PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN"

Transkripsi

1 2013, No LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/M-IND/PER/12/2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Perencanaan Pemberian Bantuan C. Serah Terima PPK atas Pengadaan Peralatan dan/atau Mesin BAB II MEKANISME PENYERAHAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN A. Mekanisme Penyerahan ke Pemda, BUMN, Perusahaan Industri yang Berbentuk Badan Hukum, dan Instansi Lain 1. Serah Terima Operasional 2. Penetapan Status Penggunaan BMN 3. Serah Terima Kepemilikan kepada Pemda, BUMN, Perusahaan Industri yang Berbentuk Badan Hukum, dan Instansi Lain B. Prosedur Serah Terima Kepemilikan atas Bantuan Peralatan dan/atau Mesin 2. Penyerahan BMN ke Pemerintah Daerah a. BMN yang berasal dari Belanja Barang pada Anggaran 019/APBN-P b. BMN yang berasal dari Dana Tugas Pembantuan (TP) c. BMN yang berasal dari Dana Dekon/TP sebelum Tahun Anggaran 2011 d. BMN yang berasal dari Dana Dekon/TP setelah Tahun Anggaran 2011 e. Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN)

2 , No Penyerahan ke BUMN dalam rangka Penyertaan Modal Pemerintah Pusat Berasal dari Belanja Modal Anggaran 019/APBN-P 4. Penyerahan dalam rangka Dioperasionalkan oleh Pihak Lain dalam Menjalankan Pelayanan Umum Sesuai Tugas dan Fungsi Kementerian Perindustrian 5. Penyerahan ke Instansi Lain dalam rangka Alih Status BAB III PENATAUSAHAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN A. Pencatatan Bantuan Peralatan dan/atau Mesin yang Diserahkan ke Pemda, BUMN, Perusahaan Industri yang Berbentuk Badan Hukum atau Instansi Lain 1. Bila berasal dari Belanja Barang Non Operasional/ Bagian Anggaran Bila berasal dari MAK Belanja Modal Bagian Anggaran Bila berasal dari PHLN 4. Bila berasal dari Dana Tugas Pembantuan B. Penghapusan Peralatan dan/atau Mesin C. Tabel Penatausahaan Bantuan Peralatan dan/atau Mesin LAMPIRAN: Lampiran 1 Prosedur Hibah Pada Pengguna Barang di Lingkungan Kementerian Perindustrian Dana APBN Anggaran 19/PHLN Lampiran 2 Prosedur Hibah Pada Pengguna Barang di Lingkungan Kementerian Perindustrian Dana Dekon/TP Sebelum Tahun Anggaran 2011 Lampiran 3 Prosedur Hibah Pada Pengguna Barang/Eselon I/Kuasa Pengguna Barang di Lingkungan Kementerian Perindustrian

3 2013, No Dana Dekon/TP Setelah Tahun Anggaran 2011 (BMN Dihasilkan dari Kegiatan Fisik Lain) Lampiran 4 Prosedur Hibah Pada Pengguna Barang/Eselon I/Kuasa Pengguna Barang di Lingkungan Kementerian Perindustrian Dana Dekon/TP Setelah Tahun Anggaran 2011 (BMN Dihasilkan dari Kegiatan Fisik) Lampiran 5 Prosedur Pengajuan Penyertaan Modal Pemerintah Pusat Pada Pengguna Barang Lampiran 6 Prosedur Peralatan dan/atau Mesin (BMN) yang Dioperasionalkan Pihak Lain Pada Pengguna Barang/Eselon I/Kuasa Pengguna Barang di Lingkungan Kementerian Perindustrian Lampiran 7 Prosedur BMN yang Dialihstatuskan ke Instansi Lain oleh Pengguna Barang/Eselon I/Kuasa Pengguna Barang di Lingkungan Kementerian Perindustrian MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, MOHAMAD S. HIDAYAT

4 , No.92 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka merangsang pertumbuhan rumpun industri yang sehat dan kuat melalui pengembangan rantai pertambahan nilai, penguatan hubungan antar industri yang terkait secara horizontal, dan penyediaan sarana bagi peningkatan kapasitas produksi, perlu strategi pembangunan industri melalui Program Peningkatan Kemampuan Industri Lokal. Program tersebut dilaksanakan untuk mendukung program Industri Prioritas Nasional sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster industri Prioritas Dalam hal ini. Program Peningkatan Kemampuan Industri Lokal dilaksanakan melalui pemberian bantuan peralatan dan atau mesin. Pemberian Bantuan dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan industri nasional, oleh karena itu perlu dibuat pedoman pemberian bantuan Barang Milik Negara (BMN) dari unit kerja di lingkungan kementerian. Pedoman Pemberian Bantuan Peralatan dan/atau Mesin ini diharapkan dapat memberikan kemudahan, kepastian, dan keamanan bagi Satuan Kerja (satker) pemberi bantuan maupun Pemerintah Daerah (Pemda), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perusahaan industri yang berbentuk badan hukum, dan instansi lain. B. Perencanaan Pemberian Bantuan Rencana pengadaan peralatan dan/atau mesin yang akan diserahkan kepada Pemda, BUMN, perusahaan industri yang berbentuk badan hukum, dan instansi lain harus dimulai sejak penyusunan RKA-KL yang terdokumentasi dalam dokumen perencanaan. Dalam proses perencanaan pemberian Bantuan Mesin atau Peralatan, perlu diperhatikan hal berikut: 1. Dalam TOR perlu ditegaskan bahwa pengadaan peralatan dan/atau mesin tersebut tujuannya akan diserahkan ke pihak lain dan harus dicantumkan penyerahan peralatan dan/atau mesin diselesaikan dalam tahun berjalan.

5 2013, No Peralatan dan atau Mesin yang diserahkan ke pihak lain tersebut merupakan Barang Milik Negara (BMN) 3. Sumber dana dapat berasal dari bagian anggaran 019/ APBN (Kementerian Perindustrian), atau Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN). 4. Akun yang digunakan adalah Belanja Barang (526) atau Belanja Modal (53). 5. BMN yang tujuan semula direncanakan akan diserahkan ke Pemda, maka menggunakan Akun Belanja Barang (526). 6. BMN yang tujuan semula direncanakan akan diserahkan ke BUMN, maka menggunakan Akun Belanja Modal (53) 7. BMN yang akan diserahkan kepada instansi lain menggunakan Akun Belanja Modal (53) 8. BMN yang dioperasikan kepada perusahaan industri yang berbentuk badan hukum (termasuk BUMN) menggunakan Akun Belanja Modal (53) C. Serah Terima PPK atas Pengadaan Peralatan dan/atau Mesin 1. Peralatan dan/atau Mesin yang Diadakan oleh Satker Pusat Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menyampaikan laporan hasil pelaksanaan pengadaan barang dan jasa kepada Sekretaris Ditjen/Sekretaris Badan/Kepala Biro/Kepala Pusat di lingkungan Sekretariat Jenderal dengan melampirkan dokumen berita acara serah terima hasil pekerjaan dari pihak penyedia barang berikut dokumen kontrak/spk dan lampiran kontrak/spk, dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal/Inspektur Jenderal/ Direktur Jenderal/Kepala Badan. 2. Peralatan dan/atau Mesin yang Diadakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Unit Pendidikan di Lingkungan Kementerian Perindustrian. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menyampaikan laporan hasil pelaksanaan pengadaan barang dan jasa kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Selanjutnya KPA menyampaikan laporan selesainya

6 , No.92 kegiatan pengadaan mesin peralatan kepada Sekretaris Ditjen/Sekretaris Badan/Kepala Biro/Direktur Teknis pada Ditjen/Kepala Pusat yang khusus menangani pengelolaan BMN dengan melampirkan dokumen berita acara serah terima hasil pekerjaan dari pihak penyedia jasa berikut dokumen kontrak/spk dan lampiran kontrak/spk, dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal/Inspektur Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala Badan.

7 2013, No BAB II MEKANISME PENYERAHAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN A. Mekanisme Penyerahan ke Pemda, BUMN, Perusahaan Industri yang Berbentuk Badan Hukum, dan Instansi Lain Mekanisme penyerahan bantuan peralatan dan/atau mesin kepada Pemda, BUMN, perusahaan industri yang berbentuk badan hukum, dan Instansi Lain, terdiri dari 3 (tiga) tahapan, yaitu: 1. Serah Terima Operasional; 2. Penetapan Status Penggunaan; dan 3. Serah Terima Kepemilikan 1. Serah Terima Operasional Serah terima operasional dari Satker kepada Pemda, BUMN, perusahaan industri yang berbentuk badan hukum, dan Instansi lain, dilaksanakan dengan langkah kerja sebagai berikut: a. Sekretaris Ditjen/Sekretaris Badan setelah menerima usulan pemindahtanganan, segera melaksanakan koordinasi dengan Biro yang menangani pengelolaan BMN dan Pejabat Eselon II/Direktur Teknis pada Ditjen/Kepala Pusat pada Badan terkait untuk membentuk Tim Internal yang melakukan penelitian administrasi dan teknis dari hasil kegiatan belanja modal, belanja barang, atau PHLN dalam rangka pelaksanaan serah terima operasional dan persiapan pengusulan hibah, penyertaan modal pemerintah pusat, dioperasionalkan pihak lain dan alih status. b. Penelitian administrasi dan teknis tersebut dilakukan sebelum masa pemeliharaan/perawatan yang menjadi kewajiban penyedia barang/jasa berakhir. Hal ini bertujuan agar apabila ditemukan adanya kekurangan/kerusakan, perlu dilakukan perbaikan/penyempurnaan, dan masih bisa ditindaklanjuti oleh penyedia barang/jasa.

8 , No.92 c. Tugas Tim Internal penelitian administrasi dan teknis mengacu kepada Pasal 6 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M-IND/PER/4/2011 atau perubahannya. d. Apabila berdasarkan berita acara hasil penelitian administrasi dan teknis tersebut ditemukan adanya kerusakan/kekurangan, maka penyedia barang/jasa wajib memperbaiki dan melengkapi kekurangan dimaksud. Sedangkan apabila tidak ditemukan adanya kerusakan/kekurangan, maka dapat dilaksanakan penandatanganan Berita Acara Serah Terima Operasional (BASTO) beserta daftar barang dari hasil kegiatan belanja modal, barang, atau PHLN. e. Penandatanganan BASTO dilakukan oleh Pihak Pertama sebagai pihak yang menyerahkan bantuan yaitu Kepala Satker atau Pejabat yang ditunjuk untuk menandatangani berita acara tersebut seperti Sekretaris Ditjen/Sekretaris Badan dengan Pihak Kedua sebagai pihak yang menerima bantuan yaitu Pemda, BUMN, perusahaan industri yang berbentuk badan hukum atau Instansi lain. f. Dalam waktu 1 (satu) minggu setelah serah terima operasional selesai dilaksanakan, Sekretaris Ditjen/Sekretaris Badan wajib melaporkan pelaksanaan serah terima hasil kegiatan kepada Menteri Perindustrian dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal/Kepala Badan, Kepala Biro Keuangan dan Kepala Biro Umum, Pejabat Eselon II, Direktur Teknis terkait, Pejabat Eselon III di lingkungan Ditjen/Badan/Biro yang khusus menangani BMN. g. Setelah dilakukan serah terima operasional kepada Pemda, BUMN, perusahaan industri yang berbentuk badan hukum, atau Instansi lain, selanjutnya Direktur Teknis/Kepala Pusat menyimpan seluruh dokumen yang menyangkut hasil kegiatan belanja modal, belanja barang, atau PHLN dan BASTO. h. Atas dasar BASTO, dibuat usulan penetapan status penggunaan kepada Kementerian Keuangan dilaksanakan paling lambat 1 (satu) bulan sejak diterimanya dokumen pendukung.

9 2013, No Penetapan Status Penggunaan BMN a. Seluruh BMN yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk diserahkan kepada pihak lain harus ditetapkan status penggunaannya oleh Pengelola Barang (Menteri Keuangan), kecuali BMN yang berasal dari dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang pengadaannya setelah tahun 2011 sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010. b. BMN yang diserahkan kepada pihak lain tersebut adalah dalam rangka penyertaan modal pemerintah pusat, dihibahkan, dioperasionalkan oleh pihak lain, serta dialihkan status penggunaannya kepada Instansi Lain. c. Batas nominal bantuan peralatan dan/atau mesin yang diajukan penetapan statusnya mengacu kepada Pasal 7 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M-IND/ PER/4/2011 atau perubahannya. d. Terhadap BMN yang akan diserahkan melalui Penyertaan Modal Pemerintah Pusat, terlebih dahulu diaudit oleh Aparat Pengawasan Fungsional sebelum diusulkan penetapan status penggunaannya Tata Cara Pengajuan Usul Penetapan Status Penggunaan BMN dalam rangka Hibah, penyertaan modal pemerintah pusat, pengalihan status, dan dioperasionalkan pihak lain, mengikuti Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 dan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M- IND/PER/4/2011 atau perubahannya. 3. Serah Terima Kepemilikan kepada Pemda, BUMN, Perusahaan Industri yang Berbentuk Badan Hukum, dan Instansi lain Serah terima operasional belum merupakan serah terima kepemilikan. Serah terima kepemilikan baru dapat dilaksanakan bila: a. Penetapan status penggunaan sudah disetujui oleh Kementerian Keuangan.

10 , No.92 b. Setelah adanya persetujuan hibah dari Kementerian Keuangan dan Keputusan Penghapusan dari Menteri Perindustrian untuk hibah kepada Pemda. c. Setelah adanya Peraturan Pemerintah dan Keputusan Penghapusan dari Menteri Perindustrian untuk Penyertaan Modal Pemerintah Pusat kepada BUMN. d. Setelah adanya Keputusan penetapan Status penggunaan BMN untuk dioperasionalkan pihak lain untuk menunjang tugas dan fungsi Kementerian Perindustrian dari Kementerian Keuangan dan Keputusan Penunjukan Pengoperasian dari Menteri Perindustrian kepada Perusahaan industri yang berbentuk badan hukum termasuk BUMN. e. Setelah adanya surat persetujuan Alih status dari Kementerian Keuangan dan Keputusan Penghapusan dari Menteri Perindustrian untuk alih status kepada Instansi lain. B. Prosedur Serah Terima Kepemilikan atas Bantuan Peralatan dan/atau Mesin Dalam rangka serah terima kepemilikan kepada Pemda, BUMN, Perusahaan industri yang berbentuk badan hukum, atau Instansi lain, prosedur penyerahan bantuan mesin atau peralatan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Penyerahan BMN ke Pemerintah Daerah a. BMN yang berasal dari Belanja Barang pada Anggaran 019/APBN-P Penyerahan BMN kepada Pemda yang berasal dari Anggaran 019/APBN-P dengan menggunakan Belanja Barang dilakukan melalui prosedur Hibah sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 dan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M-IND/PER/4/2011 atau perubahannya, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Nilai BMN yang dihibahkan didasarkan pada realisasi pelaksanaan kegiatan anggaran yang bersangkutan.

11 2013, No ) Batasan nilai untuk pengusulan hibah BMN mengacu pada Pasal 7 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M-IND/ PER/4/2011 atau perubahannya. 3) Hibah atas BMN yang sejak perencanaan pengadaannya dimaksudkan untuk dihibahkan, tidak memerlukan persetujuan DPR. 4) Tidak perlu dilakukan audit oleh Aparat Pengawasan Fungsional. 5) BMN yang dihibahkan harus digunakan sebagaimana fungsinya pada saat dihibahkan, atau tidak diperbolehkan untuk dimanfaatkan oleh dan/atau dipindahtangankan kepada pihak lain. 6) BMN yang diserahkan ke Pemda tersebut dibuat Berita Acara Serah Terima (BAST). Dokumen Pendukung untuk usulan Hibah kepada Pengelola Barang adalah : 1) Pertimbangan/alasan; 2) Bukti dokumen kepemilikan/kartu Identitas Barang; 3) Penetapan Status Penggunaan; 4) SK Pembentukan Tim Internal dalam rangka Hibah; 5) Surat Pernyataan tidak berkeberatan dari Penerima Hibah; dan 6) Hasil Kajian Tim Internal. b. BMN yang berasal dari Dana Tugas Pembantuan (TP) Mekanisme Penyerahan ke Pemda yang berasal dari dana TP terdapat 2 (dua) perlakuan, yaitu : 1) Terhadap BMN yang berasal dari dana Dekon/TP sebelum tahun anggaran 2011, berlaku Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.06/ ) Terhadap BMN yang berasal dari dana Dekon/TP setelah tahun anggaran 2011, berlaku Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010. c. BMN yang berasal dari Dana Dekon/TP sebelum Tahun Anggaran 2011

12 , No.92 Penyerahan BMN kepada Pemda yang berasal dari dana Dekon/TP sebelum tahun anggaran 2011, dilakukan melalui prosedur hibah yang mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.06/2011, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Hibah dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Kementerian Keuangan. 2) Bila BMN yang akan dihibahkan memililki nilai di atas Rp ,00 (sepuluh milyar rupiah), persetujuan hibah diberikan oleh Kementerian Keuangan setelah mendapat persetujuan Presiden. 3) Usulan hibah BMN Dekon/TP harus disertai dengan data pendukung. 4) Tidak perlu diaudit oleh Aparat Pengawasan Fungsional. 5) Setelah mendapat surat persetujuan hibah dari Kementerian Keuangan, menjadi dasar untuk melakukan serah terima barang dengan penerima hibah paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat persetujuan hibah diterbitkan, dan dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Barang (BAST). 6) Penandatanganan BAST dilakukan oleh Pihak Pertama sebagai pihak yang menyerahkan bantuan yaitu Kepala Satker atau PPK atau Pejabat yang ditunjuk untuk menandatangani Berita Acara tersebut seperti Sekretaris Ditjen/Badan dengan Pihak Kedua sebagai pihak yang menerima bantuan yaitu Pemda. d. BMN yang berasal dari Dana Dekon/TP setelah Tahun Anggaran 2011 Penyerahan BMN yang berasal dari dana Dekon/TP setelah tahun anggaran 2011 kepada Pemda dilakukan melalui prosedur hibah yang mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) BMN yang dihasilkan dari kegiatan fisik lain a) BMN dihasilkan dari kegiatan fisik lain diserahkan oleh Satker yang menyerahkan kepada Pemerintahan Daerah c.q SKPD

13 2013, No pelaksana tugas Pembantuan dengan Berita Acara Serah Terima paling lambat 6 (enam) bulan setelah realisasi pengadaan barang. b) Berdasarkan BAST, SKPD penerima wajib menatausahakan dan melaporkan pada neraca Pemerintah Daerah. c) Kepala Satker melaporkan serah terima barang kepada Menteri Keuangan c.q DJKN dengan melampirkan BAST. d) Dalam hal Kementerian Perindustrian tidak menyerahkan, maka BMN tersebut direklasifikasi menjadi aset tetap pada Kementerian Perindustrian. 2) BMN yang berasal dari kegiatan fisik a) Aset Tetap berasal dari kegiatan fisik dihibahkan oleh Satker yang menyerahkan kepada Pemerintahan Daerah c.q SKPD pelaksana Tugas Pembantuan sepanjang pihak Kementerian Perindustrian bermaksud menyerahkan BMN yang dituangkan dalam Surat Pernyataan Kesediaan Menghibahkan dan Pemerintah Daerah menyatakan kesediaannya untuk menerima aset tetap dimaksud yang dituangkan dalam Surat Pernyataan Kesediaan Menerima Hibah. b) Surat Pernyataan Kesediaan Menghibahkan dan Surat Pernyataan Kesediaan Menerima Hibah sebagaimana dimaksud diterbitkan sebelum disampaikannya surat Keputusan Menteri tentang penugasan atas program dan kegiatan yang akan dilaksanakan di daerah. c) Permohonan persetujuan hibah kepada Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara harus diajukan oleh menteri paling lama 6 (enam) bulan setelah realisasi pengadaan barang. d) Satker yang menyerahkan melaporkan pelaksanaan Hibah kepada Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang c.q Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang dan

14 , No.92 Direktorat Jenderal Anggaran dengan melampirkan Berita Acara Serah Terima. e) Dalam hal SKPD tidak bersedia menerima BMN sebagaimana dimaksud maka BMN yang dimaksud tetap dicatat sebagai aset tetap pada Kementerian Perindustrian. Prosedur Hibah sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 dan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M- IND/PER/4/2011 atau perubahannya. Dokumen Pendukung untuk pengusulan hibah kepada Pengelola Barang: 1) Rincian barang yang akan dihibahkan termasuk tahun perolehan, identitas/spesifikasi, nilai buku, lokasi, peruntukan barang; 2) Surat pernyataan tanggungjawab mutlak tak bersyarat dari satker yang menyerahkan atas kebenaran materiil mengenai BMN Dekon/TP; 3) Data calon penerima hibah; 4) Surat pernyataan kesediaan menghibahkan BMN Dekon/TP dari satker yang menyerahkan; dan 5) Surat pernyataan kesediaan menerima hibah BMN Dekon/TP dari Pemda dan/atau berita acara serah terima barang dalam hal BMN Dekon/TP sudah diserahoperasikan kepada Pemda. e. Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) Bantuan peralatan dan/atau mesin kepada Pemda tersebut dapat yang berasal dari PHLN yang menjadi bagian dari DIPA Kementerian Perindustrian atau langsung diberikan oleh Pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri kepada Pemda. BMN tersebut perlu pengesahan/diregistrasi ke Ditjen Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dengan prosedur sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.05/2011. Bila peralatan dan mesin yang didanai dari PHLN yang menjadi bagian DIPA Kementerian Perindustrian maka berlaku ketentuan dan prosedur Hibah sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 dan

15 2013, No Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M-IND/PER/4/2011 atau perubahannya. Namun bila peralatan dan mesin yang diserahkan ke Pemda tersebut diterushibahkan dari Pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri, maka Kementerian Perindustrian perlu melakukan langkah sebagai berikut: 1) Satker terkait, melalui Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, meminta seluruh dokumen pengadaan/ kepemilikan serta dokumen pendukung lainnya dari Kementerian Keuangan cq Ditjen PU dan surat penetapan penggunaan BMN tersebut. 2) Selanjutnya, melakukan prosedur hibah ke Pemda sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 dan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M- IND/PER/4/2011 atau perubahannya. 2. Penyerahan ke BUMN dalam rangka Penyertaan Modal Pemerintah Pusat Berasal dari Belanja Modal Anggaran 019/APBN-P Penyerahan BMN Anggaran 019/APBN-P/PHLN ke BUMN dengan menggunakan Belanja Modal dilakukan melalui prosedur penyertaan modal pemerintah pusat (PMN), sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 dan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M- IND/PER/4/2011 atau perubahannya, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pengajuan Penyertaan Modal Pemerintah Pusat tersebut dilaksanakan paling lama 6 (enam) bulan setelah penetapan status penggunaannya oleh Kementerian Keuangan. b. Batasan nilai untuk pengusulan Penyertaan Modal Pemerintah mengacu pada Pasal 7 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M- IND/PER/4/2011 atau perubahannya. c. Dalam hal pengajuan Penyertaan Modal Pemerintah Pusat tersebut dilakukan setelah batas waktu tersebut, BUMN penerima/calon penerima

16 , No.92 penyertaan modal dimaksud dikenakan sewa penggunaan BMN terhitung sejak tanggal penetapan status penggunaannya. d. BMN yang disertakan sebagai Penyertaan Modal Pemerintah Pusat dinilai berdasarkan realisasi pelaksanaan kegiatan anggaran. e. Pelaksanaan penyertaan modal pemerintah pusat atas BMN, terlebih dahulu harus diaudit oleh aparat pengawas fungsional pemerintah untuk menentukan kewajaran BMN yang akan disertakan sebagai penyertaan modal pemerintah pusat dibandingkan realisasi pelaksanaan kegiatan anggaran. f. Semua biaya yang timbul dari pelaksanaan penyertaan modal pemerintah pusat dibebankan pada penerima penyertaan modal pemerintah pusat. g. Melakukan persiapan penyertaan modal pemerintah pusat yaitu: 1) Menyiapkan kelengkapan data administrasi sekurang-kurangnya meliputi KIB dan daftar barang yang diusulkan serta Surat penetapan status penggunaan BMN. 2) Menyiapkan Surat usulan penyertaan modal pemerintah pusat untuk diajukan oleh Menteri Perindustrian/ Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian kepada Menteri Keuangan, Kepala Kanwil KN/Kepala KPKNL sesuai batasan nilai sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M-IND/PER/4/2011 atau perubahannya, dengan disertai dokumen pendukung. 3) Bila usulan disetujui, Kementerian Keuangan mengajukan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang penyertaan modal pemerintah kepada Presiden untuk ditetapkan. h. Setelah Peraturan Pemerintah Penyertaan Modal Pemerintah Pusat ditetapkan, Kepala Satker melakukan serah terima barang dengan penerima penyertaan modal pemerintah pusat yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Barang (BAST).

17 2013, No i. Berdasarkan BAST, satker melakukan penghapusan dari Daftar Barang Pengguna setelah Pengguna Barang menerbitkan keputusan penghapusan BMN. j. Kepala Satker menyampaikan laporan kepada Kementerian Keuangan disertai dengan BAST dan keputusan penghapusan. k. Berdasarkan laporan tersebut, Kementerian Keuangan menghapuskan dari Daftar Barang Milik Negara dengan menerbitkan keputusan penghapusan barang apabila barang tersebut ada dalam Daftar Barang Milik Negara. Dokumen Pendukung untuk pengusulan penyertaan modal pemerintah pusat:: a. Pertimbangan/alasan; b. Bukti dokumen kepemilikan/kartu Identitas Barang; c. Daftar barang yang diusulkan dengan sekurang-kurangnya; memuat jenis, jumlah, kondisi, harga dan tahun perolehan; d. Hasil audit Aparat Pengawasan Fungsional; e. Penetapan Status Penggunaan; f. SK Pembentukan Tim Internal dalam rangka penyertaan modal pemerintah pusat; g. Surat Pernyataan tidak berkeberatan dari Penerima penyertaan modal pemerintah pusat (pemegang saham atau instansi yg berkompeten mewakili pemegang saham); h. Laporan Keuangan Penerima penyertaan modal pemerintah pusat (audited) selama 5 tahun terakhir; i. Hasil Kajian Tim Internal; dan j. Perhitungan kuantitatif kontribusi melalui mekanisme penyertaan modal pemerintah pusat apabila dibandingkan dengan bentuk pemanfaatan lain.

18 , No Penyerahan dalam rangka Dioperasionalkan oleh Pihak Lain dalam Menjalankan Pelayanan Umum Sesuai Tugas dan Fungsi Kementerian Perindustrian BMN dapat ditetapkan status penggunaanya untuk dioperasionalkan oleh pihak lain dalam menjalankan pelayanan umum sesuai tugas dan fungsi Kementerian sebagaimana diatur dalam Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun Yang dimaksud pihak lain adalah koperasi, BUMN, dan Perusahaan industri yang berbentuk badan hukum. Dalam rangka penyerahan untuk dioperasionalkan pihak lain tersebut, BMN tersebut terlebih dahulu ditetapkan status penggunaannya di Kementerian Perindustrian. Setelah itu diusulkan penetapan status penggunaan untuk dioperasionalkan pihak lain. Setelah surat penetapan untuk dioperasionalkan terbit, Pengguna Barang atau Pejabat yang diberi wewenang oleh Pengguna Barang harus membuat Perjanjian Kerjasama Pengoperasian. Jangka waktu kerjasama pengoperasian dengan pihak lain selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang. Dalam perjanjian kerjasama operasi tersebut pihak lain dapat memungut biaya kepada pihak ketiga atas pelayanan umum yang diberikan sebesar biaya yang dibutuhkan untuk menutup biaya pemeliharaan BMN tersebut. Besaran uang yang dipungut dari pihak ketiga ditetapkan oleh Menteri Perindustrian selaku Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan dari Pengelola Barang. Apabila terdapat margin yang berasal dari pendapatan pelayanan umum setelah dikurangi biaya pemeliharaan, maka margin tersebut harus disetorkan ke Kas Negara. Tata cara penetapan status penggunaan BMN yang dioperasikan pihak lain dalam rangka menjalankan pelayanan umum sesuai tugas dan fungsi Kementerian sebagai berikut: a. Tahap Persiapan Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang menyeselaikan dokumen kepemilikan atas BMN yang pengadaannya atas beban APBN atau perolehan lain yang sah.

19 2013, No b. Tahap Pengajuan Usul Pengguna Barang mengajukan permintaan status penggunaan BMN yang akan dioperasionalkan oleh pihak lain kepada Menteri Keuangan disertai penjelasan dan pertimbangan dengan melampirkan dokumen kepemilikan atau BAST. c. Tahap Penetapan Status Penggunaan Pengguna Barang menerima Keputusan Penetapan status penggunaan BMN yang akan dioperasikan oleh pihak lain dari Kementerian Keuangan Dalam penetapan Status Penggunaan BMN yang dioperasonalkan pihak lain, Pengguna Barang perlu menindaklanjuti Surat Keputusan penetapan Status penggunaan BMN dari Kementerian Keuangan tersebut dengan membuat: a. Keputusan Penunjukan Pengoperasian b. Berita acara Serah Terima Pengoperasian BMN c. Membuat Perjanjian Kerja Sama Bila BMN yang telah ditetapkan status penggunaan untuk dioperasionalkan pihak lain, akan dioperasionalkan oleh pihak lainnya lagi, maka pelaksanaan pengalih-operasian tersebut harus dilaporkan dan mendapat persetujuan Menteri Keuangan. Bila BMN yang telah ditetapkan status penggunaan untuk dioperasikan perusahaan industri yang berbentuk badan hukum, kemudiaan akan digunakan kembali oleh Kementerian Perindustrian, maka harus dimintakan persetujuan kembali untuk penetapan status penggunaan kepada Menteri Keuangan. Pengguna barang harus menyimpan asli/fotocopy dokumen kepemilikan dan dokumen pendukung lainnya disatukan dengan asli keputusan penetapan status penggunaan. Dokumen Pendukung untuk Pengusulan status penggunaan untuk dioperasionalkan pihak lain kepada Pengelola barang: a. Penjelasan dan pertimbangan; b. Dokumen kepemilikan; c. BAST antara Penyedia Barang dengan PPK; dan

20 , No.92 d. Keputusan Penetapan status Penggunaan BMN. 4. Penyerahan ke Instansi Lain dalam rangka Alih Status Dalam rangka optimalisasi BMN sesuai dengan tugas dan fungsi, Pengguna Barang dapat mengalihkan status penggunaan dari Satuan Kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian kepada Instansi lain. Tata cara alih status BMN dari Satker Kementerian Perindustrian kepada Instansi lain, sebagai berikut: a. Tahap Pengajuan Usul: 1) Satker/Kuasa Pengguna Barang mengajukan usul alih status kepada Pengguna Barang/Menteri Perindustrian disertai penjelasan, pertimbangan dan dokumen pendukung serta dokumen kepemilikan. 2) Pengguna Barang meneliti usulan alih status. 3) Pengguna Barang mengajukan usulan alih status tersebut kepada Pengelola Barang/Menteri Keuangan disertai penjelasan dan pertimbangan, keputusan penetapan status penggunaan serta surat pernyataan kesediaan menerima pengalihan BMN dari Instansi lain sebagai calon Pengguna barang baru. b. Tahap Persetujuan Satker Kementerian Perindustrian sebagai Pengguna Barang lama menerima Surat Persetujuan Alih status dari Menteri Keuangan, setelah Kementerian Keuangan melakukan penelitian usulan pengalihan tersebut termasuk melakukan peninjauan lapangan bila diperlukan. Instansi lain sebagai pengguna barang baru mendapatkan tembusan Surat Persetujuan Alih status tersebut. Atas dasar Surat Persetujuan Alih status tersebut, Kementerian Perindustrian sebagai pengguna barang lama membuat keputusan penghapusan BMN dari daftar barang pengguna. c. Tahap Serah Terima Satker kementerian Perindustrian sebagai Pengguna barang lama melakukan serah terima kepada Instansi lain sebagai pengguna barang

21 2013, No baru yang dituangkan dalam BAST, paling lama 1 (satu) bulan sejak Keputusan Penghapusan diterbitkan dan dilaporkan kepada Pengelola Barang. Dokumen pendukung untuk pengajuan Alih Status Penggunaan kepada Pengelola Barang: a. Penjelasan dan pertimbangan; b. Dokumen kepemilikan; c. BAST antara Penyedia Barang dengan PPK; d. Keputusan penetapan status penggunaan; dan e. Surat pernyataan kesediaan menerima pengalihan BMN dari Kementerian/Lembaga sebagai calon Pengguna barang baru.

22 , No.92 BAB III PENATAUSAHAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN A. Pencatatan Bantuan Peralatan dan/atau Mesin yang Diserahkan ke Pemda, BUMN, Perusahaan Industri yang Berbentuk Badan Hukum atau Instansi Lain Pengadaan peralatan dan/atau mesin yang akan diserahkan ke pihak lain harus dicatat pada Satker yang mengelola DIPA bantuan tersebut, dengan perlakuan akuntansi sebagai berikut: 1. Bila berasal dari Belanja Barang Non Operasional/ Bagian anggaran 19, maka: a. Mesin dan peralatan tersebut dicatat dalam akun Persediaan di Neraca sesuai BAST yang telah ditandatangani oleh Penyedia barang dan Satker yang mempunyai DIPA. b. Nilai persediaan berupa Mesin dan Peralatan tersebut dicatat sebesar: 1) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian sebesar nilai realisasi keuangan; 2) Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; dan 3) Nilai wajar apabila diperoleh cara lain seperti donasi/rampasan. c. Pada akhir tahun buku, akun Persediaan tersebut perlu dilakukan penyesuaian dengan BAST dan Naskah Hibah yang telah dibuat. Bila seluruh bantuan tersebut telah dibuatkan BAST dan Naskah Hibahnya, maka nilai akun Persediaan di Neraca menjadi Nol. d. Kondisi ini harus diungkapkan secara lengkap dan jelas (Full Disclousure) dalam Catatan Atas Laporan Kuangan (CaLK). 2. Bila berasal dari MAK Belanja Modal Bagian Anggaran 19, maka: a. Peralatan dan atau mesin tersebut dicatat dalam akun Aset Tetap di Neraca sesuai BAST yang telah ditandatangani oleh Penyedia barang dan

23 2013, No Satker yang mempunyai DIPA, serta secara otomatis akan tercatat dalam Laporan BMN (setelah dilakukan rekonsiliasi). b. Nilai Aset Tetap dicatat sebesar nilai perolehan. Nilai perolehan adalah nilai realisasi keuangan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan, maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Proses pemindahtanganan melalui penyertaan modal pemerintah pusat, harus diungkapkan secara lengkap dan jelas (Full Disclousure) dalam Catatan Atas Laporan Kuangan (CaLK) dan catatan atas Laporan BMN. c. Bila Proses penyertaan modal pemerintah pusat telah selesai yaitu telah dibuat BAST dan SK Penghapusan, maka BMN tersebut dihapuskan dari Laporan BMN dan Neraca Satker. d. Untuk BMN yang dioperasionalkan pihak lain, BMN tetap tercatat di Satker Pemilik DIPA sebagai Aset Tetap namun didisclousure dalam CaLK dan Catatan atas Laporan BMN. e. Untuk BMN yang dialih statuskan ke Instansi lain tetap tercatat sebagai Aset tetap, dan dihapuskan dari Neraca dan Laporan BMN setelah terbit BAST Pengoperasian dan Surat Keputusan Penghapusan. 3. Bila berasal dari PHLN, maka: a. Peralatan dan/atau Mesin tersebut dicatat bila sudah mendapat pengesahan/diregistrasi di Ditjen PU Kementerian Keuangan dan mendapat status penggunaan oleh Kementerian Keuangan, maka Satker mencatat dalam Aset Tetap di Neraca sesuai dengan BAST atau cukup diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. b. Proses pemindahtanganan dilakukan melalui proses Hibah atau penyertaan modal pemerintah pusat, harus diungkapkan secara lengkap dan jelas (Full Disclousure) dalam Catatan Atas Laporan Kuangan (CaLK) dan catatan atas Laporan BMN

24 , No.92 c. Bila Proses Hibah atau penyertaan modal pemerintah pusat telah selesai, maka BMN tersebut dihapuskan dari catatan atau Neraca Satker (bila dicatat sebagai Aset tetap). 4. Bila berasal dari Dana Tugas Pembantuan, maka: a. BMN yang berasal dari kegiatan fisik dan menggunakan Belanja Modal, dicatat sebagai Aset tetap sebesar nilai realisasi anggaran. b. BMN yang dihasilkan dari kegiatan fisik lain yang berasal dari dana penunjang dan menggunakan Belanja Barang dicatat sebagai Persediaan sebesar nilai realisasi keuangan. c. Proses pemindahtanganan melalui proses Hibah, harus diungkapkan secara lengkap dan jelas (Full Disclousure) dalam Catatan Atas Laporan Kuangan (CaLK) dan catatan atas Laporan BMN ( bila dicatat sebagai aset tetap). d. Bila Proses Hibah telah selesai dengan diterbitkannya BAST dan naskah hibah maka BMN tersebut dihapuskan dari catatan atau Neraca Satker. B. Penghapusan Peralatan dan/atau Mesin 1. Berdasarkan persetujuan pemindahtanganan BMN dari Menteri Keuangan, Pengguna barang/kuasa Pengguna Barang menerbitkan Surat Keputusan Penghapusan BMN paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal persetujuan pemindahtanganan BMN ditandatangani Menterian Keuangan, serta melakukan penghapusan Peralatan dan/atau Mesin yang diserahkan ke pihak lain dimaksud dengan cara menghapuskannya dari Daftar Inventaris Barang. 2. Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melaporkan penghapusan barang tersebut ke Kementerian Keuangan paling lambat 1 (satu) bulan sejak serah terima disertai tembusan berita acara, naskah hibah dan keputusan penghapusan. 3. Berdasarkan laporan tersebut, Kementerian Keuangan menghapuskan dari Daftar BMN, apabila barang tersebut ada dalam Daftar BMN.

25 2013, No Data kelengkapan usulan penghapusan, antara lain Surat Keputusan Panitia Penghapusan dan lampiran Surat Keputusan Panitia Penghapusan, Berita acara penelitian/penilaian barang, Daftar Barang terdiri dari No. urut, No. kode barang, Nama/jenis barang, merek/tipe, tahun pembuatan/perolehan, jumlah/total, kondisi barang (laporan kondisi barang), No. KIB (fotocopy KIB), Foto asli barang serta Persetujuan Menteri Keuangan. C. Tabel Penatausahaan Bantuan Peralatan dan/atau Mesin Berdasarkan uraian di atas, maka keterkaitan antara sumber dana, penerima bantuan, mekanisme penyerahan bantuan dan perlakukan akuntansinya pada Satker dapat dilihat pada tabel berikut: No. Sumber Dana Penerima Mekanisme Bantuan Penyerahan Perlakuan Akuntansi 1. APBN (BA 019) Rupiah Murni - Belanja Modal BUMN PMN Aset Tetap Instansi lain BAST Alih Status Aset Tetap (transfer out) Perusahaan Dioperasionalkan Aset tetap industri yang berbadan hukum/bumn Pihak Ketiga - Belanja Barang Pemda Hibah Persediaan 2. Tugas Pembantuan (TP) Mulai TA Belanja Modal Pemda Hibah Aset Tetap - Belanja Barang Pemda BAST Persediaan 3. Anggaran 99 Belanja Modal BUMN PMN Aset Tetap Pemda Hibah Aset Tetap 4. PHLN - Pinjaman Pemda Hibah Aset Tetap/Calk BUMN PMN AsetTetap/Calk - Hibah Pemda Hibah Aset Tetap/Calk BUMN PMN Aset Tetap/Calk

26 , No.92 Lampiran 1 Prosedur Hibah Pada Pengguna Barang di Lingkungan Kementerian Perindustrian Dana APBN Anggaran 19/PHLN

27 2013, No Lampiran 2 Prosedur Hibah Pada Pengguna Barang di Lingkungan Kementerian Perindustrian Dana Dekon/TP Sebelum Tahun Anggaran 2011

28 , No.92 Lampiran 3 Prosedur Hibah Pada Pengguna Barang/Eselon I/Kuasa Pengguna Barang di Lingkungan Kementerian Perindustrian Dana Dekon/TP Setelah Tahun Anggaran 2011 (BMN Dihasilkan dari Kegiatan Fisik Lain)

29 2013, No Lampiran 4 Prosedur Hibah Pada Pengguna Barang/Eselon I/Kuasa Pengguna Barang di Lingkungan Kementerian Perindustrian Dana Dekon/TP Setelah Tahun Anggaran 2011 (BMN Dihasilkan dari Kegiatan Fisik)

30 , No.92 Lampiran 5 Prosedur Pengajuan Penyertaan Modal Pemerintah Pusat Pada Pengguna Barang

31 2013, No Lampiran 6 Prosedur Peralatan dan/atau Mesin (BMN) yang Dioperasionalkan Pihak Lain Pada Pengguna Barang/ I/Kuasa Pengguna Barang di Lingkungan Kementerian Perindustrian Eselon

32 , No.92 Lampiran 7 Prosedur BMN yang Dialihstatuskan ke Instansi Lain oleh Pengguna Barang/Eselon I/Kuasa Pengguna Barang di Lingkungan Kementerian Perindustrian

2. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1917, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Serah Terima. Hasil Pekerjaan. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 83 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Barang Milik Negara. Dana Dekonsetrasi. Tugas Pembantuan. Pemindahtanganan.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Barang Milik Negara. Dana Dekonsetrasi. Tugas Pembantuan. Pemindahtanganan. No.899, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Barang Milik Negara. Dana Dekonsetrasi. Tugas Pembantuan. Pemindahtanganan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 248/PMK.07/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.92, 2013 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Bantuan Peralatan Mesin. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/M-IND/PER/12/2012 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN BMN DEKONSENTRASI- TUGAS PEMBANTUAN

PENGELOLAAN BMN DEKONSENTRASI- TUGAS PEMBANTUAN PENGELOLAAN BMN DEKONSENTRASI- TUGAS PEMBANTUAN Oleh: Kanwil DJKN Jateng dan D.I.Y Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan RI Kewenangan Pusat DILAKSANAKAN INSTANSI PUSAT ATAU INSTANSI

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang T

2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang T No.1768, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. BMN. Hibah. Selain. Tanah. Bangunan. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.909, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Barang Milik Negara. Pengelolaan. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PUSAT YANG BERASAL DARI BARANG MILIK NEGARA

TATA CARA PELAKSANAAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PUSAT YANG BERASAL DARI BARANG MILIK NEGARA LAMPIRAN X PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 96/PMK.06/2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN, DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA TATA CARA PELAKSANAAN PENYERTAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1977, 2014 KEMENKEU. Barang Milik Negara. Penggunaan. Pelaksanaan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246 /PMK.06/2014 TENTANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2016, No Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 5533); 3. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembanguna

2016, No Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 5533); 3. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembanguna No.876, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. BMN. Pemindahan. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.953, 2015 KEMENSETNEG. Hibah. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54);

2018, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54); No.159, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Pengelolaan Hibah Langsung. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DI

Lebih terperinci

1 of 5 18/12/ :47

1 of 5 18/12/ :47 1 of 5 18/12/2015 15:47 Menimbang MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 125/PMK.06/2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

2017,No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negar

2017,No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1092, 2017 KEMEN-DPDTT. Pemindahtanganan BMN. Perubahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125/PMK.06/2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN SEBELUM TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN

Lebih terperinci

2016, No ); 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 Tahun 2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara; 5. Peraturan Menteri

2016, No ); 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 Tahun 2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara; 5. Peraturan Menteri BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1794, 2016 KEMENLU. BMN. Penggunaan. Pemindahtanganan. Pemusnahan. Penghapusan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENGGUNAAN,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.897, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Barang Milik Negara. Dana Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Pengelolaan. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.40/Menhut-II/2014

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.40/Menhut-II/2014 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.40/Menhut-II/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK NEGARA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia; 2. Para Bupati/Walikota di seluruh Indonesia; 3. Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum; 4. Para Direktur

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemba

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemba No.774, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Pelaksanaan. Sewa barang. Milik Negara. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.40/Menhut-II/2014 TENTANG TATA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2015 KEMENHUB. Pengawasan. Pengendalian. Barang Milik Negara. Tata Cara Tetap. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 1 TAHUN 2015 TENTANG TATA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1345, 2012 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Hibah. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI

KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI PERATURAN SEKRETARIS MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR: 01A/PER/SM/VI/2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGUNAAN, PEMANFAATAN DAN PENGHAPUSAN BARANG MILIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62/PMK.06/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62/PMK.06/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62/PMK.06/2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA PADA BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8 No. 228, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. BMN. Penghapusan. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGHAPUSAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1306 / MENKES/SK/VI/2011 T E N T A N G

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1306 / MENKES/SK/VI/2011 T E N T A N G KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1306 / MENKES/SK/VI/2011 T E N T A N G PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG PENGGUNA BARANG KEPADA KEPALA BIRO KEUANGAN DAN BMN, SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL, SEKRETARIS BADAN,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG SALINAN PERATURAN NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG 1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.452, 2014 KEMEN KP. Satuan Kerja. Inaktif. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN-KP/2014 TENTANG PENGELOLAAN SATUAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2 Utara telah diserahkan kepada unit-unit terkait di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tenta

2 Utara telah diserahkan kepada unit-unit terkait di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tenta No.458, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pengelolaan. BMN. BRR NAD-Nias. Pelaksanaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.06/2011 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.06/2011 TENTANG SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.06/2011 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG TIDAK DIGUNAKAN UNTUK MENYELENGGARAKAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.323, 2015 KEMENKOMINFO. Barang Milik Negara. Pengawasan. Pengendalian. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR /UN40/HK//2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR /UN40/HK//2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Revisi dari Divisi Hukum pada Biro Hukum PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR /UN40/HK//2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1519, 2017 KEMENDAGRI. Hibah. Penerimaan dan Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG KETENTUAN PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.764, 2017 BNPP. Pelimpahan sebagian Urusan dan Penugasan. TA 2017. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN HIBAH BARANG MILIK NEGARA

TATA CARA PELAKSANAAN HIBAH BARANG MILIK NEGARA LAMPIRAN IX PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 96/PMK.06/2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN, DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA TATA CARA PELAKSANAAN HIBAH BARANG

Lebih terperinci

No.1406, 2014 KEMENHAN. Barang Milik Negara. Tanah. Bangunan. Sewa. Tata cara. Pencabutan.

No.1406, 2014 KEMENHAN. Barang Milik Negara. Tanah. Bangunan. Sewa. Tata cara. Pencabutan. No.1406, 2014 KEMENHAN. Barang Milik Negara. Tanah. Bangunan. Sewa. Tata cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SEWA BARANG

Lebih terperinci

SALINAN TENTANG. Nomor. Dan Pelabuhan Bebas. Batam; Mengingat. Pemerintah

SALINAN TENTANG. Nomor. Dan Pelabuhan Bebas. Batam; Mengingat. Pemerintah MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG TATA CARAA PENGELOLAAN ASET PADAA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGANN BEBAS DAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARANOMOR : PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.452, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KP. Satuan Kerja. Inaktif. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN-KP/2014 TENTANG PENGELOLAAN SATUAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.912, 2011 KEMENTERIAN SOSIAL. PNBP. Pedoman Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PMK.06/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PMK.06/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA EKS BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENJUALAN UNTUK PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA SELAIN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/ PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/201000000000000000 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG PERDAGANGAN KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

Lebih terperinci

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENDELEGASIAN KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB TERTENTU DARI PENGELOLA BARANG KEPADA PENGGUNA

Lebih terperinci

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tan

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.645, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pergeseran Anggaran. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA PERGESERAN ANGGARAN

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2013 Nomor 1617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peratu

2017, No Tahun 2013 Nomor 1617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peratu No.1185, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penilaian Kembali BMN. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.06/2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KEMBALI

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/PMK.08/2009 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ASET SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA YANG BERASAL DARI BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533); 3. Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533); 3. Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.859, 2017 BKPM. Penjualan Penghapusan BMN. Selain Tanah da/atau Bangunan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KMA NOMOR 23 TAHUN 2014

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KMA NOMOR 23 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT pada tahun anggaran 2014 kami dapat menyusun buku Keputusan Menteri Agama RI Nomor Tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN ' REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4/PMK.06/2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN ' REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4/PMK.06/2013 TENTANG ' SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 4/PMK.06/2013 ' TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1288, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Barang Milik Negara. Eks BRR. Pengelolaan. Pelaksanaan. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 211/PMK.06/2012

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik No.1446, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Penatausahaan BMN. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.50/MENHUT/SETJEN/KAP.2/10/2017 TENTANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2011, No.8 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambaha

2011, No.8 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambaha No.8, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pelaksanaan Kegiatan. Anggaran. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Format Surat Persetujuan Penjualan untuk Penghapusan BMN selain Tanah dan/atau Bangunan KOP

Format Surat Persetujuan Penjualan untuk Penghapusan BMN selain Tanah dan/atau Bangunan KOP LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENJUALAN UNTUK PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA SELAIN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/III/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.269, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Barang Milik Negara. Eks BRR. NAD. Nias. Sumut. Pengelolaan. Pelaksanaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

1 of 5 21/12/ :57

1 of 5 21/12/ :57 1 of 5 21/12/2015 12:57 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 211/PMK.06/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 134/PMK.06/2009

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 46 /PMK.02/2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 46 /PMK.02/2008 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 46 /PMK.02/2008 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT DAN PERUBAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM TAHUN ANGGARAN 2014

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM TAHUN ANGGARAN 2014 1 of 10 02/01/2015 9:17 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1989, 2014 KEMENDAG. Pemerintahan. Dekonsentrasi. Gubernur. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/M-DAG/PER/12/2014 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN, DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG PELAKSANAAN LIKUIDASI ENTITAS AKUNTANSI DAN ENTITAS PELAPORAN PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No No.536, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENKOKESRA. Revisi. Petunjuk Operasional Kegiatan. Tata Cara. Petunjuk. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10.4 /PMK.06/ 2015 TENTANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10.4 /PMK.06/ 2015 TENTANG SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 10.4 /PMK.06/ 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 125/PMK.06/2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI DANA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 6 Peraturan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN DAN PENUGASAN PENGELOLAAN PERBATASAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne No.532, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Likuidasi Entitas Akuntansi. Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN BMN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN KEUANGAN. Akuntabel-Profesional-Integritas-Kebersamaan

PENINGKATAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN BMN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN KEUANGAN. Akuntabel-Profesional-Integritas-Kebersamaan PENINGKATAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN BMN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN KEUANGAN Akuntabel-Profesional-Integritas-Kebersamaan DASAR HUKUM Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016 Tentang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.239, 2014 KEMENDAG. Dekonsentrasi. Perdagangan. Gubernur. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/M-DAG/PER/12/2013 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG PENATAUSAHAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/ DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/ DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/ DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.855, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Barang Milik Negara. Perencanaan Kebutuhan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.06/2011 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 88 TAHUN 2016

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 88 TAHUN 2016 - 1 - S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 88 TAHUN 2016 NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 137 /PMK.02/2006 TENTANG TATA CARA REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN 2007

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 137 /PMK.02/2006 TENTANG TATA CARA REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN 2007 Page 1 of 6 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 137 /PMK.02/2006 TENTANG TATA CARA REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN 2007 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1725, 2015 KEMENPAR. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU No.103, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. Pelaksanaan. APBN. Tata Cara. (Penjelesan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci