BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Air a. Air Baku Air adalah unsur yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup termasuk manusia. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Salah satu penggunaan air yaitu untuk memenuhi keperluan rumah tangga, misalnya untuk minum, masak, mandi, cuci dan pekerjaan lainnya. Selain sebagai kebutuhan utama untuk kelangsungan hidup manusia, air juga berperan sebagai penentu kesehatan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 2005, bahwa yang dimaksud dengan Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum. Menurut Chandra dalam Cut Khairunnisa (2012), berdasarkan letaknya air baku dapat diperoleh dari beberapa sumber, diantaranya adalah air angkasa (hujan), air permukaan, air laut, dan air tanah. Di Indonesia sendiri, sumber air yang sering dipergunakan oleh sebagian 9

2 besar masyarakat adalah air tanah, baik air tanah dangkal maupun air tanah dalam. b. Air Tanah Menurut definisi Undang-undang Sumber Daya Air, air tanah merupakan air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah (Sujana, 2006). Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan dengan air permukaan. Air tanah adalah air yang berada di dalam tanah. Air tanah diperoleh dengan cara menggali tanah. Air tanah yang sebagian besar berasal dari air permukaan dan air hujan relatif lebih bersih, hanya saja di sebagian wilayah Indonesia air tanah dimungkinkan terlalu banyak mengandung bahan kimia tertentu. Contohnya pada daerah berpasir, maka kemungkinan kandungan besi dalam air tinggi, pada daerah berkapur maka kemungkinan kandungan kalsium dalam air akan berlebihan (Nur Hidayati, 2006). Skema lapisan air tanah ditunjukkan pada Gambar 1. 10

3 Gambar 1. Skema Lapisan Air Tanah Menurut Sutrisno dalam C. Khairunnisa (2012), air tanah terdiri atas : 1) Air tanah dangkal yaitu air yang terjadi karena proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan juga bakteri sehingga air tanah akan mengandung zat kimia karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Pengotoran juga masih terus berlangsung terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah. Air tanah ini digunakan sebagai sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal. Sebagai sumber air minum, ditinjau dari segi kualitas agak baik. Tetapi dari segi kuantitas cukup kurang dan tergantung pada musim. 2) Air tanah dalam yaitu air tanah yang terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam ini tidak semudah 11

4 pengambilan air tanah dangkal. Biasanya air tanah dalam ini berada pada kedalaman ( ) meter. Kualitas air tanah dalam lebih baik dari air tanah dangkal karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri. c. Air Bersih Sebagai Air Minum Air tanah yang bisa dikonsumsi sebagai air bersih untuk air minum harus memenuhi standar air yang layak. Menurut Tri Joko (2010), secara umum ada beberapa persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air bersih, antara lain : persyaratan kualitatif, mudah diperoleh oleh konsumen dan harga air relatif lebih murah. Persyaratan kualitatif menggambarkan mutu/kualitas dari air bersih. Parameter-parameter yang digunakan sebagai standar kualitas air antara lain parameter fisik, parameter kimia dan parameter biologi. Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Jernih berarti air bebas atau sedikit sekali tercampur lumpur. Tidak berwarna artinya tidak mengandung bahan organik dan bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Tidak berbau artinya tidak terjadi pelapukan di dalam air oleh mikroorganisme, karena bau yang kadang tercium dalam air merupakan ciri terjadinya proses pelapukan bahan-bahan organik oleh mikroorganisme dalam air (Nur Hidayati, 2006). 12

5 Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010, yang dimaksud dengan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Secara umum persyaratan kualitas air minum terbagi menjadi beberapa parameter, yaitu parameter mikrobiologi, parameter fisik, parameter kimiawi dan parameter radioaktivitas. Parameter mikrobiologi merupakan parameter yang membatasi jumlah maksimum E.coli dan total bakteri koliform per 100 ml sampel. Parameter fisik adalah parameter yang berkaitan dengan kondisi fisik air seperti bau, warna, total zat padat terlarut (TDS), kekeruhan, rasa dan suhu. Parameter kimiawi adalah parameter yang bersangkutan dengan kandungan unsur atau zat kimia yang berbahaya bagi manusia, yang terdiri dari kimia organik dan anorganik, diantaranya adalah besi dan ph. Kandungan kimia dalam air harus ditekan seminimal mungkin karena beberapa diantaranya sangat berhubungan langsung dengan kesehatan. Parameter radioaktivitas membatasi kadar maksimum aktivitas sinar alfa dan beta yang diperbolehkan dalam air minum. 13

6 2. Derajat Keasaman (ph) Derajat keasamaan atau ph digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. ph adalah singkatan dari power of Hydrogen. Secara umum ph normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai ph > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa, sedangkan nilai ph < 7 menunjukkan keasaman. ph 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan ph 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi (Tri Joko, 2010). Nilai ph normal untuk air tanah biasanya antara 6 sampai dengan 8,5. Nilai ambang batas ph untuk air minum sesuai dengan Permenkes No 492/Menkes/Per/IV/2010 yaitu 6,5 8,5. Air dengan ph rendah (<6,5) berupa asam, mengandung padatan rendah, dan korosif. Air dengan kondisi seperti ini dapat mengandung besi, dan lain-lain. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada pipa transmisi, selain itu juga menimbulkan rasa yang asam, noda pada baju, noda pada kloset, dan lain sebagainya, serta menimbulkan dampak buruk pada kesehatan. Sedangkan untuk air dengan ph tinggi (>8,5) berupa basa. Air tersebut tidak terlalu berdampak buruk pada kesehatan, akan tetapi dapat menimbulkan masalah berupa rasa basa pada air. Selain menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan ph meter (Gambar 2) yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit atau konduktivitas suatu larutan. ph meter yang digunakan pada penelitian ini adalah tipe ph-009 IA Pen Type ph Meter Digital Tester 14

7 Hydro. Cara pengoperasian dari alat ukur ph meter yaitu menggeser tombol on pada alat, kemudian alat langsung dicelupkan pada larutan yang akan diukur, selanjutnya ditunggu kurang lebih 1 menit, dan secara otomatis hasilnya akan dapat terbaca. Gambar 2. ph meter 3. TDS (Total Dissolved Solid) Salah satu faktor yang sangat penting dan menentukan bahwa air layak konsumsi adalah kandungan TDS (Total Dissolved Solid). Menurut Rao dalam Effendi (2003), Total Dissolved Solid (TDS) atau Total Padatan Terlarut adalah bahan-bahan terlarut (diameter < 10-6 mm) dan koloid (diameter 10-6 mm 10-3 mm) yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 µm. TDS adalah benda padat yang terlarut, yaitu semua mineral, garam, logam serta kation-anion yang terlarut di air, termasuk semua yang terlarut diluar molekul air murni (H 2 O). Secara umum, konsentrasi benda-benda padat terlarut merupakan jumlah antara kation dan anion di dalam air. TDS terukur dalam satuan Parts per Million (ppm) atau perbandingan rasio berat ion terhadap air (Santoso, 2008). Contoh padatan terlarut dalam air adalah zat kapur, besi, timah, magnesium, tembaga, sodium, klorida, klorin 15

8 dan lain-lain. Menurut Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, kadar TDS yang diperbolehkan adalah 500 mg/l. Air yang mengandung TDS tinggi, sangat tidak baik untuk kesehatan manusia. Mineral dalam air tidak hilang dengan cara direbus. Bila terlalu banyak mineral anorganik di dalam tubuh dan tidak dikeluarkan, maka seiring berjalannya waktu akan mengendap di dalam tubuh yang berakibat tersumbatnya bagian tubuh. Misalnya bila mengendap di mata akan mengakibatkan katarak, bila di ginjal akan mengakibatkan batu ginjal atau batu empedu, di pembuluh darah akan mengakibatkan pengerasan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, stroke dan lain-lain (Wahyu Nugroho dan Setyo Purwoto, 2013). Pengukuran TDS yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode electrical conductivity (ukuran kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik). Cara penggunaan dari TDS meter merk HM digital tipe TDS-3 yang ditunjukkan pada Gambar 3, adalah dengan menekan tombol on/off, kemudian alat dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur dan secara otomatis akan terukur hasil kadarnya. Gambar 3. TDS meter 16

9 4. Besi (Fe) Besi (Fe) yang berbentuk Ferro (Fe 2+ ) dalam air bersifat terlarut, menyebabkan air menjadi merah kekuning-kuningan, menimbulkan bau amis, dan membentuk lapisan seperti minyak. Keberadaan besi dalam air bersamaan dengan mineral mangan, tetapi besi didapatkan lebih sering daripada mangan. Berdasarkan data survai air tanah yang pernah dilakukan di beberapa kota Illinois (USA) tahun 1963 pernah didapatkan bahwa konsentrasi besi kira-kira 10 kali konsentrasi mangan (Tri Joko, 2010). Pada dasarnya besi dalam air dalam bentuk Ferro (Fe 2+ ) atau Ferri (Fe 3+ ), hal ini tergantung dari kondisi ph dan oksigen terlarut dalam air. Pada ph netral dan adanya oksigen terlarut yang cukup, maka ion ferro yang terlarut dapat teroksidasi menjadi ion ferri dan selanjutnya membentuk endapan. Ferrihidroksida (Fe(OH) 3 ) yang sukar larut, berupa hablur (persipitat) yang biasanya berwarna kuning kecoklatan, oleh karena pada kondisi asam dan aerobik bentuk Ferrolah yang larut dalam air (Tri Joko, 2010). Konsentrasi besi terlarut yang masih diperbolehkan dalam air bersih adalah sampai dengan 1,0 mg/l sedangkan untuk air minum menurut Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 adalah 0,3 mg/l. Apabila konsentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas tersebut akan menyebabkan berbagai masalah, diantaranya : 17

10 a. Gangguan teknis Endapan Fe(OH) 3 dapat menyebabkan efek-efek yang merugikan seperti mengotori bak dari seng, westafel dan kloset, selain itu juga bersifat korosif terhadap pipa dan akan mengendap pada saluran pipa sehingga mengakibatkan pembatuan. b. Gangguan fisik Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air adalah timbulnya warna, bau, rasa. Air minum akan terasa tidak enak bila konsentrasi besi terlarutnya > 1,0 mg/l. c. Gangguan kesehatan Sebenarnya zat Fe dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan hemoglobin. Perkiraan kebutuhan harian besi minimum tergantung pada usia, jenis kelamin, status fisik, serta metabolisme tubuh. Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan tubuh manusia tidak dapat mengekskresi Fe. Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. Selain itu dalam dosis besar dapat merusak dinding usus. Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. Apabila kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air berbau seperti telur busuk. 18

11 d. Gangguan ekonomis Gangguan ekonomis yang ditimbulkan adalah tidak secara langsung melainkan karena akibatnya yang ditimbulkan oleh kerusakan peralatan sehingga diperlukan biaya untuk penggantian (Tri Joko, 2010). Pada penelitian ini kadar besi diukur dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Prinsip dasar analisis spektrofotometri adalah pengukuran intensitas energi radiasi yang diserap oleh larutan berwarna. Terserapnya sinar radiasi yang dilewatkan pada populasi zat tersebut berarti terjadi pengurangan intensitas cahaya. Pengurangan intensitas radiasi ini sebanding dengan jumlah radiasi yang diserap, pengurangan intensitas cahaya sebanding dengan jumlah larutan yang dianalisis. Pengukuran intensitas radiasi yang diteruskan atau ditransmisikan atau diabsorbsi dapat digunakan untuk mengukur besarnya konsentrasi (Januar Widakdo, 2015). Spektrofotometer UV-Vis digunakan sebagai alat uji secara kualitatif yang akan menampilkan absorbansi maksimal pada panjang gelombang tertentu. Absorbansi di panjang gelombang tertentu menunjukkan karakter tertentu dari suatu senyawa atau partikel (Yulianty et al. dalam Januar Widakdo, 2010). 5. Total Coliform Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri, baik air angkasa, air permukaan, maupun air tanah. Jumlah dan jenis 19

12 bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari haruslah bebas dari bakteri patogen. Bakteri golongan Coliform tidak merupakan bakteri patogen, tetapi bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen (Soemirat, 2000). Apabila air yang mengandung bakteri patogen ini terminum maka dapat menjadi penyakit pada yang bersangkutan. Penyakit tersebut diantaranya : kholera, penyakit typhoid, penyakit hepatitis infeksiosa, penyakit disentri basiler. Menurut Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990, bakteri Coliform yang memenuhi syarat untuk air bersih bukan perpipaan adalah <50 MPN (Most Probable Number)/100 ml sampel, sedangkan kadar maksimum total Coliform yang diperbolehkan untuk air minum yang diatur di dalam Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 adalah 0 MPN/100 ml sampel. Bakteri Coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu bakteri yang hidup di dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri Coliform fecal (bakteri coliform tinja) adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkolerasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Contoh bakteri Coliform adalah Eserchia coli dan Entrobacter aerogenes. Jadi, Coliform adalah 20

13 indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya kualitas air semakin baik (Cut Khairunisa, 2012). Berdasarkan kandungan bakterinya, kualitas air bersih menurut SK Dirjen PPM dan PLP No. 1/PO PA.91 dan SK JUKLAK Pedoman Kualitas Air Tahun 2000/2001 (dalam Cut Khairunnisa, 2012), dapat dibedakan ke dalam kategori sebagai berikut : a. Air bersih kelas A kategori baik mengandung total Coliform kurang dari 50 b. Air bersih kelas B kategori kurang baik mengandung total Coliform c. Air bersih kelas C kategori jelek mengandung total Coliform d. Air bersih kelas D kategori amat jelek mengandung total Coliform e. Air bersih kelas E kategori sangat amat jelek mengandung total Coliform lebih Karbon Aktif a. Pengertian Karbon Aktif Karbon aktif adalah suatu bentuk arang atau karbon yang mempunyai daya absorbsi sangat baik terhadap limbah, khususnya limbah cair. Hal itu disebabkan pada suatu karbon atau arang terdapat pori-pori atau rongga yang terdapat pada struktur molekulnya (Sunarto, 2000). 21

14 Karbon aktif juga dikatakan sebagai bahan berupa karbon atau arang yang telah mengalami perlakuan khusus berupa proses aktivasi baik secara fisis maupun secara kimia, yang mengakibatkan struktur pori-porinya menjadi semakin besar. Dengan demikian daya serap akan semakin besar baik untuk fase cair maupun pada fase gas (Sembiring dkk, 2003). Sedangkan yang dimaksud dengan arang yaitu padatan berpori yang mengandung (85 90)% karbon, dihasilkan dari bahanbahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Untuk membuat arang, dapat dilakukan dengan membakar bahan arang pada tempat yang tertutup rapat, sehingga hanya terjadi proses karbonisasi (Meilia, 2009). Penelitian ini menggunakan karbon aktif granule (butiran) dengan ukuran 8 mesh (2,38 mm), karena pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mas Aji K (2015), didapatkan kelebihan pada ukuran tersebut, yaitu tingkat kejernihan serta debit aliran lebih baik dibandingkan dengan karbon aktif dengan ukuran gravel ataupun powder. Selain itu kelebihan lain dari karbon aktif dengan bentuk granule yaitu pengoperasiannya mudah karena ukuran relatif lebih besar, serta proses berjalan cepat karena tidak terbentuk endapan. Proses aktivasi merupakan hal yang penting dalam usaha meningkatkan daya serap arang. Karbon aktif merupakan karbon yang berbentuk amorf yang sebagian besar terdiri dari karbon yang bebas serta memiliki permukaan dalam (internal surface), sehingga 22

15 mempunyai daya serap yang baik. Mutu karbon aktif dikatakan baik apabila kadar unsur karbon sangat tinggi, sedangkan kadar abu dan air di dalamnya sangat kecil. b. Proses Aktivasi Karbon Aktif Proses aktivasi pada karbon berguna untuk meningkatkan daya serap karbon tersebut. Yang dimaksud dengan aktivasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar rongga pori-porinya, yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon, molekul-molekul air yang terjebak mengoksidasi molekul-molekul permukaan atau penguapan sehingga arang mengalami perubahan sifat, seperti volume rongga yang bertambah atau luas permukaannya bertambah besar. Volume rongga yang bertambah akan bermanfaat untuk memperbesar terjadinya proses absorbsi. Metode aktivasi yang umum digunakan dalam pembuatan arang aktif adalah dengan menggunakan aktivasi fisika dan aktivasi kimia. 1) Aktivasi Fisika Umumnya proses aktivasi fisika dilakukan dengan memanaskan arang di dalam tanur pada temperatur C C selama waktu tertentu (Sembiring dkk, 2003). Aktivasi fisika ini bertujuan untuk membuka permukaan karbon dan memperbesar pori-pori karbon. Pada penelitian ini aktivasi fisika dilakukan dengan memanaskan karbon aktif batok kelapa dengan oven listrik pada suhu C 23

16 selama 60 menit. Suhu yang digunakan tidak terlalu tinggi, karena untuk menghindari kerusakan pada struktur karbon aktif. 2) Aktivasi Kimia Aktivasi kimia bertujuan untuk menempelkan ion-ion aktif pada karbon, sehingga karbon akan memiliki kemampuan untuk mengikat molekul-molekul gas dalam udara atau partikel polutan dalam larutan. Bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan aktivator antara lain adalah hidroksida logam alkali, garam-garam karbonat, klorida, sulfat, fosfat dari logam alkali tanah dan khususnya ZnCl 2, asam-asam anorganik seperti H 2 SO 4 dan H 3 PO 4 (Meilita Tryana dan Tuti Sarma Sinaga, 2003). Selain bahan-bahan kimia di atas, kaporit/kalsium hipoklorit (Ca(OCl 2 ) 2 ) juga dapat digunakan sebagai bahan pengaktif (Bin Umaryati, 1995). c. Struktur Pori Karbon Aktif Struktur pori pada karbon aktif lebih besar daripada karbon alami. Hal inilah yang menyebabkan karbon yang teraktivasi mempunyai daya serap yang lebih baik (Suparno et al., 2012). Menurut Elohansen Padang dalam Nur Hidayati (2009) struktur pori pada karbon aktif dibagi menjadi 3 kelas yaitu : a. Makropori Memiliki radius efektif lebih dari 50 nm, volumenya antara ( ) cm 3 /g dan luas permukaan berkisar antara (0.5 2) cm 2 /g. 24

17 b. Mesopori Memiliki radius efektif antara (2 50) nm, volumenya antara ( ) cm 3 /g, dan luas permukaan merupakan 5% dari total luas permukaan karbon aktif. c. Mikropori Memiliki radius efektif lebih kecil dari 2 nm, volumenya antara ( ) cm 3 /g, dan luas permukaan merupakan 95% dari total luas permukaan karbon aktif. 7. Karbon Batok Kelapa (Coconut Shell Carbon) Pohon kelapa atau sering disebut pohon nyiur biasanya tumbuh pada daerah atau kawasan tepi pantai. Buah kelapa terdiri dari kulit luar, sabut, batok kelapa, kulit daging (testa), daging buah, air kelapa, dan lembaga. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Cheremisinoff (1978), komposisi kimia batok kelapa adalah sebagai berikut: lignin 29,40%, pentosan 27,70%, selulosa 26,60%, air 8,01%, solvent ekstraktif 4,20%, uronat anhidrid 3,50%, abu 0,62%, dan nitrogen 0,11%. Pada umumnya tempurung atau batok kelapa sering dimanfaatkan sebagai bahan bakar, baik dalam bentuk batok kering atau arang batok yang ditunjukkan pada Gambar 4. Disamping digunakan sebagai bahan pembuatan arang, batok kelapa juga digunakan sebagai arang aktif yang mempunyai kemampuan mengabsorpsi gas dan uap. Arang aktif dapat juga digunakan untuk menurunkan kadar besi dalam air sumur. Cara kerja arang 25

18 aktif dari batok kelapa ini terutama daya afinitas (daya tarik menarik) yang selektif terhadap substansi tertentu, yang mana ditunjukkan dalam kemampuannya melakukan dekolorisasi terhadap larutan yang keruh. Gambar 4. Arang Batok Kelapa 8. Pasir Aktif Pantai Indrayanti Pantai Indrayanti merupakan salah satu pantai yang terletak di desa Tepus, kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Sebagian besar pantai yang terletak di pesisir selatan Gunung kidul memiliki pantai yang berpasir putih atau dikenal juga dengan jenis pasir kwarsa. Pasir kwarsa merupakan batuan sedimen yang umumnya disusun oleh mineral kwarsa, sering berlapis, dari butiran halus hingga kasar. Kegunaan pasir kwarsa untuk menghilangkan kandungan lumpur atau tanah dan sedimen pada air minum atau air tanah (Usman Bapa Jenti dan Indah Nurhayati, 2014). Pasir kwarsa adalah pasir yang banyak mengandung mineral kwarsa silikon dan oksigen, dua elemen kimia yang paling sering terdapat dalam lapisan kerak bumi, berpadu sebagai silikon dioksida untuk 26

19 membentuk mineral kwarsa. Kwarsa adalah mineral yang paling banyak di kerak bumi. Silika atau dikenal dengan silikon dioksida (SiO 2 ) merupakan senyawa yang banyak ditemui dalam bahan galian yang disebut pasir putih atau pasir kwarsa, terdiri atas kristal-kristal silika (SiO 2 ) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Kwarsa memiliki formula kimia SiO 2, dengan bentuk kristal tetrahidral dan tingkat kekerasan mencapai (skala Moh). Kwarsa sangat tahan terhadap pengaruh cuaca dan oleh karena itu terhimpun sebagai batuan pasir dan batuan dedrital lainnya. Kebanyakan pasir merupakan pecahan-pecahan kwarsa hasil pelapukan oleh cuaca (Anis Rahmawati, 2009). Menurut komposisinya, kwarsa cenderung bersih, dengan hanya sedikit elemen lain seperti alumunium, sodium, potassium dan lithium. Kwarsa ditemukan sebagai kristal besar yang seringkali berwarna bagus akibat dari campuran-campurannya. Pasir kwarsa adalah pasir lepas berwarna bening sedikit kekuningan dengan bentuk rata-rata bersudut tanggung. Kwarsa memiliki formula kimia SiO 2 dan ketahanan terhadap cuaca yang tinggi. Pasir kwarsa digunakan sebagai bahan filter terutama untuk proses penyaringan oleh rongga-rongga antar butiran-butirannya (Suparno et al., 2012). Media yang digunakan dalam filtrasi adalah pasir yang mempunyai pori-pori (ruang antar pasir) yang cukup kecil. Dengan demikian partikelpartikel yang mempunyai ukuran butir lebih besar dari ruang antar butir pasir media dapat tertahan. Pasir yang sangat halus akan lebih cepat 27

20 mampat (clogging), tetapi jika terlalu besar maka suspensi atau partikel halus akan lolos. Ukuran yang sering dipergunakan dalam proses filtrasi yaitu antara (0,2-0,4) mm pada saringan pasir lambat, dan (0,36-0,6) mm pada saringan pasir cepat. Pasir yang dipergunakan dalam filter harus bebas dari lumpur, kapur dan unsur-unsur organik (Tri Joko, 2010). Dalam penelitian ini digunakan pasir dengan ukuran 30 mesh (0,595 mm) untuk menghindari terjadinya kemampatan (clogging) pada pipa filtrasi. Proses aktivasi fisika pada pasir kwarsa bertujuan untuk membuka dan memperbesar pori-pori pasir sehingga kemampuan absorbsi meningkat. Dalam penelitian ini, pasir dipanaskan pada suhu C selama 60 menit, perlakuan ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ega Tri Rimawati (2013). Suhu yang digunakan untuk proses aktivasi fisika tidak terlalu tinggi untuk menghindari kerusakan pada struktur pasir aktif. Gambar 5 merupakan pasir pantai Indrayanti yang telah mengalami proses aktivasi secara fisika. Gambar 5. Pasir Aktif Pantai Indrayanti, Desa Tepus, Gunung Kidul, Yogyakarta 28

21 9. Kerikil Aktif Kali Krasak Kali Krasak adalah sungai yang mengalir dari gunung Merapi ke arah barat daya hingga bermuara di kali Progo. Kali ini juga menjadi garis batas wilayah administrasi antara provinsi Jawa Tengah dan DIY. Pada tahun 2010, sungai Krasak menjadi salah satu sungai yang terkena erupsi gunung Merapi. Pasir dan batuan vulkanik sisa erupsi gunung Merapi memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena kualitasnya yang bagus. Kandungan silika pada batu kerikil tersebut dapat dijadikan sebagai bahan absorben khususnya untuk penjernihan air. Batu kerikil pada dasarnya merupakan batu besar, tetapi hancur karena reaksi alam atau biasa yang disebut pelapukan yang terjadi karena perubahan suhu alam yang mendadak atau lumut-lumutan. Kerikil adalah agregat kasar yang mengandung mineral seperti batu, karena pengerasan dan banyaknya kwarsa. Warnanya kuning hingga abu-abu, dan sifatnya tahan terhadap cuaca, serta keras (Usman Bapa Jenti dan Indah Nurhayati, 2014). Pada penelitian ini digunakan kerikil dengan ukuran 6 mesh (3,36 mm). Kerikil tersebut diaktivasi secara fisika dengan tujuan untuk meningkatkan daya absorbsinya karena pori-pori pada permukaan kerikil menjadi terbuka dan lebih besar. Proses aktivasi dilakukan dengan pemanasan pada suhu C selama 60 menit. Suhu yang digunakan untuk proses aktivasi fisika tidak terlalu tinggu, karena untuk menghindari 29

22 kerusakan pada struktur kerikil aktif. Kerikil kali Krasak yang telah mengalami proses aktivasi ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 6. Kerikil Aktif Kali Krasak, Sleman, Yogyakarta 10. Sistem FAS (Filtrasi, Absorbsi, dan Sedimentasi) Sistem FAS merupakan rangkaian pipa yang digunakan untuk proses penyaringan. Pipa yang digunakan adalah jenis pipa PVC. Menurut Tri Joko (2010), kekakuan pipa PVC (polyvinyl chloride) adalah tiga kali kekakuan pipa polythene biasa. Pipa PVC lebih kuat dan dapat menahan tekanan lebih tinggi. Sambungan lebih mudah dibuat dengan cara dilas. Pipa PVC tahan terhadap asam organik, alkali dan garam, senyawa organik, serta korosi. Pipa ini banyak digunakan untuk penyediaan air dingin di dalam maupun di luar sistem penyediaan air minum, sistem pembuangan, dan drainase bawah tanah. Pada penelitian ini proses penyaringan dilakukan dengan menggunakan rangkaian sistem FAS (Gambar 7) yang terdiri dari lima buah pipa yang masing-masing diberi kran. Pada lubang sambungan antar pipa serta lubang kran, dipasang kain saringan agar padatan yang berasal dari absorbent tidak terlarut ke dalam air hasil proses penyaringan. Proses 30

23 penyaringan dilakukan dengan cara memasukkan absorbent ke dalam pipa lalu dilanjutkan dengan bahan absorbat yang berbentuk cair kedalamnya Gambar 7. Desain Sistem FAS Pada sistem FAS absorbat yang mengalir ke semua pipa mengalami proses filtrasi dan absorbsi. Proses filtrasi yaitu proses penyaringan partikel secara fisik, kimia, dan biologi untuk memisahkan atau menyaring partikel yang tidak terendapkan di sedimentasi melalui media berpori. Diharapkan dengan penyaringan, kekeruhan akan dapat dihilangkan secara total. Filtrasi diperlukan untuk menyempurnakan penurunan kadar kontaminan seperti bakteri, warna, rasa, bau, dan besi (Fe), sehingga diperoleh air bersih yang memenuhi standar kualitas air minum (Tri Joko, 2010). Proses absorbsi atau proses penyerapan adalah suatu proses masuknya suatu molekul gas atau larutan yang disebut absorbat (zat yang terserap) ke dalam suatu zat yang disebut absorbent (zat penyerap). Menurut Yulia (2013), zat padat dapat digunakan sebagai absorbent apabila mempunyai pori-pori yang berongga dan struktur kimiawinya memiliki kemungkinan untuk beinteraksi dengan absorbat. Partikel- 31

24 partikel pengotor masuk ke dalam rongga melalui pori-pori lalu sebagian terjebak di dalamnya. Proses absorbsi hanya bisa terjadi ketika absorbent mempunyai rongga. Apabila tidak terdapat rongga maka proses absorbsi tidak akan terjadi. Semakin besar pori atau rongga pada absorbent maka daya serap pada partikelnya akan semakin besar. Proses absorbsi sering terjadi secara simultan dengan proses adsorpsi yakni proses melekatnya partikel-partikel pengotor pada dinding rongga karena terjadinya ikatan kimia antara partikel pengotor dengan dinding rongga. Perbedaan antara proses absorbsi dengan proses adsorpsi yaitu, adsorpsi adalah proses jerapan yang artinya partikel menjerap atau menempel pada permukaan partikel lain. Sedangkan absorbsi adalah proses serapan, artinya partikel terserap masuk ke dalam rongga pori-pori. Jerapan atau adsorpsi terjadi pada sistem yang tak berpori, sedangkan serapan atau absorbsi terjadi pada sistem yang berpori (Dorfner dan Hartomo, 1995). Pada proses absorbsi terjadi gaya fisik seperti gaya Van der Walls, dimana ketika gaya tarik menarik molekul antara larutan dan pori-pori media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan larutan, maka substansi terlarut akan diserap oleh pori-pori media. Selain itu juga terjadi gaya coulomb, yaitu gaya yang terjadi akibat interaksi antar partikelpartikel bermuatan. Absorbat yang dialirkan pada sistem FAS ketika melewati pipa ke 2 dan ke 4 mengalami proses sedimentasi. Menurut Tri Joko (2010), 32

25 proses sedimentasi secara umum diartikan sebagai proses pengendapan, dimana akibat gaya gravitasi partikel yang mempunyai massa jenis lebih besar dari massa jenis air akan mengendap ke bawah dan yang lebih kecil massa jenisnya akan mengapung. Kecepatan pengendapan partikel akan bertambah sesuai dengan pertambahan ukuran partikel dan massa jenisnya. Prinsip sedimentasi adalah pemisahan bagian padat dengan menggunakan gaya gravitasi sehingga bagian yang padat berada di dasar pengendapan sedangkan air murni berada di atas. Desain dari sistem FAS ini juga menggabungkan antara sistem aliran down flow (arah aliran dari atas ke bawah) dan up flow (arah aliran dari bawah ke atas). Kedua sistem aliran tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Sri Widyastuti (2011), kriteria yang membedakan antara sistem up flow dan down flow diantaranya adalah : a. Perawatan sistem filtrasi up flow lebih mudah daripada sistem filtrasi down flow, karena pada metode up flow pencucian media penyaring dapat dilakukan dengan cara mengalirkan arah aliran secara berkebalikan (back wash), sehingga air hasil saringan yang berada di atas lapisan media penyaring berfungsi sebagai air pencuci. Sedangkan pada metode down flow pencucian harus dilakukan secara manual yaitu dengan mengeluarkan atau mengeruk media penyaringnya, sehingga membutuhkan tenaga tambahan. 33

26 b. Sistem filtrasi up flow memiliki tekanan yang lambat dibandingkan dengan down flow, dimana metode up flow air didistribusikan ke dalam alat penyaringan dengan arah aliran dari bawah ke atas, sedangkan metode down flow air didistribusikan ke dalam alat penyaringan dengan arah aliran dari atas ke bawah. Sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap kecepatan aliran air. c. Pada metode down flow apabila air baku mempunyai kekeruhan yang tinggi, maka beban filter menjadi lebih besar, sehingga sering terjadi kebuntuan, akibatnya waktu pencucian filter menjadi lebih pendek. 11. Sistem Transmisi Cahaya Sistem transmisi cahaya biasa digunakan dalam bidang teknologi hamburan cahaya untuk mengetahui kondisi suatu larutan. Dengan prinsip cahaya diteruskan ke suatu larutan yang kemudian ditangkap oleh detektor. Cahaya yang datang dilewatkan pada sebuah lubang kecil dipandu ke wadah (container) yang berisi cairan. Sebagian cahaya akan diserap, sebagian lagi akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan (ditransmisikan). Intensitas cahaya transmisi tersebut diamati dengan menggunakan detektor cahaya (luxmeter). Dari detektor ini dapat diukur intensitas cahaya yang melewati larutan tersebut (Yulia, 2013). Air yang keruh akan menyebabkan intensitas cahaya yang masuk kedalamnya menjadi berkurang. Cahaya yang melewati air yang keruh akan mengalami pengurangan intensitas cahaya secara mencolok. Hal 34

27 tersebut disebabkan cahaya yang melewati air keruh mengalami penyerapan atau pemantulan, sehingga hanya sedikit yang diteruskan (ditransmisikan). Perubahan cahaya tersebut dapat dideteksi oleh alat yang peka terhadap perubahan intensitas cahaya seperti luxmeter. Luxmeter memanfaatkan sebuah sensor yang sensitif terhadap cahaya untuk menangkap cahaya yang tersebar, kemudian mengubah cahaya tersebut menjadi electrical current (arus listrik). Ada dua macam bentuk luxmeter, yaitu luxmeter digital dan luxmeter analog. Luxmeter digital yang ditunjukkan pada Gambar 8 mempunyai kelebihan diantaranya yaitu mudah dibaca hasil pengukurannya dan memiliki ketelitian yang lebih baik. Gambar 8. Luxmeter Sistem transmisi cahaya pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui efisiensi penyerapan absorbent pada proses filtrasi yang dilihat dari tingkat kejernihannya. Sistem transmisi cahaya dilakukan terlebih dahulu pada air dalam kemasan dengan tujuan untuk mengetahui nilai transmisi intensitas cahaya maksimal, kemudian dilakukan secara 35

28 bergantian dan berulang pada air sampel yang belum diberi perlakuan, dan air yang telah diberi perlakuan. Setelah cahaya dilewatkan pada wadah kaca yang berisi air, selanjutnya intensitas cahaya yang ditransmisikan akan terukur oleh luxmeter. Hasil yang diperoleh lalu dibandingkan, sehingga diperoleh efisiensi transmisi cahaya, yang mana efisiensi transmisi cahaya tersebut menunjukkan efisiensi penyerapan absorbent yang digunakan terhadap partikel pengotor terlarut. Rangkaian dari alat pengukuran intensitas transmisi cahaya ditunjukkan pada Gambar 9. Gambar 9. Rangkaian Transmisi Cahaya Keterangan gambar : 1. Sumber cahaya (lampu pijar 60 watt) 2. Sumber tegangan PLN 3. Hole (tempat berjalannya cahaya dari sumber ke sampel) 4. Wadah sampel 5. Hole (tempat berjalannya hamburan cahaya ke detektor) 6. Detektor intensitas cahaya (luxmeter) Sumber cahaya pada sistem transmisi cahaya dapat menggunakan laser ataupun sumber cahaya konvensional. Untuk laser sudah merupakan 36

29 sumber cahaya yang bersifat monokromatis dengan lebar pita spektrum yang lebih sempit sehingga mudah dikontrol. Menurut Mas Aji Kurniawan (2015), untuk sumber cahaya yang berupa sinar polikromatis harus diperlakukan secara khusus karena harus difokuskan terlebih dahulu dengan menggunakan pinhole. Pada penelitian ini digunakan cahaya polikromatis yang berasal dari lampu pijar 60 watt dan diarahkan lurus menggunakan dua buah pinhole. Penggunaan pinhole sendiri berfungsi untuk mengkolimasikan cahaya. B. Kerangka Berpikir Kondisi air di groundtank LPPMP UNY yang keruh, dan berwarna kuning kemerahan menunjukkan kualitasnya yang rendah dan dimungkinkan mengandung besi yang cukup tinggi. Selain itu penyimpanan groundtank yang dirasa kurang baik juga menambah pencemaran air dari segi mikrobiologisnya. Apabila sumber air minum yang dikonsumsi manusia berasal dari air bersih yang kualitasnya buruk, maka akan sangat merugikan baik dari segi kesehatan maupun dari segi materiil. Sebagai usaha untuk mengatasi masalah yang timbul akibat adanya penurunan kualitas air yang terjadi pada air groundtank yang bersumber dari sumur bor LPPMP UNY, maka cara yang diperlukan yaitu dengan membuat suatu sistem pengolahan air. Dalam hal ini, peneliti membuat alat pengolahan air dengan sistem FAS (Filtrasi, Absorbsi dan Sedimentasi) yang ditunjukkan pada Gambar 7. Selain itu juga digunakan absorbent jenis karbon aktif batok kelapa, pasir aktif pantai Indrayanti dan kerikil aktif kali Krasak. Absorbent 37

30 yang digunakan diaktivasi secara fisika untuk meningkatkan kemampuan absorbsinya dengan cara dipanaskan pada oven listrik. Proses pengolahan air dilakukan dengan menggunakan variasi volume dari masing-masing jenis absorbent serta variasi komposisi absorbent yang diisikan pada rangkaian sistem FAS yang telah dibuat. Air dari hasil proses penyaringan yang telah terkumpul, kemudian dilakukan pengujian dengan menggunakan ph meter, TDS meter, rangkaian alat transmisi cahaya, spektrofotometri UV-Vis serta metode MPN untuk mengetahui kualitas airnya. Diharapkan air hasil proses FAS ini sesuai dengan standar kualitas air minum yang berlaku, sehingga dapat dihasilkan air minum yang memenuhi syarat kesehatan. 38

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur yang sangat penting untuk menopang kelangsungan hidup bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Air bersih memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Air merupakan kebutuan yang sangat vital bagi manusia. Air yang layak diminum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari disegala

Lebih terperinci

Oleh: Fissa Septy Primawati, dan Suparno, Ph.D, Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Fissa Septy Primawati, dan Suparno, Ph.D, Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Yogyakarta Sistem Penjernihan Air Groundtank. (Fissa Septy Primawati) 169 SISTEM PENJERNIHAN AIR GROUNDTANK LPPMP UNY SEBAGAI AIR MINUM DENGAN MEMANFAATKAN KARBON AKTIF BATOK KELAPA, PASIR AKTIF PANTAI INDRAYANTI,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di antaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan yang pertama bagi terselenggaranya kesehatan yang baik adalah tersedianya air yang memadai dari segi kuantitas dan kualitasnya yang memenuhi syarat kebersihan

Lebih terperinci

Mengapa Air Sangat Penting?

Mengapa Air Sangat Penting? Mengapa Air Sangat Penting? Kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung pada air. Kita banyak menggunakan air untuk keperluan sehari-hari seperti untuk minum, memasak, mencuci, 1 mandi

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN : Analisis Kualitas Air Sumur Bor di Pontianak Setelah Proses Penjernihan Dengan Metode Aerasi, Sedimentasi dan Filtrasi Martianus Manurung a, Okto Ivansyah b*, Nurhasanah a a Jurusan Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Fungsinya bagi kehidupan tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya.

Lebih terperinci

Kata kunci: absorbent, coliform, Fe, intensitas transmisi cahaya, dan karbon aktif

Kata kunci: absorbent, coliform, Fe, intensitas transmisi cahaya, dan karbon aktif Pemanfaatan Karbon Aktif Bambu. (Tri Widiastuti) 123 PEMANFAATAN KARBON AKTIF BAMBU, PASIR AKTIF PANTAI INDRAYANTI, DAN KERIKIL AKTIF KALI KRASAK SEBAGAI ABSORBENT PADA PROSES PENJERNIHAN AIR LPPMP UNY

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Depot Air Minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Penyelenggara air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan mahkluk hidup di bumi. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia maupun kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Air adalah merupakan bahan yang sangat vital

Lebih terperinci

Sistem Filtrasi Dengan Karbon. (Zulia Nur Rachma) 76. Oleh: Zulia Nur Rachma 1, Suparno 2 1 Mahasiswi Program Studi Fisika FMIPA UNY

Sistem Filtrasi Dengan Karbon. (Zulia Nur Rachma) 76. Oleh: Zulia Nur Rachma 1, Suparno 2 1 Mahasiswi Program Studi Fisika FMIPA UNY Sistem Filtrasi Dengan Karbon. (Zulia Nur Rachma) 76 SISTEM FILTRASI DENGAN KARBON AKTIF KAYU SENGON, KERIKIL AKTIF SUNGAI KRASAK, DAN PASIR AKTIF PANTAI INDRAYANTI PADA AIR SUMUR DI LPPMP UNY SEBAGAI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya air dipakai sebagai air minum, untuk mandi dan mencuci, dan kegiatan lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah materi esensial di dalam kehidupan dan merupakkan substansi kimia dengan rumus kimia HH2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi makhluk hidup. Air yang dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air yang jernih,

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS AIR 3

ANALISIS KUALITAS AIR 3 ANALISIS KUALITAS AIR 3 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Karbon Aktif 1. Pengertian Karbon Aktif Karbon merupakan padatan berpori yang mengandung 85 95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. daerah tropis. Dalam bahasa latin sengon mempunyai dua nama latin, yakni

BAB II KAJIAN PUSTAKA. daerah tropis. Dalam bahasa latin sengon mempunyai dua nama latin, yakni BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kayu Sengon Sengon merupakan salah satu jenis tanaman yang tumbuh cepat di daerah tropis. Dalam bahasa latin sengon mempunyai dua nama latin, yakni Albizia falcataria

Lebih terperinci

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 Witi Karwiti Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Palembang ABSTRAK Besi merupakan salah satu logam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Pada zaman dahulu beberapa orang senantiasa mencari tempat tinggal dekat dengan air, dikarenakan agar mudah mengambil

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air dengan alat uji model filtrasi buatan diantaranya; Eka Wahyu Andriyanto, (2010) Uji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan unsur penting dalam kehidupan. Hampir seluruh kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari adanya unsur air. Sumber utama air yang mendukung kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda pemenuhannya. Manusia membutuhkan air, terutama untuk minum. Ketersediaan air didunia ini begitu melimpah, namun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan zat paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Air yang dimaksud adalah air tawar atau air bersih yang akan secara langsung dapat dipakai di kehidupan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan suatu senyawa kimia yang paling dikenal dan banyak terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas dua atom hidrogen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika,

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu komponen pembentuk lingkungan sehingga tersedianya air yang berkualitas mengindikasikan lingkungan yang baik. Bagi manusia, air berperan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan terutama bagi makhluk hidup, makhluk hidup tidak dapat hidup tanpa air, terutama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu atom oksigen (O) yang berikatan secara kovalen yang sangat penting fungsinya. Dengan adanya penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA Vol 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015 Jurnal Fropil PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA Endang Setyawati Hisyam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk hidup yang ada di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam tubuh makhluk hidup baik

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN: PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (217), Hal. 31 36 ISSN: 2337-824 Uji Perbandingan Kualitas Air Sumur Tanah Gambut dan Air Sumur Tanah Berpasir di Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas Berdasarkan Parameter

Lebih terperinci

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR NASKAH PUBLIKASI ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR Tugas Akhir ini disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian direkatkan dengan semen Portland yang direaksikan dengan

Lebih terperinci

Oleh: Puthy Nurlina Sari dan Suparno, Ph.D Abstrak

Oleh: Puthy Nurlina Sari dan Suparno, Ph.D Abstrak Pengaruh Volume Air... (Puthy Nurlina Sari) 194 PENGARUH VOLUME AIR TANAH TERHADAP DAYA SERAP SISTEM FAS (FILTRASI, ASORSI, SEDIMENTASI) ERAHAN ARANG AMU DALAM PENENTUAN AMANG ATAS PROSES PENJERNIHAN AIR

Lebih terperinci

kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama pada permukaan air yang dekat

kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama pada permukaan air yang dekat kimia (garam-garam terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsurunsur kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, dimana pada satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, dimana pada satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, dimana pada satu molekul air memiliki dua atom hidrogen yang berikatan kovalen pada atom oksigen. Secara fisik air tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan pokok makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air bersih masih menjadi salah satu persoalan

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,

Lebih terperinci

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1 MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan utama dalam proses kehidupan di bumi, sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga jenis sumber air di bumi

Lebih terperinci

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable oleh: Bintang Iwhan Moehady a, Emma Hermawati Muhari b a,b Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 E-mail : bintang@polban.ac.id E-mail

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah pada akhir-akhir ini untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang dicita-citakan yaitu masyarakat

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air

Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air Ernawati Sri Sunarsih Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan JPTK FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Jend. Ahmad Yani

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN PERBANDINGAN MASSA ALUMINIUM SILIKAT DAN MAGNESIUM SILIKAT Tahapan ini merupakan tahap pendahuluan dari penelitian ini, diawali dengan menentukan perbandingan massa

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil BAB V ANALISIS PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Hasil pengujian sampel air yang berasal dari air di Masjid K.H.A. Dahlan UMY yang dilakukan oleh BBTKLPP Yogyakarta didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel

Lebih terperinci

Jurnal Einstein 2 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

Jurnal Einstein 2 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online Jurnal Einstein 2 (2) (215): 22-32 Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/212/index.php/einstein PENGARUH UKURAN BUTIRAN DAN KETEBALAN LAPISAN PASIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR YANG

Lebih terperinci

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS) Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS) Padatan (solid) merupakan segala sesuatu bahan selain air itu sendiri. Zat padat dalam air ditemui 2 kelompok zat yaitu zat terlarut seperti garam dan molekul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Air Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian air sungai, menggunakan alat uji filtrasi buatan dengan media filtrasi pasir kuarsa, zeolit dan arang batok yang dianalisis di Laboraturium Teknik Lingkungan Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ). 0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pada tahap analisa hasil, tidak terlepas dari peraturan-peraturan maupun referensi

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu materi penting yang ada di bumi dan terdapat dalam fasa cair, uap air maupun es. Kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk bisa terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan air dalam semua aspek kehidupan, untuk memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air berperan pada semua proses dalam tubuh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersih dan sehat tanpa persediaan air yang cukup, mustahil akan tercapai. Kondisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersih dan sehat tanpa persediaan air yang cukup, mustahil akan tercapai. Kondisi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tentang Air Air adalah salah satu kebutuhan esensial manusia yang ke dua setelah udara untuk keperluan hidupnya. Manusia hanya bisa bertahan hidup selama kurang lebih

Lebih terperinci

NASKAH SEMINAR ¹ ANALISIS KUALITAS AIR DENGAN FILTRASI MENGGUNAKAN PASIR SILIKA SEBAGAI MEDIA FILTER (Dengan parameter kadar Fe, ph dam Kadar Lumpur)

NASKAH SEMINAR ¹ ANALISIS KUALITAS AIR DENGAN FILTRASI MENGGUNAKAN PASIR SILIKA SEBAGAI MEDIA FILTER (Dengan parameter kadar Fe, ph dam Kadar Lumpur) 1 NASKAH SEMINAR ¹ ANALISIS KUALITAS AIR DENGAN FILTRASI MENGGUNAKAN PASIR SILIKA SEBAGAI MEDIA FILTER (Dengan parameter kadar Fe, ph dam Kadar Lumpur) Mahyudin², Burhan Barid³, Nursetiawan 4 ABSTRAK Air

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis kelamin : Alamat : No.Telp./ HP : Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat dan keterbatasan persediaan energi yang tak terbarukan menyebabkan pemanfaatan energi yang tak terbarukan harus diimbangi

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*) PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG Sulastri**) dan Indah Nurhayati*) Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menurunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air bersih tentunya sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Permasalahan air bersih memang permasalahan yang sangat kompleks untuk saat ini, dengan padatnya

Lebih terperinci

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif Landiana Etni Laos, Arkilaus Selan Prodi Pendidikan Fisika STKIP Soe, Nusa Tenggara Timur E-mail: etni.laos@yahoo.com Abstrak. Karbon aktif merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup manusia. Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat diantaranya tingkat ekonomi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Sungai Sebagian besar air hujan turun ke permukaan tanah, mengalir ke tempattempat yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan akibat gaya berat, akhirnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Mortar Mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan air dengan komposisi tertentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah materi di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk hidup yang ada di planet ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam sel hidup baik pada sel tumbuh-tumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah unsur penting bagi makhluk hidup. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan selama 3 sampai 6 bulan namun tidak akan mampu bertahan hidup tanpa air. Sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM IV.1. Umum Air baku adalah air yang memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan

Lebih terperinci

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air LEMBAR KERJA SISWA 1 Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air Apakah air yang kamu gunakan dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai derajat Sarjana SI Program Studi Biologi

Lebih terperinci

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi Metode Analisis Untuk Air Limbah Pengambilan sample air limbah meliputi beberapa aspek: 1. Lokasi sampling 2. waktu dan frekuensi sampling 3. Cara Pengambilan sample 4. Peralatan yang diperlukan 5. Penyimpanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Di dalam

Lebih terperinci

DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho

DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho Latar Belakang Masalah DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki populasi penduduk yang sangat pesat. Pada tahun 2005,

Lebih terperinci

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hidrologi. Menurut Triatmodjo (2008) Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifatsifatnya

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian air sungai, menggunakan alat uji filtrasi buatan dengan media filtrasi pasir, zeolit dan arang yang dianalisis di laboraturium rekayasa lingkungan UMY, pengujian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Hasil Percobaan Pengumpulan data hasil percobaan diperoleh dari beberapa pengujian, yaitu: a. Data Hasil Pengujian Sampel Awal Data hasil pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air adalah semua air yang terdapat di alam atau berasal dari sumber air, dan terdapat di atas permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini air yang terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak

Lebih terperinci

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa lain. namun air yang tersedia

Lebih terperinci

TEKNIK PENYARINGAN LIMBAH CAIR LAUNDRY DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM FAS (FILTRASI, ABSORBSI DAN SEDIMENTASI)

TEKNIK PENYARINGAN LIMBAH CAIR LAUNDRY DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM FAS (FILTRASI, ABSORBSI DAN SEDIMENTASI) Teknik Penyaringan Limbah Cair Laundry. (Rizky Aji Saputra) 213 TEKNIK PENYARINGAN LIMBAH CAIR LAUNDRY DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM FAS (FILTRASI, ABSORBSI DAN SEDIMENTASI) FILTRATION TECHNIQUE OF LAUNDRY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air

Lebih terperinci