Investa Quicklook. Adakah Efek Lebaran? Edisi Juli 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Investa Quicklook. Adakah Efek Lebaran? Edisi Juli 2014"

Transkripsi

1 Investa Quicklook Adakah Efek Lebaran? Edisi Juli 2014 Lebaran akan segera tiba, dimulai dari bulan puasa terlebih dahulu. Apakah ada efeknya bagi pasar saham di Indonesia? Ternyata efeknya ada bahkan bisa menjadi sebuah peluang. Jika kita melihat 5 kali dalam lebaran sebelumnya, setiap kali lebaran tidak jatuh di bulan Agustus maka peluangnya untuk naik menjadi sangat besar. Terlihat pada grafik di bawah ini : Kotak merah adalah bulan dimana terjadi lebaran. Sekedar catatan saja lebaran untuk tahun 2013 dan 2012 jatuh di bulan Agustus. Untuk lebaran tahun 2011 jatuh di akhir Agustus dan awal bulan September. Sedangkan untuk tahun 2010 dan 2009 lebaran jatuh di bulan September. Agustus sudah menjadi bulan dimana secara statistic lebih besar kemungkinannya IHSG untuk jatuh / turun, bahkan efek lebarannya pun tidak bisa meredam kejatuhan IHSG. Karena lebaran tahun 2014 ini jatuh di bulan Juli maka kami Investa memprediksi efek lebaran masih bisa terjadi dimana kemungkinannya IHSG untuk naik masih bisa terjadi. Disusun oleh : Jhon Veter & Kiswoyo, CSA PT Investa Saran Mandiri Ruko Golden Boulevard Blok S-10 Jl. Pahlawan Seribu BSD Tanggerang Telp : Karena itu masih ada waktu sekitar 1 bulan menjelang lebaran untuk kita mempersiapkan diri menghadapi kemungkinannya IHSG untuk naik. Dan kami menyiapkan beberapa saham pilihan untuk para pembaca. Saham yang kami sarankan untuk beli ini dalam menyambut momentum Efek Lebaran. Dan secara fundamental juga baik untuk disimpan lebih lama lagi. Semoga para pembaca bisa mendapatkan keuntungan dari tradingnya dan mendapatkan uang tambahan dalam merayakan lebaran di tahun 2014 ini.

2 ADVERTISING BAGAIMANA INVESTA MEMBANTU ANDA? Naik dan turun di pasar modal khususnya pasar saham tentu adalah sebuah hal yang sangat biasa. Di pasar saham, perubahan harga terjadi bukan sematamata setiap hari tetapi terjadi setiap detik dari waktu kewaktu. Anda sebagai seorang investor di pasar saham tentu seringkali menjadi bingung dengan apa yang terjadi terhadap kenaikan dan penurunan harga terlebih ketika anda harus berhadapan dengan penurunan tajam ataupun ketika melihat sebuah rally panjang yang sepertinya tidak akan pernah berkesudahan. Dua kejadian ekstrem tersebut akhirnya seringkali membuat seorang investor menjadi tidak rasional, tidak berpikir jernih, dan akhirnya membuat sebuah keputusan investasi yang salah dan harus ditanggung dikemudian hari oleh investor tidak rasional tersebut. Dua kejadian ekstrem tersebut akhirnya seringkali membuat seorang investor menjadi tidak rasional, tidak berpikir jernih, dan akhirnya membuat... Tindakan irasional akibat emosi investor yang terpancing itulah yang oleh kami PT. Investa Saran Mandiri (INVESTA) berusaha untuk dimiinimalisir sekecil mungkin efeknya kepada para nasabah / klien yang menggunakan jasa kami. Di INVESTA kami hanya menggunakan data, fakta, dan laporan keuangan emiten untuk menentukan sebuah keputusan investasi dari waktu ke waktu. Melalui padangan rutin dalam Monday Note, riset emiten maupun sektoral, dan review kondisi fakta lewat white paper atau quicklook maka kami membiasakan nasabah untuk berpikir secara logis terhadap sebuah kenaikan maupun penurunan di pasar saham sehingga menghasilkan keputusan yang logis dan dapat dipertanggungjawabkan di kemudian hari. Atas alasan itulah banyak nasabah kami telah merasakan bagaimana sebuah penurunan di pasar saham yang membuat banyak orang panik justru menjadi sebuah kesemapatan untuk menemukan saham terbaik di harga diskon. Demikian sebaliknya ketika kenaikan menjadi tidak rasional maka kami di INVESTA mampu menangkap momen tersebut untuk melakukan penjualan. Lalu bagaimana hasil dari tindakan tersebut? Portofolio INVESTA mampu memberikan return sebesar 23,39%, lebih tinggi dibandingkan IHSG yang hanya naik sebesar 14,59%... Dibawah ini kami lampirkan gambaran kinerja portofolio real INVESTA dengan dana Rp 1 Milyar. Secara Year To Date (1 Jan-9 Mei 2014) Portofolio INVESTA mampu memberikan return sebesar 23,39%, lebih tinggi dibandingkan IHSG yang hanya naik sebesar 14,59% di periode yang sama. Perbedaan hingga sebesar 10% ini dirasakan juga oleh mereka para nasabah PREMIUM INVESTA sebuah layanan yang bersifat lebih personal dari INVESTA. Secara resiko, portofolio INVESTA juga memiliki resiko yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan Benchmark (ETF MSCI) yaitu sebesar 14,92%. Perlu diketahui bahwa saham-saham dalam portofolio INVESTA hanyalah saham-saham pilihan yang tercantum dalam list INVESTA-30.

3 ADVERTISING Secara lebih jauh apabila kita melihat susunan saham-saham yang berada di dalam portofolio INVESTA maka para pembaca sekalian akan melihat beberapa fakta menarik untuk disimak dan dipelajari. Merujuk pada nilai PE ratio saham-saham dalam portoflio INVESTA maka tidaklah mengherankan apabila portofolio INVESTA memiliki kinerja yang cenderung lebih moncer apabila dibandingkan dengan bechmark ataupun IHSG. Portofolio INVESTA memiliki dalam data trailing 12 bulan terakhir (Grafik pertama) memiliki PE rasio yang lebih murah hingga 25% dibandingkan dengan PE ratio IHSG secara keseluruhan. Selanjutnya dari gambar grafik kedua juga terlihat adanya growth dari Net Sales saham-saham dalam portofolio INVESTA yang selalu konsisten lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan di IHSG pada umumnya. Kenaikan penjualan (Net Sales) bagi sebuah perusahaan tentu adalah sumber paling utama dari kenaikan harga saham di kemudian hari, Jadi memiliki saham-saham yang bertumbuh diatas pesaingnya selalu menjadi penting bagi INVESTA untuk dapat selalu memiliki performa portofolio yang unggul dibangingkan rata-rata market. Jadi dari ketiga gambaran tersebut sangat jelas alasan bagi Portofolio INVESTA dapat mengalahkan kinerja market selama periode BULLISH sepanjang awal tahun 2014 kali ini Terakhir pada gambar ketiga kita melihat perbandingan PE Ratio untuk 12 bulan kedepan dimana secara kasat mata kita melihat saham-saham dalam portofolio INVESTA tetap memiliki PE Rasio yang relatif lebih murah dibandingkan dengan market. Jadi dari ketiga gambaran tersebut sangat jelas alasan bagi Portofolio INVESTA dapat mengalahkan kinerja market selama periode BULLISH sepanjang awal tahun 2014 kali ini. Nah sekarang setelah anda mengetahui fakta ini maka keputusan ada di tangan anda... Tetap dengan pola permainan anda sekarang ini atau bergabung dengan INVESTA untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik di kemudian hari untuk tercapainya tujuan investasi anda. Selamat Berinvestasi!!!

4 Investa Ouicklook Beberapa saham yang kami rekomendasikan adalah INDF / Indofood Sukses Makmur INDF adalah salah satu perusahaan konsumer terintegrasi dari hulu sampai hilir. Beberapa produknya bahkan menjadi market leader di kelasnya. Mulai dari mie instant (melalui ICBP), juga tepung terigu (melalui Bogasari). Bahkan INDF tidak hanya punya anak usaha dibidang perkebunan kelapa sawit di Indonesia tetapi juga perusahaan budi daya dan pengolahan sayur sayuran. Belakangan INDF juga membeli pabrik gula di Brazil, dimana Brazil terkenal sebagai produsen gula yang terkenal maju dalam teknologi pengolahan gula dan budidaya bibit unggul tanaman gulanya di dunia. Selain itu INDF juga membeli Roxas Holding Inc, perusahaan gula terintegrasi yang terbesar di Filipina. Langkah INDF untuk terus berekspansi dalam rangka mendukung kegiatan bisnis konsumen nya patut di apresiasi. Karena INDF berekspansi untuk melengkapi bisnis konsumennya dari hulu sampai ke hilir, sehingga langkah INDF ini untuk mengurangi ketergantungan INDF dari pihak ketiga / pihak lain di luar Indofood Group. Kotak merah adalah saat masa lebaran berlangsung. Pergerakan saham INDF terlihat sepintas hamper mirip dengan pergerakan IHSG. Ketika IHSG turun saham INDF akan ikut turun. Beta saham INDF terhadap IHSG sebesar 1,07. Sehingga ketika IHSG berpeluang untuk naik setiap kali menjelang lebaran maka saham INDF juga berpeluang untuk naik. Seperti dalam riset Investa sebelumnya kami merekomendasikan beli INDF dalam menghadapi Efek dari lebaran untuk tahun 2014 ini. Tips dan Triknya: Support INDF saat ini berada di level 6700, sehingga membeli di level 6800 pada saat tulisan ini dibuat cukup aman. Sumber : Indofood or liability whatsoever for any expense loss or damages arising out of or in any way connected with the use of all or any part of any of these reports.

5 Investa Ouicklook Saham berikutnya adalah UNVR / Unilever Indonesia UNVR terkenal dengan memiliki banyak merek ternama dan memiliki banyak produk konsumen. Dan nyaris di setiap produk dan merek milik UNVR menjadi market leader di kelasnya. UNVR juga terkenal sebagai perusahaan yang rajin dalam membagikan devidennya. Beberapa tahun terakhir UNVR selalu membagikan 100% net profitnya sebagai deviden. Bahkan UNVR juga menjadi perusahaan dengan ROE yang paling tinggi di Indonesia sejak lama. UNVR juga setiap setahun sekali akan selalu mengeluarkan produk baru di kelasnya masing masing. Contohnya setiap setahun sekali Ice Cream Wall selalu melaunch / meluncurkan produk barunya. Sehingga UNVR tetap selalu bisa menjaga pangsa pasarnya agar tidak jenuh dengan produk yang lama. Kotak merah adalah masa ketika lebaran berlangsung di tahun yang sama. Harga saham UNVR terlihat setiap kali lebaran nyaris bisa bertahan bahkan bisa naik sekalipun lebaran terjadi di bulan Agustus. Kami menyarankan beli untuk saham UNVR menjelang lebaran kali ini. Tips dan Triknya: Support UNVR saat ini berada di level , sehingga membeli di level pada saat tulisan ini dibuat cukup aman. Salah satu yang harus diingat, pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai saat ini masih di dukung oleh konsumsi dalam negeri. Sehingga saham saham sektor konsumen di Bursa Efek Indonesia layak dan wajib di beli oleh para investor. Sumber : Unilever Indonesia or liability whatsoever for any expense loss or damages arising out of or in any way connected with the use of all or any part of any of these reports.

Investa Quicklook. Sudahkah Kita Menjadi Orang Kaya? Untuk Saat Ini Dan Atau Di Masa Depan? Edisi September 2014

Investa Quicklook.  Sudahkah Kita Menjadi Orang Kaya? Untuk Saat Ini Dan Atau Di Masa Depan? Edisi September 2014 Investa Quicklook Edisi September 2014 Sudahkah Kita Menjadi Orang Kaya? Untuk Saat Ini Dan Atau Di Masa Depan? Sebuah pertanyaan klasik dan sangat sulit di jawab. Kenapa? Karena definisi orang kaya itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah bagian dari pasar finansial dan tempat bertemunya investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum melakukan penilaian yang baik terhadap emiten. Pada umumnya,

BAB I PENDAHULUAN. sebelum melakukan penilaian yang baik terhadap emiten. Pada umumnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal bagi perusahaan dan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Industri Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)), merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap aktivitas perusahaan tidak lepas dari pengaruh faktor-faktor dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap aktivitas perusahaan tidak lepas dari pengaruh faktor-faktor dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam setiap aktivitas perusahaan tidak lepas dari pengaruh faktor-faktor dari luar maupun faktor dari dalam, yang kesemuanya dapat disebut sebagai stakeholder.

Lebih terperinci

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana. Dana diperoleh dari pemilik perusahaan atau dari hutang. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

Lebih terperinci

BAB I. Indonesia. Hal ini karena pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana

BAB I. Indonesia. Hal ini karena pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pasar modal merupakan penggerak perekonomian dunia, khususnya di Indonesia. Hal ini karena pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penlitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, kemudian dianalisa menggunakan analisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi perusahaan dalam perkembangan bisnis disemua perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Himawan Hariyoga, dalam. 283,5 trilliun. Berikut data realisasi investasi hingga September 2012:

BAB I PENDAHULUAN. Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Himawan Hariyoga, dalam. 283,5 trilliun. Berikut data realisasi investasi hingga September 2012: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemulihan ekonomi yang lambat di negara-negara maju pasca krisis global 2008 silam, menyebabkan para investor lebih memilih mendiversifikasikan investasinya ke luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan merupakan penentuan ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Keberhasilan suatu perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir. Selama periode 2005 hingga 2015, rata-rata pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir. Selama periode 2005 hingga 2015, rata-rata pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal di Indonesia cukup signifikan dalam satu dasawarsa terakhir. Selama periode 2005 hingga 2015, rata-rata pertumbuhan jumlah emiten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian adalah sektor yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia.Munculnya industri-industri besar berbasis agribisnis seharusnya menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupangkan pasar untuk berbagai. lainya dan sarana bagi kegiatan berinvestasi (Darmadji, 2001:1).

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupangkan pasar untuk berbagai. lainya dan sarana bagi kegiatan berinvestasi (Darmadji, 2001:1). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal (capital market) merupangkan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham),instrument

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia.

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia. Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini berbagai sektor korporasi melakukan ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini juga di dukung dengan jenis

I. PENDAHULUAN. keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini juga di dukung dengan jenis 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu cara untuk mewujudkan harapan dalam memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini juga di dukung dengan jenis investasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus mengalami peningkatan rata-rata sebesar 67% per tahun dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus mengalami peningkatan rata-rata sebesar 67% per tahun dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dua tahun terakhir, Indonesia sedang berada di masa perekonomian yang baik dan menjanjikan. Ini dapat terlihat dari suasana pasar modal di Indonesia yang cukup menggairahkan

Lebih terperinci

Bab V. Kesimpulan dan saran

Bab V. Kesimpulan dan saran Bab V Kesimpulan dan saran 1.1 Kesimpulan Penelitian ini dirancang untuk menjawab tiga permaslahan sebagai berikut : Pertama melihat adanya indikasi bahwa Bursa Efek Indonesia belum berjalan secara efisien,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk sarana mendapatkan dana dalam jumlah besar dari masyarakat pemodal (investor), baik dari dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industri industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal didefinisikan

I. PENDAHULUAN. industri industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal didefinisikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan pasar modal dan industri industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern seperti saat ini banyak masyarakat indonesia yang ingin berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh, mahasiswa, bahkan pelajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Selain ditunjang

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Selain ditunjang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,5 % tahun ini, yang awalnya hanya ditargetkan 6,4 % oleh pemerintah. Penunjang pertumbuhan ekonomi tahun ini meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, pasar modal adalah tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) di dalam suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Investasi merupakan kegiatan menyalurkan dana demi mengharapkan keuntungan dimasa mendatang. Investasi dapat diartikan sebagai kegiatan menanamkan modal baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi,

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengasumsikan resiko yang akan dialami relative kecil bila dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengasumsikan resiko yang akan dialami relative kecil bila dibandingkan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi akan tercapai jika ditopang dengan sumber dana pembangunan yang memadai, dimana salah satu sumber dana pembangunan tersebut adalah melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana. masyarakat, dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana. masyarakat, dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana masyarakat, dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian dimana dana tersebut adalah modal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Era globalisasi saat ini membuat persaingan bisnis semakin ketat dan kebutuhan untuk aktivitas bisnis pun menjadi semakin besar. Namun, sering kali perusahaan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar Modal adalah pasar untuk tempat jual beli surat berharga saham dan surat berharga hutang berjangka panjang dan produk derivatif lainnya. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan cukup besar jumlahnya. Sumber dana tersebut dapat dikelompokkan

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan cukup besar jumlahnya. Sumber dana tersebut dapat dikelompokkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam mengelola usahanya, perusahaan membutuhkan dana yang tidak sedikit, terlebih lagi jika perusahaan tersebut hendak melakukan ekspansi, maka dana yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1993:4). Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1993:4). Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan tujuan utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993:4). Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bukan hanya dimiliki oleh pemilik lama (founders), tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bukan hanya dimiliki oleh pemilik lama (founders), tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ekonomi, banyak perusahaan yang melakukan ekspansi usaha. Pada saat itu, perusahaan harus menentukan untuk menambah modal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian tidak akan pernah lepas dari kegiatan investasi. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian tidak akan pernah lepas dari kegiatan investasi. Investasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian tidak akan pernah lepas dari kegiatan investasi. Investasi merupakan persiapan keuangan dengan penanaman modal dengan membeli suatu bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pasar modal membawa peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian. Bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai salah satu parameter kondisi perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter adalah krisis finansial yang dimulai pada Juli 1997 di Thailand

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter adalah krisis finansial yang dimulai pada Juli 1997 di Thailand 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis moneter adalah krisis finansial yang dimulai pada Juli 1997 di Thailand dengan jatuhnya mata uang Bath Thailand yang kemudian diikuti dengan mata

Lebih terperinci

Average True Range ( ) Stochastic Oscillator ( ) Momentum ( )

Average True Range ( ) Stochastic Oscillator ( ) Momentum ( ) PREMIUM NEWSLETTER The Technical View 13 Februari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Average True Range (49.6816) Stochastic Oscillator (34.2657) Momentum (98.7077) IHSG (3,978.63, 3,978.99, 3,895.61,

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO UNTUK MENILAI KEWAJARAN HARGA SAHAM DAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Listing Di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konvensional serta dikomparasikan dengan saham syariah.

BAB III METODE PENELITIAN. konvensional serta dikomparasikan dengan saham syariah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dari penelitian ini tidak dapat disebutkan karena memang penelitian ini data diambil melalui data sekunder melalui alamat web http://idx.co.id dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era ekonomi pasar bebas, pasar modal memiliki peran yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era ekonomi pasar bebas, pasar modal memiliki peran yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era ekonomi pasar bebas, pasar modal memiliki peran yang cukup penting karena dapat dijadikan sumber dana alternatif bagi perusahaan. Pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI IHSG

BAB II DESKRIPSI IHSG BAB II DESKRIPSI IHSG 2.1 Sejarah Singkat IHSG Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Hari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penanaman investasi di pasar modal menjadi hal yang menarik bagi masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Simanjuntak (2005) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Model Price Earning Ratio PER adalah rasio yang menunjukkan perbandingan dari harga saham terhadap laba perusahaan. Rasio ini menunjukkan barapa besar investor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Fundamental Analisa Fundamental digunakan untuk mengevaluasi harga saham perdana PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, meliputi pendekatan deviden dan pendekatan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan industri manufaktur merupakan jenis industri

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan industri manufaktur merupakan jenis industri BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan industri manufaktur merupakan jenis industri perusahaan yang ikut berperan aktif dalam pasar modal. Persaingan industri manufaktur di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini menyebabkan perusahaan-perusahaan bersaing mencari sumber pembiayaan yang dapat menyediakan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar baik ditinjau dari sudut supply maupun demand. Potensi dari

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar baik ditinjau dari sudut supply maupun demand. Potensi dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memberikan sumbangan berarti bagi pembangunan ekonomi Indonesia melalui penyediaan sumber pendanaan jangka panjang bagi dunia usaha. Realita tersebut

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh :

SKRIPSI. Disusun oleh : ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ESTIMASI HARGA SAHAM DENGAN MODEL DISCOUNT EXPECTED CASHFLOW DALAM KEPUTUSAN INVESTASI (STUDI PADA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2007) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Bab V SIMPULAN DAN SARAN. diperoleh suatu kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan pada

Bab V SIMPULAN DAN SARAN. diperoleh suatu kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan pada Bab V SIMPULAN DAN SARAN Setelah analisis dan pembahasan penelitian selesai dilakukan, maka diperoleh suatu kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan pada bab sebelumnya, dan memuat saran-saran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian JII (Jakarta Islamic Indeks) pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta) bekerjasama dengan PT Danareksa Investment

Lebih terperinci

Membangun Kekayaan Dari Saham

Membangun Kekayaan Dari Saham Membangun Kekayaan Dari Saham By Linda Homiya 18 Maret 2017 XXXXXX MIRAE ASSET SEKURITAS 1 Document name DD/MM/YYYY MIRAE ASSET SEKURITAS 2 Document name DD/MM/YYYY MIRAE ASSET SEKURITAS 3 Document name

Lebih terperinci

NOVEMBER: MEMPERSIAPKAN RALLY AKHIR TAHUN

NOVEMBER: MEMPERSIAPKAN RALLY AKHIR TAHUN MARKET OUTLOOK NOVEMBER: MEMPERSIAPKAN RALLY AKHIR TAHUN MEMAHAMI PORTFOLIO REBALANCING 10 Saham Big Caps IHSG + HMSP Ada 2 Reksadana: Fund A dan Fund B Harga saham konsumer naik 5%, harga saham lain naik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal dan sektor industri dari suatu negara. Seperti halnya

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal dan sektor industri dari suatu negara. Seperti halnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan perekonomian secara keseluruhan dapat dilihat melalui perkembangan pasar modal dan sektor industri dari suatu negara. Seperti halnya pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua, pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua, pasar modal menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, dimana ada pedagang, pembeli, dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi return dalam melakukan investasi pada suatu saham. Oleh sebab itu, para investor berusaha mencari pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan

BAB IV. Analisis dan Pembahasan BAB IV Analisis dan Pembahasan IV.1 Penentuan Skenario Penelitian Objek penelitian ini adalah saham PT Indofood Sukses Makmur, yang dilakukan selama periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2010 dengan

Lebih terperinci

1 w w w. e l l e n - m a y. c o m. Copyright Ellen May Institute

1 w w w. e l l e n - m a y. c o m. Copyright Ellen May Institute 1 w w w. e l l e n - m a y. c o m Copyright Ellen May Institute Sukses Menabung Saham Mungkin kata-kata tabungan dan menabung sudah sering kita dengar. Bagaimana dengan menabung saham?, maksudnya? Menabung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai obyek adalah Jakarta Islamic Indeks yang listing di BEI. Jakarta Islamic Index (JII) adalah index

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur terutama pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur terutama pada sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur terutama pada sektor barang konsumsi, saat ini menyebabkan semakin pesatnya laju perekonomian dan meningkatnya

Lebih terperinci

PENGARUH EPS ( EARNING PER SHARE

PENGARUH EPS ( EARNING PER SHARE PENGARUH EPS (EARNING PER SHARE), ROE (RETURN ON EQUITY) DAN TINGKAT BUNGA DEPOSITO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : JOHANSYAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya I. PENDAHULUAN I.1 latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005 hingga 2007 mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya surplus neraca pembayaran serta membaiknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset atau lebih dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal memperoleh sejumlah keuntungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan studi empiris yang telah dilakukan penulis, maka dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan studi empiris yang telah dilakukan penulis, maka dapat 92 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 KESIMPULAN Berdasarkan studi empiris yang telah dilakukan penulis, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut ini: 1. Perkembangan Return on Equity (ROE) emiten sektor

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio Melihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun pemerintah jangka panjang dalam berbagai instrumen keuangan yang diperjualbelikan, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat dihadapkan pada berbagai pilihan mengenai cara menginvestasikan dana. Berbagai macam pilihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan umumnya memilki tujuan jangka panjang, menengah dan pendek.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan umumnya memilki tujuan jangka panjang, menengah dan pendek. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang mempunyai tujuan tertentu dalam menjalankan usahanya. Setiap perusahaan ingin dapat memenuhi kepentingan para anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara, sebagai sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu lembaga yang memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu lembaga yang memiliki peranan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu lembaga yang memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Seiring pesatnya perkembangan dunia usaha dalam

Lebih terperinci

Monthly View. Mei PT. Mega Capital Indonesia

Monthly View. Mei PT. Mega Capital Indonesia Mei 2015 Monthly View PT. Mega Capital Indonesia Menara Bank Mega Lt. 2 Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12-14A Jakarta 12790 Telp. : 021-7917 5599 Faks. : 021-7919 3900 1 Monthly Bulan Mei sektor consumer mendominasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi proses merger perusahaan, Rasio menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi proses merger perusahaan, Rasio menunjukkan kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rasio Fundamental perusahaan merupakan salah satu indikator yang penting bagi proses merger perusahaan, Rasio menunjukkan kemampuan manajemen perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Deskripsi Berbagai Indeks Saham Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat melanda pada akhir tahun 2000, dimana banyak perusahaan dari berbagai industri mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan penggerak ekonomi bangsa. Sejarah menyebutkan, adalah negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Daratan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era pasar bebas dan globalisasi persaingan dunia usaha di Indonesia semakin ketat. Setiap perusahaan ditantang untuk dapat merancang strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan maka investor atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sangatlah besar. Mulai dari industri kecil dan rumah tangga, industri

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sangatlah besar. Mulai dari industri kecil dan rumah tangga, industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Andil industri makanan dan minuman dalam memberikan lapangan kerja dapat dikatakan sangatlah besar. Mulai dari industri kecil dan rumah tangga, industri menengah, besar,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. terkait pada periode 1 Desember 31 Januari Tahun dan pola-pola grafik

BAB IV PEMBAHAS AN. terkait pada periode 1 Desember 31 Januari Tahun dan pola-pola grafik BAB IV PEMBAHAS AN Ruang lingkup analisis market timing pada saham BUMI mencakup analisis berita terkait pada periode 1 Desember 31 Januari Tahun 2005 2008 dan pola-pola grafik yang dibentuk dari grafik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha sangat dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi baik secara nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup berarti. Industri pangan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berperan

BAB I PENDAHULUAN. cukup berarti. Industri pangan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berperan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan industri pangan nasional menunjukkan perkembangan yang cukup berarti. Industri pangan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambahan modal kerja, ekspansi dan lain-lain dan sebagai tempat bagi investor

BAB I PENDAHULUAN. tambahan modal kerja, ekspansi dan lain-lain dan sebagai tempat bagi investor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah tempat untuk memperjualbelikan sekuritas jangka panjang, seperti saham dan obligasi. Fungsi pasar modal yaitu sebagai tempat bagi emiten untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diterbitkan pada setiap periode tertentu. earnings per share. Perubahan nilai earnings per share pada suatu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diterbitkan pada setiap periode tertentu. earnings per share. Perubahan nilai earnings per share pada suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan bidang manufaktur yang merupakan salah satu yang ikut mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengaruh penting dalam kehidupan di muka bumi ini. Buktinya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengaruh penting dalam kehidupan di muka bumi ini. Buktinya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Amerika Serikat (AS) dikenal sebagai negara adikuasa, yang memiliki pengaruh penting dalam kehidupan di muka bumi ini. Buktinya yaitu penggunaan mata uang

Lebih terperinci

merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan maupun dari

merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan maupun dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana. Suatu perusahaan dalam pemenuhan keburuhan dananya berasal dari dua sumber, yaitu sumber intern

Lebih terperinci

Indonesia Outlook

Indonesia Outlook Indonesia Outlook 2017-2018 PT. Reliance Sekuritas Indonesia, Tbk June 2017 Peluang di tahun 2017-2018 Stabilitas suku bunga dan nilai tukar Rupiah Aliran modal masuk yang masih positif Hampir Rp30 T net

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang masuk dalam industri barang konsumsi yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang masuk dalam industri barang konsumsi yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang masuk dalam industri barang konsumsi yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin bertambah jumlahnya. Industri barang konsumsi merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa. Pada umumnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa. Pada umumnya setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Ekonomi yang di dukung oleh teknologi modern menyebabkan timbulnya persaingan antara perusahaan yang satu dengan lainnya, baik perusahaan yang

Lebih terperinci