Strategi Pengembangan Usaha Sapi Potong di Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo
|
|
- Veronika Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1), Oktober 2012:24-32 ISSN Strategi Pengembangan Usaha Sapi Potong di Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo K. I. Adinata, A. I. Sari dan E. T. Rahayu Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan, Surakarta sariayu_uns@yahoo.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor strategis yang dapat memengaruhi pengembangan ternak sapi potong dan mengetahui alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan ternak sapi potong. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo pada bulan Mei Juni Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei untuk mengumpulkan data primer dari responden dan data sekunder dari instansi yang terkait, yaitu Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo, Dinas Pertanian, Unit Pelaksana Teknis Daerah Pertanian Kecamatan Mojolaban. Pengambilan sampel penelitian ditentukan secara purposive sampling sebanyak 50 peternak. Analisis data menggunakan analisis lingkungan internal, analisis lingkungan eksternal, dan analisis SWOT. Hasil analisis menunjukkan bahwa alternatif strategi utama yang dapat diterapkan dalam mengembangkan usaha ternak sapi potong yaitu mengoptimalkan dan mengembangkan kemampuan internal peternak serta memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia untuk meningkatkan skala usaha ternak sapi potong menjadi lebih maju, pengenalan mengenai teknologi pengolahan pakan berbasis limbah pertanian dan bibit ternak sapi unggul yang disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat, menjalin usaha kemitraan bersama pemerintah dan pihak ketiga dengan memanfaatkan interaksi masyarakat pedesaan yang bersifat kekeluargaan dan kegotongroyongan, memperkuat kelembagaan peternak. Kata kunci: sapi potong, strategi pengembangan, Analisis SWOT Development Strategy Of Beef Cattle Business At Mojolaban Subdistrict Of Sukoharjo Regency ABSTRACT The purposes of the research are to find out the strategic factors that influencing the beef cattle development and to find out the alternative strategy that can be implemented in developing the beef cattle. The research was done on Mei-June 2012, at Mojolaban Subdistrict of Sukoharjo Regency. The research method used in the research is survey method to collect the primary data from respondent and the secondary data from the instance included, those are Statistic Bureau Centre of Sukoharjo Regency, Agriculture Department, Agriculture Sub Department at Mojolaban Subdistrict. The research sample was taken using purposive sampling about 50 breeders. The data analysis was using internal environment analysis, external environment analysis, and SWOT analysis. The analysis result indicates that the prominent alternative strategy can be applied in developing beef cattle business as follows: Optimalizing and developing the internal ability of breeders resources and utilizing the available nature resources to increase the beef cattle business scale progessively, the recognition about livestock feed processing use compost heap and the superior cattle seed appropriately with the local condition, taking a cooperation business partnership with the goverment and the third partnerships in utilizing rural communities interaction relatively and mutual cooperatively, strenghtening the breeder organization. Key words: beef cattle, development Strategy, SWOT Analysis 24
2 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris dimana mata pencaharian penduduknya sebagian besar di sektor pertanian. Sektor pertanian menyediakan pangan bagi sebagian besar penduduknya dan memberikan lapangan pekerjaan bagi sebagian masyarakat terutama di pedesaan. Menyempitnya lahan pertanian yang ada mendorong para petani untuk berusaha meningkatkan pendapatan dengan kegiatan lain yang bersifat komplementer. Salah satu kegiatan tersebut adalah usaha pembibitan dan penggemukan sapi (Arbi, 2009). Salah satu sektor pertanian yang memiliki potensi besar untuk dapat dikembangkan adalah peternakan sapi potong yang merupakan bagian dari sub sektor peternakan. Menurut Priyanto (2011), kebutuhan akan daging sapi di Indonesia menunjukkan trend yang meningkat setiap tahunnya, demikian pula importasi terus bertambah dengan laju yang semakin tinggi, baik impor daging maupun impor sapi bakalan. Kondisi yang demikian menuntut para pemangku kepentingan (stakeholder) untuk segera menerapkan suatu strategi pengembangan peternakan sapi potong nasional untuk mengurangi ketergantungan pada impor, dan secara bertahap serta berkelanjutan mampu berswasembada dalam menyediakan kebutuhan daging sapi secara nasional. Kecamatan Mojolaban merupakan salah satu sentra pengembangan usaha budidaya ternak sapi potong di Kabupaten Sukoharjo. Peningkatan populasi sapi potong di Kecamatan Mojolaban dalam lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan, pada tahun 2006 populasi sapi potong sebesar ekor, kemudian pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi ekor sehingga rata-rata peningkatan setiap tahunnya sebesar 11% (Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo, 2010). Usaha sapi potong di Kecamatan Mojolaban masih didominasi oleh sistem pemeliharaan induk-anak (pembibitan) sebagai penyedia bakalan (cow calf operation). Program CCO (cow calf operation) merupakan usaha untuk menghasilkan pedet atau sapi bakalan, 99% dilakukan oleh peternakan rakyat yang berskala kecil dan umumnya belum menerapkan sistem usaha yang intensif (Dikman et al., 2010). Manajemen pemeliharaan dan penyediaan pakan yang seadanya serta waktu budidaya yang relatif lama, menyebabkan usaha ini ditinjau secara ekonomi kurang menguntungkan dibandingkan dengan usaha penggemukan sapi potong, oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk mengulas dan merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha sapi potong yang cocok untuk diterapkan di Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo, yang diharapkan dapat berimplikasi pada peningkatan produktivitas sapi potong dan kesejahteraan peternak. METODE PENELITIAN Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Mei 2012 Juni 2012 di lima desa di Kecamatan Mojolaban yaitu: Desa Plumbon, Desa Bekonang, Desa Demakan, Desa Joho, dan Desa Palur, dengan pertimbangan bahwa di lokasi tersebut memiliki populasi peternak sapi potong yang rendah (37, 38 peternak), sedang (72 peternak), dan tinggi (161, 164 peternak). Penelitian dilaksanakan dengan metode survei, observasi, dan wawancara langsung dengan menggunakan daftar kuesioner yang telah dipersiapkan terhadap 50 responden peternak sapi potong yang dipilih secara purposive sampling (sengaja), yaitu peternak yang mengusahakan pembibitan sapi potong. Data primer meliputi: karakteristik peternak, kondisi keuangan, manajemen reproduksi, pemeliharaan, perkandangan, kesehatan ternak, faktor internal dan eksternal budidaya ternak sapi potong. Data sekunder yang berkaitan dengan rencana strategis pembangunan sektor pertanian dan kebijakan pengembangan ternak sapi potong, diperoleh melalui instansi yang terkait dengan bidang peternakan, yaitu Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong... (Adinata et al.) 25
3 Tabel 1. Matrik SWOT Peluang-O Daftar Peluang Ancaman-T Daftar Ancaman Sumber: David, Kekuatan-S Daftar Kekuatan Strategi SO Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Gunakan Kekuatan untuk menghindari ancaman Kelemahan-W Daftar Kelemahan Strategi WO Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang Strategi WT Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Dinas Pertanian, Unit Pelaksana Teknis Daerah Pertanian Kecamatan Mojolaban, Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo, dan Kecamatan Mojolaban. Analisis Data Data primer dan data sekunder terkumpul yang bersifat kualitatif dipaparkan secara deskriptif. Data selanjutnya diuji dengan menggunakan matrik SWOT. Matrik SWOT adalah metode yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik SWOT ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat diselesaikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki (Rangkuti, 2006). Matrik SWOT menurut David (2004), merupakan perangkat pencocokan penting yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi: Strategi SO (Strenght-Opportunities), Strategi WO (Weakness-Opportunities), Strategi ST (Strenght-Threats), dan Strategi WT (Weakness-Threats). Tujuan dari setiap perangkat kecocokan adalah menghasilkan strategi alternatif yang dapat dijalankan. Matrik ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi peternak sapi potong di daerah penelitian dan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Strategi pengembangan usaha ternak sapi potong di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Wilayah Kecamatan Mojolaban mempunyai ketinggian 104 meter diatas permukaan air laut, yang mempunyai topografi datar sampai berombak. Curah hujan mencapai 188 mm/th dengan suhu rata-rata 30 o C. Luas wilayah Kecamatan Mojolaban adalah hektar. Kecamatan Mojolaban terdiri atas lima belas desa yaitu Desa Tegalmade, Wirun, Laban, Bekonang, Palur, Joho, Plumbon, Triyagan, Gadingan, Sapen, Demakan, Kragilan, Klumprit, Cangkol, dan Dukuh. Potensi sumber daya alam yang ada meliputi luas kawasan sekitar hektar yang terbagi dari lahan persawahan, tegal, dan pekarangan yang digunakan sebagai pemukiman penduduk. Selain sebagai pemukiman, tanah pekarangan juga digunakan masyarakat sekitar sebagai penunjang sektor perekonomian termasuk didalamnya sektor pertanian dan peternakan. Karakteristik Responden Peternak Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, pola usaha budidaya ternak sapi potong yang dikembangkan oleh masyarakat di wilayah Kecamatan Mojolaban, yaitu usaha ternak dengan sistem pembibitan dimana hasil utamanya adalah pedet atau sapi bakalan. Karakteristik peternak sapi potong di Kecamatan Mojolaban ditunjukkan pada Tabel 2. Hasil survei, menunjukkan bahwa mayoritas responden peternak sapi potong 26 Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1) 2012
4 Tabel 2. Karakteristik Responden Peternak Sapi Potong di Kecamatan Mojolaban Karakteristik Jumlah (Orang) Persentase (%) Umur (tahun) tahun tahun tahun tahun >71 tahun Pendidikan Formal Tidak Sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pekerjaan Pokok Petani Buruh Tani Wiraswasta Swasta Buruh Lainnya Pengalaman Beternak <5 tahun 5-15 tahun >15 tahun Sumber: Analisis data primer, terolah berada pada kisaran umur yang produktif, yaitu tahun atau 38% dari persentase total sampel responden. Umur produktif berkisar antara umur 15 sampai 64 tahun, sedangkan umur dibawah 15 tahun dan diatas 64 tahun termasuk dalam umur non produktif (Tarmidi, 1992). Pada umur produktif tenaga yang digunakan masih prima sehingga mampu mengembangkan usahanya dan ada kemungkinan menambah pengetahuan serta metode budidaya di bidang usaha ternak sapi potong. Mayoritas responden peternak berpendidikan SD dan tidak sekolah, yaitu 68%. Peternak yang berpendidikan rendah biasanya lebih sulit menerima inovasi teknologi baru yang berkaitan dengan usaha ternak, dan cenderung menekuni apa yang biasa dilakukan oleh nenek moyangnya secara turun temurun (Wirdahayati, 2010). Pekerjaan pokok responden peternak sapi potong di Kecamatan Mojolaban, adalah 48% bekerja sebagai petani dan buruh tani dan sisanya bekerja di berbagai bidang. Menurut pernyataan Soeharsono et al. (2010), hal ini merupakan gambaran umum penduduk yang tinggal di kawasan pedesaan, dimana sebagian besar mengandalkan mata pencaharian mereka pada bidang pertanian dan didukung oleh sub sektor peternakan. Pengalaman peternak dalam melaksanakan usaha budidaya ternak sapi potong adalah rata-rata sekitar 12 tahun. Soeharsono et al. (2010) mengemukakan bahwa semakin lama pengalaman peternak membudidayakan ternak sapi potong, memungkinkan mereka untuk lebih banyak belajar dari pengalaman, sehingga dapat dengan mudah menerima inovasi teknologi yang berkaitan dengan usaha ternak sapi potong menuju perubahan baik secara individu maupun kelompok. Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong... (Adinata et al.) 27
5 Tabel 3. Identifikasi Analisis Internal dan Eksternal Faktor Internal Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness) SDM Pengalaman beternak cukup Pendidikan peternak baik masih rendah Ketersediaan akan tenaga Mengusahakan ternak kerja sapi sebagai usaha Interaksi antar masyarakat sambilan yang lebih bersifat kekeluargaan Operasi/Produksi Lahan sebagai basis penyedia pakan masih tersedia Telah meluasnya penggunaan ternak sapi silangan sebagai indukan Pemasaran Kemudahan dalam memasarkan ternak sapi potong Akses transportasi dan sarana infrastruktur yang mendukung Kondisi keuangan Adanya pinjaman kredit lunak dari lembaga perbankan Kepemilikan ternak sapi potong yang masih rendah Adanya produk substitusi dan fluktuasi harga sapi Peran blantik yang dominan dalam penentuan harga Keterbatasan akan modal usaha ternak Manajemen Ketersediaan limbah Belum adanya pertanian yang melimpah pemanfaatan limbah pertanian secara optimal. Faktor Eksternal Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat) Ekonomi Kemudahan dalam Harga pakan konsentrat memperoleh pakan konsentrat yang fluktuatif Sosial dan budaya Kenaikan permintaan akan daging sapi potong Adanya alih fungsi lahan pertanian Masih lemahnya kelembagaan petani ternak Pemerintahan Kebijakan pemerintah dalam membatasi impor daging sapi potong Adanya program swasembada daging sapi tahun 2014 Teknologi Telah meluasnya teknologi IB di masyarakat Sumber: Analisis data primer, terolah Belum adanya usaha kemitraan dengan pihak ketiga Pola pemeliharaan yang masih tradisional Analisis Faktor Internal dan Eksternal Mengacu kepada analisis faktor internal dan eksternal pada usaha ternak sapi potong, maka dapat dilakukan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dengan dua puluh enam faktor yang berpengaruh dan homogen di Kecamatan Mojolaban. Hasil identifikasi tertera pada Tabel 3. Dari identifikasi analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal 28 Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1) 2012
6 Tabel 4. Matrik SWOT Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong di Kecamatan Mojolaban Strategi SO 1. Mengoptimalkan dan mengembangkan kemampuan internal peternak serta memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia untuk meningkatkan skala usaha ternak sapi potong menjadi lebih maju. 2. Bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat untuk mengefektifkan jaringan pemasaran guna memanfaatkan peluang permintaan pasar yang relatif belum terpenuhi 3. Memanfaatkan secara optimal pakan limbah pertanian yang jumlahnya melimpah Strategi ST 1. Mengembangkan keterampilan sumber daya manusia dan meningkatkan pola efisiensi agar dapat menguasai dan meningkatkan produktivitas di bidang usaha ternak 2. Menjalin usaha kemitraan bersama pemerintah dan pihak ketiga dengan memanfaatkan interaksi masyarakat pedesaan yang bersifat kekeluargaan dan kegotongroyongan. Sumber: Analisis data primer, terolah Strategi WO 1. Memberikan program pendampingan dan penyuluhan disertai dengan demonstrasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan peternak 2. Pengenalan mengenai teknologi pengolahan pakan berbasis limbah pertanian dan bibit ternak sapi unggul yang disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat 3. Optimalisasi program swasembada daging sapi yang dicanangkan oleh pemerintah guna menambah skala kepemilikan sapi potong dan meningkatkan pengetahuan peternak sapi potong mengenai harga jual dan informasi pasar Strategi WT 1. Memperkuat kelembagaan peternak sehingga peternak memiliki daya tawar yang kuat 2. Mempermudah proses penyediaan bibit melalui subsidi bunga (Kredit Usaha Pembibitan Sapi) 3. Pengembangan usaha pembibitan sapi potong melalui VBC (Village Breeding Centre) tersebut, diperoleh beberapa kriteria antara lain: Strenght (Kekuatan): (1) pengalaman beternak cukup baik, (2) ketersediaan akan tenaga kerja, (3) interaksi antar masyarakat yang lebih bersifat kekeluargaan, (4) lahan sebagai basis penyedia pakan masih tersedia, (5) telah meluasnya penggunaan ternak sapi silangan sebagai indukan, (6) kemudahan dalam memasarkan ternak sapi potong, (7) akses transportasi dan sarana infrastruktur yang mendukung, (8) adanya pinjaman kredit dari lembaga perbankan, (9) ketersediaan limbah pertanian yang melimpah. Weakness (Kelemahan): (1) pendidikan peternak masih rendah, (2) mengusahakan ternak sapi sebagai usaha sambilan, (3) kepemilikan ternak sapi potong yang masih rendah, (4) adanya produk substitusi dan fluktuasi harga sapi, (5) peran blantik yang dominan dalam penentuan harga, (6) keterbatasan akan modal usaha ternak, (7) belum adanya pemanfaatan limbah pertanian secara optimal. Peluang (Opportunity): (1) kemudahan dalam memperoleh pakan konsentrat, (2) kenaikan permintaan akan daging sapi potong, (3) kebijakan Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong... (Adinata et al.) 29
7 pemerintah dalam membatasi impor daging sapi potong, (4) adanya program swasembada daging sapi tahun 2014, (5) telah meluasnya teknologi IB di masyarakat. Ancaman (Threat): (1) harga pakan konsentrat yang fluktuatif, (2) adanya alih fungsi lahan pertanian, (3) masih lemahnya kelembagaan petani ternak, (4) belum adanya usaha kemitraan dengan pihak ketiga, (5) pola pemeliharaan yang masih tradisional. Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Melalui proses identifikasi analisis faktor internal dan eksternal maka akan diperoleh kekuatan, kelemahan, serta peluang dan ancaman dalam pengembangan usaha ternak sapi potong di Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Perumusan alternatif strategi pengembangan dipertimbangkan berdasarkan identifikasi faktor internal dan eksternal, serta berpengaruh dan homogen yang berada pada lokasi penelitian. Kombinasi dan perpaduan antara faktor internal dan eksternal tersebut akan dapat diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha ternak sapi potong di Kecamatan Mojolaban, yang tertera dalam matrik SWOT pada Tabel 4. Secara rinci, ada empat tipe alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan usaha ternak sapi potong di Kecamatan Mojolaban yaitu: Strategi SO (Strenght-Opportunity) Strategi SO atau strategi kekuatanpeluang merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk dapat memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi SO yang dapat dirumuskan mengoptimalkan dan mengembangkan kemampuan internal peternak serta memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia untuk meningkatkan skala usaha ternak sapi potong menjadi lebih maju; bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat untuk mengefektifkan jaringan pemasaran guna memanfaatkan peluang permintaan pasar yang relatif belum terpenuhi; memanfaatkan secara optimal pakan limbah pertanian yang jumlahnya melimpah. Hasil strategi SO (strenghtopportunity) pengembangan usaha ternak sapi potong adalah: mengoptimalkan pengalaman beternak dan motivasi agar dapat menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi, menjalin kerjasama antara kelompok tani ternak sebagai wakil dari peternak dengan lembaga permodalan/pemerintah, memanfaatkan pakan limbah pertanian yang melimpah (Djaafar, 2007; Kurniawan, 2012). Strategi WO (Weakness-Opportunity) Strategi WO atau strategi kelemahanpeluang merupakan strategi untuk dapat meminimalkan kelemahan yang ada untuk dapat memanfaatkan suatu peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat dirumuskan meliputi: memberikan program pendampingan dan penyuluhan disertai dengan demonstrasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan peternak; pengenalan mengenai teknologi pengolahan pakan berbasis limbah pertanian dan bibit ternak sapi unggul yang disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat; optimalisasi program swasembada daging sapi yang dicanangkan oleh pemerintah guna menambah skala kepemilikan sapi potong dan meningkatkan pengetahuan peternak sapi potong mengenai harga jual dan informasi pasar. Hasil strategi WO (weakness-threat) pengembangan usaha ternak sapi potong adalah penyuluhan yang terarah dan terpadu, research and development pemanfaatan limbah pertanian, peningkatan produksi serta distribusi akseptor IB dan semen beku, meningkatkan pengetahuan peternak mengenai pemasaran dan informasi harga untuk mengurangi pengaruh blantik dalam penentuan harga ternak sapi potong (Kurniawan, 2012; Rusono, 2011). Strategi ST (Strenght-Threat) Strategi ST atau strategi kekuatanancaman merupakan strategi untuk dapat 30 Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1) 2012
8 mengoptimalkan kekuatan internal yang dimiliki dalam menghindari ancaman. Alternatif strategi ST yang dapat dirumuskan antara lain: mengembangkan keterampilan sumber daya manusia dan meningkatkan pola efisiensi agar dapat menguasai dan meningkatkan produktivitas di bidang usaha ternak; menjalin usaha kemitraan bersama pemerintah dan pihak ketiga dengan memanfaatkan interaksi masyarakat pedesaan yang bersifat kekeluargaan dan kegotongroyongan. Sesuai dengan pernyataan Kurniawan (2012) dan Putra (2011), strategi ST (Strenght-Threat) pengembangan usaha ternak sapi potong yang dihasilkan adalah: meningkatkan sumber daya manusia dengan meningkatkan pengetahuan peternak, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan produktivitas serta menjaga kepercayaan konsumen dengan kualitas produk lokal melalui manajemen produksi yangbaik. Strategi WT (Weakness-Threat) Strategi WT atau strategi kelemahanancaman merupakan strategi defensif untuk meminimalkan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Alternatif strategi yang dapat dirumuskan antara lain adalah: memperkuat kelembagaan peternak sehingga peternak memiliki daya tawar yang kuat; mempermudah proses penyediaan bibit melalui subsidi bunga (Kredit Usaha Pembibitan Sapi); pengembangan usaha pembibitan sapi potong melalui VBC (Village Breding Center). Seperti yang telah dinyatakan oleh Putra (2011) dan Djaafar (2007), hasil strategi WT (weakness-threat) pengembangan usaha ternak sapi potong adalah: meningkatkan kualitas sumber daya peternak secara teknis, moral dan spiritual melalui kegiatan pembinaan untuk memaksimalkan produksi dan daya saing produk, menggalang kemitraan dengan pihak swasta, dan melakukan usaha pembibitan ternak. SIMPULAN Alternatif strategi utama yang sangat dibutuhkan dalam mengembangkan usaha ternak sapi potong di Kecamatan Mojolaban antara lain: mengoptimalkan dan mengembangkan kemampuan internal peternak serta memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia untuk meningkatkan skala usaha ternak sapi potong menjadi lebih maju; pengenalan mengenai teknologi pengolahan pakan dan bibit ternak sapi unggul yang disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat; menjalin usaha kemitraan bersama pemerintah dan pihak ketiga dengan memanfaatkan interaksi masyarakat pedesaan yang bersifat kekeluargaan dan kegotong royongan; memperkuat kelembagaan peternak sehingga peternak memiliki daya tawar yang kuat. DAFTAR PUSTAKA Arbi, P Analisis Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong (Studi Kasus Desa Kesuma Kecamatan Namo Rambe Kabupaten Deli Serdang). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara, Medan. Badan Pusat Statistik Sukoharjo Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo, Sukoharjo. David, F. R Manajemen Strategis Konsep-Konsep. Terjemahan. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Dikman, M., P. W. Prihandini., dan Y. N. Anggraeny Profil Pembibitan Sapi PO di Kelompok Ternak Bango Jaya Kota Probolinggo. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. hlm Djaafar, S. W Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Rakyat di Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Kurniawan, E Analisis Pengembangan Potensi Peternakan Sapi Potong di Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo. Skripsi. Fakultas Pertanian Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong... (Adinata et al.) 31
9 Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta. Priyanto, D Strategi Pengembangan Ternak Sapi dan Kerbau dalam Mendukung PSDS Tahun Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Ternak, Bogor. 30(3): Putra, P. P Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong di Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta. Rangkuti, F Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rusono Strategi dan Kebijakan dalam Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Info Kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta. 8(2): Soeharsono., R. A. Saptati dan K. Diwyanto Kinerja Reproduksi Sapi Potong Lokal dan Sapi Persilangan Hasil Inseminasi Buatan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor 3-4 Agustus Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. hlm Tarmidi, L.T Ekonomi Pembangunan. Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Wirdahayati, R. B Kajian Kelayakan dan Adopsi Inovasi Teknologi Sapi Potong Mendukung Program PSDS: Kasus Jawa Timur dan Jawa Barat. Prosiding Seminar Nasional dan Veteriner. Bogor 3-4 Agustus Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. hlm Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1) 2012
I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan pangan hewani asal ternak (daging, telur dan susu) dari waktu kewaktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, pendapatan, kesadaran
Lebih terperinciAnimal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at :
Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 201, p -0 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI PERAH DI KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA
RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA, 2006. Kajian Kelayakan dan Skala Ekonomi Usaha Peternakan Sapi Potong Dalam Rangka Pemberdayaan Peternak (Studi Kasus Di Kawasan Budidaya Pengembangan Sapi Potong Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan
36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan
Lebih terperinciOleh: Rodianto Ismael Banunaek, peternakan, ABSTRAK
PENDEKATAN ANALISIS SWOT DALAM MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI BALI PROGRAM BANTUAN SAPI BIBIT PADA TOPOGRAFI YANG BERBEDA DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NTT Oleh: Rodianto Ismael Banunaek, peternakan,
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN PETERNAKAN SAPI POTONG RAKYAT DI KECAMATAN WURYANTORO KABUPATEN WONOGIRI
Buletin Peternakan Vol. 41 (4): 484-494, November 2017 ISSN-0126-4400 E-ISSN-2407-876X Bulletin of Animal Science, DOI: 10.21059/buletinpeternak.v41i4.22861 STRATEGI PENGEMBANGAN PETERNAKAN SAPI POTONG
Lebih terperinciAnalisis Break Even Point (BEP) Usahatani Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten Sleman
Sains Peternakan Vol. 5 (2), September 2007: 6-11 ISSN 1693-8828 Analisis Break Even Point (BEP) Usahatani Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten Sleman S. Emawati Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS
STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS Ajat 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi iis.iisrina@gmail.com Dedi Sufyadi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 22 Februari sampai dengan 21 Maret 2016 di wilayah Kecamatan Arjasa, Kecamatan Mangaran dan Kecamatan Besuki,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan produksi menuju swasembada, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan serta meratakan taraf hidup
Lebih terperinciPENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN
M. Handayani, dkk Pendapatan Tenaga Kerja... PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN FAMILY LABOUR INCOME ON CATTLE FARMING IN TOROH SUBDISTRICT
Lebih terperinciKayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.
Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Agroforestry Koordinator : Ir. Budiman Achmad, M.For.Sc. Judul Kegiatan : Paket Analisis Sosial, Ekonomi, Finansial, dan Kebijakan
Lebih terperinciX. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO
X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO 10.1. Kebijakan Umum Penduduk Kabupaten Situbondo pada umumnya banyak
Lebih terperinciAnalisis Biaya dan keuntungan...simon pardede
ANALISIS BIAYA DAN KEUNTUNGAN USAHA PETERNAKAN BABI RAKYAT DI DESA CIGUGUR, KECAMATAN CIGUGUR, KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT Simon Pardede* Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun
Lebih terperinciAnalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Sentra Peternakan Rakyat (SPR) Ternak Sapi Kuamang Abadi Kabupaten Bungo.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Sentra Peternakan Rakyat (SPR) Ternak Sapi Kuamang Abadi Kabupaten Bungo. Analysis Of Factors That Affecting The Development Of Animal Husbandary Center
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus pada Sondi Farm yang terletak di Kampung Jawa, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tujuan umum pembangunan peternakan, sebagaimana tertulis dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Peternakan Tahun 2010-2014, adalah meningkatkan penyediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi Provinsi Jambi salah satunya adalah pemenuhan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Permasalahan yang dihadapi Provinsi Jambi salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan daging sapi yang sampai saat ini masih mengandalkan pemasukan ternak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali merupakan salah satu ternak asli dari Indonesia. Sapi bali adalah bangsa sapi yang dominan dikembangkan di bagian Timur Indonesia dan beberapa provinsi di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Populasi dan produktifitas sapi potong secara nasional selama beberapa tahun terakhir menunjukkan kecenderungan menurun dengan laju pertumbuhan sapi potong hanya mencapai
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN TINANGKUNG UTARA KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN
J. Agroland 23 (3) : 98-207, Desember 206 ISSN : 0854 64X E-ISSN : 2407 7607 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN TINANGKUNG UTARA KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN Development Strategy
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
45 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode penelitian yang berusaha menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG SKRIPSI DREVIAN MEITA HARDYASTUTI
STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG SKRIPSI DREVIAN MEITA HARDYASTUTI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT
e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efetivitas rantai pemasok. Menurut Wulandari (2009), faktor-faktor yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal merupakan bagian yang sangat penting untuk membangun, mempertahankan, dan mengembangkan sebuah bisnis. Lingkungan eksternal juga dapat didefinisikan
Lebih terperinciKERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH
KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH Pita Sudrajad*, Muryanto, Mastur dan Subiharta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciBEEF CATTLE FARMING ANALYSIS IN PANCONG JAYA FARMER GROUP, WARU TIMUR VILLAGE WARU SUBDISTRICT PAMEKASAN REGENCY
BEEF CATTLE FARMING ANALYSIS IN PANCONG JAYA FARMER GROUP, WARU TIMUR VILLAGE WARU SUBDISTRICT PAMEKASAN REGENCY Ainul Yakin 1), Hari Dwi Utami 2), and Budi Hartono 2) 1) Student in Animal Husbandry Faculty,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya
Lebih terperinciPengembangan Kelembagaan Pembibitan Ternak Sapi Melalui Pola Integrasi Tanaman-Ternak
Sains Peternakan Vol. 5 (2), September 2007: 18-25 ISSN 1693-8828 Pengembangan Kelembagaan Pembibitan Ternak Sapi Melalui Pola Integrasi Tanaman-Ternak Cahyati Setiani dan Teguh Prasetyo Balai Pengkajian
Lebih terperinciHubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi
HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PETERNAK DALAM BETERNAK SAPI PERAH (Kasus Pada Kelompok Peternak Sapi Perah TPK Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten
Lebih terperinciTingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari
Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Widya Lestari 1, Syafril Hadi 2 dan Nahri Idris 2 Intisari Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Kegiatan penelitian berlangsung pada Februari 2015. B. Alat dan
Lebih terperinciPOTENSI PENGEMBANGAN PETERNAKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
POTENSI PENGEMBANGAN PETERNAKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Development Potency of Beef Cattle in Tanjung Bintang District South Lampung Regency Heru Yoga Prawira
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU
e-j. Agrotekbis 1 (5) : 457-463, Desember 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU Cassava Chips Balado Development Strategy In UKM "Pundi Mas"
Lebih terperinciStrategi Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kabupaten Boyolali
Sains Peternakan Vol. 7 No 2 (2009): 80-86 ISSN 1693-8828 Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kabupaten Boyolali U. Barokah Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis, Fakultas
Lebih terperinciMoch. Sugiarto dan Syarifudin Nur 1. Universitas Jenderal Soedirman ABSTRAK
OPTIMALISASI PERAN AGRIBISNIS SAPI POTONG TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PADA TIPE PEMELIHARAAN YANG BERBEDA DI KABUPATEN BANJARNEGARA PROPINSI JAWA TENGAH Moch. Sugiarto dan Syarifudin Nur 1 Universitas
Lebih terperinciSTRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)
STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan) Fritz Mesakh Tarigan Silangit *), Tavi Supriana **),
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH KEBIJAKAN IMPOR SAPI TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI DI NTB
KAJIAN PENGARUH KEBIJAKAN IMPOR SAPI TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI DI NTB INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENELITI UTAMA: I PUTU CAKRA PUTRA A. SP., MMA. BALAI PENGKAJIAN
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA
PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA Irma Wardani,Mohamad Hanif Khoirudin Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi UNIBA
Lebih terperinciKONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI DESA KALIBENING KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS
Seminar Nasional BKS PTN Barat Bandar Lampung, 19-21 Agustus 2014 Mulyana & Hamzah: Kontribusi Pendapatan Usaha Perikanan 933 KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia
TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia Sapi lokal memiliki potensi sebagai penghasil daging dalam negeri. Sapi lokal memiliki kelebihan, yaitu daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi, mampu
Lebih terperinci3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis
3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis 3.1.1 Kelembagaan Agro Ekonomi Kelembagaan agro ekonomi yang dimaksud adalah lembaga-lembaga yang berfungsi sebagai penunjang berlangsungnya kegiatan
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL PETERNAK SAPI PESERTA KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKPE) DAN MANDIRI DI KABUPATEN MAGELANG
ANALISIS FINANSIAL PETERNAK SAPI PESERTA KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKPE) DAN MANDIRI DI KABUPATEN MAGELANG Financial analysis from participants cattle ranchers of credit security food and energy
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel
39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara
Lebih terperinciAnimal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :
Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN PADA PETERNAK
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI. Abstrak
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI BUDI RAHAYU TANAMA PUTRI Laboratorium Ekonomi, Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Udayana Abstrak Penelitian dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data
13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan
Lebih terperinciAnalisis Pemasaran Ternak Sapi Potong di Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul
Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1), Oktober 2012: 59-66 ISSN 2301-9921 Analisis Pemasaran Ternak Sapi Potong di Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul A. Widitananto, G. Sihombing dan A. I. Sari Program
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Peternakan di Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN A. Kesimpulan Secara umum kinerja produksi ternak sapi dan kerbau di berbagai daerah relatif masih rendah. Potensi ternak sapi dan kerbau lokal masih dapat ditingkatkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
8 Tabel 1 Panduan interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi (Dahlan 2001) No. Parameter Nilai Interpretasi 1. Kekuatan Korelasi (r) 2. Nilai p 3. Arah korelasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumber :
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk Indonesia merupakan penduduk terbesar keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia sejak tahun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. wilayah di Kecamatan Ungaran Barat dalam usaha pengembangan agribisnis sapi
15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini merupakan rangkaian studi untuk menganalisis potensi wilayah di Kecamatan Ungaran Barat dalam usaha pengembangan agribisnis sapi perah,
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara
20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden
Lebih terperinciVII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR ISI Halaman ABSTRACT... RINGKASAN EKSEKUTIF... RIWAYAT HIDUP PENULIS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFRTAR LAMPIRAN... i ii v vii ix xii xiii xiv I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciMETODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Penyusunan Master Plan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur meliputi beberapa tahapan kegiatan utama, yaitu : 1) Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis
Lebih terperinciIII. METODOLOGI KAJIAN
152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peternakan saat ini, menunjukan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia. Usaha peternakan
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI POTONG DI KABUPATEN BLORA
NASKAH PUBLIKASI STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI POTONG DI KABUPATEN BLORA Program Studi Agribisnis Oleh Riana Aninditya Prastiti H0808040 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan adalah bagian dari sektor pertanian yang merupakan sub sektor yang penting dalam menunjang perekonomian masyarakat. Komoditas peternakan mempunyai prospek
Lebih terperinciKAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG
KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG Rohmad Budiono 1 dan Rini Widiati 2 1 Balai Pengkajian Teknoogi Pertanan Jawa Timur 2 Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN PADA KELOMPOK IKAN DI DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI
Jurnal DIANMAS, Volume 6, Nomor 2, Oktober2017 PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN PADA KELOMPOK IKAN DI DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI Wiwit Rahayu 1,2) dan Wara Pratitis Sabar Suprayogi
Lebih terperinciANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI SAPI POTONG DENGAN SISTEM PEMBIBITAN PADA ANGGOTA KTT TRI ANDINIREJO KELURAHAN BENER KECAMATAN TEGALREJO YOGYAKARTA
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI SAPI POTONG DENGAN SISTEM PEMBIBITAN PADA ANGGOTA KTT TRI ANDINIREJO KELURAHAN BENER KECAMATAN TEGALREJO YOGYAKARTA (Analysis Factors Influencig Production Price Of Beef Cattle
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Responden Data yang dikumpulkan meliputi:
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan pada tiga kecamatan di Kabupaten Belitung, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu Kecamatran Tanjungpandan, Badau, dan Membalong pada bulan Agustus
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com
Lebih terperinciFORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1
FORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1 Abstrak: Strategi pemasaran sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada sangat diperlukan untuk memberikan kepuasan
Lebih terperinciAGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016
50 ANALISIS PERSEPSI DAN HARAPAN PETERNAK SAPI MADURA TERHADAP SISTEM BAGI HASIL TERNAK DI KECAMATAN TANAH MERAH KABUPATEN BANGKALAN Agus Widodo 1), Agung Budianto Ahmad 1), Lita Rakhma Yustinasari 2)
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2013 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan KERAGAAN BOBOT LAHIR PEDET SAPI LOKAL (PERANAKAN ONGOLE/PO) KEBUMEN DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BIBIT SAPI PO YANG BERKUALITAS Subiharta dan Pita Sudrajad
Lebih terperinciANALISIS SWOT. Analisis Data Input
ANALISIS SWOT Dalam menyusun suatu strategi pengembangan wilayah, sebelumnya perlu dilakukan suatu analisa yang mendalam. Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan Analisis
Lebih terperincie-j. Agrotekbis 1 (2) : , Juni 2013 ISSN :
e-j. Agrotekbis 1 () : 19-197, Juni 01 ISSN : 8-011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGALA Strategy Development of Seaweed Cultivation
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk baik pada tingkat nasional maupun wilayah provinsi. Untuk
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PERKEBUNAN SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN PETERNAKAN SAPI MENUJU SWASEMBADA DAGING 2010
PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PERKEBUNAN SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN PETERNAKAN SAPI MENUJU SWASEMBADA DAGING 2010 (SUATU SUMBANG SARAN PEMIKIRAN) Oleh: Suharyanto PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK JURUSAN
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN KLASTER PETERNAKAN SAPI PERAH YANG IDEAL DI KECAMATAN SUMBERBARU KABUPATEN JEMBER TAHUN Fivien Muslihatinningsih
STRATEGI PENGEMBANGAN KLASTER PETERNAKAN SAPI PERAH YANG IDEAL DI KECAMATAN SUMBERBARU KABUPATEN JEMBER TAHUN 2013 Fivien Muslihatinningsih Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciEconomics Development Analysis Journal
Economics Development Analysis Journal 7 (2) (2018) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj Strategi Pengembangan Sentra UMKM Ikan Pindang di Desa Tasikagung
Lebih terperinciAnimal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :
Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 637 651 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA TINGKAT ANGGOTA KELOMPOK TANI TERNAK ITIK DI GAPOKTAN PURWADIWANGSA
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang
III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SPARE PARTS PT. UT CABANG PADANG
Vol. X Jilid 2 No.7 Desember 2016 ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SPARE PARTS PT. UT CABANG PADANG Siska Lusia Putri dan Beby Purnama Sari *) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lebih terperinciPELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU
PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan
Lebih terperinciOpinion Factor of Bull Family Selecting on Insemination Area in Bungo and Tebo Regency Sari Yanti Hayanti 1 a*, Syafrial 2 a, and Endang Susilawati 3 a a Sari Yanti Hayanti 1, Jambi Assessment Institute
Lebih terperinciSutrisno Hadi Purnomo*, Zaini Rohmad**
IbM AYAM KAMPUNG DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BERBASIS PERKANDANGAN SEMI INTENSIF DAN PAKAN KONSENTRAT BERBAHAN BAKU LOKAL DI DESA PANDEYAN, KECAMATAN TASIKMADU, KABUPATEN KARANGANYAR Sutrisno Hadi Purnomo*,
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Wilayah Desa Jogonayan 1. Kondisi Geografis dan Administrasi Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Ciapus Bromel yang terletak di Ciapus Jl. Tamansari Rt 03/04, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH UNTUK PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
SKRIPSI ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH UNTUK PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Oleh : Yuliandri 10981006594 JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI VCO DI KABUPATEN KULON PROGO (VCO AGROINDUSTRIAL DEVELOPMENT STRATEGY IN KULON PROGO REGENCY)
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI VCO DI KABUPATEN KULON PROGO (VCO AGROINDUSTRIAL DEVELOPMENT STRATEGY IN KULON PROGO REGENCY) Retno Lantarsih Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya buah masih diberi nama. Indonesia memiliki panjang garis pantai
BAB I PENDAHULUAN 1.6 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki 13.466 buah namun hanya 5.707 buah masih diberi nama. Indonesia memiliki panjang garis pantai sepanjang 99.093 km dengan
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data
III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang
35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciPENGGEMUKAN SAPI POTONG POLA LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE
PENGGEMUKAN SAPI POTONG POLA LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE (LEISA) DI DESA GAYAM KECAMATAN GONDANG WETAN KABUPATEN PASURUAN DALAM RANGKA MENDUKUNG UPSUS SIWAB 2017 Mokhammad Ali Fakhri, Dewi
Lebih terperinciCUPLIKAN BLUE PRINT PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI 2014 KERANGKA PIKIR
CUPLIKAN BLUE PRINT PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI 2014 KERANGKA PIKIR Swasembada daging sapi sebagai program pemerintah merupakan kemampuan pemerintah sebagai regulator menyediakan 90 persen dari total
Lebih terperinci