PENERAPAN PENDEKATAN CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN PENDEKATAN CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN"

Transkripsi

1 Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Edisi 1, Desember 2013 PENERAPAN PENDEKATAN CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN Desti Nurul Wulan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia Yahya Sudarya dan Sufyani Prabawanto 1 Abstrak: Penerapan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan. Penelitian ini bertujuan melihat perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar siswa pada materi bilangan pecahan setelah menggunakan pendekatan kontekstual. CTL membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata siswa. Metode yang dipakai yaitu PTK dengan subjek penelitian 23 orang siswa kelas IV SDN Inpres Cikahuripan Lembang. Hasil penelitian memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan setiap siklusnya dari 43.5%, 60.9% hingga menjadi 86.9% siswa dapat menuntaskan KKM. Menggunakan pendekatan CTL memudahkan siswa untuk memahami materi bilangan pecahan sehingga hasil belajar siswa meningkat. Kata Kunci : CTL, hasil belajar, bilangan pecahan Abstract: Application of CTL Approach To Improving Student Learning Outcomes In Matter Fractions. This research aims to see the planning, implementation, and students learning outcome on simple matter fraction after using CTL. CTL helps teachers relate what is taught to the real situation of students. The method is using PTK with 23 students of 4 th grades in SDN Inpres Cikahuripan research subject. The result showed a significant increase of student learning result on each cycle, from 43.5%, 60.9%, until 86.9% of student able to solve the KKM. Using CTL ease students to understand fraction material so the study outcome increase. Keywords: CTL, learning outcomes, fractions 1 Penulis Penanggung Jawab 1

2 Desti Nurul Wulan. Penerapan Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi pengembangan siswa agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu mengantarkan Indonesia ke posisi terkemuka, paling tidak sejajar dengan Negara-negara berkembang lainnya. Pendidikan sebagai usaha sadar diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan, keterampilan, sikap dan kepribadian yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional diantaranya adalah mendorong berkembangnya kreativitas peserta didik, yang sejalan dengan perkembangan aspek-aspek yang lain seperti keimanan dan ketakwaan, kecerdasan, keterampilan, dan lain-lain, sehingga tercipta keseimbangan dan keselarasan. Pembelajaran yang sesuai KTSP adalah pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai tokoh utama dalam semua mata pelajaran, salah satuanya mata pelajaran Matematika. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan bepikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama (Permen No. 22 Tahun 2006). Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (KTSP 2006;109) Bilangan pecahan merupakan salah satu materi yang termasuk ke dalam aspek bilangan. Materi bilangan pecahan dibelajarkan dari kelas III sampai kelas VI dengan sub pokok materi yang bervariasi mulai dari mengenal pecahan sederhana di kelas III sampai memecahkan masalah perbandingan dan skala di kelas VI. Masalah yang muncul dalam pembelajaran bilangan pecahan di kelas IV A SDN Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat ialah kecenderungan siswa yang berasumsi bahwa materi bilangan pecahan itu sulit dan siswa hanya terpaku pada hafalan rumus-rumus, siswa tidak mampu mengerjakan soal penjumlahan bilangan pecahan yang berbeda dari contoh yang diberikan guru, pembelajaran tidak kontekstual sehingga anak kesulitan dalam membayangkan materi yang disampaikan dan pembelajaran masih konvensional belum student-centered guru yang lebih mendominasi sehingga skor siswa pada materi penjumlahan bilangan pecahan rendah dan kurang dari KKM yang ditetapkan sekolah. Dari banyaknya pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika, guru harus memilih pendekatan pembelajaran yang mampu menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. Dari berbagai strategi tersebut, ada satu pendekatan pembelajaran yang disebut CTL (Contextual Teaching And Learning) atau disebut juga pembelajaran kontekstual. Pendekatan CTL merupakan pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan mengambil, menirukan, menceritakan, berdialog, berdiskusi pada kenyataan dunia nyata kehidupan seharihari. Elaine B. Jhonson (Rusman, 2012: 187) mengemukakan bahwa Pembelajaran kontekstual adalah sebuah system yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Pendekatan kontekstual adalah pendekatan pembelajaran matematika yang menekankan pada konteks pembelajaran dan lebih dekat dengan kehidupan siswa. Hal ini dimaksudkan agar kemampuan berfikir matematis 2

3 Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Edisi 1, Desember 2013 siswa dapat berkembang secara optimal pada saat proses belajar mengajar. Pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang dapat membantu siswa mencapai tujuannya, dengan pendekatan ini guru bertugas mengaitkan antara materi yang akan diajarkan dengan situasi dunia nyata serta mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penenerapannya dalam kehidupan mereka (Suprijono, 2011 ; ). Adapun rumusan masalahnya ialah sebagai berikut: (1) Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL pada materi bilangan pecahan untuk meningkatkan hasil belajar siswa? (2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL pada materi bilangan pecahan untuk meningkatkan hasil belajar siswa? (3) Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa setelah memperoleh pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan CTL?. Tujuan utama pada penelitian ini ialah agar siswa kelas IV A SDN Inpres Cikahuripan Lembang dapat memahami operasi hitung bilangan pecahan seluruhnya terutama pada operasi hitung penjumlahan bilangan pecahan sehingga hasil belajar yang masih dikatakan kurang dapat meningkat dan dapat dikatakan cukup baik. Sementara untuk manfaat penelitian secara khusus dipersembahkan untuk sekolah yakni memberikan sedikit sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah akan salah satu cara meningkatkan hasil belajar siswa sebagai upaya perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran dengan diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan CTL khususnya dalam pembelajaran matematika. METODE Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitian 23 orang siswa kelas IV A SDN Inpres Cikahuripan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Prosedur penelitian menggunakan daur siklus menurut Kemmis dan Mc Taggart yang mencakup empat komponen, yaitu: rencana (planning), tindakan (Action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Kegiatan penelitian dilaksanakan sebanyak tiga siklus yang dilakukan selama tiga minggu berturut-turut yaitu siklus I pada tanggal 13 Mei 2013, kemudian siklus II pada tanggal 20 Mei 2013 dan siklus terakhir pada tanggal 27 Mei Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Instrumen pembelajaran terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Setiap siklusnya instrumen pembelajaran ini tidaklah sama disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan juga sesuai dengan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil analisis dan refleksi di akhir pembelajaran. Instrumen pengumpulan data terdiri dari instrumen tes dan non tes. Instrumen tes yang digunakan berupa tes siklus sementara instrumen non tes berupa lembar observasi. Tes setiap siklus ada delapan butir tes, dalam setiap tes siklus disesuaikan dengan indikator-indikator yang telah ditentukan. Sebelum digunakan, instrument tes tersebut diuji terlebih dahulu. Uji tersebut meliputi uji validitas, reliabilitas, daya pembeda serta indeks kesukaran agar instrument tersebut memang layak untuk digunakan dan mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen-instrumen tersebut kemudian akan diolah lalu dideskripsikan dalam pembahasan. Teknik pengolahan data pada penelitian ini dengan cara menghitung rata-rata kelas, ketuntasan belajar siswa, gain serta gain yang dinormalisasikan. Proses penghitungan 3

4 Desti Nurul Wulan. Penerapan Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan data tersebut menggunakan program MS. Excel HASIL DAN PEMBAHASAN Rumusan masalah yang pertama ialah bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL pada materi bilangan pecahan untuk meningkatkan hasil belajar siswa? Penelitian yang peneliti lakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena permasalahan terjadi ketika peneliti sedang aktif mengajar pada kegiatan PLP. Peneliti menemukan masalah pada proses pembelajaran terutama pada hasil belajar sehingga peneliti memutuskan untuk mencari solusi dari masalah tersebut dengan tujuan memperbaiki kekurangankekurangan yang ada. Hal ini sejalan dengan pendapat Ebbutt dalam Wiriaatmadja, R. (2010:12) mengemukakan: Penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti merencanakan untuk melakukan daur siklus sebanyak tiga kali. Peneliti mempersiapkan perencanaan dimulai dari pencarian permasalahan pembelajaran yang terjadi di lapangan dengan cara mengobservasi proses pembelajaran yang sedang berlangsung. RPP dan LKS yang dibuat mengalami beberapa perubahan pada prosesnya. Setiap perubahan berdasarkan pada hasil refleksi pada siklus sebelumnya. RPP dan LKS yang dibuat mencakup seluruh aspek pembelajaran dengan pendekatan CTL. RPP dan LKS yang dibuat menitik beratkan pada pengaitan materi dengan situasi nyata kehidupan siswa. Sesuai dengan pengertian pendekatan CTL yang dikemukakan Suprijono (2011: 79-80) bahwa : Pendekatan Contextual Teaching and Learning merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Instrumen pembelajaran disusun sesusai dengan komponen yang ada dalam CTL Satori Djam an (2009: 24) menyebutkan bahwa pendekatan kontekstual memiliki tujuh komponen utama, yaitu (1) Konstruktivisme (Contructivism); (2) Menemukan (Inquiry); (3) Bertanya (Questioning); (4) Masyarakat Belajar (Learning Community); (5) Pemodelan (Modelling); (6) Refleksi (Reflection); (7) Penilaian Sebenarnya (Aunthentic Assessment). RPP dan LKS yang disusun harus memuat komponen-komponen yang telah disebutkan. Instrumen selanjutnya adalah instrumen penelitian yaitu instrumen pengumpulan data seperti tes siklus. Setelah sebelumnya peneliti menentukan indikator-indikator pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar dari semua siklus. Dari indikatorindikator tersebut peneliti membuat dua soal yang mewakili satu indikator, lebih lengkapnya dapat dilihat dalam kisi-kisi soal pada lampiran. Untuk mendapatkan soal-soal tes yang berkualitas baik peneliti terlebih dahulu mengujicobakan kelayakan dan juga kesesuaian tes tersebut. Uji coba instrumen tersebut meliputi validitas, reliabilitas, indeks kesukaran juga daya pembeda sehingga dapat memudahkan peneliti menentukan soal-soal tes mana yang baik dan relevan dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Hal ini 4

5 Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Edisi 1, Desember 2013 sejalan dengan pendapat Arikunto (2009:57) sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis. Dari hasil ujicoba instrumen terpilih delapan butir soal yang memiliki validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda yang memiliki kriteria cukup baik dan representative unuk mengukur hasil belajar siswa. Instrumen pengumpul data selanjutnya adalah lembar observasi, lembar observasi memuat seluruh kegiatan guru dan siswa yang digambarkan dengan poin-poin yang mewakili kegiatan sesuai dengan komponen CTL. Instrument tes yang digunakan adalah dengan tes uraian. Secara rinci indikator tersebut adalah : a) Menyatakan penjumlahan bilangan pecahan yang berpenyebut sama dan tidak sama dalam bentuk gambar dan sebaliknya. b) Mengaitkan penjumlahan bilangan pecahan yang berpenyebut sama dan tidak sama. c) Menghitung hasil penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama. d) Mengerjakan soal cerita mengenai penjumlahan bilang pecahan berpenyebut sama dan tidak sama. Selanjutnya untuk rancangan pembelajaran pada siklus II dibuat dengan mengacu pada hasil refleksi kegiatan pada siklus I. Materi di siklus II ini dibatasi hanya pada penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut tidak sama. Perubahan disesuaikan dengan hasil refleksi atau solusi yang telah dikonsultasikan bersama observer agar menjadi lebih baik serta pada langkahlangkah pembelajaran yang kurang ataupun tidak terlaksana dengan baik pada siklus I. Pada siklus III, rancangan juga dibuat berdasarkan rancangan pada siklus sebelumnya yaitu siklus II. Materi di siklus 3 ini dibatasi hanya pada penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama. Perubahan disesuaikan dengan hasil refleksi atau solusi yang telah dikonsultasikan bersama observer agar menjadi lebih baik serta pada langkahlangkah pembelajaran yang kurang ataupun tidak terlaksana dengan baik pada siklus II. Pada siklus II dan III tingkat kesukaran tes dibuat semakin tinggi agar terlihat peningkatan hasil belajar bukan dikarenakan soal tes yang semakin mudah, tetapi proses pembelajaran yang berhasil. Perubahan-perubahan yang dilakukan, berpengaruh baik pada hasil belajar siswa. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Dengan adanya refleksi, peneliti menjadi terarahkan untuk memperbaiki kesalahan atau kekurangan yang terjadi pada pembelajaran sebelumnya. Hal ini juga memperlihatkan kelemahan-kelemahan siswa pada proses pembelajaran terutama pada hasil belajar, sehingga peneliti dapat memberikan tindak lanjut untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut. Rumusan masalah yang kedua ialah bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL pada materi bilangan pecahan untuk meningkatkan hasil belajar siswa? Peneliti dalam proses pembelajaran pada dasarnya sudah melaksanakan pembelajaran mengikuti langkah-langkah yang sesuai dengan perencanaan. Perencanaan yang dibuat sesuai dengan rencana penelitian. Pada pelaksanaan, peneliti melaksanakan pembelajarn sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran CTL yang dikembangkan dari tujuh 5

6 Desti Nurul Wulan. Penerapan Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan komponen CTL tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Rusman (2012: ) pada intinya pengembangan setiap komponen CTL dalam pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut : (1) Mengembangkan pemikiran siswa untuk belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang dimiliknya; (2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topic yang diajarkan; (3) Mengembangkan sikap ingin tahu siswa melalui pertanyaan; (4) Menciptakan masyarakat belajar, seperti belajar dalam kelompok; (5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran melalui media dll; (6) Membiasakan siswa untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan; (7) Melakukan penilaian secara objektif, yang sebenarnya. Dengan memperhatikan karakteristik-karakteristik pendekatan CTL sebagai berikut: (1) Kerjasama; (2) Saling menunjang; (3) Menyenangkan dan tidak membosankan; (4) Belajar dengan bergairah; (5) Pembelajaran terintegrasi; (6) Menggunakan berbagai sumber; (7) Siswa aktif; (8) Sharing dengan teman; (9) Siswa kritis dan guru kreatif; (10) Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa (11) Laporan kepada orangtua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan lain-lain. (Depdiknas, 2005:20) Ketika proses pembelajaran dengan pendekatan CTL ini siswa cukup aktif sehingga proses pembelajaran berjalan dengan cukup baik, karena siswa terlihat sangat tertarik dengan media yang disediakan. Keantusiasan ini terlihat sepanjang siklus I sampai siklus III. Dengan keantusiasan tersebut siswa menjadi lebih mudah menghubungkan situasi nyata dengan materi yang diajarkan dengan dilakukannya bimbingan oleh peneliti. Sehingga dalam mengerjakan soal siswa terlihat lebih mengerti dan paham. Permasalahan yang terjadi sebelumnya ialah dimana siswa kesulitan melakukan penjumlahan bilangan pecahan. Hal ini disebabkan karena kurang memanfaatkan media konkret yang disasjikan dalam kelas, sehingga siswa tidak dapat membayangkan bahwa pecahan itu seperti apa dan bagaimana. Dengan pendekatan CTL, siswa dapat dengan mudah menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan situasi nyata kehidupannya. Karena dengan pendekatan CTL guru dapat menyajikan situasi dunia nyata ke dalam kelas, misalnya dengan membawa model atau media yang dapat digunakan siswa sehingga mengkongkretkan sesuatu yang abstrak bagi siswa. Dalam pelaksanaannya masih banyak kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada setiap siklusnya, refleksi yang dilakukan pada siklus sebelumnya diterapkan pada siklus selanjutnya sehingga pada pelaksanaannya mengalami beberapa perubahan sesuai refleksi siklus. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pelaksanaan tindakan juga mengalami beberapa perubahan pada prosesnya. Setiap perubahan berdasarkan pada hasil refleksi pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini disesuaikan dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan 6

7 Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Edisi 1, Desember 2013 dilaksanakan senyata mungkin sesuai dengan inti dari pendekatan CTL yaitu hubungan dari setiap konsep pengetahuan dengan kehidupan sebenarnya. Dalam pelaksanaannya guru menggunakan media yang sesuai, sumber belajar ataupun dengan menggunakan ilustrasi yang memang berhubungan dengan kehidupan nyata siswa. Hasil yang didapatkan setelah tindakan tersebut, cukup baik karena siswa sudah tidak lagi kesulitan dalam menjumlahkan bilangan pecahan berpenyebut sama maupun tidak sama. Dari hasil analisis peneliti setelah proses pembelajaran menggunakan pendekatan CTL siswa telah mampu : (1) Memahami dan menjelaskan konsep penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama. (2) Melakukan manipulasi berupa membuat contoh-contoh gambar penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama dengan menggunakan media kertas bekas. (3) Menyelesaikan masalah dalam bentuk soal cerita yang berkaitan dengan penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Depdiknas (2009:118) yaitu hal terpenting dalam mata pelajaran matematika yakni mempunyai tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut : a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan mereka. c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mepelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Tujuan matematika yang dipaparkan di atas cukup jelas dimana tujuan tersebut mengupayakan agar siswa memiliki keterampilan-keterampilan khususnya dalam hal matematika serta dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dan hal tersebut sudah cukup terlihat pada proses penelitian berlangsung. Ini merupakan hal positif yang mengindikasikan bahwa pembelajaran materi penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama menggunakan pendekatan CTL memberikan hasil yang baik pada proses dan hasil belajar siswa. Pada setiap pelaksanaan dilakukan pengamatan agar dapat merefleksikan setiap kegiatan pembelajaran yang telah terlaksana. Proses pengamatan dilakukan pada setiap siklusnya oleh dua orang observer yaitu guru wali kelas IV dan teman sejawat. Hasil pengamatan ini akan dijadikan sebuah refleksi untuk peneliti melakukan perubahan-perubahan yang lebih baik setiap siklusnya. Perubahan-perubahan tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Adapun setelah melakukan penelitian menerapkan pendekatan CTL itu sendiri 7

8 Desti Nurul Wulan. Penerapan Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan peneliti mendapatkan poin-poin tambahan untuk kekurangan dan kelebihan pendekatan CTL. Ada beberapa keunggulan dan kekurangan dari penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut (Irma Fauziyah: 2012 ): Keunggulan penerapan pendekatan CTL : (1) Real world learning yaitu pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan masalah yang disimulasikan dalam pembelajaran. (2) Mengutamakan pengalaman dalam kehidupan nyata siswa, yaitu menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan pengalaman yang dimiliki siswa. (3) Proses berfikir tingkat tinggi, siswa dituntut untuk menggali pengetahuan secara kreatif untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dan mencari suatu pemecahan suatu masalah. (4) Student centered yaitu berpusat pada siswa bukan teacher centered atau berpusat pada guru. Sehingga siswa lebih mendominasi pembelajaran lebih banyak terlibat dalam setiap proses. (5) Siswa aktif, kritis dan kreatif maksudnya siswa menggunakan kemampuan berfikir kritis, terlibat penuh dalam proses pembelajaran yang efektif. (6) Realistis, dekat dengan kehidupan nyata isswa sehingga pembelajaran lebih nyata dengan media yang ada di sekitar lingkungan siswa. (7) Siswa langsung melakukan bukan menghapal teori. (8) Proses yang terjadi adalah learning bukan teaching karena siswa belajar memahami materi dengan mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya dan guru hanya berperan sebagai fasilitator saja. (9) Education yang terjadi bukan Instruction. Pembelajaran ynag terjadi merupakan interaksi dua arah antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa yang lainnya. (10) Pembentukan pribadi siswa, karena pengetahuan yang dimiliki siswa merupakan hasil pengembangan siswa itu sendiri dan siswa mampu membangun pengetahuan dengan cara menemukan arti dan mendapatkan pengalaman. (11) Siswa dapat memecahkan masalah sehingga siswa mendapatkan suatu pengalaman dengan cara terus menerus dalam usaha untuk mengaitkan pengetahuan dengan kenyataan. (12) Siswa menjadi model, melakukan dan tugas guru hanya mengarahkan. (13) Hasil belajar diukur dengan berbagai alat ukur bukan hanya tes. Kelemahan penerapan pendekatan CTL diantaranya (1) Guru harus memiliki kemampuan untuk memahami secara mendalam mengenai konsep pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. (2) Guru diharuskan memahami perbedaan potensi individu setiap siswa di kelas. (3) Guru harus selalu menyediakan kelengkapan pembelajaran seperti sarana, media, alat bantu serta kelengkapan pembelajaran yang menunjang aktivitas siswa dalam belajar. (4) Siswa harus memiliki inisiatif dan kreatifitas dalam belajar, memiliki wawasan pengetahuan yang memadai sehingga ada perubahan sikap dalam menghadapi persoalan. (5) Siswa harus memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugas. Poin-poin di atas tersebut memang terbukti adanya pada penelitian penerapan pendekatan CTL ini, seperti pada kelebihan yaitu gambar yang 8

9 Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Edisi 1, Desember 2013 bersifat konkret, tidak terbatas ruang dan waktu dan juga menarik perhatian siswa. Selain itu pada kekurangan terdapat dua poin yang benar dirasakan oleh peneliti yaitu gambar yang terlalu kompleks dan gambar yang kurang maksimal bila diterapkan dalam kelompok besar. Rumusan masalah yang ketiga ialah bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan mendapatkan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL pada materi penjumlahan bilangan pecahan? Salah satu tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar peningkatan hasil bejar siswa setelah mendapat pembelajaran dengan pendekatan CTL. Berdasarkan data yang diperoleh pada pembelajaran di siklus 1, 2 dan 3, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang ditunjukkan melalui skor tes siklus mengalami peningkatan yang siginifikan setelah dilakukan tindakan dengan penggunaan pendekatan CTL. Peningkatan hasil belajar dari setiap siklus tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 Perolehan Skor Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1, 2 dan 3 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Skor Rata TB 43.5% 60.9% 86.9% Gain <g> Kategori Rendah Rendah Berdasarkan data pada tabel di atas, peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan melalui rata-rata skor dimulai dari sebelum siklus hingga siklus 3 yang meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus ke 1 skor rata-rata siswa hanya Skor rata-rata siklus 2 diperoleh sebesar 78.5, hal ini pun terlihat mengalami peningkatan dari skor rata-rata siklus 1. Setelah dilakukan pembelajaran yang lebih baik di siklus ke 3, hasil belajar siswa pun kembali meningkat signifikan menjadi Hal ini memang dianggap masih kurang karena hasil belajar yang diharapkan belum mencapai ketuntasan belajar 100%. Hasil belajar siswa pun ditunjukkan dengan ketuntasan belajar siswa atau siswa yang telah mencapai KKM pada setiap pembelajaran. KKM pada pembelajaran matematika di kelas IV SDN Inpres Cikahuripan adalah 70. Di siklus 1, siswa yang lulus KKM hanya 10 orang yaitu sekitar 23%, pada siklus ke 2 pun terjadi peningkatan menjadi 14 orang yaitu sekitar 60.87%. Sedangkan di siklus 3 terjadi peningkatan yang cukup signifikan, 20 orang siswa telah lulus KKM yaitu sekitar 86.9%. Tidak halnya dengan skor gain ternormalisasi di setiap siklus yang mengalami penurunan. Di siklus 1 ke 2 gain ternormalisasi didapatkan sebesar 0.24 dengan kriteria gain rendah, lalu di siklus 2 ke 3 gain ternormalisasi menjadi 0,29 dengan kriteria gain juga rendah. KESIMPULAN Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan dapat diambil simpulan bahwa perencanaan pada penelitian ini dirancang dengan sumber dari hasil analisis dan refleksi peneliti akan pembelajaran sebelumnya, sehingga kualitas perencanaan menjadi semakin baik dari setiap siklusnya. Sejalan dengan itu, pelaksanaan pun menjadi semakin terkoordinir dengan baik, sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa 9

10 Desti Nurul Wulan. Penerapan Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan yang semakin meningkat. Perencanaan yang disusun adalah hasil refleksi sebelumnya dari pembelajaran yang dilakukan, sehingga guru dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terjadi tidak terjadi lagi pada siklus selanjutnya. Penggunaan pendekatan CTL pada pembelajaran penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama memberikan pengaruh positif pada pelaksanaan proses pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama dengan menggunakan pendekatan CTL meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada pembelajaran penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama mengalami peningkatan pada setiap siklusnya dilihat dari rata-rata skor tes dan ketuntasan belajar. Jumlah siswa dengan skor yang telah tuntas dari KKM setiap siklusnya mengalami peningkatan, pada akhir siklus hampir keseluruhan siswa mencapai skor yang berada di atas KKM hanya beberapa siswa saja yang tertinggal. (Metodologi). Prodi Pendas Sekolah Pasca Sarjana UPI. Fauziah, Irma. (2012). Meningkatkan Hasil Belajar dengan Menggunakan Pendekatan Kontextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Tentang Konsep Pecahan. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan. Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada Suprijono, Agus. (2011). Cooperative Learning TEORI DAN APLIKASI PAIKEM. Yogjakarta : Pustaka Pelajar Wiriaatmadja, R. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). (2006). Bahan 02 : Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum Tinkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: BSNP. Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Bahan 02 Pendidikan & Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Djam an, Satori. (2009). Kapita Selekta Problematika Pendidikan Dasar 10

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai cukup memegang peranan penting, baik pola pikirnya dalam membentuk siswa menjadi berkualitas

Lebih terperinci

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum pendidikan di Indonesia tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1

Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1 Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1 Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan untuk Meningkatkan dan Hasil Belajar Kelas IV Materi Penjumlahan dan Pengurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan memiliki peranan penting yang dapat diterapkan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN BAB III METODOLOGI PENELITIAAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan di kelas IV. Adapun metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT Maret 2017 Vol. 1, No. 1, Hal.150 PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT Nurul Afifah Rusyda 1), Dwi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING SISWA KELAS VII E SMP N 1 SRANDAKAN

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING SISWA KELAS VII E SMP N 1 SRANDAKAN UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING SISWA KELAS VII E SMP N 1 SRANDAKAN Arrini Ditta Margarani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU 1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU Oleh: Adillah Harniati 1 Sehatta Saragih 2 Syarifah Nur Siregar 2 flo_anteredium@yahoo.com

Lebih terperinci

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR   HP : APPLICATION OF STRUCTURAL APPROACHES COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SQUARE TO IMPROVE STUDENT LEARNING MATHEMATICS CLASS OF IV SD NEGERI 036 SERUSA KECAMATAN BANGKO KABUPATEN ROKAN HILIR Indah Purnama

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUALSISWA KELAS IV SDI RAI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUALSISWA KELAS IV SDI RAI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUALSISWA KELAS IV SDI RAI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Metodius Makul Guru SDI Rai Ruteng - Manggarai Abstrak: Kenyataan yang

Lebih terperinci

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan potensi

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN 2015/2016 Atsani Rohmatun Nisa 1, Triyono 2, Joharman 3

Lebih terperinci

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-A SMA AL-HUDA PEKANBARU Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** )

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menjumpai suatu hal yang erat kaitannya dengan kegiatan berhitung. Bagi setiap orang dan tidak menutup kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam dunia yang terus berubah dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat, manusia dituntut memiliki kemampuan berpikir kritis, sistematis,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD Oleh: Liyandari 1, Wahyudi. 2, Imam Suyanto 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN Nur Hadiyanta MAN Popongan Kabupaten Klaten email: hadiyantonur94@yahoo.com Abstrak Tujuan Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 GEMEKSEKTI TAHUN AJARAN 2015/2016 Siti Rokhmah 1, Wahyudi

Lebih terperinci

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIIID SMP NEGERI 1 MLATI Oleh: Riza Dyah Permata 11144100098 Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Caturini Galuh Prameswari 1, Imam Suyanto 2,

Lebih terperinci

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut :

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum terdapat beberapa mata pelajaran sebagai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Pada jenjang Sekolah Dasar terdapat lima mata pelajaran pokok

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1) 1 SDN 18 Lembah Melintang email: arjuni@gmail.com Abstract The problems

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang diberikan sejak tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan menengah dan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya mata pelajaran matematika adalah diujikannya

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN DI SEKOLAH DASAR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2011/2012

PENERAPAN PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN DI SEKOLAH DASAR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2011/2012 PENERAPAN PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN DI SEKOLAH DASAR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh: Umi Solikhatun 1, Siti Aminatul Khoeriyah 2, Pujiati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratna Purwati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratna Purwati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika berasal dari bahasa Yunani mathein atau manthenein, yang berarti mempelajari. Kebanyakan orang mengatakan bahwa matematika merupakan suatu pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah nilai yang melebihi dari KKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. adalah nilai yang melebihi dari KKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembelajaran dikelas dapat ditunjukkan dengan dikuasainya materi pelajaran oleh siswa yang dinyatakan dengan nilai. Nilai yang diharapkan adalah

Lebih terperinci

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University 1 THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL WITH STRUCTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) APPROACH TO IMPROVE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT IN CLASS VII 3 SMP NEGERI 16 SIJUNJUNG Nadhilah Andriani

Lebih terperinci

Affandi*) Kartini, Susda Heleni**) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR

Affandi*) Kartini, Susda Heleni**) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR Abstract UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS IV SDN 016 SIMPANG POROS KECAMATAN RIMBA MELINTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang dapat bersaing secara nasional dan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang dapat bersaing secara nasional dan internasional. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dalam proses pembangunan suatu bangsa. Pendidikan menjadi penting karena salah satunya mampu menyediakan sumber daya manusia

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA Intan Maylani Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk kemajuan bangsa dan negara, dengan majunya pendidikan suatu negara dapat dijadikan tolok ukur bahwa negara

Lebih terperinci

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD Retno Megawati 1, Suripto 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN Nurhaidah, Japet Ginting, Suhermi Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI 163086 TEBING TINGGI Helmina Siagian Surel: hrmnsiagian@gmail.com ABSTRACT This aim of this

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 KARANGSARI TAHUN AJARAN 2014/2015 Masrukhin 1, Triyono 2,

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL Muryatin SDN Pakunden 1, Jalan Bogowonto 48A Kota Blitar E-mail: muryatin2@gmail.com Abstract: Improvement Efforts of Learning

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 9 PEKANBARU Saratul Ihsany, Nahor Murani Hutapea,

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Negeri 1 Bonai Darussalam

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Negeri 1 Bonai Darussalam 1 Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Negeri 1 Bonai Darussalam Nuri Wijayanti, Annajmi 1), Arcat 2) 1) 2) Dosen Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAPESERTA DIDIK KELAS VIII.2 SMP NEGERI 21 PEKANBARU Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur

Lebih terperinci

1. Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3. Dosen PGSD FKIP UNS

1. Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3. Dosen PGSD FKIP UNS APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VI SDN SIDOMULYO TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: Agus Wiji Utami 1), H. Setyo Budi 2)

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MEDIA ARSIRAN KELAS IV SDN 27

HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MEDIA ARSIRAN KELAS IV SDN 27 HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MEDIA ARSIRAN KELAS IV SDN 27 Indrawati, K.Y. Margiati, Rosnita Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan e-mail:indrawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak hanya merupakan sebuah kewajiban sebagai tuntutan dari kebijakan pemerintah, tetapi pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah kebutuhan

Lebih terperinci

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3  Contact : 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII B SMPN 10 TAPUNG Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Seprotantobest@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada kajian ini, akan diuraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mencakup uraian mengenai metode penelitian,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD Oleh: Siti Hanisah 1, Tri Saptuti 2, H. Setyo Budi 3 FKIP,

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 4 SMP NEGERI 17 PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 4 SMP NEGERI 17 PEKANBARU 1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 4 SMP NEGERI 17 PEKANBARU Puteri Nurul Ramadhan 1, Zuhri D 2, Nahor Murani Hutapea 3 puterinurulramadhan@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus dilakukan sampai saat ini secara berkesinambungan. Berbagai upaya dilakukan demi meningkatkan kualitas pendidikan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Tinggi rendahnya

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syarifah Ambami, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syarifah Ambami, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia sepanjang hayat. Sejak lahir manusia memerlukan pendidikan sebagai bekal hidupnya. Pendidikan sangat penting sebab tanpa

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sekarang ini sedang digalakan oleh pemerintah. Langkah yang paling penting dilakukan adalah dengan pendidikan.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SD

PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SD PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SD Pawit Khotibin 1, Wahyudi 2, Chamdani 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI ORI TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MODEL KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI ORI TAHUN AJARAN 2012/2013 PENGGUNAAN MODEL KONTEKSTUAL DALAM PENNGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATKA TENTANG PECAHAN PADA SSWA KELAS SD NEGER OR TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Patno Pustopo 1, Wahyudi 2, Warsiti 3 FKP, PGSD Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu pengetahuan yang sangat penting. Bukan tanpa alasan matematika diberikan di semua jenjang pendidikan. Dalam standar isi untuk satuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar sebagai salah satu bentuk satuan pendidikan dasar pada jalur pendidikan formal. Sekolah Dasar di tempuh dalam waktu 6 tahun, dimulai dari kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan di Indonesia sesungguhnya sudah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan di Indonesia sesungguhnya sudah mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan di Indonesia sesungguhnya sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pembelajaran di kelas sudah mengalami banyak kemajuan dengan ditemukannya

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN Muncarno FKIP Universitas Lampung Email: muncarno@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR Welly Chandra*, Sehatta Saragih**, Elfis Suanto**) Wellychandra87@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada kajian ini, akan diuraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mencakup uraian mengenai metode penelitian,

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA Ema, Siti Halidjah, Syamsiati Program Studi PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Lebih terperinci

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada pandangan umum yang mengatakan bahwa mata pelajaran matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999), matematika merupakan mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu, matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai sekolah dasar sampai

BAB I PENDAHULUAN. itu, matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai sekolah dasar sampai 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan kurikulum dalam dunia pendidikan sekolah menuntut adanya perkembangan pembelajaran matematika karena matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN TEROPONG PECAHAN DI KELAS IV SDN 08 PONTIANAK UTARA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN TEROPONG PECAHAN DI KELAS IV SDN 08 PONTIANAK UTARA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN TEROPONG PECAHAN DI KELAS IV SDN 08 PONTIANAK UTARA Ismail Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP UNTAN, Pontianak Email : ismail.robben@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) penelitian tindakan kelas ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan suatu ilmu yang tersusun secara deduktif (umum ke khusus) yang menyatakan hubungan-hubungan, struktur-struktur yang diatur menurut aturan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MEMBANTU SISWA MENGATASI KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN BILANGAN BULAT SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PLUS

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hani Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hani Handayani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran pendidikan matematika sangat penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Siswa sebagai sumber daya manusia harus memiliki kemampuan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR Dwi Ari Istianto 1, Triyono 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jl.

Lebih terperinci

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SDN Kedung Banteng

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SDN Kedung Banteng Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SDN Kedung Banteng Eka Setya Ningsih (Eka Setya Ningsih/148620600018/6/B1) S-1 PGSD Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori dijabarkan berbagai landasan sebagai pendukung penelitian, permasalahan dan variabel penelitian yang diteliti semua ditulis pada kajian teori. Untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL) 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL) CTL merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam suatu pembelajaran terdapat dua aktivitas inti yaitu belajar dan mengajar. Menurut Hermawan, dkk. (2007: 22), Belajar merupakan proses perubahan perilaku

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG Oleh: YOSEP RIANTI NPM : 1210013411037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ike Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ike Nurhayati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu pelajaran yang mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Tidak bisa dipungkiri, permasalahan dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Irmasuryani Abstract

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta   Irmasuryani Abstract PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SD NEGERI 34 KURANJI PADANG Irma Suryani 1,Wince Hendri 2, Erwinsyah Satria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat. Manusia dituntut memiliki kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif, bernalar,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Masalah Matematis Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran berbasis masalah, sebelumnya harus dipahami dahulu kata masalah. Menurut Woolfolk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari siswa melakukan kegiatan berpikir baik di sekolah maupun di rumah untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Di sekolah siswa berpikir

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN. PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN Suci Uliana 1), Hasnul Fikri 2), Gusnetti 2) 1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian di Kelas VII SMP Negeri 3 Tasikmalaya) Mopyani Cahyaty e-mail: mopyani.cahyaty@student.unsil.ac.id

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 TANAH MERAH

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 TANAH MERAH 1 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 TANAH MERAH Hanifah Amatullah, Sehatta Saragih, Atma Murni Email: hanifahamatullah57@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 JEMBER SUB POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN

Lebih terperinci

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. DASAR FILOSOFI Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit), dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta,

Lebih terperinci

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 6 SMA NEGERI 5 PEKANBARU Riwa Giyantra *) Armis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika,

BAB I PENDAHULUAN. matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permendiknas nomor 22 tahun 2006 menjelaskan tujuan pembelajaran matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, manusia akan mampu mengembangkan potensi diri sehingga akan mampu mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan sesuatu yang tidak asing bagi semua kalangan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan sesuatu yang tidak asing bagi semua kalangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan sesuatu yang tidak asing bagi semua kalangan masyarakat karena kegunaannya dalam setiap aktivitas kehidupan, baik itu disadari atau

Lebih terperinci

Eva Nuraisah 1, Riana Irawati 2, Nurdinah Hanifah 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No.

Eva Nuraisah 1, Riana Irawati 2, Nurdinah Hanifah 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No. Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PERBEDAAN PENGARUH PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 2 MARON TAHUN AJARAN 2015/2016 Yuni Astuti 1, Imam Suyanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adapun yang menjadi penyebab yaitu pembelajaran terpusat kepada guru dan

BAB I PENDAHULUAN. Adapun yang menjadi penyebab yaitu pembelajaran terpusat kepada guru dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pemahaman konsep terhadap pembelajaran matematika sangatlah memprihatinkan, dapat dilihat dari permasalahan yang sering muncul dalam menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seorang guru ketika memberikan pelajaran, terutama dalam pembelajaran matematika, diharapkan dapat mengoptimalkan siswa dalam menguasai konsep dan memecahkan

Lebih terperinci