BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan 1. Persalinan Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta dan membran dari dalam lahir melalui jalan lahir. Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bilan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Bobak, 2006). Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup kedunia luar dari rahim maupun diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) ( Manuaba, 2006 & Mochtar 2006). Menurut Varney, (2008) persalinan adalah serangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri dengan pelahiran plasenta. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian dari persalinan adalah adalah proses pengeluaran janin melalui jalan lahir dan diakhiri kelahiran plasenta dengan bantuan atau tanpa bantuan. 2. Jenis Persalinan Jenis persalinan menurut Simkin (2005), Mochtar (2006) dan Manuaba (2006),) dibagi menjadi 3 yaitu : a. Partus spontan: proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri berlangsung kurang dari 24 jam tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi. b. Partus buatan: persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesar.

2 8 c. Partus anjuran: Apabila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan. 3. Prosedur Persalinan Menurut Varney (2008) Ibu hamil sebelum menjalani persalinan terdapat beberapa tanda dan gejala yang menunjukkan bahwa tidak lama lagi persalinan akan terjadi. Tanda gejala tersebut adalah : a. Lightening, yaitu perasaan subyektif dari ibu yang terjadi karena bagian bawah janin lebih mapan dalam SBR dan pelvis. Ibu akan merasa janin turun, sesak nafas berkurang, tetapi disertai sakit pinggang dan sering kencing serta dirasakan lebih sulit bila berjalan. Hal ini terjadi 2-3 minggu sebelum aterm. b. Engagement, yaitu peristiwa masuknya kepala janin dalam panggul. Pada primigravida, terjadi 2-3 minggu menjelang aterm. Lightening tidak sama dengan engagement meskipun keduanya dapat terjadi bersamaan. c. Sekresi vagina meningkat. d. Persalinan palsu e. Ketuban pecah dini f. Bloody show yaitu keluarnya cairan kemerahan atau darah yang disertai dengan lendir dari vagina. g. Perubahan serviks menjadi lunak dan datar. h. Sakit pinggang yang terus menerus. 4. Proses Terjadinya Persalinan Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan terjadi proses persalinan menurut Simkin (2005), Mochtar (2006) dan Manuaba (2006) yaitu : a. Teori keregangan Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi persalinan dengan sendirinya sehingga persalinan dapat dimulai.

3 9 b. Teori penurunan progesteron Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu, Villi koriales mengalami perubahan perubahan dan produksi progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu. c. Teori oksitosin internal Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise parst posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim sehingga sering terjadi kontraksi braxton hicks. Menurunnya kosentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas sehingga persalinan dimulai. d. Teori prostalgandin Konsentrasi prostalgandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu. Pemberian prostalgandin pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga terjadi persalinan. Prostalgandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan. e. Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis Teori ini menunjukan bahwa pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus dan glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan. f. Teori distensi rahim Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otototot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.

4 10 5. Tahap-Tahap Proses Persalinan Tahap proses persalinan menurut Mochtar (2008), Bobak (2005) membagi tahap-tahap persalinan menjadi : a. Kala I (kala pembukaan ) Kala I merupakan kala pembukaan sehingga kemajuan kala I dinilai dari majunya pembukaan, meskipun pada kala I terjadi proses penurunan kepala dan putar paksi dalam. Pada primigravida kala I bervariasi antara jam sedangkan pada multigravida antara 6-8 jam. Pada kali I dibagi kedalam 2 fase yaitu : 1) Fase laten Pada fase laten pembukaan serviks berlangsung lambat: pembukaan 0-3cm, berlangsung dalam 5-7 jam. 2) Fase aktif Pada fase ini berlangsung selama 7 jam dan dibagi atas 3 subfase: a) Periode akselerasi: berlangsung 3 jam, pembukaan 3 menjadi 4 cm. b) Periode dilatasi maksimal (steady): selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat dari 4 menjadi 9 cm c) Periode deselarasi: berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan 9 menjadi 10 cm. Berdasarkan kurve Friedman, ditemukan perbedaan antara primigravida dan multigravida, yaitu : a) Primi : Pembukaan 1 cm / jam dan Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan multigravida. Pada primi yang pertama OUI (ostium Uteri Internum) akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian OUE (Ostium Uteri Eksternum) membuka.

5 11 b) Multi : Pembukaan 2 cm / jam, pada fase laten, fase aktif dan fase deselerasi terjadi lebih pandek. Pada multigravida OUI sudah sedikit terbuka. OUI dan OUE serta penipisan dan pendataran servik terjadi dalam saat yang sama. b. Kala II Kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala pengeluaran. Tanda dan gejala kala dua persalinan adalah ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum atau vagina, perinium terlihat menonjol, vulva-vagina-sfingterani terlihat membuka dan adanya pengeluaran lendir dan darah, pada kala II his terkordinir, kuat, cepat dan lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Pada waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka dan perenium meregang dengan his mengedan yang terpimpin akan lahirlah kepala janin dengan diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primipara 1½ 2 jam dan pada multipara ½ - 1 jam (Mochtar, 2002) c. Kala III Kala tiga dari persalinan dimulai setelah selesainya kelahiran bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta biasanya dikenal dengan sebutan persalinan kala plasenta. Kala tiga dari persalinan ini berlangsung rata-rata antara 5 sampai 10 menit akan tetapi walaupun berlangsung lebih lama sedikit dari itu masih dianggap dalam batas-batas normal. d. Kala IV Masa 1-2 jam setelah plasenta lahir dalam keadaan klinik atas pertimbangan-pertimbangan praktis masih diakui adanya kala empat persalinan meskipun masa setelah plasenta lahir adalah masaa dimulainya masa nifas (puerperium) mengingat pada masa ini sering timbul perdarahan.

6 12 6. Mekanisme Persalinan : Mekanisme persalinan menurut ( Bobak, 2005 ). 1) Penurunan Gerakan bagian presentasi melewati panggul. Penurunan terjadi akibat kekuatan tekanan dari cairan embrio, kontraksi diafragma dan otot-otot abdomen ibu pada tahap persalinan. 2) Fleksi Kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul atau dasar panggul dalam keadaan normal flexi terjadi dan dagu didekatkan ke arah dada janin. 3) Putaran paksi dalam Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika ketika oksiput berputar kearah anterior wajah berputar kearah posterior. Setiap kali terjadi kontraksi kepala janin diarahkan pleh tulang panggul dan otot-otot dasar panggul. Akhirnya oksiput berada di garis tengah dibawah lengkung pubis. 4) Ekstensi Kepala janin mencapai perineum kepala akan defleksi ke arah anterior oleh perineum mula-mula oksiput melewati permukaan bawah simfisis pubis kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi adalah pertama oksiput, wajah dan dagu. 5) Restitusi Kepala bebas untuk berputar ke posisi normal dalam hubungan dengan bahu. 6) Putaran paksi luar Bahu dan tubuh bayi biasanya meluncur keluar dengan kesulitan yang relative sedikit karena kepala telah membuka jalan untuk bagian tubuh yang kebih kecil. Ketika mencapai pintu bawah bahu berputar ke arah garis tengah dan dilahirkan dibawah lengkung pubis. Bahu posterior diarahkan kearah perineum sampai ia bebas keluar dari introitus vagina.

7 13 7) Ekspulsi Bayi setelah lahir uterus kembali berkontraksi mengurangi permukaan internalnya sementara plasenta tetap dalam ukuran yang sama. 8) Regresi uterus Reflek saraf yang diberikan oleh puting karena isapan bayi menstimulasi kelenjar pituitari untuk mensekresi oksitosin yang menyebabkan kontraksi uterus. 7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Persalinan. Menurut Bobak (2005). faktor-faktor yang mempengaruhi proses persalinan adalah: a. Jalan lahir Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan maka jalan lahir tersebut harus normal. b. Kekuatan Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retaksi otot-otot rahim. c. Janin Faktor yang berpengaruh dalam passanger adalah janin (tulang tengkorak, ukuran kepala) dan postur janin dalam rahim (sikap/habitus dan letak janin). d. Psikologi Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas munculnya rasa bangga bisa melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu keadaan yang belum pasti sekarang menjadi hal yang nyata, psikologi meliputi :

8 14 Kebiasaan adat, dukungan orang terdekat pada kehidupan ibu, pengalaman bayi sebelumnya, melibatkan psikologi ibu, emosi dan persiapan intelektual. 8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lamanya Persalinan Menurut Wiknjosastro (2002), Bobak (2005). Faktor yang mempengaruhi lama persalinan adalah : a. Faktor usia Usia ibu merupakan salah satu faktor resiko yang berhubungan dengan kualitas kehamilan atau berkaitan dengan kesiapan ibu dalam reproduksi. Menurut Wiknjosastro (2002) menyatakan bahwa faktor ibu yang memperbesar resiko kematian perinatal adalah pada ibu dengan umur lebih tua. Ibu primitua yaitu primigravida yang berumur di atas 35 tahun. Sering ditemui perineum yang kaku dan tidak elastis, hal tersebut akan menghambat persalinan kala II dan dapat meningkatkan resiko terhadap janin. Menurut Manauba, usia reproduksi sehat adalah 20 sampai 35 tahun. Faktor umur yang disebut-sebut sebagai penyebab dan predisposisi terjadinya berbagai komplikasi yang terjadi pada kehamilan dan perzsalinan, antara lain penyebab kelainan his, at onia uteri, plasenta previa. (Wiknjosastro, 2002). b. Faktor paritas Menurut Pusdiknakes (2003) paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup di luar janin sedangkan menurut Wiknjosastro (2002) Paritas adalah jumlah kehamilan dimana bayi yang dilahirkan mampu hidup di luar kandungan. Partus lama sering dijumpai pada kehamilan pertama dengan umur ibu lebih dari 35 tahun merupakan penyebab dari berbagai komplikasi seperti kelainan his yang berakibat pada terjadinya terjadinya partus lama. Paritas 2 sampai 3 merupakan paling aman ditinjau dari kematian maternal, paritas 1 dan lebih dari 3 mempunyai angka lebih tinggi. Persalinan lama terutama pada primipara biasanya berkenaan

9 15 dengan belum atau kurangnya persiapan perhatian dalam menghadapi persalinan (Wiknjosastro, 2002). c. Keadaan his Faktor kekuatan yang mendorong janin keluar adalah faktor yang sangat penting dalam proses persalinan, his yang tidak normal baik kekuatan maupun sifatnya dapat menghambat kelancaran persalinan (Manauba, 2001). Proses persalinan dipengaruhi banyak faktor salah satunya power. Power adalah kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan mengejan yang dapat menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin keluar ( Bobak, 2005 ). d. Keadaan panggul Panggul merupakan salah satu bagian yang penting dan mempengaruhi proses persalinan. Berbagai kelainan panggul dapat mengakibatkan persalinan berlangsung lama antara lain: kelainan bentuk panggul seperti jenis panggul sempit, miring, penyakit tulang, sempit melintang serta kelainan ukuran panggul baik panggul luar maupun panggul dalam (Wiknjosastro, 2002). e. Besarnya janin Besarnya neonatus pada umumnya kurang dari gram dan jarang melebihi gram. Besar bayi ialah bila berat badan lebih dari gram. Frekuensi berat badan lahir lebih dari gram adalah 53% dan yang lebih dari gram adalah 0,4%. Pada panggul normal, janin dengan berat gram pad umumnya tidak mengalami kesulitan dalam melahirkan. Pada janin besar faktor keturunan memegang peranan penting selain itu janin besar dijumpai pada wanita hamil dengan dibetes mellitus, pada postmaturitas dan pada grande multipara (Wiknjosastro, 2002). f. Keadaan letak janin Letak dan presentasi janin dalam rahim (passanger) merupakan salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap proses persalinan, menurut Fraser (2009) 98% persalinan terjadi dengan letak

10 16 belakang kepala. Mekanisme persalinan merupakan suatu proses dimana kepala janin berusaha meloloskan diri dari ruang pelviks dengan menyesuaikan ukuran kepala janin dengan ukuran pelviks melalui proses Sinklitismus/ bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul, Asinklitimus / arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi total/ pengeluaran total, namun pada beberapa kasus proses ini tidak berlangsung dengan sempurna karena adanya kelainan letak dan presentasi sehingga proses tersebut pada umumnya berlangsung lama akibat ukuran dan posisi ukuran kepala janin. Selain presentasi belakang yang tidak sesuai dengan ukuran panggul (Wiknjosastro, 2002). 9. Bahaya dan Kelainan dalam Persalinan Bahaya dan kelainan dalam proses persalinan dibagi dua yaitu pada persalinan kala I dan II, dan persalinan kala III dan IV. Kelainan pada Kala I dan II terdiri dari: a. Kelainan Presentasi Dan Posisi 1) Resentasi Puncak Kepala adalah apabila derajat defleksnya ringan, sehingga UUB merupakan bagian terendah. U,mumnya bersifat sementara kemudian berubah menjadi presentasi belakang kepala. Mekanismen persalinan sama dengan Posisi Oksipitalis Posterior Persisten (POPP), perbedaanya: pada persentasi puncak kepala tidak terjadi fleksi keala yang maksimal, sedangkan puncak kepala yang melalui jalan lahir adalah sirkumferensia fronto-oksipitalis dengan titik perputaran yang berada dibawah simfisis adalah glabela. 2) Presentasi Muka Adalah keadaan dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal, sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah menghadap kebawah.

11 17 3) Posisi Oksiput Posterior Persisten Pada persalinan presentasi belakang kepala, kepala janin turun melalui PAP dengan sutura sagitalis melintang/ miring, sehingga ubun- ubun kecil dapat berada dikiri melintang, kanan melintang, kiri depan, kanan depan, kiri belakang/ kanan belakang. Dalam keadaan fleksi bagian kepala yang pertama mencapai dasar panggul adalah oksiput. b. Distosia Karena Kelainan His 1) Inersia Uteri Hipotonik Adalah kelainan his dengan kekuatan yang lemah/ tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong anak keluar. Disii keukatan his lemah dan frekuensinya jarang. Sering dijumpai pada penderita dengan kurang baik seperti anemia, uterus yang terlalu teregang, misalnya: akibat hidramnion atau kehamilan kembar atau makrosomia, grandemultipara atau primipara, serta pada pederita dengan keadaan emosi kurang baik. Inersiaini terdiri dari 2 macam yaitu Inersia uteri primer, terjadi pada permulaan fase laten. Sejak awal telah terjadi his yang tidak adekuat (kelemahan is yang timbul sejak dari permulaan persalinan), sehingga sering sulit untuk memastikan apakah penderita telah memasuki keadaan inpartu atau belum. Inersia uteri sekunder, terjadi pada fase aktif kala I atau kala II. Permulaan his baik, kemudian pada permulaan selanjutnya terdapat gangguan atau kelainan. 2) Inersia Uteri Hipertonik Adalah kelainan his dengan kekuatan cukup besar (kadang sampai melebihi normal) namun tidak ada koordinasi kontraksi dari bagian atas, tengah dan bawah uterus sehingga tidak efisien untuk membuka serviks dan mendorong bayi keluar.

12 18 3) His Yang Tidak Terkoordinasi Sifat his yang berubah- ubah, tidak ada koordinasi dan sinkronisasi antar kontraksi dan bagian bagiannya. Pada bagian atas dapat terjadi kontraksi tetapi bagian tengah tidak, sehingga menyebabkan terjadinya lingkaran kekejangan yang mengakibatkan persalinan tidak maju. c. Distosia Karena Kelainan Alat Kandungan 1) Vulva kelainan yang bisa menyebabkan kelainan vulva adalaah oedema vulva, stenosis vulva, kelainan bawaan, varises, hematoma, peradangan, kondiloma kauminta dan fistula 2) Vagina Kelainan yang dapat menyebabkan distosia adalah: Kelainan vagina, Stenosis vagina congenital, Tumor vagina, Kista vagina 3) Uterus Kelainan yang penting berhubungan dengan persalinan adalah distosia servikalis. Karena disfungtional uterine action atau karena parut pada serviks uteri. Kala I serviks uteri menipis akan tetapi pembukaan tidak terjadi sehingga merupakan lembaran kertas dibawah kepala janin. d. Distosia Karena Kelainan Janin Kelainan janin ini dapat berupa bayi besar (lebih dari 4000gram), hidrosefalus, anensefalus, janin kembar siam dan janin tidak memperoleh oksigen yang cukup e. Distosia Karena Kelainan Jalan Lahir. Kelainan ini berupa kesempitan pintu atas panggul, kesempitan bidang tengah pelvis dan kesempitan pintu bawah panggul.

13 19 B. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst kemudian menjadi anxiety yang berarti kecemasan, merupakan suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu efek negative. Menurut Halminton (2006) ansietas atau kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang berkaitan dengan persaaan tidak pasti dan tidak berdaya.kecemasan adalah respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal (Videbeck, 2008), Ansietas adalah persaaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi, ketika merasa cemas individu merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin mempunyai firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi, tidak ada objek yang dapat diidentifikasikan sebagai stimulus ansietas. Ansietas merupakan alat peringatan internal yang memberikan tanda bahaya kepada individu. Pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian dari kecemasan adalah keadaan seseorang yang mengalami perasaan terjepit, terancam, gelisah serta kekhawatiran atau cemas yang bersifat subjektif dan adanya aktifitas sistem saraf otonom dalam berespon terhadap ancaman yang tidak jelas dan spesifik (Videbeck, 2008). 2. Manifestasi Klinis Menurut Carpenito (2002), Hamilton (2006) ada beberapa tanda dan gejala cemas antara lain : a. Fisiologis Peningkatan frekuensi nadi, peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi nafas, diaforesis, suara bergetar/perubahan tanda nada, palpitasi, gemetar, mual/muntah, sering berkemih, diare, ketakutan insomnia, kelelahan dan kelemahan, gelisah, pingsan/pusing, rasa panas dan dingin.

14 20 b. Emosional Individu merasakan ketakutan, rasa tidak berdaya, gugup dan kehilangan percaya diri, pada orang cemas individu merasakan ketegangan, kehilangan kontrol dan tidak dapat rileks. Antisipasi ketegangan individu memperlihatkan peka rangsang/tidak sabar, cenderung menyalahkan orang lain, marah meledak, reaksi terkejut, menangis, mengkritik diri sendiri dan kurang inisiatif mengutuk diri sendiri. c. Kognitif Individu tidak mampu berkonsentrasi dengan baik, memperlihatkan kurangnya orientasi lingkungan, pelupa, termenung, individu berorientasi pada masa lalu daripada saat ini dan akan datang, individu tampak perhatian yang berlebihan dan memblok pikiran. 3. Tingkatan Kecemasan Menurut Videbeck (2008) dan Hamilton (2006) membagi kecemasan menjadi empat tingkat antara lain ansietas ringan, ansietas sedang, ansietas berat dan ansietas panik yaitu : a. Cemas ringan Ansietas atau cemas ringan diperlukan seseorang untuk dapat berespon secara efektif terhadap lingkungan dan kejadian, berhubungan dengan ketegangan otot ringan, sadar akan lingkungan dan rileks atau sedikit gelisah. Pada keadaan cemas ringan respon emosional sedikit tidak sabar, aktifitas menyendiri, terstimulasi dan tenang. Seorang cemas ringan dijumpai hal-hal sebagai berikut : Lapangan persepsi luas, terlihat percaya diri dan tenang, waspada dan memperhatikan banyak hal, mempertimbangakn informasi, Cenderung untuk tidur. b. Cemas sedang Cemas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada suatu hal dan mengesampingkan yang lain, kepercayaan diri goyah,

15 21 ketegangan otot sedang sehingga seseorang mengalami tidak perhatian secara selektif. Seseorang dengan kecemasan sedang biasanya menunjukan keadaan seperti : Lapang persepsi menurun, perubahan suara: bergetar, nada suara tinggi, pupil dilatasi, mulai berkeringat, kewaspadaan dan ketegangan meningkat, peningkatan tanda-tanda vital, respon yang muncul adalah : Respon fisik sering berkemih, pola tidur berubah, respon kognitif rentang perhatian menurun Respon emosional : Mudah tersinggung, banyak pertimbangan. c. Cemas berat Kecemasan ini menyebabkan persepsi terkurangi sehingga cenderung terjadi penurunan ketrampilan kognitif menurun secara signifikan, individu yang mengalami ansietas berat sulit untuk berfikir dan melakukan pertimbangan, pada ansietas berat individu memperlihatkan kegelisahan, iritabilitas atau menggunakan cara psikomotor-emosional yang sama lainnya untuk melepas ketegangan. Hal-hal yang sering dijumpai pada seseorang dengan cemas berat adalah : 1) Lapang persepsi terbatas, proses berfikir terpecah-pecah, ketika diinstrusikan untuk melakukan sesuatu tidak dapat berkonsentrasi. 2) Tidak mampu mempertimbangkan iinformasi 3) Hiperventilasi, takikardi, pengeluaran keringat meningkat 4) Berkomunikasi sulit dipahami, berteriak, gemetar 5) Kontak mata buruk, menaruk diri, kebutuhan ruang gerak meningkat d. Cemas panik Kecemasan yang berhubungan dengan ketakutan dan teror, individu akan mengalami panik dan tidak mampu mengontrol persepsi walaupun dengan pengarahan, terjadi peningkatan aktifitas motorik menurunkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain. Panik merupakan disorganisasi kepribadian, pada keadaan panik hormon stres dan neurotransmiter berkurang.

16 22 Hal-hal yang dapat dijumpai dengan keadaan cemas panik adalah : 1) Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun 2) Pikiran tidak logis hilang kemampuan mengingat, individu pada keadaan panik tidak dapat melihat atau memahami situasi. 3) Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi dan keadaan saat panik individu tidak dapat tidur. 4) Pikiran tidak logis, terganggu dan tidak rasional RENTANG RESPON Respon adaptif Antisipasi CEMAS Ringan Sedang Berat Respon maladaptif Panik Bagan 1. Rentang Respon Cemas menurut Videbeck (2008). C. Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kecemasan dapat meningkatkan resiko dalam proses persalinan yaitu mengenai keadaan jalan lahir dan bayi akan dilahirkan. Hal ini tidak dikemukakan berlebih karena akan dapat merugikan ibu hamil itu sendiri. Banyak wanita takut akan nyeri persalinan atau kerusakan sebaab mereka tidak mengetahui tentang anatomi dan proses persalinan. Perempuan mengespresikan mengenai perilaku selama hamil sampai proses persalinan dan bagaimana seseorang untuk menerima dirinya dan berperilaku (Bobak, 2005). Proses persalinan adalah saat yang menegangkan bagi seorang ibu. Kebanyakan ibu mengalamin kecemasan, rasa tidak nyaman, rasa sakit menjelang persalinan dan selama melahirkan serta ketakutan akan kerusakan jalan lahir. Rasa takut dapat timbul karena kekhawatiran akan proses melahirkan yang aman untuk dirinya dan bagi bayi yang dikandungnya (Bobak, 2005).

17 23 Perasaan tidak enak, takut dan ragu-ragu akan persalinan yang akan dihadapi kerap melanda ibu, meliputi perasaan apakah persalinan akan berjalan normal, apakah bayinya normal atau tidak dan lain-lain serta ketidakpastian yang harus bercampur rasa sakit yang luar biasa. Reaksi ibu saat bersalin bersifat sangat individual, tergantung dengan daya tahannya terhadap rasa sakit dan mental. Ibu yang siap mental akan menjalani persalinan dengan tenang (Simkin, 2005). D. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Lama Persalinan Kecemasan yang dirasakan ibu hamil akan berdampak pada janin yang dikandungnya, pikiran negatif dapat berdampak buruk bagi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Ibu hamil yang sering kali merasa khawatir bahkan stres memiliki kecenderungan untuk melahirkan bayi prematur. Hal ini terjadi karena stres dan kecemasan memicu produksi Cortiotrophin Releasing Hormone (CRH), hormon ini juga memiliki fungsi sebagai tanda bila persalinan akan tiba. Janin dalam rahim dapat merespon apa yang sedang dirasakan ibunya seperti detak jatung ibu. Semakin cepat detak jantung ibu semakin cepat pula pergerakan janin dalam rahim. Ibu hamil yang mengalami kecemasan atau stres maka detak jantung akan meningkat dan dia akan melahirkan bayi prematur atau lebih kecil dari bayi normal lainnya bahkan mengalami keguguran (Walsh, 2008). Hormon yang dominan pada saat kehamilan yaitu estrogen dan progesteron, hormon estrogen berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostalgandin dan rangsangan mekanis sedangkan progesteron berfungsi menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan prostalgandin, rangsangan mekanis dan menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

18 24 Pada kehamilan kedua hormon tersebut berada dalam keadaan seimbang, sehingga kehamilan bisa dipertahankan. Perubahan keseimbangan kedua hormon tersebut menyebabkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise parst posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton Hicks. Kontraksi ini akan menjadi kekuatan yang dominan pada saat persalinan dimulai, makin tua kehamilan maka frekuensi kontraksi semakin sering. Oksitosin bekerja bersama atau melalui prostaglandin yang makin meningkat mulai umur kehamilan minggu ke -15 sampai aterm (Walsh, 2008). Faktor psikologi juga dapat mempengaruhi pengeluaran oksitosin, seperti yang bahwa kekhawatiran dapat meningkatkan produksi adrenalin yang menghambat aktivitas uterus dan mungkin menyebabkan persalinan lama, karena dari rangsangan psikologis tersebut hipotalamus akan menerima informasi melalui system saraf dan informasi ini akan disatukan dalam hipotalamus itu sendiri dan kemudian dari hipotalamus akan memerintahkan hipofisis untuk mengeluarkan adrenalin sehingga produksi adrenalin meningkat dan dapat menghambat aktivitas uterus dan dimungkinkan dapat menyebabkan persalinan lama. Kecemasan akan menyebabkan nyeri yang dapat meningkatkan sekresi adrenalin dan katekolamin sehingga terjadi peningkatan cardiac output, irama dan denyut jantung, gastrointestinal dan tekanan darah yang akan menyebabkan hiperventilasi serebral dan aliran darah uterus menjadi vasokonstriksi, keseimbangan asam basa menjadi berubah menimbulkan alkalosis maternal (yang mana mungkin menyebabkan hipoksia janin), mual dan muntah, mengganggu aktivitas uterus dengan adanya penurunan kontraksi (katekolamin) dan menggangu fungsi kandung kemih, dengan terhambatnya miometrium dalam berkontraksi dan beretraksi maka proses pemendekan dan penebalan segmen atas uterus berkurang sehingga janin kurang terdorong ke bawah yang menyebabkan penekanan pada servik kurang maksimal. Begitu juga kerja dari segmen bawah kurang yang seharusnya terjadi penarikan oleh segmen atas uterus tapi karena segmen

19 25 atas kurang maksimal dalam berkontraksi dan beretraksi sehingga tarikan ke segmen bawah uterus juga kurang maksimal, oleh karena itu proses effacement dan dilatasi servik akan berlangsung lebih lama dan dapat terjadi persalinan lama (Simkin, 2005).

20 26 E. Kerangka Teori Faktor yang mempengaruhi lamanya persalinan Ibu : 1. Umur 2. Paritas 3. Keadaan His 4. Keadaan Panggul 5. Keadaan janin dan besar janin 6. Kecemasan Lama persalinan Bagan 2 Kerangka Teori Kerangka Teori Penelitian Sumber Modifikasi: Manuaba, 2006; Videbeck, 2008; Wiknjosastro,2002; Bobak, F. Kerangka konsep Variabel Independent Tingkat kecemasan Variabel Dependent Lama persalinan Bagan 3. Kerangka Konseptual Penelitian G. Variabel Penelitian 1. Variabel Independent (bebas) Variabel Independent (bebas) dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan. 2. Variabel Dependent (terikat) Variabel Dependent (terikat) dalam penelitian ini adalah lama persalinan.

21 27 H. Hipotesis Hipotesa penelitian yang diajukan dalam penelitian adalah : Ada hubungan yang bermakna antara tingkat kecemasan ibu bersalin dengan lama persalinan kala 1 fase aktif di Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Persalinan 1.1 Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar janin dan placenta dari dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002, hlm. 180). Menurut Mochtar, 1998, jenis persalinan terbagi :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002, hlm. 180). Menurut Mochtar, 1998, jenis persalinan terbagi : 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan 1. Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi, yang mampu hidup, dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002,

Lebih terperinci

Istilah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan

Istilah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan Mata Kuliah Semester/Kelas Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Dosen Pengampu : Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir : III/Reguler : Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan

Lebih terperinci

Mekanisme Persalinan Normal. Dr. Iskandar Syahrizal SpOG

Mekanisme Persalinan Normal. Dr. Iskandar Syahrizal SpOG Mekanisme Persalinan Normal Dr. Iskandar Syahrizal SpOG Mekanisme Persalinan dan Kemajuan Persalinan Persalinan / Partus Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus

Lebih terperinci

PROSES PERSALINAN & KELAHIRAN. R. Nety

PROSES PERSALINAN & KELAHIRAN. R. Nety PROSES PERSALINAN & KELAHIRAN R. Nety Rustikayanti @2018 Tujuan Menjelaskan 5 faktor yang mempengaruhi proses persalinan Mendeskripsikan struktur anatomi tulang panggul Mengenali ukuran normal diameter

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki oleh seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Persalinan Normal 2.1.1 Pengertian Persalinan Normal Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan dan dapat

Lebih terperinci

REFRESHING Persalinan Normal Stase Obstetri Ginekologi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

REFRESHING Persalinan Normal Stase Obstetri Ginekologi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih REFRESHING Persalinan Normal Stase Obstetri Ginekologi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Disusun oleh : Kartika Eka Wulandari S.Ked ( 2009730089 ) DOSEN PEMBIMBING : dr.edy Purwanta, Sp.OG PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012 memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di Indonesia menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ruptur Perineum 1. Pengertian Ruptur Perineum Ruptur perineum adalah robekan perineum yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan maupun dengan menggunakan alat atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst kemudian menjadi anxiety berarti kecemasan yaitu suatu kata yang digunakan oleh Frued untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

Lebih terperinci

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp ASUHAN KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp TANDA PERSALINAN : KELUAR LENDIR BERCAMPUR DARAH (BLOODY SHOW) TERDAPAT HIS YANG ADEKUAT DAN TERATUR TERDAPAT PEMBUKAAN/DILATASI

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Intra Natal. Niken Andalasari

Asuhan Keperawatan Intra Natal. Niken Andalasari Asuhan Keperawatan Intra Natal Niken Andalasari 1 Fisiologi persalinan Definisi Partus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yg dapat hidup dari dalam uterus ke dunia luar Partus immaturus: kurang dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan terus menerus dalam perilaku atau pemikiran (Seifert,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kehamilan merupakan masa yang sangat istimewa dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kehamilan merupakan masa yang sangat istimewa dalam kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kehamilan merupakan masa yang sangat istimewa dalam kehidupan seorang wanita dan keluarga. Namun di samping itu terdapat kecemasan yang ditimbulkan ketika menjalani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecemasan Kecemasan merupakan reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin serta bayi baru lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang. Sekitar 25-50% kematian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan 1. Pengertian Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan atau partus merupakan proses fisiologis terjadinya kontraksi uterus secara teratur yang menghasilkan penipisan dan pembukaan serviks secara progresif. Perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan 1. Pengertian persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo. 2005.hlm.180).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan lahirnya bayi, placenta dan membran dari rahim ibu (Depkes, 2004). Persalinan dan kelahiran

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN. Nor Tri Astuti Wahyuningsih, SST, M.Kes

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN. Nor Tri Astuti Wahyuningsih, SST, M.Kes FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN Nor Tri Astuti Wahyuningsih, SST, M.Kes 5P (faktor) Tenaga atau kekuatan (Power) Janin (Passanger) Jalan lahir (passage) Psikis ibu Penolong POWER Adalah kekuatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diakibatkan dari kerusakan jaringan potensial atau aktual (Suddarth & Brunner dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diakibatkan dari kerusakan jaringan potensial atau aktual (Suddarth & Brunner dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri Nyeri adalah pengalaman sensori atau emosional yang tidak menyenangkan yang diakibatkan dari kerusakan jaringan potensial atau aktual (Suddarth & Brunner

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Persalinan 2.1.1 Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui

Lebih terperinci

Distosia. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Distosia. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Distosia Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Distosia adalah Waktu persalinan yang memanjang karena kemajuan persalinan yang terhambat. Persalinan lama memiliki definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Persalinan a. Pengertian Persalinan adalah rangkaian peristiwa mulai dari kencengkenceng teratur sampai dikeluarkannya produk konsepsi (janin, plesenta, ketuban,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 Heriani STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi DIII Kebidanan Email: herianibiomedik@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PIMPINAN PERSALINAN BY: ADE. R. SST

PIMPINAN PERSALINAN BY: ADE. R. SST PIMPINAN PERSALINAN BY: ADE. R. SST PIMPINAN PERSALINAN KALA I Pada kala I dilakukan pengawasan pada wanita inpartu, dan persiapan untuk persalinan. Memberikan obat atau tindakan bila ada indikasi. Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kompres 1. Kompres hangat Adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an. terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an. terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan BAB V PEMBAHASAN A. Karateristik Responden Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan Februari sampai bulan April

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir (Bobak, 2012). Persalinan dikatakan normal jika proses

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002). BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persalinan 2.1.1. Definisi Persalinan Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadinya dilatasi serviks lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002). Persalinan

Lebih terperinci

PERSALINAN DAN NIFAS Dr. MAYANG ANGGRAINI PRODI MIK, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PERSALINAN DAN NIFAS Dr. MAYANG ANGGRAINI PRODI MIK, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PERSALINAN DAN NIFAS Dr. MAYANG ANGGRAINI PRODI MIK, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN Persalinan (INTRANATA L) Dan NIFAS By. Santi Wahyuni, SKp, M.Kep., Sp.Mat. Topik 1. Pengertian persalinan & status obstetrik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa Plasenta merupakan bagian dari kehamilan yang penting, mempunyai bentuk bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500 gram. Plasenta

Lebih terperinci

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin By. Ulfatul Latifah, SKM Kebutuhan Dasar pada Ibu Bersalin 1. Dukungan fisik dan psikologis 2. Kebutuhan makanan dan cairan 3. Kebutuhan eliminasi 4. Posisioning dan aktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran seseorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan pustaka. Jhon (2007) dalam buku 26 keys of happines menyebutkan

BAB II. Tinjauan pustaka. Jhon (2007) dalam buku 26 keys of happines menyebutkan 5 BAB II Tinjauan pustaka 2.1 Pengalaman Jhon (2007) dalam buku 26 keys of happines menyebutkan beberapa experiece itu sendiri yaitu pengalaman adalah tempat belajar yang bagus, tetapi bayarannya tinggi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori 1. Kecemasan Situasi yang mengancam atau yang dapat menimbulkan stres dapat menimbulkan kecemasan pada diri individu. Atkinson, dkk (1999, p.212) menjelaskan kecemasan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Prematur Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin

Lebih terperinci

Oleh : Dr. HOTMA P. PASARIBU, SpOG

Oleh : Dr. HOTMA P. PASARIBU, SpOG PERSALINAN NORMAL Oleh : Dr. JENIUS L. TOBING, SpOG Dr. HOTMA P. PASARIBU, SpOG DEFINISI Persalinan proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu, dianggap normal usia kehamilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Anemia Ibu Bersalin a. Definisi Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunya hemoglobin sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk

Lebih terperinci

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari 1. Definisi Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengna perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (stuart & sundeeen,1995). Kecemasan

Lebih terperinci

LP INTRA NATAL LAPORAN PENDAHULUAN INTRA NATAL

LP INTRA NATAL LAPORAN PENDAHULUAN INTRA NATAL LP INTRA NATAL LAPORAN PENDAHULUAN INTRA NATAL A. Definisi Persalinan. Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti ditingkatkan melalui sikap respontif dan efektif dalam melakukan suatu tindakan untuk memberi kenyamanan

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI ANTARA PRIMIPARA DAN MULTIPARA. Siti Aisyah

PERBEDAAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI ANTARA PRIMIPARA DAN MULTIPARA. Siti Aisyah PERBEDAAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI ANTARA PRIMIPARA DAN MULTIPARA Siti Aisyah Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Ketuban pecah dini (KPD) merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia angka kematian maternal di Indonesia mengalami. kehamilan atau persalinan (Sujudi, , http:

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia angka kematian maternal di Indonesia mengalami. kehamilan atau persalinan (Sujudi, , http: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian maternal di Indonesia dewasa ini masih tinggi dibandingkan negara-negara berkembang lainnya. Berdasarkan data dari Survey Demografi Kesehatan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kurma 2.1.1 Definisi Kurma Kurma atau dalam bahasa ilmiahnya Dactylifera Phoenix, merupakan buah asli dari Semenanjung Arab, Timur Tengah dan Afrika Utara. Warna kurma

Lebih terperinci

Referat Fisiologi Nifas

Referat Fisiologi Nifas Referat Fisiologi Nifas A P R I A D I Definisi Masa Nifas ialah masa 2 jam setelah plasenta lahir (akhir kala IV) sampai 42 hari/ 6 bulan setelah itu. Masa Nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan sangat membahagiakan setiap keluarga. Maka segala dukungan moral dan. kesejahteraan ibu dan janinnya. (Maryunani, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan sangat membahagiakan setiap keluarga. Maka segala dukungan moral dan. kesejahteraan ibu dan janinnya. (Maryunani, 2010). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERSALINAN Persalinan atau melahirkan bayi adalah suatu proses normal pada wanita usia subur. Persalinan merupakan peristiwa penting yang sangat ditunggu oleh setiap pasangan

Lebih terperinci

Gangguan Ansietas, Fobia, dan Obsesif kompulsif

Gangguan Ansietas, Fobia, dan Obsesif kompulsif Gangguan Ansietas, Fobia, dan Obsesif kompulsif Ns Wahyu Ekowati MKep., Sp J Materi Kuliah Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) www.unsoed.ac.id 1 Tujuan pembelajaran Menyebutkan kembali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan salah satu pengalaman yang tidak terlupakan bagi seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup

Lebih terperinci

NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER. Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA

NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER. Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA PERSALINAN NORMAL 3 faktor yang menentukan prognosis persalinan, yaitu : Jalan lahir (passage)

Lebih terperinci

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV )

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV ) PERSALINAN NORMAL ( KALA IV ) Pengertian Bagian kebidanan dan kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo masih mengenal kala IV, yaitu satu jam setelah placenta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KECEMASAN 1. Defenisi Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Defenisi Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan plasenta)nyang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013 HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013 Sri Wahayu 1, Erika Agung M, SST 2, Heni Maryati, S.Kep.,Ns,.M.Kes

Lebih terperinci

BAB I. Ari Kurniarum, S.SiT, M.Kes

BAB I. Ari Kurniarum, S.SiT, M.Kes BAB I KONSEP DASAR PERSALI NAN Ari Kurniarum, S.SiT, M.Kes PENDAHULUAN Tingginya komplikasi obstetri seperti perdarahan pasca persalinan, eklampsia, sepsis dan komplikasi keguguran menyebabkan tingginya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Definisi Kehamilan adalah hal yang luar biasa karena menyangkut perubahan fisiologis, biologis dan psikis yang mengubah hidup seorang wanita. Kehamilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan 1. Definisi Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan lahir spontan dengan presentase belakang kepala, tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri ini. Pasalnya, angka kematian ini menunjukkan gambaran derajat kesehatan di suatu wilayah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Persalinan a. Pengertian persalinan Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal, suatu respon emosional yang tidak baik dan penuh kekhawatiran. Suatu rasa yang tidak terekspresikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perineum merupakan bagian penting pada saat proses persalinan yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan pada saat proses persalinan secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Stres 2.1.1 Pengertian Menurut Hawari (2001), stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Ini

Lebih terperinci

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Kala I Bantu ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan Jika ibu tampak kesakitan, dukungan yg dapat dierikan : Perubahan posisi, tetapi jika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kepercayaan Kata trust berasal dari bahasa Jerman trost (Shaw, 1997) yang berarti kenyamanan (comfort). Seseorang akan memberikan rasa percaya kepada orang yang layak untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama. digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap Dari data subjektif didapatkan hasil, ibu bernama Ny. R umur 17 tahun, dan ini merupakan

Lebih terperinci

1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh

1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh 1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum). Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak merniliki objek yang spesifik. Kecemasan adalah

Lebih terperinci

EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA ABSTRAK

EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA ABSTRAK EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA Sri Mintarsih STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta Jl. Tulang Bawang Selatan No. 26 Tegalsari RT 01 RW 32 Kadipiro Banjarsari Surakarta Email

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan suatu teori kontrol. Tetapi yang jika dihubungkan dengan perantara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan suatu teori kontrol. Tetapi yang jika dihubungkan dengan perantara 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tindakan Teori tindakan adalah teori perilaku manusia dan disengaja bagi perantara merupakan suatu teori kontrol. Tetapi yang jika dihubungkan dengan perantara tersebut

Lebih terperinci

Distosia Karena Kelainan Tenaga (His)

Distosia Karena Kelainan Tenaga (His) Distosia Karena Kelainan Tenaga (His) Distosia Karena Kelainan Tenaga (His) His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan rintangan yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. terletak antara vulva dan anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. terletak antara vulva dan anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rupture Perineum 2.1.1 Pengertian Perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul yang terletak antara vulva dan anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis

Lebih terperinci

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Angka kematian merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat. Angka kematian yang berhubungan dengan ibu dan anak adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya wanita mengatakan bahwa menjadi hamil adalah suatu pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang luar biasa untuk wanita, dengan hadirnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Persalinan 2.1.1 Pengertian Persalinan Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan adalah pelepasan dan pengeluaran produk konsepsi (janin, air ketuban, plasenta dan selaput

Lebih terperinci

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Angka kematian ibu (AKI) melahirkan yang terjadi pada saat kehamilan

Lebih terperinci

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN Dolis Yesti Fennyria Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Sectio caesarea merupakan salah satu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Safe Motherhood adalah upaya yang dilakukan untuk menekan angka kematian ibu. Di Indonesia upaya Safe Motherhood diartikan sebagai upaya untuk kesejahteraan atau keselamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan Partograf 1. Definisi Penggunaan Penggunaan adalah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu, pemakaian (KBBI, 2005). Penggunaan (penerapan) adalah suatu tindakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berakhir sampai permulaan persalinan (Saifuddin, 2006). Wibisono (2009),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berakhir sampai permulaan persalinan (Saifuddin, 2006). Wibisono (2009), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehamilan 2.1.1 Pengertian Kehamilan dan primigravida Kehamilan adalah suatu keadaan dimana seorang wanita berhenti menstruasi karena terjadi konsepsi atau pertemuan sel telur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian. jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI di Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian. jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI di Indonesia yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian Ibu (AKI) dalam kehamilan dan persalinan dunia mencapai 586.000 jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berat

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu proses yang fisiologis. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari

Lebih terperinci

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1 NAMA : LAUREN LITANI NIM : 09033 SEMESTER : 1 ANGKATAN : XII Setelah saya melihat dan mempelajari hasil yang dikerjakan oleh Triana Wahyuning Pratiwi dari kelompok 7 pada nomor 4, menurut saya pekerjaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara 750-1000 per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan Negara maju,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita. Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami proses kehamilan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SENAM HAMIL DENGAN PROSES PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN AS SYIFA UL UMMAH GROBOGAN

HUBUNGAN ANTARA SENAM HAMIL DENGAN PROSES PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN AS SYIFA UL UMMAH GROBOGAN HUBUNGAN ANTARA SENAM HAMIL DENGAN PROSES PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN AS SYIFA UL UMMAH GROBOGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kemampuan Harus diakui bahwa setiap aktivitas yang dilakukan haruslah dilandasi dengan kemampuan. Tanpa kemampuan, apapun yang dilakukan akan sulit dicapai. Kemampuan

Lebih terperinci

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

Lebih terperinci