BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Utara, Kelurahan Heledulaa Selatan, Kelurahan Ipilo, Kelurahan Moodu, Kelurahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Utara, Kelurahan Heledulaa Selatan, Kelurahan Ipilo, Kelurahan Moodu, Kelurahan"

Transkripsi

1 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran wilayah penelitian Kecamatan Kota Timur merupakan Kecamatan yang terdiri dari 6 kelurahan. Masing masing kelurahan di kecamatan kota Timur adalah Kelurahan Heledulaa Utara, Kelurahan Heledulaa Selatan, Kelurahan Ipilo, Kelurahan Moodu, Kelurahan Padebuolo dan kelurahan Tamalate. Disamping itu pula batas batas wilayah Kecamatan Kota timur Kota Gorontalo yaitu : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan kota Utara 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kabila Kab. Bone Bolango 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kota Selatan 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kota Selatan Jumlah penduduk wilayah Kecamatan Kota Timur sebanyak jiwa, dengan rata rata bekerja sebagai petani dan PNS. Untuk keadaan alam di wilayah Kecamatan Kota timur dialiri sungai Bone pada Kelurahan Tamalate dan Kelurahan Padebuolo. Beberapa sungai kecil pun mengalir dari kelurahan Moodu, Heledulaa Utara dan Heledulaa Selatan hingga kelurahan Ipilo. Di sebagian wilayah kelurahan moodu terdapat area persawahan

2 41 yang digarap. Kelurahan Tamalate, Padebulo dan memiliki perkebunan kelapa, jagung dan tanaman lainnya yang merupakan kepemilikan warga. Beberapa tempat umum dan fasilitas umum yang ada diwilayah Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo seperti, Kepolisian Sektor Kota Timur, Puskesmas, beberapa fasilitas pendidikan, Kantor Urusan Agama, Pasar harian, pasar mingguan dan tempat pencucian motor/ Mobil. 4.2 Hasil Penelitian Penellitian yang dilakukan di semua sampel berdasarkan parameter fisik (suhu dan kekeruhan) dan parameter kimia (ph dan BOD) menunjukan hasil yang bervariasi. Kekeruhan di dalam air disebabkan adanya zat tersuspensi didalam air seperti lempung lumpur, tanah, zat organic, zat kimia, deterjen, debu dan lain lain. Hasil penelitian akan kekeruhan dari kesepuluh sampel menunjukan bahwa beberapa sampel telah melebihi batas kekeruhan (25 NTU) yaitu sebanyak 7 sampel. Sedangkan 3 sampel lainnya berada di bawah standart yang telah ditetapkan untuk pengambilan sampel pertama. Pada pengambilan sampel kedua seluruh sampel melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan sedangkan untuk pengambilan sampel ketiga 9 sampel melebihi nilai ambang batas yaitu 25 NTU. Hasil pengukuran Kekeruhan pada masing masing sampel yang dibandingkan dengan standarnya dapat dilihat pada tabel berikut :

3 Kekeruhan (NTU) pengambilan I Kekeruhan (NTU) pengambilan II Kekeruhan (NTU) pengambilan III Standart Kekeruhan Grafik 4.1 Hasil Pengukuran Kekeruhan limbah cuci motor Grafik 4.1 menunjukan bahwa pada sampel pengambilan pertama hanya 3 tempat pencucian motor yang limbah cairnya memiliki kekeruhan di bawah standar 25 NTU, selebihnya memiliki nilai kekeruhan yang bervariasi di atas standar 25 NTU. Jika dijabarkan nilai kekeruhan yang telah melebihi 25 NTU adalah 85 NTU, 100 NTU, 160 NTU, 50 NTU, 65 NTU, 40 NTU dan 60 NTU. Nilai kekeruhan disebabkan banyaknya kandungan zat padat yang ada di dalam limbah cair tersebut. Sedangkan nilai 3 sampel yang tidak melebih standar kekeruhan adalah 13 NTU, 22 NTU dan 21 NTU. Untuk sampel pengambilan kedua semua pencucian motor mengahasilkan limbah cair yang kekeruhannya melebihi nilai ambang batas 25 NTU, berturut turut nilai yang ditunjukan adalah 85 NTU, 90 NTU, 220 NTU,750 NTU,70 NTU,120 NTU,110 NTU,65 NTU,500 NTU dan 38 NTU. Untuk sampel

4 43 pada pengambilan ketiga 9 pencucian motor menunjukan nilai kekeruhan yang melebihi nilai ambang batas dan satu pencuciam motor yang dibawah nilai ambang batas. Suhu adalah temperatur air limbah yang dihasilkan oleh kegiatan industri, suhu menjadi parameter yang penting. Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi, dan volatilisasi selain itu juga menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air, misal O2, CO2, N2, CH4, dan sebagainya (Haslam, 1995 dalam Alamsyah ; 2008). Sesuai dengan standar pada suhu untuk limbah industri ada 30 0 C merupakan suhu maksimal yang dianjurkan. Dari hasil penelitian sampel pada pengambilan pertama menunjukan terdapat 5 sampel yang masih memenuhi syarat, rata rata berada di suhu 30 0 C. Sedangkan 5 sampel lainnya berada di atas standar yang telah ditentukan. Untuk sampel pada pengambilan kedua semua sampel berada sesuai nilai ambang batas yang telah ditunjukan. Untuk sampel pada pengambilan ketiga 7 sampel sesuai nilai ambang batas yang telah ditentukan dan 3 sampel lainnya menunjukan melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan 30 0 C. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut :

5 Suhu Pengambilan I Suhu Pengambilan II Suhu Pengambilan III Standart Suhu 0 Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 Sampel 7 Sampel 8 Sampel 9 Sampel 10 Grafik 4.2 Hasil Pengukuran Suhu pada limbah cair pencucian motor di Kec. Kota Timur. Grafik 4.2 menunjukan bahwa 5 tempat pencucian motor yang limbah cairnya memiliki suhu sesuai standar yaitu 30 0 C sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri, selebihnya memiliki nilai suhu yang bervariasi di atas standar yang ada. Jika di jabarkan nilai suhu yang sesuai standart adalah 29 0 C, 30 0 C, 30 0 C,dan 30 0 C. Sedangkan nilai 5 sampel yang melebihi standar adalah 32 0 C, 31 0 C, 30,5 0 C, 31 0 C dan 31 0 C. Pada pengambilan kedua semua sampel sesuai dengan nilai ambang batas yang telah ditentukan yaitu 30 0 C berturut turut hasil uji suhu pada semua sampel yaitu : 29 0 C, 29 0 C, 29 0 C, 28 0 C, 30 0 C,28 0 C, 29 0 C, 29 0 C, 29 0 C, dan 28 0 C. Sementara untuk pengambilan ketiga terdapat 3 sampel yang melebihi nilai ambang batas,

6 45 berturut turut ; 31 0 C, 31 0 C dan 31 0 C. Sementara 7 sampel lainnya belum melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan yaitu : 29 0 C, 30 0 C, 29 0 C, 30 0 C, 30 0 C, 29 0 C, dan 30 0 C. ph atau derajat keasaman merupakan suatu ukuran konsentrasi ion Hidrogen dan menuju suasana air tersebut bereaksi asam/basa. Nilai ph menunjukan jumlah ion dan hidrogen yang ada didalam air sehingga dapat diketahui apakah air tersebut dalam keadaan basa atau pun asam yang dapat mempengaruhi kosentrasi masing masing zat atau pun cairan (Pescod, 1973 dalam alamsyah ; 2008). Dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri standar ph berada pada kisaran 6-9 jika melebihi kadar tersebut maka sudah berbahaya bagi kesehatan lingkungan sekitar. Hasil penelitian limbah cair pencucian motor dari ke sepuluh sampel menunjukan 2 sampel berada di luar standar yang telah ditentukan yaitu bernilai 5,47 dan 9,27 pada pengambilan pertama sedangkan pada pengambilan kedua semua sampel sesuai dengan nilai ambang batas yang telah ditentukan. Untuk pengambilan ketiga 3 sampel tidak sesuai nilai ambang batas yang ditentukan dan 7 sampel lainnya sesuai nilai ambang batas yaitu di antara 6-9. Selebihnya hasil pengukuran menunjukan berada dikisaran 6-9. Untuk lebih jelasnya hasil pengkuran dapat dilihat pada grafik berikut :

7 46 10,0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 Standar asam ph Pengambilan I ph Pengambilan II ph Pengambilan III Standar Basa Grafik 4.3 Hasil Pengukuran ph pada limbah cair pencucian motor di Kec. Kota Timur. Dari grafik 4.3 menunjukan bahwa hanya 2 tempat pencucian motor yang limbah cairnya memiliki ph di luar standar 6-9 sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri standar ph berada pada kisaran 6-9, selebihnya memiliki nilai ph yang bervariasi. Jika dijabarkan nilai kekeruhan yang sesuai standart 6-9 adalah 7.94, 8, 8.22, 9.27, , 7.55, 7,57, dan 7,16. Sedangkan nilai 2 sampel yang tidak melebihi standar ph adalah 5,47 dan 9,27. Pada pengambilan kedua berturut turut nilai yang dihasilkan 7.92, 8.21, 8.62, 8.14, 8.24, 8.35, 7.56, 7.56, 8.57, dan Pada pengambilan ketiga berturutturut nilai yang dihasilkan yaitu ; 7.8, 8.63, 8.5, 9, 5.78, 8.7, 8.87, 7.9, 7.6 dan 5. Nilai

8 47 ph disebabkan banyaknya kandungan zat kimia yang ada di dalam limbah cair tersebut seperti deterjen yang digunakan pelicin/pengilap, minyak dan debu. BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan buangan dalam air (Fardiaz, 1992 dalam alamsyah ; 2008) Semakin tinggi nilai BOD yang dihasilkan maka itulah nilai yang dibutuhkan oleh air terhadap oksigen dalam melaksanakan reaksi biokimia dalam air serta berarti semakin tinggi tingkat pencemaran limbah cair yang dihasilkan oleh pencucian motor. Untuk standar bagi industi kecil dari nilai BOD, kadar maksimumnya adalah 50 mg/l sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri. Jika limbah memiliki di atas 50 mg/l maka dikatakan sudah mencemari lingkungan dan jika berada dibawah 50 mg/l dikatakan belum mencemari lingkungan atau masih bisa ditoleransi oleh lingkungan. Dari hasil penelitian yang telah dilasanakan terdapat 3 sampel yang menunjukan melebihi batas maksimum yang telah dianjurkan 50 mg/l. Sementara 7 sampelnya berada di bawah standar secara bervarias pada pengambilan sampel pertama. Pada pengambilan kedua terdapat 3 sampel yang telah melebihi nilai amang batas yang telah ditentukan dan 7 sampel lainnya masih berada dibawah nilai ambang batas yang telah ditentukan. Pada pengambilan ketiga hanya terdapat 1sampel yang melebihi nilai ambang batas dan 9 sampel lainnya tidak melebihi nilai ambang batas, lebih di jelasnya dapat di lihat dalam grafik berikut :

9 BOD Pengambilan I BOD Pengambilan II BOD Pengambilan III Standart BOD. Grafik 4.3 Hasil Pengukuran ph pada limbah cair pencucian motor di Kec. Kota Timur Dari grafik 4.4 menunjukan terdapat 3 sampel yang telah melebihi standar BOD yang telah ditentukan. Jika dijabarkan masing masing pada pengambilan sampel pertama 91,4 mg/l, 59,0 mg/l dan 70,3 mg/l. Sedangkan 7 sampel lainnya yang tidak melebihi standar memiliki nilai yang bervariasi yaitu 26,9 mg/l, 12,38 mg/l, 11,7 mg/l, 5,8 mg/l, 15,8 mg/l, 16,7 mg/l dan 23,2 mg/l. Pada pengambilan kedua yaitu 13 mg/l, 23.6 mg/l,60.2 mg/l,18.6 mg/l,31 mg/l,26.7 mg/l,65.7 mg/l,71 mg/l,33.2 mg/l, dan 8.4 mg/l. Pada pengambilan ketiga yaitu 65.3 mg/l, 34.4 mg/l, 23.5 mg/l, 45.2 mg/l, 13.3 mg/l, 23.6 mg/l, 46.3 mg/l, 23 mg/l, 12 mg/l, dan 78 mg/l, Nilai BOD yang terlihat merupakan nilai oksigen yang dibutuhkan untuk dapat melakukan reaksi biokimia didalam air. Semakin tinggi nilai BOD maka semakin tinggi pencemaran yang terjadi yang disebabkan oleh pencucian motor.

10 49 Untuk itu dapat disimpulkan bahwa beberapa sampel melebihi standar yang telah ditetapkan dimasing masing parameter. Kondisi limbah cair yang dibuang tanpa menggunakan SPAL atau pengolahan terlebih dahulu akan dapat merusak kesehatan lingkungan. Pengambilan sampel dilakukan tiga kali untuk mengetahui kualitas limbah cair dimasing masing parameter pada waktu yang berbeda sehingga dapat diambil nilai rata- rata yang dihasilkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Hasil rata-rata pengukuran masing masing parameter limbah pencucian motor di Kec. Kota Timur Rata - Stand Rata - Rata - rata Standar Ratarata Label rata ar Standar rata Kekeruhan kekeruhan sampel Suhu Suhu ph BOD (NTU) (NTU) O C o ph C mg/l Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel Sumber : data Primer 2012 Stand ar BOD mg/l Tabel 4.1 menjelaskan bahwa beberapa sampel jika dirata-ratakan dari tiga kali pengambilan sampel ada yang menunjukan melebihi standar di parameter kekeruhan, suhu, ph atau pun nilai BOD. Begitu bervariasi hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Hasil penelitian ini pun mungkin memiliki tingkat akurasi yang harus

11 50 dipertimbangkan seperti waktu pengambilan sampel, pengujian pada waktu yang sama hingga akurasi pembacaan nilai dari masing masing parameter. Untuk parameter kekeruhan jika dilihat dari nilai rata-rata tiga kali pengambilan sampel diwaktu yang berbeda semua sampel melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan, dengan begitu limbah cair berpotensi untuk mencemari lingkungan. Untuk parameter fisik suhu jika dilihat dari nilai rata rata tiga kali pengambilan sampel diwaktu yang berbeda terdapat 2 sampel yang melebihi nilai ambang batas dan 8 sampel lainnya belum melebihi nilai ambang batas. Untuk parameter kimia ph jika dilihat dari nilai rata-rata tiga kali pengambilan sampel diwaktu yang berbeda semua sampel belum melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan, sedangkan untuk parameter BOD terdapat 1 sampel yang melebihi nilai ambang batas dan 9 sampel lainnya belum melebihi nilai ambang atas. Meski dari masing masing parameter belum menunjukan tingkat pencemaran berat namun pembuangan limbah cair pencucian motor tetap harus diperhatikan karena bisa mengancam kesehatan lingkungan sekitar. Hasil tersebut menunjukan untuk setiap pencucian motor memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan jika limbah pencucian motor dilepaskan ke lingkungan begitu saja. Oleh karenanya dibutuhkan proses pengolahan air limbah terlebih dahulu sebelum melepas ke alam bebas. Sehingga dapat mengatasi atau setidaknya mengurangi dampak kerusakan lingkungan.

12 51 Untuk mengalirkan limbah cair ke tempat saluran atau drainase kota yang ada mungkin adalah upaya yang positif namun harus ditinjau kembali apakah saluran / drainase kota mengalir dengan lancar dan hulu hilir nya jelas. Sehingga tidak merugikan bagi lingkungan lain yang limbah cairnya dialiri melewati tempat tempat tersebut. Terlebih lagi Kecamatan Kota Timur memiliki lingkungan alam yang begitu vital seperti sungai, pasar, persawahan dan lainnya yang harus dijaga kelestariannya agar jauh dari pencemaran aktivitas yang ada. 4.3 Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh dari dari Dinas Badan Lingkungan Hidup Kota Gorontalo, Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo memiliki 2 usaha pencucian motor yang telah terdaftar. Namun berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di kecamatan Kota terdapat 11 pencucian motor yang belum terdaftar di Dinas BLH Kota Gorontalo. Namun 2 pencucian motor diakhir bulan Juni menghentikan usaha mereka dan mengganti dengan usaha lain. 1 pencucian motor telah menjadi bagian dari Kecamatan Dumbo Raya, sehingga total pencucian motor yang ada di Kecamatan Kota Timur adalah 10 pencucian motor. Dari 10 tempat pencucian motor yang ada hanya satu yang memiliki Sistem pembuangan Air Limbah (SPAL). Pada umumnya pencucian tersebut mengalirkan air limbah ke saluran atau drainase kota dan membiarkan tergenang. Masing masing dari pencucian motor tersebut di ambil sampelnya yang mengalir ke badan air. Pengambilan sampel berdasarkan SNI :2008 tentang pengambilan sampel pada industri yang tidak memiliki SPAL yaitu diambil limbah

13 52 cair cucian motor yang jatuh ke badan air pada titik awalnya. Kemudian botol sampel sebelumnya dicuci dengan air sampel terlebih dahulu untuk menghomogenkan suasana botol sampel dengan keadaan sampel. Pengambilan sampel dilakukan 3 kali pada waktu yang berbeda untuk mengetahui kualitas air ditiap pengambilan sampel dan dapat mengambil nilai rata-rata dari ketiga hasil pengukuran untuk dapat menggambarkan kualitas limbah cair pencucian motor. Selanjutnya, masing-masing dilakukan pengambilan sampel air limbah untuk mengetahui kualitas air melalui pengujian parameter fisik (Suhu dan Kekeruhan) dan parameter kimia (ph dan BOD ). Namun sebelumnya sampel di acak dan diberi label urutan botol sampel. Untuk hasil penelitian kualitas limbah cair ditinjau dari masing masing parameter dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut : Label sampel Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Kekeruhan Limbah cair Cuci Motor Kekeruhan Kekeruhan Kekeruhan (NTU) (NTU) (NTU) Hari I Hari II Hari III RATA - RATA Standart Kekeruhan Keterangan memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat Sampel Tidak Memenuhi Sampel Tidak Memenuhi Sampel Tidak Memenuhi Sampel Tidak Memenuhi Sampel Tidak Memenuhi Sampel Tidak Memenuhi Sampel Tidak Memenuhi Sampel Tidak Memenuhi Sampel Tidak Memenuhi Sampel Tidak Memenuhi Sumber : data primer 2012

14 53 Tabel 4.2 menunjukan untuk pengujian parameter fisik (Kekeruhan) masingmasing 10 sampel limbah cair memiliki nilai Kekeruhan yang bervariasi. Nilai Kekeruhan terendah dari sampel limbah cair yang diukur 13 NTU yaitu untuk sampel 3 limbah cair dan nilai Kekeruhan tertinggi 160 NTU yaitu untuk sampel 4 limbah cair pada pengambilan sampel pertama, sedangkan pada pengambilan sampel kedua nilai kekeruhan terendah adalah 38 NTU (sampel 10) dan nilai kekeruhan tertinggi adalah 750 NTU (sampel 4). Pada pengambilan sampel ketiga nilai kekeruha terendah adalah 23 NTU (sampel 10) dan nilai kekeruhan tertinggi adalah 230 NTU (sampel 9) Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus, deterjen, minyak dan oli), maupun bahan anorganik dan organic yang berupa plankton dan mikro organisme lain. Dalam hal ini, limbah pencucian motor paling banyak mengandung deterjen. Dari masing masing pencucian motor yang ada, 7 pencucian motor menggunakan sabun colek sebagai pembersih ban motor, selanjutnya deterjen bubuk dilarutkan ke dalam air untuk mencuci badan motor secara berulang ulang. Hal inilah yang mempengaruhi tingkat kekeruhan pada limbah pencucian motor. Disamping itu badan motor yang berdebu, becek, dan juga memiliki zat oli menambah sifat kekeruhan limbah cair yang dihasilkan. Tingkat bersih-kotornya motor sangat mempengaruhi kekeruhan limbah cair yang dihasilkan. Tidak hanya badan motor

15 54 namun mesin motor dan knalpot motor yang ber-oli dan mengandung minyak menjadi salah satu penyebab terjadinya kekeruhan pada pencucian motor. Pada umumnya motor yang dicuci secara berkala dengan jangka waktu yang pendek memiliki tingkat kotor yang rendah sebaliknya jika motor tidak mendapatkan pencucian dalam jangka waktu lama maka akan menghasilkan limbah cair yang keruh, karena kotoran,debu, minyak dan oli mesin mengendap di badan motor. Hasil rata-rata pengukuran parameter kekeruhan dari 3 kali pengambilan sampel pada waktu yang berbeda menunjukan semua sampel melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan. Menurut hasil observasi tempat pencucian motor paling banyak menggunakan deterjen bubuk di banding deterjen colek. Label sampel Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Suhu Limbah cair Cuci Motor di Kec. Kota Timur Suhu Suhu Suhu (0C) (0C) (0C) Rata - Hari I Hari II Hari III Rata Standart Suhu Keterangan memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat Sampel Memenuhi Sampel Tidak Memenuhi Sampel Tidak Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel 6 30, Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sumber : Data Primer 2012 Tabel 4.3 menunjukan pengujian parameter fisik (suhu) masing-masing 10 sampel limbah cair memiliki nilai suhu yang bervariasi. Ada 5 sampel yang telah

16 55 melebihi suhu yang telah ditetapkan yaitu 30 0 C. sedangkan 4 sampel lainnya berada tepat di standar 30 0 C, dan 1 sampel memiliki suhu 29,5 0 C pada pengambilan sampel pertama. Untuk pengambilan kedua semua sampel masih sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Untuk pengambilan ketiga terdapat 3 sampel yang melebihi nilai ambang batas dan 7 sampel lainnya masih sesuai standart. Keadaan suhu pada limbah cair dipengaruhi oleh banyak faktor. Kondisi lingkungan menjadi salah satu faktor yaitu apakah tempat pencucian motor, atau drainase tempat dialirkan limbah cair terbuka, karena pancaran sinar matahari dapat mempengaruhi suhu limbah cair yang ada. Untuk semua sampel, keadaan drainase atau tempat pencucian motor mendapatkan pancaran sinar matahari yang baik namun tidak langsung. Karena sekitar pencucian motor di lindungi oleh atap pencucian motor. Sementara itu sumber air yang langsung kena sinar matahari pun akan turut mempengaruhi. Rata-rata pencucian motor menggunakan sumur bor yang dialiri lewat pipa dan menggunakan mesin DAP, sehingga sinar matahari tidak terpancar. Waktu pengambilan sampel pun cukup berpengaruh. Untuk penelitian ini pengambilan sampel dilakukan pada pukul Wita dimana keadaan cuaca belum terlalu panas. Di samping itu, rata-rata tempat pencucian motor baru beroperasi sekitar pukul 9.00 pagi. Suhu limbah cair sedikitnya dipengaruhi oleh keadaan mesin motor yang dicuci. Mesin motor yang langsung dicuci ketika tiba di tempat pencucian motor masih dalam keadaan panas. Jika langsung dicuci dan dialiri air akan turut mempengaruhi keadaan mesin motor dan suhu dari pada limbah pencucian motor.

17 56 Suhu sangat berpengaruhi pada kondisi air yang ada dan keadaan kehidupan dalam air, dalam keadaan suhu yang panas akan memperburuk keadaan alam air karena oksigen akan cepat memuai sehingga mempengaruhi keadaan oksigen dalam air. Label sampel Tabel 4.4 Hasil Pengukuran ph Limbah cair Cuci Motor di Kec. Kota Timur ph ph ph Pengambilan I Pengambilan II Pengambilan III Rata - rata Standar ph Keterangan memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sumber : Data Primer 2012 Untuk nilai Nilai ph dari 10 sampel limbah cair pencucian motor yang diuji pun bervariasi. Nilai ph terendah dalam sampel limbah cair cuci motor yang di uji 5,47 yaitu pada sampel 3 dan untuk nilai ph tertinggi 9,27 yaitu sampel 5. Dari 10 sampel yang diuji hanya terdapat 2 sampel yang tidak memenuhi standar atau nilai ambang batas yaitu sampel 5 dengan nilai ph 9,27 keadaan basa dan sampel sampel 3 dengan nilai ph 5,47 keadaan asam untuk pengambilan sampel pertama. Pada pengambilan kedua semua sampel rata rata sesuai dengan nilai ambang batas yang

18 57 telah ditentukan yaitu berada diantara 6-9 nilai kadar ph. Sementara pada pengambilan ketiga terdapat 2 sampel yang tidak berada dinilai ambang batas yang telah ditentukan dan 8 sampel lainnya berada pada nilai ambang yang telah ditentukan ph menentukan derajat kandungan ion hydrogen dalam air. Air yang baik maka harus seimbang keadaan nilai ion H + dan OH -. Perubahan nilai ph dipengaruhi oleh reaksi yang terjadi antara zat yang tersuspensi, debu, oli, deterjen dengan air pencucian. Semua pencucian motor menggunakan deterjen bubuk dan sabun colek/krim sebagai bahan pembersih. Deterjen mengandung surfaktan. Dengan keadaan tersebut deterjen sudah memiliki sifat basa yaitu diatas nilai kadar ph 9. Oleh karenanya jika nilai ph begitu tinggi maka kosentrasi ion tidak seimbang dan menyebabkan kadar oksigen didalam limbah cair berkurang. Karena masing masing pencucian motor menggunakan deterjen bubuk yang dilarutkan dalam air dengan kadar takar sedikit maka sampel pencucian motor rata-rata masih memliki nilai kadar ph yang masih sesuai standar yaitu 6-9.

19 58 Label sampel Tabel 4.5 Hasil Pengukuran BOD Limbah cair Cuci Motor di Kec. Kota Timur BOD BOD BOD Keterangan Stan Ratarata atau tidak memenuhi syarat Pengambilan Pengambilan Pengambila dart I II n III BOD memenuhi syarat Sampel Tidak Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sampel Memenuhi Sumber : data primer 2012 Untuk pengujian BOD ( Biochemical Oxigen Demand ) memiliki nilai yang bervariasi. Untuk nilai BOD terendah dalam sampel limbah cair cuci motor yaitu 5,8 mg/l pada sampel 7. Untuk nilai BOD tertinggi 91,4 yaitu sampel 1. Dari 10 sampel 3 sampel yang melebihi nilai ambang batas maksimum yaitu 50 mg/l. Sementara 7 sampel lainnya masih berada di bawah standar 50 mg/l pada pengambikan sampel pertama. Untuk pengambilan sampel kedua terdapat 2 sampel yang telah melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan dan 8 sampel lainnya belum melebihi nilai ambang batas. Untuk pengambilan sampel ketiga yaitu satu sampel yang melebihi nilai ambang batas dan 9 sampel lainnya belum melebihi nilai ambang batas. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk dapat menguraikan atau mengoksidasi semua zat terlarut didalam air. Semakin tinggi

20 59 nilai BOD yang muncul maka semakin tinggi nilai tingkat pencemaran yang terjadi. Tinggi rendahnya nilai BOD dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jumlah oksigen yang terlarut, jumlah zat kimia yang ada, fiskositas yang terjadi, keadaan lingkungan serta suhu limbah cair tersebut. Semakin tinggi suhu air maka semakin tinggi nilai kejenuhan dalam air dan semakin rendah kosentrasi oksigen yang ada. Sementara dari ke sepuluh sampel menunjukan beberapa faktor yang bervariasi seperti keadaan lingkungan yang terbuka luas sehingga suhu limbah cair berada rata- rata 30 0 C sehingga mempengaruhi kejenuhan yang ada didalam air. Disamping itu untuk beberapa sampel yang memiliki nilai BOD yang telah melebihi batas karena lingkungan tempat pencucian motor yang digabung bersama kegiatan perbengkelan sehingga limbah minyak pencemar lebih berpotensi masuk dan bercampur dengan limbah cair hasil pencucian motor. Nilai kekeruhan yang tinggi mempengaruhi nilai BOD semakin keruh limbah cair yang dihasilkan artinya semakin banyak zat padat yang tersuspensi maka semakin tinggi reaksi antar senyawa dan molekul yang terjadi sehingga kondisi air berusaha dalam keadaan netral dan melepaskan banyak oksigen dipengaruhi oleh keadaan limbah cait tersebut. Limbah pencucian motor yang ada di lingkungan Kecamatan Kota Timur harus lebih diperhatikan, mengingat dari sepuluh sampel, 9 sampel tidak memiliki SPAL. Semua limbah dialirkan ke drainase kota. Padahal keadaan Kecamatan kota Timur merupakan wilayah dengan dataran rendah, dialiri oleh dua anak sungai dan satu sungai Bone. Hal tersebut membuat kawasan Kecamatan Kota Timur menjadi

21 60 kawasan yang berpotensi untuk banjir. Jika keadaan banjir maka limbah cair yang berada diselokan dapat meluap dan mencemari lingkungan sekitar lebih luas, seperti pertanian, sungai, dan lingkungan warga. Limbah cair yang dialirkan langsung ke drainase kota bisa menjadi ancaman bagi lingkungan. Setiap hari rata rata dari sepuluh sampel pencucian motor mencuci 6-10 motor. Namun jika mendekati hari hari tertentu pencucian motor bisa bertambah seperti hari besar agama, minggu, sabtu dan kamis. Sementara intesitas tinggi pencucian motor terjadi pada waktu pagi dan sore hari. Itu artinya nilai ratarata pencemaran di setiap motor dikali 6-10 motor dan dikali setiap hari, maka sebanyak itu limbah cair yang dihasilkan sebagai pencemar lingkungan. Meski limbah pencucian motor dari masing masing parameter termasuk dalam kategori pencemar ringan namun jika dibiarkan maka akan memperburuk kondisi lingkungan yang ada. Karena setiap hari pencuciam motor yang ada menghasilkan limbah cair. Namun dalam penelitian ini terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki kedepan seperti penggunaan prosedur pengambilan sampel yang tidak menggunakan sarung tangan, waktu pengambilan sampel yang kurang tepat pada siag hari dan lain sebagainya. Sehingga bagi orang lain agar dapat memperhatikan hal hal tersebut dalam mempengaruhi hasil penelitian.

22 61 BAB V 5.1 Simpulan SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu : 1. Kualitas limbah cair yang dihasilkan dari tempat pencucian motor berdasarkan parameter fisik kekeruhan, dari rata rata 3 kali pengambilan sampel menunjukan semua sampel melebihi standar nilai ambang batas yang telah ditentukan (25 NTU) 2. Kualitas limbah cair yang dihasilkan dari tempat pencucian motor dari rata rata 3 kali pengambilan sampel berdasarkan parameter fisik suhu, terdapat 8 tempat pencucian motor yang memenuhi standar yaitu dibawah 30 0 C. Sedangkan 2 tempat pencucian motor lainnya berada diatas standar 30 0 C. 3. Kualitas limbah cair yang dihasilkan dari tempat pencucian motor dari 3 kali pengambilan sampel berdasarkan parameter kimia ph, rata - rata semua sampel masih sesuai dengan standar yang telah ditentukan (6-9) 4. Kualitas limbah cair yang dihasilkan dari tempat pencucian motor berdasarkan parameter kimia BOD dari 3 kali pengambilan sampel dengan nilai rata rata, terdapat 9 tempat pencucian motor yang memenuhi standar 50mg/l. Sedangkan 1 tempat pencucian motor lainnya berada di atas standar 50 mg/l artinya sudah termasuk mencemari lingkungan.

23 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa hal yang dapat disarankan oleh peneliti antara lain sebagai berikut : 1. Bagi Masyarakat dengan melihat hasil penelitian, bahwa terdapat sampel air yang memiliki tingkat keasaman atau ph yang tinggi, kekeruhan yang tinggi dan nilai kebutuhan oksigen yang tinggi, maka diharapkan masyarakat dapat menjaga lingkungan serta mengawasi bersama limbah cair yang dihasilkan masing masing industri agar tidak merugikan lingkungan dan kesehatan. 2. Bagi instansi terkait, diharapkan lebih meningkatkan proses pengawasan terhadap usaha pencucian motor dalam skala apapun serta memberikan pengarahan mengenai pengolahan limbah cair secara berkala agar kesehatan, kestabilan dan ekosistem dapat terjaga dengan baik. 3. Bagi perusahaan / penyelenggara pencucian kenderaan bermotor; diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan yang akan diperoleh dari hasil pencucian motor, tetapi juga mampu memperhatikan, menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan tempat kerja dengan membuat saluran limbah cair atau pembuatan SPAL yang baik, agar tidak merugikan kesehatan lingkungan yang akan berdampak bagi manusia itu sendiri. Kalaupun pembuatan SPAL sudah dilakukan tetap harus melaksanakan kontroling bagi kondisi SPAL tersebut untuk mengetahui apakah masih bias mengolah limbah cair dengan baik.

24 63 4. Bagi Mahasiswa ; diperlukan penelitian lanjutan mengenai hal-hal yang mempengaruhi kualitas limbah cair pencucian motor mengingat penelitian ini hanya sebatas penggambaran bagaimana perbedaan masing-masing kualitas limbah cair pencucian motor dengan parameter fisik (suhu dan kekeruhan) dan parameter kimia (ph dan BOD). Agar dapat menciptakan sumbangsih yang lebih bermanfaat bagi lingkungan dan masayarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Kesibukan dan rutinitas membuat orang harus pergi ke suatu tempat dengan

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Kesibukan dan rutinitas membuat orang harus pergi ke suatu tempat dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesibukan aktifitas seseorang adalah salah satu faktor yang menuntut orang memiliki mobilitas tinggi, membuat orang bergerak terus maju dan berpacu dengan waktu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelurahan Moodu, Kelurahan Heledulaa Selatan dan kelurahan Heledulaan Utara.

BAB III METODE PENELITIAN. Kelurahan Moodu, Kelurahan Heledulaa Selatan dan kelurahan Heledulaan Utara. 32 3.1 Lokasi dan waktu penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini akan berfokus pada tempat pencucian motor yang berada di wilayah Kec. Kota Timur yaitu Kelurahan Tamalate, Padebuolo,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kota Timur merupakan kecamatan yang terdiri dari enam kelurahan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kota Timur merupakan kecamatan yang terdiri dari enam kelurahan. 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Wilayah Penelitian Kecamatan Kota Timur merupakan kecamatan yang terdiri dari enam kelurahan. Masing masing kelurahan di kecamatan Kota Timur adalah

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL Berdasarkan hasil pengamatan sarana pengolahan limbah cair pada 19 rumah sakit di Kota Denpasar bahwa terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo yaitu industri tahu di Kelurahan Heledulaa (Pabrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga tidak jarang merugikan masyarakat, yaitu berupa timbulnya pencemaran lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar dari makhluk hidup. Air mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah satunya yaitu berhubungan

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012 Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Lebih terperinci

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR NASKAH PUBLIKASI ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR Tugas Akhir ini disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin besarnya limbah yang di hasilkan dari waktu ke waktu. Konsekuensinya adalah beban badan air selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar untuk pengembangan industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh cukup pesat. Pada tahun

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik tahu merupakan industri kecil (rumah tangga) yang jarang memiliki instalasi pengolahan limbah dengan pertimbangan biaya yang sangat besar dalam pembangunan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia, termasuk untuk menunjang pembangunan ekonomi yang hingga saat ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini bertempat di Desa Hulawa, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sektor industri menjadi salah satu sektor penting, dimana keberadaannya berdampak positif dalam pembangunan suatu wilayah karena dengan adanya industri maka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sungai Bone mempunyai panjang 119,13 Km 2 yang melintasi wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sungai Bone mempunyai panjang 119,13 Km 2 yang melintasi wilayah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi penelitian Sungai Bone mempunyai panjang 119,13 Km 2 yang melintasi wilayah Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo. Sungai ini bermuara ke

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencemaran Organik di Muara S. Acai, S. Thomas, S. Anyaan dan Daerah Laut yang Merupakan Perairan Pesisir Pantai dan Laut, Teluk Youtefa. Bahan organik yang masuk ke perairan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Proses ini yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembangunan industri adalah salah satu kegiatan sektor ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kontribusi sektor industri terhadap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan. Limbah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Air dan Sungai 1.1 Air Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Penurunan kualitas air akan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus

II. TINJAUAN PUSTAKA Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus menerus pada arah tertentu, berasal dari air tanah, air hujan dan air permukaan yang akhirnya bermuara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah era globalisasi ini industri pangan mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan industri pangan tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran

Lebih terperinci

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat Polusi Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme, atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk

Lebih terperinci

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang OP-18 REKAYASA BAK INTERCEPTOR DENGAN SISTEM TOP AND BOTTOM UNTUK PEMISAHAN MINYAK/LEMAK DALAM AIR LIMBAH KEGIATAN KATERING Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Limbah Limbah deidefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Limbah adalah bahan buangan yang tidak terpakai yang berdampak negatif jika

Lebih terperinci

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic) PENGELOLAAN KUALITAS AIR DALAM KEGIATAN PEMBENIHAN IKAN DAN UDANG Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic) DISSOLVED OXYGEN (DO) Oksigen terlarut ( DO ) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang

Lebih terperinci

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017 PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017 1. Latar belakang Air merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Air diperlukan untuk minum, mandi, mencuci pakaian, pengairan dalam bidang pertanian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai

TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Kondisi saluran sekunder sungai Sawojajar Saluran sekunder sungai Sawojajar merupakan aliran sungai yang mengalir ke induk sungai Sawojajar. Letak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilaksanakan di Sungai Bone. Alasan peneliti melakukan penelitian di Sungai Bone, karena dilatar belakangi

Lebih terperinci

BAB 1 KIMIA PERAIRAN

BAB 1 KIMIA PERAIRAN Kimia Perairan 1 BAB 1 KIMIA PERAIRAN Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di perairan A. Definisi dan Komponen Penyusun Air Air merupakan senyawa kimia yang sangat

Lebih terperinci

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri Semua limbah yang dihasilkan home industry dibuang langsung ke sungai, selokan atau, bahkan, ke pekarangan

Lebih terperinci

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA NAMA : KELAS : SOAL PENCEMARAN AIR NO : Pilihlah salah satu jawaban

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN: PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (217), Hal. 31 36 ISSN: 2337-824 Uji Perbandingan Kualitas Air Sumur Tanah Gambut dan Air Sumur Tanah Berpasir di Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas Berdasarkan Parameter

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air TINJAUAN PUSTAKA Sungai Sungai merupakan suatu bentuk ekositem aquatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah di sekitarnya,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISASI LIMBAH MINYAK Sebelum ditambahkan demulsifier ke dalam larutan sampel bahan baku, terlebih dulu dibuat blanko dari sampel yang diujikan (oli bekas dan minyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi Limbah Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Tahu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi Limbah Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Tahu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi Limbah Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Tahu Berdasarkan analisis ANAVA (α=0.05) terhadap Hubungan antara kualitas fisik dan kimia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kepadatan 5 kijing, persentase penurunan total nitrogen air di akhir perlakuan sebesar 57%, sedangkan untuk kepadatan 10 kijing

Lebih terperinci

Kata Kunci : Waktu Aerasi, Limbah Cair, Industri Kecap dan Saos

Kata Kunci : Waktu Aerasi, Limbah Cair, Industri Kecap dan Saos VARIASI WAKTU AERASI DALAM INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KECAP DAN SAOS AERATION TIME VARIATION IN THE TREATMENT OF WASTEWATER INDUSTRIAL SOY AND SAUCE Daniel Dae Nuba H (1), A. Wibowo Nugroho

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Peneliti (th) Judul Ran cob Hasil 1 M. Hidun Pulungan dkk (2007) Proses pengolahan limbah cair tahu dengan bahan koagulasi alami Eksperiment al Acak dengan rancangan acak

Lebih terperinci

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY PERSYARATAN PENGAMBILAN SAMPEL Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY Pengambilan sampel lingkungan harus menghasilkan data yang bersifat : 1. Obyektif : data yg dihasilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produktivitas Primer Fitoplankton Berdasarkan hasil penelitian di Situ Cileunca didapatkan nilai rata-rata produktivitas primer (PP) fitoplankton pada Tabel 6. Nilai PP

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton Ima Yudha Perwira, SPi, Mp Suhu Tinggi rendahnya suhu suatu badan perairan sangat mempengaruhi kehidupan plankton. Semakin tinggi suhu meningkatkan kebutuhan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi awal blotong dan sludge pada penelitian pendahuluan menghasilkan komponen yang dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Karakteristik blotong dan sludge yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampui daya

Lebih terperinci

Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK

Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK Efektivitas Eceng Gondok Terhadap Penurunan Kadar COD dan BOD pada Limbah Cair Industri Kembang Gula Lunak Mega Masittha, Dra. Ani Iryani, M.Si dan Farida Nuraeni, M.Si. Program Studi Kimia, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia. NAMA : KELAS : NO : SOAL PENCEMARAN AIR Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia. 1. Perhatika pernyataan di bawah ini : i. Perubahan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT PRO S ID IN G 20 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10Tamalanrea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup. Maka, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN (1)Yovi Kurniawan (1)SHE spv PT. TIV. Pandaan Kabupaten Pasuruan ABSTRAK PT. Tirta Investama Pabrik Pandaan Pasuruan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH Rezha Setyawan 1, Dr. Ir. Achmad Rusdiansyah, MT 2, dan Hafiizh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) Percut merupakan Daerah Aliran Sungai di Provinsi

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) Percut merupakan Daerah Aliran Sungai di Provinsi TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Sungai Percut Menurut Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Wampu dan Ular Daerah Aliran Sungai (DAS) Percut merupakan Daerah Aliran Sungai di Provinsi Sumatera Utara dengan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

BAB V ANALISA AIR LIMBAH BAB V ANALISA AIR LIMBAH Analisa air limbah merupakan cara untuk mengetahui karakteristik dari air limbah yang dihasilkan serta mengetahui cara pengujian dari air limbah yang akan diuji sebagai karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah materi esensial di dalam kehidupan dan merupakkan substansi kimia dengan rumus kimia HH2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1) Desa Tulabolo Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Boalngo, Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor seperti pariwisata, industri, kegiatan rumah tangga (domestik) dan sebagainya akan meningkatkan

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE Deddy Kurniawan W, Fahmi Arifan, Tri Yuni Kusharharyati Jurusan Teknik Kimia PSD III Teknik, UNDIP Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 75% dari berat

Lebih terperinci

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M. Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : 35410453 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.T TUGAS AKHIR USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai TINJAUAN PUSTAKA Sungai Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peranan penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah disekitarnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah organik. Limbah industri tahu yang dihasilkan dapat berupa limbah padat dan cair, tetapi limbah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur lingkungan hidup untuk kelangsungan hidupnya. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur lingkungan hidup untuk kelangsungan hidupnya. Kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang alamiah. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan hidup

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG ) PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG ) Antonius Hermawan Permana dan Rizki Satria Hirasmawan Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Amonia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai dari parameter amonia yang disajikan dalam bentuk grafik. Dari grafik dapat diketahui

Lebih terperinci

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN 49 V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN 5.1 Distribusi Parameter Kualitas Perairan Karakteristik suatu perairan dan kualitasnya ditentukan oleh distribusi parameter fisik dan kimia perairan yang berlangsung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR Limbah cair tepung agar-agar yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah cair pada pabrik pengolahan rumput laut menjadi tepung agaragar di PT.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014.

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014. BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah BOD 5.1.1. Parameter BOD Analisa terhadap nilai BOD pada instalasi pengolahan air limbah pada tahun 2007-2014 dilakukan dengan menganalisa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan

Lebih terperinci

MAKALAH KIMIA ANALITIK

MAKALAH KIMIA ANALITIK MAKALAH KIMIA ANALITIK Aplikasi COD dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Disusun oleh : Ulinnahiyatul Wachidah ( 412014003 ) Ayundhai Elantra ( 412014017 ) Rut Christine ( 4120140 ) Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA BAB. II TINJAUAN PUSTAKA A. Keadaan Teluk Youtefa Teluk Youtefa adalah salah satu teluk di Kota Jayapura yang merupakan perairan tertutup. Tanjung Engros dan Tanjung Hamadi serta terdapat pulau Metu Debi

Lebih terperinci

Oleh: ANA KUSUMAWATI

Oleh: ANA KUSUMAWATI Oleh: ANA KUSUMAWATI PETA KONSEP Pencemaran lingkungan Pencemaran air Pencemaran tanah Pencemaran udara Pencemaran suara Polutannya Dampaknya Peran manusia Manusia mempunyai peranan dalam pembentukan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan penduduk dikarenakan tempat tinggal mereka telah tercemar. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan penduduk dikarenakan tempat tinggal mereka telah tercemar. Salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi dewasa ini dibeberapa negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, isu kualitas lingkungan menjadi permasalahan yang perlu dicari pemecahannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pembuatan tahu dalam setiap tahapan prosesnya menggunakan air dengan jumlah yang relatif banyak. Artinya proses akhir dari pembuatan tahu selain memproduksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tipe Estuari dan Debit Sungai. Tipe estuari biasanya dipengaruhi oleh kondisi pasang surut. Pada saat pasang, salinitas perairan akan didominasi oleh salinitas air laut karena

Lebih terperinci

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5. BAB 3 ALAT DAN BAHAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat- alat 1. Gelas ukur 25mL Pyrex 2. Gelas ukur 100mL Pyrex 3. Pipet volume 10mL Pyrex 4. Pipet volume 5mL Pyrex 5. Buret 25mL Pyrex 6. Erlenmeyer 250mL

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 85 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Karakteristik Limbah Pemeriksaan karakteristik limbah cair dilakukan untuk mengetahui parameter apa saja yang terdapat dalam sampel dan menentukan pengaruhnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah dipergunakan dengan hampir-hampir 0,1% dari padanya berupa benda-benda

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph Salah satu karakteristik limbah cair tapioka diantaranya adalah memiliki nilai ph yang kecil atau rendah. ph limbah tapioka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pakaian. Penyebab maraknya usaha laundry yaitu kesibukan akan aktifitas sehari-hari

BAB 1 PENDAHULUAN. pakaian. Penyebab maraknya usaha laundry yaitu kesibukan akan aktifitas sehari-hari BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laundry adalah salah satu penyedia jasa layanan dalam hal cuci mencuci pakaian. Penyebab maraknya usaha laundry yaitu kesibukan akan aktifitas sehari-hari yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah pada akhir-akhir ini untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang dicita-citakan yaitu masyarakat

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 PARAMETER BIOLOGIS BADAN AIR SUNGAI NGRINGO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI TEKSTIL Nanik Dwi Nurhayati Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Email: nanikdn@uns.ac.id ABSTRAK Berbagai bakteri

Lebih terperinci

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU ISSN 2085-0050 ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU Subardi Bali, Abu Hanifah Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau e-mail:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci