MEMINJAMKAN UANG KEPADA ORANG LAIN

Transkripsi

1 MEMINJAMKAN UANG KEPADA ORANG LAIN Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tablid NOVA N. 713/XIV Bu Brt sedang kebingungan. Baru tadi siang ia mendapat telepn dari saudaranya. Ada apa gerangan? Sederhana saja: saudaranya ingin pinjam uang. Jumlahnya mungkin tidak usah disebut. Tapi bagi Bu Brt, jumlah itu termasuk besar. Walaupun dia memang punya uangnya, tapi dia tidak suka dihadapkan dengan kenyataan bahwa dia harus meminjamkan uang kepada saudara dekatnya. Di satu sisi, ia tidak tega membiarkan saudaranya terlibat dalam kesulitan. Tapi di sisi lain, ia takut uangnya tidak akan kembali. Ia tak sabar menunggu suaminya pulang dari kantr agar ia bisa secepatnya menceritakan kebingungan ini. Siapa tahu suaminya bisa memberikan masukan. Apakah Anda pernah mengalami situasi seperti yang dialami Bu Brt? Anda didatangi leh teman atau saudara yang sedang membutuhkan pinjaman uang, tetapi Anda takut uang Anda tidak akan kembali. Tidak usah dipungkiri, kekhawatiran bahwa uang pinjaman itu tidak akan kembali memang menjadi pertimbangan utama kenapa Anda kadang ragu-ragu untuk meminjamkan uang bila ada yang ingin meminjam uang. Ya, kan? PERLUKAH MEMINJAMKAN UANG? Kalau kita punya cukup uang, sudah seharusnya kita menlng rang yang sedang kekurangan uang. Karena dalam hidup ini, 1

2 tlng-menlng merupakan suatu keharusan. Kalau tlng menlng itu diwujudkan dalam bentuk tindakan sih ke-ke saja. Tetapi kalau dalam bentuk uang? Ww... nanti dulu. Lh, kk begitu? Tidak bisa dipungkiri, terkadang niat baik kita menlng rang, sering membuat kita kereptan sendiri. Giliran pinjam uang, mukanya memelas. Giliran ditagih, susahnya minta ampun. Janjinya mau dikembalikan dalam waktu sebulan, eh, ini berbulan-bulan juga belum tentu ada kabarnya. Dan kesannya jadi kita yang harus mengejar-ngejar dia. Inilah yang membuat banyak rang sering ragu meminjamkan uang bila ada rang lain yang ingin meminjam uang. Sebetulnya wajar saja kk kalau teman atau saudara Anda datang kepada Anda dan ingin meminjam uang. Ini berarti dia menganggap - secara keuangan - Anda cukup mampu untuk meminjaminya uang. Jangan marah kalau ada teman atau saudara Anda yang datang kepada Anda. Kalau Anda sendiri yang sedang butuh pinjaman uang, Anda pasti akan datang ke rang yang Anda kenal terlebih dulu kan? Dan rang yang paling dekat dengan Anda, biasanya adalah saudara. Kalaupun teman, ya teman dekat. Tapi tak jarang hubungan bisa terputus karena masalah hutangpiutang. Malah, yang lebih ekstrem lagi, tidak menutup kemungkinan bisa terjadi pertengkaran hanya gara-gara hutang. Tentunya kita tidak ingin hal seperti itu terjadi kan? Karena itu, dibawah ini adalah beberapa tips yang mungkin berguna buat Anda bila ada rang lain yang ingin meminjam uang kepada Anda: 2

3 1. Lihat dulu kndisi keuangan Anda. Kalau Anda punya uang, bukan berarti Anda sudah dapat menjadi bank bagi rang lain. Lihat dulu kemungkinan pengeluaran-pengeluaran keluarga Anda dalam beberapa bulan ke depan. Mungkin anak Anda perlu masuk seklah. Mungkin bayi Anda akan lahir. Mungkin Anda akan keluar uang untuk ini, untuk itu, dan sebagainya. Jangan sampai ketika Anda membutuhkan uang, uang tersebut masih berada di tangan rang lain. Kalau perlu, mungkin bisa juga Anda menganggarkan sejumlah uang untuk dipinjamkan. Artinya, walau tidak setiap bulan ada rang datang meminjam uang kepada Anda, tapi Anda bisa tetap berjaga-jaga kalau-kalau teman atau saudara Anda ingin meminjam uang tanpa Anda harus menlaknya karena Anda sudah memiliki dananya dan Anda menilai mereka memang pantas untuk dibantu. 2. Teliti sebelum memberi Cba teliti dulu sebelum Anda meminjamkan uang kepada rang lain. Yang harus Anda teliti adalah "kemampuan rang tersebut untuk membayar kembali hutangnya". Inilah yang juga dilakukan bank sebelum meminjamkan uang kepada nasabahnya yang ingin meminjam uang. Mungkin beberapa daftar pertanyaan berikut ini dapat berguna, ketika ada rang yang akan meminjam uang kepada Anda. Siapa dia? Apa pekerjaannya? Apakah dia saudara atau teman? Untuk tujuan apa dia meminjam uang? Usaha atau kebutuhan hidup? 3

4 Mendesakkah kebutuhan tersebut? Apa jaminan yang dijanjikannya? Apakah dia menjaminkan harta bendanya ataukah dia tidak menjaminkan apa-apa dan hanya punya janji lisan saja? Apakah dia punya riwayat meminjam uang kepada Anda atau rang lain? Bagaimana "nasib" hutang-hutangnya tersebut? Apakah hutang-hutang tersebut bisa dilunasinya atau tidak? Kapan dia akan mengembalikan hutangnya? Apakah janjinya itu masuk akal atau tidak bila disesuaikan dengan latar belakangnya? Dari daftar pertanyaan di atas, Anda bisa menilai sendiri apakah rang yang hendak Anda pinjami uang itu memang pantas untuk dipinjami uang atau tidak. 3. Buat Catatan Jangan segan-segan untuk membuat perjanjian tertulis di atas kertas bersegel, bila uang yang dipinjamkan itu mencapai jutaan rupiah. Atau kalau di bawah satu juta, mungkin kuitansi saja sudah cukup. Yang penting adalah bahwa Anda melakukan pencatatan. Yang perlu tercantum dalam perjanjian atau kuitansi tersebut adalah siapa yang meminjam, berapa yang dipinjam, untuk apa, dan kapan akan dikembalikan. Dengan pencatatan yang rapi, Anda akan tahu kapan Anda harus menagih, dan berapa uang yang sudah Anda pinjamkan. Dan jika terjadi masalah dikemudian hari, catatan tersebut dapat membantu Anda. 4

5 BILA PINJAMAN ITU SUDAH JATUH TEMPO Oke. Kita anggap saja Anda sudah meminjamkan uang kepadanya. Dan sekarang, kelihatannya sudah waktunya bagi rang itu untuk melunasi pinjamannya kepada Anda. Jika memang demikian, ada dua hal yang mungkin bisa Anda perhatikan: 1. Tagih dengan ramah Sesuatu yang dimulai dengan senyum akan berlangsung dengan mulus. Bila memang sudah waktunya rang itu untuk membayar, datanglah langsung ke rumah yang bersangkutan. Kenapa tidak lewat telepn? Karena ini untuk menunjukkan bahwa Anda benar-benar serius. Mulailah dengan ramah, tanyalah bagaimana usahanya, keluarganya dan sebagainya. Baru tagih dengan baik. Dan jika memang dia tidak atau belum mampu membayar, diskusikan dan pertimbangkan lagi apakah Anda perlu memberi keringanan untuk mencicil ataupun menunda pembayaran. 2. Relakan sebagian Mungkin ini termasuk berat untuk dilaksanakan. Kenapa uang Anda harus Anda relakan sebagian? Sudah capek-capek mencarinya, eh malah diberikan begitu saja kepada rang. Ya, kalau memang ternyata ngks yang Anda keluarkan untuk menagih hutang itu lebih besar daripada nilai hutangnya, maka mungkin ada baiknya kalau Anda merelakan saja hutang tersebut. 5

6 Sebagai cnth, uang yang Anda pinjamkan hanya Rp 100 ribu. Tetapi sudah berkali-kali ditagih, tetap saja rang yang Anda pinjami ini tidak mampu membayar. Bila Anda terus ngtt untuk menagihnya, besar kemungkinan ngks yang Anda keluarkan akan lebih besar dari nilai hutangnya itu sendiri. Tidak hanya itu. Secara psiklgis, bisa saja Anda jadi pusing keliling karena memikirkannya, atau mungkin hubungan Anda dengannya bisa terputus. Jadi buat apa ngtt mengambil uang Anda yang Rp 100 ribu, kalau biaya menagihnya bisa lebih besar dari itu. Apalagi bila rang tersebut memang benar-benar tidak mampu, dan bukannya tidak mau. Jadi, prinsip kita dalam menjadi "bank" disini adalah untuk menlng sesama. Semakin banyak Anda menlng rang, semakin banyak pula pertlngan yang akan datang kepada Anda. Tapi satu hal yang paling penting disini adalah: tlnglah rang lain tanpa pandang bulu, tapi jangan lupa untuk menlng dengan cara yang cerdas. Telitilah dan pertimbangkan baik-baik sebelum Anda meminjamkan uang kepada rang lain. Selamat mempertimbangkan. 6