BAB I PENDAHULUAN. A. Dasar Hukum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Dasar Hukum"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 27 ayat (2) bahwa Kepala Daerah berkewajiban untuk memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) kepada Pemer intah, dan memberikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) kepada DPRD, serta menginformasikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada masyarakat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, bahwa Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD yang selanjutnya disebut LKPJ adalah laporan yang berupa informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran atau akhir masa jabatan yang disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD. Adapun ruang lingkup LKPJ adalah mencakup penyelenggaraan: urusan desentralisasi, tugas pembantuan, dan tugas umum pemerintahan. LKPJ itu sendiri terdiri atas LKPJ Akhir Tahun Anggaran dan LKPJ Akhir Masa Jabatan. LKPJ Dinas perkebunan Provinsi Jawa Barat tahun 2015 merupakan LKPJ Akhir Tahun Anggaran, yang disusun sebagai wujud pertanggungjawaban Dinas Perkebunan sebagai bagian dari OPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap pelaksanaan pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Perkebunan. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Dinas Perkebunan ini dimaksudkan sebagai salah satu bahan penyusunan LKPJ Gubernur pada akhir Tahun Anggaran 2015, untuk disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran menyeluruh secara kualitatif dan kuantitatif terhadap pelaksanaan pembangunan sub sektor Perkebunan Provinsi Jawa Barat pada TA. 2015, baik yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat maupun APBN Tahun Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung-jawaban (LKPJ) Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015, didasari oleh beberapa peraturan perundang-undangan, sebagai berikut: 1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010); LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

2 2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembar Negara tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400); 6. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan; 7. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undangundang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4816); 11. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.; 13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat. 14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat (lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47); 15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Seri E); LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

3 16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun ; 17. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Tahun 2009 Nomor 111 Seri D); 18. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Di Lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 53 Seri D) B. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis Sumber Daya Perkebunan Provinsi Jawa Barat memiliki luas wilayah ,32 hektar dengan garis pantai sepanjang 755,829 km. Secara geografis terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah: sebelah Utara (Laut Jawa dan Provinsi DKI Jakarta); sebelah Timur (Provinsi Jawa Tengah); sebelah Selatan (Samudra Indonesia); dan sebelah Barat (Provinsi Banten). Kondisi topografi wilayah Provinsi Jawa Barat berupa pegunungan curam (9,5%) dengan ketinggian lebih dari m DPL terletak di bagian Selatan; lereng perbukitan yang landai (36,48%) terletak di bagian Tengah dengan ketinggian m dpl; dan wilayah dataran luas (54,03%) terletak di bagian Utara dengan ketinggian m dpl. Provinsi Jawa Barat beriklim tropis dengan curah hujan cenderung merata sepanjang tahun, suhu rata-rata berkisar antara 17,4 30,7 C dan kelembaban udara antara 73 84%. Provinsi Jawa Barat memiliki lahan yang subur, yang berasal dari endapan vulkanis serta banyaknya aliran sungai yang merata diberbagai sudut wilayah, yang kesemuanya itu menyebabkan sebagian besar lahan di wilayah Jawa Barat banyak digunakan untuk kegiatan budidaya pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan sepanjang tahun. Penggunaan lahan di wilayah Provinsi Jawa Barat berupa lahan sawah, tegalan, ladang, hutan, perkebunan, kolam, pertambakan serta kawasan permukiman/perkotaan. Dari luas Provinsi Jawa Barat sebesar ,32 Ha, terdapat Luas lahan Perkebunan (tahun 2014) sebesar Ha (atau 13 % dari luas Jawa Barat). Areal perkebunan Jawa Barat tersebar di 21 Kabupaten/Kota, yaitu di: Bogor, Sukabumi, Kota Sukabumi, Cianjur, Subang, Bandung Barat, Bandung, Purwakarta, Garut, Tasikmalaya, Kota Tasik, Ciamis, Kota Banjar, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Cirebon, Indramayu, Karawang, Bekasi dan Pangandaran. Setiap wilayah tersebut memiliki keragaman luas dan jenis LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

4 komoditas perkebunan, yang disebabkan perbedaaan potensi wilayah dan budaya masyarakatnya di setiap Kabupaten/Kota. Berdasarkan jenis pengelolaannya, dari total luas perkebunan di Jawa Barat seluas Ha, terdiri dari Perkebunan Rakyat (PR) seluas Ha (74,15%), Perkebunan Besar Swasta (PBS) seluas Ha (11,11%) terbagi menjadi 156 kebun, serta Perkebunan Besar Negara (PBN) seluas Ha (14,74%) terdiri dari 37 kebun PTPN VIII dan 2 kebun PTRNI. Seluruh kawasan perkebunan tersebut melibatkan KK pelaku usaha perkebunan rakyat. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 3599/Kpts/PD.310/10/2009 tanggal 19 Oktober 2009 bahwa komoditi binaan Direktorat Jenderal Perkebunan berjumlah 127 jenis tanaman perkebunan. Adapun jenis komoditas yang dapat dikembangkan dan tumbuh dengan baik, dan menjadi komoditas binaan Dinas Perkebunan Jawa Barat adalah sebanyak 33 jenis, yaitu: Aren, Cengkeh, Guttapercha, Jambu Mete, Jarak, Kakao, Kapok, Karet, Kayu Manis, Kelapa Dalam, Kelapa Hibrida, Kelapa Sawit, Kemiri, Kemiri Sunan, Kenanga, Kina, Kopi Robusta, Kopi Arabika, Kumis Kucing, Lada, Pala, Pandan, Panili, Pinang, Teh, Akarwangi, Mendong, Nilam, Serehwangi, Tebu, dan Tembakau. Tabel 1.1 Sebaran Luas Perkebunan Per Kab/Kota Se Jawa Barat Tahun 2014 NO KAB/KOTA LUAS PERKEBUNAN (Ha) LUAS JUMLAH PR PBS PBN TOTAL (Ha) KOMODITAS 1 Kab. Bandung Kab. Bandung Barat Kab. Bogor Kab. Bekasi Kab. Cianjur Kab. Ciamis Kab. Cirebon Kab. Garut Kab. Indramayu Kab. Karawang Kab. Kuningan Kab. Majalengka Kab. Purwakarta Kab. Pangandaran Kab. Subang Kab. Sukabumi Kab. Sumedang Kab. Tasikmalaya LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

5 NO KAB/KOTA LUAS PERKEBUNAN (Ha) LUAS JUMLAH PR PBS PBN TOTAL (Ha) KOMODITAS 19 Kota Banjar Kota Bandung Kota Bekasi Kota Bogor Kota Cimahi Kota Cirebon Kota Depok Kota Sukabumi Kota Tasikmalaya TOTAL Sumber: Statistik Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun Perkembangan Pembangunan Perkebunan Sektor perkebunan tidak dapat dipisahkan dari sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang, karena sektor ini memiliki arti yang sangat penting dan menentukan dalam pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia termasuk di Jawa Barat. Dalam konteks masa lalu banyak yang berpendapat bahwa sejarah kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia merupakan sejarah perkebunan itu sendiri. Provinsi Jawa Barat yang dulu dikenal sebagai wilayah priangan, dikenal sebagai wilayah subur yang cocok untuk pengembangan komoditas perkebunan. Sehingga pada masa kolonial di wilayah priangan ini telah banyak dikembangkan areal perkebunan yang bernilai ekonomis, seperti perkebunan kopi, teh, kina, karet dan tebu. Demikian halnya dengan pengembangan industri pengolahan dari beberapa komoditas tersebut juga turut dikembangkan sejalan dengan peningkatan produksi dan permintaan pasar yang terus meluas. Jaman terus berubah, kemajuan ilmu pengetahuan terus berkembang, masyarakat priangan terus berinovasi untuk mengembangkan berbagai komoditas perkebunan yang bernilai ekonomis dan laku dipasaran. Sehingga usaha perkebunan aneka macam komoditas terus berkembang di bumi parahiyangan hingga saat ini. Sampai sejauh ini, pengembangan ke-30 komoditas perkebunan binaan Jawa Barat ada yang masih dalam tahap perintisan (seperti: Kemiri Sunan, Guttapercha, Jarak, Kapok, Pinang, Kumis Kucing, Kenanga), tahap pengembangan skala kecil (seperti: Pala, Nilam, Akar Wangi, Kemiri, Pandan, Mendong, Panili, Aren, Sereh Wangi, Panili, Lada, Kayu Manis), serta tahap pengembangan industrialisasi (seperti: Teh, Kopi, Karet, Kakao, Tebu, Kelapa Sawit, Kelapa Dalam, Kelapa Hibrida, Tembakau, Kina, Cengkeh). Dalam proses pengembangan pembangunan perkebunan di Jawa Barat hingga saat ini tentu saja masih menemui berbagai kendala, antara lain: permasalahan degradasi LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

6 lahan, alih fungsi lahan, alih komoditas ke non perkebunan, stagnasi produksi dan produktivitas (karena permasalahan teknik budidaya, penggunaan bibit unggul, saranaprasarana pendukung, perubahan cuaca serta gangguan usaha perkebunan baik gangguan OPT maupun non OPT). Tabel 1.2 Perkembangan Luas, Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan Jawa Barat tahun TAHUN 2010 TAHUN 2014 NO KOMODITAS Luas (Ha) Produksi (Ton) Prositas (Ton/Ha) Luas (Ha) Produksi (Ton) Prositas (Ton/Ha) 1 Akarw angi , ,030 2 Aren , ,634 3 Cengkeh , ,199 4 Guttapercha , Jambu Mete , ,123 6 Jarak , ,252 7 Kakao , ,291 8 Kapok , ,193 9 Karet , , Kayu manis , , Kelapa dalam , , Kelapa hibrida , , Kelapa saw it , , Kemiri , , Kemiri Sunan , , Kenanga , , Kina , , Kopi Arabika , , Kopi Robusta , , Kumis kucing , , Lada , , Mendong , , Nilam , , Pala , , Pandan , , Panili , , Pinang , , Sereh w angi , , T e h , , Tebu , , Tembakau , ,890 TOTAL Sumber: Statistik Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2014 Pelaksanaan pembangunan di bidang perkebunan di Jawa Barat pada Tahun 2015 telah menunjukan kontribusi yang cukup baik dalam hal pertumbuhan ekonomi regional, sumber penghasilan masyarakat perkebunan, penghasil devisa negara, penyedia bahan baku industri, penyerapan tenaga kerja, serta melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Dalam perekonomian di Jawa Barat, Sub sektor perkebunan mempunyai peranan cukup besar baik secara langsung maupun tidak langsung, Secara langsung sub sektor perkebunan memiliki peranan dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia, yaitu dalam aspek daya beli masyarakat. Perolehan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

7 Barat pada sektor perkebunan dan Nilai Tukar Petani (NTP) pada sub sektor Perkebunan Tahun 2009 sd 2013, adalah sebagaimana ditunjukan pada tabel-tabel berikut ini: Tabel 1.3 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun LAPANGAN USAHA (1) (2) (3) (4) (5) (6) PERTANIA N 85,149,263 97,194, ,131, ,094, a. Tanaman 60,571,646 71,150,089 75,707,280 79,604,929 94,705,648 Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan 4,338,444 5,725,375 6,127,547 6,393,011 6,860,039 c. Peternakan 11,902,686 11,985,226 12,130,634 13,073,930 15,429,300 d. Kehutanan 798, , , ,709 1,018,849 e. Perikanan 6,934,102 7,412,093 8,221,642 9,043,291 9,870,857 Sumber: BPS Jawa Barat tahun 2014 Tabel 1.4 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun LAPANGAN USAHA (1) (2) (3) (4) (5) (6) PERTANIA N 41,722,076 42,137,486 42,101,054 41,801,727 43,292,316 a. Tanaman Bahan 31,607,820 31,947,247 31,764,028 31,175,920 32,342,031 Makanan b. Tanaman Perkebunan 2,258,606 2,163,253 2,255,301 2,360,133 2,442,247 c. Peternakan 5,457,797 5,555,841 5,532,920 5,607,607 5,713,491 d. Kehutanan 359, , , , ,810 e. Perikanan 2,038,104 2,093,610 2,184,199 2,297,836 2,444,737 Sumber: BPS Jawa Barat tahun 2014 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

8 No Tabel 1.5 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar dan Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Sub Sektor Di Jawa Barat Tahun Tahun/ Kelompok Tanaman Pangan Tanaman Hortikultura Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat Indeks Harga yang diterima Petani Tahun 2010, rata-rata Tahun 2011, rata-rata Tahun 2012, rata-rata Tahun 2013, rata-rata Tahun 2014, rata-rata Rata-rata ( ) Indeks Harga yang dibayar Petani Tahun 2010, rata-rata Tahun 2011, rata-rata Tahun 2012, rata-rata Tahun 2013, rata-rata Tahun 2014, rata-rata Rata-rata ( ) Nilai Tukar Petani Tahun 2010, rata-rata Tahun 2011, rata-rata Tahun 2012, rata-rata Tahun 2013, rata-rata Tahun 2014, rata-rata Rata-rata ( ) Sumber: Badan Pusat Statistik, Peternakan Perikanan RATA-RATA LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

9 3. Faktor Pendukung Pelaksanaan Pembangunan Keberhasilan pelaksanaan pembangunan sub sektor perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 tentunya tidak terlepas dari kondisi SDM dan Sarana Prasarana Aparatur yang dimiliki, sebagaimana diuraikan berikut ini: a. Organisasi Dinas Perkebunan Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan operasional dibidang perkebunan yang merupakan sebagian kewenangan desentralisasi Provinsi, serta kewenangan yang dilimpahkan kepada Gubernur berdasarkan azas dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Sedangkan berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah bidang perkebunan, berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dalam menyelenggarakan tugas pokoknya mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Merumuskan kebijakan operasional di bidang perkebunan; 2) Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang perkebunan; 3) Fasilitasi di bidang perkebunan; 4) Penyelenggaraan ketatausahaan. Sedangkan dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Dinas Perkebunan mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis urusan perkebunan meliputi produksi perkebunan, pengembangan SDM kelembagaan dan permodalan, pengembangan dan pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan. 2) Penyelenggaraan urusan perkebunan meliputi produksi perkebunan, pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan, pengembangan dan pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan. 3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas perkebunan meliputi produksi perkebunan, pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan, pengembangan dan pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan. Pelaksanaan pembangunan sub sektor perkebunan di Jawa Barat tentunya tidak hanya dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat saja, tetapi melibatkan berbagai organisasi terkait baik kelembagaan tingkat pusat maupun OPD di Kabupaten/Kota. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

10 b. Kondisi SDM Sumber Daya Manusia (SDM) perkebunan yang menjalankan pembangunan sub sektor perkebunan di Jawa Barat terdiri dari: Petani Pekebun, Pengusaha Perkebunan, Tenaga Penyuluh, Aparatur Pemerintah, Peneliti serta berbagai pihak yang berstatus sebagai pemerhati dunia perkebunan. Semua komponen SDM pembangunan perkebunan Jawa Barat tersebut sejauh ini selalu menjalin kerjasama secara terpadu dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan perkebunan di Jawa Barat sebagaimana diharapkan bersama. Sebagai gambaran keberadaan potensi SDM perkebunan Jawa Barat berdasarkan data 2014 di Jawa Barat terdapat orang pemilik lahan usaha perkebunan rakyat, sejumlah pemilik, pengelola serta karyawan PBS dan PTPN, yang keberadaannya terw ujud dalam bentuk Kelompok Tani (Poktan) /Gapoktan/asosiasi/persatuan/ikatan, seperti: Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APKI), Asosiasi Petani Kelapa, Asosiasi Petani Cengkeh, Asosiasi Petani Tembakau, Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo), Asosiasi Teh Indonesia (ATI), Gabungan Perusahaan Karet Indonesi (GAPKINDO), dlsb. Disamping itu terdapat sekitar 500 orang Aparatur Pemerintah yang tersebar pada OPD/SKPD Provinsi dan Kabupaten Kota, 1 orang penyuluh, 11 org tenaga pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT) dan 6 orang tenaga pengawas benih tanaman (PBT). c. Kondisi Sarana dan Prasarana Pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat sejauh ini juga telah ditunjang oleh keberadaan sarana prasarana usaha perkebunan yang tersebar di seluruh bagian wilayah Jawa Barat, antara lain berupa: benih unggul, pupuk, berbagai alat pengolahan (traktor, Alat Pembuatan Pupuk Organik (APPO), alat/mesin pengolah hasil perkebunan), prasarana budidaya (saluran irigasi, embung, pompa air, jalan produksi). Upaya penyediaan sarana prasarana perkebunan tersebut telah dilakukan melalui dukungan anggaran APBD maupun APBN yang bersifat stimulan untuk mendorong masyarakat/petani dalam memfasilitasi kebutuhannya secara swadaya. Disamping itu dalam rangka menunjang pencapaian target kinerja secara optimal, maka Dinas Perkebunan juga dilengkapi dengan sarana-prasarana aparatur, seperti unit pembenihan, unit laboratorium, peralatan pengendalian hama penyakit, termasuk keberadaan UPTD dan instalasinya sebagai unit kerja yang menangani hal-hal yang bersifat teknis. d. Teknologi Disamping teknologi budidaya aneka jenis tanaman perkebunan yang sejauh ini terus dikembangkan, juga dikembangkan teknologi pengolahan hasil perkebunan. Karakter produk perkebunan pada umumnya memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan untuk menujang kebutuhan manusia, dengan demikian LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

11 pengolahan produk perkebunan baik melalui pengolahan sederhana maupun usaha industri pengolahan mutlak diperlukan. Usaha industri pengolahan hasil perkebunan dilakukan untuk memperoleh nilai tambah melalui penerapan sistem dan usaha agribisnis perkebunan. Pemerintah, provinsi, kabupaten/kota melakukan pembinaan dalam rangka pengembangan usaha industri pengolahan hasil perkebunan untuk memberikan nilai tambah yang maksimal. Usaha industri pengolahan hasil perkebunan dapat dilakukan di dalam atau di luar kawasan pengembangan perkebunan, dan dilakukan secara terpadu dengan usaha budi daya tanaman perkebunan. Untuk mencapai hasil usaha industri pengolahan perkebunan yang berdaya saing, Pemerintah menetapkan sistem mutu produk olahan hasil perkebunan dan pedoman industri pengolahan hasil perkebunan yang baik dan benar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketentuan tentang penerapan, pembinaan, dan pengawasan sistem mutu produk olahan hasil perkebunan serta pedoman industri pengolahan hasil perkebunan ditetapkan oleh Pemerintah. Pelaku usaha perkebunan, asosiasi pemasaran, asosiasi komoditas, kelembagaan lainnya, dan/atau masyarakat bekerja sama menyelenggarakan informasi pasar, promosi dan menumbuhkembangkan pusat pemasaran baik di dalam maupun di luar negeri. Pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota memfasilitasi kerja sama antara pelaku usaha perkebunan, asosiasi pemasaran, asosiasi komoditas, kelembagaan lainnya, dan/atau masyarakat. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

12 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. Visi dan Misi Sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tertuang dalam RPJMD Tahun , yaitu Jawa Barat Maju Untuk Semua, dan kemudian dijabarkan kedalam Misi-2 RPJMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun , yaitu: Membangun Perekonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan, yang memiliki Tujuan: Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah, dengan Sasaran: (1) Memperkuat pembangunan ekonomi perdesaan dan regional; (2) Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi; (3) Memperkuat UMKM dan meningkatkan daya saing usaha; maka Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat telah menetapkan Visi yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun yaitu Akselerator Terwujudnya Agribisnis Perkebunan Jawa Barat yang Maju, Sejahtera dan Berdaya Saing. Dalam rangka pencapaian Visi Dinas Perkebunan tersebut, telah ditetapkan 3 (tiga) Misi, sebagai berikut: Misi I : Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan Misi II : Meningkatkan Pemberdayaan Sumber Daya Perkebunan Secara Berkelanjutan Misi III : Meningkatkan Mutu hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha Perkebunan Dari ke-tiga Misi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat sebagaimana tersebut diatas, maka tujuan pembangunan perkebunan Provinsi Jawa Barat tahun adalah sebagai berikut: 1) Meningkatnya ketersediaan produk perkebunan secara optimal dan berkualitas; 2) Meningkatnya kinerja sumber daya perkebunan secara berkelanjutan; 3) Meningkatnya Daya Saing Produk Perkebunan Adapun dari ke-tiga tujuan pembangunan Sub Sektor Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun tersebut memiliki sasaran dan indikator sasaran strategis sebagai berikut: 1) Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan, dengan indikator sasaran strategis : 1. Prosentase Peningkatan Produksi rata-rata komoditas strategis perkebunan (2,1-2,5% selama 5 tahun) 2. Prosentase Peningkatan Produktivitas rata-rata komoditas strategis perkebunan (2,1-2,5% selama 5 tahun) 2) Meningkatnya ketersediaan benih unggul bersertifikat, dengan indikator sasaran strategis : LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

13 3. Prosentase peningkatan jumlah ketersediaan benih unggul komoditas strategis (2,1-2,5% selama 5 tahun) 4. Peningkatan Benih tanaman perkebunan yang tersertifikasi (2,1-2,5% selama 5 tahun), 3) Terjaganya proporsi luas minimum eksisting lahan perkebunan, dengan indikator sasaran strategis : 5. Prosentase Luas minimum eksisting lahan perkebunan terhadap luas Jawa Barat (13% selama 5 tahun) 4) Meningkatnya kinerja usaha tani perkebunan, dengan indikator sasaran strategis : 6. Prosentasi Peningkatan Indeks Nilai Tukar Petani Perkebunan Rakyat (NTP-R) (1% selama 5 tahun), 5) Menurunnya intensitas serangan OPT perkebunan, dengan indikator sasaran strategis : 7. Prosentase Penurunan Intensitas Serangan OPT Perkebunan (-1% selama 5 tahun), 6) Meningkatnya penerapan sistem jaminan mutu produk perkebunan sesuai SNI, dengan indikator sasaran strategis : 8. Prosentase Peningkatan jumlah penerapan sistem jaminan mutu sesuai SNI (2,1-2,5% selama 5 tahun) 7) Meningkatnya volume ekspor produk perkebunan, dengan indikator sasaran strategis : 9. Prosentase Peningkatan Volume Ekspor Produk Perkebunan (2,1-2,5% selama 5 tahun) B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah Dalam rangka pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran sebagaimana tersebut diatas, maka diperlukan suatu strategi pembangunan serta arah kebijakan pembangunan yang akan menjadi acuan pelaksanaan program dan kegiatan selama kurun waktu tahun Berdasarkan pertimbangan perkembangan lingkungan strategis, maka telah dirumuskan 9 (sembilan) strategi pelaksanaan pembangunan perkebunan Provinsi Jawa Barat selama tahun sebagai berikut : 1. Optimalisasi pemanfaatan faktor-faktor produksi dan fokus pengembangan komoditas perkebunan 2. Optimalisasi pemanfaatan teknologi budidaya adaptif yang ramah lingkungan 3. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan kelembagaan perbenihan tanaman perkebunan 4. Optimalisasi pelayanan sertifikasi benih dan pengawasan peredaran benih tanaman perkebunan 5. Meningkatkan pengawasan alih fungsi lahan dan alih komoditas serta pengendalian degradasi sumber daya lahan perkebunan secara berkelanjutan 6. Meningkatkan indeks NTP perkebunan sebagai refleksi dari peningkatan kinerja pelaku dan kelembagaan usaha perkebunan 7. Menurunkan luas wilayah perkebunan yang terindikasi serangan OPT 8. Meningkatkan jumlah pelaku penerapan sistem jaminan mutu produk perkebunan sesuai SNI LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

14 9. Meningkatkan penguasaan pasar ekspor dan pembinaan kemitraan usaha perkebunan Adapun kebijakan pembangunan perkebunan Provinsi Jawa Barat tahun , dengan memperhatikan aspek urusan dan kewenangan Bidang Perkebunan, dirumuskan dalam 9 (sembilan) kebijakan berikut ini: 1. Peningkatan pemanfaatan faktor-faktor produksi melalui intensifikasi, rehabilitasi dan peremajaan komoditas strategis 2. Pengembangan kaji terap teknologi budidaya dan peningkatan dukungan sarana produksi secara berkelanjutan 3. Peningkatan produktivitas balai benih dan pemberdayaan penangkar benih tanaman perkebunan 4. Pengembangan sistem pelayanan sertifikasi yang efektif dan peningkatan pengawasan jaringan peredaran benih 5. Peningkatan koordinasi penanganan penyusutan lahan perkebunan dan pengembangan teknik konservasi sumber daya lahan serta penanganan gangguan usaha perkebunan secara berkelanjutan 6. Peningkatan kompetensi pekebun, kelembagaan dan akses permodalan usaha perkebunan 7. Peningkatan teknologi dan sistem pengendalian hama terpadu yang efektif, efisien serta ramah lingkungan 8. Peningkatan kemampuan dalam penerapan sistem jaminan mutu produk perkebunan sesuai SNI 9. Peningkatan promosi dan pemasaran serta pembinaan kemitraan usaha perkebunan Secara terstruktur, untuk mewujudkan Visi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, yang dijabarkan kedalam 3 (tiga) Misi, 3 (tiga) Tujuan, 7 (tujuh) Sasaran, 9 (sembilan) indikator, 9 (sembilan) Strategi dan 9 (sembilan) arah kebijakan pembangunan daerah di bidang pembangunan Sub Sektor Perkebunan, adalah sebagaimana digambarkan dalam skema berikut ini: LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

15 Tabel 2.1. Skema Indikator Kinerja Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun Visi Akselerator Terwujudnya Agribisnis Perkebunan Jawa Barat yang Maju, sejahtera dan Berdaya Saing Misi 1 Misi 2 Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan Meningkatkan Pemberdayaan Sumberdaya Perkebunan secara Berkelanjutan Tujuan 1 Meningkatnya Ketersediaan Produk Perkebunan secara optimal dan berkualitas Sasaran 1 Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan Sasaran 2 Meningkatnya Ketersediaan Benih Unggul Bersertifikat Tujuan 2 Meningkatnya Kinerja Sumber Daya Perkebunan secara berkelanjutan Sasaran 3 Terjaganya Proporsi Luas Minimum Eksisting Lahan Perkebunan Sasaran 4 Meningkatnya Kinerja Usaha Tani Perkebunan Sasaran 5 Menurunnya intensitas serangan OPT Perkebunan Misi 3 Meningkatkan Mutu Hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha Perkebunan Tujuan 3 Meningkatnya Daya Saing Produk Perkebunan Sasaran 6 Meningkatnya Penerapkan Sistem Jaminan Mutu produk perkebunan sesuai SNI Sasaran 7 Meningkatnya Volume Ekspor Produk Perkebunan Indikator 1 Prosentase Peningkatan Produksi rata-rata komoditas strategis perkebunan (2,1-2,5%) Strategi 1 Optimalisasi pemanfaatan faktorfaktor produksi dan fokus pengembangan komoditas perkebunan Kebijakan 1 Peningkatan pemanfaatan faktorfaktor produksi melalui intensifikasi, rehabilitasi dan peremajaan komoditas strategis Indikator 2 Prosentase Peningkatan Produktivitas ratarata komoditas strategis perkebunan (2,1-2,5%) Strategi 2 Optimalisasi pemanfaatan teknologi budidaya adaptif yang ramah lingkungan Kebijakan 2 Pengembangan kaji terap teknologi budidaya dan peningkatan dukungan sarana produksi secara berkelanjutan Indikator 3 Prosentase peningkatan jumlah ketersediaan benih unggul komoditas strategis (2,1-2,5%) Strategi 3 Optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan kelembagaan perbenihan tanaman Perkebunan Kebijakan 3 Peningkatan produktivitas balai benih dan pemberdayaan penangkar benih tanaman perkebunan Indikator 4 Peningkatan Benih tanaman perkebunan yang Tersertifikasi (2,1-2,5%) Strategi 4 Optimalisasi Pelayanan Sertifikasi Benih dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan Kebijakan 4 Pengembangan sistem pelayanan sertifikasi yang efektif dan Peningkatan Pengawasan Jaringan Peredaran Benih Indikator 5 Prosentase Luas minimum eksisting lahan perkebunan terhadap luas Jawa Barat (13%) Strategi 5 Meningkatkan pengawasan alih fungsi lahan dan alih komoditas serta pengendalian degradasi sumber daya lahan perkebunan secara berkelanjutan Kebijakan 5 Peningkatan koordinasi penanganan penyusutan lahan perkebunan dan Pengembangan teknik konservasi sumber daya lahan serta penanganan Indikator 6 Prosentasi Peningkatan Indeks Nilai Tukar Petani Perkebunan Rakyat (NTP-R) (1%) Strategi 6 Meningkatkan indeks NTP Perkebunan sebagai refleksi dari peningkatan Kinerja pelaku dan kelembagaan usaha Perkebunan Kebijakan 6 Peningkatan Kompetensi Pekebun, Kelembagaan dan akses Permodalan Usaha Perkebunan Indikator 7 Prosentase Penurunan Intensitas Serangan OPT Perkebunan (-1%) Strategi 7 Menurunkan luas wilayah perkebunan yang terindikasi serangan OPT Kebijakan 7 Peningkatan teknologi dan sistem pengendalian hama terpadu yang efektif, efisien serta ramah lingkungan Indikator 8 Prosentase Peningkatan jumlah penerapan sistem jaminan mutu sesuai SNI (2,1-2,5%) Strategi 8 Meningkatkan Jumlah Pelaku penerapan sistem jaminan mutu produk perkebunan sesuai SNI Kebijakan 8 Peningkatan kemampuan dalam Penerapan Sistem Jaminan Mutu produk perkebunan sesuai SNI Indikator 9 Prosentase Peningkatan Volume Ekspor Produk Perkebunan (2,1-2,5%) Strategi 9 Meningkatkan penguasaan pasar Ekspor dan pembinaan kemitraan usaha Perkebunan Kebijakan 7 Peningkatan promosi dan pemasaran serta pembinaan kemitraan usaha perkebunan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

16 gangguan usaha perkebunan secara berkelanjutan Program Program Program Program Program Program Program Program Program 1. Peningkatan Produksi Pertanian (APBD) 2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (APBN) 1. Peningkatan Produksi Pertanian (APBD) 2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Perkebunan Berkelanjutan (APBN) Tanaman 1. Peningkatan Produksi Pertanian (APBD) 2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Perkebunan Berkelanjutan (APBN) Tanaman 1. Peningkatan Produksi Pertanian (APBD) 2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Perkebunan Berkelanjutan (APBN) Tanaman 1. Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian (APBD) 2. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) 3. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Perkebunan Berkelanjutan (APBN) Tanaman 1. Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian (APBD) 2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Perkebunan Berkelanjutan (APBN) Tanaman 1. Pencegahan dan Penanggulangan Hama Penyakit Tanaman, Hewan dan Ikan (APBD) 2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (APBN) Program Penunjang 1. Program Perencanaan, Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah; 2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Sumber Daya Aparatur; 3. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; 4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 5. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur 6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan; dan 7. Program Pengembangan Data / Informasi / Statistik Daerah. 1. Pemasaran dan 1. Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan (APBD) 2. Program Perikanan (APBD 2. Program Peningkatan Nilai Peningkatan Nilai Tambah, Daya Tambah, Daya Saing, Industri Hilir Saing, Industri Hilir Pemasaran dan Pemasaran dan Ekspor Hasil Ekspor Hasil Pertanian (APBN) 3. Program Peningkatan Produksi, Pertanian (APBN) 3. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Produktivitas dan Mutu Tanaman Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (APBN) Perkebunan Berkelanjutan (APBN) LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

17 Beberapa kebijakan teknis yang merupakan penjabarkan kebijakan umum pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat yang selama ini dijalankan, meliputi : 1. Kebijakan Pengembangan Komoditi Perkebunan Kebijakan yang ditempuh adalah penerapan paket teknologi budidaya, melalui intensifikasi, eksentifikasi, rehabilitasi, diversifikasi, optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan, pengendalian gangguan usaha, serta penyediaan sarana dan prasarana pendukung pengembangan usaha perkebunan. 2. Kebijakan Pengembangan Sumber Daya manusia Kebijakan yang diarahkan adalah untuk pengembangan SDM perkebunan sebagai pelaku usaha, bukan hanya sebagai faktor produksi, agar tejadi pertumbuhan dan perkembangan proses perubahan guna mewujudkan sistem dan usaha agribisnis perkebunan yang bertumpu pada kemampuan dan kemandirian pelaku usaha perkebunan. 3. Kebijakan Investasi Usaha Perkebunan Kebijakan yang mendorong iklim investasi yang kondusif dalam pengembangan agribisnis perkebunan pada sentra-sentra perkebunan dengan mengutamakan peran serta petani, UKM, dan masyarakat secara luas, sehingga SDM perkebunan yang tersedia bermanfaat secara optimal. 4. Kebijakan Peningkatan Dukungan terhadap Pembangunan Sistem Ketahanan Pangan Pengembangan sistem ketahanan pangan di wilayah perkebunan dimaksudkan untuk mendukung ketersediaan, distribusi dan keamanan pangan sebagai bagian dari sistem ketahanan pangan nasional. 5. Kebijakan Pengembangan Dukungan terhadap Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Kebijakan pengembangan perkebunan yang dilaksanakan secara harmonis, ditinjau dari aspek ekonomi, sosial, dan ekologi yang memanfaatkan sumberdaya perkebunan secara optimal sesuai dengan daya dukung sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga. 6. Kebijakan Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan Usaha Kebijakan pengembangan kelembagaan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelembagaan agribisnis perkebunan dalam memanfaatkan peluang. Kebijakan pengembangan kemitraan untuk memperoleh manfaat maksimal dari kegiatan agribisnis perkebunan. C. Prioritas Daerah Kebijakan umum dan kebijakan teknis pembangunan sub sektor perkebunan Tahun tersebut dalam tahun 2015 memiliki prioritas pembangunan daerah yang dijabarkan ke dalam program dan kegiatan sebagai berikut: LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

18 1. Program dan Kegiatan yang didanai APBD: a. Program Perencanaan, Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah 1) Kegiatan Koordinasi Perencanaan di Dinas Perkebunan b. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 2) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur c. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 3) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran 4) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) 5) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) 6) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 7) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor 8) Kegiatan Revitalisasi Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) (Rev- 3) 9) Kegiatan Revitalisasi Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) (Rev-3) 10) Kegiatan Revitalisasi Kantor UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB) (Rev-3) 11) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) (DAK) 12) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) (DAK) 13) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB) (DAK) e. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur 14) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor 15) Kegiatan Pemeliharaan Sarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) 16) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) 17) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB) f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 18) Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan g. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

19 19) Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan h. Program Peningkatan Produksi Pertanian 20) Kegiatan Pengujian Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan 21) Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih Tanaman Perkebunan 22) Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengujian Peredaran Benih Tanaman Perkebunan 23) Kegiatan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan 24) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim (RAM IP) 25) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan 26) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman Perkebunan 27) Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau (DBHCHT) 28) Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau (DBHCHT) 29) Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Tembakau (DBHCHT) i. Program Pemberdayaan Sumberdaya Pertanian 30) Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan 31) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan 32) Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan 33) Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan (RAM IP) 34) Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan Perkebunan 35) Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan 36) Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya Perkebunan dan Gangguan Usaha Perkebunan 37) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau (DBHCHT) 38) Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau (DBHCHT) j. Progam Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan 39) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi Pengendalian Hama Terpadu 40) Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu 41) Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau (DBHCHT) k. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan 42) Kegiatan Pengembangan Teknologi Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan 43) Kegiatan Pemasaran Hasil Perkebunan 44) Kegiatan Pembinaan Pengembangan Usaha Perkebunan 45) Kegiatan Pengembangan Mutu Hasil Tanaman Tembakau (DBHCHT) LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

20 2. Program dan Kegiatan yang didanai APBN TUGAS PEMBA NTUA N a. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan 1) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar (TP) 2) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim (TP) 3) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan (TP) 4) Kegiatan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha (TP) 5) Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (TP) 6) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (TP) b. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran Dan Ekspor Hasil Pertanian 1) Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik (TP) 2) Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (TP) 3) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen P2HP DANA DEKONSENTRASI a. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan 1) Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (DK) 2) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (DK) b. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian 1) Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik (DK) 2) Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional (DK) 3) Kegiatan Pengembangan Usaha dan Investasi (DK) 4) Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (DK) 5) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen P2HP (DK) c. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian 1) Kegiatan Pengelolaan Air irigasi untuk Pertanian (DK) 2) Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (DK) 3) Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian (DK) LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

21 4) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (DK) 5) Kegiatan Fasilitasi Pupuk dan Pestisida (DK) 6) Kegiatan Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) 3. Fokus Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 ; a. Gerakan Penyelamatan Agribisnis Teh Nasional (GPATN) yang dilakukan melalui upaya intensifikasi, peremajaan, recovery, dan rehabilitasi tanaman. Sumber pendanaan berasal dari APBN dan APBD. b. Lanjutan Akselerasi Peningkatan Produktivitas Tebu dalam rangka memenuhi kebutuhan swasembada gula, khususnya untuk kebutuhan gula rumah tangga. c. Pengembangan Komoditi Ekspor Unggulan Nasional di luar Revitalisasi Perkebunan, dalam rangka mempertahankan pasar yang sudah ada seperti Kopi dan Kakao. d. Pengembangan Komoditas unggulan Spesifik lokal yang sudah dikenal di pasar internasional, dikembangkan untuk mempertahankan pangsa pasar yang sudah ada, seperti Akar Wangi dan Nilam. e. Revitalisasi Perbenihan, ditempuh melalui pembangunan, penetapan, pemeliharaan, dan pemurnian kebun entres, kebun induk, pohon terpilih, penguatan kelembagaan perbenihan, laboratorium dan sarananya serta pengawasan terhadap mutu dan peredarannya. f. Revitalisasi Perlindungan Perkebunan, ditempuh melalui penguatan kelembagaan perlindungan perkebunan, laboratorium dan sarananya termasuk SDM-nya; membangun sistem peringatan dini untuk pengendalian OPT dan pencegahan kebakaran kebun dan lahan, anomali iklim dan gangguan usaha perkebunan. g. Penyediaan 2 (dua) juta benih kopi arabica Java Preanger sebagai bagian dari janji Gubernur yaitu pemberian bantuan benih kopi sebanyak 5 (lima) juta pohon yang dilaksanakan secara bertahap sampai dengan tahun LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

22 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH A. Pengelolaan Pendapatan Daerah 1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah dari Sub Sektor Perkebunan Provinsi Jawa Barat berdasarkan ketentuan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah, dan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 23 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah, adalah berupa: - Retribusi Penjualan Produk Usaha Kebun Dinas, yang dikelola oleh Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan, yaitu berupa hasil penjualan produk perkebunan dari 13 kebun dinas yang tersebar di Jawa Barat (berupa produk: Teh, Kopi, Kelapa, dan Cengkeh); - Retribusi Penjualan Produk Dinas, yang dikelola oleh Balai Proteksi Tanaman Perkebunan, yaitu berupa Penjualan Bibit Tanaman Pestisida Nabati (Nimba); - Retribusi Sertifikasi Bibit Tanaman Perkebunan, yang dikelola oleh Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan, yaitu berupa jasa Sertifikasi Bibit Tanaman Perkebunan. 2. Target dan Realisasi Pendapatan Pada tahun 2015, realisasi pencapaian PAD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dari Retribusi Penjualan Hasil Kebun Dinas adalah sebesar Rp ,-, melampaui target (103,99%) yang telah direncanakan yaitu sebesar Rp ,-. Adapun rincian target dan realisasi PAD tersebut adalah sebagaimana diuraikan berikut ini : Tabel 3.1 Target dan Realisasi Penerimaan Asli Daerah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 Jumlah penerimaan No Jenis Penerimaan Komoditas Target Realisasi (Rp) (Rp) % Retribusi Penjualan Produk Usaha Kebun Dinas 1 Kebun Dinas Gekbrong Teh ,00 (Cianjur) 2 Kebun Dinas Citiis (Cianjur) Teh ,00 3 Kebun Dinas Pangkalan Kelapa ,00 (Karawang) 4 Kebun Dinas Cipeo (Subang) Tebu ,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

23 Jumlah penerimaan No Jenis Penerimaan Komoditas Target Realisasi (Rp) (Rp) % 5 Kebun Dinas Sukajadi Teh ,00 (Sumedang) Kopi Produksi ,00 Kopi Benih ,00 6 Kebun Dinas Cimungkal Teh ,00 (Sumedang) Kopi ,00 7 Kebun Dinas Cisarungga Teh ,00 (Garut) 8 Kebun Dinas Ciheulang Kelapa ,00 (Garut) 9 Kebun Dinas Sukahurip Kelapa ,00 (Ciamis) 10 Kebun Dinas Sindanglaya Kopi ,00 (Kota Bandung) Cengkeh ,00 11 Kebun Dinas Lengkong Teh ,00 (Sukabumi) Kelapa ,00 J u m l a h A ,00 Retribusi Penjualan Produk Dinas 14 Retribusi Penjualan Bibit Tanaman Pestisida Nabati Nimba ,00 J u m l a h B ,00 Retribusi Jasa Pelayanan Dinas 15 Retribusi Sertifikasi Bibit SMB/SKMB ,01 Tanaman Perkebunan J u m l a h C ,01 J u m l a h A + B+C ,99 3. Permasalahan dan Solusi Dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut diatas kenyataannya masih memiliki beberapa permasalahan sebagai berikut: a. Komoditas Teh kondisinya sudah kurang produktif (kurang menghasilkan pucuk) sehingga berpengaruh terhadap perolehan pendapatan. b. Hampir seluruh tanaman mengalami masa penurunan produksi terutama pada saat musim kemarau. c. Pada beberapa komoditi di beberapa kebun dinas sudah berumur tua dan produksinya sudah menurun. d. Pada kondisi Tahun 2015 harga jual produksi rata-rata mengalami penurunan yang cukup tajam tidak sebanding dengan kenaikan biaya produksi pada masing-masing komoditi yang bersangkutan. Beberapa solusi yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan yang ada, antara lain adalah: a. Untuk memperkecil penurunan perolehan pendapatan yang tajam pada tanaman teh telah dilaksanakan pemangkasan secara bergilir berdasar blok kebun dan pada LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

24 tanaman tersebut dilakukan pemupukan berimbang baik pupuk organik (bokasi) maupun menggunakan pupuk anorganik (NPK Mutiara) b. Diupayakan dilakukan peremajaan pada beberapa komoditas yang sudah berumur tua dengan komoditas yang sesuai agroklimat dan bernilai ekonomi tinggi. c. Pada komoditi kelapa yang harga jual butirannya mengalami penurunan dilakukan diversifikasi produk menjadi kopra yang harga jualnya relatif lebih tinggi. B. Pengelolaan Belanja Daerah 1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah Kebijakan umum keuangan daerah tentang belanja daerah antara lain untuk memfasilitasi setiap program/kegiatan yang sudah direncanakan berdasarkan mekanisme perencanaan yang terstruktur sebagaimana yang sudah dituangkan dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah, yaitu mulai dari RPJMD, RKPD, RESTRA OPD dan Renja OPD. Didalam dokumen perencanaan pembangunan daerah tersebut sudah mencakup kebijakan belanja untuk memfasilitasi: Janji Gubernur, Program Prioritas dan Unggulan Daerah, Tematik Kewilayahan serta Rencana Aksi Multi Pihak Implementasi Pekerjaan (RAM- IP). Untuk mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran pembangunan sub sektor perkebunan tahun 2015, maka kebijakan umum keuangan daerah diarahkan untuk mendukung: - Pengembangan Fokus Komoditas yang sudah diklasifikasikan menjadi: Komoditas Strategis, Komoditas Prospektif dan Komoditas Unggulan Spesifik Lokal; - Pengembangan Fokus Budidaya, mencakup: Peningkatan produksi dan produktivitas melalui: intensifikasi, rehabilitasi, peremajaan, dan diversifikasi; Peningkatan Teknologi Tepat Guna Budidaya Tanaman Perkebunan yang Efektif, Efisien dan Ramah Lingkungan; serta Pengendalian pemanfaatan sumber daya perkebunan (Lahan & Plasma Nutfah) yang berkesinambungan. - Pengembangan Fokus Perbenihan, mencakup: Pengembangan UPTD Perbenihan Di Tingkat Provinsi Dan Kab/Kota; Peningkatan Koordinasi Peran Dan Fungsi Penangkarpenangkar Benih Berkualitas; Pengembangan Teknologi Perbenihan Yang Modern Dan Berdaya Saing; Peningkatan Pengawasan Mutu Dan Peredaran Benih; serta Peningkatan Pelayanan Sertifikasi Benih - Pengembangan Fokus Sarana & Prasarana, mencakup: Fasilitasi Pendukungan Pembangunan Dan Rehabilitasi Sarana-prasarana Budidaya Tanaman Perkebunan; serta Mendorong Tumbuhnya Peran Dunia Usaha Dalam Mendukung Penyediaan Sarana Prasarana Perkebunan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

25 - Pengembangan Fokus Pengendalian GUP, mencakup: Pengembangan Pestisida & Agens Hayati Alami; Pengembangan Teknologi PHT Yang Efektif, Efisien Dan Berwawasan Lingkungan; serta Mendorong Tumbuhnya Kelompok Atau Petandu PHT Yang Profesional dan Mandiri. - Pengembangan Fokus SDM, Kelembagaan dan Permodalan, mencakup: Peningkatan Kompetensi Pelaku Usaha Perkebunan Rakyat, Baik Pada Aspek Pembenihan, Teknis Budidaya, Pengendalian Hama Penyakit, Maupun Pengolahan Produk; Peningkatan Pemantapan Kelembagaan Pelaku Usaha Yang Profesional dan Mandiri; serta Peningkatan Akses Permodalan Yang Memiliki Keberpihakan Terhadap Pelaku Usaha Perkebunan Rakyat - Pengembangan Fokus Pasca Panen & Pemasaran, mencakup: Perlu Upaya Terobosan Dalam Pengembangan Mutu Produk Yang Berdaya Saing Dan Bernilai Tambah, Dengan Prioritas Keberpihakan Pada Produk Usaha Perkebunan Rakyat; serta Peningkatan Akses Pasar Yang Lebih Luas, Yang Manfaatnya Dirasakan Oleh Pelaku Usaha Perkebunan di Tingkat On Farm. 2. Target dan Realisasi Belanja APBD Dinas Perkebunan Tahun Anggaran 2015 adalah sebesar Rp ,- (Enam Puluh Milyar Seratus Delapan Puluh Enam Juta Tujuh Ratus Empat Puluh Dua Ribu Delapan Ratus Empat Puluh Satu Rupiah), yaitu terdiri dari Anggaran Belanja Tidak Langsung (Gaji dan Tunjangan) sebesar Rp ,- (Delapan Belas Milyar Tujuh Ratus Empat Puluh Satu Juta Tujuh Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu Sembilan Ratus Enam Belas Rupiah) dan Belanja Langsung sebesar Rp ,- (Empat Puluh Satu Milyar Empat Ratus Empat Puluh Empat Juta Sembilan Ratus Empat Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Dua Puluh Lima Rupiah). a. Belanja Tidak Langsung Belanja Tidak Langsung sebesar Rp ,- (Delapan Belas Milyar Tujuh Ratus Empat Puluh Satu Juta Tujuh Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu Sembilan Ratus Enam Belas Rupiah), merupakan Belanja Pegawai yang terdiri dari Gaji dan Tunjangan (Tunjangan Keluarga, Tunjangan Jabatan, Tunjangan Fungsional, Tunjangan Umum, Tunjangan Beras, Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus, Pembulatan Gaji, dan Tambahan Penghasilan PNS, Tambahan Penghasilan berdasarkan pertimbangan, serta Insentif Pemungutan Retribusi). Realisasi dari Belanja Tidak Langsung tersebut adalah sebesar Rp ,- (Terbilang : enam belas milyar sepuluh juta empat ratus enam puluh sembilan ribu lima ratus dua puluh satu rupiah ) atau sekitar 85,43 %. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

26 b. Belanja Langsung Belanja Langsung sebesar Rp ,- (Terbilang : Empat Puluh Satu Milyar Empat Ratus Empat Puluh Empat Juta Sembilan Ratus Empat Puluh Lima Ribu Sembilan Ratus Dua Puluh Lima Rupiah), terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp ,-, Belanja Barang Jasa sebesar Rp ,-, dan Belanja Modal sebesar Rp ,-. Realisasi dari Belanja Langsung tersebut adalah sebasar Rp ,- (Terbilang : Empat Puluh Milyar Seratus Enam Puluh Satu Juta Dua Ratus Tiga Puluh Tiga Ribu Empat Ratus Tujuh Puluh Dua Rupiah) atau sebesar 96,90%. Terdiri dari: Belanja Pegawai sebesar Rp ,- (97,92%), Belanja Barang/Jasa sebesar Rp ,- (96,31%), dan Belanja Modal sebesar Rp ,- (98,63%). Adapun rincian target dan realisasi belanja daerah berdasarkan program/kegiatan, adalah sebagaimana diuraikan dalam Tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2 Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik APBD Tahun 2015 Realisasi Keuangan Realisasi Fisk No. Kegiatan Anggaran (Rp) (%) (%) TOTAL APBD ,33 99,63 BELANJA TIDAK LANGSUNG (Gaji + Tunj) ,43 100,00 TOTAL ANGGARAN (WAJIB + PILIHAN) ,90 99,25 TOTAL URUSAN WAJIB ,21 99,09 a. Program Perencanaan ,47 100,00 Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah 1) Kegiatan Koordinasi ,47 100,00 Perencanaan di Dinas Perkebunan b. Program Peningkatan ,08 90,18 Kapasitas Sumber Daya Aparatur 2) Kegiatan Peningkatan ,08 90,18 Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur c. Program Pelayanan ,14 99,71 Administrasi Perkantoran 3) Kegiatan Penyelenggaraan ,79 100,00 Administrasi Perkantoran 4) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) ,81 100,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

27 Realisasi Keuangan Realisasi Fisk No. Kegiatan Anggaran (Rp) (%) (%) ) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) 6) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 7) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor 8) Kegiatan Revitalisasi Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (Rev- 3) 9) Kegiatan Revitalisasi Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (Rev-3) 10) Kegiatan Revitalisasi Kantor Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan (Rev- 3) 11) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) DAK 12) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) DAK 13) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BP2MB) DAK e. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur 14) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor 15) Kegiatan Pemeliharaan Sarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) 16) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) ,18 100, ,65 97, ,02 99, ,37 100, ,06 100, ,39 100, ,28 99, ,12 100, ,25 100, ,27 100, ,95 97, ,61 95, ,86 100,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

28 Realisasi Keuangan Realisasi Fisk No. Kegiatan Anggaran (Rp) (%) (%) ) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BP2MB) f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 18) Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan g. Program Pengembangan Data/Informasi/ Statistik Daerah 19) Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan ,48 100, ,37 100, ,37 100, ,91 100, ,91 100,00 TOTAL URUSAN PILIHAN ,38 99,36 a. Program Peningkatan Produksi Pertanian 1) Kegiatan Pengujian Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan 2) Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih Tanaman Perkebunan 3) Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengujian Peredaran Benih Tanaman Perkebunan 4) Kegiatan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan 5) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim (RAM IP) 6) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan 7) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman Perkebunan 8) Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau 9) Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Tembakau 10) Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Tembakau b. Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian 11) Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan ,26 99, ,74 100, ,97 98, ,17 100, ,52 99, ,14 100, ,24 100, ,75 100, ,09 100, ,52 99, ,58 99, ,00 97, ,91 100,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

29 Realisasi Keuangan Realisasi Fisk No. Kegiatan Anggaran (Rp) (%) (%) ) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan 13) Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan 14) Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan (RAM IP) 15) Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan Perkebunan 16) Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan 17) Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya Perkebunan dan Gangguan Usaha Perkebunan 18) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau (DBHCHT) 19) Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau (DBHCHT) c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan 20) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi Pengendalian Hama Terpadu 21) Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu 22) Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau d. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan 23) Kegiatan Pengembangan Teknologi Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan 24) Kegiatan Pemasaran Hasil Perkebunan ,94 100, ,28 100, ,99 99, ,00 100, ,00 100, ,49 98, ,00 88, ,98 100, ,54 98, ,79 100, ,60 99, ,11 95, ,80 100, ,60 100, ,33 100,00 25) Kegiatan Pembinaan Pengembangan Usaha Perkebunan 26) Kegiatan Pengembangan Mutu Hasil Tanaman Tembakau ,92 100, ,24 100,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

30 Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Jawa Barat Tahun 2015 juga ditunjang dengan dana APBN, yaitu berupa Dana Tugas Pembantuan dan Dana Dekonsentrasi, dengan perincian sebagaimana diuraikan dalam tabel berikut APBN TUGAS PEMBANTUA N (TP) Tabel 3.3 Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Tugas Pembantuan (APBN) Tahun 2015 PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN Jumlah Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi (Rp) (%) (Fisik) TOTAL ,98 92,33 SATKER DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT Barat (05) DITJEN PERKEBUNAN ,57 92,20 PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN ,57 92,20 1 Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar (TP) 2 Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim (TP) 3 Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan (TP) 4 Kegiatan Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha (TP) 5 Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (TP) 6 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (TP) SATKER DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT (07) DITJEN PPHP PROGRAM PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, INDUSTRI HILIR, PEMASARAN DAN EKSPOR HASIL PERTANIAN 1 Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik (TP) 2 Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (TP) 3 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen P2HP ,57 100, ,57 98, ,66 100, ,64 100, ,91 100, ,17 100, ,74 100, ,74 100, ,86 100, ,09 100, ,52 100,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

31 APBN DEKONSENTRASI (DK) Tabel 3.4 Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Dekonsentrasi (APBN) Tahun 2015 PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN Jumlah Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi (Rp) (%) (Fisik) TOTAL ,43 98,64 Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (05) Ditjen Perkebunan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar 1 Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (DK) 2 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (DK) Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (07) Ditjen PPHP Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian 1 Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik (DK) 2 Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional (DK) 3 Kegiatan Pengembangan usaha dan Investasi (DK) 4 Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (DK) 5 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen P2HP Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (08) Ditjen PSP Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian 1 Kegiatan Pengelolaan Air irigasi untuk Pertanian DK) 2 Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (DK) 3 Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian (DK) ,86 100, ,30 100, ,84 100, ,06 100, ,40 93, ,40 93, ,40 90, ,62 100, ,01 100, ,92 88, ,10 85, ,91 99, ,91 99, ,00 100, ,82 99, ,00 100,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

32 PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN Jumlah Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi (Rp) (%) (Fisik) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (DK) 5. Kegiatan Fasilitasi Pupuk dan Pestisida 6. Kegiatan Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) ,89 99, ,00 100, ,00 100,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

33 BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah yang dijalankan oleh Dinas Perkebunan selama TA. 2015, merupakan penjabaran dari Misi-2 RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun , yaitu: Membangun Perekonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan, yang memiliki Tujuan: Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah, dengan Sasaran: (1) Memperkuat pembangunan ekonomi perdesaan dan regional; (2) Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi; (3) Memperkuat UMKM dan meningkatkan daya saing usaha. Misi-2 RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun tersebut selanjutnya dijabarkan kedalam Visi dan Misi Dinas Perkebunan yang tercantum dalam RENSTRA Dinas Perkebunan Tahun sebagai berikut: VISI : Akselerator Terwujudnya Agribisnis Perkebunan Jawa Barat yang Maju, Sejahtera dan Berdaya Saing MISI : 1. Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan, 2. Meningkatkan Pemberdayaan Sumberdaya Perkebunan secara Berkelanjutan, 3. Meningkatkan Mutu Hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha Perkebunan. Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah pada Dinas Perkebunan Tahun 2015 yang merupakan penjabaran dari visi-misi tersebut, didanai melalui APBD Tahun Anggaran 2015, baik APBD Murni maupun APBD Perubahan, dengan rincian sebagai berikut: No Tabel 4.1 REKAPITULASI APBD DINAS PERKEBUNA N TA APBD TAHUN 2015 REALISASI RINCIA N APBD APBD MURNI PERUBAHA N KEUA NGA N FISIK TOTAL ,33 99,79 1 Belanja Tidak ,43 100,00 Langsung (Gaji) 2 Belanja Langsung ,90 99,25 a. Urusan Wajib ,21 99,09 b. Urusan Pilihan ,38 99,36 Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah yang dijalankan oleh Dinas Perkebunan selama TA ini dilakukan melalui pelaksanaan Program/Kegiatan Pembangunan Sub Sektor Perkebunan, berdasarkan Urusan Wajib dan Pilihan, sebagaimana diuraikan berikut ini: LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

34 A. Urusan Wajib Yang Dilaksanakan 1. Program dan Kegiatan Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah yang dijalankan oleh Dinas Perkebunan selama TA berdasarkan Urusan Wajib, terdiri dari 7 Program dan 19 Kegiatan, sebagai berikut: a. Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah, terdiri dari kegiatan: 1) Kegiatan Koordinasi Perencanaan di Dinas Perkebunan b. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, sebanyak 1 Kegiatan, terdiri dari kegiatan: 2) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur c. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, terdiri dari kegiatan: 3) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Dinas Perkebunan 4) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD BPTP. 5) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD BPBTP. 6) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD BSPMB. d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari kegiatan: 7) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Dinas Perkebunan. 8) Kegiatan Revitalisasi UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (Rev-3). 9) Kegiatan Revitalisasi UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (Rev-3). 10) Kegiatan Revitalisasi UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (Rev-3). 11) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Dinas Perkebunan UPTD BPTP (DAK). 12) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Dinas Perkebunan UPTD BPBTP (DAK). 13) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Dinas Perkebunan UPTD BSPMB (DAK). e. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari kegiatan: 14) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas Perkebunan. 15) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas Perkebunan UPTD BPTP. 16) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas Perkebunan UPTD BPBTP. 17) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas Perkebunan UPTD BSPMB. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

35 f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan, terdiri dari kegiatan: 18) Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan. g. Program Pengembangan Data/Informasi/ Statistik Daerah, terdiri dari kegiatan: 19) Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan. 2. Alokasi dan Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Rekapitulasi alokasi dan realisasi pelaksanaan program dan kegiatan urusan wajib pada APBD Dinas Perkebunan TA. 2015, adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2. Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Urusan Wajib pada APBD Dinas Perkebunan Tahun 2015 Realisasi No. Kegiatan Anggaran Keuangan Realisasi Fisik (Rp) (%) (%) TOTAL URUSAN WAJIB ,21 99,09 a. Program Perencanaan ,47 100,00 Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah 1) Kegiatan Koordinasi ,47 100,00 Perencanaan di Dinas Perkebunan b. Program Peningkatan ,08 90,18 Kapasitas Sumber Daya Aparatur 2) Kegiatan Peningkatan ,08 90,18 Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur c. Program Pelayanan ,14 99,71 Administrasi Perkantoran 3) Kegiatan Penyelenggaraan ,79 100,00 Administrasi Perkantoran 4) Kegiatan Penyelenggaraan ,81 100,00 Administrasi Perkantoran UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) 5) Kegiatan Penyelenggaraan ,18 100,00 Administrasi Perkantoran UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) 6) Kegiatan Penyelenggaraan ,65 97,44 Administrasi Perkantoran Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BSPMB) d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur ,02 99,97 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

36 Realisasi Keuangan Realisasi Fisik No. Kegiatan Anggaran (Rp) (%) (%) ) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor 8) Kegiatan Revitalisasi Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (Rev- 2) 9) Kegiatan Revitalisasi Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (Rev-2) 10) Kegiatan Revitalisasi Kantor Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (Rev- 2) 11) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) DAK 12) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) DAK 13) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BSPMB) DAK e. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur 14) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor 15) Kegiatan Pemeliharaan Sarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) 16) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) 17) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 18) Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan g. Program Pengembangan Data/Informasi/ Statistik ,37 100, ,06 100, ,39 100, ,28 99, ,12 100, ,25 100, ,27 100, ,95 97, ,95 96, ,61 95, ,86 100, ,48 100, ,37 100, ,37 100, ,91 100,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

37 Realisasi Keuangan Realisasi Fisik No. Kegiatan Anggaran (Rp) (%) (%) Daerah 19) Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan ,91 100,00 Secara terperinci alokasi dan realisasi pelaksanaan seluruh kegiatan urusan wajib pada APBD Dinas Perkebunan TA. 2015, adalah sebagaimana diuraikan berikut ini: 1) Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah a. Kegiatan Koordinasi Perencanaan di Dinas Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : lima ratus dua puluh satu juta tujuh ratus sembilan puluh lima ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang: lima ratus sembilan belas juta empat puluh tujuh ribu lima ratus rupiah) atau sebesar 99,47 %, dan realisasi fisik sekitar 100 %. Output kegiatan adalah terwujudnya 4 dokumen Perencanaan (Dokumen Rakor 2015, Renja 2016, RKA Perubahan 2015, dan RKA 2016). Outcome kegiatan adalah tersediaanya dokumen arah kebijakan pembangunan perkebunan Jawa Barat untuk tahun Permasalahan yang terjadi, sejauh ini tidak ada masalah yang berarti yang menghambat pelaksanaan kegiatan. Solusi yang diambil adalah melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan di tahun 2015 untuk penyusunan dan pelaksanaan kegiatan yang lebih baik di tahun Forum OPD Dinas Perkebunan Tahun 2015 FGD Penyusunan Renja 2016 Dinas Perkebunan Prov Jawa Barat LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

38 Renstra dan DPA Pra RKA dan e-proposal ) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur a. Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tujuh ratus sembilan puluh tujuh juta dua ratus dua puluh dua ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tujuh ratus delapan belas juta seratus dua ribu delapan ratus rupiah) atau 90,08% dengan realisasi fisik sebesar 90,18%. Output kegiatan adalah pembinaan kerohanian 12 Bulan, pembinaan kerohanian, ihsan tahsin Al Qur an, instruktur senam dan kesenian 12 Bulan, bantuan resep dan bantuan kacamata, sewa lapangan bulutangkis dan futsal 12 Bulan, belanja pakaian dinas harian (PDH) 150 orang, belanja jasa penyelenggaraan acara/event organizer 1 paket, belanja pakaian olahraga 150 orang, bantuan diklat PIM, belanja bimbingan teknis 12 bulan. Outcome dari kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan/kualitas sumber daya aparatur Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi, untuk Diklat PIM dianggarkan untuk 5 orang tetapi sampai dengan akhir anggaran tahun 2015 hanya terserap untuk 2 orang karena untuk Diklat PIM tergantung dari pemanggilan dari BKD. Solusi yang diambil adalah melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan di tahun 2015 untuk penyusunan dan pelaksanaan kegiatan yang lebih baik di tahun Pengajian Rutin Pelaksanaan Jiwa Korsa di Pangandaran LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

39 Pelaksanaan Medical Check Up Pelaksanaan Senam Rutin 3) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran a. Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : dua milyar dua ratus enam puluh enam juta empat ratus dua puluh dua enam ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : dua milyar seratus dua puluh lima juta enam ratus tujuh puluh satu ribu lima ratus empat belas rupiah) atau 93,79% dengan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya honorarium PNS Provinsi 1 paket, uang lembur 12 bulan, belanja bahan pakai habis ATK 2 paket, pengadaan cetakan 1 paket, belanja alat listrik dan elektronik 12 bulan, belanja prangko dan benda pos 12 bulan, belanja plakat/vandal/piala/cenderamata/ karangan bunga 1 paket, langganan telepon/air/listrik/suratkabar/majalah/ internet 12 bulan, belanja jasa paket/pengiriman 12 bulan, belanja jasa penerangan/iklan/reklame/film 12 bulan, belanja jasa kebersihan 12 bulan, belanja jasa profesi 12 bulan, belanja foto copy/penjilidan 12 bulan, belanja makan dan minum rapat/tamu/air galon 12 bulan, belanja makan minum halal bihalal 1 paket, belanja perjalanan dinas dalam dan luar provinsi 12 bulan. Outcome kegiatan adalah tercapainya pelayanan administrasi perkantoran Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

40 Pengadaan ATK Pengadaan Cetakan Fasilitasi Mamin Rapat/Pertemuan Halal Bihalal b. Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tiga ratus Sembilan puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tiga ratus empat puluh sembilan juta empat ratus tujuh puluh enam ribu delapan ratus sembilan puluh enam rupiah) atau sebesar 88,81%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya ATK keperluan Kantor UPTD BPTP; tersedianya alat listrik dan elektronik UPTD BPTP; tersedianya Materai 3000 dan Materai 6000, terfasilitasinya pengisian tabung gas dan Air Galon, tersedianya surat kabar dan majalah pertanian, tersedianya Belanja Cetak Map, Kartu Disposisi, cetak amplop kabinet, cetak amplop semi kabinet dan cetak BKU, Tersedianya belanja Fotocopy naskah dinas, tersedianya belanja Penjilidan Dokumen BPTP, Tersedianya Belanja makan minum pegawai BPTP, Tersedianya belanja Air Mineral, Terfasilitasinya Perjalanan Dinas PNS dalam dan Luar daerah, Tersedianya langganan Telepon, Listrik BPTP dan Sub Unit, Langganan Air Bersih dan Langganan Internet, tersedianya honorarium tenaga administrasi non PNS LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

41 selama 9 bulan. Outcome dari seluruh kegiatan ini adalah terselenggaranya administrasi perkantoran UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP). Pengadaan ATK Belanja Surat Kabar Air Galon dan Pengisian Tabung Gas Pembelian Materai c. Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : empat ratus enam puluh empat juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : empat ratus tiga puluh tiga juta seratus dua puluh sembilan ribu delapan ratus empat puluh Sembilan rupiah) atau 93,18%, dengan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah fasilitasi pembelian ATK untuk 4 triwulan, fasilitasi materai dan perangko untuk 4 triwulan, fasilitasi pengisian tabung gas sebanyak 18 tabung, fasilitasi langganan surat kabar/majalah sebanyak 2 jenis selama 12 bulan, fasilitasi cetak amplop dinas, form sppd, map balai untuk 4 triwulan, fasilitasi fotocopy surat dan dokumen selama 9 bulan, fasilitasi penjilidan ROK/laporan balai selama 12 bulan, fasilitasi pembelian makan dan minum rapat rutin selama 9 bulan, fasilitasi pengisian air mineral/galon sebanyak 108 galon, fasilitasi monitoring dan evaluasi asset pemerintah daerah lingkup BPBTP, fasilitasi konsultasi penataan aset ke pusat, fasilitasi belanja telepon, listrik dan internet LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

42 selama 12 bulan. Outcome dari Kegiatan ini adalah terselenggaranya administrasi perkantoran UPTD BPBTP. Permasalahan yang terjadi adalah kecilnya anggaran yang tersedia untuk kegiatan ini jika dibandingkan dengan banyaknya bangunan kantor dan rumah dinas yang tersebar di 13 kebun dinas serta kualitas pelayanan yang dituntut untuk maksimal walaupun dengan sarana dan prasarana yang masih dalam tahap pembangunan. Solusi yang diambil adalah memaksimalkan seluruh potensi dari aparatur yang ada serta sarana dan prasarana yang tersedia untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Belanja ATK Pembelian Majalah Pengadaan Cetakan Perjalanan Dinas dalam rangka Monitoring Aset dan Kegiatan BPBTP d. Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : empat ratus juta rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tiga ratus tujuh puluh empat juta lima ratus sembilan puluh lima ribu tujuh ratus lima puluh tiga rupiah) atau 93,65 %, dan realisasi fisik sebesar 97,44 %. Output kegiatan adalah Tersedianya Alat Tulis Kantor (ATK) Sebanyak 5 Kali; Tersedianya Perangko dan Materai Sebanyak 12 paket; Tersedianya Isi Ulang/ Refil Tabung Gas Selama 12 Bulan; Terlaksananya LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

43 Langganan Telepon kantor, Air, Internet, dan TV berbayar Selama 12 Bulan; Terlaksananya Langganan Surat Kabar/ Koran Selama 12 Bulan; Tersedianya Tenaga Administrasi sebanyak 24 Org selama 12 bulan; Terlaksananya Cetak Spanduk Hari-hari Besar Tertentu selama 12 Bulan; Tersedianya Cetakan Kantor sebanyak 1 Paket; Terlaksananya Fotocopy sebanyak Lembar; Tersedianya Penjilidan sebanyak 120 Buah; Terlaksananya Penyediaan Makanan & Minuman Rapat Internal/Eksternal/Event Tertentu Sebanyak 240 Orang;Tersedianya Belanja Hidangan Tamu sebanyak 100 Orang; Tersedianya Isi Ulang Air Mineral Galon Sebanyak 240 Galon; Terlaksananya Perjalanan Dinas PNS Dalam Daerah dalam Rangka Konsultasi, Koordinasi dan Undangan selama 1 tahun; Terlaksananya Perjalanan Dinas Luar Prov Dalam Rangka Koordinasi, Konsultasi, Undangan, dll sebanyak 49 OH. Outcome kegiatan adalah tercapainya pelayanan admistrasi perkantoran UPTD BSPMB. Pembelian ATK Pembelian Materai Penyediaan Makan Minum Rapat 4) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur a. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar seratus tiga puluh delapan juta tiga ratus tiga puluh delapan ribu sembilan ratus rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar seratus tiga puluh satu juta LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

44 dua ratus dua belas ribu sembilan ratus rupiah) atau 99,37%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya penataan ruang audio visual dan operation room sebanyak 2 kegiatan, tersedianya accesoris kendaraan operasional sebanyak 1 paket, terlaksananya pengadaan visual elektronik sebanyak 1 paket, mesin tik sebanyak 4 unit, mesin penghancur kertas sebanyak 5 unit, tersedianya TV 8 unit, tersedianya computer PC 16 unit, tersedianya notebook/laptop 7 unit, tersedianya printer 15 unit, tersedianya scanner A3 sebanyak 1 unit, terlaksananya peningkatan jaringan WAN/LAN 1 paket, tersedianya perangkat serat optic sebanyak 1 paket, tersedianya meja kerja sebanyak 30 buah, tersedianya LCD Projector sebanyak 3 unit, tersedianya peralatan sound system sebanyak 2 paket, tersedianya billboard sebanyak 1 paket, tersedianya software computer 1 paket. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kelancaran dan kualitas pelayanan umum pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi adalah terhambatnya pencairan pengajuan. Solusi yang diambil adalah percepatan pelaksanaan kegiatan. Pengadaan Komputer PC Pengadaan Printer Pengadaan Scanner Meja Komputer b. Kegiatan Revitalisasi UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (Rev -3), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar dua puluh juta rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp (terbilang : LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

45 sembilan ratus tujuh puluh sembilan juta delapan ratus empat puluh dua ribu rupiah) atau 96,06%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya renovasi kantor, ruang pertemuan dan ruang kantor; terlaksananya pembangunan kirmir dan taman kantor; terlaksananya pembangunan pagar kantor sub unit Kab. Subang dan Kab. Garut; tersedianya computer PC 10 unit; tersedianya UPS/Stabilizer 10 unit; tersedianya meja kerja 10 unit; tersedianya kursi sice 3 set; tersedianya perlengkapan mess 15 paket; tersedianya kulkas 3 unit; tersedianya sound system 1 paket. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kelancaran dan kualitas pelayanan UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP). renovasi kantor Pembuatan Kirmir dan Taman Pengadaan computer pc, ups, meja kerja dan perlengkapan mess Pembuatan pagar kantor sub unit Kab. Subang dan Kab. Garut c. Kegiatan Revitalisasi UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (Rev-3), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar seratus juta rupiah) sedangkan realisasi anggaran Rp ,- (terbilang : satu milyar sembilan puluh tiga juta tiga ratus sepuluh ribu seratus LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

46 rupiah) atau 99,39%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah Terlaksananya Peningkatan Jalan Produksi Kebun Dinas Sukajadi; Terlaksananya Pembuatan Benteng Pemisah dengan Tanah Warga di Kebun Dinas Cisarungga; Terlaksananya Pembuatan Sumur Rumah Penjaga Kebun Dinas Sindanglaya dan Tegalharendong; Terlaksananya Pembuatan Kirmir Batas Samping Kebun Dinas Gekbrong; Terlaksananya Pembuatan Saluran Irigasi/Drainase Kebun Dinas Gekbrong; Terlaksananya Pemasangan Pavin Block Halaman Rumah Penjaga Kebun Dinas, Gudang Sarana Produksi dan Gudang Penyimpanan Benih Kebun Dinas Sindanglaya; Terlaksananya Pemagaran Kebun Dinas Lengkong; Terlaksananya Pembuatan Benteng Pemisah dengan Tanah Warga di Kebun Dinas Cisarungga. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kelancaran dan kualitas pelayanan UPTD BPBTP. Permasalahan yang terjadi adalah belum seluruhnya jalan produksi dapat dibuat; Masih kurangnya penyediaan air; Lahan Berbatasan dengan PT Cibadak Farm dan Apabila Musim Hujan Air Deras Turun Kencang ke Kebun Dinas Gekbrong; Terdapatnya pembuangan air ke tanah warga; Belum seluruh lingkungan di tata sehingga kenyamanan dan keindahan masih terganggu; Belum dapat dilakukannya pemagaran seluruh kebun; Belum dapat dibuatnya seluruh benteng pemisah dengan tanah warga. Solusi yang diambil adalah menggunakan jalan yang ada dengan penuh kehati-hatian; Pembagian air secara minimal dan usulan kegiatan pembuatan sumur artesis tahun 2016 di kebun dinas Sindanglaya serta air dalam tanah di kebun dinas Tegal Harendong; Membuat kesepakatan dengan perusahaan PT Cibadak Farm Untuk menata ulang saluran airnya; Melakukan musyawarah dengan pemilik tanah; mengusulkan anggaran di tahun 2016; pemagaran dilakukan secara bertahap dan atau ditanami dengan tanaman yang bersifat tanaman pagar/ciri; pembuatan benteng dilakukan secara bertahap dan atau ditanami dengan tanaman yang bersifat tanaman pagar/ciri. Pembangunan benteng pemisah dengan tanah warga di kebun dinas cisarungga Pembangunan jalan produksi di kebun dinas sukajadi LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

47 Pembuatan saluran drainase di kebun dinas gekbrong Pemagaran kebun dinas lengkong d. Kegiatan Revitalisasi UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (Rev-3), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : empat ratus sembilan puluh sembilan juta enam ratus ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : empat ratus lima puluh enam juta dua puluh tujuh ribu delapan ratus rupiah) atau 91,28%, dan realisasi fisik sebesar 99,54%. Output kegiatan adalah Tersalurkannya Pengadaan barang dan jasa (perlengkapan kantor, komputer, Meubelair,dan Alat studio) sebanyak 1 Kegiatan; Tersedianya alat tulis kantor Sebanyak 1 Kali; Terlaksananya penambahan daya listrik di tiga kantor korwil kab. Cianjur, Majalengka, dan Tasikmalaya Sebanyak 2 Paket; Terlaksananya Penataan Ulang / Jaringan Listrik di tiga Kantor Korwil Kab. Cianjur, Majalengka dan Tasikmalaya Sebanyak 3 Paket; Tersalurkannya Pengadaan dan Pemasangan Pompa Air di tiga Kantor Korwil Kab. Cianjur, Majalengka dan Tasikmalaya Sebanyak 3 Paket; Tersedianya Laptop/ Notebook Sebanyak 3 Unit; Tersedianya Printer Sebanyak 3 Unit; Tersedianya kursi lipat di tiga kantor korwil kab. Cianjur, Majalengka dan Tasikmalaya Sebanyak 30 Buah; Tersedianya Sofa/Zice Sebanyak 3 Set; Tersedianya Tempat Tidur untuk di tiga Kantor Korwil Kab. Cianjur, Majalengka dan Tasikmalaya Sebanyak 3 Set; Tersedianya Kursi Tunggu di tiga Kantor Korwil Kab. Cianjur, Majalengka dan Tasikmalaya Sebanyak 3 Set; Tersedianya Wireless Sebanyak 3 unit; Tersedianya belanja peralatan laboratorium sebanyak 1 paket; Terlaksananya pemasangan billboard sebanyak 1 paket. Outcome kegiatan adalah Meningkatnya Kelancaran Pelayanan Pada UPTD BSPMB Sampai dengan Bulan September Permasalahan yang terjadi adalah adanya keterlambatan dalam proses administrasi pengadaan barang dan jasa sehingga serapan kegiatan masih di bawah target. Solusi yang diambil adalah percepatan proses pengadaan barang dan jasa. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

48 Pengadaan Printer untuk 3 Korwil Pengadaan Laptop untuk 3 Korwil Pengadaan Sound System untuk 3 Korwil e. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD BPTP (DAK), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar lima ratus juta rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar empat ratus lima puluh enam juta tujuh ratus lima puluh satu ribu rupiah) atau 97,12%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya pemeliharaan laboratorium BPTP atas dan Aula BPTP; terlaksananya pembangunan kirmir saluran air; tersedianya partisi ruang kantor dan ruang pertemuan; terlaksananya pembuatan taman halaman belakang kantor BPTP; tersedianya tabung pemadam kebakaran 6 unit; tersedianya AC 1 PK 4 unit; tersedianya alat pembersih lantai 1 unit; tersedianya laptop 5 unit; terseduanya kamera digital 3 unit; tersedianya CCTV 1 paket; tersedianya mesin fax 2 unit; tersedianya alat timbangan lab 1 paket; tersedianya perlengkapan OPT 1 paket; tersedianya lampu hias taman 1 paket; tersedianya jaringan telepon dan internet 1 paket. Outcome kegiatan adalah bertambahnya sarana dan prasarana UPTD untuk meningkatkan kelancaran pelayanan Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP). LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

49 Renovasi Lab BPTP atas dan Aula BPTP Pembangunan Kimir Saluran Air Pembuatan partisi ruangan Pengadaan tabung pemadam, AC, Alat pembersih lantai dan perlengkapan OPT f. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD BPBTP (DAK), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar sembilan ratus delapan puluh juta sembilan ratus lima puluh satu ribu sembilan ratus rupiah) sedangan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar sembilan ratus enam puluh enam juta seratus empat puluh tiga ribu sembilan ratus lima puluh rupiah) atau 99,25%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah Honorarium Pengadaan Barang dan Jasa; Terfasilitasinya Dekorasi Ruang Pelayanan Publik; Terfasilitasinya Renovasi Kantor Sub Unit Gekbrong Kab. Cianjur; Tefasilitasinya Pengadaan Mesin Babad Rumput; Terfasilitasinya Pengadaan Lemari Arsip untuk kebun dinas; Terfasilitasinya Pengadaan Papan Informasi Kebun Dinas; Terfasilitasinya Pengadaan Papan Informasi Kebun Dinas; tersedianya Pompa Air di rumah dinas BPBTP; tersedianya Komputer PC di rumah dinas BPBTP; Terfasilitasinya Pengadaan Meja Kerja; Terfasilitasinya Pengadaan Kursi Kerja; Terfasilitasinya Pengadaan Tempat Tidur; Terfasilitasinya Pengadaan Gordyn; tersedianya Kamera pengawas (CCTV) di lingkungan kantor BPBTP; LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

50 tersedianya audio ruang pelayanan publik; Tersedianya Instalasi Listrik untuk Rumah Penjaga Kebun Tegalharendong dan meningkatnya daya listrik di ruang Pelayanan Publik dan Laboratorium BPBTP; Tersedianya Rumah Dinas bagi Penjaga Kebun Dinas Tegalharendong; Tersedianya Gudang Sarana Produksi Kebun Dinas Cisarungga dan Citiis serta Pembuatan Bangunan Tempat Alat Pengolah Pupuk Organik, Mushola dan Kamar Mandi di Kebun Dinas Pangkalan; Terfasilitasinya Pembuatan Tempat Pembenihan di Kebun Dinas Sindanglaya dan Pembuatan Naungan Jalan Kebun Dinas Sindanglaya. Outcome kegiatan adalah bertambahnya sarana dan prasarana UPTD untuk meningkatkan kelancaran pelayanan Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP). Permasalahan yang terjadi adalah pelaksanaan kegiatan secara fisik berjalan dengan lancar namun terhambat pada pelaksanaan administrasi. Solusi yang diambil adalah memaksimalkan seluruh potensi dari aparatur yang ada serta sarana dan prasarana yang tersedia untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Pembangunan Gudang Sarana Produksi Kebun Dinas Cisarungga dan Citiis Pembangunan Naungan Pembenihan Kebun Dinas Sindanglaya Pembuatan Partisi / Desain Interior/DekorasiRuang Pelayanan Publik Pengadaan meubelair, papan informasi kebun dinas, mesin pompa air, dan audio ruang pertemuan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

51 Renovasi/Rehabilitasi Kantor Sub Unit Gekbrong (sebelum) Renovasi/Rehabilitasi Kantor Sub Unit Gekbrong (sesudah) g. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD BSPMB (DAK), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp atau 99,27%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah Tersalurkannya Honorarium Pengadaan Barang dan Jasa Renovasi Kantor Korwil BSPMB di Kabupaten Cianjur Sebanyak 1 Kegiatan; Tersalurkannya Honararium Pengadaan Barang dan Jasa Renovasi Kantor Korwil BSPMB di Kabupaten Majalengka Sebanyak 1 Kegiatan; Tersalurkannya Honararium Pengadaan Barang dan Jasa Renovasi Kantor Korwil BSPMB di Kabupaten Tasikmalaya Sebanyak 1 Kegiatan; Tersalurkannya Honararium Pengadaan Barang dan Jasa Penggantian Lantai Kantor BSPMB Sebanyak 1 Kegiatan; Tersalurkannya Honararium Pengadaan Barang dan Jasa Penggantian Plafon Kantor BSPMB Sebanyak 1 Kegiatan; Tersalurkannya Honararium Pengadaan Barang dan Jasa Pembangunan Ruang Satuan Pengamanan BSPMB Sebanyak 1 Kegiatan; Terlaksananya ATK Kegiatan dan Pengadaan Sebanyak 1 Kali; Terlaksananya Renovasi Kantor Korwil BSPMB di Kabupaten Cianjur Sebanyak 1 Paket; Terlaksananya Renovasi Kantor Korwil BSPMB di Kabupaten Majalengka Sebanyak 1 Paket; Terlaksananya Renovasi Kantor Korwil BSPMB di Kabupaten Tasikmalaya Sebanyak 1 Paket; Terlaksananya Penggantian lantai Kantor BSPMB Sebanyak 1 Paket; Terlaksananya Penggantian plafon Kantor BSPMB Sebanyak 1 Paket; Terlaksananya Pemagaran kantor korwil BSPMB di Kabupaten Tasikmalaya Sebanyak 1 Paket. Outcome kegiatan adalah Meningkatnya Kelancaran Pelayanan Pada UPTD BSPMB. Permasalahan yang terjadi adalah status Kepemilikan Aset Tanah dan Bangunan di akui oleh Pemda Kabupaten Tasikmalaya. Solusi yang diambil adalah adanya surat keterangan dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat yang menyatakan bahwa aset tanah dan bangunan telah mempunyai rekomendasi dari Direktorat Jendral Perkebunan dan akan di hibahkan Ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

52 Kantor Korwil Majalengka Sebelum Renovasi Kantor Korwil Majalengka Setelah Renovasi Kantor Korwil Cianjur Sebelum Renovasi Kantor Korwil Cianjur Setelah Renovasi Kantor Korwil Tasikmalaya Sebelum Renovasi Kantor Korwil Tasikmalaya Setelah Renovasi LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

53 5) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur a. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar seratus enam belas juta empat ratus tiga belas ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar delapan puluh dua juta empat ratus sembilan ribu empat ratus tiga puluh sembilan rupiah) atau 96,95%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya honorarium panitia/pejabat/pemeriksa pengadaan barang dan jasa sebanyak 3 OK; tersedianya belanja jasa kebersihan selama 12 bulan; tersedianya perawatan kendaraan dinas roda 4 selama 12 bulan; tersedianya pelumasan kendaraan dinas roda 4 selama 12 bulan; terselenggaranya pemeliharaan gedung dan bangunan sebanyak 1 paket; terselenggaranya pemeliharaan jaringan air sebanyak 2 kali; terselenggaranya pemeliharaan jaringan listrik sebanyak 2 kali, terselenggaranya pemeliharaan computer sebanyak 3 kali; terselenggaranya pemeliharaan laptop sebanyak 3 kali; terselanggaranya pemeliharaan printer sebanyak 3 kali; terselenggaranya pemeliharaan meubelair sebanyak 1 paket; terselenggaranya pemeliharaan mesin tik sebanyak 3 kali; terselenggaranya pemeliharaan AC sebanyak 3 kali. Outcome kegiatan adalah terpeliharanya sarana dan prasarana pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi adalah adanya keterlambatan pencairan pada triwulan pertama. Solusi yang diambil adalah diadakan upaya percepatan penyerapan kegiatan. Pemeliharaan Kendaraan Pemeliharaan Gedung Kantor LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

54 Pemeliharaan AC Pemeliharaan Instalasi Listrik b. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tujuh ratus juta rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp (terbilang : enam ratus dua puluh tujuh juta dua ratus delapan puluh delapan ribu rupiah) atau 89,61%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya jasa dan peralatan kebersihan kantor BPTP selama 12 bulan; tersedianya jasa keamanan kantor selama 12 bulan; terfasilitasinya perpanjangan STNK kendaraan roda 4 selama 12 bulan; tersedianya honor pengemudi sebanyak 12 OB; terfasilitasinya jasa service kendaraan bermotor selama 12 bulan; terfasilitasinya penggantian suku cadang selama 12 bulan; terfasilitasinya penggantian pelumas kendaraan operasional roda 2 selama 12 bulan; terfasilitasinya pemeliharaan computer, laptop dan printer selama 12 bulan; terfasilitasinya pemeliharaan AC selama 12 bulan; terfasilitasinya pemeliharaan alat laboratorium selama 12 bulan; terfasilitasinya instalasi jaringan telepon, internet, air dan listrik selama 2 kali. Outcome kegiatan adalah terpeliharanya sarana dan prasarana pada UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) dan kantor Sub Unit Perlintanbun. Jasa Keamanan dan Jasa Kebersihan Kantor Pemeliharaan Alat Laboratorium LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

55 Perpanjangan STNK Kendaraan Roda 4 Pemeliharaan Instalasi Telepon c. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : enam ratus juta rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : lima ratus delapan puluh tujuh juta seratus tiga puluh tujuh ribu delapan puluh satu rupiah) atau 97,86%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya honorarium pengadaan barang dan jasa; Tersedianya Alat Listrik; Terfasilitasinya Pembelian Alat Kebersihan; terfasilitasinya jasa kebersihan kantor BPBTP; Terfasilitasinya Jasa Keamanan Kantor BPBTP; Terfasilitasinya Perpanjangan STNK dan KIR Kendaraan Operasional BPBTP; Terpeliharanya Kendaraan Operasional BPBTP; terfasilitasinya Penggantian Suku Cadang; terfasilitasinya penggantian pelumas; Terfasilitasinya Pemeliharaan Komputer; Terpeliharanya Peralatan dan Perlengkapan Kantor BPBTP dan mebeulair; terpeliharanya peralatan Studio dan Alat Komunikasi BPBTP; terpeliharanya gedung kantor BPBTP. Outcome kegiatan adalah terpeliharanya sarana dan prasarana pada UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP). Pemeliharaan Instalasi Listrik Pembelian Alat Kebersihan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

56 Pembelian Pelumas Perawatan Kendaraan Bermotor d. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : lima ratus juta rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : empat ratus tujuh puluh dua juta empat ratus enam belas ribu lima ratus delapan puluh tiga rupiah) atau 94,48%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah Tersalurkannya Honorarium pengadaan barang dan jasa (Cleaning Service) Sebanyak 1 Paket; Tersalurkannya Honorarium pengadaan barang dan jasa (Pengamanan Kantor) Sebanyak 1 Paket; Terlaksananya Pembelian Alat Listrik, Elektronika & Penerangan Sebanyak 5 Paket; Tersedianya Bahan-bahan dan Alat Kebersihan Sebanyak 4 Paket; Tersedianya Jasa Kebersihan (Cleaning Service) Sebanyak 4 Paket; Tersedianya Jasa Pengamanan Kantor (KAMDAL) Sebanyak 4 Paket; Tersedianya STNK Roda 4 (3 Unit) Sebanyak 1 Paket; Tersedianya STNK Roda 2 (12 Unit) Sebanyak 2 Paket; Terlaksananya Servis Kendaraan Operasional BP2MB Sebanyak 12 Kali; Terlaksananya Penggantian Suku Cadang Roda 4 (4 Unit) Sebanyak 8 Kali; Terlaksananya Penggantian Suku Cadang Roda 2 (12 Unit) Sebanyak 24 Kali; Terlaksananya Penggantian Oli / Pelumasan Kendaraan Roda 4 (4 Unit) Selama 4 Bulan; Terlaksananya Penggantian Oli / Pelumasan Kendaraan Roda 2 (12 Unit) Selama 4 Bulan; Terlaksananya Biaya Pemeliharaan Komputer / Laptop, Printer, Mesin Tik Sebanyak 7 Kali; Terlaksananya Biaya Pemeliharaan Meubelair, Lemari Besi / Kardek / Filling Kabinet, AC Mounting, AC Split Sebanyak 1 Kali; Terlaksananya Biaya Pemeliharaan (Camera / Handycamera, PABX / Faximile / Telepon, Sound System) Sebanyak 1 Kali; Terlaksananya Perawatan Gedung Kantor sebanyak 4 Kali. Outcome kegiatan adalah Tercapainya Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Operasional pada Kantor UPTD BSPMB selama tahun LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

57 Penyediaan Jasa Keamanan Penyediaan Jasa Cleaning Service Pemeliharaan Perlengkapan Kantor Pemeliharaan Kendaraan Bermotor 6) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan a. Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : dua ratus lima puluh juta rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : dua ratus empat puluh delapan juta empat ratus dua puluh sembilan ribu rupiah) atau 99,37%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya 6 dokumen pelaporan dan evaluasi (LKPJ, LPPD, LKIP, Laporan Tahunan, Laporan Sismontep, Laporan Bulanan, Laporan Triwulanan), terselenggaranya perjalanan dinas dalam rangka monitoring dan evaluasi kegiatan selama tahun 2015, terselenggaranya Rapat Evaluasi dan Akselerasi Kegiatan Semester I dan Semester II Tahun 2015, dan tersedianya aplikasi sistem informasi evaluasi dan pelaporan pembangunan perkebunan sebanyak 1 paket. Outcome kegiatan ini adalah tersedianya pelaporan kegiatan sebagai bahan evaluasi perumusan perbaikan kinerja program/kegiatan pada tahun selanjutnya. Permasalahan yang terjadi, sejauh ini tidak ada masalah yang berarti yang menghambat pelaksanaan kegiatan. Solusi yang diambil adalah melaksanakan evaluasi LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

58 pelaksanaan kegiatan di tahun 2015 untuk penyusunan dan pelaksanaan kegiatan yang lebih baik di tahun LKIP, LKPJ, LPPD dan Laptah 2014 Rapat Evaluasi dan Akselerasi Kegiatan Sem I Thn 2015 Perjalanan Dinas dalam rangka Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan 7) Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah a. Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tujuh ratus tujuh belas juta enam ratus sembilan puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tujuh ratus sembilan juta delapan ratus tujuh puluh dua ribu rupiah) atau 98,91% dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya Honorarium petugas pengumpul dan pengolah data, tersedianya 1 paket bahan data/informasi statistik Tahun 2014, terselenggaranya Validasi Data/Statistik 1 keg, terselenggaranya Workshop Data/Statistik 1 keg, tersedianya 1 paket Buku Statistik Angka Tetap Tahun 2014 dan Buku Statistik LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

59 Angka Sementara Tahun 2015, tersedianya Buku Sejarah Perkebunan, tersedianya Aplikasi Pengelolaan Data Statistik Perkebunan, tersedianya Aplikasi Sistem Informasi Kelompok Tani Perkebunan, tersedianya Pengembangan Peta Tematik Berbasis GIS, dan terpeliharanya website Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Outcome dari Kegiatan ini adalah Tersedianya Data/Statistik Spatial dan A Spatial untuk bahan perumusan kebijakan pembangunan perkebunan Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi, sejauh ini tidak ada masalah yang berarti yang menghambat pelaksanaan kegiatan. Solusi yang diambil adalah melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan di tahun 2015 untuk penyusunan dan pelaksanaan kegiatan yang lebih baik di tahun Kegiatan Workshop dan Validasi Data ATAP 2014 Aplikasi Simpoktanbun Aplikasi e-statistik Perkebunan Buku Statistik dan Peta Tematik 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Beberapa permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan urusan wajib ini, adalah: - Kendala yang bersifat koordinatif antar pihak terkait, baik dengan instansi pusat maupun kabupaten kota, khususnya dalam hal sinkronisasi rencana program/kegiatan berdasarkan kewenangan masing-masing pihak terkait. - Kendala administratif, seperti perubahan pengelola kegiatan, kendala waktu pelaksanaan, keterbatasan sarana serta ketersediaan SDM pendukung yang memadai. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

60 - Terlambatnya penyelesaian proses pengadaan barang jasa (Lelang) karena kendala mekanisme, prosedur serta padatnya jadwal lelang di ULP, sehingga menyebabkan terlambatnya pelaksanaan pekerjaan fisik bangunan - Keterbatasan anggaran untuk menyelesaikan beberapa kendala kekurangan jumlah dan kualitas sarana-prasarana yang masih ada - Keterlambatan penyampaian laporan dari sub unit kerja, yang menyebabkan sering terlambatnya penyampaian laporan ke beberapa instansi terkait. - Sering terlambatnya penyampaian bahan data/statistik dari kab/kota sebagai bahan penyusunan angka sementara maupun angka tetap data statistik. - Sering bergantinya petugas data/statistik pada OPD Kab/Kota sehingga mengganggu kontinuitas penyampaian laporan data/statistik dari kab/kota yang bersangkutan. b. Solusi Solusi atas berbagai permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan urusan w ajib ini, adalah: - Meningkatkan koordinasi dan konsultasi antar pihak; - Peningkatan kualitas ketertiban administrasi kegiatan; - Peningkatan akselerasi kegiatan yang mengacu kepada ketentuan yang berlaku; - Optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki; - Memaksimalkan sarana prasarana yang ada; - Meningkatkan koordinasi antar unit kerja terkait; - Peningkatan koordinasi dan konsolidasi dengan para petugas data/statistik kab/kota, melakukan jemput bola, serta melanjutkan insentif bagi petugas kab/kota terkait pada tahun anggaran mendatang. B. Urusan Pilihan Yang Dilaksanakan 1. Program dan Kegiatan Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah yang dijalankan oleh Dinas Perkebunan selama TA berdasarkan Urusan Pilihan, terdiri dari 4 Program dan 26 Kegiatan, sebagai berikut : a. Program Peningkatan Produksi Pertanian, terdiri dari kegiatan: 1) Kegiatan Pengujian Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan. 2) Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih Tanaman Perkebunan 3) Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengujian Peredaran Benih Tanaman Perkebunan. 4) Kegiatan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

61 5) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim (RAM IP). 6) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan 7) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman Perkebunan 8) Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau (DBHCHT). 9) Kegiatan Penangkar Benih Tanaman Tembakau (DBHCHT) 10) Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tembakau (DBHCHT). b. Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian, terdiri dari kegiatan: 11) Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan 12) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan 13) Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan 14) Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan (RAM IP) 15) Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan Perkebunan 16) Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan 17) Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya Perkebunan dan Gangguan Usaha Perkebunan 18) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Petani Tanaman Tembakau (DBHCHT) 19) Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau (DBHCHT) c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan, terdiri dari kegiatan: 20) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi Pengendalian Hama Terpadu 21) Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu 22) Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau (DBHCHT) d. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan, terdiri dari kegiatan: 23) Kegiatan Pengembangan Teknologi Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan 24) Kegiatan Pemasaran Hasil Perkebunan 25) Kegiatan Pembinaan Pengembangan Usaha Perkebunan 26) Kegiatan Pengembangan Mutu Hasil Tanaman Tembakau (DBHCHT) 2. Alokasi dan Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Rekapitulasi alokasi dan realisasi pelaksanaan program dan kegiatan urusan pilihan pada APBD Dinas Perkebunan TA. 2015, adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 4.3 berikut ini: LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

62 Tabel 4.3. Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Urusan Pilihan pada APBD Dinas Perkebunan Tahun 2015 Realisasi No. Kegiatan Anggaran Keuangan Realisasi Fisk (Rp) (%) (%) TOTAL URUSAN PILIHAN ,38 99,36 a. Program Peningkatan Produksi Pertanian 1) Kegiatan Pengujian Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan 2) Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih Tanaman Perkebunan 3) Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengujian Peredaran Benih Tanaman Perkebunan 4) Kegiatan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan 5) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim (RAM IP) 6) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan 7) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman Perkebunan 8) Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau (DBHCHT) 9) Kegiatan Penangkar Benih Tanaman Tembakau (DBHCHT) 10) Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tembakau (DBHCHT) b. Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian 11) Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan 12) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan 13) Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan 14) Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru bidang Perkebunan (RAM IP) 15) Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan Perkebunan 16) Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan ,26 99, ,74 100, ,97 98, ,17 100, ,52 99, ,14 100, ,24 100, ,75 100, ,09 100, ,52 99, ,58 99, ,00 97, ,91 100, ,94 100, ,28 100, ,99 99, ,00 100, ,00 100,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

63 Realisasi Keuangan Realisasi Fisk No. Kegiatan Anggaran (Rp) (%) (%) ) Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya Perkebunan dan Gangguan Usaha Perkebunan 18) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau (DBHCHT) 19) Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan 20) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi Pengendalian Hama Terpadu 21) Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu 22) Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau d. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan 23) Kegiatan Pengembangan Teknologi Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan 24) Kegiatan Pemasaran Hasil Perkebunan 25) Kegiatan Pembinaan Pengembangan Usaha Perkebunan 26) Kegiatan Pengembangan Mutu Hasil Tanaman Tembakau , ,98 100, ,54 98, ,79 100, ,60 99, ,11 95, ,80 100, ,60 100, ,33 100, ,92 100, ,24 100,00 Secara terperinci alokasi dan realisasi pelaksanaan seluruh kegiatan urusan pilihan pada APBD Dinas Perkebunan TA. 2015, adalah sebagaimana diuraikan berikut ini: 1) Program Peningkatan Produksi Pertanian a. Kegiatan Pengujian Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tujuh milyar dua ratus delapan puluh sembilan juta dua ratus dua ribu lima ratus lima puluh rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tujuh milyar seratus sembilan puluh tujuh juta enam ratus enam puluh tujuh ribu dua ratus rupiah) atau LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

64 98,74%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terpeliharanya 13 kebun dinas, terpeliharanya kebun sumber benih dan calon kebun sumber benih tanaman perkebunan, terfasilitasinya pembangunan kebun koleksi teh di Kebun Dinas Sindanglaya, terfasilitasinya penanaman kopi buhun hasil identifikasi di Sindanglaya, terfasilitasinya rehabilitasi tanaman teh di kebun Dinas Cisarungga dan Gekbrong, terfasilitasinya penanaman kakao di Kebun Dinas Pangkalan, terfasilitasinya pembenihan tanaman perkebunan di kebun Dinas Sindanglaya, terfasilitasinya pembenihan tanaman perkebunan di kabupaten, terfasilitasinya penanaman aren di Kebun Dinas Pangkalan, terfasilitasinya pembuatan miniatur kebun tebu serta terfasilitasinya Pembenihan Kopi Arabika Java Preanger. Outcome kegiatan adalah meningkatnya produksi, produktivitas, dan kualitas tanaman perkebunan di Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi adalah masih rendahnya produksi dan produktivitas tanaman perkebunan di 13 kebun dinas yang disebabkan oleh (Masih banyaknya tanaman belum menghasilkan (TBM), Alokasi pupuk belum sesuai dengan kebutuhan tanaman (15 %), Alokasi Upah kerja harian lepas belum sesuai dengan kebutuhan (15%), Populasi tanaman di masing-masing kebun dinas belum seluruhnya sesuai dengan standar populasi, Masih banyaknya tanaman Tua dan Tanaman Rusak (TT/TR) yang memerlukan rehabilitasi; Menurunnya produksi benih kopi arabika varietas LS -795 di Kebun Dinas Sukajadi sebagai dampak kurangnya pupuk yang dialokasikan pada tahun sebelumnya (25%) dari kebutuhan; Beberapa tanaman pada calon-calon kebun sumber benih mengalami kelayuan yang diakibatkan oleh tingginya evapotranspirasi dan kemarau yang panjang; Untuk pembenihan kopi java preanger terdapat masalah kemarau panjang, suhu tinggi, kelembaban rendah, dan debit air menurun; terbatasnya SDM yang mempunyai kualifikasi di bidang teknis pembenihan dan budidaya tanaman perkebunan. Solusi yang diambil adalah Peningkatan kinerja pegawai di masing-masing kebun dinas dan skala prioritas tanaman dan kebun yang harus dipelihara; Pemenuhan populasi tanaman; Peremajaan tanaman yang tua dan rusak dengan tanaman baru menggunakan benih yang unggul, bermutu dan bersertifikat; Pemanfaatan serasah daun untuk meningkatkan kesuburan biologi dan kimia tanah; Alokasi pupuk pada tahun anggaran 2015 disesuaikan dengan kebutuhan tanaman (1 kg Pupuk NPK/pohon); Penyiraman lebih diintensifkan dan mulching menggunakan serasah daun dan gulma hasil penyiangan untuk mengurangi evapotranspirasi; Naungan kolektif diperapat untuk menurunkan intensitas matahari dan suhu serta meningkatkan kelembaban; Pembuatan sumur air; Perbaikan selokan dan saluran air; mencari sumber air baru. alokasi sarana produksi terutama pupuk disesuaikan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

65 dengan kebutuhan tanaman, penambahan pegawai yang mempunyai kompetensi di bidang teknis pembenihan dan budidaya tanaman perkebunan, peningkatan SDM pegawai melalui pelatihan dan magang. Pembenihan Kopi Java Preanger Pembenihan Kopi Java Preanger Eksplorasi Kopi Buhun Pertemuan Teknis Pembenihan Kopi Java Preanger b. Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : dua ratus sembilan puluh empat juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : dua ratus delapan puluh lima juta empat ratus dua puluh ribu rupiah) atau 96,97%, dan realisasi fisik sebesar 98,91%. Output kegiatan adalah Terlaksananya Pembinaan Teknis Penangkar Benih Tanaman Perkebunan di 4 WKPP. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kemampuan teknis para penangkar benih tanaman perkebunan di 4 WKPP Jawa Barat tentang Adopsi dan Inovasi baru di bidang teknologi pembenihan tanaman perkebunan. Permasalahan yang terjadi adalah masih belum terwujudnya sistem informasi pemasaran benih tanaman perkebunan di Jawa Barat sehingga benihbenih yang dikembangkan oleh para penangkar benih di Jawa Barat belum bisa dipasarkan secara lebih luas. Solusi yang diambil adalah pada tahun anggaran 2016 telah diusulkan alokasi anggaran untuk pembuatan sistem informasi pemasaran benih tanaman perkebunan. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

66 Pembinaan Teknis Penangkar Benih di WKPP I Pembinaan Teknis Penangkar Benih di WKPP II Pembinaan Teknis Penangkar Benih di WKPP III Pembinaan Teknis Penangkar Benih di WKPP IV c. Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengujian Peredaran Benih Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- (terbilang: dua ratus delapan puluh juta tujuh ratus ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : dua ratus enam puluh tujuh juta seratus empat puluh ribu rupiah) atau 95,17%, dan realisasi fisiknya sebesar 100%. Output kegiatan adalah Tersalurkannya Uang Pengganti transport peserta PNS Kab./Kota dalam rangka Bimbingan Teknis Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 40 PP; Tersalurkannya Uang Pengganti transport Peserta Penangkar Benih/ Petani/ Produsen Benih/ Assosiasi Petani Komoditi Perkebunan dalam rangka Bimbingan Teknis Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 40 PP; Tersedianya ATK Penunjang Kegiatan Sebanyak 1 Kali; Terlaksananya Kit Peserta Bimbingan Teknis Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 80 Paket; Terlaksananya Honorarium dan Pengganti Transport Narasumber Bimbingan Teknis Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 2 Kegiatan; Terlaksananya Cetak Leaflet Pengawasan Mutu dan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan sebanyak 100 buah; Tersedianya Penggandaan / Fotocopy sebanyak lembar; Tersedianya Makan sebanyak 180 Orang; Tersedianya Snack sebanyak 180 Orang; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

67 Pengawasan Mutu dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan sebanyak 450 OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Koordinasi dan Konsultasi Pengawasan Mutu dan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan sebanyak 30 OH. Outcome kegiatan adalah Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Kualitas Tanaman Perkebunan di Jawa Barat selama tahun Pengawasan Peredaran Benih Teh Evaluasi kebun entres karet di Balitri Bintek Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan Bintek Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan d. Kegiatan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar tujuh puluh satu juta delapan ratus sepuluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar tiga puluh empat juta empat ratus delapan puluh tiga ribu tujuh ratus rupiah) atau 96,52%, dan realisasi fisik sebesar 99,42%. Output kegiatan adalah Tersalurkannya Uang Pengganti transport peserta PNS Kab./Kota dalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Tahunan Sebanyak 18 PP; Tersalurkannya Uang Pengganti transport peserta PNS Kab./Kota dalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Rempah dan Penyegar Sebanyak 18 PP; Tersalurkannya Uang Pengganti transport peserta PNS Kab./Kota dalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Semusim Sebanyak LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

68 7 PP; Tersalurkannya Uang Pengganti transport Peserta Penangkar Benih/ Petani/ Produsen Benih/ Assosiasi Petani Komoditi Perkebunandalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Tahunan Sebanyak 20 PP; Tersalurkannya Uang Pengganti transport Peserta Penangkar Benih/ Petani/ Produsen Benih/ Assosiasi Petani Komoditi Perkebunandalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Rempah dan Penyegar Sebanyak 20 PP; Tersalurkannya Uang Pengganti transport Peserta Penangkar Benih/ Petani/ Produsen Benih/ Assosiasi Petani Komoditi Perkebunandalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Semusim Sebanyak 15 PP; Tersedianya ATK Penunjang Kegiatan Sebanyak 1 Kali; Terlaksananya Pembelian bahan-bahan kimia/obatobatan u/uji Laboratorium Sebanyak 1 Paket; Tersalurkannya Pengganti Transport Narasumber Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Tahunan Sebanyak 3 Paket; Tersalurkannya Operator Penguji Benih Laboratorium Sebanyak 9 orang/bulan; Tersalurkannya Tenaga Administrasi Laboratorium Sebanyak 9 orang/bulan; Tersalurkannya Petugas Pengelola Sertifikasi On-line Laboratorium Sebanyak 16 orang/bulan; Terlaksananya Cetak Leaflet Standar Mutu Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak Eksemplar; Terlaksananya Cetak Blanko Sertifikasi Sebanyak Lembar; Tersedianya Penggandaan / Fotocopy Sebanyak lembar; Tersedianya Makan dan Snack dalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Tahunan Sebanyak 86 OH; Tersedianya Makan dan Snack dalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Rempah dan Penyegar Sebanyak 86 OH; Tersedianya Makan dan Snack dalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Semusim Sebanyak 54 OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Pelayanan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 496 OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Monitoring Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 293 OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Kerjasama Teknologi Pengujian Laboratorium Mutu Benih ke P3GI Pasuruan (Akomodasi, Tiket Pesawat, tranportasi lokal, Boarding pass sebanyak 8 org); Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Koordinasi dan Konsultasi Pelayanan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 3 Kegiatan; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka membantu pelayanan sertifikasi benih tanaman perkebunan Sebanyak 3 Kegiatan; Terlaksananya Jasa Pembuatan Sistem Aplikasi Sertifikasi Online Sebanyak 1 Paket; Terlaksananya Belanja Jasa Kerjasama Teknologi Pengujian Laboratorium Mutu Benih Ke P3GI Pasuruan Sebanyak 1 Kegiatan. Outcome kegiatan adalah Peningkatan Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan selama tahun LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

69 Aplikasi Sertifikasi Online Pembelian Bahan Kimia/Obat untuk Uji Laboratorium Sertifikasi Benih Tebu di Kab. Cirebon Sertifikasi Cutting Teh di Kp. Pasir Sarongge PPTK Gambung Kerjasama Teknologi Pengujian Laboratorium Mutu Benih ke P3GI Pasuruan d. Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim (RAM IP), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : enam ratus tujuh puluh sembilan juta tujuh LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

70 ratus ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : enam ratus tiga puluh Sembilan juta delapan ratus enam puluh delapan ribu sembilan ratus rupiah) atau 94,14%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya pembinaan teknis budidaya tanaman semusim berupa pertemuan teknis budidaya tanaman tebu di Kabupaten Subang, Kuningan, dan Cirebon, serta pertemuan teknis budidaya tanaman akarwangi di Kabupaten Garut, kemudian terlaksananya demplot budidaya tanaman tebu seluas 6 ha di Kabupaten Subang, Kuningan dan Cirebon, terlaksananya pertemuan koordinasi di tingkat provinsi dan kabupaten dan terlaksananya kegiatan antisipasi kebakaran tebu di 4 wilayah PG (Kabupaten Subang, Kuningan, Majalengka, Sumedang, Indramayu, dan Cirebon). Outcome kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam hal teknis budidaya tanaman tebu dan akarwangi sesuai anjuran; adanya kebun percontohan teknis budidaya tanaman tebu sesuai anjuran seluas 6 ha di 3 kabupaten; diperoleh data informasi tentang perkembangan pelaksanaan kegiatan pengembangan tebu di Jawa Barat tahun 2015; menurunnya tingkat kebakaran tebu di 4 wilayah PG. Pertemuan Teknis Demplot Tebu Sosialisasi dan Pembinaan Petani dalam Antisipasi Kebakaran Tebu LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

71 Demplot Tebu Demplot Tebu e. Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar Sembilan ratus empat puluh juta enam ratus delapan puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar delapan ratus empat puluh delapan juta dua ratus lima puluh delapan ribu dua ratus rupiah) atau 95,24%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya pengembangan tanaman rempah, penyegar dan tahunan di 13 Kabupaten/Kota (Bandung, Bandung Barat, Cianjur, Garut, Purwakarta, Majalengka, Kota Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Pangandaran, Purwakarta, Subang, dan Sumedang) melalui demonstrasi plot (demplot) intensifikasi, rehabilitasi, dan peremajaan untuk komoditas teh, kopi, kelapa, kakao dan karet dalam rangka pembinaan untuk peningkatan produksi dan produktivitas (demplot Intensifikasi kelapa 20 Ha, demplot intensifikasi kopi 20 Ha, demplot intensifikasi t e h pola recovery 10 Ha, demplot rehabilitasi cengkeh 20 ha, demplot rehabilitasi kakao 10 ha, demplot peremajaan karet 12 ha), terlaksananya Pertemuan Koordinasi Tanaman Tahunan dan Rempah Penyegar sebanyak 2 kali, terlaksananya Pertemuan Teknis Tanaman Tahunan dan Rempah Penyegar sebanyak 2 kali, Terfasilitasinya Pengawalan, Monev Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan, Terfasilitasinyan Koordinasi, Konsultasi dan Pertemuan Tingkat Nasional. Outcome kegiatan ini adalah diterapkannya teknis budidaya tanaman rempah, penyegar dan tahunan sesuai dengan anjuran teknis. Permasalahan yang terjadi adalah pemeliharaan kebun yang belum sesuai anjuran teknis oleh petani; kegiatan demplot (Karet, Kakao, dan Cengkeh) yang terkendala karena faktor cuaca yang kurang mendukung. Solusi yang diambil adalah pembinaan yang berkelanjutan dengan memberdayakan penyuluh yang ada di lokasi, membuat irigasi tetes (istana cacing). LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

72 Pertemuan Teknis Demplot Peremajaan Karet Dan Calon Lokasi Pertemuan Teknis Demplot Intensifikasi Teh Pola Recovery Serta Persiapan Pemangkasan Kebun Teh Pertemuan Teknis Demplot Rehabilitasi Cengkeh dan Kunjungan Ke Lokasi Kebun Cengkeh Pertemuan Teknis Demplot Rehabilitasi Kakao Dan Calon Lokasi f. Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tiga ratus enam puluh juta enam ratus dua puluh lima ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tiga ratus lima puluh enam juta seratus dua puluh satu ribu rupiah) atau 98,75%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah Terlaksananya Rapat Koordinasi Pembinaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi dan kebutuhan alsinbun; Terlaksananya Desimenasi Teknologi Pengembangan Sarana Produksi Perkebunan serta Pembinaan Pengawalan Penyaluran melalui Sosialisasi Penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) untuk pupuk bersubsidi di 15 Kabupaten di Jawa Barat serta inventarisasi kebutuhan alat mesin perkebunan. Outcome kegiatan adalah ketersediaan sarana produksi perkebunan semakin terpenuhi sesuai ketentuan; Tersusunnya rencana kebutuhan pupuk bersubsidi dan alsinbun sesuai prosedur penyusunan dan aturan yang berlaku. Permasalahan yang terjadi adalah belum semua kelompok tani LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

73 perkebunan mengetahui aturan dan tata cara mekanisme penyaluran pupuk dan penyusunan kebutuhan pupuk bersubsidi dikarenakan kurangnya pembinaan dari penyuluh yang membidangi perkebunan; anggaran yang terbatas pada Kegiatan Desimenasi Teknologi Sarana Budidaya Tanaman Perkebunan sehingga hanya dapat dilaksanakan di satu kelompok tani di satu kabupaten. Padahal kegiatan ini cukup bermanfaat karena menambah wawasan petani dalam menyerap inovasi teknologi yang baru untuk diterapkan dalam pengolahan usaha taninya. Solusi yang diambil adalah pemberdayaan penyuluh yang membidangi perkebunan untuk membina petani; diharapkan untuk kegiatan di tahun yang akan datang dapat dilaksanakan di kelompok tani lain di beberapa kabupaten. Pertemuan Pengawalan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tingkat Provinsi Pertemuan Diseminasi Teknologi Sarana Budidaya Tanaman Perkebunan Pertemuan Pengawalan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tingkat Kabupaten Pertemuan Pengawalan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tingkat Kabupaten g. Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tiga ratus lima puluh juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tiga ratus empat puluh tujuh juta empat ratus enam puluh ribu rupiah) atau 99,09%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah Terlaksananya rapat koordinasi di Tingkat Provinsi; Terlaksananya Pembinaan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

74 Pengembangan Budidaya Tembakau di 5 kabupaten (Garut, Sumedang, Majalengka, Bandung dan Kuningan); Terlaksananya Demplot Uji Pemupukan Berimbang pada Tanaman Tembakau Unggul Lokal di 4 kabupaten (Sumedang, Majalengka, Bandung dan Kuningan); Terlaksananya koordinasi/konsultasi ke Pusat. Outcome kegiatan adalah Adanya persamaan persepsi dan pemahaman bersama dalam rangka koordinasi penyelenggaraan kegiatan DBHCHT baik di tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten, tidak tumpang tindih tetapi saling mendukung; Meningkatnya pengetahuan, wawasan petani tembakau dalam budidaya tembakau di kabupaten Garut, Sumedang, Majalengka, Bandung dan Kuningan, sehingga pendapatannya akan meningkat; Petani akan mengetahui teknologi penggunaan pupuk dalam budidaya tanaman tembakau dari hasil Demplot Uji Pemupukan Berimbang. Permasalahan yang terjadi pada kegiatan Demplot Uji Pemupukan Berimbang pada Tanaman Tembakau Unggul Lokal, ketersediaan air sangat kurang dikarenakan musim kemarau yang panjang, pupuk yang tidak dapat larut ke dalam tanah berakibat langsung kepada pertumbuhan tanaman sehingga produksi kurang optimal. Solusi yang diambil adalah untuk tahun yang akan datang demplot tanaman tembakau agar dapat dilaksanakan lebih awal dibandingkan tahun ini. Pertemuan Pembinaan DBHCHT Bimtek Budidaya Pengembangan Tembakau di Kab. Kuningan Lahan Demplot Uji Pemupukan Berimbang pada Tanaman Tembakau di Kab. Kuningan Monitoring Demplot Uji Pemupukan Berimbang pada Tanaman Tembakau Unggul Lokal LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

75 h. Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : enam ratus delapan juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : lima ratus enam puluh tiga juta dua ratus empat puluh satu ribu sembilan ratus lima puluh rupiah) atau 92,52%, dan realisasi fisik sebesar 99,69%. Output kegiatan adalah Terlaksananya Pembinaan Teknis Penangkar Benih Tembakau di Jawa Barat; Terlaksananya Demplot Penanaman Tembakau Unggul Lokal (2 Lokasi); Terlaksananya perjalanan dinas dalam rangka Pembinaan Penangkar Benih Tembakau di Jawa Barat. Outcome kegiatan adalah meningkatnya produksi, produktivitas, dan kualitas tanaman tembakau lokal. Permasalahan yang terjadi adalah adanya pertemuan yang belum dapat dilaksanakan sehubungan jadwal alokasi anggaran belum sesuai dengan target yang diinginkan; Masih ada pemanenan yang kurang teliti dan dilakukan oleh petani lain sehingga tidak terjamin kemurniannya; Masih sedikitnya penangkar benih yang termonitor/terbina (baru 2 kabupaten dari 13 Kabupaten). Solusi yang diambil adalah Penjadwalan ulang dalam kegiatan perubahan; Pembinaan dan Pengawasan secara intensif; Usulan Anggaran Tambahan pada kegiatan perubahan. Demplot penanaman tembakau Demplot penanaman tembakau LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

76 Demplot penanaman tembakau Demplot penanaman tembakau i. Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : empat ratus lima puluh satu juta delapan ratus ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : empat ratus dua puluh dua juta tujuh ratus sembilan puluh satu ribu tujuh ratus rupiah) atau 93,58%, dan realisasi fisik sebesar 99,99%. Output kegiatan adalah Tersalurkannya uang saku peserta kunjungan ke Balitas Malang sebanyak 56 OH; Tersalurkannya Uang Pengganti Transport Peserta PNS Non Provinsi Sebanyak 12 Orang; Tersalurkannya Uang Pengganti Transport Peserta Non PNS Sebanyak 56 Orang; Tersedianya ATK Penunjang kegiatan Sebanyak 1 Kali; Tersedianya KIT Peserta Pertemuan penunjang kegiatan Sebanyak 40 Set; Tersedianya Spanduk Pertemuan Sebanyak 80 set; Tersalurkannya Honorarium Jasa Profesi / Narasumber kegiatan Teknis Mutu Benih Tembakau Sebanyak 2 Kegiatan; Tersalurkannya Cetak Leaflet Tembakau Sebanyak 500 Lembar; Terlaksanakannya Penggandaan fotocopy Sebanyak lembar; Terlaksananya Penjilidan Sebanyak 20 Eksemplar; Tersedianya Makan Sebanyak 180 Orang; Tersedianya Snack Sebanyak 180 Orang; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Sertifikasi Benih Tembakau Sebanyak 146 OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Pengawasan Mutu dan Peredaran Benih Tembakau Sebanyak 126 OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas Luar Provinsi ke DKI Sebanyak 30 OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Sertifikasi Benih Tembakau Sebanyak 4 Kegiatan; Terlaksananya perjalanan dinas peserta kunjungan ke Balitas Malang dalam rangka pengujian mutu dan pengawasan benih tembakau sebanyak 1 kegiatan; Terlaksananya kerjasama pengujian mutu dan pengawasan benih tembakau ke Balitas Malang sebanyak 1 kegiatan. Outcome kegiatan adalah Maksimalisasi Produksi dan Produktivitas Serta Kualitas Tanaman Tembakau di Jawa Barat LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

77 Melalui Pengawasan dan Sertifikasi Mutu Benih Tanaman Perkebunan selama tahun Uji Laboratorium Biji Tembakau Kunjungan dalam rangka pengujian mutu dan pengawasan benih tembakau ke Balitas Malang Pertemuan Teknis Mutu Benih Tembakau Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tembakau 2) Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian a. Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : empat ratus sembilan puluh satu juta empat ratus ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : empat ratus sembilan puluh juta sembilan ratus lima puluh lima ribu rupiah) atau 99,91%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya pelatihan SDM Pelaku Usaha Perkebunan sebanyak 400 orang. Outcome kegiatan adalah Tercapainya Kemantapan Kompetensi SDM Perkebunan sebesar 30%. Permasalahan yang terjadi adalah perubahan calon peserta dikarenakan calon perserta berhalangan hadir. Solusi yang diambil adalah berkoordinasi dengan kabupaten/kota terkait dengan perubahan calon peserta. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

78 Proses Pendampingan Ke 1 Dalam Rangka Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan di Kelompok Tani Tunas Karya Pelaku Usaha Pekebun Kakao, Kota Banjar Kegiatan Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Kelompok Tani Makmur III Pelaku Usaha Cengkeh Desa Peusing Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan Kegiatan Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Kelompok Tani Mekar Saluyu Desa Mekarsari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung Kegiatan Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Kelompok Tani Mekar Rahayu Desa Cibodas Kec. Pasir Jambu Kab.Bandung b. Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : lima ratus tiga belas juta sembilan ratus dua puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : empat ratus sembilan puluh delapan juta seratus delapan puluh satu ribu rupiah) atau 96,94%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya penguatan kelembagaan pelaku usaha perkebunan sebanyak 10 asosiasi perkebunan; terlaksananya pengembangan kelembagaan di 18 kab/kota (180 kel tani); terlaksananya koordinasi pengembangan SDM kelembagaan di 18 kab/kota; terlaksananya koordinasi / konsultasi / monitoring / evaluasi / pelaporan kegiatan selama 12 bulan. Outcome kegiatan adalah menguatnya kelembagaan pelaku usaha perkebunan dan meningkatnya koordinasi pengembangan SDM kelembagaan. Permasalahan yang terjadi LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

79 adalah kesulitan dalam menindaklanjuti rencana kerja karena keterbatasan anggaran; perlu adanya bantuan fasilitasi untuk pembentukan DPC. Solusi yang diambil adalah adanya koordinasi dan dukungan antara asosiasi dengan pemegang keputusan anggaran, perlu difasilitasi pembentukan DPC melalui rapat kerja asosiasi. Pembinaan dan Verifikasi Data Kelompok Tani di Kab. Cirebon dan Kab. Tasikmalaya Pelatihan Penguatan Kelembagaan di Kab. Bandung dan Kab. Bdg Barat Fasilitasi Pertemuan Asosiasi Perkebunan Menghadiri Hari Pangan Sedunia di Palembang, Sumatera Selatan c. Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : dua ratus enam puluh tujuh juta enam ratus lima belas ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : dua ratus enam puluh lima juta enam ratus delapan puluh ribu rupiah) atau 99,28%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya penguatan akses permodalan petani / kelompok tani perkebunan di 15 kab/kota selama 12 bulan. Outcome kegiatan adalah terwujudnya akses permodalan petani / kelompok tani perkebunan. Permasalahan yang terjadi adalah Petani LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

80 masih kesulitan dalam mengakses modal ke pihak perbankan karena persyaratan pengajuan modal / kredit yang dirasakan masih berat bagi petani; Jaminan dan besaran bunga pinjaman masih merupakan kendala bagi para petani untuk mengakses permodalan; Butuh waktu yang cukup dalam mengakses modal pada lembaga pertanian. Solusi yang diambil adalah perlu adanya skim kredit yang bunga pinjaman disubsidi oleh pemerintah dan petani yang mempunyai tanah girik (tidak bersertifikat) perlu difasilitasi untuk membuat sertifikat ha katas tanah (SHAT) yang dapat dijadikan jaminan/agunan. Pertemuan Akses Permodalan di Kab. Subang tanggal 25 Agustus 2015 Pertemuan Akses Permodalan di Kab. Subang tanggal 25 Agustus 2015 Pertemuan Akses Permodalan di Kab. Cianjur tanggal 25 Agustus 2015 Rapat Evaluasi Akses Permodalan tanggal 21 Oktober 2015 d. Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan (RAM IP), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : sembilan ratus lima puluh dua juta seratus lima puluh dua ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : sembilan ratus tiga puluh tiga juta dua belas ribu rupiah) atau 97,99%, dan realisasi fisik sebesar 99,69%. Output kegiatan adalah terlaksananya pelatihan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan sebanyak 350 orang. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

81 Outcome kegiatan adalah Terwujudnya Wirausaha Baru Bidang Perkebunan. Permasalahan yang terjadi adalah adanya perubahan calon peserta dikarenakan calon perserta berhalangan hadir Solusi yang diambil adalah berkoordinasi dengan kabupaten/kota terkait dengan perubahan calon peserta. Pembukaan Wirausaha Baru Angkatan Pertama Tgl 19 Maret 2015 Pengantar Motivasi dan Kewirausahaan oleh Tim Pengajar Berbagai aktivitas dalam Pelatihan Wirausaha Baru bidang Perkebunan Benchmarking peserta WUB ke Floating Market Lembang e. Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : lima ratus enam puluh enam juta dua ratus sembilan puluh dua ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : lima ratus enam puluh enam juta dua ratus sembilan puluh dua ribu rupiah) atau 100%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya dokumen neraca sumber daya kebun (1 dokumen), tersedianya dokumen baku teknis penetapan dan pengawasan tata guna lahan perkebunan (1 dokumen), terlaksananya Demplot Penataan dan Penerapan Teknologi Pelestarian Lahan Perkebunan di Kab. Tasikmalaya. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

82 Outcome kegiatan adalah tersedianya dokumen acuan pengendalian pemanfaatan sumber daya perkebunan sebanyak 2 dokumen dan percontohan penerapan teknologi pelestarian lahan perkebunan sebanyak 1 unit (lokasi) di Kabupaten Tasikmalaya. Pembahasan Neraca Sumber Daya Kebun (NSDK) Konsolidasi Penyusunan Baku Teknis Penetapan dan Pengawasan Tata Guna Lahan Lokasi Demplot Penerapan Teknologi Pelestarian Lahan Kopi di Kab. Tasikmalaya Praktek Demplot Penerapan Teknologi Pelestarian Lahan Kopi di Kab. Tasikmalaya f. Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tiga ratus dua puluh satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tiga ratus dua puluh satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) atau 100%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya dokumen analisis dan visualisasi prasarana perkebunan sebanyak 1 dokumen serta terlaksananya pembangunan demplot pengembangan teknologi prasarana perkebunan berwawasan lingkungan sebanyak 10 unit. Outcome kegiatan adalah tersedianya database prasarana perkebunan dan percontohan prasarana berwawasan lingkungan. Permasalahan yang dihadapi adalah kesulitan dalam menganalisis dan memvisualisasikan prasarana yang telah dibangun dikarenakan kesulitan dalam penelusuran arsip dokumen pembangunan prasarana terdahulu. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

83 Solusi yang diambil bekerja sama dengan petugas pembina kabupaten maupun stake holders perkebunan. Pertemuan Koordinasi Pengembangan Teknologi Prasarana Perkebunan berwawasan lingkungan Demplot Pengembangan Sumur Resapan Pertemuan Penyusunan Dokumen Analisis Dan Visualisasi Prasarana Perkebunan Peta Sebaran Prasarana Perkebunan dan Visualisasi Prasarana Perkebunan g. Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya Perkebunan dan Gangguan Usaha Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : enam ratus enam belas juta empat ratus lima puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : enam ratus tujuh juta seratus empat puluh tujuh ribu tujuh ratus lima puluh rupiah) atau 98,49%, dan realisasi fisik sebesar 98,62%. Output kegiatan adalah terlaksananya 3 kali rapat LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

84 penanganan Gangguan Usaha Perkebunan dan Konflik Perkebunan di tingkat Provinsi dan 3 kali Pertemuan Bedah Kasus Penanganan GUP di Kabupaten; terlaksananya Antisipasi Dampak Perubahan Iklim di 5 Kabupaten (Kab. Pangandaran, Ciamis, Tasikmalaya, Kuningan dan Subang); Terlaksananya Penanganan DAS Cimanuk, Ciliwung dan Citarum di 3 Kabupaten (Kab. Sumedang, Bogor, dan Bandung); serta terlaksananya penanaman kelapa di pesisir pantai di Kabupaten Pangandaran dalam rangka coconut day. Outcome kegiatan adalah Terfasilitasinya penanganan gangguan usaha perkebunan di 3 Perkebunan Besar Swasta dan terlaksananya penanaman komoditas perkebunan (cengkeh) untuk antisipasi dampak perubahan iklim seluas 30 Ha dan Penanganan Daerah Aliran Sungai seluas 30 Ha, serta terlaksananya penanaman komoditas kelapa seluas 10 Ha. Pertemuan Penanganan Konflik dan Gangguan Usaha Perkebunan Tingkat Provinsi yang dihadiri Oleh Stakeholder terkait, Petugas Kab/Kota dan Peserta dari Perkebunan Besar Swasta. Yang dilaksanakan pada tanggal 3 maret 2015 Bedah Kasus pada Pertemuan Penanganan Konflik dan Gangguan Usaha Perkebunan yang dilaksanakan Perkebunan Bojong Asih Kab. Sukabumi. Peserta Pertemuan adalah Masyarakat dan Pihak Perusahaan Perkebunan yang berkonflik, Petugas Kab/Kota dan Provinsi. Dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2015 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

85 Kegiatan Sosialisasi dan CP/CL Antisipasi dan Teknologi Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim di Kelompok Tani Giri Jaya Panumbangan Ciamis h. Kegiatan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : sembilan ratus tiga puluh sembilan juta enam ratus delapan puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : delapan ratus tujuh belas juta lima ratus tiga puluh dua ribu rupiah) atau 87,00%, dan realisasi fisik sebesar 88,94%. Output kegiatan adalah terlaksananya penguatan kelembagaan sebanyak 475 orang, terlaksananya pertemuan koordinasi petani tembakau sebanyak 120 orang, terlaksananya desiminasi budidaya tanaman tembakau sebanyak 150 orang dan terfasilitasinya rakerda APTI sebanyak 75 orang. Outcome kegiatan adalah menguatnya kelembagaan petani sebanyak 25 kelompok tani dan terkoordinasinya asosiasi tembakau di 16 kab/kota. Permasalahan yang terjadi adalah masih banyak kelompok tani yang mengusulkan desiminasi pengolahan (proses perajangan) karena selama ini masih menjual dalam bentuk daun sehingga pendapatan rendah, perlu pelatihan lanjutan setelah pelatihan dinamika kelompok, kesulitan waktu dalam pelaksanaan pelatihan apabila petani sedang melaksanakan penanaman tembakau; Solusi yang di ambil adalah akan diusahakan untuk diusulkan dalam anggaran tahun 2016 untuk desiminasi pengolahan, pelatihan lanjutan setelah dinamika kelompok, jadwal pelaksanaan pelatihan akan disesuaikan dengan kondisi petani di lapangan. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

86 Desiminasi teknologi budidaya tembakau tgl. 14 April 2015 di Kab. Sumedang Mukerda APTI di Pasar Tembakau Kab. Sumedang tgl. 25 Pebruari 2015 Pertemuan Koordinasi tgl. 18 Pebruari 2015 Pelatihan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau di Kab. Sumedang tanggal 18 sd 20 Mei 2015 i. Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : sembilan ratus lima puluh sembilan juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : sembilan ratus lima puluh sembilan juta empat ratus tujuh puluh ribu rupiah) atau 99,98%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya dokumen Pedoman Teknis Konservasi Lahan Tembakau sebanyak 1 dokumen; tersedianya dokumen peta kesesuaian lahan actual tanaman tembakau sebanyak 1 dokumen; tersedianya dokumen baku teknis penetapan dan pengawasan tata guna lahan tembakau sebanyak 2 dokumen; tersedianya dokumen kajian sistem informasi lahan tembakau sebanyak 1 dokumen; terlaksananya Demplot Peningkatan efektivitas penggunaan lahan tembakau sebanyak 12 lokasi. Outcome kegiatan adalah Dokumen Acuan Pengendalian Pemanfaatan Sumber Daya Lahan Tembakau sebanyak 6 dokumen LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

87 dan percontohan peningkatan efektivitas penggunaan lahan tembakau sebanyak 12 lokasi pada 2 Kabupaten (Sumedang dan Majalengka). Konsolidasi Pengendalian Area Tanam Tembakau Berdasarkan Kesesuaian Lahan Identifikasi Kawasan Konservasi Lahan Budidaya Tembakau Perumusan bahan kebijakan penetapan dan pengawasan tata guna lahan tembakau Demplot Peningkatan Efektivitas Penggunaan Lahan Tembakau di Kabupaten Sumedang 3) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan a. Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi PHT, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : enam ratus tiga puluh tiga juta enam ratus tujuh puluh lima ribu enam ratus rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : enam ratus tiga puluh dua juta tiga ratus tujuh puluh satu ribu lima ratus lima puluh satu rupiah) atau 99,79%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya Pertemuan teknis dengan dinas terkait di 14 Kab/Kota dan 1 kali pertemuan tingkat nasional dan 1 kali pertemuan tingkat regional; terlaksananya 1 kegiatan open house BPTP dan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

88 tersampaikannya teknologi inovasi teknologi PHT kepada pelaku usaha agribisnis perkebunan; terselenggaranya Ekpslorasi MA dan Identifikasi OPT di 2 Kabupaten; terlaksananya Pengembangan 5 jenis APH di BPTP sebanyak Kg APH siap aplikasi dan Kg APH oleh petani di 5 Kabupaten; tersedianya Bibit tanaman pestisida nabati jenis Nimba sebanyak batang siap salur; tersedianya APH sebanyak Kg di 3 kabupaten; terlaksananya Uji coba pengendalian OPT secara PHT tepat guna di 1 kabupaten; tersedianya Bahan informasi teknologi PHT berupa neon box sebanyak 3 buah; tersedianya leaflet sebanyak lembar atau 6,25 rim dan 350 eksemplar buku saku/booklet; Terserapnya inovasi teknologi pengem-bangan APH metoda metabolit Sekunder di Universitas Sudirman Purwokerto oleh 8 orang petugas BPTP; tersedianya Kebijakan perlindungan tanaman perkebunan dan data informasi pelaksanaan kegiatan. Outcome kegiatan adalah terwujudnya koordinasi kegiatan perlindungan tanaman perkebunan di BPTP dengan Dinas Kabupaten/Kota dan atau stake holders perkebunan lainnya, pertemuan teknis BPTP maupun pertemuan nasional perlindungan tanaman perkebunan, pengembangan Agens Pengendali Hayati (APH), pengembangan bahan Pestisida nabati. Permasalahan yang terjadi adalah beragamnya kemampuan SDM petani dalam perlindungan tanaman perkebunan, sehingga masih diperlukannya pembinaan dan penyampaian inovasi teknologi perlindungan tanaman perkebunan; Kesulitan memprediksi karakteristik daerah sasaran pengendalian serta karakter alam, iklim, sehingga menyulitkan dalam menentukan kebijakan teknis perlindungan tanaman perkebunan dan teknis pengendalian; sifat dan jenis OPT serta inang OPT banyak kesamaan dengan tanaman pangan sedangkan proses pengendalian dan pola usaha budidaya tidak terkoordinasi sehingga terjadi keaadaan dimana tidak terputusnya siklus makanan sehingga OPT tetap berkembang biak dalam satu kawasan. Solusi yang dilakukan antara lain mendekatkan dan terus menerus menyampaikan informasi inovasi teknologi pengendalian ke lokasi sentra produksi dan atau sentra komoditas perkebunan, melalui pembentukan dan operasionalnya klinik perkebunan yang baru dibentuk di 3 kabupaten, pembentukan Brigade Proteksi Perkebunan, penyaluran bahan dan alat pengendalian yang inovatif dan aplikatif baik melalui Dinas Kabupaten/Kota maupun langsung ke Kelompok Tani, sehingga petani lebih cepat dan mudah untuk melakukan tindakan pengendalian OPT dibawah bimbingan dan arahan BPTP; Menyampaikan dan menginformasikan keberadaan lembaga pengendalian OPT perkebunan di daerah, agar petani bisa lebih cepat melaporkan adanya serangan OPT baik serangan reguler maupun eksplosif; dilakukan upaya-upaya pengembangan bahan dan alat pengendalian yang aplikatif dan spesifik lokasi serta spesifik sasaran baik pengembangan di BPTP, tingkat LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

89 klinik (sub Unit Pelayanan) maupun di tingkat petani, sehingga pengendalian OPT dapat berhasil guna, efektif dan efisien; melakukan koordinasi untuk menyelaraskan pemahaman dan kesepahaman waktu, biaya dan kebijakan dalam pengendalian OPT tanaman perkebunan dengan tanaman/komoditas non perkebunan melalui instansi/lembaga terkait. Pertemuan Teknis BPTP (24 Feb 2015) Eksplorasi musuh alami dan identifikasi OPT pada tanaman kopi dan kakao di Kab. Bandung dan Kab. Ciamis Pengembangan Agen Hayati Open House BPTP b. Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : sembilan ratus lima puluh satu juta lima ratus sepuluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : Sembilan ratus empat puluh tujuh juta tujuh ratus empat puluh empat ribu tujuh puluh rupiah) atau 99,60%, dan realisasi fisik sebesar 99,60%. Output kegiatan adalah terkendalinya serangan OPT pada tanaman teh, kopi, karet di Kabupaten Bandung, Sumedang, Purwakarta, LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

90 Sukabumi dan Bogor; terserapnya metode Pengendalian Hama Terpadu (PHT) tepat guna oleh petani kopi di Kabupaten Bandung Barat; tersedianya data hama dan penyakit pada tanaman perkebunan di 15 Kab/Kota. Outcome kegiatan adalah petani mampu dan mau menerapkan teknologi pengendalian OPT perkebunan yang ramah lingkungan; menurunnya intensitas serangan OPT perkebunan sampai di bawah ambang toleransi (intensitas serangan < 5%) sehingga secara ekonomis tidak merugikan petani; tersedianya paket kebijakan perlindungan tanaman perkebunan berdasarkan data hama dan penyakit yang ada. Permasalahan yang terjadi adalah adanya keterlambatan pencairan anggaran, mengakibatkan mundurnya jadwal pelaksanaan kegiatan di lapangan. Solusi yang diambil adalah efisiensi anggaran yang tersedia. Pemeriksaan pada daerah perakaran tanaman karet yang mati diduga terkena JAP di kebun milik Pak Alijam di Desa Jugalajaya Kec. Jasinga Kab. Bogor Aplikasi agensia hayati pada pengendalian OPT Kopi di Kabupaten Sumedang Pembahasan Hasil Pengamatan OPT Kopi pada penerapan metode PHT tepat guna di Kabupaten Bandung Barat Survey Lokasi Kebun Teh untuk Pengendalian OPT Teh di Kec. Pusaka Mulya, Kab. Purwakarta c. Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : lima ratus dua puluh lima juta enam ratus ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

91 empat ratus sembilan puluh sembilan juta delapan ratus tujuh puluh dua ribu rupiah) atau 95,11%, dan realisasi fisik sebesar 95,11%. Output kegiatan adalah terserapnya informasi teknologi pengendalian OPT tembakau oleh petani yang tersebar di 5 kabupaten; terkendalinya OPT tembakau di 5 kabupaten. Outcome kegiatan adalah petani mampu dan mau menerapkan teknologi pengendalian OPT tembakau yang ramah lingkungan; menurunnya intensitas serangan OPT tembaku sampai di bawah ambang toleransi (intensitas serangan < 5%) sehingga secara ekonomis tidak merugikan petani. Permasalahan yang terjadi adalah DPPA terlambat sehingga berdampak terhadap mundurnya pelaksanaan kegiatan di lapangan. Solusi yang diambil adalah efisiensi waktu yang tersedia. Pembukaan Acara Diseminasi Pengendalian OPT Tembakau di Desa Jembarwangi Kec. Tomo Kab. Sumedang Praktek Pengamatan OPT Tembakau bersama narasumber dari Balittas di Ds. Cikawao, Kec. Pacet, Kab. Bandung Pengamatan OPT oleh petani di Kab. Garut dan Kab. Bandung Aplikasi Pestisida Nabati Jenis Nimba di Kab. Garut dan Kab. Majalengka 4) Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan a. Kegiatan Pengembangan Teknologi Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tiga ratus dua LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

92 puluh dua juta lima ratus lima puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tiga ratus delapan belas juta empat puluh ribu rupiah) atau 98,60%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya pengujian mutu produk tanaman perkebunan sesuai SNI (Kopi, Kakao, Teh, Karet, Pala dan Cengkeh). Outcome kegiatan ini adalah Terwujudnya peningkatan mutu dan nilai tambah komoditas strategis perkebunan. Permasalahan yang terjadi belum semua daerah dan komoditi perkebunan di lakukan uji mutu. Solusi yang diambil adalah pada tahun anggaran 2016 akan dilaksanakan pengujian mutu produk komoditi perkebunan (Kopi, Kakao, Teh, Karet, Pala, Atsiri, Aren, Kelapa, dan Tembakau). Rapat Penerapan Teknologi Pengolahan Tembakau Pertemuan Kesesuaian Mutu Produk Ditingkat Pelaku Usaha Terhadap Persyaratan SNI Sample Uji Mutu Sesuai SNI Produk Kopi Kelompok Tani Tugu Kab. Sukabumi Sample Uji Mutu Sesuai SNI Produk Kakao Kelompok Tani Sukahati Kota Tasikmalaya b. Kegiatan Pemasaran Hasil Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar enam ratus delapan puluh tujuh juta delapan ratus delapan puluh satu ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar enam ratus dua puluh lima juta sembilan ratus dua puluh sembilan ribu dua ratus delapan puluh enam rupiah) atau 96,33%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya data informasi pasar produk perkebunan dari 20 kab/kota; terlaksananya promosi dan pemasaran produk perkebunan melalui pameran- LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

93 pameran (HPS, de Syukron, HKP, dan Batam Expo); terlaksananya Bandung International Tea Festival; Terlaksananya Coconut Day dan Hari Perkebunan. Outcome kegiatan adalah Meningkatnya Pemasaran Produk Perkebunan di Pasar Domestik dan Internasional. Monev ke Pelaku Usaha Aren dan Akar Wangi di Kab. Garut Pameran HKP, HPS, Batam Expo dan Coconut Day Kunjungan Ke Korea Selatan (26-29 November 2015) Kunjungan Ke Kazakhstan (20-23 Desember 2015) c. Kegiatan Pembinaan Pengembangan Usaha Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tiga ratus tujuh belas juta dua ratus dua puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : tiga ratus enam belas juta sembilan ratus enam puluh enam ribu rupiah) atau 99,92%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya rapat koordinasi perkebunan besar, pertemuan penilaian kelas kebun, dan pertemuan kemitraan usaha perkebunan. Outcome kegiatan adalah Terlaksananya penilaian kinerja usaha perkebunan dan kepatuhan usaha perkebunan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam rangka mendorong usaha perkebunan untuk memenuhi baku teknis usaha perkebunan guna memaksimalkan kinerja dan mendorong usaha perkebunan untuk memenuhi kewajibannya sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Permasalahan yang terjadi adalah permohonan data mengenai Izin Usaha Perkebunan Besar dari dinas yang membidangi perkebunan di kabupaten maupun pelaku usaha perkebunan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

94 besar belum disampaikan kembali ke Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Solusi yang diambil adalah akan melakukan pengambilan data langsung melalui kunjungan ke dinas kabupaten dan pelaku usaha perkebunan besar. Rapat Koordinasi Perkebunan Besar Tgl 27 Februari 2015 Peninjauan Lapangan Untuk bahan rekomendasi teknis ke Perkebunan Teh Patuahwattee PT MP Indorub Sumber Wadung Pertemuan Kemitraan Usaha Perkebunan Komoditas Teh dan Kopi Tanggal 26 Agustus 2015 Tinjauan Lapangan untuk pertimbangan teknis perpanjangan HGU ke Kebun Citambur PT Bukit Sari Kabupaten Cianjur d. Kegiatan Pengembangan Mutu Hasil Tanaman Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar delapan puluh dua juta lima ratus lima puluh lima ribu sembilan ratus tujuh puluh lima rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (terbilang : satu milyar tujuh puluh empat juta dua ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) atau 99,24%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya pengujian mutu produk tanaman Tembakau sesuai SNI, terlaksananya penerapan teknologi pengolahan tembakau dalam meningkatkan daya saing, dan terlaksananya pertemuan aplikasi peningkatan industri hasil tembakau (IHT). Outcome kegiatan adalah Meningkatnya Pengakuan Mutu Produk Tembakau di Pasar Domestik dan Internasional. Permasalahan yang terjadi belum semua daerah diadakan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

95 pertemuan aplikasi peningkatan industri hasil tembakau, Solusi yang diambil adalah pada tahun anggaran 2016 akan dilaksanakan kembali pertemuan aplikasi peningkatan industri hasil tembakau. Rapat penerapan dan Pengawasan Jaminan Mutu Rapat Kesesuaian Mutu Produk di Tingkat Pelaku Usaha Pertemuan Teknis Peningkatan Industri Hasil Tembakau di Kab. Bandung Pertemuan Teknis Peningkatan Industri Hasil Tembakau di Kab. Pangandaran 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan - Jumlah petugas fungsional Pengawas Benih Tanaman masih kurang dari kebutuhan, khususnya dalam hal operasional pemeriksaan di lapangan, minimal 10 orang; - Ketersedian kebun sumber benih bina dan non bina bina untuk para pengguna benih masih terbatas di Jawa Barat; - Sarana laboratorium pengujian mutu benih masih kurang memadai dan tenaga penguji laboratorium masih kurang; - Kultur pola tanam budidaya tembakau di sebagian daerah Kab/Kota di Jawa Barat berbeda dengan pola tanam pada umumnya sehingga mempengaruhi pengawasan peredaran benih LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

96 - Sebagian besar kelembagaan petani belum tertata dengan baik dalam melaksanakan fungsi dan perannya sebagai kelembagaan asosiasi petani ataupun kelembagaan usaha tani (kelompoktani) - Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki BPTP dalam rangka pelaksanaan pengendalian OPT, antara lain alat-alat pengendalian OPT untuk mengendalikan OPT pada tanaman produktif dengan ketinggian pohon di atas 5 meter, alat untuk pemangkasan cabang/ranting dan lain-lain sehingga dalam proses pengendalian OPT pada hamparan kebun memerlukan waktu yang cukup lama. - Keterbatasan SDM berdampak terhadap terhambatnya proses pelaksanaan kegiatan karena OPT yang berkembang lebih spesifik lokasi dan endemik lokasi, sehingga diperlukan ketelitian pengamatan awal untuk menentukan jenis, bahan dan dosis pengendalian. - Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan (GUP) belum sepenuhnya dapat diselesaikan secara menyeluruh, hal ini karena penyelesaiannya melibatkan beberapa Instansi terkait lainnya atau tidak dapat diselesaikan sendiri oleh Dinas Perkebunan. - Pada lahan perkebunan rakyat masih banyak dijumpai pengelolaan komoditi perkebunan yang belum sepenuhnya memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan. - Pengusahaan komoditi perkebunan di lahan rakyat pada bagian wilayah tertentu di Jawa Barat masih dijumpai penanaman yang belum sepenuhnya sesuai dengan Agroklimat setempat. - Kemampuan pelaku usaha perkebunan sangat beragam, hal ini disebabkan belum optimalnya pembinaan, dan penyampaian informasi teknologi PHT sehingga berdampak terhadap lemahnya penerapan PHT dalam mengendalikan OPT pada tanaman perkebunan. - Penerapan aspek teknologi budidaya secara baik dan benar belum optimal. - Pemanfaatan lahan HGU di Jawa Barat belum teratasi secara optimal disebabkan adanya regulasi pada pertanahan yang kurang mendukung untuk melaksanakan optimalisasi lahan HGU dengan komoditi yang prospektif selain tanaman yang disesuaikan dengan peruntukan haknya. b. Solusi - Mengoptimalkan petugas PBT dan fungsional umum untuk aplikasi dilapangan dan mengusulkan penambahan calon fungsional PBT; - Melakukan kerjasama dengan Puslit/Balit dalam penyediaan kebun sumber benih untuk kebutuhan para penangkar benih; LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

97 - Mengoptimalkan para petugas teknis fungsional PBT dan fungsional umum untuk operasional dilapangan dan mengajukan penambahan baru petugas PBT. - Memanfaatkan laboratorium yang sudah ada dan mengusulkan sarana bangunan laboratorium sesuai standar teknis dan mengusulkan SDM tenaga laboratorium - Melaksanakan penjadwalan ulang pola pengawasan (sertifikasi benih tembakau dan peredaran benih tembakau). - Pembinaan berjenjang dan berkala dari seluruh instansi terkait di tingkat Provinsi maupun kabupaten secara berkesinambungan. - Penguatan modal kelembagaan petani (asosiasi maupun kelompok) dalam rangka menunjang aktivitas kelembagaan yang dikelolanya - Penataan kesekretariatan/kepengurusan kelembagaan petani baik secara fisik maupun administrasi - Peningkatan Kemampuan dan Keterampilan SDM Perkebunan melalui program pelatihan, magang atau peningkatan wawasan. - Perlu dilakukan adanya koordinasi dengan instansi terkait dalam pengelolaan dan penanganan Gangguan Usaha perkebunan di Jawa Barat. - Dalam pengembangan komoditi perkebunan maupun perluasan areal serta pengembangan perkebunan berwawasan lingkungan perlu adanya pembinaan teknis secara berkelanjutan dan intensif terhadap para pelaku perkebunan di Jawa Barat. - Mengupayakan pengusulan anggaran untuk penyediaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan dan kondisi lapangan untuk terlaksananya pengendalian OPT pada tanaman perkebunan secara maksimal. - Meningkatkan pengamatan dini agar diperoleh data dan informasi yang lebih akurat untuk penyiapan bahan pengendalian, sarana dan prasarana pengendalian lebih tepat guna dan benar belum optimal. - Melaksanakan pembinaan dengan pola interaktif disertai demplot, uji coba atau penerapan teknologi supaya pelaku usaha perkebunan lebih mudah memahami, menguasai teknologi PHT dan lebih terinspirasi untuk menerapkan teknologi PHT secara baik dan benar. - Melakukan rasionalisasi antara tenaga ahli calon narasumber dengan lembaga tempat bernaung narasumber. - Melaksanakan apa yang sudah direncanakan dalam DPA agar alokasi anggaran yang sudah disediakan dapat dimanfaatkan - Untuk mengoptimalisasikan pemanfaatan lahan HGU perlu adanya regulasi untuk memayungi kegiatan masyarakat yang dapat diintegrasikan pada lahan HGU LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

98 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN A. Tugas Pembantuan Yang Diterima Penyelenggaraan asas tugas pembantuan merupakan cermin dari sistem dan prosedur penugasan: (i) Pemerintah kepada daerah dan atau desa, (ii) dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, serta (iii) pemerintah kabupaten/kota kepada desa, untuk menyelenggarakan urusan pemerintah dan pembangunan yang disertai dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkan kepada yang memberi penugasan. 1. Dasar Hukum Dasar hukum dari pelaksanaan tugas pembantuan ini adalah mengacu kepada beberapa ketentuan hukum sebagai berikut: - Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; - Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; - Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; - PMK Nomor 171/PMK.02/2013 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Penyusunan dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran - PMK Nomor 136/PMK.02/2014 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Penyusunan Dan Penelaahan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan Pada Tahun Anggaran 2015, dana Tugas Pembantuan yang diterima Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal dari Kementerian Pertanian Repulik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Perkebunan dandirektorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil. 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Melaksanakan Pada Tahun Anggaran 2015, Satuan Kerja yang melaksanakan Tugas Pembantuan tersebut adalah: - Satker 05 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal Direktorat Jenderal Perkebunan (Satker 05); dan - Satker 07 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil (Satker 07). LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

99 4. Program dan Kegiatan yang diterima dan pelaksanaannya Pada Tahun Anggaran 2015, alokasi Dana Tugas Pembantuan yang diterima Dinas Perkebunan adalah sebesar Rp ,-, dengan realisasi keuangan sebesar Rp ,- atau sekitar 68,98%, dan realisasi fisik sebesar 81,21%, yang terdiri dari: - Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-05: Direktorat Jenderal Perkebunan), pagu sebesar Rp ,-, Realisasi sebesar Rp ,- atau sekitar 68,57% dengan realisasi fisik 92,20%. - Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-07: Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil), pagu sebesar Rp ,-, Realisasi sebesar Rp ,- atau sekitar 93,74% dengan realisasi fisik 100%. Adapun rincian realisasi dari masing-masing Program dan Kegiatan tersebut, adalah sebagaimana diuraikan berikut ini: a. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan. 1) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar (TP) yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan alokasi anggaran sebesar Rp ,- realisasi anggaran sebesar Rp ,- (88,57%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari kegiatan adalah terlaksananya intensifikasi tanaman kopi di Kabupaten Bandung seluas 600 ha, Bandung Barat 100 ha, dan Sumedang 100; perluasan tanaman kopi di Kabupaten Majalengka 100 ha; intensifikasi tanaman teh di kabupaten Bandung seluas 450 ha, Tasikmalaya 250 ha dan Sukabumi 450 ha; rehabilitasi tanaman teh di Kabupaten Bandung seluas 150 ha, Sukabumi 150 ha, Tasikmalaya 175 ha, Purwakarta 150 ha dan Bandung Barat 240 ha; intensifikasi tanaman kakao di Kabupaten Ciamis seluas 200 ha; rehabilitasi tanaman cengkeh di Kabupaten Tasikmalaya seluas 200 ha; intensifikasi tanaman cengkeh di kabupaten Tasikmalaya 300 ha; Terselenggaranya pemberdayaan pekebun tanaman rempah dan penyegar di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sumedang, Majalengka dan Tasikmalaya sebanyak 944 orang; Terlaksananya pemeliharaan Kebun Induk teh di Kabupaten Cianjur seluas 2 ha; Terlaksananya inisiasi pengembangan kawasan tanaman rempah dan penyegar, Indikasi Geografis (IG) teh dan fasilitasi peningkatan mutu kopi di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sumedang dan Majalengka. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah Teraplikasikannya pupuk organik sebanyak kg dan Attractant/ Feromone set pada tanaman LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

100 kopi di Kabupaten Bandung, Bandung Barat dan Sumedang; Tertanamnya benih kopi arabika sebanyak pohon di Kabupaten Majalengka; Tertanamnya benih teh sebanyak pohon serta teraplikasikannya pupuk NPK teh sebanyak kg di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sukabumi, Purwakarta dan Tasikmlaya; Teraplikasikannya pupuk NPK Kakao sebanyak kg dan Feromone sebanyak set di Kabupaten Ciamis; Tertanamnya benih cengkeh sebanyak pohon dan teraplikasikannya pupuk NPK cengkeh sebanyak kg di Kabupaten Tasikmalaya; Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan pada 944 orang petani tanaman rempah dan penyegar di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sumedang, Majalengka dan Tasikmalaya; peningkatan produksi teh dan tersedianya sumber benih teh seluas 2 ha; Tersajinya data kebutuhan pengembangan kawasan rempah penyegar; peningkatan harga jual teh dengan terbitnya sertifikasi IG Teh. Permasalahan yang terjadi terdapat kegiatan intensifikasi tanaman kakao yang tidak terlaksana seluas 50 ha akibat data CP CL yang berubah. Solusi yang diambil dana dikembalikan ke kas negara. Tanaman teh pada kegiatan intensifikasi di Kabupaten Bandung Pemangkasan teh pada kegiatan rehabilitasi teh di Kabupaten Bandung Barat Benih cengkeh siap tanam pada kegiatan rehabilitasi di Kabupaten Tasikmalaya milik kelompok tani Gemah Ripah III Penanaman cengkeh pola tumpang sari dengan palawija pada kegiatan rehabilitasi di Kabupaten Tasikmalaya LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

101 2) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim (TP) yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- realisasi anggaran sebesar Rp ,- (48,57%) dan realisasi fisik sebesar 98,16%. Output dari kegiatan adalah: Terlaksananya perluasan tanaman tebu di Kabupaten Subang seluas 100 ha; Bongkar ratoon seluas 300 ha di Kabupaten Subang, Cirebon dan Kuningan; Rawat ratoon seluas ha; Terfasilitasinya Operasional Tenaga Kontrak Pendamping (TKP) dan Pembantu Lapang Petugas Tenaga Kontrak Pendamping (PLP-TKP) 22 orang; Pemberdayaan pekebun dan penguatan kelembagaan petani tebu melalui orientasi dan sosialisasi program, Manajemen Pelatihan dan Pendampingan, Pelatihan Petani, Pelatihan Ketua dan Pengurus Kelompok Tani sebanyak 90 orang di Kabupaten Subang, Cirebon dan Kuningan; bantuan peralatan tebu sebanyak 56 unit; terlaksananya pengembangan Data Base Tebu Sistem On Line; Terlaksananya penanaman nilam seluas 10 ha di Kabupaten Kuningan; serta fasilitasi pemberian penghargaan kepada petani/kelompok tani berprestasi. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah tertanamnya benih tebu sebanyak kuintal dan teraplikasikannya pupuk NPK sebanyak kg di Kabupaten Subang, Cirebon dan Kuningan; fasilitasi operasional TKP dan PLP-TKP Tebu; peningkatan pengetahuan dan keterampilan pada petani tebu sebanyak 90 orang; tersedianya peralatan tebu sebanyak 34 unit; tersedianya sarana pendukung data base tebu sistem online sebanyak 45 unit; tertanamnya benih nilam sebanyak pohon di Kabupaten Kuningan; pemberian penghargaan kepada petani/kelompok tani berprestasi. Permasalahan yang terjadi terdapat kegiatan pemeliharaan bongkar ratoon dan rawat ratoon yang tidak dilaksanakan seluas 970 ha karena tidak ada serangan OPT Tebu yang melewati ambang batas ekonomi; pengadaan peralatan tebu antara lain grab loader sebanyak 13 unit, Fertilizer Aplicator sebanyak 5 unit, dan harvester sebanyak 5 unit tidak dilaksanakan karena tidak sesuai dengan topografi lahan tebu di Jawa Barat yang bergelombang dan belum cocok dengan teknologi budidaya tebu di Jawa Barat; pengembangan tembakau rajangan seluas 60 ha tidak dilaksanakan karena tidak tersedianya benih bina tembakau di Jawa Barat karena sesuai Pedum Teknis dari Ditjenbun harus dengan benih bina. Solusi yang diambil untuk pengembangan tanaman tembakau rajangan telah mengajukan revisi Pedum ke pusat akan tetapi mengalami penolakan; dana bansos dan lainnya yang tidak diserap dikembalikan ke kas negara; LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

102 Calon lahan bongkar ratoon tebu di Kabupaten Kuningan Kegiatan pemupukan tebu di Kabupaten Subang Calon lahan kegiatan rawat ratoon tebu di Kabupaten Cirebon Calon lahan kegiatan bongkar ratoon tebu di Kabupaten Cirebon 3) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan (TP) yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- realisasi anggaran sebesar Rp ,- (88,66%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah: terlaksananya Peremajaan Karet seluas 100 ha di Kabupaten Bandung Barat; Peremajaan Kelapa seluas 500 ha di Kabupaten Pangandaran; terfasilitasinya Operasional TKP/PLP-TKP Revitalisasi Perkebunan sebanyak 1 orang; terselenggaranya pemberdayaan pekebun tanaman tahunan sebanyak 550 orang di Kabupaten Bandung Barat, Sumedang dan Pangandaran; terlaksananya Perluasan Kemiri Sunan seluas 5 ha di Kabupaten Subang; pembangunan Kebun Induk (KI) kelapa seluas 5 ha di Karawang; pengadaan GPS tanaman tahunan sebanyak 78 unit. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah Tertanamnya benih karet sebanyak pohon dan teraplikasikannya pupuk NPK Karet sebanyak kg di Kabupaten Bandung Barat; tertanamnya benih kelapa sebanyak pohon dan teraplikasikannya sebanyak kg; fasilitasi operasional TKP Revitbun; peningkatan pengetahuan dan keterampilan pekebun tanaman tahunan sebanyak 550 orang di di Kabupaten Bandung Barat, Sumedang dan Pangandaran; LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

103 tertanamnya benih kemiri sunan sebanyak 800 pohon di Kabupaten Subang; tertanamnya benih kelapa sebanyak 800 pohon pada Kebun Dinas di Kabupaten Cianjur. Lokasi peremajaan karet di Kabupaten Bandung Barat Lokasi peremajaan karet di Kabupaten Bandung Barat Lokasi peremajaan kelapa di kabupaten Pangandaran Benih kelapa siap tanam pada kegiatan peremajaan kelapa di Kabupaten Pangandaran 4) Kegiatan Pengembangan Penanganan Pasca Panen Komoditas Perkebunan (TP) yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- realisasi anggaran sebesar Rp ,- (89,64%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah: Terlaksananya penyediaan penanganan pasca panen tanaman perkebunan sebanyak 18 Poktan; Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Usaha Perkebunan sebanyak 1 kasus; Pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan pada 10 kabupaten. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah Tersedianya peralatan penanganan pasca panen tanaman perkebunan pada 18 Poktan; terselenggaranya pertemuan Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Usaha Perkebunan 1 kali; terbinanya pelaku usaha perkebunan di 10 kabupaten. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

104 Pengadaan alat pasca panen karet (Hand mangel) di Kabupaten Pangandaran Pengadaan alat pasca panen karet (pisau sadap) di kabupaten Pangandaran Pengadaan alat pasca panen kelapa (pongkor) di kabupaten Ciamis Pengadaan alat pasca panen kelapa (wajan) di kabupaten Ciamis 5) Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (TP) yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- realisasi anggaran sebesar Rp ,- (85,91%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah: terselenggaranya Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) di Kabupaten Indramayu, Bandung Barat, Kuningan, Subang, Majalengka, Purwakarta dan Sukabumi; Antisipasi Dampak Perubahan Iklim tanaman kopi seluas 2 ha. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani tentang pengendalian hama terpadu yang ramah lingkungan di Kabupaten Indramayu, Bandung Barat, Kuningan, Subang, Majalengka, Purwakarta dan Sukabumi; adopsi teknologi Antisipasi Dampak Perubahan Iklim. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

105 Pengendalian OPT Penggerek Batang di Kabupaten Kuningan Petani mendengarkan arahan petugas Teknis BPTP sebelum melaksanakan kegiatan gropyokan tikus di kabupaten Indramayu Kegiatan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) di Kabupaten Indramayu Pengendalian JAP karet di Kabupaten Garut 6) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (TP) yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- realisasi anggaran sebesar Rp ,- (78,17%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah: terfasilitasinya Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan selama 12 bulan, operasional Tim Teknis 5 bulan, operasional ULP 15 orang; pemantapan Sistem Akuntansi dan Verifikasi selama 12 bulan. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah tertibnya administrasi kegiatan Dana Tugas Pembantuan selama 12 bulan; pengawalan dan pembinaan kegiatan oleh tim teknis di kabupaten, tersedia data hasil sistem akuntansi yang valid selama 12 bulan. b. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil 1) Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik (TP) dengan pagu anggaran sebesar Rp ,- dan realisasinya sebesar Rp ,- (96,86%) dan realisasi fisiknya sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah terlaksananya LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

106 fasilitasi pemasaran komoditi perkebunan. Outcome dari kegiatan ini adalah terwujudnya fasilitasi pemasaran komoditi perkebunan. AGRIBUSINESS MATCHING & EXPO 2015 DI GRAND CITY CONVEX SURABAYA (3-6 SEPTEMBER 2015) AGRO & FOOD EXPO KE 15, JAKARTA CONVENTION CENTRE JAKARTA (14-17 MEI 2015) FESTIVAL PRODUK PERTANIAN UNGGULAN NUSANTARA POTENSIAL EKSPOR 2015 DI SP4N JAKARTA (14-15 AGUSTUS 2015) GELAR POTENSI DAN PENGEMBANGAN AGROWISATA DI YOGYAKARTA (28-31 MEI 2015) 2) Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (TP) dengan pagu anggaran sebesar Rp ,- dan realisasinya sebesar Rp ,- (93,09%) dengan realisasi fisiknya sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah tersedianya alat pengolahan kopi, tersedianya alat pengolahan kopi bubuk, dan tersedianya alat pengolahan aren menjadi gula semut. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah terpenuhinya alat pengolahan beserta bangunannya dalam rangka meningkatkan kualitas hasil olahan tanaman perkebunan. Permasalahan yang terjadi adanya pergeseran mata anggaran sehingga terjadi keterlambatan di beberapa pengadaan barang dan jasa. Solusi yang diambil adalah melakukan percepatan pelaksanaan kegiatan. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

107 Alat Pengepres Sabut Kelapa di Tasikmalaya Alat Roasting Kopi di Kab. Bandung Bangunan Pengolahan Gula Semut Aren di Kab.Sukabumi Alat Pengolahan Gula Semut Aren di Kab. Sukabumi 3) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen P2HP (TP) dengan pagu anggaran sebesar Rp ,- dan realisasinya sebesar Rp ,- (89,52%) dengan realisasi fisiknya sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah terlaksananya dukungan manajemen terhadap program peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir, pemasaran dan ekspor hasil pertanian. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah terlaksananya kelancaran kegiatan administrasi di kabupaten. 5. Sumber dan Jumlah Anggaran Rincian jumlah anggaran dan sumbernya dari dana Tugas Pembantuan yang diterima tahun 2015, adalah sebagaimana dijelaskan dalam tabel 5.1 berikut ini: LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

108 Tabel 5.1 Tabel Sumber dan Jumlah Anggaran Dana Tugas Pembantuan yang Diterima Tahun 2015 PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN Jumlah Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi (Rp) (%) (Fisik) TOTAL ,98 81,21 SATKER DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT Barat (05) DITJEN PERKEBUNAN PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR 1 Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar (TP) 2 Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim (TP) 3 Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan (TP) 4 Kegiatan Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan (TP) (TP) 5 Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (TP) 6 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (TP) SATKER DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT (07) DITJEN PPHP PROGRAM PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, INDUSTRI HILIR, PEMASARAN DAN EKSPOR HASIL PERTANIAN 1 Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik (TP) ,57 92, , ,57 98, ,66 100, ,64 100, ,91 100, ,17 100, ,74 100, ,86 100,00 2 Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (TP) 3 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (TP) ,09 100, ,52 100,00 6. Permasalahan dan Solusi Permasalahan umum dalam pelaksanaan kegiatan Tugas Pembantuan ini adalah diantaranya Penanaman tembakau seluas 60 Ha di Kabupaten Bandung, Sumedang, dan Majalengka tidak bisa dilaksanakan karena varietas benih bina yang ada tidak cocok di LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

109 tanam di lokasi tersebut dan tidak diminati petani setempat sedangkan varietas local yang ada belum dilepas menjadi benih bina; Pengadaan peralatan tebu (grab loader, vertilizer applicator dan cultivator) juga tidak dapat dilaksanakan karena topografi kebun tebu di Jawa Barat tidak memungkinkan untuk penggunaan alat tersebut; Pemeliharaan rawat ratoon tebu tidak dapat dilaksanakan karena alokasinya untuk pembelian agens hayati pengendali opt tebu (penggerek batang/pucuk) yang telah teralokasi pada kegiatan perlindungan perkebunan sehingga akan mengakibatkan overlap kegiatan, disamping itu serangan opt tersebut masih di bawah ambang ekonomi. Adapun solusi atas permasalahan tersebut adalah melakukan koordinasi dan konsultasi lebih intensif dengan berbagai pihak terkait, serta alokasi anggaran untuk sub-sub kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan disetor kembali ke KAS Negara dan dianggarkan kembali di tahun 2016 yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan. B. Tugas Pembantuan Yang Diberikan Urusan Pemerintahan yang ditugaspembantukan kepada Kabupaten/Kota dan Desa TA 2014, yang merupakan bagian dari sub sektor perkebunan, sejauh ini tidak ada. C. Dana Dekonsentrasi Penyelenggaraan asas dekonsentrasi merupakan cermin dari sistem dan prosedur penugasan: (i) Pemerintah kepada daerah dan atau desa, (ii) dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, serta (iii) pemerintah kabupaten/kota kepada desa, untuk menyelenggarakan urusan pemerintah dan pembangunan yang disertai dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkan kepada yang memberi penugasan. 1. Dasar Hukum Dasar hukum dari pelaksanaan asas Dekonsentrasi ini adalah mengacu kepada beberapa ketentuan hukum sebagai berikut: - Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; - Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; - Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; - PMK Nomor 160/PMK.02 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Penyusunan dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran - PMK Nomor 112/PMK.02/2012 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Penyusunan Dan Penelaahan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

110 2. Instansi Pemberi Tugas Dekonsentrasi Pada Tahun Anggaran 2015, dana dekonsentrasi yang diterima Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal dari Kementerian Pertanian Repulik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil dan Direktorat Jenderal Sarana Prasarana. 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Melaksanakan Pada Tahun Anggaran 2015, Satuan Kerja yang melaksanakan asas Dekonsentrasi tersebut adalah: - Satker 05 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal Direktorat Jenderal Perkebunan (Satker 05); - Satker 07 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil (Satker 07); dan - Satker 08 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal Direktorat Jenderal Sarana Prasarana (Satker 08). 4. Program dan Kegiatan yang diterima dan pelaksanaannya Pada Tahun Anggaran 2015, alokasi Dana Dekonsentrasi APBN yang diterima Dinas Perkebunan adalah sebesar Rp ,-, dengan realisasi sebesar Rp ,- atau sekitar 94,43% dengan realisasi fisik sebesar 98,43%, terdiri dari: - Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-05: Direktorat Jenderal Perkebunan), pagu sebesar Rp ,-, Realisasi sebesar Rp ,- atau sekitar 98,30% dengan realisasi fisik sebesar 100%. - Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-07: Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil), pagu sebesar Rp ,-, Realisasi sebesar Rp ,- atau sekitar 81,40% dengan realisasi fisik sebesar 93,41% - Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-08: Direktorat Jenderal Sarana Prasarana), pagu sebesar Rp ,- Realisasi sebesar Rp ,- atau sekitar 99,91% dengan realisasi fisik sebesar 100%. Adapun rincian realisasi dari masing-masing Program dan Kegiatan tersebut, adalah sebagaimana diuraikan berikut ini: LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

111 a. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (05) 1) Dukungan Perlindungan Perkebunan (DK) yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- realisasi anggaran sebesar Rp ,- (99,84 %) dengan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah terfasilitasinya operasional laboratorium lapangan selama 12 bulan; operasional brigade proteksi selama 12 bulan. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah terkendalinya serangan OPT pada tanaman perkebunan; tersedianya data sebaran OPT pada 20 kabupaten/kota. 2) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (DK) yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- realisasi anggaran sebesar Rp ,- (98,06%) dengan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah terfasilitasinya Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi selama 12 bulan, pertemuan perencanaan sebanyak 1 kali; terselenggaranya pertemuan RKA-KL Anggaran 2016 sebanyak 1 kali; pengelolaan aset dan penataan BMN selama 12 bulan; fasilitasi Data Informasi dan Statistik, fasilitasi Mantri statistik perkebunan sebanyak 560 kecamatan; monitoring dan evaluasi kegiatan selama 12 bulan serta terlaksananya pembinaan dan penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI). Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah tertibnya administrasi kegiatan Dana Dekonsentrasi selama 12 bulan; tersajinya dokumen perencanaan tahun 2016; tertibnya pengelolaan dan penataan BMN selama 12 bulan; tersajinya data informasi dan statistik; data hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan; terkendalinya pelaksanaan kegiatan dan antisipasi resiko penyimpangan. Permasalahan yang terjadi masih banyak aset tanah yang belum bersertifikat, peralatan dan mesin yang belum dihapuskan, tanah dan bangunan yang belum dihibahkan. Solusi yang diambil adalah pengalokasian biaya sertifikat pada tahun anggaran berikutnya serta berkoordinasi dengan KPKNL setempat terkait proses penghapusan dan hibah. b. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian (07) 1) Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 67,40% dengan realisasi fisik sebesar 90%. Output kegiatan ini adalah Output dari kegiatan ini adalah terfasilitasinya pengembangan pelayanan informasi pasar agribisnis. Outcome kegiatan adalah tersedianya data informasi pasar produk perkebunan. Permasalahan yang terjadi adalah belum semua kegiatan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

112 dilaksanakan dikarenakan kurangnya sosialisasi teknis pelaksanaan. Solusi yang diambil adalah konsultasi dengan pihak terkait mengenai pelaksanaan kegiatan. Petugas PIP Penerima Fasilitas Motor Pertemuan Evaluasi PIP Pengelolaan Informasi Pasar Fasilitasi Transportasi Pengumpulan Data Informasi Pasar 2) Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 88,62% dengan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah terlaksananya pembinaan bagi kelompok tani/gapoktan untuk penetrasi ke pasar ekspor, adapun Outcome dari kegiatan ini adalah meningkatnya wawasan petani/kelompok tani/gapoktan. 3) Kegiatan Pengembangan Usaha Dan Investasi dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 93,01% dengan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah terlaksananya pameran, promosi, eksibisi dan perlombaan dalam negeri, adapun Outcome dari kegiatan ini adalah terjalinnya kerjasama kemitraan antara kelompok tani dengan pihak pembeli. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 27 ayat (2) bahwa Kepala Daerah berkewajiban untuk memberikan Laporan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Rencana Strategis (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Dengan memperhatikan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEJIK

BAB II RENCANA STRATEJIK Dinas Provinsi Jawa Barat 2016 BAB II RENCANA STRATEJIK 2.1 Rencana Stratejik Tahun 2013 2018 Rencana Stratejik (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 telah dirumuskan pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat 2015 Dinas Provinsi Jawa Barat 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang mempunyai peran strategis, baik dalam pembangunan ekonomi secara nasional maupun dalam menjawab isu-isu global, antara lain berperan

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Rencana Strategis (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 6.1. Tinjauan Substansi RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terselenggaranya good governance (kepemerintahan yang baik) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perkebunan tidak dapat dipisahkan dari sejarah pertumbuhan Jawa Barat sejak masa kolonial sampai sekarang,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Urusan Pemerintahan DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PROVNS JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 20 : 2.0 URUSAN PLHAN Pertanian FORMULR DPA-SKPD 2.2 Organisasi : 2.0.02 Dinas REKAPTULAS

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Urusan Pemerintahan DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PROVNS JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 20 : 2.0 URUSAN PLHAN Pertanian FORMULR DPA-SKPD 2.2 Organisasi : 2.0.02 Dinas REKAPTULAS

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN (IKU) TAHUN 2013-2018 PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PERKEBUNAN Jl. Surapati No. 67 Bandung (IKU) DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT Tugas Pokok : Melaksanakan urusan Pemerintah Daerah bidang,

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii iv v vi DAFTAR TABEL vii viii DAFTAR GAMBAR ix x DAFTAR LAMPIRAN xi xii 1 PENDAHULUAN xiii xiv I. PENDAHULUAN 2 KONDISI UMUM DIREKTOAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2005-2009

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif 28 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperlihatkan dan menguraikan keadaan dari

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

Program Pembangunan Perkebunan 2018

Program Pembangunan Perkebunan 2018 Program Pembangunan Perkebunan 2018 PENYELENGGARAAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN= Segala kegiatan pengelolaan SDA, SDM, sarana produksi, alat dan mesin, budidaya, panen, pengolahan dan pemasaran terkait tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkebunan merupakan salah satu subsektor strategis yang secara ekonomis, ekologis dan sosial budaya memainkan peranan penting dalam pembangunan nasional. Sesuai Undang-Undang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2012 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran

Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (1) (2) (3) 1) Jumlah produksi (ton) komoditas tebu minimal memenuhi 90% dari kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 2001 berdasarkan UU RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, yang selanjutnya

Lebih terperinci

DINAS PERKEBUNAN LAKIP 2011 PROV. JATIM

DINAS PERKEBUNAN LAKIP 2011 PROV. JATIM KATA PENGANTAR Laporan Akuntabititas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun sebagai salah satu wujud pertanggungjawaban tugas pokok dan fungsi serta kewenangan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Perkebunan

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan, baik yang pembiayaannya

Lebih terperinci

, ,56 99, , ,05 96,70

, ,56 99, , ,05 96,70 LAPORAN KONSOLIDASI PER PROGRAM/KEGIATAN/SUB.KEGIATAN/GROUP TAHUN ANGGARAN 2016 DANA DEKON DAN TUGAS PEMBANTUAN LINGKUP DITJEN PERKEBUNAN, P2HP DAN PSP Posisi : DESEMBER 2016 Sasaran Fisik Sasaran Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan ekonomi Indonesia adalah terciptanya masyarakat adil dan sejahtera. Pembangunan yang ditujukan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah- Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 dapat kami susun dan sajikan.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. kegiatan pertanian yang mendominasi perekonomian masyarakat desa, dimana

BAB I. PENDAHULUAN. kegiatan pertanian yang mendominasi perekonomian masyarakat desa, dimana BAB I. PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Pembangunan pedesaan merupakan pembangunan yang berbasis desa dengan mengedepankan seluruh aspek yang terdapat di desa termasuk juga pola kegiatan pertanian yang

Lebih terperinci

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya terencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi dengan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, Pebruari 2014 KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR. Surabaya, Pebruari 2014 KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR i KATA PENGANTAR Laporan Akuntabititas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun sebagai salah satu wujud pertanggungjawaban tugas pokok dan fungsi serta kewenangan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012 merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan, baik yang pembiayaannya

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka terselenggaranya good governance diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan syah sehingga penyelenggaraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat di segala

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat di segala I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat di segala bidang, yaitu bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan agama serta pertahanan dan keamanan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BAB III ISUISU STRATEGIS 3.1 Identifikasi Permasalahan Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan perkembangan terkini atau penyelesaian program pembangunan dari periode lima tahun sebelumnya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 dapat kami susun dan sajikan.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Gamal Nasir,MS Nip

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Gamal Nasir,MS Nip KATA PENGANTAR Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan yang kemudian menjadi

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1 Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan

KATA PENGANTAR. Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan 1 KATA PENGANTAR Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan melimpahkan Rahmat dan Karunianya sehingga Penyusunan Renja (Rencana Kerja) tahun 2014 Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkebunan sesuai dengan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2004 pasal 4, memiliki multifungsi: (1) Fungsi ekonomi, yaitu peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

BAB III RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB III RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 3.1. Fokus Kebijakan Pembangunan Tahun 2016 Berdasarkan Evaluasi Pembangunan sebagaimana yang sudah diuraikan dalam

Lebih terperinci

LAKIP 2012 PROV. JATIM DINAS PERKEBUNAN I. PENDAHULUAN.

LAKIP 2012 PROV. JATIM DINAS PERKEBUNAN I. PENDAHULUAN. I. PENDAHULUAN. Pemerintah Provinsi jawa Timur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2009-2014 bidang pertanian tertuang program prioritas untuk meningkatkan percepatan pemerataan dan

Lebih terperinci

Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, Januari 2017

Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, Januari 2017 Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, 26-27 Januari 2017 Prioritas Nasional KETAHANAN PANGAN dengan 2 Program Prioritas yaitu: 1) PENINGKATAN PRODUKSI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS Nip

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS Nip KATA PENGANTAR Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan yang kemudian menjadi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau strategis instansi.

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN 5.1. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA 5.1.1. Dasar Hukum Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Tugas Pembantuan

Lebih terperinci

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan 122 Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan IV.1 Kondisi/Status Luas Lahan Sawah dan Perubahannya Lahan pertanian secara umum terdiri atas lahan kering (non sawah)

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 17 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi

Lebih terperinci

DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN

DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL Direktur Jenderal Perkebunan disampaikan pada Rapat Kerja Revitalisasi Industri yang Didukung oleh Reformasi Birokrasi 18

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Tujuan Sasaran RPJMD Kinerja Utama Program dan Kegiatan Indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan Indonesia sebagai komoditas khusus (special product) dalam forum perundingan Organisasi Perdagangan

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

Pemetaan Potensi Sumber Daya Perkebunan untuk Komoditas Strategis di Provinsi Jawa Barat

Pemetaan Potensi Sumber Daya Perkebunan untuk Komoditas Strategis di Provinsi Jawa Barat Reka Geomatika No.1 Vol. 2016 2133 ISSN 2338350X Maret 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Jurusan Teknik Geodesi Pemetaan Potensi Sumber Daya Perkebunan untuk Komoditas Strategis DIAN PERMATA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi masyarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat (Sugiarti, 2003).

Lebih terperinci

Katalog BPS

Katalog BPS Katalog BPS. 5214.32 PRODUKSI TANAMAN PADI DAN PALAWIJA JAWA BARAT TAHUN 2010-2014 ISSN: - Nomor Publikasi: 32.530.15.01 Katalog BPS: 5214.32 Ukuran Buku: 19 cm x 28 cm Jumlah Halaman: vii + 71 halaman

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03//Permentan/OT.140/1/2011 TANGGAL : 31 Januari 2011 PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sangat mengandalkan sektor pertanian dan sektor pengolahan hasil pertanian sebagai mata pencarian pokok masyarakatnya. Sektor

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2011 disusun berdasarkan ketentuan sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam menyumbangkan pendapatan

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

Evaluasi dan Rencana Pembangunan Perkebunan Tahun Dinas Pangan dan Pertanian Kabupten Purwakarta

Evaluasi dan Rencana Pembangunan Perkebunan Tahun Dinas Pangan dan Pertanian Kabupten Purwakarta Evaluasi dan Rencana Pembangunan Perkebunan Tahun 2018 Dinas Pangan dan Pertanian Kabupten Purwakarta 1. K O N D I S I GEOGRAFI WILAYAH 1.1 Gambaran umum Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007

Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007 Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007 No PROGRAM / KEGIATAN A B Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1 Penyedia Jasa

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp) BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2009 3.1. Program dan Kegiatan Dinas Pertanian Tahun 2008 Program yang akan dilaksanakan Dinas Pertanian Tahun 2008 berdasarkan Prioritas Pembangunan Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

Tahun. 3. Hutan Lindung 6.593, ,78 KPH Purwakarta Dokumen RPKH KPH Purwakarta , ,90 KPH Bandung Utara

Tahun. 3. Hutan Lindung 6.593, ,78 KPH Purwakarta Dokumen RPKH KPH Purwakarta , ,90 KPH Bandung Utara TABEL 1 LUAS KAWASAN HUTAN MENURUT FUNGSINYA DI KABUPATEN SUBANG TAHUN 2014 DAN No. Fungsi Kawasan Hutan Tahun Wilayah Dasar 2014 2015 1. Hutan Tetap 2.985,43 2.985,43 KPH Purwakarta Dokumen RPKH KPH Purwakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 5.1. Kondisi Geografis V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o 48-108 o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM 2016-2020 Tugas Pokok : Fungsi : Visi : Misi : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kean dan 1. Merumuskan kebijakan

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN DINAS PERKEBUNAN Jalan Perkebunan No. 7 Makassar Tujuan Penyelenggaraan Perkebunan 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Peranan pertanian antara lain adalah : (1) sektor pertanian masih menyumbang sekitar

Lebih terperinci

Rencana Kerja (Renja) OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja (Renja) OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian Perkebunan sesuai dengan Undang-undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 308), adalah segala kegiatan pengelolaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan dalam Pasal 23 Ayat (1) mengamanatkan bahwa usaha perkebunan dilakukan secara terpadu dan terkait dalam agribisnis

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK Yang terhormat: Hari/Tanggal : Senin /11 Pebruari 2008 Pukul : 09.00 WIB Bupati

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1 Kedudukan Satuan Kerja Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, ditetapkan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena merupakan tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia. Lebih dari setengah angkatan kerja

Lebih terperinci

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional. BAB XVII DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 334 Susunan organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2009-2014 bidang pertanian tertuang program prioritas untuk meningkatkan percepatan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KAKAO Penyebaran Kakao Nasional Jawa, 104.241 ha Maluku, Papua, 118.449 ha Luas Areal (HA) NTT,NTB,Bali, 79.302 ha Kalimantan, 44.951 ha Maluku,

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Kata Pengantar Puji dan syukur kami ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Periode 2017 2021

Lebih terperinci

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema Catatan Kritis Atas Hasil Pemeriksaan BPK Pada KEGIATAN PERLUASAN (PENCETAKAN) SAWAH DALAM PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN TAHUN ANGGARAN 2007-2009 Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Paradigma pembangunan pertanian dewasa ini telah berorientasi bisnis (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut usahatani (on-farm agribusiness)

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom baru yang sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Tangerang Provinsi Banten berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008

Lebih terperinci