan produksi Persaingan bebas antar individu mewujudkan tingkat produksi dan harga pada batas wajar. Persaingan akan mempertahankan tahap keuntungan dan upah pada tingkat yang dapat diterima 7 Dawam Rahardjo (1995), Islam dan Transpormasi sosio ekonomi, yogyakarta, hal.78 8 M. Umer Chapra (2000), Islam dan Tantangan Ekonomi, Jakarta, hal.18. lihat juga Heri Sudarsono (2003), Loc Cit, hal.92 9 M. Umer Chapra (2000), Ibid

4 pasar. Keseimbangan antara penawaran dan permintaan pasar merupakan mekanisme yang diperlukan sebagai wujud berjalannya ekonomi secara fair. 3. Profit motif Keuntungan merupakan faktor yang menentukan keberlangsungan usaha pada sistem Kapitalis. Kesempatan usaha dan perolehan keuntungan memiliki korelatif, dan motif keuntungan inilah yang memotivasi kehidupan Kapitalis lebih dinamis. 10 Dibalik hal-hal positif dari ekonomi Kapitalis, ada juga beberapa kelemahan yang terjadi antara lain: 1. Ketimpangan sosial Dengan persaingan bebas mendorong setiap orang untuk lebih mengutamakan kepentingannya sendiri. Orang yang berkecukupan tidak menaruh peduli pada orang kurang mampu, karena kepedulian bukan merupakan kewajiban seseorang. Kelompok kaya (pengusaha) menjadikan kekayaannya sebagai alasan untuk mendapat banyak fasilitas dari pemerintah karena merasa dengan kekayaannya (melalui kewajiban pajak) telah andil besar dalam pembangunan. 2. Krisis moral Karena setiap orang berusaha mengejar kekayaan agar mendapat mendapat peran lebih di masyarakat, mengakibatkan kesempatan berinteraksi dengan warga masyarakat sekitarnya hilang. Dari hari ke hari kehidupan disibukkan dengan menjalankan jadwal/rencana untuk mendapatkan kekayaan. 3. Materialistis Dalam kehidupan Kapitalis, nilai-nilai sosial seperti kerjasama, saling membantu dan sebagainya, kurang mendapat tempat. Setiap kegiatan ekonomi didasarkan atas terpenuhinya optimalisasi produksi guna mencapai output dan keuntungan produksi. Dampaknya kehidupan bermasyarakat sekedar memenuhi aspek-aspek produksi sehingga masyarakat selalu berhitung untung rugi secara material, keadaan ini menjadikan perilaku transaksional dalam kehidupan masyarakat. 4. Mengesampingkan kesejahteraan Bagi masyarakat Kapitalis pertumbuhan ekonomi lebih mendapat perhatian daripada pemerataan ekonomi, dengan alasan pemerataan ekonomi dengan sendirinya terwujud dengan adanya pertumbuhan (tricle down effect). Hal ini sebagai dampak dari mekanisme modal yang berputar pada kalangan pengusaha saja Ekonomi Sosialis Kemakmuran bersama merupakan tujuan bagi ekonomi Sosialis. Filosofinya adalah bagaimana bersama-sama memperoleh kesejahteraan. Alat-alat produksi harus dikuasai negara guna melindungi rakyat. Sosialis meletakkan unsur kemanusiaan pada posisi paling tinggi dibanding alat produksi, sehingga manusia tidak kehilangan esensi kemanusiaannya. Beberapa hal yang menjadi prinsip ekonomi Sosialis adalah: a. Harta milik negara Rakyat tidak mempunyai hak untuk memiliki harta, kecuali harta-harta tertentu yang ditetapkan negara. Atas dasar itu, seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik dan diatur negara. 12 Masyarakat bekerja bukan karena kepemilikan yang akan diperoleh dari kerjanya, tapi lebih pada keterikatan aturan apa yang harus mereka kerjakan. Rakyat mendapatkan hasil melalui pembagian yang rata oleh negara. b. Kesamaan ekonomi Menurut ekonomi Sosialis, hak-hak individu dalam bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip persamaan berdasarkan kebutuhan minimal perorang perharinya. Dan kesamaan dalam memenuhi kebutuhan ekonominya didasarkan atas asumsi bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama atas pelayanan. 13 Dengan prinsip ekonomi Sosialis tersebut, terdapat beberapa hal positif antara lain seperti: 1. Kebutuhan pokok disediakan negara Kebutuhan pokok warga negara seperti pakaian, makanan/minuman, rumah, fasilitas kesehatan dan lainnya, disediakan oleh negara. Setiap orang mendapatkan pekerjaan yang ditentukan oleh negara. 10 Heri Sudarsono (2003), Loc Cit, hal Heri Sudarsono (2003), Ibid, hal Afzalur Rahman (1995), Doktrin Ekonomi Islam (terj), yogyakarta, hal.6 13 Afzalur Rahman, Ibid

5 Untuk orang tua dan orang yang cacat fisik dan atau mental dirawat dan diawasi negara, negara merasa memiliki sepenuhnya atas rakyatnya Negara menguasai/memiliki produksi Kepemilikan dan pengelolaan setiap bentuk produksi dikuasai oleh negara, dan keuntungan yang diperoleh digunakan untuk kepentingan negara, seperti kebutuhan rakyat akan makan, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Sekalipun distribusi sarana kebutuhan masyarakat oleh pemerintah ada kalanya tidak adil, karena pemerintah lebih fokus pada sarana produksi yang berhubungan dengan kepentingan negara. 15 Adapun kelemahan yang terdapat pada ekonomi Sosialis, antara lain adalah: 1. Transaksi sulit Warga/individu sulit melakukan tawar menawar, warga terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak atas harta milik sekedar untuk mendapatkan makanan. Sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan sebagainya dikelola oleh negara. Transaksi yang dilakukan warga bisa melanggar hukum. Jual beli dan harga ditentukan oleh pemerintah. Kestabilan perekonomian disebabkan tingkat harga ditentukan pemerintah, bukan oleh mekanisme pasar Membatasi kebebasan Ekonomi Sosialis menolak sifat mementingkan diri sendiri dan kepentingan golongan. Kebebasan warga sangat terbatas selain tidak ada hak untuk berkumpul dan berserikat, untuk melakukan aktifitas yang berhubungan dengan kepentingan pribadi saja sangat terbatas. Sistim Sosialis sangat membelenggu kehidupan masyarakat pada kegiatan yang lebih mekanistik, masyarakat dikondisikan untuk berhadapan dengan pola kerja yang sama dari hari ke hari. 17 D. Kesimpulan Dari paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan: bahwa ekonomi Konvensional (Kapitalis dan Sosialis) dibangun atas landasan filosofi manusia/tokohnya-adam Smith dengan ajaran Kapitalisnya, dan Karl Marx dengan Sosialisnya. Sedang ekonomi Islam didasarkan pada filosofi Ketuhanan (Akidah/Tauhid), sehingga berpengaruh pada perilaku individu dan masyarakat dalam kegiatan ekonomi (investasi, produksi, distribusi, pemasaran dan konsumsi). DAFTAR PUSTAKA A. Karim, Adiwarman (2001), Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta: Gema Insani Press. Chapra, M. Umer (2000), Islam dan Tantangan Ekonomi, Jakarta: Gema Insani. Mannan, M. Abdul (1997), Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa. Nabahan, M. Faruq (2000), Sistem Ekonomi Islam, Yogyakarta: UII Press. Qardhawi, Yusuf (1997), Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, Jakarta: Robbani Press. Qardhawi, Yusuf (1997), Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: Gemma Insani Press. Rahardja, Dawam (1999), Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat. Rahman, Afzalur (1995), Doktrin Ekonomi Islam (terj), Jilid 1, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. Sudarsono, Heri (2003), Konsep Ekonomi Islam, Suatu Pengantar, Yogyakarta: Ekonisia. Zaky Al kaaf, Abdullah (2002), Ekonomi dalam Perspektif Islam, Bandung: Pustaka Setia. 14 Ibid 15 M. Umer Chapra (2000), Loc Cit, hal Afzalur Rahman (1995), Loc Cit, hal.7 17 Heri Sudarsono (2003), Loc Cit, hal.103

MODAL PRODUKSI DALAM KONSEP EKONOMI ISLAM Oleh : Naili Rahmawati* 1

MODAL PRODUKSI DALAM KONSEP EKONOMI ISLAM Oleh : Naili Rahmawati* 1 MODAL PRODUKSI DALAM KONSEP EKONOMI ISLAM Oleh : Naili Rahmawati* 1 Pendahuluan Faktor penggerak yang sangat mendasar dari suatu aktivitas ekonomi adalah adanya usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Lebih terperinci

S I L A B U S. 1. Tes lisan 2. Tes tulis. 1. Menelaah buku-buku terkait dasar-dasar. ekonomi Islam. 2. Dialog dengan dosen 3. Membuat resume kuliah

S I L A B U S. 1. Tes lisan 2. Tes tulis. 1. Menelaah buku-buku terkait dasar-dasar. ekonomi Islam. 2. Dialog dengan dosen 3. Membuat resume kuliah Jurusan/Program Studi : TARBIYAH/SYARIAH/ PAI, HES, ES, PS Kode Mata : Nama Mata : DASAR-DASAR EKONOMI ISLAM Bobot : 2 SKS Semester : I/II Mata Prasyarat : Standar Kompetensi : S I L A B U S Kompetensi

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X KONSEP ILMU EKONOMI KTSP & K-13 A. KEBUTUHAN MANUSIA Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X KONSEP ILMU EKONOMI KTSP & K-13 A. KEBUTUHAN MANUSIA Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X ekonomi KONSEP ILMU EKONOMI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan,

Lebih terperinci

Etika Bisnis. Julian Adam Ridjal. PS Agribisnis Universitas Jember

Etika Bisnis. Julian Adam Ridjal. PS Agribisnis Universitas Jember Etika Bisnis Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember www.adamjulian.net ETIKA BISNIS Etika Bisnis Etika sebagai praktis berarti : nilai-nilai dan normanorma moral sejauh dipraktikan atau justru

Lebih terperinci

SISTEM EKONOMI INDONESIA BY DIANA MA RIFAH

SISTEM EKONOMI INDONESIA BY DIANA MA RIFAH SISTEM EKONOMI INDONESIA BY DIANA MA RIFAH DEFINISI Sistem ekonomi adalah suatu cara untuk mengatur dan mengorganisasi segala aktivitas ekonomi dalam masyarakat baik yang dilakukan oleh pemerintah atau

Lebih terperinci

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Sistem ekonomi demokrasi pancasila Kajian ilmiah tentang

Lebih terperinci

BAB 9 EFISIENSI ALOKASI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

BAB 9 EFISIENSI ALOKASI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN BAB 9 EFISIENSI ALOKASI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN A. Pendahuluan Dalam kehidupan ekonomi, masyarakat distribusi pendapatan sangatlah penting untuk di perhatikan. Sehingga suatu ekonomi dapat di alokasikan

Lebih terperinci

Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis

Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis Disusun oleh: Riza Anggraeni (054440) Santi Nurbayanti (054449) Yani Oktaviani (054941) Yolanda Avrilia (055153) Wiwin Wina (055237) Sistem Ekonomi Sosialis A. Pengertian

Lebih terperinci

bebrapa sistem perekonomian.

bebrapa sistem perekonomian. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Bandung Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/ Semester : VIII/II Standar Kompetensi : 7. Memahami Kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY SILABUS BERBASIS KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia/Indonesian Qualification Frame Work) Nama Matakuliah : Ekonomi Kode Matakuliah : EPS

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Negeri 1 Pakem Kelas/Semester : X/1 Mata Pelajaran : Ekonomi Materi Pokok : Ilmu Ekonomi Alokasi Waktu : 3 x 45 menit A. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY SILABUS BERBASIS KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia/Indonesian Qualification Frame Work) Nama Matakuliah : Kode Matakuliah : EIE 4102 Prodi

Lebih terperinci

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

SOSIOLOGI PENDIDIKAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF STRUKTURAL KONFLIK TOKOH PEMIKIR ANTARA LAIN: 1. KARL MARX (1818-1883) 5. JURGEN HABERMAS 2. HEGEL 6. ANTONIO GRAMSCI 3. MAX HORKHEIMER (1895-1973) 7. HERBERT

Lebih terperinci

Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL

Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL 1 2 BAB I Memahami Ekonomi Politik Internasional A. Pendahuluan Negara dan pasar dalam perkembangannya menjadi dua komponen yang tidak terpisahkan.

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik

Lebih terperinci

Etika Bisnis dan Globalisasi

Etika Bisnis dan Globalisasi Etika Bisnis dan Globalisasi Globalization: the process by which the economic and social systems of nations are connected together so that goods, services, capital, and knowledge move freely between nations.

Lebih terperinci

MEMAHAMI EKONOMI DALAM PRESPEKTIF ISLAM

MEMAHAMI EKONOMI DALAM PRESPEKTIF ISLAM MAKALAH MEMAHAMI EKONOMI DALAM PRESPEKTIF ISLAM OLEH: ZAINI ABDUL MALIK NIP D.04.0.385 FAKULTAS SYARI AH UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG (UNISBA) 2017 MEMAHAMI EKONOMI DALAM PRESPEKTIF ISLAM ABSTRAK Di Dunia

Lebih terperinci

Tugas Kajian Keislaman dan Keindonesiaan OPINI TERHADAP SISTEM EKONOMI PASAR Diena Qonita

Tugas Kajian Keislaman dan Keindonesiaan OPINI TERHADAP SISTEM EKONOMI PASAR Diena Qonita Tugas Kajian Keislaman dan Keindonesiaan OPINI TERHADAP SISTEM EKONOMI PASAR Diena Qonita Teori Adam Smith, yang menyatakan bahwa pasar memiliki kekuatan tidak terlihat yang akan membawa pasar kepada keseimbangan,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Negeri 1 Pakem Kelas/Semester : X/1 Mata Pelajaran : Ekonomi Materi Pokok : Masalah ekonomi dalam sistem ekonomi Alokasi Waktu : 3 x 45 menit A. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM EKONOMI

BAB III SISTEM EKONOMI BAB III SISTEM EKONOMI INSTRUCTIONAL OBJECTIVES Students are able to describe the economic system Students are able to distinguish the kinds of economic system SISTEM EKONOMI Sistem + ekonomi = sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebab Islam memandang kehidupan sebagai satu kesatuan serta memandang

BAB I PENDAHULUAN. Sebab Islam memandang kehidupan sebagai satu kesatuan serta memandang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam tatanan sosial Islam masing-masing individu saling melengkapi. Sebab Islam memandang kehidupan sebagai satu kesatuan serta memandang kehidupan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syari ah. Peran

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syari ah. Peran BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Peran umum BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) yang dilakukan adalah melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syari ah. Peran ini menegaskan arti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI

BAB I PENDAHULUAN. saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengonversi bank konvensional menjadi bank yang syariah kini seperti trend saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI Syariah

Lebih terperinci

Kegiatan Ekonomi : 1. Produksi. 2.Distribusi. 3.Konsumsi. Pertemuan ke 2

Kegiatan Ekonomi : 1. Produksi. 2.Distribusi. 3.Konsumsi. Pertemuan ke 2 Kegiatan Ekonomi : 1. Produksi 2.Distribusi 3.Konsumsi Pertemuan ke 2 Kegiatan Produksi : Usaha untuk menghasilkan atau menambah daya guna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh: Perusahaan

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA PEREKONOMIAN Modul ke: Fakultas FEB INDONESIA Sistem Ekonomi Indonesia a. Perbandingan sistem (Kapitalis, Sosialis dan campuran) b. Sistem perekonomian Indonesia Sitti Rakhman, SP., MM Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme

Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme KRITIK TERHADAP SISTEM EKONOMI SOSIALISME fakta Sosialisme Muncul Akibat Kezhaliman Kapitalisme thd Masyarakat Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme (1) Mewujudkan Kesamaan (Equity) Secara Riil (2)

Lebih terperinci

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN TEORI UTAMA PEMBANGUNAN MENURUT TODARO (1991;1994) Teori pertumbuhan linear. Teori perubahan struktural. Teori Dependensia. Teori neo-klasik. Teori-teori baru. Teori pertumbuhan linear Dasar pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicapai dalam segala aspek hidup, termasuk kehakiman, politik,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicapai dalam segala aspek hidup, termasuk kehakiman, politik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah ekonomi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Ia berkaitan dengan berbagai macam kebutuhan, seperti kebutuhan pangan, sandang dan papan, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 1 2 Ibid, hlm. 2 3 Sukarno Wibowo, Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 1 2 Ibid, hlm. 2 3 Sukarno Wibowo, Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membahas perspektif ekonomi Islam, ada satu titik awal yang harus kita perhatikan, yaitu ekonomi dalam Islam sesungguhnya bermuara kepada akidah Islam, yang bersumber

Lebih terperinci

Konflik Politik Karl Marx

Konflik Politik Karl Marx Konflik Politik Karl Marx SOSIALISME MARX (MARXISME) Diantara sekian banyak pakar sosialis, pandangan Karl Heindrich Marx (1818-1883) dianggap paling berpengaruh. Teori-teorinya tidak hanya didasarkan

Lebih terperinci

Materi 7 Bisnis, Politik dan Perekonomian. Marheni Eka Saputri ST., MBA

Materi 7 Bisnis, Politik dan Perekonomian. Marheni Eka Saputri ST., MBA Materi 7 Bisnis, Politik dan Perekonomian Marheni Eka Saputri ST., MBA Contents 1 Bisnis dan Politik 2 Bisnis dan Perekonomian Bisnis dan Politik Politik: hal-hal yang berkenaan dengan masalah kenegaraan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang 134 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Globalisasi ekonomi adalah proses pembentukan pasar tunggal bagi barang, jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang juga sebagai

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY SILABUS BERBASIS KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia/Indonesian Qualification Frame Work) Nama Matakuliah : Kode Matakuliah : EDP 4103 Prodi

Lebih terperinci

MATERI SISTEM PEREKONOMIAN DI INDONESIA

MATERI SISTEM PEREKONOMIAN DI INDONESIA MATERI SISTEM PEREKONOMIAN DI INDONESIA A. Definisi Sistem ekonomi adalah cara suatu negara mengatur kehidupan ekonominya dalam rangka mencapai kemakmuran. Pelaksanaan sistem ekonomi suatu negara tercermin

Lebih terperinci

Sistem Ekonomi Syariah Oleh: Prof. Dr. H. Amri Amir. SE., MS 1

Sistem Ekonomi Syariah Oleh: Prof. Dr. H. Amri Amir. SE., MS 1 Sistem Ekonomi Syariah Oleh: Prof. Dr. H. Amri Amir. SE., MS 1 Ada tiga sistem ekonomi yang ada di muka bumi ini yaitu Kapitalis, sosialis dan Mix Economic. Sistem ekonomi tersebut merupakan sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit BAB V PEMBAHASAN A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit II Tulungagung Pembiayaan yang ada di Lembaga Keuangan Syariah khususnya BMT Istiqomah merupakan kegiatan penyaluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang ada di Indonesia yang menurut UU No.13 tahun 1968

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang ada di Indonesia yang menurut UU No.13 tahun 1968 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian di Indonesia, perbankan memiliki peran yang strategis dalam bidang moneter. Bank Indonesia yang merupakan induk dari perbankan yang ada di Indonesia

Lebih terperinci

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI Modul ke: 01Fakultas FASILKOM KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM Matsani, S.E, M.M Program Studi SISTEM INFORMASI DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN Menurut Thomas W. Zimmerer, Kewirausahaan adalah hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. revolusi 1952 dalam novel al-lish-shu wal-kila b karya Najib Machfuzh, maka

BAB V PENUTUP. revolusi 1952 dalam novel al-lish-shu wal-kila b karya Najib Machfuzh, maka 5.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan dan dijabarkan, dalam kaitannya dengan kemiskinan dan pertentangan kelas masayarakat Mesir pasca revolusi 1952 dalam novel al-lish-shu

Lebih terperinci

BAB 4 TEORI PERMINTAAN ISLAMI

BAB 4 TEORI PERMINTAAN ISLAMI BAB 4 TEORI PERMINTAAN ISLAMI A. Pendahuluan Dalam ekonomi islam, setiap keputusan ekonomi pada seseorang terikat dari nilai-nilai moral dan agama karena setiap kegiatan senantiasa dilandaskan kepada syariat

Lebih terperinci

Materi 3 Tujuan & Prinsip Bisnis Syariah. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

Materi 3 Tujuan & Prinsip Bisnis Syariah. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. Materi 3 Tujuan & Prinsip Bisnis Syariah by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. 1 Latar Belakang Kritik terhadap bisnis konvensional 2 cenderung bebas value dan amoral a. Berbicara pada dataran keilmuan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan sendiri ditentukan konsep mashlahah yang pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan sendiri ditentukan konsep mashlahah yang pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat merasakan kesenangan tanpa bantuan orang lain bersamanya untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan sendiri ditentukan konsep mashlahah

Lebih terperinci

Pertemuan ke-2 Sistem Perekonimian. Sumber : Presentasi Husnul Khatimah Laporan Bank Indonesia Buku Aris Budi Setyawan

Pertemuan ke-2 Sistem Perekonimian. Sumber : Presentasi Husnul Khatimah Laporan Bank Indonesia Buku Aris Budi Setyawan Pertemuan ke-2 Sistem Perekonimian Sumber : 2. Presentasi Husnul Khatimah 3. Laporan Bank Indonesia 4. Buku Aris Budi Setyawan Pengertian Sistem Ekonomi Menurut Dumairy (1996) Sistem ekonomi adalah suatu

Lebih terperinci

Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam

Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam . Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam 2 Pengertian Sistem Ekonomi Islam adalah sistem pemenuhan kebutuhan hidup manusia untuk mencapai kesejahteraan

Lebih terperinci

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara IDEOLOGI POLITIK TUJUAN NEGARA Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara tersebut MINGGU DEPAN 1. Ideologi : Anarkisme dan Komunisme

Lebih terperinci

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang melahirkan aliran feminisme, yakni: 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik * *Tokoh : Robert Merton & Talcott Parsons. *Teori

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta:

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan dan praktek ekonomi Islam secara internasional maupun nasional semakin membumi. Perkembangan ekonomi

Lebih terperinci

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN. Modul ke: MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN MODUL 2 NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN SUMBER : BUKU ETIKA BERWARGANEGARA, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI. ( DITERBITKAN OLEH UMB GRAHA ILMU ) Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan manusia menjadi penunjang keberlangsungan hidup manusia. Manusia dengan akal budinya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP EKONOMI SYARIAH

BAB II KONSEP EKONOMI SYARIAH 1 BAB II KONSEP EKONOMI SYARIAH A. Definisi Ekonomi Istilah Ekonomi berasal dari bahasa Yunani Oikos Nomos yang diartikan oleh orang-orang barat sebagai management of household or estate (tata laksana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berkembang pesatnya kegiatan ekonomi dan keuangan syariah telah menarik banyak pihak untuk mengetahui lebih dalam tentangnya. Hal ini terlihat dari tindakan

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Latar Belakang Sejarah Teori Modernisasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH Sudah menjadi keharusan bagi bank syari ah untuk menerapkan prinsip keadilan dalam pengelolaannya. Prinsip keadilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dalam aktifitas perekonomian masyarakat modern. Dimensi baru dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami maksud judul skripsi ini, terlebih dahulu akan diuraikan arti dari beberapa istilah yang ada dalam judul skripsi makelar

Lebih terperinci

LEMBAGA KEUANGAN JASA SYARIAH

LEMBAGA KEUANGAN JASA SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN JASA SYARIAH (Studi Tentang Pengakomodasian Norma-Norma Hukum dalam Pengaturan Kelembagaan Kospin Syariah di Karanganyar) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBERDAYAAN KOMUNITAS USAHA MIKRO MUAMALAT BERBASIS MASJID di KJKS KUM3 "Rahmat" Surabaya

BAB IV ANALISIS PEMBERDAYAAN KOMUNITAS USAHA MIKRO MUAMALAT BERBASIS MASJID di KJKS KUM3 Rahmat Surabaya BAB IV ANALISIS PEMBERDAYAAN KOMUNITAS USAHA MIKRO MUAMALAT BERBASIS MASJID di KJKS KUM3 "Rahmat" Surabaya A. Skema Pemberdayaan Komunitas Usaha Mikro Muamalat berbasis Masjid di KJKS KUM3 Rahmat Surabaya

Lebih terperinci

3. Masalah ekonomi modern adalah barang dan jasa apa yang akan diproduksi, bagaimana cara memproduksi dan.

3. Masalah ekonomi modern adalah barang dan jasa apa yang akan diproduksi, bagaimana cara memproduksi dan. MAN YOGYAKARTA III ULANGAN HARIAN 1 Materi/KD : 3.2 Menganalisis Masalah Ekonomi dalam Sistem Ekonomi 4.2 Menyajikan Hasil Analisis Masalah Ekonomi dalam Sistem Ekonomi Kelas/Semester : X / 1 (Ganjil)

Lebih terperinci

Sistem Sistem Ekonomi. Pengantar Ekonomi Julius Nursyamsi

Sistem Sistem Ekonomi. Pengantar Ekonomi Julius Nursyamsi Sistem Sistem Ekonomi Pengantar Ekonomi Julius Nursyamsi Pengertian Sistem Ekonomi Gregory Grossman 1984 Sekumpulan komponen-komponen atau unsurunsur terdiri atas unit-unit atau agen-agen ekonomi serta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN KONSEP CIVIL SOCIETY

BAB II KAJIAN KONSEP CIVIL SOCIETY BAB II KAJIAN KONSEP CIVIL SOCIETY A. Pengertian tentang konsep civil society Konsep civil society memiliki pengertian yang beragam sesuai dengan sudut pandang masing-masing tokoh yang memberikan penekanan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. kekurangan. Di dua dusun Pagilaran dan Kemadang waktu seolah-olah sekedar berjalan di

BAB V KESIMPULAN. kekurangan. Di dua dusun Pagilaran dan Kemadang waktu seolah-olah sekedar berjalan di BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Kehidupan keluarga buruh di dua dusun pada dasarnya berada pada posisi yang sama mereka dihadapkan pada upah dan kesejahteraan hidup yang rendah, ditengah kondisi ekonomi

Lebih terperinci

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ABSTRACT Menjelaskan ideologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, bank-bank saat ini banyak menawarkan bentuk jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, bank-bank saat ini banyak menawarkan bentuk jasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini makin terlihat adanya peningkatan terhadap munculnya berbagai bidang ekonomi khususnya di lembaga keuangan yang berlandaskan syariah, seperti bank

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Ekonomi

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Ekonomi UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas : 7 Waktu : 11.15-12.45 No.Induk : Hari/Tanggal : Selasa, 09 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro syariah mempunyai peran yang cukup penting dalam mengembangkan aspek-aspek produksi dan investasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

b. Fungsi Pasar c. Jenis-jenis Pasar 1)

b. Fungsi Pasar c. Jenis-jenis Pasar 1) b. Fungsi Pasar Pasar sangat penting bagi roda perekonomian suatu negara, maka dari itu muncullah fungsi utama pasar antara lain: 1) Fungsi Pembentukan Harga: Fungsi pembentukan harga. artinya pasar merupakan

Lebih terperinci

MENERAPKAN EKONOMI ISLAM DENGAN PENDEKATAN EKONOMI PANCASILA: CARI JITU MENUJU INDONESIA PUSAT EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH DUNIA TAHUN

MENERAPKAN EKONOMI ISLAM DENGAN PENDEKATAN EKONOMI PANCASILA: CARI JITU MENUJU INDONESIA PUSAT EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH DUNIA TAHUN MENERAPKAN EKONOMI ISLAM DENGAN PENDEKATAN EKONOMI PANCASILA: CARI JITU MENUJU INDONESIA PUSAT EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH DUNIA TAHUN 2035 Amrial Ilmu Ekonomi Islam FEB UI Dalam Al-Qur an surat Al Baqarah

Lebih terperinci

Belajar Ekonomi Syariah Melalui Syariah Explorer sebagai. Upaya pengenalan ekonomi syariah dengan petualangan Film. Animasi. Disusun.

Belajar Ekonomi Syariah Melalui Syariah Explorer sebagai. Upaya pengenalan ekonomi syariah dengan petualangan Film. Animasi. Disusun. Belajar Ekonomi Syariah Melalui Syariah Explorer sebagai Upaya pengenalan ekonomi syariah dengan petualangan Film Animasi Disusun Mohamad Yaser A. Judul Program Syariah Explorer ( Upaya pengenalan ekonomi

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT SURAKARTA TERHADAP PERBANKAN SYARIAH

PERSEPSI MASYARAKAT SURAKARTA TERHADAP PERBANKAN SYARIAH PERSEPSI MASYARAKAT SURAKARTA TERHADAP PERBANKAN SYARIAH (Studi kasus di Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunannya tidaklah terlepas dari peran serta sektor perbankan. Bank adalah badan usaha yang menjalankan kegiatan menghimpun dana

Lebih terperinci

Kewirausahaan. Persaingan Dalam Pasar Bebas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

Kewirausahaan. Persaingan Dalam Pasar Bebas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur Kewirausahaan Modul ke: Persaingan Dalam Pasar Bebas Fakultas Fakultas Teknik Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id Pengertian Pasa Bebas Perdagangan bebas adalah

Lebih terperinci

Sistem Ekonomi sebagai Alat untuk Memecahkan Masalah Ekonomi. Bab. Warta Ekonomi

Sistem Ekonomi sebagai Alat untuk Memecahkan Masalah Ekonomi. Bab. Warta Ekonomi Bab II Sistem Ekonomi sebagai Alat untuk Memecahkan Masalah Ekonomi Warta Ekonomi Relevansi Platform Ekonomi Pancasila Menuju Penguatan Peran Ekonomi Rakyat Ekonomi Rakyat dan Reformasi Kebijakan Maret

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon dari desakan berbagai pihak yang menginginkan agar tersedianya

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Perekonomian Indonesia Modul ke: 06Fakultas Ekonomi & Bisnis Membahas Konsep Sistem Ekonomi dan Implementasi Sistem Ekonomi di Indonesia Abdul Gani,SE MM Program Studi Manajemen Apa Pengertian Sistem?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 membuka semua tabir kerapuhan perbankan konvensional. Akibat krisis ekonomi tersebut telah

Lebih terperinci

KONSEP DASAR EKONOMI KELEMBAGAAN SYARIAH

KONSEP DASAR EKONOMI KELEMBAGAAN SYARIAH EKONOMI SYARIAH KONSEP DASAR EKONOMI KELEMBAGAAN SYARIAH Keberhasilan suatu organisasi bisnis, sosial, atau organisasi lainnya tergantung pada empat hal sebagaimana disebutkan dalam kata-kata hikmah :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga memiliki konsekuensi di hari kiamat, sesuai dengan pertanggungjawaban amal perbuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian manusia diatur dalam prinsip

Lebih terperinci

Sosialisme Indonesia

Sosialisme Indonesia Sosialisme Indonesia http://sinarharapan.co/news/read/140819049/sosialisme-indonesia 19 Agustus 2014 12:50 Ivan Hadar* OPINI Sosialisme-kerakyatan bisa diterapkan di Indonesia. Terpilihnya Jokowi sebagai

Lebih terperinci

EVALUASI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Tbk

EVALUASI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Tbk EVALUASI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Tbk SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

S I L A B U S. V. MATA KULIAH PRASYARAT: Bank dan Lembaga Keuangan Lain (BLKL)

S I L A B U S. V. MATA KULIAH PRASYARAT: Bank dan Lembaga Keuangan Lain (BLKL) S I L A B U S I. KODE MATA KULIAH/sks : DM 40-140 II. NAMA MATA KULIAH : Lembaga Keuangan Syariah (LKS) III. PROGRAM STUDI : D III Manajemen IV. DESKRIPSI DAN TUJUAN MATA KULIAH: V. MATA KULIAH PRASYARAT:

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA Kapitalis, Sosialis, dan campuran

PEREKONOMIAN INDONESIA Kapitalis, Sosialis, dan campuran PEREKONOMIAN INDONESIA Kapitalis, Sosialis, dan campuran Modul ke: Rieke Pernamasari, SE., M.Ak EKONOMI BISNIS Fakultas Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Sistem Ekonomi Saat ini semua Negara

Lebih terperinci

Pengertian dan Definisi Ekonomi Menurut Para Ahli

Pengertian dan Definisi Ekonomi Menurut Para Ahli Pengertian dan Definisi Ekonomi Menurut Para Ahli Secara umum, bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan Syariah (hukum) Islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama dari pembangunan nasional, dalam pelaksanaannya haruslah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama dari pembangunan nasional, dalam pelaksanaannya haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mewujudkan kesejahteraan umum yang adil dan merata merupakan tujuan utama dari pembangunan nasional, dalam pelaksanaannya haruslah berkesinambungan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menimpa mereka. Dalam industri jasa yang bergerak di bidang sektor. satu yang paling banyak diatur lewat regulasi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menimpa mereka. Dalam industri jasa yang bergerak di bidang sektor. satu yang paling banyak diatur lewat regulasi pemerintah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu dihadapkan pada berbagai persoalan hidup yang di dalamnya mengandung berbagai kemungkinan risiko yang harus dihadapi, baik yang bersifat material

Lebih terperinci

MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI. Pertemuan III FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI. Pertemuan III FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 Agama adalah salah satu bentuk kontruksi sosial. Tuhan, ritual, nilai, hierarki keyakinankeyakinan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula permintaan atau kebutuhan pendanaan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Namun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah

Lebih terperinci

Tugas Resume Hubungan Industrial

Tugas Resume Hubungan Industrial A. Sistem Ekonomi Sosialis Tugas Resume Hubungan Industrial Sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI MINDRINGAN DI DESA BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP Dalam kehidupan masyarakat, jual beli yang sering digunakan adalah jual beli yang sifatnya

Lebih terperinci

EKONOMI SOLUTIF DAN APLIKATIF DENGAN PRINSIP SYARIAH

EKONOMI SOLUTIF DAN APLIKATIF DENGAN PRINSIP SYARIAH EKONOMI SOLUTIF DAN APLIKATIF DENGAN PRINSIP SYARIAH Elkarima von Zechs @mommyvonzechs Pendahuluan Wacana ekonomi syariah mulai mengemuka seiring dengan luruhnya kepercayaan masyarakat terhadap stabilitas

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat

Lebih terperinci

Didasarkan kepemilikan asset. Sistem ekonomi kapitalis Sistem ekonomi sosialis Sistem ekonomi campuran (kapitalis sosialis)

Didasarkan kepemilikan asset. Sistem ekonomi kapitalis Sistem ekonomi sosialis Sistem ekonomi campuran (kapitalis sosialis) Sistem Ekonomi Didasarkan kepemilikan asset Sistem ekonomi kapitalis Sistem ekonomi sosialis Sistem ekonomi campuran (kapitalis sosialis) Sistem Ekonomi Kapitalis Sering disebut sistem ekonomi pasar bebas

Lebih terperinci

WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI

WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Masyarakat dunia pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 88.

BAB I PENDAHULUAN 88. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan atau jual beli atau istilah kerennya bisnis adalah salah satu kebutuhan hidup manusia. Ia selalu menyertai manusia sepanjang sejarahnya. Bisnis hadir melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan

Lebih terperinci

(ASURANSI SYARIAH) PADA PT. ASURANSI TAKAFUL DI KANTOR CABANG PERWAKILAN SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

(ASURANSI SYARIAH) PADA PT. ASURANSI TAKAFUL DI KANTOR CABANG PERWAKILAN SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN ASPEK-ASPEK YURIDIS ASURANSI TAKAFUL (ASURANSI SYARIAH) PADA PT. ASURANSI TAKAFUL DI KANTOR CABANG PERWAKILAN SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci