Proses Perencanaan Komprehensif (Teoritik)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Proses Perencanaan Komprehensif (Teoritik)"

Transkripsi

1 S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 4 Proses Perencanaan Komprehensif (Teoritik) Bahan Kuliah--Dipakai terbatas di lingkungan sendiri Dosen: Achmad Djunaedi Komunikasi achmaddjunaedi@yahoo.com FB: Layanan Akademik A-Djunaedi (adjun@ugm.ac.id) Versi 2012 Proses Perencanaan Komprehensif (Teoritik) DAFTAR TOPIK 1. Pengantar (mengapa kita perlu memahami dasar teorinya?) 2. Perkembangan Paradigma Perencanaan di Dunia dan di Indonesia 3. Teori/Konsep Rasionalitas & Keputusan Publik 4. Menyikapi Ketidakpastian dalam Perencanaan publik 5. Perencanaan Komprehensif di AS Referensi: Bab 3 Proses Penyusunan Rencana Komprehensif, dari buku A, Djunaedi, 2012, Proses Perencanaan Wilayah dan Kota, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 2 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 1

2 Topik 1: Pengantar Tujuan: memberikan pemahaman terhadap dasar teori Rational Comprehensive Planning () 3 Perencanaan adalah Praxis Perencanaan adalah Praxis (dalam arti gabungan antara Teori dan Praktek) Contoh bidang ilmu yg merupakan praxis: kedokteran, perencanaan (wilayah, kota & daerah). Praktek perencanaan memerlukan teori bukan hanya untuk menata dunia dan lingkungan, tapi juga untuk menjelaskan praktek tsb ke para pelakunya. Tindakan perencanaan saling tergantung dgn pelaku dan lingkungannya serta interaksi antar pelaku/ manusia. Perencanaan merupakan kegiatan preskriptif (memberi solusi), bukan deskriptif (menjelaskan). Sumber: Alexander, E.R Approaches to Planning: Introducing Current Planning Theories, Concepts, and Issues. Gordon and Breach Science Publishers. New York. 4 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 2

3 Hubungan Teori & Praktek dan Paradigma Abstraksi Paradigma Teori Model/Rumus/Prosedur Empiri Praktek / Kegiatan Rencana / Artefak 5 Hubungan Teori & Praktek dalam Perencanaan Praktek mengacu Teori dan Per-UU-an yg berlaku. Paradigma Teori & Prosedur Pedoman/ Per-UU-an Praktek Pedoman/ Per-UU-an berpihak pada suatu (cara pandang) tertentu, maka pedoman mengacu pada teori-teori tertentu di bawah yg dipilih. 6 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 3

4 Topik 2: Perkembangan Paradigma Perencanaan Tujuan: Memahami (secara teoritis) perkembangan perencanaan di dunia dan di Indonesia 7 Sumber Keputusan Perencanaan Rasionalitas (kepakaran individual) Kesepakatan (kelompok) Paradigma dasar: Rational Comprehensive Planning () & perkembangannya (a.l. incremental planning) Paradigma yg mengkritik, antara lain: Strategic Planning, Advocacy Planning, Adaptive Planning 8 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 4

5 Pra Jatuh-Bangun (1) Pengembangan Zaman keemasan Anomali : Di Dunia Krisis Master Planning, dsb. Incremental Planning Banyak kritik Strategic Planning Dsb Pra Jatuh-Bangun (2) Pengembangan Zaman keemasan Anomali : Di Dunia Krisis Pre-paradigm Period. Didalam perioda ini Incremental tidak ada konsensus Planning diantara para ilmuwan tentang dasar. Schools Strategic of thought yang saling berkompetisi berusaha untuk Master Planning mendapatkan legitimasi dan dominasi. Perioda ini dimulai pada akhir abad Dsb. ke- Planning, 19 sampai dengan awal tahun 1920-an. Sebagai ilustrasi dsb. dikemukakan adanya berbagai variasi aliran perencanaan kota di Amerika dan Eropa pada masa itu, misalnya Banyak (1) city beautiful movement, (2) master planning, (3} the park kritik movement, (4) housing reform, (5) social reform-settlement houses dan (6) municipal reform. Keanekaragaman aliran mewarnai keadaan pada preparadigm period 10 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 5

6 Pra Jatuh-Bangun (3) Pengembangan Zaman keemasan Anomali : Di Dunia Krisis Paradigm development. Secara garis besar Incremental perioda ini Planning terjadi antara tahun 1920-an sampai pertengahan tahun Strategic Adanya semacam konsensus diantara para teoritisi Master Planning dan praktisi yang mengarah pada orientasi proses perencanaan Dsb. Planning, tertentu. Didalam lingkup perencanaan kota, perencanaan tata dsb. guna tanah yang komprehensif merupakan bentuk/model perencanaan yang banyak diterapkan diberbagai Banyak kota di Amerika dan Eropa. Comprehensive land kritik use planning dan zoning merupakan proses dan produk perencanaan yang dilegitimasi oleh berbagai pemerintahan kota sebagai arah dan alat untuk pengelolaan/pengembangan kota Pra Jatuh-Bangun (4) Pengembangan Zaman keemasan Anomali : Di Dunia Krisis Paradigm articulation. Didalam perioda Incremental ini, Planning penelitian tentang pemecahan problem (problemsolving research) dan pengembangan teori didalam Strategic Master perencanaan dirangsang dan diarahkan oleh Planning Dsb. Planning, dominan. Perioda ini terjadi antara dsb. pertengahan tahun 1940 sampai dengan tahun 1950-an. Didalam perioda ini, teori perencanaan Banyak yang bersifat rasional dan komprehensif kritik ini secara lebih lanjut dikembangkan oleh para ilmuwan termasuk Hebert Simon, Branch dan yang lainnya Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 6

7 Pra Jatuh-Bangun (5) Pengembangan Zaman keemasan Anomali : Di Dunia Krisis Paradigm anomaly. Pada kurun waktu Incremental ini, Planning dominan mengalami fenomena yang paradoksial. Strategic Perioda ini terjadi antara tahun 1960-an dan Master Planning awal tahun 1970-an. Ketidaktepatan didalam peramalan serta Dsb. Planning, kegagalan didalam pemecahan problema sosial dan dsb. rasial, serta ketidakmampuan untuk menanggapi isu-isu politik mulai dirasakan oleh para teoritisi Banyak dan praktisi. Kritik terhadap kelemahan mulai kritikbermunculan diberbagai tempat. Aliran perencanaan yang berwawasan sosial dan aliran yang memihak golongan lemah mulai muncul Pra Jatuh-Bangun (6) Pengembangan Zaman keemasan Anomali : Di Dunia Krisis Paradigm Crisis. Upaya memecahkan Incremental anomali didalam Planning yang telah ada (proses modifikasi) Strategic dan proses penyusunan alternatif baru Master Planning mulai dilakukan sebagai reaksi atas kelemahan Dsb. Planning, yang telah ada. Didalam kurun waktu ini, terjadi lagi dsb. munculnya berbagai school of thought yang saling bersaing. Perioda ini terjadi antara Banyak akhir tahun 1970-an dan tahun 1980-an. Perioda ini diwarnai kritik dengan fragmentasi orientasi dari para perencana. Batas-batas profesi para perencana menjadi tidak jelas dan saling tumpang tindih Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 7

8 Pergeseran Paradigma Perencanaan (Kota) di Indonesia Pra Pengembangan Master Planning (penyusunan Rencana Induk Kota/ RIK) Zaman keemasan Anomali Krisis (penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota / RUTRK, dsb) Perencanaan Strategis ?? Perencanaan Partisipatori 15 Topik 3: Teori/Konsep Rasionalitas & Keputusan Publik Tujuan: Memahami teori/konsep rasionalitas & keputusan publik sebagai dasar teori bagi Rational Comprehensive Planning 16 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 8

9 Pengertian Rasionalitas Rasionalitas (rationality) adalah cara berfikir mengenai problema, yg ditandai dgn pemakaian pendekatan ilmiah dalam analisisnya serta cara tertentu dalam pencarian solusi thd problema. Rasionalitas dilakukan secara sistematis dan dilakukan evaluasi terhadap berbagai alternatif cara; dalam rangka memilih cara/strategi yg terbaik utk mencapai tujuan. Rasionalitas menjadi dasar aliran Rational Comprehensive Planning (). Sumber: Alexander, E.R Approaches to Planning: Introducing Current Planning Theories, Concepts, and Issues. Gordon and Breach 17 Science Publishers. New York: halaman 11-. Proses Perencanaan berdasar Rasionalitas Pengumpulan & Pengolahan data Analisis perencanaan Masukan balik (feed back) Penyusunan Dokumen Rencana Monitoring & Evaluasi Penyusunan Program & Proyek/Tindakan Tindakan/Kegiatan 18 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 9

10 Proses Perencanaan berdasar Rasionalitas Pengumpulan & Pengolahan data Analisis perencanaan Masukan balik (feed back) Perumusan Tujuan & Sasaran Perencanaan Pengembangan Alternatif Rencana Evaluasi & Seleksi Alternatif Rencana Monitoring & Evaluasi Penyusunan Dokumen Rencana Penyusunan Program & Proyek/Tindakan Tindakan/Kegiatan 19 Perkembangan Rasionalitas Rasionalitas (rationality) bersifat kepakaran homogen Bila dalam suatu kelompok heterogen, apakah punya cara berfikir yang sama? Pemikiran kelompok mengarah pada kesepakatan bersama (meskipun tiap individu berfikir berdasar rasionalitas masingmasing). Kritik yang lain: betulkah manusia mampu mempertimbangkan semua alternatif cara yang mungkin? Dan masih banyak kritik lainnya lagi. 20 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 10

11 Pergeseran Rasionalitas Tadinya rasionalitas hanyalah cara berfikir (instrumental). Tapi dalam cara berfikir tersebut ada: penetapan tujuan, serta memilih alternatif terbaik; maka akan terkait dengan nilai (values) yg diyakini. Values tergantung pada / keyakinan yang mendasari perencanaan. Pertimbangan nilai (values) dalam perencanaan, misalnya, secara eksplisit masuk dalam proses perencanaan dalam aliran perencanaan strategis (lihat slide berikut). 21 Pembuatan Keputusan Kolektif Pilihan rasional perorangan biasanya berbeda jauh dari pilihan kelompok meskipun tiap anggota kelompok berfikir rasional. Pembuatan keputusan kelompok dilakukan secara demokratis (kesepakatan mayoritas). Keputusan kelompok tidak selalu harus rasional dipandang dari pemikiran perorangan. Apalagi bila berdasar keputusan kelompok secara politis, sering mengandung: bargaining, kerjasama/ negosiasi dan konsensus dan resolusi konflik. 22 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 11

12 Keputusan Kolektif Publik Kebanyakan perencanaan publik akan diputuskan secara kolektif, maka proses pengambilan keputusan secara politis paling sering terjadi. Para perencana perlu memahami proses politis utk pengambilan keputusan perencanaan di lingkungan kerjanya. 23 Topik 4: Menyikapi Ketidakpastian dalam Perencanaan Publik Tujuan: Memahami sikap Rational Comprehensive Planning dalam menghadapi ketidakpastian dalam perencanaan 24 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 12

13 Tiga macam ketidakpastian 1. Ketidakpastian terkait lingkungan: masa depan lingkungan eksternal yg berada di luar kendali perencanaan kita. 2. Ketidakpastian tentang keputusankeputusan yang terkait (di luar kendali kita). 3. Ketidakpastian terkait value judgment (berdasar nilai makna, tdk terukur) 25 Sikap Comprehensive Planning thd. Ketidakpastian (1) 1. Ketidakpastian terkait lingkungan: masa depan lingkungan eksternal yg berada di luar kendali perencanaan kita. Analisis Hinterland (daerah belakang): hanya terbatas pada wilayah sekitar daerah perencanaan (yg di luar itu dianggap tdk mempengaruhi) 26 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 13

14 Sikap Comprehensive Planning thd. Ketidakpastian (2) 2. Ketidakpastian tentang keputusankeputusan yang terkait (di luar kendali kita) Analisis oleh para pakar (rasionalitas): dianggap semua pakar mempunyai rasionalitas yg sama (semua pakar berfikir rasional yg sama) 27 Sikap Comprehensive Planning thd. Ketidakpastian (3) 3. Ketidakpastian terkait value judgment (berdasar nilai makna, tdk terukur). Analisis rasional diartikan sebagai obyektif, bebas dari nilai (perbedaan nilai/makna tidak perlu dipertimbangkan) 28 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 14

15 Topik 5: Perencanaan Komprehensif di AS Tujuan: Memahami sejarah Rational Comprehensive Planning di AS dan proses perencanaannya 29 Dimulai dari gerakan City Beautiful Awal tahun 1900an muncul City Beautiful Movement yg memberi landasan bagi proses perencanaan komprehensif (yang melibatkan pakar perencanaan guna lahan dan komisi perencanaan). Karakteristik perencanaan komprehensif: Sumber Diakses tgl 1 Okt Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 15

16 Cakupan Unsur-unsur Unsur-unsur dalam perencanaan komprehensif: (public highway/ main roads) Sumber Diakses tgl 1 Okt Proses Perenc. Komprehensif Sumber: Tgl akses: 1 Okt Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 16

17 Dasar Hukum di AS Sumber: Tgl akses: 1 Okt Penutup Sesi ini Dasar dari pendekatan perencanaan komprehensif adalah rasionalitas (berfikir rasional). Semua pakar dianggap mempunyai cara berfikir sama (yaitu rasional, obyektif, sistematis) Sampai saat ini pendekatan perencanaan komprehensif ini masih dipakai di Indonesia, terutama untuk perencanaan tata ruang. Pada sesi berikutnya kita akan membahas pedoman perencanaan tata ruang di Indonesia. 34 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 17

Ragam Pendekatan Proses Perencanaan

Ragam Pendekatan Proses Perencanaan S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 3 Ragam Pendekatan Proses Perencanaan Bahan Kuliah--Dipakai terbatas di lingkungan sendiri Dosen: Achmad Djunaedi Komunikasi email: achmaddjunaedi@yahoo.com

Lebih terperinci

S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 8 Penyusunan Rencana Strategis (Strategic Planning): Konsep Umum & Pedoman

S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 8 Penyusunan Rencana Strategis (Strategic Planning): Konsep Umum & Pedoman S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 8 Penyusunan Rencana Strategis (Strategic Planning): Konsep Umum & Pedoman Sumber: http://www.zaheerspeaks.com/tag/...planning Bahan Kuliah--Dipakai terbatas

Lebih terperinci

S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 1. Pengantar Kuliah

S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 1. Pengantar Kuliah S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 1 Pengantar Kuliah Bahan Kuliah--Dipakai terbatas di lingkungan sendiri Dosen: Achmad Djunaedi Komunikasi email: achmaddjunaedi@yahoo.com FB: Layanan Akademik

Lebih terperinci

Proses Perencanaan Komprehensif: Praktek Proses Penyusunan RTRW Provinsi-Kabupaten-Kota

Proses Perencanaan Komprehensif: Praktek Proses Penyusunan RTRW Provinsi-Kabupaten-Kota S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 5 Proses Perencanaan Komprehensif: Praktek Proses Penyusunan RTRW Provinsi-Kabupaten-Kota Bahan Kuliah--Dipakai terbatas di lingkungan sendiri Dosen: Achmad

Lebih terperinci

S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 7. Penyelenggaraan & Pengendalian Penataan Ruang

S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 7. Penyelenggaraan & Pengendalian Penataan Ruang S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 7 Penyelenggaraan & Pengendalian Penataan Ruang Bahan Kuliah--Dipakai terbatas di lingkungan sendiri Dosen: Achmad Djunaedi Komunikasi email: achmaddjunaedi@yahoo.com

Lebih terperinci

Wacana ke Masa Depan

Wacana ke Masa Depan S1 PWK UGM Proses Perencanaan Wacana ke Masa Depan Bahan Kuliah Dipakai terbatas di lingkungan sendiri Dosen: Achmad Djunaedi Email: achmaddjunaedi@yahoo.com 2011 Wacana berbasis Prediksi (1) Prediksi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS. Proses Perencanaan Semester 2

PERENCANAAN STRATEGIS. Proses Perencanaan Semester 2 PERENCANAAN STRATEGIS Proses Perencanaan Semester 2 PERENCANAAN STRATEGIS VIDEO PERENCANAAN STRATEGIS Latar belakang/konteks Rencana statutori vs rencana berbasis kinerja Manajemen strategis Perencanaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SKENARIO DAN PERENCANAAN STRATEGIS. Proses Perencanaan Semester 2

PERENCANAAN SKENARIO DAN PERENCANAAN STRATEGIS. Proses Perencanaan Semester 2 PERENCANAAN SKENARIO DAN PERENCANAAN STRATEGIS Proses Perencanaan Semester 2 PERENCANAAN SKENARIO Konteks Perencanaan Skenario kemasadepanan dan ketidakpastian ramalan dan visi Pemahaman Dasar Perencanaan

Lebih terperinci

WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan. Yogyakarta, Juni 2010 MAKALAH. Otda & Konflik Tata Ruang Publik. Oleh: Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM

WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan. Yogyakarta, Juni 2010 MAKALAH. Otda & Konflik Tata Ruang Publik. Oleh: Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan Yogyakarta, 21-22 Juni 2010 MAKALAH Otda & Konflik Tata Ruang Publik Oleh: Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM Otda & Konflik Tata Ruang Publik Wawan Mas udi JPP Fisipol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengarusutamaan Penanggulangan Bencana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengarusutamaan Penanggulangan Bencana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pengarusutamaan Penanggulangan Bencana Dengan adanya kesepakatan internasional untuk mengurangi risiko bencana (disaster risk reduction), maka sejak beberapa

Lebih terperinci

An issue ignored is a crisis ensured (Regested & Larkin, 2008:95)

An issue ignored is a crisis ensured (Regested & Larkin, 2008:95) MANAJEMEN ISU An issue ignored is a crisis ensured (Regested & Larkin, 2008:95) The reality of a crisis is socially constructed through languange, a process whereby meaning is created and agreed upon.

Lebih terperinci

MODEL DALAM KEBIJAKAN PUBLIK. R. Slamet Santoso

MODEL DALAM KEBIJAKAN PUBLIK. R. Slamet Santoso MODEL DALAM KEBIJAKAN PUBLIK R. Slamet Santoso KONSEP MODEL KEBIJAKAN PUBLIK Model digunakan krn adanya eksistensi masalah publik yg kompleks. Model = pengganti kenyataan. A model is an abstraction of

Lebih terperinci

MASALAH PARTISIPASI. Masalah pembentukan partisipasi menurut Jochen Ropke adalah : 1. Konflik kepentingan / Perbedaan keinginan (Conflict of interest)

MASALAH PARTISIPASI. Masalah pembentukan partisipasi menurut Jochen Ropke adalah : 1. Konflik kepentingan / Perbedaan keinginan (Conflict of interest) MASALAH PARTISIPASI Masalah pembentukan partisipasi menurut Jochen Ropke adalah : 1. Konflik kepentingan / Perbedaan keinginan (Conflict of interest) 2. Biaya partisipasi (The cost of participation) 3.

Lebih terperinci

Otda & Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM. Disampaikan pada acara WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan, yang diselenggarakan oleh Pusham UII

Otda & Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM. Disampaikan pada acara WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan, yang diselenggarakan oleh Pusham UII Otda & Konflik Tata Ruang Publik Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM Disampaikan pada acara WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan, yang diselenggarakan oleh Pusham UII bekerjasama dengan NCHR Uuniversity

Lebih terperinci

Model-model Kebijakan Publik

Model-model Kebijakan Publik Kuliah 6 Model-model Kebijakan Publik Marlan Hutahaean 1 Model-model Kebijakan Publik Model Umum Model Perceptual-Process Model Struktural Model Elite Model Kelompok Model Rasional Model Inkremental Marlan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN SD (GD 522)

METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN SD (GD 522) METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN SD (GD 522) PROGRAM STUDI S1 PGSD UPI CAMPUS BUMI SISIWANGI DRS. ZULKIFLI SIDIQ M.PD NIP. 131 755 068 KONSEP DASAR PTK PENGERTIAN PTK LATAR BELAKANG PERLUNYA PTK SEJARAH

Lebih terperinci

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR I. Pendahuluan Banyaknya kebijakan yang tidak sinkron, tumpang tindih serta overlapping masih jadi permasalahan negara ini yang entah sampai kapan bisa diatasi. Dan ketika

Lebih terperinci

Identitas Kewarganegaraan. By : Amaliatulwalidain

Identitas Kewarganegaraan. By : Amaliatulwalidain Identitas Kewarganegaraan By : Amaliatulwalidain Pengantar Identitas adalah unsur penting yang tidak dapat diabaikan ketika berbicara tentang kewarganegaraan, baik di level teoritis maupun di level praksis

Lebih terperinci

PENGERTIAN PERENCANAAN MYRNA SUKMARATRI, ST., MT.

PENGERTIAN PERENCANAAN MYRNA SUKMARATRI, ST., MT. PENGERTIAN PERENCANAAN MYRNA SUKMARATRI, ST., MT. PENGERTIAN PERENCANAAN All those making decision about the allocation & distribution of public resources (Moore) Suatu himpunan dari keputusan akhir, keputusan

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Kebijakan. Retno Muninggar, S.Pi. ME

Pengantar Ilmu Kebijakan. Retno Muninggar, S.Pi. ME Pengantar Ilmu Kebijakan Retno Muninggar, S.Pi. ME DEFINISI Kebijakan Sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku konsisten dan berulang, baik dari yang membuatnya maupun yang terkena kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tata guna lahan ialah pengarahan penggunaan lahan dengan kebijakan umum

BAB I PENDAHULUAN. Tata guna lahan ialah pengarahan penggunaan lahan dengan kebijakan umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata guna lahan ialah pengarahan penggunaan lahan dengan kebijakan umum (public policy) dan program tata ruang untuk memperoleh manfaat total sebaikbaiknya secara

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA (Lanjutan)

BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA (Lanjutan) BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA (Lanjutan) 2.3 Regional Planning Setelah Tahun 1930 The Great Depression (kemerosotan yang besar) and The New Deal (rencana baru). The Impetus of

Lebih terperinci

PLANO MADANI VOLUME 5 NOMOR 2, OKTOBER 2016, P ISSN X - E ISSN

PLANO MADANI VOLUME 5 NOMOR 2, OKTOBER 2016, P ISSN X - E ISSN PLANO MADANI VOLUME 5 NOMOR 2, OKTOBER 2016, 136-142 2016 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973 KETIMPANGAN SPASIAL PERKOTAAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER Ratih Yuliandhari 1, Agam Marsoyo 2, M Sani Royschansyah

Lebih terperinci

Keragaman Pilihan Corak Perencanaan (Planning Styles) untuk Mendukung Kebijakan Otonomi Daerah 1

Keragaman Pilihan Corak Perencanaan (Planning Styles) untuk Mendukung Kebijakan Otonomi Daerah 1 Keragaman Pilihan Corak Perencanaan (Planning Styles) untuk Mendukung Kebijakan Otonomi Daerah 1 Presentasi: Achmad Djunaedi (E-mail: adjun@ugm.ac.id) Program MPKD Jurusan Arsitektur FT UGM Abstract During

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu keberlanjutan (sustainability) merupakan isu yang kian melekat dengan proses perencanaan dan perancangan lingkungan binaan. Dengan semakin rumitnya

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK Mada Sutapa *) Abstract In the context of public goods, education is publicly owned goods and services, which the public has a right to get education

Lebih terperinci

Tiga Model Praktek Pengorganisasian Masyarakat (CO) (Rothman & Tropman/Pertemuan VII) By. AGUS SURIADI

Tiga Model Praktek Pengorganisasian Masyarakat (CO) (Rothman & Tropman/Pertemuan VII) By. AGUS SURIADI Tiga Model Praktek Pengorganisasian Masyarakat (CO) (Rothman & Tropman/Pertemuan VII) By. AGUS SURIADI Pengembangan Masyarakat Lokal (Locality Development) Perencanaan Sosial (Social Planning) Aksi Sosial

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL ARSITEKTUR KOTA, BENTUK DAN DINAMIKANYA

BAB I MENGENAL ARSITEKTUR KOTA, BENTUK DAN DINAMIKANYA BAB I MENGENAL ARSITEKTUR KOTA, BENTUK DAN DINAMIKANYA PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT MATERI Dalam bab ini mahasiswa diajarkan untuk mengenal arsitektur kota secara konseptual. Dimana hubungannya arsitektur

Lebih terperinci

Disusun oleh : Tedi Sudrajat, S.H. M.H. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2011

Disusun oleh : Tedi Sudrajat, S.H. M.H. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2011 Disusun oleh : Tedi Sudrajat, S.H. M.H. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2011 1 Keberadaan Sosiologi Hukum Dalam Konteks Ilmu Hukum Kecenderungan Ilmu hukum dititik beratkan pada sifat

Lebih terperinci

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana. Ph.D a.wardana@uny.ac.id Overview Perkuliahan Konstruksi Teori Sosiologi Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Ilmu Pengetahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penataan ruang merupakan suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. Penataan ruang merupakan suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penataan ruang merupakan suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Selain itu penyelenggaraan penataan ruang

Lebih terperinci

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS)

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) RASIONAL PROGRAM Layanan program PLS tumbuh subur dan tersebar luas di tengah masyarakat, baik program-program yang bersifat institusional, informasional,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN AKUNTAN PROFESIONAL. Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua IAI KAPD

PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN AKUNTAN PROFESIONAL. Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua IAI KAPD PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN AKUNTAN PROFESIONAL Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua IAI KAPD AGENDA GLOBALISASI DAN PENDIDIKAN AKUNTANSI PERMASALAHAN PENDIDIKAN AKUNTANSI GLOBAL MEMBENTUK

Lebih terperinci

Pengampu: Maya Andria Nirawati Sumber: Rizon Pamardhi-Utomo Prodi PWK UNS

Pengampu: Maya Andria Nirawati Sumber: Rizon Pamardhi-Utomo Prodi PWK UNS Pengampu: Maya Andria Nirawati Sumber: Rizon Pamardhi-Utomo Prodi PWK UNS 1 Zm Purba < ± 3000 SM Zm Klasik ± 3000 SM ~ Zm Gelap ± 500 ~ Abad Pertengahan ± 1000 ~ Zm Peralihan ± 1400 ~ Zm Industri ± 1800

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK. Mada Sutapa *) Abstract

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK. Mada Sutapa *) Abstract KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK Mada Sutapa *) Abstract In the context of public goods, education is publicly owned goods and services, which the public has a right to get education

Lebih terperinci

Kebijakan Publik Keputusan Kebijakan. 2. Teori Pengambilan Keputusan. 3. Kebijakan Isu Politik

Kebijakan Publik Keputusan Kebijakan. 2. Teori Pengambilan Keputusan. 3. Kebijakan Isu Politik Kebijakan Publik - 2 1. Keputusan Kebijakan. 2. Teori Pengambilan Keputusan. 3. Kebijakan Isu Politik 1 Pengantar KP : hasil kegiatan politik. Hubungan kebijakan (publik) dengan keputusan (politik). Kebijakan

Lebih terperinci

ACTION RESEARCH DALAM PEMBELAJARAN

ACTION RESEARCH DALAM PEMBELAJARAN ACTION RESEARCH DALAM PEMBELAJARAN Oleh : Budi Murtiyasa Pendahuluan Setiap pengajar dituntut untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kemampuan mengajarnya. Action Research memberikan cara berfikir

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4 PERSEPSI Persepsi adalah suatu proses pengorganisasian dan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Negara Kode : BNe220131 Semester : I SKS : 3 Jurusan/Prodi : Ilmu Negara Dosen Pengampu : Dr. Marlan Hutahaean, M.Si. Capaian Pembelajaran

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009

KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009 KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009 Tema: Perumahan dan Permukiman Indonesia: Masa Lalu, Kini dan Ke Depan I. LATAR BELAKANG Sarasehan ini merupakan

Lebih terperinci

MAKNA PENELITIAN BAGI PENGAJARAN DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

MAKNA PENELITIAN BAGI PENGAJARAN DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN MAKNA PENELITIAN BAGI PENGAJARAN DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si Guru Besar Bidang Sosiolingustik pada Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Perkembangan

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN, KEKUASAAN DAN POLITIK DALAM ORGANISASI IKA RUHANA

PENGAMBILAN KEPUTUSAN, KEKUASAAN DAN POLITIK DALAM ORGANISASI IKA RUHANA PENGAMBILAN KEPUTUSAN, KEKUASAAN DAN POLITIK DALAM ORGANISASI IKA RUHANA Keputusan: Suatu pilihan dari strategi tindakan. Suatu pilihan tentang suatu bagian tindakan (course of action). Suatu pilihan yang

Lebih terperinci

isu kebijakan dan dinamikanya. Kemudian pada bagian kedua kita akan Isu kebijakan publik sangat penting dibahas untuk membedakan istilah

isu kebijakan dan dinamikanya. Kemudian pada bagian kedua kita akan Isu kebijakan publik sangat penting dibahas untuk membedakan istilah 4 Isu Kebijakan Publik A. Pendahuluan Pada bagian ini, anda akan mempelajari konsep isu kebijakan publik dan dinamikanya dalam pembuatan kebijakan. Untuk itu, kita akan membagi uraian ini menjadi tiga

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (APLIKASI UNTUK PEMERINTAH PUSAT)

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (APLIKASI UNTUK PEMERINTAH PUSAT) PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (APLIKASI UNTUK PEMERINTAH PUSAT) 1 ANGGARAN BERBASIS KINERJA Metode Penganggaran bagi Manajemen yang mengaitkan setiap biaya yang dibebankan dalam kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Penelitian kali ini ditujukan untuk membantu pihak manajemen Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya dalam membuat suatu rencana strategi yang lebih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberadaan industri ekstraksi secara langsung maupun tidak. langsung akan mempengaruhi kondisi ekonomi, sosial-budaya dan

I. PENDAHULUAN. Keberadaan industri ekstraksi secara langsung maupun tidak. langsung akan mempengaruhi kondisi ekonomi, sosial-budaya dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan industri ekstraksi secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kondisi ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan masyarakat yang berada di sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memiliki pengaruh luas dalam dunia pendidikan. Di sekolah dia adalah pelaksana administrasi pendidikan yaitu bertanggung jawab agar pendidikan dapat berlangsung

Lebih terperinci

ADOVOKASI MEDIA (MEDIA ADVOCACY)

ADOVOKASI MEDIA (MEDIA ADVOCACY) F a k u l t a s K e s e h a t a n M a s y a r a k a t U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a Sesi 9 ADOVOKASI MEDIA (MEDIA ADVOCACY) Oleh : Prof. dr. Hadi Pratomo, MPH, Dr.PH Advokasi Media DEFINISI:

Lebih terperinci

MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Oleh. Sudrajat. Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta

MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Oleh. Sudrajat. Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Oleh Sudrajat Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta A. Muqadimah Bagi kebanyakan siswa IPS merupakan mata pelajaran yang membosankan. Mereka

Lebih terperinci

PAR. Dr. Tantan Hermansah

PAR. Dr. Tantan Hermansah PAR Dr. Tantan Hermansah PENGANTAR DISKUSI 1. Seorang pekerja masyarakat (community worker) pemula datang ke sebuah desa untuk melakukan identifikasi awal masalahmasalah di masyarakat. 2. Berdasarkan data

Lebih terperinci

TEORI AKUNTANSI POSITIF

TEORI AKUNTANSI POSITIF TEORI AKUNTANSI POSITIF Definisi Teori Akuntansi Positif Teori akuntansi positif yaitu yang berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan

Lebih terperinci

Batasan dan Ruang Lingkup Kebijakan Publik

Batasan dan Ruang Lingkup Kebijakan Publik Kuliah 3 Batasan dan Ruang Lingkup Kebijakan Publik Marlan Hutahaean 1 Batasan Kebijakan dan Kebijakan Publik. Ragam Istilah Kebijakan - Graycar menyebutkan 4 penggunaan istilah kebijakan : 1) kebijakan

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 11 SM III

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 11 SM III Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 11 SM III 2017-2018 JENIS DAN TIPE KEPUTUSAN Mahasiswa dapat memahami jenis dan tipe

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi didunia telah berkembang sangat pesat. Didorong dengan kemajuan manusia untuk dapat berfikir lebih modern dalam

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

MAKALAH SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN MAKALAH SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN Oleh : Nama : MI Natalis Widhiasti NIM : 11130055 Kelas : 11.7B.01 DAFTAR ISI Judul Makalah. 1 Daftar Isi. 2 BAB I PENGERTIAN PERILAKU POLITIS. 3 BAB II METODE-METODE

Lebih terperinci

4/16/2012 16/04/2012 11:16

4/16/2012 16/04/2012 11:16 D. Conyers dan Hills (1984): Perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari keputusan atau pilihan dari berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran a untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

HIBAH PENGEMBANGAN INOVASI DAN KEBIJAKAN AKADEMIK. Fakultas Kedokteran UGM 2016

HIBAH PENGEMBANGAN INOVASI DAN KEBIJAKAN AKADEMIK. Fakultas Kedokteran UGM 2016 HIBAH PENGEMBANGAN INOVASI DAN KEBIJAKAN AKADEMIK Fakultas Kedokteran UGM 2016 Latar Belakang Dalam menjalankan mandat Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2013 tentang Statuta Universitas Gadjah Mada tersebut,

Lebih terperinci

CRITICAL THEORIES Bagian III

CRITICAL THEORIES Bagian III CRITICAL THEORIES Bagian III 1 Jurgen Habermas Jürgen Habermas (18 Juni, 1929, Düsseldorf) ialah seorang filsuf dan sosiolog yang berada di dalam tradisi Critical Theory dan pragmatisme Amerika. Dia paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Daya Tampung dan Peminat Kedkteran Gigi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Daya Tampung dan Peminat Kedkteran Gigi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu indikator utama dalam mengukur kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu negara. Semakin baik sistem pendidikan suatu negara, maka kualitas

Lebih terperinci

The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan)

The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan) The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan) Tujuan utama buku ini adalah untuk menjawab tentang peran teori terkait permasalahan administrasi publik. Sebagaimana diketahui, tujuan utama

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK

DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK BAB VIII DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 8 0 Mendefinisikan dan mengklasifikasikan kelompok Kelompok dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era dimana kita hidup sekarang ini merupakan zaman yang berubah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era dimana kita hidup sekarang ini merupakan zaman yang berubah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era dimana kita hidup sekarang ini merupakan zaman yang berubah dengan cepat. Revolusi teknologi informasi, komunikasi dan transportasi telah membuat dunia semakin kecil,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. manusia. Pada sisi lainnya, tembakau memberikan dampak besar baik bagi

BAB VI PENUTUP. manusia. Pada sisi lainnya, tembakau memberikan dampak besar baik bagi BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Tembakau merupakan tanaman dilematis bagi Indonesia yang melahirkan dua sisi yang saling bertentangan. Pada satu sisi tembakau dianggap sebagai komoditas yang harus dibatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk bersosialisasi, bekerjasama dan membutuhkan keberadaan manusia yang lainnya. Untuk itu keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor yang paling menentukan dalam setiap organisasi, karena di samping sumber daya manusia sebagai salah satu unsur kekuatan daya saing

Lebih terperinci

CARA MEMBUAT PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI

CARA MEMBUAT PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI CARA MEMBUAT PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI Ari Khusuma Sumber: http://www.newschool.edu/public-engagement/post-masters-organizationdevelopment-certificate/ Berdirinya suatu organisasi baik yang

Lebih terperinci

TUGAS, FUNGSI DAN KOMPETENSI DOSEN DALAM INOVASI MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

TUGAS, FUNGSI DAN KOMPETENSI DOSEN DALAM INOVASI MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN TUGAS, FUNGSI DAN KOMPETENSI DOSEN DALAM INOVASI MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN Tuntutan peningkatan mutu PT Laju pertumbuhan iptek Persaingan utk memperoleh kesempatan kerja Mutu

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KESEHATAN (Dimensi Makro) Dra. AYUN SRIATMI, M.Kes

KEBIJAKAN KESEHATAN (Dimensi Makro) Dra. AYUN SRIATMI, M.Kes KEBIJAKAN KESEHATAN (Dimensi Makro) Dra. AYUN SRIATMI, M.Kes KEBIJAKAN KESEHATAN DAPAT DILIHAT SEBAGAI JARINGAN KEPUTUSAN (decisions-networking) YANG SALING BERHUBUNGAN UNTUK MEMBENTUK SUATU STRATEGI/PENDEKATAN

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. rentang perjalanan sejarah yang panjang. Sejarah kehidupan ketatanegaraan

BAB I. PENDAHULUAN. rentang perjalanan sejarah yang panjang. Sejarah kehidupan ketatanegaraan BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bukittinggi yang sering disebut Kota Jam Gadang mempunyai rentang perjalanan sejarah yang panjang. Sejarah kehidupan ketatanegaraan pemerintah daerah Kota Bukittinggi

Lebih terperinci

Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan

Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan KMA Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Proses Pembuatan Kebijakan

Lebih terperinci

Pengambilan Keputusan

Pengambilan Keputusan Pengambilan Keputusan LOGO lantip1975@gmail.com Dr. Lantip Diat Prasojo Lingkup Keputusan DM (Decision Making) berdasarkan Intuisi DM berdasarkan rasional DM berdasarkan analisis keputusan Definisi Pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. McGough (1974) menyatakan bahwa auditor merupakan penghubung

BAB I PENDAHULUAN. McGough (1974) menyatakan bahwa auditor merupakan penghubung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini akuntan publik memiliki peran yang sangat penting dalam dunia bisnis. Profesi dan peran mereka diharapkan mampu mendukung terciptanya iklim usaha dan

Lebih terperinci

Pembangunan bertumpu masyarakat

Pembangunan bertumpu masyarakat Pembangunan bertumpu masyarakat SP 6102 Kuliah 2 3 Maret 2007 W D Pratiwi Proses Perencanaan komprehensif Pengumpulan & Pengolahan data Analisis Perencanaan Monitoring & Evaluasi Perumusan Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi antara individu atau organisasi dan masyarakat. Humas dapat

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi antara individu atau organisasi dan masyarakat. Humas dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan masyarakat atau biasa disingkat Humas adalah praktek mengelola penyebaran informasi antara individu atau organisasi dan masyarakat. Humas dapat mencakup sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan hidupnya tanpa adanya pangan. Karena itu, usaha

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan hidupnya tanpa adanya pangan. Karena itu, usaha BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya tanpa adanya pangan. Karena itu, usaha pemenuhan kebutuhan pangan merupakan

Lebih terperinci

Management Support System: Scope of Coverage. Presentation from url teknik.unitomo.ac.id/ elearning

Management Support System: Scope of Coverage. Presentation from url  teknik.unitomo.ac.id/ elearning Management Support System: Scope of Coverage Noviyanto, ST Sistem Penunjang Keputusan Presentation from url http:// teknik.unitomo.ac.id/ elearning Pengambilan Keputusan Managerial Manajemen adalah proses

Lebih terperinci

Perumusan Masalah Dalam Analisis Kebijakan : Lanjutan

Perumusan Masalah Dalam Analisis Kebijakan : Lanjutan Kuliah 5 Perumusan Masalah Dalam Analisis Kebijakan : Lanjutan 1 Pendahuluan Syarat untuk memecahkan masalah yang rumit tidak sama dengan syarat untuk memecahkan masalah yang sederhana. Masalah yang sederhana

Lebih terperinci

EFISIENSI EKONOMI dan PASAR

EFISIENSI EKONOMI dan PASAR EFISIENSI EKONOMI dan PASAR Kuliah Ekonomi Lingkungan Sesi 5 Efisiensi Ekonomi (1) Efisiensi Ekonomi keseimbangan antara nilai produk dengan nilai dari input yang digunakan untuk memproduksinya (dgn kata

Lebih terperinci

Diterbitkan di Manajemen Pembangunan No. 58/II/Tahun XVI, 2007

Diterbitkan di Manajemen Pembangunan No. 58/II/Tahun XVI, 2007 Manajemen Stratejik, Instrumen Peningkatan kinerja Lembaga Pelayanan Publik di Daerah. (Oleh: Asropi ) Abstrak Kinerja lembaga pelayanan publik di daerah dipengaruhi oleh faktor kemampuan lembaga dalam

Lebih terperinci

OLEH SUNARYO, SE. BLOG S : baduttumin.wordpress.com HP :

OLEH SUNARYO, SE. BLOG S : baduttumin.wordpress.com   HP : OLEH SUNARYO, SE BLOG S : baduttumin.wordpress.com EMAIL : baduttumin@gmail.com HP : 08126415057 PENGERTIAN SUSUNAN KONSEP, DEFINISI, DAN DALIL YANG MENYAJIKAN SECARA SISTEMATIS GAMBARAN FENOMENA AKUNTANSI

Lebih terperinci

Paradigma Pembangunan Perspektif Taxonomi : Paradigma Behavioralisme dan Psikodinamika

Paradigma Pembangunan Perspektif Taxonomi : Paradigma Behavioralisme dan Psikodinamika Kuliah 11 dan 12 Paradigma Pembangunan Perspektif Taxonomi : Paradigma Behavioralisme dan Psikodinamika 1 Paradigma Pembangunan Perspektif Taxonomi Paradigma Pembangunan -Behavioralisme -Psikodinamika

Lebih terperinci

Bab II PERSEPSI & PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU. Persepsi?

Bab II PERSEPSI & PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU. Persepsi? Bab II PERSEPSI & PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU 1 Persepsi? Proses yg digunakan indvidu mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dlm rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka 2 1 Mengapa persepsi

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM TIM DOSEN : DIANA MA RIFAH

TEKNIK PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM TIM DOSEN : DIANA MA RIFAH TEKNIK PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM TIM DOSEN : DIANA MA RIFAH Teknik sumbang saran/penyaringan digunakan untuk merangsang kreativitas. Setiap anggota tim bebas menyampaikan berbagai gagasannya. Setelah semua

Lebih terperinci

PERENCANAAN DOSEN : DIANA MA RIFAH

PERENCANAAN DOSEN : DIANA MA RIFAH PERENCANAAN DOSEN : DIANA MA RIFAH MEMAHAMI PERENCANAAN Perencanaan adalah suatu jenis pembuatan keputusan untuk masa depan yang spesifik yang dikehendaki oleh manajer bagi organisasi mereka Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan pengendalian internal di suatu perusahaan dapat dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan dan dapat pula dilakukan oleh suatu departemen

Lebih terperinci

PELAYANAN PUBLIK KULIAH PSDM UNAIR 2007 OLEH : PROF. HARYONO SUYONO. 9 April 2007 HARYONO SUYONO 1

PELAYANAN PUBLIK KULIAH PSDM UNAIR 2007 OLEH : PROF. HARYONO SUYONO. 9 April 2007 HARYONO SUYONO 1 PELAYANAN PUBLIK KULIAH PSDM UNAIR 2007 OLEH : PROF. HARYONO SUYONO 9 April 2007 HARYONO SUYONO 1 PERUBAHAN POLITIK SENTRALISASI DESENTRALISASI : OLEH PEMDA DAN JARINGAN LAIN DAVID FARNHAM DAN SYLVIA HORTON

Lebih terperinci

PENGANTAR PSIKOLOGI KLINIS

PENGANTAR PSIKOLOGI KLINIS PENGANTAR PSIKOLOGI KLINIS Psikologi Abnormal Psikologi Kepribadian PSIKOLOGI KLINIS Psikologi Perkembangan Asesmen dan Intervensi Psikopatologi Pengertian Metode yg digunakan untuk mengubah dan mengembangkan

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI KULIAH TEORI AKUNTANSI BAB IV : TEORI AKUNTANSI DAN PERUMUSANNYA

RANGKUMAN MATERI KULIAH TEORI AKUNTANSI BAB IV : TEORI AKUNTANSI DAN PERUMUSANNYA RANGKUMAN MATERI KULIAH TEORI AKUNTANSI BAB IV : TEORI AKUNTANSI DAN PERUMUSANNYA KURNIA AJI TRITAMTAMA 02320130278 S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 1 A. TEORI AKUNTANSI Pada awal dipraktikkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Divisi Public Relations (PR) diperlukan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Divisi Public Relations (PR) diperlukan untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Public Relations di Indonesia dewasa ini sangat signifikan. Semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan peran dan fungsi Public Relations karena mereka

Lebih terperinci

Topik : Pengertian Kebijakan Publik Pentingnya Kebijakan Publik Studi Kebijakan Publik

Topik : Pengertian Kebijakan Publik Pentingnya Kebijakan Publik Studi Kebijakan Publik Topik : Pengertian Kebijakan Publik Pentingnya Kebijakan Publik Studi Kebijakan Publik What is public policy? Keputusan dan tindakan pemerintah yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah publik (pattern

Lebih terperinci

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung Siklus Proyek Policy & Strategy Pre-project discussion & activities Project Identification Pre-feasibility

Lebih terperinci

Strategic Human Resource Management

Strategic Human Resource Management Modul ke: Strategic Human Resource Management Pengertian Strategic Human Resource Management (HRM) dan Perkembangan Pemikiran tentang HRM Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan fondasi yang sangat penting dan esensial bagi keunggulan suatu bangsa. Pendidikan tidak akan pernah habis untuk diperbincangkan oleh siapapun terutama

Lebih terperinci

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) Berdasarkan : KBK (KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI) KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN KUI 661 Koordinator mata kuliah: Laksono Trisnantoro BAGIAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi hasil penelitian yang telah disajikan pada Bab IV, dapat ditarik kesimpulan dan rekomendasi penelitian sebagai berikut: A. Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu masalah

Lebih terperinci

LATIHAN KETERAMPILAN TEKNIK DAN KELELAHAN PADA OLAHRAGA PRESTASI

LATIHAN KETERAMPILAN TEKNIK DAN KELELAHAN PADA OLAHRAGA PRESTASI LATIHAN KETERAMPILAN TEKNIK DAN KELELAHAN PADA OLAHRAGA PRESTASI PEMBINAAN OLAHRAGA PRESTASI KEMAMPUAN DASAR DAN TEKNIK TINGGI EFSIENSI WAKTU EFSIENSI TENAGA EFSIENSI BIAYA PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Pengertian, Batasan dan Ruang Lingkup Administrasi Publik (Negara)

Pengertian, Batasan dan Ruang Lingkup Administrasi Publik (Negara) Kuliah 2 Pengertian, Batasan dan Ruang Lingkup Administrasi Publik (Negara) Marlan Hutahaean 1 Istilah Administrasi Publik (Negara) (1) Istilah Adm. Publik tidak dipergunakan pada UUD 1945 demikian halnya

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN (LEARNING CONTRACT)

KONTRAK PERKULIAHAN (LEARNING CONTRACT) KONTRAK PERKULIAHAN (LEARNING CONTRACT) Oleh : Prof. Dr. H. Wahyuddin Hamid, M.Si Unit Pengembangan Sumber Daya Manusia Kopertis Wilayah IX Sulawesi 1 CP PELATIHAN Menyusun kontrak perkuliahan untuk satu

Lebih terperinci