Pusat Riset Perikanan Budidaya Jl. Ragunan 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan **)
|
|
- Hendri Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 107 Pendederan benih sidat sistem resirkulasi dalam bak beton (Rusmaedi) PENDEDERAN BENIH SIDAT (Anguilla bicolor) SISTEM RESIRKULASI DALAM BAK BETON Rusmaedi *), Ongko Praseno *), Rasidi *), dan I Wayan Subamia **) *) Pusat Riset Perikanan Budidaya Jl. Ragunan 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan info@cria.indosat.net.id **) Loka Riset Pemuliaan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar ABSTRAK Penelitian pendederan benih sidat sistem resirkulasi dalam ruangan tertutup telah dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan pertumbuhan dan sintasan selama tiga bulan pemeliharaan. Enam buah bak beton ukuran 2 m x 2 m x 0,8 m dengan ketinggian air 0,4 m digunakan sebagai wadah penelitian. Benih sidat ukuran 1,8 g (kepadatan 500 ekor/bak ) dan 3,0 g (kepadatan 300 ekor/bak) digunakan sebagai perlakuaan yang masing-masing dengan tiga ulangan. Pakan buatan dari campuran pakan Merk PSP, Indofeed, dan pakan udang dengan persentase masing-masing 45%, 45%, dan 10% diberikan menurun sebanyak 10% bulan pertama, 7,5% bulan kedua, dan 5% bulan ketiga dari bobot tubuh ikan. Pakan diberikan dua kali sehari yaitu pada pagi hari (pukul 10.00) sebanyak 40% dan malam hari (pukul 20.00) sebanyak 60% dari pakan yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih sidat dari perlakuan ukuran 1,8 g (kepadatan 500 ekor/bak) tumbuh menjadi 14,31 g (pertambahan bobot 12,51 g) dengan sintasan 83,33%, sedangkan ukuran 3,0 g (kepadatan 300 ekor/bak tumbuh menjadi 18,76 g) pertambahan bobot 15,26 g (dengan sintasan 88,33%). KATA KUNCI: pertumbuhan, sintasan, benih sidat, resirkulasi PENDAHULUAN Sidat dikenal ikan yang unik, merupakan ikan katadromus yaitu memijah di laut, tumbuh kembang di air tawar dan setelah dewasa kembali ke laut untuk memijah. Di luar negeri khususnya di negara maju seperti Jepang, Cina, Taiwan, dan beberapa negara Eropa, ikan ini merupakan ikan ekonomis penting dan diperdagangkan dengan harga jual yang mahal. Walaupun teknologi budidaya yang dikembangkan sudah maju, namun kendala yang dihadapi sampai saat ini teknologi pembenihannya belum dikuasai secara mantap, sehingga ketergantungan pada benih alami (elver) masih dominan. Di perairan Indonesia, terdapat tujuh spesies sidat dari 18 spesies di dunia yang telah diketahui (Wouthuyzen et al., 2003), tersebar di perairan barat Sumatera, selatan Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulawesi, pantai timur Kalimantan, Maluku, dan Papua. Walaupun potensinya besar namun dari segi pemanfaatan khususnya budidaya belum banyak dilakukan. Produksi hasil budidaya sidat dari tahun cenderung menurun, di mana pada tahun 2007 hanya 2 ton (Anonim, 2008). Hal ini perlu diantisipasi mengingat kebutuhan konsumsi sidat di dunia cenderung meningkat, di sisi lain produksi budidaya tidak mencukupi. Menurut Affandi & Suhenda (2003), dalam budidaya sidat ada tiga tahap yang perlu dilakukan yaitu pemeliharaan elver selama 1,5 2 bulan (memperoleh benih 1 2 g), pemeliharaan pendederan (1 2 g) selama 2 3 bulan untuk mencapai benih g, (siap tebar) dan pembesaran selama 7 9 bulan untuk mencapai ukuran konsumsi ( g). Sehubungan dengan hal tersebut dalam menunjang budidaya sidat kegiatan penelitian yang dilakukan yaitu pendederan benih (1,5 3,5 g) selama tiga bulan dengan tujuan mendapatkan data dan informasi pertumbuhan dan sintasan, di mana target yang diharapkan adalah benih siap tebar (10 20 g) untuk pembesaran. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian dilakukan di dalam ruangan tertutup dengan menggunakan wadah berupa bak beton dengan ukuran panjang 2 m, lebar 2 m, dan tinggi 0,8 m yang diisi air dengan ketinggian
2 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur ,4 m, serta debit air sekitar 15 L/menit. Air berasal dari air tanah, yang sebelum dimasukkan ke bak beton ditampung terlebih dahulu di dalam penampungan (bak tandon). Jumlah bak beton sebagai wadah untuk penelitian sebanyak enam buah, masing-masing menggunakan sistem resirkulasi. Pompa untuk keperluan resirkulasi adalah pompa merk STA RITE dengan kapasitas 300 L/menit. Selain itu, pada setiap bak dilengkapi dengan aerasi. Benih sidat yang digunakan adalah benih yang berukuran antara 1,5 3,5 g/ekor dari jenis Anguilla bicolor. Benih tersebut merupakan hasil seleksi dari hasil pemeliharan elver selama tiga bulan di akuarium dan fiberglass, yang sudah terlatih dengan pakan buatan pelet dalam bentuk pasta. Elver diperoleh dari pedagang pengumpul yang ada di Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Mengingat adanya keragaman ukuran individu, maka untuk menghindari persaingan individu dalam memanfaatkan pakan, benih di bagi menjadi dua kelompok, sebagai perlakuan. Kelompok satu ukuran rata-rata 1,8 g/ekor (kisaran 1,5 2,0 g/ekor ) dengan kepadatan 500 ekor/bak dan kelompok dua ukuran rata-rata 3,0 g/ekor (kisaran 2,5 3,5 g/ekor) dengan kepedatan 300 ekor/bak, yang masingmasing kelompok (perlakuan) dengan tiga ulangan. Pakan yang digunakan dalam pemeliharaan benih sidat ini adalah kombinasi campuran pakan komersial yang mudah didapatkan dalam pasar. Tiga jenis pakan yaitu pakan udang (Fengli Pl 0 ), PSP dan Indofeed dengan perbandingan masing-masing 10:45:45:% dicampur sampai rata dan ditambahkan vitamin C serta CMC yang berfungsi sebagai binder. Pakan diberikan dalam bentuk pasta sebanyak 10% dari bobot ikan pada bulan pertama, 7,5% pada bulan kedua dan 5% pada bulan ketiga. Frekuensi pemberian pakan dua kali sehari yaitu pada siang hari pukul WIB sebanyak 40% dan pada malam hari pada pukul WIB sebanyak 60% dari pakan yang diberikan. Pengamatan dilakukan setiap sebulan sekali, meliputi pertumbuhan bobot dan panjang badan serta kualitas air selama pemeliharaan. Perhitungan sintasan dilakukan pada akhir percobaan. Penyiponan dilakukan satu kali setiap hari sebelum pakan diberikan untuk menghilangkan/mengurangi sisa-sisa pakan dan kotoran dari hasil metabolisme ikan agar kondisi lingkungan (kualitas air) tetap baik untuk kehidupan benih sidat. Di samping itu, potongan-potongan paralon ditaruh pada setiap bak untuk tempat persembunyiannya. Percobaan dilakukan selama tiga bulan di lokasi Balai Riset Budidaya Ikan Hias, Depok. HASIL DAN BAHASAN Dari hasil pengamatan selama pemeliharaan benih sidat selama tiga bulan untuk pertumbuhan, sintasan, dan konversi pakan dapat dilihat pada Tabel 1. Pertumbuhan bobot, maupun panjang berdasarkan hasil pengamatan setiap bulan (sampling) dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3. Tabel 1. Pertumbuhan, sintasan dan konversi pakan benih sidat selama pemeliharaan tiga bulan Perlakuan/ padat tebar/ ekor Bobot (g) Awal Akhir Pertumbuhan bobot (g) Biomassa (g) Sintasan Konversi pakan 1 1,8 14,20 12,40-13,0-2 1,8 15,12 13,32-17,0-3 1,8 13,62 11,82-20,0 - Rataan 1,8 14,31 12, ,29 16,67 2,47 1 3,0 20,20 17,20-9,0-2 3,0 17,20 14,20-15,0-3 3,0 18,90 15,90-11,0 - Rataan 3,0 18,76 15, ,40 11,57 2,89
3 109 Pendederan benih sidat sistem resirkulasi dalam bak beton (Rusmaedi) Tabel 2. Pertumbuhan bobot badan (g) dan laju pertumbuhan harian benih sidat (%) selama pemeliharaan 90 hari Kepadatan (ekor) Pemeliharaan (hari) Laju petumbuhan harian (%) 1 3,0 6,57 11,87 20,2 2, ,0 6,27 10,94 17,2 1,94 3 3,0 5,92 11,27 18,9 2,05 Rataan 3,0 6,31 11,36 18,76 2,04 1 1,80 3, ,20 2, ,80 4,12 7,92 15,12 2,37 3 1,80 3,76 7,45 13,62 2,25 Rataan 1,80 3,95 7,62 14,31 2,31 Tabel 3. Pertumbuhan panjang badan (cm) dan mortalitas (%) benih sidat selama pemeliharaan 90 hari Kepadatan (ekor) Pemeliharaan (hari) Mortalitas (%) 1 12,80 15,26 17,85 21,20 9, ,92 15,70 17,10 20,15 15,0 3 12,85 15,45 17,40 20,30 11,0 Rataan 12,86 15,47 17,45 20,56 11, ,56 12,64 15,30 19,35 13, ,56 12,90 15,25 18,90 17,0 3 10,68 12,50 15,28 18,16 20,0 Rataan 10,62 12,68 15,28 18,80 16,66 Dari hasil kegiatan penelitian ini terlihat bahwa pertumbuhan dengan kepadatan 300 ekor/bak diperoleh hasil pertumbuhan bobot rata-rata benih sidat selama 3 bulan mencapai 18,76 g, dengan panjang rata-rata mencapai 20,56 cm, serta mortalitas rata-rata 11,67%. Sedangkan pada perlakuan kepadatan 500 ekor/bak diperoleh pertumbuhan bobot rata-rata mencapai 14,31 g dengan panjang badan rata-rata 18,80 cm serta mortalitas 16,67%. Dari data tersebut terlihat keadaan relatif normal, di mana dalam batas-batas tertentu umumnya pertumbuhan ikan pada kepadatan rendah cenderung memberikan hasil yang lebih tinggi dan mortalitas yang rendah dibandingkan dengan kepadatan yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Chu & Teng (1979), semakin tinggi padat penebaran maka mortalitas semakin meningkat. Lebih lanjut dikemukakan Soeriatmadja (1981) dan Brown & Cratzek (1980), di mana padat penebaran yang tinggi menyebabkan nilai sintasan rendah, karena adanya kompetisi dalam kebutuhan akan pakan dan tempat tinggal. Sedangkan Prasodjo (1988) dalam kadarini (2007) menduga bahwa toleransi terhadap lingkungan mempunyai batas-batas tertentu sehingga pada padat penebaran tertentu akan mempengaruhi pertumbuhan. Dari Tabel 2 dan 3 terlihat bahwa pertumbuhan benih sidat cenderung menunjukkan pertumbuhan yang bersifat linier. Hal tersebut dapat diperkirakan bahwa daya dukung lingkungan terhadap biomassa tampaknya masih memungkinkan untuk ditingkatkan. Oleh karena itu, pertumbuhan benih sidat yang lebih tinggi pada kepadatan 300 ekor, di samping karena faktor kepadatan rendah juga karena bobot awal yang lebih besar dibandingkan kepadatan 500 ekor. Pada budidaya sidat umumnya dalam pemeliharaan elver atau benih berukuran kecil pertumbuhannya sangat lambat. Hasil penelitian Suhenda et al. (2003) di laboratorium menunjukkan
4 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur bahwa pada pemeliharaan benih sidat dengan bobot rata-rata 1,6 g dengan padat tebar 50 ekor selama 42 hari diperoleh pertumbuhan biomassa terbaik 52,60 g dengan sintasan 91,30%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pertumbuhan (pertambahan bobot individu) yang dicapai yaitu 1,15 g. Hasil penelitian Djajasewaka (2003) pada pemeliharaan sidat dengan bobot awal 4 g di bak beton selama 84 hari diperoleh pertumbuhan bobot akhir individu berkisar antara 13,07 16,11 g (pertambahan bobot 9,07 12,11 g), dengan mortalitas antara 41,13% 55,84%. Selanjutnya hasil penelitian Djajasewaka & Tahapari (1999) pada pemeliharaan sidat dengan bobot awal 10,84 g selama 15 minggu diperoleh pertumbuhan individu antara 22,06 31,8 g (pertambahan bobot 11,22 20, 54 g) dengan mortalitas 27% 56%. Dibandingkan dengan hasil penelitian-penelitian tersebut, hasil penelitian yang memperoleh pertumbuhan bobot individu 14,31 18,76 g (pertambahan bobot 12,51 15,76 g) dengan mortalitas 11,67% 16 16,67% menunjukkan hasil yang cukup baik dilihat dari pertumbuhan dan sintasannya. Menurut Affandi & Suhenda (2003), pertumbuhan benih sidat ukuran 1 2 g selama pemeliharaan 2 3 bulan dapat mencapai g, merupakan benih siap tebar untuk pembesaran. Selanjutnya dikemukakan untuk memacu pertumbuhan benih sidat diperlukan persyaratan kualitas air seperti yang tercantum pada Tabel 4. Hasil pengamatan kualitas air selama pemeliharaan tiga bulan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Data kualitas air media selama tiga bulan pemeliharaan Parameter *) Sumber: Affandi & Suhenda (2003) Hasil pengukuran Kualitas air untuk memacu pertumbuhan benih sidat Suhu air ( C) 26,5 27, ph 7,00 7, O 2 (mg/l) CO 2 (mg/l) 6,24 8,00 - Alkalinitas (CaCo 3 ) (mg/l) 44,24 55, Amoniak (mg/l) 0,02 0,03 <0,1 mg/l Salinitas (ppt) Air tanah (air tawar) 7 Warna air Jernih Jernih atau hijau Dari hasil penelitian yang memperoleh bobot sebesar 14,31 18,76 g dengan mortalitas antara 11,67% 16,67% selama pemeliharaan 3 bulan pada dasarnya merupakan hasil yang sudah cukup sesuai untuk tahap pembesaran. Namun demikian, tampaknya pertumbuhan benih belum optimal apabila dikaitkan dengan kondisi kualitas air ideal seperti yang dikemukakan Affandi & Suhenda (2003). Hal tersebut dapat ditunjukkan dari nilai suhu, O 2, alkalinitas, dan salinitas yang cenderung lebih rendah dari yang dibutuhkan. Tabel 5. Nilai nutrisi pakan yang diberikan pada benih sidat selama 90 hari pemeliharaan Jenis pakan Protein *) Sumber: Anonim (2007) Lemak Serat kasar Nilai nutrisi (%) Abu Karbohidrat Kadar air Pemakaian pakan Indofeed 48,13 11,46 2,85 19,85 17,22 14,10 45 PSP Pak Udang Pakan Campuran 4,366 9,06 5,18 9,554 12,99 Perhitungan Standar SNI *) 40,0 7, (Min) (Min.) (Maks.) (Maks.) (Maks.) (Maks.) Persyaratan mutu
5 111 Pendederan benih sidat sistem resirkulasi dalam bak beton (Rusmaedi) Pakan yang diberikan dalam penelitian yang berupa campuran merk Indofeed, PSP, dan pakan udang dengan komposisi 45%, 45%, dan 10% nilai nutrisinya mendekati mutu pakan sidat berdasarkan Standar Nasional Indonesia (Tabel 5). Dalam pengamatan sehari-hari, respons benih sidat cukup baik, artinya bahwa benih sidat pada umumnya aktif mencari makan. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana efisiensi pemanfaatan pakan oleh benih sidat, karena pakan yang diberikan dalam bentuk pasta yang tentunya sebagian akan terurai. Dalam kaitan ini kajian mengenai peran CMC dalam mengikat pakan perlu mendapat perhatian. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Djajasewaka (2003) bahwa kelemahan pakan dalam bentuk pasta adalah tekstur pakan tidak kompak walaupun telah ditambahkan CMC sebagai pengikatnya, masih menimbulkan cemaran pada kualitas air. Dari perhitungan konversi pakan, diperoleh hasil 2,47 untuk perlakuan kepadatan 500 ekor dan 2,89 untuk perlakuan dengan kepadatan 300 ekor (Tabel 1). Nilai tersebut menunjukkan bahwa pada perlakuan kepadatan 300 ekor pemanfaatan pakan kurang efisien dibandingkan dengan kepadatan 500 ekor. Gerakan ikan yang lebih kuat dalam mencari makan, karena memiliki bobot badan lebih besar pada perlakuan kepadatan 300 ekor diduga menyebabkan pakan (pasta) lebih banyak terurai. Hal ini yang menyebabkan nilai konversi pakan pada perlakuan kepadatan 300 ekor lebih buruk dibandingkan kepadatan 500 ekor. Pemanfaatan yang lebih efisien pada perlakuan ukuran 1,8 g (kepadatan 500 ekor) dibandingkan ukuran 3,0 g (kepadatan 300 ekor) tampaknya dapat pula ditunjukan dari nilai laju pertumbuhan harian sebesar 2,31% dibandingkan dengan 2,04%. KESIMPULAN Benih sidat ukuran 3,0 g (kepadatan 300 ekor/bak) selama pemeliharaan tiga bulan tumbuh menjadi 18,76 g (pertambahan bobot 15,26 g) dengan sintasan 88,33%, sedangkan ukuran 1,8 g (kepadatan 500 ekor/bak) tumbuh menjadi 14,31g (pertambahan bobot 12,51 g) dengan sintasan 83,33%. Hasil pertumbuhan tersebut cukup sesuai untuk ukuran siap tebar dalam pembesaran sidat. DAFTAR ACUAN Affandi, R. & Suhenda, N Teknik Budidaya Ikan Sidat (Anguilla bicolor). Prosiding Sumberdaya Perikanan Sidat Tropik. UPT Baruna Jaya. BPPT-DKP. Jakarta, hlm Anonim Standar Nasional Indonesia (SNI). Pakan Buatan Untuk Ikan Sidat (Anguilla spp.) pada Budidaya Intensif. Anonim Statistik Perikanan Budidaya Indonesia Ditjenkan Budidaya. Jakarta, 134 hlm. Brown & Cratzek, J.B Fish Farming Handbook, Baits,Tropical and Cold Fish. Avi Publication Co. Westport Connecticut. Chua, T.E. & Teng, S.K Relatively Growth and Production of Estuary GrouperEphinephalus salmoides udr Different Stocking Density in Floating Net Cages. Marine Biology. Djajasewaka, H Pengaruh Pemberian Pakan Buatan dalam Bentuk Pelet, Pasta, dan Campuran Keduanya Terhadap Pertumbuhan Benih Sidat (Anguilla bicolor). Prosiding Sumberdaya Perikanan Sidat Tropik. UPT Baruna Jaya. BPPT-DKP. Jakarta, hlm Djajasewaka, H. & Tahapari, E Kebutuhan Protein Optimal pada Pakan Benih Ikan Sidat Angilla bicolor. J. Pen. Perik. Indonesia, V(1): Kadarini, T Pemeliharaan Benih Balashark (Blantiocheilus melanopterus) Dengan Padat Penebaran Berbeda Didalam Sist Resirkulasi. Dalam Prosiding Seminar Penelitian Perikanan dan Kelautan. Jilid I. UGM-BRKP. Suhenda, N., Affandi, R., & Ulum, B Pengaruh Tingkat Penambahan Campuran Vitamin pada Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Sidat, Anguilla Bicolor. Dalam Aplikasi Tekniligi Pakan dan Peranannya Bagi Perkembangan Usaha Perikanan Budidaya. Prosiding Semiloka Pusat Riset Perikanan Budidaya, hlm Soeriaatmadja, R.E Ilmu Lingkungan. Cetakan 3. ITB. Bandung. Wouthuyzen sam et al Penelitian Bioekologi Ikan Sidat (Anguilla spp.) pada fase Leptocephali di Sekitar Perairan Sulawesi. Prosiding Forum Nasional Sumberdaya Perilakanan Tropik. BPPT Jakarta, hlm
BAB I PENDAHULUAN. Prospek perikanan dan budidaya sidat memiliki peluang baik untuk
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Prospek perikanan dan budidaya sidat memiliki peluang baik untuk dikembangkan. Negara kita memiliki sumberdaya ikan sidat yang beraneka jenis, memiliki banyak lahan
Lebih terperinciPengaruh Padat Tebar Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Sidat Di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo
Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 2, Juni 2015 Pengaruh Padat Tebar Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Sidat Di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo 1,2
Lebih terperinciPENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA
825 Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap... (Moch. Nurdin) PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA Mochamad
Lebih terperinciPembesaran Benih Ikan Sidat dengan Jenis Pakan yang Berbeda
Nikè:Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 215 Pembesaran Benih Ikan Sidat dengan Jenis Pakan yang Berbeda Mulis mulis.gorontalo@gmail.com Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan
Lebih terperinciEVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)
697 Evaluasi penggunaan pakan dengan kadar protein berbeda... (Reza Samsudin) EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii) ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sidat dikenal sebagai ikan katadromous yaitu memijah di laut, tumbuh dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sidat dikenal sebagai ikan katadromous yaitu memijah di laut, tumbuh dan berkembang di air tawar dan setelah dewasa akan kembali ke laut untuk memijah. Di Negara maju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tujuh jenis ikan sidat dari total 18 jenis di dunia, ketujuh jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu sumber protein, memiliki kandungan asam lemak tak jenuh dan omega 3 yang bermanfaat bagi kesehatan jantung, kecerdasan otak dan pembulu darah.
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2013 sampai dengan Mei 2013 di Laboratorium Nutrisi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan. B. Alat dan Bahan Penelitian
Lebih terperinciPENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA
419 Pendederan ikan beronang dengan ukuran tubuh benih... (Samuel Lante) ABSTRAK PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA Samuel Lante, Noor Bimo Adhiyudanto,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2
11 METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor untuk pemeliharaan
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Penelitian ini meliputi tahap bahan dan alat, persiapan wadah pemeliharaan, ikan uji, rancangan pakan perlakuan, dan tahap pemeliharaan ikan serta pengumpulan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id
III. METODE PENELITIAN A. Materi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih lobster air tawar yang merupakan hasil pemijahan dari satu set induk yang diperoleh dari tempat penjualan induk bersertifikat,
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Ikan nilem yang digunakan berasal dari Cijeruk. Pada penelitian ini digunakan ikan nilem berumur 4 minggu sebanyak 3.150 ekor dengan ukuran panjang 5,65 ± 0,62
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset Ikan Hias Depok. Penelitian berlangsung pada tanggal 15 Agustus hingga 5 Oktober 2012. Penelitian diawali
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor Sumedang, Jawa Barat. Penelitian
Lebih terperinciPengaruh Dosis Pakan Tubifex Sp Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Sidat di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo
Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 2, Juni 2015 Pengaruh Dosis Pakan Tubifex Sp Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Sidat di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo 1.2 Ike Juwita
Lebih terperinciPENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)
759 Penggunaan kombinasi beragam pakan hijauan... (M. Sulhi) PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.) ABSTRAK Muhammad
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL PENGARUH PADAT TEBAR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN SIDAT ( Anguilla marmorata) DI BALAI BENIH IKAN ( BBI ) KOTA GORONTALO OLEH SUCI
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil dari penelitian yang dilakukan berupa parameter yang diamati seperti kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang mutlak, koefisien keragaman
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PAKAN Tubifex sp YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN SIDAT (ANGUILLA MARMORATA) DI BALAI BENIH IKAN KOTA GORONTALO OLEH
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL PENGARUH DOSIS PAKAN Tubifex sp YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN SIDAT (ANGUILLA MARMORATA) DI BALAI BENIH IKAN KOTA GORONTALO OLEH IKE JUWITA SARI NIM : 631411048
Lebih terperinci3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.
17 3. METODE Rangkaian penelitian ini terdiri dari empat tahap penelitian. Seluruh kegiatan dilakukan dalam kurun waktu tahun 2009 sampai dengan 2011 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (d/h Loka Riset
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.
12 BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika dan kolam percobaan pada Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Jl. Raya 2 Sukamandi,
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan
17 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Lapang Pusat Studi Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (PSIK IPB) Ancol Jakarta Utara pada bulan Juli Oktober
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di LaboratoriumPembenihan Ikan Ciparanje, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan Maret sampai
Lebih terperinciPENENTUAN PEMBERIAN PAKAN DAN UKURAN BENIH SAAT TEBAR PADA PEMBESARAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)
739 Penentuan pemberian pakan dan ukuran benih... (Ketut Suwirya) PENENTUAN PEMBERIAN PAKAN DAN UKURAN BENIH SAAT TEBAR PADA PEMBESARAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DI KERAMBA JARING APUNG
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, yang melaksanakan tugas operasional
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian BBIP Lamu, merupakan calon Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)/Instalasi Pembenihan dibawah pengawasan dan pengelolaan Dinas Kelautan dan Perikanan
Lebih terperinci515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini)
515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini) KERAGAAN PERTUMBUHAN BENIH Cherax quadricarinatus DARI BERBAGAI LOKASI UNTUK MENCAPAI UKURAN 5 6 INCI ABSTRAK Irin Iriana Kusmini dan Gleni
Lebih terperinciPERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BERONANG Siganus guttatus TURUNAN PERTAMA (F-1) DENGAN BOBOT BADAN YANG BERBEDA
1233 Pertumbuhan calon induk ikan beronang Siganus guttatus... (Samuel Lante) PERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BERONANG Siganus guttatus TURUNAN PERTAMA (F-1) DENGAN BOBOT BADAN YANG BERBEDA ABSTRAK Samuel
Lebih terperinciPENGARUH PADAT PENEBARAN 75, 100 DAN 125 EKOR/M2 DAN RASIO SHELTER
PENGARUH PADAT PENEBARAN 75, 100 DAN 125 EKOR/M 2 DAN RASIO SHELTER 1 DAN 0,5 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR TAWAR, Cherax quadricarinatus Erik Sumbaga SKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 hari di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Pembuatan pakan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2009 sampai dengan bulan September 2009 bertempat di Laboratorium Sistem Produksi dan Manajemen Akuakultur, Departemen
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENDEDERAN LOBSTER AIR TAWAR CHERAX QUADRICARINATUS
UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENDEDERAN LOBSTER AIR TAWAR CHERAX QUADRICARINATUS PADA BERBAGAI KEPADATAN DALAM AKUARIUM DENGAN LANTAI GANDA, SERTA PENERAPAN SISTEM RESIRKULASI DEDY AKBAR SKRIPSI PROGRAM
Lebih terperinciSIKLUS REPRODUKSI TAHUNAN IKAN RINGAN, TIGER FISH (Datnioides quadrifasciatus) DI LINGKUNGAN BUDIDAYA AKUARIUM DAN BAK
417 Siklus reproduksi tahunan ikan ringan... (Lili Solichah) SIKLUS REPRODUKSI TAHUNAN IKAN RINGAN, TIGER FISH (Datnioides quadrifasciatus) DI LINGKUNGAN BUDIDAYA AKUARIUM DAN BAK ABSTRAK Lili Solichah,
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Hatchery Ciparanje Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan April sampai Mei 2013. Tahapan yang
Lebih terperinciPENDEDERAN IKAN PATIN DI KOLAM OUTDOOR UNTUK MENGHASILKAN BENIH SIAP TEBAR DI WADUK MALAHAYU, BREBES, JAWA TENGAH
Media Akuakultur Volume 7 Nomor 1 Tahun 2012 PENDEDERAN IKAN PATIN DI KOLAM OUTDOOR UNTUK MENGHASILKAN BENIH SIAP TEBAR DI WADUK MALAHAYU, BREBES, JAWA TENGAH Septyan Andriyanto *), Evi Tahapari **), dan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
15 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2012. Penelitian dilaksanakan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berikut adalah hasil dari perlakuan ketinggian air yang dilakukan dalam penelitian yang terdiri dari beberapa parameter uji (Tabel 5). Tabel 5. Pengaruh perlakuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Purwodadi Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik RT 01 RW 01 selama 28 hari pada bulan Desember 2016 Januari 2017
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA TUGAS PENGENALAN KOMPUTER ZURRIYATUN THOYIBAH E1A012065 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal)
PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal) OLEH: DWI SEPTIANI PUTRI L221 07 004 Pembimbing Utama Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budidaya ikan dapat dijadikan alternatif usaha yang dapat memberikan keuntungan dan memiliki prospek jangka panjang yang baik. Hal ini dikarenakan atas permintaan produk
Lebih terperinciAPLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)
APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus) Oleh Adi Hardiyanto, Marwa dan Narulitta Ely ABSTRAK Induk ikan mandarin memanfaatkan pakan untuk reproduksi. Salah satu
Lebih terperinciAKTIVITAS PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN SIDAT Anguilla bicolor DENGAN PAKAN Wolffia arrhiza
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 AKTIVITAS
Lebih terperinciDeskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)
1 Deskripsi METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus),
Lebih terperinciPENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN MASKOKI (Carassius auratus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM RESIRKULASI
104 PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN MASKOKI (Carassius auratus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM RESIRKULASI Effect of Stocking Density on Survival and Growth Rate
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Laju Pertumbuhan Bobot Harian Bobot benih ikan nila hibrid dari setiap perlakuan yang dipelihara selama 28 hari meningkat setiap minggunya. Bobot akhir benih ikan
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Pengembangan budidaya yang optimal untuk meningkatkan hasil perikanan budidaya terutama ikan sidat (Anguilla sp.) sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam kegiatan budidaya yaitu breeding
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo
Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo 1.2 Robi Hendrasaputro, 2 Rully, dan 2 Mulis 1 robihendra40@gmail.com
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di Balai Benih Ikan Hias (BBIH) Natar, Lampung Selatan. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciTingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Berdasarkan hasil pengamatan terhadap benih Lele Sangkuriang selama 42 hari masa pemeliharaan diketahui bahwa tingkat penggunaan limbah ikan tongkol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat akan konsumsi ikan meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk masyarakat Indonesia karena
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kolam Budidaya Ikan Ciburial, Sumedang selama kurang lebih dua bulan, yaitu sejak April - Juni 2011. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Wadah
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
3 II. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2011 bertempat di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakultur, pengambilan data penunjang dilaksanakan
Lebih terperinciPRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI
Jurnal Akuakultur Indonesia, 6(2): 211 215 (2007) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 211 PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Pakan Uji Pakan yang digunakan adalah pelet kering berbasis sumber protein nabati yang berjenis tenggelam dengan campuran crude enzim dari rumen domba. Pakan uji yang diberikan
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo
Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume II, Nomor 1, Maret 2014 Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Gedung IV Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan April hingga
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
PENDAHULUAN Sektor perikanan budidaya ikan air tawar di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi. Komoditas budidaya ikan air tawar seperti ikan lele, selain
Lebih terperinciPENDEDERAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus, PADA HATCHERI SKALA RUMAH TANGGA
381 Pendederan kerapu macan pada hatcheri skala rumah tangga (Anak Agung Alit) PENDEDERAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus, PADA HATCHERI SKALA RUMAH TANGGA Anak Agung Ketut Alit Balai Besar Riset
Lebih terperinciBAB 4. METODE PENELITIAN
BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama sembilan bulan dari bulan Maret sampai September 2014 di Laboratorium UPT Kolam Pembenihan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Lebih terperinciPENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)
PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus) Rukmini Fakultas Perikanan dan Kelautan UNLAM Banjarbaru Email rukmini_bp@yahoo.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPertumbuhan Ikan Kardinal Banggai (Pterapogon kauderni) yang dipelihara pada Salinitas yang Berbeda dalam Wadah Terkontrol
Jurnal Akuakultur Indonesia, 8(2): 193-198 (2009) 193 Pertumbuhan Ikan Kardinal Banggai (Pterapogon kauderni) yang dipelihara pada Salinitas yang Berbeda dalam Wadah Terkontrol Growth of Banggai Cardinalfish
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)
9 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut adalah hasil dari perlakuan padat tebar yang dilakukan dalam penelitian yang terdiri dari parameter biologi, parameter kualitas air dan parameter ekonomi.
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua perlakuan dan masing-masing menggunakan delapan ulangan, yaitu : 1) Perlakuan A dengan warna
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember 2011, bertempat di laboratorium ikan Clownfish Balai Besar Pengembangan
Lebih terperinciPertumbuhan berbagai jenis ikan sidat (Anguilla spp.) yang dipelihara pada kolam budi daya
Pertumbuhan berbagai jenis ikan sidat (Anguilla spp.) yang dipelihara pada kolam budi daya Agung Budiharjo Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret. Jl.
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Jl. Peta No. 83, Bandung, Jawa Barat 40232, selama 20 hari pada bulan Maret April 2013. 3.2 Alat dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Amonia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai dari parameter amonia yang disajikan dalam bentuk grafik. Dari grafik dapat diketahui
Lebih terperinciBAB 4. METODE PENELITIAN
BAB 4. METODE PENELITIAN Tujuan dan luaran pada penelitian ini dapat dicapai dengan melakukan serangkaian tahapan penelitian selama 3 tahun. Pada tahun pertama telah dilakukan budidaya ikan selais dengan
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL
PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL FAISOL MAS UD Dosen Fakultas Perikanan Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Universitas Islam Lamongan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan September 2012 bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013, di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat. B. Alat dan Bahan (1)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2014 di Laboratarium Budidaya. Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
13 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2014 di Laboratarium Budidaya Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17 Maret 2014, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan
Lebih terperinciProduksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar
Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus DIPELIHARA PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN KEPADATAN YANG BERBEDA
Jurnal Akuakultur Indonesia, 7(2): 109 114 (2008) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 109 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Budidj^a Ikan, Fakultas Perikanan dan Iknu Kelautan Umvendtas Riau, dari bulan Juli san^ai dengan Desember 2001. 4.1. Pakan Percobaan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DAN APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK BUDIDAYA IKAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus DI KERAMBA JARING APUNG
639 Aplikasi pakan buatan untuk budidaya ikan kerapu... (Tatam Sutarmat) PENGEMBANGAN DAN APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK BUDIDAYA IKAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus DI KERAMBA JARING APUNG ABSTRAK
Lebih terperinciJurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo
PADAT TEBAR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN LAUT DAN PAYAU (BPBILP) LAMU KABUPATEN BOALEMO 1 Ipton Nabu, 2 Hasim, dan
Lebih terperinciTingkat Kelangsungan Hidup
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup merupakan suatu nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 1 Oktober 2013 ISSN: 2302-3600 PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis
Lebih terperinciPENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN HIAS SILVER DOLLAR (Metynnis hypsauchen) DALAM SISTEM RESIRKULASI
409 Pengaruh padat penebaran terhadap sintasan... (Tutik Kadarini) PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN HIAS SILVER DOLLAR (Metynnis hypsauchen) DALAM SISTEM RESIRKULASI
Lebih terperinciPENGGUNAAN JAGUNG DAN RAGI TAPAI PADA JAGUNG SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN BETOK (Anabas testudineus Bloch)
PENGGUNAAN JAGUNG DAN RAGI TAPAI PADA JAGUNG SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN BETOK (Anabas testudineus Bloch) Cerria Inara 1, Adrien Jems Akiles Unitly 2,3 1 Mayor Akuakultur Sekolah
Lebih terperinciSUBSTITUSI TEPUNG BUNGKIL KEDELAI DENGAN TEPUNG BUNGKIL KOPRA DALAM PAKAN IKAN BERONANG, Siganus guttatus
737 Substitusi tepung bungkil kedelai... (Neltje Nobertine Palinggi) SUBSTITUSI TEPUNG BUNGKIL KEDELAI DENGAN TEPUNG BUNGKIL KOPRA DALAM PAKAN IKAN BERONANG, Siganus guttatus ABSTRAK Neltje Nobertine Palinggi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011 bertempat di BBPBL(Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut) Lampung. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciGambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang
Bobot ikan (g) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Pertumbuhan Pertumbuhan merupakan penambahan jumlah bobot ataupun panjang ikan dalam satu periode waktu tertentu. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di Laboratorium Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung. Analisis proksimat
Lebih terperinciAPLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)
Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan Volume 4, No. 2, Agustus 2013 ISSN : 2086-3861 APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork) APPLICATION USE DIFFERENT
Lebih terperinciMANIPULASI SUHU MEDIA TERHADAP KINERJA PRODUKSI UDANG RED CHERRY (Neocaradina denticulate sinensis) BONNE MARKUS SKRIPSI
MANIPULASI SUHU MEDIA TERHADAP KINERJA PRODUKSI UDANG RED CHERRY (Neocaradina denticulate sinensis) BONNE MARKUS SKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MANAJEMEN AKUAKULTUR DEPARTERMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS
Lebih terperinciPENTOKOLAN UDANG WINDU (Penaeus monodon) SISTEM HAPA DENGAN UKURAN PAKAN BERBEDA
41 Pentokolan udang windu siste hapa... (Erfan Andi Hendrajat) PENTOKOLAN UDANG WINDU (Penaeus monodon) SISTEM HAPA DENGAN UKURAN PAKAN BERBEDA ABSTRAK Erfan Andi Hendrajat dan Brata Pantjara Balai Penelitian
Lebih terperinciKeragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda
Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda Yogi Himawan, Khairul Syahputra, Didik Ariyanto Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Jl.
Lebih terperinciPembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi
1 Udang Galah Genjot Produksi Udang Galah Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi gaya rumah susun. Setiap 1 m² dapat diberi 30 bibit berukuran 1 cm. Hebatnya kelulusan hidup meningkat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adalah ikan gurami (Osphronemus gouramy) (Khaeruman dan Amri, 2003).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri perikanan budidaya air tawar sekarang mengalami kemajuan yang cukup pesat. Salah satu ikan budidaya yang cukup digemari adalah ikan gurami (Osphronemus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hatchery Ciparanje dan Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian
Lebih terperinciPENGENDALIAN SUMBERDAYA IKAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM PENANGKAPAN DAN PENGUMPULAN GLASS ELL (SIDAT) DI MUARA SUNGAI CIMANDIRI
PENGENDALIAN SUMBERDAYA IKAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM PENANGKAPAN DAN PENGUMPULAN GLASS ELL (SIDAT) DI MUARA SUNGAI CIMANDIRI Oleh : Tedi Koswara, SP., MM. I. PENDAHULUAN Dalam Peraturan Bupati Nomor 71
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 2 Februari 2014 ISSN: 2302-3600 PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA
Lebih terperinci