DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,"

Transkripsi

1 SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 206 TENTANG STANDAR DAN PRA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BAHASA, FOTOGRAFI, MERANGKAI BUNGA KERING DAN BUNGA BUATAN, PIJAT PENGOBATAN REFLEKSI, DAN TEKNISI AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 205 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Standar Sarana dan Prasarana Lembaga Kursus dan Pelatihan Bahasa, Fotografi, Merangkai Bunga Kering dan Bunga Buatan, Pijat Refleksi, dan Teknisi Akuntansi; Mengingat :. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 430);

2 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 205 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 205 Nomor 45 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 200 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 505) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 200 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 200 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 557); 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 202 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 202 Nomor 24); Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG STANDAR DAN PRA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BAHASA, FOTOGRAFI, MERANGKAI BUNGA KERING DAN BUNGA BUATAN, PIJAT PENGOBATAN REFLEKSI, DAN TEKNISI AKUNTANSI.

3 - 3 - Pasal () Standar sarana dan prasarana lembaga kursus dan pelatihan mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (2) Standar sarana dan prasarana lembaga kursus dan pelatihan bertujuan untuk menunjang kelancaran pemenuhan standar sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan lembaga kursus dan pelatihan dalam rangka memberikan layanan prima bagi peserta didik kursus dan pelatihan serta menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki daya saing. (3) Standar sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat () meliputi 5 (lima) jenis keterampilan yang terdiri atas: a. bahasa; b. fotografi; c. merangkai bunga kering dan bunga buatan; d. pijat pengobatan refleksi; dan e. teknisi akuntansi. Pasal 2 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, penyelenggara pendidikan kursus dan pelatihan wajib memenuhi standar sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal ayat () Peraturan Menteri ini paling lama 5 (lima) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.

4 - 4 - Pasal 3 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal Juli 206 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, TTD. ANIES BASWEDAN Diundangkan di Jakarta pada tanggal 4 Juli 206 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, TTD. WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 206 NOMOR 028 Salinan sesuai dengan aslinya, plh. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kepala Biro Kepegawaian, TTD. Dyah Ismayanti NIP

5 SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 26 TAHUN 206 TENTANG STANDAR DAN PRA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BAHASA, FOTOGRAFI, MERANGKAI BUNGA KERING DAN BUNGA BUATAN, PIJAT PENGOBATAN REFLEKSI, DAN TEKNISI AKUNTANSI A. KETERAMPILAN BAHASA. Satuan Pendidikan a. Satuan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang menyelenggarakan program kursus dan pelatihan untuk jenis keterampilan bahasa sekurang-kurangnya memiliki sarana dan prasarana yang dapat melayani minimal 2 (dua) rombongan belajar. b. Satu rombongan belajar dapat menampung maksimal 2 (dua belas) orang peserta didik. 2. Prasarana a. Lahan ) Lahan yang digunakan LKP memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimal 20 tahun dan tidak dalam sengketa. 2) Status lahan adalah milik sendiri atau sewa minimal 3 tahun. 3) Luas tanah/lahan disesuaikan dengan keperluan luas bangunan. 4) Luas lahan yang dimaksud adalah luas lahan yang dapat digunakan secara proposional untuk membangun prasarana LKP berupa bangunan gedung dan prasarana pendukung lainnya. 5) Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. 6) Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 5%, tidak berada di dalam garis sempadan sungai dan jalur kereta api.

6 7) Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut: a) pencemaran air; b) kebisingan; dan/atau c) pencemaran udara. 8) Lahan parkir yang ada menyesuaikan dengan kebutuhan kegiatan LKP, dan menyesuaikan dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat. b. Bangunan dan Gedung ) Luas bangunan minimal adalah 70 m². 2) Bangunan sesuai dengan peruntukan lokasi, yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, peraturan zonasi, atau rencana lain yang lebih rinci dan mengikat, serta mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah setempat. 3) Bangunan dilengkapi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan izin penggunaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. 4) Bangunan memenuhi persyaratan keselamatan sebagai berikut: a) Memiliki konstruksi yang stabil dan kokoh sampai dengan kondisi pembebanan maksimal dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam lainnya; dan b) Dilengkapi sistem proteksi pasif dan atau proteksi aktif untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir. 5) Bangunan memenuhi persyaratan kesehatan sebagai berikut: a) Mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan an yang menunjang proses pembelajaran; b) Bangunan mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu kegiatan pembelajaran; c) Memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan, meliputi saluran air bersih, saluran air kotor dan/atau air limbah, tempat sampah, dan saluran air hujan; d) Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. 2

7 6) Bangunan memiliki fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman bagi peserta didik. 7) Bangunan memenuhi persyaratan kenyamanan sebagai berikut: a) Bangunan mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu kegiatan pembelajaran; b) Setiap an memiliki pengaturan sirkulasi udara yang baik; c) Setiap an memiliki sistem pencahayaan yang baik. 8) Bangunan bertingkat memenuhi persyaratan sebagai berikut: a) Jumlah lantai disesuaikan dengan kebutuhan LKP dan sesuai dengan peraturan pemerintah setempat; b) Tangga bangunan harus memenuhi asas kemudahan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan pengguna; c) Bangunan empat lantai atau lebih harus menggunakan lift/elevator. 9) Bangunan dilengkapi dengan sistem keamanan sebagai berikut: a) Peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya; b) Akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang jelas; c) Alat pemadam kebakaran ditempatkan pada area rawan kebakaran harus mudah dijangkau; d) Setiap an dapat dikunci dengan baik. 0) Bangunan dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimal 300 watt. ) Renovasi bangunan atau penambahan baru harus dirancang, dilaksanakan, dan diawasi secara profesional. 2) Kualitas bangunan minimal permanen kelas B, sesuai dengan Pasal 45 PP Nomor 9 Tahun 2005, sebagaimana diubah melalui PP Nomor 32 Tahun 203 dan PP Nomor 3 Tahun 205 tentang Perubahan atas PP Nomor 9 Tahun 205 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan mengacu pada Standar Pekerjaan Umum (PU). 3

8 3) Pemeliharaan bangunan LKP diatur sebagai berikut: a) atap, dilakukan minimal Pemeliharaan ringan, meliputi pengecatan ulang, perbaikan sebagian daun jendela/pintu, penutup lantai, penutup atap, plafon, instalasi air dan listrik, dilakukan minimal sekali dalam 5 (lima) tahun; dan b) pemeliharaan berat, meliputi penggantian rangka atap, rangka plafon, rangka kayu, kusen, dan semua penutup sekali dalam 20 tahun. 4) Bangunan dilengkapi dengan papan nama permanen LKP yang jelas dan mudah dilihat. c. Ruang Pembelajaran ) Ruang pembelajaran ( kelas) merupakan yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran. 2) Luas pembelajaran minimal berukuran 2 m 2 (3m x 4m). 3) Kapasitas maksimal pembelajaran adalah 2 peserta didik. 4) Ruang kelas memiliki fasilitas yang memungkinkan sirkulasi udara yang memadai dan pencahayaan yang cukup untuk membaca dan untuk memberikan pandangan ke luar an. 5) Ruang kelas memiliki pintu yang memudahkan pendidik dan peserta didik dapat segera keluar an jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan. d. Ruang Penunjang ) Ruang Pimpinan a) pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan LKP dan menerima tamu; b) luas minimal pimpinan adalah 6 m 2 (minimal lebar 2 m) dengan rasio satu untuk satu orang pimpinan; c) memiliki fasilitas yang memungkinkan sirkulasi udara yang memadai dan pencahayaan yang cukup; d) pimpinan mudah diakses dan dapat dikunci dengan baik. 2) Ruang Pendidik a) Berfungsi sebagai tempat pendidik bekerja dan istirahat; b) Luas minimal pendidik adalah 4 m 2 ; 4

9 c) Ruang pendidik dilengkapi sarana meja dan kursi pendidik serta lemari arsip sesuai kebutuhan; dan d) Memiliki fasilitas yang memungkinkan sirkulasi udara yang memadai dan pencahayaan yang cukup. 3) Ruang Administrasi a) Ruang administrasi berfungsi sebagai tempat untuk mengerjakan administrasi LKP dan menerima pendaftaran atau tamu; b) Luas minimal administrasi adalah 4 m 2 ; c) Memiliki fasilitas yang memungkinkan sirkulasi udara yang memadai dan pencahayaan yang cukup; dan d) Ruang administrasi harus mudah dicapai, baik oleh petugas maupun peserta didik. 4) Ruang Tunggu a) Ruang tunggu berfungsi sebagai tempat menunggu bagi tamu; b) Luas minimal tunggu adalah 2 m 2 ; c) Memiliki kursi tunggu yang memadai; d) Memiliki sistem pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik; dan e) Mudah dicapai, baik oleh petugas maupun tamu. 5) Ruang Baca a) Berfungsi sebagai tempat membaca baik bagi para peserta didik, pendidik maupun tamu; b) Luas minimal baca adalah 2 m 2 ; c) Memiliki rak buku, meja, dan kursi; d) Memiliki sistem pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik; dan e) Mudah dicapai, baik oleh peserta didik, pendidik maupun tamu. 6) Ruang Simpan a) Ruang simpan berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran, peralatan, dan arsip LKP; b) Luas minimal simpan adalah 4 m 2 ; c) Dapat dikunci dan digunakan sesuai kebutuhan; dan d) Memiliki sistem pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik. 5

10 7) Tempat Ibadah a) Tempat ibadah berfungsi sebagai tempat untuk melakukan ibadah, sesuai dengan pemeluk agamanya masing-masing; b) Luasnya disesuaikan dengan kebutuhan; dan c) Memiliki sistem pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik. 8) Toilet a) Berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau air kecil; b) Luas minimal toilet adalah 2 m 2 per unit toilet; c) Jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan; d) Harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan; e) Tersedia air bersih di setiap unit toilet; dan f) Memiliki sistem pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik. 9) Tempat Parkir a) Berfungsi sebagai tempat untuk memarkir kendaraan, baik roda dua maupun roda empat; b) Luasnya disesuaikan dengan kebutuhan; dan c) Harus bersih, rapi dan terjamin keamanannya. 3. Sarana a. Sarana Ruang Pembelajaran ) Sarana pembelajaran minimum terdiri atas: a) Sarana pembelajaran; b) Bahan ajar; dan c) Media pembelajaran. 2) Ketentuan mengenai sarana di pembelajaran sebagai berikut: 6

11 Tabel. Sarana Ruang Pembelajaran NO SPESIFIKASI/DESKRIPSI. Meja P (80) x L (60) x T (75) instruktur cm. 2. Kursi Kursi lipat tanpa meja di instruktur tangan. Minimum ukuran standar. 3. Kursi Kursi bermeja di tangan. peserta Minimum ukuran didik standar. 4. Jam dinding Ukuran sedang, analog atau digital. 5. Papan tulis Kuat stabil dan aman. Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik untuk melihatnya dengan jelas. 6. Kalender Kalender bulanan gantung atau meja, sesuai dengan tahun yang berjalan. 7. Perangkat Perangkat elektronik visual yang mampu menampilkan gambar yang dapat dilihat oleh seluruh peserta didik dengan jelas. buah/ buah/ buah/ peserta didik buah/ buah/ buah/ unit/ 2 7

12 NO SPESIFIKASI/DESKRIPSI 8. Perangkat Perangkat elektronik unit/ audio yang mampu menyajikan suara yang dapat didengar oleh seluruh peserta didik dengan jelas. Tabel.2 Bahan Ajar NO SPESIFIKASI/ DESKRIPSI MINIMUM. Modul/buku Buku Panduan bagi buku/ paket Instruktur. rombel 2. Modul/buku Buku Panduan bagi buku/ 2 paket peserta didik. peserta didik Tabel.3 Media Pembelajaran SPESIFIKASI/ NO DESKRIPSI. Realia Alat bantu ajar yang menyerupai bendabenda aslinya. 2. Gambar/poster Berwarna, mendukung proses pembelajaran, ukuran bervariasi. Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan MINIMUM 8

13 NO SPESIFIKASI/ DESKRIPSI MINIMUM 3. Foto Berwarna, Sesuai mendukung proses pembelajaran, ukuran bervariasi. kebutuhan 4. Kartu bantu Berwarna, mudah Sesuai ajar (Flash cards) terbaca. kebutuhan 5. Peta Peta dunia, berwarna. buah/ 6. Benda-benda Alat bantu ajar yang Sesuai asli yang berada di dalam maupun di luar kelas berupa benda-benda asli serta menunjang proses belajarmengajar. kebutuhan 7. Jaringan Kecepatan standar. koneksi/ Internet lembaga 8. Cakram padat (VCD/DVD) pembelajaran Berisi materi pendukung pembelajaran. Sesuai kebutuhan 9

14 b. Sarana Ruang Penunjang Ketentuan mengenai sarana penunjang dijelaskan dalam tabel berikut. NO Tabel.4 Sarana Ruang Pimpinan SPESIFIKASI/ DESKRIPSI Meja P (20) x L (80) x T (75) buah/ cm. Kursi Ergonomis, dapat buah/ berputar, ada sandaran tangan, kuat dan nyaman. Lemari 4 susun, vertikal, buah/ dokumen ringan, bisa dikunci. (Filing Cabinet) Jam Ukuran sedang. buah/ dinding Kursi tamu Kuat dan nyaman. 2 buah/ Telepon Sambungan paralel unit / dengan lain. lembaga Tempat Spesifikasi umum. buah/ sampah MINIMUM 2 Tabel.5 Sarana Ruang Pendidik NO SPESIFIKASI/ DESKRIPSI. Meja P (80) x L (60) x T (75) buah/ cm, dari kayu. 2. Kursi Kursi lipat ukuran buah/ standar. MINIMUM 0

15 NO SPESIFIKASI/ DESKRIPSI 3. Lemari 4 susun, vertikal, buah/ dokumen ringan, bisa dikunci. (Filing Cabinet) 4. Jam dinding Ukuran sedang. buah/ 5. Tempat Spesifikasi umum. buah/ sampah MINIMUM Tabel.6 Sarana Ruang Administrasi NO SPESIFIKASI/ DESKRIPSI. Meja P (200) x L (80) x T (75) buah/ cm. 2. Kursi Kursi lipat ukuran buah/ standar. 3. Kursi tamu Ukuran standar kuat 2 buah/ dan nyaman. 4. Lemari Plat besi, 4 susun, buah/ dokumen vertikal, ringan, bisa (Filing Cabinet) dikunci. 5. Jam dinding Ukuran sedang. buah/ 6. Tempat Spesifikasi umum. buah/ sampah 7. Komputer set Minimal terdapat unit/ aplikasi MS Office lembaga standard (Word, Excel, dan Power Point). MINIMUM 2

16 NO SPESIFIKASI/ DESKRIPSI 8. Mesin Sesuai kebutuhan. unit/ pencetak lembaga (printer) 9. Telepon saluran (line). buah/ lembaga 0. Papan P (20) x L (90) cm. buah/ pengumuman lembaga. Alat pemadam Tabung pemadam api buah/ api dengan minimum lembaga berat 4 kg. 2. Kotak P3K Minimum berisi buah/ perlengkapan medis lembaga dasar: pembersih antiseptik, plester penutup luka, alkohol, kain kasa, perban, obat luka, gunting dan pinset, pembalut wanita. MINIMUM Tabel.7 Sarana Ruang Tunggu SPESIFIKASI/ NO DESKRIPSI. Mebel Dari kayu, kuat, nyaman. 2. Tempat Spesifikasi umum. sampah set/ lembaga buah/ MINIMUM 2

17 NO Tabel.8 Sarana Ruang Baca SPESIFIKASI/ DESKRIPSI MINIMUM Meja Kuat, nyaman, ukuran set/ sesuai kebutuhan. Kursi Kursi lipat ukuran buah/ standar. Rak Buku Sesuai kebutuhan. buah/ Bahan Buku penunjang, buku buah/3 5 judul pustaka pengayaan, atau orang majalah. peserta didik Tempat Spesifikasi umum, buah/ sampah ukuran sedang. Tabel.9 Sarana Ruang Simpan NO SPESIFIKASI/ DESKRIPSI. Rak Sesuai kebutuhan. buah/ 2. Lemari Berpintu, dapat buah/ dikunci. MINIMU M 3

18 Tabel.0 Sarana Tempat Ibadah NO SPESIFIKASI/ DESKRIPSI MINIMUM. Perlengkapan ibadah Sesuai kebutuhan. set/ 2. Rak Dari kayu, kuat, bersih. buah/ Tabel. Sarana Toilet NO SPESIFIKASI/ DESKRIPSI MINIMUM. Kran Spesifikasi umum. buah/ 2. Ember Dari plastik, kuat, bersih, buah/ ukuran 6 liter. 3. Gayung Spesifikasi umum. buah/ 4. Kloset Spesifikasi umum. buah/ jongkok 5. Gantungan Jumlah gantungan sesuai buah/ baju kebutuhan. 6. Perlengkapan Spesifikasi umum. set/ toilet (sabun cuci tangan, tisu/lap tangan) 7. Tempat sampah Spesifikasi umum. buah/ 4

19 NO. Halaman parkir 2. Tempat sampah Tabel.2 Sarana Tempat Parkir SPESIFIKASI/ DESKRIPSI MINIMUM Dapat menampung lahan kendaraan roda empat dan 0 kendaraan roda dua, 2,5 x 7 m (atau resource sharing). Ukuran besar. buah/ lahan B. KETERAMPILAN FOTOGRAFI. Satuan Pendidikan a. Satu Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang menyelenggarakan program kursus dan pelatihan untuk jenis keterampilan fotografi sekurang-kurangnya memiliki sarana dan prasarana yang dapat melayani minimal (satu) rombongan belajar. b. Satu rombongan belajar dapat menampung maksimal 0 (sepuluh) orang peserta didik. 2. Prasarana a. Lahan ) Lahan yang digunakan LKP memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimal 20 tahun dan tidak dalam sengketa. 2) Status lahan adalah milik sendiri atau sewa minimal 3 tahun. 3) Luas tanah/lahan disesuaikan dengan keperluan luas bangunan. 4) Luas lahan yang dimaksud adalah luas lahan yang dapat digunakan secara proposional untuk membangun prasarana LKP berupa bangunan gedung dan prasarana pendukung lainnya. 5) Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. 5

20 6) Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 5%, tidak berada di dalam garis sempadan sungai dan jalur kereta api. 7) Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut: a) pencemaran air; b) kebisingan; dan/atau c) pencemaran udara. 8) Lahan parkir yang ada menyesuaikan dengan kebutuhan kegiatan LKP, dan menyesuaikan dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat. b. Bangunan dan Gedung ) Luas bangunan minimal adalah 00 m². 2) Bangunan sesuai dengan peruntukan lokasi, yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, peraturan zonasi, atau rencana lain yang lebih rinci dan mengikat, serta mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah setempat. 3) Bangunan dilengkapi IMB dan izin penggunaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4) Bangunan memenuhi persyaratan keselamatan berikut: a) memiliki konstruksi yang stabil dan kokoh sampai dengan kondisi pembebanan maksimal dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam lainnya; b) dilengkapi sistem proteksi pasif dan atau proteksi aktif untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir. 5) Bangunan memenuhi persyaratan kesehatan sebagai berikut: a) mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan an yang menunjang proses pembelajaran; b) bangunan mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu kegiatan pembelajaran; c) memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan meliputi saluran air bersih, saluran air kotor dan/atau air limbah, tempat sampah, dan saluran air hujan; 6

21 d) bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. 6) Bangunan menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman bagi peserta didik. 7) Bangunan memenuhi persyaratan kenyamanan berikut: a) bangunan mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu kegiatan pembelajaran; b) setiap an memiliki pengaturan sirkulasi udara yang baik; c) setiap an dilengkapi dengan jendela agar dapat memberikan tingkat pencahayaaan sesuai dengan ketentuan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. 8) Bangunan bertingkat memenuhi persyaratan sebagai berikut: a) jumlah lantai disesuaikan dengan kebutuhan lembaga kursus dan mengikuti peraturan pemerintah setempat tentang bangunan bertingkat; b) dilengkapi tangga yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan pengguna; c) bangunan lima lantai atau lebih harus menggunakan lift/elevator. 9) Bangunan dilengkapi sistem keamanan berikut: a) peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya; b) akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang jelas; c) alat pemadam kebakaran ditempatkan pada area yang rawan kebakaran; d) setiap an dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan. 0) Bangunan dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimal watt. ) Pembangunan gedung atau baru harus dirancang, dilaksanakan, dan diawasi secara profesional. 7

22 2) Kualitas bangunan minimal permanen kelas B, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 2005 Pasal 45, sebagaimana diubah melalui PP Nomor 32 Tahun 203, dan mengacu pada Standar (PU). 3) Pemeliharaan bangunan LKP adalah sebagai berikut: a) pemeliharaan ringan, meliputi pengecatan ulang, perbaikan sebagian daun jendela/pintu, penutup lantai, penutup atap, plafon, instalasi air dan listrik, dilakukan minimal sekali dalam 5 tahun; b) pemeliharaan berat, meliputi penggantian rangka atap rangka plafon, rangka kayu, kusen, dan semua penutup atap, dilakukan minimal sekali dalam 20 tahun. 4) Bangunan dilengkapi dengan papan nama permanen dan terlihat jelas sebagai identitas lembaga. c. Ruang Pembelajaran ) Ruang Pembelajaran Teori a) pembelajaran teori ( kelas) merupakan yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran teori, praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktik dengan alat khusus yang mudah dihadirkan; b) luas pembelajaran teori minimal berukuran 20 m 2 dengan lebar minimal 4 m dan rasio m 2 /peserta didik. c) kapasitas maksimal pembelajaran teori adalah 0 peserta didik; d) kelas memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar an; e) kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan Pendidik dapat segera keluar an jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan. 2) Ruang Pembelajaran Praktik Studio a) pembelajaran praktik studio berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran praktik pemotretan di dalam studio; 8

23 b) luas pembelajaran praktik minimal berukuran 30 m 2 dengan rasio 3 m 2 /peserta didik, (Minimal Lebar 4m); c) kapasitas maksimal pembelajaran praktik adalah 0 peserta didik; d) pembelajaran praktik dilengkapi dengan fasilitas untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan mengerjakan tugas-tugas praktik; 3) Ruang Pembelajaran Praktik Editing a) pembelajaran praktik editing berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran praktik editing dan pengolahan gambar; b) luas pembelajaran praktik minimal berukuran 20 m 2 dengan rasio 0 m 2 /kelompok praktik; c) kapasitas maksimal pembelajaran praktik adalah 0 peserta didik; d) pembelajaran praktik dilengkapi dengan fasilitas untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan mengerjakan tugas-tugas praktik; d. Ruang Penunjang ) Ruang Pimpinan a) pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan LKP dan menerima tamu; b) luas pimpinan 6 m 2 (minimal lebar 2 m) dengan rasio satu untuk satu orang pimpinan; c) memiliki fasilitas yang memungkinkan sirkulasi udara yang memadai dan pencahayaan yang cukup; d) pimpinan mudah diakses dan dapat dikunci dengan baik. 2) Ruang Pendidik a) Pendidik berfungsi sebagai tempat Pendidik bekerja dan istirahat; b) luas Pendidik adalah 6 m 2 dengan rasio 2 m 2 /Pendidik; c) Pendidik dilengkapi sarana meja dan kursi Pendidik serta lemari arsip sesuai kebutuhan; d) memiliki fasilitas yang memungkinkan sirkulasi udara yang memadai dan pencahayaan yang cukup. 9

24 3) Ruang Administrasi a) administrasi berfungsi sebagai tempat untuk mengerjakan administrasi LKP dan menerima pendaftaran atau tamu; b) luas administrasi adalah 4 m 2 ; c) memiliki fasilitas yang memungkinkan sirkulasi udara yang memadai dan pencahayaan yang cukup; d) administrasi harus mudah dicapai, baik oleh petugas maupun oleh peserta didik. 4) Toilet a) toilet berfungsi sebagai tempat buang air besar dan atau air kecil; b) luas satu unit toilet adalah 2 m 2 ; c) jumlah toilet setiap LKP disesuaikan dengan kebutuhan; d) toilet harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan; e) tersedia air bersih di setiap unit toilet; f) memiliki fasilitas yang memungkinkan sirkulasi udara yang memadai dan pencahayaan yang cukup. 5) Ruang Simpan Alat dan Perlengkapan Pemotretan a) simpan berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran, peralatan; b) luas simpan adalah 6 m 2 ; c) simpan dapat dikunci dan disesuaikan kebutuhan LKP fotografi; d) memiliki fasilitas yang memungkinkan sirkulasi udara yang memadai dan pencahayaan yang cukup. 6) Tempat Ibadah a) tempat ibadah berfungsi sebagai tempat untuk melakukan ibadah, sesuai dengan pemeluk agamanya masing-masing; b) luas tempat ibadah disesuaikan dengan kebutuhan; c) memiliki fasilitas yang memungkinkan sirkulasi udara yang memadai dan pencahayaan yang cukup. 7) Ruang Publik a) Publik sebagai tempat untuk berbagai aktivitas di luar kegiatan belajar mengajar; b) luas publik disesuaikan dengan kebutuhan; 20

25 c) memiliki fasilitas yang memungkinkan sirkulasi udara yang memadai dan pencahayaan yang cukup. 8) Tempat Parkir a) tempat parkir berfungsi sebagai tempat untuk memarkir kendaraan, baik roda dua maupun roda empat; b) luas tempat parkir disesuaikan dengan kebutuhan; c) tempat parkir harus bersih, rapi dan terjamin keamanannya. 3. Sarana a. Sarana Ruang Pembelajaran Teori ) Sarana pembelajaran teori terdiri atas: a) sarana pembelajaran teori; b) bahan ajar level III; c) bahan ajar level V; d) media pembelajaran teori. 2) ketentuan mengenai sarana di pembelajaran teori sebagai berikut: NO Perabot. Meja Pendidik.2 Kursi Pendidik.3 Kursi/meja Peserta Didik Tabel 2. Sarana Pembelajaran Teori SPESIFIKASI/DESKRIPSI Ukuran disesuaikan, buah/ kuat, stabil, nyaman, Pendidik aman. Ukuran disesuaikan, buah/ kuat, stabil, nyaman, Pendidik aman. Kursi bermeja set/ bersandaran punggung, peserta nyaman. didik 0 2

26 NO SPESIFIKASI/DESKRIPSI 2 Sarana Pendukung 2. Lemari Kuat, stabil, dan buah/ Penyimpan arsip berkunci. Ukuran memadai untuk menyimpan arsip dan dokumen dengan aman. lembaga 2.2 Jam dinding Spesifikasi umum buah/ 2.3 Tempat Spesifikasi umum buah/ sampah 2.4 Kotak P3K Spesifikasi umum berisi set peralatan medis dasar 2.5 Sambungan internet. Spesifikasi umum, dengan kecepatan stabil sambunga n/ lembaga Tabel 2.2 Bahan Ajar Level III NO SPESIFIKASI/DESKRIP SI Modul Teori Materi pembelajaran untuk dasar fotografi. 2 Buku bahan Materi pembelajaran ajar fotografi, studio dan editing. 3 Contohcontoh a. Spesifikasi umum, karya minimal ukuran 30 fotografi cm x 40 cm. b. Kumpulan gambar hasil pemotretan dalam bentuk data digital (softcopy). buah/ 0 peserta didik set/peserta 0 didik 2 set/ 2 22

27 Tabel 2.3 Bahan Ajar Level V NO SPESIFIKASI/DESKRIPSI Modul Teori a. Materi pembelajaran untuk fotografi lanskap. b. Materi pembelajaran untuk fotografi model manusia. c. Materi pembelajaran untuk fotografi alam benda. d. Materi pembelajaran untuk fotografi jurnalistik. e. Materi pembelajaran untuk fotografi olah gambar digital. f. Materi pembelajaran pemotretan di dalam studio. 2 Buku bahan a. Materi pembelajaran ajar fotografi jurnalistik. b. Dasar Komunikasi c. Studio fotografi d. Pengolahan gambar. e. Still life photography. f. Pemotretan model g. Cara presentasi. h. Memotret bangunan. i. Managemen dasar. set/ peserta didik set/ peserta didik

28 NO SPESIFIKASI/DESKRIPSI 3 Contoh- a. Spesifikasi umum, 2 set/ 2 contoh karya ukuran 30 cm x 40 cm. fotografi b. Kumpulan gambar hasil pemotretan dalam bentuk data digital (softcopy). Tabel 2.4 Media Pembelajaran Teori NO SPESIFIKASI/DESKRIPSI Papan tulis/ Kuat, stabil, dan aman buah/ White Board dengan ukuran 20 cm x 90 cm. Penempatan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas. 2 LCD Spesifikasi umum. buah/ Proyektor 3 Audio Visual Digital media yang dapat Set/ Player terhubung dengan LCD projektor/tv. 4 Laptop/PC Dapat berkomunikasi buah/ Pendidik dengan kamera & LCD projector/tv. Dengan kemampuan grafis yang baik. 24

29 b. Sarana Ruang Pembelajaran Praktik Pemotretan Studio (Indoor) ) Sarana yang dibutuhkan untuk pembelajaran praktik minimal terdiri atas praktik pemotretan studio, yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran praktik yang memerlukan peralatan khusus pemotretan di dalam studio. 2) Tempat praktik dapat menampung minimal satu rombongan belajar dan kebutuhan sarana yang menyertainya. 3) Tempat praktik studio di dalam pemotretan berfungsi untuk: a) mengoperasikan kamera fotografi; b) mengatur sumber cahaya; c) mengambil gambar. 4) Fasilitas pengkondisian udara dan sirkulasi di an praktik harus memadai. 5) Kelengkapan sarana pembelajaran praktik untuk pemotretan studio (indoor) dijelaskan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2.5 Sarana Pembelajaran Praktik untuk Pemotretan Studio (indoor) NO SPESIFIKASI/DESK Level RIPSI 3 5 Body kamera a. Digital Single Lens Reflex (DSLR), memiliki pilihan mode Full Manual. b. Memiliki kemampuan tersambung baik dengan peralatan fotografi lainnya maupun dengan peralatan komputer. set/5 peserta didik 2 V V 25

30 NO SPESIFIKASI/DESK RIPSI Level Lensa Lensa zoom: set/5 2 V V Kamera a. lensa zoom lebar peserta ke normal didik b. lensa normal ke medium tele 3 Lampu Kilat a. Memiliki pilihan unit/5 2 V V (flashlight) mode full manual peserta dan TTL (Through didik the Lens). b. Dapat terhubung dengan kamera secara langsung, pada mode manual dan TTL. 4 Handheld Memiliki V V flashmeter kemampuan unit/ mengukur secara incident 5 Radio trigger a. Minimal memiliki set/5 2 V set chanel peserta b. Daya jangkau didik memadai 6 Lampu a. Memiliki modeling V studio lamp unit/ (lighting) b. Memiliki pengaturan kekuatan cahaya secara manual. c. Output power 200 watt/second. 26

31 NO SPESIFIKASI/DESK RIPSI Level Lampu Memiliki modeling 4 4 V studio lamp dan unit/ (lighting) pengaturan kekuatan cahaya secara manual. Output power 400 watt second. 8 Aksesoris lampu V a. Standard Cocok dengan unit/ 5 Reflector lampu studio yang lampu digunakan b. Honeycom Cocok dengan set/ b lampu studio yang digunakan c. Barndoor Cocok dengan set/ lampu studio yang digunakan d. Soft box. 00 cm x 00 cm 2 set/ 2 atau softbox lain dengan dimensi yang tidak jauh berbeda e. Striplite Sisi terpendek set/ kurang lebih 30 cm f. Beauty Diameter minimal unit/ Dish 40 cm 27

32 NO SPESIFIKASI/DESK RIPSI Level 3 5 g. Umbrella Diameter minimal 2 unit/ 2 White 80 cm h. Umbrella Diameter minimal 2 unit/ 2 Silver 80 cm i. Snoot Cocok dengan unit/ lampu studio yang digunakan j. Light Tinggi Maksimal 80 4 unit/ 4 stand cm k. Floor Memiliki ketinggian unit/ Stand cm l. Reflector Warna putih dan 2 unit/ 2 perak Ruang 9 Tripod Camera 0 Obyek Praktikum Pemotretan Latar belakang (background) a. Kapasitas beban Tripod minimal 3 kg. b. Head Three Way c. Kaki Independen Benda-benda yang memiliki karakter permukaan (transparan, reflektif, bertekstur) berbeda untuk pemotretan still-life a. Putih b. Hitam c. 3 macam warna set/ V V set/ V V set/ V 28

33 NO SPESIFIKASI/DESK RIPSI Level 3 5 d. 2 macam motif. 2 Still-life table Lebar minimal 50 cm 3 Meja rias Standar meja jinjing khusus untuk (Portable) merias model pemotretan model manusia 4 Tirai dan Warna hitam dan rail tidak tembus pandang. Digunakan untuk pembatas ganti busana model manusia 5. Tabung Spesifikasi umum Pemadam untuk K3 Kebakaran set/ V set/ V V set/ V tabung V 29

34 c. Sarana Ruang Pembelajaran Praktik Editing Gambar ) Ruang praktik editing gambar berfungsi sebagai tempat praktik mengolah gambar secara digital yang memerlukan peralatan komputer dengan spesifikasi khusus grafis dan aplikasi pengolah image digital. 2) Ruang praktik editing gambar harus dapat menampung minimal satu rombongan belajar yang terdiri dari 0 peserta didik dengan kebutuhan sarana praktik yang ada di dalamnya. 3) Fasilitas pengkondisian udara dan sirkulasi di an praktik memadai. 4) Tersedia pasokan daya listrik yang cukup untuk peralatan komputer. 5) Kelengkapan sarana pembelajaran untuk praktik editing gambar dijelaskan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2.6 Sarana Ruang Pembelajaran Praktik untuk Editing Gambar NO SPESIFIKASI/DESKRIPSI Central CPU dengan kemampuan unit/2 Processing menjalankan aplikasi peserta didik Unit (CPU) pengolahan gambar sesuai kebutuhan (kecepatan Prosesor 2.0 Ghz, VGA Card 2 Gb, Hard Disk Tb, DDR3 RAM 2 Gb) 2 Software a. Sistem Operasi unit/2 original pendukung aplikasi peserta didik olah gambar digital. b. Aplikasi Olah Gambar unit/2 Digital (Digital Image peserta didik Editing)

35 NO SPESIFIKASI/DESKRIPSI 3 UPS 500VA, 230V, 300 Watts unit/2 5 peserta didik 4 Monitor Ukuran 7" unit/2 5 peserta didik 5 Keyboard + Disesuaikan unit/2 5 Mouse peserta didik 6 Kursi dan Meja komputer (PC) unit/2 5 meja peserta didik peserta didik 7 Printer Printer inkjet, atau laser unit/ berwarna output kertas ukuran A4 8 Scanner Scanner datar atau unit/ (pemindai) Flatbed 9 Speaker Disesuaikan buah/2 5 peserta didik 0 Pengatur suhu an (AC) Daya,5 pk unit/ 3

36 d. Sarana Ruang Penunjang Ketentuan mengenai sarana penunjang sebagaimana dijelaskan tercantum dalam tabel berikut: Tabel 2.7 Sarana Ruang Pimpinan NO SPESIFIKASI/DESKRIPSI Meja pimpinan Kuat, Stabil, nyaman, buah/ aman Ukuran disesuaikan. 2 Kursi Ukuran standar untuk buah/ pimpinan duduk. 3 Kursi tamu Disesuaikan dengan 2 buah/ kondisi pimpinan. 4 Lemari Arsip Ukuran standar buah/ 2 Tabel 2.8 Sarana Ruang Pendidik NO SPESIFIKASI/DESKRIPSI Meja Pendidik Disesuaikan dengan buah/ kondisi tenaga lembaga pendidik. 2 Kursi Ukuran standar untuk 2 buah/ duduk. 3 Lemari buku Ukuran standar buah/ 4 Water Ukuran sesuai kebutuhan buah/ dispenser 2 32

37 Tabel 2.9 Sarana Ruang Administrasi NO SPESIFIKASI/DESKRIPSI Meja Disesuaikan dengan buah/ kondisi administrasi, dan ergonomis 2 Kursi Ukuran standar untuk buah/ duduk. 3 Lemari Arsip Ukuran standar buah/ an 4 Pesawat Telpon Sesuai kebutuhan buah/ PSTN lembaga 5 Komputer dan Sesuai kebutuhan (bisa unit/ printer untuk menjalankan lembaga aplikasi pengolah data administrasi). 3 Tabel 2.0 Sarana Ruang Simpan NO SPESIFIKASI/DESKRIP SI Rak Sesuai kebutuhan buah/ barang/alat 2 Exhaust fan Ukuran standar buah/ 3 Dry cabinet Perangkat penyimpan buah/ kamera dan lensa dengan kadar kelembaban yang dapat diatur MINIMA L 33

38 C. KETERAMPILAN MERANGKAI BUNGA KERING DAN BUNGA BUATAN. Satuan Pendidikan a. Satu Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang menyelenggarakan program kursus dan pelatihan untuk jenis keterampilan merangkai bunga kering dan bunga buatan sekurang-kurangnya memiliki sarana dan prasarana yang dapat melayani minimal satu rombongan belajar. b. Satu rombongan belajar dapat menampung maksimal 0 (sepuluh) orang peserta didik 2. Prasarana a. Lahan ) Lahan yang digunakan LKP memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimal 20 tahun dan tidak dalam sengketa. 2) Status lahan adalah milik sendiri atau sewa minimal 3 tahun. 3) Luas tanah/lahan disesuaikan dengan keperluan luas bangunan. 4) Luas lahan yang dimaksud adalah luas lahan yang dapat digunakan secara proposional untuk membangun prasarana LKP berupa bangunan gedung dan prasarana pendukung lainnya. 5) Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. 6) Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 5%, tidak berada di dalam garis sempadan sungai dan jalur kereta api. 7) Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut: a) pencemaran air; b) kebisingan; dan/atau c) pencemaran udara. 8) Lahan parkir yang ada menyesuaikan dengan kebutuhan kegiatan LKP, dan menyesuaikan dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat. 34

39 b. Bangunan dan Gedung ) Luas bangunan minimal adalah 35 m 2 (lebar minimal 6 meter). 2) Bangunan sesuai dengan peruntukan lokasi, yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, peraturan zonasi, atau rencana lain yang lebih rinci dan mengikat, serta mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah setempat. 3) Bangunan dilengkapi Izin Mendirikan Bangunan dan izin penggunaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. 4) Bangunan memenuhi persyaratan keselamatan berikut: a) memiliki konstruksi yang stabil dan kokoh sampai dengan kondisi pembebanan maksimal dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam lainnya; b) dilengkapi sistem proteksi pasif dan atau proteksi aktif untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir. 5) Bangunan memenuhi persyaratan kesehatan sebagai berikut: a) mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan an yang menunjang proses pembelajaran; b) memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan meliputi saluran air bersih, saluran air kotor dan/atau air limbah, tempat sampah, dan saluran air hujan; c) bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. 6) Bangunan menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman bagi peserta didik. 7) Bangunan memenuhi persyaratan kenyamanan berikut: a) setiap an memiliki pengaturan sirkulasi udara yang baik; b) setiap an dilengkapi dengan jendela agar dapat memberikan tingkat pencahayaaan sesuai dengan ketentuan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. 35

40 8) Bangunan bertingkat memenuhi persyaratan sebagai berikut: a) jumlah lantai disesuaikan dengan kebutuhan lembaga kursus dan mengikuti peraturan pemerintah setempat tentang bangunan bertingkat; b) dilengkapi tangga yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan pengguna; c) bangunan lima lantai atau lebih harus menggunakan lift/elevator dan berfungsi dengan baik. 9) Bangunan dilengkapi sistem keamanan berikut: a) peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya; b) akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang jelas; c) alat pemadam kebakaran ditempatkan pada area yang rawan kebakaran; d) setiap an dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan. 0) Bangunan dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimal 300 watt. ) Pembangunan gedung atau baru harus dirancang, dilaksanakan, dan diawasi secara profesional. 2) Kualitas bangunan minimal permanen kelas B, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 2005, sebagaimana diubah melalui PP Nomor 32 Tahun 203, dan mengacu pada Standar Pekerjaan Umum (PU). 3) Pemeliharaan bangunan LKP adalah sebagai berikut: a) pemeliharaan ringan, meliputi pengecatan ulang, perbaikan sebagian daun jendela/pintu, penutup lantai, penutup atap, plafon, instalasi air dan listrik, dilakukan minimal sekali dalam 5 tahun; b) pemeliharaan berat, meliputi penggantian rangka atap rangka plafon, rangka kayu, kusen, dan semua penutup atap, dilakukan minimal sekali dalam 20 tahun. 36

41 4) Bangunan dilengkapi dengan papan nama permanen dan terlihat jelas sebagai identitas lembaga. c. Ruang Pembelajaran Teori dan Praktik ) Ruang Pembelajaran Teori dan Praktik a) pembelajaran teori dan praktik ( kelas) merupakan yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran teori, praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus, dan atau praktik dengan alat khusus yang mudah dihadirkan; b) luas pembelajaran teori dan praktik minimal berukuran 48 m 2 (lebar minimal 4 meter) dengan rasio 4 m 2 /peserta didik; c) kapasitas maksimal pembelajaran teori dan praktik adalah 0 peserta didik; d) belajar memiliki fentilasi udara yang cukup dan mempunyai sumber cahaya yang memadai untuk membaca buku dan melaksanakan kegiatan praktik; e) belajar memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan pendidik dapat segera keluar an jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan. 2) Ruang Proses Bahan a) proses berfungsi sebagai tempat memproses bahan baku bunga kering dan bunga buatan, menyimpan bahan dalam proses, dan yang sudah diproses; b) proses dilengkapi dengan alat dan sarana penunjang yang memadai; c) luas proses minimal berukuran 48 m 2 (lebar minimal 4 meter); d) proses dilengkapi dengan fasilitas pencahayaan dan fentilasi yang memadai; e) proses bahan dilengkapi dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dengan kapasitas minimal (satu) kg dengan posisi yang mudah dijangkau. 37

42 d. Ruang Penunjang ) Ruang Pimpinan a) pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan LKP dan menerima tamu; b) luas minimal pimpinan 6 m 2 dengan rasio satu untuk satu orang pimpinan (lebar minimal 2 meter); c) memiliki fasilitas yang memungkinkan sirkulasi udara yang memadai dan pencahayaan yang cukup; d) pimpinan mudah diakses dan dapat dikunci dengan baik. 2) Ruang Pendidik a) pendidik berfungsi sebagai tempat pendidik bekerja dan istirahat; b) luas minimal pendidik adalah 6 m 2 dengan rasio 3 m 2 /pendidik (lebar minimal 2 meter); c) pendidik dilengkapi sarana meja dan kursi pendidik serta lemari arsip sesuai kebutuhan; d) memiliki fasilitas yang memungkinkan sirkulasi udara yang memadai dan pencahayaan yang cukup. 3) Ruang Administrasi a) administrasi berfungsi sebagai tempat untuk mengerjakan administrasi LKP dan menerima pendaftaran atau tamu; b) luas minimal administrasi adalah 6 m 2 (lebar minimal 2 meter); c) memiliki fasilitas yang memungkinkan sirkulasi udara yang memadai dan pencahayaan yang cukup; d) administrasi harus mudah dicapai, baik oleh petugas maupun oleh peserta didik. 4) Ruang Penerima Tamu /Resepsionis a. resepsionis sebagai tempat menerima tamu, tempat menempatkan brosur dan leaflet dan lain-lain yang berkaitan dengan informasi mengenai kursus dan pelatihan; b. resepsionis juga berfungsi sebagai tempat gelar produk hasil praktik; c. luas minimal resepsionis adalah 9 m 2 (lebar minimal 3 meter); 38

43 d. resepsionis dilengkapi dengan fasilitas pencahayaan dan fentilasi yang memadai. 5) Toilet a) toilet berfungsi sebagai tempat buang air besar dan atau air kecil; b) luas minimal (satu) unit toilet adalah 2 m 2 (lebar minimal meter). c) jumlah minimal toilet setiap LKP disesuaikan dengan kebutuhan; d) toilet harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan; e) tersedia air bersih di setiap unit toilet; f) memiliki fasilitas yang memungkinkan sirkulasi udara yang memadai dan pencahayaan yang cukup. 6) Ruang Simpan a) simpan berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran, peralatan dan arsip LKP; b) luas minimal simpan adalah 6 m 2 (lebar minimal 2 meter); c) simpan dapat dikunci dan disesuaikan kebutuhan LKP; d) memiliki fasilitas yang memungkinkan sirkulasi udara yang memadai dan pencahayaan yang cukup. 7) Tempat Ibadah a) tempat ibadah berfungsi sebagai tempat untuk melakukan ibadah, sesuai dengan pemeluk agamanya masing-masing; b) luas minimal tempat ibadah adalah 4 m 2 (lebar minimal 2 meter); c) memiliki fasilitas yang memungkinkan sirkulasi udara yang memadai dan pencahayaan yang cukup. 8) Tempat Parkir a) tempat parkir berfungsi sebagai tempat untuk memarkir kendaraan, baik roda dua maupun roda empat; b) luas minimal tempat parkir disesuaikan dengan kebutuhan; c) tempat parkir harus bersih, rapi dan terjamin keamanannya. 39

44 3. Sarana a. Sarana Ruang Pembelajaran Teori dan Praktik ) Sarana pembelajaran teori dan praktik minimum terdiri atas: a) sarana pembelajaran teori dan praktik; b) bahan ajar teori dan praktik; c) media pembelajaran teori dan praktik. 2) Ketentuan mengenai sarana di pembelajaran teori dan praktik sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 3. Sarana Ruang Pembelajaran Teori dan Praktik NO SPESIFIKASI/DESKRIPSI Kursi peserta Kuat, stabil, dan aman. buah/ didik Ukuran memadai untuk peserta duduk dengan nyaman. didik Desain dudukan dan sandaran membuat peserta didik nyaman belajar, serta bisa digunakan untuk menulis dengan nyaman. 2 Kursi Kuat, stabil, dan aman. buah/ pendidik Ukuran memadai untuk pendidik duduk dengan nyaman. 3 Meja pendidik Kuat, stabil, dan ukuran buah/ memadai untuk bekerja pendidik dengan nyaman. 4 Lemari/rak Ukuran memadai untuk buah/ menyimpan perlengkapan, tertutup dan dapat dikunci. MINIMUM 0 40

45 Tabel 3.2 Bahan Ajar Teori NO SPESIFIKASI/DESKRIP SI MINIMU M Buku yang Buku pedoman buku/2 5 berhubungan merangkai bunga peserta dengan proses kering dan bunga didik membuat dan buatan: merangkai Level bunga kering Level 2 dan bunga Level 3 buatan Level 4 2 Buku Majalah, modul buku/2 5 pengayaan pembelajaran, buku peserta untuk peserta saku merangkai bunga didik didik dan kering dan bunga pendidik buatan. 3 Buku referensi Standardisasi buku/ yang berisi Kompetensi Kerja lembaga informasi atau Nasional Indonesia, data tertentu Standar Kompetensi Lulusan, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Silabus. 4

46 Tabel 3.3 Media Pembelajaran Teori NO SPESIFIKASI/DESKRIP SI Papan tulis Ukuran disesuaikan dengan luas an. Kuat, stabil, dan aman, serta ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas. 2 Proyektor Spesifikasi umum. Tampilan jelas, dan ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas. 3 Komputer PC Sesuai kebutuhan (bisa / laptop untuk mengoperasikan power point, video, dan file multi media). buah/ lembaga buah / lembaga set / lembaga MINIMU M b. Sarana Ruang Proses Bahan ) Sarana proses bahan minimum terdiri atas: a) alat peraga utama; b) alat peraga pendukung. 2) Ketentuan mengenai sarana proses sebagai berikut: 42

47 Tabel 3.4 Alat Peraga Utama NO SPESIFIKASI/ LEVEL DESKRIPSI MINIMUM Alat Pres Dari papan buah/5 kayu, kuat menahan beban pemberat, aman, datar, halus, dan mudah dipindahkan. peserta 2 2 Mesin Spesifikasi buah/ laminating umum, kuat, aman, dapat untuk melaminating kertas ukuran A3, dan mudah dipindahkan. 0 peserta didik 3 Setrika Spesifikasi umum, kuat, aman, dan mudah dipindahkan. buah/0 peserta didik 4 Bolder Dari besi, kuat, buah/ aman, mata bolder sesuai desain. peserta didik 0 5 Kompor Spesifikasi buah/5 umum, kuat, aman, mudah dipindahkan. peserta 2 43

48 NO SPESIFIKASI/ DESKRIPSI 6 Panci Spesifikasi umum, kuat, aman, ukuran sesuai kebutuhan, mudah dipindahkan. 7 Ember Spesifikasi umum, kuat, aman, ukuran sesuai kebutuhan, mudah dipindahkan 8 Tampah Dari bambu, kuat, aman, ukuran sesuai dengan kebutuhan mudah dipindahkan. 9 Saringan Spesifikasi umum, kuat, aman, ukuran sesuai dengan kebutuhan mudah dipindahkan. LEVEL MINIMUM buah/2 peserta 5 buah/2 peserta 5 buah/ peserta 0 didik buah/2 peserta 5 didik 44

49 NO SPESIFIKASI/ DESKRIPSI 0 Pengaduk Dari kayu, kuat, aman, ukuran sesuai dengan kebutuhan mudah dipindahkan. Stoples Dari kaca, kuat, aman, ukuran sesuai dengan kebutuhan mudah dipindahkan. 2 Stoples Dari plastik, kuat, aman, ukuran sesuai dengan kebutuhan mudah dipindahkan. 3 Mesin pres Dari besi, kuat, aman ukuran sesuai dengan kebutuhan mudah dipindahkan. 4 Mesin Terbuat dari Potong besi, kuat, aman, ukuran sesuai dengan kebutuhan mudah dipindahkan. buah/ peserta didik buah/ peserta didik buah/ peserta didik buah/0 peserta didik buah/0 peserta didik LEVEL MINIMUM

50 Tabel 3.5 Alat Peraga Pendukung N O SPESIFIKASI/ DESKRIPSI Spesikasi Gunting umum, kuat, aman, ukuran sesuai dengan kebutuhan mudah dipindahkan. 2 Pinset Spesifikasi umum, kuat, aman, ukuran sesuai dengan kebutuhan mudah dipindahkan. 3 Cutter Spesifikasi umum, kuat, aman, ukuran sesuai dengan kebutuhan mudah dipindahkan. 4 Tang Spesifikasi umum, kuat, aman, ukuran sesuai dengan kebutuhan mudah dipindahkan. buah/ peserta didik buah/ peserta didik buah/ peserta didik buah/ peserta didik LEVEL MINIMUM

51 N O SPESIFIKASI/ DESKRIPSI 5 Pisau Spesifikasi umum, kuat, aman, ukuran sesuai dengan kebutuhan mudah dipindahkan. 6 Sendok Spesifikasi makan umum, kuat, aman, ukuran sesuai dengan kebutuhan mudah dipindahkan. 7 Celemek Spesifikasi umum, kuat, aman, ukuran sesuai dengan kebutuhan mudah dipindahkan. 8 Sarung Spesifikasi tangan umum, kuat, aman, ukuran sesuai dengan kebutuhan mudah dipindahkan. buah/ peserta didik buah/ peserta didik potong/ peserta didik pasang/ peserta didik LEVEL MINIMUM

6) Bangunan memiliki fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman bagi peserta didik. 7) Bangunan memenuhi persyaratan kenyamanan sebagai

6) Bangunan memiliki fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman bagi peserta didik. 7) Bangunan memenuhi persyaratan kenyamanan sebagai SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 26 TAHUN 206 TENTANG STANDAR DAN PRA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BAHASA, FOTOGRAFI, MERANGKAI BUNGA KERING DAN BUNGA BUATAN, PIJAT PENGOBATAN

Lebih terperinci

206, No Indonesia Tahun 2005 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir d

206, No Indonesia Tahun 2005 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir d BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.028, 206 KEMENDIKBUD. Lembaga Kursus. Pelatihan. Standar. Sapras. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA MOR 26 TAHUN 206 TENTANG STANDAR DAN

Lebih terperinci

KETERAMPILAN BORDIR DAN SULAM

KETERAMPILAN BORDIR DAN SULAM DRAF STANDAR SARANA DAN PRASARANA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN KETERAMPILAN BORDIR DAN SULAM Jenjang II Pembordir/Penyulam Jenjang III Pengawas Pembuat Bordir/ Pengawas Pembuat Sulam Penyusun: Desak Putu

Lebih terperinci

KETERAMPILAN WEB DESIGN JENJANG IV

KETERAMPILAN WEB DESIGN JENJANG IV DRAF STANDAR SARANA DAN PRASARANA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN KETERAMPILAN WEB DESIGN JENJANG IV Penyusun: Foni Agus Setiawan, S.Kom, M.Kom, Dosen Fasilkom Universitas Indonesia Yoyoh, S.Kom, Staff PT.

Lebih terperinci

KETERAMPILAN SENI TARI TRADISIONAL

KETERAMPILAN SENI TARI TRADISIONAL DRAF STANDAR SARANA DAN PRASARANA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN KETERAMPILAN SENI TARI TRADISIONAL Penyusun: Prof. Dr. Endang Caturwati, SST., MS., Dosen Institut Seni Budaya Indonesia Meta Ambarpana, S.Pd.,

Lebih terperinci

KETERAMPILAN COMPUTER AIDED DESIGN (CAD) JENJANG TIGA

KETERAMPILAN COMPUTER AIDED DESIGN (CAD) JENJANG TIGA DRAF STANDAR SARANA DAN PRASARANA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN KETERAMPILAN COMPUTER AIDED DESIGN (CAD) JENJANG TIGA Penyusun: Erna Suparno, Instruktur LPK Genuine Institute Dedy Irawan, Drafter PT. Tara

Lebih terperinci

KETERAMPILAN WEB PROGRAMMING JENJANG IV

KETERAMPILAN WEB PROGRAMMING JENJANG IV DRAF STANDAR SARANA DAN PRASARANA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN KETERAMPILAN WEB PROGRAMMING JENJANG IV Penyusun: Freyadie, M. Kom, Dosen AMIK BSI Jakarta Tati Mardiana, Dosen Bina Sarana Informatika (BSI)

Lebih terperinci

KETERAMPILAN Membatik Jenjang II

KETERAMPILAN Membatik Jenjang II DRAF STANDAR SARANA DAN PRASARANA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN KETERAMPILAN Membatik Jenjang II Penyusun: Dr. Ir. Indra Tjahjani, SS, MLA, MMSI, LITBANG Pendidikan APBTN Bhuana Lucky Wijayanti, M.Sn, Dosen

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA MOR 33 TAHUN 207 TENTANG STANDAR DAN PRA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BIDANG ANIMASI, JARINGAN KOMPUTER, LAS BUSUR MANUAL, PEKARYA

Lebih terperinci

KETERAMPILAN PLAMBING

KETERAMPILAN PLAMBING DRAF STANDAR SARANA DAN PRASARANA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN KETERAMPILAN PLAMBING JENJANG III Penyusun: Heldy Suherman, ST, M.Si, Dosen STT Sapta Taruna Eko Nurlita Widayati, Dosen STT Sapta Taruna

Lebih terperinci

Lampiran KRITERIA EVALUASI. 1. Kriteria Evaluasi Ranah Konteks. Permendiknas no. 19 tahun 2007, tentang Standar Pengelolaan. A. Perencanaan Program

Lampiran KRITERIA EVALUASI. 1. Kriteria Evaluasi Ranah Konteks. Permendiknas no. 19 tahun 2007, tentang Standar Pengelolaan. A. Perencanaan Program Lampiran KRITERIA EVALUASI 1. Kriteria Evaluasi Ranah Konteks Pelaksanaan pendidikan harus berdasarkan pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang diatur melalui PP no 19 tahun 2005. Terkait dengan guru

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga dunia pendidikan kita telah memiliki Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN Desain Grafis

KETERAMPILAN Desain Grafis DRAF STANDAR SARANA DAN PRASARANA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN KETERAMPILAN Desain Grafis Jenjang II (Cetak Saring / Sablon) Peserta yang menyelesaikan pelatihan ini akan mendapatkan pengakuan: Sertifikat

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Page 1 of 14 Penjelasan >> PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN OBJEK 18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,

Lebih terperinci

I. STANDAR SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

I. STANDAR SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 007 TANGGAL 8 JUNI 007 STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH

Lebih terperinci

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN Lampiran Surat Keputusan Ketua STMIK KHARISMA Makassar Nomor: 580/B/STMIK Ketua/VIII/2016 A. Dasar 1. Undang undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi 2. Peraturan Menteri

Lebih terperinci

I. STANDAR SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

I. STANDAR SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 24 TAHUN 2007 TANGGAL 28 JUNI 2007 STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU, PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 140 TAHUN 2015 TENTANG STANDARDISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI RIAU

GUBERNUR RIAU, PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 140 TAHUN 2015 TENTANG STANDARDISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI RIAU 1 GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 140 TAHUN 2015 TENTANG STANDARDISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH

Lebih terperinci

DRAF STANDAR SARANA DAN PRASARANA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN KETERAMPILAN PENDIDIK PAUD

DRAF STANDAR SARANA DAN PRASARANA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN KETERAMPILAN PENDIDIK PAUD DRAF STANDAR DAN PRA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN KETERAMPILAN PENDIDIK PAUD Penyusun: Dra. Rahmita P. Soendjojo, Psi, Dosen Univ. Negeri Jakarta Dra. Nurbiana Dhieni, M.Psi., Dosen Univ. Negeri Jakarta

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH

Lebih terperinci

STANDAR USAHA KELAB MALAM. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Bersantai dan Melantai

STANDAR USAHA KELAB MALAM. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Bersantai dan Melantai LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM STANDAR USAHA KELAB MALAM I. PRODUK A. Ruang Bersantai dan Melantai 1.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar No. 1939, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Usaha. Hotel. Standar. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA MOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.31, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Standardisasi. Sarana. Prasarana. Kerja Pejabat. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG STANDARDISASI

Lebih terperinci

STANDAR USAHA RESTORAN. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Makan dan Minum

STANDAR USAHA RESTORAN. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Makan dan Minum LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA RESTORAN STANDAR USAHA RESTORAN A. Restoran Bintang 3. I. PRODUK A. Ruang Makan dan

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 24 TAHUN 2007 TANGGAL 28 JUNI 2007

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 24 TAHUN 2007 TANGGAL 28 JUNI 2007 SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 24 TAHUN 2007 TANGGAL 28 JUNI 2007 A. LATAR BELAKANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH/MADRASAH PENDIDIKAN UMUM BAB I PENDAHULUAN Pelaksanaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. Lembaga Sandi Negara. Tempat Kegiatan Sandi. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. Lembaga Sandi Negara. Tempat Kegiatan Sandi. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.186, 2010 Lembaga Sandi Negara. Tempat Kegiatan Sandi. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR TEMPAT KEGIATAN SANDI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH

Lebih terperinci

STANDAR USAHA KARAOKE

STANDAR USAHA KARAOKE LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KARAOKE STANDAR USAHA KARAOKE I. PRODUK A. Ruang Menyanyi 1. Luas ruangan paling kecil

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KARAOKE

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KARAOKE SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KARAOKE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699, 2017 PERPUSNAS. Perpustakaan Kabupaten/Kota. Standar Nasional. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA PANTI PIJAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA PANTI PIJAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA PANTI PIJAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penataan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan melakukan penelitian untuk memperoleh data dan fakta berkenaan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB III PELAKSANAAN MAGANG BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis memulai praktek pelaksanaan kerja atau magang pada Kantor Pusat Perum BULOG selama satu bulan yang dimulai dari tanggal 01 sampai dengan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KAFE

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KAFE SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KAFE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB STANDAR USAHA PUB

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB STANDAR USAHA PUB LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB STANDAR USAHA PUB I. PRODUK A. Ruang Bersantai 1. Luas ruangan sesuai dengan rasio

Lebih terperinci

STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA PEMERINTAH DAERAH LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KAPUAS. I. RUANGAN KANTOR STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA PEMERINTAH

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERALATAN & PERLENGKAPAN DALAM KEARSIPAN OLEH: PANDIT ISBIANTI, M.PD.

PERALATAN & PERLENGKAPAN DALAM KEARSIPAN OLEH: PANDIT ISBIANTI, M.PD. PERALATAN & PERLENGKAPAN DALAM KEARSIPAN OLEH: PANDIT ISBIANTI, M.PD. Mengapa perlatan perlu digunakan dalam manajemen kearsipan? KRITERIA PEMILIHAN PERALATAN (1) (1) BENTUK ALAMI ARSIP YANG AKAN DISIMPAN

Lebih terperinci

STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR

STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM B. Fasilitas Penunjang I. PRODUK A.

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/VIII/2008 TAHUN 2008 TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 31, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 31, Tam No.117, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Pejabat. Sapras Kantor. Standarisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA MOR 02 TAHUN 2016 TENTANG STANDARDISASI SARANA DAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG BADAN URUSAN ADMINISTRASI PROVINSI JAWA BARAT

MAHKAMAH AGUNG BADAN URUSAN ADMINISTRASI PROVINSI JAWA BARAT NAMA UAKPB : 00.0.0.099 PENGADILAN AGAMA CIBADAK TAHUN ANGGARAN 0 JANUARI 0 8 9 0 0 JUNI 0 : 0-0-0 : TANAH,000 990,000,000 0 0 0 0,000 990,000,000.0.0.0.00 Tanah Bangunan Kantor Pemerintah M,000 990,000,000

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Keergonomisan Fasilitas Fisik Kursi Setrika di Simply Fresh Laundry Fasilitas fisik kursi setrika di Simply Fresh Laundry saat ini belum ergonomis. Hal ini

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 522 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR MINIMAL RUANG KERJA DAN PERALATAN PENUNJANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 522 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR MINIMAL RUANG KERJA DAN PERALATAN PENUNJANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGA UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 522 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR MINIMAL RUANG KERJA DAN PERALATAN PENUNJANG INSPEKTUR

Lebih terperinci

STANDAR USAHA DISKOTIK. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK. A. Ruang Bersantai dan Melantai

STANDAR USAHA DISKOTIK. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK. A. Ruang Bersantai dan Melantai LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA DISKOTIK STANDAR USAHA DISKOTIK I. PRODUK. A. Ruang Bersantai Melantai B. Fasilitas

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisis terhadap fasilitas fisik dan lingkungan fisik yang terdapat pada Laboratorium 1 IT, Laboratorium 2 IT, dan Laboratorium 3 IT, ternyata

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH KEJURUAN(SMK/MAK) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir ABSTRAK. Pada bagian proses produksi mochi kacang, pemilik pabrik ingin meningkatkan produktivitas tenaga kerjanya dengan cara memperbaiki kondisi di pabrik. Pada pabrik mochi ini terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Fasilitas fisik utama yang menjadi usulan yaitu sebagai berikut: Meja Rias Ukuran meja rias yang menjadi usulan sudah disesuaikan dengan data antropometri yang

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA KANTOR DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM. 41 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR SPESIFIKASI TEKNIS KERETA YANG DITARIK LOKOMOTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.968, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAREKRAF. Restoran. Standar Usaha. Sertifikasi. Persyaratan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya jaman, maka semakin bertambah dan berkembang pula teknologi yang ada pada setiap industri. Perkembangan teknologi tersebut, tentunya

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Rak dan Gantungan Pakaian Perancangan rak dan gantungan pakaian yang akan ditempatkan dalam bis khusus rancangan alternatif 3. Dimensi dari lemari gantungan

Lebih terperinci

Tabel 1. Data Perabot dan Peralatan Laboratorium Arsitektur Nusantara

Tabel 1. Data Perabot dan Peralatan Laboratorium Arsitektur Nusantara Tabel 1. Data Perabot dan Peralatan Laboratorium Arsitektur Nusantara SD SW 1 CPU INTEL CORE i3-2120,4 1 2 MONITOR LED 20" 1 3 KEYBOARD + MOUSE 1 4 STAVOLT 1 5 PRINTER & SCANNER A3 1 6 AC 0,5 PK 1 7 JARINGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 47 TAHUN 2014 STANDAR PELAYANAN MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 47 TAHUN 2014 STANDAR PELAYANAN MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 47 TAHUN 2014 STANDAR PELAYANAN MINIMUM UNTUK ANGKUTAN ORANG DENGAN KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA PENYULUHAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER- 5 /MEN/VIII/008 TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERATURAN MENTERI NOMOR :PER.15/MEN/VIII/2008 TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA. MENTERI Menimbang : a. Bahwa dalam rangka memberikan perlindungan bagi pekerja/buruh yang

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG BADAN URUSAN ADMINISTRASI PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

MAHKAMAH AGUNG BADAN URUSAN ADMINISTRASI PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA NAMA UAKPB : 00.0.0.0969 PENGADILAN NEGERI MEDAN TAHUN ANGGARAN 0 JANUARI 0 3 6 9 0 30 JUNI 0 : 6-0-0 : 3 TANAH,996,30,,0 0 0 0 0,996,30,,0.0.0.0.00 Tanah Bangunan Rumah Negara Golongan II M,90,9,,00 0

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tahu Sumedang adalah salah satu makanan khas Kota Sumedang. Pabrik Tahu di Sumedang semakin berkembang karena potensi pasar yang tinggi. Salah satu pabrik tahu di Kota Sumedang yaitu pabrik tahu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER- 07/MEN/ IV/2005 TENTANG STANDAR TEMPAT PENAMPUNGAN CALON TENAGA

Lebih terperinci

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN STASIUN KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA a. bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA TAHUNAN GABUNGAN INTRAKOMPTABEL DAN EKSTRAKOMPTABEL RINCIAN PER SUB-SUB KELOMPOK BARANG TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA TAHUNAN GABUNGAN INTRAKOMPTABEL DAN EKSTRAKOMPTABEL RINCIAN PER SUB-SUB KELOMPOK BARANG TAHUN ANGGARAN 2016 NAMA UAKPB : 005.0.5.4094 PENGADILAN AGAMA SERUI JANUARI 06 TAHUN ANGGARAN 06 4 8 9 0 : 5--06 : DESEMBER 06 TANAH, 48,680,000 0 0 0 0, 48,680,000.0.0.0.00 Tanah Bangunan Rumah Negara Golongan I M 8,680,000

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Syarat Bangunan Gedung

Syarat Bangunan Gedung Syarat Bangunan Gedung http://www.imland.co.id I. PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia sedang giatnya melaksanakan kegiatan pembangunan, karena hal tersebut merupakan rangkaian gerak perubahan menuju kepada

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG BADAN URUSAN ADMINISTRASI PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

MAHKAMAH AGUNG BADAN URUSAN ADMINISTRASI PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA NAMA UAKPB...969 TAHUN ANGGARAN JULI 3 6 9 -- Kode Lap. LBSGSSKS 3 DESEMBER 3 TANAH,996,3,,,996,3,,... Tanah Bangunan Rumah Negara Golongan II M,9,9,,,9,9,,... Tanah Bangunan Kantor Pemerintah M,,,3,,,,3,

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 PERANGKAT KERAS KOMPUTER

PERTEMUAN KE 3 PERANGKAT KERAS KOMPUTER PERTEMUAN KE 3 PERANGKAT KERAS KOMPUTER A. PENGANTAR Perangkat keras komputer atau lebih dikenal dengan Hardware merupakan perangkat komputer yang dapat bekerja berdasarkan perintah yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Bagaimana Antropometri Anak Pada TK Cempaka Data antropometri anak pada TK. Cempaka dapat dilihat pada tabel 4.23. 7.1.2 Fasilitas Fisik Pada Saat Ini

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan penulis pada PT BMC, maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Setelah dilakukan analisis mengenai dimensi fasilitas fisik, tata letak ruangan, dan lingkungan fisik, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa fasilitas fisik

Lebih terperinci

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 NOMOR 2014 TENTANG STANDAR USAHA TAMAN REKREASI STANDAR USAHA TAMAN REKREASI I. PRODUK A. Tempat dan Ruang B. Fasilitas

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Pembuatan Minuman Saat ini Kondisi aktual dari fasilitas fisik di tempat pembuatan minuman jika dilihat dari segi antropometri

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1571, 2014 KEMENHUB. Kereta Api. Angkutan Umum. Standar Pelayanan Minimum. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 47 TAHUN 2014 TENTANG2

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA PEMERINTAH DAERAH 1 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA PEMERINTAH DAERAH WALIKOTA SURABAYA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA APARATUR PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA APARATUR PEMERINTAH PROVINSI BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA APARATUR PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA PEMERINTAH PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA PEMERINTAH PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PELATIHAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

PELATIHAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI LS-13 = Pranata Pembangunan PELATIHAN SUPERVISOR PEKERJAAN LANSEKAP/PERTAMANAN (LANDSCAPE SUPERVISOR) 2005 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Perancangan kursi pasien dalam bis yang ergonomis dengan memperhatikan aspek kekuatan/ kekokohan, dan perawatan terpilih alternatif 3 dengan spesifikasi: Tabel

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Fasilitas Fisik Aktual 6.1.1.1 Kursi Kursi aktual yang digunakan dalam aktifitas jemaat di GMS Bandung berbahan pipa besi sebagai kaki dan penyangganya sedangkan

Lebih terperinci

2016, No perkembangan kebutuhan implementasi penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbang

2016, No perkembangan kebutuhan implementasi penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbang No.761, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Dana. Jaminan Kesehatan Nasional. Penggunaan.Fasilitasi Kesehatan Tingkat Pertama. Milik Pemda. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.557,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 03/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 9 JULI 2007 PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP 1. Ruang lingkup

Lebih terperinci

2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (

2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ( No.276, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Apotek. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci