Hand Out Epidemiologi : Prodi D III Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta SMT IV Tahun 2009 Oleh : Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hand Out Epidemiologi : Prodi D III Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta SMT IV Tahun 2009 Oleh : Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM."

Transkripsi

1 DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI & APLIKASINYA DALAM KEBIDANAN Pengantar Untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlu disediakan dan diselenggarakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat ( Public Health Service ) yang sebaik baiknya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan masyarakat yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan ( Health Needs ) dari masyarakat. Namun dalam praktek sehari hari ternyata tidaklah mudah untuk menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat yang maksimal. Masalah pokok yang dihadapi adalah sulitnya merumuskan kebutuhan kesehatan yang ada dalam masyarakat karena pola kehidupan masyarakat yang beraneka ragam sehingga mengakibatkan kebutuhan kesehatan yang ditemukan juga beraneka ragam. Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Misalnya ; apabila dalam suatu masyarakat banyak ditemukan masalah kesehatan berupa penyakit menular ( TBC ), maka pelayanan kesehatan yang disediakan akan lebih diarahkan kepada upaya untuk mengatasi masalah penyakit menular tersebut. Apabila hal ini kemudian dikaitkan dengan upaya untuk mengetahui Frekwensi, Penyebaran dan Faktor factor yang mempengaruhi suatu masalah kesehatan dalam masyarakat, maka tercakup dalam suatu cabang Ilmu Khusus yang disebut dengan Epidemiologi. Dan Epidemiologi ini merupakan inti dari Ilmu Kesehatan Masyarakat.( Gordis, 2000 ). Adapun penggunaan / aplikasi epidemiologi dalam pelayanan kesehatan khususnya kebidanan salah satunya adalah dalam penentuan abnormalitas; Misalnya : menentukan batas seseorang dapat disebut sakit atau mempunyai masalah kesehatan seperti : pada tekanan darah berapakah seorang ibu hamil dapat dikatakan menderita hipertensi.?, pada kadar Hb berapakah seorang ibu hamil dikatakan anemia dan bagaimana pengaruhnya terhadap janin, apa penyebab dan factor resikonya.? Dan sebagainya. Jawaban dari pertanyaan pertanyaan tersebut dapat diketemukan dengan pendekatan epidemiologis. Dengan demikian, secara umum dapat disebutkan beberapa kemungkinan aplikasi epidemiologi dalam kebidanan yakni : a. Untuk membantu menentukan keadaan abnormalitas / penyakit b. Untuk membantu menetapkan akurasi diagnosis c. Untuk mengetahui riwayat penyakit d. Untuk mencari efektifitas suatu tindakan dalam asuhan kebidanan e. Dipergunakan untuk mencari bentuk bentuk upaya pencegahan terhadap suatu penyakit/masalah kesehatan khususnya yang berkaitan dengan kebidanan.

2 Definisi : Jika ditinjau dari asal kata ( Bahasa Yunani ) Epidemiologi berarti Ilmu yang mempelajari tentang penduduk { EPI = pada/tentang ; DEMOS = penduduk ; LOGOS = ilmu }. Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI adalah : Ilmu yang mempelajari tentang Frekwensi dan Distribusi (Penyebaran) masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor factor yang Mempengaruhinya). Dari definisi tersebut di atas, dapat dilihat bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat 3 hal Pokok yaitu : 1. Frekwensi Masalah Kesehatan Frekwensi yang dimaksudkan disini menunjuk pada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia/masyarakat. Untuk dapat mengetahui frekwensi suatu masalah kesehatan dengan tepat, ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu : a. Menemukan masalah kesehatan yang dimaksud. b. Melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut. 2. Distribusi ( Penyebaran ) Masalah Kesehatan. Yang dimaksud dengan Penyebaran / Distribusi masalah kesehatan disini adalah menunjuk kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan dalam epidemiologi adalah : a. Menurut Ciri ciri Manusia ( MAN ) b. Menurut Tempat ( PLACE ) c. Menurut Waktu ( TIME ) 3. Determinan ( Faktor Factor Yang Mempengaruhi ) Yang dimaksud disini adalah menunjuk kepada factor penyebab dari suatu penyakit / masalah kesehatan baik yang menjelaskan Frekwensi, penyebaran ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Dalam hal ini ada 3 langkah yang lazim dilakukan yaitu : a. Merumuskan Hipotesa tentang penyebab yang dimaksud. b. Melakukan pengujian terhadap rumusan Hipotesa yang telah disusun. c. Menarik kesimpulan.

3 Adapun definisi Epidemiologi menurut CDC 2002, Last 2001, Gordis 2000 menyatakan bahwa EPIDEMIOLOGI adalah : Studi yang mempelajari Distribusi dan Determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi serta penerapannya untuk pengendalian masalah masalah kesehatan. Dari pengertian ini, jelas bahwa Epidemiologi adalah suatu Studi ; dan Studi itu adalah Riset. Kemudian apakah Riset itu..?? Menurut Leedy (1974), Riset adalah a systematic quest for undiscovered truth. ( Artinya : Pencarian sistematis terhadap kebenaran yang belum terungkap ). Pengertian Epidemiologi ditinjau dari berbagai ASPEK sesuai dengan tujuan masing 2 : 1. Aspek Akademik Epidemiologi berarti analisis data kesehatan,social ekonomi dan kecenderungan yang terjadi utk mengadakan identifikasi dan interpretasi perubahan keadaan yang terjadi atau akan terjadi dimasyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu. 2. Aspek Praktis Epidemiologi merupakan ilmu yang ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu,kelompok atau masyarakat umum. 3. Aspek Klinis Epidemiologi berarti suatu usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi melalui penemuan klinis atau laboratories pada awal KLB. 4. Aspek Administrative Suatu usaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat disuatu wilayah atau Negara agar dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

4 Sebagai ilmu yang selalu berkembang, Epidemiologi senantiasa mengalami perkembangan pengertian dan karena itu pula mengalami modifikasi dalam batasan/definisinya. Beberapa definisi telah dikemukakan oleh para pakar epidemiologi, beberapa diantaranya adalah : 1. Wade Hampton Frost ( 1972 ) Mendefinisikan Epidemiologi sebagai Suatu pengetahuan tentang fenomena massal ( Mass Phenomen ) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah ( Natural History ) penyakit menular. Di sini tampak bahwa pada waktu itu perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang terjadi/mengenai masyarakat/massa. 2. Greenwood ( 1934 ) Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk. Kelebihannya adalah adanya penekanan pada Kelompok Penduduk yang mengarah kepada Distribusi suatu penyakit. 3. Brian Mac Mahon ( 1970 ) Epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease frequency in man. Epidemiologi adalah Studi tentang penyebaran dan penyebab frekwensi penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Di sini sudah mulai menentukan Distribusi Penyakit dan mencari Penyebab terjadinya Distribusi dari suatu penyakit. 4. Gary D. Friedman ( 1974 ) Epidemiology is the study of disease occurance in human populations. 5. Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 ) Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia. 6. Abdel R. Omran ( 1974 ) Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya serta akibat akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.

5 7. Barbara Valanis Epidemiology is term derived from the greek languang ( epid = upon ; demos = people ; logos = science ). 8. Elizabeth Barrett Epidemiology is study of the distribution and causes of diseases. 9. Hirsch ( 1883 ) Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal. 10. Judith S. Mausner ; Anita K. Bahn Epidemiology is concerned with the extend and types of illness and injuries in groups of people and with the factors which influence their distribution. 11. Last ( 1988 ) Epidemiology is study of the distribution and determinants of health related states or events in specified population and the application of this study to control of problems. 12. Lewis H. Rohf ; Beatrice J. Selwyn Epidemiology is the description and explanation of the differences in accurence of events of medical concern in subgroup of population, where the population has been subdivided according to some characteristic believed to influence of the event. 13. Lilienfeld ( 1977 ) Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat kesehatan populasi. 14. Moris ( 1964 ) Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu penduduk. 15. Robert H. Fletcher ( 1991 ) Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.

6 Tujuan: Ada 4 ( Empat ) Tujuan Epidemiologi menurut Risser dan Risser 2002, Gordis 2000, Gerstman 1998, Kleinbaum et.al adalah : 1. Mendeskripsikan Distribusi, kecenderungan dan riwayat alamiah suatu penyakit atau keadaan kesehatan populasi. 2. Menjelaskan etiologi penyakit. 3. Meramalkan kecadian penyakit. 4. Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan populasi. Menurut Lilienfeld dan liliendfeld ada 3 (Tiga) Tujuan Umum Studi Epidemiologi : 1) Untuk menjelaskan Etiologi ( studi tentang penyebab penyakit )suatu penyakit atau sekelompok penyakit,kondisi gangguan, ketidakmampuan, sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologis dengan menggunakan manajemen informasi. 2) Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan,ilmu perilaku,dan ilmu biomedis yang baru. 3) Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah 2 pengendalian dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang berresiko dan untuk pengembangan langkah 2 dan kegiatan kesehatan masyarakat yang diperlukan,yang kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan langkah 2,kegiatan dan program intervensi.

7 Manfaat: MANFAAT / KEGUNAAN EPIDEMIOLOGI : 1. Untuk Mempelajari / Menjelaskan Riwayat Penyakit atau Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit. Salah satu masalah kesehatan yang sangan penting adalah tentang Penyakit. Dengan menggunakan metode Epidemiologi dapat diterangkan Riwayat Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit (Natural History of Disease). Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sehingga perkembangan penyakit tidak berkelanjutan. Manfaat atau peranan epidemiologi dalam hal ini adalah tersedianya keterangan tentang Frekuensi dan penyebaran penyakit, baik menurut Waktu, Orang dan Tempat. 2. Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan dan Sumber Penyakit Dengan diketahuinya Penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun langkah langkah penanggulangannya, baik yang bersifat pencegahan maupun pengobatan. 3. Mengkaji Resiko dan Menerangkan Keadaan Suatu Masalah Kesehatan Karena Epidemiologi mempelajari tentang Frekuensi dan Penyebaran Suatu Masalah Kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah kesehatan dan resikonya. Keadaan yang dimaksud merupakan perpaduan dari keterangan menurut ciri ciri Manusia, Tampat dan Waktu. Perpaduan dari ketiga ciri ini menghasilkan 4 (empat) Keadaan Masalah Kesehatan, yaitu : A. EPIDEMI Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang Singkat berada dalam Frekuensi yang Meningkat. B. PANDEMI Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam Waktu yang Singkat memperlihatkan Peningkatan yang Amat Tinggi serta Penyebarannya telah mencakup suatu Wilayah yang Sangat Luas.

8 C. ENDEMI Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang Frekuensinya Menetap di Wilayah Tertentu dalam Waktu yang Lama. D. SPORADIK Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang ada disuatu wilayah tertentu dengan Frekuensi yang BERUBAH UBAH menurut perubahan Waktu. 4. Membantu menegakkan Diagnosa dalam Masyarakat. 5. Pengkajian, Evaluasi dan Penelitian masalah Kesehatan dalam Masyarakat 6. Melengkapi Gambaran Klinis suatu Masalah Kesehatan (Penyakit) 7. Identifikasi Sindroma (Kumpulan Gejala) Masalah Kesehatan dalam Masyarakat. Ruang Lingkup RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI : 1. Etiologi Etiologi berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalam mengidentifikasi penyebab penyakit dan masalah kesehatan lainnya. 2. Efikasi Efikasi berkaitan dengan efek atau daya optimal yang dapat diperoleh dari adanya intervensi kesehatan. Misal : efikasi pemberian vaksin malaria adalah 40 % 3. Efektifitas Efektifitas dimaksudkan besarnya hasil yang dapat diperoleh suatu tindakan ( pengetahuan atau intervensi ) dan besarnya perbedaan dari suatu tindakan yang satu dengan yang lainnya

9 4. Efisiensi Efisiensi adalah : sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat diperoleh berdasarkan besarnya biaya yang diberikan. 5. Evaluasi Evaluasi adalah penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau program kesehatan masyarakat. 6. Edukasi Edukasi adalah intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit. Macam 2 2 Epiidemiiollogii MACAM/JENIS 2 EPIDEMIOLOGI : 1. Epidemiologi Diskriptif Adalah epidemologi yang ditujukan untuk menggambarkan atau menentukan jumlah atau frekuensi dan distribusi penyakit disuatu daerah berdasarkan variable Orang,Tempat dan Waktu. 2.Epidemiologi Analitis Epidemiologi analitis berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk menganalisa factor 2 (determinan) masalah kesehatan. Disini diharapkan epidemiologi mampu menjawab Why? 3.Epidemiologi Eksperimental Epidemiologi eksperiment berkaitan dengan pembuktian kebenaran dengan Percobaan atau Eksperiment.

10 MACAM MACAM EPIDEMIOLOGI Epidemiologi menekankan pada upaya menerangkan bagaimana frekuensi & distribusi penyakit serta bagaimana berbagai factor dapat menjadi factor penyebab penyakit. Untuk mengungkap dan menjawab masalah tersebut, epidemiologi melakukan berbagai cara yang selanjutnya menyebabkan epidemiologi dapat dibagai dalam beberapa jenis. Pada umumnya, epidemiologi dapat dibagi atas beberapa macam, diantaranya adalah : 1. Epidemiologi Deskriptif 2. Epidemiologi Analitis 3. Epidemiologi Eksperimental Epidemiologi Klinis Epidemiologi Penyakit Menular Epidemiologi Penyakit Tidak Menular Epidemiologi Lingkungan Epidemiologi Kerja Epidemiologi Pelayanan Kesehatan Epidemiologi Kebijakan Kesehatan Pembagian Study Epidemiologi dalam beberapa jenis tersebut didasarkan pada tujuan atau maksud dilaksanakannya study epidemiologi. Berdasarkan batasan atau pengertian tentang Epidemiologi, maka dapat digambarkan secara skematis pembagian tentang Study epidemiologi sebagai berikut :

11 EPIDEMIOLOGI : Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan distribusi masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta determinannya. FREKUENSI DISTRIBUSI DETERMINAN Untuk mengetahui Frekuensi suatu masalah kesehatan terlebih dahulu harus dilakukan 2 hal pokok : 1. Menemukan masalah kesehatan, 2. Mengukur masalah kesehatan. Menunjuk pada keadaan masalah kesehatan yang dikelompokkan berdasarkan 1. Ciri Manusia 2. Tempat 3. Waktu Terdapat 3 langkah pokok yang harus dilakukan, yaitu : 1. Merumuskan Hipotesa tentang penyebab suatu masalah kesehatan, 2. Menguji Hipotesa 3. Menarik Kesimpulan EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF Epidemiologi Eksperimental Epidemiologi Klinis Epidemiologi Penyakit Menular Epidemiologi Penyakit Tidak Menular Epidemiologi Lingkungan, dsb. EPIDEMIOLOGI ANALITIK

12 Sumber Kepustakaan : 1. Azrul Azwar ( 1999 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Binarupa Aksara. 2. Bhisma Murti ( 2003 ). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. 3. Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta. 4. Eko Budiarto ( 2003 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, EGC. 5. R. Beaglehole, R. Bonita, T. Kjellstrom, 1997, Dasar dasar Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. 6. Thomas C. Timmreck, PhD, 2005, Epidemiologi Suatu Pengantar, Jakarta, EGC.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan epidemiologi. Untuk mengetahui tokoh-tokoh epidemilogi.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan epidemiologi. Untuk mengetahui tokoh-tokoh epidemilogi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai ilmu mengenai epidemic. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja, tetapi dalam

Lebih terperinci

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI BAHAN AJAR.01.Epid.Bid KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI Disusun Oleh : Murwati, SKM, M.Kes.Epid POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN KLATEN 2013 Materi Mata Kuliah : Epidemiologi Prodi Diploma Kebidanan,

Lebih terperinci

PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI

PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI Bahasa Yunani: EPI = pada/tentang DEMOS = penduduk LOGOS = ilmu Ilmu yang mempelajari tentang penduduk EPIDEMIOLOGI : Mempelajari Penyakit Yang terjadi di Masyarakat Konsepnya :

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI. Tujuan Pembelajaran: Defenisi Epidemiologi. Pendapat Pakar 4/25/2010

EPIDEMIOLOGI. Tujuan Pembelajaran: Defenisi Epidemiologi. Pendapat Pakar 4/25/2010 EPIDEMIOLOGI Blog: muslimpinang.wordpress.com Email: muslimmph@yahoo.co.id HP. 081 27768269 Tujuan Pembelajaran: Pada akhir perkuliahaan mahasiswa dapat menjelaskan defenisi, tujuan dan ruang lingkup epidemiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlu disediakan dan diselenggarakan

Lebih terperinci

SCREENING. Pengertian. untuk mengidentifikasi penyakit2 yg tidak diketahui/tidak terdeteksi. menggunakan. mungkin menderita. memisahkan.

SCREENING. Pengertian. untuk mengidentifikasi penyakit2 yg tidak diketahui/tidak terdeteksi. menggunakan. mungkin menderita. memisahkan. SCREENING Pengertian Screening : Proses yg dimaksudkan untuk mengidentifikasi penyakit2 yg tidak diketahui/tidak terdeteksi dg menggunakan berbagai test/uji yg dapat diterapkan secara tepat dlm sebuah

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI. Agus Samsudrajat S, SKM. STIKes Kapuas Raya Sintang, Sintang

EPIDEMIOLOGI. Agus Samsudrajat S, SKM. STIKes Kapuas Raya Sintang, Sintang EPIDEMIOLOGI Agus Samsudrajat S, SKM STIKes Kapuas Raya Sintang, Sintang 04-03-2011 PENGERTIAN Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada, Demos=penduduk, logos = ilmu), dengan demikian epidemiologi

Lebih terperinci

KONSEP EPIDEMIOLOGI. Oleh : Suyatno, Ir. MKes

KONSEP EPIDEMIOLOGI. Oleh : Suyatno, Ir. MKes KONSEP EPIDEMIOLOGI Oleh : Suyatno, Ir. MKes Contact: E-mail: suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: 08122815730 / 024-70251915 Sejarah Perkembangan Epidemiologi Catatan kematian

Lebih terperinci

APLIKASI EPIDEMIOLOGI DALAM PEMECAHAN MASALAH-MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT DI LAPANGAN

APLIKASI EPIDEMIOLOGI DALAM PEMECAHAN MASALAH-MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT DI LAPANGAN JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 3 Nomor 02 Juli 2012 Tinjauan Pustaka APLIKASI EPIDEMIOLOGI DALAM PEMECAHAN MASALAH-MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT DI LAPANGAN APPLICATIONS OF EPIDEMIOLOGY IN SOLVING

Lebih terperinci

KESEHATAN MASYARAKAT Epidemiologi

KESEHATAN MASYARAKAT Epidemiologi KESEHATAN MASYARAKAT Epidemiologi Oleh: Fatkurahman Arjuna, M.Or E-Mail: Arjuna@UNY.ac.id FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Mengenal EPIDEMIOLOGI Epidemiologi berasal dari bahasa

Lebih terperinci

FM-POLTEKKES-SKA-BM-09-04/R0 SYLABUS MATA KULIAH

FM-POLTEKKES-SKA-BM-09-04/R0 SYLABUS MATA KULIAH FM-POLTEKKES-SKA-BM-09-04/R0 SYLABUS MATA KULIAH I. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Epidemiologi Kesehatan Reproduksi Kode Mata Kuliah : Beban Studi : 2 SKS (T : 1, P : 1) Penempatan : Semester

Lebih terperinci

SYLABUS. Kode : Bd Semester : V (Lima) / 2011 Dosen Pengampu

SYLABUS. Kode : Bd Semester : V (Lima) / 2011 Dosen Pengampu SYLABUS Mata Kuliah Kode : Bd. 214 SKS : : 2 SKS Teori : 1 SKS Semester : V (Lima) / 2011 Dosen Pengampu : IIgg.. Dooddi ieett Addi ittyyaa S,, SSKM.. Murrwaatti i,, SKM.. Praktek : 1 SKS Deskripsi Mata

Lebih terperinci

Xpidemiologi Klinik adalah Penerapan prinsip prinsip dan metode

Xpidemiologi Klinik adalah Penerapan prinsip prinsip dan metode UJI DIAGNOSTIK DALAM EPIDEMIOLOGI KLINIK Xpidemiologi Klinik adalah Penerapan prinsip prinsip dan metode metode epidemiologi ke dalam praktek kedokteran klinik. Epidemiologi klinik merupakan salah satu

Lebih terperinci

MAHASISWA D-III KEBIDANAN SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2009/2010. Oleh NIP

MAHASISWA D-III KEBIDANAN SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2009/2010. Oleh NIP SYLABUS EPIDEMIOLOGI MAHASISWA D-III KEBIDANAN SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2009/2010 Oleh Ig.. Dodiiet Adiitya Setyawan,, SKM NIP. 19740112 199803 1 002 DEPARTEMEN KESEHATAN RI POLTEKKES SURAKARTA JURUSAN

Lebih terperinci

MAHASISWA D-III KEBIDANAN SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2009/2010. Oleh NIP

MAHASISWA D-III KEBIDANAN SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2009/2010. Oleh NIP SYLABUS EPIDEMIOLOGI MAHASISWA D-III KEBIDANAN SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2009/2010 Oleh Ig.. Dodiiet Adiitya Setyawan,, SKM NIP. 19740112 199803 1 002 DEPARTEMEN KESEHATAN RI POLTEKKES SURAKARTA JURUSAN

Lebih terperinci

Hand Out Epidemiologi : Prodi D III Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta SMT IV Tahun 2008 Oleh : Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM.

Hand Out Epidemiologi : Prodi D III Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta SMT IV Tahun 2008 Oleh : Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM. EPIDEMIOLOGI DASAR DASAR PENYAKIT EPIDEMIOLOGI TIDAK MENULAR & APLIKASINYA & Faktor DALAM Resiko KEBIDANAN Pentingnya pengetahuan tentang Penyakit Tidak Menular (PTM) dilatarbelakangi dengan kecenderungan

Lebih terperinci

SYLABUS : MKDK 009.S1.K. Dosen Pengampu

SYLABUS : MKDK 009.S1.K. Dosen Pengampu SYLABUS Mata Kuliah Kode SKS Semester Dosen Pengampu : : MKDK 009.S1.K : 2 SKS : IV(Empat) : IIgg.. Dooddi ieet t Addi ityyaa SS,, S.. Muurrwaat ti,, S K SSi intn taa Nss,, SS..Keepp..Nss.. A. Deskripsi

Lebih terperinci

PROSES PERJALANAN PENYAKIT SECARA UMUM DAPAT DIBEDAKAN ATAS :

PROSES PERJALANAN PENYAKIT SECARA UMUM DAPAT DIBEDAKAN ATAS : Riwayat Alamiah Penyakit (Natural Course of the Diseases) Agus Samsudrajat S, SKM Mata Kuliah Dasar Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Kapuas Raya Sintang, 2010/2011 Riwayat Alamiah

Lebih terperinci

DASAR MACAM DASAR EPIDEMIOLOGI MACAM APLIKASINYA DALAM KEBIDANAN

DASAR MACAM DASAR EPIDEMIOLOGI MACAM APLIKASINYA DALAM KEBIDANAN DASAR MACAM DASAR EPIDEMIOLOGI MACAM & APLIKASINYA DALAM KEBIDANAN EPIDEMIOLOGI Pengantar Epidemiologi menekankan pada upaya menerangkan bagaimana frekuensi & distribusi penyakit serta bagaimana berbagai

Lebih terperinci

SYLABUS. Kode : Bd Dosen Pengampu

SYLABUS. Kode : Bd Dosen Pengampu SYLABUS Mata Kuliah Kode : Bd. 214 SKS Semester Dosen Pengampu : : 2 SKS Teori : 1 SKS : IV(Empat) : IIgg.. Dooddi ieet t Addi ityyaa SS,, S.. Praktek : 1 SKS Rinni i T Trri i Haasst tuut ti,, SSKeepp..Nss,M.,.Keess

Lebih terperinci

DASAR EPIDEMIOLOGI &

DASAR EPIDEMIOLOGI & DASAR SURVEILANS DASAR EPIDEMIOLOGI & APLIKASINYA EPIDEMIOLOGI DALAM KEBIDANAN Data tentang penyakit menular yang pernah terjadi di suatu daerah merupakan hasil dari system pangamatan ( ) yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI. KOMPETENSI DASAR 1. Memahami substansi tentang pengertian epidemiologi

BAB I DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI. KOMPETENSI DASAR 1. Memahami substansi tentang pengertian epidemiologi BAB I DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI KOMPETENSI DASAR 1. Memahami substansi tentang pengertian epidemiologi KOMPETENSI DASAR 1. Memahami substansi tentang pengertian epidemiologi 2. Memahami substansi tentang

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH DASAR EPIDEMIOLOGI KODE KMU Tim pengajar : Irma Prasetyowati, S.KM.,M.Kes Dr. Pudjo Wahjudi.,M.

RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH DASAR EPIDEMIOLOGI KODE KMU Tim pengajar : Irma Prasetyowati, S.KM.,M.Kes Dr. Pudjo Wahjudi.,M. RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH DASAR EPIDEMIOLOGI KODE KMU 1310 Tim pengajar : Irma Prasetyowati, S.KM.,M.Kes Dr. Pudjo Wahjudi.,M.S KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. Mata kuliah ini membahas tentang konsep-konsep dasar epidemiologi yang meliputi;

KONTRAK PERKULIAHAN. Mata kuliah ini membahas tentang konsep-konsep dasar epidemiologi yang meliputi; KONTRAK PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : Prinsip-Prinsip Epidemiologi Kode MK : 8314-2-1032 Pengajar : Lia Amalia, S.KM, M.Kes. Semester : III/ 2012-2013 Hari Pertemuan/Jam : Selasa, 10.21 12.00 Tempat Pertemuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penyusun. Kelompok 1

KATA PENGANTAR. Penyusun. Kelompok 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan izin dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah farmakoepidemiologi tentang Studi Cohort. Dalam makalah

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA EPIDEMIOLOGI dr. Maftuhah Nurbeti A. Pendahuluan Knowledge is not enough, we must apply. Willingness is not enough, we must do (Goethe dalam Killoran et al, 2006) Kutipan dari ilmuwan terkenal abad 18

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR A. Pengantar Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran mendorong para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap berbagai penyakit termasuk salah

Lebih terperinci

DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI &

DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI & DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI & APLIKASINYA (UKURAN 2 EPIDEMIOLOGI) DALAM KEBIDANAN PENGUKURAN FREKUENSI MASALAH KESEHATAN Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

Lebih terperinci

Agus Samsudrajat S, SKM. Riwayat Alamiah Penyakit 1

Agus Samsudrajat S, SKM. Riwayat Alamiah Penyakit 1 Frekwensi atau besarnya masalah kesehatan Agus Samsudrajat S, SKM Mata Kuliah Dasar Epidemiologi STIKes Kapuas Raya Sintang, 2010/2011 Riwayat Alamiah Penyakit 1 Frekwensi yang dimaksudkan disini menunjuk

Lebih terperinci

Konsep Penyebab Penyakit (orang, tempat dan, waktu) PERTEMUAN 5 Ira Marti Ayu KESMAS/ FIKES

Konsep Penyebab Penyakit (orang, tempat dan, waktu) PERTEMUAN 5 Ira Marti Ayu KESMAS/ FIKES Konsep Penyebab Penyakit (orang, tempat dan, waktu) PERTEMUAN 5 Ira Marti Ayu KESMAS/ FIKES KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menguraikan karakter orang-tempat waktu dari suatu permasalahan

Lebih terperinci

Pengantar Epidemiologi. Aria Gusti, SKM, M.Kes Created for : Akbid PBH Batusangkar

Pengantar Epidemiologi. Aria Gusti, SKM, M.Kes Created for : Akbid PBH Batusangkar Pengantar Epidemiologi Aria Gusti, SKM, M.Kes Created for : Akbid PBH Batusangkar What is Epidemiology? EPI = tentang DEMOS = masyarakat/rakyat LOGOS = ilmu pengetahuan Epidemiologi adalah studi yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

BAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI BAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI Pendahuluan Era globalisasi yang sedang dihadapi oleh negara-negara berkembang dapat memberikan dampak baik positif maupun negatif. Contoh dampak negatif dari era globalisasi

Lebih terperinci

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI ORANG TEMPAT WAKTU

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI ORANG TEMPAT WAKTU KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI ORANG TEMPAT WAKTU NAMA KELOMPOK 2 : 1) Mila Kurniawati (2014-36-055) 2) Irchamna Nurul Jannah (2014-36-051) 3) Fifin Eka Fitriyanti (2014-36-066) 4) Sudarsih (2014-36-028) 5)

Lebih terperinci

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI. Putri Ayu Utami S. Kep, Ns.

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI. Putri Ayu Utami S. Kep, Ns. KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI Putri Ayu Utami S. Kep, Ns. Pengertian Epidemiologi berasal dari kata Yunani yaitu: Epi : Di antara / di atas / tentang Demos : Masyarakat Logos : Ilmu / Doktrin Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) FM-UDINUS-BM-08-05/R1 Kode / Nama Mata Kuliah : D22.5404/ Sistem Informasi Kesehatan 3 Revisi ke : 1 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 1

Lebih terperinci

BAHAN AJAR MATA KULIAH: PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIOLOGI. (Frekuensi Masalah Kesehatan)

BAHAN AJAR MATA KULIAH: PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIOLOGI. (Frekuensi Masalah Kesehatan) BAHAN AJAR MATA KULIAH: PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIOLOGI (Frekuensi Masalah Kesehatan) OLEH LIA AMALIA JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERITAS NEGERI GORONTALO

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : D11.6205/ Dasar Revisi ke : FM-UDINUS-BM-08-05/R2 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 20 Agustus 2015 Jml Jam kuliah

Lebih terperinci

SYLABUS. Mata Kuliah : Ilmu Kesehatan Masyarakat Kode : Bd Teori : 1 SKS Praktek : 1 SKS Semester : IV (Empat) TA. 2008/2009.

SYLABUS. Mata Kuliah : Ilmu Kesehatan Masyarakat Kode : Bd Teori : 1 SKS Praktek : 1 SKS Semester : IV (Empat) TA. 2008/2009. SYLABUS Mata Kuliah : Ilmu Kode : Bd. 501 SKS : 2 SKS Teori : 1 SKS Praktek : 1 SKS Semester : IV (Empat) TA. 2008/2009 Dosen Pengampu : Keemaluuddi inn,, SSKM.. Dooddi ieet t Addi ityyaa SSeet tyyaawaann,,

Lebih terperinci

Riwayat Alamiah Penyakit PERTEMUAN 6 IRA MARTI AYU FIKES/ KESMAS

Riwayat Alamiah Penyakit PERTEMUAN 6 IRA MARTI AYU FIKES/ KESMAS Riwayat Alamiah Penyakit PERTEMUAN 6 IRA MARTI AYU FIKES/ KESMAS KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa dapat menguraikan riwayat alamiah dari beberapa penyakit Defenisi riwayat alamiah Tujuan mengetahui

Lebih terperinci

AplikasiPraktis Epidemiologi

AplikasiPraktis Epidemiologi AplikasiPraktis Epidemiologi Public Health Approach Surveillance: What is the problem? Problem Risk Factor Identification: What is the cause? Intervention Evaluation: What works? Implementation: How do

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI. By : Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES

EPIDEMIOLOGI. By : Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES EPIDEMIOLOGI By : Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES DEFINISI Ilmu yang mempelajari distribusi & diterminan yg mempengaruhi frekwensi penyakit pada manusia (Mac Mahon, B & Pugh, T.F, 1970). Studi tentang faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit

Lebih terperinci

Studi epidemiologi deskriptif

Studi epidemiologi deskriptif Studi epidemiologi deskriptif Penelitian Crosectional Adalah rancangan studi epidemiologi yg memepelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit

Lebih terperinci

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK PENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK Oleh : Dr. Edison, MPH Bagian Ilmu Kesehatan Masysarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Andalas EPIDEMIOLOGI : Ilmu yang mempelajari frekuensi

Lebih terperinci

Studi Epidemiologi Analitik. DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 Adelia Adi setya Rizky Maisar Putra Romayana Simanungkalit Rozika Amalia Siti Susanti Yusfika

Studi Epidemiologi Analitik. DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 Adelia Adi setya Rizky Maisar Putra Romayana Simanungkalit Rozika Amalia Siti Susanti Yusfika Studi Epidemiologi Analitik DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 Adelia Adi setya Rizky Maisar Putra Romayana Simanungkalit Rozika Amalia Siti Susanti Yusfika STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK 1.1 PENGERTIAN STUDI EPIDEMIOLOGI

Lebih terperinci

SURVAILANCE KESEHATAN. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes

SURVAILANCE KESEHATAN. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes SURVAILANCE KESEHATAN Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes Introduction Surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan, analisis, dan analisis data secara terus menerus dan sistematis yang kemudian didiseminasikan

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI DASAR ANDREAS W. S, SKM.M.KED. TROP

EPIDEMIOLOGI DASAR ANDREAS W. S, SKM.M.KED. TROP EPIDEMIOLOGI DASAR ANDREAS W. S, SKM.M.KED. TROP Prodi D3 Kebidanan Stikes William Booth Surabaya Website: https://andreaswoitilasukur.wordpress.com/ Email : andreaswoitila@gmail.com Facebook: Andreas

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI DAN BIOSTATISTIK GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

EPIDEMIOLOGI DAN BIOSTATISTIK GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN EPIDEMIOLOGI DAN BIOSTATISTIK GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN MATA KULIAH : EPIDEMIOLOGI DAN BIOSTATISTIK (Program B) KODE MATA KULIAH : L11A 211 KREDIT : 2 SKS ( 1-1 ) SEMESTER : II KOORDINATOR :

Lebih terperinci

STUDI EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF. Putri Handayani, SKM., M.KKK

STUDI EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF. Putri Handayani, SKM., M.KKK STUDI EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF Putri Handayani, SKM., M.KKK Epidemiologi Definisi: Studi tentang sebaran (distribusi) dan faktor yang berpengaruh (determinan) dari frekuensi penyakit pada populasi (manusia).

Lebih terperinci

EPIDEMOLOGI KESEHATAN KERJA ZAENAB, SKM., M.KES co. id.

EPIDEMOLOGI KESEHATAN KERJA ZAENAB, SKM., M.KES co. id. EPIDEMOLOGI KESEHATAN KERJA ZAENAB, SKM., M.KES zaenabku@yahoo.co.id EPIDEMOLOGI KESEHATAN KERJA A. PENDAHULUAN Lingkungan Mc terdiri dari unsur yang mendasar Udara, Air, Makanan, disamping lingkungan

Lebih terperinci

DESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI

DESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI DESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI Suatu penelitian ingin mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit Thypoidpada anak-anak. Beberapa faktor yang diduga sebagai faktor risiko terjadinya penyakit

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3

FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3 FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3 1 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta,

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR. Hafni Bachtiar FK UNAND

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR. Hafni Bachtiar FK UNAND EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Hafni Bachtiar FK UNAND 1 EPIDEMIOLOGI Epi = Di antara / di atas / tentang Demos = Masyarakat Logos = Ilmu / Doktrin Kegunaannya : Dulu hanya untuk penyakit menular Gizi Kekurangan

Lebih terperinci

KONSEP HOST-AGENT-ENVIRONMENT

KONSEP HOST-AGENT-ENVIRONMENT KONSEP HOST-AGENT-ENVIRONMENT Biologis laws ( John Gardon ) Penyakit Timbul Karena Ketidak Seimbangan Antara Agent & Host ( manusia ) Keadaan Keseimbangan Tsb Tergantung Dari Sifat Alami & Karakteristik

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Gejala umumnya muncul 10 hingga

Lebih terperinci

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Aan Sunani, Ratifah Academy Of Midwifery YLPP Purwokerto Program Study of D3 Nursing Poltekkes

Lebih terperinci

Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta, 5 Maret 2016 Universitas Esa Unggul Jakarta Kelas 11 Paralel

Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta, 5 Maret 2016 Universitas Esa Unggul Jakarta Kelas 11 Paralel Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular Jakarta, 5 Maret 2016 Universitas Esa Unggul Jakarta Kelas 11 Paralel Epidemiologi = ilmu tentang populasi (harfiah) Epi = upon (tentang) Demos = peoples (populasi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Afrika, India, Ganna, Nigeria dan Indonesia (WHO, 2013; Chedi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gagal jantung merupakan salah satu penyebab morbiditas & mortalitas. Akhir-akhir ini insiden gagal jantung mengalami peningkatan. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini ditularkan dari orang ke orang oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit DBD banyak

Lebih terperinci

1. Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa.

1. Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa. JENIS DESAIN PENELITIAN 1. Cross-Sectional Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktorfaktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

Lebih terperinci

CLINICAL PROCESS dan POMR

CLINICAL PROCESS dan POMR CLINICAL PROCESS dan POMR Pendahuluan Pasien datang berobat karena mempunyai MASALAH KLINIS Dokter bekerja untuk menyelesaikan MASALAH KLINIS PASIEN Penyelesaian masalah klinis pasien memerlukan langkah-langkah

Lebih terperinci

Epidemiologi Kesehatan Reproduksi - 2

Epidemiologi Kesehatan Reproduksi - 2 Pengertian, tujuan dan kegunaan Terjadinya penyakit / masalah kesehatan reproduksi Faktor resiko terjadinya masalah kesehatan reproduksi Ukuran-ukuran status kesehatan epidemiologi yang terkait dalam kespro

Lebih terperinci

Tujuan Belajar : Setelah mempelajari Materi ini, diharapkan Mahasiswa mampu : Pengampu :

Tujuan Belajar : Setelah mempelajari Materi ini, diharapkan Mahasiswa mampu : Pengampu : Tujuan Belajar : Setelah mempelajari Materi ini, diharapkan Mahasiswa mampu : 1. Memahami tentang Pengertian Rancangan Penelitian Deskriptif, 2. Memahami Langkah-2 Penelitian Deskriptif. 3. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Mata Kuliah BIOETIKA Program studi Bioteknologi

Mata Kuliah BIOETIKA Program studi Bioteknologi Mata Kuliah BIOETIKA Program studi Bioteknologi Pertemuan Ke 8 BIOETIKA DALAM PENELITIAN EPIDEMIOLOGI DAN SOSIAL BUDAYA By: Seprianto, S,Pi, M.Si Tujuan Etik Epidemiologi Umum Memberi orientasi bagi peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menular (noncommunicable diseases). Terjadinya transisi epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN. menular (noncommunicable diseases). Terjadinya transisi epidemiologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dewasa ini sedang dihadapkan pada terjadinya transisi epidemiologi, transisi demografi dan transisi teknologi, yang mengakibatkan terjadinya perubahan pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atau

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di segala bidang mempunyai dampak yang luas terhadap perkembangan sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat. Dengan semakin majunya pendidikan

Lebih terperinci

BAB. I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB. I Pendahuluan A. Latar Belakang BAB. I Pendahuluan A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) diketahui sebagai penyakit arboviral (ditularkan melalui nyamuk) paling banyak ditemukan di negara-negara tropis dan subtropis. World Health

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, keberhasilan pembangunan ekonomi di Indonesia telah membuat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping berhasilnya pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan secara terus-menerus untuk meningkatkan taraf hidup. Untuk mewujudkan cita-cita pembangunan diperlukan

Lebih terperinci

Cross sectional Case control Kohort

Cross sectional Case control Kohort Definisi Cross sectional Case control Kohort Rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan dengan cara mengamati status penyakit dan paparan secara bersamaan pada individu

Lebih terperinci

30/10/2015. Tujuan epidemiologi kebidanan :

30/10/2015. Tujuan epidemiologi kebidanan : Pengertian, tujuan dan kegunaan Terjadinya penyakit / masalah kesehatan reproduksi Faktor resiko terjadinya masalah kesehatan reproduksi Ukuran-ukuran status kesehatan epidemiologi yang terkait dalam kespro

Lebih terperinci

BATASAN EPIDEMIOLOGI

BATASAN EPIDEMIOLOGI BATASAN EPIDEMIOLOGI 1. EPIDEMIOLOGI IS THE SCIENCE CONCERNED WITH FACTORS AND CONDITIONS WHICH DETERMINE THE OCCURANCE AND DISTRIBUTION OF HEALTH, DESEASE, DEFECT, DISABILITY AND DEATH IN POPULATION (

Lebih terperinci

PENGANTAR INVESTIGASI KLB KERACUNAN PANGAN

PENGANTAR INVESTIGASI KLB KERACUNAN PANGAN PENGANTAR INVESTIGASI KLB KERACUNAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Roy Sparringa dan Winiati P. Rahayu Agenda Presentasi

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012 ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012 Nugraheni M. Letelay, 2013. Pembimbing I : dr. Ellya Rosa Delima, M.Kes Latar

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS Renaldi, 2013 Pembimbing I : dr. Fenny, Sp.PK., M.Kes Pembimbing II : dr. Indahwaty,

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN ABORTUS INKOMPLIT DENGAN FAKTOR RISIKO PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT PINDAD BANDUNG PERIODE

ABSTRAK HUBUNGAN ABORTUS INKOMPLIT DENGAN FAKTOR RISIKO PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT PINDAD BANDUNG PERIODE ABSTRAK HUBUNGAN ABORTUS INKOMPLIT DENGAN FAKTOR RISIKO PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT PINDAD BANDUNG PERIODE 2013-2014 Gabriel Yange, 2015. Pembimbing 1 : dr. Rimonta F. Gunanegara, Sp.OG. Pembimbing 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi ganda, dimana masalah terkait gizi kurang belum teratasi namun telah

BAB I PENDAHULUAN. gizi ganda, dimana masalah terkait gizi kurang belum teratasi namun telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, Indonesia memiliki masalah gizi yang disebut dengan beban gizi ganda, dimana masalah terkait gizi kurang belum teratasi namun telah muncul masalah gizi lebih

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II. No.../.../.../SK/... TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN TERMINOLOGI

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II. No.../.../.../SK/... TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN TERMINOLOGI PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN UPTD PUSKESMAS SAMBUNG MACAN II Jalan Raya Timur km 15 Banaran Sambungmacan Sragen Telp (0351) 671294, Kode pos 57253 KEPUTUSAN KEPALA UPTD

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma yang bercirikan defisit neurologis onset akut yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma yang bercirikan defisit neurologis onset akut yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah sindroma yang bercirikan defisit neurologis onset akut yang terjadi minimal 24 jam melibatkan sistem saraf pusat dan disebabkan oleh gangguan aliran darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Keadaan tersebut terjadi karena

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK Yumeina Gagarani 1,M S Anam 2,Nahwa Arkhaesi 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian terbesar kedua di dunia setelah Human Immunodeviciency Virus

BAB I PENDAHULUAN. kematian terbesar kedua di dunia setelah Human Immunodeviciency Virus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi menular penyebab kematian terbesar kedua di dunia setelah Human Immunodeviciency Virus (HIV). Menurut survei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Berdasarkan WHO (2012), rubela adalah penyakit. infeksi virus RNA yang menular dan belum ada pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Berdasarkan WHO (2012), rubela adalah penyakit. infeksi virus RNA yang menular dan belum ada pengobatan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Berdasarkan WHO (2012), rubela adalah penyakit infeksi virus RNA yang menular dan belum ada pengobatan khusus untuk infeksi rubela. Virus rubela bersifat teratogen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sejak dulu sudah dikenal adanya gangguan jiwa, misalnya dalam cerita Mahabarata dan Ramayana dikenal adanya Srikandi Edan, Gatot Kaca Gandrung. Pada

Lebih terperinci

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan Sutjipto PKMK FK UGM Disampaikan pada Kursus Kebijakan HIV-AIDS 1 April 216 1 Landasan teori 2 1 EPIDEMIOLOGY (Definisi ) 1.

Lebih terperinci

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN ANGKA KEJADIAN BATUK KRONIK PADA ANAK YANG BEROBAT KE SEORANG DOKTER PRAKTEK SWASTA PERIODE SEPTEMBER OKTOBER 2011 Devlin Alfiana, 2011. Pembimbing I :

Lebih terperinci

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA Epidemiologi Dasar RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT ANDREAS W. SUKUR PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA Website: https://andreaswoitilasukur.wordpress.com/ Email : andreaswoitila@gmail.com Riwayat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI.... iv ABSTRAK v ABSTRACT. vi RINGKASAN.. vii SUMMARY. ix

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 Indra Pramana Widya., 2011 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan merupakan proses alamiah dan bukan proses patologi tetapi kondisi normal tersebut bisa menjadi abnormal bila disertai dengan penyakit penyerta dalam kehamilan

Lebih terperinci

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan kebidanan komprehensif merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan konseling. Asuhan kebidanan komprehensif

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : Kode : 25 : KEDOKTERAN KOMUNITAS Semester : 7 (tujuh) Standar Kompetensi : mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan aspek promotif,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka kematian ibu (Kemenkes RI, 2015). AKI

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa malaria merupakan penyakit

Lebih terperinci

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT DBD PADA PASIEN ANAK-ANAK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE MARET - JUNI

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT DBD PADA PASIEN ANAK-ANAK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE MARET - JUNI ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT DBD PADA PASIEN ANAK-ANAK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE MARET - JUNI 2016 Astriani, 2016 Pembimbing I : Budi Widyarto L., dr., MH. Pembimbing II :

Lebih terperinci